Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 1
Perancangan Interior Kantor Pada Perusahaan W Design Office Interior Design at the W Design Corporation
Cindy Pratiwi, Irwansyah
Program Studi Desain Interior
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama
ABSTRAK
Dalam hal ini penulis akan membahas tentang perancangan interior kantor pada perusahaan W
Design. Masalah utama penulis mengangkat judul ini adalah dalam perancangan interior kantor
W Design karyawan mengalami jenuh dan stress pada saat bekerja, suasana ruangan yang terlalu
monoton atau tidak kondusif membuat karyawan jenuh dalam bekerja, selain itu layout yang belum
sesuai alur kerja, kebutuhan penyimpanan berkas, pengembangan kantor dan elemen estetika.
Tujuan perancangan interior ini yaitu untuk menciptakan efisiensi penggunaan ruang berupa
peletakan layout furnitur, alur serta sirkulasi pada luasan kantor yang terbatas, menciptakan
ruangan kantor yang memiliki kualitas yang baik, sehingga memberikan kenyamanan terhadap
karyawan di perusahaan W Design, dan menciptakan sebuah desain yang dapat
merepresentasikan identitas atau image dari perusahaan. Penggalian data desain dilakukan
dengan cara memberi kuesioner, wawancara dan pengamatan lapangan langsung. Gaya Industrial
pada dasarnya menggunakan kaca, besi, kayu, yang biasanya material ini digunakan untuk
perancangan interior kantor W Design. Sedangkan gaya Minimalis digunakan untuk
memaksimalkan lahan yang tidak terlalu luas agar terlihat lebih fungsional. Pengaplikasian
konsep Industrial Minimalis ke dalam ruang interior Kantor W Design akan memunculkan
suasana yang mewakili pada image kantor tersebut dan memberikan kesan yang nyaman, homey,
simple dan modern bagi para pekerja, serta untuk menarik perhatian klien.
Kata Kunci :Industrial Minimalis, Kantor, Perancangan Interior
ABSTRACT
In this case the author will discuss the interior design of the office in the W Design company. The
main problem the writer raised this title is in the interior design of the office W Design employees
experience boredom and stress at work, the atmosphere of the room is too monotonous or not
conducive to making employees bored at work, in addition to layouts that do not fit the workflow,
file storage needs, development office and aesthetic elements. The purpose of this interior design
is to create efficient use of space in the form of laying furniture layouts, grooves and circulation
in a limited office area, creating office space that has good quality, so as to provide comfort to
employees in the company W Design, and create a design that can represent identity or image of
the company. Design data collection is done by giving questionnaires, interviews and direct field
observations. Industrial style basically uses glass, iron, wood, which is usually used for the W
interior design office. Whereas Minimalist style is used to maximize land that is not too broad to
make it look more functional. The application of the Industrial Minimalist concept into the
interior space of the W Design Office will bring an atmosphere that represents the image of the
office and gives a comfortable, homey, simple and modern impression to the workers, as well as
to attract the attention of clients.
Keywords: Interior Design, Minimalist Industrial, Office
2. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah, kebutuhan akan ruang kerja
yang nyaman untuk beraktifitas juga ikut berubah. Kebutuhan dalam ruang kerja ini pada umumnya
didorong oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan telekomunikasi, sehingga
manusia mulai membangun fasilitas-fasilitas dalam ruang perkantoran. Selain itu, kebutuhan akan
ruang pada kantor juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang sedang dilakukan.
Menurut Moekijat, 1997 (dalam Silvia Fransisca Anggada, Freddy H. Istanto, Rani
Prihatmanti, 2016), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan
pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin diberikan [6]. Sedangkan
menurut Miftahul Khairah (2017) menyatakan dalam jurnalnya bahwa kantor merupakan sebuah
tempat yang mampu mewadahi segala aktivitas pekerja atau karyawannya. Para pekerja melakukan
kewajibannya sesuai standar dari perusahaannya [5].
Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kantor merupakan wadah atau
suatu tempat untuk sekelompok orang yang melakukan kegiatan tata usaha. Dibentuknya sebuah
kantor bertujuan untuk memberikan pelayanan komunikasi dan perekaman suatu informasi secara
baik dan terkendali.
