Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dikenal tidak kurang dari dua puluh macam kegiatan pokok
(upaya pelayanan kesehatan dasar), tapi pelaksanaanya tergantung pada
kemampuan dan sumber daya yang tersedia pada Puskesmas yang
bersangkutan. Imunisasi termasuk program puskesmas yang bersifat
preventif. Imunisasi merupakan suatu teknologi yang sangat berhasil dan
merupakan sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah
diberikan oleh para ilmuwan di dunia ini. Satu upaya kesehatan yang paling
efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya.
Setiap tahun lahir 130 juta anak di dunia, 91 juta diantaranya lahir di
negara yang sedang berkembang. Pada tahun 1974 cakupan vaksinasi baru
mencapai 5 %, sehingga dilaksanakan imunisasi global yang disebut
extended program on imunization (EPI) dan saat ini cakupan meningkat
hampir setiap tahun minimal tiga juta anak dapat terhindar dari kematian
dan sekitar 750.000 terhindar dari cacat. Namun demikian satu dari empat
orang anak masih belum mendapatkan vaksinasi dan dua juta meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(I.G.N Ranuh at all, 2005:4).
Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11
bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah
terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
1
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Imunisasi memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan Human
Development Index terkait dengan angka Umur Harapan Hidup (UHH) karena
dapat menghindari kematian yang tidak diinginkan. Keberhasilan upaya
imunisasi akan dapat meningkatkan kualitas anak bangsa sebagai penerus
perjuangan dimasa mendatang. “Imunisasi terbukti sangat cost effective,”
Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata
pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs),
khususnya untuk menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan
pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian UCI Desa / kelurahan,
yaitu minimal 80% bayi di Desa / kelurahan telah mendapatkan imunisasi
dasar lengkap.
Laporan UNICEF yang dikeluarkan terakhir menyebutkan bahwa 27
juta anak balita dan 40 juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum
mendapatkan layanan imunisasi rutin. Akibatnya, penyakit yang dapat
dicegah oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari dua juta
kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4 juta anak balita yang
terenggut jiwanya.
Sejak diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (EPI)
pada 1974, imunisasi telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua
dasawarsa. Bahkan ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan dana
dari pada bentuk-bentuk intervensi lainnya. Program ini merupakan
intervensi kesehatan dengan pembiayaan efektif. Tidak hanya jiwa yang
terselamatkan tapi juga memacu pembangunan yaitu dengan mengurangi
beban biaya kematian dan penyakit pada sebuah keluarga.
Sebanyak 12 daerah di Jatim dinyatakan sukses malaksanakan
program imunisasi dasar lengkap. Daerah yang sukses tersebut yakni
Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Sidoarjo, Kediri,
Malang, Pasuruan, Situbando, Jember, Banyuwangi dan Kota Surabaya.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
2
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Kabid Pengendalian Penyakit dan Malasalah Kesehatan (P2MK) Dinkes Jatim
dr Budi Rahayu mengatakan Dari hasil evaluasi diketahui cakupan imunisasi
dasar lengkap 2008 di Jatim umur 0 sampai 7 hari untuk hepatitis sampai
campak (imunisasi lengkap) di atas 90%. Sementara cakupan imunisasi
semua antigen di tingkat desa, dari delapan ribu lebih desa di Jatim, 73%
nya telah tercapai. Untuk kasus campak mengalami penurunan, pada tahun
2007 terdapat 137 kasus, menurun menjadi 17 kasus pada tahun
2008. Menurut dr Budi Rahayu target 2009 di Jatim cakupan mencapai
100%. Tetapi akan ada beberapa kendala yang dapat menghambat, salah
satunya sosialisasi kemasyarakat akan cukup sulit. Karena itu Dinkes akan
menggandeng beberapa lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI),
PKK, dan Pramuka untuk membantu mensosialisasikan pentingnya imunisasi.
Demikian halnya dengan program Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah
Kerja Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan,
mengalami peningkatan yang cukup bermakna sejak bulan Januari 2010 s/d
Juni 2010 dengan hasil sebagai berikut : pada bulan Januari 2010 cakupan
imunisasi adalah : BCG (8%), Hepatitis B (5%), DPT-HB 1,2,3 (12%, 7%,
11%), Polio 1,2,3,4 (8%, 12%, 7%, 11%), dan Campak (4%), sedangkan pada
bulan Juni 2010 terjadi peningkatan BCG (60%), Hepatitis B (41,25%), DPT-
HB 1,2,3 (58,75%, 47,5%, 63,75%), Polio 1,2,3,4 (57,5%, 58,75%, 55%,
66,25%), dan Campak (47,5%). Hasil ini merupakan Rekapitulasi Kumulatif
setiap bulan di Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten
Asahan. Peningkatan ini disebabkan karena adanya program kunjungan atau
sweeping imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan
Tinggi Raja Kabupaten Asahan.
Menurut Azwar, Azrul (1999) salah satu faktor yang menentukan
terjadinya masalah kesehatan di masyarakat adalah ciri manusia atau
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
3
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
karakteristik . Yang termasuk dalam unsur karakteristik manusia antara lain:
umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,status sosial ekonomi,
ras/etnik, dan agama. Sedangkan menurut Depkes RI menyebutkan
komponen pendukung ibu melakukan imunisasi dasar pada bayi antara lain
kemampuan individu menggunakan pelayanan kesehatan yang diperkirakan
berdasarkan pada faktor pendidikan, pengetahuan, sumber pendapatan atau
penghasilan. (Depkes RI, 2000)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah “Gambaran
Perilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1
Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan ”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar
Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Diwilayah Kerja Puskesmas
Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
1.3.2 Tujuan Khusus
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
4
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
1. Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu (Umur, Agama,
Pendidikan, dan Pekerjaan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinggi Raja
Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui Gambaran Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Dasar
Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan Sumatera
Utara.
4. Untuk mengetahui Gambaran Tindakan Ibu Terhadap Imunisasi
Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai proses pembelajaran dalam melakukan penelitian dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis pada kenyataan yang ada di
Masyarakat. Selain itu hasil ini juga dapat digunakan sebagai bahan
rujukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam khususnya yang terkait mengenai peran serta
masyarakat dalam manfaat Posyandu.
2. Bagi Puskesmas
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
5
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
penyusunan rencana kegiatan/program dan intervensi program.
Sehingga didapatkan hasil kinerja atau program secara efektif dan
efisien.
3. Bagi Responden / Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi responden
(masyarakat) untuk meningkatkan peran sertanya didalam
pemanfaatan Posyandu setelah memahami Posyandu itu sendiri.
4. Bagi Pemerintah Setempat
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melaksanakan kerjasama
lintas program antar instansi terkait sehingga pelaksanaan
Posyandu dapat berlangsung secara baik berkat peran serta
masyarakat yang tinggi.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
6
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Menurut ahli perilaku, Skinner (1979), mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus), dan tanggapan
(respon). Sedangkan menurut Notoatmodjo (1997), yang dimaksud dengan
perilaku adalah suatu respon organisme terhadap rangsangan dari luar
subjek tersebut, respon ini dapat berbentuk 2 macam, yakni:
1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam diri individu
dan tidak dapat langsung dilihat oleh orang lain, seperti berpikir,
tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan. Perilakunya sendiri
masih terselubung yang disebut covert behavior.
2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Perilaku disini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata
yang disebut over behavior.
Menurut Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (1993) menganalisis
bahwa perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan dimana kesehatan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
7
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
ini dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu
sendiri terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), merupakan faktor
antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar motivasi bagi
pelaku. yang masuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, dan nilai.
2. Faktor pemungkin (enabling factros), adalah faktor antesenden
terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi
terlaksana. Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya:
puskesmas.
3. Faktor penguat (reinforcing factors), merupakan faktor penyerta yang
datang sesudah perilaku, memberikan ganjaran intensif atau hukuman
atas perilaku dan berperan bagai menetap atau lenyapnya perilaku itu.
termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial, jasmani, ganjaran
nyata ataupun tidak nyata yang diterima oleh pihak lain.(Soekidjo :
1993)
Perilaku manusia merupakan faktor yang besar pengaruhnya dalam
menentukan derajat kesehatan. Walupun sarana sanitasi sudah tersedia,
karena perilaku manusia yang masih buruk dalam penggunaan sarana
tersebut seperti kebiasaan buang air besar disungai atau sembarang tempat,
sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan
lain-lain.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
8
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Untuk mengubah perilaku yang kurang mendukung perilaku hidup
bersih memerlukan waktu yang cukup lama, tidak cukup hanya dengan
kegiatan penyuluhan tetapi harus ada contoh.
Konsep perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakekatnya perilaku
manusia adalah aktivitas daripada manusia itu sendiri, yang mempunyai
bentangan yang luas, mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain
sebagainya. Bahkan kegiatan internal (Internal Activity) seperti berfikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Atau dapat juga dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan
oleh organisme tersebut, baik yang diamati secara langsung ataupun tidak
langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi oleh factor genetic (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum dapat di katakan bahwa factor genetic dan lingkungan ini merupakan
penentu dari perilaku mahluk hidup, termasuk perilaku manusia. Hereditas
atau factor keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku mahluk hidup itu selanjutnya.
Sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuaan antara dua
factor dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning
process).
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
9
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Hubungan Status Kesehatan Dengan Perilaku Kesehatan
Semua para ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan masalah
status kesehatan mengacu kepada teori HL. Blum yang menyimpulkan
bahwa lingkungan mempunyai andil yang sangat besar terhadap status
kesehatan, kemudian perilaku pelayanan kesehatan dan keturunan yang
mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan. Dewasa ini terjadi
pergeseran Epidemiologi penyakit, dari penyakit infeksi kearah penyakit non-
infeksi seperti kanker, kecelakaan, jantung, dan status kesehatan, Gangguan
jiwa.
Dalam hal ini terjadi pergeseran pula dari factor lingkungan ke faktor prilaku
yang paling berpengaruh terhadap status kesehatan. Lawrence Green
menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi oleh 3 faktor yaitu :
Predisposisi, faktor pendukung (Enabling Factor), dan faktor yang
memperkuat (Reinforcing Factor). Sehingga oleh karena kedua factor
tersebut saling berkesinambungan maka skema teori HL Blum dan Lawrence
Green dapat saling dimodifikasi sebagai berikut :
Skema HL Blum
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
10
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
2.2 Karakteristik Ibu Melakukan Imunisasi Dasar
Pada masa yang akan datang di Indonesia akan terjadi perubahan dari
negara agraris menjadi negara industri. Dengan terjadinya peralihan itu,
mengakibatkan banyak tenaga kerja yang kemungkinan tidak akan
tertampung di sektor industri, sehingga sebagian besar diantaranya akan
terjun ke lapangan kerja informal. Sementara itu, karena adanya perbaikan
pendidikan dan perhatian terhadap perempuan menyebabkan semakin
meningkatnya tenaga kerja perempuan, baik di sektor formal maupun
informal.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
11
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Batasan Ibu yang bekerja adalah ibu – ibu yang melakukan aktifitas
ekonomi mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal, yang
dilakukan secara reguler di luar rumah. Tentunya aktifitas ibu yang bekerja
akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan
pelayanan / kasih sayang terhadap anaknya termasuk perhatian ibu pada
imunisasi dasar anak tersebut.
2.3 Imunisasi
2.3.1 Definisi atau Pengertian Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi Dasar Lengkap Anak adalah suatu upaya untuk
menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan, dengan cara
memberikan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis
B, DPT-HB, Polio dan campak.
2.3.2Program Imunisasi
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19
untuk membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di
Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974, indonesia
secara resmi dinyatakan negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai
dengan tahun 1980 mulai diperkenalkan imunisasi BCG, DPT dan TT
secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-
penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun
1981 dan 1982 berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan
campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai
kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI). (Depkes RI, 2000).
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
12
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru
mencapai 4%. Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat
ditingkatkan menjadi 73% pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama
ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan kemampuan manajemen
program. Dengan bantuan donor internasional (antara lain WHO, UNICEF,
USAID) program berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan
peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola
rantai dingin . Pada akhir tahun 1989, sebanyak 96% dari semua kecamatan
di tanah air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur.
(Abednego, 1997)
Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk
mencapai Universal Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional
dalam rangka Child Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan
strategi mobilisasi sosial dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS), UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya
lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang
tahunnya yang pertama. (Depkes RI, 2000)
2.4 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
A. Tuberculosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa
(disebut juga batuk darah). Penyakit ini menyebar melalui pernapasan lewat
bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan
berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala
selanjutnya adalah batuk terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
13
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
darah. Gejala lain tergantung pada organ yang diserang. Tuberculosis dapat
menyebabkan kelemahan dan kematian.
B. Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui
suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui
hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain
sepertu flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa
terlihat pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian.
C. Poliomielitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu
dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3. Secara
klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita
lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis / AFP). Penyebaran penyakit
adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan
dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada
minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan
terinfeksi dan tidak segera ditangani.
D. Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernapasan.
Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan
demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
14
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa
gangguan pernapasan yang berakibat kematian.
E. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada
saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis.
Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari
batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam
dan batuk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan
menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis
adalah pneumonia bakterialis yang dapat menyebabkan kematian.
F. Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
menghasilkan Neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang,
tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal
penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan
menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat juga
gejala berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala
berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi
tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi lain yang
dapat menimbulkan kematian.
G. Campak
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Disebarkan
melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah
demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis (mata merah).
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
15
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke
tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat,
peradangan pada telinga dan infeksi saluran napas (pneumonia).
Upaya pencegahan penyakit – penyakit berbahaya diatas adalah
dengan program Imunisasi yaitu dengan pemberian vaksin.
2.5 Jenis dan Sifat Vaksin Imunisasi
2.5.1 Pengertian Vaksin
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid)
yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
2.5.2 Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi
Vaksin-vaksin yang saat ini dipakai dalam program imunisasi rutin
di Indonesia adalah:
1. Vaksin BCG ( Bacillus Calmette Guerine )
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Kemasan :
Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul
vaksin.
Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
16
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Cara Pemberian dan Dosis :
Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
Dosis pemberian : 0.05 ml, sebanyak 1 kali.
Disuntikkan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas
( insertio musculus deltoideus ), dengan menggunakan ADS 0,05
ml ).
Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3
jam.
Kontraindikasi :
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti eksim,
furunkulosis dan sebagainya.
Mereka yang sedang menderita TBC.
Efek Samping :
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak memerlukan pengobatan,
akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-
kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di
leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi
ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang
dengan sendirinya.
2. Vaksin Hepatitis B
Deskripsi :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
17
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infectious, berasal dari HBSAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula Polymorpha) menggunakan
teknologi DNA rekombinan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan virus hepatitis B.
Kemasan :
Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan.
Vaksin hepatitis B terdiri dari 2 kemasan :
Kemasan dalam prefil injection Device ( PID ).
Kemasan dalam vial
1 box vaksin hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID.
1 box vaksin hepatitis B Vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.
Cara Pemberian dan Dosis :
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspense jadi homogeny
Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah)HB PID,
pemberian suntikan secara intra muskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya
dengan interval minimum 4 minggu ( 1 bulan ).
Untuk Hepatitis B vial :
Di unit pelayanan status, vaksin hepatitis B yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
18
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin disimpan dalam suhu 2oC – 8oC.
3. Tidak pernah terendam air.
4. Sterilitasnya terjaga.
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan diposyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti
vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita
infeksi berat yang disertai kejang.
3. Vaksin Polio ( Oral Polio Vaccine / OPV)
Deskripsi:
Vaksin Oral Polio adalah vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspense virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah
dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan
dengan sukrosa.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
Kemasan:
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
19
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
1 box vaksin terdiri dari 10 vial
1 vial terdiri dari 10 dosis
Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan
Setiap vial vaksin disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari
bahan plastik.
Cara Pemberian dan Dosis:
Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tets
sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis
minimal 4 minggu.
Setiap membuka Vial baru harus menggunakan penetes
(dropper) yang baru
Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1. Vaksin belum kadaluarsa,
2. Vaksin tersimpan dalam suhu +2°C - +8°C,
3. Tidak pernah terendam air,
4. Sterilitasnya terjaga,
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Efek Samping:
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping
berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi
(kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66:1988)
Kontaindikasi:
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada
efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
20
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
4. Vaksin DPT-HB
Deskripsi:
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus
yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B
yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni
dan bersifat non infectious.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis dan hepatitis B.
Kemasan :
1 box vaksin DPT-Hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @5 dosis.
Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT.
Cara pemberian dan dosis :
Pemberian dengan cara intramuskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan
interval minimal 4 minggu (1bulan).
Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan :
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC - +8oC.
3. Tidak pernah terendam air.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
21
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
4. Sterilitasnya terjaga.
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan diposyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
5. Vaksin DPT
Deskripsi :
Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang
terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri
Pertussis yang telah diinaktivasi
.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri,
pertusis, dan tetanus.
Kemasan :
Kemasan dalam vial.
1 box vaksin terdiri dari 10 vial
1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin berbentuk cairan
Cara pemberian dan dosis :
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspense menjadi homogen.
Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5
ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan
interval minimal 4 minggu (1bulan).
Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
22
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC - +8oC.
3. Tidak pernah terendam air.
4. Sterilitasnya terjaga.
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan diposyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Efek samping :
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikkan. Kadang-kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, irritabilitas dan meracau yang biasanya terjadi
24 jam setelah imunisasi.
Kontraindikasi :
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir
atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi
pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis
pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan
untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
6.Vaksin Campak
Deskripsi :
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit
virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100mcg residu kanamycin dan
30 mcg residu erythromycin.
Indikasi :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
23
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 vial.
1 vial berisi 10 dosis.
1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml.
Vaksin ini berbentuk beku kering.
Cara pemberian dan dosis :
Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan
pelarut.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada lengan
kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia
6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah Catch-up campaign campak pada
anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
Efek samping :
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.
Kontraindikasi :
Individu yang mengidap penyakit immunodeficiency atau
individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena
Leukemia, Lymphoma.
7.Vaksin DT
Deskripsi :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
24
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang
mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difter dan tetanus.
Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 vial.
1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan.
Cara pemberian dan dosis :
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogeny.
Disuntikkan secara intramuscular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml. dianjurkan untuk anak usia dibawah 8
tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi
dengan vaksin Td.
Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan :
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC – 8oC.
3. Tidak pernah terendam air.
4. Sterilitasnya terjaga.
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan diposyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
25
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Efek samping
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan
yang bersifat sementara, dan kadan-kadang gejala demam.
Kontraindikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.
8.Vaksin TT
Deskripsi :
Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang
mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi
kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan
sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi
sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi
yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS ( Wanita Usia Subur ) atau
ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 vial
1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.
Cara pemberian dan dosis
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
26
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.
Untuk mencegah tetanus / tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis
primer yang disuntikan secara intramuscular atau subkutan
dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4
minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan
berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus
pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis.
Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1
tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan keempat. Imunisasi
TT dapat diberikan secara aman selama kehamilan bahkan pada
periode trimester pertama.
Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan :
1. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC – 8oC.
3. Tidak pernah terendam air.
4. Sterilitasnya terjaga.
5. VVM masih dalam kondisi A atau B.
Sedangkan diposyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Efek samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala
seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadana-kadang gejala demam.
Kontraindikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
27
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari pembahasan diatas maka dapat dilihat pula Dosis dan
Lokasi Pemberian Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap pada Tabel 1.
Tabel 1 . Dosis dan Lokasi Pemberian Vaksin Imunisasi Dasar
Lengkap
Vaksin BCG DPT-
HB,DPT,
Hep B
Campak Polio
Tempat
Suntikan
Lengan kanan
atas luar
Paha tengah
luar untuk bayi
Lengan kiri atas Mulut
Cara
Penyuntikan
Suntikan
intrakutan
Suntikan
intramuscular/s
ubkutan dalam
Suntikan
subkutan
Diteteskan
dimulut
Dosis 0.05 cc 0,5 ml 0,5 ml 2 tetes
Ukuran Jarum 10mm, ukuran
26
25 mm, ukuran
23
25 mm, ukuran
23
Jenis Bubuk+pelaru
t
Siap pakai Bubuk+pelarut Botol dengan
alat tetes mulut
Bentuk Cairan putih
keruh dengan
sedimen yang
melayang jika
dikocok.
Cairan putih
keruh dengan
sedimen yang
melayang jika
dikocok.
Cairan jernih
kekuning-
kuningan
Cairan jernih
berwarna
merah jambu
atau orange
(Sumber: PEDOMAN TEKNIS IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS, DIREKTORAT JENDERAL PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I JAKARTA 2005)
2.5.3Sifat Vaksin
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
28
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Sifat Vaksin dapat digolongkan berdasarkan
kepekaan/sensitifitasnya terhadap suhu yaitu:
1. Vaksin yang sensitive terhadap beku (Freeze Sensitive / FS) yaitu
golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan
suhu dingin atau suhu pembekuan. Jenis vaksin yang sensitif beku
tersebut adalah : Hepatitis B, DPT-HB, DPT, DT dan TT.
2. Vaksin yang sensitive terhadap panas (Heat Sensitive / HS), yaitu
golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar atau terkena suhu
panas yang berlebihan. Jenis vaksin yang sensitif terhadap panas
tersebut adalah : Polio, BCG, dan Campak.
2.5.4 Kerusakan Vaksin
Vaksin dapat rusak oleh beberapa keadaan, antara lain :
1. Kerusakan Terhadap Suhu
Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada kedua golongan vaksin
menyebabkan umur vaksin menjadi berkurang. Masing-masing vaksin
berbeda, sesuai dengan kepekaannya terhadap suhu yang tidak tepat.
Hal ini dapat dilihat dari keterangan seperti pada tabel dibawah ini.
Vaksin Sensitif Beku
Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan
Selama
Hepatitis B,
DPT-HB, DPT,
DT, TT
-0,50C
-50C—100C
Max ½ Jam
Max 1,5-2 Jam
(Sumber: PEDOMAN TEKNIS IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS, DIREKTORAT JENDERAL PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I JAKARTA 2005)
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
29
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan
Selama
DPT, DPT-HB,
DT
Beberapa 0C diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 340C)
14 Hari
Hepatitis B &
TT
Beberapa 0C diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 340C)
30 Hari
(Sumber: PEDOMAN TEKNIS IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS, DIREKTORAT JENDERAL PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I JAKARTA 2005)
Vaksin Sensitif Panas
Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan
Selama
Polio Beberapa 0C diatas
suhu udara
luar(ambient
temperature<340C)
2 Hari
Campak & BCG Beberapa 0C diatas
suhu udara luar
(ambient
temperature<340C)
7
(Sumber: PEDOMAN TEKNIS IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS, DIREKTORAT JENDERAL PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I JAKARTA 2005)
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
30
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
2. Kerusakan Vaksin Terhadap Sinar Matahari / Sinar Ultraviolet
Semua vaksin akan rusak bila terpapar/terkena sinar matahari
langsung, serta sinar ultraviolet (misalnya: lampu neon, lampu
halogen).
2.6 Tujuan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Pemberian imunisasi adalah bertujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak.
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong
pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian pada bayi, balita / anak-anak pra sekolah.
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam
mencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang
mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak
yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak
dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan
pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis,
tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
2.7 Manfaat dan Efek Samping Pemberian Imunisasi
Dasar Lengkap Anak
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
31
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping
yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara
penerima yang satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang
dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events
Following Immunization (AEFI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi
setelah menerima imunisasi yang diduga berhubungan dengan imunisasi.
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam,
yaitu kesalahan program/tehnik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin,
faktor kebetulan dan penyebab tidak diketahui. Gejala klinis KIPI dapat
dibagi menjadi dua yaitu gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti nyeri,
kemerahan, nodelle/ pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan.
Gejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel
dan menangis yang berkepanjangan. (Depkes, 2000)
2.8 Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
2.8.1 Definisi KIPI
KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu lama
pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (artritis kronik pasca
vaksinasi rubella), atau sampai 6 bulan (infeksi virus campak vaccine-
strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi
pasca vaksinasi polio). Selain itu perlu diingat pula bahwa untuk
kompensasi di Amerika (USA) masa pelaporan KIPI dapat tidak
terbatas.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
32
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
2.8.2 Klasifikasi KIPI (WHO 1999)
Klasifikasi KIPI menurut WHO Tahun 1999 antara lain :
a. Reaksi vaksin
Induksi vaksin (Vaccine Induced): intrinsik vaksin vs individu
potensial vaksin (Vaccine Potentiated): gejala timbul dipicu oleh
vaksin. Kejadian disebabkan atau dipicu oleh vaksin walaupun
diberikan secara benar. Disebabkan sifat dasar dari vaksin.
b. Kesalahan Program (Programmatic Error)
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah
program dan tekhnik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan
program penyimpanan, pengelolaan, dan tatalaksana pemberian
vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan
prosedur imunisasi:
Dosis antigen (terlalu banyak)
Lokasi dan tempat penyuntikan
Sterilisasi semprit dan jarum
Jarum bekas pakai
Tindakan aseptic dan antiseptik
Kontaminasi vaksin dan alat suntik
Penyimpanan vaksin
Pemakaian sisa vaksin
Jenis dan jumlah pelarut vaksin
Tidak memperhatikan petunjuk produsen (petunjuk pemakaian,
kontraindikasi,dll)
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
33
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
c. Kebetulan (Coincidental)
Kejadian terjadi setelah imunisasi tapi tidak disebabkan oleh
vaksin. Indikator faktor kebetulan ditemukanya kejadian yang sama
disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakter
serupa tetap tidak mendapat imunisasi.
d. Reaksi Suntikan (Injection Reaction)
Kejadian yang disebabkan oleh rasa takut / gelisah atau sakit
dari tindakan penyuntikan, dan bukan dari vaksin. Reaksi suntikan
langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat
suntik, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut,
pusing, mual.
i. Penyebab Tidak Diketahui
Penyebab kejadian tidak dapat ditetapkan.
2.7.3 Gejala Klinis KIPI dan Tatalaksana Kasus KIPI
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan
dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat,
serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi makin
berat gejalanya. Maka dari itu penanganan kasus KIPI harus mendapat
perhatian yang cepat, agar reaksi yang bersifat ringan ataupun berat
dapat diminimalisir untuk mencegah keadaan yang membahayakan
setelah pemberian imunisasi. Dan untuk lebih jelas mengenai
tatalaksana kasus KIPI, bisa dilihat pada Tabel 2.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
34
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Tabel 2. Tatalaksana Kasus KIPI
No KIPI Gejala Tindakan Keterangan
1 Vaksin
Reaksi lokal ringan Nyeri, eritema,
bengkak didaerah
bekas suntikan <1cm
Kompres hangat
Jika nyeri
mengganggu dapat
diberikan
parasetamol,-
1tablet
Pengobatan dapat
dilakukan oleh
guru UKS atau
orang tua
Reaksi lokal berat
(jarang terjadi)
Timbul <48 jam
setelah imunisasi
Eritema/indurasi >8
cm
Nyeri, bengkak dan
manifestasi sistemik
Kompres hangat
Parasetamol,-
1tablet
Jika tidak ada
perubahan hubungi
puskesmas terdekat
Reaksi Arthrus Nyeri, bengkak,
indurasi, dan edema
Terjadi akibat
reimunisasi pada
pasien dengan kadar
antibodi yang masih
tinggi.
Timbul beberapa jam
dengan puncaknya 12-
36 jam setelah
imunisasi.
Kompres
Parasetamol, -
1tablet
Dirujuk dan dirawat
di RS.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
35
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Reaksi umum
(Sistemik)
Kolaps/keadaan
seperti syok
Demam, lesu, nyeri otot,
nyeri kepala, dan
menggigil.
Episode hipotonik
hiporesponsif.
Anak tetap sadar tetapi
tidak bereaksi
terhadap rangsangan.
Pada pemeriksaan
frekuensi, amplitudo
nadi serta tekanan
darah tetap dalam
batas normal.
