Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Perencanaan Pajak atas Akun Penjualan, Pembelian, Biaya Royalti, dan
Biaya Entertainment di PT ABC
Nama Mahasiswa : Lita Kurnia Juaratara
Nama Pembimbing : Debby Fitriasari
Program Studi / Fakultas : Akuntansi / Ekonomi
Abstrak
Laporan magang ini menganalisis perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT ABC dalam
mengurangi paparan pajak (tax exposure) koreksi fiskal atas akun penjualan, pembelian, biaya
royalti, dan biaya entertainment. Perencanaan pajak untuk mengurangi paparan pajak atas
akun penjualan, pembelian, dan biaya royalti dilakukan dengan membuat Transfer Pricing
Documentation (TP Doc) dan mempersiapkan pengajuan Advanced Pricing Agreement (APA).
Pembuatan TP Doc dan persiapan pengajuan APA oleh PT ABC yang dibantu oleh konsultan
telah sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia. Perencanaan perpajakan untuk
mengurangi koreksi atas biaya entertainment dilakukan dengan membuat sistem persiapan
daftar nominatif (entertainment list). Pembuatan sistem persiapan entertainment list masih
memiliki kelemahan yang harus diperbaiki.
Kata kunci:
Koreksi fiskal; perencanaan pajak; transfer pricing; transfer pricing documentation;
Advanced Pricing Agreement; biaya entertainment.
Abstract
The focus of this internship report is to analyze the tax planning in PT ABC to reduce fiscal
correction exposures in sales, purchases, royalty expenses, and entertainment expenses
accounts. Tax planning to reduce tax exposures in sales, purchases, and royalty expenses
accounts are Transfer Pricing Documentation (TP Doc) preparation and Advanced Pricing
Agreement (APA) proposal preparation. PT ABC’s TP Doc and APA proposal preparations,
which were assisted by tax consultant, comply with Indonesian tax regulations. Tax planning
to reduce fiscal correction in entertainment expenses account is entertainment list
preparation systems development. The entertainment list preparation systems have to be
improved due to some weaknesses.
Key words:
Fiscal correction; tax planning, transfer pricing; transfer pricing documentation; Advanced
Pricing Agreement; entertainment expenses.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang
Semakin ketatnya persaingan dalam dunia kerja menyebabkan lulusan sarjana harus
memiliki nilai lebih yang dapat “dijual” kepada perusahaan. Melamar pekerjaan hanya dengan
bermodal IPK bagus tentunya tidak cukup untuk memenangkan persaingan dunia kerja.
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) menyadari kebutuhan industri tersebut dan
berusaha meningkatkan kualitas lulusannya agar siap masuk ke dunia kerja. Untuk membantu
mahasiswa mengenal dan terjun langsung ke dunia kerja, FEUI mendukung dan memberikan
kesempatan magang bagi mahasiswa sebagai alternatif tugas akhir skripsi.
Program magang dapat menjadi jendela dua arah bagi mahasiswa dan perusahaan. Di satu
sisi mahasiswa diuntungkan dengan pengalaman bekerja di perusahaan. Mahasiswa dapat
mengasah kemampuan teknikal maupun non-teknikal selama magang. Perusahaan juga
diuntungkan dengan mendapat tenaga kerja pembantu. Lebih dari itu, mahasiswa dan
perusahaan dapat saling melihat prospek masing-masing. Perusahaan dapat mengurangi biaya
perekrutan pegawai dan risiko dalam perekrutan karena telah mengetahui kinerja calon
pegawai melalui program magang. Mahasiswa dapat menerima tawaran pekerjaan tersebut
apabila merasa cocok dengan budaya dan lingkungan kerja di perusahaan tersebut.
Penulis mempertimbangkan semua manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang tersebut
dan melihat kebutuhan pasar tenaga kerja terhadap lulusan yang siap kerja. Atas dasar itulah,
penulis memilih untuk mengambil program magang sebagai alternatif tugas akhir kelulusan.
Lebih lanjut, penulis juga ingin mengaplikasikan teori yang telah dipelajari selama proses
perkuliahan di dunia kerja. Dengan terjun langsung ke lapangan, penulis dapat melihat adanya
perbedaan antara teori dan praktik tersebut, seperti faktor-faktor pertimbangan lain yang
mungkin tidak diajarkan di kelas perkuliahan. Selain itu, dengan terjun langsung ke lapangan,
penulis menjadi lebih paham esensi dari ilmu yang telah diajarkan.
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Penulis mendapat kesempatan untuk magang di PT ABC melalui Internship Program for
University Student (IPUS). PT ABC merupakan perusahaan manufaktur terkemuka di
Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari X Corporation.
Program magang ini diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2012 sampai dengan 12
September 2012 (3 bulan). Namun setelah berakhirnya masa magang ini, pihak perusahaan
memperpanjang kontrak tersebut sampai dengan 13 Desember 2012. Perpanjangan waktu
magang ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan beberapa kegiatan Tax Planning and
Administration Department, yang termasuk di dalamnya adalah pelaksanaan proposal proyek
yang diajukan selama masa magang tiga bulan, yaitu peningkatan kinerja persiapan daftar
nominatif (entertainment list).
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
1.3 Aktivitas Selama Magang
Penulis memulai kegiatan magang di PT ABC pada tanggal 12 Juni 2012. Selama tiga hari,
bersama dengan para peserta magang lainnya, penulis menjalani masa pelatihan yang
diselenggarakan oleh Human Resource Division. Pelatihan tersebut membekali peserta
magang dengan pengetahuan terhadap perusahaan secara umum, pengetahuan tentang
keselamatan, dan kunjungan ke pabrik PT ABC. Pelatihan ini bertujuan agar peserta magang
memiliki pengetahuan yang cukup terhadap proses bisnis PT ABC.
Setelah menjalani masa pelatihan selama tiga hari, penulis mulai masuk ke departemen di
mana penulis ditempatkan, yaitu Tax Planning and Administration Department. Departemen
ini terbagi menjadi dua seksi, yaitu Tax Planning and Audit Section dan Tax Administration
Section. Manajer dari departemen ini menugaskan penulis untuk membantu aktivitas Tax
Planning and Audit Section, dengan proyek utama pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan badan untuk tahun pajak 2011. PT ABC harus melaporkan SPT Tahunan badan
tahun 2011 kepada Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua paling lambat pada
tanggal 31 Juli 2012, yaitu empat bulan setelah periode akuntansi berakhir.
