PERAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
MENSUKSESKAN GERMAS
MASALAH
Angka Kematian (CFR) DBD 5,13 % meningkat dari tahun kemarin
Masih tinggi jumlah kasus kematian ibu
Capaian penduduk usia 15-24 th yg punya pengetahuan komprehensif ttg HIV/AIDS masih 75 % dari target 85%
4
Masih Tingginya angka kesakitan ak ma/ diare
puluhan ribu ton /nja per hari masuk ke sungai
4% 40 % air sungai
tercemar
Menurunya Kualitas
sumber air bersih
Tercemarnya sumber air
Permasalahan Sanitasi di Kota Semarang :
Studi ADB:
n Kerugian ekonomi yg terkait sanitasi yg buruk diperkirakan sekitar Rp 42,3 triliyun per tahun, atau 2% dari GDP
Anggota rumah tangga selalu mencuci tangan dgn air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Target : 70% (2016) l Capaian : (2016) è Cukup - 40 % CTPS sesudah BAB - 14 % CTPS sebelum makan - 7 % CTPS sebelum memberi makan bayi - 9 % CTPS setelah bersihkan tinja bayi Masalah : - Belum dibudayakan di keluarga/RT l MANFAAT : Menurunkan angka Kematian akibat Diare, Kholera, Disentry, H1N1 & peny Infeksi Pencernaan lainnya 45% (WHO).
CUCI TANGAN DENGAN AIR DAN SABUN
Pencanangan GERMAS menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-‐52 , 12 November 2016
INDIKATOR 2012 2013 2014 2015 2016
Umur Harapan Hidup (Sumber BPS - menggunakan perhitungan IPM yang baru)
77,18 77,18 77,18 77,18 -
Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH)
22 (80)
29 (108)
33 (122)
35 (128)
32 ( 121
)
Angka Kematian Bayi (per 1000 KH)
293 (10)
251 (9)
253 (9)
229 (8)
201 (7,6)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 P 8 178 235 71 70 81 70 73 56 42 M 1 8 9 6 25 14 11 13 8 8 CFR 13 4 5 8 36 17 16 18 14 19
0
50
100
150
200
250
GRAFIK KASUS LEPTOSPIROSIS KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2016
Kesh Masy, 86, 10%
Non Kesh Masy, 754, 90%
Komposisi PNS Kesmas dan Tenaga Medis di DinKes Kota Semarang Th. 2017
Kesh Masy
Non Kesh Masy
Kesh Masy, 415, 58%
Non Kesh Masy, 295,
42%
Komposisi NON PNS Kesmas dan Tenaga Medis di DinKes Kota Semarang Th. 2017
Non Kesmas, 580, 86%
Kesmas, 95, 14%
Proporsi Ketenagaan PNS Kesehatan DKK Tahun 2016
PERKEMBANGAN KETENAGAAN PNS KESMAS DAN NON KESMAS DI DKK
601 591 591 578 580
96 91 92 93 95
0
100
200
300
400
500
600
700
Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016
Non Kesmas Kesmas
TENAGA KESMAS NON PNS
26
212
392 415
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017
Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 wiyata bhakti pusk, proyek (KPA dll)
wiyata bhakti pusk, proyek (KPA dll), Gasurkes
wiyata bhakti pusk, proyek (KPA dll), Gasurkes
wiyata bhakti pusk, proyek (KPA dll), Gasurkes, Promkes (BLUD)
GERMAS DIWUJUDKAN DALAM • Peningkatan akOvitas fisik; • Peningkatan perilaku hidup sehat; • Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
• Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
• Peningkatan kualitas lingkungan; dan • Peningkatan edukasi hidup sehat.
