I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah bidang ilmu yang mencakup berbagai kelompok
kehidupan mikroorganisme atau jasad renik (mikroba) yang tidak kasat mata
telanjang. Termasuk didalamnya bakteri, cendawan, mikroalga, protozoa dan
virus.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Mikroorganisme terdapat di mana-
mana. Interaksinya dengan sesama mikroorganisme ataupun dengan
organisme lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan
maupun merugikan.
Mikroskop adalah salah satu alat yang hubungannya sangat erat sekali
dengan praktikum mikrobiologi, khususnya untuk melihat bayangan
mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil. Didalam mikroskop, ada
beberapa jenis teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh praktikan
mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Tubuh mikroskop pada
dasarnya terdiri dari bagian mekanik, bagian optik dan beberapa jenis
dilengkapi dengan bagian elektik dan fotografi. Beberapa macam mikroskrop
yaitu, Mikroskop biasa yakni : mikroskop pantul cermin dan mikroskop lampu
listrik. Keduanya memiliki perbedaan pada sumber cahaya pembentuk
bayangan, yaitu cahaya pantulan dari cermin dan cahaya langsung dari lampu
listrik. Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati mikroorganisme
yang masih hidup, khususnya yang selnya sangat tipis atau yang hampir
mendekati batas daya pisah mikroskop. Mikroskop ultraviolet merupakan
variasi dari mikroskop biasa yang menggunakan sinar ultraviolet namun tidak
dapat dilihat oleh mata manusia, sehingga bayangan objek yang diamati harus
direkam dulu dengan alat fotografi. Mikroskop elektron merupakan mikroskop
yang menggunakan berkas sinar elektron yang panjang gelombangnya jauh
lebih pendek dibanding cahaya biasa maupun ultraviolet.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?
2. Apa saja contoh mikroorganisme?
3. Bagaimana penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan
benar?
4. Bagaimana cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah selesai
digunakan?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
2. Untuk mengenal beberapa contoh mikroorganisme
3. Untuk melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan
baik dan benar
4. Untuk memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah
selesai digunakan
D. Manfaat praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
2. Dapat mengenal beberapa contoh mikroorganisme
3. Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan
baik dan benar
4. Dapat memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah
selesai digunakan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda atau
sel-sel yang berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723)
yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri atas
lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan
perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200-300
kali, mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya
majemuk yang ada sekarang (Purba, 1999).
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa
okuler (yang dekat dengan mata) dan lensa objektif yang dekat dengan benda atau
objek. Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda.
Lensa objektif biasanya dipasang pada roda yang berputar, yang disebut dengan
gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan
perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-
mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas
lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh lensa okuler untuk
menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Busyro, 2011).
Peranan bakteri baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan dalam
kehidupan kita dapat diketahui melalui proses isolasi dan identifikasi. Prinsip
isolasi bakteri adalah memisahkan suatu mikroba dari mikroba lainnya sehingga
diperoleh kultur murni. Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni
dari suatu biakan campuran. Yang paling sering dilakukan adalah teknik cawan
gores dan cawan tuang, dimana kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang
sama yaitu mengencerkan mikroorganisme sehingga individu spesies dapat
dipisahkan dari lainnya, dengan anggapan bahwa setiap koloni terpisah yang
nampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal
(Hadiotomo dkk, 1985).
Bakteri asam asetat termasuk dalam family Acetobacteriaceae yang
dikarakteristikkan oleh kemampuannya mengoksidasi etanol menjadi asam asetat.
Bakteri-bakteri asam asetat mencakup genus-genus Acetobacter, Acidomonas,
Asaia, Glucanocetobacter, Gluconobacter, Kozakia, Swaminathania, dan
Saccharibacter. Beberapa spesies Acetobacter kini dimasukkan dalam
Glucanocetobacter karena diketahui mampu menghasilkan selulosa. Bakteri ini
dapat diisolasi dari buah, bunga, makanan terfermentasi, minuman, vinegar
maupun limbah (Hidayat, 2010).
Proses identifikasi bakteri didasarkan pada berbagai macam sifat bakteri
seperti sifat biokimia, morfologi koloni, dan morfologi selnya. Pengamatan dan
pencatatan ciri morfologi serta ciri lainnya merupakan tahap pendahuluan yang
penting sebelum identifikasi. Ketika suatu spesies belum dapat diidentifikasi
seperti spesies asing atau baru, kita dapat menduga bahwa kultur tersebut tidak
murni lagi atau kita sudah membuat kesalahan dalam observasi dan pengamatan.
