PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014
1
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 18 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan Kota Semarang Tahun 2015 dan agar pelaksanaannya dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta guna memberi pedoman dalam
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2015, maka perlu ditetapkan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas,
maka perlu dibentuk Peraturan Walikota Semarang tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kota Semarang Tahun 2015.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);
3
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82) ;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Hibah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5272);
21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010 2014;
4
22. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 101);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2015;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);
30. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);
5
31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 13);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor
12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2031 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);
35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2013 Nomor 12);
36. Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 ( Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota
Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kota
Semarang Tahun 2014 Nomor 19).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2015.
Pasal 1
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015 merupakan dokumen Perencanaan Tahunan yang berisi penjabaran visi, misi dan kebijakan Walikota Semarang yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Dokumen Perencanaan
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
6
Pasal 2
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015
disusun dengan Sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB VI PENUTUP
Pasal 3
Isi beserta uraian Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang
Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 4
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.
Ditetapkan di Semarang pada tanggal 30 Mei 2014
WALIKOTA SEMARANG
ttd
HENDRAR PRIHADI
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 30 Mei 2014
SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG
ttd
ADI TRI HANANTO
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014 NOMOR 18
7
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 18 TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2015
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANGTAHUN 2015
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
TAHUN 2014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------- iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------ I.1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ---------------------------------------------- I.2
1.3 Hubungan Antar Dokumen ---------------------------------------------- I.4
1.4 Maksud dan Tujuan ------------------------------------------------------ I.5
BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ----------------------------------- II.1
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi -------------------------------- II.1
2.1.1.1 Aspek Geografis -------------------------------------- II.1
2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ------------------ II.4
2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana --------------------------- II.8
2.1.1.4 Demografi --------------------------------------------- II.9
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ---------------------------- II.11
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.11
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ------------------------ II.14
2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ----------------- II.17
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum --------------------------------------- II.17
2.1.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib ------------------- II.17
2.1.3.2 Fokus Pelayanan Urusan Pilihan ----------------- II.30
2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ------------------------------------- II.29
2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ------------ II.31
2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ---------- II.33
2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi --------------------------- II.35
2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia --------------------- II.37
2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD 2013 Kota Semarang --------------- II.37
2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang
Tahun 2013 --------------------------------------------------- II.37
2.2.2 Capaian Kinerja Program Masing-masing Urusan -------- II.39
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ------------------------------- II.79
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah -------------- II.79
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah ----------------------------------------- II.87
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ------------------------------------- III.1
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan
Tahun 2014 ----------------------------------------------------- III.1
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun
2015 --------------------------------------------------------------- III.3
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daearh ----------------------------------- III.4
3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan
Daerah RKPD Tahun 2013 . III.5
3.2.2 Neraca Daerah -------------------------------------------------- III.8
3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2015 -------- III.11
3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah ------------------ III.14
ii
3.2.5 Pengeluaran Derah --------------------------------------------- III.17
3.2.5.1 Belanja Daerah Tahun 2015 ----------------------- III.17
3.2.5.2 Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2015 ----------- III.17
BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan --------------------------------- IV.1
4.2 Prioritas Pembangunan ------------------------------------------------ IV.11
4.2.1 Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun
2015 yang Dimunculkan . IV.11
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ------------------ V.1
5.2 Rencana Kerja Tahun 2015 ------------------------------------------- V.3
BAB VI. PENUTUP
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Semarang II.1
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun
2013
II.9
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Kelamin
Tahun 2013
II.10
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur Tahun
2012-2013
II.10
Tabel 2.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2012-2013 II.11
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku th 2012-2013 II.12
Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor
Pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-
2013
II.12
Tabel 2.8 Indeks Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.13
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang Tahun
2011-2013
II.14
Tabel 2.10 IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14
Tabel 2.11 Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang
Tahun 2011-2013
II.14
Tabel 2.12 Nilai TPAK-TPT Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14
Tabel 2.13 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 2012-
2013
II.18
Tabel 2.14 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 203 per
Wilayah Kecamatan
II.18
Tabel 2.15 Profil Pompa dan Polder Pengendali Banjir Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.16 Kondisi PJU Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.17 Perumahan Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.18 Luas RTH Kota Semarang Tahun 2013 II.20
Tabel 2.19 Titik Reklame Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.20
Tabel 2.20 Urusan Perhubungan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.21
Tabel 2.21 Urusan Perhubungan (titik parkir) di Kota Semarang Tahun
2012-2013
II.22
Tabel 2.22 Urusan Perhubungan (kendaraan) di Kota Semarang Tahun
2012-2013
II.22
Tabel 2.23 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang
Tahun 2013
II.23
iv
Tabel 2.24 Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak di Kota
Semarang Tahun 2013
II.24
Tabel 2.25 Urusan Sosial di Kota Semarang Tahun 2013 II.25
Tabel 2.26 Urusan Koperasi dan UMKM di Kota Semarang Tahun 2012-
2013
II.25
Tabel 2.27 Urusan Penanaman Modal di Kota Semarang Tahun 2012-
2013
II.26
Tabel 2.28 Urusan Kearsipan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.29
Tabel 2.29 Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Semarang
Tahun 2012-2013
II.29
Tabel 2.30 Urusan Perpustakaan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30
Tabel 2.31 Urusan Pertanian di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30
Tabel 2.32 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2013 II.33
Tabel 2.33 Jumlah Perijinan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.36
Tabel 2.34 Data Jumlah Wajib Pajak Daerah dan Jumlah Penerimaan
Pajak Daerah Tahun 2012-2013
II.36
Tabel 2.35 Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-masing
Urusan Tahun Anggaran 2013
II.37
Tabel 2.36 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target
RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pendidikan
II.39
Tabel 2.37 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesehatan
II.42
Tabel 2.38 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pekerjaan Umum
II.44
Tabel 2.39 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perumahan
II.46
Tabel 2.40 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target
RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penataan Ruang
II.47
Tabel 2.41 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perencanaan Pembangunan
II.48
Tabel 2.42 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perhubungan
II.49
Tabel 2.43 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Lingkungan Hidup
II.50
Tabel 2.44 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanahan
II.52
Tabel 2.45 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
II.52
Tabel 2.46 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
II.53
Tabel 2.47 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
II.54
v
Tabel 2.48 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Sosial
II.55
Tabel 2.49 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketenagakerjaan
II.57
Tabel 2.50 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Koperasi dan UKM
II.58
Tabel 2.51 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penanaman Modal
II.59
Tabel 2.52 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kebudayaan
II.59
Tabel 2.53 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemuda Dan Olahraga
II.60
Tabel 2.54 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesbangpol Dalam Negeri
II.62
Tabel 2.55 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepagawaian dan Persandian
II.63
Tabel 2.56 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketahanan Pangan
II.67
Tabel 2.57 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat
II.68
Tabel 2.58 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Statistik
II.70
Tabel 2.59 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kearsipan
II.70
Tabel 2.60 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Komunikasi dan Informatika
II.71
Tabel 2.61 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perpustakaan
II.72
Tabel 2.62 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanian
II.72
Tabel 2.63 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kehutanan
II.75
Tabel 2.64 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan ESDM
II.74
Tabel 2.65 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pariwisata
II.75
Tabel 2.66 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kelautan dan Perikanan
II.76
Tabel 2.67 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perdagangan
II.77
Tabel 2.68 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perindustrian
II.78
Tabel 2.69 Permasalahan Tahun 2015 Terkait dengan RPJMD II.79
Tabel 3.1 Indikator Ekonomi Daerah Kota Semarang Tahun 2011 s/d
2014
III.1
vi
Tabel 3.2 Proyeksi Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2015 III.2
Tabel 3.3 Evaluasi Kapasitas Keuangan Daerah Tahun 2015 Kota
Semarang
III.6
Tabel 3.4 Proyeksi Kapasitas Keuangan Daerah RPJMD Kota Semarang Tahun 2011-2015
III.6
Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang
III.7
Tabel 3.6 Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang
III.8
Tabel 3.7 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang
Tahun 2010, 2011 dan proyeksi 2012 - 2013
III.8
Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota SemarangTahun 2011 dan proyeksi 2012-2013
III.11
Tabel 3.9 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah Kota Semarang 2012 s/d 2014
III.12
Tabel 3.10 Prosentase Pertumbuhan Pendapatan DaerahKota Semarang 2012 s/d 2014
III.13
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan DaerahKota Semarang Tahun 2015
III.14
Tabel 3.12 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2012 2014 dan Proyeksi 2015
III.15
Tabel 3.13 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKota Semarang Tahun 2015
III.15
Tabel 3.14 Perhitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Yang Mengikat RKPD Kota Semarang Tahun 2015
III.18
Tabel 3.15 Penggunaan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2015 III.19
Tabel 4.1 Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
serta kesesuaian dengan Sapta Program
IV.3
Tabel 4.2 Keselarasan Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD
2010-2015 dengan Program Prioritas Pembangunan Daerah
dalam RKPD
IV.16
Tabel 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2014
IV.20
Tabel 5.1 Rekapitulasi Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan
Tahun 2015 Berdasarkan Urusan Kewenangan
Pemerintahan serta SKPD Kewenangan
V.1
Tabel 5.2 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015
Urusan Wajib
V.4
Urusan Pendidikan V.4
Urusan Kesehatan V.21
Urusan Pekerjaan Umum V.41
Urusan Perumahan V.66
Urusan Penataan Ruang V.76
vii
Urusan Perencanaan Pembangunan V.84
Urusan Perhubungan V.91
Urusan Lingkungan Hidup V.99
Urusan Pertanahan V.116
Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil V.117
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak V.121
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera V.124
Urusan Sosial V.125
Urusan Ketenagakerjaan V.133
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah V.137
Urusan Penanaman Modal Daerah V.141
Urusan Kebudayaan V.146
Urusan Pemuda dan Olahraga V.151
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri V.154
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm. Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
V.167
Urusan Ketahanan Pangan V.255
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa V.258
Urusan Statistik V.395
Urusan Kearsipan V.396
Urusan Komunikasi dan Informatika V.397
Urusan Perpustakaan V.400
Tabel 5.3 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015 Urusan Pilihan
V.404
Urusan Pertanian V.404
Urusan Kehutanan V.409
Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral V.410
Urusan Pariwisata V.411
Urusan Kelautan dan Perikanan V.413
Urusan Perdagangan V.417
Urusan Perindustrian V.423
Tabel 5.4 Kegiatan Yang Diusulkan Melalui Sumber Dana DAK dan
BANKEU PROVINSI Tahun 2015
V.426
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan
pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional.
Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara
sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan
jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down
dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD,
penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan
Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD.
Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD untuk
menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun perencanaan.
Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan RKPD tahun
sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan,
prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program prioritas daerah.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negera Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4410);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.2
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3079);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga,
Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 89);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82) ;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.3
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);
21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
22. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 101);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 540);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2015;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);
30. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.4
31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 13);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun
2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2031 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 61);
35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 12);
36. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun
2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,
Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah
dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 20);
37. Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran
2014 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Semarang
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota
Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah
Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 19).
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD,
RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling
berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran
pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah
pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan
ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD
sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam
satu benang merah yang saling terkait.
Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan
Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.5
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota
Semarang.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 memperhatikan beberapa unsur
pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran dan prioritas
untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang
akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-kebijakan untuk
melaksanakannya; serta (v) SKPD yang mempunyai kewenangan dalam
pelaksanaannya.
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dimaksudkan sebagai upaya
memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah
untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kota Semarang dalam pelaksanaan
pembangunan daerah Tahun 2015.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 merupakan penjabaran RPJMD Kota Semarang
Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan dan strategi untuk mendukung terwujudnya
Visi Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju
Masyarakat Sejahtera. Tema RKPD Kota Semarang 2015 Pengembangan Pencapaian
Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang
Tahun 2010-2015.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 juga dimaksudkan untuk
memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2015. Selain itu penyusunan RKPD
Tahun 2015 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam
proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kota
Semarang.
Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015
adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2015 yang sesuai
dengan RJMD Kota Semarang 2010-2015;
2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun 2015;
3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) Kota Semarang Tahun 2015 serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) Kota Semarang Tahun 2015; dan
4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Tahun 2015.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat dari 3 (tiga) Aspek pencapaian
sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaran pemerintah daerah. Ketiga aspek tersbeut
yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing
daerah. Gambaran kondisi masing-masing aspek pencapaian pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah,
dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi,
antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kota Semarang.
2.1.1.1. Aspek Geografis
Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas
wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi,
klimatologi dan penggunaan lahan di Kota Semarang.
