perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI
ANAK-ANAK
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
D3 Desain Komunikasi Visual
Oleh : INDRA YULIANTO CATUR NUGROHO
C. 9508037
PROGRAM STUDI D III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
If you say to thing, just do what you have said right now
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya Tugas Akhir ini penulis persembahkan:
Ayah dan ibuku tercinta.
Terimakasih atas cinta dan tetes keringat pengorbanan kalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala hidayah,
inayah dan segala pertolongan dan keridhaan-Nya, sehingga Tugas Akhir ini
dapat diselesaikan dengan judul Tugas Akhir PERANCANGAN BUKU
CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI
ANAK-ANAK
Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai gelar Ahli Madya
Diploma III program studi D III Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tugas Akhir tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan lancar yang
tidak terlepas dari bantuan spiritual maupun material dari semua pihak baik dari
lingkungan keluarga, lingkup kampus Universitas Sebelas Maret maupun dari
sang kekasih serta para sahabat. Maka ungkapan rasa terima kasih serta segala
penghargaan yang pantas untuk disampaikan kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa UNS.
2. Drs. Ahmad Adib, M Hum, Ph.D, selaku Ketua Program Studi D III
Desain Komunikasi Visual yang senantiasa membimbing dan
mengarahkan hingga selesainya Tugas Akhir ini.
3. Drs. Putut H. Pramono, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.
4. Agus Medi Prakosa, S.Sn selaku Pembimbing II dalam penyelesaian
Tugas Akhir yang selalu memberikan masukan yang sangat penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Laksono W, Joko dan staff Tata Usaha D3 Desain Komunikasi Visual.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan Tugas Akhir ini masih ada
banyak kekurangan maka penulis bersedia menerima kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Surakarta , 2 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Perancangan ..................................................................... 3
BAB II IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk ................................................................................. 4
B. Komparasi ................................................................................... 16
C. Target .......................................................................................... 18
BAB III KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya ............................................................................. 20
B. Konsep Perancangan .................................................................... 29
C. Tehnik Pelaksanaan ..................................................................... 32
D. Detail Teknis Pelaksanaan ........................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
E. Media Penunjang (Media Promosi) .............................................. 47
BAB IV VISUALISASI KARYA
A. Karakter Tokoh ............................................................................ 54
B. Buku Cerita Bergambar ............................................................... 64
C. Media Penunjang (Media Promosi) ............................................... 68
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 75
B. Saran ............................................................................................ 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI
ANAK-ANAK.
Indra Yulianto Catur Nugroho 1 Drs. Putut H. Pramono, M.Si 2 Agus Medi Prakosa, S.Sn 3
ABSTRAK
2012. Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci Sebagai Media Edukasi Bagi Anak-Anak. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang buku cerita bergambar untuk menarik minat anak-anak terhadap cerita pewayangan yang hampir hilang di tengah-tengah masyarakat modern. Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak sekali generasi muda ataupun anak-anak yang tidak mengenal cerita-cerita pewayangan ataupun tokoh-tokoh pewayangan. Tetapi kebanyakan dari mereka sangat akrab dengan bacaan cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini banyak anak-anak sangat mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri. Sementara dalam khazanah kebudayaan Jawa, seperti cerita pewayangan, ada banyak tokoh yang pantas diteladani, tetapi mereka tak mendapatkan cerita itu. Oleh karena itu, buku cerita bergambar Dewa Ruci yang kreatif dan komunikatif diharapkan dapat menjadi media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang pewayangan.
1 Mahasiswa DIII Desain Komunikasi Visual dengan NIM C9508037 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESIGN ILLUSTRATED STORY BOOK DEWA RUCI AS AN EDUCATION MEDIA FOR THE CHILDREN
Indra Yulianto Catur Nugroho 1
Drs. Putut H. Pramono, M.Si 2 Agus Medi Prakosa, S.Sn 3
ABSTRACT 2012. The introduction of this final project is entitled Design Illustrated Story Book Dewa Ruci as an Education Media for The Children. The problem studied by the writer is how to design a picture book to attract the children interest to the puppet stories that almost dissapeared in the middle of modern society. Along with the development of globalization era, there are many teenagers or children who no longer know about the puppet stories or puppet characters.Most of them are very familiar with the picture books, comics and novels. even now, there are many children idolized the figures of foreign superhero. Wherease in Javanese culture, such as puppet stories , the are many figures that can be followed as a good model, but unfortunately they do not get the story. Therefore, the writer expect this creative and communicative picture book of Dewa Ruci is able to become an education media for the children to know more about the puppet stories.
1 DIII student of Visual Communication Design with NIM C9508037 2 Supervisor I 3 Supervisor II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wayang dikenal sejak zaman pra-sejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum
Masehi. Perwujudan wayang saat ini tak lepas dari budaya masyarakat Indonesia
zaman dahulu yang memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek
moyang yang disebut hyang atau dahyang. Banyak peninggalan-peninggalan
budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk arca atau
gambar. Salah satunya berkembang menjadi kesenian wayang.
Cerita wayang sejatinya banyak menampilkan ajaran moral, dimana
manusia hidup diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang
buruk. Cerita yang mengandung etika nilai-nilai dalam wayang biasanya
disampaikan secara simbolitas, tetapi lebih kepada perenungan sehingga
ketajaman sesorang dalam merasakan isi pesan diperlukan, misalnya jangan
membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah, tidak boleh
munafik dan lain sebagainya. Inilah salah satu ajaran wayang tentang bagaimana
manusia harus bersikap.
Dalam cerita lakon Dewa Ruci, secara filosofis melambangkan bagaimana
manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau
pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan hidup dengan
menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tantangan, sampai akhirnya Bima berhasil bertemu dengan Dewa Sukmana Ruci
atau biasanya disebut Dewa Ruci.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, cerita-cerita pewayangan
seakan-akan luntur di tengah-tengah masyarakat modern. Banyak sekali generasi
muda ataupun anak-anak yang tidak mengenal cerita-cerita pewayangan ataupun
tokoh-tokoh pewayangan. Tetapi kebanyakan dari mereka sangat akrab dengan
bacaan cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini banyak anak-anak sangat
mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri. Sementara dalam khazanah
kebudayaan Jawa, seperti cerita pewayangan, ada banyak tokoh yang pantas
diteladani, tetapi mereka tak mendapatkan cerita itu.
Dari sebab-sebab itulah maka perlu kita perkenalkan lagi kepada anak-anak
cerita pewayangan yang hampir punah dengan cara yang lebih menarik dengan
urutan yang mudah seperti buku cerita bergambar yang bersifat imajinatif
sehingga mereka tertarik untuk mengenal lebih jauh tokoh-tokoh dalam cerita
pewayangan.
Dari semua rangkaian penyebab lunturnya kebudayaan wayang, maka
penulis mengambil Tugas Akhir yang berjudul PERANCANGAN BUKU
CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI
BAGI ANAK-ANAK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk menarik minat anak-anak terhadap cerita pewayangan
yang hampir hilang di tengah-tengah masyarakat modern?
2. Bagaimana cara supaya anak-anak bisa belajar dan memahami cerita Dewa
Ruci yang penuh dengan ajaran dalam hal budi pekerti?
C. Tujuan Perancangan
1. Menghasilkan buku cerita bergambar yang mengandung nilai-nilai budi dan
luhur dengan cerita wayang Dewa Ruci.
2. Sebagai media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang
cerita pewayangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
1. Cerita Bergambar
Cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang menggunakan
gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk jalinan cerita(Concept,20,2007). Biasanya cergam dicetak diatas
kertas dan dilengkapi teks. Cergam merupakan media yang unik,
menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif dan imajinatif,
media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena
memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.
Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang
bisa dimanfaatkan oleh cergam antara lain adalah untuk pendidikan, untuk
periklanan (advertising), maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis cergam
memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin
disampaikan dapat dipahami dengan jelas.
a. Cergam untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya
dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti
pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya hindari pemecahan
masalah dengan kekerasan.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Cergam sebagai media periklanan. Maskot suatu produk dapat dijadikan
tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk
atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca cergam, pesan-pesan
promosi produk dapat tersampaikan.
c. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca
oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam
dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan,
persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis
dan menggugah hati pembaca.
Cergam merupakan media unik dan imajinatif, juga memiliki
kelebihan tersendiri yang merupakan gabungan dari unsur-unsur :
a. Warna
Warna dalam cergam dapat mengungkap subjek secara objektif,
pembaca dapat lebih menyadari bentuk fisik suatu objek yang berwarna
daripada hitam putih.
b. Efek Visual
Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan
penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam
cergam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Narasi
Biasanya digunakan untuk menerangkan tentang waktu, tempat,
dan situasi.
d. Tokoh
Tokoh adalah para pemeran yang terdapat dalam suatu cerita. dalam
cergam, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena cerita akan
bergulir di seputar tokoh. Ada beberapa macam tokoh :
1) Protagonis :
Tokoh yang menjadi sentral cerita. Ada dua macam protagonis,
yaitu protagonis pemeran utama dan protagonis pemeran pembantu.
