BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan terus
menerus sepanjang hidup individu yang bersangkutan menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Perkembangan individu ditunjukkan bagaimana perkembangan
anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik dan
psikis dari fase ke fase. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi
sekaligus tetapi terjadi secara bertahap.
Bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan
anak, karena mempunyai tujuan agar anak terampil berbahasa yang
meliputi keterampilan menerima bahasa, keterampilan mengungkapkan
bahasa untuk berinteraksi dengan lingkungan, kemampuan berbahasa
anak dapat dikembangkan melalui kegiatan yang menyenangkan bagi
anak sehingga anak dapat mengungkapkan ide-ide dan perasaan yang
ada dalam dirinya.
Bahasa merupakan alat komunikasai utama bagi seseorang untuk
berinteraksi antar sesama manusia dan juga untuk mengungkapkan apa
yang ada di pikiran sesorang itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi perkembangan individu?
2. Apa definisi bahasa?
1
3. Bagaimana perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak dan
anak-anak?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bahasa
pada masa kanak-kanak dan anak-anak serta contoh kasus yang
berhubungan dengan perkembangan bahasa?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak dan anak-
anak dan arti pentingnya perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak
dan anak-anak yang akan berpengaruh di masa selanjutnya. Serta faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada masa kanak-
kanak dan anak-anak.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Perkembangan Individu
Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang
dikatakan oleh Van den Daele (Hurlock, 1980: 2) bahwa perkembangan
berarti perubahan secara kualitatif. Ini berarti perkembangan bukan
sekadar penambahan ukuran pada tinggi dan berat badan seseorang,
melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang
kompleks.
Perkembangan sendiri memiliki beberapa arti, yaitu :
1. Perubahan yang berkesinambungan dan progresif pada individu;
2. Pertumbuhan;
3. Kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang
tidak dipelajari.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan
baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sedarhana ke tahap yang
lebih tinggi. Perkembangan berlangsung dari satu tahap ke tahap
berikutnya yang kian hari kian bertambah maju.
Hal ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal
dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami
perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan.
B. Defenisi Bahasa
Menurut Bloom dan Lahey (1978). penggunaan bahasa terdiri dari
pilihan perilaku yang ditentukan secara sosial dan kognitif berdasarkan
tujuan si penutur dan konteks situasinya. Kaidah-kaidah yang mengatur
penggunaan bahasa dalam konteks sosial juga disebut pragmatik.
3
Pragmatik mencakup kaidah yang mengatur bagaimana kita berbicara
dalam bermacam-macam situasi.
Bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem simbol yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Di samping itu bahasa dapat
dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan. Bahasa
merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup
komunikasi non-verbal dan komunikasi verbal. Bahasa dapat dipelajari
secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar
yang dimiliki seseorang. Bahasa merupakan salah satu aspek terpenting
dalam perkembangan anak, karena mempunyai tujuan agar anak terampil
berbahasa yang meliputi keterampilan menerima bahasa, keterampilan
mengungkapkan bahasa untuk berinteraksi dengan lingkungan,
kemampuan berbahasa anak dapat dikembangkan melalui kegiatan yang
menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengungkapkan ide-ide
dan perasaan yang ada dalam dirinya.
Bahasa merupakan alat komunikasai utama bagi seseorang untuk
berinteraksi antar sesama manusia dan juga untuk mengungkapkan apa
yang ada di pikiran seseorang itu sendiri.
C. Perkembangan Bahasa pada masa Kanak-kanak dan Anak-anak
Seorang psikolog perkembangan dari Illinois State University bernama
Laura E. Berk (1989) setelah mempelajari dan meneliti berbagai aspek
perkembangan individu, sampailah dia pada suatu kesimpulan bahwa
perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang
paling kompleks dan mengagumkan. Sungguhpun bahasa itu kompleks,
namun pada umumnya perkembangan pada individu dengan kecepatan
luar biasa pada awal masa kanak-kanak.
Berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara
umum perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-
aspek lainnya, meskipun kadang-kadang ditemukan juga sebagian anak
4
yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripada perkembangan
bahasanya.