Kantor juga berperan penting bagi perusahaan sebagai wadah kegiatan penunjang
pemasaran produk, peningkatan dan pengembangan bisnis perusahaan. Selain itu berguna untuk
memenuhi kebutuhan karyawan agar merasa nyaman dalam bekerja. Adapun permasalahan yang
sering dihadapi dalam sebuah perkantoran, yaitu seperti visualisasi ruangan kantor tidak
menggambarkan corporate image, klien serta karyawan kantor kebanyakan merasa bosan saat
berada dalam kantor, kantor membutuhkan perubahan desain interior, untuk dapat meningkatkan
daya tarik klien dan karyawan, kantor perlu meningkatkan kenyaman baik secara fisik ataupun non
fisik bagi klien dan karyawan kantor, perubahan layout eksisting sangat dibutuhkan guna
meningkatkan efisiensi penggunaan ruang yang terbatas.
Peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja adalah kebutuhan setiap perusahaan, tak
terkecuali perusahaan W Design. Tantangan kerja yang semakin besar membutuhkan penyeimbang
agar klien dan seluruh karyawan dapat mengoptimalkan diri dengan resiko jenuh dan stress yang
lebih rendah. Desain interior kantor yang mengakomodasi kebutuhan kerja kantor modern dan
menerapkan konsep seni dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Penerapan seni diharapkan
menyentuh sisi emosi sehingga memberikan efek relaksasi dan nyaman terhadap klien dan para
karyawan yang bekerja di perusahaan W Design tersebut.
Hasil pengumpulan data yang didapatkan dari lokasi keadaan lapangan, masalah utama
perancangan adalah karyawan mengalami jenuh dan stress pada saat bekerja, suasana ruangan yang
terlalu monoton atau tidak kondusif membuat karyawan jenuh dalam bekerja. Selain itu layout
yang belum sesuai alur kerja, kebutuhan penyimpanan berkas, pengembangan kantor dan elemen
estetika. Perancangan interior kantor difokuskan pada penyelesain masalah utama tersebut. Hasil
perancangan adalah perbaikan layout, desain area kerja dan penyimpanan pada area kerja staff dan
karyawan. Selain itu akan diberikan tambahan ruang baru sesuai kebutuhan terkini perusahaan.
Penambahan ruang baru tersebut berguna agar karyawan dapat menghilangkan perasaan jenuh
dalam bekerja dan karyawan merasa nyaman bekerja diperusahan tersebut.
1.2. Landasan Teori
1.2.1 Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Perancangan Interior
Andie A. Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014) menyatakan dalam bukunya yang
berjudul “Teori Interior” bahwa Perancangan Interior adalah sebuah ilmu yang tidak dapat
dibatasi lingkupnya, sangat terkait dengan ilmu konstruksi, arsitektur, seni rupa, seni
kriya/kerajinan. Ilmu ini juga terkait dengan teknologi pengondisian ruang, pemanas dan
pendingin ruangan, ventilasi, pencahayaan, air, dan perlengkapan drainase, serta desain produk.
Perancangan interior juga merupakan bagian yang terintegrasi dengan struktur, yang di
Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 3
dalamnya termasuk struktur bangunan [1].
2. Pengertian Kantor
Menurut Moekijat, 1997 (dalam Silvia Fransisca Anggada, Freddy H. Istanto, Rani
Prihatmanti, 2016), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin
diberikan. Sedangkan menurut Miftahul Khairah (2017) menyatakan dalam jurnalnya bahwa
kantor adalah suatu tempat untuk melakukan aktifitas yang produktif pada perusahaan tersebut
[6].
3. Pengertian Konsep Industrial
Endra Ade Winata (2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa gaya industrial ialah
gaya dengan kesan sederhana dan bersih, dimana gaya ini berfokus dalam memaksimalkan
fungsi ruang. Penggunaan material seperti batu bata, logam, dan kayu bekas serta warna netral
dan kesan alami menjadi identitas dari gaya desain industrial. Berkaitan dengan hal ini, gaya
industrial dapat dikombinasikan dengan gaya desain yang lain [2].