Hal ini disebabkan karena seperti halnya manusia dalam kehidupan
nyata, seorang tokoh digambarkan memiliki interaksi dengan orang
lain. Protagonis pembantu biasanya adalah teman dari pemeran
utama.
2) Antagonis :
Merupakan tokoh yang menjadi rival atau tandingan dari
pemeran utama. Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik
bagi pemeran utama dan atau pemeran pembantu, yang kadang kala
menjadi sumber cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Figuran :
Digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh yang tidak berperan
besar. Misalnya orang-orang di sekitar tokoh utama ada ditengah
kota. Figuran tidak memberikan sumbangan besar bagi cerita, namun
tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.
e. Efek
Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar .
1) Efek tulisan yaitu efek yang ditampilkan dalam bentuk tulisan,
menyatakan bunyi-bunyi tertentu. Menggunakan berbagai macam
jenis huruf untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakili.
2) Efek gambar yaitu efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk
penyampaian cerita dalam cerita. Efek ini dapat dikenakan pada
tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang
berbeda dapat menghasilkan suasana yang berbeda.
f. Latar Belakang
Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang
harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan disekitar tokoh
sekaligus mendukung cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Buku Cerita Bergambar untuk Anak-anak.
Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara
kata-kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar
bekerja sama menerangkan jalannya cerita. Gambar-gambar mampu
menyampaikan isi cerita atau merubah keseluruhan isi buku. Jadi jika dilihat
sekilas buku bergambar hanyalah terdiri dari kata-kata dan gambar, namun
jika dilihat secara keseluruhan buku bergambar merupakan sebuah karya seni.
Buku cerita bergambar merupakan sebuah format (bentuk/desain)
bukanlah sebuah genre atau aliran, walaupun beberapa orang masih
menggunakan istilah genre untuk mendeskripsikan buku cerita bergambar
secara keseluruhan. Tidak seperti novel yang memiliki berbagai macam genre,
buku cerita bergambar hanya memiliki beberapa genre. Berikut ini adalah
beberapa genre mendasar sebuah buku cerita bergambar :
a. Cerita Binatang
Adalah cerita realis yang bertokoh utamakan hewan/ binatang atau
benda-benda mati. Hewan-hewan diceritakan bisa berbicara, berjalan,
berpakaian dan berkelakuan layaknya manusia. Biasanya menyertakan
kemampuan/hal-hal magis baik itu dalam porsi sedikit atau bahkan tidak
ada, karena hewan atau benda mati digambarkan memiliki karakteristik
manusia yang membawakan kemampuan luar biasa. Tema cerita bisa
nyata maupun fiksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Cerita Realistis
Menampilkan tokoh-tokoh simpatis yang menimbulkan rasa empati
dari anak-anak. Topik yang diangkat sebagian besar berkesan suram dan
bertema kekerasan dan kematian.
1) Magic Realism
Adalah gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan petualangan
seakan dimasukan dalam kegiatan sehari-hari, segalanya mungkin
terjadi, suatu permainan bisa menjadi nyata atau sebuah perahu yang
membawa seorang anak ke suatu pulau impian.
2) Traditional Literature
Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang
monster, cerita pembentukan, mother goose, dan fable. Cerita ini
menampilkan pola-pola bercerita,kaya akan bahasa dan elemen-
elemen fantasi. Tema cerita bisa fiksi dan nyata.
3) Informational (Nonfiksi)
Buku cerita bergambar ini merupakan alternatif dari ensiklopedi atau
sumber-sumber referensi lainnya. Ilustrasi atau foto yang
ditampilkan umumnya menarik perhatian dan menampilkan warna-
warna cerah. Ketepatan waktu dan judul memegang peranan penting.
Yang membedakan buku ini dengan buku lain adalah catatan
sumber, bibliografi, index dan table isi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Cerita Wayang Dewa Ruci
Cerita ini sangat digemari di kalangan kasepuhan karena mengandung
perenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan
paraning dumadi) dan menjawab kerinduan hidup dalam perjalanan rohani
orang jawa untuk bersatu dengan Tuhan (manunggaling kawulo Gusti; curiga
manjing warangko). Begitu disenangi dan diulang-ulang sebagai bahan
perenungan, maka kisah ini memiliki variasi-variasi bahkan menyimpang dari
lakon awalnya, tergantung siapa yang menyalin kisah ini, siapa dalang yang
memainkan lakon dalam pertunjukan wayang.
Alur cerita Dewa Ruci dipengaruhi oleh kisah Markandeya dari India.
Dikisahkan Markandeya mengarungi kedalam samudera dan berjumpa dengan
anak kecil. Anak kecil itu bernama Narayana, jelmaan dari Dewa Wisnu.
Narayana meminta Markandeya masuk dalam tubuhnya untuk menyaksikan
seluruh isi alam semesta. Dalam kisah ini tokoh Bima tidak ada. Dari berbagai
kisah Dewa Ruci yang bervariatif itu dapat ditemukan benang merahnya.
Menurut Prof.Drs.Suwaji Bostoni dalam bukunnya Dewa Ruci (1992),
alkisah Bima atas perintah gurunya (Durna) mencari Banyu Perwitasari
atau air kehidupan. Dalam perjalanan mencari air kehidupan, Bima menuju
gunung Candradimuka. Di hutan lereng gunung Candradimuka, Bima
dihadang oleh dua raksasa Rukmuka (berarti kamukten atau kebahagiaan
duniawi) dan Rukmokala (yang berarti kamulyan atau kekayaan). Bima
mampu mengalahkan ke dua raksasa itu. Untuk memperoleh inti sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pengetahuan sejati (Perwitasari), Bima harus melalui samadi. Bima tidak bisa
mencapai titik penyatuan mata batin dalam samadi kalau tidak membunuh
pikiran tentang kamukten dan kamulyan.
Kisah selanjutnya, Bima tahu bahwa air kehidupan tidak terletak di
hutan yang ada di gunung Candradimuka, tetapi di dasar samudera. Maka
perjalanan dilanjutkan ke dasar samudra. Dalam samudra bertarung dengan
ular (simbol kejahatan/ keburukan) dan Bima berhasil membunuhnya. Untuk
memperoleh air kehidupan tidak cukup dengan membuang kamukten dan
kamulyan tetapi harus juga berani mengampuni kepada orang-orang yang
bersalah dan membunuh kejahatan yang ada dalam dirinya (masuk samudra
pengampunan dan membunuh kejahatan).
Setelah melampaui berbagai rintangan, akhirnya Bima ketemu Dewa
Ruci, yang persis dengan dirinya namun dalam ukuran kecil. Bima masuk ke
badan Dewaruci melalui telinga kanan dan di dalam diri Dewa Ruci, Bima
melihat seluruh isi semesta alam. Bima dengan samadi secara benar yaitu
dengan menutup mata, mengatur nafas, konsentrasi dengan pikiran dan
perasaan yang bersih (cipta hening). Dalam bersamadi, Bima menerima
wahyu sejati yaitu manunggaling kawula gusti atau kesatuan manusia dengan
Tuhan. Dalam jati diri terdalam, manusia bersatu dengan Tuhan.
Kemanunggalan ini yang menjadikan manusia mampu melihat hidup yang
sejati. Dalam istilah kejawen: Mati sakjroning urip, urip sakjroning mati.
Inilah perjalanan rohani untuk masuk dalam samudera menanging kalbu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4. Buku cerita bergambar Dewa Ruci
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman
(http://id.wikipedia.org/wiki/Buku).
Buku juga bisa kita sebut dengan jendela dunia. Dengan membaca
buku kita akan menyelami berbagai dunia orang lain yang akan memberikan
kita kebijaksanaan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup.
Dalam cerita Dewa Ruci, banyak sekali kebijaksanaan yang dapat
diambil. Dewa Ruci adalah cerita pewayangan yang penuh dengan ajaran
moral dan etika dalam menjalani hidup. Bima sangat taat menjalani ilmu dan
patuh kepada sang Guru Durna. Bima tidak pernah takut dengan bahaya yang
akan dihadapinya. Dengan ketekunannya pun Bima mampu meraih apa yang
diharapkannya. Cerita Dewa Ruci juga sangat digemari di kalangan kasepuhan
karena mengandung permenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup
manusia.
