Download pdf - PERUSAHAAN EO

Transcript
Page 1: PERUSAHAAN EO

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan (Bedriif) adalah suatu pengertian ekonomis yang banyak di

pakai dalam kegiatan, usaha dan pekerjaan kehidupan sehari – hari dan banyak di

pakai dalam Kitab Undang – Undang Hukum Dagang ( KUHD), Namun KUHD

tidaklah memberikan penafsiran maupun penjelasan resmi tentang apakah

perusahaan itu. Pihak pembentuk Undang – Undang agaknya berkehendak

menyerahkan perumusan perusahaan kepada pandangan para ilmuwan, dan

sehubungan dengan itu rumusan tentang perusahaan pernah diberikan oleh :1

1. “Menteri Kehakiman Belanda menyatakan Perusahaan adalah tindakan

ekonomi yang dilakukan secara terus menerus , tidak terputus – putus dan

terang – terangan untuk memperoleh laba rugi bagi dirinya sendiri”.

2. “Menurut Molengraaff perusahaan harus mempunyai unsur – unsur terus

menerus atau tidak terputus – putus , secara terang – terangan karena

berhubungan dengan pihak ketiga , kualitas tertentu karena dalam lapangan

perniagaan, menyerahkan barang – barang, mengadakan perjanjian –

perjanjian perdagangan dan harus bermaksud memperoleh laba”.

Dalam pelaksanannya perusahaan dalam dunia hukum indonesia dapat

digolongkan menjadi dua macam yakni perusahaan yang berbadan hukum dan

tidak berbadan hukum, keduanya dapat dibedakan melalui bentuk pertanggung

1 Prof.Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Hukum Perusahaan Indonesia ( Aspek Hukum Dalam Hukum Ekonomi ), Bagian 1 jakarta , 2005, hlm 67

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PERUSAHAAN EO

10

jawabannya Perusahaan atas gugatan dari pihak ketiga. Dimana pada Perusahaan

yang berbadan hukum pertanggung jawabannya sebatas pada harta pengurus,

misalnya, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer.

Undang – Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(selanjutnya disebut UUPT) secara tegas mengakui bahwa PT adalah Badan

Hukum. Pasal 1 ayat (1) UUPT menegaskan bahwa Perseroan Terbatas yang

selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan

modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang – Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.2

Suatu badan hukum dapat disebut sebagai badan hukum apabila telah

dipenuhi beberapa syarat, yakni:

3

1. Adanya harta kekayaan yang terpisah (hak – hak) dengan tujuan tertentu terpisah dengan kekayaan pribadi antara anggota atau sekutu atau pemegang saham dan badan yang bersangkutan. Tegasnya ada pemisahan kekayaan antara kekayaan badan atau perusahaan dan kekayaan pribadi para anggota atau sekutu atau pemegang sahamnya;

2. Adanya kepentingan yang menjadi tujuan badan yang bersangkutan; 3. Adanya beberapa orang yang menjadi pengurus badan tersebut.

Ketiga syarat di atas merupakan syarat materiil bagi suatu badan hukum

terpenuhinya syarat – syarat materiil tersebut belum dapat menjadikan lembaga

tersebut badan hukum, ia juga harus memenuhi syarat – syarat formal badan

hukum yakni syarat formal tersebut adalah adanya pengakuan dari Negara atau

2 Psl 1 UUPT 2007 3 H.M.N. Purwosujipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 2, Djambatan, Jakarta,1999,hlm 42

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PERUSAHAAN EO

11

Undang – Undang yang menyatakan bahwa lembaga itu adalah badan hukum.

Perseroan Terbatas telah memenuhi syarat sebagai badan hukum.4

Badan hukum sebagai subjek hukum mencakup unsur – unsur sebagai

berikut:

5

1. Dapat memenuhi keputusan

2. Memiliki harta kekayaan sendiri 3. Dapat melakukan transaksi 4. Dapat mempunyai utang – piutang 5. Dapat menuntut dan dituntut sebagaimana layaknya manusia 6. Mempunyai hak dan kewajiban

Status Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, maka sejak saat itu

hukum memperlakukan pemilik atau pemegang saham dan pengurus atau Direksi,

terpisah dari Perseroan Terbatas itu sendiri yang dikenal dengan istilah “ Separate

legal personality” yaitu sebagai individu yang berdiri sendiri, dengan demikian

maka pemegang saham tidak mempunyai kepentingan – kepentingan dalam

kekayaan Perseroan Terbatas, sehingga oleh sebab itu juga tidak bertanggung

jawab atas utang – utang perusahaan atau PT.6

Ketentuan yang memuat persyaratan konstitutif badan hukum dapat dilihat

dalam anggaran dasar dan atau peraturan perundang – undangan yang

menunjukkan orang – orang yang dapat bertindak dan atas pertanggungjawaban

badan hukum orang – orang tersebut disebut sebagai organ badan – badan yang

merupakan suatu esensialia organisasi itu.