WUJUD PRODUK SETELAH ADANYA TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG
• Berbagai sistem informasi kesehatan • Perda tentang pengendalian penyakit yang mengedepankan pencegahan
• Media Media InovaOf (Video, Leaflet, Jinggle, dll) • Presentasi-‐presentasi dengan banyak data dan tampilan mapping serta analisisnya
• PeneliOan-‐peneliOan • Kegiatan-‐kegiatan mobilisasi untuk pencegahan penyakit
GERMAS DIWUJUDKAN DALAM • Peningkatan akOvitas fisik; • Peningkatan perilaku hidup sehat; • Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
• Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
• Peningkatan kualitas lingkungan; dan • Peningkatan edukasi hidup sehat.
Peningkatan akOvitas fisik Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator • Pemeriksaan kebugaran • Advokasi peregangan 2 x sehari pada jam kantor • Peserta Senam ruOn • ParOsipasi Lomba lomba HKN
Peningkatan Perilaku Hidup Sehat Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator • Lomba PHBS • PelaOhan Penilaian PHBS • Pendampingan keluarga • Terlibat akOf di Program Kota Sehat
Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator
Advoksi kepada pembuatan kebijakan Pendampingan Keluarga Lomba Gizi
Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator PENCEGAHAN : • Terlibat aktif Gerakan PSN & Pemantauan Jentik • Petugas Surveilans Kesehatan • Penyelidikan epidemiologi • Penyuluhan DETEKSI DINI (kolaborasi denga medis): • Penentuan kelp beresiko
• BIAS, Program pemberian obat cacing
Kegiatan Kesmas melalui Gasurkes : 1. Grup Koordinasi Pengendalian DBD dan KIA di
Oap Kecamatan 2. Peningkatan Gerakan PSN (> 50% kelurahan
telah melaksanakan Apel PSN Oap Jum’at) 3. 3.096 penyuluhan DBD dan KIA 4. Pendampingan kader 5. Pendampingan Bumil 6. Satu Rumah Satu JumanOk di lokasi Pilot Project
di 177 Kelurahan 7. SicenOk
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator • Terlibat akOf di Program Kota Sehat • Penyuluhan, pendampingan FKK • Pamsimas • Pembinaan Indistri rumah tangga (PIRT)
Peningkatan Edukasi Hidup Sehat
Kesmas sebagai perencana, pelaku dan evaluator • Inisiator pembuatan perda KTR, DBD & HIV • Penyuluhan dengan berbagai media • Lomba Sebulan dilakukan 3.098 penyuluhan oleh Gasurkes, belum termasuk oleh promkes, epid, dll
KEBUTUHAN TENAGA KESH MASY
URAIAN KEBUTUHAN KETERSEDIAAN % KETERSEDIAAN
EPIDEMIOLOG 50 16 32,0
SANITARIAN 50 32 64,0
PROMKESH 50 12 24,0
GIZI 50 34 68,0
26,000,000,000
49,271,653,150
41,136,975,800
39,599,672,000
46,773,926,000
6,123,112,000
7,909,043,300
6,757,334,000
16,352,178,000
20,763,807,000
-‐
10,000,000,000
20,000,000,000
30,000,000,000
40,000,000,000
50,000,000,000
60,000,000,000
TH 2012 TH 2013 TH 2014 TH 2015 TH 2016
ANGGARAN DKK PREVENTIF VS KURATIF
KURATIF PREVENTIF & PROMOTIF
KENDALA • Terbebani beban tambahan diluar keshmasy yang menyita hampir separuh tugas pokoknya (contoh : pelayanan pasien, bendahara)
• Masih ada kesmas yang kurang menguasai pengolahan data.
• Pengolahan dan pemanfaatan data belum maksimal
• Masih kurang kemampuan pendukung untuk kelancaran profesi (GIS, Olah data, Bhs Inggris, Komp, dll
KESIMPULAN • Peran tenaga Kesmas sangat strategis • Ketersediaan tenaga kesmas semakin baik walaupun belum opOmal
• Perlu peningkatan kompetensi dan kemampuan pendukung
• Perlunya dibentuk kompetensi sesuai dengan dunia kerja sebenarnya sejak dari fakultas dengan cara kerjasama dengan instansi pengguana tenaga kesmas