Untuk memudahkan proses persiapan SPT Tahunan badan, penulis terlebih dahulu
membuat daftar dokumen pendukung dan rencana jadwal waktu persiapan SPT Tahunan
badan. Dengan mengacu kepada daftar dokumen dan rencana jadwal waktu ini, penulis
mempersiapkan SPT Tahunan badan.
Secara umum kegiatan yang dilakukan selama mempersiapkan SPT Tahunan badan di PT
ABC adalah menginput data ke SPT Tahunan badan dalam bentuk Microsoft Excel,
melakukan perbandingan perhitungan dengan departemen terkait, menginput SPT Tahunan
badan ke dalam program perpajakan SPT Elektronik (e-SPT), mengekspor data depresiasi dan
amortisasi ke program perpajakan e-SPT, mengekspor data kredit pajak ke program
perpajakan e-SPT, mempersiapkan entertainment list, dan penelaahan manajemen dan
persetujuan. Berikut penulis memberikan rincian dari masing-masing kegiatan:
1. Menginput data ke SPT Tahunan badan dalam bentuk Microsoft Excel
Kegiatan ini diawali dengan melakukan mapping atas akun-akun di general ledger (GL).
Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan penulis dalam melakukan perhitungan angka
yang harus diinput ke dalam SPT Tahunan badan dalam bentuk Microsoft Excel. Penulis
menginput data pada SPT Tahunan badan dalam bentuk Microsoft Excel dengan
menghubungkan satu persatu kolom isian dengan mapping. Dalam menginput data ke SPT
Tahunan badan dalam bentuk Microsoft Excel, penulis tidak hanya menggunakan data
dari mapping tetapi juga data pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
formulir. Semua isian dalam SPT Tahunan badan dalam Microsoft Excel harus terhubung
dengan sumbernya.
2. Melakukan perbandingan perhitungan dengan departemen terkait.
Untuk meningkatkan keakuratan dan kebenaran hasil perhitungan, penulis
membandingkan hasil perhitungan tersebut dengan hasil perhitungan dari departemen
yang terkait. Sebagai contoh, dalam menghitung perincian harga pokok penjualan (HPP),
biaya usaha lainnya, dan biaya dari luar usaha secara komersial, penulis membandingkan
hasil perhitungan dengan Cost Accounting Department.
3. Input data ke dalam progam perpajakan e-SPT
Setelah hasil perhitungan dan input pada SPT Tahunan badan dalam bentuk Microsoft
Excel telah akurat, maka data-data tersebut siap untuk diinput ulang ke dalam program
perpajakan e-SPT. Penginputan ulang ini adalah dengan menyalin di kolom-kolom yang
tersedia di program perpajakan e-SPT. Dalam program ini, ada beberapa kolom yang akan
terisi secara otomatis.
4. Ekspor data depresiasi dan amortisasi dan kredit pajak ke dalam program perpajakan e-
SPT
Untuk dapat mengisi data depresiasi dan amortisasi ke dalam progam perpajakan e-SPT,
tidak dapat dilakukan dengan menginput angka secara langsung. Penulis harus melakukan
eskpor data depresiasi dan amortisasi. Program perpajakan e-SPT tidak dapat menerima
berbagai bentuk data yang diimpor, oleh karena itu penulis harus merapikan dan
menyamakan bentuk data depresiasi dan amortisasi sebelum diekspor ke e-SPT. Hal yang
sama berlaku pula untuk mengekspor data kredit pajak penghasilan pasal 22 dan 23 (PPh
22 dan PPh 23).
5. Mempersiapkan entertainment list
Kegiatan mempersiapkan entertainment list merupakan kegiatan yang dilakukan secara
bersamaan dengan seluruh kegiatan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kegiatan ini
meliputi dua area besar, yaitu untuk biaya entertainment kas dan non-kas. Secara umum
sub-aktivitas yang dilakukan dalam mempersiapkan kedua jenis entertainment ini adalah
sama, yaitu menginput entertainment sheet kedalam Microsoft Excel, mengurutkan
dokumen sesuai dengan penanggalannya, memberi nomor urut pada entertainment sheet
serta bukti transaksinya, memfotokopi dokumen, dan melakukan penggabungan setiap
bulan. Perbedaannya adalah persiapan entertainment list kas dilakukan selama periode
berjalan oleh Accounting Department, sementara entertainment list non-kas disiapkan
pada akhir periode akuntansi, yaitu pada saat persiapan SPT Tahunan badan, oleh Tax
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Planning and Administration Department. Tax Planning and Administration Department,
selain mempersiapkan entertainment list non-kas juga harus mengecek kelengkapan dan
keakuratan entertainment list kas, memfotokopi, dan menggabungkannya dengan
entertainment list non-kas.
Selama proses persiapan SPT Tahunan badan ini, penulis merasakan bahwa kegiatan
mempersiapkan entertainment list merupakan kegiatan yang paling banyak menyita waktu
dan tenaga. Oleh karena itu, penulis memilih peningkatan persiapan entertainment list agar
menjadi lebih efektif dan efisien menjadi topik proyek peningkatan kinerja yang merupakan
kewajiban penulis dalam program Internship Program for University Student yang
diselenggarakan oleh PT ABC.
Selain mengerjakan persiapan SPT Tahunan badan untuk tahun pajak 2011, penulis juga
diberikan kepercayaan untuk membantu dalam persiapan Transfer Pricing Documentation /
TP Doc untuk tahun pajak 2010 dan 2011, Advanced Pricing Agreement / APA, persiapan
pengadilan pajak untuk tahun pajak 2008, komunikasi dengan X Corporation mengenai data
pendukung, evaluasi Financial Interpretation No. 48, dan administrasi perpajakan seperti
realisasi anggaran dan pembayaran biaya konsultan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan setelah
persiapan SPT Tahunan badan untuk tahun pajak 2011 selesai.