Berdasarkan tinjauan secara umum pada buku cerita bergambar dan
tinjauan umum pada cerita pewayangan Dewa Ruci , maka Perancangan Buku
Cerita Bergambar Dewa Ruci memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Tema Cerita
Buku cerita bergambar ini mengangkat tema tentang kebudayaan
Indonesia khususnya cerita pewayangan yang hampir punah . Cerita yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sejatinya banyak menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup
diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Gaya perancangan buku cerita bergambar ini adalah dengan
penyampaian yang runtun dari pengenalan karakter tokoh-tokoh dalam
cerita Dewa Ruci. Alur cerita yang digunakan adalah alur maju dengan
urutan awal, tengah, akhir.
b. Fungsi Buku Cerita Bergambar
Fungsi buku cerita bergambar dalam perancangan ini adalah sebagai
media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang cerita
pewayangan serta sebagai media hiburan bagi pembacanya.
c. Format Buku Cerita Bergambar
Format buku cerita bergambar Dewa Ruci adalah buku cerita
berukuran 20 cm x 20 cm dengan isi 32 halaman. Tampilan sampul depan
dan sampul belakang buku berwarna, dan dengan isi halaman berwarna
juga agar lebih menarik.
d. Visualisasi Buku Cerita Bergambar
1) Teknik Gambar
Teknik gambar disini menggunakan teknik digital drawing yaitu
menggunakan perangkat keras graphic tablet. Graphic tablet adalah
perangkat komputer yang memperbolehkan pemakainya untuk
menggambar dengan tangan dan memasukkan gambar atau sketsa
langsung ke komputer, layaknya menggambar di atas kertas
menggunakan pensil.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Tipografi
Tipografi atau jenis huruf yang digunakan dalam halaman
sampul meliputi judul, credits (keterangan tentang writer/ penulis,
penciler/ pembuat sketsa, inker/ peninta, dan sebagainya) dan indicia
(keterangan tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan
sebagainya), sedangkan dalam hal isi digunakan untuk keperluan
lettering/ penulisan teks yang meliputi kalimat dialog, narasi, dan
sebagainya.
3) Gaya Gambar
Gaya gambar dalam pembuatan buku cergam Dewa Ruci
menggunakan jenis gambar kartun semi realis.
4) Desain Karakter
Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah
imajinasi penulis sendiri untuk penguat dalam pembuatan karakter.
5) Desain Properti
Desain properti yang digunakan adalah berupa kostum,
aksesoris dan sebagainya. Desain akan disesuaikan karakter masing
masing tokoh.
6) Desain Lingkungan
Desain lingkungan disesuaikan dengan tema dan nuansa zaman
pra-modern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7) Layout
Layout atau tata letak dan cara membaca buku cerita bergambar
ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan buku di
Indonesia, dari kiri ke kanan, halaman dimulai dari lembaran
pertama setelah sampul depan dan berakhir pada lembaran sebelum
sampul belakang.
Panel yang digunakan di dalam buku cerita bergambar ini
adalah multipanel (lebih dari satu panel) dan sedikit narasi untuk
menonjolkan ilustrasi yang menarik.
Jenis sudut pandang yang digunakan dalam buku cerita
bergambar ini adalah sudut pandang mata burung (tampak atas),
sudut pandang mata manusia (normal).
8) Pesan buku cerita bergambar
Cergam begitu melekat kepada anak-anak dan remaja yang haus
akan keinginan bermain dan berfantasi. Sementara dipihak lain,
cergam juga mendapat citra sebagai penghambat pelajaran/ anak-
anak, karena dianggap membuat malas, membuang-buang waktu dan
mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah.
Lepas dari permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian
cerita bergambar, buku cerita bergambar Dewa Ruci mengandung
pesan moral tentang sifat dan perilaku sebuah kehidupan seseorang
dalam menyikapi atau menghormati orang tua dan gurunya, makna
tentang sebuah kehidupan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
harus kembali kepada Tuhan, dan kematian tidak lain merupakan
jalan menuju kehidupan yang sebenarnya/ sejati dan untuk
mencapai tujuan tersebut maka manusia harus berbuat kebaikan.
B. Komparasi
Komparasi adalah orang atau lembaga yang menjadi saingan kita dalam
bidang yang sama. Buku cerita bergambar yang menjadi komparasi , referensi
bagi penulis dalam Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci adalah :
1. Buku Cerita rakyat Pangeran Samber Nyawa
Buku Cerita Rakyat Pangeran Samber Nyawa
a. Spesifikasi buku :
1) Tema buku : Kebudayaan dan petualangan
2) Jumlah halaman : 34 Halaman
3) Tahun terbit : Juni 2011
4) Halaman isi : Berwarna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Dimensi : 19 cm x 26 cm
6) Penulis : Yuliardi Soekardi
7) Penerbit : Gramedia
b. Alasan menjadikan buku Cerita Rakyat Pangeran Samber Nyawa
sebagai kompetitor Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci
adalah :
1) Begitu banyak hikmah dalam buku Cerita Rakyat Pangeran Samber
Nyawa. Memiliki nilai budaya yang dikemas dalam bentuk yang
menarik dan ringkas, namun tidak menghilangkan nilai esensialnya.
2) Menggunakan gaya gambar kartun semi realis yang sangat menarik.
2. Buku Cerita Bergambar Super Hathaman
Buku Cerita Bergambar Hathaman
a. Spesifikasi buku :
1) Tema buku : Petulangan
2) Jumlah halaman : 28 Halaman
3) Tahun terbit : Juni 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Halaman isi : Berwarna
5) Dimensi : 20 cm x 20 cm
6) Penulis : Kaushik Viswanath
7) Penerbit : Gramedia
b. Alasan menjadikan buku buku cerita bergambar Super Hathaman
sebagai kompetitor Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci
adalah :
1) Bercerita tentang orang yang ingin terbang ke angkasa dan berjalan di
atas air. Atas nasihat seorang petapa tua, dia pergi ke Tibet untuk
memperoleh mendapatkan kekuatan super. Super Hathaman memiliki
sedikit kesamaan dengan cerita wayang Dewa Ruci yang menjalani
perintah gurunya demi mendapatkan apa yang diinginkan.
2) Menggunakan gaya gambar yang imajinatif dan sangat menarik.
C. Target
1. Target Market
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis adalah kota-kota besar di Indonesia, Jakarta,
Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, dan Medan.
b. Segmentasi Demografis
1) Agama : Semua agama
2) Umur : 8-12 tahun
3) Jenis kelamin : Anak laki-laki dan perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Pendidikan : Kelas 3 - 6 Sekolah Dasar
5) Kelas sosial : Menengah sampai dengan menengah ke
atas
6) Psikologis : Anak-anak yang cerdas, pintar, nakal dan
menyukai tantangan
2. Target Audience
a. Motivasi : Orangtua yang ingin memperkenalkan budaya kepada
anaknya khususnya cerita-cerita pewayangan.
b. Selera : Orangtua yang menyukai hal yang unik, kreatif dan
mengandung unsur kebudayaan.
c. Kebiasaan : Orangtua yang memandu anaknya dalam
mengenalkan cerita kebudayaan ataupun pewayangan.
d. Gaya hidup : Orang tua kalangan menengah sampai dengan
menengah ke atas yang senang mengoleksi buku
edukasi yang unik dan menarik minat mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya Dalam perancangan sebuah buku cerita bergambar, sangat dibutuhkan
konsep yang matang sebagai sebuah acuan untuk berkarya sehingga dalam
penyusunannya tertata dan tidak melenceng dari karya yang akan dibuat, dan
konsep karya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Tema
Tema merupakan ide dasar cerita bergambar. Sebelum cerita
bergambar tersusun menjadi sebuah naskah, gagasan tertuang dalam suatu
tema. Penulis mengangkat tema pewayangan yang sejatinya banyak
menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup diharapkan dapat
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Cerita yang mengandung
etika nilai-nilai dalam wayang biasanya disampaikan secara tegas misalnya
jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah,
tidak boleh munafik dan lain sebagainya. Inilah salah satu ajaran wayang
tentang bagaimana manusia harus bersikap.
Penulis mengangkat tema petualangan yang mengambil salah satu
tokoh sebagai penekan/ tokoh utama sesuai dalam cerita Dewa Ruci yaitu
Bima. Dalam kisah ini Bima digambarkan sebagai tokoh yang pantang
menyerah, kuat, pemberani dan memiliki ambisi yang besar.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Menentukan Judul Buku Cerita Bergambar
Di dalam sebuah judul terdapat dua elemen yang mendasari dalam
menyusun judul buku. Judul utama harus pendek dan mudah diingat
sementara sub-judul pada dasarnya memberitahu pembaca tentang manfaat
dari membaca buku. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku yang
ditujukan kepada anak-anak, maka dari itu dalam pemilihan judul harus
semenarik mungkin karena dalam sebuah buku pada saat pertama kali dilihat
bukan hanya pada sampulnya saja akan tetapi juga pada judul yang terdapat di
buku ini .
