MODUL PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)SKENARIO 1 : DEMAM UAP LOGAM (METAL FUME FEVER)
kelompok 2 cempaka putih :
Fitriya sujatmaka (2011730134)Gita listawaty (2011730137)Jovan octara (2011730143)Patimah tul munawaroh (2011730158)RR. Yunisa Putri Ryanti (2011730161)Setiani Imaningtias (2011730162)Tohari (2011730165)Vidia Amrina Rasyada (2011730167)Yudha daud (2011730168)
Tutor : Dr. Farsida
Seorang pekerja (laki-laki 25 tahun) mengeluhkan nafas pendek rasa terbakar didaerah dada, rasa kedinginan, tenggorakan kering serta batuk-batuk. Keluhan ini terasa sekali dan selalu berulang ketika melakukan tugasnya yaitu pengelasan dan berkurang bila pengelasan dihentikan. Keluhan ini menjadiseriussejaksetahun yang lalu. Pekerja ini bekerja sebagai tukang las pada perakitan truk pemadam kebakaran yang diselesaikan dalam waktu 2-3 bulan. Tidak ada penyakit yang diderita sebelumnya, dan tidak penyakit serius dalam keluarga. Tugasnya adalah mengelas untuk merakit tanki air kapasitas 18000 Itr dan dilakukan dalam tanki yang sedang dirakitnya (ruang terbatas / confined space). Karena itu sering kurang minum akibat sulit keluar-masuk tanki.Pekerjaan dilakukan dengan 3 shift, masing-masing 8 jam kerja. Selain melakukan pengelasan, ia juga menggerinda serta melakukan pengecatan. Dalam melakukan pekerjaannya ia menggunakan pelindung pernafasan (masker) namun tidak adekuat, yaitu hanya kain biasa yang dilapis. Tidak ada ventilasi pada saat melakukan pengelasan didalam tangki. Ia melaksanakan pekerjaan tersebut selama 5 tahun. Diluar pekerjaan ini ia tidak punya pekerjaan sambilan lain. Sekalisekali ia merokok, dimulai sejak 3-4 tahun lalu dengan jumlah ½ pak sehari. Menurut yang bersangkutan, faktor risiko potensial yang dihadapinya adalah kebisingan, getaran, suhu panas, radiasi sinar, uap pengelasan, cat, posisi yang tidak ergonomi serta kebosanan. Alat pelindung diri yang diberikan oleh perusahaan tidak mencukupi, yaitu hanya masker kain biasa (seharusnya respirator), kaca mata las dan ear-plug (dibandingkan dengan kebisingan yang dihadapi, harusnya ear-muff).Pada saat pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, ditemukan hal berikut: Tekanan darah 110/80 mmHg, BMI dalam batasan normal, Hb 12 gr%. Pemeriksaan lain dalam batas normal.Diagnosa Kerja : Acute Respiratory Inflammation.Diagnosis Okupasi:ICD-10 : J68 - Respiratory condition due to inhalation of chemicals, gases,fumes and vapours dalam hal ini adalah : Upper respiratory irritation due to welding fumes (metal fume fever)
Kasus I : Demam uap logam (Metal Fume Fever)Kata kunci : Identitas : Nama : Tn. XUmur : 25 tahun Keluarga : KK ( kepala keluarga)Agama : Islam Pekerjaan : Tukang las pada perakitan truk pemadam kebakaran Tanggal kunjungan : 23 april 2014 Riwayat Penyakit Tanggal : 23 april 2014 Riwayat penyakit sekarang : Nafas pendek, rasa terbakar didada, rasa kedinginan, tenggorokan kering serta batuk-batuk. Keluhan terasa sekali dan berulang ketika melakukan pengelasan, berkurang jika pengelasan dihentikan, memberat selama 1 (satu) tahun terakhir. Riwayat penyakit dahulu :Tidak ada Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