1. Masa Kanak-kanak
Pada saat anak berusia 2 tahun, kebanyakan bentuk prabicara
yang dimanfaatkan ketika bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi
berkomunikasi dengan menangis. Hurlock (1980) mengemukakan
bahwa selama masa awal kanak-kanak, anak memiliki keinginan yang
kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu:
1) Berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi.
Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman
sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih
mudah diterima sebagai anggota kelompok dibanding anak-anak
yang kemampuan komunikasinya terbatas. Contohnya, pada
anak-anak yang mengikuti kegiatan prasekolah akan mengalami
rintangan, baik pada hal sosial maupun pendidikan, kecuali jika
anak mampu berbicara dengan teman sebayanya.
2) Belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh
kemandirian.
Anak-anak yang tidak dapat mengumukakan keinginan dan
kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti
oleh orang lain cenderung diperlakukan sebagai bayi dan tidak
berhasil memperoleh kemandirian yang diinginkan. Contohnya,
jika anak-anak tidak dapat mengatakan kepada orang tua bahwa
ia ingin mencoba menyisir rambutnya sendiri, orang-orang dewasa
akan terus membantu karena ia dianggap masih terlalu kecil untuk
dapat melakukannya sendiri. Hal ini dapat menghambat
kepercayaan diri dan kemandirian pada anak.
Hurlock (1980) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan
komunikasi, anak harus menguasai dua tugas pokok yang merupakan
unsur penting dalam berbicara. Tugas pokok yang dimaksud yaitu:
5
1) Anak harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang
dikatakan oleh orang lain.
2) Anak harus meningkatkan kemampuan berbicaranya sehingga
dapat dimengerti oleh orang lain.
Hurlock (1980) mengemukakan bahwa ada tiga tugas dalam
belajar bicara pada awal masa kanak-kanak, yaitu:
1) Pengucapan kata-kata
Anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi,
seperti huruf mati (z, w, d, s, dan g) dan kombinasi huruf mati (st,
sr, dr, dan fl). Mendengarkan radio dan televisi dapat membantu
belajr mengucapkan kata-kata yang benar.
2) Menambah kosa kata
Kosa kata anak meningkat pesat ketika ketika ia belajar keta-kata
baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama. Dalam menambah
kosa kata anak-anak muda belajar kata-kata yang umum (kata
baik dan buruk, kata memberi dan menerima, dan nama-nama
warna).
3) Membentuk kalimat
Kalimat yang biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah
mulai dapat disusun oleh anak. Kalimat yang disusun terkadang
kurang lengkap terutama pada kata dan biasanya kurang kata
kerja, kata depan, dan kata penghubung.
2. Masa Anak-anak
Hurlock (1980) mengemukakan bahwa dengan meluasnya
cakrawala sosial anak, anak mulai mengerti bahwa berbicara
merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam
kelompok. Hal ini dapat mendorong anak untuk berbicara lebih baik.
Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang
sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial tidak
6
diterima. Hal ini menambah dorongon untuk memperbaiki
kemampuannya berbicara.
Menurut Hurlock (1980) untuk memperbaiki pembicaraan pada
masa kanak-kanak berasal dari empat sumber, yaitu:
1. Orang tua dari kelompok sosial ekonomi menengah ka atas
merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka
memacu anak-anak mereka untuk berbica lebih baik dan
memperbaiki setiap ucapan yang salah, memperbaiki kesalahan
tata bahasa dan mendorong untuk berperan serta dalam setiap
pembicaraan keluarga yang bersifat umum.
2. Radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi
pembicaraan anak yang lebih besar sebagaimana halnya bagi
anak-anak selama tahun prasekola. Radio dan televisi juga
mendorong secara seksamasehingga kemampuan untuk mengerti
apa yang dikatakan oelh orang lain meningkat.
3. Setelah anak belajar membaca, ia menambah kosa kata dan
terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar.
4. Setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-
arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru.
