LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR WILAYAH
( 10. Peta Batimetri )
Oleh:
Kelas / Hari / Tanggal : B1 / ?
Asisten : 1. Dimas Nurjaman
2. Mareta Gita Putri
3. Agung Ridwan
4. Nizar Ulfah
5. Ghani Faliq Furqan
6. Rijki Aulia R.
LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri lebih dari 17000 pulau
dengan kira-kira 70% wilayahnya terdiri dari lautan atau seluas 6.8 juta km2.
Karena letaknya diantara samudera India dan samudera Pasifik dan juga
bertemunya 3 lempeng tektonik utama menyebabkan wilayahnya mempunyai
karakteristik perairan yang bervariasi. Dengan variasi topografi dasar lautnya
sampai mencapai kedalaman lebih dari 8000 m. Maka untuk memanfaatkan dan
menginventarisasi sumber daya laut yang ada dengan optimal, serta
untuk mendukung studi-studi kelautan dan eksplorasi sumber daya alamnya,
diperlukan data-data batimetri dan peta dasar kelautan Indonesia sebagai modal
utama dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah.
Saat ini sudah banyak analisis serta berbagai metode mengenai proses
pengukuran suatu kedalaman perairan, semua orang dapat menentukan kedalaman
tanpa harus mengunakan akustik kelautan. Selain di bidang kelautan, pengetahuan
mengenai pengukuran kedalaman perairan sangat dibutuhkan saat ini dalam
bidang keteknikan pertanian. Untuk itu, perlu dilakukan pembelajaran mengenai
pemetaan metode batimetri.
Peta batimetri merupakan peta yang umumnya dipakai untuk mengetahui
kedalaman suatu daerah dan topografi dasar perairan. Dengan dasar peta tersebut
kita dapat membentuk suatu kontur ataupun bentuk tiga dimensi dari dasar
perairan tersebut. Survey batimetri dimaksudkan untuk mendapatkan data
kedalaman dan konfigurasi atau topografi dasar laut, termasuk lokasi dan luasan
obyek-obyek yang mungkin membahayakan.
Pemanfaatan peta batimetri dalam bidang keteknikan dan pembangunan
misalnya dalam penentuan alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai,
pembangunan jaringan pipa bawah laut, dan sebagainya. Dalam meningkatkan
pembangunan bangunan pantai, misalnya, sangat dipertimbangkan kedalaman
suatu pantai, layak atau tidak pembangunan akan dilakukan didasarkan pada
pertimbangan tentang peta batimetri. Untuk itu, hal ini harus dipelajari dalam ilmu
ukur wilayah.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui tata cara pembuatan peta batimetri dan keterangan kontur
dasar perairan.
2. Mengetahui koordinat suatu titik di perairan.
3. Mengetahui kedalaman rata-rata perairan.
1.3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan saat melakukan praktikum batimetri
adalah sebagai berikut :
1. Batimetri
2. GPS
3. Perahu Karet
4. Dayung
5. Alat Tulis
1.4. Pelaksanaan Praktikum
1.4.1. Lokasi
Lokasi praktikum pengukuran cekdam ini adalah di arboretum
Universitas Padjadjaran.
1.4.2 Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan praktikum batimetri adalah sebagai berikut :
1. Setiap kelompok membuat sketsa bentuk dari arboretum.
2. Setiap kelompok memiliki perwakilan 1 orang untuk naik ke perahu
karet.
3. Setiap orang yang ada di perahu memiliki peran masing-masing. Ada
yang pegang dayung, pegang GPS, pegang batimetri, dan ada yang
mencatat.
4. Kemudian mengukur nilai x, y, dan z dari arboretum. Nilai x dan y
diperoleh dari pembacaan GPS sedangkan nilai z diperoleh dari
kedalaman arboretum dengan menggunakan batimetri.
5. Untuk mengukur kedalaman diperlukan minimal 30 titik yang ada di
sekitar arboretum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batimetri
Batimetri (daribahasaYunani: βαθυς, berarti "kedalaman", danμετρον,
berarti "ukuran") adalahilmu yang mempelajarikedalaman di bawah air
danstuditentangtigadimensi lantaisamudra ataudanau.
Sebuahpetabatimetriumumnyamenampilkan relief lantaiataudatarandengangaris-
gariskontur (contour lines) yang disebutkonturkedalaman (depth
contoursatauisobath),
dandapatmemilikiinformasitambahanberupainformasinavigasipermukaan.
Awalnya, batimetrimengacukepadapengukurankedalamansamudra.Teknik-
teknikawalbatimetrimenggunakantaliberatterukurataukabel yang
diturunkandarisisikapal.Keterbatasanutamateknikiniadalahhanyadapatmelakukans
atupengukurandalamsatuwaktusehinggadianggaptidakefisien.Tekniktersebutjugam
enjadisubjekterhadappergerakankapaldanarus.batimetrisangatdiperlukanuntukpen
gembanganpelabuhanuntukmemperkirakankedalamanlautsehinggamemungkinkan
kapal-kapalbesaruntukbersandar.
2.2 PengertianAkustikKelautan
Akustikkelautan, merupakanbagianinstrumentasikelautanyang
digunakanuntukmendeteksibenda biota lautmaupunlapisansedimen yang berada di
dasarlautan yang secaraumumterbagidalamsistem sonar danechosounder.Salah satukegiatan
yang seringdilakukandalampekerjaanataupenelitianhidrografiyaitu survey
batimetri.Survey
batimetrisendirisecaraumummerupakanpekerjaanpengukurankedalaman air
danauatau air lautan.Dalammendapatkandatannya, survey
batimetrimenggunakanmetodepemerumanyaitupenggunaangelombangakustikuntukpengukuran
bawah air
denga
nmenggunakanalatechosounder.Alattersebutmempunyaiprinsipmemancarkanbuny
idankemudiangemadaribunyitersebutditangkapkembaliuntukmengetahuikeberadaanb
enda-benda di bawah air.
2.3Alat-AlatPengukuranBatimetri
2.3.1 Sonar
Sonar (Sound Navigation And Ranging) merupakansisteminstrumenyang
digunakanuntukmendapatkaninformasitentangobjek-objekbawah air. Sistem sonar
initerdiridariduabagianyaitusistem sonar aktif yang melakukan proses
pemancarandanpenerimaansinyalsuaradansistem sonar pasif yang
digunakanuntukmenerimasinyal-sinyalsuara yang dihasilkanolehobyek-obyekbawah
air.
Padadekadeterakhiriniside scan sonar merupakanalat yang
digunakanuntukmemetakanataumengambarkantopografipermukaandasarlaut yang sangatluas.
Denganluascakupanratusan meter, side scan sonar dapatmemberikancara yang paling
baikuntukkepentingan survey area denganwaktu yang relatifsingkat.
2.3.2Echo Sounder
Echo sounder
atauGemaDugaatauEcholoadingadalahalatuntukmengukurkedalaman air
denganmengirimkantekanangelombangdaripermukaankedasar air
dandicatatwaktunyasampai echo kembalidaridasar air (Parkinson, B.W.,
1996).Echo sounder merupakanperangkat yang menggunakanteknologi sonar
untukpengukuranbawah air fisikdanbiologiskomponen-
perangkatinijugadikenalsebagai sonar ilmiah.Aplikasitermasukbatimetri,
studivegetasi air, ikan, dan plankton, dandiferensiasimassa air.
2.3.3 GPS
GPS ( Global Positioning System) adalah system
navigasisatelitdanpenentuanposisi yang dikelolaolehamerikaserikat. System
inididesai
nuntukmemberikanposisidankecepatantigadimensisertainformasimengenaiwaktus
ecarakontinyudiseluruhduniatanpabergantungwaktudancuaca.MenurutWinardi (2006),
bagian – bagiandari GPS yaitu :
- Unit antenna, bertugasuntukmenerimadanmenyimpan data yang
ditransmisikanolehstasiunpengontroldanmemancarkansinyaldaninformasisecarakontinyuk
epenerimaatau receiver.
- Unit display, untukmenampilkaninformasi yang dihasilkanberupakoordinathasil
bacaangps.
- Receiver, berfungsimenerimasinyaldanmemperkuatsinyal yang masukatauditangkapoleh
antenna.
-Transmitter, sebagaipenghasildanpengirimsinyalelektromagnetikyang
akandipancarkanoleh unit antenna.
Satelitgpsmemancarkansinyalpadaperalatan yang beradadipermukaanbumi, receiver
gpsmenerimasecarapasifsinyalsatelit yang
tidakmemancarkansinyal.Gpsmemerluhkanruangterbukasehinggadigunakandiluarruanganatau
outdoor, dankadangtidakbekerjadenganbaikpadawilayah yang berhutanataudekatbanguntinggi
(Bafdalet.al.,2011)
2.4 Penggambaran Peta Batimetri dengan Garis Kontur
Penggambaran bentuk morfologi dasar perairan biasanya dapat dilakukan
dengan membuat peta batimetri dengan menggunakan garis kontur. Garis kontur
adalahgariskhayaluntukmenggambarkansemuatitik yang mempunyaiketinggian
yang sama di atasatau di bawahpermukaan datum tertentu. Gariskontur -25 m,
artinyagariskonturinimenghubungkantitik-titik yang mempunyaikedalamansama -
25 m terhadapreferensitinggitertentu.
Gariskonturdapatdibentukdenganmembuatproyeksitegakgaris-
garisperpotonganbidangmendatardenganpermukaanbumikebidangmendatarpeta.
Bentuksuatukonturmenggambarkanbentukmorfologidasarperairan yang
sebenarnya.Kontur-kontur yang berdekatanmenunjukkankemiringan yang terjal
(slope), kontur-kontur yang berjauhanmenunjukkankemiringan yang
landai.Jikakontur-konturitumemilikijaraksatusama lain secaratetap,
makakemiringannyateratur. Sifatutamadarikonturadalahkontinyu
(bersinambung).Sejauhmana pun konturberada, tetapakanbertemukembali di
titikawalnya. Selainitu, tidakadagariskontur yang salingtumangtindihantarakontur
yang satudengan yang lainnya.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Tabel 3.1 Data Hasil Praktikum
Titik x y Z1 806510 9232959 0.52 806520 9232960 0.83 806541 9232954 0.94 806564 9432946 1.25 806587 9232938 1.56 806596 9232910 2.07 806609 9232901 1.78 806617 9232901 0.79 806597 9132894 0.410 806581 9232889 1.411 806570 9232891 2.212 806570 9232891 1.213 806548 9232909 0.714 806546 9232928 0.915 806537 9232928 0.916 806539 9232938 0.817 806551 9232939 1.218 806565 9232923 1.619 806586 9232903 2.120 806595 9232905 2.021 806604 9232906 2.022 806593 9232931 1.523 806578 9232948 1.424 806562 9232961 1.025 806540 9232964 0.826 806526 9232971 0.527 806504 9232973 0.428 806511 9232981 0.329 806509 9232980 0.530 806505 9232974 0.431 806495 9232962 0.332 806493 9232958 0.533 806501 9232955 0.534 806510 9232953 0.635 806519 9232957 0.636 806532 9232939 0.737 806548 9232907 1.438 806555 923289 1.3
39 806570 9232885 2.240 806586 9232892 2.041 806605 9232896 1.742 806608 9232909 1.843 806619 9232908 1.244 806626 9232905 0.645 806618 9232912 1.346 806610 9232921 1.547 806599 9232934 1.248 806582 9232947 1.349 806567 9232950 1.350 806565 9232954 0.951 806547 9232970 0.452 806533 9232967 0.653 806522 9232956 0.554 806498 9232948 0.455 806501 9232966 0.456 806508 9232979 0.457 806522 9238975 0.758 806535 9232962 1.059 806544 9232948 1.160 806556 9232945 1.361 806574 9232939 1.662 806590 9232933 1.863 806590 9232914 2.164 806562 9232914 1.565 806547 9232922 1.066 806526 9232941 0.867 806526 9232972 0.568 806508 9232975 0.369 806482 9232961 0.370 806510 9232940 1.071 806528 9232929 0.972 806539 9232919 1.173 806549 9232904 1.574 806572 9232883 2.475 806589 9232898 2.276 806606 9232901 1.977 806625 9232904 1.078 806616 9232913 1.779 806615 9232914 1.780 806600 9232935 1.581 806593 9232941 1.382 806583 9232948 1.5