Riwayat pekerjaan Jenis pekerjaan
Jenis peke rjaan Alat dan bahan yang digunakan
Tempat kerja Lama kerja
Tukang las Logam berat / metal, mesin welding, gerinda dan cat
Didalam tangki 8 jam perhari selama 2-3 bulan selama 5 tahun
Uraian pekerjaan : Menegelas, mengerinda dan mengecat untuk merakit tangki air dengan kapasitas 1800 liter dilakukan dalam ruangan terbatas, sulit keluar masuk tangki, shiff 3 kali (1 shiff 8 jam ). Bahaya potensi : Uraian kegiatan : Menegelas, mengerinda dan mengecat untuk merakit tangki air dengan kapasitas 1800 liter dilakukan dalam ruangan terbatas, sulit keluar masuk tangki, shiff 3 kali (1 shiff 8 jam ). Alat pelindung diri : Masker kain biasa, kaca mat alas dan ear-plug Bahaya potensial : Fisik : bising, suhu, fibrasi Kimia : cat, logam, uapBiologi : - Ergonomi : posisi kerja tidak nyaman, pencahayaan Psikososial : perokok, kebosanan Gangguan kesehatan yang mungkin timbul : Dehidrasi, infeksi saluran nafas, kidney hazard, vertiligo, tuli Resiko kecelakaan kerja :Kebakaran, terhirup zat kimia yang berbahaya, kurangnya oksigen
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik :Keadaan umum : Compos Mentis Tanda vital : tekanan darah : normal (110/80 mmHg)Keadaan gizi : BMI : normal Kesan : cukup Pemeriksaan klinisSemua dalam batas normal Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 12 gr%
Pertanyaan Sebutkan dan jelaskan pemeriksaan kesehatan yang diusulkan pada kasus scenario?sebutkan dan jelaskan alat pelindung diri yang diperlukan dan sesuai dengan standar pada pekerjaan di skenario (APP) ?sebutkan dan jelaskan bahaya potensial yg dapat terjadi pada scenario dan bagaimana dampak pada tubuh ?sebutkan dan jelaskan strategi objektif sistem managemen kesehatan dan risk assessment pada profesi dalam skenario ?bagaimana penatalaksanaan yang sesuai pada kasus skenario (untuk pekerja, perusahaan dan prosedur pekerjaan) ?sebutkan hukum (UU) yang melindungi keselamatan pekerja ?klasifikasi kelayakan bekerja ?bagaimana penegakan diagnosis PAK pada skenario ? (1-4)bagaimana penegakan diagnosis PAK pada skenario (5-7) dan penentuan prognosis pada skenario ?
Bahaya potensial yang dapat terjadi pada scenario
Bahaya Fisik
Bahaya Kimia
Bahaya BiologiBahaya
ErgonomiBahaya
Psikososial
Bahaya lifestyle
UU KESELAMATAN KERJAUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970TENTANGKESELAMATAN KERJA
Direktur dan pekerja wajib menjalankan UU keselamatan kerja dengan segala hak para perkerja untuk mendapatkan jaminan keselamatan dalam bekerja.
Yaitu dengan mendapatkan tempat kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan, pencahayaan dan suhu yang sesuai, alat pelindung diri yang memadai, dan lain-lain.