Meskipun semua anak di sekolah diberi kesempatan yang sama
untuk memperbaiki pembicaraan, namun terdapat sejumlah
perbedaan dalam kemajuan yang dicapai oleh setiap anak. Selain itu,
juga terdapat perbedaan dalam banyaknya kemajuan yang dicapai
dalam berbagai tugas yang tercakup dalam hal belajar berbicara.
Hurlock (1980) mengemukakan bahwa terdapat tiga bidang yang
mengalami kemajuan dalam memperbaiki bahasa pada anak, yaitu:
1) Penambahan kosa kata
Penambahan kosa kata dapat diperoleh anak dari berbagai
pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan teman sebaya,
dan usahanya ketika menonton televisi dan mendengarkan radio.
Anak yang lebih besar tidak hanya belajar kosa kata baru tetapi
7
juga mempelajari arti baru dari kata-kata lama. Umumnya anak
yang berasal dari keluarga yang berpendidikan baik peningkatan
kosa katanya yang lebih banyak dibanding anak yang berasal dari
keluarga yang orangtuanya memiliki tingkat pendidikan yang
kurang.
2) Pengucapan
Sebuah kata baru mungkin ketika pertama kali digunakan,
diucapkan dengan tidak tepat, tetapi setelah beberapa kali
mendengar pengucapan yang benar, anak sudah mampu
mengucapkannya dengan benar. Namun, tidak demikian halnya
pada anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah yang
dirumah lebih banyak mendengar kata-kata salah ucap dibanding
anak dari lingkungan rumah yang lebih baik, apalagi anak dari
lingkungan rumah yang memiliki bahasa lain selain bahasa yang
umum digunakan.
3) Pembentukan kalimat
Anak pada usia enam tahun harusnya telah menguasai hampir
semua jenis struktur kalimat. Usia enam sampai sepuluh tahun,
panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya belum
teratur dan terpotong-potong. Setelah usia tersebut, anak
berangsur-angsur akan menggunakan kalimat yang lebih singkat
dan padat.
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada anak
menurut Berk (1989) dapat dibagi ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Fonologi (phonology)
Fonologi merupakan salah satu bagian dari tata bahasa yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Fonologi
mempelajari fungsi dari sistem pembeda bunyi dalam suatu
bahasa, mencoba menetapkan aturan-aturan untuk menentukan
dan membedakan fonem satu dengan yang lain dan bagaimana ia
dapat berfungsi di dalam sistematika bahasa, sehingga
8
komunikasi dapat menjadi lebih efektif (Mara’at, 2001: 60).
Dengan kata lain fonologi berkenaan dengan bagaimana anak
memahami dan menghasilkan bunyi bahasa.
b. Semantik (semantic)
Semantik adalah studi mengenai arti suatu perkataan atau
kalimat. Semantic merujuk kepada makna kata atau cara yang
mendasari konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata
atau kombinasi kata.
c. Tata bahasa (grammar)
Grammar merujuk kepada penguasaan kosa kata dan
memodifikasikan cara-cara yang bermakna. Pengetahuan
grammar meliputi dua aspek utama.
a) Sintaks (syntax), yaitu aturan-aturan yang mengatur
bagaimana kata-kata disusun ke dalam kalimat yang dapat
dipahami.
b) Morfologi (morphology), yaitu aplikasi gramatikal yang meliputi
jumlah, tenses, kasus, pribadi, gender, kalimat aktif, kalimat
pasif, dan berbagai makna lain dalam bahasa.
d. Pragmatic (pragmatics)
Pragmatik merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa. Ini
berkenaan dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik
ketika berkomunikasi dengan orang lain. Di dalamnya meliputi
bagaimana mengambil kesempatan yang tepat, mencari dan
menetapkan topik yang relevan, mengusahakan agar benar-benar
komunikatif, bagaimana menggunakan bahasa tubuh (gesture),
intonasi suara, dan menjaga konteks agar pesan-pesan verbal
yang disampaikan dapat dimaknai dengan tepat oleh
penerimanya. Pragmatik juga mencakup di dalamnya
pengetahuan sosiolinguistik, yaitu bagaimana suatu bahasa harus
diucapkan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Agar dapat
berkomunikasi dengan berhasil, seseorang harus memahami dan
9
menerapkan cara-cara interaksi dan komunikasi yang dapat
diterima oleh masyarakat tertentu. Selain itu, seseorang juga
harus memperhatikan tata krama berkomunikasi berdasarkan
hirarki umur atau status sosial yang masih dijunjung tinggi dalam
suatu masyarakat tertentu.
Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan
perkembangan kemampuan berbahasa anak, tahapan perkembangan
bahasa dapat dibedakan kedalam tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap pralinguistik atau meraba (0,3-1,0 tahun)
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk
ocehan yang mempunyai fungsi yang komunikatif.
b. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata.
Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang
sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual maupun
emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap
sesuatu.
c. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk
menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan
menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah
“kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat.
d. Tahap pengembangan tata bahasa (2,0-5,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang
kalimat mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin
kompleks dan mulai menggunakan kata jamak dalam kematangan
perkembangan anak.
e. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur
tata bahasa yang kompleks serta mampu menggabungkan
10
kalimat-kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan
konjungsi.
f. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak perbendaharaan kata semakin
meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin
lancer serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan dan
performasi tata bahasa terus berkembang kearah tercapainya
kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari
kompetensi komunikasi.
3. Pemerolehan Bahasa Pada Anak
Terdapat 3 teori utama yang menjelaskan tentang perolehn dan
perkembangan bahasa pada anak-anak, yaitu model Behaviorist,
model Linguistik, dan model Kognitif.
a. Model Behaviorist
Inti pandangan model ini adalah: Languange is a function of
reinforcement. Orang tua dan guru mengajar anak berbicara
dengan memberikan reinforcement (penguatan) sebagai prinsip
pendekatan behaviorist terhadap tingkah laku verbal.
b. Model Linguistik
Tokoh utama model ini adalah Chomsky. Menurutnya, anak-anak
dilahirkan sudah lengkap dengan kemampuan untuk berbahasa.
Melalui konak dengan lingkungan sosial, kemampuan bahasa
tersebut akan tampak dalam perilaku berbahasa.
c. Model Kognitif
Kelompok ini diwakili oleh Piaget, Bruner, dan Vigotsky (Mara’at,
2001: 86). Model ketiga ini adalah pandangan terbaru mengenai
perolehan bahasa pada anak. Inti dari pendekatan baru ini adalah
suatu model kognitif untuk bahasa, yang mencoba untuk
menjelaskan bagaimana bahasa itu diproses secara kognitif dan
bagaimana manifestasinya dalam tingkah laku.
11
4. Aspek-Aspek Berbahasa Anak
Terdapat empat aspek dalam berbahasa (Mara’at, 2001), keempat
aspek tersebut sebagai berikut:
a. Kemampuan menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang lain
agar mau melakukan sesuatu.
b. Potensi yang membantu mengingat atau menghafal, yaitu adanya
kapasitas untuk mengguakan alat bantu mengingat informasi,
member jarak dan suatu urutan menjadi aturan permainan, atau
dari suatu perintah menjadi prosedur menggerakkan sesuatu,
misalnya mesin.
c. Penjelasan, yaitu menjelaskan secara oral, membuat syair,
mengumpulkan pepatah, atau peribahasa, dan penjelasan singkat
kemudian meningkat sampai pada menggunakan kata-kata untuk
menyusun sebuah tulisan.
d. Berbahasa untuk menjelaskan bahasa itu sendiri, kemampuan
menggunakan bahasa untuk merefleksikan bahasa itu sendiri, dan
menggunakan analisis metalinguistik.