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15%
dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat
adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan
dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan
panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Secara administrasi Kota Semarang
terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci luas masing-masing kecamatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kota Semarang
No Kecamatan Jml
Kelurahan
Luas
(km2)
1 Mijen 14 57,55
2 Gunungpati 16 54,11
3 Banyumanik 11 25,69
4 Gajahmungkur 8 9,07
5 Semarang Selatan 10 5,93
6 Candisari 7 6,54
7 Tembalang 12 44,20
8 Pedurungan 12 20,72
9 Genuk 13 27,39
10 Gayamsari 7 6,18
11 Semarang Timur 10 7,70
12 Semarang Utara 9 10,97
13 Semarang Tengah 15 6,14
14 Semarang Barat 16 21,74
15 Tugu 7 31,78
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.2
No Kecamatan Jml
Kelurahan
Luas
(km2)
16 Ngaliyan 10 37,99
TOTAL 177 373,70
Sumber: Semarang Dalam Angka 2012, BPS Kota Semarang
b. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau
Jawa yang terletak antara garis 60 50 70 10 Lintang Selatan dan garis 1090 35 1100
50 Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur
lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah
yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor
Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang
dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten
Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan
terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan
jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional
Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah
pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai
pusat wilayah nasional bagian tengah.
c. Topografi
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah
dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya
berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran
dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan
kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis
kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari,
Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan
Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang
Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng
III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan
Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian
wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (>
50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan
sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali
Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.
Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu
kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah
dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya
berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara
0,75 348,00 mdpl.
d. Geologi
Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas tiga
bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah
bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang
diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada
daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang, yang membujur
arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit
Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya,
dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan.
Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis
tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di
Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan,
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.3
asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan
Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25% wilayah Kota Semarang
memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30% lainnya
memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota
Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu dan alluvial coklat kelabu
dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya
merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan grumosol kelabu tua.
e. Hidrologi
Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai - sungai
yang mengalir di Kota Semarang yang terbagi kedalam 4 sistem besar drainase yaitu:
1. Sistem Drainase Mangkang sebagaimana terdiri atas 2 (dua) sub sistem
meliputi :Sub Sistem Sungai Mangkang (Sungai Mangkang Kulon, Mangkang
Wetan dan Plumbon); danSub Sistem Sungai Bringin (Sungai Bringin, Sungai
Randugarut, Sungai Karanganyar dan Sungai Tapak).
2. Sistem Drainase Semarang Barat terdiri dari 4 (empat) sub sistem meliputi:
Sub Sistem Sungai Tugurejo (Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai
Tambak Harjo dan Sungai Tugurejo);Sub Sistem Sungai Silandak;Sub Sistem
Sungai Siangker (meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai
Karangayu, Sungai Ronggolawe dan Sungai Siangker); danSub Sistem Bandar
Udara Ahmad Yani (Saluran Lingkar Selatan Barat yang meliputi Sungai
Selinga, Sungai Simangu, Sungai Tawang dan Sungai Banteng)
3. Sistem Drainase Semarang Tengah terdiri dari 8 (delapan) sub sistem
meliputi:Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat (Sungai Kripik, Sungai Kreo
dan Sungai Garang),Sub Sistem Sungai Bulu (Saluran Jl. Hasanudin, Saluran
Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung Kidul dan Saluran Bulu Lor),Sub Sistem
Sungai Semarang, Sub Sistem Sungai Simpang Lima, Sub Sistem Sungai
Banger, Sub Sistem Sungai Bandarharjo, Sub Sistem Sungai Asin, Sub Sistem
Sungai Baru.
4. Sistem Drainase Semarang Timur terdiri dari 5 (lima) sub sistem meliputi:Sub
Sistem Banjir Kanal Timur (Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai
Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Tenggang, Sub
Sistem Sungai Sringin, Sub Sistem Sungai Babon (Sungai Gede, Sungai
Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro), Sub Sistem Sungai Pedurungan.
f. Klimatologi
Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,
mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan muson
timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW)
menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode
ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan berawan. Lebih
dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober
angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena
membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,
kelembaban lebih rendah, dan jarang berawan.
Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang
tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini menunjukkan
curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin
muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun
Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C pada
bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 C ke 32,9 C.
Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan
September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata
di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus
sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.4
rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46%
pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.
g. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah, lahan
non sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan sawah terdiri dari irigasi teknis (198
Km2), setengah teknis (530 Km2), irigasi sederhana/irigasi desa/non PU (45 Km2), tadah
hujan (2,031 Km2), dan yang tidak diusahakan (267 Km2). Penggunaan lahan sawah
dan lahan non sawah meliputi lahan pekarangan (38%), ladang (21%), tegalan (14%),
lainnya (11%), perkebunan (5%), tambak dan kayu-kayuan (4%), padang rumput (2%),
tidak diusahakan (1%). Sedangkan lahan kering meliputi pekarangan dan bangunan
(42%), padang gembala (5%), tambak/rawa, tegalan dan kebun (27%), tambak/kolam,
lainnya/tanah kering (26%).
Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pola
pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya yakni kawasan yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
pertanian, pariwasata dan industrydan lain-lain dengan berpedoman pada rencana
tata ruang wilayah.
a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi
pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa pelayanan.
Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan
Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala regional dan
nasional.
Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian wilayah
Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi kepadatan dan
beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan
jasa adalah sebagai berikut:
1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional,
nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan, Tawang dan
Siliwangi;
2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa
dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan jasa dengan
perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar Johar
merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di pusat kota,
selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota Semarang. Kawasan
perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah Pasar Agro yang
direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk memasarkan produk-
produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan daerah-daerah yang ada di
sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan regional,
sehingga diperlukan dukungan jalan sekurang-kurang kolektor sekunder.
3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota
sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanannya;
4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat
berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-
kurangnya jalan lokal sekunder.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.5
5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan
sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor
perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang sejenis lainnya;
6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu,
pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan prasarana
lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial
dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan
dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah;
7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan kebutuhan
luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia,
kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju
lokasi.
b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa
Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus
diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini bertujuan
untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar kegiatan kawasan,
antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak terjadi.
Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa
dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD) Peterongan
Tawang Siliwangi;
2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan Tawang Siliwangi
bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan Tawang
Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/
nasional/ internasional;
3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan
Peterongan Tawang Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage
sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;
4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara vertikal
dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.
c. Rencana Kawasan Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai pusat
pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah. Mempertimbangkan
hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan pendidikan tinggi di Kota
Semarang dilakukan sebagai berikut :
1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala regional
nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran, dan Mijen.
Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan regional/ nasional
perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang
memadai.
2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena
kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang
kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa pelayanan
untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.
3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat kota
diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai serta tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan.
4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus
mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.
5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas pelayanan
lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai bagian dari
fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.6
d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran
Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan
ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat,
regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan
perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :
1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi
Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di Jalan
Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor Pemerintah Provinsi
dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap mempertimbangkan kemudahan
jangkauan pelayanan bagi pengguna dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah.
2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang
Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan Jalan
Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah). Kawasan
perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan untuk Kantor Walikota dan
DPRD KotaSemarang, kawasan ini sekaligus berfungsi sebagai balaikota.
Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang yang ada di Jalan
Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk pelayanan pemerintahan.
3. Kawasan Perkantoran Swasta
Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan
perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya dapat di
kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.
e. Rencana Kawasan Industri
Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya
untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam
RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal
ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan
sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai penopang utama perekonomian kota.
Kawasan industri direncanakan di BWK III (Kawasan industri dan pergudangan
Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X (Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan
industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar polusi
rendah.
Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Industri Genuk
2. Kawasan Industri Tugu
3. Kawasan Industri Candi
4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas
5. Kawasan Industri Mijen
6. Kawasan Industri Pedurungan
f. Rencana Kawasan Olah Raga
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka selain
lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan areal terbuka,
yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di lingkungan
masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara lain stadion
olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala regional/nasional,
stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion Diponegoro.
g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi
Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya
untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas
rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:
1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan BWK X
(direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana pembangunannya
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.7
harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem di wilayah
pantai/pesisir;
2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang yang
ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di dalamnya;
3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan tembalang), BWK
VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan Mijen) juga berfungsi
sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian perkotaan dan budidaya
pertanian.
4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata Religi dan
Religi:
BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong
BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
BWK VII : Kawasan Vihara Watugong
5. Wisata alam dan cagar budaya
BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu
BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota Lama
Semarang
BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo
BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.
BWK X : Taman lele
6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan koridor Jalan
Pandanaran.