Berikan minum
hangat dan selimut.
Rangsang dengan
wangian atau bahan
yang merangsang.
Bila belum dapat
diatasi dalam waktu
30 menit segera
rujuk kepuskesmas
terdekat.
Parasetamol.-1tablet.
(Sumber: PEDOMAN TEKNIS IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS, DIREKTORAT JENDERAL PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I JAKARTA 2005)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan tujuan memberikan
gambaran karakterisik dan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar lengkap
anak dibawah umur 1 tahun.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1Lokasi Penelitian
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
36
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, maka yang
menjadi lokasi penelitian adalah Desa Sumber Harapan
Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera
Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari tanggal 07 Juni
2010 sampai 31 Juli 2010.
3.3 Sasaran Penelitian
Penelitian ditujukan kepada ibu-ibu yang memiliki anak umur dibawah
1 tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit dalam pengamatan
yang akan kita lakukan didalam penelitian yaitu seluruh ibu-ibu
yang memiliki anak umur dibawah 1 tahun yang menjadi sasaran
kegiatan imunisasi dasar lengkap diwilayah kerja Puskesmas
Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan.
Berdasarkan ketentuan tersebut, diketahui jumlah populasi di
Desa Sumber Harapan sebanyak 80 ibu.
3.4.2Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Cara
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
37
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui perhitungan rumus
Purposive Random Sampling :
Keterangan :
n = jumlah sampel yang diinginkan
d = derajat kesalahan yang diinginkan ( 0,1 )
N = jumlah populasi
Sampel di Desa Sumber Harapan = 80
1 + 80 ( 0,12 )
= 80 = 44,4 = 44 ibu
1,8
3.5 Kerangka Konseptual
PEMANFAATAN KONSEP PELAYANAN KESEHATAN
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
38
Karakteristik Predisposisi
Umur Agama Tngkat Pendidikan Pekerjaan perilaku
Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Umur Dibawah 1 tahun
n = N
1 + N (d2)
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
KET : : Faktor langsung
: Faktor tidak langsung
Sumber Anderson dan Lawrence Green
3.6 Definisi Operasional
1. Umur adalah lamanya waktu responden hidup ( tahun ) yang dihitung sejak kelahirannya sampai saat pengisian kuesioner.
2. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang berhasil ditamatkan responden.
3. Pekerjaan adalah aktifitas menetap responden yang menjadi sumber mata pencaharian .
4. Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang didalam pengambilan keputusan setelahmengetahui ( pengetahuan ), menyikapi ( sikap ) dan menindak lanjuti ( tindakan ).
Unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
39
Karakteristik Pendukung
Lingkungan Fisik Fasilitas/Sarana YANKES
Karakteristik Kebutuhan
Sikap Petugas Kesehatan Perilaku Petugas Kesehatan
Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Umur Dibawah 1 tahun
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
a. Pengetahuan ( knowledge ) merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu, dalam hal ini pengetahuan diukur melalui jumlah jawaban
benar terhadap pertanyaan tentang pengetahuan yang diajukan.
b. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek, dalam hal ini sikap diukur
melalui jumlah jawaban benar terhadap pertanyaan tentang sikap
yang diajukan.
c. Tindakan adalah apa yang dikerjakan oleh seseorang, baik diamati
secara langsung atau tidak langsung dalam hal ini diukur melalui
jumlah jawaban benar terhadap pertanyaan tentang tindakn yang
diajukan.
Imunisasi dasar lengkap adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila kelak ia terpapar dengan penyakit maka ia tidak akan sakit atau sakit
ringan, dengan cara memberikan vaksin BCG, DPT, POLIO, HEPATITIS B dan
CAMPAK.
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden melalui
hasil Kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan
kesehatan yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang melengkapi data primer.
Dalam hal ini data yang diambil dari :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
40
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Data deskripsi Puskesmas, yang diperoleh dari Puskesmas
Tinggi Raja
Data deskripsi wilayah penelitian dari Desa Tinggi Raja dan
Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja, mencakup
Data Demografi dan Data Geografis yang akan dibahas
pada Bab selanjutnya.
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian adalah Kuesioner yang breisikan 30
pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu, 10 pertanyaan untuk mengetahui sikap ibu dan 10
pertanyaan untuk mengetahui tindakan ibu terhadap imunisasi dasar
lengkap anak umur dibawah 1 tahun.
3.9 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputer, program Microsoft Word
dan Microsoft Excel yang diedit secara manual dan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik. Sedangkan analisa penilaian pelaksanaan penelitian
program imunisasi dasar lengkap pada anak umur dibawah 1 tahun
berdasarkan jawaban yang diberikan responden dengan menggunakan skala
pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan definisi sebagai
berikut:
Baik, jika jawaban benar >75% dari nilai tertinggi.
Sedang, jika jawaban benar 40-75% dari nilai tertinggi.
Kurang, jika jawaban benar <40% dari nilai tertinggi.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
41
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
3.10 Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian untuk mengetahui gambaran umum
kegiatan program imunisasi dasar lengkap pada anak umur dibawah 1 tahun
di Desa Tinggi Raja dan Desa Terusan Tengah Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Proinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut:
1. Permohonan izin pelaksanaan penelitian kegiatan imunisasi dengan
Kepala Puskesmas dan Tenaga Kesehatan Tinggi Raja serta aparat
Kecamatan.
2. Penentuan tempat/lokasi penelitian dan survei kelapangan.
3. Pembuatan proposal tentang pelaksanaan penelitian kegiatan
imunisasi dan pengumpulan data sekunder.
4. Mengadakan pertemuan dengan ibu-ibu yang memiliki anak umur
dibawah 1 tahun diwilayah kerja Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan
Tinggi Raja Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara.
5. Kegiatan pengisian Kuesioner dan Observasi melalui kunjungan
kegiatan Posyandu di Desa Tinggi Raja dan Desa Sumber Harapan
Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera
Utara.
6. Menyusun laporan penelitian berdasarkan data yang diperoleh.
7. Konsultasi dan diskusi hasil penelitian dengan pembimbing dan
perbaikan laporan.
8. Seminar atau presentasi hasil penelitian tentang “ GAMBARAN
PERILAKU IBU TERHADAP IMUNISASI DASAR LENGKAP ANAK UMUR
DIBAWAH 1 TAHUN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TINGGI RAJA
KECAMATAN TINGGI RAJA KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA”
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
42
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Data Geografis
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
43
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Kecamatan Tinggi Raja merupakan salah satu kecamatan dari 25 kecamatan
yang ada di Kabupaten Asahan, terletak diantara Lintang Utara dan 100o –
103o Bujur Timur dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Utara dengan Kecamatan Buntu Pane
Sebelah Timur dengan Kecamatan Air Batu dan Kecamatan Sei Dadap
Sebelah Selatan dengan Kecamatan Bandar Pulau
Sebelah Barat dengna Kecamatan Buntu Pane dan Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge
Luas Kecamatan Tinggi Raja adalah : 12556 Ha / km2 terdiri dari dataran
yang berbukit di atas permukaan laut dan mempunyai 7 ( tujuh ) Desa dan
52 Dusun dengan jumlah RW 82 dan jumlah RT 141.
4.1.2. Data Demografi
Jumlah penduduk kecamatan di Tinggi Raja adalah sebanyak 23.959
jiwa yang terdiri dari 8386 jiwa penduduk laki-laki dan 15.573 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan jumlah kepala keluarga adalah sebanyak 4.722 KK
yang berarti bahwa jumlah jiwa dalam tiap keluarga adalah sebanyak kurang
lebih 5 jiwa. gambaran lengkap tentang data wilayah dan keadaan penduduk
Kecamatan Tinggi Raja dapat dilihat pada Tabel 3.
TABEL 3 DATA WILAYAH BERDASARKAN KEADAAN PENDUDUK
KECAMATAN TINGGI RAJA TAHUN 2010
No
.DESA
KEADAAN
LUAS JUMLAH
WILAYAH
( KM 2 )
PENDUDU
K JIWADUSUN KK
1 2 3 4 5 6
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
44
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
1 TINGGI RAJA 1.078 4.321 7 957
2 SUMBER HARAPAN 1.031 3.165 7 760
3 TERUSAN TENGAH 2.556 2.603 10 631
4 PIASA ULU 3.123 3.798 7 679
5 TELADAN 1.836 4.561 7 600
6 SIDOMULYO 2.300 3.346 9 705
7 PADANG SARI 632 1.856 5 390
JUMLAH 12.556 23.959 52 4.722
4.1.4. Keadaan Iklim
Keadaan iklim di Kecamatan Tinggi Raja berdasarkan Geofisika dan
Meteorologi sepanjang tahun 2008 ini menggambarkan curah hujan sangat
tinggi. Bila diambil angka rata-rata maka jumlah hari hujan adalah 3 hari /
minggu dengan curah hujan 109 mm / bulan. Curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan September, Oktober, November dan Desember masing-masing
172, 202, 182, dan 163 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di
bulan Maret, April, dan Mei dengan jumlah hari hujan rata-rata 6 – 7 setiap
bulannya.
4.1.3. Suku dan Agama
Mayoritas suku yang ada di Kecamatan Tinggi Raja secara berturut-
turut adalah suku jawa sebanyak 19.443 ( 81,15% ), suku Batak sebanyak
4.134 ( 17,25% ) dan suku Banjar sebanyak 226 ( 00,94% ). Suku-suku
lainnya sesuai urutan jumlahnya masing-masing adalah suku Melayu,
Minang, Aceh dan suku lainnya.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
45
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Selanjutnya Agama terbanyak adalah Agama Islam dengan jumlah
22.693 jiwa (94,72% ), Kristen 920 jiwa (3,87%) dan sisanya adalah agama
Katolik, Budha dan Hindu. Distribusi penduduk berdasarkan suku dan agama
dapat dilihat pada table 4 dan tabel 5.
Table 4 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku di Kecamatan Tinggi
Raja
No
.SUKU JUMLAH JIWA
1 Jawa 19.443
2 Batak 4.134
3 Banjar 226
4 Melayu 100
5 Minang 38
6 Aceh 5
7 Lain – lain 13
Jumlah 23.959
Tabel 5 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Di Kecamatan Tinggi
Raja Tahun 2010
No
.AGAMA JUMLAH JIWA
1 Islam 22.693
2 Kristen 920
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
46
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
3 Katolik 327
4 Budha 16
5 Hindu 3
Jumlah 23.959
4.2. Deskripsi Puskesmas
4.2.1. Lokasi dan Wilayah Kerja
Puskesmas Tinggi Raja terletak di Kecamatan Tinggi Raja yang
merupakan bagian dari Kabupaten Asahan. Wilayah kerja Puskesmas Tinggi
Raja meliputi semua desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Tinggi Raja,
meliputi :
1. Desa Tinggi Raja
2. Desa Sumber Harapan
3. Desa Terusan Tengah
4. Desa Piasa Ulu
5. Desa Teladan
6. Desa Sidomulyo
7. Desa Padang Sari
4.2.2. Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Tinggi
Raja
4.2.2.1. Visi
Visi Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja tidak lepas dari Misi
dan Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan yang ditetapkan sejak dari
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
47
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
2001-2008 yaitu “ Asahan Sehat Sejahtera 2010 ” dan pada akhirnya
mencapai Misi “ Indonesia Sehat 2010 ”
4.2.2.2. Misi
Misi Puskesmas Tinggi Raja adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan dan proporsional
di wilayah kerja Puskesmas Tinggi Raja.
2. Memelihara dan Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk perilaku
hidup sehat dan bersih.
3. Memelihara dan Meningkatkan kesehatan yang bermutu-kualitas adil
dan merata.
4. Memelihara dan Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkunganya dalam membangun kesehatan di
desa sendiri.
5. Menjalin kerja sama dengan organisasi atau tokoh masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6. Membangkitkan peran serta masyarakat dalam upaya-upaya
kesehatan.
7. Memelihara dan Meningkatkan peran serta masyarakat atau SDM
professional dalam pembangunan kesehatan.
4.2.2.3. Strategi Puskesmas
Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi diperlukan adanya strategi,
yaitu:
1. Pembangunan daerah wilayah kerja berwawasan kesehatan
(PARADIGMA SEHAT).
2. Meningkatkan peningkatan SDM tenaga kesehatan wilayah kerja
( PROFESIONAL DI BIDANG KESEHATAN ).
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
48
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
3. Menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
( JPKM ).
4. Masyarakat dapat menggali partisipasi dan meningkatkan upaya-
upaya peningkatan kesehatan yang merata ( PARSIPATORI ).
5. Desentralisasi.
4.2.3. Program Puskesmas Tinggi Raja
4.2.3.1. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu yakni :
1. Azas Pertanggung jawaban Wilayah Puskesmas harus bertanggung
jawab menigkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, dengan kegiatan antara lain :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor di tingkat
kecamatan sehinggga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas dengan kegiatan antara lain:
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
49
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Posyandu, Polindes, Bina
Keluarga Bahagia (BKB).
b. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa ( POD ).
c. Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga
Sadar Gizi ( KADARZI ).
d. Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter kecil, Penyertaan guru dan
orang tua / wali murid, Saka Bakti Husada ( SBH ), Pos Kesehatan
Pesantren ( Poskestren ).
e. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air
( Pokmair ), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan ( DPKL ).
f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti wreda.
g. Upaya Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
h. Upaya Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM).
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional : Taman Obat
Keluarga (TOGA).
j. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif) : Dana
sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Mobilisasi Dana
Keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya harus melakukan kerjasama dengan berbagai
pihak, bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang
bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan,
bisa melakukan rujukan baik secara vertical ke tingkat yang lebih
tinggi, atau secara horizontal ke puskesmas lainnya. Ada dua macam
rujukan dipuskesmas :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
50
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat.
