PEREKONOMIAN INDONESIA:
Prospek, Tantangan, dan
Bauran Kebijakan Bank Sentral
Kuliah Umum Universitas Batam
DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA
Perry Warjiyo, Ph.D BATAM, 13 April 2018
PERKEMBANGAN EKONOMI
Perbaikan Perekonomian Dunia Berlanjut Pemulihan ekonomi berlanjut di negara maju dan berkembang, berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia
Harga minyak meningkat seiring
peningkatan permintaan dan
pengendalian pasokan
3
Komoditas 2017
2018
Asumsi Nov-17
Asumsi Feb-18
Tembaga 27,1 4,4 15,4
Batubara 46,3 -0,1 8,5
Palm Oil 8,6 -1,9 -10,6
Karet 29,1 0,7 -5,9
Nikel 8,2 5,8 21,4
Timah 13,3 0,6 7,3
Aluminium 23,0 9,1 14,7
Kopi -3,2 -6,0 -5,1
Lainnya 6,6 1,0 3,1
IHKEI NM 8 27,8 0,3 2,7
IHKEI NM Total 21,7 0,5 2,8
Harga Komoditas Tinggi
(a.l. batubara, nikel, tembaga & aluminium)
2017 (Asumsi Feb-18)
2018 (Asumsi Feb-18)
Minas 52 60
ICP 51 59
2016 2017 2018
LIBOR 3m 0,74 1,26 2,33
Tiongkok
2017: 6,9%
2018: 6,7% Jepang
2017: 1,6%
2018: 1,2% India
2017: 6,4%
2018: 7,2%
Eropa
2017: 2,5%
2018: 2,3%
AS
2017: 2,3%
2018: 2,6%
Negara
Maju
2017: 2,4%
2018: 2,3%
Dunia:
2017: 3,7%
2018: 3,8%
• Perbaikan ekonomi AS
ditopang oleh
konsumsi dan
investasi
• Kebijakan kedepan:
ekspansi fiskal,
reformasi pajak,
pengurangan neraca
bank sentral
• Suku bunga kebijakan
FFR diperkirakan naik
3x di 2018
• Perbaikan ekonomi
Eropa didukung oleh
perbaikan ekspor serta
konsumsi domestik.
• Risiko geopolitik
menurun.
Negara
Berkembang
2017: 4,6%
2018: 4,8%
- Proses rebalancing akan
menurunkan proyeksi ekonomi
Tiongkok di 2018
- Dampak transisi Tiongkok ke
ekonomi berbasis produk high
end: penyesuaian mitra dagang
- Liberalisasi keuangan di Tiongkok
akan berdampak ke penyesuaian
aliran modal masuk di negara
berkembang lain
LIBOR meningkat seiring perkiraan FFR
naik 3x di 2018 dan perbaikan ekonomi AS
Berlanjutnya Perbaikan Ekonomi Domestik
4
Pertumbuhan PDB sisi Pengeluaran (%)
Pertumbuhan PDB Indonesia (%) Pertumbuhan PDB per Sektor Ekonomi (%)
• Didorong kinerja investasi & prospek kinerja ekspor, meski permintaan domestik masih belum kuat • Secara sektoral, didorong oleh pertumbuhan sektor transportasi, PHR, Industri pengolahan, dan konstruksi yang relatif tinggi
Kinerja Ekonomi Daerah Relatif Terjaga...