5. Lingkungan yang Kondusif terhadap Perolehan Bahasa Anak
Maraat (2001) menjelaskan beberapa pendekatan yang
dipandang bermanfaat bagi perkembangan bahasa anak, pendekatan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan Pendekatan Informal
Pendekatan ini artinya mengajarkan bahasa kepada anak dalam
situasi rileks, kadang-kadang sambil bermain-main.
b. Memfokuskan Diri pada Maksud Pembicara
Orang tua, pengasuh, atau guru pada umumnya dalam
menanggapi ucapan-ucapan bahasa anak lebih memfokuskan
perhatiannya pada apa yang diinginkan anak daripada
memerhatikan benar tidaknya ucapan. Cara ini akan membuat
12
anak merasa dipahami, merasa ia dapat berkomunikasi, serta
terpenuhi kebutuhannya.
c. Harapan akan Keberhasilan
Semua orang tua dan gru mengharapkan anaknya akan mampu
berbicara dengan baik pada waktu mereka sudah besar.
d. Bercirikan Kreativitas
Seorang anak belajar bahasa selalu menggunakan kemampuan
kreatifnya, mereka menciptakan kata-kata atau frasa-frasa baru,
akan tetapi pada saat yang sama mereka akan kemabli ke aturan-
aturan sosial yang sudah baku, terutama bila mereka meyadari
bahwa kata-kata/frasa-frasa yang diciptakannya gagal
mengomunikasikan apa yang mereka maksud/inginkan.
e. Menghargai Keberhasilan
Guru dan orang tua akan berhsil mengajarkan bahasa kepada
anak, apabila mereka menggunakan bahasa itu dalam situasi
kehidupan yang riil tanpa suatu nilai khusus untuk “mengajar”
bahasa dan menerima ketidaksempurnaan serta menghargai
keberhasilan anak serta memberikan kesempatan kepada anak
untuk berkreasi dengan kata-kata.
6. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir
Berpikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang
bersifat pribadi atau pemrosesan informasi yang berlangsung selama
munculnya stimulus sampai dengan munculnya respons (Morgan,
1989). Dalam proses berpikir digunakan simbol-simbol yang memiliki
makna atau arti tertentu bagi masing-masing individu. Manifestasi dari
proses berpikir manusia serta sekaligus menjadi karakteristik dari
proses berpikir manusia adalah bahasa (Glover, 1987).
13
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa pada
Masa Kanak-kanak dan Anak-anak serta Contoh Kasus
Perkembangan Bahasa
Aliran nativisme berpandangan bahwa perkembangan kemampuan
berbahasa seseorang ditentukan oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir
yang diturunkan oleh orang tuanya.
Aliran empirisme atau behaviorisme justru berpandangan sebaliknya,
yaitu bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang tidak
ditentukan oleh bawaan sejak lahir melainkan ditentukan oleh proses
belajar dari lingkungan sekitarnya. Jadi, menurut aliran ini proses
belajarlah yang sangat menentukan perkembangan kemampuan bahasa
seseorang.
Aliran konvergensi merupakan kolaborasi dari faktor bawaan dan
pengaruh lingkungan.
Secara rinci dapat didefenisikan sejumlah factor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut :
a. Kognisi
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan
mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu.
b. Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam satu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah atau
interaksinya relative demokratis akan mempercepat
perkembangan bahasa anggota keluarganya.
c. Jumlah anak atau anggota keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota
keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi
komunikasi yang bervariasi dibandingkan keluarga yang hanya
memiliki anak tunggal.
d. Posisi urutan kelahiran
14
Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahirannya
ditengan akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak
bungsu.
e. Kedwibahasaan (bilingualism)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan
bahasa lebih dari satu akan lebih bagus dan lebih cepat
perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan
satui bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa
secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan
bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa
Indonesia.
Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”
Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi,
jenis kelamin, dan hubungan keluarga. Karakteristik perkembangan
bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan kognitif yang
menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan
dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan
prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap
situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun
pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara
fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan
terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.
Adapun contoh kasus yang berhubungan dengan perkembangan
bahasa misalnya anak kecil memang memiliki sifat pemalu sehingga sulit
berkomunikasi dengan orang lain. Tapi pada beberapa kasus kondisi ini
bukan karena anak kecil tersebut pemalu, tapi ia memiliki gangguan bisu
selektif atau selective mutism. Selective mutism adalah gangguan dimana
anak mengalami kegagalan yang persisten (menetap) untuk berbicara
15
pada suatu situasi sosial tertentu (misalnya : disekolah) diluar kemampuan
untuk berbicara dan memahami bahasa yang diucapkan.