4.2.3.2. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Dalam mencapai Visi Pembangunan Kesehatan melalui Puskesmas
terwujudnya Kecamatan Sehat 2010, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas. Upaya Kesehatan
Wajib (Basic Seven) tersebut adalah:
Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta keluarga Berencana
(KB)
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM)
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Upaya Pengobatan
Pencatatan dan Pelaporan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
dtetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas,
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
51
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
yang dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada yakni :
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Upaya Kesehatan Olahraga (kesorga)
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata (UKM)
Upaya Kesehatan Lanjut Usia (LANSIA)
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Gambaran Karakteristik Responden
4.3.1.1. Kelompok Umur Responden
Dari hasil rekapitulasi data umur responden dijumpai bahwa kelompok
umur terbanyak adalah umur 20 – 29 tahun sebanyak 27 responden ( 61,36
% ) sedangkan jumlah kelompok umur yang paling sedikit adalah umur < 20
tahun sebanyak 1 responden ( 2,27 % ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 6 dan grafik 1 di bawah ini.
TABEL 6 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan
Umur di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten
Asahan Tahun 2010
No
.Umur
Jumlah
Responden
Persentase
( % )
1 2 3 4
1 < 20 tahun 1 2,27
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
52
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
2 20 – 29 tahun 27 61,36
3 30 – 39 tahun 14 31,82
4 > 40 2 4,55
Total 44 100,00
DIAGRAM 1 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan
Umur di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten
Asahan Tahun 2010
2%
61%
32%
5%
< 20 tahun20-29 tahun30-39 tahun> 40 tahun
Bila mencermati ditribusi kelompok umur responden maka dapat
disimpulkan bahwa > 61,36 % responden adalah tergolong ke dalam usia
produktif. Maka kelompok umur ini diharapkan memiliki lebih banyak
informasi tentang imunisasi karena usia produktif kemungkinan untuk
menyerap informasi akan lebih baik dan akan lebih memungkinkan untuk
hadir disetiap kegiatan imunisasi.
4.3.1.2. Kelompok Agama Responden
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
53
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari hasil rekapitulasi data agama responden dijumpai bahwa
kelompok agama terbanyak adalah Agama Islam sebanyak 44 responden
( 100,00 % ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5 dan grafik 2
dibawah ini.
TABEL 7 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Agama di
Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Tahun 2010
No
.Agama
Jumlah
Responden
Persentase
( % )
1 2 3 4
1 Islam 44 100,00
2 Katolik 0 0,00
3Kristen
Protestan0 0,00
4 Hindu 0 0,00
5 Budha 0 0,00
Total 44 100,00
DIAGRAM 2 Distribusi Frekwensi Relatif Responden Berdasarkan
Agama di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten
Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
54
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
100%
IslamKatolikKristen ProtestanHinduBudha
Bila mencermati distribusi kelompok agama responden maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh responden menganut agama Islam yaitu 100,00
%. Maka dari kelompok agama responden diharapkan akan mempermudah
tenaga kesehatan untuk menanamkan beberapa hal tentang kesehatan
terutama tentang imunisasi melalui forum agama. Karena kemungkinan
homogenitas bisa mempermudah ditanamkannya suatu paham melalui
penyuluhan atau nasehat yang disampaikan oleh tokoh-tokoh agama di
wilayah setempat lewat kegiatan keagamaan.
4.3.1.3. Kelompok Pekerjaan Responden
Dari hasil rekapitulasi data umur responden dijumpai bahwa kelompok
pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 39 responden
( 88,60 % ), sedangkan jumlah kelompok pekerjaan yang paling sedikit
adalah Wiraswasta sebanyak 1 responden ( 2,27 % ). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 8 dan grafik 3 dibawah ini.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
55
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
TABEL 8 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Tahun 2010
No
.Pekerjaan
Jumlah
RespondenPersentase ( % )
1 2 3 4
1 IRT 39 88,64
2 Petani 4 9,09
3 PNS 0 0,00
4 Wiraswasta 1 2,27
Total 44 100,00
GRAFIK 3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Tahun 2010
89%
9%2%
IRTPetaniPNSWiraswasta
Bila mencermati distribusi kelompok pekerjaan responden maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
56
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
yaitu 88,64 %. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sangat memungkinkan
ibu untuk dapat lebih memperhatikan kesehatan anggota keluarganya
khususnya yang terkait dengan bayinya seperti tumbuh kembang bayi
melalui penimbangan dan imunisasi. Hal ini dikarenakan ibu mempunyai
alokasi waktu yang lebih banyak.
4.3.1.4. Kelompok Pendidikan Responden
Dari hasil rekapitulasi data pendidikan responden dijumpai bahwa
kelompok pendidikan yang terbanyak adalah SLTP sebanyak 20 responden
( 45,45 % ), sedangkan jumlah kelompok pendidikan yang paling sedikit
adalah SD yaitu sebanyak 7 responden ( 15,91 % ). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 9 dan grafik 4 dibawah ini.
TABEL 9 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Tahun 2010
No
.Pendidikan
Jumlah
Responden
Persentase
( % )
1 2 3 4
1 SD 7 15,91
2 SLTP 20 45,45
3 SLTA 17 38,63
4Perguruan
Tinggi0 0,00
Total 44 100
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
57
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
GRAFIK 4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan
Tahun 2010
16%
45%
39%SDSLTPSLTAPerguruan Tinggi
Bila mencermati distribusi kelompok pendidikan responden, maka
dapat disimpulkan bahwa 84,09 % responden adalah berpendidikan SLTP
dan SLTA yang berarti bahwa dikategorikan tingkat pendidikan sedang.
Dalam hal ini yang dimaksud berpendidikan rendah adalah SD kebawah,
sedangkan SLTP dan SLTA adalah berpendidikan sedang dan Perguruan
Tinggi merupakan berpendidikan tinggi.
4.3.2. Gambaran Pengetahuan Responden
4.3.2.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Definisi
Imunisasi
Definisi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit maka ia tidak akan sakit atau sakit ringan.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
58
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Gambaran pengetahuan responden tentang definisi imunisasi dapat dilihat
pada tabel 10 dan diagram 5 di bawah ini.
TABEL 10. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG DEFINISI IMUNISASI
DEFINISI IMUNISASIFREKUENS
I ( f )PERSENTASI
( % )
a.
Perlindungan yang paling ampuh untuk mencegah beberapa penyakit berbahaya dengan cara merangsang kekebalan tubuh bayi.
44 100,00
b.Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengobati bayi dari lumpuh layu. 0 0,00
c.Suatu pengobatan yang diberikan pada bayi untuk mengobati penyakit hati.
0 0,00
d.Suatu pengobatan yang diberikan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan.
0 0,00
JUMLAH44
100,00
DIAGRAM 5 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG DEFINISI IMUNISASI
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
59
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DEFINISI IMUNISASI
Perlindungan yang paling ampuh untuk mencegah beberapa penyakit berbahaya dengan cara merangsang kekebalan tubuh bayi
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengobati bayi dari lumpuh layu
Suatu pengobatan yang diberikan pada bayi untuk mengobati penyakit hati.
Suatu pengobatan yang diberikan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan
Dari tabel 10 dan diagram 5 di atas didapatkan seluruh responden (100,00
%) mengetahui definisi imunisasi.
4.3.2.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Dari
Pemberian Vaksin BCG
Manfaat pemberian vaksin BCG adalah untuk mencegah penyakit paru – paru
yang disebabkan bakteri gram negatif ( Mycobacterium tuberculosis ).
Gambaran pengetahuan responden tentang manfaat dari pemberian vaksin
BCG dapat dilihat pada tabel 11 dan diagram 6 di bawah ini.
TABEL 11 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG MANFAAT DARI PEMBERIAN VAKSIN BCG
MANFAAT DARI PEMBERIAN VAKSIN BCG FREKUENSI PERSENTA
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
60
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
( f ) SI ( % )
a.Untuk mencegah Batuk Rejan ( Batuk
100 hari )6 13,64
b. Untuk mencegah Lumpuh Layu 14 31.81
c.Untuk mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosa
18 40,91
d.Untuk mencegah penyakit kulit
( Kerumut )6 13,64
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 6. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG MANFAAT DARI PEMBERIAN VAKSIN BCG
14%
32%41%
14%
MANFAAT DARI PEMBERIAN VAKSIN BCG
Untuk mencegah Batuk Rejan ( Batuk 100 hari )
Untuk mencegah Lumpuh Layu
Untuk mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan Mycobac-terium Tuberculosa
Untuk mencegah penyakit kulit ( Kerumut )
Dari tabel 11 dan diagram 6 didapatkan 18 responden ( 40,91 % )
mengetahui manfaat dari pemberian vaksin BCG, sedangkan 26 responden
( 59,09 % ) tidak mengetahui manfaat dari pemberian vaksin BCG.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
61
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
4.3.2.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Yang
Dapat Ditimbulkan Dari Anak Yang Tidak Di Imunisasi.
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari anak yang tidak di imunisasi adalah
anak akan mudah terserang penyakit, cacat dan kematian. Gambaran
responden tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari anak yang tidak di
imunisasi dapat dilihat pada tabel 12 dan diagram 7 di bawah ini.
TABEL 12 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN DARI ANAK YANG
TIDAK DI IMUNISASI
BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN DARI ANAK
YANG TIDAK DI IMUNISASI
FREKUEN
SI ( f )
PERSENTA
SI ( % )
a. Anak mengalami gangguan pencernaan 41 93,19
b. Anak mengalami gangguan mental 1 2,27
c. Anak mengalami gangguan penglihatan 1 2,27
d. Anak mudah terserang penyakit ( DPT, TBC,
Polio, Hepatitis, Campak).
1 2,27
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 7 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN DARI ANAK YANG
TIDAK DI IMUNISASI
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
62
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
93%
2%2% 2%
BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN DARI ANAK YANG TIDAK DI IMUNISASI
Anak mengalami gangguan pencernaan
Anak mengalami gangguan mental
Anak mengalami gangguan penglihatan
Anak mudah terserang penyakit ( DPT, TBC, Polio, Hepatitis, Campak)
Dari tabel 12 dan diagram 7 didapatkan 1 responden ( 2,27 % ) mengetahui
bahaya yang dapat ditimbulkan dari anak yang tidak di imunisasi, sedangkan
43 responden ( 97.73 % ) tidak mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan
dari anak yang tidak di imunisasi.
4.3.2.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Sasaran
Imunisasi Dasar Pada Anak
Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11 bulan)
untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Gambaran responden tentang sasaran imunisasi dasar
pada anak dapat dilihat pada tabel 13 dan diagram 8 di bawah ini.
TABEL 13. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SASARAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK
SASARAN IMUNISASI DASAR PADA ANAKFREKUEN
SI ( f )
PERSENTA
SI ( % )
a. Anak umur 6-10 tahun 0 0,00
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
63
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
b. Anak Sekolah Dasar 1 2,27
c. Balita 2 4,55
d. Bayi umur 0-1 tahun 41 93,18
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 8 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SASARAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK
2%5%
93%
SASARAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK
Anak umur 6-10 tahunAnak Sekolah DasarBalitaBayi umur 0-1 tahun
Dari tabel 13 dan diagram 8 didapatkan 41 responden ( 93,18 % )
mengetahui sasaran imunisasi dasar pada anak, sedangkan 3 responden
( 6,82 % ) tidak mengetahui sasaran imunisasi dasar pada anak.
4.3.2.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi
Yang Wajib Pada Bayi Yang Baru Lahir
Imunisasi yang wajib diberikan pada bayi yang baru lahir adalah Pemberian
vaksin hepatitis B yang diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, dan
dianjurkan pada umur 1 tahun dan 34 bulan, dengan interval dosis minimal 4
minggu. Gambaran responden tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
64
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
anak yang tidak di imunisasi dapat dilihat pada tabel 14 dan diagram 9 di
bawah ini.
TABEL 14. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IMUNISASI YANG WAJIB PADA BAYI BARU LAHIR
IMUNISASI YANG WAJIB PADA BAYI BARU LAHIRFREKUENS
I ( f )
PERSENTA
SI ( % )
a. Hepatitis 20 45,45
b. BCG 23 52,28
c. DPT 1 2,27
d. Campak 0 0,00
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 9 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IMUNISASI YANG WAJIB PADA BAYI BARU LAHIR
45%
52%
2%
IMUNISASI YANG WAJIB PADA BAYI BARU LAHIR
HepatitisBCGDPTCampak
Dari tabel 14 dan diagram 9 didapatkan 20 responden ( 45,45 % )
mengetahui imunisasi yang wajib pada bayi baru lahir, sedangkan 24
responden ( 54,55 % ) tidak mengetahui imunisasi yang wajib pada bayi baru
lahir.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
65
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
4.3.2.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Vaksin
Yang Diberikan Pada Usia 9 Bulan.
Vaksin campak berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering yang dilarutkan dengan bahan pelarut yang tersedia
sebelum digunakan. Pemberian vaksin campak I diberikan pada usia 9 bulan,
dan campak II pada usia 6 tahun. Gambaran responden tentang bahaya yang
dapat ditimbulkan dari anak yang tidak di imunisasi dapat dilihat pada tabel
15 dan diagram 10 di bawah ini.
TABEL 15. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG JENIS VAKSIN YANG DIBERIKAN PADA USIA 9 BULAN
JENIS VAKSIN YANG DIBERIKAN PADA USIA 9
BULAN
FREKUENS
I ( f )
PERSENTA
SI ( % )
a
.
BCG 3 6,82
b
.
Hepatitis 1 2,27
c
.
Tetanus 1 2,27
d
.
Campak 39 88,64
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 10 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN JENIS VAKSIN YANG DIBERIKAN PADA USIA 9 BULAN
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
66
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
7% 2% 2%
89%
JENIS VAKSIN YANG DIBERIKAN PADA USIA 9 BULAN
BCGHepatitisTetanusCampak
Dari tabel 15 dan diagram 10 didapatkan 39 responden ( 88,64 % )
mengetahui jenis vaksin yang diberikan pada usia 9 bulan, sedangkan 5
responden ( 11,36 % ) tidak mengetahui jenis vaksin yang diberikan pada
usia 9 bulan.
4.3.2.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pemberian
Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Imunisasi Dasar Lengkap Anak adalah upaya untuk menimbulkan /
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap penyakit, dengan
imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan
campak. Gambaran responden tentang pemberian vaksin imunisasi dasar
lengkap pada anak umur dibawah 1 tahun dapat dilihat pada tabel 16 dan
diagram 11 di bawah ini.