5
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Daerah 2017 (yoy)
6
Pertumbuhan Daerah Ditopang Akselerasi Sektor Konstruksi Dan Industri Pengolahan • Perekonomian Kepri cenderung tumbuh melambat, disebabkan menurunnya kontribusi industri pengolahan dan ekspor. • Perekonomian Kepri ditopang industri pengolahan (37%), konstruksi (18%), pertambangan (14%) dan perdagangan (11%)
Inflasi Nasional dan Daerah terkendali, meski beberapa provinsi perlu mendapat perhatian…
7
• Sebagian besar provinsi mencatat inflasi tahunan hingga Maret 2018 pada level yang cukup rendah • Namun, 2 daerah di atas target: Kepulauan Riau (5,1%) dan Jambi (4,2%), didorong tingginya volatile foods
Perkembangan Inflasi Maret 2018 (yoy)
Nasional: 0,20% (mtm) 0,99% (ytd) 3,40% (yoy)
Nilai Tukar Rupiah stabil
8
Nilai Tukar Rupiah Stabil
Cadev cukup besar hadapi tekanan eksternal
Neraca Pembayaran Indonesia: 2014-2017
• Didukung konfiden investor, surplus neraca pembayaran, meningkatnya cadangan devisa • Pelemahan di Februari 2018 sejalan dengan pelemahan nilai tukar di berbagai negara lain
Cadangan Devisa akhir Maret 2018: US$126 miliar (Setara 7.7 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah)
Resiliensi sistem perbankan: CAR tinggi dan NPL rendah
9
Pembiayaan non-bank terus meningkat
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 Agriculture 2,42% 1,04% 5,34% 2,22% 1,11 1,18 0,90 0,82 1,90 1,85 0,50 0,57 6,83 8,31
2 Basic Industry & Chemicals 4,21% 3,95% 8,51% 7,63% 0,97 0,93 1,43 1,55 2,03 2,08 0,67 0,72 4,97 5,41
3 Consumer Goods Industry 13,49% 12,63% 24,88% 21,47% 0,72 0,69 1,98 1,92 2,38 2,44 1,31 1,30 4,98 5,05
4 Infrastructure, Utility & Transportation 4,24% 4,16% 11,30% 9,95% 1,51 1,39 0,96 1,04 1,66 1,72 0,51 0,53 62,61 62,22
5 Miscellaneous 4,26% 4,72% 9,50% 10,35% 1,18 1,23 1,24 1,11 1,85 1,81 0,73 0,76 7,44 7,96
6 Mining -4,29% 5,56% -11,57% 13,69% 1,86 1,16 0,88 1,69 1,54 1,86 0,35 0,44 9,51 14,68
7 Property and Real Estate 4,56% 4,54% 9,15% 9,42% 0,99 1,12 1,76 1,51 2,01 1,89 0,32 0,35 1,72 2,53
8 Trade, Service and Investment 3,46% 4,23% 6,56% 7,74% 0,83 0,83 1,48 1,56 2,20 2,21 0,97 0,94 7,76 7,75
4,78% 5,24% 9,98% 10,61% 1,02 1,03 1,43 1,42 1,98 1,97 0,66 0,69 6,47 6,83
TA/TL Asset TO Inventory TO
Agregat
No. SectorROA ROE DER Current Ratio
Stabilitas Sistem Keuangan dan Perbankan Terjaga Pembiayaan non-bank meningkat ditunjang oleh percepatan pendalaman pasar keuangan
Kredit tumbuh 8,2% di Feb 2018 ditengah lemahnya permintaan dan perilaku selektif perbankan
Performansi korporasi non-keuangan membaik, meskipun masih terbatas
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Jan Feb ytd
Total Pembiayaan Non Bank 109.1 136.9 234.4 40.5 118.9 59.8 90.6 309.8 3.2 22.9 26.0
o/w emiten sektor keuangan 52.2 52.9 121.9 28.7 47.7 27.8 27.3 131.5 5.7 9.4 15.0
Saham 47.6 53.5 79.2 10.1 47.5 11.2 29.1 97.8 0.5 0.2 0.7
o/w emiten sektor keuangan 12.8 3.7 14.8 2.3 7.6 1.0 1.5 12.5 0.0 0.0 0.0
Obligasi 46.5 63.3 116.2 22.6 61.3 41.3 40.0 165.2 1.2 20.2 21.3
o/w emiten sektor keuangan 30.3 35.1 81.8 20.0 33.5 22.1 14.6 90.2 5.6 8.5 14.2
MTN & Promissory Notes + NCD 14.9 20.1 39.0 7.8 10.0 7.4 21.5 46.8 1.5 2.6 4.1
o/w emiten sektor keuangan 9.2 14.2 25.3 6.3 6.6 4.7 11.2 28.8 0.0 0.9 0.9
2018Rp. Triliun 2014 2015 2016
2017
Perkembangan Kredit Daerah – Q4 2017 (yoy)
Pertumbuhan Kredit di Berbagai Daerah Juga Belum Kuat …
10
• Mapua tumbuh tinggi 11,9% didorong kredit ke pertanian & perdagangan. • Jawa tumbuh melambat karena melambatnya kredit industri pengolahan. • Kredit di Kaltim masih kontraktif di berbagai sektor terutama pertambangan,
perdagangan, dan pertanian.
PROSPEK, TANTANGAN, DAN BAURAN KEBIJAKAN
BANK INDONESIA
Prospek Ekonomi Indonesia
12
CAD
2-2.5% PDB 5.1-5.5% 3.5±1% 10-12% 2018
5.6-6.0% 3.0±1%
Inflasi PDB Kredit
5.2-5.6% 3.5±1% 2019
5.4-5.8% 3.0±1% 2020
2021
5.8-6.2% 3.0±1% 2022
External Domestik
Risiko 2018 • Meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global terkait kenaikan suku bunga kebijakan AS (FFR) yang berisiko lebih tinggi dari perkiraan, serta risiko kenaikan harga minyak dunia
• Lemahnya permintaan, aliran modal asing keluar, risiko depresiasi Rupiah, dan risiko inflasi
2-2.5% PDB 10-12%
Tiga Tantangan Perekonomian Nasional
13
Normalisasi kebijakan moneter di negara maju Proteksionisme negara maju Kenaikan harga minyak dunia
Risiko: pembalikan aliran modal asing, depresiasi Rp, serta inflasi
Kebijakan moneter utk stabilitas
Belum merata dan kuatnya akselerasi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja
Sinergi Kebijakan BI dengan Keb. Fiskal dan Reformasi Struktural: - Keb. Bank Indonesia: relaksasi & inovasi kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran,
pendalaman pasar, ekonomi dan keuangan syariah yang akomodatif untuk pertumbuhan. - Keb. fiskal: optimalisasi ruang fiskal jumlah & komposisi belanja modal & belanja sosial. - Keb. Reformasi struktural: sektor prioritas a.l. iklim investasi, infrastruktur, pariwisata &
ekspor, UMKM, agribisnis, manufaktur.
Membangun kapasitas nasional untuk pemanfaatan ekonomi & keuangan digital
Manfaat: e-commerce & TekFin u/ pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan UMKM.
Tantangan: penciptaan lapangan kerja, shadow banking, cyber attack, perlindungan konsumen, perlindungan data dan partisipasi asing.
3
Perlunya Strategi & Komite Nasional Ekonomi-Keuangan Digital untuk sinergi kebijakan: (i) pemberdayaan UMKM dan logistik nasional; (ii) inovasi start-up utk e-commerce & TekFin; (iii) keterkaitan TekFin dan lembaga keuangan; (iv) sinergi bisnis & interkoneksi platform e-commerce dengan TekFin
Sinergi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan 2
Menjaga stabilitas di tengah meningkatnya ketidakpastian global 1
Bauran Kebijakan Bank Indonesia: Kerangka Pokok
Tujuan: Stabilitas harga dan mendukung SSK • Strategi: Bauran Kebijakan Bank
Indonesia 1.Kebijakan Suku Bunga: • BI 7RR Rate • Koridor dan term structure OM
2.Kebijakan Nilai Tukar • Konsistensi NT fundamental (“Path NT”) • Volatilitas jangka pendek
3.Pengelolaan Capital Flows • Dukungan thd stabilitas NT, pengendalian
prosiklisitas dan risiko sistemik 4.Kebijakan Makroprudensial • Dukungan efektivitas transmisi moneter • Mitigasi prosiklisitas dan risiko sistemik
5.Koordinasi & Komunikasi Kebijakan • Koordinasi TPI & TPID, Rakor KEKR • Komunikasi utk pembentukan ekspektasi
Tujuan: mencapai target inflasi dan stabilitas nilai tukar, serta mendukung terjaganya SSK.
Dari sisi moneter: memperkuat transmisi suku bunga, nilai tukar, likuiditas/uang beredar, kredit, perilaku risiko, dan ekspektasi
Dari sisi SSK: mengelola prosiklisitas dan risiko sistemik, khususnya dari kredit, properti, utang LN, dan aliran modal asing.