1.4 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009 (UU KUP), kantor pajak berhak untuk melakukan pemeriksaan atas SPT Tahunan
badan yang disampaikan oleh wajib pajak. SPT Tahunan badan PT ABC hingga laporan ini
ditulis telah diperiksa sampai dengan tahun pajak 2008. Atas pemeriksaan SPT Tahunan
badan tahun pajak 2008, pemeriksa melakukan koreksi atas peredaran usaha, harga pokok
penjualan, pengurang penghasilan bruto, penghasilan di luar usaha, dan biaya di luar usaha.
PT ABC telah mengajukan keberatan atas koreksi tersebut dan telah dikabulkan sebagian.
Saat ini status SPT Tahunan badan tahun pajak 2008 sedang dalam proses pengadilan pajak.
Dalam laporan ini, penulis membatasi ruang lingkup penulisan laporan magang pada
perencanaan pajak terkait dengan paparan pajak (tax exposure) atas koreksi fiskal peredaran
usaha dan harga pokok penjualan dalam pelaporan SPT Tahunan badan tahun pajak 2011 di
PT ABC. Koreksi fiskal atas harga pokok penjualan yang akan dibahas meliputi koreksi atas
akun pembelian, biaya royalti, dan biaya lain-lain entertainment. Penulis ingin menganalisis
akun-akun tersebut karena besarnya koreksi fiskal yang dilakukan kantor pajak terkait isu
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
transfer pricing atas akun penjualan, pembelian, dan biaya royalti. Sementara biaya
entertainment merupakan akun yang sering dikoreksi oleh kantor pajak.
Berdasarkan koreksi fiskal yang dilakukan kantor pajak atas tahun pajak 2008, akun
penjualan, pembelian, dan biaya royalti mencakup 99% dari total koreksi fiskal. Fiskus
melakukan koreksi fiskal ini karena menganggap transaksi yang dilakukan PT ABC dengan
pihak yang memiliki hubungan istimewa tidak memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha. Untuk membuktikan kewajaran harga transfer PT ABC dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa, PT ABC membuat TP Doc dengan dibantu oleh konsultan pajak.
TP Doc PT ABC mencakup dua area utama, yaitu dokumentasi untuk kegiatan
manufacturing and trading dan royalti. Pembedaan TP Doc ini terkait dengan perbedaan
karakteristik transaksi. Kegiatan manufacturing and trading mencakup transaksi penjualan
dan pembelian. Royalti mencakup transaksi pembayaran atas penggunaan properti intelektual.
Secara garis besar, TP Doc mencakup tinjauan umum perusahaan, tinjauan umum transaksi
yang diuji, analisis industri, analisis fungsional, kondisi peraturan harga transfer di Indonesia,
pemilihan metode harga transfer, analisis ekonomis, dan kesimpulan.
Sedangkan untuk biaya entertainment, dokumen pendukung yang harus dikumpulkan
pada saat pelaporan SPT Tahunan badan adalah entertainment list. Entertainment list adalah
daftar yang digunakan sebagai bukti pengeluaran biaya entertainment yang dilakukan oleh
perusahaan sehingga dapat membebankan biaya tersebut sesuai dengan peraturan perpajakan.
1.5 Tujuan Laporan Magang
Penulisan laporan magang merupakan salah satu syarat mahasiswa/i untuk lulus Sarjana
Strata 1 (satu). Laporan magang merupakan sarana bagi peserta program magang untuk
menuangkan kembali dan menganalisis pengalaman pelaksanaan ilmu di dunia kerja. Tujuan
penulis mengangkat topik laporan magang “Perencanaan Pajak atas Akun Penjualan,
Pembelian, Biaya Royalti, dan Biaya Entertainment di PT ABC” adalah untuk:
1. menganalisis proses perencanaan pajak atas paparan pajak koreksi fiskal akun penjualan,
pembelian, biaya royalti, dan biaya entertainment dan
2. mencari cara untuk meningkatkan kinerja sistem persiapan entertainment list serta
dokumen pendukungnya.
Dengan demikian laporan magang ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. mengurangi paparan pajak atas koreksi fiskal akun-akun terkait transaksi dengan pihak
yang memiliki hubungan istimewa dan
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
2. meningkatkan keakuratan sistem persiapan entertainment list serta kelengkapan dokumen
pendukungnya sehingga mengurangi beban kerja staf dan waktu untuk memproses seluruh
biaya entertainment sehingga dapat melakukan aktivitas lainnya yang memberikan nilai
tambah bagi perusahaan.
1.6 Sistematika Laporan Magang
Laporan magang ini terdiri atas enam bab yang disertai dengan lampiran sebagai
informasi tambahan. Sistematika dari laporan magang ini adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang pelaksanaan program magang, waktu dan tempat
pelaksanaan magang, aktivitas selama magang, ruang lingkup penulisan laporan magang,
tujuan laporan magang, dan sistematika laporan magang.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan mengenai dasar teori perpajakan yang akan digunakan dalam analisis
dan pembahasan dalam Bab 4. Teori yang dibahas terkait dengan perpajakan Indonesia,
perencanaan pajak, TP Doc, APA, dan biaya entertainment.
Bab III. Peraturan Perpajakan
Bab ini menguraikan peraturan perpajakan yang berkaitan dengan pembahasan penulis, yaitu
pajak penghasilan badan, Surat Pemberitahuan Tahunan badan, TP Doc, APA, dan biaya
entertainment.
Bab IV. Profil PT ABC
Bab ini memberikan gambaran kepada pembaca mengenai PT ABC dari segi sejarah berdiri,
kolaborasi Grup X (aliansi X Corporation) di Indonesia, dan struktur organisasi secara umum
serta struktur organisasi Finance Division. Dengan gambaran singkat ini diharapkan pembaca
memperoleh latar proses bisnis PT ABC agar dapat memahami analisis dan pembahasan
penulis pada bab-bab selanjutnya. Selain menyajikan mengenai profil perusahaan, bab ini juga
menyajikan sekilas proses perencanaan pajak yang telah dilakukan PT ABC dan koreksi fiskal
atas pajak penghasilan badan PT ABC tahun pajak 2008.