TABEL 16. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA
ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
67
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
PEMBERIAN VAKSIN IMUNISASI DASAR
LENGKAP PADA ANAK UMUR DIBAWAH 1
TAHUN
FREKUENS
I ( f )
PERSENTA
SI ( % )
a
.
2 vaksin imunisasi ( DPT, BCG )5 11,36
b
.
2 vaksin imunisasi ( DPT, BCG )1 2,27
c
.
4 vaksin imunisasi ( DPT, BCG, Polio,
Hepatitis )5 11,36
d
.
5 vaksin imunisasi ( DPT, BCG, Polio,
Hepatitis, Campak )33 75,01
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 11 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA
ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
11%2%
11%
75%
PEMBERIAN VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
2 vaksin imunisasi ( DPT, BCG )2 vaksin imunisasi ( DPT, BCG )4 vaksin imunisasi ( DPT, BCG, Po-lio, Hepatitis )5 vaksin imunisasi ( DPT, BCG, Po-lio, Hepatitis, Campak )
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
68
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 16 dan diagram 11 didapatkan 33 responden ( 75,01 % )
mengetahui pemberian vaksin imunisasi dasar lengkap pada anak umur
dibawah 1 tahun, sedangkan 11 responden ( 24,99 % ) tidak mengetahui
pemberian vaksin imunisasi dasar lengkap pada anak umur dibawah 1 tahun.
4.3.2.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi Dasar
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa (disebut juga
batuk darah). Penyakit ini menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau
batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan,
demam dan keluar keringat pada malam hari. Penyakit ini bisa dicegah
dengan pemberian imunisasi BCG. Gambaran responden tentang penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar dapat dilihat pada tabel 16 dan
diagram 11 di bawah ini.
TABEL 17 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
DASAR
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI DASAR
FREKUENS
I ( f )
PERSENTASI
( % )
a
.Demam Thypoid
22 50,00
b
.Malaria
3 6,82
c
.TBC
18 40,91
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
69
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
d
.Chikungunya
1 2,27
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 12 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
DASAR
50%
7%
41%
2%
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI DASAR
Demam thypoidMalariaTBCChikungunya
Dari tabel 17 dan diagram 12 didapatkan 18 responden ( 40,91 % )
mengetahui penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar,
sedangkan 26 responden ( 59,09 % ) tidak mengetahui penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dasar.
4.3.2.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Berapa Kali
Pemberian Imunisasi Polio
Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang
mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari
Sabin. Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
70
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
sebanyak 4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. Gambaran
responden tentang berapa kali pemberian imunisasi polio dapat dilihat pada
tabel 18 dan diagram 13 di bawah ini.
TABEL 18 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG BERAPA KALI PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
BERAPA KALI PEMBERIAN IMUNISASI
POLIO
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI
( % )
a
.2 kali
11 25,00
b
.3 kali
6 13,63
c
.4 kali
19 43,18
d
.5 kali
8 18,19
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 13 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG BERAPA KALI PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
71
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
25%
14%
43%
18%BERAPA KALI PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
2 kali3 kali4 kali5 kali
Dari tabel 18 dan diagram 13 didapatkan 19 responden ( 43,18 % )
mengetahui berapa kali pemberian imunisasi polio, sedangkan 25 responden
( 56,82 % ) tidak mengetahui berapa kali pemberian imunisasi polio.
4.3.2.10.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Vaksin
Imunisasi Yang Diberikan Secara Tetes Mulut
Jenis vaksin polio diberikan secara oral (melalui mulut) dengan 1 dosis
adalah 2 (dua) tetes melalui mulut. Gambaran responden tentang jenis
vaksin imunisasi yang dapat diberikan secara tetes melalui mulut, dapat
dilihat pada tabel 19 dan diagram 14 di bawah ini.
Tabel 19 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG JENIS
VAKSIN IMUNISASI YANG DIBERIKAN SECARA ORAL
JENIS VAKSIN IMUNISASI YANG DIBERIKAN
SECARA ORAL
FREKUEN
SI ( f )
PERSENTAS
I ( % )
a Polio 35 79,55
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
72
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
.
b
.Hepatitis
6 13,63
c
.DPT
1 2,27
d
.Campak
2 4,55
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 14 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG
JENIS VAKSIN IMUNISASI YANG DIBERIKAN SECARA ORAL
80%
13% 2%4%
JENIS VAKSIN IMUNISASI YANG DIBERIKAN SECARA ORAL
PolioHepatitisDPTCampak
Dari tabel 19 dan diagram 14 didapatkan 35 responden ( 79,55 % )
mengetahui jenis vaksin imunisasi yang diberikan secara oral, sedangkan 9
responden ( 20,45 % ) tidak mengetahui jenis vaksin imunisasi yang
diberikan secara oral.
4.3.3. Gambaran Sikap Responden
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
73
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
4.3.3.1. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Wajib Dilakukan Pada Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Pemberian imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang wajib dilakukan pada anak umur dibawah 1 tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Gambaran responden tentang pemberian imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang wajib dilakukan pada anak umur di bawah 1 tahun dapat dilihat pada tabel 20 dan diagram 15 di bawah ini.
TABEL 20. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP WAJIB DILAKUKAN PADA ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Wajib Dilakukan Pada Anak Umur Dibawah 1 Tahun
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 42 95,45b.
Tidak Setuju 2 4,55
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 15. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP WAJIB DILAKUKAN PADA ANAK DIBAWAH 1 TAHUN
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Wajib Dilakukan Pada Anak Umur Dibawah 1 Tahun
SetujuTidak Setuju
Dari tabel 20 dan diagram 15 di atas didapatkan 42 responden ( 95,45 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang pemberian imunisasi dasar lengkap merupakan hal yang wajib dilakukan pada anak umur dibawah 1, sedangkan 2 responden ( 4,55 % ) mempunyai sikap yang tidk setuju.4.3.3.2. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Imunisasi Hanya Bisa DiLakukan di Posyandu
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
74
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Pemberian imunisasi tidak hanya dapat dilakukan di posyandu saja tetapi dapat juga dilakukan di sarana – sarana kesehatan contohnya Rumah Sakit, Puskesmas dan lain – lain. Gambaran responden tentang pemberian imunisasi hanya bisa dilakukan di poyandu dapat dilihat pada tabel 21 dan diagram 16 di bawah ini.
TABEL 21. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI HANYA BISA DILAKUKAN DI POSYANDU
Imunisasi Hanya Bisa DiLakukan di Posyandu FREKUENSI ( f ) PERSENTASI ( % )a. Setuju 26 59,09b.
Tidak Setuju 18 40,91
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 16. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI HANYA BISA DILAKUKAN DI POSYANDU
Imunisasi Hanya Bisa DiLakukan di Posyandu
SetujuTidak Setuju
Dari tabel 21 dan diagram 16 di atas didapatkan 26 responden ( 59,09 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang pemberian imunisasi hanya bisa dilakukan di poyandu, sedangkan 18 responden ( 40,91 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
75
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
4.3.3.3. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Tetap Dilakukan Meskipun Salah Satu Efek Imunisasi Tersebut Adalah Demam
Salah satu efek samping pemberian imunisasi adalah demam, hal ini dapat terjadi pada pemberian imunisasi BCG, DPT dan Campak. Ini merupakan efek samping yang normal dan dapat ditanggulangi oleh sebab itu imunisasi dasar lengkap pada anak harus tetap dilakukan. Gambaran responden tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak tetap dilakukan meskipun salah satu efek imunisasi tersebut adalah demam dapat dilihat pada tabel 22 dan diagram 17 di bawah ini.
TABEL 22. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK TETAP DILAKUKAN MESKI SALAH SATU EFEK IMUNISASI TERSEBUT ADALAH DEMAM
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Tetap Dilakukan Meskipun Salah Satu Efek Imunisasi
Tersebut Adalah Demam
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 42 95,45b.
Tidak Setuju 2 4,55
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 17. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK TETAP DILAKUKAN MESKI SALAH SATU EFEK IMUNISASI TERSEBUT ADALAH DEMAM
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Tetap Di-lakukan Meskipun Salah Satu Efek Imunisasi Tersebut
Adalah Demam
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
76
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 22 dan diagram 17 di atas didapatkan 42 responden ( 95,45 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak tetap dilakukan meskipun salah satu efek imunisasi tersebut adalah demam, sedangkan 2 responden ( 4,55 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Tidak Semua Sasaran Dari Imunisasi Dasar Lengkap Adalah Anak Umur diBawah 1 Tahun
Semua sasaran dari imunisasi dasar lengkap adalah anak umur di bawah 1 tahun. Gambaran responden tentang tidak semua sasaran dari imunisasi dasar lengkap adalah anak umur dibawah 1 tahun dapat dilihat pada tabel 23 dan diagram 18 di bawah ini.
TABEL 23. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG TIDAK SEMUA SASARAN DARI IMUNISASI DASAR LENGKAP ADALAH ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
Tidak Semua Sasaran Dari Imunisasi Dasar Lengkap Adalah Anak Umur diBawah 1 Tahun
FREKUENSI ( f ) PERSENTASI ( % )
a. Setuju 25 56,82b.
Tidak Setuju 19 43,18
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 18. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG TIDAK SEMUA SASARAN DARI IMUNISASI DASAR LENGKAP ADALAH ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN
14%
86%
Ibu Beranggapan Bahwa Anaknya Tidak Perlu Dilakukan Imunisasi
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
77
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 23 dan diagram 18 di atas didapatkan 25 responden ( 56,82 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang tidak Semua sasaran dari imunisasi dasar lengkap adalah anak umur di bawah 1 tahun, sedangkan 19 responden ( 43,18 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.5. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Imunisasi Diberikan Setelah Anak Terserang Penyakit
Imunisasi diberikan sebelum anak terserang suatu penyakit karena imunisasi bertujuan untuk menghindari terjangkitnya suatu penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Gambaran responden tentang imunisasi diberikan setelah anak terserang penyakit dapat dilihat pada tabel 24 dan diagram 19 di bawah ini.
TABEL 24. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI DIBERIKAN SETELAH ANAK TERSERANG PENYAKIT
Imunisasi Diberikan Setelah Anak Terserang Penyakit FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 14 31,82b. Tidak Setuju 30 68,18
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 19. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI DIBERIKAN SETELAH ANAK TERSERANG PENYAKIT
14%
86%
Ibu Beranggapan Bahwa Anaknya Tidak Perlu Di-lakukan Imunisasi
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
78
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 24 dan diagram 19 di atas didapatkan 14 responden ( 31,82 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang imunisasi diberikan setelah anak terserang penyakit, sedangkan 30 responden ( 68,18 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Ibu Beranggapan Bahwa Anaknya Tidak Perlu Dilakukan Imunisasi
Tanggapan yang salah bahwa anak tidak perlu dilakukan imunisasi. Gambaran responden tentang ibu beranggapan bahwa anaknya tidak perlu dilakukan imunisasi dapat dilihat pada tabel 25 dan diagram 20 di bawah ini.
TABEL 25. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IBU BERANGGAPAN BAHWA ANAKNYA TIDAK PERLU DILAKUKAN IMUNISASI
Ibu Beranggapan Bahwa Anaknya Tidak Perlu Dilakukan Imunisasi
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 6 13,64b.
Tidak Setuju 38 86,36
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 20. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IBU BERANGGAPAN BAHWA ANAKNYA TIDAK PERLU DILAKUKAN IMUNISASI
14%
86%
Ibu Beranggapan Bahwa Anaknya Tidak Perlu Di-lakukan Imunisasi
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
79
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 25 dan diagram 20 di atas didapatkan 6 responden ( 13,64 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang ibu beranggapan bahwa anaknya tidak perlu dilakukan imunisasi, sedangkan 38 responden ( 86,36 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Imunisasi Dilakukan Untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Dari Penyakit – Penyakit Berbahaya
Imunisasi dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak agar jika terpapar suatu penyakit tidak sakit atau sakit ringan. Gambaran responden tentang imunisasi dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dari penyakit – penyakit berbahaya dapat dilihat pada tabel 26 dan diagram 21 di bawah ini.
TABEL 26. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH ANAK DARI PENYAKIT – PENYAKIT BERBAHAYA
Imunisasi Dilakukan Untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Dari Penyakit – Penyakit Berbahaya
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 41 93,18b. Tidak Setuju 3 6,82
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 21. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG IMUNISASI DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH ANAK DARI PENYAKIT – PENYAKIT BERBAHAYA
93%
7%
Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
80
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 26 dan diagram 21 di atas didapatkan 41 responden ( 93,18 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang imunisasi dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dari penyakit – penyakit berbahaya, sedangkan 3 responden ( 6,82 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.8. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Salah Satu Manfaat Dari Imunisasi Ialah Anak Terbebas Dari Penyakit Lumpuh Layu
Salah satu manfaat dari pemberian imunisasi ialah anak terbebas dari imunisasi ialah anak terbebas dari penyakit lumpuh layu. Hal ini merupakan manfaat dari pemberian imunisasi polio. Gambaran responden tentang salah satu manfaat dari imunisasi ialah anak terbebas dari penyakit lumpuh layu dapat dilihat pada tabel 27 dan diagram 22 di bawah ini.
TABEL 27. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG SALAH SATU MANFAAT DARI IMUNISASI IALAH ANAK TERBEBAS DARI PENYAKIT LUMPUH LAYU
Salah Satu Manfaat Dari Imunisasi Ialah Anak Terbebas Dari Penyakit Lumpuh Layu
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 38 86,36b. Tidak Setuju 6 13,64
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 22. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG SALAH SATU MANFAAT DARI IMUNISASI IALAH ANAK TERBEBAS DARI PENYAKIT LUMPUH LAYU
93%
7%
Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
81
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 27 dan diagram 22 di atas didapatkan 38 responden ( 86,36 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang salah satu manfaat dari imunisasi ialah anak terbebas dari penyakit lumpuh layu, sedangkan 6 responden ( 13,64 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Setiap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Diwajibkan Mengikuti Imunisasi Setiap Bulannya
Setiap anak umur dibawah 1 tahun diwajibkan mengikuti imunisasi setiap bulanya karena setiap bulan selalu diadakan pelaksanaan imunisasi. Gambaran responden tentang setiap anak umur dibawah 1 tahun diwajibkan mengikuti imunisasi setiap bulannya dapat dilihat pada tabel 28 dan diagram 23 di bawah ini.
