Download ppt - Perbankan Syariah

Transcript
Page 1: Perbankan Syariah

PERBANKAN SYARIAH

Page 2: Perbankan Syariah
Page 3: Perbankan Syariah

ISLAMISLAM

AQIDAHAQIDAH SHARIAHSHARIAH AKHLAQAKHLAQ

MUAMALAHMUAMALAH IBADAH MAHDLAHIBADAH MAHDLAH

SPECIAL RIGHTSSPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTSPUBLIC RIGHTS

CIVIL LAWSCIVIL LAWS CRIMINAL LAWSCRIMINAL LAWS INTERIOR AFFAIRSINTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRSEXTERIOR AFFAIRS

INT RELATIONINT RELATION

POLITICSPOLITICS

FINANCEFINANCE

SOCIALSOCIAL

LEASINGLEASING INSURANCEINSURANCE BANKINGBANKING MORTGAGEMORTGAGE VENTURE CAPITALVENTURE CAPITAL

ISLAM: PANDANGAN HIDUP KOMPREHENSIF

ECONOMICSECONOMICS CULTURECULTURE ETCETC

Page 4: Perbankan Syariah

• Al-Qashash: 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

Page 5: Perbankan Syariah

Hadist Turmidzi 2341 dan Darimi 536

Page 6: Perbankan Syariah

ARTINYA:

• Dari Abu Barzah Al-Aslami berkata: bahwasanya Rasulullah SAW telah berkata: “Pada hari kiamat kelak seorang hamba tidak akan melangkahkan kakinya kecuali akan ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya sejauhmana ia mengamalkannya, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia pergunakan, serta tentang semua anggota tubuhnya apa yang ia perbuat dengannya.”

Page 7: Perbankan Syariah

• QS. At-Taghabun 15: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan/fitnah (bagimu), dan di sisi Allahlah pahala yang besar, dan QS Al-’Anfaal: 28 (dan ketahuilah …)

• Harta sebagai fitnah, Fitanah=– ‘Azab (Adz-Dzaariyaat: 14)– Cobaan (Thaahaa: 40)– Keberpalingan dari ibadah kepada Allah SWT (at-Taghaabun: 15)– Pemaksaan untuk tidak kembali kepada agama (al-Buruuj: 10)– Kesesatan (al-Muddatstsir: 31)– Kekufuran (al_baqarah: 19)– Dosa (at-Taubah: 49)

Page 8: Perbankan Syariah

PROSES PENGELOLAAN HARTA

HARTA YANG

DIMILIKI

BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN

DIGUNAKAN UNTUK APA

a. HARAM ZATNYA

b. HARAM BUKAN ZATNYA

c. TIDAK SYAH AKADNYA

a. ZISb. BAYAR

KEWAJIBANc. INVESTASI/

TABUNGANd. KONSUMSI

Page 9: Perbankan Syariah

Sistem Produksi dalam Islam

INPUT PROSES OUTPUTHalal Halal HalalHalal Haram Haram

Haram Halal HaramHaram Haram Haram

APA CONTOHNYA?:1.2.3.4.

Page 10: Perbankan Syariah

ISLAM DAN PERBANKAN

KAIDAH USHUL FIQH:

Maa laa yatim al-wajib illa bihi fa huwa wajib

Sesuatu yang harus ada untuk mempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan.

Hadits:

Antum a’lamu bi umuri al-dunyakum? (kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian)

Masalah ekonomi dan perbankan adalah bab muamalah, maka selama ia memberikan perbaikan kehidupan umat manusia maka wajib dijalankan dengan sesuai kaidah Islam

Page 11: Perbankan Syariah

ALASAN PERLUNYA BANK SYARI’AH

Secara praktis, sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung beberapa kelemahan, sebagai berikut :

Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.

Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan kebangkrutan.

Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan bunganya.

Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha kecil.

Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga mereka.

Page 12: Perbankan Syariah

Al-Qur’an memberikan nilai-nilai dalam menjalankan aktivitas perbankan syari’ah

Pada masa Rasulullah telah didirikan lembaga keuangan : Baitul Mal; Wilayatul Hisbah;

Pengembangan etika bisnis

Para khulafa’urrasyidin melanjutkan mengembangkan baitul mal

Pada masa dinasti Islam, baitul mal terus dikembangkan dan mulai adanya pemikiran

tentang ekonomi

Pada masa modern telah berdiri local saving bank, Islamic Development Bank, Bank Syari’ah,

dan lembaga keuangan non bank lainnya

Islam dan Perbankan Syari’ahIslam dan Perbankan Syari’ah

Page 13: Perbankan Syariah

PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN NABI

Bank : lembaga yang melaksanakan 3 fungsi utama:

• Menerima simpanan uang

• Meminjamkan uang

• Memberikan jasa pengiriman uangContoh yang dilakukan Nabi:

Rasulullah saw dikenal sebagai al-amin, dipercaya masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali ra. untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya

Sahabat Rasul Zubair bin al-Awwam lebih suka menerima uang dalam bentuk pinjaman

Page 14: Perbankan Syariah

PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN BANI UMAYYAH DAN BANI ABASIAH

Mulai ada orang yang memiliki keahlian di bidang keuangan, yang disebut dengan jihbiz :

Jihbiz vs Bank: Persamaan dan Perbedaannya:

Persamaannya:

Jihbiz dan Bank sama-sama melakukan fungsi berikut:

•To accept deposits

•To channel financing

•To tranfer money

Perbedaannya:

•Jihbiz dikelola oleh individu

•Bank dikelola oleh institusi

Page 15: Perbankan Syariah

EVOLUSI KEGIATAN PERBANKAN DALAM MASYARAKAT ISLAM

1. Individu (Nabi/sahabat melakukan suatu fungsi perbakan

2. Jihbiz (seorang melakukan suatu fungsi perbakan

3. Bank (sebuah institusi melakukan ketiga fungsi perbankan) diadopsi oleh masyarakat Eropa abad

pertengahan, namun kegiatannya mulai dilakukan dengan basis bunga

4. Bank syari’ah modern (sebuah institusi melakukan kegitiga fungsi perbankan dengan berlandaskan syari’ah

Islam)

Page 16: Perbankan Syariah

Perkembangan Bank Syari’ah di Luar Negeri

Mit Ghamr Bank dirintis pada tahun 1960-an sebagai rural-social bank, berdiri di sekitar sungai Nil, didirikan oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar

Islamic development Bank, dirintis pada sidang Menlu Negara OKI di Karachi Pakistan Desember 1970.

Islamic Research and Training Institute lembaga milik IDB yang bertugas membantu melakukan riset dan pelatihan untuk pengembangan ekonomi/bank syari’ah

Pembantukan bank-bank syari’ah di luar negeri :

Kategori I bank komersial

Kategori II lembaga investasi dalam bentuk international holding companies

Page 17: Perbankan Syariah

Perkembangan Landasan Hukum

UU No 7/92 tentang Perbankan

PP No 72/92 tentang Bank Berdasarkan Bagi

Hasil

UU No 10/98 tentang perubahan UU 7/92

Dicabut dg PP 30/99

BANK SYARIAH

UU No 21/08 tentang perubahan UU 10/98

Page 18: Perbankan Syariah

Definisi Bank dan Perbankan Syariah menurut UU No. 21 tahun 2008

• Bank adalah badan usaha yang menghimpun d ana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

• Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya

Page 19: Perbankan Syariah

Bank Syariah

• Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

• Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

• Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariahyang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran

Page 20: Perbankan Syariah

Fungsi dan Peran

Lembaga intermediari. Agen investasi /manager

investasi. Investor Penyedian jasa lalu lintas

pembayaran (tidak bertentangan syariah).

Pengelola dana kebajikan, ZIS, (fungsi sosial)

Hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan (investor timbal balik pengelola investasi)

Lembaga intermediari

Penghimpun dana masyarkat dan meminjamkan kembali kepada masyarakat dalam kredit dengan imbalan bunga.

Penyedia jasa / lalu lintas pembayaran

Hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan debitur kreditur

Landasan operassional

Berdasarkan prinsip syariah Islam

Uang sebagai alat tukar bukan komoditi.

Bunga dalam berbagai bentuknya dilarang

Menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan atas transaksi riel

Berdasarkan prinsip dan nilai materialistis

Uang sebagai komditi yang diperdagangkan.

Bunga sebagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan dimuka

Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Permasalahan

Bank Syariah Bank Konvensional

Page 21: Perbankan Syariah

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Permasalahan

Bank Syariah Bank Konvensional

Sistem Pengawasan

Adanya dewan pengawas syariah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah disamping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah

Aspek moralitas sering kali terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari operasional.

Risiko Usaha Dihadapi bersama antara bank dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran.

Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif (negatif spread) karena sistem yang digunakan.

Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur , risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank.

Kemungkinan terjadi selisih negatif antara pendapatan bunga dan beban bunga

Page 22: Perbankan Syariah

PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL

BUNGA BAGI HASIL Dihitung dari pokok

(uang yg dipinjamkan) Berubah sesuai kondisi

(bunga) pasar Nominal tetap sesuai

suku bunga Diragukan

Dihitungan dari keuntungan

Nisbah tetap sesuai akad

Nominal berubah sesuai kondisi usaha

Tidak ada keraguan

Page 23: Perbankan Syariah

Karakteristik Bank Syariah• Berdasarkan prinsip syariah• Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

– pelarangan riba dalam berbagai bentuknya– Tidak mengenal konsep “time-value of money”– Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

• Beroperasi atas dasar bagi hasil• Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa• Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal• Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat

melakukan transaksi-2 sektor riil

Page 24: Perbankan Syariah

Syarat transaksi sesuai syariah a.l : (pr 7)

• Tidak mengandung unsur kedzaliman• Bukan riba• Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.• Tidak ada penipuan (gharar)• Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan• Tidak mengandung unsur judi (maisyir)

Page 25: Perbankan Syariah

FIQH MUAMALAH UNTUK PERBANKAN

Page 26: Perbankan Syariah

PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH ISLAM

Bidang yang diperbolehkan syari’ah

Bidang yang dilarang syari’ah

Tadlis

RibaTaghrir

Persaingan tidak sempurna

Ikhtikar & bai’ najasy

Page 27: Perbankan Syariah

PENYEBAB TRANSAKSI DILARANG

Penyebab dilarangnya transaksi

Haram zatnya Tidak sah akadnya

1. Tadlis

2. Ikhtikar

3. Bai’ Najasy

4. Taghrir (Gharar)

5. Riba

6. Risywah

1. Rukunnya tidak terpenuhi

2. Syarat tidak terpenuhi

3. Terjadi Ta’alluq

4. Terjadi “2 in 1”

Haram selain zatnya

1. Darah

2. Bangkai (kecuali ikan & belalang)

3. Daging babi

4. Binatang yang disembelih tidak menyebut asma Allah

5. Khamer (minuman keras)

Page 28: Perbankan Syariah

HARAM ZATNYA

Transaksi dilarang karena obyek yang ditransaksikan juga dilarang

Misalnya: minuman keras, bangkai (kecuali ikan dan belalang), babi

Transaksi barang atau jasa yang demikian ini tetap haram walaupun akad jual-belinya sah.

