PROVINSI PAPUA TAHUN 2012-2016
Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
DenganPemerintah Provinsi Papua
Tahun 2011
PERENCANAAN TENAGA KERJA
ISBN : 978-602-7536-03-6
PROVINSI PAPUA TAHUN 2012-2016
Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
DenganPemerintah Provinsi Papua
Tahun 2011
PERENCANAAN TENAGA KERJA
YA MAR UK KI TT IR TA AK MA AM
PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012-2016
Diterbitkan oleh :
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Sekretariat Jenderal
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950
Telepon : 021-5270944
Fax : 021-5270944
Website : http://www.pusatptk.depnakertrans.go.id
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
iii
SAMBUTAN
GUBERNUR PROVINSI PAPUA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) mengamanatkan bahwa agenda membangun Tanah
Papua yang damai dan sejahtera salah satunya adalah
mengembangkan program-program di bidang kependudukan,
transmigrasi, ketenagakerjaan dan keluarga berencana dengan
fokus utama membangun keluarga kecil yang sehat dan sejahtera.
Berkaitan dengan tujuan tersebut maka Visi Pembangunan Provinsi
Papua adalah Membangun Papua Baru, maka missi yang diemban
adalah menata kembali pemerintahan daerah, membangun tanah
Papua yang damai dan sejahtera, membangun tanah Papua yang
aman dan damai, serta meningkatkan dan mempercepat
pembangunan prasarana dasar (infrastruktur) di seluruh tanah
Papua.
Dalam rangka terlaksana dan tercapainya tujuan
pembangunan daerah tersebut diatas, salah satu faktor yang
penting diperhatikan adalah mempersiapkan tenaga kerja yang
berkualitas dan trampil baik di tingkat provinsi,kabupaten/kota
maupun di tingkat sektor. Dengan demikian dapat disampaikan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
iv
bahwa setiap rencana dan pelaksanaan pembangunan daerah
harus terkait dengan tenaga kerja.
Berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja tersebut maka
pembangunan ketenagakerjaan daerah di semua bidang harus
berpedoman terhadap Perencanaan Tenaga Kerja Daerah. Hal ini
telah diamanatkan oleh Undang-undang Ketenagakerjan No 13
tahun 2003 jo Peraturan Pemerintah No 15 tahun 2007 jo
Permenakertrans No 16 dan 17 tahun 2010.
Oleh sebab itu, saya sangat mengapresiasi Dinas Tenaga
Kerja dan Kependudukan atas tersusunnya Perencanaan Tenaga
Kerja Provinsi Papua tahun 2012 – 2016. Oleh karena itu seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar menjadikan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi ini sebagai dokumen pokok
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah sehingga
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah benar-
benar berhasil guna dan berdaya guna dan sekaligus dapat
mengatasi permasalahan di bidang ketenagakerjaan.
Terima kasih.
Jayapura, November 2011
Pj. Gubernur Provinsi Papua
Dr. Drs. H. Syamsul Arief Rivai, MS
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
v
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA
Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh
Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan
Perencanaan Tenaga Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik
dalam lingkup kewilayahan (nasional, provinsi dan kabupaten/kota)
maupun lingkup sektoral/ sub sektoral (sektoral/sub sektoral nasional,
sektoral/sub sektoral provinsi, sektoral/sub sektoral kabupaten/kota),
dijadikan acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan
ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral
Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral Kabupaten/Kota.
Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah masih
besarnya penganggur terbuka dan setengah penganggur, serta
masalah ketenagakerjaan lainnya seperti rendahnya kualitas
angkatan kerja, rendahnya produktivitas kerja, dan rendahnya
kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat multi dimensional antara
berbagai faktor baik ekonomi, sosial dan lainnya. Oleh karena itu
diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi dimensi. Untuk itu
maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang dapat
dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi
Papua.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
vi
Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi
Papua Tahun 2012-2016, maka dasar pembangunan yang berpihak
pada penciptaan perluasan kesempatan kerja (pro job) sudah
semakin jelas dan terarah, khususnya dalam menghadapi masalah
pengangguran, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan
produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Namun demikian, mengingat
permasalahan ketenagakerjaan merupakan permasalahan bersama,
maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) yang ada di Provinsi Papua. Untuk itu dalam
penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan, pemerintah daerah harus
berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi
permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Papua.
Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan
penghargaan yang setinggi – tingginya kepada Pemerintah Provinsi
Papua atas tersusunnya buku Perencanaan Tenaga Kerja ini.
Jakarta, November 2011
Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja,
SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP 19561118 197703 1 001
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
vii
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA
DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA
Buku Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Jangka
Menengah Tahun 2012 – 2016 ini memuat data/informasi proyeksi
penduduk usia kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja, proyeksi
tingkat pengangguran serta kebijakan dalam penciptaan kesempatan
kerja. Angka-angka perkiraan dalam buku ini telah disesuaikan
dengan data dan informasi mutakhir, dengan menggunakan berbagai
asumsi perkembangan ekonomi nasional dan proyeksi
ketenagakerjaan. Perumusan perkiraan dan penentuan target ini di
lakukan dengan menggunakan data dasar mulai tahun 2009 - 2011
serta melalui serangkaian diskusi dengan berbagai pihak terkait
seperti Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Badan Pusat
Statistik, Insatansi pemerintah maupun swasta serta sektor lapangan
usaha.
Rencana yang dimuat dalam PTK jangka menengah ini
merupakan rencana indikatif yang digunakan untuk pembinaan
ketenagakerjaan secara umum. Oleh karena itu, variabel, koefisien
dan angka-angka yang terdapat didalamnya dapat dievaluasi dan
disesuaikan dengan perkembangan nyata yang terjadi.
Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan
dalam buku ini, yang mengakibatkan berbagai keterbatasan yang ada,
untuk itu kami mengharapkan saran konstruktif dari pembaca dan
seluruh pihak terkait guna penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
viii
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
banyak kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan
PTK jangka menengah tahun 2012 – 2016 ini dan akhirnya kami
mengharapkan kiranya buku PTK jangka menengah ini dapat kita
gunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam pembangunan
ketenagakerjaan di lingkup nasional, daerah dan sektoral.
Jayapura, November 2011
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA
Drs. YAN PIET RAWAR NIP. 19650630 100003 1 011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
ix
EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN)
A. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi tahun 2012-
2016 ini adalah untuk memberikan berbagai informasi
ketenagakerjaan yang dapat digunakan sebagai bahan perumusan
strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan.
Tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi daerah serta
agregat-agregat yang pokok pada kurun waktu 2012-2016.
2. Memotret situasi ketenagakerjaan saat ini dengan berbagai
karakteristiknya, serta memperkirakan secara cermat
perkiraan persediaan tenaga kerja untuk lima tahun kedepan
2012-2016.
3. Memperkirakan kesempatan kerja yang akan datang dengan
berbagai karakteristik lima tahun, baik yang ditimbulkan oleh
pertumbuhan ekonomi maupun faktor lainnya.
4. Menyusun rekomendasi kebijakan umum dalam menangani
masalah ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja terdidik
maupun kebijakan sektoral.
5. Memperkirakan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja
tahun 2012-2016 dengan berbagai indikator dan
karakteristiknya.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
x
B. Kondisi Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja dapat dilihat sebagai penduduk yang telah
siap untuk memasuki dunia kerja. Jumlah penduduk usia kerja di
Provinsi Papua tahun 2010 mencapai 1.864.589 orang dengan
jumlah penduduk muda yang jauh lebih besar dibanding penduduk
tua. Secara keseluruhan, persentase penduduk usia kerja laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan (52,23 %dan 47,77%). Supply
tenaga muda yang besar ini merupakan potensi yang harus dikelola
dengan baik dengan cara membekali dengan pendidikan dan
keterampilan yang memadai.
Sebagian besar penduduk usia kerja berpendidikan rendah.
Penduduk usia kerja yang berpendidikan SD ke bawah (SD dan tidak
pernah sekolah) mencapai 45,43 persen. Sementara itu, penduduk
usia kerja yang berpendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) hanya 4,05
persen. TPAK laki-laki Provinsi Papua tahun 2010 adalah 88,56
persen sementara TPAK perempuan 72,72 persen. Secara
keseluruhan TPAK Papua adalah 80,99 persen.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua adalah sebesar
1.510.176 orang. Jumlah angkatan kerja paling banyak berada pada
kelompok umur 30-34 tahun. Angkatan kerja dengan pendidikan yang
ditamatkan di bawah SD mempunyai persentase paling besar yaitu
50,38 persen. Persentase angkatan kerja dengan pendidikan yang
ditamatkan SD (19,74%) dan tamat SLTP (10,81%).
Penduduk bekerja di Provinsi Papua tahun 2010 adalah
sebanyak 1.456.545 jiwa, atau setara dengan 96,45 persen dari
seluruh jumlah angkatan kerja yang ada. Sebagian besar penduduk
Provinsi Papua bekerja pada lapangan kerja pertanian (77,84%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xi
Secara keseluruhan persentase pekerja terbesar bekerja di atas 35
jam yaitu lebih dari 60 persen dan yang terkecil adalah persentase
penduduk yang sementara tidak bekerja yang berada di bawah satu
persen. Persentase pekerja yang jam kerjanya antara 1 sampai 34
jam yaitu 38,97 persen, naik dua persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah setengah penganggur menurut jam kerja dengan jumlah
jam kerja antara 1 – 34 jam kerja per minggu sebanyak 567.552
orang (38,97%). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah setengah
penganggur laki-laki sebanyak 284.230 orang (33,98%) dan setengah
penganggur perempuan 283.322 orang (45,68%). Jumlah
pengangguran yang ada di Provinsi Papua tahun 2010 menurut hasil
Sakernas Agustus 2010 sebesar 53.631 orang atau tingkat
penganggur terbuka (TPT) 3,55 persen.
C. Persediaan Tenaga Kerja
Jumlah penduduk usia kerja Provinsi Papua tahun 2012
sebanyak 1.916.593 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2016
jumlah penduduk usia kerja sebanyak 2.025.593 orang, berarti ada
kenaikan sebanyak 109.360 orang atau naik sebesar 5,71 persen.
Menurut golongan umur, konsentrasi jumlah penduduk usia kerja
tahun 2012, 2013 dan tahun 2014 pada golongan umur 15 – 19
tahun masing-masing sebanyak 307,612 orang (16,0%), 311.515
orang (16,03%), dan 315.468 orang (16,01%), sedangkan pada tahun
2015 dan 2016 konsentrasi penduduk usia kerja pada golongan
umur 30-34 tahun masing masing 321,129 orang (16,07%), dan
329,182 orang (16,25%). Sebagian besar penduduk usia kerja
pendidikan maksimum SD, pada tahun 2012 dan tahun 2016
masing-masing sebanyak 1.209.951 orang (63,13%) dan 1.008.398
orang (49,77%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xii
Jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 laki-laki sebanyak
999.759 orang (52,16%) dan perempuan 916.834 orang (47,84%),
sedangkan akhir proyeksi tahun 2016 usia kerja laki-laki sebanyak
1.054.205 orang (52,04%), sedangkan perempuan sebanyak 971.748
orang (47,96%).
Hasil proyeksi TPAK semakin naik, tahun 2012 TPAK sebesar
81,96 persen dan tahun 2016 diproyeksikan meningkat menjadi
83,94 persen. Berdasarkan kelompok umur TPAK terendah baik
tahun 2012 mapun tahun 2016 adalah kelompok umur 15 – 19 tahun,
masing-masing 54.95 persen dan 52,79 persen, dan pada kelompok
umur ini besarnya TPAK secara bertahap menurun.
Jumlah angkatan kerja tahun 2012 diproyeksikan sebanyak
1.570.744 orang dan akhir proyeksi tahun 2016 jumlah angkatan kerja
meningkat menjadi 1.700.530 orang yang berarti jumlah angkatan
kerja bertambah 129.787 orang. Berdasarkan golongan umur jumlah
angkatan kerja terbanyak umur 30-34 tahun, yaitu tahun 2012
diproyeksikan angkatan kerja sebanyak 270.101 orang (17,20%) dan
tahun 2016 diproyeksikan jumlah angkatan kerja umur 30-34
meningkat menjadi 308.390 orang (18,13%).
Berdasarkan tingkat pendidikan diproyeksikan angkatan kerja
menurut tingkat pendidikan sebagian besar masih tingkat pendidikan
SD, tahun 2012 tingkat pendidikan SD sebanyak 1.087.049 orang
(69,1%) dan akhir proyeksi tahun 2016 jumlah angkatan kerja yang
berpendidikan SD jumlahnya menurun menjadi 917.841 (53,97%).
Pada sisi lain angkatan kerja yang berpendidikan lebih tinggi semakin
naik, Sebagai gambaran proyeksi angkatan kerja di Provinsi Papua
yang berpendidikan Universitas tahun 2012 sebanyak 66.069 orang
(4,21%) meningkat menjadi 230.174 orang (13,54%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xiii
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah angkatan kerja laki-laki
diproyeksikan sebanyak 904.994 orang (57,62%) dan perempuan
sebanyak 665.750 orang (42,38%) pada tahun 2012. Pada akhir
proyeksi tahun 2016 laki-laki meningkat menjadi 997.054 orang
(58,63%) dan perempuan 703.476 orang (41,37%).
D. Perkiraan dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Berdasarkan Proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan
pekerjaan, sebagian besar tenaga kerja terserap pada lapangan
pekerjaan pertanian, baik pada awal proyeksi tahun 2012 maupun
pada proyeksi tahun 2016 masing-masing menyerap tenaga kerja
sebanyak 1.180.271 (78,31%) dan 1281.764 (79,21%). Urutan ke
kedua jasa kemasyarakatan, di proyeksikan tahun 2012 menyerap
kesempatan kerja sebanyak 119.876 (7,95%) dan tahun 2016
menyerap tenaga kerja sebanyak 122.082 orang (7,54%), kemudian
urutan ketiga sektor perdagangan pada tahun 2012 menyerap tenaga
kerja sebanyak 96.500 orang (6,40 persen) dan tahun 2016
menyerap tenaga kerja sebanyak 97.155 orang (6,00%). Sektor-
sektor lainnya seperti angkutan, bangunan, indutri pengolahan, listrik,
gas dan air dan keuangan serapan kesempatan kerja persentasenya
lebih rendah. Sektor pertambangan yang disebut mempunyai
kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Papua, hanya menyerap
tenaga kerja 16.192 orang (3,19%) dan akhir proyeksi tahun 2016
pertambangan diproyeksikan menyeraf tenaga kerja sebanyak
17.321 orang (1,3%), yang berarti terjadi penurunan jumlah
kesempatan kerja pada sektor tersebut.
Berdasarkan tingkat pendidikan diproyeksikan pada tahun 2012
sebagaian besar kesempatan kerja tingkat pendidikan SD atau tidak
tamat SD sebanyak 1.067.432 orang, (70,83%) kemudian menurun
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xiv
menjadi 886.511 orang (54,78%), demikian juga kesempatan kerja
tingkat pendidikan SMP, SLTA Umum, dan Diploma. Tetapi
kesempatan kerja untuk tingkat pendidikan SLTA kejuruan dan
universitas diproyeksikan mengalami kenaikan kesempatan kerja.
Kesempatan kerja tingkat pendidikan universitas tahun 2012
diproyeksikan sebanyak 56.610 orang (3,76%) meningkat menjadi
211.155 orang (13,05%). Hal ini karena semakin meningkatnya
kesempatan kerja yang menuntut jenjang pendidikan sarjana, dan
semakin besar kesadaran penduduk untuk meningkatkan jenjang
pendidikan sarjana.
Diproyeksikan kesempatan kerja laki-laki lebih banyak dari
perempuan. Kesempatan kerja laki-laki sebanyak 870.426 orang
(57,75%) pada tahun 2012 dan diproyeksikan meningkat menjadi
955.114 orang (59,02%) pada akhir proyeksi tahun 2016.
Kesempatan kerja perempuan awal proyeksi sebanyak 636.692
orang (42,25%) meningkat menjadi 663.052 orang (40,98%). Secara
absolut jumlahnya kesempatan kerja naik, tetapi persentase
kesempatan kerja perempuan menurun dibandingkan kesempatan
kerja laki-laki pada tahun 2016.
Berdasarkan golongan umur, kesempatan kerja golongan
umur 30-34 terbanyak yaitu 262.528 orang (17,82%) pada tahun
2012, dan meningkat menjadi 297.323 orang (18,37%) tahun 2016.
Kesempatan kerja kedua golongan umur 35 – 39 sebanyak 235.121
orang tahun 2012, kemudian tahun 2016 sebanyak 249.261 orang.
Besarnya kesempatan kerja pada golongan umur ini tidak terlepas
dari faktor natural increase dan migrasi masuk. Kesempatan kerja
golongan umur yang lainnya jumlah dan persentasenya lebih rendah.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xv
Diperkiraan produktivitas kerja menurut lapangan usaha,
dimana produktivitas total per tenaga kerja per tahun sebesar
16.657 milyar rupiah pada tahun 2012 dan secara bertahap naik, dan
diperkiran tahun 2016 menjadi 19.494 milyar rupiah. Menurut
lapangan usaha, pertambangan memiliki produktivitas per tenaga
kerja tertinggi dibanding lapangan usaha lainnya. Pada lapangan
usaha pertambangan produktivitas per tenaga kerja per tahun 1.029
milyar rupiah pada tahun 2012 dan meningkat menjadi Rp 1.320
milyar rupiah pada tahun 2016. Sedangkan lapangan usaha pertanian
memiliki produktivitas per tenaga kerja terendah per tahun sejak dari
awal proyeksi tahun 2012 sampai akhir proyeksi tahun 2016.
E. Penganggur Terbuka
Walaupun pemerintah terus berusaha meningkatkan
kesempatan kerja untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja
yang terus meningkat setiap tahunnya, tetapi jumlah kesempatan
kerja tetap masih lebih rendah dari pada jumlah angkatan kerja. Atas
dasar persediaan tenaga kerja dan kesempatan kerja yang tersedia
masih didapatkan perkiraan jumlah penganggur terbuka pada tahun
2012 sebanyak 63.627 orang dan meningkat menjadi 82.365 orang
pada tahun 2016, yang berarti bertambah sebanyak 18.738 orang
(29,45%). Berdasarkan golongan umur jumlah penganggur terbuka
terbanyak pada kelompok umur 20-24 tahun baik pada tahun 2012
maupun tahun 2016 masing-masing 18.282 orang (28,73%) dan
23.261 orang (28,24%). Jumlah penganggur terbuka terbanyak
adalah tingkat pendidikan SD, pada tahun 2012 diperkirakan
sebanyak 19.618 orang (30,83%) dan 31.329 orang (38,04%) tahun
2016. Tetapi untuk tingkat pendidikan SLTA Umum jumlah
penganggur terbuka menurun, tahun 2012 diperkirakan sebanyak
18.083 orang (28,42%) turun menjadi 13.409 orang (16,28%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xvi
Berdasarkan jenis kelamin jumlah penganggur terbuka diperkirakan
laki-laki sebanyak 34.569 orang (54,33%) dan perempuan sebanyak
29.058 orang ( 45,67%) tahun 2012, sedangkan pada tahun 2016
jumlah penganggur terbuka laki-laki sebanyak 41.940 orang (
50,92%) dan perempuan 40.424 orang ( 49,08%).
Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan tahun 2012
sebesar 4,05 persen, kemudian naik menjadi 4,84 persen tahun 2016.
Perkiraan tingkat penganggur terbuka menurut tingkat pendidikan
menunjukkan tingkat pendidikan Diploma memiliki angka tertinggi.
Pada tahun 2012 TPT Diploma sebesar 18,13 persen, sedangkan
tahun 2016 diperkirakan naik menjadi 38,95 persen. Sebaliknya TPT
tingkat pendidikan SD paling rendah, hal ini karena mereka banyak
terserap banyak pada lapangan kerja pertanian yang tidak banyak
membutuhkan syarat pendidikan yang tinggi. Diperkirakan tahun 2012
TPT tingkat pendidikan SD 1,80 persen dan meningkat menjadi 3,41
persen pada tahun 2016. Tingkat penganggur terbuka sebesar 4,05
persen, yang terdiri dari laki-laki sebesar 3,82 persen dan perempuan
4,36 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan pada tahun 2016
tingkat penganggur meningkat menjadi 4,84 persen, yang terdiri laki-
laki sebanyak 4,21 persen dan perempuan naik menjadi 5,75 persen.
F. Kebijakan Pembangunan Ketenagakerjaan
Berbagai permasalahan yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja
dan Kependudukan Provinsi Papua antara lain: (1) Kurangnya
koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota; (2) Terbatasnya
tenaga bahkan sebagian besar kabupaten belum meningkat seperti:
Teknis Perencanaan Tenaga Kerja, Teknis Pemandu Wirausaha,
Teknis Pengantar Kerja, Teknis Pengelola Latihan, Teknis
Pengawasan Ketenagakerjaan, Teknis Mediator dan Teknis
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xvii
Instruktur; (3) Penempatan Kualifikasi personil tidak sesuai dengan
hambatan yang tersedia.
Atas dasar hal tersebut kebijakan pembangunan
ketenagakerjaan meliputi: (1) Kebijakan pendayagunaan dan
peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja adalah
menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif melalui
penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi, pemagangan dan
berbasis masyarakat; (.2) Kebijakan pemerataan kesempatan Kerja:
Kebijakan pemerataan kesempatan kerja dan peningkatan konsolidasi
program-program perluasan kesempatan kerja yang seluas-luasnya;
(3) Kebijakan peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
ketenagakerjaan, keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta
penegakan hukum. (4) Kebijakan peningkatan kualitas hubungan
industrial antara pekerja dan pemberi kerja melalui dorongan
pelaksanaan negosiasi hubungan industrial secara bipartite untuk
mencapai kesempatan antara pekerja dengan pemberi kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xix
DAFTAR ISI
Sambutan Gubernur Provinsi Papua ............................................... iii Kata Pengantar Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja .......... v Kata Pengantar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Papua ..............................................................................
vii
Executive Summary ...................................................................... ix Daftar Isi ........................................................................................ xix Daftar Tabel .................................................................................. xxi Daftar Gambar .............................................................................. xxiii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang …………………………………………. 1 1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………. 3 1.3 Hasil yang Diharapkan ………………………………… 3 1.4 Kerangka Pikir …………………………………………. 4 1.5 Metodologi ……………………………………………… 6 1.6 Sumber Data …………………………………………… 10 1.7 Pengertian Dasar, Konsep dan Definisi …………….. 10 1.8 Sistimatika Penulisan …………………………………. 14 BAB II KONDISI KETENAGAKERJAAN ................................... 17 2.1 Kondisi Ekonomi ………………………………………. 17 2.2 Penduduk Usia Kerja ………………………………….. 19 2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) …………. 23 2.4 Angkatan Kerja ………………………………………… 25 2.5 Penduduk yang Bekerja ………………………………. 28 2.6 Setengah Penganggur ………………………………… 32 2.7 Penganggur Terbuka ………………………………….. 33 2.8 Produktivitas Tenaga Kerja …………………………… 35 2.9 Keadaaan Ketenagakerjaan 2011 …………………… 36 BAB III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
TENAGA KERJA …………………………………………...
39
3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja ……………………… 39 3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja …….. 43 3.3 Perkiraan Angkatan Kerja ……………………………. 45
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xx
BAB IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA …………………………………..
49
4.1 Perkiraan Perekonomian ……………………………… 49 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja ………………………… 52 4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja ……………… 59 BAB V PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN
ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA .............................................................
61 5.1 Perkiraan Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan
Tenaga Kerja ……………………………………………
61 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka ............................... 63 5.3 Neraca Persediaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja…. 69 BAB VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN……………….
71 6.1 Kebijakan Pembangunan Ketenagakerjaan………… 74 6.2 Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan …………… 75 6.3 Program Pembangunan Ketenagakerjaan …………. 77 Bab VII PENUTUP …………………………………………………… 79 Daftar Pustaka
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xxi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
20
Tabel 2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
22
Tabel 2.3 TPAK Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2010
24
Tabel 2.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur dan Tingkat Pendidikan
28
Tabel 2.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010
29
Tabel 2.6 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jam Kerja Tahun 2010
30
Tabel 2.7 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010
31
Tabel 2.8 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2010
33
Tabel 2.9 Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
35
Tabel 2.10 Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2009
36
Tabel 2.11 Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan Agustus 2009-Agustus 2011
37
Tabel 2.12 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Agustus 2009-Agustus 2011
38
Tabel 2.13 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Agustus 2009-Agustus 2011
38
Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016
40
Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
41
Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016
42
Tabel 3.4 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016
43
Tabel 3.5 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
44
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xxii
Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016
45
Tabel 3.7 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016
46
Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
47
Tabel 3.9 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016
48
Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
51
Tabel 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 - 2016
53
Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Satus Pekerjaan Tahun 2012 - 2016
54
Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2012 - 2016
55
Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 - 2016
56
Tabel 4.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2016
57
Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 - 2016
58
Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2012 - 2016
59
Tabel 4.9 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 - 2016
60
Tabel 5.1 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tahun 2012-2016
62
Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016
63
Tabel 5.3 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016
64
Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 – 2016
65
Tabel 5.5 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 – 2016
66
Tabel 5.6 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016
67
Tabel 5.7 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016
68
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Diagram Ketenagakerjaan……………………………….. 6
Gambar 2.1 Persentase Kegiatan Terbanyak Penduduk Usia Kerja Tahun 2010…………………………………………………
21
Gambar 2.2 Persentase Angkatan Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2010…………………………………..
25
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010………………………………….. Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2010.
26
27
Gambar 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012-2016………………………………………….
42
Gambar 3.2 Perkiraan Angakatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016…………………………………………..
48
Gambar 5.1 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012 – 2016………………………………………..
67
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang – undang Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan mengamanatkan bahwa perencanaan
tenaga kerja merupakan acuan dalam pembangunan
ketenagakerjaan. Demikian pula dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor 16 tahun 2010 tentang
Perencanaan Tenaga Kerja Makro dan Peraturan Pemerintah Nomor
15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan
Ketenagakerjaan menetapkan dan sekaligus mengamanatkan agar
dilaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan perencanaan
tenaga kerja yaitu : penyusunan laporan, monitoring, evaluasi maupun
pembinaan perencanaan tenaga kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
2
Keberhasilan pembangunan di segala bidang ditentukan
dengan adanya perencanaan yang baik yang didukung oleh
ketersediaan data dan informasi yang akurat. Perencanaan
pembangunan ketenagakerjaan adalah perencanaan keseimbangan
diantara ketersediaan tenaga kerja dan kebutuhan tenaga kerja. Dari
sisi persediaan tenaga kerja (penawaran) jumlah angkatan kerja di
pengaruhi oleh variabel demografi ditingkat kelahiran, kematian dan
migrasi. Provinsi Papua dengan jumlah penduduk yang masih relatif
kecil dibanding dengan luas wilayahnya serta sumber daya alam yang
berlimpah merupakan daya tarik bagi pencari kerja dari luar Papua
sehingga pertambahan penduduk meningkat tajam. Dari sisi
kebutuhan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
dinamis masing–masing sektor yang dapat dilihat dari perkembangan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Disamping itu, adanya
otonomi khusus Papua memberikan dampak terhadap jumlah
anggaran yang besar sehingga meningkatkan pembangunan
infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia. Hal ini tentu
saja membutuhkan tenaga kerja yang besar pula. Secara teoritis
makin tinggi pertumbuhan ekonomi akan memperbesar kemungkinan
terjadi peningkatan kebutuhan tenaga kerja.
Keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan diperlukan
berbagai upaya dari berbagai pihak yang terkait termasuk
pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat, terutama
adalah instansi pembina sektor yang sangat berperan dalam
menciptakan kesempatan kerja.
Dengan tersusunnya rencana tenaga kerja ini, maka instansi
pembina sektor maupun sub sektor baik Pusat, Provinsi maupun
Kab/Kota akan lebih terarah, mudah dan cepat dalam melaksanakan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
3
pembangunan ketenagakerjaan. Selain itu akan terdapat
keseragaman antar instansi pembina sektor di Pusat, Provinsi dan
Kab/Kota.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua tahun
2012-2016 ini adalah untuk memberikan berbagai informasi
ketenagakerjaan yang dapat digunakan sebagai bahan perumusan
strategi, kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan.
Tujuan dari penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah ini
adalah sebagai berikut:
a. Memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi daerah serta
agregat-agregat yang pokok pada kurun waktu 2012-2016.
b. Memotret situasi ketenagakerjaan saat ini dengan berbagai
karakteristiknya, serta memperkirakan secara cermat perkiraan
persediaan tenaga kerja untuk lima tahun kedepan 2012-2016.
c. Memperkirakan kesempatan kerja yang akan datang dengan
berbagai karakteristik, baik yang ditimbulkan oleh pertumbuhan
ekonomi maupun faktor lainnya.
d. Menyusun rekomendasi kebijakan, strategi dan program
pembangunan ketenagakerjaan lima tahun mendatang.
1.3. Hasil yang diharapkan
Informasi mengenai perkiraan kebutuhan dan persediaan
tenaga kerja yang disajikan dalam Perencanaan Tenaga Kerja
Provinsi Papua tahun 2012-2016 ini sangat penting bagi pengambil
kebijakan. Diharapkan rujukan PTK Provinsi ini bermanfaat sebagai
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
4
pijakan dasar yang perlu ditindaklanjuti sebagai penyusunan rencana
tenaga kerja sektoral maupun rencana tenaga kerja kabupaten/kota.
Asumsi-asumsi yang digunakan ini dapat juga digunakan sebagai
data empiris dalam penyusunan program pembangunan daerah
lainnya.
1.4. Kerangka Pikir
Salah satu bentuk kebijakan untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk yang terkait dengan bidang ketenagakerjaan
adalah mengupayakan agar setiap tahunnya jumlah angka
pengangguran menjadi rendah. Angka pengangguran yang tinggi
menjadi penyebab terjadinya kemiskinan dan berdampak pada
permasalahan sosial lainnya. Oleh karena itu untuk mengendalikan
tingkat pengangguran yang terus terjadi diperlukan perencanaan
tenaga kerja yang baik dan terarah.
Keberadaan perencanaan tenaga kerja dipandang sebagai
suatu sistem perekonomian, karena itu perencanaan tenaga kerja
yang menggunakan pendekatan perencanaan holistik seperti itu
memiliki argumentasi yang sangat fundamental, logis dan ilmiah.
Harus dimengerti bahwa permintaan tenaga kerja di daerah sangat
dipengaruhi oleh permintaan terhadap output pembangunan daerah.
Sedangkan permintaan tenaga kerja sektoral ditentukan oleh
dinamika perubahan dari permintaan terhadap output sektoral.
Dengan demikian, permintaan tenaga kerja merupakan derivasi dari
permintaan output sektoral dan tidak bisa diabaikan karena akan
berdampak luas terhadap peran ekonomi yang lain. Maka pada tahap
pertama, model perencanaan tenaga kerja yang digunakan dalam
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
5
studi ini dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor tenaga kerja
dan ekonomi yang mempengaruhi permintaan output. Faktor-faktor
tersebut adalah PDRB total, harga barang sektoral, harga barang
umum, jumlah penduduk dan permintaan barang dan jasa.
Kebutuhan terhadap tenaga kerja sangat tergantung dari
persediaan dan kondisi tenaga kerja yang ada. Persediaan atau
penawaran tenaga kerja dapat diidentifikasi melalui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap dinamika perubahan tenaga kerja atau lebih
sering kita katakan supply dan demand Tenaga Kerja.
Supply atau persediaan tenaga kerja pada dasarnya
bergantung pada pertumbuhan penduduk, sehingga dapat dikatakan
bahwa persediaan tenaga kerja juga bergantung pada faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Sedangkan demand
atau permintaan tenaga kerja sangat tergantung pada kebutuhan
tenaga kerja lapangan usaha. Secara lebih rinci disajikan Konsep
Ketenagakerjaan di Indonesia.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
6
Gambar 1.1
DIAGRAM KEPENDUDUKAN
1.5. Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk memproyeksikan PTK
Provinsi Papua Tahun 2012 – 2016 khususnya untuk persediaan dan
kebutuhan tenaga kerja serta perumusan kebijakan tenaga kerja,
diantaranya adalah :
PENDUDUK
USIA < 15 TAHUN USIA ≥ 15 TAHUN
ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA
MENCARI PEKERJAAN BEKERJA
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
7
1.5.1. Persediaan Tenaga Kerja
Metodologi untuk memperkirakan persedian tenaga kerja,baik
dari sisi Penduduk Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) dan Angkatan Kerja (AK), antara lain
dengan menggunakan metodologi :
Memproyeksikan PUK dengan menggunakan rumus:
Linear sederhana yaitu :
y = a + b𝑥 atau rumus pertumbuhan geometrik
𝑃𝑈𝐾𝑡 = 𝑃𝑈𝐾0(1 + 𝑟 )𝑡
Keterangan:
Y = Hasil proyeksi PUK
a = Konstanta
b = Parameter
x = Tahun
PUKt = Proyeksi PUK tahun t
PUKo = Data dasar proyeksi PUK
r = Laju pertumbuhan PUK
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun
data dasar (to)
Untuk menentukan laju pertumbuhan PUK menggunakan
rumus:
𝑟 = 𝑃𝑈𝐾𝑛
𝑃𝑈𝐾𝑜
1/𝑡
− 1 𝑥 100
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
8
Keterangan:
r = Laju pertumbuhan PUK
PUKn = Data PUK tahun akhir
PUKo = Data PUK tahun awal
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun
data dasar (to)
Proyeksi TPAK dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
Regresi Linear Sederhana 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
Untuk memproyeksikan AK diperoleh dengan mengkalikan
antara proyeksi PUK dengan proyeksi TPAK dengan
karakteristik dan tahun yang sama.
dengan rumus :
𝐴𝐾 = 𝑃𝑈𝐾 𝑥 𝑇𝑃𝐴𝐾
1.5.2. Metodologi Kebutuhan Tenaga Kerja
Menghitung/ memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, banyak
sekali metodologinya, namun keterbatasan data dan informasi
maka untuk memproyeksikan PTK Provinsi Papua ini adalah
dengan elastisitas tenaga kerja. Elastisitas tenaga kerja
merupakan rasio antara perubahan atau pertumbuhan
kesempatan kerja dengan pertumbuhan PDRB menggunakan
rumus:
𝐸𝑖 = 𝑟𝑙𝑖𝑟𝑦𝑖
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
9
Keterangan:
Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor –i
rli = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor
–i pertahun (%)
ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) –i pertahun
(%)
Menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja menurut
lapangan usaha sampai dengan tahun proyeksi, dengan
rumus:
𝑟𝑙𝑎𝑖 = 𝐸𝑎𝑖 𝑥 𝑟𝑦𝑎𝑖
Keterangan:
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor-i
Eai = Elastisitas perubahan
ryai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i
Menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan
usaha, sampai dengan tahun proyeksi menggunakan rumus:
𝐾𝐾𝑡𝑖 = 𝐾𝐾𝑜𝑖(1 + 𝑟𝑙𝑎𝑖 )𝑡
Keterangan:
KKti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i
KKoi = Data dasar penduduk yang bekerja sektor -i
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun
data dasar (to)
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
10
1.6. Sumber Data
Data yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Tenaga
Kerja Provinsi Papua Tahun 2012-2016 adalah:
1. PDRB Provinsi Papua tahun 2011
2. Data dasar time series tahun 2009, 2010, 2011
3. Sakerda tahun2008
4. Sakernas tahun 2009
5. Supas tahun 2009
6. Papua Dalam Angka 2009
7. Sensus Penduduk 2010
1.7. Pengertian Dasar, Konsep dan Definisi
1. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15
tahun dan lebih) yang selama seminggu sebelum
pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja: dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari
pekerjaan.
2. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun
atau lebih.
3. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.
4. Penganggur terbuka terdiri dari :
a. Mereka yang mencari pekerjaan
b. Mereka yang mempersiapkan usaha
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
11
c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
bekerja
5. Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak
bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang
mencari pekerjaan.
6. Setengah Penganggur adalah orang bekerja kurang dari 35
jam perminggu.
7. Setengah penganggur terpaksa adalah orang yang bekerja
kurang dari 35 jam perminggu yang masih mencari
pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.
8. Setengah penganggur sukarela adalah orang yang bekerja
kurang dari 35 jam perminggu yang tidak mencari pekerjaan
atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
9. Jenis kegiatan/lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seorang
pekerja, seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia (KLUI).
10. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah
perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah
seluruh penduduk usia kerja.
11. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu
tertentu ( biasanya 1 tahun ).
12. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah
balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
12
ikut serta dalam proses produksi disuatu negara dalam
jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ).
13. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah semua
komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1)
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal,
(4) perubahan stok, dan (5) ekspor neto, dalam jangka
waktu tertentu (biasanya 1 tahun).
14. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan
bagaimana produksi barang dan jasa digunakan untuk
tujuan konsumsi, investasi, diperdagangkan dengan pihak
luar negeri.
15. PDRB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat
untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan
perdagangan luar negeri.
16. PDRB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB dan PNB per kepala atau per 1
orang penduduk.
17. PDRB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan
berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per
kapita penduduk suatu negara.
18. Tingkat Produktivitas Tenaga kerja merupakan nilai tambah
(PDRB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja
untuk menghasilkan nilai tambah tersebut.
19. Koefisien Tenaga Kerja merupakan jumlah kesempatan
kerja dibagi dengan keluaran (output).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
13
20. Elastisitas Kesempatan Kerja merupakan rasio antara
pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan
ekonomi (PDRB).
21. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau
jasa yang telah atau akan dilakukan, atau dinilai dalam
bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan,
atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan
buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri
maupun keluarganya (PP No. 8 tahun 1981 tentang
perlindungan upah).
22. Pengusaha ( PP No. 8 tahun 1981 ) ialah :
1. Orang, persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan sesuatu perusahaan milik sendiri.
2. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
3. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan termasuk pada angka
1 dan 2 diatas, yang berkedudukan di luar Indonesia.
23. Buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha
dengan menerima upah (PP No. 8 tahun 1981 ).
24. Mogok Kerja adalah tindakan pekerja secara bersama-
sama menghentikan atau memperlambat pekerjaan sebagai
akibat gagalnya perundingan penyelesaian perselisihan
industrial yang dilakukan, agar pengusaha memenuhi
tuntutan pekerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
14
25. Perselisihan Perburuhan menurut Undang-Undang No. 22
tahun 1957 adalah : pertentangan antara majikan atau
perkumpulan majikan dengan serikat buruh/pekerja atau
gabungan serikat buruh/ pekerja berhubungan dengan tidak
adanya persesuaian paham mengenai hubungan kerja,
syarat-syarat kerja dan/atau keadaan perburuhan.
26. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit
yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja.
27. Jamsostek ( PP No. 36 tahun 1995 ) adalah sistem
perlindungan yang dimaksudkan untuk menanggulangi
resiko sosial secara langsung mengakibatkan berkurangnya
atau hilangnya penghasilan tenaga kerja.
28. Upah minimum adalah upah terendah yang dibayarkan
kepada pekerja pada saat mulai bekerja dengan jabatan
terendah.
1.8. Sistimatika Penulisan
Bab. I Pendahuluan meliputi : latar belakang, maksud dan
tujuan, hasil yang diharapkan, kerangka pikir,
metodologi, sumber data, pengertian dasar, konsep
dan definisi.
Bab. II Kondisi Ketenagakerjaan meliputi : kondisi ekonomi,
penduduk usia kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja,
angkatan kerja, penduduk yang bekerja, setengah
penganggur, penganggur terbuka, produktivitas tenaga
kerja dan keadaan ketenagakerjaan tahun 2011.
Bab. III Perkiraan dan perencanaan persediaan tenaga kerja
meliputi : perkiraan penduduk usia kerja, perkiraan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
15
tingkat partisipasi angkatan kerja, perkiraan angkatan
kerja.
Bab. IV Perkiraan dan perencanaan kebutuhan akan tenaga
kerja meliputi : perkiraan perekonomian, perkiraan
kesempatan kerja, perkiraan produktivitas tenaga
kerja.
Bab. V Perkiraan dan perencanaan keseimbangan antara
persediaan dan kebutuhan akan tenaga kerja meliputi :
perkiraan penganggur terbuka menurut jenis kelamin,
perkiraan penganggur terbuka menurut golongan
umur, perkiraan penganggur terbuka menurut tingkat
pendidikan.
Bab. VI Arah kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan meliputi : kebijakan pembangunan
ketenagakerjaan, strategi pembangunan
ketenagakerjaan, program pembangunan
ketenagakerjaan.
Bab. VII Penutup
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
17
BAB II
KONDISI KETENAGAKERJAAN
2.1 Kondisi Ekonomi
Kontributor tertinggi PDRB Provinsi Papua pada tahun 2010
adalah sektor pertambangan dan penggalian yang berperan sebesar
63,15 persen. Kontributor tertinggi kedua adalah sektor pertanian
(9,45%) diikuti sektor bangunan dan jasa-jasa dengan kontribusi
masing-masing 7,81 persen dan 7,24 persen sementara sektor
lainnya kontribusinya di bawah 5 persen.
Rata-rata kontribusi sektor pertambangan dan penggalian
selama lima tahun terakhir adalah 66,09 persen namun mengalami
penurunan selama tahun 2006-2009 seiring dengan meningkatnya
peranan dari sektor bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran;
pengangkutan dan komunikasi; dan jasa-jasa.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
18
Tanpa nilai tambah dari sub sektor pertambangan tanpa migas,
perekonomian Papua masih didominasi sektor pertanian dimana pada
tahun 2010 berperan sebesar 25,40 persen diikuti sektor bangunan
20,98 persen. Urutan ketiga dan keempat adalah sektor jasa dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing
kontribusinya sebesar 19,45 persen dan 11,84 persen. Selanjutnya
sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang 11,69 persen
sementara sektor lainnya hanya berkontribusi di bawah 6 persen.
Sejalan dengan PDRB termasuk tambang, peranan sektor bangunan
mengalami peningkatan khususnya dalam lima tahun terakhir,
sementara sektor lainnya juga mengalami perubahan dalam
kontribusinya terhadap PDRB meski tidak terlalu signifikan.
Produktivitas ekonomi suatu daerah terlihat dari pertumbuhan
ekonominya yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga konstan.
Selama lima tahun terakhir, Papua mengalami pertumbuhan ekonomi
yang cukup fluktuatif. Setelah mengalami perlambatan pada tahun
2006 sebesar 17,14 persen, pertumbuhan ekonomi Papua mengalami
pertumbuhan positif pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 4,34
persen. Tahun berikutnya kembali ke pertumbuhan negatif 1,40
persen, selanjutnya berkontraksi kembali ke 22,74 persen pada tahun
2009. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Papua tercatat
melambat 2,65 persen.
Namun tanpa sub sektor pertambangan tanpa migas, grafik
pertumbuhan ekonomi Papua khususnya lima tahun terakhir (2006-
2010) terlihat jauh lebih stabil dengan rata-rata pertumbuhan 10,90
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
19
persen. Pada tahun 2010 perekonomian provinsi Papua tumbuh 11,98
persen.
2.2 Penduduk Usia Kerja
Dalam istilah ketenagakerjaan penduduk dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja. Batasan
penduduk usia kerja berbeda-beda antara satu negara dengan negara
lain, ada yang menggunakan batasan 10 tahun keatas atau 15 tahun
ke atas.
Konsep dan definisi yang digunakan BPS, maupun International
Labor Organization (ILO) dan sebagian besar negara lainnya,
membatasi penduduk usia kerja sebagai penduduk yang berusia 15
tahun ke atas. Penduduk berusia di bawah 15 tahun digolongkan
sebagai penduduk bukan usia kerja.
Secara keseluruhan, proporsi penduduk usia kerja laki-laki
(52,23%) lebih besar daripada perempuan (47,77%). Hal ini sejalan
dengan rasio jenis kelamin di Papua yang memang di atas seratus,
yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding
perempuan. Sedangkan bila dilihat menurut gologan umur, proporsi
terbesar penduduk ada pada kelompok umur 15-19 tahun yang
mencapai 16,09 persen. Hal ini sesuai dengan piramida penduduk
Papua yang masih berbentuk kerucut yang menandakan penduduk
muda.
Penduduk usia kerja dapat dilihat sebagai penduduk yang telah
siap untuk memasuki dunia kerja. Jumlah penduduk usia kerja di
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
20
Papua mencapai 1.864.589 orang dengan jumlah penduduk muda
yang jauh lebih besar dibanding penduduk tua. Supply tenaga kerja
muda yang besar ini merupakan potensi yang harus dikelola dengan
baik dengan cara membekali pendidikan dan keterampilan yang
memadai serta membantu mengarahkan dan menjembatani antara
tenaga kerja muda yang telah siap masuk dunia kerja atau dunia
usaha yang membutuhkannya.
Tabel 2.1 Penduduk Usia Kerja
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Golongan Umur
Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk Usia Kerja Gol.
Umur L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15 - 19 161.112 138.839 299.951 53,71 46,29 16,09
20 - 24 118.833 124.820 243.653 48,77 51,23 13,07
25 - 29 126.797 138.378 265.175 47,82 52,18 14,22
30 - 34 138.543 145.183 283.726 48,83 51,17 15,22
35 - 39 133.173 123.479 256.652 51,89 48,11 13,76
40 - 44 101.690 83.396 185.086 54,94 45,06 9,93
45 - 49 76.364 60.475 136.839 55,81 44,19 7,34
50 - 54 54.435 33.421 87.856 61,96 38,04 4,71
55 - 59 32.773 19.355 52.128 62,87 37,13 2,80
60+ 30.108 23.415 53.523 56,25 43,75 2,87
Total 973.828 890.761 1.864.589 52,23 47,77 100,00
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja mewakili
penduduk yang aktif secara ekonomi, yang termasuk kelompok ini
adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
21
kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang sekolah,
mengurus rumah tangga dan lainnya.
Konsep ini mengandung kelemahan, karena keadaan sosial
budaya yang ada di Indonesia dan Papua khususnya, masih jauh dari
kondisi ideal, dimana masih banyak ditemukan adanya pekerja anak
(berusia di bawah 18 tahun). Meskipun mereka aktif secara ekonomi,
namun mereka tidak digolongkan sebagai angkatan kerja karena
mereka tidak termasuk penduduk usia kerja. Hal tersebut sesuai
dengan kaidah statistik yaitu untuk menjaga keterbandingan data.
Dimana data dapat dibandingkan jika konsep yang digunakan sama
dan azas eksklusifitas juga digunakan. Dengan azas ini seorang
penduduk hanya dapat digolongkan dalam satu kategori. Contoh dari
azas eksklusifitas ini, seseorang yang kuliah sambil bekerja, mereka
hanya dapat dimasukkan dalam salah satu kategori bekerja atau
sekolah, meskipun pada kenyataannya mereka melakukan kedua hal
tersebut sekaligus.
Gambar 2.1 Kegiatan Terbanyak Penduduk Usia Kerja
Tahun 2010 (%)
78,12%
2,88%
7,48%
9,21%2,32%
Bekerja
Pengangguran
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
22
Berdasarkan Gambar 2.1 di atas diketahui bahwa kegiatan
utama sebagaian besar penduduk Papua usia kerja adalah bekerja
(78,12%). Sementara itu, sebanyak 2,88 persen dari penduduk usia
kerja di Papua masih menganggur. Penduduk usia kerja di Provinsi
Papua yang masih bersekolah sebanyak 7,48 persen, sedangkan
penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya mengurus rumah
tangga sebesar 9,21 persen.
Tabel 2.2 Penduduk Usia Kerja
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Maksimal SD 395.513 451.615 847.128
(%) 40,61 50,70 45,43
SD 195.983 177.987 373.970
(%) 20,13 19,98 20,06
SMP 151.947 109.506 261.453
(%) 15,60 12,29 14,02
SMA 187.500 118.942 306.442
(%) 19,25 13,35 16,43
>SMA 42.885 32.711 75.596
(%) 4,40 3,67 4,05
Total 973.828 890.761 1.864.589
(Persentase) 100,00 100,00 100,00
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Dari Tabel 2.2, terlihat bahwa penduduk usia kerja di Provinsi
Papua sebagian besar berpendidikan rendah. Penduduk usia kerja
yang berpendidikan SD ke bawah (SD dan tidak pernah sekolah)
mencapai 45,43 persen. Sementara itu, penduduk usia kerja yang
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
23
berpendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) hanya 4,05 persen. Selain itu
adalah mereka yang tamat SLTP dan SLTA(Umum dan Kejuruan).
Dari Tabel 2.2 juga, dapat diketahui bahwa apabila dibandingkan
antara penduduk usia kerja yang berjenis kelamin perempuan dengan
yang berjenis kelamin laki-laki maka lebih banyak penduduk
perempuan yang berpendidikan rendah. Sebagai contoh, 50,70
persen dari perempuan usia kerja tidak tamat SD atau bahkan tidak
pernah sekolah. Sementara laki-laki yang berpendidikan kurang dari
SD adalah sebesar 40,61 persen. Sebaliknya pada tingkatan
pendidikan menengah-tinggi, penduduk usia kerja laki-laki memiliki
proporsi lebih besar dibanding perempuan.
2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan
besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu
wilayah. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga
kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang
dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK didefinisikan sebagai
perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia
kerja.
Bila dilihat menurut jenis kelamin, TPAK laki-laki jauh lebih besar
dibanding perempuan. TPAK laki-laki di Provinsi Papua tahun 2010
adalah 88,56 persen sementara TPAK perempuan sebesar 72,72
persen. Secara keseluruhan TPAK Papua adalah 80,99 persen.
Tingginya TPAK laki-laki ini dikarenakan laki-laki memang mempunyai
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
24
kewajiban mencari nafkah juga jumlah penduduk laki-laki di Papua
lebih banyak dibanding perempuan.
Dari seluruh kabupaten/kota di Papua, yang memiliki angka
TPAK terbesar adalah kabupaten Nduga dan terendah kabupaten
Biak Numfor. Umumnya kabupaten/kota di wilayah pegunungan
memiliki TPAK yang tinggi sedangkan kabupaten/kota yang lebih maju
memiliki TPAK yang lebih rendah. Salah satu penyebabnya adalah
semakin tingginya partisipasi sekolah di daerah maju.
Tabel 2.3 TPAK Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Tahun 2010
Kabupaten/Kota TPAK
TPAK Kab/Kota Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Merauke 83,68 50,77 68,09
Jayawijaya 97,81 96,46 97,14
Jayapura 82,18 64,85 74,06
Nabire 83,11 69,26 76,68
Kep. Yapen 84,33 61,75 73,25
Biak Numfor 70,89 42,73 57,19
Paniai 88,14 92,66 90,36
Puncak jaya 94,2 82,54 88,66
Mimika 83,81 26,07 56,93
Boven Digoel 89,9 75,06 83,35
Mappi 87,28 72,09 79,92
Asmat 94,38 74,58 84,86
Yahukimo 98,96 98,62 98,8
Peg. Bintang 93,77 92,82 93,33
Tolikara 94,4 92,6 93,55
Sarmi 80,29 48,43 66,13
Keerom 87,1 58,74 74,2
Waropen 83,99 45,65 65,82
Supiori 77,13 47,02 62,92
Mamberamo Raya 76,49 49,57 63,35
Nduga 99,09 98,5 98,81
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
25
Kabupaten/Kota TPAK
TPAK Kab/Kota Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Lanny Jaya 98,96 97,11 98,08
Mamberamo Tengah 97,19 97,85 97,51
Yalimo 96,05 98,83 97,37
Puncak 96,53 81,18 89,12
Dogiyai 92,31 89,13 90,69
Intan Jaya 84,01 62,4 73,39
Deiyai 80,22 90,24 85,18
Kota Jayapura 80,43 47,58 65,15
PAPUA 88,56 72,72 80,99
2.4 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang aktif secara
ekonomi. Dikatakan aktif secara ekonomi karena mereka berusaha
untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan pendapatan.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk bekerja dan pengangguran.
Pengangguran termasuk dalam angkatan kerja karena meskipun
mereka belum menghasilkan pendapatan namun mereka berusaha
mendapatkan pekerjaan.
Gambar 2.2
Persentase Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
26
Berdasarkan Gambar 2.2 di atas, angkatan kerja dengan
pendidikan yang ditamatkan di bawah SD mempunyai proporsi paling
besar yaitu 50,38 persen. Proporsi angkatan kerja dengan pendidikan
yang ditamatkan SD (19,74%) dan tamat SLTP (10,81%). Sementara
itu, angkatan kerja dengan pendidikan tamat perguruan tinggi
proporsinya paling kecil yaitu 4,60 persen. Secara umum bisa
dikatakan bahwa sebagian besar angkatan kerja di Papua
berpendidikan rendah, karena sebanyak 50,38 persen hanya
menempuh pendidikan tamat SD dan di bawahnya.
Gambar 2.3 Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Tahun 2010
Ketimpangan gender masih terlihat dalam
Gambar 2.3 menunjukkan bahwa baik dari segi jumlah maupun
kualitas pendidikan, angkatan kerja perempuan masih kalah dengan
angkatan kerja laki-laki. Mulai SD hingga diatas SLTA jumlah
angkatan kerja perempuan selalu lebih kecil, hanya pada pendidikan
-
50 000
100 000
150 000
200 000
250 000
300 000
350 000
400 000
< SD SD SLTP SLTA > SLTA
Laki-laki
Perempuan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
27
di bawah SD (tidak tamat SD atau belum pernah sekolah) jumlahnya
hampir sama.
Potret keadaan angkatan kerja ini hendaknya dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk menjadikan pendidikan terutama
pendidikan bagi wanita sebagai agenda wajib untuk digalakan di
Provinsi Papua.
Sebagaimana yang terlihat di Gambar 2.4, jumlah angkatan
kerja di Provinsi Papua adalah sebanyak 1.510.176 orang. Jumlah
angkatan kerja paling banyak berada pada kelompok umur 30-34
tahun. Kelompok umur 15-19 tahun hingga kelompok umur 30-34
tahun cenderung jumlahnya meningkat sementara pada kelompok
umur diatasnya (35 tahun keatas) jumlahnya terus menurun.
Gambar 2.4
Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
Fenomena yang umum terjadi dimana pada kelompok umur
‘muda’ jumlahnya relatif lebih kecil karena sebagian memilih untuk
sekolah. Sementara pada kelompok umur ‘tua’ jumlahnya terus
menurun seiring penurunan produktifitas dari penduduk lanjut usia.
-
50 000
100 000
150 000
200 000
250 000
300 000
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
28
2.5 Penduduk yang Bekerja
Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus
menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa
upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).
Penduduk yang bekerja adalah setiap penduduk yang berumur 15
tahun ke atas yang bekerja atau yang sementara tidak bekerja.
Tabel 2.4
Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010
Golongan Umur
Tingkat Pendidikan Jumlah
< SD SD SLTP SLTA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15 - 19 77.260 43.277 24.702 7.055 - 152.294
20 - 24 79.730 32.296 20.975 33.896 3.766 170.663
25 - 29 98.639 38.045 27.038 38.639 10.782 213.143
30 - 34 122.137 48.372 26.837 35.617 12.194 245.157
35 - 39 124.422 44.783 21.418 28.744 10.960 230.327
40 - 44 91.998 29.173 15.325 22.602 10.255 169.353
45 - 49 68.565 25.542 10.761 13.029 6.087 123.984
50 - 54 43.214 17.188 6.134 7.744 2.482 76.762
55 - 59 24.799 8.422 3.820 3.849 1.847 42.737
60 - 64 11.675 3.559 1.154 1.550 570 18.508
65 + 8.498 3.644 193 900 382 13617
Total 750.937 294.301 158.357 193.625 59.325 1.456.545
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Penduduk yang bekerja di Provinsi Papua adalah sebanyak
1.456.545 jiwa, atau setara dengan 96,45 persen dari seluruh jumlah
angkatan kerja yang ada. Untuk melihat sebaran penduduk yang
bekerja menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2.4 di atas,
dimana dari jumlah penduduk yang bekerja paling banyak berada di
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
29
kelompok umur 30-34 tahun yang besarnya mencapai 245.157 orang
atau 16,83 persen.
Tabel 2.5
Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010
Lapangan Usaha Tingkat Pendidikan
Jumlah < SD SD SLTP SLTA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian 724.015 256.414 100.053 49.735 3.765 1.133.982
Pertambangan 2.077 1.802 2.434 7.490 1.868 15.671
Industri 2.225 2.999 2.816 8.754 1.424 18.218
LGA - 103 - 1.188 - 1.291
Konstruksi 3.833 3.573 6.329 11.519 2.102 27.356
Perdagangan 11.405 17.666 23.895 38.790 4.443 96.199
Transportasi 4.387 6.318 9.312 17.418 1.077 38.512
Lembaga Keuangan 363 317 1.101 2.594 2.102 6.477
Jasa 2.632 5.109 12.417 56.137 42.544 118.839
Total 750.937 294.301 158.357 193.625 59.325 1.456.545
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Penduduk yang bekerja pada lapangan usaha pertanian,
kehutanan, perburuan, dan perikanan sebagian besar berpendidikan
kurang dari SD. Lulusan perguruan tinggi terbesar bekerja pada
lapangan usaha jasa kemasyarakatan dan lembaga keuangan yaitu
masing-masing sebesar 35,80 persen dan 32,45 pesen.
Salah satu indikator untuk melihat kinerja pekerja adalah
dengan melihat jumlah jam kerja, demikian juga dengan jam kerja
menurut sektor atau lapangan usaha sebagaimana yang terdapat
pada Tabel 2.6 di bawah. Secara keseluruhan proporsi pekerja
terbesar bekerja di atas 35 jam yaitu lebih dari 60 persen dan yang
terkecil adalah proporsi penduduk yang sementara tidak bekerja
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
30
yang berada di bawah satu persen. Proporsi pekerja yang jam
kerjanya antara 1 sampai 34 jam yaitu 38,97 persen, naik dua persen
dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.6 berikut ini menggambarkan jumlah jam kerja
menurut status pekerjaan. Pada umumnya sebagian besar pekerja
memiliki jam kerja di atas 35 jam (jam kerja normal). Apabila dilihat
dari status pekerjaan, proporsi terbesar pekerja yang bekerja di atas
35 jam berstatus pekerja keluarga/ tidak dibayar.
Tabel 2.6.
Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jam Kerja
Tahun 2010
Status Pekerjaan Jam Kerja
Jumlah 0 1-34 ≥ 35
(1) (2) (3) (4) (5)
Berusaha sendiri 2.530 55.596 111.391 169.517
Berusaha dibantu buruh tdk tetap/tdk dibayar 2.695 140.758 275.361 418.814
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 285 1.776 10.605 12.666
Buruh/karyawan/pegawai 3.726 28.487 171.938 204.151
Pekerja bebas di pertanian - 5.972 3.793 9.765
Pekerja bebas di non pertanian - 1.548 3.622 5.170
Pekerja keluarga/tdk dibayar - 333.415 303.047 636.462
Total 9.236 567.552 879.757 1.456.545
% 0,63 38,97 60,40 100,00
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Dari Tabel 2.6 terlihat bahwa pekerja di Papua memiliki jam
kerja normal pada hampir semua status pekerjaan, kecuali pekerja
dengan status pekerja bebas di pertanian dan pekerja keluarga/ tidak
dibayar.
Secara keseluruhan pekerja berstatus pekerja tidak dibayar
jumlahnya paling besar yakni 636.462 orang, kemudian disusul pekerja
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
31
berstatus berusaha dibantu orang lain sebanyak 431.480 orang,
pekerja berstatus buruh sebanyak 204.151 orang, pekerja dengan
status berusaha sendiri sebanyak 169.517 orang dan yang jumlahnya
paling sedikit adalah pekerja dengan status pekerja bebas yaitu
sebanyak 14.935 orang.
Tabel 2.7
Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010
Sumber : Sakernas Agustus 2010
Tabel 2.7 menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja
dengan status pekerja tak dibayar terbanyak berpendidikan kurang
dari SD (64,09%). Pekerja dengan status pekerja bebas di non
pertanian tidak ada yang berpendidikan di atas SLTA. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi
status pekerjaannya.
Pekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai terbesar
adalah penduduk yang berpendidikan SLTA yaitu sebesar 48,82
Status Pekerjaan Tingkat Pendidikan
Jumlah < SD SD SLTP SLTA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berusaha sendiri 55.393 48.248 29.954 33.281 2.641 169.517
Berusaha dibantu buruh tdk tetap/ tdk dibayar
270.013 84.107 33.088 29.032 2.574 418.814
Berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar 1.350 1.404 3.167 5.168 1.577 12.666
Buruh/Karyawan/Pegawai 8.618 16.808 28.873 99.668 50.184 204.151
Pekerja bebas di pertanian 6.228 1.734 1.519 186 98 9.765
Pekerja bebas di non pertanian 1.450 711 1.299 1.710 - 5.170
Pekerja tak dibayar 407.885 141.289 60.457 24.580 2.251 636.462
Total 750.937 294.301 158.357 193.625 59.325 1.456.545
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
32
persen meningkat 2,30 persen dari tahun sebelumnya. Proporsi
penduduk berpendidikan SLTA terbesar kedua bekerja dengan status
berusaha dibantu pekerja tetap/dibayar yaitu sebesar 40,80 persen.
2.6 Setengah Penganggur
Kriteria setengah penganggur dinyatakan dengan ukuran jam
kerja. Secara umum dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jam
kerja yang digunakan, berarti akan semakin produktif . Ukuran
bekerja penuh dan setengah penganggur ditetapkan berdasarkan
produktivitas atau pendapatan. Berpedoman pada ketiga kriteria ini
maka bekerja penuh dapat diartikan setiap orang yang bekerja dan
mampu memenuhi salah satu atau keseluruhan ukuran normal jam
kerja, produktivitas dan atau pendapatan. Dalam prakteknya, karena
kendala dalam ketersediaan data, maka sulit untuk mengukur
setengah penganggur dilihat dari upah, produktivitas dan atau
pendapatan. Pada umumnya yang mudah dan sering digunakan
adalah melalui jam kerja normal, dalam hal ini biasanya digunakan
kurang dari 35 jam kerja per minggu.
Tabel 2.8 menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Papua yang
bekerja pada tahun 2010 sebanyak 1.456.545 orang yang terdiri dari
laki-laki 836.357 orang (57,42%) dan perempuan 620.188 orang
(42,58%). Dari jumlah tersebut yang termasuk setengah penganggur
yaitu jumlah jam kerja antara 1 – 34 jam kerja per minggu sebanyak
567.552 orang (38,97%). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah setengah
penganggur laki-laki sebanyak 284.230 orang (33,98%) dan setengah
penganggur perempuan sebanyak 283.322 orang ( 45,68%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
33
Jika dianalisis lebih lanjut setengah penganggur yang jumlah jam
kerjanya kurang dari 15 jam per minggu, yang biasa disebut
setengah penganggur kritis sebanyak 57.445 orang (3,94%).
Berdasarkan jenis kelamin setengah penganggur kritis laki-laki
sebanyak 24.138 orang (2.89%) dan perempuan sebanyak 33.307
orang.
Tabel 2.8
Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja
dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Jam Kerja
Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0 *) 6,290 2,946 9,236
(%) (0.75) (0.48) (0.63)
1 - 14 24,138 33,307 57,445
(%) (2.89) (5.37) (3.94)
15 - 34 260,092 250,015 510,107
(%) (31.1) (40.31) (35.02)
35 + 545,837 333,920 879,757
(%) (65.26) (53.84) (60.4)
Jumlah 836,357 620,188 1,456,545
(%) (100,00) (100,00) (100,00)
Sumber : Sakernas Agustus 2010
* Sementara tidak Bekerja
2.7 Penganggur Terbuka
Pengangguran secara konsepsi merupakan bagian dari
angkatan kerja, dan angkatan kerja adalah bagian dari Penduduk
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
34
Usia Kerja (15 tahun ke atas), sehingga pengangguran didefinisikan
sebagai penduduk dengan usia minimal 15 tahun.
Jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Papua tahun 2010
menurut hasil Sakernas Agustus 2010 adalah sebesar 53.631 orang
atau sebesar 3,55 persen dari jumlah angkatan kerja, angka ini
disebut juga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Beberapa pemerhati ketenagakerjaan berpendapat bahwa
hasil perhitungan yang menyatakan bahwa TPT Papua yang
besarnya 3,55 persen adalah terlalu kecil. Namun perlu diingat
kembali bahwa seseorang yang bekerja membantu orang tuanya
walaupun sebentar asalkan lebih dari 1 jam dalam satu minggu tetap
tergolong sebagai bekerja bukan pengangguran.
Penyebab lain kecilnya angka TPT ini karena Papua masih
didominasi oleh sektor pertanian dimana tenaga kerja yang
dibutuhkan sangat banyak apalagi pertanian di Papua masih jauh dari
modern. Hal ini berimbas pada kecilnya jumlah pengangguran, karena
selain mencari pekerjaan, mereka umumnya juga bekerja membantu
orangtua/saudaranya sehingga tergolong dalam pekerja
keluarga/pekerja tidak dibayar bukan pengangguran.
Jika diamati pada Tabel 2.9, terlihat bahwa proporsi
pengangguran terbesar baik pada laki-laki maupun perempuan
berada pada kelompok umur 20-24 tahun. Semakin tinggi kelompok
umur, persentase jumlah pengangguran semakin sedikit, hingga pada
kelompok umur 50-54 tahun dan bertambah banyak pada kelompok
umur 55 tahun ke atas.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
35
Tabel 2.9 Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Golongan Umur Jenis Kelamin
Jumlah (%) Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
15 - 19 4.481 4.806 9.287 17,32
20 - 24 9.618 5.940 15.558 29,01
25 - 29 4.958 5.794 10.752 20,05
30 - 34 2.524 4.597 7.121 13,28
35 - 39 1.702 1.705 3.407 6,35
40 - 44 563 1.344 1.907 3,56
45 - 49 679 1.231 1.910 3,56
50 - 54 776 242 1.018 1,90
55+ 728 1.943 2.671 4,98
Jumlah 26.029 27.602 53.631 100,00
Sumber : Sakernas Agustus 2010
2.8 Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas total per tenaga kerja per tahun pada tahun 2007
sebesar Rp 20,45 juta/TK , kemudian menurun pada tahun 2008 yaitu
Rp 18,53 juta/TK dan kemudian naik kembali menjadi Rp 21,19
juta/TK pada tahun 2009. Proktivitas tertinggi pada pertambangan
yaitu Rp 634,81 juta/TK pada tahun 2007 dan naik menjadi Rp 933,11
juta/TK pada tahun 2009.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
36
Tabel 2.10 Produktivitas Tenaga Kerja menurut Lapangan Kerja
Tahun 2007-2009 (Juta Rupiah/TK)
Lapangan Usaha 2007 2008 2009
1. Pertanian 4,62 4,60 4,44
2. Pertambangan 634,81 487,09 933,11
3. Industri Pengolahan 25,92 28,70 26,98
4. Listrik, Gas dan Air 18,00 10,25 36,06
5. Bangunan 48,57 67,61 82,85
6. Perdagangan 18,21 16,97 17,26
7. Angkutan 40,55 32,88 42,85
8. Keuangan 68,15 64,69 111,64
9. Jasa-jasa 20,62 17,50 19,01
Jumlah 20,45 18,53 21,19
Sumber : Badan Pusat Statistik, Data Diolah
2.9 Keadaan Ketenagakerjaan Tahun 2011
Keadaan ketenagakerjaan di Papua pada Agustus 2011
menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan adanya
peningkatan kelompok penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja tetapi
tingkat penganggurannya meningkat.
Pada bulan Agustus 2011, jumlah angkatan kerja mencapai
1.536.728 orang, naik sebanyak 26.552 orang dibandingkan dengan
Agustus 2010 atau meningkat 408.692 ribu orang dibandingkan
keadaan Agustus 2009.
Penduduk yang bekerja keadaan Agustus 2011 bertambah
sebanyak 19.682 orang dibandingkan keadaan tahun 2010 dan
bertambah sekitar 394.199 orang dibandingkan Agustus 2009.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
37
Jumlah pengangguran berkurang sebanyak 6.870 orang jika
dibandingkan dengan keadaan Agustus 2010 dan turun sebanyak
14.493 orang dibandingkan dengan keadaan tahun 2009.
Selama periode Agustus 2010 – Agustus 2011 Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurun sebesar 2,54 persen.
Sedangkan pada periode Agustus 2009 – Agustus 2011 Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat sebesar 0,7 persen.
Tabel 2.11 Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan
Agustus 2009 – Agustus 2011.
JENIS KEGIATAN Agustus
2009 Agustus
2010 Agustus
2011
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas 1.450.851 1.864.589 1.958.892
Angkatan Kerja 1.128.036 1.510.176 1.536.728
Bekerja 1.082.028 1.456.545 1.476.227
Pengangguran terbuka 46.008 53.631 60.501
Bukan Angkatan Kerja 322.815 354.413 422.164
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 77,75 80,99 78,45
Tingkat Penganggur Terbuka (%) 4,08 3,55 3,94
Sumber : Badan Pusat Statistik
Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2011 sebanyak
1.476.227 orang, meningkat 19.682 orang dibandingkan keadaan
Agustus 2010 yaitu 1.456.545 orang. Dari lima kelompok lapangan
pekerjaan, hanya sektor pertanian yang mengalami penurunan
selama satu tahun terakhir sementara keempat sektor lapangan
usaha lainnya mengalami peningkatan. Meskipun terus mengalami
penurunan, sektor pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja
terbanyak di Papua dimana pada Agustus 2011 menyerap lebih dari
1.036.520 orang (70,21%) diikuti sektor jasa sekitar 147.906 (10,09%)
dan sektor lainnya 141.150 (9,56%).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
38
Tabel 2.12 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Agustus 2009 – Agustus 2011
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
Pertanian 803.843 1.133.982 1.036.520
Industri 19.070 18.218 19.885
Perdagangan 89.046 96.199 130.766
Jasa 93.509 118.839 147.906
Lainnya* 76.560 89.307 141.150
Jumlah 1.082.028 1.456.545 1.476.227 * Pertambangan, Bangunan, Angkutan, Listrik dan Keuangan
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dari 1.476.227 orang yang bekerja pada Agustus 2011, status
pekerjaan utama terbanyak adalah sebagai pekerja keluarga/tak
dibayar sebanyak 517.246 orang (35,04%) diikuti berusaha dibantu
buruh tidak tetap dan buruh/karyawan masing-masing sebesar
404.734 orang (27,42%) dan 281.844 orang (19,09%), sedangkan
yang terkecil adalah pekerja bebas di pertanian sebanyak 9.063 orang
(0,62%).
Tabel 2.13 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Agustus 2009 – Agustus 2011
STATUS PEKERJAAN 2009 2010 2011
Berusaha Sendiri 168.637 169.517 237.893
Berusaha dibantu buruh tidak tetap 310.423 418.814 404.734
Berusaha dibantu buruh tetap 11.271 12.666 15.867
Buruh/Karyawan 183.205 204.151 281.844
Pekerja bebas di pertanian 8.092 9.765 9.063
Pekerja bebas di non pertanian 6.993 5.170 9.580
Pekerja tak dibayar 393.407 636.462 517.246
Jumlah 1.082.028 1.456.545 1.476.227
Sumber : Badan Pusat Statistik
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
39
BAB III
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
PERSEDIAAN TENAGA KERJA
3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja
Batasan umur usia kerja yang digunakan di berbagai negara
berbeda-beda, hal ini terkait pertimbangan perekonomian dan situasi
tenaga kerja. Di Indonesia, Biro Pusat Statistik semula mengambil
penduduk umur 10 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk usia
kerja dan sejak tahun 1998 menggunakan usia kerja 15 tahun ke
atas. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor Per. 16/MEN/XI/2010 yang di maksud
Penduduk Usia Kerja yang disingkat PUK, adalah jumlah penduduk
yang berumur 15 tahun atau lebih, yang disebut juga tenaga kerja.
Tenaga kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam
suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
40
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (LDEFE, UI: 2007). Tenaga
kerja meliputi kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Kelompok angkatan kerja meliputi mereka yang bekerja, mencari
pekerjaan dan kelompok bukan angkatan kerja meliputi mereka yang
sedang sekolah, ibu rumah tangga dan lainnya (seperti kelompok
orang jompo, penerima pendapatan, dan lain-lain).
Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Tahun 2012 - 2016
Golongan Umur
2012 2013 2014 2015 2016
15 – 19 307,612 311,515 315,468 319,471 323,524
20 – 24 251,715 255,845 260,043 264,310 268,647
25 – 29 274,512 279,303 284,177 289,137 294,183
30 – 34 298,134 305,610 313,273 321,129 329,182
35 – 39 261,869 264,518 267,193 269,895 272,625
40 – 44 188,271 189,884 191,511 193,151 194,806
45 - 49 138,075 138,697 139,322 139,950 140,580
50 - 54 90,085 91,221 92,371 93,536 94,715
55 - 59 52,849 53,214 53,580 53,950 54,322
60 + 53,472 53,446 53,421 53,395 53,369
Jumlah 1,916,593 1,943,252 1,970,359 1,997,923 2,025,953
Tabel 3.1 menunjukkan perkiraan penduduk usia kerja menurut
golongan umur Provinsi Papua mulai tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016. Jumlah penduduk usia kerja Provinsi Papua tahun2012
sebanyak 1.916.593 orang dan pada akhir perkiraan tahun 2016
jumlah penduduk usia kerja sebanyak 2.025.593 orang, berarti ada
kenaikan sebesar 109.360 orang atau naik sebesar 5,71 persen.
Menurut golongan umur, konsentrasi jumlah penduduk usia kerja
tahun 2012, 2013 dan tahun 2014 pada golongan umur 15 – 19
tahun masing-masing sebanyak 307.612 orang (16,05%), 311.515
orang (16,03%), dan 315.468 orang (16,01%), sedangkan pada tahun
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
41
2015 dan 2016 konsentrasi penduduk usia kerja pada golongan
umur 30-34 tahun masing masing 321.129 orang (16,07%), dan
329.182 orang (16,25%).
Tingkat pendidikan penduduk Provinsi Papua secara bertahap
semakin baik dan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), bahwa rata-rata lama sekolah semakin
meningkat. Dari perkembangan IPM, lama sekolah tahun 2002
sebesar 5,0 tahun dan meningkat menjadi 6,2 tahun pada tahun 2006.
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa hasil perkiraan penduduk usia kerja
menurut pendidikan sebagian besar berpendidikan maksimum SD,
dari awal perkiraan sampai dengan akhir perkiraan yaitu dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 masing-masing sebesar 1.209.951
orang (63,13%) dan 1.008.398 orang (49,77%). Secara bertahap
jumlah penduduk usia kerja berpendidikan maksimum SD menurun,
sebaliknya penduduk usia kerja yang berpendidikan universitas
bertambah atau meningkat. Pada tahun 2012 penduduk usia kerja
yang berpendidikan universitas sebanyak 86.837 orang (4,53%)
kemudian meningkat menjadi 263.457 orang (13%).
Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 – 2016
Tingkat Pendidikan
2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 1,209,951 1,184,793 1,143,542 1,084,757 1,008,398 SLTP 224,422 204,535 183,740 162,223 140,358 SLTA Umum 223,557 219,756 212,926 202,763 189,220 SLTA Kejuruan 149,165 197,230 257,048 329,250 413,292 Diploma 22,663 19,486 16,514 13,755 11,228 Universitas 86,837 117,453 156,588 205,175 263,457
Jumlah 1,916,593 1,943,252 1,970,359 1,997,923 2,025,953
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
42
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 seks rasio
penduduk Papua sebesar 113, artinya setiap 113 laki-laki diantara
100 perempuan, jadi di Papua lebih banyak penduduk laki-laki. Hal ini
juga berpengaruh terhadap persebaran penduduk usia kerja
berdasarkan jenis kelamin. Tabel 3.3 menunjukkan perkiraan jumlah
penduduk usia kerja tahun 2012 laki-laki sebanyak 999.759 orang
(52,16%) dan perempuan 916.834 orang (47,84%), sedangkan akhir
perkiraan tahun 2016 usia kerja laki-laki sebanyak 1.054.205 orang
(52,04%), penduduk perempuan sebanyak 971.748 orang (47,96%).
Tabel 3.3
Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 999.759 1.013.042 1.026.541 1.040.261 1.054.205
Perempuan 916.834 930.210 943.818 957.662 971.748
Jumlah 1,916,593 1,943,252 1,970,359 1,997,923 2,025,953
Gambar 3.1 memberikan gambaran bahwa di Provinsi Papua
jumlah penduduk usia kerja terus meningkat. Dari hasil perkiraan
tersebut jumlah penduduk usia kerja laki-laki mulai tahun 2012 sampai
tahun 2016 tergambar lebih banyak dari pada perempuan. Hal ini
sudah dikemukakan sebelumnya bahwa seks rasio di Papua laki-laki
lebih banyak, karena adanya pengaruh natalitas dan migrasi positif.
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin 2012-2016
Laki-laki
Perempuan
Total
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
43
3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan semakin
meningkatkan TPAK, demikian juga semakin meningkatnya
kesadaran tentang gender maka TPAK perempuan juga meningkat.
Pada tahun 2010 TPAK laki-laki sebesar 88,56 persen, sedangkan
perempuan baru mencapai 77,72 persen dan TPAK keseluruhan
sebesar 80,99 persen. Atas dasar data tahun 2010 perkiraan TPAK
diharapkan terus meningkat. Tabel 3.4 menunjukkan tahun 2012
TPAK sebesar 81,96 persen dan tahun 2016 diperkirakan meningkat
menjadi 83,94 persen. Berdasarkan kelompok umur TPAK terendah
baik tahun 2012 mapun tahun 2016 adalah kelompok umur 15 – 19
tahun, masing-masing 54,95 persen dan 52,79 persen dan pada
kelompok umur ini besarnya TPAK secara bertahap menurun. Hal ini
tidak terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran penduduk
tentang pentingnya pendidikan, sehingga pada kelompok umur ini
semakin meningkat jumlah yang bersekolah. TPAK tertinggi tahun
2012 pada kelompok umur 40-44 tahun sebesar 92,87 persen,
sedangkan pada akhir perkiraan yaitu pada kelompok umur 45-49
tahun yaitu sebsar 94,03 persen.
Tabel 3.4
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Tahun 2012 – 2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 54,95 54,40 53,86 53,32 52,79 20 - 24 77,83 78,79 79,69 80,60 81,51 25 - 29 85,39 85,87 86,35 86,84 87,32 30 - 34 90,60 91,36 92,13 92,90 93,68 35 - 39 91,14 91,95 92,76 93,58 94,41 40 - 44 92,87 93,24 93,41 93,58 93,74 45 - 49 92,22 92,58 92,99 93,47 94,03 50 - 54 90,12 91,56 92,80 94,27 95,49 55 - 59 86,56 87,00 87,44 87,89 88,34
60 + 62,69 63,34 64,00 64,66 65,34 Jumlah 81,96 82,46 82,94 83,44 83,94
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
44
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa TPAK menurut tingkat
pendidikan, TPAK tertinggi sebesar 89,84 persen pada tahun 2012
adalah penduduk yang tingkat pendidikannya rendah (SD), demikian
juga pada akhir perkiraan tahun 2016 TPAK tertinggi sebesar 91,02
persen pada penduduk yang berpendidikan rendah (SD). Hal ini
terkait dengan jumlah penduduk usia kerja di Papua sebagian besar
masih berpendidikan rendah (SD), dan sebagaian besar penduduk
Papua (77,85%) bekerja pada sektor pertanian. Lapangan pekerjaan
pertanian tidak banyak membutuhkan persyaratan dan siapapun
dapat masuk pada sektor ini, oleh karena itu TPAK tertinggi pada
penduduk yang berpendidikan rendah. Seiring semakin meningkatnya
pendidikan penduduk, diharapkan TPAK berpendidikan rendah
menurun, dan TPAK yang berpendidikan SLTA ke atas semakin
meningkat.
Tabel 3.5
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2012 – 2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 89.84 90.23 90.46 90.46 91.02
SLTP 65.21 68.51 72.38 76.90 80.95
SLTA Umum 66.63 66.70 67.14 67.97 68.17
SLTA Kejuruan 70.47 70.67 71.26 72.28 72.62
Diploma 75.88 78.18 81.00 84.41 87.13
Universitas 76.08 78.39 81.22 84.63 87.37
Jumlah 81.96 82.46 82.94 83.44 83.94
Tabel 3.6 menunjukkan TPAK laki-laki lebih tinggi jika
dibandingkan dengan TPAK perempuan. Hal ini antara lain
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
45
dipengaruhi oleh jumlah penduduk usia kerja dan jumlah angkatan
kerja, dimana jumlah penduduk usia kerja perempuan banyak yang
statusnya bukan angkatan kerja atau sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 3.6 menunjukkan perkiraan TPAK laki-laki tahun 2012 sebesar
90,52 persen, sedangkan perempuan lebih rendah (72,61%). Pada
akhir perkiraan tahun 2016 TPAK laki-laki meningkat menjadi 94,58
persen dan perempuan 72,39 persen.
Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 90,52 91,54 92,53 93,55 94,58
Perempuan 72,61 72,57 72,51 72,45 72,39
Jumlah 81,96 82,46 82,94 83,44 83,94
3.3 Perkiraan Angkatan Kerja
Jumlah penduduk Papua terus meningkat, hal ini mempengaruhi
jumlah angkatan kerja yang juga meningkat. Jumlah penduduk yang
meningkat dipengaruhi oleh faktor kelahiran, mortalitas dan migrasi.
Walaupun program transmigrasi ke Papua sejak reformasi tahun
1998 ditangguhkan atau ditiadakan hingga sekarang, tetapi migrasi
atas biaya sendiri tetap berlangsung karena provinsi ini mempunyai
daya tarik migran. Pembangunan yang terus meningkat membuka
kesempatan kerja sehingga menarik penduduk datang mencari kerja.
Angkatan Kerja yang disingkat AK, adalah jumlah dan kualitas
penduduk usia kerja (PUK) yang bekerja, atau punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja
terdiri dari penduduk bekerja dan pengangguran. Pengangguran
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
46
termasuk dalam angkatan kerja karena meskipun mereka belum
menghasilkan pendapatan namun mereka berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Dari Tabel 3.7, jumlah angkatan kerja tahun 2012 diperkirakan
sebesar 1.570.744 orang dan pada tahun 2016 jumlah angkatan kerja
meningkat menjadi 1.700.530 orang, yang berarti jumlah angkatan
kerja bertambah sebanyak 129.787 orang. Berdasarkan golongan
umur jumlah angkatan kerja terbanyak umur 30-34 tahun, yaitu tahun
2012 diperkirakan sebanyak 270.101 orang (17,20%) dan tahun 2016
diperkirakan meningkat menjadi sebanyak 308.390 orang (18,13%).
Jumlah angkatan kerja golongan umur 30-34 lebih banyak dibanding
golongan umur yang lain, selain pengaruh kelahiran, juga besarnya
pengaruh migrasi. Pada umunya orang melakukan migrasi pada usia
produktif dan alasan mereka pada umumnya adalah bermotifkan
ekonomi. Jumlah angkatan kerja terendah yaitu umur 60 tahun ke
atas, tahun 2012 sebanyak 33.522 orang (2,13%) dan tahun 2016
meningkat menjadi 34.869 orang (2,05%).
Tabel 3.7 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Tahun 2012 – 2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 169,038 169,471 169,906 170,341 170,777
20 - 24 195,900 201,582 207,224 213,024 218,987
25 - 29 234,394 239,827 245,386 251,073 256,893
30 - 34 270,101 279,203 288,611 298,337 308,390
35 - 39 238,671 243,218 247,851 252,573 257,385
40 - 44 174,848 177,041 178,886 180,750 182,616
45 - 49 127,339 128,400 129,560 130,808 132,187
50 - 54 81,185 83,519 85,718 88,178 90,441
55 - 59 45,746 46,296 46,852 47,416 47,986
60 + 33,522 33,854 34,189 34,528 34,869
Jumlah 1,570,744 1,602,410 1,634,183 1,667,027 1,700,530
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
47
Jumlah angkatan kerja Provinsi Papua berdasarkan Sakernas
Februari 2011 mencapai 1.556.336 orang, dibandingkan dengan
keadaan angkatan kerja Februari tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 389.990 orang (33,44%). Menurut Profil Ketenagakerjaan
tahun 2010, jumlah angkatan kerja dengan pendidikan yang
ditamatkan di bawah SD mempunyai proporsi terbesar yaitu 50,38
persen. Proporsi angkatan kerja dengan pendidikan yang ditamatkan
SD (19,74%) dan tamat SLTP (10,81%). Tabel 3.8 menunjukkan
perkiraan angkatan kerja tahun 2012 menurut tingkat pendidikan
jumlah terbanyak adalah tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu
sebanyak 1.069.861 orang (68,11%) dan pada tahun 2016 jumlah
angkatan kerja yang berpendidikan SD ke bawah secara proporsi
menurun menjadi 1.125.101 (66,16%). Pada sisi lain angkatan kerja
yang berpendidikan lebih tinggi semakin naik. Hal ini sangat
menggembirakan karena kepedulian masyarakat terhadap pendidikan
meningkat. Sebagai gambaran berdasarkan standarisasi guru, maka
pada tahun 2015 semua guru minimal harus perpendidikan S1.
Jumlah perkiraan angkatan kerja Papua yang berpendidikan
Universitas tahun 2012 sebanyak 66.069 orang (4,21%) meningkat
menjadi 230.174 orang (13,54%).
Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2012 - 2016
Tingkat Pendidikan
2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 1.069.861 1.088.065 1.101.305 1.111.770 1.125.101
SLTP 184.469 187.867 191.592 197.277 201.922
SLTA Umum 161.816 165.559 173.745 180.571 186.240
SLTA Kejuruan
73.662 77.871 78.924 84.678 87.740
Diploma 30.792 32.053 33.506 35.180 38.267
Universitas 50.144 50.995 55.111 57.552 61.260
Jumlah 1.570.744 1.602.410 1.634.183 1.667.027 1.700.530
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
48
Tabel 3.9 menunjukkan perkiraan angkatan kerja tahun 2012
sebanyak 1.570.744 orang terdiri dari laki-laki 904.994 orang
(57,62%) dan perempuan sebanyak 665.750 orang (42,38%). Pada
tahun 2016 menjadi 1.700.530 orang, laki-laki 997.054 orang
(58,63%) dan 703.476 orang (41,37%).
Tabel 3.9
Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 904.994 927.321 949.863 973.186 997.054
Perempuan 665.750 675.090 684.320 693.841 703.476
Jumlah 1.570.744 1.602.410 1.634.183 1.667.027 1.700.530
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di
Papua terus meningkat baik laki-laki maupun perempuan. Tetapi
pertambahan angkatan kerja laki-laki lebih besar daripada
perempuan.
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 3.2 Perkiraan Angaktan Kerja Menurut Jenis Kelamin 2012 - 2016
Laki-laki
Perempuan
Total
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
49
BAB IV
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA
4.1 Perkiraan Perekonomian
Kontribusi tertinggi terhadap PDRB Provinsi Papua pada tahun
2010 adalah sektor pertambangan dan penggalian yang kontribusinya
sebesar 63,15 persen. Kontribusi kedua adalah sektor pertanian
(9,45%) diikuti sektor bangunan dan jasa dengan kontribusi masing-
masing 7,81 persen dan 7,24 persen. Sementara sektor-sektor lainnya
kontribusinya di bawah 5 persen.
Tanpa nilai tambah dari sub sektor pertambangan tanpa migas,
perekonomian Papua masih didominasi sektor pertanian dimana pada
tahun 2010 kontribusinya sebesar 25,40 persen diikuti sektor
bangunan 20,98 persen. Urutan ketiga dan keempat adalah sektor jasa
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing
kontribusinya sebesar 19,45 persen dan 11,84 persen. Selanjutnya
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
50
sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang 11,69 persen
sementara sektor lainnya hanya berkontribusi di bawah 6 persen.
Produktivitas ekonomi suatu daerah terlihat dari pertumbuhan
ekonominya yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga konstan.
Selama lima tahun terakhir, Papua mengalami pertumbuhan ekonomi
yang cukup fluktuatif. Setelah mengalami perlambatan pada tahun
2006 sebesar 17,14 persen, pertumbuhan ekonomi Papua mengalami
pertumbuhan positif pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 4,34 persen.
Tahun berikutnya kembali ke pertumbuhan negatif 1,40 persen,
selanjutnya berkontraksi kembali ke 22,74 persen pada tahun 2009.
Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Papua tercatat melambat
2,65 persen.
Berdasarkan perkiraan Produk Domestik Regional Bruto
menurut lapangan usaha, pertumbuhan PDRB diperkirakan terus
mengalami kenaikan. Tabel 4.1 menunjukkan PDRB tahun 2012
adalah 25.104 Milyar rupiah, kemudian berturut turut tahun 2013,
2014, 2015 dan tahun 2016 masing masing 26.508 Milyar rupiah,
28.040 Milyar rupiah, 29.714 Milyar rupiah dan 31.545 Milyar rupiah.
Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan perkiraan PDRB Papua tahun
2012 – 2016 rata-rata sebesar 4,67 persen.
PDRB sektor pertambangan merupakan yang tertinggi. Pada
tahun 2012 diperkirakan sebesar 16.662 Milyar rupiah, kemudian tahun
2013, 2014, 2015 dan tahun 2016 masing-masing sebesar 18.011
Milyar rupiah, 19.488 Milyar rupiah, 21.106 Milyar rupiah dan 22.879
Milyar rupiah. PDRB sektor pertambangan jauh lebih besar dibanding
dengan sektor lainnya, walaupun dengan jumlah tenaga kerja yang
sedikit. Meskipun sebagian besar (72,93%) penduduk Papua bekerja di
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
51
sektor pertanian, PDRB sektor pertanian merupakan urutan kedua dari
seluruh sektor.
Berdasarkan perkiraan PDRB sektor pertanian sebesar 2.172
Milyar rupiah pada tahun 2012, kemudian tahun 2013, 2014, 2015 dan
tahun 2016 masing-masing sebesar 2.190 Milyar rupiah, 2.208 Milyar
rupiah, 2.226 Milyar rupiah dan 2.245 Milyar rupiah. PDRB sektor
pertanian periode 2012–2016 rata-rata laju pertumbuhannya 0,7
persen per tahun. Urutan ketiga kontribusi sektor tarhadap PDRB
Papua adalah sektor bangunan, kemudian sektor jasa kemasyarakatan
dan sektor-sektor lainnya.
Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016
(Milyar Rupiah)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 2.172 2.190 2.208 2.226 2.245
2. Pertambangan 16.662 18.011 19.488 21.106 22.879
3. Industri Pengolahan 315 316 316 317 317
4. Listrik, Gas dan Air 29 29 29 29 30
5. Bangunan 1.784 1.793 1.802 1.811 1.820
6. Perdagangan 1.012 1.019 1.026 1.034 1.043
7. Angkutan 1.000 1.008 1.017 1.025 1.035
8.. Keuangan 476 479 482 485 488
9. Jasa Kemasyarakatan 1.654 1.663 1.671 1.680 1.689
Jumlah 25.104 26.508 28.040 29.714 31.545
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
52
4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pakerjaan
atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian
kesempatan kerja adalah mencakup lapangan pekerjaan yang sudah
diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Menurut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. 16 Tahun 2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Makro, yang dimaksud kesempatan kerja adalah lowongan pekerjaan
yang belum diisi oleh pencari kerja dan pencari kerja yang sudah
ada.
Berdasarkan perkiraan kesempatan kerja menurut lapangan
usaha tenaga kerja terserap pada lapangan pekerjaan pertanian, baik
pada awal perkiraan tahun 2012 maupun pada akhir perkiraan tahun
2016 masing-masing menyerap tenaga kerja sebanyak 1.119.644
(74,29%) dan 1.165.409 (72,02%). Urutan kedua jasa
kemasyarakatan diperkirakan tahun 2012 menyerap kesempatan
kerja sebanyak 130.245 (8,64%) dan tahun 2016 menyerap tenaga
kerja sebanyak 154.697 orang (9,56%), kemudian urutan ketiga
sektor perdagangan pada tahun 2012 menyerap tenaga kerja
sebanyak 124.029 orang (8,23%) dan tahun 2016 menyerap tenaga
kerja sebanyak 142.229 orang (8,79%). Sektor lainnya seperti
angkutan, bangunan, industri pengolahan, listrik, gas dan air serta
keuangan serapan kesempatan kerjanya lebih rendah.
Sektor pertambangan yang disebut mempunyai kontribusi
terbesar terhadap PDRB Papua, diperkirakan hanya menyerap
tenaga kerja sebanyak 17.206 orang (1,14%) dan pada tahun 2016
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
53
sektor pertambangan diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak
19.121 orang (1,18%), yang berarti terjadi penurunan jumlah
kesempatan kerja pada sektor tersebut.
Tabel 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012 - 2016
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 1.119.644 1.135.731 1.139.708 1.144.411 1.165.409
2. Pertambangan 17.206 17.814 18.443 18.777 19.121
3. Industri Pengolahan 26.562 27.334 30.942 31.501 32.079
4. Listrik, Gas dan Air 1.879 2.219 2.570 2.617 2.665
5. Bangunan 28.212 29.013 31.090 33.241 33.851
6. Perdagangan 124.029 127.122 135.627 139.667 142.229
7. Angkutan 50.189 51.375 52.289 56.889 57.933
8. Keuangan 9.151 9.771 9.945 9.998 10.181
9. Jasa Kemasyarakatan 130.245 133.140 140.192 151.910 154.697
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
Tabel 4.3 menunjukkan perkiraan kesempatan kerja menurut
status pekerjaan utama dimana pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga
diperkirakan sebesar 504.720 orang (33,49%) pada tahun 2012,
kemudian meningkat menjadi 482.899 orang (29,84%) pada tahun
2016. Kemudian urutan tertinggi kedua status pekerjaan berusaha
dengan dibantu anggota rumah tangga atau buruh tidak tetap 385.751
orang (25,60%) dan pada tahun 2016 menurun menjadi 370.885
orang (22,92%). Kemudian urutan tertinggi ketiga yaitu status
pekerjaan pekerja/buruh/karyawan sebanyak 314.786 orang (20,89%)
dan diperkiraankan meningkat menjadi 400.521 orang (24,75%)
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
54
Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan
Tahun 2012 – 2016
Status Pekerjaan 2012 2013 2014 2015 2016
1. Brsh Sendiri tanpa bantuan 264.192 274.867 294.765 311.185 321.566
2. Brsh Dengan Dibantu 385.751 383.900 374.387 366.241 370.885
3. Brsh. Dengan Buruh 16.320 16.696 16.959 17.214 17.433
4. Pekerja/Buruh/karyawan 314.786 335.819 356.678 379.938 400.521
5. Pkj. Bebas di Pertanian 10.042 10.426 9.034 10.809 10.464
6. Pkj. Bebas di Non Pertanian 11.308 12.028 13.774 14.059 14.398
7. Pekerja tak dibayar 504.720 499.784 495.211 489.563 482.899
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
Jika dilakukan analisis berdasarkan sektor formal dan sektor
informal, perkiraan menunjukkan sebagian kecil yang bekerja di
sektor formal (berusaha dengan buruh tetap dan
pekerja/buruh/karyawan) sebanyak 331.106 orang (21,97%). Pada
akhir perkiraan jumlah pekerja sektor formal diperkirakan meningkat
menjadi 417.954 orang (25,83%). Jadi sebagian besar penduduk
Provinsi Papua bekerja pada sektor informal (berusaha sendiri tanpa
bantuan, berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak
tetap, pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas non pertanian)
sebanyak 671.292 orang (44,54%) pada tahun 2012 dan diperkirakan
meningkat menjadi 717.566 orang (44,33%).
Istilah jabatan berasal dari kata bahasa Inggris “occupation”
dan sering kali disebut jenis pekerjaan. Jabatan atau jenis pekerjaan
utama seseorang merupakan aktivitas macam pekerjaan yang
sedang dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja
atau orang-orang yang sedang mencari pekerjaan dan pernah
bekerja. Tabel 4.4 menunjukkan perkiraan kesempatan kerja tahun
2012 – 2016 sebagian besar jenis pekerjaan utama tenaga usaha
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
55
pertanian. Jenis pekerjaan utama tenaga usaha pertanian sebanyak
1.129.140 orang (74,92%) tahun 2012, kemudian jumlahnya
mengalami peningkatan menjadi 1.145.374 orang (70,78%). Jenis
pekerjaan utama yang diperkirakan meningkat yaitu tenaga usaha
jasa dari 18.817 orang (1,25%) meningkat menjadi 28.597 orang
(1,77%). Jenis pekerjaan utama tenaga produksi dan lainnya
mengalami kenaikan cukup signifikan, dari 156.146 orang pada
perkiraan tahun 2012 menjadi 187.498 orang (11,59%). Kemudian
jenis pekerjaan utama lainnya diperkirakan mengalami peningkatan
yang bervariasi.
Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan
Tahun 2012 - 2016
Jenis Pekerjaan Utama 2012 2013 2014 2015 2016
0/1. Tenaga Profesional 61.966 70.676 75.399 84.181 90.728
2. Tenaga Kepemimpinan 16.497 19.670 22.620 28.571 30.049
3. Tenaga Tata Usaha 45.677 49.091 49.358 49.639 54.381
4. Tenaga Usaha Penjualan 78.875 78.311 78.467 81.209 81.539
5. Tenaga Usaha Jasa 18.817 19.580 22.530 25.467 28.597
6. Tenaga Usaha Pertanian 1.129.140 1.133.900 1.138.658 1.137.726 1.145.374
7/8/9. Tenaga Produksi & lainnya
156.146 162.293 173.776 182.217 187.498
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
Tingkat pendidikan pekerja di Provinsi Papua relatif rendah,
belum tamat SD mencapai 750.937 jiwa atau 51,56 persen dari
jumlah seluruh pekerja di Papua. Untuk pekerja berpendidikan SD
sebesar 30,53 persen sehingga persentase pekerja berpendidikan SD
atau belum tamat SD mencapai lebih dari 80 persen dari total pekerja
Papua (BPS, 2010). Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan perkiraan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
56
pada tahun 2012 sebagian besar kesempatan kerja tingkat pendidikan
SD atau tidak tamat SD sebanyak 1.049.561 orang (69,64%)
kemudian diperkirakan naik menjadi 1.090.417 orang (67,39%).
Demikian juga kesempatan kerja tingkat pendidikan SMP, SLTA
Umum, dan Diploma. Kesempatan kerja untuk tingkat pendidikan
SLTA kejuruan dan universitas diperkirakan mengalami kenaikan
kesempatan kerja. Kesempatan kerja tingkat pendidikan universitas
tahun 2012 diperkirakan sebanyak 41.286 orang (2,74%) meningkat
menjadi 50.943 (3,15%). Hal ini karena semakin meningkatnya
kesadaran penduduk untuk meningkatkan jenjang pendidikan tidak
hanya sampai diploma tetapi meningkat sampai jenjang S1.
Tabel 4.5
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 - 2016
Tingkat Pendidikan
2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 1.049.561 1.062.079 1.072.348 1.080.054 1.090.417
SLTP 176.091 179.868 185.255 191.177 196.102
SLTA Umum 148.390 151.928 157.955 163.682 168.343
SLTA Kejuruan 65.087 69.110 69.474 74.565 76.826
Diploma 26.704 28.590 30.386 32.135 35.534
Universitas 41.286 41.943 45.388 47.398 50.943
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk
usia 15 tahun ke atas sebanyak 1.839.111 orang, laki-laki sebanyak
972.808 orang (52,90%) dan perempuan 866.303 orang (47,10%),
maka jumlah kesempatan kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa perkiraan
kesempatan kerja menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
57
perempuan. Kesempatan kerja laki-laki sebanyak 870.426 orang
(57,75%) pada tahun 2012 dan diperkiraankan meningkat menjadi
955.114 orang (59,02%) pada akhir perkiraan tahun 2016.
Kesempatan kerja perempuan pada awal perkiraan sebanyak 636.692
orang (42,25%) naik menjadi 663.052 orang (40,98%). Secara absolut
jumlahnya kesempatan kerja naik, tetapi secara persentase
dibandingkan laki-laki pada tahun 2016 perempuan persentasenya
menurun.
Tabel 4.6
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 870.426 890.559 911.367 932.876 955.114
Perempuan 636.692 642.960 649.439 656.134 663.052
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
Jumlah penduduk usia kerja menurut Sensus Penduduk 2010
sebagian besar pada golongan umur 25 – 29 tahun yaitu 277.860
orang (9,81%). Tetapi pada perkiraan kesempatan kerja bergeser
pada golongan umur 30-34 yang terbanyak yaitu 262.528 orang
(17,82%) pada tahun 2012, dan meningkat menjadi 297.323 orang
(18,37%) tahun 2016. Kesempatan kerja menurun golongan umur
urutan kedua yaitu umur 35 – 39 sebanyak 235.121 orang tahun
2012, kemudian tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 masing –masing
yaitu 238.445 orang, 241.913 orang, 245.587 orang dan 249.261
orang. Besarnya kesempatan kerja pada golongan umur ini tidak
terlepas dari faktor natural increase dan migrasi masuk. Kesempatan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
58
kerja golongan umur yang lainnya jumlah dan persentasenya lebih
kecil.
Secara umum dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jam
kerja yang digunakan, berati semakin produktif. Ukuran berkerja
penuh dan setengah menganggur dapat dilihat berdasarkan
produktivitas atau pendapatan. Karena itu bekerja penuh dapat
diartikan setiap orang yang bekerja dan mampu memenuhi salah
satu atau keseluruhan ukuran normal jam kerja, produktivitas dan
atau pendapatan.
Tabel 4.7
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 - 2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 158,249 159,464 160,754 161,608 162,981
20 - 24 177,618 181,879 186,317 190,984 195,725
25 - 29 219,222 223,158 227,258 231,577 235,927
30 - 34 262,528 270,652 279,141 288,076 297,232
35 - 39 235,121 238,445 241,913 245,587 249,261
40 - 44 173,287 175,603 177,513 179,431 181,456
45 - 49 125,039 126,040 127,101 128,251 129,382
50 - 54 79,950 81,850 83,771 85,791 87,842
55 - 59 43,694 44,007 44,341 44,705 45,062
60 + 32,408 32,422 32,699 33,000 33,297
Jumlah 1,507,118 1,533,520 1,560,807 1,589,010 1,618,165
Tabel 4.8 perkiraan kesempatan kerja menurut jam kerja normal
(35 jam ke atas per minggu) sebanyak 1.163.286 orang (77,19%)
pada tahun 2012 dan akhir perkiraan tahun 2016 secara absolut naik
tetapi secara relatif persentasenya mengalami penurunan walaupun
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
59
rendah yaitu 1.240.754 orang (76,68%). Perkiraan kesempatan kerja
yang jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam kerja masih sebanyak
22,81 persen pada 2012 dan naik menjadi 23,32 persen pada tahun
2016.
Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja
Tahun 2012 - 2016
Jam Kerja 2012 2013 2014 2015 2016
0** 11.275 12.018 12.802 13.632 14.508
1-9 12.611 13.820 15.137 16.572 18.133
10-14 120.840 123.558 126.275 128.985 131.688
15-24 199.106 202.665 206.184 209.658 213.082
25-34 371.063 372.874 374.505 375.953 377.216
35-44 341.030 333.895 326.744 319.585 312.425
45-59 451.193 474.690 499.160 524.626 551.113
≥ 60 11.275 12.018 12.802 13.632 14.508
Jumlah 1.507.118 1.533.520 1.560.807 1.589.010 1.618.165
4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja
Tabel 4.9 menunjukkan perkiraan produktivitas tenaga kerja
menurut lapangan usaha, dimana produktivitas total per tenaga
kerja per tahun sebesar 16,66 juta rupiah/tenaga kerja pada tahun
2012 dan secara bertahap setiap tahun mengalami kenaikan dan
diperkirakan naik menjadi 19,49 juta rupiah/tenaga kerja pada tahun
2016. Menurut lapangan usaha, pertambangan memiliki produktivitas
per tenaga kerja tertinggi dibanding lapangan usaha lainnya. Pada
lapangan usaha pertambangan produktivitas tenaga kerja per tahun
968 juta rupiah/tenaga kerja pada tahun 2012 dan meningkat menjadi
Rp 1.196 juta rupiah/tenaga kerja pada tahun 2016. Sedangkan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
60
lapangan usaha pertanian diperkirakan memiliki produktivitas
terendah pada periode 2012-2016.
Tabel 4.9 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016 (Juta/TK)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 1,94 1,93 1,94 1,95 1,93
2. Pertambangan 968,00 1.011,00 1.056,00 1.124,00 1.196,00
3. Industri Pengolahan 11,86 11,56 10,21 10,06 9,88
4. Listrik, Gas dan Air 15,43 13,07 11,28 11,08 11,26
5. Bangunan 63,23 61,80 57,96 54,48 53,76
6. Perdagangan 8,16 8,02 7,56 7,40 7,33
7. Angkutan 19,92 19,62 19,45 18,02 17,87
8.. Keuangan 52,02 49,02 48,46 48,51 47,93
9. Jasa Kemasyarakatan 12,70 12,49 11,92 11,06 10,92
Jumlah 16,66 17,29 17,96 18,70 19,49
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
61
BAB V
Perkiraan dan perencanaan
Keseimbangan antara
Persediaan dan kebutuhan
Akan tenaga kerja
Pada Bab V ini akan dibahas tentang keseimbangan antara
perkiraan persedian tenaga kerja dengan perkiraan kebutuhan tenaga
kerja. Selain itu dibahas juga penganggur terbuka sebagai akibat tidak
seimbangnya antara jumlah angkatan kerja dengan kesempatan kerja
yang tersedia serta neraca persediaan dan kesempatan kerja.
5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja
diperkirakan setiap tahun bertambah. Pada awal perkiraan tahun
2012 jumlah angkatan kerja sebanyak 1.570.744 orang, kemudian
tahun 2013, tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016 masing-masing
sebesar 1.602.410 orang, 1.634.183 orang, 1667.027 orang dan
1.700.530 orang. Hal ini disebabkan oleh pertambahan penduduk
alami (natural increase) dan pertambahan akibat migrasi masuk lebih
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
62
besar daripada migrasi keluar. Hasil sensus penduduk Provinsi Papua
tahun 2010 menghasilkan angka pertumbuhan penduduk Provinsi
Papua sebesar 5,39 persen per tahun.
Walaupun pemerintah terus berusaha meningkatkan
kesempatan kerja untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja
yang terus meningkat setiap tahunnya, tetapi jumlah kesempatan
kerja tetap masih lebih rendah daripada jumlah angkatan kerja.
Tabel 5.1 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja
Tahun 2012 – 2016
TAHUN JUMLAH ANGKATAN
KERJA JUMLAH
KESEMPATAN KERJA
2012 1.570.744 1.507.118
2013 1.602.410 1.533.520
2014 1.634.183 1.560.807
2015 1.667.027 1.589.010
2016 1.700.530 1.618.165
Tabel 5.1 menunjukkan perkiraan jumlah kesempatan kerja
yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2012 sebanyak
1.507.118 orang, kemudian tahun 2013, tahun 2014, tahun 2015 dan
tahun 2016 berturut-turut masing-masing sebanyak 1.533.520 orang,
1.560.807 orang, 1.589.010 orang dan 1.618.165 orang. Atas dasar
tabel tersebut menunjukkan bahwa belum seimbangnya antara jumlah
angkatan kerja yang tersedia dan kesempatan kerja yang ada,
sehingga timbul penganggur yang dalam hal ini penganggur terbuka.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
63
5.2 Perkiraan Penggangur Terbuka
5.2.1 Perkiraaan Penggangur Terbuka Menurut Golongan Umur
Menurut definisi yang dimaksud penganggur terbuka
adalah mereka yang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan
usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan dan yang sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Atas dasar konsep
tersebut perkiraan penganggur terbuka Provinsi Papua secara
absolut terus bertambah setiap tahun. Tabel 5.2 menunjukkan
pada tahun 2012 jumlah penganggur terbuka sebanyak 63.627
orang dan meningkat menjadi 82.365 orang pada tahun 2016,
yang berarti bertambah sebanyak 18.738 orang (29,45%).
Berdasarkan golongan umur jumlah penganggur terbuka
terbanyak pada golongan umur 20-24 tahun baik pada tahun
2012 maupun tahun 2016 masing-masing 18.282 orang
(28,73%) dan 23.261 orang (28,24%).
Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Tahun 2012-2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 – 19 10.789 10.007 9.152 8.733 7.797
20 – 24 18.282 19.703 20.907 22.040 23.261
25 – 29 15.172 16.669 18.128 19.496 20.965
30 – 34 7.573 8.551 9.471 10.261 11.158
35 – 39 3.550 4.773 5.938 6.986 8.124
40 – 44 1.561 1.437 1.373 1.319 1.160
45 – 49 2.299 2.360 2.459 2.557 2.804
50 – 54 1.235 1.669 1.947 2.387 2.599
55 – 59 2.051 2.288 2.511 2.711 2.924
60 + 1.114 1.432 1.490 1.527 1.573
Jumlah 63.627 68.891 73.376 78.017 82.365
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
64
Tingkat penganggur terbuka yang selanjutnya disingkat
TPT adalah rasio antara jumlah penganggur terbuka dengan
jumlah angkatan kerja. Atas dasar konsep tersebut tingkat
penganggur terbuka diperkirakan tahun 2012 sebesar 4,05
persen dan meningkat menjadi 4,84 persen pada tahun 2016.
Jika dilihat berdasarkan golongan umur maka tingkat
penganggur terbuka terbanyak golongan umur 20-24 tahun
dan diperkirakan TPT-nya bertambah setiap tahun. Pada tahun
2012 tingkat penganggur terbuka umur 20- 24 tahun sebesar
9,33 persen dan meningkat menjadi 10,62 persen pada tahun
2016. Banyaknya penganggur terbuka pada umur 20 -24
tahun selain pengaruh kelahiran juga adanya pengaruh
migrasi. Hal ini karena orang melakukan migrasi pada
umumnya pada usia produktif umur 20-24 dan 25-29 tahun
(lihat Tabel 5.3)
Tabel 5.3 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka
Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 – 19 6,38 5,91 5,39 5,13 4,57
20 – 24 9,33 9,77 10,09 10,35 10,62
25 – 29 6,47 6,95 7,39 7,76 8,16
30 – 34 2,80 3,06 3,28 3,44 3,62
35 – 39 1,49 1,96 2,40 2,77 3,16
40 – 44 0,89 0,81 0,77 0,73 0,64
45 – 49 1,81 1,84 1,90 1,95 2,12
50 – 54 1,52 2,00 2,27 2,71 2,87
55 – 59 4,48 4,94 5,36 5,72 6,09
60 + 3,32 4,23 4,36 4,42 4,51
Jumlah 4,05 4,30 4,49 4,68 4,84
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
65
5.2.2 Perkiraan Penggangur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah penganggur
terbuka terbanyak adalah tingkat pendidikan SD, baik pada
tahun 2012 maupun tahun 2016, masing-msing sebanyak
20.300 orang (31,91%) dan 34.684 orang (42,11%). Begitu
juga tingkat pendidikan SLTA Umum jumlah penganggur
terbuka diperkirakan meningkat, tahun 2012 diperkirakan
sebanyak 13.427 orang (21,10%) naik menjadi 17.897 orang
(21,73%). Hal ini karena mereka yang berpendidikan SLTA
Umum kurang memiliki keterampilan dan kemampuan yang
dibutuhkan dunia kerja sehingga kalah bersaing dalam
memperoleh pekerjaan.
Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2012-2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 20.300 25.985 28.957 31.716 34.684
SLTP 8.377 7.999 6.338 6.099 5.819
SMTA Umum 13.427 13.632 15.789 16.889 17.897
SMTA Kejuruan 8.575 8.761 9.450 10.113 10.915
Diploma 4.088 3.463 3.120 3.045 2.734
Universitas 8.858 9.051 9.723 10.154 10.316
Jumlah 63.627 68.891 73.376 78.017 82.365
Tingkat penganggur terbuka diperkirakan tahun 2012
sebesar 4,05 persen, kemudian naik menjadi 4,84 persen
tahun 2016. Perkiraan tingkat penganggur terbuka menurut
tingkat pendidikan, Universitas memiliki angka tertinggi. Pada
tahun 2012 TPT Universitas sebesar 17,67 persen, sedangkan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
66
tahun 2016 diperkirakan turun menjadi 16,84 persen. Hal ini
karena jumlah lulusan Universitas tiap tahunnya meningkat
sedangkan kesempatan kerja yang ada sangat terbatas. Disisi
lain adanya ego dari angkatan kerja lulusan Universitas yang
memilih-milih pekerjaan ikut menyebabkan tingkat
penganggurannya merupakan yang tertinggi. Sebaliknya TPT
tingkat pendidikan SD paling rendah, hal ini karena mereka
banyak terserap pada lapangan kerja pertanian yang tidak
banyak membutuhkan syarat pendidikan yang tinggi.
Diperkirakan tahun 2012 TPT tingkat pendidikan SD sebesar
1,90 persen dan diperkirakan meningkat menjadi sebesar 3,08
persen pada tahun 2016.
Tabel 5.5 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 1,90 2,39 2,63 2,85 3,08
SLTP 4,54 4,26 3,31 3,09 2,88
SMTA Umum 8,30 8,23 9,09 9,35 9,61
SMTA Kejuruan 11,64 11,25 11,97 11,94 12,44
Diploma 13,28 10,81 9,31 8,65 7,14
Universitas 17,67 17,75 17,64 17,64 16,84
Jumlah 4,05 4,30 4,49 4,68 4,84
5.2.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Perkiraan penganggur terbuka menurut jenis kelamin
secara absolut laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Tabel 5.6 menunjukkan tahun 2012 jumlah penganggur
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
67
terbuka laki-laki diperkirakan sebanyak 34.569 orang (54,33%)
dan perempuan sebanyak 29.058 orang (45,67%), sedangkan
pada tahun 2016 jumlah penganggur terbuka laki-laki sebanyak
41.940 orang (50,92%) dan perempuan sebanyak 40.424
orang (49,08%). Secara absolut jumlah penganggur laki-laki
maupun perempuan mengalami pertambahan tetapi jumlah
penganggur laki-laki di Provinsi Papua diperkirakan lebih
banyak dibandingkan perempuan.
Tabel 5.6 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012-2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 34.569 36.762 38.496 40.310 41.940
Perempuan 29.058 32.129 34.880 37.707 40.424
Jumlah 63.627 68.891 73.376 78.017 82.365
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 5.1 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2016
Laki-laki
Perempuan
Total
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
68
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa penganggur terbuka
diperkirakan mengalami kenaikan, baik laki-laki maupun
perempuan, sehingga jumlah total penganggur bertambah. Dari
gambar tersebut, jumlah penganggur perempuan lebih rendah
dibandingkan laki-laki, hal ini karena jumlah angkatan kerja
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Tingkat penganggur terbuka menurut jenis kelamin
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini tidak terlepas
bahwa laki-laki bisa masuk pada kesempatan kerja apapun dan
dimanapun, sedangkan perempuan memiliki berbagai
keterbatasan, apalagi perempuan bukan sebagai kepala rumah
tangga yang harus bertanggungjawab mencari nafkah, tetapi
lebih bersifat membantu kepala rumah tangga. Pada tahun
2012 tingkat penganggur terbuka sebesar 4,05 persen, laki-
laki sebesar 3,82 persen dan perempuan 4,36 persen.
Diperkirakan terjadi kenaikan tingkat penganggur walapun
persentasenya kecil. Pada tahun 2016 diperkirakan tingkat
penganggur terbuka meningkat menjadi 4,84 persen, yang
terdiri laki-laki sebesar 4,21 persen dan perempuan sebesar
5,75 persen (lihat tabel 5.7).
Tabel 5.7 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 3,82 3,96 4,05 4,14 4,21
Perempuan 4,36 4,76 5,10 5,43 5,75
Jumlah 4,05 4,30 4,49 4,68 4,84
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
69
5.3 Neraca Persediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja
Neraca tenaga kerja adalah keseimbangan atau kesenjangan
jumlah dan kualitas antara persediaan tenaga kerja dengan
kebutuhan akan tenaga kerja dengan berbagai karakteristiknya.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua adalah sebanyak
1.510.176 orang. Jumlah angkatan kerja paling banyak berada pada
golongan umur 30-34 tahun. Kelompok umur 15-19 tahun hingga
golongan umur 30-34 tahun cenderung jumlahnya meningkat
sementara pada golongan umur diatasnya (35 tahun keatas)
jumlahnya terus menurun. Demikian juga hasil perkiraan sampai akhir
tahun 2016 jumlah angkatan kerja di perkirakan mencapai 1.700.530
orang. Jumlah angkatan kerja sebagian besar pendidikan SD atau
belum tamat SD, diperkirakan sebesar 66,16 persen (1.125.101
orang) pendidikan SD tahun 2016.
Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan perkiraan angkatan
kerja tahun 2012 laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Laki-
laki sebanyak 904.994 orang (57,62%) dan perempuan sebanyak
665.750 orang (42,38%). Pada akhir perkiraan tahun 2016 menjadi
1.700.530 orang, laki-laki 997.054 orang (58,63%) dan 703.476 orang
(41,37%).
Pada sisi lain kesempatan kerja sebagian besar penduduk
terserap pada sektor pertanian baik pada awal perkiraan maupun
akhir perkiraan. Pada periode 2012-2016 masing-masing menyerap
tenaga kerja sebanyak 1.119.644 (74,29%) dan 1.165.409 (72,02%).
Urutan kedua jasa kemasyarakatan, perkiraan tahun 2012 menyerap
kesempatan kerja sebanyak 130.245 (8,64%) dan tahun 2016
menyerap tenaga kerja sebanyak 154.697 orang (9,56%). Kemudian
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
70
urutan ketiga sektor perdagangan, pada tahun 2012 menyerap
tenaga kerja sebanyak 124.029 orang (8,23%) dan tahun 2016
menyerap tenaga kerja sebanyak 142.229 orang (8,79%). Sektor-
sektor lainnya seperti angkutan, bangunan, industri pengolahan,
listrik, gas dan air dan keuangan serapan kesempatan kerjanya
diperkirakan relatif kecil.
Untuk menaikkan kesempatan kerja pada lapangan pekerjaan
diluar sektor pertanian, maka peningakatn pendidikan baik pendidikan
formal maupun non formal sangat diperlukan. Pendidikan dan
keterampilan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas
maupun pendapatan penduduk.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
71
BAB VI
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan oleh BPS Provinsi
Papua diperoleh bahwa jumlah penduduk usia kerja periode Agustus
2010 sebanyak 1.510.176 orang mengalami peningkatan pada bulan
Februari 2011 menjadi 1.556.336 orang. Peningkatan tersebut juga
diikuti dengan peningkatan jumlah penganggur. Pada Agustus 2010
jumlah penganggur di Papua mencapai 53.631 orang dan pada
Februari 2011 meningkat menjadi 57.882 orang.
Kenaikan jumlah penganggur yang jauh lebih besar dibanding
kenaikan jumlah angkatan kerja mengakibatkan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) naik 0,17% dibandingkan keadaan
Agustus 2010 dimana TPT Papua pada Februari 2011 mencapai 3,72
persen. Kenaikan jumlah penganggur dan penduduk yang bekerja
sekaligus mendongkrak Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
hingga mencapai angka 81,51%. TPAK Papua pada Februari 2011
adalah angka tertinggi selama lima tahun terakhir. Kondisi ini cukup
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
72
memprihatinkan karena TPT di Papua didominasi oleh angkatan kerja
berpendidikan tinggi. Pada Februari 2011 terdapat 88,56% angkatan
kerja lulusan sarjana yang mampu diserap dalam pasar tenaga kerja,
sedangkan sisanya 11,44% menganggur. Faktor utama yang
menyebabkannya adalah angkatan kerja berpendidikan sarjana
cenderung mencari lapangan pekerjaan di sektor formal, sedangkan
jumlah kesempatan kerja di sektor tersebut sangat terbatas sehingga
tidak mampu menampung seluruh angkatan kerja. Penduduk usia
kerja kabupaten/kota di Papua diperkirakan pada tahun 2012
mencapai 1.916.593 orang dan pada tahun 2016 mencapai 2.025.953
orang.
Mencermati perkembangan keadaan ketenagakerjaan tersebut,
maka pada bab ini disajikan arah kebijakan, strategi dan program
ketenagakerjaan. Bagian ini merupakan inti dari rencana kerja secara
keseluruhan, karena memuat berbagai hal sebagai rumusan solusi
terhadap masalah ketenagakerjaan yang dihadapi. Mengingat
masalah ketenagakerjaan adalah suatu bidang pembangunan yang
sifatnya sangat inklusif dan terkait erat dengan banyak pihak, baik
yang berada di hulu maupun hilir maka kebijakan yang disajikan di
sini pada dasarnya bersumber dari instansi pemerintah pembina
sebagai pemangku kepentingan utama sesuai dengan lingkup tugas
dan kewenangannya masing-masing.
Masalah pokok ketenagakerjaan yang dihadapi di Papua
sekarang dan juga masa-masa mendatang meliputi (1) rendahnya
pendayagunaan angkatan kerja yang tersedia mengakibatkan
banyaknya pengangguran terbuka dan setengah pengangguran (2)
rendahnya kualitas angkatan kerja yang didominasi oleh kelompok
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
73
lulusan sekolah dasar (3) rendahnya produktivitas, kesejahteraan dan
perlindungan sebagian besar pekerja. Kondisi riil ini diyakini sebagai
faktor utama yang menyebabkan terjadinya kemiskinan yang
merajalela. Oleh karena itu pemecahan terhadap masalah
ketenagakerjaan sangat membutuhkan upaya yang terpadu,
terkoordinasi dan terencana dari semua pihak yang terkait. Selain itu,
prasyarat utama lainnya yang harus dimiliki adalah adanya komitmen
untuk mengarusutamakan ketenagakerjaan dalam setiap aspek
pembangunan yang benar-benar kuat dari semua pihak mulai dari
tingkat kebijakan hingga tingkat implementasi kegiatan di lapangan.
Komitmen ini menjadi bagian yang terpenting dan sangat penting
untuk menjamin bahwa kebijakan ketenagakerjaan dan rencana
pembangunan lain yang telah dirumuskan dapat terwujud menjadi
rangkaian kegiatan yang efektif, terstruktur dan terprogram secara
terpadu.
Keberadaan Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi
Papua sebagai instansi pemerintah daerah yang mempunyai
tanggungjawab fungsional di bidang ketenagakerjaan lingkup daerah
dan seluruh instansi yang melaksanakan fungsi ketenagakerjaan di
provinsi maupun kabupaten/kota merupakan modal dalam
pembangunan ketenagakerjaan. Kendati demikian, modal tersebut
nyaris tidak berfungsi dan ibarat sebagai pajangan saja. Karena perlu
dipahami bahwa sesungguhnya otoritas penciptaan kesempatan kerja
yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan adalah
penyaluran mekanisme pasar kerja, pelatihan, pembinaan hubungan
industrial, pembinaan pengawasan ketenegakerjaan dan peningkatan
produktivitas, sedangkan kewenangan penciptaan kesempatan kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
74
yang terkait dengan perekonomian dan kebijakan lainnya secara
praktis berada pada fungsi instansi lain, bukan pada instansi
ketenagakerjaan.
Kondisi ini menimbulkan permasalahan yang dihadapi yakni:
1. Kurangnya koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Terbatasnya tenaga bahkan sebagian besar kabupaten belum
memiliki tenaga, seperti:
- Teknis Perencanaan Tenaga Kerja
- Teknis Pemandu Wirausaha
- Teknis Pengantar Kerja
- Teknis Pengelola Latihan
- Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan
- Teknis Mediator
- Teknis Instruktur
3. Penempatan Kualifikasi personil tidak sesuai dengan hambatan
yang tersedia.
Dari keseluruhan trend perkembangan persediaan tenaga
kerja, kebutuhan tenaga kerja, neraca tenaga kerja dan berbagai
permasalahan ketenagakerjaan yang dialami Provinsi Papua maka di
tahun 2012-2016 kebijakan dan strategi ketenagakerjaan terbagi
dalam empat bidang yaitu:
6.1. Kebijakan Pembangunan Ketenagakerjaan
6.1.1. Kebijakan pendayagunaan dan peningkatan kualitas
dan produktivitas tenaga kerja adalah menyiapkan
tenaga kerja yang kompeten, produktif melalui
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
75
penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi,
pemagangan dan berbasis masyarakat.
6.1.2. Kebijakan Pemerataan Kesempatan Kerja
Kebijakan pemerataan kesempatan kerja dan
peningkatan konsolidasi program-program perluasan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
6.1.3. Kebijakan peningkatan intensitas dan kualitas
pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan kerja dan
kesehatan kerja serta penegakan hukum.
6.1.4. Kebijakan peningkatan kualitas hubungan industrial
antara pekerja dan pemberi kerja melalui dorongan
pelaksanaan negosiasi hubungan industrial secara
bipartit untuk mencapai kesepakatan antara pekerja
dengan pemberi kerja.
6.2. Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan
6.2.1. Strategi Pendayagunaan Tenaga Kerja
Strategi yang ditempuh untuk melaksanakan kebijakan
tersebut adalah melalui :
1) Peningkatan fungsi dan revitalisasi Balai Latihan Kerja
(BLK) menjadi lembaga pelatihan berbasis
kompetensi;
2) Pemagangan berbasis pengguna, yang diprioritaskan
pada tenaga kerja semi skill (SLTA/SMK ke atas);
3) Pelaksanaan Program tree-in-one, yaitu
pelayanan pelatihan, sertifikasi dan penempatan
dalam satu atap;
4) Penguatan Kelembagaan Produktivitas dan pelatihan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
76
6.2.2. Strategi Pemerataan Kesempatan Kerja
Strategi yang ditempuh untuk melaksanakan kebijakan
tersebut adalah melalui:
1) Pengembangan Pusat-pusat informasi
ketenagakerjaan di dalam dan luar negeri secara
akurat, yang mudah diakses/didapat, terjangkau dan
mudah dipahami oleh masyarakat pengguna;
2) Pengembangan kualitas dan sistem informasi pasar
kerja, bursa kerja dan sistem perluasan kesempatan
kerja.
3) Penyusunan rencana tenaga kerja sebagai acuan
dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan program
yang ramah ketenagakerjaan.
6.2.3. Strategi Perlindungan dan Pengawasan Tenaga Kerja
Strategi yang di tempuh untuk melaksanakan kebijakan
tersebut adalah:
1) Penambahan kapasitas aparat pengawasan baik
kualitas maupun kuantitas;
2) Fasilitasi pembentukan dan pembinaan lembaga
pengawasan/perlindungan ketenagakerjaan;
3) Pemberian penghargaan kepada perusahaan–
perusahaan yang berhasil dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
6.2.4. Strategi Peningkatan Kualitas hubungan industrial
Yang ditempuh untuk melaksanakan kebijakan tersebut
adalah :
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
77
1) Membangun hubungan industrial yang harmonis
melalui revitalisasi hubungan industrial;
2) Fasilitasi peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh.
3) Fasilitasi peningkatan cakupan jaminan sosial
tenaga kerja yang telah ada dan peningkatan
kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja;
4) Pengembangan usaha koperasi pekerja/buruh
pada koperasi perusahaan;
5) Fasilitasi peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh
peserta jamsostek.
6.3. Program Pembangunan Ketenagakerjaan
6.3.1. Program Pendayagunaan Tenaga Kerja, meliputi :
a. Program Pengembangan Kompetensi Kerja, terdiri
dari :
(1) Pengembangan Pola Networking Standarisasi dan
Sertifikasi;
(2) Pengembangan Sistem Standarisasi dan
Sertifikasi;
(3) Pembinaan Sumberdaya Manusia;
(4) Penyesuaian Standar Kompetensi yang Dinamis.
b. Program Pengembangan Hukum Bidang Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas.
6.3.2. Program Pemerataan Kesempatan Kerja, meliputi :
a. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan
Kerja;
b. Program Pengembangan Hukum Bidang Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
78
6.3.3. Program Perlindungan dan Pengawasan Tenaga Kerja,
meliputi :
a. Peningkatan Kelembagaan Hubungan Industrial;
b. Pengaturan Hubungan Kerja;
c. Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial;
d. Pengembangan Hukum Bidang Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
6.3.4. Program Kesejahteraan Pekerja, meliputi :
a. Pengupahan;
b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
c. Kesejahteraan;
d. Pengembangan Hukum Bidang Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012-2016
79
BAB VII
PENUTUP
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua 2012 – 2016
merupakan arahan pembangunan ketenagakerjaan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Papua merupakan
acuan kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan
yang perlu dilaksanakan oleh seluruh stakeholder yang
diamanatkan UUD 1945.
Rencana Tenaga Kerja ini disusun sebagai dokumen daerah
untuk mengakomodir kemungkinan perkembangan dimasa depan
untuk menyelaraskan berbagai rencana aksi, kebijakan dan
program yang ada terhadap perkembangan baru, sehingga tetap
relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah.
Akhirnya keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan ini
sangat bergantung pada komitmen, integritas dan dedikasi
seluruh stakeholder dalam rangka pencapaian pembangunan
manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA, BPS Provinsi Papua. 2010. Papua Dalam Angka.
Jayapura: BAPPEDA, BPS Provinsi Papua. BPS, Provinsi Papua. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi
Papua. Jayapura: BPS Provinsi Papua. BPS, Provinsi Papua. 2010. Profil Ketenaga Kerjaan Provinsi Papua.
Jayapura: BPS Provinsi Papua. BPS, BAPPENAS, UNDP. 2004. The Economics of Democracy:
Financing Human Development in Indonesia. Jakarta: BPS, BAPPENAS, UNDP.
BPS, BKKBN, Departemen Kesehatan, USAID. 2008. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: BPS, BKKBN, Departemen Kesehatan dan USAID.
BPS, BAPPENAS, UNDP. 2004. The Economics of Democracy:
Financing Human Development in Indonesia. Jakarta: BPS, BAPPENAS, UNDP.
Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Papua, 2010.
Penyempurnaan dan Pemutakhiran Data Ketenagakerjaan. LDFE UI, 1981. Dasar-dasar Demografi. LDFE-UI. Jakarta. Marsum, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Provinsi
Papua. Jakarta: Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, 2009.
Mantra, Ida Bagus, 1985 Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya, Yoyakarta.
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja, 2010. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 16/MEN/XI/2010 Tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.
Tukiran. 2001. Penduduk dan Pembangunan Berkelanjutan, dalam Faturocman dan Agus Dwiyanto (Penyunting), Reorentasi Kebijakan Kependudukan. Yogyakarta: PPK-UGM.
Wimandjaya K. Liotobe dan M. Yasin (terjemahan), 1983. Ekonomi
Ketenaga Kerjaan. LPFE-UI.