Isolat murni yang didapat nantinya akan dapat digunakan untuk produksi
biomassa, hasil fermentasi seperti metabolit primer atau metabolit sekunder
(Pelczar dkk, 1988).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Praktikum pengenalan dan pengamatan mikroorganisme dilaksanakan
pada hari senin 8 april 2013 pada pukul 13.00 WITA dan bertempat di
laboratorium mikrobiologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan dan pengamatan
mikroorganisme dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaannya pada praktikum pengenalan dan pengamatan mikroorganisme
No. Nama Alat Kegunaan1234
5
67
8
9
MikroskopKaca objekKaca penutupOse lurus
Ose bulat
Tabung reaksiPipet tetes
Pembakar bunsen
Botol semprot
Untuk mengamati objek (mikroorganisme)Untuk menyimpan objek yang akan diamatiUntuk menutup objek yang akan diamatiUntuk mengambil mikroorganisme yang berada di dasar atau di tengah sampelUntuk mengambil mikroorganisme yang berada di permukaan sampelSebagai wadah air yang digunakanUntuk mengambil dan meneteskan media pengamatanUntuk memanaskan ose agar steril dan mudah mengambil sampelSebagai wadah alkohol untuk pengsterilan
Bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan dan pengamatan
mikroorganisme dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya pada praktikum pengenalan dan pengamatan mikroorganisme
No Nama Bahan Kegunaan1
2
3
4
5
6
7
89
10
1112
Nasi basi
Tempe basi
Ragi
Roti Basi
Tomat
Pepaya
Nanas
AirLactophenol cotton blueSafranin
AlkoholTissu
Sebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai sampel yang akan diamati mikroorganismenyaSebagai pelarutSebagai pewarna
Sebagai pewarna
Sebagai pengsteril alat yang digunakanUntuk membersihkan kaca objek dari benda-benda asing
C. Prosedur kerja
Prosedur yang dilakukan pada praktikum pengenalan dan pengamatan
mikroorganisme adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan mikroskop dan bagian-bagiannya
a. Meletakkan mikroskop di atas meja
b. Mengamati bagian-bagian mikroskop
c. Mengenali fungsi dari bagian-bagian mikroskop
d. Mendokumentasi bagian-bagian mikroskop
2. Pengamatan mikroorganisme
a. Pengamatan kapang pada nasi basi (Rhizopus sp.)
- Menyiapkan sampel nasi basi
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose lurus
- Mengambil sampel dengan ose lurus
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan air
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
b. Pengamatan khamir pada tomat (Saccharomyces cereviceae)
- Menyiapkan sampel tomat busuk
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose bulat
- Mengambil sampel dengan ose bulat
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan air
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
c. Pengamatan khamir pada ragi (Saccharomyces cereviceae)
- Menyiapkan sampel ragi
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose bulat
- Mengambil sampel dengan ose bulat
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan air
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
d. Pengamatan kapang pada roti (Rhizopus sp.)
- Menyiapkan sampel roti basi
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose lurus
- Mengambil sampel dengan ose lurus
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan air
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
e. Pengamatan kapang, khamir dan bakteri pada nanas
- Menyiapkan sampel nanas busuk
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose bulat
- Mengambil sampel dengan ose bulat
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan safranin
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
f. Pengamatan Kapang pada tempe (Rhizopus sp.)
- Menyiapkan sampel tempe basi
- Mensterilkan alat-alat dengan alcohol
- Memanaskan ose lurus
- Mengambil sampel dengan ose lurus
- Meletakkan sampel di atas kaca objek
- Meneteskan sampel dengan Lactophenol cotton blue
- Menutup objek dengan kaca penutup
- Mengamati sampel dibawah mikroskop
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Mikroskop dan bagian-bagiannya
Tampak depan Tampak belakang
Keterangan:
1. Lensa okuler2. Lensa objektif3. Meja preparat4. Kaki mikroskop5. Pengatur kasar6. Penjepit7. Tubus8. Revolver
9. Cermin10. Penggeser kiri kanan11. Pengatur halus12. Diafragma13. Tombol on/off14. Penggeser depan
belakang
2. Pengamatan mikroorganisme
a. Pengamatan kapang pada nasi basi (Rhizopus sp.)