TABEL 28. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG SETIAP ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN DIWAJIBKAN MENGIKUTI IMUNISASI SETIAP BULANNYA
Setiap Anak Umur Dibawah 1 Tahun Diwajibkan Mengikuti Imunisasi Setiap Bulannya
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 41 93,18b. Tidak Setuju 3 6,82
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 23. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG SETIAP ANAK UMUR DIBAWAH 1 TAHUN DIWAJIBKAN MENGIKUTI IMUNISASI SETIAP BULANNYA
93%
7%
Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
82
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 28 dan diagram 23 di atas didapatkan 41 responden ( 93,18 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang setiap anak umur dibawah 1 tahun diwajibkan mengikuti imunisasi setiap bulannya, sedangkan 3 responden ( 6,82 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.3.10. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
Anak usia 9 bulan wajib mendapatkan imunisasi campak karena pada usia 9 bulan kekebalan yang didapat dari ibunya telah berkurang. Gambaran responden tentang anak pada usia 9 bulan wajib mendapatkan imunisasi campak dapat dilihat pada tabel 29 dan diagram 24 di bawah ini.
TABEL 29. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG ANAK USIA 9 BULAN WAJIB MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK
Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
FREKUENSI ( f )
PERSENTASI ( % )
a. Setuju 41 93,18b. Tidak Setuju 3 6,82
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 24. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP RESPONDEN TENTANG ANAK USIA 9 BULAN WAJIB MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK
93%
7%
Anak Usia 9 Bulan Wajib Mendapatkan Imunisasi Campak
SetujuTidak Setuju
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
83
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari tabel 29 dan diagram 24 di atas didapatkan 41 responden ( 93,18 % ) mempunyai sikap yang setuju tentang anak pada usia 9 bulan wajib mendapatkan imunisasi campak, sedangkan 3 responden ( 6,82 % ) mempunyai sikap yang tidak setuju.
4.3.4.1 Distribusi frekuensi tentang tindakan ibu jika tidak ditemukan Posyandu didaerahnya
Jika tidak ditemukan posyandu di daerah ibu hendaknya ibu segera mendatangi petugas kesehatan di puskesmas dan mendapatkan pelayanan imunisasi. Gambaran responden tentang tindakan ibu jika tidak ditemukan Posyandu didaerahnya dapat dilihat pada tabel 30 dan diagram 25 di bawah ini.
TABEL 30. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU JIKA TIDAK DITEMUKAN POSYANDU DIDAERAHNYA
APA YANG IBU LAKUKAN JIKA TIDAK DITEMUKAN POSYANDU DIDAERAH IBU?
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Segera mendatangi petugas kesehatan dipuskesmas dan mendapatkan pelayanan
42 95,45
b.Bertanya kepada tetangga sekitar atau tetangga terdekat.
2 4,55
c. Datang ke rumah sakit terdekat. 0 0,00
d.Bertanya kepada dukun dimana posyandu terdekat
0 0,00
JUMLAH 44 100,00
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
84
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DIAGRAM 25. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU JIKA TIDAK DITEMUKAN POSYANDU DIDAERAHNYA
95%
5%
APA YANG IBU LAKUKAN JIKA TIDAK DITEMUKAN POSYANDU DIDAERAH IBU?
Segera mendatangi petugas ke-sehatan dipuskesmas dan men-dapatkan pelayanan
Bertanya kepada tetangga sekitar atau tetangga terdekat
Datang ke rumah sakit terdekat Datang ke rumah sakit terdekat
Dari Tabel 30 dan diagram 25 sekitar 42 responden ( 95,45 % ) mempunyai tindakan mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas dan mendapatkan pelayanan , sedangkan 2 responden ( 4,55 % ) tidak mempunyai tindakan mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas dan mendapatkan pelayanan.
4.3.4.2 Distribusi frekuensi tentang tindakan ibu bila anaknya mengalami demam setelah imunsisasi
Efek samping dari salah satu imunisasi adalah demam, ibu tidak perlu khawatir akan demam karena demam tersebut tidak membahayakan bagi si anak. Gambaran responden tentang anak yang setelah diimunisasi mengalami demam dapat dilihat pada tabel 31 diagram 26 di bawah ini.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
85
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Tabel 31. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ANAK MENGALAMI DEMAM SETELAH IMUNISASI
SETELAH DI LAKUKAN IMUNISASI ANAK IBU MENGALAMI DEMAM,TINDAKAN APA YANG IBU
LAKUKAN
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Membawa anak berobat kedokter di Puskesmas
4 9,10
b.Memberikan anak minum air hangat banyak-banyak
5 11,36
c.
Mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas,dan bertanya kenapa anaknya demam
34 77,27
d.
Memberi tahu warga sekitar untuk tidak dilakukan atau melakukan imunisasi pada anak.
1 2,27
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 26 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ANAK MENGALAMI DEMAM SETELAH IMUNISASI
9%
11%77%
2%
SETELAH DI LAKUKAN IMUNISASI ANAK IBU MENGALAMI DEMAM,TINDAKAN APA YANG
IBU LAKUKANMembawa anak berobat kedokter di Puskesmas
Memberikan anak minum air hangat banyak-banyak
Mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas,dan bertanya kenapa anaknya demam
Memberi tahu warga sekitar un-tuk tidak dilakukan atau melakukan imunisasi pada anak
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
86
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari Tabel 31 dan diagram 26 sekitar 34 responden ( 77,27 % ) mempunyai tindakan mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas,dan bertanya kenapa anaknya demam, sedangkan 10 responden ( 22,73 % ) tidak mempunyai tindakan tindakan mendatangi petugas kesehatan di Puskesmas,dan bertanya kenapa anaknya demam.
4.3.4.3 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu jika ada seorang ibu yang tidak mau melakukan imunisasi pada anaknya
Jika ada seorang ibu yang tidak mau melakukan imunisasi pada anaknya maka ibu harus mengunjungi si ibu dan memberikan pengertian betapa pentingnya pemberian imunisasi pada anak. Dan ibu segera memberi tahu petugas kesehatan yang menangani imunisasi di daerah anda agar dapt diberi penyuluhan tentang betapa pentingnya imunisasi.
Tabel 32 DISTRIBUSI FREKWENSI TENTANG TINDAKAN IBU JIKA ADA SEORANG IBU YANG TIDAK MAU MELAKUKAN IMUNISASI PADA ANAKNYA
JIKA DITEMUKAN ADA IBU YANG TIDAK MAU DILAKUKAN IMUNISASI KEPADA ANAKNYA, TINDAKAN APA YANG IBU AKAN LAKUKAN
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Mengajak si ibu sampai dia mau membawa anaknya ke Posyandu untuk di imunisasi
13 29,56
b.Mengunjungi si ibu dan memberikan pengertian betapa pentingnya pemberian imunisasi pada anak
29 65,90
c.Mendatangi ibu dan menanyakan alasan tidak mau melakukan imunisasi 1 2,27
d.Memberi tahu ibu kalau imunisasi diadakan setiap bulannnya
1 2,27
JUMLAH 44 100,00
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
87
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DIAGRAM 27 DISTRIBUSI FREKWENSI TENTANG TINDAKAN IBU JIKA ADA SEORANG IBU YANG TIDAK MAU MELAKUKAN IMUNISASI PADA ANAKNYA
JIKA DITEMUKAN ADA IBU YANG TIDAK MAU DI-LAKUKAN IMUNISASI KEPADA ANAKNYA, TINDAKAN
APA YANG IBU AKAN LAKUKAN
Mengajak si ibu sampai dia mau membawa anaknya ke Posyandu untuk di imunisasi
Mengunjungi si ibu dan mem-berikan pengertian betapa pent-ingnya pemberian imunisasi pada anak
Mendatangi ibu dan menanyakan alasan tidak mau melakukan imunisasi
Memberi tahu ibu kalau imunisasi diadakan setiap bulannnya
Dari Tabel 32 dan diagram 27 sekitar 29 responden ( 65,90 % ) mempunyai tindakan mengunjungi si ibu dan memberikan pengertian betapa pentingnya pemberian imunisasi pada anak, sedangkan 15 responden ( 34,1 % ) tidak mempunyai tindakan mengunjungi si ibu dan memberikan pengertian betapa pentingnya pemberian imunisasi pada anak.
4.3.4.4 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu bila diadakan penyuluhan imunisasi di Posyandu
Penyuluhan imunisasi di Posyandu bertujuan agar si ibu lebih mengerti dan memahami pentingnya anak diberikan imunisasi. Gambaran responden tentang penyuluhan imunisasi di Posyandu dapat dilihat pada tabel 33 diagram 27
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
88
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Tabel 33. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ADA PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU
APAKAH YANG IBU LAKUKAN BILA DIADAKAN PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU
FREKUENSI( f )
PERSENTASI ( % )
a.Mendengarkan penyuluhan imunisasi di Posyandu
4 9,10
b.Mendengarkan dan melakukan imunisasi pada anak di Posyandu
35 79,54
c.Melakukan imunisasi tanpa mendengarkan penyuluhan 0 0,00
d.Aktif bertanya tentang penyuluhan tanpa melakukan imunisasi
5 11,36
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 27 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ADA PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU
9%
80%
11%
APAKAH YANG IBU LAKUKAN BILA DIADAKAN PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU
Mendengarkan penyuluhan imunisasi di Posyandu
Mendengarkan dan melakukan imunisasi pada anak di Posyandu
Melakukan imunisasi tanpa mendengarkan penyuluhan
Aktif bertanya tentang penyu-luhan tanpa melakukan imunisasi
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
89
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari Tabel 33 dan diagram 27 sekitar 35 responden ( 79,54 % ) mempunyai tindakan mendengarkan dan melakukan imunisasi pada anak di Posyandu, sedangkan 9 responden ( 20,46 % ) tidak mempunyai tindakan mendengarkan dan melakukan imunisasi pada anak di Posyandu.
4.3.4.5 Distribusi frekuensi tentang tindakan ibu bila anaknya belum di imunisasi
Imunisasi penting bagi anak dibawah umur 1tahun agar anak tersebut terhindar dari penyakit. Untuk mendapatkan imunisasi sebaiknya anak di bawa ke Posyandu. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 34 diagram 28
Tabel 34. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ANAKNYA BELUM DIIMUNISASI
APAKAH YANG IBU LAKUKAN JIKA ANAK IBU
BELUM DI IMUNISASI
FREKUENS
I
( f )
PERSENTASI
( % )
a.Segera membawa anak ibu ke Posyandu
terdekat untuk di imunisasi41 93,18
b.Segera melakukan imunisasi sendiri
dirumah2 4,55
c.Mendatangi toko obat untuk membeli
imunisasi 0 0,00
d. Membawa anak ibu di Puskesmas 1 2,27
JUMLAH 44 100,00
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
90
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DIAGRAM 28 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU BILA ANAKNYA BELUM DIIMUNISASI
93%
5% 2%
APAKAH YANG IBU LAKUKAN JIKA ANAK IBU BELUM DI IMUNISASI
Segera membawa anak ibu ke Posyandu terdekat untuk di imunisasi
Segera melakukan imunisasi sendiri dirumah
Mendatangi toko obat untuk membeli imunisasi
Membawa anak ibu di Puskesmas
Dari Tabel 34 dan diagram 28 sekitar 41 responden ( 93,18 % ) mempunyai tindakan segera membawa anak ibu ke Posyandu terdekat untuk di imunisasi, sedangkan 3 responden ( 6,82 % ) tidak mempunyai tindakan segera membawa anak ibu ke Posyandu terdekat untuk di imunisasi
4.3.4.6 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu untuk mendapatkan kekebalan tubuh pada anak dibawah 1tahun
Kekebalan tubuh tidak hanya didapat dengan cara alami seperti ASI, memberikan imunisasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kekebalan tubuh. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 35 diagram 29
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
91
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Tabel 35. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU UNTUK MENDAPAT KEKEBALAN TUBUH PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN.
UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN TUBUH
PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN, TINDAKAN APA
YANG IBU LAKUKAN
FREKUEN
SI
( f )
PERSENTA
SI ( % )
a.Memberikan vitamin untuk mencegah
penyakit12 27,28
b.Segera memberikan imunisasi dasar
lengkap26 59,09
c. Datang berobat ke dokter di Rumah sakit 5 11,36
d. Memberikan anak makan-makanan bergizi 1 2,27
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 29 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU UNTUK MENDAPAT KEKEBALAN TUBUH PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN
27%
59%
11% 2%
UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN TUBUH PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN, TINDAKAN APA YANG IBU
LAKUKANMemberikan vitamin untuk mencegah penyakitSegera memberikan imunisasi dasar lengkapDatang berobat ke dokter di Rumah sakitMemberikan anak makan-makanan bergizi
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
92
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari Tabel 35 dan diagram 29 sekitar 26 responden (59,09 % ) mempunyai tindakan segera memberikan imunisasi dasar lengkap, sedangkan 18 responden ( 40,91 % ) tidak mempunyai tindakan segera memberikan imunisasi dasar lengkap.
4.3.4.7 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu agar anak dibawah 1tahun terhindar dari penyakit Tbc.
Tbc merupakan suatu penyakit yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 36 diagram 30
Tabel 36 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU AGAR ANAK DIBAWAH 1TAHUN TERHINDAR DARI PENYAKIT TBC
TINDAKAN APA YANG IBU LAKUKAN PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN AGAR TERHINDAR DARI TBC
(PENYAKIT PARU-PARU)
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi penyakit Tbc
7 15,91
b.Memberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi Tbc
29 65,91
c.Memberikan vitamin agar terhindar dari penyakit Tbc 7 15,91
d.Memberikan obat-obat Tbc sebelum anak terinfeksi penyakit
1 2,27
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 30 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU AGAR ANAK DIBAWAH 1TAHUN TERHINDAR DARI PENYAKIT
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
93
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
16%
66%
16% 2%
TINDAKAN APA YANG IBU LAKUKAN PADA ANAK DIBAWAH 1TAHUN AGAR TERHINDAR DARI TBC (PENYAKIT PARU-
PARU)
Menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi penyakit TbcMemberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi TbcMemberikan vitamin agar ter-hindar dari penyakit TbcMemberikan obat-obat Tbc sebelum anak terinfeksi penyakit
Dari Tabel 36 dan diagram 30 sekitar 29 responden (65,91 % ) mempunyai tindakan memberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi Tbc, sedangkan 15 responden ( 34,09 % ) tidak mempunyai tindakan memberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi Tbc.
4.3.4.8 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu yang tidak mengetahui sampai kapan anaknya di imunisasi
Anak wajib diberikan imunisasi dari sejak lahir sampai umur 1tahun. Untuk mendapatkan kekebalan tubuh dari imunisasi biasanya dilakukan di Posyandu. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 37 diagram 31
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
94
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Tabel 37. DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU YANG TIDAK MENGETAHUI SAMPAI KAPAN ANAKNYA DIIMUNISASI
TINDAKAN APA YANG IBU LAKUKAN JIKA IBU TIDAK TAHU SAMPAI KAPAN ANAK IBU HARUS DI
IMUNISASI
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Bertanya kepada petugas kesehatan di Posyandu
39 88,64
b.Mendatangi ibu-ibu yang anaknya sudah di imunisasi
0 0,00
c.Membaca artikel tentang upaya mencerdaskan anak 3 6,81
d. Mengikuti program penimbangan bayi 2 4,55JUMLAH 44 100,00
,
DIAGRAM 32 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG TINDAKAN IBU YANG TIDAK MENGETAHUI SAMPAI KAPAN ANAKNYA DIIMUNISASI
89%
7% 5%
TINDAKAN APA YANG IBU LAKUKAN JIKA IBU TIDAK TAHU SAMPAI KAPAN ANAK IBU HARUS DI IMUNISASI
Bertanya kepada petugas ke-sehatan di PosyanduMendatangi ibu-ibu yang anaknya sudah di imunisasiMembaca artikel tentang upaya mencerdaskan anakMengikuti program penimbangan bayi
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
95
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari Tabel 37 dan diagram 31 sekitar responden (65,91 % ) mempunyai tindakan memberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi Tbc, sedangkan 15 responden ( 34,09 % ) tidak mempunyai tindakan memberikan imunisasi vaksin BCG pada anak dan menjauhkan anak dari orang yang terinfeksi Tbc.
4.3.4.9 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu pada pemberian imunisasi anak berumur 9 bulan
Anak berumur 9bulan wajib diberikan imunisasi agar anak tersebut terhindar dari penyakit campak. Karena pada usia 9bulan kekebalan yang didapat dari ibunya telah berkurang. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 38 diagram 32
Tabel 38. Distribusi tentang tindakan ibu tentang pemberian imunisasi di usia 9 bulan
Apa yang ibu lakukan pada anak berumur 9bulan mengenai pemberian imunisasi
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Mendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi campak
32 72,70
b.Mendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi hepatitis
4 4,10
c.Mendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi Polio
4 4,10
d.Mendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi BCG
4 4,10
JUMLAH 44 100,00DIAGRAM 33 Distribusi tentang tindakan ibu tentang pemberian imunisasi di usia 9 bulan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
96
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
86%
5% 5% 5%
Apa yang ibu lakukan pada anak berumur 9 bulan mengenai pem-berian imunisasi
Mendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi campakMendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi hepatitisMendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi PolioMendatangi Posyandu untuk melakukan imunisasi BCG
4.3.5.10 Distribusi frekwensi tentang tindakan ibu terhadap program imunisasi dasar lengkap pada anak dibawah 1tahun.
Imunisasi dasar lengkap diberikan pada anak umur dibawah 1tahun diantaranya adalah imunisasi hepatitis, BCG, Polio, DPT, Campak. Gambaran responden tentang anak yang belum diimunisasi dapat dilihat pada tabel 39 diagram 33
Tabel 39. Distribusi tentang tindakan ibu terhadap program imunisasi dasar pada anak dibawah 1tahun
Apa tindakan ibu terhadap program imunisasi dasar lengkap pada anak umur dibawah
1tahun
FREKUENSI
( f )
PERSENTASI ( % )
a.Membantu dengan cara membawa anak untuk di imunisasi dasar lengkap
37 84,09
b.Membantu program dengan cara hanya hadir di Posyandu
0 0,00
c.Mengajak ibu-ibu untuk melakukan imunisasi tiap bulan 4 4,10
d.Membawa anak-anak diatas 1tahun untuk imunisasi dasar
3 6,81
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
97
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
JUMLAH 44 100,00
DIAGRAM 34. Distribusi tentang tindakan ibu terhadap program imunisasi dasar pada anak dibawah 1tahun
89%
4%7%
Apa tindakan ibu terhadap program imunisasi dasar lengkap pada anak umur dibawah 1tahun
Membantu dengan cara membawa anak untuk di imunisasi dasar lengkapMembantu program dengan cara hanya hadir di PosyanduMengajak ibu-ibu untuk melakukan imunisasi tiap bulanMembawa anak-anak diatas 1tahun untuk imunisasi dasar
4.3.5. Distribusi Frekuensi Golongan Umur Dengan Gambaran Perilaku Ibu
Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
TABEL 10
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
98
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
N
oUmur
PengetahuanTotal
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 < 20 0 0,00 1100,0
00 0,00 1
100,0
0
2 20–29 10 37,04 17 62,96 0 0,00 27100,0
0
3 30-39 7 50,00 7 50,00 0 0,00 14100,0
0
4 > 40 1 50,00 1 50,00 0 0,00 2100,0
0
Total 18 40,90 26 59,10 0 0,00 44100,0
0
DIAGRAM 5
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
99
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
< 20 20-29
30-39> 40
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0.00%
37.04%
50.00%50.00%
100.00%
62.96%
50.00% 50.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Pengetahuan BaikPengetahuan SedangPengetahuan Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur 30-39 tahun dan
>40tahun masing-masing sebesar 50,00% adalah kelompok umur yang
mempunyai tingkat pengetahuan baik. Sedangkan persentasi terbesar
(100,00%) adalah kelompok umur <20tahun dengan tingkat pengetahuan
sedang. Hal ini berarti bahwa tidak ada kecenderungan hubungan semakin
bertambah umur seseorang akan selalu disertai dengan peningkatan
pengetahuan.
TABEL 11
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
100
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
N
oUmur
SikapTotal
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 < 20 0 0,00 1 100,0 0 0,00 1100,0
0
2 20–29 19 70,37 7 25,92 1 3,71 27100,0
0
3 30-39 8 57,14 5 35,71 1 7,14 14100,0
0
4 >40 2100,0
00 0,00 0 0,00 2
100,0
0
Total 29 65,90 13 29,54 2 4,55 44100,0
0
DIAGRAM 6
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
101
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
< 2020-29
30-39> 40
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0.00%
70.37%
57.14%
100.00%
100.00%
25.92%35.71%
0.00%
0.00% 3.71% 7.14%
0.00%
Sikap BaikSikap SedangSikap Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur >40tahun sebesar
100,00% adalah kelompok yang mempunyai sikap ang baik sedangkan
kelompok umur 30-39tahun dengan persentase 7,14% adalah kelompok
umur yang mempunyai sikap kurang. Hal ini berarti bahwa tidak ada
kecenderungan hubungan semakin bertambah umur seseorangakan semakin
baik sikapnya
TABEL 12
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
N Umur Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
102
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
o N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 < 20 0,0
0
0,00 1 100,0
0
0 0,0
0
1 100,0
0
2 20–29 19 70,37 8 29,63 0 0,0
0
27 100,0
0
3 30-39 6 42,86 8 57,14 0 0,0
0
14 100,0
0
4 >40 2 100,0
0
0 0,00 0 0,0
0
2 100,0
0
Total 27 61,36 17 38,63 0 0 44 100,0
0
DIAGRAM 7
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
103
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
< 2020-29
30-39> 40
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0.00%
70.37%
42.86%
100.00%
100.00%
29.63%
57.14%
0.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Tindakan BaikTindakan SedangTindakan Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur >40tahun sebesar
100,00% adalah kelompok yang mempunyai tindakan yang baik sedangkan
kelompok umur <20tahun sebesar 100,0% adalah kelompok yang
mempunyai tindakan yang cukup. Hal ini berarti bahwa tidak ada
kecenderungan hubungan semakin bertambah umur seseorang akan
semakin baik tindakannya.
TABEL 13
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Agama Dengan
Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
N Agama Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
104
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
o N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Islam 18 40,90 26 59,09 0 0,00 44 100,0
0
2 Katolik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
3 Protesta
n
0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Hindu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
5 Budha 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 18 40,90 26 59,09 0 0,00 44 100,0
0
DIAGRAM 8
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Agama Dengan
Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
105
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
IslamKatolik
ProtestanHindu
Budha
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
40.90%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
59.09%
0.00% 0.00% 0.00%0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Tindakan BaikTindakan SedangTindakan Kurang
Dari hal diatas dilihat bahwa kelompok agama islam sebesar 40,91
adalah kelompok yang mempunyai tingkat pengetahuan baik. Sedangkan
kelompok agama islam sebesar 59,09% adalah kelompok yang mempunyai
tingkat pengetahuan cukup.
TABEL 14
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Agama
Dengan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
106
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
N
o
Agama Sikap Total
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Islam 29 65,90 13 29,54 2 4,54 44 100,0
0
2 Katolik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
3 Protestan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Hindu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
5 Budha 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 29 65,90 13 29,54 2 4,54 44 100,0
0
DIAGRAM 9
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
107
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Agama
Dengan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
IslamKatolik
ProtestanHindu
Budha
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%65.90%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
29.54%
0.00% 0.00%0.00%
0.00%
4.54%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Sikap BaikSikap SedangSikap Kurang
Bila mencermati distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan
agama dengan tingkat sikap, maka dapat dilihat dari tingkat sikap yang baik
golongan agama islam memiliki persentasi 65,90 %. Sedangkan pada tingkat
sikap yang cukup golongan agama islam memiliki persentasi 29,54 %. Dan
pada tingkat sikap kurang golongan agama islam memiliki persentasi 4,54
%.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
108
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
TABEL 15
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Agama
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
No Agama Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Islam 27 61,36 17 38,63 0 0,00 44 100,0
0
2 Katolik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
3 Protestan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Hindu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
5 Budha 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 27 61,36 17 38,63 0 0,00 44 100,0
0
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
109
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DIAGRAM 10
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Agama
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
IslamKatolik
ProtestanHindu
Budha
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
61.36%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
38.63%
0.00% 0.00%0.00%
0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Tindakan BaikTindakan SedangTindakan Kurang
Bila mencermati distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan
agama dengan tingkat tindakan, maka dapat dilihat dari tingkat tindakan
yang baik golongan agama islam memiliki persentasi 61,36 %. Sedangkan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
110
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
pada tingkat tindakan yang cukup golongan agama islam memiliki
persentasi 38,63 %.
TABEL 16
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
N
o
Pekerjaa
n
Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 IRT 17 43,58 22 56,41 0 0,00 39 100,0
0
2 Petani 1 25,00 3 75,00 0 0,00 4 100,0
0
3 PNS 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Wiraswast
a
0 0,00 1 100,0
0
0 0,00 1 100,0
0
Total 18 40,90 26 59,09 0 0,00 44 100,0
0
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
111
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
DIAGRAM 11
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap
Anak Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan
Tinggi Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
IRTPetani
PNSWiraswasta
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
43.58%
25.00%
0.00%0.00%
56.41%
75.00%
0.00%
100.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Pengetahuan BaikPengetahuan SedangPengetahuan Kurang
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
112
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Dari hal diatas dapat diatas dapat dilihat bahwa kelompok pekerjaan
IRT sebesar 43,58% adalah kelompok yang mempunyai tingkat pengetahuan
baik. Sedangkan persentasi terbesar (100,00%) adalah dar kelompok pekerja
wiraswasta.
Hal ini berarti golongan pekerjaan IRT mempunyai alokasi waktu yang
cukup untuk memberikan perhatian terhadap keluarga dan anggota keluarga
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta mendapatkan
informasi khususnya dibidang kesehatan.
TABEL 17
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
N
o
Pekerjaa
n
Tingkat Sikap Ilihat bahwa
kelompok
pekerjaan
Baik Sedang Kurang
N % N % N % n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 IRT 28 71,79 10 25,64 1 2,56 39 100,0
0
2 Petani 0 0,00 3 75,00 1 25,0
0
4 100,0
0
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
113
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
3 PNS 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Wiraswast
a
1 100,0 0 0,00 0 0,00 1 100,0
0
Total 29 65,9
0
13 29,54 2 4,54 44 100,0
0
DIAGRAM 12
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Tingkat Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi
Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
114
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
IRTPetani
PNSWiraswasta
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
71.79%
0.00%0.00%
100.00%
25.64%
75.00%
0.00%0.00%
2.56%0.00%
0.00%0.00%
Sikap BaikSikap SedangSikap Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa persentasi terbesar (100,00%)
adalah kelompok pekerja wiraswasta dengan sikap yang baik. Sedangkan
kelompok pekerja petani sebesar 25,00% adalah kelompok yang mempunyai
sikap yang kurang. Hal ini berarti pekerjaan wiraswata mempunyai
hubungan komunikasi social yang relative lebih banyak dari pada jenis
pekerjaan lainnya sehingga sikap seseorang terjadi secara alami melalui
hasil komunikasi social tersebut.