Kata-kata yang tepat untuk menarik perhatian anak-anak adalah kata-
kata yang bersifat tantangan dan sesuatu hal yang baru. Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima adalah suatu judul yang cocok untuk judul buku
cerita bergambar karena Petualangan Sang Bima sangat efektif untuk
mengajak anak-anak membaca buku tersebut yang penuh dengan tantangan
tersebut dan Dewa Ruci adalah judul asli dari cerita pewayangan.
3. Menentukan Gambar Gaya Ilustrasi
Gaya gambar ilustrasi yang di angkat oleh penulis adalah sebuah
karakter yang sangat sederhana dan bentuk proporsi yang realis serta menarik
pembaca. Menggunakan gaya garis yang tebal dengan tujuan memudahkan
anak-anak dalam mengenal bentuk. Ilustrasi seperti di dalam sebuah cergam
tentang negeri dongeng yang semi realis merupakan sebuah karakter yang
sangat menyenangkan bahkan sangat digemari oleh anak-anak. Akan tetapi
dalam pemilihan ilustrasi ini walaupun modern tapi tetap menunjukan sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kebanggaan terhadap kebudayaannya dengan menunjukan ciri khas pada
kostum yang dikenakan oleh karakter. Penulis terinspirasi dari beberapa
gambar tokoh karakter yang sekarang di dalam pemunculannya sekarang baru
berkembang di dunia termasuk di Indonesia.
Gambar 1 : Gaya Ilustrasi
Pirate treasure, karya Dean Spencer
Gambar 1 : Gaya Ilustrasi
Swamp background for I-phone game, karya Dean Spencer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4. Layout
a. Layout halaman
Tata letak dan cara membaca buku cerita bergambar ini sesuai
dengan cara membaca yang lazim dengan buku di Indonesia, dari ke kiri
ke kanan, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah sampul depan
dan berakhir pada lembaran sebelum sampul belakang. Halaman isi setelah
sampul yaitu pengenalan karakter tokoh-tokoh, kemudian dilanjutkan
dengan isi cerita sampai halaman sebelum sampul belakang.
b. Layout panel
Panel yang digunakan di dalam buku cerita bergambar ini adalah
multi panel dan sedikit cerita untuk menonjolkan ilustrasi yang menarik.
Jenis sudut pandang yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini
adalah sudut pandang mata burung (tampak atas), sudut pandang mata
manusia (normal).
5. Menentukan Jumlah Halaman
Jumlah halaman untuk perancangan buku cerita bergambar Dewa
Ruci adalah satu (1) halaman untuk sampul dalam, dua (2) halaman untuk
pengenalan karakter , dan dua puluh sembilan (29) halaman untuk isi cerita
bergambar dengan tampilan sampul depan dan sampul berwarna, dan dengan
isi halaman berwarna juga agar lebih menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
6. Menentukan Storyline
Storyline atau pembatasan cerita untuk buku cerita bergambar Dewa
Ruci adalah sebagai berikut :
Bima termenung di tepi sungai sendiri. Dia merenungkan
hidupnya yang jauh dari kebahagiaan. Mengetahui Bima yang sedang
gundah, Durna mendekati Bima yang duduk di tepi sungai. Bima
menceritakan apa yang diresahkan sekarang ini. Lalu Durna menyuruh
Bima untuk mencari Air Kehidupan yang ada di puncak gunung
Candradimuka. Tanpa rasa ragu, Bima langsung berangkat menuruti
perintah gurunya.
Setelah Sengkuni tahu bahwa Bima disuruh mencari sesuatu di
puncak Gunung Candradimuka, dia langsung menemui Durna.
Sengkuni marah-marah karena Durna tidak mematuhi apa yang
diperintahkan oleh Duryudana, yaitu untuk menjerumuskan Bima.
Durna lalu menjelaskan bahwa perintah Duryudana sudah
dilaksanakan, dia telah menjerumuskan Bima kedalah hutan yang
angker dan banyak binatang buas. Dan Air Kehidupan itu sebenarnya
tidak ada. Itu hanya tipu daya sang Durna agar Bima percaya dan
benar-benar yakin. Sengkuni pun akhirnya mengerti dan berharap agar
Bima benar-benar celaka.
Dengan tekad yang kuat dan kepatuhannya terhadap Durna, Bima
pun sampai di puncak gunung Candradimuka. Bima juga berhasil
mengalahkan dua raksasa yang menyerangnya. Dua raksasa itu adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Batara Indra dan Batara Bayu. Lalu Batara Indra menyuruh Bima
untuk kembali karena sebenarnya Air Kehidupan itu sebenarnya tidak
ada di gunung Candradimuka.
Bima pun kembali ke negeri Astina dan menemui Durna. Bima
melaporkan bahwa dia tidak bisa menemukan Air Kehidupan di
puncak gunung Candradimuka. Melihat Bima yang masih sehat, Durna
tidak kehabisan akal untuk menjerumuskan Bima. Durna lalu
menyuruh Bima untuk mencari Air Kehidupan di dasar Samudra
Selatan. Tanpa sedikitpun keraguan, Bima langsung berangkat
melaksanakan perintah Durna, meskipun Dewi Kunti (ibu Bima) sudah
melarangnya, namun Bima tetap melanjutkan perjalanannya menuju
Samudra Selatan.
Setelah sampai di samudra selatan, Bima langsung masuk ke
dalam samudra, berkat kesaktiannya, Bima bisa melawan ombak yang
sangat besar. Tiba-tiba datang seekor ular besar lalu melilit tubuh
Bima. Setelah Bima melawan ular itu dengan kuku saktinya, ular itu
langsung lemah tak berdaya. Bima pun sampai ke dasar samudra dan
bertemu dengan orang yang mirip dengan dirinya, yaitu Dewa Ruci.
Dewa Ruci menceritakan apa yang sebenarnya Bima cari selama ini.
Setelah panjang lebar bercerita, Bima disuruh oleh Dewa Ruci untuk
masuk ke dalam tubuhnya. Setelah masuk kedalam tubuh Dewa Ruci,
Bima merasakan dapat melihat alam semesta yang sangat indah.
Akhirnya Bima menemukan apa itu Air Kehidupan. Air Kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
adalah intisari dari niat berbuat baik, berbudi luhur, jujur dan berbuat
baik terhadap sesamanya. Setelah mengetahui arti dari Air Kehidupan,
Bima lalu kembali ke negeri Astina untuk menemui ibu dan gurunya
yang sudah resah menunggu lalu melanjutkan tugas-tugasnya kembali.