Gambar mikroskop
Keterangan:1. Sporangium2. Sporangiofor
Gambar literatur
Keterangan:1. Columela2. Sporangiofor3. Rhizoid4. Stolon5. Sporangium
b. Pengamatan khamir pada tomat (Saccharomyces cereviceae)
Gambar Mikroskop
Keterangan:1. Sel Tunggal
Gambar Literatur
Keterangan:1. Sel tunas2. Sel tunggal
c. Pengamatan khamir pada ragi (Saccharomyces cereviceae)
Gambar mikroskop
Keterangan:1. Sel tunggal2. Sel tunas
Gambar literatur
Keterangan:1. Sel tunggal2. Sel tunas
d. Pengamatan kapang pada roti (Rhizopus sp.)
Gambar Mikroskop
Keterangan:1. Columela2. Sporangiofor3. Stolon4. Sporangium
Gambar Literatur
Keterangan:1. Columela2. Sporangiofor3. Rhizoid4. Stolon5. Sporangium
e. Pengamatan kapang, khamir dan bakteri pada nenas
Gambar Mikroskop
Keterangan:a. Lactobacillusb. Saccharomyces cereviceaec. Acetobacter xyllinum
Gambar literatur
Keterangan:a. Saccharomyces cereviceaeb. Lactobacillusc. Acetobacter xyllinum
f. Pengamatan kapang pada tempe (Rhizopus sp.)
Gambar Mikroskop
Keterangan:a. Sporangiumb. Rhizoidc. Sporangioford. Hifa stolone. Columela
Gambar Literatur
Keterangan:1. Sporangium2. Rhizoid3. Sporangiofor4. Hifastolon5. Columela
B. Pembahasan
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati objek yang berukuran mikroskopik (kecil). Mikroskop adalah alat
yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia
menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga
ribuan kali. Secara garis besar, mikroskop dapat dibedakan menjadi dua yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron dengan bagian yang terdiri atas
bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri atas tubus,
penggeser depan belakang, pengatur kasar, pengatur halus, penggeser kiri
kanan, meja preparat, penjepit, revolver dan kaki mikroskop. Sedangkan
bagian optik terdiri atas lensa okuler, lensa objektif dan kondensor.
Tubus berfungsi sebagai tempat menahan lensa okuler dan objektif.
Penggeser depan belakang berfungsi untuk menggerakkan meja preparat ke
arah depan dan belakang. Sedangkan penggeser kiri kanan untuk mengerakkan
meja preparat ke arah kiri dan kanan. Pengatur kasar dan halus berfungsi
untuk mengatur fokus bayangan objek. Meja preparat merupakan tempat
preparat diletakkan. Penjepit berfungsi untuk menahan agar preparat tidak
bergeser atau berpindah. Kaki mikroskop berfungsi sebagai tumpuan
mikroskop. Revolver berfungsi untuk menggerak-gerakkan lensa-lensa
objektif. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa
objektif. Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar bayangan objek.
Sedangkan kondensor berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke lensa
objektif.
Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua
sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat
dengan spesimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop,
terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-
mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas
lensa okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya, diperbesar oleh okuler
untuk menghasilkan bayangan pada mikroskop.
Praktikum ini mengamati 7 bahan, yaitu : nasi, tempe, roti, nanas, tomat,
papaya dan ragi yang telah berjamur. Bakteri dan jamur yang teramati antara
lain : Rhizopus sp. pada nasi, tempe dan roti, Lactobacillus sp., Acetobacter
dan Saccharomyces cerevisiae pada nanas, ragi dan papaya.
Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum
Zygomycota ordo Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu
memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri
lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon menyebar diatas
substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp. bereproduksi
secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai.
Sporangiofor ini tumbuh ke arah atas dan mengandung ratusan spora.
Sporangiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding
seperti septa. Salah satu contoh spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang
biasanya tumbuh pada roti basi. Peranan Rhizopus sp. bagi manusia adalah
untuk membuat tempe dan Mucor javanicus terdapat dalam ragi tape.
Saccharomyces cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang
tergolong dalam khamir (yeast). Saccharomyces cerevisiae secara morfologis
umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya
sekitar 1-3µm sampai 1-7µm. Yeast yang sangat berperan dalam pembuatan
roti ini termasuk eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu
mudah dikulturkan, pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat
dipetakan dengan jelas serta mudah menerima transfer gen. Saccharomyces
cerevisiae dapat ditumbuhkan di laboratorium dengan menumbuhkannya pada
media tertentu, baik media padat maupun media cair. Dari segi warna, yeast
yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai
warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni,
sehingga tidak seperti khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah
miskroskop karena tidak kontras dengan mediumnya. Penampilan
makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-
keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat
dengan askopora 1-8 buah. Dilihat dari dinding selnya, Saccharomyces
cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung α -D-Glukan, kitin, dan
manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan
dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-
22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein (30%) yaitu suatu karbohidrat
yang tersusun dari manan yang terfosforilasi.