UU PAK & PAHKPada dasarnya penyakit aikbat kerja adalah sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
PERBEDAAN :
PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA
• Diatur oleh kep.pres. No. 22/ KEPRES/1993• Meliputi 31 jenis penyakit• Dasar : dapat kompensasi ganti rugi
PENYAKIT AKIBAT KERJA
•Diatur oleh kep.men. No.01/MEN/1981•Meliputi 30 jenis penyakit
•Dasar : Keselamatan Kerja
31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul = Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnyaTermasuk obat
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO.PER 01/MEN/1981KEWAJIBAN MELAPORKAN PAK
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pengurus perusahaan wajib:
Melakukan tindakan preventif agar penyait akibat kerja tidak
terulang
Menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerja
PAK : setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan /lingkungan kerjaKeadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam
• Tenaga kerja wajib :Memberi keterangan pada dokterMemakai APDMemenuhi syarat pencegahan PAKMeminta kepada pengurus agar melaksanakanSyarat pencegahan
Tenaga kerja berhak :Menyatakan keberatan kerja bila pencegahan PAK diragukan olehnya
Keppres RI No.22/1993tentang penyakit yang timbul karenahubungan kerja
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Terdapat jaminan seperti kec kerja
Hak jaminan paling lama 3 th terhitung sejak hubungan kerja tersebut berakhir
Kelayakan Bekerja (Fit to Work)
Fitting to Work• Menetapkan kelayakan
seorang pekerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dari aspek medis, dengan memperhitungkan aspek “job-related” dan “fit the job to the men”
Tujuan Utama• Memastikan bahwa
seorang individu dapat melakukan tugas dalam pekerjaannya secara efektif tanpa menimbulkan risiko bagi dirinya sendiri maupun pekerja lainnya.
Kategori Fitness to Work
Fit to Work
Unfit to Work
Unfit for Specific
Occupation
Temporarily Unfit to Work
Fit with Restriction
ALAT PELINDUNG DIRI(PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT)
HAZZARD APD
• Mechanical/Engineering Control• Administrative Control• personal protective equipment
Cara Pengendalian
Hazzard
• Melindungi pekerja dari bahaya akibat pekerjaannya.
• Menurunkan tingkat resiko pemajanan terhadap pekerja.
Tujuan Penyediaan Alat Pelindung Diri
(APD)
• Perusahaan harus melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja termasuk pada pekerjaannya sendiri.
• Penentuan Jenis PPE yang sesuai potensi bahaya yang ada.
• Sosialisasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Perencanaan dan
Pelaksananaan Program Alat Pelindung Diri
(APD)
JENIS-JENIS Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pelindung Seluruh Tubuh2. Pelindung Tubuh3. Pelindung Kepala 4. Pelindung Mata dan Muka5. Pelindung Telinga6. Pelindung Pernafasan7. Pelindung Tangan8. Pelindung Kaki9. Pelindung Kulit
Strategic Objective Occupational Health Management System
OHMS
Heath Risk Assessment
Health Surveillance
MERP
Work-Related Diseases
Food Safety & Env. Sanitation
Ergonomics
Health Promotion
Training, Review Program and Audit
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
1. Tentukan Diagnosis Klinisnya
2. Tentukan Pajanan yang Dialami oleh Tenaga Kerja Selama Ini
3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkanpenyakit
tersebut
5. Peranan faktor individu
6. Peranan faktor diluar kerja
7. Diagnosis PAK
Penatalaksanaan
Pasien
perusahaan
Lingkungan kerja
Pemeriksaan yang diperlukan, Analisis hubungan tempat bekerja dengan keluhan pasien, mengistirahatkan pasien
Pengendalian risiko Surveilans kesehatan kerja
Health promotion pembuatan sanitasi lingkungan kerja yang sehatpenerapan ergonomiyang tepatpembuatan kantin higienis bagi pekerja
Kesimpulan Berdasarkan diskusi yang telah
kelompok jalani seperti yang terpapar diatas maka kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien ini menderita respiratory irritation (demam uap logam) karena pekerjaannya dan harus ditatalaksana tidak hanya dari segi medis tetapi juga sesuai peraturan dan undang- undang yang berlaku serta mengutamakan management APD yang baik, sehingga dapat meminimalisir bahaya yang akan terjadi.
.
Daftar pustaka Cermin Dunia Kedokteran No. 141, 2003
A Factory Workers’ Guide to Organizing for Safe Jobs and Healthy Communities, Hesperian
Foundation, 2006Sugeng, Budiono, dkk., “ Bunga rampai Hiperkes &
KK”, Badan Penerbit Undip , Semarang, 2003