7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK IX dan
BWK III)
Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung fungsi
kotaSemarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/ nasional/
internasional.
h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman
Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang pemanfaatannya
untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun oleh penduduk sendiri
dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah.
i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum
Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum
di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat menjadi bagian dari
Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan sebagai berikut :
1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan
makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan
didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;
2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang
termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk di
BWK V;
3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan
dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan
optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan
kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;
4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan
pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan,
diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen) dari
keseluruhan luas lahan;
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.8
5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan lahan
pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan
menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam Kepada
Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua persen) dari
keseluruhan luas lahan.
j. Rencana Kawasan Khusus
Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik yang
bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan perlakuan
tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan yang ditetapkan
sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan pelabuhan.
Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan BWK VII
(Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di Kawasan
Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan khusus harus
tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.
k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian wilayah
perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH), berupa
lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan
tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap
terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor. Bila
ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait, dengan
sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak pembangunan.
Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang
morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara umum
diklasifikasikan menjadi:
a. Kawasan Pesisir/ Pantai
Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut
merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah atau
sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea Level, MSL),
dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu, kawasan
pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang yang tinggi,
sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang menyebabkan tsunami.
b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)
Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang kemiringan
muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari kawasan tersebut
menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan potensi banjir menjadi lebih
besar, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal. Kawasan ini
umumnya terbentuk dari endapan sedimen yang sangat subur, dan terdapat di
bagian hilir sungai. Seringkali kawasan ini merupakan daerah pengembangan
kota, seperti permukiman, pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan
lain sebagainya.
Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS)
cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur di
Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar juga, karena
debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai tersebut. Potensi
bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan cukup besar di daerah
hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai pasang air laut.
c. Kawasan Sempadan Sungai
Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan
ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.9
d. Kawasan Cekungan
Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah
maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana banjir.
Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan secara optimal,
sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.
Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah pesisir/pantai
dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek penyebabnya, jenis banjir yang
ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: banjir limpasan
sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir pasang (rob).
Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada
ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di
sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air
tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan
muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh
gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan
rob yang semakin besar.
Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor. Kota
Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana longsor yang
mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan perhatian.
Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota Semarang,
musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan sehingga
menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah yang minimum.
Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat di Semarang atas.
Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi Nasional 2010-2014, potensi
bencana yang ada di Kota Semarang adalah banjir, kekeringan, longsor,
kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan permukiman dan risiko cuaca
ekstrim.
2.1.1.4. Demografi
Jumlah penduduk berdasarkan data BPS Kota Semarang pada tahun 2013
sebesar 1.572.105 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,83 % dibanding tahun
2012 yang tercatat sebesar 1.559.198 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari
jumlah penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan
penduduk yang tidak merata. Meskipun dalam setahun terakhir ini banyak perumahan
baru yang bermunculan di kawasan pinggiran, namun secara statistik kependudukan
tidak berpengaruh banyak terhadap data statistik kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk tinggi masih berada pada wilayah perkotaan dibanding diwilayah pinggiran
yang merupakan wilayah pertanian, tegalan.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013
No Kecamatan Luas
(Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepada
tan(Jiwa/
Km2)
Juml.
Pend.
Lahir
Juml.
Pend.
Mati
Juml.
Pend.
Datang
Juml.
Pend.
Pindah
1 Mijen 57,55 57.887 1.006 775 251 1.604 824
2 Gunung Pati 54,11 75.885 1.402 1.338 591 1.600 1.056
3 Banyumanik 25,69 130.494 5.080 2.328 1004 2.505 2.505
4 Gajahmungkur 9,07 63.599 7.012 724 402 769 931
5 Semarang
Selatan
5,93 82.293 13.877 925 550 1.166 1.612
6 Candisari 6,54 79.706 12.187 1.222 726 1.191 1.669
7 Tembalang 44,2 147.564 3.339 2.924 716 4.359 1.950
8 Pedurungan 20,72 177.143 8.549 2.650 943 3.415 3.777
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.10
No Kecamatan Luas
(Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepada
tan(Jiwa/
Km2)
Juml.
Pend.
Lahir
Juml.
Pend.
Mati
Juml.
Pend.
Datang
Juml.
Pend.
Pindah
9 Genuk 27,39 93.439 3.411 1.439 402 2.534 1.639
10 Gayamsari 6,18 73.745 11.933 1.174 450 1.444 1.648
11 Semarang Timur 7,7 78.622 10.211 1.130 708 1.095 1.847
12 Semarang Utara 10,97 128.026 11.671 1.775 1.027 2.131 3.278
13 Semarang
Tengah
6,14 71.200 11.596 816 593 846 1.519
14 Semarang Barat 21,74 158.668 7.298 2.188 1.042 2.523 3.756
15 Tugu 31,79 31.279 984 508 177 512 399
16 Ngaliyan 37,99 122.555 3.226 1.849 667 2.666 2.062
Total 373,70 373,7 1.572.105 112.783 23.765 10.249 30.360
Sumber: Profil Kependudukan Kota Semarang 2013, BPS Kota Semarang BPS.