7

4 Ridwan Khairandy et . al, Pengantar Hukum Dagang Indonesia 1, Yogyakarta.2000,hlm 23 5 I.G. Rai Widrajaya, Hukum Perusahaan, ctk Ketiga, kesaint Blanc, Jakarta, 2003, hlm 131 6 Ibid. 7 Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Hukum Perseroan dan Perkumpulan koperasi , yayasan, wakaf, Alumni Bandung. 1986 hlm 17

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PERUSAHAAN EO

12

Perseroan tidak memiliki kehendak untuk menjalankan dirinya sendiri,

untuk itulah maka diperlukan orang – orang yang akan menjalankan perseroan

sesuai dengan maksud dan tujuan didirikannya Perseroan. orang – orang yang

menjalankan, megelola, mengurus perseroan ini, dalam undang – undang

Perseroan Terbatas disebut dengan istilah organ perseroan UUPT 2007, tetap

mempertahankan pola organ perseroan yang diatur dahulu pada KUHD pada Pasal

44 ( Direksi atau Pengurus ), pasal 52 ( Dewan Komisaris ) dan pasal 55 ( RUPS).

Pola Organ Perseroan yang diatur pada KUHD , dilanjutkan oleh UUPT 1995,

berlanjut terus pada UUPT 2007.

Istilah organ perseroan ini dipakai sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat

(2) jo. Pasal 1 ayat 5, UUPT secara tegas menyebutkan bahwa organ perseroan

terbatas mempunyai 3 (tiga) organ yang terdiri dari:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2. Direksi dan 3. Dewan Komisaris

Keberadaan RUPS sebagai organ perseroan, ditegaskan lagi pada Pasal 1

ayat 4 yang mengatakan, RUPS adalah organ perseroan. dengan demikian

menurut hukum, RUPS adalah organ perseroan yang tidak dapat dipisahkan dari

perseroan. Melalui RUPS tersebutlah para pemegang saham sebagai pemilik

(eigenaar, owner) perseroan melakukan kontrol terhadap kepengurusan yang

dilakukan direksi maupun terhadap kekayaan serta kebijakan kepengurusan yang

dijalankan manajemen perseroan8

8 Ibid., James D. Cox, cs, Dalam buku M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas hlm 306

, selanjutnya sebagai organ perseroan Direksi

juga mempunyai kedudukan, kewenangan atau memiliki kapasitas dan kewajiban,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PERUSAHAAN EO

13

Direksi berfungsi menjalankan pengurusan perseroan tugas dan fungsi utama

Direksi , menjalankan dan melaksanakan “ Pengurusan” ( beheer, administration

or management ) perseroan. Jadi perseroan diurus, dikelola atau di manage oleh

Direksi. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ketentuan, seperti :

1. “Pasal 1 ayat (5) yang menegaskan, Direksi sebagai organ Perseroan

berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan”,

2. “Pasal 92 ayat (1) mengemukakan, Direksi menjalankan pengurusan

perseroan untuk kepentingan perseroan”.

Pengertian umum perseroan Direksi dalam konteks perseroan, meliputi

tugas atau fungsi melaksanakan kekuasaan pengadministrasian dan pemeliharaan

harta kekayaan perseroan. dengan kata lain, melaksanakan pengelolaan atau

menangani bisnis perseroan dalam arti.9

Sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan dalam batas –

batas kekuasaan atau kapasitas yang diberikan AD kepadanya.

10

1. Pasal 75 ayat (1) UUPT yang menyatakan bahwa RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang – undang (UUPT) dan/atau anggaran dasar (Perseroan Terbatas). Jadi secara umum, kewenangan apa saja yang tidak dapat diberikan kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris, menjadi kewenangan RUPS. Oleh karena itu, dapat dikatakan RUPS merupakan organ

Mengenai tugas dan wewenang masing – masing organ perseroan diatur

dalam UUPT, beberapa yang terpenting diantaranya adalah:

9 Ibid ., Walter Woon, hlm 185 10 Ibid., Achmad Ichsan, S.H., hlm 191.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PERUSAHAAN EO

14

tertinggi perseroan. Namun , hal itu tidak persis demikian, karena pada dasarnya ketiga organ perseroan itu sejajar dan berdampingan sesuai dengan pemisahan kewenangan (separation of power ) yang diatur dalam undang – undang dan AD. Dengan demikian, tidak dapat dikatakan RUPS lebih tinggi dari Direksi dan Dewan Komisaris. masing- masing mempunyai posisi dan kewenangan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang mereka miliki.

2. Pasal 92 ayat (1) UUPT yang menyatakan bahwa Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

3. Pasal 108 ayat (1) UUPT yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.

Rumusan pada pasal 92 ayat (1) UUPT dapat kita ketahui bahwa organ

perseroan yang bertugas melakukan pengurusan perseroan adalah direksi. Direksi

adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

adalah direksi. Direksi adalah sebagai organ Perseroan yang bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan tujuan

perseroan, serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan

sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, seperti yang disebutkan dalam pasal 98

ayat (1). dan selanjutnya dalam pasal 97 ayat (2) UUPT menyatakan Pengurusan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi

dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.