TABEL 18
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
115
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
N
o
Pekerjaa
n
Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
N % N % N % n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 IRT 25 64,10 14 35,89 0 0,00 39 100,0
0
2 Petani 2 50,0 2 50,0 0 0,00 4 100,0
0
3 PNS 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
4 Wiraswas
ta
1 100,0
0
0 0,00 0 0,00 1 100,0
0
Total 27 61,36 17 38,63 0 0,00 44 100,0
0
DIAGRAM 13
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pekerjaan
Dengan Tingkat Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi
Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
116
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
IRTPetani
PNSWiraswasta
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
64.10%
50.00%
0.00%
100.00%
35.89%
50.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Tindakan BaikTindakan SedangTindakan Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa persentasi terbesar (100,00%)
adalah kelompok pekerja wiraswasta dengan sikap yang baik sedangkan
kelompok pekerja petani sebesar 50,00% adalah kelompok yang mempunyai
sikap yang sedang. Hal ini berarti responden dari pekerjaan wiraswasta
mempunyai informasi-informasi pengalaman orang lain yang lebih banyak
sehingga mendorong untuk melakukan tindakan lebih baik
TABEL 19
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
117
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
No Pendidika
n
Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
n % N % n % n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SD 4 57,14 3 42,86 0 0,00 7 100,0
0
2 SLTP 9 45,00 11 55,00 0 0,00 20 100,0
0
3 SLTA 5 29,41 12 70,58 0 0,00 17 100,0
0
4 PT 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 18 40,9
0
26 59,09 0 0,00 44 100,0
0
DIAGRAM 14
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap
Anak Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan
Tinggi Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
118
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
SDSLTP
SLTAPT
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
57.14%
42.86%
29.41%
0.00%
42.86%
55.00%
70.58%
0.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Pengetahuan BaikPengetahuan SedangPengetahuan Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok pendidikan SD sebesar
57,14% adalah kelompok yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.
Sedangkan kelompok pendidikan SLTA sebesar 70,58% adalah kelompok
yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.
Hal ini berarti bahwa ada kecenderungan semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin rendah tingkat pengetahuannya. Ibu-ibu dengan tingkat
pendidikan rendah kemungkinan justru lebih perduli dan sadar akan
kekurangan/ kelemahannya sehingga lebih aktif untuk menambah atau
mencari informasi pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap.
TABEL 19
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Tingkat Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
119
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi
Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
No Pendidika
n
Tingkat Sikap Total
Baik Sedang Kurang
n % N % N % n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SD 4 57,14 3 42,85 0 0,00 7 100,0
0
2 SLTP 12 60,00 7 35,00 1 5,00 20 100,0
0
3 SLTA 13 76,47 3 17,64 1 5,88 17 100,0
0
4 PT 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 29 65,9
0
13 29,54 2 4,54 44 100,0
0
DIAGRAM 15
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Tingkat Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Umur Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi
Raja Kabupaten Asahan Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
120
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
SDSLTP
SLTAPT
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
57.14% 60.00%
76.47%
0.00%
42.85%
35.00%
17.64%
0.00%
0.00% 5.00% 5.88%
0.00%
Sikap BaikSikap SedangSikap Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok pendidikan SLTA sebesar
76,47% adalah kelompok yang mempunyai sikap yang baik. Sedangkan
kelompok pendidikan SLTA sebesar 5,88% adalah kelompok yang
mempunyai sikap yang kurang.
Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin baik sikapnya.
TABEL 19
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Kabupaten
Asahan Tinggi Raja Tahun 2010
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
121
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
No Pendidika
n
Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
n % N % n % N %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SD 3 42,85 4 57,14 0 0,00 7 100,0
0
2 SLTP 12 60,0 8 40,00 0 0,00 20 100,0
0
3 SLTA 12 70,58 5 29,41 0 0,00 17 100,0
0
4 PT 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 100,0
0
Total 27 61,3
6
17 38,63 0 0,00 44 100,0
0
DIAGRAM 16
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
122
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Golongan Pendidikan
Dengan Tindakan Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun di Desa Sumber Harapan Kecamatan Kabupaten
Asahan Tinggi Raja Tahun 2010
SDSLTP
SLTAPT
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
42.85%
60.00%
70.58%
0.00%
57.14%
40.00%
29.41%
0.00%
0.00%0.00%
0.00%0.00%
Tindakan BaikTindakan SedangTindakan Kurang
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa kelompok pendidikan SLTA sebesar
70,58% adalah kelompok yang mempunyai tindakan yang baik. Sedangkan
kelompok pendidikan SD sebanyak 57,14% adalah kelompok yang
mempunyai tindakan yang cukup.
Hal ini berarti bahwa ada kecenderungan semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tindakannya.
BAB V
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
123
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh di Desa
Sumber Harapan berdasarkan hasil pengambilan kuesioner yang
dilakukan di dapat :
Kelompok umur responden > 63 % responden adalah tergolong ke
dalam usia produktif. Berdasarkan golongan umur dengan Tingkat
pengetahuan terhadap imunisasi dasar lengkap anak umur dibawah
1 tahun yang baik menunjukkan adanya kecenderungan semakin
tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya. Dapat dilihat pada golongan umur 30-39 tahun
dan > 40 tahun memiliki persentasi 50,00 %. Pada tingkat
pengetahuan yang cukup menunjukkan tidak adanya
kecenderungan semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya. Dapat dilihat pada golongan umur 16-19
tahun memiliki persentasi 100,00 %. Hal ini mungkin dikarenakan
semakin rendah umur seseorang akan memiliki daya serap
informasi yang lebih baik. Dan juga golongan umur ini mungkin
termasuk dalam golongan yang memiliki pekerjaan IRT, sehingga
memiliki lebih banyak waktu dan lokasi untuk mendapatkan
informasi kesehatan, memperhatikan kesehatan, dan kebersihan
anak.
Golongan umur dengan tingkat sikap terhadap imunisasi dasar
lengkap anak umur dibawah 1 tahun yang baik maka dapat dilihat
dari tingkat sikap yang baik menunjukkan tidak adanya
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
124
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
kecenderungan semakin tinggi umur semakin tinggi pula tingkat
sikap seseorang. Dapat dilihat pada golongan umur > 40 tahun
memiliki persentasi 100,00 %. Pada golongan umur dengan tingkat
sikap yang cukup menunjukan tidak adanya kecenderungan
semakin tinggi umur semakin tinggi pula tingkat sikap seseorang.
Dapat dilihat pada golongan umur 16-19 tahun dengan persentasi
100,00 %. Hal ini mungkin dikarenakan tingkat keyakinan yang
rendah. Pada tingkat pengetahuan yang kurang semakin tinggi
umur seseorang semakin tinggi pula kekurangan tingkat sikapnya.
Dapat dilihat pada golongan umur 30-39 tahun dengan persentasi
7,14 %
Golongan umur dengan tingkat tindakan yang baik, maka dapat
dilihat dari tingkat tindakan yang baik menunjukkan tidak
menunjukkan tidak adanya kecenderungan semakin tinggi umur
semakin tinggi pula tingkat tindakan seseorang. Dapat dilihat pada
golongan umur > 40 tahun memiliki persentasi 100,00 %. Hal ini
mungkin dikarenakan kesadarannya untuk mengikuti imunisasi
semakin tinggi berdasarkan pengalaman. Pada tingkat tindakan
yang cukup menunjukan tidak adanya kecenderungan semakin
tinggi umur semakin tinggi pula tingkat tindakan seseorang. Dapat
dilihat pada golongan umur 16-19 tahun dengan persentasi 100,00
%. Hal ini mungkin dikarenakan umur rendah mempunyai
kecenderungan lebih tinggi untuk mengikuti kegiatan imunisasi.
Kelompok agama responden dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden menganut agama Islam yaitu 100,00 %. Berdasarkan
golongan agama dengan tingkat pengetahuan terhadap Imunisasi
Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun , maka dapat dilihat
dari tingkat pengetahuan yang baik golongan agama islam memiliki
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
125
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
persentasi 40,90 %. Sedangkan pada tingkat pengetahuan yang
cukup golongan agama islam memiliki persentasi 59,09 %.
Golongan agama dengan tingkat sikap, maka dapat dilihat dari
tingkat sikap yang baik golongan agama islam memiliki persentasi
65,90 %. Sedangkan pada tingkat sikap yang cukup golongan
agama islam memiliki persentasi 29,54 %. Dan pada tingkat sikap
kurang golongan agama islam memiliki persentasi 4,54 %.
Golongan agama dengan tingkat tindakan, maka dapat dilihat dari
tingkat tindakan yang baik golongan agama islam memiliki
persentasi 61,36 %. Sedangkan pada tingkat tindakan yang cukup
golongan agama islam memiliki persentasi 38,63 %.
Kelompok golongan pekerjaan responden dengan tingkat
pengetahuan terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur
Dibawah 1 Tahun, maka dapat dilihat dari tingkat pengetahuan
yang baik menunjukkan adanya kecenderungan semakin banyak
lokasi dan waktu seseorang semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya. Dapat dilihat pada golongan pekerjaan IRT
dengan persentasi 43,58 %. Pada tingkat pengetahuan yang cukup
menunjukkan tidak adanya kecenderungan semakin banyak waktu
dan lokasi seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.
Dapat dilihat pada golongan pekerjaan wiraswasta memiliki
persentasi 100,00 %. Hal ini mungkin dikarenakan golongan
pekerjaan ini termasuk juga didalam golongan umur tinggi atau
termasuk golongan umur rendah sehingga memiliki daya serap
lebih baik.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
126
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Golongan pekerjaan dengan tingkat sikap, maka dapat dilihat dari
tingkat sikap yang baik menunjukkan adanya kecenderungan
semakin sedikit waktu dan lokasi seseorang semakin tinggi pula
tingkat sikapnya. Dapat dilihat pada golongan pekerjaan
Wiraswasta dengan persentasi 100,00 %. Pada tingkat sikap yang
cukup menunjukkan adanya kecenderungan semakin sedikit waktu
dan lokasi seseorang semakin tinggi pula tingkat sikapnya. Dapat
dilihat pada golongan pekerjaan petani memiliki persentasi 75,00
%. Pada tingkat sikap yang kurang menunjukkan adanya
kecenderungan semakin sedikit waktu dan lokasi seseorang
semakin tinggi pula tingkat kekurangan sikapnya. Dapat dilihat
pada golongan pekerjaan petani memiliki persentasi 25,00 %.
Golongan pekerjaan dengan tingkat tindakan, maka dapat dilihat
dari tingkat tindakan yang baik menunjukkan tidak adanya
kecenderungan semakin sedikit waktu dan lokasi seseorang
semakin tinggi pula tingkat sikapnya. Dapat dilihat pada golongan
pekerjaan Wiraswasta dengan persentasi 100,00 %. Hal ini mungkin
dikarenakan golongan pekerjaan ini termasuk dalam golongan umur
rendah yang memiliki banyak informasi tentang imunisasi karena
daya serapnya yang bagus sehingga tingkat kehadirannya pada
program imunisasi tinggi. Pada tingkat sikap yang cukup
menunjukkan adanya kecenderungan semakin sedikit waktu dan
lokasi seseorang semakin tinggi pula tingkat sikapnya. Dapat dilihat
pada golongan pekerjaan petani memiliki persentasi 50,00 %. Hal
ini mungkin dikarenakan golongan pekerjaan ini termasuk dalam
golongan umur rendah.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
127
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
kelompok pendidikan responden dapat disimpulkan bahwa > 60 %
responden adalah berpendidikan rendah. Berdasarkan golongan
pendidikan dengan tingkat pengetahuan terhadap Imunisasi Dasar
Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun, maka dapat dilihat dari
tingkat pengetahuan yang baik menunjukkan tidak adanya
perbandingan lurus antara semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Dapat dilihat pada
golongan pendidikan SD dengan persentasi 57,14 %. Hal ini
mungkin dikarenakan golongan pendidikan ini termasuk dalam
golongan umur tinggi. Atau termasuk golongan umur rendah yang
memiliki daya serap informasi kesehatan lebih baik. Dan mungkin
termasuk dalam golongan pekerjaan IRT yang memiliki lebih banyak
waktu dan lokasi untuk mendapatkan informasi kesehatan. Pada
tingkat pengetahuan yang cukup menunjukkan adanya
perbandingan lurus antara semakin tinggi tingkat pendidikan,
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Dapat dilihat pada
golongan pendidikan SLTA dengan persentasi 70,59 %.
Golongan pendidikan dengan tingkat sikap, maka dapat dilihat dari
tingkat sikap yang baik menunjukkan adanya kecendrunagan
semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula tingkat sikap
seseorang. Dapat dilihat pada golongan pendidikan SLTA dengan
persentasi 76,47 %. Pada tingkat sikap yang cukup menunjukkan
tidak adanya kecenderungan semakin tinggi pendidikan semakin
tinggi pula tingkat sikap seseorang. Dapat dilihat pada golongan
pendidikan SD dengan persentasi 42,85 %. Hal ini berbanding
terbalik dengan tingkat sikap yang baik.
Golongan pendidikan dengan tingkat tindakan, maka dapat dilihat
dari tingkat pendidikan yang baik menunujukkan adanya
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
128
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
kecenderungan semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula
tingkat tindakan seseorang. Dapat dilihat pada golongan pendidikan
SLTA dengan persentasi 70,58 %. Pada tingkat tindakan yang
cukup, menunjukkan tidak adanya kecenderungan semakin tinggi
pendidikan semakin tinggi pula tingkat tindakan seseorang. Dapat
dilihat pada golongan pendidikan SD dengan persentasi 57,14 %.
Hal ini berbanding terbalik dengan tingkat tindakan yang baik.
5.2. Saran
Bagi masyarakat Desa Sumber Harapan
Yang peran sertanya belum baik, diharapkan agar lebih
meningkatkan peran sertanya dalam pelaksanaan program
imunisasi.
Untuk masyarakat yang peran sertanya baik, diharapkan dapat
mempertahankan peran sertanya dalam pelaksanaan program
imunisasi.
Bagi Puskesmas Tinggi Raja Kecamatan Tinggi Raja
Agar dapat memberikan penyuluhan yang lebih baik tentang
Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun dan
memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam program
Imunisasi.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
129
Gambaran Prilaku Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Anak Umur Dibawah 1 Tahun
Bagi Pemerintahan Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja
Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara
Menjalin kerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas
Kesehatan untuk mengupayakan pelaksanaan program
imunisasi agar dapat berlangsung dengan baik.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2010
130