Peningkatan jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2013 sangat dipengaruhi
proses alami yaitu kelahiran dikurangi kematian penduduk, selain itu juga faktor
migrasi penduduk dari daerah sekitar Kota Semarang yang merupakan imbas dari
daya tarik Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah yang merupakan
pusat perekonomian dan pusat pendidikan serta peran Kota Semarang sebagai pintu
gerbang ke kota lain di Jawa Tengah (posisi Bandar Udara dan Pelabuhan).
Sedangkan jika dilihat dari komposisi jumlah penduduk berdasarkan gender di
Kota Semarang 2 tahun terakhir ini masih didominasi oleh penduduk perempuan
meskipun mengalami sedikit penurunan proporsi, terlihat dari tabel dibawah ini
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013
Org (%) Org (%)
1 Laki-laki 775.793 49,76 781.176 49,69
2 Perempuan 783.405 50,24 790.929 50,31
Total 1.559.198 100 1.572.105 100
2013Th. 2012 Juml. PendudukNo
Sumber Profil Kependudukan Kota Semarang, BPS Th. 2013
Hal ini haruslah menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Semarang dalam
mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih responsif terhadap kepentingan dan
partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan daerah.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur
Tahun 2012-2013
Org (%)
rasio
ketergan
tungan
Org (%)
rasio
ketergan
tungan
1 64 442.719 28,39 446.190 28,38
2 15-64 1.116.479 71,61 1.125.915 71,62
Total 1.559.198 100 1.572.105 100
39,63
Th. 2012 2013 *)
Juml. Penduduk
(usia)No
39,65
Sumber BPS Kota Semarang
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.11
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Semarang
berdasarkan kelompok usia menunjukkan Rasio Ketergantungan Total (perbandingan
antara penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia produktif) di Kota
Semarang pada tahun 2013 sedikit menunjukkan perbaikan dari tahun sebelumnya.
Dengan turunnya rasio ketergantungan, Pemerintah Kota perlu menjaga dan
memperbanyak lapangan pekerjaan di Kota Semarang secara kuantitas maupun
kualitas sebagai bentuk antisipasi dari jumlah Penduduk usia produktif yang semakin
meningkat.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan
pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek
kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek
kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada
Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat
sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator
utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan
indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja indikator-indikator tersebut sampai
dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan PDRB
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu
daerah dapat digambarkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besaran
PDRB dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja perekonomian suatu
wilayah pada suatu periode tertentu, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan
suatu wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. PDRB juga dapat
digunakan untuk mengetahui nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor
produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu
periode di suatu daerah tertentu.
Tabel 2.5
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2013
No Lapangan Usaha 2012 *)
(dalam jutaan) %
2013 **)
(dalam jutaan) %
1. Pertanian 246.649,51 1,02 248.028,30 0,97
2. Pertambangan dan Penggalian 33.799,64 0,14 34.222,00 0,13
3. Industri dan Pengolahan 6.432.298,02 26,58 6.750.992,29 26,36
4. Listrik Gas, dan Air Bersih 294.792,96 1,22 305.343,85 1,19
5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,57
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
7.522.659,90 31,09 8.015.473,75 31,30
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.314.801,61 9,57 2.440.468,17 9,53
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
661.403,13 2,73 702.266,69 2,74
9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.125.332,87 12,20
Jumlah 24.196.487,78 100 25.608.529,15 100
*) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang
**) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.12
Tabel 2.6
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2013
No Lapangan Usaha 2012 *)
(dalam jutaan) %
2013 **)
(dalam jutaan) %
1. Pertanian 588.074,44 1,08 627.301,59 1,02
2. Pertambangan dan Penggalian 81.153,57 0,15 86.553,32 0,14
3. Industri dan Pengolahan 13.396.296,80 24,63 15.121.999,80 24,66
4. Listrik Gas, dan Air Bersih 776.041,22 1,43 860.675,61 1,40
5. Bangunan 10.562.309,17 19,42 11.797.229,92 19,24
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
15.460.952,20 28,43 17.614.828,33 28,73
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.091.566,72 9,36 5.703.089,07 9,30
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
1.452.004,58 2,67 1.634.369,03 2,67
9. Jasa-jasa 6.976.255,85 12,83 7.870.954,19 12,84
Jumlah 54.384.654,53 100 61.317.000,86 100
*) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang
**) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Hotel dan Restoran tetap menjadi sektor yang paling dominan disusul dengan
sektor Industri dan Pengolahan serta sektor Bangunan. Kondisi ini semakin
menegaskan posisi Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa.