4. Pengertian Konsep Minimalis
Erlina Laksmiani Wahjutami (2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa gaya
minimalis adalah penghematan dari segi ruang, yaitu penataan dan pembentukan ruang
berdasarkan studi kebutuhan ruang atas fungsi. Penghematan dari segi cahaya, yaitu dengan cara
memaksimalkan pencahayaan alami dengan membuat bukaan-bukaan cahaya yang luas dengan
menggunakan dinding berbahan kaca. Penghematan dari segi massa, yaitu dengan cara
meminimalkan massa bangunan [3].
1.2.2 Studi Literatur
Sebelum penulis menjelaskan konsep pada perancangan ini penulis melakukan beberapa
tinjauan karya lainnya yang sudah ada. Tinjauan karya ini dilakukan bermaksud untuk meninjau
karya yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya, dan menjadi sebagai panduan karya untuk penulis.
adapun tinjauan karya Perancangan Interior kantor yang penulis ambil sebagai tinjauan dalam
merancang adalah sebagai berikut:
1. Kantor PT. Diginet Media Yogyakarta
Menurut Endra Ade Winata (2017) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul “Redesain
Interior kantor PT. Diginet Media Yogyakarta”, Diginet Media ialah termasuk perusahaan
Teknologi Informasi terbesar di Yogyakarta yang biasa menggarap proyek pemerintahan daerah
di Indonesia. Perusahaan tersebut dibantu kurang lebih 60 karyawan yang terbagi 8 bagian, yang
setiap ruangannya membutuhkan dekorasi ruang yang nyaman dan terstruktur sesuai dengan
tahapan pekerjaan diperusahaan tersebut. Berdasarkan data yang diterima dalam jurnal tersebut
dapat ditarik kesimpulkan bahwa untuk memaksimalkan tahapan pekerjaan maka perlu adanya
penataan ulang ruang kerja yang ada. Dengan penambahan gaya ruang dengan tema nature yang
dikombinasikan dengan gaya industrial agar dapat memberikan kesan atau nuansa baru di dalam
kantor tersebut [2].
Persamaan konsep desain dalam jurnal dengan konsep desain yang digarap yaitu
pertimbangan dalam perancangan tata letak ruang atau layout yang lebih efisien dimana setiap
alur pekerja yang berkaitan pada satu lantai. Memberikan nuansa ruang yang disesuaikan
dengan tema desain, menggunakan gaya desain yang dipadu padankan dengan tema industrial
untuk dijadikan sebagai patokan untuk seluruh desain perusahaan yang akan di desain. Pada
perancangannya sama-sama menggunakan tema yang diambil yaitu nature, yang bertujuan
untuk menenangkan pikiran, membuat agar tidak mudah stres dan dapat membuat pekerja
yang didalam ruangan tersebut menjadi betah.
2. Kantor Greenpeace Indonesia
Menurut Miftahul Khairah (2017) menyatakan dalam jurnalnya bahwa gaya perancangan
yang akan dipakai pada kantor Greenpeace Indonesia yaitu gaya desai kontemporer. Gaya ini
sangat cocok untuk kantor Greenpeace Indonesia karena sesuai dengan identitas atau karakter
Greenpeace yang ingin ditampilkan. Tema perancangan yaitu natural, nyaman, dan energetic.
4. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
Sisi natural disini lebih banyak yang digunakan yaitu konsep tanaman hijau, dengan
menerapkan warna hijau yang tampak segar sebagai karakter. Tone warna natural digunakan
sebagai warna penyerasian, dengan itu dapat terciptalah nuansa alam yang bersifat segar ke
dalam ruangan pada kantor Greenpeace Indonesia, yang dimana hal itu dapat membangkitkan
semangat kerja, menenangkan dan membantu meningkatkan kenyamanan para pekerja [5].
