Download pdf - Pertusis Dilla

Transcript
  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    1/24

    Pembimbing :

    dr. Priyono Budi Suroso, Sp.A.

    Disusun Oleh :

    Fadilla Ayuningtias

    REFERAT

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    2/24

    Pertusis atau Batuk rejan ialah penyakit akutsaluran pernafasan yang disebabkan olehBordetella Pertusis.

    Permasalahan kesehatan di dunia termasukIndonesia, urutan ke 3 penyebab kematian pada

    balita. Penanggulangan penyakit ini adalah dengan

    imunisasi

    WHO : Anak di bawah 1 tahun mendapatkanvaksinasi pertusis (DPT) sebanyak 3 kali.

    Di indonesia program imunisasi masih banyakhambatan, perlu partisipasi dari nakes untukmemutus rantai patogen pertusis.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    3/24

    Memberikan informasi ilmiah mengenai

    penyakit Pertusis pada anak

    Definisi, Etiologi, Transmisi danEpidemiologi, Distribusi dan Insidens,

    Patogenesis, Manifestasi klinik, Diagnosis,

    Komplikasi, Pengobatan, Pencegahan dan

    Kontrol, Prognosis pertusis.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    4/24

    Pertusis atau batukrejan adalah penyakitakut yang menyerangsaluran pernapasanterutama trakea dan

    bronkus yang disebabkan oleh bakteri

    Bordetella Pertusis.

    Sinonim Pertusis :Tussis quinta,Whooping cough dan

    batuk rejan (batuk 100hari).

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    5/24

    Bakteri Bordetella Pertusis

    Gram -, tidak bergerak,kecil, ovoid, ukuran panjang 0,5 1 um dan diameter 0,2 0,3 um, tidak bergerak, tidak

    berspora. Dengan pewarnaan toloidin biru, dapat terlihat

    granula bipolar metakromatik dan mempunyai kapsul.

    Tumbuh dalam biakan media agar bordet gengou.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    6/24

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    7/24

    Amerika serikat tahun1977-1980, 102.500

    penderita pertusis. Jepang tahun 1987,152.600 penderitapertusis dan 17.000penderita meninggaldunia.

    Indonesia tahun 1983,

    819.500 penderitapertusis , 23.100penderita meninggaldunia.

    Pertusis menginfeksidengan sangat

    cepat Tidak ada kekebalan

    pasif dari ibu

    Menyerang semuausia terbanyakdibawah 1 tahun.

    Cara penularanialah kontakdengan dropletdan sekretnasofaringpenderita pertusis.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    8/24

    Pertusis terjadi pada semua usia, terbanyak pada bayi < 1 tahun.

    Semakin muda, semakin berbahaya

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    9/24

    Penularan terutama melalui saluranpernapasanBordetella Pertusis

    akan terikat pada silia epitel saluranpernapasan, kemudian kuman ini

    akan mengalami multiplikasi disertaipengeluaran toksin, sehingga

    menyebabkan inflamasi dan nekrosetrakea dan bronkus.

    Pertusis merupakan infeksi bakteri

    yang sangat menular. Terutama padaanak-anak yang tidak di vaksinasi.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    10/24

    B.Pertusis dikeluarkan melalui sekresi saluran penafasan

    Terhirup dan masuk ke dalam saluran pernafasan

    Basil bersarang pada silia epitel torak mukosadan menimbulkan eksudasi yang mukopurulen

    Kemudian bermultiplikasi dan menyebar keseluruh permukaan epitel saluran pernafasan

    Lesi biasanya terdapat pada bronkus, bronkiolus,

    selaput lendir trakea, laring dan nasofaring

    Lesi berupa nekrosis bagian basal dan tengah sel epitel

    torak, disertai infiltrat neutrofil dan makrofag

    Lendir yang terbentuk dapat menyumbat bronkus kecil hinggadapat menimbulkan emfisema dan atelektasis

    Eksudasi dapat pula sampai ke alveolus dan

    menimbulkan infeksi sekunderkelainan-

    kelainan pada paru dapat menimbulkan

    bronkiektasis

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    11/24

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    12/24

    Stadium Katalaris (1-2minggu)

    Rinore (pilek) dengan lendiryang cair dan jernih,lakrimasi, batuk ringan danpanas tidak begitu tinggi.