Bab V. Pembahasan
Bab ini berisi analisis dan pembahasan perencanaan pajak atas paparan pajak koreksi fiskal
akun penjualan, pembelian, biaya royalti, dan biaya entertainment di PT ABC. Pada bab ini
dijelaskan mengenai proses persiapan TP Doc, proses pengajuan APA, dan kebijakan
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
persiapan entertainment list yang diterapkan oleh PT ABC. Selain itu, penulis juga akan
melakukan peningkatan (improvement) pada proses tersebut sesuai dengan prinsip
peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
Bab VI. Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan magang. Bab ini berisi kesimpulan yang
diperoleh dari proses perencanaan pajak di PT ABC, terutama pada proses persiapan TP Doc,
APA, dan entertainment list. Penulis juga akan memberikan saran kepada PT ABC
sehubungan dengan proses peningkatan kinerja yang sedang dilakukan atas persiapan
entertainment list.
2. Tinjauan Teoritis
2.1 Perencanaan Pajak
Menurut Erly Suandy (2008), manajemen pajak merupakan suatu upaya legal untuk
melakukan penghematan pajak. Legalitas manajemen pajak ini baru dapat diketahui secara
pasti setelah ada putusan pengadilan. Manajemen pajak merupakan sarana untuk memenuhi
ketentuan perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah
mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Lumbantoruan, 1994).
Dalam melakukan perencanaan pajak, beberapa tahapan yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis informasi yang ada.
Menurut Suandy (2008, h. 13), tahap pertama dalam proses perencanaan pajak adalah
menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan
menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan setiap elemen pajak, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara keseluruhan agar diperoleh suatu perencanaan pajak yang paling efisien.
Untuk itu, seorang manajer pajak harus memperhatikan faktor internal maupun eksternal
seperti fakta yang relevan, faktor pajak, dan faktor bukan pajak.
Seorang manajer perpajakan harus menguasai situasi yang sedang dihadapi oleh
perusahaan, baik dari segi internal maupun eksternal. Dengan pemahaman yang
komprehensif atas situasi yang dihadapi oleh perusahaan, manajer perpajakan dapat
menyesuaikan perencanaan pajak sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan
bisnis perusahaan. Pemahaman situasi bisnis perusahaan yang komprehensif
memampukan manajer perpajakan untuk melakukan perencanaan pajak dengan tepat dan
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
menyeluruh terhadap situasi dan transaksi yang memiliki dampak dalam perpajakan
(Suandy, 2008).
Selain pemahaman atas fakta yang relevan dalam bisnis perusahaan, manajer perpajakan
juga harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pajak itu sendiri.
Dalam menganalisis setiap permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan pajak tidak
terlepas dari dua hal utama yang berkaitan dengan sistem perpajakan nasional yang dianut
oleh negara tersebut dan sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan perpajakan. Sistem
perpajakan yang dianut suatu negara antara lain meliputi jenis pajak yang ada, domisili
dan kebangsaan pembayar pajak, bentuk badan pembayar pajak, sumber penghasilan,
hubungan pembayar pajak dengan pihak lain, insentif pajak, perlindungan pajak, dan anti-
penghindaran.
Faktor bukan pajak juga relevan untuk diperhatikan dalam proses perencanaan pajak.
Manajer perpajakan harus memperhatikan masalah badan hukum, mata uang dan nilai
tukar, pengawasan devisa, program insentif investasi, dan faktor bukan pajak lainnya.
2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.
Setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi situasi yang dihadapi perusahaan,
manajer perpajakan dapat membuat satu atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.
Rencana kemungkinan besarnya pajak antara lain dengan mempertimbangkan pemilihan
bentuk transaksi atau hubungan internasional, pemilihan negara asing sebagai tempat
investasi atau menjadi residen negara tesebut, dan penggunaan satu atau lebih negara
tambahan.
Manajer perpajakan mengkombinasikan berbagai negara, transaksi, operasi, dan hubungan
yang ada untuk meminimumkan pajak. Oleh karena banyaknya jumlah kemungkinan yang
ada dalam suatu kasus tertentu, manajer perpajakan lebih baik menguji kemungkinan di
mana ia telah memiliki dokumentasi yang sesuai atau pengalaman tertentu. Setiap
kemungkinan yang ada harus diuji berdasarkan data faktor pajak dan bukan pajak. Suandy
(2008) menjelaskan bahwa dalam membuat model pengaturan yang paling tepat, penting
sekali untuk mempertimbangkan:
a. penguasaan kepemilikan,
b. hubungan antar berbagai entitas dan individu, dan
c. di mana entitas tersebut harus ditempatkan.
3. Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak
Untuk memastikan bahwa rencana pajak yang dibuat telah tepat, manajer perpajakan
harus mengevaluasi rencana pajak tersebut. Manajer perpajakan perlu menguji bagaimana
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
jika rencana tersebut tidak dilaksanakan, bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan
dengan baik, dan bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan namun gagal. Dari hasil
pengujian ketiga hipotesis di atas, manajer perpajakan dapat memilih apakah rencana
tersebut harus dilaksanakan atau tidak.
4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
Untuk dapat menghasilkan perencanaan pajak yang baik, manajer perpajakan harus
membuat perbandingan berbagai rencana sebanyak mungkin sesuai dengan perencanaan
pajak yang diinginkan. Suatu rencana pajak tidak terlepas dari perubahan peraturan
perpajakan yang ada. Manajer perpajakan harus mengubah rencana tersebut sesuai dengan
kondisi peraturan terbaru dan mempertimbangkan apakah rencana ini masih dapat
dilakukan atau tidak. Oleh karena itu, akan sangat membantu jika pembuatan rencana
pajak disertai dengan gambaran dan perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa laba
potensial yang akan diperoleh jika berhasil dan potensi kerugian jika gagal.
5. Memutakhirkan rencana pajak
Pemutakhiran dari suatu rencana pajak merupakan konsekuensi dari situasi lingkungan
masyarakat yang dinamis. Manajer perpajakan harus peka dan paham atas perubahan
situasi perusahaan sehingga ia mampu mengurangi dampak yang merugikan dari
perubahan situasi tersebut. Di lain pihak, manajer yang peka dan memiliki pemahaman
yang komprehensif atas situasi yang dinamis mampu untuk menangkap peluang dan
mendapatkan manfaat yang potensial.
2.2 Transfer Pricing Documentation / TP Doc
PER – 32/PJ/2011 mengatur mengenai pembuatan TP Doc atas transaksi antar pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan berdasar pada prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. melakukan analisis kesebandingan dan menentukan pembanding,
2. menentukan metode penentuan harga transfer yang tepat,
3. menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkan hasil analisis
kesebandingan dan metode penentuan harga transfer yang tepat ke dalam transaksi yang
dilakukan antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan
4. mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Namun demikian, peraturan perpajakan Indonesia belum memberikan panduan yang
komprehensif atas TP Doc. Oleh karena itu, pembuatan TP Doc di dunia praktik mengacu
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
kepada international best practice, yaitu OECD Transfer Pricing Guidelines Tahun 2010 dan
literatur mengenai harga transfer yang diakui internasional.
2.3 Advanced Pricing Agreement / APA
APA merupakan suatu kesepakatan antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan wajib
pajak dan/atau otoritas pajak negara lain mengenai penerapan prinsip kewajaran dalam
transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa. Berdasarkan PER – 69/PJ/2010
pasal 3 (1), prosedur pengajuan APA meliputi lima tahapan, yaitu:
1. Pembicaraan awal (prelodgement meeting) antara DJP dengan wajib pajak
Pembicaraan awal bertujuan untuk membahas apakah APA perlu diadakan. Dalam
pembicaraan awal ini, wajib pajak diberikan kesempatan untuk mengusulkan metode
penentuan harga transfer. Usulan metode harga transfer ini akan menjadi pertimbangan
DJP nantinya. Pembicaraan awal antara DJP dan wajib pajak ini tidak hanya sampai pada
metode harga transfer, tetapi juga membahas dokumentasi dan analisis harga transfer yang
dilakukan oleh wajib pajak serta rencana waktu pelaksanaan pembentukan APA.
Untuk dapat melakukan pembicaraan awal, wajib pajak harus mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Direktur Peraturan Perpajakan II dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak domisili (tempat kedudukan wajib pajak badan terdaftar).
Permohonan tertulis ini dilakukan dengan mengisi dan menyampaikan Formulir APA-1
yang dapat dilihat dalam lampiran 1 laporan ini. Bersama dengan formulir tersebut, wajib
pajak juga harus menyampaikan dokumen pendukung.
Setelah permohonan secara tertulis dan dokumen pendukung di atas disampaikan, DJP
melakukan evaluasi dan menentukan jadwal untuk pembicaraan awal dengan wajib pajak.
Pembicaraan awal ini dapat dilakukan lebih dari satu kali. DJP harus memberitahukan
secara tertulis kepada wajib pajak tentang persetujuan atau penolakan pembahasan lebih
lanjut tentang APA paling lama tiga bulan sejak permohonan wajib pajak diterima secara
lengkap.
2. Penyampaian permohonan formal APA oleh wajib pajak kepada DJP berdasarkan hasil
pembicaraan awal
Setelah wajib pajak mendapat persetujuan untuk pembahasan lebih lanjut tentang APA,
wajib pajak mengajukan permohonan formal dengan menggunakan formulir APA-2
disertai dengan dokumen pendukung.
3. Pembahasan APA antara DJP dan wajib pajak
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Berdasarkan permohonan formal yang wajib pajak pada tahap sebelumnya, DJP akan
melakukan pembahasan APA dengan wajib pajak pada waktu yang telah disepakati.
Pembahasan ini meliputi ruang lingkup kesepakatan dan tahun pajak yang akan dicakup
dalam kesepakatan. Selain itu, pembahasan APA tentunya tidak lepas dari pembahasan
mengenai analisis kesebandingan dan penentuan data pembanding yang dapat mengacu
kepada TP Doc wajib pajak. Dalam hal wajib pajak merupakan perusahaan multinasional,
DJP dan wajib pajak dapat membahas mengenai perlu atau tidaknya APA bilateral atau
multilateral dengan otoritas pajak negara lain.
APA dapat diberlakukan untuk jangka waktu paling lama tiga tahun pajak yang dihitung
sejak kesepakatan ini disepakati. APA ini dapat diberlakukan pada SPT Tahunan Pajak
Penghasilan wajib pajak badan selama SPT Tahunan tersebut belum pernah dilakukan
pemeriksaan, belum pernah diajukan keberatan ataupun banding, dan tidak ada indikasi
tindak pidana di bidang perpajakan.
4. Penerbitan surat APA oleh DJP
Naskah APA memuat ruang lingkup transaksi yang dicakup, tahun pajak yang dicakup,
ketentuan umum kesepakatan, metode penentuan harga transfer yang disepakati, asumsi
kritikal yang digunakan, rentang harga atau laba wajar untuk setiap jenis barang / jasa atas
transaksi yang dicakup, kewajiban yang harus dilaksanakan dalam penerapan kesepakatan,
konsekuensi umum, kerahasiaan informasi, peninjauan kembali dan pembahasan, dan
mekanisme penyelesaian masalah yang timbul dalam penerapan.
5. Pelaksanaan dan evaluasi APA
Dalam pelaksanaan APA, apabila wajib pajak telah mematuhi ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati dalam kesepakatan maka transaksi tersebut dianggap telah memenuhi
prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Konsekuensinya adalah wajib pajak juga harus
menyampaikan laporan tahunan kepatuhan yang menggambarkan kesesuaian kegiatan
usaha wajib pajak dengan kesepakatan yang ada. Penyampaian laporan tahunan kepatuhan
ini adalah paling lambat empat bulan setelah akhir tahun pajak. Dalam laporan ini
dikemukakan mengenai kepatuhan penerapan metode penentuan harga transfer, rincian
keakuratan dan konsistensi penerapan metode penentuan harga transfer, dan rincian
mengenai keakuratan asumsi kritikal yang mempengaruhi penerapan metode penentuan
harga transfer.
DJP melakukan evaluasi atas penerapan APA oleh wajib pajak. Atas evaluasi ini, DJP dapat
meninjau kembali atau bahkan membatalkan kesepakatan apabila wajib pajak terbukti tidak
mematuhi kesepakatan ini.
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
2.4 Biaya Entertainment
Perusahaan dapat mengurangkan biaya yang terkait dengan kegiatan usaha untuk
menjamu klien, pelanggan, ataupun pegawai. Biaya untuk menjamu ini dikenal dengan
sebutan biaya jamuan (entertainment). Peraturan perpajakan di Indonesia telah mengatur
mengenai pembebanan biaya ini secara spesifik dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-27/PJ.22/1986.
Dalam surat edaran DJP mengenai biaya entertainment tersebut beberapa kata kunci yang
perlu diperhatikan wajib pajak dalam membebankan biaya entertainment adalah:
1. benar-benar dikeluarkan (formal), yaitu bahwa pembebanan biaya entertainment harus
didukung dengan kelengkapan bukti yang menunjukkan bahwa biaya tersebut memang
telah dikeluarkan. Pembuktian dalam hal ini dilakukan dengan menunjukkan nota
pembayaran, bon, foto, dan sebagainya.
2. Benar ada hubungan dengan kegiatan perusahaan, yaitu bahwa wajib pajak harus dapat
membuktikan bahwa entertainment yang diberikan benar-benar memiliki keterkaitan
langsung dengan kegiatan perusahaan. Kata kunci ini pada dasarnya sama dengan
pedoman yang diberikan oleh Internal Revenue Service.
3. Untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yaitu bahwa entertainment
yang diberikan harus memiliki tujuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan. Hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki harapan untuk memperoleh
penghasilan atau manfaat lain dari penerima entertainment seperti yang dijelaskan oleh
Internal Revenue Service.
DJP dalam surat edaran tentang biaya entertainment melampirkan contoh daftar nominatif
yang harus disiapkan oleh wajib pajak untuk dapat membuktikan pembebanan atas biaya
entertainment telah sesuai dengan peraturan.
3. Pembahasan
3.1 Evaluasi terhadap TP Doc PT ABC
Untuk menilai kecukupan dari TP Doc PT ABC, penulis menggunakan dua dasar utama,
yaitu PER – 32/PJ/2011 dan OECD Transfer Pricing Guidelines tahun 2010 seperti yang
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Tabel 3.1 Kecukupan TP Doc PT ABC Berdasarkan PER - 32/PJ/2011 dan OECD
Transfer Pricing Guidelines Tahun 2010
Sumber: Olahan sendiri
Konsultan melakukan analisis fungsional (FAR analysis) dengan mempertimbangkan
struktur organisasi dan posisi perusahaan yang diuji, fungsi-fungsi utama yang dijalankan
oleh suatu perusahaan, jenis aktiva yang digunakan atau akan digunakan, dan risiko yang
mungkin timbul dan harus ditanggung. Konsultan menyajikan informasi terkait termin
kontrak atas transaksi yang dilakukan PT ABC dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa. Konsultan memaparkan kondisi ekonomi dan pasar yang sangat mempengaruhi
kelangsungan usaha dan strategi bisnis PT ABC dalam bagian analisis ekonomi dan industri.
Pada akhir analisis ini, konsultan menyimpulkan bahwa karakteristik PT ABC adalah license
manufacturer dan distributor murni. Oleh karena itu, TP Doc PT ABC tahun 2010 dan 2011
telah memenuhi kriteria pertama PER – 32/PJ/2011 dan OECD Transfer Pricing Guidelines
Tahun 2010.
Konsultan melakukan analisis mengenai metode penentuan harga transfer yang paling
tepat untuk PT ABC. Konsultan telah memberikan alasan penolakan setiap metode yang
didasarkan pada kesesuaian transaksi PT ABC dan ketersediaan data pembanding. Konsultan
berpedoman pada PER – 32/PJ/2011 dan OECD Transfer Pricing Guidelines Tahun 2010.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, konsultan memilih TNMM untuk digunakan sebagai
metode penentuan harga transfer yang paling tepat untuk PT ABC. Oleh karena itu, TP Doc
No. Kriteria Berdasarkan PER-32/PJ/2011 PT ABCKriteria Berdasarkan OECD Transfer Pricing
Guidelines Tahun 2010PT ABC
1. Melakukan analisis kesebandingan untuk
menentukan pembanding
Melakukan analisis kesebandingan dengan
mempertimbangkan karakteristik properti atau jasa,
analisis fungsional, termin kontrak, kondisi ekonomi,
dan strategi bisnis (Bab 1)
P
a. Melakukan analisis fungsional dengan
mempertimbangkan struktur organisasi dan posisi
perusahaan yang diuji, fungsi-fungsi utama yang
dijalankan oleh suatu perusahaan, jenis aktiva yang
digunakan atau akan digunakan, dan risiko yang
mungkin timbul dan harus ditanggung
P
b. Melakukan analisis ekonomi seperti lokasi
geografis, ukuran pasar, tingkat persaingan pasar,
ketersediaan barang atau jasa pengganti, tingkat
permintaan dan penawaran pasar, daya beli
konsumen, sifat dan peraturan pemerintah dalam
pasar, biaya produksi, tanggal dan waktu transaksi,
dan sebagainya
P
2. Menentukan metode penentuan harga transfer yang
tepat (the most appropriate method )P
Menentukan metode penentuan harga transfer yang
tepat (Bab 2)P
3. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usahaP
Memilih perusahaan pembanding dan menetapkan
jangkauan harga wajar (Bab 3)P
4. Mendokumentasikan setiap langkah dalam
menentukan harga wajarP
Mendokumentasikan setiap langkah dan informasi
yang berguna dalam menentukan harga (Bab 5)P
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
PT ABC tahun 2010 dan 2011 telah memenuhi kriteria kedua PER – 32/PJ/2011 dan OECD
Transfer Pricing Guidelines Tahun 2010.
Konsultan telah memenuhi kriteria ketiga PER – 32/PJ/2011 dan OECD Transfer Pricing
Guidelines Tahun 2010, yaitu mencari perusahaan-perusahaan yang sebanding dengan fungsi
dan kondisi transaksi PT ABC dengan pihak yang melakukan hubungan istimewa dan
menghitung jangkauan harga transfer wajar. Konsultan melakukan pencarian perusahaan
pembanding dengan menggunakan database ORIANA. Konsultan menggunakan kriteria
pencarian yang sebanding dengan kondisi PT ABC. Konsultan juga melakukan reviu manual
untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan yang dipilih benar-benar sebanding dengan
PT ABC. Konsultan menentukan PLI yang paling sesuai untuk menguji kewajaran dan
kelaziman usaha PT ABC serta membandingkannya dengan nilai jangkauan PLI dari
perusahaan-perusahaan pembanding. Berdasarkan hasil analisis ini, transaksi yang dilakukan
oleh PT ABC telah mengikuti prinsip kewajaran dan kelaziman usaha.
Konsultan mendokumentasikan setiap langkah dan informasi yang diperlukan untuk
menentukan harga wajar dalam TP Doc PT ABC. Informasi terkait dengan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa serta fungsi yang dilakukannya, garis besar bisnis, struktur
organisasi, kepemilikan antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, nilai transaksi, harga,
kondisi khusus yang terjadi, strategi manajemen, dan kondisi pasar dijelaskan satu persatu
dengan jelas. Oleh karena itu, TP Doc PT ABC tahun 2010 dan 2011 telah memenuhi kriteria
keempat PER – 32/PJ/2011 dan OECD Transfer Pricing Guidelines Tahun 2010.
3.2 Evaluasi terhadap APA yang akan Dilakukan PT ABC
Penulis belum dapat melakukan evaluasi atas APA yang akan dilakukan oleh PT ABC
karena kegiatan ini masih dalam tahap persiapan untuk melakukan pembicaraan awal
(prelodgement meeting) dengan DJP. Namun, penulis mencoba mengevaluasi apakah studi
dan persiapan yang dilakukan oleh PT ABC telah dilakukan sesuai dengan teori perencanaan
perpajakan dan PER – 69/PJ/2010.
Manajer perpajakan PT ABC telah hampir melakukan seluruh tahap-tahap perencanaan
perpajakan dengan benar, yaitu menganalisis informasi yang ada, membuat satu model
rencana kemungkinan besarnya pajak, mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak, mencari
kelemahan rencana pajak, dan memutakhirkan rencana pajak. Manajer perpajakan telah
menganalisis beban pajak yang harus ditanggung PT ABC atas transaksi-transaksi yang
dilakukan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Berdasarkan pengetahuan yang
memadai atas beban pajak yang harus ditanggung dan perkembangan situasi bisnis PT ABC,
manajer perpajakan mencari peraturan-peraturan perpajakan yang dapat digunakan untuk
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
mengatasi permasalahan tersebut. Manajer perpajakan mencari dan menganalisis PER –
69/PJ/2010 dan informasi terkait APA dari jurnal-jurnal dan bahan bacaan yang dibuat oleh
berbagai konsultan perpajakan. Dari informasi-informasi ini, manajer perpajakan memperoleh
gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan APA, bagaimana proses pengajuannya,
dokumen yang diperlukan, dan bagaimana pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Manajer perpajakan tidak membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak terkait dengan isu transfer pricing karena PT ABC merupakan anak perusahaan X
Corporation. PT ABC hanya mengikuti struktur bisnis yang telah ditetapkan oleh X
Corporation secara global. Oleh karena itu, manajer perpajakan tidak perlu membuat model
pengaturan yang paling tepat dengan mempertimbangkan penguasaan pemilik, hubungan
antar berbagai entitas dan individu, dan di mana entitas tersebut harus ditempatkan.
Manajer perpajakan mengevaluasi rencana perpajakan untuk mengajukan APA kepada
DJP. Manajer perpajakan melakukan studi manfaat dari melakukan APA, kerugian apabila PT
ABC tidak melakukan APA, kerugian apabila APA yang diajukan ditolak. Dari hasil
pengujian ketiga hipotesis tersebut, manajer perpajakan memilih untuk melakukan APA.
Keputusan departemen ini tentunya harus didiskusikan lebih lanjut dengan manajemen yang
lebih tinggi.
Manajer perpajakan juga mencari kelemahan dari rencana perpajakan melakukan APA
dan memperbaiki kembali rencana pajak. Manajer perpajakan mempertimbangkan mengenai
transaksi apa saja yang akan dicakup dalam APA dan kemungkinan DJP akan meminta
transaksi lain juga ikut dicakup dalam APA. Manajer perpajakan juga mempertimbangkan
apakah APA ini akan dilakukan secara unilateral atau bilateral, yang berarti bahwa harus ada
keterbukaan informasi dari perusahaan yang terlibat dalam transaksi PT ABC. Atas berbagai
kelemahan ini, manajer perpajakan mengevaluasi dan memperkirakan seberapa besar peluang
kesuksesan dari APA ini.
Setelah melakukan analisis sesuai dengan tahap-tahap perencanaan perpajakan
sebelumnya, manajer perpajakan memutakhirkan rencana pajak. Manajer perpajakan
mengevaluasi kembali informasi yang dimilikinya dan melakukan penyesuaian atas kondisi
lingkungan yang dinamis sehingga dapat menangkap peluang dan mendapat manfaat yang
potensial.
3.3 Evaluasi terhadap Sistem Persiapan Entertainment List
Sistem persiapan entertainment list saat ini dimulai pada saat pemohon kegiatan
entertainment ingin membuat PV untuk memperoleh uang penggantian. Menurut penulis,
sistem persiapan ini yang dimulai pada saat pembuatan PV masih belum efisien karena
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
pemohon kegiatan entertainment masih harus mengetik ulang data yang telah ia ketik pada
formulir pengajuan kegiatan entertainment pada entertainment sheet.
Selain itu, penulis menyadari bahwa sistem yang dikembangkan saat ini masih memiliki
kelemahan. Kelemahan dari sistem ini adalah meskipun sistem telah menyediakan format
entertainment sheet yang harus diisi oleh pemohon kegiatan entertainment, pemohon tersebut
dapat meng-edit format tersebut dengan tujuan memperindah tampilan.