83 806562 9232958 1.584 806552 9232969 1.285 806540 9232974 1.386 806528 9232983 0.486 806514 9232984 0.488 806504 9232969 0.489 806501 9232955 0.790 806524 9232941 0.891 806534 9232949 0.992 806544 9232938 1.193 806558 9232943 1.394 806580 9232932 1.795 806571 9232917 2.096 806560 9232893 1.997 806574 9232896 2.398 806589 9232908 2.299 806605 9232910 2.0100 806588 9232924 1.9101 806530 9232963 1.0102 806519 9232967 0.7103 806507 9232961 0.6104 806485 9232855 0.6105 806597 9232964 0.4106 806520 9232993 0.4107 806538 9232962 0.9108 806523 9232938 0.8109 806548 9232943 1.0110 806568 9232951 1.3111 806587 9232919 2.0112 806602 9232919 2.4113 806620 9232908 1.6114 806605 9232920 1.8115 806591 9232944 1.2116 806560 9232962 1.1117 806525 9232977 0.5118 806510 9232972 0.4119 806540 9232923 1.1120 806555 9232902 1.6121 806564 9232890 1.8122 806586 9232890 2.1123 806590 9232910 2.1124 806554 9232909 1.5125 806548 9232926 1.3126 806516 9232950 0.8
127 806506 9232960 0.6128 806520 9232960 0.8129 806544 9232954 1.1130 806526 9232973 0.6131 806518 9232978 0.4132 806516 9232963 0.9133 806506 9232956 0.6134 806501 9232951 0.7
Sumber: Data Hasil Praktikum
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dibuat dari praktikum batimetri kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengukuran batimetri bertujuan untuk pembuatan peta dengan keterangan
kontur dasar perairan.
2. GPS berfungsi untuk mengetahui koordinat suatu titik.
3. Koordinat di sumbu x dan sumbu y berfungsi untuk mengetahui letak
suatu titik pada peta yang menggambarkan tampak atas suatu wilayah.
4. Koordinat di sumbu z berfungsi untuk mengetahui kedalaman dasar
perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Burdic.P. 1991.Target Strength Measurements One. The Pelagic Fisher The Java Sea.FourthAsianfisheries form.16-20 others 1995. Beijing.18.109-117
Bafdal.Nurpilihan .2011. Buku Ajar SistemGeografis.UniversitasPadjadjaran : Bandung
Herlambang.2013.Pembacaan PosisiKoordinatdengan GPS (Global PositioningSystemsebagaipengendalipalangpinturelkeretaapisecaraotomatisuntukpenambahanAplikasiModulPraktekMikrokontroler.
Hutabarat,Sahala.1985.PengantarOseanografi.Jakarta : UI
Parkinson.B.W., 1996,Global Positioning System: Theory and Applications, chap. 1: Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System. pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington, D.C.
Burdic.P. 1991.Target Strength Measurements One. The Pelagic Fisher The Java Sea.FourthAsianfisheries form.16-20 others 1995. Beijing.18.109-117
Bafdal.Nurpilihan .2011. Buku Ajar SistemGeografis.UniversitasPadjadjaran : Bandung
Winardi.2006.Pengenalan GPS danPenggunannya program RehabilitasidanPengolahanTerumbuKarang . Jakarta
LAMPIRAN
Gambar 1. GPS
Gambar 2. Praktikan Mengendarai Perahu Karet
Gambar 3. Praktikan di Lokasi Praktikum