Contoh kasus :
Tari adalah anak perempuan berusia 7 tahun, di rumah dan
disekolah tari menjadi anak yang berbeda perilakunya. Dia tidak berbicara
dengan guru dan teman-temannya selama di sekolah. Setiap waktu
istirahat, Tari tidak pernah keluar kelas. Ia hanya duduk di kursinya sambil
memandangi teman-temannya yang bermain di luar kelas. Menurut
gurunya, memang Tari sudah menunjukkan perilaku sangat pemalu,
pendiam, jarang sekali berinteraksi dengan teman-temannya yang lain
dan jika ditanya atau diajak bicara oleh orang lain dia tidak menjawab.
Kalau pun Tari menjawab, hanya dengan gerakan bibir atau suara yang
sangat lirih.
Orangtua tari sebelumnya tidak menyadari bahwa tari menderita
gangguan bisu selektif. Sebelumnya orangtua menganggap anaknya
sebagai pemalu jika bertemu dengan orang lain. Menurut orangtuanya,
saat dirumah, Tari terlihat biasa-biasa saja. Ia dapat berbicara dengan
lancar dengan anggota keluarganya di rumah. Ia bahkan juga bisa
berteriak-teriak, tertawa, berbicara dengan lancar saat bermain dengan
teman rumahnya. Namun saat disekolah, Tari berubah menjadi anak yang
sangat pendiam. Perkembangan bicara Tari normal, dan ia pun tidak
pernah mengalami sakit parah yang membuat organ yang berkaitan
dengan pendengaran atau bicaranya terganggu
16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan terus
menerus sepanjang hidup individu yang bersangkutan menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi
secara bertahap. Perkembangan ini merupakan perpaduan antara tenaga
asli dari dalam diri individu dan tenaga dari luar (lingkungan). Dari kedua
tenaga tersebut terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi, dapat
menjadikan individu tersebut berkembang dengan lancar tanpa gangguan
yang disebut dengan perkembangan positif, atau berkembang dengan
penuh gangguan disebut dengan perkembangan negatif.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan anak pada fase selanjutnya. Perkembangan bahasa anak
dapat berlangsung dengan baik, apabila di dukung oleh beberapa faktor
diantaranya perolehan bahasa anak, keluarga dan tidak kalah pentingnya
yaitu faktor umum. Dengan beberapa faktor tersebut menentukan tugas
perkembangan bahasa anak pada setiap fasenya dapat tercapai atau
tidak.
B. SARAN
Dengan mengetahui perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak
dan anak-anak, para orang tua diharapkan mampu memaksimalkan
perkembangan tersebut dengan baik. Apalagi perkembangan bahasa
sangat cepat berkembang pada masa kanak-kanak. Sehingga pada tahap
perkembangan selanjutnya anak dapat memenuhi setiap tugas
17
perkembangannya dan mampu menjalani kehidupan sosialnya dengan
kemampuan bahasa yang dimiliki.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. 2011. masa perkembangan anak.Jakarta:Salemba
Humanika.
Adi. 2011. Psikologi perkembangan bahasa anak. (diakses tanggal 08
Maret 2015 pada http://sinaubsi.blogspot.com/p/psikologi-
perkembangan-bahasa-anak.html)
Huda, ni’amul. 2014. Perkembangan bahasa pada masa kanak kanak
awal. (diakses tanggal 08 Maret 2015 pada
http://uinkediri.blogspot.com/2014/12/contoh-makalah-perkembangan-
bahasa-pada.html)
Purnomo, N. pantau perkembangan kosa kata balita. (diakses tanggal 08
Maret 2015 pada http://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-
edukasi/pantau-perkembangan-kosakata-balita.html )
Giel. 2010. Makalah perkembangan bahasa anak. (diakses tanggal 08
Maret 2015 pada http://edichugiel.blogspot.com/2010/01/makalah-
perkembangan-bahasa-anak.html )
Anonim. 2013. Tahapan perkembangan bahasa anak. (diakses 08 Maret
2015 pada http://www.kajianpustaka.com/2013/06/tahapan-
perkembangan-bahasa-anak.html )
19