Tabel 2.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor Pembentuk PDRB
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013
No Lapangan Usaha 2010
(dalam %)
2011
(dalam %)
2012 *)
(dalam %)
2013 **)
(dalam %)
1. Pertanian 2,78 1,74 0,54 0,56
2. Pertambangan dan Penggalian 2,83 2,33 1,96 1,25
3. Industri dan Pengolahan 4,90 5,50 6,36 4,95
4. Listrik Gas, dan Air Bersih 4,16 4,78 3,76 3,58
5. Bangunan 7,17 7,04 6,03 6,37
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
5,93 6,67 7,08 6,55
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,87 6,06 5,61 5,43
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
3,19 5,56 7,44 6,18
9. Jasa-jasa 7,46 8,15 6,67 6,22
Jumlah 5,87 6,41 6,42 5,84
*) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang
**) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Seiring dengan kondisi makro ekonomi secara nasional, kondisi perekonomian
Kota Semarang di tahun 2013 mengalami tekanan, meskipun masih tumbuh dibanding
tahun 2012. Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun 2012, di tahun 2013
perekonomian Kota Semarang (berdasarkan PDRB ADHK) masih dapat tumbuh sebesar
5,84%. Di tengah situasi perekonomian yang mengalami tekanan sepanjang triwulan II
karena kenaikan harga BBM dan pengetatan moneter oleh Bank Sentral. Kecuali sektor
Bangunan, seluruh sektor pembentuk PDRB mengalami penurunan pertumbuhan,
termasuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor utama pembentuk PDRB
Kota Semarang
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.13
b. Laju Inflasi
Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya harga
dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan dengan
mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks Harga
Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu), deflektor
Produk Domestik Bruto (menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang
baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan. Inflasi dapat
disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran
suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi akan
mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.
Perkembangan inflasi di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh kebijakan makro
ekonomi dari Pusat yang memengaruhi kenaikan harga-harga. Inflasi Kota Semarang di
tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 8,19% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat
sebesar 4,85%. Angka inflasi Kota Semarang ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa
Tengah yang tercatat sebesar 7,98%, namun masih lebih rendah dibandingkan inflasi
nasional yang sebesar 8,38%.
Kenaikan inflasi di tahun 2013 dipengaruhi oleh gejolak harga pangan domestik
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong kenaikan
harga-harga, baik itu yang terdampak langsung maupun yang terdampak lanjutan.
Selama 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Agustus, bulan-bulan awal
pasca kenaikan harga BBM, yang juga bersamaan dengan Idul Fitri dan tahun baru
ajaran sekolah yang biasanya juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi, meskipun
kemudian di bulan Oktober s/d Desember 2013, inflasi sudah bergerak pada kisaran
angka normal.
c. PDRB per Kapita
Ditinjau dari jumlah PDRB Perkapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun 2011-
2013, Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2013. Jika di tahun 2012,
nilainya sebesar Rp. 34.787.877,69, di tahun 2013 nilainya meningkat menjadi Rp.
39.124.435,42. Peningkatan nilai PDRB per kapita ini secara umum menandakan
adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik, sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi Kota Semarang.
d. Indeks Gini
Dari data BPS tahun 2012, indeks Gini Ratio Kota Semarang mencapai angka
(0,3518) sedangkan berdasarkan asumsi prediksi Bappeda, indeks gini Kota Semarang
tahun 2013 meningkat menjadi 0,3836 yang berarti kesenjangan pemerataan
penduduk di Kota Semarang mencapai level sedang.
Tabel 2.8
Indek Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013
No Uraian 2011 2012 2013*)
1 Gini Ratio (Kota Semarang) 0,3545 0,3518 0,3836
2 Gini Ratio (Nasional) 0,41 0,41 0,413
Sumber BPS Kota Semarang
*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribus