i
PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU
TERHADAP PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA
PASCA BERDIRINYA RRI PADA GAMPONG
PASI JAMBU KECAMATAN KAWAY XVI
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Sosial
Oleh :
SAID BUKHARI SI
NIM : 07C20210033
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
MEULABOH - ACEH BARAT
TAHUN 2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi/tugas akhir : Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu Terhadap
Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI
Pada Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat
Nama Mahasiswa : Said Bukhari SI
Nim : 07C20210033
Program Studi : Ilmu Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Said Fadhlain, S.IP
NIDN. 01-0501-7003
Pembimbing II
Muhammad Idris, M.Pd
NIDN. 01-2303- 7902
Mengetahui,
Plt.Ketua Program Studi
Ilmu Sosiologi
Muhammad Idris, M.Pd
NIDN.01-2303- 7902
Dekan
Sudarman Alwy, M.Ag
NIDN. 01-2504-7601
Tanggal Sidang : 21 Juli 2014
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul
PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU TERHADAP
PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA PASCA BERDIRINYA RRI
PADA GAMPONG PASI JAMBU KECAMATAN KAWAY XVI
KABUPATEN ACEH BARAT
Yang disusun Oleh :
Nama : Said Bukhari SI
Nim : 07C20210033
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Sosiologi
Telah dipertahakan di depan Komisi Penguji pada tanggal 21 Juli 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
KOMISI PENGUJI
Alue Penyareng, 21 Juli 2014
Plt.Ketua Program Studi Ilmu Sosiologi
Said Fadhlain, S.IP
NIDN.01-0501-7003 …………………….
Ketua
Muhammad Idris, M.Pd
NIDN. 01-2303- 7902 ……………………
Anggota I
……………………
Anggota II
Hj. Arfriani Maifizar, M.Si
NIDN. 01-1205-7901
Triyanto, MA
NIDN. 01-1507-7102 ……………………
Anggota III
Muhammad Idris, M.Pd
NIDN. 01-2303- 7902
iv
SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Said Bukhari SI
Nim : 07C20210033
Program Studi : Ilmu Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Teuku Umar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar dibuat oleh penulis sendiri
dan orisinil, serta belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
sarjana akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam skripsi ini semua atau sebagian isinya terdapat
unsur-unsur plagiat, maka saya akan bersedia skripsi ini di gugurkan dan gelar
akademik yang saya peroleh dapat dicabut/dibatalkan, serta dapat diproses sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani dalam keadaan
sadar tanpa tekanan/paksaan oleh siapapun.
Meulaboh, 21 Juli 2014
Yang membuat pernyataan
Said Bukhari SI
v
Nama : Said Bukhari SI
TTL : Alue Tampak, 05 Juni 1988
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jln.Meulaboh-Tutut Km.7 Gampong Pasi Jambu,
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat
No. HP : 085260650795
Email : [email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Said Idris (Alm)
Ibu : Nurbaiti (Alm)
SD (1994-2000) : MIS Pasi Jambu
SMP (2000-2003) : MTsN Peureumeu
SMA (2003-2006) : SMK Negeri 1 Meulaboh
PT (2007-2014) : Universitas Teuku Umar Meulaboh-FISIP
Istana Bakeri Meulaboh
Radio Matahari FM
PT.Mandala Finance
LPP RRI - RRI Meulaboh
Demikianlah daftar riwayat hidup ini diperbuat dengan sebenarnya.
Meulaboh, 21 Juli 2014
Said Bukhari SI
RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
B. PENDIDIKAN
FORMAL
C. PENGALAMAN KERJA
D. PENGALAMAN ORGANISASI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkatrahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi /Tugas Akhir
yangberjudul,“PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU
TERHADAP PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA PASCA
BERDIRINYA RRI PADA GAMPONG PASI JAMBU KECAMATAN
KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT”,dengan baik dan lancar sebagai
salah satu syarat guna menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar,
Meulaboh.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi/Tugas Akhir ini tidak
lepas dari berbagai kesulitan. Tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak,maka kesulitan ini dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan baik secara moril maupun materil kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf, MBA selaku Rektor Universitas Teuku
Umar.
2. Bapak Sudarman Alwy, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Muhammad Idris, M.Pd selaku Plt. Ketua Jurusan Ilmu Sosiologi.
Sekaligus sebagai pembimbing II.
vii
4. Bapak Said Fadhlain selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Para Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar.
6. Selanjutnya ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga saya
terutama kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan
moril dan materil, tanpa ada doa dan dukungan dari kalian, saya tidak akan
mampu bertahan sampai saat ini serta buat istri dan anakku tersayang yang
telah memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa. Semoga Allah
mencintai dan menyayangi kalian lebih dari kalian mencintai dan
menyayangi Said diwaktu Said masih kecil hingga sekarang, amin.
Kiranya semoga Allah memberikan panjang umur dan kesehatan buat
orang-orang yang saya sayangi dan cintai.
7. Sahabat-sahabat di Jurusan Ilmu Sosologi angkatan 07, Mahasiswa/i Fisip
yang selalu bersama disaat kuliah dan kepada teman-teman yang telah
membantu saya dan memberi masukan dalam menyelesaikan pembuatan
skripsi yang sederhana ini tetapi mempunyai manfaat.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini, Penulis menyadari
adanya keterbatasan kemampuan sehingga hasil penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik guna menyempurnakan skripsi ini.
viii
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan pihak-pihak yang berkepentingan pada khususnya.
Alue Peunyareng, 21 Juli 2014
Penulis
SAID BUKHARI SI
ix
ABSTRAK
Said Bukhari SI Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu Terhadap
Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI pada Gampong Pasi Jambu
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. di bawah bimbingan Said
Fadhlain dan Nurlian.
Pembangunan merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat,pembangunan
identitas budaya merupakan wujud perubahan budaya yang terjadi pada
masyarakat, artinya masyarakat sudah mulai menerima budaya yang baru dalam
kehidupannya. RRI menjadi peran penting dalam kehidupan masyarakat Gampong
Pasi Jambu karena RRI merupakan akses yang memperluas wilayah perkotaan,
sehingga Gampong Pasi Jambu lebih dikenal oleh khalayak luas akibat selalu
disebut-sebut namanya melalui RRI. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif dan penentuan informan melalui purposive
sampling. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebelum RRI masuk ke
Gampong Pasi Jambu identitas budaya masyarakat masih tertutup terhadap
budaya baru, namun peran RRI ini sangat penting karena mampu membangun
identitas budaya sehingga budaya masyarakat lebih terbuka terhadap budaya-
budaya barunya. Selain itu keberadaan RRI mempengaruhi perputaran ekonomi
masyarakat setempat karena sistem perputarannya lebih cepat disebabkan oleh
meluasnya wilayah perkotaan, dan karakter masyarakat Gampong Pasi Jambu
mulai berubah dengan kehadiran RRI di gampong tersebut, pola pikirnya yang
semakin baik serta sudah mulai terbuka terhadap hal-hal yang baru.perekonomian
masyarakat gampong Pasi Jambu mulai stabil dengan hadirnya RRI di gampong
tersebut, dikarenakan masyarakat setempat mendapatkan lahan pekerjaan baru,
RRI sangat memprioritaskan masyarakat setempat dalam merekrut tenaga kerja.
Kata Kunci : Karakter, Masyarakat, Pembangunan, Identitas Budaya
x
ABSTRAK
Said Bukhari SI Shifting Society Pasi Jambu Character Development Cultural
Identity Against Post-establishment of RRI in Pasi Jambu Gampong Kaway XVI
District of West Aceh district. under the guidance of Said Fadhlain dan Nurlian.
Development is the changes in society, the development of cultural identity is a
form of cultural change that occurs in the community, meaning that people have
started to accept new cultural life. RRI become an important role in people's lives
Gampong Pasi Jambu because RRI is expanding access to urban areas, so the
Village Pasi Jambu is known by a wide audience due to his name is always
mentioned by RRI. This research was conducted using qualitative methods and
determination of informants through purposive sampling. The research results
obtained by the RRI before entering into the Village Pasi Jambu cultural identity
is still closed to the new culture, but the role of RRI is very important for being
able to build a cultural identity that culture is more open to new cultures. Besides
the existence of RRI affect local economic turnaround as the system spins faster
due to the expansion of urban areas, and the character of the Village Pasi Jambu
society began to change with the presence of RRI in the village, the patterns of
thought that the better and has begun to open to new things .perekonomian Pasi
Jambu village communities stabilized by the presence of RRI in the village,
because local people get new jobs, RRI highly prioritize local communities in
recruiting labor.
Key Word: Character, Community, Development, Cultural Identity
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI ..................... iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv
MOTTO ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7
2.1 Kajian Terdahulu............................................................. 7
2.2. Karakter .......................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Karakter ....................................................... 8
2.2.2 Unsur Pembentukan Karakter ................................. 8
2.3 Pengertian Masyarakat .................................................... 10
2.4Pembangunan .................................................................... 11
2.4.1 Pengertian Pembangunan ........................................ 11
2.5Budaya .............................................................................. 13
2.5.1 Pengertian Budaya........................................................ 13
2.5.2 Identitas Budaya .................................................... 14
2.5.3 Pembentukan Identitas Budaya ............................... 17
2.5.4 Komunikasi Antar Budaya ...................................... 19
2.6 Interaksi Sosial ................................................................ 21
2.6.1Bentuk Interaksi Sosial ............................................ 22
2.7 Peran RRI terhadap Pembangunan Masyarakat ................ 23
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 25
3.1 Metode Penelitian ........................................................... 25
3.2 Sumber Data .................................................................... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data. .............................................. 27
3.4TeknikPenentuan Informan ............................................... 29
3.5 Instrumen Penelitian ......................................................... 30
3.6 Teknik Analisa Data ........................................................ 30
3.7 Pengujian Kredibilitas Data .............................................. 31
3.8 Lokasi Penelitian ............................................................. 33
3.9 Jadwal Penelitian............................................................. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 35
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ........................................... 35
4.1.1 Kondisi Geografis ................................................... 35
4.1.2 Sejarah RRI ............................................................ 36
4.1.3 Struktur Organisasi RRI Meulaboh ......................... 38
4.2 Kondisi Sosial Ekonomi ................................................... 38
4.3 Kondisi Sosial dan Budaya ............................................... 39
4.4 Hasil Penelitian ................................................................ 40
4.4.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong
Pasi Jambu ............................................................. 40
4.4.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan
Masyarakat Sebelum RRI Masuk di Gampong
Pasi Jambu ............................................................. 41
4.4.3 Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan
Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong
Pasi Jambu ............................................................. 43
4.4.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat dengan RRI ......... 45
4.5 Pembahasan ..................................................................... 46
4.5.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong
Pasi Jambu ............................................................. 46
4.5.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan
Masyarakat Sebelum RRI Masuk di Gampong ...... 47
4.5.3 Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan
Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong
Pasi Jambu ............................................................. 48
4.5.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat dengan RRI ......... 49
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 51
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel : 3.1 Jadwal Penelitian .................................................................. 34
Tabel : 4.1 Letak Georafis Gampong Pasi Jambu ................................... 35
Tabel : 4.2 Jumlah penduduk menurut kelompok dan jenis kelamin
dalam Gampong Pasi Jambu ................................................ 35
Tabel : 4.3 Jumlah mata pencaharian penduduk Gampong Pasi Jambu ... 39
Tabel : 4.4 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat
Sebelum RRI Masuk ............................................................ 42
Tabel : 4.5 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya……………………………………………………………………………………… 43
Tabel : 4.6 Hubungan Ekonomi Masyarakat Dengan RRI…………… 45
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 4.1 Struktur Organisasi RRI Meulaboh…………………… 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian Lapangan dari FISIP-UTU kepada
Keuchik Gampong Pasi Jambu Kec. Kaway XVI
Lampiran 2 Surat Keteragan telah melaksanakan Penelitian dari Pihak Gampong
Pasi Jambu
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Dokumentasi di Lapangan
xvii
MOTTO
Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal keberhasilan.
Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah pewarnanya.
Doamu dan doa orang-orang disekitarmu adalah bara api yang
mematangkannya. Kegagalan di setiap langkahmu adalah pengawetnya. akan
dari itu, bersabarlah! Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang penuh
kesabaran dalam proses menuju keberhasilan. Sesungguhnya kesabaran akan
membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri arti sebuah keberhasilan.
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan
hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak. Ku persembahkan karya ini untuk keluarga ku tercinta
terutama untuk Ibunda dan Ayahanda (alm.Nurbaiti/alm.Said Idris), Nenek (Poe
Cut) beserta saudara-saudariku (Said Jauhari.SI dan Cut Aja Malawati.SI,S.E)
yang telah memberi dukungan dan do’a untukku.
Spesial buat istri tersayang dan anakku tercinta yang telah menemani
hari-hariku (Yuliana.AR,A.Md.Kep dan Said Habib Al Badrul). Terima kasih aku
ucapkan untuk semua pengorbanan dan cinta kasih kalian.
21 Juli 2014
SAID BUKHARI SI
http://www.lintascinta.com/2012/04/motto-skripsi-terbaru-2012.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat baik
secara menyeluruh maupun secara khusus terjadi pada suatu masyarakat. Ketika
masyarakat mengalami kemajuan menuju era modern, kehidupan tradisional mulai
tidak diminati lagi oleh sebahagian masyarakat, karena ingin menuju gaya
kehidupan yang modern.
Masyarakat di era modern sangat menginginkan kehidupan yang layak dan
mampu bersaing secara individu, kelompok maupun golongan dalam mengisi
kehidupan di tengah-tengah keganasan arus globalisasi masa kini. Dengan
perkembangan arus globalisasi masa kini maka perkembangan kehidupan
masyarakat sangat ditentukan oleh tuntutan zaman seperti keterbukaan terhadap
akses informasi.
Keterbukaan terhadap akses informasi merupakan suatu wujud
pembangunan yang terjadi dikalangan masyarakat yang modern, dimana
masyarakat sudah mudah mengakses informasi, dengan mudahnya mengakses
informasi maka kehidupan masyarakat lebih terarah kepada persiapan menuju
kehidupan pada masyarakat modern.
Ketika terjadi penyesuaian diri terhadap pembangunan di dunia modern
maka kehidupan masyarakat akan lebih maju dan sejahtera. Wujud pembangunan
masyarakat juga disebabkan oleh faktor kehidupan yang semula merupakan
daerah perkampungan yang sulit untuk di akses oleh masyarakat luar, disebabkan
1
tidak ada kepentingan apapun terhadap wilayah tersebut, kemudian wilayah
tersebut didirikan fasilitas umum yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat tiada waktu yang terhentikan untuk
mengunjungi dan mengisi waktu untuk fasilitas umum yang telah disediakan di
wilyah tersebut.
Hal ini dapat memberikan sumbangan pada masyarakat setempat, selain
terbukanya akses informasi juga terjadinya akses perputaran uang dengan
banyaknya pengunjung. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi pendapatan
masyarakat bertambah karena barang-barang yang di jual cepat dibeli oleh
pembeli yang datang dari luar wilayah, disamping itu juga memberantas
pengangguran diwilayah tersebut karena membutuhkan jasa untuk menggerakkan
fasilitas umum yang ada.
Persepsi bahwa budaya global merupakan percampuran dari unsur-
unsur budaya terbaik sedunia mengakibatkannya cenderung menggusur keaneka-
ragaman budaya lokal, bukan memerkayanya. Globalisasi yang identik dengan
motif ekonomi mengakibatkan perdagangan unsur-unsur budayake belahan lain
dunia di mana ada ketidakpuasan terhadap budaya lokal,terutama dalam
pendidikan selaku alat transmisi kebudayaan antargenerasi, dan kesenian selaku
representasi estetis dari idealisme kebudayaan.
Pada masyarakat Gampong Pasi Jambu, sudah terjadi pembangunan
identitas kebudayaan pada masyarakat, dimana terbukanya akses informasi lebih
cepat, terwujudnya pemberantasan pengangguran dari pada masyarakat setempat
karena dengan penawaran jasa untuk berkerja di fasilitas umum yang disediakan
oleh pemerintah dan terjadinya perputaran uang pada masyarakat karena cepat
adanya pembeli terhadap barang-barang yang di jual.
Dalam tahun 2014 ini pihak RRI pernah mengadakan acara kebudayaan,
untuk melestarikan kebudayaan Aceh. terutama budaya yang berasal dari pantai
Barat Aceh. kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun nya oleh pihak RRI di
halaman RRI Meulaboh.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk ilmiah atau skripsi di Gampong Pasi Jambu dengan judul
“Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu terhadap Pembangunan Identitas
Budaya Pasca Berdirinya RRI pada Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimanakah Karakter Masyarakat Gampong Pasi Jambu terhadap
Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI di Gampong Pas
Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?
2. Apa Saja Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan Identitas Budaya
pada Masyarakat Gampong Pasi Jambu?
3. Bagaimanakah Pembangunan Identitas Budaya Masyarakat Gampong Pasi
Jambu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah Karakter Masyarakat Gampong Pasi
Jambu terhadap Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI di
Gampong Pas Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui apa saja Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan
Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong Pasi Jambu.
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Pembangunan Identitas Budaya
Masyarakat Gampong Pasi Jambu.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Penulis
Melalui penelitian ini, diharapkan akan menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang
telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan.
b. Lingkungan Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi mahasiswa atau
pembaca lain khususnya mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik
universitas teuku umar dalam menambah wawasan, memperkaya khasanah
bahan penelitian dan sumber bacaan di perpustakaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian tentang pergeseran karakter masyarakat pasi
jambu terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada
Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, maka dapat
diperoleh khususnya bagi peneliti yaitu dapat memperkaya ilmu yang dimiliki.
Kemudian untuk pihak terkait dalam penelitian pergeseran karakter masyarakat
pasi jambu terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada
Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, agar kelak
menjadi masukan yang berarti dalam membuat program atau gebrakan untuk
membuat gampong Pasi Jambu lebih maju dan pembangunan identitas budayanya
lebih diterima oleh publik.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka
sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II:Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat tentang teori-teori yang mendukung penelitian.
Bab III: Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metodologi Penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan pengujian
kredibilitas data.
Bab IV:Hasil dan Pembahasan
Memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian, yakni deskripsi dari interprestasi data-data yang diperoleh.
Bab V :Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terhadap pergeseran tanggung jawab pengasuhan anak
sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Perayani (2013 ) yang berjudul Pergeseran
Tanggung Jawab Pengasuhan Anak Dari Orang Tua Ke Nenek. Unit analisisnya
adalah pergeseran tanggung jawab. Dengan menggunakan metode kualitatif yang
bersifat deskriptif. Menurut penelitian Perayani didapati bahwa yang
menyebabkan bergesernya tanggung jawab pengasuhan anak dari orangtua ke
nenek adalah orangtua yang sibuk bekerja, meninggalnya ibu atau bapak dalam
sebuah keluarga dan perceraian kedua orang tua. Dampak positif pengasuhan anak
oleh nenek yaitu Anak akan mempunyai jiwa mandiri dan pantang menyerah
dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terutama anak yang orangtuanya bercerai
atau salah satu orangtuanya telah meninggal dunia, pengetahuan anak lebih
banyak karena sosialisasi dilakukan oleh extended family dan anak akan lebih
aktif atau lebih membuka diri pada siapa pun saat (pada anak yang masih
mempunyai orangtua).
Dampak negatif diantaranya adalah anak menjadi tidak patuh pada
orangtua (pada anak yang part time diasuh oleh nenek), anak cenderung
mempunyai sifat pemalu, mempunyai tubuh yang tidak gemuk dan prestasi belajar
disekolah rendah (pada anak yang sudah tidak memiliki orang tua lagi).
7
Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu
adalah terletak pada fokus yang menjadi masalah penelitian dan lokasi penelitian
yang berbeda. Peneliti lebih memfokuskan pada pergeseran karakter masyarakat.
2.2 Karakter
2.2.1 Pengertian Karakter
Menurut Simon Philips dalam Quari (2010:h.10) karakter adalah
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,
sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau
karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Menurut Hermawan Kertajaya (2010: h.3) karakter adalah ”ciri khas” yang
dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
”mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan
merespon sesuatu.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-
sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti
individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan
penggerak, serta membedakannya dengan individu lain. Dan seseorang dapat
dikatakan berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang
dikehendaki masyarakat, serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam
hidupnya.
2.2.2 Unsur Pembentukan Karakter
Menurut Rhonda (2007:h. 17) unsur terpenting dalam pembentukan
karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh
program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor
segalanya.
Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya
dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika
program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya,
perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika
program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka
perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu,
pikiran harus mendapatkan perhatian serius tentang pikiran,
Joseph Murphy (2002:h. 6) mengatakan bahwa, di dalam diri manusia
terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri
tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau
pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran
subjektif.
Penjelasan Adi W. Gunawan (2005:h. 27-30) mengenai fungsi dari pikiran
sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip. Pikiran sadar yang secara fisik
terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan analisis dengan memiliki
pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar
secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika masih di
dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis, bayi tersebut
akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan
detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.
Dalam memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar
(conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan
menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah
menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif
yang berisi emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat
membantah. Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja
pikiran sadar semakin minimal.
Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan
yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang
diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran
sadar, maka pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah
sadar diibaratkan seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas
perintah itu benar atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga
untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.
2.3 Pengertian Masyarakat
Menurut Schaefer dan Lamm dalam Saptono dan Bambang Suteng
Sulasno (2006 : h.35) masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam
wilayah yang sama, relatif independen dari orang-orang di luar wilayah itu, dan
memiliki budaya yang relatif sama.
Menurut Soerjono Soekanto (2006 : h.136) masyarakat terbagi menjadi
dua jenis, yaitu masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community). Dalam masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat pedesaan (rural community ) dengan masyarakat
perkotaan(urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai
hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam masyarakat
modern betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.
Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh-pengaruh dari kota secara relatif
tidak ada.
Menurut Koentjaraningrat (2005 :h. 120) masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki
prasarana yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi. Suatu negara
modern adalah contoh dari suatu kesatuan manusia yang memiliki berbagai jenis
prasarana, seperti misalnya suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya,
kereta api, perhubungan udara, media elektronika, media cetak, sistem upacara
dan lain-lain. Sehingga warga suatu negara dengan wilayah yang kecil tentu
memiliki potensi untuk berinteraksi secara lebih intensif dari pada warga dari
suatu negara yang sangat luas.
2.4 Pembangunan
2.4.1 Pengertian Pembangunan
Pembangunan menurut Siagian, (2005, h.4) dalam bukunya administrasi
pembangunan mendefinisikan “Pembangunan sebagai rangkaian usaha
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara sadar dan terencana yang
ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa”.
Pengertian pembangunan di atas mengandung tujuh ide pokok :
1. Pembangunan sebagai suatu proses.
2. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai
sesuatu untuk dilaksanakan.
3. Pembagunan dilakukan secara sadar dan terencana.
4. Perencanaan pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan
perubahan.
5. Pembangunan mengarah kepada modernitas.
6. Modernitas yang ingin dicapai bersifat multidimensional.
7. Semua hal di atas ditunjukan untuk pembinaan bangsa, agar semakin kuat
pondasinya dan semakin kokoh keberadaanya.
Berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013 mengatakan,
Pembangunan adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013, Program
pembangunan adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013. Kebijakan
pembangunan adalah tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten untuk
mencapai tujuan.
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang
sistem perencanaan pembangunan nasional, pembangunan nasional adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan
bernegara. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan
prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
nasional.
Berdasarkan dari uraian di atas mengenai pembangunan, dapat
disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu proses usaha untuk
mewujudkan perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang
ditunjukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagi objek
pembangunan menjadi lebih baik dari sebelumnya, yang bersifat multidimensi.
Serta proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat,
ekonomi, sosial budaya, politik yang berlangsung pada level makro (nasional) dan
mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
2.5 Budaya
2.5.1 Pengertian Budaya
Menurut I Gede A.B. Wiranata (2002 :h. 95-97) kebudayaan berasal dari
bahasa sangsekerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
atau akal. Dengan demikian, kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan
dengan akal. Dalam bahasa latin makna ini sama dengan colere yang berarti
mengolah, mengerjakan, terutama menyangkut tanah. Konsep tersebut lambat
laun berkembang menjadi segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah
tanah dan mengubah alam. Sejalan dengan perubahan masyarakat maka berubah
pula sistem nilai budayanya.
Menurut Soerjono Soekanto (2006:h.158-166) kebudayaan setiap
masyarakat adalah sistem nilai yang dianut oleh masyarakat pendukung
kebudayaan yang bersangkutan. Sistem nilai tersebut mencakup konsep-konsep
abstrak tentang apa yang dianggap buruk (sehingga harus dihindari) dan apa yang
dianggap baik (sehingga harus selalu dianuti). Dengan demikian dikenal
pembedaan antara nilai-nilai yang positif dengan nilai-nilai yang negatif.
Menurut Koentjaraningrat (2005 :h. 11) kebudayaan adalah segala hal
yang dimiliki oleh manusia, yang hanya diperolehnya dengan belajar dan
menggunakan akalnya. Manusia dapat berjalan karena kemampuan untuk berjalan
itu didorong oleh nalurinya, dan terjadi secara alamiah. Tetapi berjalan seperti
seorang parajurit atau sebagai seorang peragawati hanya dapat dilakukan dengan
belajar dan menggunakan akalnya. Oleh karena itu berjalan seperti prajurit atau
peragawati adalah kebudayaan.
2.5.2 Identitas Budaya
Menurut Young Yun Kim (2007 : h. 242) lima tema dasar dari identitas
budaya adalah:
1. Identitas budaya sebagai wujud seseorang yang selalu beradaptasi dan
mengalami evolusi
2. Identitas budaya sebagai wujud yang mudah menyesuaikan diri dan dapat
ditawar
3. Identitas budaya sebagai kategorisosial berdiskresi, serta pilihan pribadi
4. Identitas budaya sebagai sistemterapan bersama yang khas
5. Identitas budaya sebagai kategori sosial berdiskresi yang tidak dapat
ditawar, serta hak kelompok.
Menurut Kim (2007: h. 243-244).Identitas budaya sebagai wujud
seseorang yang selalu beradaptasi dan mengalami evolusi‖ adalah transformasi
bertahap dari kaum minoritas atau pendatang di negeri asing, dimana selama
beberapa dekade atau generasimereka berasimilasi dengan kaum mayoritas.
Menurut Kim (2007: h. 244-245) identitas budaya sebagai wujud
seseorang yang mudah menyusuaikan diri dan dapat ditawar berbic ara
tentang cara hidup masyarakat yang dihayatidalam setiap individu sebagai
kerangka penafsiran pengalaman dan sumber ekspektasi dari perilaku seseorang.
Dengan demikian, identitas budaya bukanlah pakem, melainkan proses tawar
menawar di mana seorang individu senantiasa mengasosiasikan dirinya dengan
sekelompok manusia yang cara hidupnya terwakilkan dalam dirinya, atau
mendisosiasikan dirinya darisekelompok manusia yang cara hidupnya tidak sesuai
dengan wujud dirinya.Proses tawar-menawar ini diwarnai oleh proses tarik
menarik antara inklusivitas-eksklusivitas dan kemantapan-kegelisahan.
Identitas budaya sebagai kategori sosial berdiskresi serta pilihan pribadi‖
berbicara tentang proses identifikasi suka rela dimana seorang anggotamasyarakat,
dalam upaya membentuk kesadaran diri yang mantap, memilihuntuk mengasosiasi
diri sebagai anggota berbagai kelompok yang berbeda-beda hingga berani
berkomitmen kepada jati diri berbasis budaya tersebut. Hal ini dapat berujung
asimilasi pada kelompok dominan, asimilasi pada kelompoksubordinat, ataupun
jalan tengah di mana identitas jamak budaya dapatterintegrasi dengan damai
dalam diri seseorang.
Menurut Kim (2007:h. 239-240) dalam pembentukan jatii diri jamak
budaya ada empat posisi, antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Asimilasisme
Kemajemukan budaya harus tunduk di bawah suatu budayapersatuan yang
meleburkan segala perbedaan.
2. Pluralisme
Identitasbudaya yang berbeda-beda boleh tetap ada dan hidup
berdampinganmembentuk budaya nasional yang bersifat majemuk seperti
mosaik.
3. Integrasisme
Mendukung pemelukan kemajemukan budaya dalam identitasperorangan,
di mana budaya-budaya yang dianut tiap-tiap seorang salingberakomodasi,
saling menyelaraskan, dan terjaga kenetralannya secara politik, misalnya
dengan menggalakkan praktek dwibahasa.
4. Separatisme
Yang cenderung menetapkan batasan-batasan kaku padaidentitas budaya
serta jarak maksimal antara ingroup dengan outgroup.
Dari teori-teori di atas disimpulkan bahwa identitas budaya seseorang
tidak mungkin sama dengan sesama anggota budaya tersebut, karena ikut
ditentukan oleh pengalaman dan kepribadian masing-masing. Pengalaman ini
dibentuk dari interaksi langsung dengan individu dan kelompok budaya lain,dan
orientasinya terus digeser oleh tuntutan untuk berakomodasi. Interaksi akomodatif
tidak saja melibatkan sumber informasi konkret yang tertangkapoleh pancaindera,
namun juga gagasan-gagasan abstrak yang mendasaripemikiran, reaksi, dan
perilaku dalam budaya tersebut. Perputaran informasiini kemudian diseleksi,
diorganisir, dan diinterpretasi menjadi pengalaman yang bermakna menurut
identitas budaya seseorang.
Menurut Takashi Irimoto dalam Kumbara (2011:h.40-41)sebagai
paradigma baru dalam antropologi tentang etnisitas dan identitas menyebutkan:
1. Identitas sebagai kerangka kerja terdiri atas hubungan antara alam,
manusia dan masyarakat.
2. Pergaulan dengan satu macam tingkatan kelompok dari individu-individu
di dalam masyarakat terhadap segala macam kehidupan manusia.
3. Lebih lanjut, jika etnisitas ditambahkan kepada identitas, maka identitas
dapat diposisikan di dalam hubungan-hubungan antara kelompok-
kelompok yang melakukan kontak satu dengan yang lain dan.
4. Identitas berhubungan dengan proses perubahan penduduk dan
kebudayaannya.
2.5.3 Pembentukan Identitas Budaya
Liliweri (2003:h.35-46) menjelaskan bahwa identitas kebudayaan
dikembangkan melalui proses yang meliputi beberapa tahap, yaitu:
a. Identitas budaya yang tak disengaja pada tahap ini, identitas budaya
terbentuk secara tidak disengaja atau tidak disadari. Identitas budaya ini
terbentuk karena adanya pengaruh tampilan budaya yang lebih dominan,
sehingga orang akan ikut-ikutan untuk membentuk identitas baru. Banyak
identitas budaya yang dimiliki oleh suatu suku bangsa diperoleh secara tidak
teruji, tidak disengaja bahkan tidak disadari.
b. Pencarian identitas budaya, pencarian identitas meliputi sebuah proses
penjajakan, bertanya dan uji coba atas sebuah identitas lain, orang harus
terus mencari dan belajar tentang itu. Pencarian ini bisa dilakukan melalui
penelitian lebih mendalam atau bertanya kepada keluarga, teman-teman,
atau melacaknya secara ilmiah. seperti berbeda dengan identitas yang
diwarisi dan dipelajari oleh generasi berikutnya tanpa sadar, cultural identity
search membutuhkan proses pencarian identitas budaya, pelacakan dan
pembelajaran budaya.
c. Identitas budaya yang diperoleh sebuah bentuk identitas yang dicirikan oleh
kejelasan dan keyakinan terhadap penerimaan diri kita melalui sebuah
internalisasi kebudayaan yang kemudian membentuk indentitas kita.
Misalnya seseorang sebelum diangkat menjadi anggota TNI, POLRI, dokter,
dosen atau profesi lainnya ia adalah seorang pribadi dengan status yang lain.
Namun setelah diangkat/ dilantik/ disumpah menjadi anggota profesi
tertentu, orang tersebut akan memperoleh suatu status untuk peran tertentu.
Peran yang diperolehnya itu kemudian akan membentuk ciri-ciri perilaku
tertentu dan berubah menjadi sebuah identitas budaya (budaya subkultur).
d. Konformitas, internalisasi proses pembentukan identitas dapat diperoleh
melalui internalisasi yang membentuk konformitas. Jadi, proses internalisasi
berfungsi utnuk membuat norma-norma yang dimiliki seseorang menjadi
sama (konformitas) dengan norma-norma yang dominan atau membuat
norma yang dimilikinya berasimilasi ke dalam kultur dominan. Pada tahap
inilah makin banyak orang melihat dirinya melalui sudut pandang kultur
dominan, bukan dari kultur asal.
e. Resistensi dan separatisme, resistensi dan separatisme adalah pembentukan
identitas sebuah kultur dari sebuah komunitas tertentu (terkadang
merupakan komunitas minoritas dari sebuah suku bangsa, etnik, bahkan
agama) sebagai suatu komunitas yang berperilaku ekslusif untuk menolak
norma-norma kultur dominan atau kemudian memisahkan diri mereka dari
kelompok mayoritas.
f. Integrasi pembentukan identitas budaya dapat dilakukan melalui proses
integrasi budaya, di mana seorang atau sekelompok orang mengembangkan
identitas baru yang merupakan hasil dari integrasi berbagai budaya dari
komunitas atau masyarakat asal.
2.5.4 Komunikasi AntarBudaya
Menurut Liliweri (2004:h. 10-11) adapun beberapa definisi komunikasi
antarbudaya antara lain:
1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan
Richard E. Porter Intercultural Communication, A Reader-komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda
kebudayaan, misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas
sosial.
2. Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya
terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang
kebudayaannya berbeda.
3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi
komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi,
antarpribadi dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang
kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
4. Guo-Ming Chen dan William J. Stratosta mengatakan bahwa komunikasi
antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok.
Menurut Liliweri (2004:h. 9) komunikasi antarbudaya menelaah elemen-
elemen kebudayaan yang sangat mempengaruhi interaksi ketika anggota dari dua
kebudayaan yang berbeda berkomunikasi. Komunikasi antarbudaya terjadi ketika
pesan yang harus ditangkap dan dipahami, diproduksi oleh anggota dari suatu
budaya tertentu diproses dan dikonsumsi oleh anggota dari budaya yang lain. Jadi,
komunikasi antarbudaya dapat didefinisikan sebagai komunikasi antarpribadi
yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan.
Dari pernyataan tersebut, Liliweri (2004:h. 9) menjelaskan komunikasi
antarbudaya sebagai berikut:
1. Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling
efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2. Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang
disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang
yang berbeda latar belakang budaya.
3. Komunikasi antar budaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk
informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau
metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar
belakang budayanya.
4. Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang
berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.
5. Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk simbol
yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
6. Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan
seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal
dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu.
7. Komunikasi antarbudaya adalah setiap proses pembagian informasi,
gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang
budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan
tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau
bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan.
2.6 Interaksi Sosial
Aktivitas-aktivitas sosial merupakan salah satu syarat dalam melakukan
interaksi sosial, interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial.
Interakasi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial juga sebuah bentuk hubungan yang dibangun antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok
dalam kehidupan bermasyarakat, dimana interaksi juga merupakan sebuah proses
sosial yang secara sengaja dibentuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Interaksi sosial terjadi karena adanya sebuah tindakan sosial yang
dilakukan oleh pelakunya dan kemudian di dalamnya terjadi kontak sosial yaitu
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengaturan interaksi
sosial diantara para anggota terjadi karena commitment mereka terhadap norma-
norma sosial yang menghasilkan daya untuk mengatasi perbedaan-perbedaan
pendapat dan kepentingan diantara mereka, suatu hal yang memungkinkan mereka
untuk membentuk keselarasan satu sama yang lain dalam sesuatu integritas sosial.
Interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menghasilkan suatu
hasil yang mana sebuah interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
akan diikuti dengan tindakan sosial (social action).
Dengan komunikasi ide-ide baru dan informasi baru akan merubah
penilaian masyarakat tentang berbagai hal yang selanjutnya akan mengubah ke
arah tindakan yang baru.
2.6.1 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto (2006: h. 64-73) bentuk-bentuk interaksi
sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan juga
berbentuk pertikaian atau pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin
bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu dengan proses asosiatif dan
disosiatif, proses asosiatif terdiri dari berbagai jenis yang di antaranya.
1. Kerja sama
Kerja sama merupakan sebuah proses dimana terjadi suatu kesadaran
adanya kepentingan yang sama didalamnya yang kemudian melakukan
sebuah tindakan guna memenuhi kebutuhannya.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah sebuah bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan
antara orang perorang atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat
akibat perbedaan paham atau pandangan.
3. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang di
tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental
dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
Berdasarkan Soerjono Soekanto (2006: h. 83-95) proses disosiatif atau
juga disebut dengan oppositional processes terdiri dari, yaitu :
1. Persaingan (competition)
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang nantinya akan menjadi pusat perhatian umum dengan
menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
menggunakan kekerasan atau ancaman.
2. Kontravensi (contravention)
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian, kontravensi merupakan sikap
mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur
kebudayaan golongan tertentu.
3. Pertentangan (conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan dengan sebuah ancaman atau kekerasan.
2.7 Peran RRI Terhadap Pembangunan Masyarakat
Berdasarkan PP 12 tahun 2005 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik
Indonesia (LPP RRI) adalah lembaga penyiran publik yang menyelenggarakan
kegiatan penyiaran radio, bersifat idependen, netral, tidak komersial, dan
berfungsi untuk memperikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
Segala kegiatan yang bermaksud demi melayani kepentingan dan
memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, baik secara tidak lansung
melalui siaran radio (on air), maupun yang secara lansung dapat dilihat dan
dirasakan melalui kegiatan lapangan (off-air). Kegiatan ini merupakan komitmen
lembaga sebagai bentuk implementasi sebagai amanat PP 12 Tahun 2005 dan
ditujukan tidak untuk memperoleh hasil usaha komersial. Dengan hasil akhir yang
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Jenis kegiatan yang termasuk didalamnya adalah seni dan budaya, kegiatan
pendidikan, keagamaan dan sosial serta kegiatan yang berkaitan dengan hobi dan
olah raga.
Skala dari kegiatan dimaksud dapat merupakan kegiatan lokal (stasiun/unit
kerja bersangkutan), wilayah/regional (melibatkan beberapa stasiun/unit kerja),
maupun kegiatan nasional (melibatkan seluruh stasiun/unit kerja). Cakupan
kegiatan dapat meliputi lingkup perkotaan (urban), perdalaman (rural), daerah
terpencir/terluar (remote) atau kombinasi dari ketiganya. Model penyelenggara
kegiatan Layan Publik adalah dapat merupakan inisiatif lembaga sendiri,
merupakan permintaan atau kebutuhan publik, ataupun yang berupa kerja sama
kelembagaan dengan pihak luar. Secara struktural fungsi Layaan Publik
diorganisasi LPP RRI ditangani oleh seorang Kepala Bidang/Seksi, dimana yang
bersangkutan membawahi dua fungsi dibawahnya yaitu seksi dan sub
seksilayanan kemitraan serta seksi/sub seksi layanan data dan informasi.
Siaran radio Republik Indonesia (RRI) dalam fungsinya sebagai informan,
memberikan pendidikan, penerangan maupun dalam fungsinya sebagai pemberi
opini atau pendapat, social kontrol dan siaran niaga mempunyai peranan yang
cukup menunjang suksesnya pembangunan.
Bagi masyarakat yang setia mendengarkan siaran RRI telah dapat
merasakan kemanfaatannya yang tidak kalah dengan media lainnya seperti surat-
kabar, majalah dan bentuk penerangannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan kualitatif secara deskriptif. Menurut Denzim dan Licoln dalam
Juliansyah Noor (2009, h. 33) kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses
dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas,
jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah “Suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia”. Pada pendekatan ini, peneliti
menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara
peneliti dan subjek yang diteliti.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian
kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang
tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,
memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang”. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.
26
Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah
tertentu dalam pelaksanaanya. Langkah-langkah ini sebagai berikut: diawali
dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang diperlukan,
menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan,
pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini diharapkan
mampu memberikan gambaran pergeseran karakter masyarakat pasi jambu
terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada Gampong
Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
3.2 Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua jenis data
yaitu :
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002, h. 82) data primer ialah “Data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau
yang bersangkutan yang memerlukannya”. Data primer di dapat dari sumber
informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain:
a. Catatan hasil wawancara
Wawancara dilakukan kepada informan yang lebih mengetahui tentang
permasalahan ini, yang dapat dijadikan hasil peneliti dalam melakukan
penelitian di lapangan.
b. Hasil observasi lapangan
Observasi yang dilakukan di lapangan, fokus pada usaha yang sudah
dilaksanakan serta langkah dan peran RRI dalam pembangunan identitas
budaya Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat.
c. Data-data mengenai informan
Data informan telah ada dan sudah ditentukan informan oleh peneliti
supaya memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi di lapangan.
2. Data Sekunder
Menurut Hasan (2002, h.82) data sekunder adalah “Data yang diperoleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada”. Data
sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, Koran,
internet dan lainnya, yang berkaitan dengan kajian yag diteliti oleh penulis.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara
mengumpulkan data dapat menggunakan teknik: pengamatan, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat
digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa informasi
yang diperoleh dari hasil observasi antara lain : ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan,kejadian atau peristiwa,waktu dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi yaitu menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian.
Menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu
melakukan pengukuran tersebut.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi
dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan
lain. Wawancara merupakan alat re-cheking (Pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya). Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara Tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatife lama.
3. Dokumentasi
Menurut Soehartono (2008, h. 70) studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subyek penelitian.
Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak haya dokumen resmi.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh
orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen sekunder, jika
peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.
Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, rapat, catatan
kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa dokumen-dokumen ini ditulis tidak untuk tujuan penelitian
sehingga penggunaannya memerlukan keceratan penelitian.
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai
pelengkap dari teknik pengumpul data lainnya. Data-data yang diambil dari
dokumen haya hanya meliputi gambaran umum wilayah penelitian, yang
diperoleh dari data monografi Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI,
yang meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, sarana
perekonomian, tingkat pendidikan, sarana pendidikan, prasarana umum.
3.4 Teknik Penentuan Informan
Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap
mempunyai informasi (Key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.
Cara yang digunakan untuk menentukan informasi tersebut maka penulis
menggunakan “purposive sampling”, menurut Noor (2009, h. 155) purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
dijadikan sampel.
Berdasarkan purposive sampling atau sampling tujuan, maka yang menjadi
informan bagi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pegawai RRI 2 Orang
2. Masyarakat 10 Orang
Jumlah keseluruhan 12 Orang
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 12 orang, alasan pemilihan
informan tersebut di karenakan subjek yang telah ditetapkan ini dianggap
mengetahui dan memahami masalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Teknik penentuan informan ini yang digunakan.
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menurut Meleong ( 2002,
h. 4) metode kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alami, maka peneliti adalah sebagai instrument
kunci. Peneliti merupakan instrument kunci utama, karena peneliti sendirilah yang
menentukan keseluruhan skenario penelitian serta langsung turun ke lapangan
untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan informan. Penggunaan
peneliti sebagai instrument penelitian untuk mendapatkan data yang valid dan
realible.
Selain dari pada itu, untuk membantu kelancaran dalam melaksanakan
penelitian ini, juga didukung oleh instrumen pembantu sebagai panduan
wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun ke lapangan, peneliti akan membuat
panduan wawancara untuk kemudahan pelaksaaan penelitian di lapagan dan
melakukan interview (wawancara) ke semua informan. Alat bantu yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu pandua wawancara, catatan, dokumen, laporan,
dokumentasi dan lain sebagainya.
3.6 Teknik Analisa Data
Menurut Moleong (2013, h.248) Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dari mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian
sebagaimana adanya. Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian di lapangan
kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis dengan memaparkan atau
mendeskripsikan dan memberikan komentar berdasarkan temuan yang ada di
lapangan.
3.7 Pengujian Kredibilitas Data
Menurut Sugiyono (2012, h.270) uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat dan member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian.
Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut :
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang
memadai. Menurut Moleong (2013, h. 327) perpanjangan pengamatan berarti
peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data
tercapai.
2. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan
dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait
dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar
dan bisa dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa
pihak secara terpisah namun dengan karakteristik yang sama, kemudian hasilnya
di cross check antara jawaban yang satu dengan yang lain yang lain. Triangulasi
dalam penelitian ini dilakukan terhadap informan yang mengetahui permasalahan
ini. Dari hasil jawaban dari beberapa pihak tersebut kemudian dilihat kesamaan
dan perbedaannya, sehingga dapat dilihat penerimaan diri berdasarkan
pengalaman psikologis obesitas dari orang yang satu dengan orang yang lain.
1. Pemeriksaan teman sejawat
Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang
berguna untuk proses penelitian.
2. Member Check
Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan
data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.
Menurut Moleong, (2013, h. 335) Pengecekan dilakukan dengan jalan:
a. Penilaian dilakukan oleh informan
b. Mengkoreksi kekeliruan
c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela
d. Memasukan informan dalam lingkup penelitian, menciptakan kesempatan
untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisa data.
Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari
temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan
mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai
pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang
telah di transkipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan.
3.8 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, dengan
ditetapkan lokasi dalam penelitian, maka akan lebih mudah untuk mengetahui
tempat dimana suatu penelitian dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway
XVI Kabupaten Aceh Barat. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian,
merupakan atas pertimbangan penulis bahwa RRI meulaboh tepatnya berdiri di
Gampong Pasi Jambu, alasan lain penulis mengambil lokasi ini yaitu untuk
mempermudah proses pengumpulan data.
3.9 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dimulai dari tanggal 3 Meit s/d 12 Mei 2014, dengan
perincian dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan
Maret
2014
April
2014
Mei
2014
Juni
2014
Juli
2014
Agustus
2014
Tahap persiapan :
1. Penjajakan ke Lokasi 2. Usulan penelitian. 3. Penyusunan pedoman
wawancara
Tahap pengumpulan data
Tahap pengolahan data
Tahap penulisan atau
penyusunan
Sidang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Kondisi Geografis
Gampong Pasi Jambu merupakan salah satu gampong yang terletak di
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Berdasarkan letak geografis
Gampong Pasi Jambu berbatasan dengan beberapa gampong lainnya, yaitu dapat
dilihat pada tabel di bawah.
Tabel : 4.1 Letak Geografis Gampong Pasi Jambu
No Arah Berbatasan
1 Sebelah Utara Gampong Alue Tampak
2 Selatan Gampong Marek dan Blang Beurandang
3 Timur Sungai
4 Barat Blang Beurandang dan Kecamatan Samatiga
Sumber : RPJMG Gampong
Berdasarkan tabel di atas letak demografis Gampong Pasi Jambu memiliki
batas-batas wilayah dari berbagai arah, sehingga dari batas wilayah tersebut
potensi alam yang dimiliki yaitu pertanian.
Tabel : 4.2 Jumlah Penduduk Gampong Pasi Jambu
No Nama Gampong Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Gampong Pasi Jambu 226 207 433
Sumber : Bps Aceh Barat
Berdasarkan tabel di atas jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah
perempuan. Laki-laki berjumlah 226 orang sedangkan perempuan berjumlah 207
orang.
35
4.1.2 Sejarah RRI
Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan tanggal 11 September
1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun
radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman jalan
Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik
Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum
RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang
terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 ke butir
komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.
Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk
bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/ keyakinan partai atau
golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI
pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik
yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada
kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah
Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan
government owned radio ke arah Public Service Broadcasting dengan didasari
Peraturan pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI
tanggal 7 Juni 2000.
Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya
penyamaan visi (shared vision) di kalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar
8500 orang yang semula berorientasi sebagai Pemerintah yang melaksanakan
tugas-tugas yang cenderung birokratis. Dewasa RRI mempunyai 56 stasiun
penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri. “Suara
Indonesia”. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya
menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani
segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa kota (Pro II) yang
melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan
Berita dan Informasi (News Channel) kepada masyarakat luas. Di stasiun Cabang
Utama Jakarta terdapat 5 programa, yaitu programa 1 untuk segmen Info dan
Hiburan di Jakarta, Programa 2 sekarang dikelola oleh swasta, Programa 3 untuk
segmen News dan Talk Show dan bersifat nasional, Programa 4 untuk Budaya dan
Pendidikan, programa 5 untuk Musik Klasik.
Nilai-nilai inti yang dikembangkan oleh PERJAN RRI untuk dapat
mencapai sasaran-sasaran kinerja sesuai dengan visi dan misi Perjan diakronim
dengan kata “PRIMA SUARA”. PRIMA mengandung arti sebagai berikut :
P : Pro aktif, senantiasa aktif menangkap/ mencari peluang bagi perusahaan,
berinisiatif tidak hanya menunggu.
R: Rasional, senantiasa mengedepankan pertimbangan berdasarkan pertimbangan
berdasarkan nalar.
I : Inovatif, senantiasa mau mencari, menggali dan menerima hal-hal baru.
M : Menarik, senantiasa berupaya untuk berpenampil menarik, ramah dan wajar,
baik dalam siaran maupun dalam pelayanan.
A : Aktual, senantiasa berupaya mengaktualisasi diri agar setiap karyawan selalu
dapat menyesuaikan kompetensinya dengan tuntutan perusahaan maupun
masyarakat/ pelanggan.
4.1.3 Struktur Organisasi RRI Meulaboh
Radio Republik Indonesia Kabupaten Aceh Barat sebagai pemberi
pelayanan informasi memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar : 4.1 Struktur organisasi RRI Meulaboh.
Sumber : RRI Meulaboh
4.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Kehidupan masyarakat Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI.
Bermata pencaharian yang mayoritasnya sebagai petani, pedagang, jasa-jasa dll.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : 4.3 Jumlah penduduk Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat berdasarkan mata pencaharian
No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Persentase
1
1 Pertanian, Pemburuan dan Kehutanan 155 35,79
2 Pertambangan da Penggalian - -
3 Industri Pengelolaan - -
4 Listrik, Gas dan Air 13 3,00
5 Bangunan dan Kontruksi 34 7,85
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25 5,77
7 Angkutan dan Komunikasi 12 2,77
8 Lembaga Keuangan 7 1,61
9 Jasa-jasa Lainnya 187 43,18
Jumlah 433 100,00
Sumber : Bps Aceh Barat
Berdasarkan mata pencaharian, penduduk gampong pasi jambu Kecamatan
Kaway XVI sebanyak 35,79 persen bergerak pada sektor pertanian, karena
disebabkan daerah tersebut banyak memiliki perkebunan dan sawah. Kemudian
pada jasa lainnya sebesar 43,18 persen.
4.3 Kondisi Sosial Budaya
Kondisi sosal budaya masyarakat pasi jambu merupakan sistem sosial
budaya kebersamaan, masih kentalnya adat kekeluargaan dan kebersamaanya, hal
ini bisa terlihat masih tergalangnya kegiatan sosial seperti gotong royong. Serta
masih tingginya nilai islami pada daerah tersebut.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong Pasi Jambu
Karakter dari individu maupun kelompok sangat mempengaruhi
lingkungan sekitar, dalam memasuki karakter yang berbeda biasanya sangat sulit
untuk beradaptasi dan diterima. Untuk masuk pada karakter yang berbeda maka
kita harus mempunyai kekuatan mental dan moral yang tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2, ia mengatakan,
masyarakat Pasi Jambu sekarang ini sudah banyak mengalami
perubahan cara berpikirnya, anak muda di gampong ini sudah
mulai giat dalam bekerja, apalagi dengan hadirnya RRI di sini,
banyak masyarakat disini terbantu dan bisa bekerja di RRI.
Dulunya disini susah untuk bekerja, kami hanya bekerja sebagai
petani. (hasil wawancara, 3 Mei 2014).
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan 2
lainnya, ia mengatakan,
“…………….Semenjak ada RRI di gampong ini banyak membawa
perubahan terhadap penduduk disini, terutama pada anak laki dewasa, mereka bisa
bekerja di RRI dan dapat membantu keluarganya, sebelum adanya RRI
masyarakat disini hanya mengharapkan penghasilan pada bertani”. (hasil
wawancara, 4 Mei 2014).
Informan 1 juga mengatakan,
“ karakter masyarakat gampong Pasi Jambu sudah mulai membaik,
kami mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat dalam
mengembangkang kebudayaan dan membuat lapangan pekerjaan
baru untuk putra-putri yang ada di daerah tersebut. Masyarakat
setempat menyambut kami kehadiran kami dengan sangat baik”.
(hasil wawancara, 5 Mei 2014).
Informan 2 lainnya juga mengatakan,
“Kami sangat senang dengan kehadiran RRI di gampong kami, RRI sangat
membantu kami dalam mencari nafkah, khususnya saya putra daerah tersebut,
saya sangat terbantu dengan hadirnya RRI ini, saya punya pekerjaan. RRI
memprioritaskan masyrakat setempat untuk bekerja di RRI”. (hasil wawancara, 6
Mei 2014).
Informan I mengatakan,
“…………Pihak kami dari RRI sangat memprioritaskan masyarakat
setempat untuk bekerja di RRI, pihak kami tidak merekrut pekerja dari daerah
lain, kami ingin membuat masyarakat lebih maju dengan kehadiran kami di
gampong pasi jambu ini”. (hasil wawancara, 6 Mei 2014).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat sangat menerima dengan kehadiran RRI di daerah mereka, pihak RRI
bisa bekerjasama dengan baik bersama masyarakat-masyarakat yang ada di daerah
tersebut.
4.4.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat Sebelum
RRI Masuk di Gampong Pasi Jambu
Sebagaimana telah kita ketahui yang bahwa, identitas budaya merupakan
sebuah karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan. Sehingga identitas
budaya ini mencakup berbagai aspek seperti kesempurnaan rasa dalam seni dan
kebudayaan, pola yang terintegrasi dari pengetahuan manusia, keyakinan dan
perilaku, sikap, nilai dan norma yang telah diterapkan dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Untuk mengetahui identitas kebudayaan masyarakat yang
berdomisili di Gampong Pasi Jambu sebelum RRI masuk dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel : 4.4 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat Sebelum RRI
Masuk.
No Informan Alternatif Jawaban
1 Informan I
Pembangunan identitas budaya sebelum
RRI masuk yaitu masih memiliki
keterbatasan, karena masyarakat masih
tertup terhadap budaya luar, karakter
masyarakat masih bernilai sosial sangat
tinggi, dan sistem ekonomi masyarakat
mayoritas petani.
2 Informan 2
Ya, pada saat itu budaya masyarakat
masih tertutup terhadap budaya luar,
karena akses komunikasi yang masih
terbatas.
3 Informan 2
Kondisi ekonomi masyarakat pada saat
itu mayoritas petani, dan para pedagang
masih terbatas karena masih belum
menjadi tempat keramaian.
4 Informan 2 Kondisi geografis pada saat itu adalah
masih sebagai sebuah desa yang belum
ada keramaian.
5 Informan 1
Pihak RRI Meulaboh sangat
berkomitmen untuk memajukan budaya
Aceh, kami setiap tahun nya selalu
membuat acara kesenian budaya Aceh di
Gampong Pasi Jambu, tepatnya di
halaman RRI Meulaboh. Sebelum kami
masuk di gampong pas jambu ini,
memang daerah ini seperti terisolir,
kurang perhatian dari pemerintah
setempat.
6 Informan 2
Sebelum RRI masuk, masyarakat disini
sangat terisolir, kurangnya perhatian dari
pemerintah setempat, serta
pembangunannya sangat tertinggal,
masyarakat disini hanya
bermatapencaharian sebagai
petani,karena sebelum masuk RRI
digampong pasi jambu, masyarakat disni
tidak tau harus bekerja diman, karena
daerah kami tidak ada lapangan kerja
yang hanya menampung putra-putri
daerah saja.
7 Informan 2
Sebelum RRI masuk di gampong Pasi
Jambu, masyarakat daerah tersebut
sangat tertutup akan kehadiran pihak-
pihak baru. Sumber : Hasil wawancara peneliti dengan informan.
Berdasarkan hasil dari tabel di atas maka, wujud pembangunan identitas
budaya masyarakat Gampong Pasi Jambu sebelum RRI masuk yaitu budaya
masyarakat masih tertutup dan masih belum menerima terhadap keterbukaan
dengan budaya luar, selain itu budaya yang ada di Gampong Pasi Jambu masih
terjaga terhadap kearifan lokalnya seperti nilai sosial masyarakat tinggi, saat ini
nilai sosial masyarakat sudah sedikit luntur karena gaya hidup masyarakat sudah
menganut sistem perkotaan disebabkan keterbukaan masyarakat terhadap
masyarakat asing.
4.4.3 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya Pada
Masyarakat Gampong Pasi Jambu
Dengan adanya RRI menjadi peranan penting bagi masyarakat Pasi Jambu,
karena dengan adanya RRI masyarakat Pasi Jambu menjadi lebih terbuka
disebabkan kontribusi RRI terhadap kehidupan sosial budaya, dan ekonomi
masyarakat secara tidak lansung. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel : 4.5 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya.
No Informan Alternatif Jawaban
1 Informan I
Peran RRI meulaboh terhadap
pembangunan identitas budaya adalah
menyiarkan terhadap seni budaya
masyarakat Aceh, khususnya masyarakat
Pasi Jambu, menjadikan masyarakat lebih
terbuka terhadap kebudayaan lain, dan
mempromosikan selalu keberadaan
Gampong Pasi Jambu sehingga lebih
dikenal oleh orang lain.
2 Informan I
Kontribusi RRI kepada masyarakat
Gampong Pasi Jambu ialah menyediakan
kuaota karyawan khusus untuk putra
daerah yang memiliki kelayakan,
meningkatkan ekonomi pedagang yang
ada, memperkenalkan Pasi Jambu
kesemua daerah sebagai wujud perluasan
kota, dan sebagai media berkompetisi
terhadap seni budaya yang ada di
masyarakat setempat.
3 Informan 2
Pada saat RRI masuk kondisi ekonomi
masyarakat mayoritas juga sebagai
petani, namun telah terjadinya perputaran
uang pada pedagang-pedagang yang ada
karena sudah menjadi daerah yang
strategis perluasan kota, sehingga dengan
adanya pengunjung ke gampong tersebut
perputaran ekonomi masyarakat terjadi
dengan cepat.
4 Informan I
Kebudayaan masyarakat setelah RRI
masuk lebih terbuka, dan nilai sosial
masyarakat sudah mulai berkurang,
karena masyarakat sudah mulai
individual dan menerapkan gaya hidup
perkotaan.
5 Informan I
Pihak RRI membuat acara tiap tahunnya,
terkadang tiap tahun ada sekitar 4 acara
yang RRI buat, acara seni maupun even
lainnya, itu sangat membantu
pertumbuhan perekonomian masyarakat
setempat, dengan adanya acara-acara
tersebut, banyak pihak-pihak maupun
masyarakat dari daerah lain berkunjung
pada gampong pas jambu. Sumber : Hasil wawancara peneliti dengan informan.
Berdasarkan tabel di atas, bahwa peran RRI Meulaboh terhadap
pembangunan budaya masyarakat Gampong Pasi Jambu adalah suatu hal yang
sangat penting, karena dengan adanya RRI Meulaboh yang didirikan di Gampong
Pasi Jambu menjadi suatu bentuk keberuntungan masyarakat khususnya para
pedagang yaitu terjadinya perputaran ekonomi dengan cepat, para pemuda yang
pengangguran dan mempunyai kapasitas mempunyai kuota ketersediaan lapangan
kerja sehingga bisa memberantas pengangguran, setiap masyarakat yang memiliki
kompetensi seni dan budaya sudah memiliki media kompetisi langsung dalam
konteks seni budaya tersebut, dan nilai sosial budaya masyarakat yang dulunya
tertutup terhadap kebudayaan para pendatang, sekarang sudah terbuka lebar
terhadap perbedaan budaya dan karakter.
4.4.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat Dengan RRI
Keberadaaan RRI Meulaboh memiliki hubungan erat dengan pola
perputaran ekonomi masyarakat, karena dengan adanya RRI terjadi perluasan
kota, yang mana sebelum RRI masuk Gampong Pasi Jambu merupakan sebuah
gampong yang jauh dengan pusat kota kecamatan dan kabupaten. Setelah RRI
masuk Pasi Jambu menjadi wilayah strategis untuk perluasan kota. Dengan
keberadaan desa sebagai wujud perluasan kota itu merupakan suatu wujud
pembangunan desa pinggiran