Persamaan konsep desain dalam jurnal dengan konsep desain yang digarap yaitu sama-
sama menbuat sebuah perancangan interior kantor yang efektif dan efisien berdasarkan dengan
kebutuhan para pekerja dan aktivitas yang berlangsung didalamnya, memberikan kesan yang
natural, nyaman, dan energetic di setiap sisi kantor tersebut.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Metode Perancangan
Dalam hal ini metode perancangan yang akan diimplementasikan kedalam proyek
Perancangan Interior Kantor Pada Perusahaan W Design yang berlokasi di Jl. Tangguk Bongkar I
No.64, Tegal sari Mandala II, Kec. Medan Denai, Sumatera Utara. ini sebagai berikut :
2.2. Metode Pengumpulan Data
1. Tahap Programming
Tahap ini meliputi kegiatan berupa pengumpulan data, analisa data, membuat
pedoman desain. Berikut dibawah ini merupakan penjelasannya:
1. Pengumpulan Data
Pada metode pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara tidak
terstruktur, observasi, angket (kuesioner), dan mencari data dari artikel, internet, buku,
dan lain sebagainya. Wawancara tidak struktur yang dilakukan adalah berupa pengajuan
pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pemilik dan karyawan perusahaan W Design,
namun wawancara tersebut dilakukan secara bebas, wawancara tersebut hanya berisi
poin-poin penting yang akan ditanyakan. Observasi yang dilakukan yaitu dengan
mengamati langsung keadaan atau situasi dari subjek yang akan dirancang. Angket
(kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diberikan kepada subjek
perancangan terkait topik yang akan dirancang.
2. Analisa data
Adapun metode analisa data yang dilakukan dalam perancangan interior kantor
pada perusahaan W Design yaitu sebagai berikut:
a. Programming
Data programming dan kajian desain akan dijadikan berupa ide utama dalam
menganalisa kebutuhan ruang dan pengguna ruang.
b. Skematik
Setelah permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dari
programming ditemukan, akan dilanjutkan ketahap skematik desain dimana
kesimpulan dari programming akan dijadikan proses untuk memecahkan masalah
ruang.
c. Desain Akhir
Lalu hasil perancangan dari skematik akan dirincikan pada desain akhir yang
nantinya akan dipakai sebagai media untuk perancangan desain.
3. Membuat Pedoman Desain
Pada tahapan ini, pedoman desain yang diterapkan ialah design thinking. Design
thinking adalah suatu proses desain yang dimana seseorang harus berpikir kreatif untuk
memecahkan permasalahan dalam sebuah desain. Dengan menggunakan pedoman desain
ini dapat meringankan kita untuk membuat inovasi-inovasi baru yang lebih kreatif.
Design thinking yang dilakukan yaitu melakukan strategi dalam beberapa cara tertentu
tergantung seperti apa permasalahan yang akan dihadapi nantinya.
Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 5
2. Tahap Space Planning
Layout adalah denah atau gambaran awal tampak atas yang dilengkapi dengan kondisi
lingkungan, sirkulasi jalan, serta elemen – elemen yang ada disekitar bangunan tersebut.
Pengaturan Layout yang digunakan kantor perusahaan W Design yaitu internal layout, yang
merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam ruangan yang terdiri dari tata letak ruang
tunggu, tata letak ruang santai, tata letak kitchen dan bar, tata letak ruang meeting, tata letak
ruang staff dan karyawan, tata letak ruang owner.
a. Zooning
Zoning umumnya terbagi menjadi 3 area utama yaitu area public, area private, dan area
service. Dari 3 area tersebut diantaranya termasuk 3 area didalamnya yaitu area semi
public-private, area semi private-service dan area semi public-service. Pada kantor W
Design hanya akan menggunakan tiga area utama yaitu area public, area private, dan area
service.
b. Blocking
Blocking merupakan spesifikasi dari zoning. Jika zoning hanya menyebutkan area-areanya,
maka blocking langsung pada masing-masing nama ruangannya. Untuk area public pada
kantor W Design terdiri dari ruang tunggu, dan ruang santai. Area privasi terdiri dari ruang
meeting, ruang staff dan karyawan, dan ruang owner. Area service terdiri dari toilet, kitchen
dan bar, ruang makan, dan mushola.
c. Tampak Potongan
Tampak adalah pandangan mata terhadap bangunan secara tegak lurus, sesuai arah
instruksi yang diberikan, seperti tampak depan, tampak samping kanan, tampak samping
kiri, tampak belakang, tampak atas
Hasil gambar akan memperlihatkan konstruksi atau bentuk atap, pintu dan jendela, model
bangunan ataupun tinggi rendahnya bangunan. Untuk skala gambar yang digunakan
biasanya sama dengan gambar denah yang digunakan yaitu skala 1 : 100 atau 1 : 50 atau
tergantung besar gambar yang diinginkan atau kertas yang digunakan.