Contoh:

Pembelian minuman keras dengan akad murabahah melalui Bank Syari’ah.

(Zat barangnya haram, namun akadnya sah)

Page 29: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYA

1. Tadlis (melanggar prinsip “an taraddin minkum”

Setiap transaksi dalam Islam harus dilandasi pada prinsip kerelaan kedua pihak yang bertransaksi

Mereka harus memiliki informasi yang sama tentang barang/jasa yang diperjual belikan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan

Unknown to one party dalam bahasa fiqh disebut tadlis.

Tadlis terjadi karena empat hal:

a. Kuantitas pengurangan timbangan

b. Kualitas penyembunyian kecacatan obyek

c. Harga memanfaatkan ketidaktahuan harga pasar

d. Waktu penyerahan penjual tidak mengetahui secara pasti barang akan diserahkan kepada pembeli

Page 30: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYA

b. Taghrir (Gharar)

Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi.

Taghrir terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti.

Gharar/taghrir terjadi karena empat hal, yaitu:

1) Kuantitas kasus ijon

2) Kualitas menjual sapi masih dalam perut induknya

3) Harga pengambilan margin 20% untuk 1 tahun atau 40% untuk 2 tahun

4) Waktu penyerahan menjual barang hilang seharga Rp. X dan disetujui oleh pembelinya

Page 31: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYA

2. Melanggar prinsip “la tazhlimuna wa la tuzhlamun”

Jangan menzalimi dan jangan dizalimi

Praktek yang melanggar prinsip ini adalah:

a. Rekayasa pasar dalam Supply (Ikhtikar)

- Mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan menimbun atau entry barier

- Menjual harga lebih tinggi dibandingkan harga sebelum munculnya kelangkaan

- Mengambil keuntungan lebih dibandingkan keuntungan sebelum kejadian I dan II

S1

D

S2

P’

P”

Q2 Q1

Page 32: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYAb. Rekayasa Pasar dalam demand (Bai’ Najasy)

Rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsen/ pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk akan naik.

Cara ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Penyerbaran isu

2) Melakukan order pembelian

3) Pembelian pancingan sehingga tercipta sentimen pasar, bila harga sudah naik sampai level yang diinginkan, maka yang bersangkutan akan melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali obyek yang sudah dibeli

S1

D1

P’

P”

Q2Q1

D2

Page 33: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYAd. Riba

Dalam ilmu fiqh dikenal jenis riba:

1) Fadl (riba buyu’) riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).

2) Nasi’ah (riba duyun) riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untuk muncul renturn bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi la dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, hanya berjalannya waktu. Nasi’ah adalah memastikan sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti

3) Qard dan Jahiliyah hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang ditetapkan.

Page 34: Perbankan Syariah

RINGKASAN MENGENAI RIBATipe Riba Faktor penyebab Cara Menghilangkan Faktor Penyebab

Riba Fadl Gharar (uncertain to both parties)

Kedua belah pihak harus memastikan faktor berikut: 1) Kuantitas; 2) Kualitas; 3) Harga; 4) Waktu penyerahan

Riba Nasi’ah Return tanpa risiko, pendapatan tanpa biaya

Kedua belah pihak membuat kontrak yang merinci hak dan kewajiban masing-masing untuk menjamin tidak adanya pihak manapun yang mendapatkan return tanpa menanggung risiko, atau menikmati pendapatan tanpa menanggung biaya

Riba Jahiliyah Memberi pinjaman sukarela secara komersiil, karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba

Jangan mengambil manfaat apapun dari akad kebaikan (tabarru)

Kalaupun ingin mengambil manfaat maka gunakan akad bisnis (tijarah), bukan akad kebaikan (tabarru)

Page 35: Perbankan Syariah

HARAM SELAIN ZATNYA

e. Risywah

Menyuap orang lain untuk meloloskan atau memudahkan urusan yang bersangkutan

Page 36: Perbankan Syariah

TIDAK SAH/LENGKAP AKADNYA

Suatu transaksi yang tidak termasuk dalam kategori haram li dzatihi maupun haram li ghairihi, belum tentu serta merta menjadi halal.

Sesuatu tersebut menjadi haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap.

Suatu transaksi dikatakan tidak sah atau tidak lengkap akadnya bila terjadi salah satu atau lebih faktor berikut:

1) Rukun dan syarat tidak terpenuhi Rukun jual beli meliputi: (a) Pelaku; (b) Obyek; © Ijab-qabul. Syarat jual beli, tidak: (a) Menghalalkan yang haram; (b) Mengharamkan yang halal; © Menggugurkan rukun; (d) Bertentangan dengan rukun; (e) Mencegah berlakunya rukun

2) Terjadi Ta’alluq Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan. Dengan maksud, berlakunya akad 1 tergantung pada akad ke 2. Dalam terminologi fiqh disebut bai’ al-’inah.

3) Terjadi two in one Satu transaksi mewadahi dua akad sekaligus, sehingga terjadi ketidakpastian. Dalam terminologi fiqh disebut: shafqatain fi al-shafqah. Two in one terjadi karena: (a) obyek sama; (b) pelaku sama; © jangka waktu sama. Bila salah satu dari faktor tersebut tidak ada maka tidak terjadi two in one

Page 37: Perbankan Syariah

WA’AD DAN AQAD

Page 38: Perbankan Syariah

ANTARA WA’AD DENGAN AQAD

• Ada perbedaan antara wa’ad dengan aqad• Wa’ad

– Wa’ad= janji (promis) antara satu pihak kepada pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak = one way)

– Terms and condition-nya tidak well-defined– Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun,

walaupun term & condition-nya sudah well-defined• Aqad

– Aqad mengingat kedua belah pihak yang saling bersepakat– Term & condition sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik– Ada sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi kewajiban yang

disepakati

Page 39: Perbankan Syariah

ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH

• Tabarru’ berasal dari kata birr = kebaikan• Tabarru’ = segala macam perjanjian yang

menyangkut transaksi nirlaba (not for profit transaction)

• Tabarru’ merupakan transaksi yang dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan

• Contoh: qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, hibah, wakaf, shadaqah, hadiah

Page 40: Perbankan Syariah

AQAD TABARRU’Lending $

QardLending $

RahnLending $ + Collateral

HiwalahLending $ to take over loan from other party

Lending yourself

WakalahLending yourself now to do something on behalf of other

Wadi’ahWakalah, by specifying the job

HiwalahContingent wakalah, I.e preparing yourself to do something if something happens

Giving something Hibah, shadaqah, waqf

Page 41: Perbankan Syariah

ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH

• Tijarah = perdagangan = comersiil• Tijarah = segala macam perjanjian yang

menyangkut transaksi yang mendatangkan keuntungan (for profit transaction)

• Contoh: akad investasi, jual beli, sewa-menyewa, dll.

• Aqad Tijarah dilihat dari kepastian hasil yang diperoleh:– Natural Uncertainty Contract– Natural Certainty Contract

Page 42: Perbankan Syariah

AQAD TIJARAHNatural Certainty Contract

Murabahah

Salam

Natural Uncertainty Contract

Musyarakah: Wujuh, ‘inan, abdan, mufawadah)Muzara’ah

Musaqah

Istishna’

Ijarah

Teori Pertukaran

Mukhabarah

Teori Percampuran

Page 43: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN & PERCAMPURAN

Berdasarkan tingkat kepastian hasil yang diperoleh, kontrak bisnis dapat dibedakan menjadi

1. Natural Certainty Contracts (Teori Pertukaran)

2. Natural Uncertainty Contracts (Teori Percampuran)

Page 44: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN DALAM ISLAM

Natural Certainty Contracts/teori pertukaran, adalah kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktu. Dalam bentuk ini:

Cash-flownya pasti atau sudah disepakati di awal kontrak

Obyek pertukarannya juga pasti secara jumlah, mutu, waktu maupun harganya

Page 45: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN

OBYEK PERTUKARAN

‘AYN (aset riil) BI ‘AYN (aset riil)

‘AYN (aset riil) BI DAYN (aset keuangan)

DAYN (aset keuangan) BI DAYN (aset keuangan)

WAKTU PERTUKARAN

NAQDAN (Sekarang/Tunai)

GHAIRU NAQDAN (Masa YAD)

Page 46: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN

‘AYN BI ‘AYN

JENIS BEDA

JENIS SAMA

Kasat Mata Kualitas dapat dibedakan

Kasat Mata Kualitas tidak dapat dibedakan

upah tenaga kerja yang dibayar dengan sejumlah beras

real asset (‘ayn) dengan real asset (‘ayn)

Jika tidak dapat dibedakan mutunya, pertukaran dibolehkan, jika:

Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)Mistlan bi mistlin (sama mutunya)

Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)

Pertukaran kuda dengan kuda

Page 47: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN

‘AYN BI DAYN

Barang

Al-Bai’

Jasa

Al-Ijarah

Ijarah

Ju’alah

Naqdan

Order

Mu’ajjal

Salam

Istishna’

real asset (‘ayn) dengan financial

asset (dayn)

Page 48: Perbankan Syariah

TEORI PERTUKARAN

DAYN BI DAYN

Uang

Non-Uang

Surat berharga

Jenis sama

Jenis Beda

Pertukaran financial asset (dayn) dengan financial

asset (dayn)

Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga)

Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga)

Page 49: Perbankan Syariah

TEORI PERCAMPURAN DALAM ISLAM

Natural Uncertainty Contracts/teori percampuran adalah kontrak dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Tingkat returnnya bisa positif, negatif maupun nol.Kontrak-kontrak investasi ini secara sunatullah tidak menawarkan :

Return yang tetap dan pasti. ` Sifatnya tidak fixed dan predetermined.

Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real asset maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kontrak demikian ini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama.

Page 50: Perbankan Syariah

TEORI PERCAMPURAN

OBYEK PERCAMPURAN

‘AYN BI ‘AYN

‘AYN BI DAYN

DAYN BI DAYN

WAKTU PERCAMPURAN

NAQDAN

GHAIRU NAQDAN

Page 51: Perbankan Syariah

‘AYN BI ‘AYN

TEORI PERCAMPURANTEORI PERCAMPURAN

Menyumbangkan keahlian Syirkah

‘Abdan

Jasa/keahlian (real asset) dicampur dengan uang (financial asset) Bentuk percampuran ini disebut syirkah mudharabahSeorang penyandang dana

memberikan dana dan yang lain memberikan reputasinya

Bentuk percampuran ini disebut syirkah wujuh

‘AYN BI DAYN

Percampuran financial asset (dayn) dengan financial asset

(dayn)Jika percampuran antara uang dengan uang dengan jumlah

sama disebut syirkah mufawadah; atau jumlah uang

yang dipercampurkan jumlahnya berbeda disebut

syirkah ‘inan.