Pada pokoknya tugas direksi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 11

1. Tugas yang berdasarkan pada kepercayaan ( Fiduciary duties – trust and confidence ).

2. Tugas yang berdasarkan kecakapan, kehati – hatian dan ketekunan ( duties of skill, care, diligence), dan

3. Tugas yang berdasarkan ketentuan undang – undang (statutory duties ).

11 I.G. Rai Widjaya, op.cit. hlm 220

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PERUSAHAAN EO

15

Selanjutnya Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

artinya secara “ Fiduciary” harus melaksanakan “standard of care”, Yang

dimaksud dengan “fiduciary duty” adalah tugas yang dijalankan oleh Direksi

dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan ( benefit ) orang atau pihak lain

( perseroan). Pengurusan perseroan sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh

Direksi kecuali dalam hal direksi tidak ada, Maka di dalam UUPT memberikan

wewenang kepada Dewan Komisaris untuk melakukan pengurusan perseroan.

Selain itu ada 2 macam kewajiban Direksi, yaitu kewajiban Direksi yang

berkaitan dengan perseroan, dan kewajiban direksi yang berkaitan dengan RUPS,

berikut ini akan diuraikan keduanya:

Kewajiban Direksi yang berkaitan dengan Perseroan yakni Direksi wajib

Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat

Direksi , Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 UUPT

dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dalam Undang- Undang tentang

dokumen perusahaan dan Memelihara seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan

perseroan dan dokumen perseroan lainnya.12 Seluruh daftar, risalah, dokumen

keuangan perseroan, dan dokumen perseroan lainnya disimpan di tempat

kedudukan perseroan.13

12 Pasal 100 ayat 1 UUPT 13 Pasal 100 ayat 2 UUPT

Atas permohonan tertulis di pemegang saham, Direksi

memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham,

daftar khusus, risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PERUSAHAAN EO

16

tahunan, serta mendapatkan salinan RUPS dan salinan laporan utama.14 Ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak menutup kemungkinan peraturan

perundang –undangan di bidang pasar modal menentukan lain.15 Direksi wajib

menyerahkan laporan keuangan perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit

apabila kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana

masyarakat; perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat,

Perseroan merupakan Perseroan Terbuka, Perseroan merupakan persero,

perseroan merupakan asset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai

paling sedikit Rp 50.000.000.000,00 ( lima puluh miliar rupiah ) atau diwajibkan

dalam peraturan perundang – undangan16. Dalam hal kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 tidak dipenuhi, laporan keuangan tidak disahkan oleh

RUPS17. Laporan atau audit akuntan publik disampaikan secara tertulis kepada

RUPS melalui Direksi.18

Neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan sebagaimana

dimaksud dengan kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun dan/atau

mengelola dana masyarakat, perseroan juga menerbitkan surat pengakuan utang

kepada masyarakat, dan perseroan merupakan perseroan terbuka setelah mendapat

pengesahan RUPS diumumkan dalam satu surat kabar.

19

14 Pasal 100 ayat 3 UUPT 15 Pasal 100 ayat 4 UUPT 16 Pasal 68 ayat 1 UUPT 17 Pasal 68 ayat 2 UUPT 18 Pasal 68 ayat 3 UUPT 19 Pasal 68 ayat 4 UUPT

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PERUSAHAAN EO

17

Pengumuman neraca dan laporan laba rugi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) dilakukan paling lambat 7 hari setelah mendapat pengesahan RUPS.20

Pengurangan besarnya jumlah nilai sebagaimana dimaksud pada perseroan

mempunyai asset dengan jumlah nilai paling sedikit lima puluh miliar rupiah

ditetapkan peraturan pemerintah. 21

Direksi Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang

saham, yang memuat sekurang – kurangnya nama alamat pemegang saham,

jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pemegang saham, dan

klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham; jumlah

yang disetor atas setiap klasifikasi saham, nama dan alamat dari orang

perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau

sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai atau

tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut, keterangan penyetoran saham dalam

bentuk lain sebagaimana yang di maksud dalam pasal 34 ayat (2).

22

Selain Daftar pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Direksi perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat

keterangan mengenai saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta

keluarganya dalam perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu

20 Pasal 68 ayat 5UUPT 21 Pasal 68 ayat 6 UUPT 22 Pasal 50 ayat 1 UUPT

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PERUSAHAAN EO

18

diperoleh23. Dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatat juga sebagai kepemilikan saham24

Daftar Pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) dicatat juga setiap perubahan kepemilikan saham

.