7. Cerita per halaman
Membuat deskripsi cerita tiap halaman berdasarkan storyline yang
telah dibuat. Adapun cerita per halan buku cerita bergambar Petualangan
Bima Suci adalah sebagai berikut :
Halaman 1 : Sampul isi
Halaman 2 : Pengenalan karakter
Halaman 3 : Pengenalan karakter
Halaman 4 : Suasana sungai Negeri Astina yang jernih dan banyak
pepohonan
Halaman 5 : Bima merenung sendiri di tepi sungai. Durna
mengamati Bima dari bawah pohon
Halaman 6 : Durna mendekati Bima dan menyuruhnya untuk pergi
ke gunung Candradimuka
Halaman 7 : Bima menyusuri sungai berangkat ke gunung
Candradimuka
Halaman 8 : Sengkuni mengintai Durna di balik pohon lalu marah-
marah kepada Durna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Halaman 9 : Durna menjelaskan maksudnya menyuruh Bima ke
gunung Candradimuka uasana hutan di lereng gunung
Candradimuka
Halaman 10 : Suasana hutan di lereng gunung Candradimuka
Halaman 11 : Bima merobohkan pepohonan di hutan
Halaman 12 : Bima dihadang oleh dua Rakasasa yaitu Rukmuka dan
Rukmakala
Halaman 13 : Bima berusaha melawan Rukmuka dan Rukmakala
yang menghadangnya. Lalu Bima menusuk Rukmuka
dan Rukmakala dengan kuku Pancanaka
Halaman 14 : Rukmuka dan Rukmakala mati lalu berubah menjadi
Batara Indra dan Batara Bayu
Halaman 15 : Bima bertanya kepada Batara Indra dan Batara
Bayu. Bima menjelaskan tujuannya ke Gunung
Candradimuka, lalu Batara Indra dan Batara Bayu
menyuruh Bima untuk kembali ke Astina
Halaman 16 : Bima berjalan kembali ke Astina
Halaman 17 : Bima menemui Durna untuk menanyakan dimana
sebenarnya Air Kehidupan itu Durna menyuruh Bima
untuk pergi ke Samudra Selatan
Halaman 18 : Bima meminta ijin kepada ibunya, Dewi Kunti untuk
pergi mencari Air Kehidupan ke Samudra Selatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Halaman 19 : Dewi Kunti dan Durna berdoa kepada Tuhan semoga
Bima dapat menemukan Air Kehidupan
Halaman 20 : Bima berangkat ke Samudra Selatan
Halaman 21 : Bima sampai di Samudra Selatan lalu melompat ke
dalam samudra
Halaman 22 : Bima berenang menuju ke dasar Samudra. Lalu tiba-
tiba Bima diikuti oleh seekor Ular Besar
Halaman 23 : Bima dililit oleh seekor Ular Besar
Halaman 24 : Bima berusaha melawan Ular Besar yang melilit
tubuhnya
Halaman 25 : Bima menusuk Ular Besar yang melilit tubuhnya
dengan kuku Pancanaka
Halaman 26 : Bima berhasil mengalahkan Ular Besar yang
menyerangnya. Tiba-tiba ada sebuah cahaya di depan
Bima
Halaman 25 : Cahaya yang berada di depan Bima berubah menjadi
sosok manusia kecil yang berkilauan, yaitu Dewa Ruci
Halaman 26 : Dewa Ruci bertanya kepada Bima apa tujuannya di
dasar Samudra Selatan. Kemudian Dewa Ruci
menyuruh Bima untuk masuk ke dalam telinga Dewa
Ruci
Halaman 27 : Bima melayang-layang menyaksikan alam semesta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Halaman 28 : Bima berlutut kepada Dewa Ruci. Kemudian Dewa
Ruci menyuruh Bima untuk pulang
Halaman 29 : Bima berjalan pulang untuk menemui ibunya
Halaman 30 : Bima merangkul ibu dan gurunya di tepi sungai
B. Konsep Perancangan
Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu visualisasi
dari gagasan cerita yang telah terbentuk naskah. Dalam cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima ini cara pengerjaan gambar dari awal hingga akhir
adalah sebagai berikut :
1. Sketsa Kasar
Proses pembuatan cergam yakni dimulai dengan membuat sketsa kasar
sesuai storyline yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membuat sketsa
kasar, penulis menggunakan teknik digital drawing menggunakan perangkat
lunak Adobe Photoshop CS 5 dan graphic tablet. Hal tersebut dimaksudkan
untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatan sketsa.
Selain itu, sketsa dibutuhkan untuk menciptakan karakter dari anatomi
tubuhnya hingga pakaian yang dikenakan yang menjadi ciri khas karakter
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Laflame Illustration. www.felixlaflame.com
2. Penintaan
Penintaan adalah proses untuk menghaluskan gambar sketsa dengan
cara menggambar ulang dengan mengambil garis dari sketsa yang sudah ada
menggunakan brush atau kuas yang lebih tebal sehingga menjadi gambar yang
gelap terangnya lebih jelas.
Laflame Illustration. www.felixlaflame.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Pewarnaan
Keistimewaan yang ditonjolkan pada pewarnaan karakter yaitu dengan
teknik digital painting di dalam komputer menggunakan brush dengan
menonjolkan tebal dan tipis dalam brush tersebut yang dirubah-rubah sesuai
dengan kebutuhan sehingga gelap terang visualisasi gambar terlihat nyata.
Pemilihan warna yang digunakan juga adalah warna-warna cerah dan ceria
sesuai dengan target karena pada umumnya anak-anak menyukai warna-warna
yang ceria. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan digital adalah
Adobe Photoshop CS 5.
Laflame Illustration. www.felixlaflame.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Lattering
Lettering merupakan proses pembubuhan teks pada ilustrasi yang
berfungsi sebagai keterangan tentang keadaan yang digambarkan dalam
ilustrasi. Teks dapat berupa narasi maupun perkataan yang diucapkan oleh
tokoh yang ada dalam ilustrasi sehingga lebih memberikan informasi kepada
pembaca dalam memahami cerita dalam sebuah cergam. Penempatan teks
disesuaikan dengan ruang kosong yang ada di dalam ilustrasi sehingga tidak
menggangu ilustrasi yang ada.
C. Teknik Pelaksanaan
Setelah menentukan konsep perancangan cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima kemudian langkah selanjutnya penting untuk
menentukan teknik pelaksanaan pembuatan buku cerita bergambar ini. Teknik
pelaksanaan pembuatannya adalah sebagai berikut ;
1. Desain Karakter
Desain karakter didalam cergam sangat penting. Dalam penciptaan
desain karakter tokoh, penulis menciptakan karakter yang berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya, yaitu menggunakan gaya kartun semi realis. Alasan
penulis menggunakan gaya gambar kartun semi realis adalah untuk mencapai
ketujuan sasaran, karena kartun semi realis dapat masuk didalam kedua belah
pihak yaitu anak-anak dan remaja dan karakter kartun semi realis akan
membuat kesan ringan dan asik. Pesan yang akan disampaikan lebih menarik
dan mudah dimengerti oleh sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a. Karakter Tokoh
Desain karakter yang penulis rancang dalam pembuatan tokoh-tokoh
utama yang ada cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima adalah:
1) Dewa Ruci
Dewa Ruci mempunyai wujud dan bentuk sebagai dewa kerdil. Tokoh
Dewa Ruci hanya dikenal dalam cerita pedalangan Jawa dan hanya
ditampilkan saat Bima, putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astina
dengan permaisuri Dewi Kunti, mendapat perintah Resi Drona untuk
mencari Tirta Amarta/ Air Kehidupan atau Prawitasari
(Roeswardiyatmo, 55, 2007). Dengan kesaktiannya, Dewa Ruci dapat
memasukkan tubuh Bima yang besarnya beberapa kali lipat dari
tubuhnya, masuk ke dalam tubuhnya melalui lubang telinga, dimana di
dalam tubuh Dewa Ruci, Bima dapat melihat segala persoalan hidup
atas petunjuk Dewa Ruci. Dewa Ruci juga merupakan satu-satunya
makhuk yang dapat membuat Bima, orang yang selama hidupnya tidak
bisa berlutut kepada siapapun, mendadak berlutut dan bersujud
menyembah kepadanya.
Ciri fisik Dewa Ruci dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 80 cm
b) Warna kulit : Kuning keemasan dan bersinar
c) Rambut : Panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
d) Wajah : Bulat, memiliki kumis, mata kecil, bibir tebal,
hidung sedang
e) Pakaian : Kain yang dibalutkan secara rapi
f) Asesoris : Mahkota
2) Bima
Bima adalah Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang
kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun
sebenarnya hatinya lembut (Roeswardiyatmo, 3, 2007). Bima selalu
berbicara apa adanya tidak direkayasa, tidak mengenal takut dan
memperlakukan sama kepada siapa pun tanpa memandang tinggi
rendahnya derajat. Bima tidak bisa berbahasa Jawa karma kepada siapa
saja, kecuali dengan Dewa Ruci.Tubuhnya yang jangkung dan besar
bagaikan bunga besar yang wangi luar dalamnya pertanda hatinya
bersih ilmunya tinggi tapi tidak menyombongkan diri. Mudah
tersinggung tapi cepat berbaik kembali, bahkan jika perlu mau
mengalah asal untuk kedamaian dan keselamatan. Dalam menerapkan
keadilan tidak pandang bulu walau sanak kadang jika bersalah harus
dihukum dan tabu berbohong.
Ciri fisik Bima dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima
yaitu :
a) Tinggi badan : 200 cm
b) Bentuk badan : Kekar dan berotot
c) Warna kulit : Coklat tua
http://id.wikipedia.org/wiki/Kuntihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d) Rambut : Panjang
e) Wajah : Pulat, memiliki kumis panjang dan ujung
melingkar, mata besar, bibir tebal, hidung besar
f) Pakaian : Kain berwarna merah
g) Asesoris : Kalung
3) Dewi Kunti
Dewi Kunti adalah putri Prabu Kuntiboja dengan Dewi Bondasari. Dia
adalah ibu dari semua Pandawa Lima (Roeswardiyatmo, 67, 2007).
Setelah melahirkan Yudistira, Dewi Kunti ingin memiliki anak lagi
yang berbadan tinggi besar, kuat, dan dapat berlari cepat seperti angin,
kemudian datanglah Batara Bayu mengabulkan permintaannya. Dewi
Kunti melahirkan anak yang sangat kuat dan diberi nama Bima.
Dengan penuh kecintaan Dewi Kunti mengasuh dan mendidik anak-
anaknya.
Ciri fisik Dewi Kunti dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 155 cm
b) Warna kulit : Coklat terang
c) Rambut : Panjang lurus
d) Wajah : Oval, bibir kecil dan tebal, mata sedang, hidung
sedang
e) Pakaian : Kain berwarna orange muda dan merah tua
f) Asesoris : Mahkota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4) Durna
Karakter tokoh Durna
Durna adalah sosok guru yang sangat dihormati di kalangan Pandawa
maupun Kurawa (Roeswardiyatmo, 3, 2007). Ia juga ahli seni perang
yang handal. Namun tafsir lain menyebutkan, Durna juga berperan
banyak dalam melenyapkan salah satu keluarga Pandawa yaitu Bima.
Bahkan di mata kebanyakan orang, sosok Durna sering dianggap
memiliki watak licik dan culas. Tapi bagi mereka yang sangat
memahami karakter pewayangan, Durna juga merupakan pribadi yang
sarat dengan keteladanan.
Ciri fisik Durna dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima
yaitu :
a) Tinggi badan : 170 cm
b) Warna kulit : Coklat tua
c) Rambut : Panjang
d) Wajah : Kulit keriput, memiliki kumis, mata dekat, bibir
lebar menurun, hidung sedikit panjang
e) Pakaian : Kain berwarna orange tua
f) Asesoris : Mahkota dan tongkat
5) Sengkuni
Sengkuni adalah tokoh wayang Mahabarata Jawa yang menjabat
sebagai Patih di Negara Astina, sebuah negara yang diperintah oleh
Kurawa (Roeswardiyatmo, 3, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dia dikenal juga sebagai pemomong atau penasihat, terutama tentang
hal-hal pemerintahan bagi para Kurawa dalam memerintah Astina.
Badannya kurus, mukanya pucat kebiru-biruan seperti pecandu. Cara
bicaranya lembek terkesan menjengkelkan. Suka berbuat licik, senang
menipu, munafik, senang memfitnah, senang menghasut, senang
mencelakakan orang lain, dan iri hati.
Ciri fisik Sengkuni dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 150 cm
b) Warna kulit : Coklat tua
c) Rambut : Panjang
d) Wajah : Bulat, sedikit keriput, bibir tebal tidak simetris/
seimbang, hidung kecil, mata turun
e) Pakaian : Kain berwarna merah tua
f) Asesoris : Mahkota
6) Batara Indra
Batara Indra adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang
bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja
surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai
dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau
adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang
menguasai aspek-aspek alam (http://wikipedia.org/wiki/Batara_Indra).
http://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wasu&action=edit&redlink=1http://wikipedia.org/wiki/Batara_Indra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Ciri fisik Batara Indra dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 160 cm
b) Warna kulit : Ungu tua
c) Rambut : Pendek
d) Wajah : Bulat, memiliki kumis sedang, bibir tebal, hidung
kecil, mata sedang
e) Pakaian : Kain berwarna ungu muda
f) Asesoris : Mahkota tinggi
7) Batara Bayu
Batara Bayu adalah dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di
Khayangan. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai
angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman
agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga,
Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid
ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku Pancanaka"
(http://wikipedia.org/wiki/Batara_Bayu).
Ciri fisik Batara Bayu dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 150 cm
b) Warna kulit : Biru muda
c) Rambut : Panjang
http://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hanomanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dwapara_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bima_%28tokoh_Mahabharata%29http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_%28tokoh_Mahabharata%29http://id.wikipedia.org/wiki/Pancanakahttp://wikipedia.org/wiki/Batara_Bayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d) Wajah : Bulat, memiliki kumis dan jenggot tipis, bibir
kecil dan tebal, hidung kecil, mata sedang
e) Pakaian : Kain berwarna ungu
f) Asesoris : Mahkota tinggi
8) Rukmuka
Rukmuka adalah raksasa yang menguji Bima saat mencari Tirta
Amarta/ air kehidupan atau Prawitasari. Saat Rukmuka berhasil
dikalahkan oleh Bima, ternyata Rukmuka adalah penjelmaan dari
Batara Indra yang sedang diuji oleh Batara Guru.
Ciri fisik Rukmuka dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 200 cm
b) Bentuk badan : Perut besar, kaki pendek, tapak tangan dan kaki
lebar
c) Warna kulit : Ungu
d) Rambut : Panjang ikal
e) Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring,
hidung terangkat ke atas, mata besar dan lancip
f) Pakaian : Kain berwarna abu-abu
9) Rukmakala
Karakter tokoh Rukmakala
Sama seperti Rukmuka, Rukmakala adalah raksasa yang menguji Bima
saat mencari Tirta Amarta/ air kehidupan atau Prawitasari. Saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Rukmakala berhasil dikalahkan oleh Bima, ternyata dia adalah
penjelmaan dari Batara Bayu yang sedang diuji oleh Batara Guru.
Ciri fisik Rukmakala dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima yaitu :
a) Tinggi badan : 200 cm
b) Bentuk badan : Perut besar, pundak terangkat, tapak tangan dan
kaki lebar
c) Warna kulit : Merah tua
d) Rambut : Panjang
e) Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring,
hidung terangkat ke atas, mata besar dan lancip
f) Pakaian : Kain berwarna abu-abu
10) Ular
Di dalam cerita Dewa Ruci, Ular adalah lambang dari kejahatan/
keburukan. Ular penjaga samudra selatan menguji perjalanan Bima
dalam mencari Tirta Amarta/ Air Kehidupan atau Prawitasari.
Ciri fisik Ular dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima
yaitu :
a) Panjang : 500 cm
b) Warna kulit : Hitam dan kuning
c) Wajah : Bentuk panjang ke depan, bibir lebar, gigi
bertaring, hidung terangkat ke atas, mata bulat
kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Desain Logo Judul
Logo merupakan suatu lambang atau tanda dari sebuah produk yang
berupa tulisan, gambar maupun kombinasi antara tulisan dan gambar. Dalam
logo cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima penulis menggunakan
kombinasi gambar pita dan jenis huruf yang masih diolah lagi. Teks judul
Dewa Ruci dan Petualangan Sang Bima menggunakan jenis huruf Aka Posse
yang mempunyai karakter tebal dan runcing mencerminkan kekuatan dan
pantang menyerah, yaitu sesuatu keinginan Bima untuk mendapatkan Air
Kehidupan dengan melewati rintangan dan cobaan yang sangat berat.
Sedangkan gambar pita dengan beberapa lekukan menyimbulkan perjalanan
yang berliku-liku atau rintangan yang harus dilalui dengan tekad dan niat yang
tulus.
a. Tipografi
Tipografi yang digunakan untuk judul cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima adalah Aka Posse. Alasan penulis memakai huruf
tersebut karena jenis huruf Aka Posse sudah memiliki karakteristik simple
dan klasik yang sesuai dengan tema cerita pewayangan Dewa Ruci.
Berikut adalah contoh jenis huruf Aka Posse :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Warna
Pemilihan warna disesuaikan dengan tema cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima yakni coklat dan kuning. Alasan pemilihan
warna coklat tua pada garis dan jenis huruf karena memiliki arti kekuatan,
energi, kehangatan, cinta sehingga mewakili karakter tokoh Bima.
Sedangkan warna kuning keemasan melambangkan keagungan dan
keluhuran. Selain itu warna kuning juga cocok untuk anak-anak karena
memiliki sifat periang dan semangat.
Berikut beberapa artian warna yang diwakilinya dari sisi positif :
1) Coklat Tua
Warna coklat tua melambangkan kekuatan, kehangatan, energi, cinta.
2) Kuning Keemasan
Warna kuning keemasan melambangkan keagungan dan keluhuran.
3) Putih
Warna putih melambangkan ketulusan, kejujuran, kesucian dan
kemurnian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Graphic Standart Manual Logo
1) Grid
2) Konfigurasi
3) Warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4) Skala
3. Karakter desain lingkungan
Rancangan ini meliputi latar belakang dalam cergam yang disesuaikan
dengan tema cerita yaitu petualangan. Desain lingkungan yang digunakan
adalah zaman pra-modern, yaitu dengan suasana hutan, sungai, pegunungan,
pantai dan dasar samudra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
D. Detail Teknis Pelaksanaan
1. Desain Sampul Cergam
a. Ukuran cergam adalah 20 x 20 cm.
b. Jenis font yang digunakan adalah SF Wonder Comic.
c. Format sampul dengan posisi square/ persegi dan berwarna.
d. Ilustrasi karakter Bima dengan latar belakang laut dan pegunungan.
e. Teknik visualisasi dengan menggunakan teknik digital drawing yang
dikerjakan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS dan
perangkat pendukung yaitu graphic tablet.
f. Realisasi dicetak dengan menggunakan separasi berwarna.
g. Bahan sampul depan dan belakang menggunakan kertas Art Paper 260 gr
dengan laminasi doff/ gelap.
h. Halaman isi menggunakan kertas Art Paper 150 gr.