14
• Intervensi Valas• Manajemen modal asing
Kebijakan suku bungaKebijakan makroprudensial
Stabilitas Nilai Tukar & Aliran Modal Asing
Kebijakan Moneter & Makroprudensial
StabilitasHarga & SSK
Koordinasi & Komunikasi,
CMP
• Effective Transmission: Suku Bunga, NilaiTukar, Money & Kredit, Ekspektasi
• Mitigasi porsiklisitas dan risiko sistemik dalam sistem keuangan
Des-16 Des-17
Construction 20.33 15.48
Real Estate 22.22 5.67
Housing 7.67 10.53
Total 7.86 8.24
LoanGrowth % (yoy)
15
Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2015-2017 Menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan, melalui kebijakan moneter & makroprudensial yg akomodatif
Dampak Relaksasi Rasio LTV
Transmisi Kebijakan Moneter BI 7d RR turun 25bps menjadi 4.50% (Agst)
Penurunan lebih lanjut BI 7d RR 25 bps menjadi 4.25% (Sept)
Relaksasi LTV lebih lanjut untuk kredit property (Sept)
Memperkuat systemic surveillance dan Crisis Management Protocol (April)
Kewajiban penggunaan rupiah di dalam negeri (Maret)
Gerakan Nasional Non Tunai
Stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamental berdasarkan mekanisme pasar Dual intervention di pasar valas dan pembelian SBN di pasar sekunder pada
saat distress (capital reversal) atau terjadi misalignment
1. Kebijakan Moneter
Suku Bunga
Policy Rate turun 150bps Reformulasi BI Rate (12
bln) menjadi BI 7-day Reverse Repo Rate (Agst)
GWM Menurunkan GWM 50bps ke 7.5% (Nov)
Penurunan lebih lanjut GWM 100bps menjadi 6.5% (Feb)
2. Kebijakan Nilai Tukar
3. Kebijakan Makroprudensial
Relaksasi LTV untuk kredit properti dan otomotif (Juni)
BI Rate turun 25 bps (Feb)
Implementasi GWM Averaging (Agst): GWM fixed 5%; GWM Averaging 1.5%
Inisiatif penerbitan peraturan makroprudensial terkait Financing to Funding Ratio (FFR) dan kajian LTV Spasial
4. Kebijakan Sistem Pembayaran
National Payment Gateway (June)
Modernisasi cash management tengah berlangsung
E-money untuk bantuan sosial (Nov)
Financial Technology (FinTech) Office (Nov)
Uang Rupiah baru (Dec)
2015 2016 2017
16 16
Kebijakan Strategis Bank Indonesia
7
1
2
3
4
5
6
Strategi Bank Indonesia
Memperkuat efektivitas kebijakan moneter u/ pengendalian inflasi & stabilitas nilai tukar
Relaksasi kebijakan Makroprudensial untuk mendorong pembiayaan perbankan
Pendalaman pasar keuangan, khususnya untuk pembiayaan infrastruktur
Pengembangan sistem pembayaran untuk ekonomi keuangan digital
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
Penguatan koordinasi dengan Pemerintah, OJK, dan DPR
Penguatan organisasi dan sumber daya manusia
1. Memperkuat Efektivitas Kebijakan Moneter untuk Pengendalian Inflasi dan
Stabilitas Nilai Tukar
2. Relaksasi Kebijakan Makroprudensial untuk Mendorong Pembiayaan
Perbankan
3. Pendalaman Pasar Keuangan, Khususnya untuk Pembiayaan Infrastruktur
4. Pengembangan Sistem Pembayaran untuk Ekonomi
Keuangan Digital
5. Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
7
Agenda
Strategis
6. Penguatan Koordinasi dengan Pemerintah, OJK, dan DPR
7. Penguatan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Tujuan Menjaga Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan
Bauran Kebijakan Nasional: Koordinasi Bank Sentral & Pemerintah
17
Kebijakan Fiskal • Menjaga stabilitas
makroekonomi melalui defisit fiskal dan utang publik yang wajar.
• Kebijakan pajak dan alokasi pengeluaran produktif untuk stimulus pertumbuhan yang tinggi dan inklusif.
Kebijakan Bank Sentral
• Menjaga stabilitas harga dan mendukung stabilitas keuangan
• Bauran kebijakan suku bunga, nilai tukar, manajemen aliran modal asing, dan makroprudensial.
Reformasi Struktural • Mencapai pertumbuhan tinggi melalui
produktivitas modal, tenaga kerja, dan tekonologi.
• Reformasi di bidang infrastruktur, iklim investasi, perdagangan, dan tenaga kerja.