25. Dalam

hal peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal tidak mengatur lain,

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) berlaku juga

bagi Perseroan Terbuka26

Kewajiban Direksi yang berkaitan dengan RUPS yaitu : Direksi wajib

meminta perserujuan RUPS untuk; mengalihkan kekayaan perseroan atau

menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan yang merupakan lebih dari lima

puluh persen jumlah kekayaan bersih perseroan dalam satu transaksi atau lebih

baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.

.

27

Transaksi sebagaimana yang dimaksud adalah transaksi pengalihan

kekayaan bersih perseroan yang terjadi dalam jangka waktu satu tahun buku atau

jangka waktu yang lebih lama sebagaimana yang dimaksud dalam anggaran

perseroan

28

23 Pasal 50 ayat 2 UUPT 24 Pasal 50 ayat 3 UUPT 25 Pasal 50 ayat 4 UUPT 26 Pasal 50 ayat 5 UUPT 27 Pasal 102 ayat 1 UUPT 28 Pasal 102 ayat 2 UUPT.

.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PERUSAHAAN EO

19

Ketentuan yang dimaksud tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atau

penjaminan kekayaan perseroan yang dilakukan oleh Direksi sebagai pelaksanaan

kegiatan usaha perseroan sesuai dengan anggaran dasarnya.29

Perbuatan hukum sebagaimana yang dimaksud tanpa persetujuan RUPS,

tetap mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut

beritikad baik.

30

Ketentuan kourum kehadirandan/atau ketentuan tentang pengambilan

keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 mutatis mutandis berlaku

bagi keputusan RUPS untuk menyetujui tindakan Direksi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1).

31

Dalam hal pengaturan perundang – undangan di bidang Pasar Modal tidak

mengatur lain, ketentuan sebagaimana yang dimaksud diatas berlaku juga bagi

perseroan terbuka. Karena seorang Direksi dalam pelaksanaan tugasnya tidak

hanya terikat pada apa yang secara tegas dicantumkan dalam maksud dan tujuan

serta kegiatan usaha perseroan melainkan juga dapat menunjang atau

memperlancar tugas – tugasnya ( sekunder ) namun masih berada dalam batas

yang diperkenankan atau masih dalam ruang lingkup tugas dan kewajibannya

(intra vires) asalkan sesuai dengan kebiasaan, kewajaran, dan kepatutan (tidak

ultra vires).

32

29 Pasal 68 ayat 3 UUPT 30 Pasal 102 ayat (4) UUPT. 31 Pasal 102 ayat (5) UUPT. 32 I.G.Rai Widjaya, op.cit, hlm 226

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PERUSAHAAN EO

20

Disebut intra vires seorang Direksi yang melakukan tugas – tugasnya

masih berada dalam batas yang diperkenankan atau masih dalam ruang lingkup

tugas dan kewajibannya, sedangkan disebut ultra vires apabila tindakan yang

dilakukan berada diluar kapasitas perusahaan, yang dinyatakan dalam maksud dan

tujuan perusahaan yang tercantum dalam anggaran dasar.33

Selain Doktrin tentang fiduciary duty, intra vires dan ultra vires, dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, pada saat sekarang ini ada istilah

corporate governance yang mengandung pengertian pengelolaan perusahaan

dapat meliputi kombinasi antara hukum, peraturan, aturan pendaftaran dan praktek

pribadi yang menungkinkan perusahaan tersebut menarik modal masuk, berkinerja

secara efisien, menghasilkan keuntungan dan memenuhi harapan masyarakat

secara umum dan sekaligus kewajiban hukum.

Namun sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu diperhatikan bahwa

harus dibedakan antara ultra vires dengan suatu tindakan yang melanggar

Anggaran Dasar atau penyalahgunaan wewenang Direksi, Demikian pula jangan

sampai mengacaukan pengerian ultra vires dengan tindakan yang melanggar

hukum atau bertentangan dengan ketertiban umum (illegal), Ultra vires harus

digunakan hanya untuk tindakan yang benar – benar diluar kapasitas Perseroan.

34

Di Indonesia aturan mengenai Good Corporate Governance diatur dalam

Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan

Badan Usaha Milik Negara No. KEP – 23/ M-PM.PBUMN/2000 tentang

33 Ibid, hlm 227 34 Hasnati ,op.cit, hlm 55

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PERUSAHAAN EO

21

pengembangan Praktek Good Corporate Governance dalam Perusahaan Perseroan

( PERSERO ) tertanggal 31 Mei 2000; dan Keputusan Menteri Badan Usaha

Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good

Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertanggal 1

Agustus 2002. Prinsip – Prinsip yang ada di Good Corporate Governance adalah

Prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, dan prinsip kewajaran,

Meskipun prinsip – prinsip ini sudah diadopsi UUPT dengan prinsip Fiduciary

duty nya namun perlu diwaspadai perusahaan – perusahaan keluarga yang para

pemegang sahamnya memiliki hubungan keluarga dengan Direksi dan

atau/Dewan Komisaris atau dengan orang – orang yang memegang posisi kunci

dalam perseroan terafiliasi dan melibatkan mereka dalam transaksi afiliasi yang

pada gilirannya mereka memperoleh deviden secara tidak langsung atau mungkin

saja mereka terlibat perdagangan orang dalam kerjasama untuk kepentingan

pribadi, atau menggunakan asset perusahaan untuk kepentingan keluarga/pemilik/

pemegang saham mayoritas melalui penguasaan mayoritas.35

Salah satu penunjang pembangunan ekonomi nasional khususnya dalam era

globalisasi dengan semangat perdagangan bebasnya adalah pasar modal berikut

perangkat operasional dan perangkat hukumnya. Dalam rangka menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan,