DAYN BI DAYN

Page 52: Perbankan Syariah
Page 53: Perbankan Syariah

53

BANK SYARIAH

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA JASA

PRINSIP WADIAH- Giro - Tabungan

PRINSIP MUDHARABAH-Giro-Tabungan - Deposito

PRINSIP JUALBELI- Murabahah- Istishna- Salam- Ijarah

PRINSIP BAGIHASIL- Mudharabah- Musyarakah

- Wakalah- Kafalah- Sharf- Rahn- Hiwalah

APLIKASI AKAD DALAM PRODUK – PRODUK BANK SYARIAH

Page 54: Perbankan Syariah

54

Page 55: Perbankan Syariah

55

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH

GIROWADIAH

GIROSYARIAH

GIRO MUDHARABAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal

tidak melanggar prinsip syariah Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan nasabah

Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari

penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 56: Perbankan Syariah

56

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

Nasabah Giro Wadi’ah

1

2

54

67

Akad Wadi’ah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan bank

3 Mutasi giro

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

SKEMA GIRO WADIAH

Page 57: Perbankan Syariah

57

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

Nasabah Giro Mudharabah

1

2

54

67

Akad Mudharabah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan yang akan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

3 Mutasi giro

SKEMA GIRO MUDHARABAH

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

Page 58: Perbankan Syariah

58

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH

TABUNGANWADIAH

TABUNGANSYARIAH

TABUNGANMUDHARABAH

Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari

penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak

melanggar prinsip syariah Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 59: Perbankan Syariah

59

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

54

67

Akad Wadi'ah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan Bank

3 Setoran tabungan

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

Penarikan tabungan8Nasabah Pemilik Dana

Tabungan Wadiah

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA TABUNGAN WADIAH

Page 60: Perbankan Syariah

60

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

3

5

Nasabah Pemilik DanaTabungan Mudharabah

4

67

Akad Mudharabah

Setoran awal

Mutasi tabungan

Pooling Fund

Pendapatan yang akan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

Penyaluran pembiayaan

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH

Page 61: Perbankan Syariah

61

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

DEPOSITO MUDHARABAH

MUTLAQAH

DEPOSITOSYARIAH

DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang dipersyaratkan oleh nasabah

Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 62: Perbankan Syariah

62

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

43

56

Akad Mudharabah

Setoran Deposito

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan yangakan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

7 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

Muthlaqah

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH

Page 63: Perbankan Syariah

63

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

3

45

Akad Mudharabah Muqayyadah

Setoran Deposito

Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan

nasabah deposan

Pendapatan yangakan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

6 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

Muqayyadah

Page 64: Perbankan Syariah

64

Page 65: Perbankan Syariah

PEMBIAYAAN MURABAHAH

DEFINISIMurabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)

LANDASAN HUKUMa. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;

b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam Murabahah;

c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;

d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran;

e. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh).

65

Page 66: Perbankan Syariah

1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)

3. HARGA HARGA BELI

… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)

HARGA JUAL

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

Fatwa DSN No.16/IX/2000:

Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

(Ps.1:1)

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000

66

Page 67: Perbankan Syariah

4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9)

Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)

5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)

6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1)

7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah

Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000)

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)

67

Page 68: Perbankan Syariah

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)

8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.

Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)

9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.

Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya

Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani

Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial

(Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)

6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)• Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian• Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka

penagihan hak yang seharusnya diterima• Real Lost not Opportunity Lost• Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad

68

Page 69: Perbankan Syariah

APLIKASI PERBANKANJENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAH

PEMBIAYAANKENDARAAN BERMOTOR

KOMBINASI AKAD :-LINE FACILITY

- 2 STEP FINANCING-JOINT FINANCING

- TAKEOVER-Dll

PEMBIAYAANINVESTASI

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANMULTIGUNA

MURABAHAH

69

Page 70: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh beli mobil )

Mobil dikirimlangsung olehdealer atauBank Syariah

DEALER

Bank Syariahbayar pembelian

mobil

Wa’ad beli

1

2

5

NASABAH

8

Bayar angsuran atau tempo9

7

Akad Murabahah

Penandatanganan akad jual beli6

Bank Syariahmewakilkan ke Dealer untuk serahkan mobil keNasabah

Nasabah sebagaiwakilBank Syariah , belimobil ke Dealer

4

3Bank Syariah mewakilkanke Nasabah untuk beli mobil keDealer

NasabahNasabah

70

Page 71: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN RUMAH

NasabahBank Syariah

Developer

1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan

2. Wa’ad beli

4. Akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

71

Page 72: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

NasabahBank Syariah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer

kepada Nasabah.

Akad Murabahah

72

Page 73: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Bank Syariah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer keNasabah.

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier

73

Page 74: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

Bank Syariah

74

Page 75: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misalPembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan barang

kepada Nasabah.

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier

Bank Syariah

75

Page 76: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan fork lif t ke

Nasabah.

Akad Murabahah

Bank Syariah

76

Page 77: Perbankan Syariah

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untukmelakukan transaksi dengan supplier

Bank Syariah

77

Page 78: Perbankan Syariah

Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

PEMBIAYAAN ISTISHNA’

78

Page 79: Perbankan Syariah

1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)

2. OBJEK Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Penyerahan dilakukan kemudian. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan

kesepakatan Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.

(Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)

3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)

4. PEMBATALAN

PESANAN

Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :

a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya.

b. Menunggu sampai barang tersedia.

(Fatwa No..05/2000, Ps. 4:5)

POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA

79

Page 80: Perbankan Syariah

BankSyariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh renovasi rumahyang dikerjakan oleh kontraktor)

Penandatanganan Akad Istishna’

1

2

NASABAH

Bayar secara cicilan (taqsith) atautangguh (muajjal)8

Bayar secaratermin

Akad Istishna’ 2

KONTRAKTOR

Penyerahan rumah yang telah direnovasi olehKontraktor atau Bank Syariah

7

Akad Istishna’ 1

5 Form Wakalah ke Kontraktoruntuk serahkan rumahyang telah direnovasi ke Nasabah

63

Form Wakalah ke Nasabah untuknegosiasi dengan kontraktor

Nasabah sebagaiwakil Bank Syariah, renovasi rumah keKontraktor

4

MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA

80

Page 81: Perbankan Syariah

APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAHSIAP BANGUN

PEMBIAYAAN INVESTASI

PROJECT FINANCING

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANRENOVASI

RUMAH

ISTISHNA

81

Page 82: Perbankan Syariah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.(Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000)

PEMBIAYAAN IJARAH

82

Page 83: Perbankan Syariah

1. PELAKU Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa (lessor, pemilik asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah)

2. OBJEK Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Ps 1: 2)

3. HARGA Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah (Ps 2: 8)

Ketentuan (flexibility) dalam menetukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)

4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penyewa (nasabah) (Ps:1:5)

5. PEMELIHARAAN

ASET

Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa :b. Menanggung biaya pemeliharaan asset

Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan

POKOK-POKOK ATURAN IJARAHFATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000

83

Page 84: Perbankan Syariah

• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.

• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAHFATWA DSN NO.44/DSN/MUI

84

Page 85: Perbankan Syariah

MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh alat-alat berat)

PEMILIK OBJEK SEWA

Akad Ijarah

1

2

NASABAH

Bayar angsuran sewa 8

Transaksi Pembayaran

5

Akad Ijarah 1

Akad Ijarah 2

3Wakalah ke Nasabah untuk cari penyewaan alat2 berat

Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, melakukan transaksi sewa

4

6Wakalah ke Pemilik

barang untuk serahkan barang sewa ke Nasabah

Barang diserahkan langsung oleh pemilik atau melalui Bank Syariah

7

85

Page 86: Perbankan Syariah

APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANMULTIJASA

-Biaya pendidikan- Kesehatan- Wisata, dll

IJARAH

PEMBIAYAANMULTIGUNA MANFAAT

BARANG

KOMBINASI AKAD-SHARIA CARD

86

Page 87: Perbankan Syariah

Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa setelah selesai masa sewa.(Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000).

PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT)

87

Page 88: Perbankan Syariah

Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT

(Ps. 1:1)

AKAD Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000

88

Page 89: Perbankan Syariah

Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah apabila memenuhi syarat-syarat sbb:

Terjadi perubahan periode akad Ijarah; Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul

kerugian bagi salah satu pihak; Disepakati oleh kedua belah pihak.

Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu : Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh dinaikkan;

Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;

Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.

Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan.

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 56/DSN-MUI

89

Page 90: Perbankan Syariah

MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT

BankSyariah

Negosiasi dan persyaratan(nasabah butuh beli rumah)

Obyek sewa (rumah)Diserahkan olehDeveloper atau Bank Syariah

DEVELOPER

Beli dan bayar ke developeruntuk disewa oleh nasabah

Wa’ad IMBT

1

2

3

NASABAH

6

Bayar sewa bulanan7

5

Akad Ijarah

hibah rumah(pada akhir masa sewa)

8

Akad Hibah

Penandatanganan akad 4

wakalah ke developerUntuk serahkan rumah ke nasabah

5

90

Page 91: Perbankan Syariah

APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAANINVESTASI

(JangkaPanjang)

IMBT

KPR SYARIAH (Jangka Panjang)

91

Page 92: Perbankan Syariah

Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.(Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).

PEMBIAYAAN MUDHARABAH

92

Page 93: Perbankan Syariah

1. PELAKU DAN MODAL LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)

Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b) Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada

Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)

2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)

4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000

93

Page 94: Perbankan Syariah

6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4)

7. JANGKA WAKTU Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000

94

Page 95: Perbankan Syariah

MEKANISME PEMBIAYAAN MUDHARABAH

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh modal kerja 75 unit mobil)

Akad Mudharabah

2

3

Kontrak Penyewaan Mobil

1

Tingkat Keuntungan

Modal

4

Menyerahkan modal

5

6

Pendistribusan Modal & Keuntungan

7 9 8Pengembalian Pokok

Nisbah Bank

Nisbah Nasabah

Perusahaan ABCMengelola

Bank Syariah

Nasabah

Usaha

bayar sewa

95

Page 96: Perbankan Syariah

APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

VARIASI MUDHARABAH:-LINE FACILITY

- 2 STEP FINANCING-JOINT FINANCING

-Dll

PEMBIAYAANMODAL KERJA

MUDHARABAH

96

Page 97: Perbankan Syariah

Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.(Fatwa DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000).