    Awalnya batuk timbulmalam hari, kemudian sianghari, Sekret banyak dankental serta lengket.

    Pada bayi lendir dapat

    viskuos mukoid, sehinggadapat menyebabkanobstruksi jalan napas, bayiterlihat sakit berat daniritabel

    Stadium Paroksimal/Spasmodik (2-4minggu)

    Stadium ini, batuk menjadi hebat ditandaiwhoop (batuk yang berbunyi nyaring) seringterdengar pada saat penderita menarik napaspada akhir serangan batuk

    Pada bayi muda serangan batuk hebat tidak disertai bunyi whoop, tetapi penderita seringdalam keadaan lemas, lelah, apneu, sianosis,dan muntah.

    Batuk paroksimal , mata tampak menonjol,

    gelisah, memuntahkan lendir kental.Pelebaran pembuluh darah yang jelas dikepala dan leher, petekie di wajah,perdarahan subkonjungtiva dan sklera bahkanulserasi frenulum lidah.

    Stadium Konvalesen (2minggu sampai

    sembuh)Pada minggu ke 4 jumlah

    dan berat serangan batukberkurang, muntahberkurang,nafsu makankembali.

    Ronki difus yang terdapatpada stadium spasmodikmenghilang.

    Infeksi common cold dapatmenimbulkan seranganbatuk lagi.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    13/24

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    14/24

    Diagnosis : Anamnesis, pemeriksaan fisik danpemeriksaan laboratorium

    Anamnesis : Kontak dengan pasien pertusis,

    serangan batuk yang khas yaitu paroksismal

    dan bunyi whoop yang jelas, riwayat imunisasidan gejala klinis yang muncul.

    Pemeriksaan fisik : Tergantung stadium pasien

    Pemeriksaan laboratorium : Leukositosis

    15.00045.000/Ul,limfositosis, kultur bakteri

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    15/24

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    16/24

    Bronkhitis : Lendir jernih berubah menjadi purulen

    Bronkopneumonia : akibat infeksi sekunder, peradangan pada parenkim paru Atelektasis : Lendir kental menyumbat bronkioli

    Emfisema : Batuk-batuk hebat sehingga alveoli pecah

    Otitis media : Batuk-batuk yang hebat kuman masuk ke tuba eustachii

    Kolaps alveoli paru : Batuk paroksismal yang lama dapat sebabkan hipoksia berat

    AlatPernafasan

    Kejang : gangguan keseimbangan elektrolit akibat muntah-muntah

    Kongesti dan edema otak

    Perdarahan otak

    Pada SistemSaraf Pusat

    Hemoptisis , epistaksis dan perdarahan subkonjungtiva : akibat batuk yang hebatsehingga menyebabakan tekanan venous meningkat dan kapiler pecah

    Prolaps recti / hernia : tingginya tekanan intra abdominal pada saat batuk

    Malnutrisi : karena anoreksia dan infeksi sekunder

    Komplikasi-komplikasi

    lain

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    17/24

    Antibiotika

    Untuk eritromisin diberikan dengan dosis50 mg/kgbb/hari

    dalam 4 dosis Ampicillin dosis 100

    mg/kgbb/hari dalam4 dosis.