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, pasar modal

mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia

35 Wahyono Darmabrata dan Ari Wahyudi Hertanto, “Implementasi Good Corporate Governance Dalam menyikapi Bentuk – Bentuk Penyimpangan Fiduciary Duty Direksi Dan Dewan Komisaris Direksi Perseroan Terbatas “artikel pada Jurnal Hukum Bisnis, edisi no 6 vol, 22, 2003, hlm 25

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PERUSAHAAN EO

22

usaha termasuk usaha kecil dan menengah untuk pembangunan usahanya,

sedangkan disisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi

masyarakat termasuk pemodal kecil dan menengah.36

Salah satu contoh kasus yang terjadi di Indonesia adalah penyimpangan

umum dari prinsip Good Corporate Governance, yang dilakukan oleh Direksi

yaitu kasus PT. Bank Lippo Tbk.

Keadaan yang kurang kondusif bagi perlindungan pemegang saham public

di pasar modal Indonesia. Menyebabkan para pemilik modal atau investor

menjauhi pasar modal Indonesia. Untuk meningkatkan kembali investasi di pasar

modal salah satunya melakukan pemulihan kepercayaan investor asing dengan

meningkatkan ketaatan Good Corporate Governance, Implementasi GCG di pasar

modal merupakan keharusan dalam rangka pemulihan kepercayaan investor asing

untuk berinvestasi di Indonesia.

37

Dalam keterangannya kepada wartawan (17/03), Ketua Badan

Pengembangan Pasar Modal (BAPEPAM) Herdiwayatmo mengumumkan hasil

pemeriksaan kasus PT Bank Lippo Tbk sehubungan dengan adanya dua versi

laporan keuangan Bank Lippo yang dinilai membingungkan pemegang saham

maupun masyarakat. Pada Kesempatan yang sama, Bank Indonesia, BPPN, dan

Direktorat Jasa dan Lembaga Keuangan (DJKL) juga mengumumkan hasil

pemeriksaannya terhadap kasus yang oleh seorang analisis diibaratkan sebagai

36 Penjelasan UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 37 Direksi Bank Lippo harus bayar denda sebesar Rp.2,5 Milyar”. Hukum online.com

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PERUSAHAAN EO

23

perampokan terhadap asset Negara.Bapepam menyimpulkan adanya kekurang

hati – hatian dari Direksi PT. Bank Lippo Tbk dalam mencantumkan kata “

diaudit” dan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan per 30

september 2002 yang diiklankan pada 28 November 2002 adalah laporan

keuangan yang tidak diaudit. Kemudian Bapepam juga menemukan bukti bahwa

laporan keuangan Bank lippo per 30 Desember 2002 yang disampaikan BEJ pada

27 Desember 2002 adalah laporan keuangan yang tidak disertai laporan auditor

independen. Di laporan tersebut juga terdapat penilaian kembali terhadap agunan

yang diambil alih (AYDA) dan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

Jadi, Bapepam menyimpulkan bahwa perbedaan antara laporan keuangan Bank

Lippo yang diiklankan pada 28 November 2002 dengan laporan keuangan yang

disampaikan ke BEJ hanya disebabkan oleh adanya penyesuaian penilaian

kembali atas AYDA dan PPAP. Saat ini pemeriksaan atas prosedur penilaian

kembali AYDA dan prosedur audit atas beberapa akun laporan keuangan Bank

Lippo per 30 september 2002 masih berlangsung. Kasus yang dialami oleh Bank

Lippo tersebut dapat dikategorikan bentuk – bentuk penyimpangan Direksi dalam

rangka Good Corporate Governance mengingat bahwa pengelolaan dan

pengurusan kegiatan perseroan merupakan kewenangan Direksi, maka sedikit

banyak terdapat peran direksi dalam menegakkan prinsip Good Corporate

Governance Perseroan Terbuka dalam pasar modal. Pada kasus tersebut di atas

pihak Direksi Bank Lippo tidak menyerahkan perhitungan tahunan perseroan

kepada akuntan publik selain itu laporan tersebut tidak benar dan menyesatkan

anggota masyarakat. Untuk memantau ketaatan pada pedoman Good Corporate

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PERUSAHAAN EO

24

Governance, Direksi harus mengungkapkan keuangan maupun hal –hal lainnya

yang menyangkut perseroan, termasuk laporan tahunan dan laporan bulanan

keuangan, Dari uraian diatas bahwa Direksi mempunyai tanggung jawab yang

besar tehadap masyarakat dan pemegang saham.

B. Perumusan Masalah

Dalam Penulisan skripsi ini dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :

1. Bagaimana Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi Terhadap Pengurusan

Perseroan Terbuka ?

2. Bagaimana Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka Dalam Kerangka

Good Corporate Governance Di Pasar Modal ?

3. Bagaimana Penerapan Good Corporate Governance terhadap Perseroan

Terbuka Di Pasar Modal ?

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PERUSAHAAN EO

25

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi

Terhadap Pengurusan Perseroan Terbuka.

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanggung Jawab Direksi Perseroan

Terbuka Dalam Kerangka Good Corporate Governance. di Pasar Modal

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Good Corporate Governance

terhadap Perseroan Terbuka Di Pasar Modal.

Disamping tujuan yang akan dicapai sebagaimana dikemukakan diatas,

maka penulisan skripsi ini juga bermanfaat untuk:

1. Yaitu untuk memberikan kontribusi pemikiran, sekaligus khasanah

pengetahuan tentang Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka Dalam

Kerangka Good Corporate Governance Di Pasar Modal.

2. Manfaat Secara Praktis.

Untuk mengetahui bagaimana Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka

Dalam Kerangka Good Corporate Governance di Pasar Modal, Disamping

itu bermanfaat juga bagi para akademisi, praktisi hukum untuk megetahui

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka Dalam Kerangka Good

Corporate Governance di Pasar Modal Karena Direksi Bertanggung Jawab

penuh Terhadap Pengurusan Perseroan Sesuai Dengan Kepentingan Dan

Tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun diluar

pengadilan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PERUSAHAAN EO

26

D. Keaslian Penulisan

Penulisan Skripsi ini yang berjudul : “Tanggung Jawab Direksi Perseroan

Terbuka Dalam Kerangka Good Corporate Governance Di Pasar Modal”

Merupakan hasil pemikiran sendiri. Skripsi ini belum pernah ada yang membuat,

walaupun ada, Penulis yakin substansi pembahasannya berbeda dengan demikian

keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan penulis, terutama

secara ilmiah dan akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Pasal 1 ayat (5) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas

(selanjutnya disebut dengan UUPT ) menjelaskan bahwa “ Direksi adalah organ

Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan dan tujuan perseroan mewakili perseroan baik di dalam maupun

diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar”.

Lebih lanjut Pasal 97 UUPT mengatakan bahwa Direksi bertanggung

Jawab penuh atas pengurusan perseroan sebagaimana dimaksud dengan Pasal 92

ayat (1) yang menyatakan Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. serta

mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan. Selain itu Direksi

merupakan satu – satunya organ perseroan yang melaksanakan fungsi perseroan

dan Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun

diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, Kewajiban yang

dibebankan oleh UUPT kepada Direksi sebagai suatu badan, dan karenanya

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PERUSAHAAN EO

27

anggota Direksi wajib dengan itikad baik, dan penuh Tanggung Jawab

menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan tersebut. Direksi dalam suatu

perseroan memiliki 2 fungsi utama yaitu:

pertama fungsi manajemen atau fungsi manajerial dalam arti Direksi

melakukan tugas memimpin perseroan, fungsi manajemen ini dalam bahasa

jerman disebut dengan “geschafisfuhrungsbefugms”.

Kedua fungsi representasi, dalam arti Direksi mewakili Perseroan dalam

dan luar pengadilan. Prinsip mewakili perseroan diluar pengadilan menyebabkan

perseroan sebagai suatu badan hukum akan terikat dengan transaksi – transaksi

maupun kontrak – kontrak yang di buat Direksi atas nama dan untuk kepentingan

perseroan dalam hukum belanda fungsi ini disebut dengan “Vertretungsmacht”.38

1. “Tanggung Jawab internal Direksi yang meliputi tugas dan tanggung jawab

Direksi terhadap Perseroan dan pemegang saham perseroan dan”

Tugas Direksi yang perlu diperhatikan adalah tugas yang berdasarkan

kepercayaan (Fiduciary duties), trust, dan confidence, Tugas yang berdasarkan

kecakapan, kehati - hatian dan kepatutan (duties of skill,care,dan loyality) serta

tugas –tugas yang berdasarkan kepentingan undang – undang (statutory duties).

Tugas dan wewenang Direksi sebagai pengurus perseroan yang telah

menjadi badan hukum, secara umum dapat kita bedakan dalam:

2. “Tanggung Jawab eksternal Direksi, yang berhubungan dengan tugas dan

tanggung jawab Direksi kepada pihak ketiga yang berhubungan hukum

langsung maupun tidak langsung”.

38 Munir Fuady, Doktrin – Doktrin Modern Dalam Corporate law dan eksistensinya dalam hukum Indonesia Citra Abadi Bakti.2002,hlm 32

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PERUSAHAAN EO

28

Mengenai Tanggung Jawab internal Direksi, yang meliputi tugas dan

Tanggung Jawab Direksi kepada Perseroan maupun pemegang saham perseroan

tersebut, dimulai sejak perseroan memiliki status badan hukum dan mengenai

Tanggung Jawab eksternal terhadap Perseroan terdapat pada Pasal 97 ayat (1)

Direksi bertanggung Jawab Terhadap Pengurusan Perseroan, Pengurusan

sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib dilaksanakan anggota Direksi dengan

itikad baik dan penuh tanggung jawab.

Mengenai Tanggung Jawab eksternal Direksi, sehubungan dengan tanggung

jawab terhadap pihak ketiga, sebelumnya dapat dibahas terlebih dahulu mengenai

kewajiban direksi dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga,

kewajiban – kewajiban itu antara lain termuat dalam :

1. Pasal 44 ayat (1) Keputusan RUPS untuk pengurangan modal perseroan adalah sah apabila dilakukan dengan memperhatikan persyaratan ketentuan kourum dan jumlah suara setuju untuk perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar, dan Pasal 44 angka (2) Direksi wajib memberitahukan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada semua kreditor dengan mengumumkan dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS.

2. Pasal 123 ayat (1) Direksi Perseroan akan menggabungkan diri dan menerima pengabungan menyusun rancangan penggabungan.

3. Dan bagi : a. Perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan pengerahan dana

masyarakat; b. Perseroan yang mengeluarkan surat pengakuan hutang; c. Perseoran terbuka adalah perseroan public atau perseroan yang

melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal.

Direksi Perseroan diwajibkan untuk menyerahkan hasil perhitungan

tahanan perseroan untuk diperiksa oleh akuntan public sebelum perhitungan

tahunan tersebut disahkan oleh rapat umum pemegang saham tahunan dan segera

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PERUSAHAAN EO

29

telah disahkan oleh rapat, diumumkan untuk kepentingan pihak ketiga khusus

untuk perseroan terbuka , Direksi diwajibkan untuk mengumumkan setiap maksud

dan rencana penyelenggaraan rapat umum pemegang saham. Ketentuan dalam

pasal – pasal tersebut diatas tidak menutup adanya kemungkinan permintaan

pemberian data dan atau keterangan mengenai perseroan oleh pihak ketiga yang

berkepentingan, berdasarkan pada perjanjian antara para pihak dalam hal – hal

yang demikian tersebut diatas, Direksi berkewajiban untk memberikan data dan

atau keterangan tersebut secara benar dan akurat.

Pasal 92 ayat (4) UUPT menetapkan bahwa perseroan yang kegiatan

usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat,

perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau

perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 orang anggota direksi.

Menurut pedoman Good Corporate Governance (selanjutnya disebut

GCG) komposisi Direksi harus sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga

memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat

bertindak secara independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat

mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis.

Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa tergantung dari sifat khusus suatu

perseroan, minimal 20 % dari jumlah anggota direksi harus berasal dari kalangan

diluar perseroan guna meningkatkan efektifitas atas peran manajemen, dan

transparansi dari pertimbangannya, dalam ketentuan ini tercermin prinsip

indepedensi. Direktur yang berasal dari kalangan diluar perseroan tersebut disebut

Direktur indepeden yang tidak memiliki benturan kepentingan sehubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PERUSAHAAN EO

30

dengan kepentingan pribadinya dalam rangka pengelolaan perseroan, Tugasnya

adalah menjaga agar Direksi Eksekutif dalam menjalankan pengurusan perseroan

tidak melakukan transaksi yang berbenturan kepentingan dan berbagai tindakan

kecurangan lain yang dapat merugikan kepentingan perseroan sekaligus

merugikan hak – hak para pemegang saham Minoritas dan stakeholders lainnya,

karena itu Direktur Independen harus bebas dari pengaruh anggota Direksi

lainnya, Dewan Komisaris dan Pemegang saham utama.

Dalam pengangkatan anggota Direksi menurut Pasal 94 ayat (1) UUPT

anggota Direksi diangkat oleh RUPS dalam ketentuan ini mencerminkan prinsip

keadilan (fairness) yang melindungi hak pemegang saham untuk untuk memilih

anggota Direksi, Implementasi pedoman Good Corporate Governance dalam

ketentuan ini adalah perlindungan hak – hak pemegang saham dan perlakuan yang

adil bagi seluruh pemegang saham, khususnya dalam hal memilih anggota direksi,

dalam ketentuan ini system untuk menetukan tunjangan bagi setiap anggota

direksi wajib diungkapkan kepada pemegang saham.39

39 Misahardi Wilamarta, Hak Pemegang saham minoritas Dalam rangka Good Corporate Governance, ctk pertama, program pascasarjana, fakultas hukum universitas Indonesia, Jakarta,2002,hlm 123.