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

97

Page 98: Perbankan Syariah

1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)

2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a)

4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta jaminan (Ps 3:a3)

6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAHFATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000

98

Page 99: Perbankan Syariah

99

Page 100: Perbankan Syariah

WAKALAH

SHARF

KAFALAH

IJARAH & WADIAH

Kliring, Inkaso, Transfer

Transaksi Valas

Bank Garansi

Safe Deposit Box

PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH

AKAD PRODUK

QARDH & IJARAH (RAHN) Gadai

HIWALAH Anjak Piutang

100

Page 101: Perbankan Syariah

SKEMA KAFALAH (BANK GARANSI)

PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:KAFALAH – BANK GARANSI

NasabahBank Syariah

2. Negosiasi dan Persyaratan

3 . Akad Kafalah

5. Ujrah dan jaminan

Pemilik Proyek101

Page 102: Perbankan Syariah

PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:SAFE DEPOSIT BOX

SKEMA IJARAH/WADIAH (SAFE DEPOSIT BOX)

NasabahBank Syariah

1. Negosiasi dan Persyaratan

(Nasabah butuh Safe Deposit Box)

2 . Akad Ijarah

4. Bayar sewa Safe Deposit Box

3. Bank serahkan Safe Deposit Boxke nasabah untuk disewa

102

Page 103: Perbankan Syariah

PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:GADAI SYARIAH

SKEMA QARDH DAN IJARAH (RAHN)

NasabahBank Syariah

1. Negosiasi dan Persyaratan.

3 . Nasabah serahkan barang berupa emas (marhun)

4. Bank memberikan pinjaman dana

7. Bank mengembalikan marhun kepada nasabah

5. Nasabah bayar sewa penyimpanan barang (ujrah)

6. Setelah jatuh tempo, Nasabah mengembalikan dana pinjaman

2. Pelaksanaan Akad Qard dan Ijarah

103

Page 104: Perbankan Syariah

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

Page 105: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem PerbankanKonsep & Sistem Perbankan

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat lain yang memerlukan

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Page 106: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem Bank Konvensional Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Penetapan Imbalan Penetapan Beban

Page 107: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem Perbankan SyariahKonsep & Sistem

Perbankan Syariah

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah

Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &

Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &

Salam)3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah

Bitamlik)

BAGI HASIL

BAGI HASIL

Page 108: Perbankan Syariah

BankDeposan Nasabah debitur

Shahibul MaalShahibul maal

MudharibMudharib

BANK KONVENSIONAL

Menerima pendapatan

Tergantung pendapatan / hasil yg diterimaHanya dana mudharabah

Membayar bunga tetap Menerima bunga tetap

Pembayaran bagi hasil

Bagi hasil / Margin

Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima

Penyaluran danaPenghimpunan

dana

Bank Syariah

Alur Kerja

Page 109: Perbankan Syariah

Annual ShareholdersMeeting

ShariaSupervisory Board

Board of Commissioners

President Director

Business

Units

Internal Audit Group

Assistant Director

Compliance &Corporate Support Director

Direktur Muda Financing

BusinessDirector

Financing Group

Corporate SupportGroup

Compliance Staff

Administration

Group

Business Development

Group

Struktur OrganisasiStruktur Organisasi

Page 110: Perbankan Syariah

Contoh Bagan Organisasi Bank Umum Syariah

RUPS / Rapat Anggota

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Dewan Audit Dewan Direksi

Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan

Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang

Page 111: Perbankan Syariah

Struktur Organisasi BPRS

Financing

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Dewan Pengawas Syariah

Funding

BidangMarketing

BidangOperasional

Customer Service

Teller

Accounting (Pembukuan)

Administrasi

Dewan Direksi

Internal Audit

BagianUmum

Sekretariat

Kerumahtanggaan

Page 112: Perbankan Syariah

Job Description

• Tugas dan Kewajiban – Dewan Pengawas Syariah– Dewan Komisari– Dewan Direksi– Bagian Pemasaran– Bagian Operasional– Internal Audit

Page 113: Perbankan Syariah

TEORI BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN

Page 114: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem PerbankanKonsep & Sistem Perbankan

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Page 115: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem Bank Konvensional Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Penetapan Imbalan Penetapan Beban

Page 116: Perbankan Syariah

Konsep & Sistem Perbankan SyariahKonsep & Sistem

Perbankan Syariah

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah

Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &

Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &

Salam)3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah

Bitamlik)

BAGI HASIL/Profit Margin/Pndpt Sewa

BAGI HASIL/Bonus

Page 117: Perbankan Syariah

Alur Operasional Bank Syariah

Lainnya (modal dsb)

PO

OL I

NG

D

AN

A

Prinsip bagi hasil

Prinsip jual beli

Bagi hasil/laba

Margin

Penghimpunan dana Penyaluran dana Pendapatan

Laporan Laba Rugi

Pendapatan Mdh Mutlaqah(Investasi Tidak Terikat)

Pendapatan berbasis imbalan (fee base income)

Mudharabah Mutlaqah(Investasi Tdk Terikat)

Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat

Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf

Tabel

Wadiah yad dhamanah

Tabel Bagi hasil

Mudharib

Prinsip Ujroh Sewa

Page 118: Perbankan Syariah

SISTEM DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL

• Dari sudut pandang Nasabah sebagai Investor– Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

(Chanelling)– Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

(Executing)– Mudharabah Mutlaqah

• Dari sudut Pandangan Bank– Perhitungan Saldo Akhir Bulan– Perhitungan Saldo Rata-rata Harian

Page 119: Perbankan Syariah

SKEMA-SKEMA MUDHARABAH

Satu Nasabah Investor

Bank Syari’ah

Satu Pelaksana Usaha

Skema Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet (Channelling)

Satu Nasabah Investor

Pertanian

Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar sektor

Bank Syari’ah Manufaktur

Jasa

Satu Nasabah Investor

Penjualan Cicilan

Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar akad yg digunakan

Bank Syari’ah Penyewaan Cicilan

Kerjasama Usaha

Page 120: Perbankan Syariah

SKEMA-SKEMA MUDHARABAH

Nasabah 1

Nasabah 2

Nasabah 3

.

.

Nasabah n

Skema Mudharabah Mutlaqah On Balance Sheet

Jual

Bank Syari’ah

Sewa

Kerjasama Usaha

Penjualan 1

Penjualan 2

.

Penjualan n

Penyewaan 1

Penyewaan 2

.

Penyewaan n

Kerjasama 1

Kerjasama 2

.

Kerjasama n

Page 121: Perbankan Syariah

KASUS MENGHITUNG BUNGA

KASUS:

Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh tempo?

JAWAB

Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:

Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438

Page 122: Perbankan Syariah

KASUS BAGI HASIL DEPOSITOBapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp. 20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp. 950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad?

JAWAB

Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:

(Rp. 10 juta/Rp. 950 juta) x Rp. 20 juta x 57% = Rp. 120.000

JAWAB

Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:

Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438

Page 123: Perbankan Syariah

KASUS MENGHITUNG BAGI HASIL FUNDING

Page 124: Perbankan Syariah

TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)

Jenis Produk

Rata-rata Sebulan Saldo Harian

Bobot*

)

Saldo Rata-rata

Tertimbang**)

Distri-busi

Distribusi

Penyimpan Dana Bank

Porsi Pendapatan Porsi Pendapatan

(0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(A) (B) (A)x(B) = (C) (D) (E) (F)=(D)x(E) (G) (H)=(D)x(G)

Rekening Giro

10000000 0,700 7000000 D1 0,250 F1 0,750 H1

Rek. Tabungan

60000000 1,000 60000000 D2 0,550 F2 0,450 H2

Deposito Mudharabah

1 bulan

10000000 0,800 8000000 D3 0,570 F3 0,430 H3

3 bulan 20000000 0,850 17000000 D4 0,600 F4 0,400 H4

6 bulan 5000000 0,900 4500000 D5 0,580 F5 0,420 H5

12 bulan 10000000 1,000 10000000 D6 0,570 F6 0,430 H6

Grand Total

115000000 (B) 106500000 (D)

20000000

(F) (H)

Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst

*) Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)

**) Dalam bank konvensional dikenal dengan loanable funds

Page 125: Perbankan Syariah

MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN

• Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding di bank syari’ah ditentukan sebagai berikut:

1. Menentukan tanggal berapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan dana akan dibagi-hasilkan. Misalnya setiap buLan ditentukan pada tanggal 25 bulan ybs, maka pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada penyimpan dana adalah pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di mana pendapatan tersebut dibagi hasilkan

2. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai dengan hitungan kalender. Oleh karena itu, saldo rata-rata harian per bulan dihitung sejak tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya.

Page 126: Perbankan Syariah

MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN

• Contoh kasus :– Tuan Amir adalah nasabah Bank Syari’ah at-

Taqwa, berupa tabungan Mudharabah. Catatan kartu tabungannya menunjukkan transaksi sebagai berikut:

Tanggal Debet Kredit Saldo

26/6/02 575.000 575.000

02/7/02 125.000 450.000

10/7/02 250.000 700.000

15/7/02 100.000 600.000

21/7/02 400.000 1.000.000

Page 127: Perbankan Syariah

MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN

• Hitungan saldo rata-rata harian per bulan pada tanggal 25 Juli 2002, sebagai berikut:

1. Tgl. 26/6/02 s/d tgl. 1/7/02 = 6 hari x 575.000 = 34500002. Tgl. 02/7/02 s/d tgl. 9/7/02 = 8 hari x 450.000 = 36000003. Tgl. 10/7/02 s/d tgl. 14/7/02 = 5 hari x 700.000 = 35000004. Tgl. 15/7/02 s/d tgl. 20/7/02 = 6 hari x 600.000 = 36000005. Tgl. 21/7/02 s/d tgl. 25/7/02 = 5 hari x 1.000.000= 5000000

Jumlah = 30 hari= 19150000

Saldo rata-rata harian = 19.150.000/30 = 638.333

•Cara perhitungan di atas, juga digunakan untuk menghitung jenis simpanan yang lain.

•Jika terjadi penutupan rekening, maka saldo rata-rata yang dihitung adalah sejak tanggal 26 sampai tanggal penutupan rekening tersebut, kemudian dihitung berapa bagi hasilnya

Page 128: Perbankan Syariah

PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU

Kelebihan cara ini:

Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM

Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1

Cara perhitungan relatif lebih mudah

Mempermudah perencanaan

Penggunaan ekuivalent rate hasil investasi per-Rp. 1000 dana nasabah

Penetapan Pendapatan yang

akan dibagihasikan: Jenis dan Jumlah

Perhitungan Hasil Investasi untuk

setiap rupiah 1000 dana nasabah

Distribusi ke tiap nasabah

Page 129: Perbankan Syariah

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000 (karena ada Giro Wajib Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?

Page 130: Perbankan Syariah

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah) A 90,000,000.00

DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan B 85,500,000.00

(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)    

Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00

Dana Bank   14,500,000.00

Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00

Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00

E= B/C * D * 1/A * 1000

Page 131: Perbankan Syariah

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00

Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00

DPK Mudharabah    

Saldo rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00

Nisbah Bagi Hasil G 65

Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00

H= E/1000 * F * G/100

Page 132: Perbankan Syariah

PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL

Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan data sebagai berikut:

Harga Jual Kacang Kedelai = Rp. 2.150/kg

Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a

Volume Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg

Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000

Harga Pokok Pembelian = Rp. 125.000.000

PENDAPATAN penjualan kedelai = Rp. 14.750.000

Berapa Nisbah bagi hasilnya?