2. Perancangan Visual Halaman Cergam
a. Jumlah halaman
1) Satu (1) halaman sampul dalam.
2) Satu (1) halaman credit dan indicia.
3) Satu (1) halaman sampul dalam.
4) Satu (2) halaman pengenalan tokoh.
5) Dua puluh sembilan (29) halaman isi.
b. Ukuran cergam 20 x 20 cm
c. Format cergam square/ persegi
d. Berwarna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Arah baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.
f. Tipografi
1) Jenis huruf dalam penulisan judul Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima
menggunkan jenis huruf Aka Posse
Contoh jenis huruf Aka Posse:
2) Jenis huruf pada teks narasi di dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan
Sang Bima menggunakan jenis huruf SF Wonder Comic
Contoh jenis huruf SF Wonder Comic:
3) Jenis huruf teks dialog di dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan
Sang Bima menggunakan jenis huruf Blamboot Custom
Contoh jenis huruf Blamboot Custom :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
g. Teknik Visualisasi
1) Sketsa kasar menggunakan teknik digital drawing yang dikerjakan
dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS dan alat
graphic tablet.
2) Sketsa kemudian ditebalakan atau diperjelas lagi menggunakan brush
Adobe Photoshop yang lebih tebal.
3) Finishing berupa pewarnaan, layout dan penulisan teks juga dilakukan
dengan proses digital menggunakan program Adobe Photoshop CS5.
h. Realisasi dicetak dengan menggunakan separasi berwarna.
i. Media atau gambar menggunakan bahan kertas Art paper 150 gr.
j. Finishing dengan jilid balut biasa/ soft cover.
E. Media Penunjang (Media Promosi)
Sebuah cerita bergambar yang berhasil haruslah melalui proses kreatif
yang baik dimana tema, gambar, penyajian dan pesan moral yang ada pada
cergam dapat disampaikan secara jelas kepada para pembaca. Maka dari itu untuk
keberhasilan akan promosi cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima yang di
targetkan kepada anak-anak, penulis membuat media penunjang promosi cergam
yang diharapkan akan mampu menunjang promosi cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima adapun media tersebut meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Media promosi :
a. Poster
1) Alasan pemilihan media:
Media ini memuat unsur visual verbal dan non verbal yang berfungsi
sebagai pelengkap utama sebuah cergam dengan tetap mengacu pada isi
pesan yang disampaikan. Penekanan unsur visual yang lebih dominan
adalah sebagai point of view/ sudut pandang utama dalam sebuah poster
cergam. Poster memiliki kelebihan sebagai media promosi yang efektif,
antara lain visualisasi yang mampu menarik perhatian khalayak umum.
Penekanan pada unsur visual non verbal sebagai point of view dapat
menyampaiakan pesan secara langsung.
2) Bentuk desain:
Poster dibuat dengan format portrait dengan ukuran 29,7 cm x 42 cm,
dengan memadukan komposisi dari logo, karakter Bima, headline/ kepala
berita, sinopsis cergam beserta background/ latar belakang.
3) Penempatan :
Poster akan dipajang di toko-toko buku dan sekolah-sekolah yang
kemungkinan besar orang bisa melihat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. X-Banner
1) Alasan pemilihan media :
Media ini adalah sebagai media promosi yang efektif untuk dipajang di
dalam sebuah toko buku, X-Banner memiliki kelebihan sebagai media
promosi yang efektif antara lain visualisasi yang menarik dan informasi
mengenai produk, mampu menarik perhatian pengunjung toko buku.
Penekanan pada unsur visual non verbal sebagai point of fiew dapat
menyampaiakan pesan secara langsung.
2) Bentuk desain :
X-Banner dibuat dengan ukuran 60 cm x 160 cm dengan visualisasi logo,
karakter Bima, headline, sinopsis cergam beserta background.
3) Penempatan :
Selain ditempatkan di toko-toko buku, X-Banner juga dapat digunakan
pada event yang berkaitan dengan pameran buku.
2. Merchandise/ Souvenir
a. Stiker
1) Alasan pemilihan media:
Media ini merupakan sarana komunikasi yang relatif murah, konsumen
cenderung menempelkan stiker tersebut ke bagian yang memungkinkan
untuk dilihat orang lain. Kelebihan media ini adalah selain murah juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
fleksibel karena dapat ditempel di mana saja, sehingga mampu
terpublikasi secara luas dan mampu meningkatkan kedekatan pembaca
kepada cergam.
2) Bentuk desain :
Stiker dibuat dengan ukuran 3,8 cm x 12 cm dengan visualisasi logo
cergam.
3) Penempatan :
Karena stiker ini, bentuknya relatif kecil dan juga murah harganya
nantinya bisa dibagi-bagikan secara gratis atau sebagai bonus dari
pembelian buku cerita bergambar.
b. Bookmark
1) Alasan pemilihan media :
Kelebihan bookmark/ pembatas buku adalah murah, efektif, tidak
banyak memakan tempat dan digunakan sebagai pembatas halaman buku
cergam, novel atau majalah. Sehingga konsumen selalu ingat cergam
Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima ketika sedang membuka sebuah
buku cergam, novel atau majalah.
2) Bentuk desain :
Bookmark dibuat dengan dua halaman muka bolak-balik yaitu tampak
depan dan tampak belakang dengan ukuran 5,5cm x 14,5cm. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tampak depan bookmark dibuat dengan visualisasi logo judul dan
ilustrasi karakter Bima. Untuk tampak belakang dibuat dengan format
vertikal dengan visualisasi logo judul dan kalender.
3) Penempatan :
Karena bookmark bentuknya relatif kecil dan juga murah, maka
bookmark akan diberikan secara gratis atau sebagai bonus bagi setiap
pembeli cergam tersebut.
c. Mug
1) Alasan pemilihan media :
Mug/ cangkir menjadi media promosi yang efektif karena setiap orang
dapat menggunakannya untuk minum. Mug adalah wadah yang biasanya
terbuat dari keramik dan digunakan untuk minum. Namun karena
desainnya yang bermacam macam, maka tak jarang orang menjadikan
mug sebagai koleksi atau pajangan. Oleh karena itu, maka saat itu juga
mereka akan melihat pesan ataupun iklan yang disampaikan.
2) Bentuk desain :
Kelebihan media mug adalah dapat dijadikan sebagai koleksi bagi
konsumen penggemar cergam. Fungsinya sebagai tempat minuman.
Dengan visualisasi logo dan karakter Bima cergam maka diharapkan
konsumen bisa selalu melihat dan ingat dengan cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Penempatan :
Mug dapat dibagi-bagikan sebagai souvernir, ataupun dapat dijual atau
sebagai hadiah dalam event yang berhubungan dengan buku.
d. Tote Bag (Tas)
1) Alasan pemilihan media :
Kelebihan tote bag adalah dapat dijadikan sebagai aksesoris sehari-hari
untuk anak-anak. Fungsinya untuk membawa barang atau buku ke
sekolah, diharapkan bisa mengenalkan orang lain yang melihat dan
menjadi daya tarik orang untuk lebih mengenal cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima.
2) Bentuk desain :
Tampak depan visualisasi media ini dengan menggunakan logo cergam,
dan ilustrasi karakter Bima. Diharapkan konsumen akan selalu ingat
dengan cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima.
3) Penempatan :
Diberikan untuk setiap pembelian yang terbatas atau dijual sebagai
pelengkap atau kenang-kenangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
d. Kaos
1) Alasan pemilihan media :
Media ini merupakan media pelengkap dari cergam Dewa Ruci,
Petualangan Sang Bima. Kelebihan media ini adalah dapat dijadikan
sebagai koleksi bagi konsumen penggemar cergam. Fungsinya sebagai
pakaian yang selalu dipakai konsumen jika berpergian ke mana-mana,
diharapkan bisa mengenalkan orang lain yang melihat dan menjadi daya
tarik orang untuk lebih mengenal cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang
Bima.
2) Bentuk desain :
Tampak depan visualisasi media ini dengan menggunakan logo cergam
dan ilustrasi karakter Bima. Diharapkan konsumen akan selalu ingat
dengan cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima.