Saccahromyses cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-
83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N
total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan
buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun
ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan,
Saccharomyces cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun
bersimbiosis. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara
seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali dengan
menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar
dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian
dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan
satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan
diri dari induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni.
Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Saccharomyces cerevisiae dapat dimanfaatkan untuk pembuatan roti,
probiotik makanan ternak, pembuatan anggur dan produksi bir.
Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif
atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari
kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan
anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.
Kebanyakan dari bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri
morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak
krem, bentuk koloni bulat dengan tepian seperti wol. Sel
berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x
1,0-10,0 μm. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi
kadang-kadang hampir bulat, biasanya bentuk rantai yang
pendek, Gram +, tidak motil, oksidase positif, katalase
negatif, metil red positif, optimum pada suhu 30-370C dan
tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Banyak spesies dari Lactobacillus
memiliki kemampuan membusukkan materi tanaman yang sangat baik.
Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan
mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa anggota
genus ini telah memiliki genom sendiri. Lactobacillus adalah bakteri probiotik
yang utama digunakan pada produk-produk komersial dewasa ini. L.
acidophilus berpotensi sebagai strater maupun adjunct culture dalam
pembuatan susu fermentasi.
Beberapa spesies Lactobacillus beserta manfaatnya yaitu
Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan laktosa susu,
merangsang respon kekebalan tubuh terhadap
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membantu
mengendalikan kadar kolesterol darah. Lactobacillus
acidophilus menghasilkan zat seperti lactocidine atau
acidophiline yang meningkatkan stamina dan kekebalan.
Lactobacillus casei merupakan bakteri probiotik yang telah
lama digunakan dalam susu fermentasi seperti pada produk
Yakult, Jepang. Lactobacillus casei membantu membatasi
pertumbuhan bakteri jahat dalam usus. Lactobacillus
plantarum menghasilkan asam laktat di saluran pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum
membantu mengurangi perut kembung.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Penggunaan mikroskop dengan baik dan benar adalah dengan cara
memegang bagian pegangan dari mikroskop untuk memindahkan
mikroskop dari satu tempat ke tempat lain, meletakkan mikroskop dengan
hati-hati pada meja pengamatan, karena mikroskop akan rusak apabila
diletakkan secara kasar. Kaca objek dipegang pada bagian yang kasar agar
kaca tidak retak dan pecah, begitu pula pada kaca penutup dipegang
dengan hati-hati agar kaca tidak pecah karena bentuknya yang tipis.
2. Beberapa contoh mikroorganisme yang berhasil diamati pada praktikum
ini adalah Rhyzopus sp. (pada nasi basi, tempe basi dan ragi),
Saccharomyces cerevisiae (pada roti, nanas dan papaya), Lactobacillus sp.
dan Acetobacter sp. (pada papaya dan nanas).
3. Melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan
benar yaitu medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
4. Setelah mikroskop selesai digunakan, maka mikroskop dikembalikan pada
tempatnya, kaca objek dan kaca penutup dibersihkan secara hati-hati
menggunakan tissue agar kaca tidak retak saat pembersihan.
B. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan adalah agar dalam peenggunaan
mikroskop dan pengamatan mikroskop harus berhati-hati dan tidak kasar, agar
alat tidak rusak dan retak.
DAFTAR PUSTAKA
Busyro, M., 2011, Laporan praktikum tekhnologi pangan, http://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/laporan-praktikum-mikrobiologi-pangan-i/laporan-praktikum-mikrobiologi-pangan-i/laporan-4-pengamatan-bentuk-kapang-dan-pemeliharaan-kultur-mikroorganisme/, diakses : 10 April 2013.
Hadiotomo dan Ratna Siri, 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Gramedia, Jakarta.
Hidayat, N., 2010, Isolasi Bakteri Asam Asetat Penghasil Selulosa. http://permimalang.wordpress.com/2010/10/19/Isolasi-bakteri-asam-asetat-penghasilselulosa, diakses pada : 10 April 2013.
Pelczar, MJ. dan Chan, ECS., 2006, Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 1,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Purba, M., 1999, Kimia, Erlangga, Jakarta.