Page 133: Perbankan Syariah

PENENTUAN NISBAH PEMBIAYAAN

Perhitungan Nisbah:

Volume Penjualan = 65.000 kg

Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100% = 10,55%

Lama Piutang (data neraca 31-07-2003) = 65 hari

Lama persediaan (data neraca 31-08-2003) = 2 hari

Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry) = 0

Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP) = 5,4DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable

Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57%

Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100% = 28%

Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28% = 72%

Page 134: Perbankan Syariah

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan

Seorang nasabah mengajukan pembiayaan untuk modal kerja dagang sebesar Rp. 125.000.000 selama 1 tahun, dengan perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank 72 : 28 %. Bagaimana cara perhitungannya?

Page 135: Perbankan Syariah

    NISBAH    BULAN PENDAPATAN BANK NASABAH CICILAN TOTAL

  NASABAH 28% 72% POKOK ANGSURAN

1 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00   1,680,000.00

2 5,000,000.00 1,400,000.00 3,600,000.00   1,400,000.00

3 7,000,000.00 1,960,000.00 5,040,000.00   1,960,000.00

4 4,000,000.00 1,120,000.00 2,880,000.00   1,120,000.00

5 2,500,000.00 700,000.00 1,800,000.00   700,000.00

6 3,000,000.00 840,000.00 2,160,000.00   840,000.00

7 3,500,000.00 980,000.00 2,520,000.00   980,000.00

8 6,500,000.00 1,820,000.00 4,680,000.00   1,820,000.00

9 5,500,000.00 1,540,000.00 3,960,000.00   1,540,000.00

10 4,250,000.00 1,190,000.00 3,060,000.00   1,190,000.00

11 4,500,000.00 1,260,000.00 3,240,000.00   1,260,000.00

12 4,575,000.00 1,281,000.00 3,294,000.00 125,000,000.00 126,281,000.00

Penyelesaian Pertama :

Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah

Page 136: Perbankan Syariah

NISBAH CICILAN SETORAN

BULAN PENDAPATAN PENDAPATAN YANG BANK NASABAH POKOK KE

USAHA DIBAGIHASILKAN 28% 72% BANK

1 6,000,000.00 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 5,000,000.00 6,680,000.00

2 5,000,000.00 4,800,000.00 1,344,000.00 3,456,000.00 5,000,000.00 6,344,000.00

3 7,000,000.00 6,440,000.00 1,803,200.00 4,636,800.00 5,000,000.00 6,803,200.00

4 4,000,000.00 3,520,000.00 985,600.00 2,534,400.00 5,000,000.00 5,985,600.00

5 2,500,000.00 2,100,000.00 588,000.00 1,512,000.00 5,000,000.00 5,588,000.00

6 3,000,000.00 2,400,000.00 672,000.00 1,728,000.00 5,000,000.00 5,672,000.00

7 3,500,000.00 2,660,000.00 744,800.00 1,915,200.00 5,000,000.00 5,744,800.00

8 6,500,000.00 4,680,000.00 1,310,400.00 3,369,600.00 5,000,000.00 6,310,400.00

9 5,500,000.00 3,740,000.00 1,047,200.00 2,692,800.00 5,000,000.00 6,047,200.00

10 4,250,000.00 2,720,000.00 761,600.00 1,958,400.00 5,000,000.00 5,761,600.00

11 4,500,000.00 2,700,000.00 756,000.00 1,944,000.00 5,000,000.00 5,756,000.00

12 4,575,000.00 2,562,000.00 717,360.00 1,844,640.00 70,000,000.00 70,717,360.00

Modal 125,000,000.00

Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Mutanaqisah

Page 137: Perbankan Syariah

TEORI PRICING

Page 138: Perbankan Syariah

PENENTUAN RETURN PEMBIAYAAN

• Mark-up Pricing Biaya produksi• Target-Return Pricing ROI (Return on

Investment)• Perceived-Value Pricing persepsi nasabah• Value Pricing ono rego ono rupo• Going Rate Pricing tingkat bunga yang

berlaku

Page 139: Perbankan Syariah

Penentuan Harga dalam Pembiayaan Syari’ah

• Penentuan harga dalam pembiayaan di bank syari’ah dapat menggunakan salah satu di antara lima model tersebut di atas

• Namun yang lazim digunakan oleh bank syari’ah saat ini adalah dengan menggunakan metode going rate pricing, yaitu menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai rujukan (benchmark). Mengapa diterapkan? Karena bank syari’ah berkompetisi dengan bank konvensional. Di samping itu bank syari’ah juga berkeinginan untuk mendapatkan customer yang bersifat floating customer.

Page 140: Perbankan Syariah

Penerapan Mark-up Pricing dalam Pembiayaan Syari’ah

• Mark-up pricing hanya tepat jika digunakan untuk pembiayaan yang sumber dananya dari Restricted Investment Account (RIA) atau Mudharabah Muqayyadah.

Page 141: Perbankan Syariah

Penerapan Target-Return Pricing dalam Pembiayaan Syari’ah

• Bank syari’ah beroperasi dengan tidak menggunakan bunga, di dalamnya juga diklasifikasikan akad yang menghasilkan keuntungan secara pasti, disebut natural certainty contract, dan akad yang menghasilkan keuntungan yang tidak pasti, disebut natural uncertainty contract.

• Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural certainty contract, maka metode yang digunakan adalah required profit rate (rpr) – rpr = n. v (n = tingkat keuntungan dalam transaksi tunai; v = jumlah

transaksi dalam satu periode• Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural uncertainty contract, maka

metode yang digunakan adalah expected profit rate (epr)– epr diperoleh berdasarkan: (1) tingkat keuntungan rata-rata pada

industri sejenis; (2) pertumbuhan ekonomi; (3) dihitung dari nilai rpr yang berlaku di bank yang bersangkutan;

– Perhitungannya:• Nisbah bank = epr/actual return bisnis yang dibiayai * 100%• Aktual return bank = nsibah bank + aktual return bisnis

Page 142: Perbankan Syariah

275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Page 143: Perbankan Syariah

Letak haramnya Riba…

…Adalah disebabkan mereka berkata sesungguhnya jual beli sama dengan riba, padahal ALLAH telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. QS 2 : 275

Riba Jual Beli

Kelebihan Ada - bunga Ada – laba

Ditetapkan dimuka Dibelakang

Unsur Pemastian Ada Tidak ada

Efek Ekonomi Menurunkan agregat supply

Meningkatkan agregat

supply

Page 144: Perbankan Syariah

3. HARGA HARGA BELI

… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)

HARGA JUAL

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

Fatwa DSN No.16/IX/2000:

Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

(Ps.1:1)

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000

144

Page 145: Perbankan Syariah

Menentukan Harga Jual

 

1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu) Gharar= 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)= 180000000

2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan

Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby)

x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun

Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan

Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = ----------------------------------------- x 100%

Harga Barang di Toko 

Page 146: Perbankan Syariah

Menentukan Harga Jual

 

Data pembiayaanEstimasi Tot Pembiayaan = 5 milyarRequired Profit Rate = 10% (Pricing)Estimasi biaya operasi 1 th = 200.000.000Masa pembiayaan = 2 tahunHarga Pokok Mobil = 150.000.000Uang Muka = 30.000.000Kekurangan Bank = 120.000.000Cost Recovery = 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000Profit Margin = 10% x 120 jt = 12.000.000Harga jual = 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt

= 136.800.000Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:Harga jual = 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt

= 141.600.000

Page 147: Perbankan Syariah

Menentukan Profit Margin   Cost Recovery + keuntungan

Margin dalam % = -------------------------------- x 100% Harga Beli Barang di Dealer

 4.800.000 + 12.000.000

Margin dalam % = ---------------------------------- x 100%150.000.000

= 11,2%Margin per bulan= 11,2%/12

= 0,933

Page 148: Perbankan Syariah

Menentukan Harga Jual

1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu) Gharar = 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)

= 180000000

2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan

Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby) x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun

Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan

Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = ----------------------------------------- x 100%

Harga Barang di Toko

Page 149: Perbankan Syariah

Menentukan Harga Jual

Data pembiayaanEstimasi Tot Pembiayaan = 5 milyarRequired Profit Rate = 10% (Pricing)Estimasi biaya operasi 1 th = 200.000.000Masa pembiayaan = 2 tahunHarga Pokok Mobil = 150.000.000Uang Muka = 30.000.000Kekurangan Bank = 120.000.000Cost Recovery = 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000Profit Margin = 10% x 120 jt = 12.000.000Harga jual = 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt

= 136.800.000Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:Harga jual = 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt

= 141.600.000

Page 150: Perbankan Syariah

Menentukan Profit Margin

Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = -------------------------------- x 100%

Harga Beli Barang di Dealer

4.800.000 + 12.000.000Margin dalam % = ---------------------------------- x 100%

150.000.000 = 11,2%

Margin per bulan= 11,2%/12 = 0,933

Page 151: Perbankan Syariah

MANAJEMEN DANA DAN MODAL BANK SYARIAH

Page 152: Perbankan Syariah

SUMBER DANA BANK SYARI’AH

MODAL

TITIPAN WADI’AH

INVESTASI MUDHARABAH

INVESTASI KHUSUS ( MUDHARABAH MUQAYYADAH)

BANK SYARI’AH

Page 153: Perbankan Syariah

SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH

• Tujuan pengalokasian dana di bank syari’ah:– Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat

risiko yang rendah– Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan

menjaga agar posisi likuiditas tetap aman

• Alokasi penggunaan dana dibagi dalam:– Aktiva yang menghasilkan (Earning Assets)– Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Assets)

Page 154: Perbankan Syariah

SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH (Cont’d …)

• Earning Asset, meliputi:– Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)– Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)– Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-Bai’u)– Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah & Ijarah

Muntahia Bittamalik)– Surat berharga syari’ah dan investasi lainnya

• Non Earning Assets, meliputi:– Aktiva tunai (cash assets)– Pinjaman (Qard)– Penanaman dalam aktiva tetap

Page 155: Perbankan Syariah

SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH (Cont’d …)

• Pendekatan penggunaan dana di bank syari’ah– Pusat Pengumpulan Dana (Pool of Funds)– Alokasi Aktiva (Assets Allocation Approach)

• Sumber dan alokasi pendapatan di bank syari’ah– Sumber Pendapatan

• Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah• Keuntungan atas kontrak jual beli (al-bai’u)• Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah muntahia bittamlik• Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya

– Pembagian keuntungan , dapat dilakukan:• Revenue sharing• Profit sharing

Page 156: Perbankan Syariah

PENGGUNAAN DANA POOL OF FUND APPROACHSumber Dana

WADIAH

MUDHARABAH MUTLAQAH

MUSYARAKAH

MUDHARABAH MUQAYYADAH

DANA POOL

PRIMARY RESERVE

SECONDARY RESERVE

QARD

MUSYARAKAH

MUDHARABAH

MURABAHAH

BAI AS-SALAM

BAI ISTISHNA’