Koordinasi kebijakan Bank Sentral dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah sangat erat untuk mendorong pertumbuhan yang tinggi dan inklusif dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Reformasi Struktural
Kebijakan Bank Sentral
Kebijakan Fiskal
18 18
APBN dan Realisasi 2017-2018
Perkembangan 245 Proyek Strategis Nasional
Perkembangan Penyelesaian PSN
(sdJanuari 2018)
Stimulus Fiskal untuk Mendorong Perekonomian Melalui stimulus belanja dan akselerasi pembangunan infrastruktur nasional dan di berbagai daerah
Alokasi Anggaran Infrastruktur
2018
APBNP Realization APBNP Realisasi APBN
A. PENDAPATAN NEGARA 1786.2 1552.7 1736.1 1665.2 1894.7
I. Penerimaan Dalam Negeri 1784.2 1546.9 1733.0 1655.5 1893.5
1. Penerimaan Perpajakan 1539.2 1285.0 1472.7 1343.6 1618.1
2. PNBP 245.1 261.9 260.2 311.9 275.4
II. Hibah 2.0 5.8 3.1 9.7 1.2
B. BELANJA NEGARA 2082.9 1860.3 2133.3 2002.8 2220.7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1306.7 1150.1 1367.0 1260.8 1454.5
1. Belanja Pegawai 342.4 305.1 340.4 312.7 365.8
2. Belanja Barang 304.2 259.4 318.8 290.6 364.7
3. Belanja Modal 206.6 166.4 206.2 205.2 179.4
4. Pembayaran Utang 191.2 182.8 219.2 216.6 238.6
5. Subsidi 177.8 174.2 168.9 166.4 156.2
6. Belanja Hibah 8.5 6.5 5.5 5.4 1.5
7. Bantuan Sosial 53.4 49.6 58.1 55.3 81.0
8. Belanja Lainnya 22.5 6.0 49.9 8.7 67.2
II. Transfer Daerah & D. Desa 776.3 710.3 766.3 742.0 766.2
1. Transfer ke Daerah 729.3 663.6 706.3 682.2 706.2
2. Dana Desa 47.0 46.7 60.0 59.8 60.0
C. Keseimbangan Primer -105.5 -124.8 -178.0 -121.0 -87.3
D. Surplus/Defisit -296.7 -307.6 -397.2 -337.6 -325.9
E. Pembiayaan 296.7 330.3 397.2 361.6 325.9
F. Surplus/Defisit (%PDB) -2.4 -2.5 -2.92 -2.48 -2.19
RINCIAN
dalam triliun rupiah
2016 2017
19
Progres dari Paket Kebijakan Ekonomi
Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Reformasi Struktural Mendorong Iklim Investasi Paket deregulasi I-XVI memperbaiki ease of doing business dan daya tarik investasi
6 Isu Kebijakan dalam Paket I – XVI: Fase selanjutnya dari Paket Kebijakan berdasarkan isu sektoral dan tematik
Fokus: Penguatan Industri Pengolahan Berorientasi Ekspor
20
1. Surplus Transaksi Berjalan merupakan Salah Satu Prasyarat untuk Menghindari Middle Income Trap
2. Benchmark Negara Lain: Surplus Transaksi Barang Umumnya Ditopang Ekspor Industri Pengolahan
3. Indonesia perlu Mengembangkan Komoditas Ekspor yang Bernilai Tambah Tinggi
Integrasi Industri Domestik dengan Global Value Chain
Perluasan Akses Pasar Melalui Perjanjian Perdagangan
Full-Fledged Reform di Kawasan Terbatas
Integrasi GVC dengan LVC dan UMKM
Penguatan Modal Manusia utk Upgrading Industri Domestik
Penguatan Industri Pengolahan Berorientasi Ekspor
Fokus Kepri: Penguatan Industri Pengolahan dan Med-High Tech
21
1. Kepri Memiliki Peran Besar dalam Industri Pengolahan dan Ekspor Nasional
2. Kepri merupakan basis industri semi konduktor dan perkapalan nasional
3. Tantangan Industri Semi Konduktor
PEREKONOMIAN INDONESIA:
Prospek, Tantangan, dan
Bauran Kebijakan Bank Sentral
Kuliah Umum Universitas Batam
DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA
Perry Warjiyo, Ph.D BATAM, 13 April 2018