Dalam pemberhentiannya

anggota Direksi diatur dalam Pasal 94 ayat (5) Keputusan RUPS mengenai

pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan

saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tersebut.

Untuk dapat memberikan upaya penegakan Good Corporate Governance dalam

hubungannya dengan Direksi suatu perseroan Terbuka, Direksi harus memastikan

bahwa perusahaan telah sepenuhnya menjalankan seluruh ketentuan yang diatur

dalam anggaran dasar dan peraturan yang berlaku. Direksi bertanggung jawab

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PERUSAHAAN EO

31

terhadap pemegang saham sehubungan dengan adanya rapat umum pemegang

saham (RUPS) penolakan terhadap laporan kegiatan usaha yang diajukannya dan

kewajibannya akan menjadikan mereka bertanggung jawab secara individual.

Selanjutnya Direksi harus dan diwajibkan untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya semata – mata untuk kepentingan perusahaan. Direksi juga

harus dapat memastikan bahwa perusahaan yang dipimpinya telah melakukan

fungsi social (antara lain memberikan sumbangan dana social untuk public) dan

selalu memprioritaskan kepentingan para stakeholder. Dalam rangka

melaksanakan hal tersebut Direksi dilarang keras melakukan transaksi yang

mengandung unsur benturan kepentingan atau mengambil manfaat untuk

kepentingan pribadi dengan menggunakan perusahaan sebagai kendaraannya

diluar gaji dan fasilitas yang telah diberikan oleh perusahaan kepadanya oleh

karenanya dalam upaya untuk meminimalisasikan dampak – dampak negatif,

perusahaan semestinya mengembangkan suatu program kerja dan anggaran untuk

periode 5 (lima) tahun mendatang yang telah ditetapkan oleh para pemegang

saham pada saat dilaksanakan RUPS. Program kerja dan anggaran dimaksud akan

memuat :

1. Rencana kerja yang maksimal 2. Target, strategi bisnis, kebijakan, dan program kerja; 3. Anggaran yang disusun secara rinci ; dan 4. Proyeksi keuangan dan hal – hal lainnya yang ditetapkan oleh RUPS.40

F. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian mengenai Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka

dalam Kerangka Good Corporate Governance di Pasar Modal.

40 Wahyono Darmabrata dan Ari wahyudi Hertanto, op.cit, hlm 34

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PERUSAHAAN EO

32

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian seluruhnya merupakan data

sekunder berupa:

a. Bahan hukum Primer, yaitu: bahan hukum yang mempunyai kekuatan

hukum mengikat terdiri dari Kitab Undang – Undang Hukum Perdata,

Kitab Hukum Dagang, Undang – Undang No 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas, Undang – Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Usaha Milik Negara

No. KEP-23 PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000 tentang

Pengembangan Praktek Good Corporate Governance Dalam

Perusahaan Perseroan, Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

No. Kep – 117/M/-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good

Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

tertanggal 1 Agustus 2002.

b. Bahan Hukum Sekunder ; Yaitu Bahan hukum yang memberi

kejelasan atas bahan hukum Primer terdiri dari buku – buku, laporan,

jurnal ilmiah dan tulisan – tulisan lain yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu ; bahan hukum primer dan sekunder

seperti kamus hukum, kamus ekonomi dan kamus bahasa Indonesia.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dimana masing – masing

bab dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab tersebut tersusun secara sistematik

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PERUSAHAAN EO

33

dan saling berkaitan antara satu sama lain. Uraian singkat atas bab – bab tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I: Bab ini berisikan tentang Pendahuluan yang merupakan pengantar yang

didalamnya terurai mengenai latar belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan

Kepustakaan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

Bab II: Bab ini berisikan tentang Pengertian Perseroan Terbatas, Maksud dan

tujuan perseroan terbatas, Klasifikasi Perseroan Terbuka, Pendirian

Perseroan Terbatas, Organ Direksi Perseroan Kewenangan dan

Tanggung Jawabnya, Ketentuan Hukum Yang Berlaku Bagi Perseroan

Terbatas, Tanggung jawab Perdata dan Pidana Perseroan Terbatas.

Bab III: Bab ini berisikan tentang Sejarah lahirnya Good Corporate Governance,

Konsep Good Corporate Governance, Prinsip – Prinsip Good

Corporate Governanc mengenai OECD, Good Corporate Governance

dan Pengembangan Di Pasar Modal.

Bab IV: Bab ini berisikan tentang Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi terhadap

Pengurusan Perseroan Terbuka, Tanggung Jawab Direksi Perseroan

Terbuka Dalam Kerangka Good Corporate Governance Di pasar

modal, Penerapan Good Corporate Governance terhadap Perseroan

Terbuka di pasar modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PERUSAHAAN EO

34

Bab V: Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari

bab – bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran – saran yang

membahas tentang Tanggung Jawab Direksi Perseroan terbuka dalam

kerangka Good Corporate Governance Di pasar modal.

Universitas Sumatera Utara