IJARAH/IMBTAKTIVA TETAP

Penggunaan Dana

SPECIAL PROJECT

Page 157: Perbankan Syariah

PENGGUNAAN DANA ASSET ALLOCATION APPROACHSumber Dana

WADIAH

MUDHARABAH MUTLAQAH

MUSYARAKAH

MUDHARABAH MUQAYYADAH

PRIMARY RESERVE

SECONDARY RESERVE

QARD

MUSYARAKAH

MUDHARABAH

MURABAHAH

BAI AS-SALAM

BAI ISTISHNA’

IJARAH

AKTIVA TETAP

Penggunaan Dana

Page 158: Perbankan Syariah

SOURCES AND APPLICATION OF FUNDS AND PROFIT DISTRIBUTION

SOURCES OF FUNDS

APPLICATION OF FUNDS

POOL OF PROFIT

PROFIT DISTRIBUTION

PAYMENT OF PROFIT TO

DEPOSITORS

Current Accounts

Savings Accounts

General Investment Accounts

Shareholders’ fund

Special Investment Accounts

Statutory Reserve

Liquidity Requirement

Financing

Trade Financing

Investment

Pool of fund Managed by

Treasury

Liquidity Requirement

Statutory Reserve

Customers’ Deposit

Shareholders’ funds

Special Investment Accounts

Customers’ Deposits By

Type

BANK

Special Customers’

Deposits

Pay to Customers on Maturity based on current monthly

rates of profit

Bank Profit before Zakat &

Taxes

Pay to Customers on

Maturity

Less

Operating

Expenses

Bank

Page 159: Perbankan Syariah

MANAJEMEN MODAL BANK SYARI’AH

• Modal merupakan aspek penting dalam pendirian bank syari’ah

• Modal = sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan

• Fungsi modal– Penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan

kerugian lainnya;– Dasar menetapan batas minimum pemberian pembiayaan

(BMPP)– Dasar pertimbangan bagi para partisipasi pasar untuk

mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan keuntungan

Page 160: Perbankan Syariah

MANAJEMEN MODAL BANK SYARI’AH

• Sumber modal:– Modal inti (core capital)

• Saham• Cadangan• Laba ditahan

– Kuasi ekuitas• Dana-dana yang tercatat dalam rekening bagi hasil

– Fungsi Modal inti penyangga dan penyerap kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang rekening wadi’ah atau qard

– Fungsi Kuasi Equitas penyangga kerugian akibat dana rekening mudarabah

Page 161: Perbankan Syariah

Kecukupan Modal Bank Syari’ah

• Kecukupan Modal Bank Syari’ah merupakan indikator sehat-tidaknya bank syari’ah

• Kecukupan modal diukur:– Membandingkan modal dengan dana pihak ketiga, dihitung

dengan:• Modal & Cadangan/Giro+Tabungan+Deposito = 10%

– Membandingkan modal dengan aktiva berisiko• Kesepakatan BIS (Bank for International Settlements), dihitung

dari: Modal/Aktiva Berisiko = 8%

• Ketentuan perhitungan CAR sebagai aturan main dalam kompetisi yang fair di pasar keuangan global

Page 162: Perbankan Syariah

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

• ATMR dihitung dengan pertimbangan aktiva bank syari’ah:– Aktiva yang dibiayai dengan modal sendiri dan/atau

kewajiban (wadi’ah & qard)– Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil: mudharabah

mutlaqah maupun muqayyadah• Pendanaannya:

– Aktiva yang dibiayai dengan modal sendiri dan/atau kewajiban (wadi’ah & qard) modal sendiri

– Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil: mudharabah mutlaqah maupun muqayyadah rekening bagi hasi

Page 163: Perbankan Syariah

KualitasAktiva Produktif• Keunikan bank syari’ah, karena mekanisme:

– Jual beli– Dana untuk investasi

• Aktiva Produktif Bank Syari’ah:– Piutang Penjualan Murabahah dan Ijarah – Investasi, pada:

• Musyarakah• Mudharabah• Salam• Istishna’• Persediaan• Aktiva yang disewakan

Page 164: Perbankan Syariah

MANAJEMEN PEMBIAYAAN

Page 165: Perbankan Syariah

PENGERTIAN PEMBIAYAAN• Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:– transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan

musyarakah; – transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; – transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,

dan istishna’; – transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan – transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil

Page 166: Perbankan Syariah

PERANAN PEMBIAYAANDLM SISTEM PERBANKAN

SYARIAH• Fungsi pembiayaan sebagai “penyumbang”

pendapatan terbesar bagi bank syariah.• Besar-kecilnya pendapatan dari pembiayaan akan

menentukan besar-kecilnya bagi hasil untuk nasabah dana.

• Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank.

• FDR (Financing to Deposit Ratio) Bank Syariah > LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank Konvensional.

Page 167: Perbankan Syariah

PROSES PEMBIAYAAN

Proses Pembiayaan

inisiasi dokumentasi monitoring

solisitasi

evaluasi

approval

Pre-signing

Pre-disbursement

Regular

Restrukturisasi

Page 168: Perbankan Syariah

INISIASI

• Adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Bank Muamalat, kemudian melakukan evaluasi, serta memberikan keputusan hasil evaluasi.

• Proses inisiasi terdiri dari 3 hal1. Solisitasi2. Evaluasi3. Approval

Page 169: Perbankan Syariah

SOLISITASI

• Adalah proses mencari nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan Bank Muamalat

• Tahapan solisitasi :1. Penetapan target market, misal sektor

industri2. Penetapan sektor bisnis, misal

industri bidang semen.3. Penetapan risk acceptance assets

criteria (RAAC), misal resiko dibidang semen beserta turunannya.

4. Penetapan nasabah yang dibiayai, misal PT. Semen Gresik, Semen Padang.

Page 170: Perbankan Syariah

EVALUASI

1. Kunjungan ke nasabah, dengan laporan kunjungan nasabah (call report) :

TujuanHasil Kunjungan Rencana Tindak lanjut.

2. Pengumpulan data-data :Surat permohonan nasabahData legalitasData Keuangan nasabahData JaminanProposal proyek yang dibiayaiProyeksi cashflow proyek.

Page 171: Perbankan Syariah

EVALUASI

3. Data dimasukkan ke dalam financing file :Persetujuan Keterangan Ringkas Nasabah Kolektibilitas Laporan kunjunganPermintaan informasi Korespondensi internPenyidikan Korespondensi externPenilaian jaminan Permanen

4. Tahapan evaluasi :Evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai.Evaluasi dokumentasi legalitas, taksasi jaminan, checking (BI,Trade, Personal)

Page 172: Perbankan Syariah

EVALUASI

6. Evaluasi data disajikan kedalam USULAN PEMBIAYAAN (UP), dgn outline sbb :

TujuanLatarbelakang Nasabah (legalitas, kepemilikan, kepengurusan, track record, dll).Hubungan perbankan nasabahUsaha Nasabah (sarana, proses produksi, supplier, konsumen, industri nasabah).Deskripsi Proyek yang dibiayaiAnalisa Cashflow, dan penentuan plafond pembiayaan.

Page 173: Perbankan Syariah

EVALUASI

Analisa JaminanAspek syariahKesimpulanRekomendasi Struktur Fasilitas.

Page 174: Perbankan Syariah

APPROVAL

A/M mempresentasikan UP di depan komite pembiayaan (minimal 3 orang, yg salah satunya mempunyai limit approval).

Keputusan Komite Pembiayaan :DITOLAK, seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakanDISETUJUI, A/M membuat Offering letter (OL)/surat persetujuan prinsip pembiayaan yg ditanda tangani oleh Direksi/Pemimpin Cabang/Kepala DivisiOL adalah dokumentasi legal berisi komitmen bank utk membiayai usaha nasabah.

Page 175: Perbankan Syariah

DOKUMENTASI

1. Pre-sign Documentation OFFERING LETTERAkad PembiayaanAkad dan dokumen JaminanDokumen Pendukung : kontrak kerja, asuransi, dll

2. Pre-disbursement DocumentationSurat permohonan realisasi Pembiayaan. (SPRP)Tanda Terima BarangSurat perintah transfer danaDokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam OL.

Page 176: Perbankan Syariah

MONITORING

1. REGULAR MONITORINGMonitoring Aktif, yaitu mengunjungi nasabah secara reguler dan memberikan laporan kunjungan nasabah/ call report kepada komite pembiayaan/ supervisor A/MMonitoring pasif, yaitu memonitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada bank setiap akhir bulan.

2. Restrukturisasi PembiayaanRestrukturisasi, Rekondisi, Reschedule.Penjualan Jaminan (sukarela atau litigasi)

Page 177: Perbankan Syariah

ANALISA PEMBIAYAAN

Page 178: Perbankan Syariah

PEMBIAYAAN YANG DIHINDARI :

1. TIDAK SESUAI SYARI’AH 2. BERSIFAT GHARAR (SPEKULASI) 3. TANPA INFORMASI KEUANGAN 4. BIDANG YANG TIDAK DIKUASAI 5. NASABAH BERMASALAH (BLACK LIST) 6. TIDAK MEMADAI (JAHALAH)

ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN

Page 179: Perbankan Syariah

1. CHARACTER (KARAKTER)2. CONDITION (KONDISI UMUM)3. CAPABILITY (KEMAMPUAN)4. CAPITAL (MODAL)5. COLLATERAL (JAMINAN)

Prinsip ini secara umum

masih digunakanoleh Perbankan

1. PEOPLE (KARAKTER) 2. PURPOSE (TUJUAN)3. PROSPECT (PROSPEK BISNIS)4. PAYMENT (KEMAMPUAN MEMBAYAR)

Prinsip lain mulai diterapkanoleh Perbankan

1. SHIDIK (BENAR/JUJUR)• AMANAH (DIPERCAYA/TRANSPARAN)• FATHONAH (PANDAI)• TABLIGH (KOMUNIKASI)

Prinsip tambahan yang Diterapkan oleh

bank syariah

Page 180: Perbankan Syariah

1. CHARACTER (KARAKTER)“Tabiat dan kemauan si pemohon pembiayaan untuk memenuhi kewajiban-keawajiban yang telah dijanjikan”

2. CONDITION (KONDISI UMUM)“Keadaan umum bisnis yang diajukan si pemohon pembiayaan untuk dibiayai bank”

3. CAPABILITY (KEMAMPUAN)“Kesanggupan si pemohon pembiayaan untuk mengembalikanPembiayaan dan kewajiban lainnya”

4. CAPITAL (MODAL)“Kondisi permodalan usaha si pemohon pembiayaan, yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan besar pembiayaan yang dapat diberikan”

5. COLLATERAL (JAMINAN)“Jaminan berupa cash, fixed asset atau bentuk lainnya yang dapat diberikan oleh si pemohon pembiayaan untuk menjamin pembiayaan yang diberikan oleh bank”

Page 181: Perbankan Syariah

I. ANALISA KARAKTER (Character)

1. BI Checking “Pengecekan melalui BI mengenai kondisi pembiayaan yang sedang diterima melalui bank lain”

2. Bank Checking “Pengecekan ke bank lain dimana si pemohon mempunyai rekening maupun pembiayaan”

3. Trade Checking “Pengecekan kepada rekanan bisnis si pemohon pembiayaan mengenai hubungannya dengan rekanan terutama terhadap ketepatan pemenuhan kewajiban”

4. Personal Checking “Pengecekan informasi kepada saudara, kawan atau rekanan bisnis si pemohon pembiayaan mengenai karakternya termasuk moralitasnya”

Jujur nggak ya...??.