Gambar tampak harus memperlihatkan:
a) Karakter dari bangunan itu sendiri.
b) Proporsi dan skala terhadap manusia atau penghuninya
c) Segi-segi lain yang berhubungan dengan ekspresi keindahan serta hubungannya
dengan gambar denah dan gambar potongan yang memperlihatkan konstruksinya
Potongan adalah penglihatan mata terhadap bangunan atau konstruksi arah tegak sesuai
dengan petunjuk arahnya, posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Arah potongan
biasanya ditunjukkan sesuai pada gambar pada denah. Fungsi gambar potongan adalah
menunjukkan proporsi ruang interior dan penyelesaiannya. selain itu, ketinggian plafon dan
lantai yang digunakan serta ketinggian bangunan tersebut. Skala gambar yang digunakan
biasanya sama dengan denah dan tampak, skala yang digunakan tergantung besar gambar
yang diinginkan dan ukuran kertas gambar.
d. Sketch Perspektif
Sketsa perspektif adalah sebuah gambar yang dibuat sesuai dengan pandangan mata
terhadap objek yang dilihat. Apabila jarak objek semakin jauh maka semakin kecil pula
objek yang dilihat, dengan seperti itu maka hasil gambar akan lebih terlihat nyata. Gambar
dibuat sedemikian rupa agar terbentuk objek atau gambar, adapun metode yang digunakan
untuk menggambar sketsa perspektif yaitu sebagai berikut :
1. Satu Titik Hilang
Perspektif satu titik hilang umumnya digunakan untuk menggambar objek
yang letaknya dekat dengan mata. Letak objek yang dekat membuat sudut pandang
mata menjadi sempit sehingga garis-garis batas akan menuju ke satu titik saja.
Dikatakan hilang karena titik yang dibuat tidak terlihat atau samar untuk panduan
membuat garis bantu atau pembatas dari objek yang akan digambar.
2. Dua Titik Hilang
Perspektif dua titik hilang dalam dunia arsitektur biasanya digunakan
untuk menggambar eksterior suatu bangunan. Menggunakan dua titik hilang yang
6. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
terletak berjauhan dari sebelah kanan ke kiri. Perspektif dua titik hilang paling
banyak digunakan dan paling mudah dibuat karena hasilnya cenderung tidak statis
dan tidak simetris sehingga lebih wajar untuk dilihat. Selain eksterior, teknik ini
sering juga digunakan untuk interior yang memiliki bangunan yang luas.
3. Tiga Titik Hilang
Perpektif tiga titik hilang menggunakan tiga titik untuk membuat garis
pembatas objek. Teknik ini paling sering dilakukan untuk menggambar bagunan
yang dilihat dari tingkat mata tinggi atau rendah, seperti kota besar yang padat,
bangunan yang dilihat dari bawah, sebuah kota yang sederhana dan bangunan
lainnya.
3. Tahap Keputusan Desain
Keputusan desain merupakan implementasi gambar kerja yang sesuai dengan pedoman
desain Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Menurut Richard I. Levin ada 6 tahap yaitu sebagai
berikut :
1. Observasi : Tahap ini merupakan suatu proses kunjungan lapangan, observasi, dan riset yang
dapat menjadikan informasi yang didapat sebagai data pendukung.
2. Analisis dan pengenalan masalah : Tahap ini merupakan proses penentuan penggunaan,
penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk
yang jelas untuk mencari solusi yang dibutuhkan.
3. Pengembangan Model : Tahap ini merupakan proses peralatan pengambilan keputusan antar
hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di
bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
4. Memilih data masukan yang sesuai : Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal,
kenyataan, pendapat, serta data bank computer yang dapat menjadi (output process) input yang
memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan.
5. Perumusan dan pengetesan yang dapat dipertanggungjawabkan : Tahap ini berupa pengujian,
batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan Pemecahan : Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, pelibatan
manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemah aman manajemen untuk menunjang model
operasi dalam jangka yang lebih panjang.