3) Penempatan :
Di berikan untuk setiap pembelian yang terbatas atau dijual sebagai
pelengkap atau kenang-kenangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
VISUALISASI
A. Karakter Tokoh 1. Dewa Ruci
Ciri fisik Dewa Ruci :
a. Tinggi badan : 80 cm
b. Warna kulit : Kuning keemasan dan bersinar
c. Rambut : Panjang
d. Wajah : Bulat, memiliki kumis, mata kecil, bibir tebal, hidung
sedang
e. Pakaian : Kain yang dibalutkan secara rapi
f. Asesoris : Mahkota
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Bima
Ciri fisik Bima :
a. Tinggi badan : 200 cm
b. Bentuk badan : Kekar dan berotot
c. Warna kulit : Coklat tua
d. Rambut : Panjang
e. Wajah : Bulat, memiliki kumis panjang dan ujung melingkar,
mata besar, bibir tebal, hidung besar
f. Pakaian : Kain berwarna merah
g. Asesoris : Kalung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Dewi Kunti
Ciri fisik Dewi Kunti :
a. Tinggi badan : 155 cm
b. Warna kulit : Coklat terang
c. Rambut : Panjang lurus
d. Wajah : Oval, bibir kecil dan tebal, mata sedang, hidung sedang
e. Pakaian : Kain berwarna orange muda dan merah tua
f. Asesoris : Mahkota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4. Durna
Ciri fisik Durna :
a. Tinggi badan : 170 cm
b. Warna kulit : Coklat tua
c. Rambut : Panjang
d. Wajah : Oval, sedikit keriput, memiliki kumis, mata dekat, bibir
lebar menurun, hidung sedikit panjang
e. Pakaian : Kain berwarna orange tua
f. Asesoris : Mahkota dan tongkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Sengkuni
Ciri fisik Sengkuni :
a. Tinggi badan : 150 cm
b. Warna kulit : Coklat tua
c. Rambut : Panjang
d. Wajah : Bulat, sedikit keriput, bibir tebal tidak simetris/ seimbang,
hidung kecil, mata turun
e. Pakaian : Kain berwarna merah tua
f. Asesoris : Mahkota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
6. Batara Indra
Ciri fisik Batara Indra :
a. Tinggi badan : 160 cm
b. Warna kulit : Ungu tua
c. Rambut : Pendek
d. Wajah : Bulat, memiliki kumis sedang, bibir tebal, hidung kecil,
mata sedang
e. Pakaian : Kain berwarna ungu muda
f. Asesoris : Mahkota tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
7. Batara Bayu
Ciri fisik Batara Bayu :
a. Tinggi badan : 150 cm
b. Warna kulit : Biru muda
c. Rambut : Panjang
d. Wajah : Bulat, memiliki kumis dan jenggot tipis, bibir kecil dan
tebal, hidung kecil, mata sedang
e. Pakaian : Kain berwarna ungu membentuk sayap
f. Asesoris : Mahkota tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8. Rukmuka
Ciri fisik Rukmuka :
a. Tinggi badan : 200 cm
b. Bentuk badan : Perut besar, kaki pendek, tapak tangan dan kaki lebar
c. Warna kulit : Ungu
d. Rambut : Panjang ikal
e. Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring, hidung
terangkat ke atas, mata besar dan lancip
f. Pakaian : Kain berwarna abu-abu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
9. Rukmakala
Ciri fisik Rukmakala :
a. Tinggi badan : 200 cm
b. Bentuk badan : Perut besar, pundak terangkat, tapak tangan dan kaki
lebar
c. Warna kulit : Merah tua
d. Rambut : Panjang
e. Wajah : Bentuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring, hidung
terangkat ke atas, mata besar
f. Pakaian : Kain berwarna abu-abu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
10. Ular Besar
Ciri fisik Ular :
a. Panjang : 500 cm
b. Warna kulit : Hitam dan kuning
c. Wajah : Bentuk panjang ke depan, bibir lebar, gigi bertaring,
hidung terangkat ke atas, mata bulat kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Buku Cerita Bergambar
1. Sampul Depan
a. Ukuran : 20 cm x 20 cm
b. Ilustrasi : Karakter Bima
c. Typogrfi : Aka Posse, SF Wonder Comic
d. Proses : Adobe Photoshop CS 5
e. Teknik : Cetak digital printing
Skala 1 : 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Sampul Belakang
a. Ukuran : 20 cm x 20 cm
b. Ilustrasi : Karakter Bima
c. Tipografi : Aka Posse, SF Wonder Comic
d. Proses : Adobe photoshop CS 5
e. Teknik : Cetak digital printing
Skala 1 : 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3. Isi Cergam
a. Ukuran : 20 cm x 20 cm
b. Tipografi : SF Wonder Comic, Blamboot Custom
c. Proses : Adobe photoshop CS 5
d. Teknik : Cetak digital printing
Halaman 4
Skala 1 : 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Halaman 6
Skala 1 : 2
Visualisasi halaman buku cerita bergambar berisi 32 halaman, untuk
semua visualisasi halaman cergam terdapat pada halaman lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
C. Media Penunjang (Media Promosi)
1. Media Promosi
a. Poster
1) Ukuran : 29,7 cm x 59,4 cm
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka Posse, SF Wonder Comic
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Art Paper
6) Teknik pembuatan : Cetak digital printing
7) Penempatan : Di toko-toko buku dan sekolah-sekolah
Visualisasi
Skala 1 : 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. X-Banner
1) Ukuran : 160 cm x 60 cm
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka posse, SF wonder comic
4) Proses : Adobe Photoshop CS
5) Bahan : Paper Flexi Synthetic
6) Teknik pembuatan : Cetak digital printing
7) Penempatan : Di toko-toko buku dan stan pameran
Visualisasi
Skala 1 : 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
2. Marchendise/ Souvenir
a. Stiker
1) Ukuran : 3,8 cm x 14 cm
3) Tipografi : AkaPosse
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Sticker Paper
6) Teknik Pembuatan : Cetak digital printing
7) Distribusi : Sebagai bonus untuk pembeli cergam
Visualisasi
Skala 1 : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Book Mark
1) Ukuran : 5 cm x 17cm
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka Posse, Arial
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Art Paper 260 gr
6) Teknik Pembuatan : Cetak digital printing
7) Distribusi : Sebagai bonus untuk pembeli cergam
Visualisasi
Tampak depan Tampak belakang
Skala 1 : 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
c. Mug
1) Ukuran : Standar mug
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka Posse
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Keramik
6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress
7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar komik
Visualisasi
Skala 1 : 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
d. Tote Bag
1) Ukuran : small (kecil)
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka Posse
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Kain Blaco
6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress
7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar cergam
Visualisasi
Skala 1 : 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
e. Kaos
1) Ukuran : small (kecil)
2) Ilustrasi : Karakter Bima
3) Tipografi : Aka Posse
4) Proses : Adobe Photoshop CS 5
5) Bahan : Katun
6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress
7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar cergam
Visualisasi
Skala 1 : 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pesatnya dunia teknologi informasi global membuat pengaruh budaya luar
semakin mudah masuk dan berkembang di Indonesia, salah satu hal yang berperan
masuknya budaya-budaya luar adalah membanjirnya komik-komik dan buku
cergam produksi luar negeri dengan masing-masing budaya yang mereka bawa,
hal itu membuat semakin tersingkirnya budaya lokal yang kian hari semakin di
tinggalkan dan tidak di kenal generasi penerus bangsa khususnya dalam dunia
pewayangan.
Sebagai orang yang cinta akan budaya dalam negeri hal itu sedikit banyak
menggugah penulis untuk membuat media edukasi untuk anak berupa buku cerita
bergambar dengan kisah Dewa Ruci. Dengan konsep yang ringan namun
mempunyai pesan moral yang baik, diharapkan buku cerita bergambar ini mampu
menarik perhatian anak-anak dan remaja untuk semakin mengenal budaya yang
kita miliki khususnya dalam dunia legenda sejarah atau cerita rakyat yang sarat
akan pesan-pesan moral. Dengan diproduksinya cergam Dewa Ruci ini maka
penulis berusaha ikut berperan untuk tetap melestarikan budaya dan sebagai upaya
mengenalkan cerita pewayangan kepada anak-anak.
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk para komikus atau illustrator dan
desainer lokal, sebaiknya dalam berkarya lebih mengutamakan budaya-budaya
yang bersifat lokal sehingga para penikmat cergam yang sebagain besar adalah
anak-anak dan remaja lebih akrab dengan budaya yang kita miliki, untuk
mencapai hal tersebut maka langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain :
1. Perlunya buku cerita bergambar yang menyampaikan pesan dari budaya yang
kita miliki.
2. Perlunya pengembangan sebuah cergam sejarah atau budaya untuk menambah
pengetahuan terhadap anak-anak dan remaja khususnya dalam hal sejarah
kebudayaan.
3. Perlunya konsep yang lebih kreatif dalam perancangan buku cergam sehingga
mampu menyampaikan pesan dengan baik dan mampu menarik konsumen/
pembaca cergam.
4. Penulis berharap pada pembuatan buku cergam selanjutnya agar lebih matang
dalam konsep dan lebih baik dalam pengerjaan proses produksinya.
ABSTRAK LEPAS.pdfABSTRAK LEPAS.pdfABSTRAK LEPAS.pdfABSTRACT