Page 182: Perbankan Syariah

II. ANALISA KONDISI MAKRO & INTERNAL BANK (Condition)

1. Penyesuaian dengan target market bank “Bisnis yang akan dibiayai apakah masuk ke dalam target market yang sudah ditetapkan atau tidak”

2. Pengecekan dengan negative list business “Umumnya bank mempunyai daftar bisnis yang masuk daftar hitam, baik karena kondisi umum ataupun kebijakan internal bank”

3. Penggunaan data eksternal mengenai prospek bisnis “Bank dapat menggunakan data eksternal, misalnya data statistik atau data bisnis untuk mengetahui kondisi umum terhadap sektor bisnis tertentu”

4. Meminimalisir pemusatan resiko “Umumnya bank meminimalisir pemusatan resiko dengan memberikan kredit yang tidak terpusat pada sektor bisnis tertentu

Lihat nih...

Page 183: Perbankan Syariah

III. ANALISA KEMAMPUAN USAHA (Capability)

1. Pengalaman usaha “Bank akan menilai pengalaman usaha si pemohon pembiayaan baik mengenai lama pengalaman dan hasil yang dicapai (melalui analisa keuangan yg akan dibahas lebih lanjut)

2. Kemampuan menyajikan laporan/dokumentasi usaha “Semakian tertib administrasi dokumentasi usaha, maka indikasi bisnis yang dikelola semakin baik

3. Kemampuan memberikan keterangan bisnisnya yang wajar “Pelaku bisnis yang kompeten akan mampu memberikan keterangan mengenai bisnis yang dikelola secara wajar

4. Kemampuan membuat perencanaan bisnis “Hal ini dapat dilihat dari cara penyajian proposal pembiayaan atau penyampainan keterangan mengenai rencana bisnisnya”

Oke deh pokoknya...

Page 184: Perbankan Syariah

IV. ANALISA PERMODALAN (Capital)

1. Melakukan analisa keuangan “Analisa keuangan dilakukan untuk melihat struktur permodalan, alokasi modal dan kemampuan permodalan untuk mem - back up – pembiayaan yang diberikan”

V. ANALISA JAMINAN (Collateral)

1. Melakukan penelitian aspek legal jaminan “untuk mengetahui status hukum sebuah jaminan”

2. Melakukan penelitian aspek ekonomis & nilai likuidasi jaminan “Untuk mengetahui nilai pasar & nilai likuidasi jaminan”

3. Memilih jenis jaminan “Asset yang dapat dijaminkan a.l. uang tunai, logam mulia, surat berharga, fixed asset, kendaraan, persediaan barang, jaminan asuransi pembiayaan, LC

Modal saya dengkul, maklum penjahit...

Jaminan saya.. Bis tingkat...

Page 185: Perbankan Syariah

KERANGKA KERJA ANALISA PEMBIAYAAN

Page 186: Perbankan Syariah
Page 187: Perbankan Syariah

Meliputi Kegiatan :• Kunjungan Ketempat Nasabah,

dengan berbincang-bincang dgn nasabah shg mengetahui apa yang dibutuhkan nasabah.

Page 188: Perbankan Syariah

Yaitu suatu kegiatan :Mengumpulkan data-data dari nasabah yang meliputi :# Data Keuangan# Data Legalitas# Data Jaminan# Data Pendukung lainnya

Page 189: Perbankan Syariah

AnalisaJaminan

(2)

AnalisaKeuangan

(3)Analisa

Pasar & Pesaing(4)

AnalisaYuridis

(1)

Analisa Resiko

(5)

Page 190: Perbankan Syariah

-Analisa Yuridis-Analisa Keuangan-Analisa Jaminan

-Laporan Neraca-Laporan Rugi Laba

Spreadsheet

Perhitungan CashflowPerhitungan IRR

Ratio-ratio-Likuiditas-Solvabilitas-Rentabilitas

Page 191: Perbankan Syariah

PROSES ANALISISANALISIS KUALITATIF :

• ASPEK SYARI’AH• PROFIL USAHA• HUBUNGAN PERBANKAN• ASPEK MANAJEMEN• ASPEK PEMASARAN• ASPEK PENGADAAN BARANG• ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI• ANALISA PROYEKSI USAHA• ASPEK RISIKO• ASPEK LEGALITAS

Page 192: Perbankan Syariah

ANALISIS KUANTITATIF :

a. PROFITABILITAS USAHA (Profit Margin, ROI, ROE)b. STRUKTUR PENDANAAN (LEVERAGE)c. LIKUIDITAS KEUANGAN JK PENDEK (Current Ratio, Quick Ratio)d. EFISIENSI PENGELOLAAN HARTA (Days Receivable, Days Inventory, Days Payable)e. ANALISA LAPORAN KEUANGANf. CASH FLOW (ARUS KAS)g. ACCOUNT PROFITABILITY RATIO (APR)h. ANALISA KEBUTUHAN DANA

Page 193: Perbankan Syariah

• Mengkaji/membandingkan kelengkapan dokumen dengan peraturan yang berlaku.

• Melakukan Analisa siapa yang berwenang dan bertindak atas nama Perusahaan (Badan Hukum/Badan Usaha)

Page 194: Perbankan Syariah

• Mengkaji dan menganalisa apakah jaminan yang akan diberikan ke Bank layak secara hukum dan memberikan nilai sebagai pedoman Bank.

• Menganalisa apakah jaminan yg akan disimpan Bank mempunyai kekuatan hukum sebagai jaminan

Page 195: Perbankan Syariah

• Menganalisa dan membandingkan kondisi keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.

• Menganlisa kemampuan pembayaran angsuran berdasarkan pendapatan yg diperoleh.

Page 196: Perbankan Syariah

•Tujuan Pembiayaan•Latar Belakang Nasabah•Kondisi Usaha Nasabah•Analisa Keuangan•Permasalahan•Analisa Pengembalian Pembiayaan•Analisa Agunan•Analisa Resiko•Kesimpulan•Rekomendasi

Page 197: Perbankan Syariah

AnalisaYuridis

AnalisaPasar

AnlisaJaminan

AnalisaKeuangan

&Cashflow

Analisa Resiko

Page 198: Perbankan Syariah

Merupakan persetujuan prinsip yang pada dasarnya permohonan pembiayaan dari nasabah disetujui oleh pihak Bank, yang

meliputi :

# Jenis Fasilitas# Jangka Waktu

# Kegunaan# Harga Jual & Beli

# Jaminan# Persyaratan

Page 199: Perbankan Syariah

Adalah perjanjian antara pihak nasabah dengan pihak Bank biasanya dilakukan dihadapan Notaris.

Isi Akad bersumber dari isi Offering Letter

“Hai orang-orang beriman penuhilah akad Perjanjian itu (Surat Al-Maidah ayat 1) Perjanjiian Pembiayaan MurabahahNomor :………...

CONTOH :

Page 200: Perbankan Syariah

Dropping pembiayaan dilakukan setelah nasabah melengkapi semua persyaratan yang

tertuang di Offering Letter (OL)

Page 201: Perbankan Syariah

Adapun dokumen yang harus dilengkapin sebelum dilakukan dropping, adalah :

1. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP)2. Tanda terima barang (TTB)3. Surat Sanggup4. Dokumen Pendukung Lainnya.

Page 202: Perbankan Syariah

MemantauPesaing

MemantauKebutuhan

MenambahFasilitas

Jatuh Tempo

Tanggal &Sistem

angsuran MonitoringPembiayaan

Page 203: Perbankan Syariah

PEMBIAYAAN BERMASALAHPENYEBAB & CARA

PENANGGULANGANNYA

Page 204: Perbankan Syariah

PEMBIAYAAN BERMASALAH

Basic Approach

Tidak mungkin terjadi suatu pembiayaan turun

mutunya secara tiba - tiba, akan tetapi selalu

memberikan “ WARNING SIGN “ atau faktor -

faktor penyebab terlebih dahulu dalam

perjalanan pembiayaan tersebut.

Page 205: Perbankan Syariah

I. PENGERTIAN

Atau dengan kata lain, pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang berada pada Collectibility : Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Pembiayaan Bermasalah adalah “ Suatu kondisi Pembiayaan, dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian , atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss “ .

Page 206: Perbankan Syariah

II. FAKTOR PENYEBAB PEMBIAYAAN BERMASALAH

Cuplikan Menurut Para Ahli Robert H.Behrens,Commercial Problem Loan Bankers Publishing Company,Boston Page 46

1. ADVERSITY

3. FRAUD

2. MISMANAGEMENT

Perubahan dari siklus usaha ( Business Cycle ) diluar kontrol BANK dan Nasabah, seperti : Bencana Alam,sakit dan kematian

Ketidakmampuan Nasabah mengelola kegiatan usahanya dan menjaga kondisi keuangan sesuai dengan cara-cara kegiatan usaha yang sehat dari hari-hari .