2.3. Metode Desain
Design thinking adalah suatu proses desain yang dimana seseorang harus berpikir kreatif
untuk memecahkan permasalahan dalam sebuah desain. Dengan menggunakan metode desain ini
dapat meringankan kita untuk membuat inovasi-inovasi baru yang lebih kreatif. Design thinking
yang dilakukan yaitu melakukan strategi dalam beberapa cara tertentu tergantung seperti apa
permasalahan yang akan dihadapi nantinya. Ada 5 tahapan yang dilakukan saat merancangan
interior kantor W Design dengan menggunakan metode design thinking diantaranya sebagai
berikut:
1. Emphatize
Emphatize adalah proses pemahaman atau berempati terhadap pengguna ruang. Pada proses
ini penulis melakukan langkah-langkah seperti observasi mengamati situasi dan kondisi
lokasi yang akan dirancang, interview yaitu dengan mewawancarai owner dan pekerja
tentang kebutuhan yang diinginkan, dan mengumpulkan data dengan cara mengambil foto-
foto dokumentasi dari lokasi yang akan dirancang serta mengumpulkan gambar kerja, data
literatur, dan tinjauan pustaka.
2. Define
Dalam tahap ini penulis melakukan proses menjelaskan tujuan dari tahap sebelumnya pada
objek yang akan dirancang. Permasalahan tersebut akan ditemukan melalui data-data yang
dikumpulkan sebelumnya, dan penulis akan memberikan wawasan atau memperjelas tujuan
tentang keinginan pekerja dan owner terhadap kebutuhan ruang.
3. Ideation
Ideation adalah tahap pemecahan dan pengembangan inovasi ide, lalu ide yang sudah
didapat akan diaplikasikan atau divisualisasikan melalui gambaran sketsa, guna membantu
owner dan pekerja untuk memahami ide yang akan dirancang. Kemudian inovasi ide
Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 7
tersebut akan ditelaah dan dipadukan untuk menemukan penyelesain dari permasalahan
seperti kebutuhan dan keinginan ruang oleh pengguna ruang.
4. Prototyping
Prototyping adalah proses pengembangan ide yang sudah dipilih untuk direalisasikan.
Prototyping dibuat berupa gambar alternative-alternatif desain yang kemudian akan
dijadikan kedalam bentuk 3D. tahap tersebut akan mempermudah owner dan pekerja untuk
memahami desain yang akan dirancang untuk menemukan permasalahan seperti kebutuhan
dan keinginan ruang oleh pengguna pengguna ruang.
5. Testing
Testing adalah tahap evaluasi dari ide-ide yang dihasilkan melalui tahap prototyping.
Testing dari proses beberapa revisi yang dilakukan oleh owner perusahaan berdasarkan
alternatif-alternatif yang diajukan penulis. Testing yang dilakukan dengan bertanya
langsung kepada owner perusahaan tentang perancangan interior yang seperti apa dan
bagaimana yang nantinya akan dibuat, dan beberapa alternative yang akan diajukan.
Kemudian akan direvisi langsung oleh owner yang akan disesuaikan langsung bagaimana
kondisi disekitar mereka dan apa-apa saja kebutuhan kerja atau bisa juga sesuai keinginan
pribadi owner. Hasil revisi tersebutlah akan menemukan desain akhir yang ditemukan dari
beberapa alternatif yang sudah diajukan. Hasil desain akhir tersebut sudah termasuk hasil
yang sudah dikombinasikan berdasarkan masukan-masukan dari owner.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Citra
Kantor W Design memiliki citra yaitu desain yang mewakili pada image kantor W
Design yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri properti dan konsultasi.
Maka, gaya yang tepat digunakan untuk kantor W Design yaitu Industrial minimalis. Pada gaya
Industrial dominan menggunakan seperti besi, kaca, kayu, yang dimana bahan-bahan ini akan
banyak digunakan dalam perancangan interior perusahaan W Design. Sedangkan gaya Minimalis
digunakan untuk memaksimalkan lahan yang tidak terlalu luas agar terlihat lebih fungsional.