    Kortikosteroid

    Betametason oraldengan dosis 0,05mg/kgbb/hari

    Prednisolon oral 2,55mg/kgbb hari

    Hidrokortison suksinat(Solukortef)intramuskuler dengandosis 30 mg/kgbb/24

    jam

    Pengobatansimptomatik

    Salbutamol 0,3-0,5mg/kgbb/hari terbagi

    dalam 3 dosis. Ekspektoransia dan

    mukolitik

    Kodein apabila batukhebat sekali

    Luminal sebagai

    sedatif

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    18/24

    a. Lingkungan perawatan yang tenang

    b. Pemberian makanan, hindari makanan yangsulit ditelan, sebaiknya diberikan makanan yang

    berbentuk cair.c. Bila penderita muntah muntah sebaiknyadiberikan cairan dan elektrolit secaraparenteral.

    d. Pembersihan jalan napas.

    e. Oksigen, terutama pada serangan batuk yanghebat yang disertai sianosis.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    19/24

    Cara terbaik untuk mengontrol penyakit ini ialah dengan imunisasi, karena tidak ada

    imunitas terhadap pertusis. Pencegahan dapat dilakukan secara aktif dan pasif

    Imunisasi pasif Human Hiperimmune Globulin,tidak efektif sehingga tidak lagi diberikan sebagaipencegahan atau pengobatan pertusis

    Imunisasi aktif : Terdiri dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan.Diberikan vaksin pertusis 12 unit terbagi dalam 3 dosis dengan interval 8 minggu.Hasil penelitian, vaksin pertusis yang diberikan pada usia 1-15 hari dapat membentukantibodi.

    Komplikasi neurologis berupa kejang, iritasi serebral dan gejala sisa setelah kejangpasca vaksinasi pertusis seperti retardasi mental, epilepsi dan hemiparesis. Makaimunisasi pertusis tidak di berikan lagi.

    Imunisasi pertusis ini hanya diberikan sampai usia 6 tahun

    Pertusis diberikan bersama-sama dengan Dipteri dan Tetanus pada usia 2, 4, dan 6 bln

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    20/24

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    21/24

    Prognosis tergantung usia, dan penanganan.

    Anak yang lebih tua dan penanganan efektif

    mempunyai prognosis yang lebih baik.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    22/24

    Pertusis di tandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari batuk yang sangat spasmodik danparoksimal disertai nada yang meninggi. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua umur,mulai dari bayi sampai dewasa.

    Penyebabnya adalah Bordetella pertusis ditularkan melalui udara secara droplet, bahandroplet, memegang benda yang terkontaminasi dengan sekret nasofaring.

    Penularan terutama melalui saluran pernapasan dimana Bordetella Pertusis akan terikatpada silia epitel saluran pernapasan, kemudian kuman ini akan mengalami multiplikasidisertai pengeluaran toksin, sehingga menyebabkan inflamasi dan nekrose trakea dan

    bronkus.

    Perjalanan klinis penyakit ini dapat berlangsung 3 stadium yaitu stadium kataralis(prodromal, preparoksimal), stadium akut paroksismal (paroksismal, spasmodik), danstadium konvalesens.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    23/24

    1. Nelson E Waldo , Behrman E Richard, Kliegman Robert, Arvin M Ann.Nelson Textbook Of Pediatric. Edisi 15, volume 2, cetakan I. PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000. Hal : 960 965.

    2. Hassan Rusepno, Alatas Husein, et al. Buku Kuliah Ilmu KesehatanAnak. Edisi 7, volume 2, Cetakan XI. Pnerbit Bagian Ilmu Kesehatan AnakFKUI, Jakarta, 1985. Hal : 564 568.

    3. Rampengan T.H , Laurents I.R, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Edisi

    1, Cetakan III. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997. Hal 20-33. 4. Irawan Hindra, Rezeki Sri, Anwar Zarkasih. Buku Ajar Infeksi Dan

    Pediatrik Tropis. Edisi 2, Cetakan I. Penerbit Bagian Ilmu Kesehatan AnakFKUI, Jakarta, 2008. Hal 331337.

    5. Ranuh IGN., Suyitno H., Hadinegoro SRS., Kartasasmita CB.,Ismoedijanto, Soedjatmiko (Ed.). Pedoman Imunisasi di Indonesia. EdisiKetiga. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2008:144-

    151. 6. James D. Cherry. [Serial Online] Updated : 2 mei 2005. PEDIATRICS Vol.

    115 No. 5 May 2005, pp. 1422-1427.http://www.pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/115/5/142.

  • 5/22/2018 Pertusis Dilla

    24/24