Ketidakjujuran debitur dalam memberikan informasi dan laporan -laporannya tentang kegiatan usahanya, posisi keuangan ,hutang,piutang,persediaan dll

Page 207: Perbankan Syariah

Moh.Tjoekam,LPPI

1. MANAJEMEN :

2. INDUSTRY : Mudah dimasuki oleh pengusaha lain, Muncul pesaing baru, Raw Material terbatas, Tehnologi ketinggalan, Market Share menurun

3. PRODUK : Permintaan menurun, Mutu tidak stabil, Pelanggan Utama menurun, Tidak dapat bersaing baik kwalitas/kwantitas

4. EKONOMI : Lesu kehidupan perekonomian, Pasar lokal/International turun, Kebijakan uang ketat, Pertumbuhan ekonomi rendah

Tidak Kompeten, Keterbatasan pengetahuan atas usaha, Waktu yang diberikan tidak cukup, Penyertaan pada perusahaan lain, Sering terjadi wan prestasi Serakah / tamak

Page 208: Perbankan Syariah

III. GEJALA DINI PEMBIAYAAN BERMASALAH

A. KELAINAN MANAGEMENT

o Perubahan Kebiasaan Pemegang Peran di Perusahaano Persoalan Rumah Tangga Pemegang Peran di

Perusahaano Tidak Lagi Kooperatif dengan Banko Meninggalnya Pemegang Kunci Perusahaano Perubahan Dalam Manajemen, Kepemilikano Masalah Buruh / Karyawano Kontinuitas Manajemen Tidak Jelaso One-Man Showo Ketidakmampuan Memenuhi Kewajiban Komitmen

Pribadio Lamban Bereaksi Terhadap Kelesuan Pasar atau

Ekonomio Bersikeras Mengambil Resiko Business yang Kurang

Wajaro Tidak Mampu Menyusun Rencana Usahao Kegiatan Produk-Produk yang Menguntungkan Terhentio Pengawasan & Penyusunan Laporan keuangan Lemaho Perubahan Kegiatan Usahao Lain-Lain

Page 209: Perbankan Syariah

B. HUBUNGAN PERBANKAN & KELAINAN KEGIATAN OPERASIONIL DEBITUR

• Evergreen Loans• Penurunan Kontinyu Saldo di Bank• Ketergantungan yang Berat Pada Hutang Jangka Pendek• Peningkatan Jumlah & Frekwensi Permintaan Kredit• Perubahan Timing untuk Seasonal Loans• Supplier (Baru) Minta Informasi untuk Pemberian Kredit Pada

Debitur• Suppliers (Existing) Minta Informasi untuk Peningkatan• Pemberian Kredit Pada Debitur• Penerbitan Cek-Cek Kosong (Terhadap Tagihan)• Pengadaan Persediaan dengan Unsur Spekulatip• Kehilangan Langganan-Langganan Utama• Fasilitas Produksi Tidak Terawat Baik• Penangguhan Penggantian Fasilitas Produksi yang Sudah

Ketinggalan Zaman• Kehilangan Supply Bahan Baku• Produk-Produk Utama, Hak Distribusi, DLL• Kenaikan Menyolok Volume Order yang Dapat Mengakibatkan

Ketidakseimbangan dengan Kemampuan Produksi

Page 210: Perbankan Syariah

C. KELAINAN POSISI KEUANGAN

Penyerahan Laporan Keuangan Tidak Reguler Piutang Dagang membengkak Tagihan Makin Lamban Persediaan Membengkak Perputaran Persediaan Makin Lamban Penurunan Aktiva Lancar Secara % Terhadap Total Aktiva

(Negative Working Capital) Peningkatan Passiva Lancar yang Tidak Proporsionil Peningkatan Leverage Peningkatan Mencolok Hutang Jangka Panjang Perubahan Praktek-Praktek Akuntansi Penurunan Omzet Konsistent Peningkatan Omzet Sangat Cepat Omzet Naik, Untung Turun Peningkatan Mencolok Biaya-Biaya Kenaikan Tingkat Piutang Macet Meningkatnya Total Aktiva Terhadap Omzet/Laba Rugi Operasional

Page 211: Perbankan Syariah

IV. DAMPAK PEMBIAYAAN BERMASALAH 1. Rentabilitas & Solvabilitas

a. Collectibility dan Perhitungan Bad Debt menjadi naik

b. PPAP semakin meningkat % Tase Perhitungan Bed Debt & PPAP ( Sesuai SE BI )

Collectibity

% Tase Perhitungan

Bad Debt

% Tase Perhitungan

PPAP 12345

0 %25 %50 %75 %

100 %

1%

5%

15%

50%

100%

c. Kerugian semakin besar atau laba menurun.d. Modal semakin turun

Page 212: Perbankan Syariah

e. Pelampauan Pembiayaan BMPK menjadi semakin bertambah, yang berakibat kepada :

- Adanya kewajiban membuat Action Plan sekaligus melaporkan Perkembangan ke BI - Keterlambatan Pelaporan ke BI, Bank dikenakan denda

Rp 1 Juta. 23

f. CAR dan TINGKAT KESEHATAN PEMBIAYAAN semakin turun dan memburuk g. Bank dapat dilikuidasi / TAKE OVER

2. Peningkatan Biaya- Pengacara- Personalia

3. Lainnya

4. Aspek Moral

- Hilangnya kesempatan Usaha ( tidak bisa melakukan Expansi )- Reputasi Bank Semakin buruk yang berakibat- Berkurangnya/ pindahnya Investor dana- Investor lain tidak berminat menanamkan modalnya

Bank Telah BERTINDAK ZALIM kepada Investor dana karena tidak prudentialnya Aparat Bank didalam menyalurkan pembiayaan, sehingga Bank tidak memberikan bagi hasil yang baik kepada Investor Dana.

Page 213: Perbankan Syariah

V.PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

Lakukan evaluasi ulang pembiayaan yang menyangkut : Aspek Management Aspek Pemasaran Aspek Produksi Aspek Keuangan Aspek Yuridis Aspek Jaminan Aspek Nilai Jaminan (Retaksasi)

Khusus untuk aspek Yuridis dan Jaminan mintakan Opini Legal, untuk penyempurnaan kelemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam pengikatan pembiayaan maupun jaminan, agar tidak terdapat peluang bagi nasabah dan pihak ketiga untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank.

Page 214: Perbankan Syariah

Non Litigasi

PengadilanOff-Set

Evaluasi Ulang Pembiayaan Oleh Account Manager

•Aspek Management•Aspek Pemasaran•Aspek Produksi•Aspek Keuangan•Aspek Yuridis•Aspek Jaminan

REVITALISASI•Restructuring•Rescheduling•Reconditioning•Bantuan Management

PENYELESAIANMELALUIJAMINAN

COLLECTIONAGENT

WRITE OFFFINAL

Write OffSementara

BASYARNAS BASYARNAS

Pengadilan Gugat PidanaEksekusi Kepailitan

LelangCash/HEJP

Litigasi

PEMBIAYAAN BERMASALAH

CARA PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

Page 215: Perbankan Syariah

LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Page 216: Perbankan Syariah

PENDAHULUAN

• Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya.

• Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi

Page 217: Perbankan Syariah

Pihak Pengguna LK BS• Pemilik dana/ shahibul maal• Pihak-pihak yang memanfaatkan dan

menerima penyaluran dana• Pembayar zakat, infak dan shadaqah• Pemegang saham• Otoritas pengawasan• Bank Indonesia• Pemerintah• Lembaga penjamin simpanan• Masyarakat

Page 218: Perbankan Syariah

Karakteristik Bank Syariah

• Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:– manajer investasi; – investor; – penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan– pengemban fungsi sosial.

• Pemakai dan Kebutuhan Informasi– sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor;

karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat ditambah, antara lain:

– pemilik dana investasi; – pembayar zakat, infaq dan shadaqah;– dewan pengawas syariah.

Page 219: Perbankan Syariah

July 4th 2003

Karakteristik Bank Syariah

• PENGHIMPUNAN DANA– Simpanan Masyarakat

• wadiah• mudharabah

– Prinsip lainnya sesuai syariah

• PENYALURAN DANA– Investasi (pembiayaan)

• musyarakah• mudharabah

– Jual beli• murabahah• salam• istishna

– Sewa-menyewa• ijarah• ijarah muntahiyyah bittamlik

– prinsip lainnya sesuai syariah

Page 220: Perbankan Syariah

Laporan Keuangan Bank Syariah

• Neraca• Laporan Laba Rugi• Laporan Perubahan Ekuitas• Laporan Arus Kas

• Laporan Perubahan Investasi Terikat

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Bank Syariah:InvestorManajer Investasi

Bank Syariah:Agen Investasi

Bank Syariah:Pengemban Fungsi Sosial

Catatan atas Laporan Keuangan

Page 221: Perbankan Syariah

Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah

• menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;

• menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan dalam pengambilan keputusan; dan

• meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

Page 222: Perbankan Syariah

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

- menyediakan informasi keuangan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi;

- menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya;

Page 223: Perbankan Syariah

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb:- informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;- informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip syariah

dan cara memperoleh serta menggunakannya;- informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank terhadap:

• tanggung jawab amanah mengamankan dana;• menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional;

serta • informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh

pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan- informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk

pengelolaan dan penyaluran zakat.

Page 224: Perbankan Syariah

Keterbatasan –Keterbatasan Laporan Keuangan

• Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:– Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa

yang telah lampau.– Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat

bagi pihak pengguna.– Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian .

Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

Page 225: Perbankan Syariah

Keterbatasan ……….• Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa

atau transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas)

• Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

• Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.

• Hanya melaporkan informasi yang material.• Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat

digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.

• Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan

Page 226: Perbankan Syariah

Asumsi Dasar Konsep Akuntansi Bank Syariah

• Dasar Akrual Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan

• Kelangsungan Usaha (going concern)kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung

terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya

Page 227: Perbankan Syariah

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Relevan

Bernilai balikan

Tepat waktu

TerujiBernilai prediktif

Terandalkan

Netral

Tepat menyimbolkan

Kebermanfaatan dalam keputusan

Keterbandingan

Ketelitian Bentuk Tempat

Page 228: Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

• Dapat dipahami Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar

• Relevan– Bernilai prediktif– Bernilai balikan– Tepat Waktu

Page 229: Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

• Keandalan–Teruji (reliable)–Netral–Tepat Menyimbolkan (faithfulness

representation)• Dapat Diperbandingkan

Page 230: Perbankan Syariah

July 4th 2003

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

• Materialitas• Ketelitian (Prudent)• Substansi Menggungguli Bentuk (substance

over form)• Kelengkapan

Page 231: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

• Tanggung jawab atas LK Manajemen bank syariah

• Komponen LK lihat slide sebelumnya• Bahasa LK

– Bahasa Indonesia– Bahasa selain Bahasa Indonesia memuat informasi

yg sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia

• Mata Uang Pelaporan– Dalam satuan rupiah– Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam

satuan rupiah dengan menggunakan kurs BI

Page 232: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Penyajian• Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar

posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat; sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 233: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

• Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan menurut urutan jatuh temponya, dan investasi tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri

• Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa

Page 234: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

• Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps) dari kegiatan utama bank dan lainnya

• Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya

Page 235: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

• Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain, mengenai:– Gambaran umum bank syariah– Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam

penyusunan LK– Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam

setiap komponen LK– Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang

berguna untuk pengambilan keputusan

Page 236: Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

• Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut:– Perubahan estimasi akuntansi– Perubahan kebijakan akuntansi– Terdapat kesalahan mendasar

• Pada setiap elemen LK harus diberi pernyataan bahwa: “catatan atas LK merupakan bagian tak terpisahkan dari LK”

Page 237: Perbankan Syariah

Rasio–Rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia

• Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah masih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional.

• Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:– Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan

rasio periode sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.

– Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rataindustri pada suatu titik yang sama

Page 238: Perbankan Syariah

Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank• Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi :– Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank

untuk membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

• Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar

– Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid

• Rasio cepat = Kas / Utang lancar

– Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan

• Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK

Page 239: Perbankan Syariah

• Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :– Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas

(efesiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.

• Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva

– Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan.

• Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva

Page 240: Perbankan Syariah

• Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi:– Margin laba (profit margin), adalah gambaran

efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.• Margin laba = Laba / Total pendapatan

– Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.

• Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva

Page 241: Perbankan Syariah

• Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank.

• Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:– Rasio biaya = Biaya opersional / Pendapatan

operasional