Kelemahan sistem ini telah diantisipasi dengan mengunci format entertainment sheet
sehingga tidak dapat di-edit. Namun, sistem seperti ini tetap riskan terhadap kesalahan sistem
dalam mengolah data yang diunggah ke dalam database karena TEL mengidentifikasi data
yang harus diunduh berdasarkan nama kolom pada entertainment sheet yang diunggah.
Terlepas dari kehandalan dari sistem persiapan entertainment list ini, peraturan perpajakan
Indonesia terkait dengan biaya entertainment masih belum memadai. Hal ini dibuktikan masih
banyak pihak yang memiliki pendapat berbeda mengenai biaya entertainment yang dapat
dibiayakan. Beberapa pihak menyatakan bahwa biaya entertainment yang dapat dibiayakan
hanya mencakup biaya jamuan makan. Namun, beberapa pihak lainnya menyatakan bahwa
biaya entertainment yang dapat dibiayakan adalah seluruh biaya entertainment yang
merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M),
terlepas dari bentuk kegiatan entertainment itu sendiri. Banyaknya perbedaan penafsiran atas
peraturan perpajakan terkait biaya entertainment menyebabkan walaupun reviu atas biaya
entertainment sudah dilakukan oleh perusahaan namun reviu tersebut didasari dengan
penafsiran atas peraturan perpajakan yang berbeda dengan pemeriksa pajak, maka semua
usaha peningkatan yang dilakukan oleh perusahaan menjadi sia-sia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dalam bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan, yaitu:
1. PT ABC merupakan bagian dari grup bisnis X Corporation di dunia. Fakta ini
menyebabkan bisnis PT ABC tidak lepas dari transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa. Berdasarkan sejarah koreksi fiskal yang pernah dialami PT ABC,
terlihat jelas bahwa PT ABC memiliki risiko yang sangat besar terkait koreksi fiskal.
Terlebih lagi untuk beberapa tahun mendatang, PT ABC memiliki peran yang semakin
penting dalam bisnis X Corporation di dunia. Seiring ekspansi X Corporation di Indonesia,
PT ABC akan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa dalam jumlah yang semakin besar. Hal ini tentunya akan perlu mendapat
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
perhatian khusus manajemen PT ABC terkait dengan risiko paparan pajak yang semakin
besar pula.
2. Perencanaan perpajakan PT ABC dalam mengurangi paparan perpajakan terkait dengan
isu transfer pricing dengan membuat TP Doc dan mempersiapkan pengajuan pemohonan
APA telah sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, yaitu PER – 32/PJ/2011 dan
PER – 69/PJ/2010. TP Doc PT ABC tahun 2011 telah mencakup seluruh kriteria minimal
yang dinyatakan dalam PER – 32/PJ/2011, yaitu melakukan analisis kesebandingan,
menentukan metode harga transfer yang paling tepat, menerapkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha, dan mendokumentasikan setiap langkah untuk menentukan harga wajar.
Terlebih lagi, tidak hanya menggunakan peraturan perpajakan Indonesia, pembuatan TP
Doc PT ABC tahun 2011 juga mengacu kepada international best practice, yaitu OECD
Guidelines tahun 2010. Terkait dengan persiapan pengajuan APA, manajer perpajakan
telah melakukan hampir seluruh tahap perencanaan perpajakan dengan baik. PT ABC juga
telah mengikuti panduan dalam PER – 69/PJ/2010 dalam mempersiapkan pengajuan APA.
Meskipun PT ABC belum mengajukan surat permohonan APA, manajemen PT ABC
telah menggunakan dan mengikuti seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan itu.
3. Paparan pajak atas PT ABC tentunya tidak hanya mencakup isu transfer pricing. PT ABC
juga memiliki risiko terkena koreksi pajak pada akun biaya entertainment.
PT ABC telah berupaya untuk meminimalkan risiko ini dengan membuat sistem
pengajuan kegiatan entertainment yang harus direviu dan disetujui oleh Executive
Coordinator Finance Division. Namun demikian, peraturan perpajakan Indonesia yang
masih belum memberikan panduan yang jelas mengenai biaya entertainment seperti apa
yang dapat dibiayakan, menyebabkan adanya kemungkinan perbedaan cara pandang
antara manajemen PT ABC dan kantor pajak dalam hal apakah biaya atas suatu kegiatan
merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan.
Saran
Berdasarkan analisis di atas, penulis memberikan saran kepada PT ABC untuk
meningkatkan sistem persiapan entertainment list dimulai dari pengajuan kegiatan
entertainment hingga akhirnya Tax Planning and Administration Department mengunduh
entertainment list serta meningkatkan sistem persiapan entertainment list dengan membuat
sistem input data pada saat pemohon kegiatan entertainment mengisi entertainment sheet
untuk menggantikan sistem mengunggah saat ini.
77
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013
Penulis juga ingin memberikan saran kepada DJP terkait dengan peraturan perpajakan,
yaitu untuk memperjelas peraturan terkait dengan biaya entertainment yang termasuk biaya
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan, seperti jenis biaya, situasi
pelaksanaan kegiatan, dan keterkaitan dengan usaha wajib pajak. Dengan adanya peraturan
perpajakan yang lebih jelas ini, penulis berharap wajib pajak dapat melakukan evaluasi atas
biaya entertainment untuk mengurangi koreksi fiskal atas akun ini.
Kepustakaan
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 43/PJ/2010 tentang
Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak
dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 32/PJ/2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 43/PJ/2010 tentang Penerapan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 69/PJ/2010 tentang
Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement).
Direktorat Jenderal Pajak. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 27/PJ.22/1986
tentang Biaya "Entertainment" dan Sejenisnya (Seri PPh Umum 18).
Internal Revenue Service. 2011. Publication 463 Travel, Entertainment, Gift, and Car
Expenses.
Lumbantoruan, Sophar. 1994. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo.
Organization for Economic Co-Operation and Development. 2010. OECD Transfer Pricing
Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administration.
Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administration.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat.
Perencanaan pajak...Lita Kurnia Juaratara, FE-UI, 2013