3.2. SKEMA WARNA
Gambar 1. Skema Warna
(Sumber: Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Penggunaan warna pada Kantor W Design lebih banyak menggunakan warna-warna yang
alami/nature. Warna yang digunakan adalah dominan warna putih untuk memberikan kesan bersih
pada ruangan. Tidak hanya warna putih, warna-warna pendukung seperti warna alami bata ekspos,
unfinish concrete dan HPL motif kayu yang terdapat dibeberapa furniture untuk memunculkan
kesan Industrial. Untuk menimbulkan kesan minimalis, penulis menambahkan sedikit sentuhan
warna hitam pada beberapa furniture yang digunakan.
3.3. Alternatif Desain
Alternatif Desain dibawah ini merupakan desain akhir dari perancangan kantor W Design
yang awalnya hanya sebuah lapangan yang memiliki banyak space kosong dan desain akhir ini
yang akhirnya akan digarap penulis untuk perancangan kantor W Design.
8. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
Gambar 2. Layout Kantor W Design
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
3.4. Hasil
Dibawah ini adalah gambaran keseluruhan desain yang merupakan perwujudan berupa
ide/gagasan solusi desain. Hasil desain yang akan dimasukkan meliputi sebagai berikut:
1. Rendering Perspektif / Presentasi Desain
Rendering Perspektif yaitu berisi gambar-gambar desain yang sudah dirender dan merupakan
hasil akhir desain yang akan digarap. Berikut hasil-hasil rendering dari perancangan kantor
W Design:
Gambar 3. Layout 3D Lantai 1 Gambar 4. Layout 3D Lantai 2
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 5. Perspektif 1 Gambar 6. Perspektif 2
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 9
Gambar 7. Perspektif 3 Gambar 8. Perspektif 4
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 9. Perspektif 5 Gambar 10. Perspektif 6
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 11. Perspektif 7 Gambar 12. Perspektif 8
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 13. Perspektif 9 Gambar 14. Perspektif 10
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 15. Perspektif 11 Gambar 16. Perspektif 12
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
10. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
2. Detail Khusus
Gambar Detail Khusus dibawah ini merupakan furniture atau elemen dekoratif yang didesain
secara custom. Desain khusus ini dibuat untuk menyesuaikan furniture tersebut dengan konsep
yang ada. detail furniture khusus yang dibuat yaitu pada area staff dan karyawan tepatnya
meja bagian administrasi kantor.
Gambar 17. Detail Khusus tampak depan Gambar 18. Detail Khusus tampak sisi
kanan
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 19. Detail Khusus tampak sisi kiri Gambar 20. Detail Khusus tampak belakang
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
Gambar 21. Detail Khusus tampak atas Gambar 22. Detail Khusus tampak perspektif
(Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019) (Sumber : Penulis, Cindy Pratiwi 2019)
4. KESIMPULAN
Perancangan desain interior ruang yang membentuk suasana Kantor W Design yang
menimbulkan citra yaitu desain yang mewakili pada image kantor W Design yang merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang industri properti dan konsultasi. Dari hasil pengumpulan
data yang didapatkan masalah utama perancangan adalah karyawan mengalami jenuh dan
stress pada saat bekerja, suasana ruangan yang terlalu monoton atau tidak kondusif membuat
karyawan jenuh dalam bekerja. Selain itu layout yang belum sesuai alur kerja, kebutuhan
penyimpanan berkas, pengembangan kantor dan elemen estetika. Perancangan interior kantor
difokuskan pada penyelesain masalah utama tersebut. Pemilihan gaya Industrial Minimalis
dikarenakan konsep gaya Industrial banyak menggunakan besi, kaca, , yang dimana bahan-
Cindy Pratiwi, Perancangan Interior Kantor Pada … 11
bahan ini akan banyak digunakan dalam perancangan interior perusahaan W Design.
Sedangkan gaya Minimalis digunakan untuk memaksimalkan lahan yang tidak terlalu luas
agar terlihat lebih fungsional.
5. SARAN
Dalam penelitian pada Kantor W Design banyak permasalahan yang dihadapi. Tidak jarang
permasalahan yang dihadapi bertolak belakang dengan kejadian didunia nyata. Sebagai
seorang desainer interior setidaknya harus mampu menjawab segala kebutuhan ruang.
Sangatlah penting untuk seorang desainer untuk peka terhadap apa yang dibutuhkan klien dan
selalu mengikuti perkembangan zaman. Pada saat pelaksanaan pameran Artwork Exhibition
yang dilaksanakan diuniversitas potensi utama, penulis mendapati kritik dan saran dari
pengunjung, dosen, dan dari kalangan lainnya. Kritik dan saran yang didapatkan sangat positif
dan membangun. Kritik dan saran tersebut membuat penulis semakin bersemangat dalam
mengerjakan tugas akhir. Kritik dan saran tersebut berisikan agar penulis lebih mengeksplor
tentang konsep yang digarap, supaya lebih menyempurnakan gambar dan maket agar mudah
dimengerti dan dipahami. Kritik dan saran dari pengunjung membuat penulis mencapai hasil
yang lebih maksimal dari sebelumnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Potensi
Utama yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Wicaksono Andie, Tisnawati Endah, Teori Interior. Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup),
2014
[2] Endra Ade Winata, “Pendekatan Seni: Redesain Interior Kantor PT. Diginet Media
Yogyakarta” dalam Seni: Jurnal Pengetahuan & Penciptaan Seni UPT Perpustakaan ISI
Yogyakarta (2017)
[3] Erlina Laksmiani Wahjutami, “Pendekatan Seni: Kesenjangan Konsep dan Penerapan Gaya
Modern Minimalis pada Bangunan Rumah Tinggal” dalam Seni: Jurnal Arsitektur,
Volume I Nomor I, (2017), 21-29, p-ISSN 1411-7193
[4] Jody Vidyandika, “Pendekatan Seni: Perancangan Interior Kantor Penerbitan dan Percetakan
PT. Intan Pariwara Klaten” dalam Seni: Jurnal Pengetahuan & Penciptaan Seni UPT
Perpustakaan ISI Yogyakarta (2017)
[5] Miftahul Khairah, “Pendekatan Seni: Perancangan Interior Kantor Greenpeace Indonesia
dengan Penerapan Eco-Design” dalam Seni: Jurnal Pengetahuan & Penciptaan Seni UPT
Perpustakaan ISI Yogyakarta (2017)
[6] Silvia fransiska anggada, Freddy H. istanto, Rani prihatmanti, “Pendekatan Seni: Desain
Interior Modern berkonsep avenue di Dalam Kantor dan Showroom Granito Tile” dalam
Seni: Jurnal Aksen, Volume 2 No 1 (2016)
[7] Bintarto, J., Jhon, J., & Purba, R. (2019). KAJIAN SEMIOTIKA PADA LOGO SANGGAR
REOG SINGO BARONG KABUPATEN LANGKAT. PROPORSI: Jurnal Desain,
Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 81-89.
[8] Purba, R. (2019). TIPOGRAFI KREASI MOTIF GORGA BATAK. PROPORSI: Jurnal
Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 190-201.
[9] Irwansyah, D. (2016). Perancangan Aplikasi Visualisasi Modifikasi Mobil Menggunakan
Visual Studio 2008 Dan 3D Max.
[10] Irwansyah, I. (2019). ANALISIS ORNAMEN INTERIOR PADA RUANG BALAIRUNG
12. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
ISTANA MAIMOON MEDAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 3(1), 21-32.
[11] Panjaitan, S. W. (2019). PENGARUH DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN TERHADAP
KENYAMANAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS POTENSI
UTAMA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 142-152.
[12] Ramadhani, I. (2019). KETERKAITAN ELEMEN INTERIOR TEMPAT MAKAN
TERHADAP SOSIAL MASYARAKAT. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan
Industri Kreatif, 1(2), 129-141.
[13] Ramadhani, I. (2019). KETERKAITAN ELEMEN INTERIOR TEMPAT MAKAN
TERHADAP SOSIAL MASYARAKAT. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan
Industri Kreatif, 1(2), 129-141.
[14] Ramadhani, I. (2019). TACTILE DIKAITKAN DENGAN PEMBELIAN PRODUK (STUDI
KASUS WALLPAPER DINDING). PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 2(2), 118-130.
[15] Irwansyah, I. Tinjauan Antropometri Kursi dan Meja Makan pada Restoran 4 Fingers Crispy
Chicken.