Plated Cambrian Bilaterians Reveal the Earliest Stages of Echinoderm Evolution
Faisal Prihantoro 1511-100-001
Diah Ovtavia Andriyani 1511-100-015
Hatif Chanifah 1511-100-029
Lisa Marjayandari 1511-100-041
Dwi Wahyu Intani 1511-100-063
KELOMPOK
7
Evolusi adalah perubahan generasi ke generasi yang menurunkan sifat yang berbeda dari nenek moyangnya dan berlangsung dalam waktu yang lama.
Fosil Echinodermata zaman Kambrium yang ditemukan mengungkap tentang perkembangan atau evolusi Echinodermata. Fosil yang ditemukan diteliti kesamaan anatominya dengan Echinodermata modern untuk membuktikan bahwa fosil tersebut benar berada dalam filum Echinodermata dan juga dibuat klad untuk menunjukkan kekerabatan Echinodermata
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui mengetahui pohon Echinodermata dan hubungan organ-organ terkait dengan strategi makan (suspension feeding dan deposit feeding)
Asal-usul bentuk radial simetri pada Echinodermata modern dari hubungan fosil Echinodermata dengan bentuk bilateral penuh saat dewasa yang juga diamati kesamaan anatominya.
TUJUAN
Fosil
Fosil merupakan suatu makhluk hidup
yang telah mati dan mengalami proses
secara fisika dan kimia dalam waktu yang
lama sehingga mengalami proses
pembatuan.
Fosil berguna untuk merekonstruksi
kehidupan organisme di masa lalu.
Studi Kasus
Echinodermata dengan bentuk pentaradial yang sangat unik,
telah menyimpang dari nenek moyang bilateriannya dengan bentuk
lebih radial dari filum hewan lainnya. Transformasi ini timbul selama
ontogeni, sebagaimana larva echinodermata yang awalnya bilateral,
kemudian melewati fase asimetris, sebelum menjadi pentaradial saat
dewasa. Di sini peneliti melaporkan fosil-fosil baru dari awal zaman
pertengahan Cambrian di Eropa Selatan yang merupakan
Echinodermata pertama dengan sebuah bentuk tubuh yang
bilaterian penuh saat dewasa. Secara morfologi mereka
merupakan intermediet antara 2 dari kebanyakan class basal/dasar,
Ctenocystoidea dan Cincta. Hal ini memberikan suatu akar
untuk semua Echinodermata dan mengkonfirmasi bahwa anggota
paling awal adalah deposit feeders bukan suspension feeders.
Fosil echinodermata dari Cambrian tidak diragukan lagi
identitasnya, karena semua memiliki kerangka/skeleton yang terdiri
dari stereom.
Fosil Echinodermata Radial Simetris dan Asimetris
dari Kambrium.
A, the ctenocystoid Ctenocystis; B, the cinctan Gyrocystis; C, the helicoplacoid Helicoplacus; D, the
solute Coleicarpus; E, the eocrinoid Gogia; F, stromatocystitid edrioasteroid.
Identifikasi Ctenoimbricata spinosa berdasarkan
Anatomi
A. Dorsal View B. Ventral View G. Oblique right view
Keterangan: icp (imbricate ctenidial plates), Lcp (lower ctenidial plates),
LL (adoral left plate), M (marginal plate), RL (adoral right plate), sp (suroral plate), ui, li (upper and lower integuments).
Ctenoimbricata spinosa
A. Dorsal View
B. Ventral View
Rekonstruksi
Ctenoimbricata spinosa
Dorsal view and interpretive diagram
Courtessolea moncereti
Keterangan: ap (anal pyramid), LL (adoral left plate), M (marginal plate), mf (marginal frame), Mp (posterior marginal plate), RL
(adoral right plate), stp (spiny ctenidial plates), sp (suroral plate),
tcp (tessellate ctenidial plates), ui (upper integument).
Homologies between Ctenocystoids (Ctenocystis and
Courtessolea), Ctenoimbricata and cinctans
(Sotocinctus).
Colors indicate plating series that are homologized. S = suroral plate; O = operculum.
Hasil pengamatan kesamaan anatomi
Karakter Ctenoimbricata Courtessolea Echinodermata
Modern
Bentuk saat
Dewasa
Bilateral Simetri Bilateral Simetri
Radial Simetri
Periproct Present Present Present
Central Disc Present Present Present
Penyusun
Skeleton
Stereom Stereom Stereom
Feeding
Strategies
pharyngeal filtering
for deposit feeding
pharyngeal
filtering for
deposit feeding
tentacles for
suspension feeding
Peneliti menunjukkan bahwa baik Ctenoimbricata dan Courtessolea benar merupakan Echinodermata berdasarkan pengamatan anatomi (utamanya pada skeleton yang terdiri dari stereom). Kedua fosil tersebut memiliki bentuk tubuh bilateral simetris dengan mulut anterior dan anus posterior dan menegaskan sumbu tubuh anterior-posterior.
Cladogram showing some major events in
deuterostome evolution.
Relationships of living organisms are based on
molecular data. Fossils are placed using
morphological homologies.
1. Dipleurula-type larva (bilateral simetris) and
tripartite organization of body coeloms
(protocoel, meso- coel, metacoel).
2. Multiplated calcite skeleton with stereom
microstructure.
3. Complete ctenidial ring.
4. Periproct non-terminal
5. Water vascular system with single
hydropore (asymmetric development of
coeloms)
6. Adult body plan not bilateral (associated
with larval attachment and torsion during
metamorphosis in extant groups)
7. Tentacular feeding
8. Radial organization of water vascular
system.
Berdasarkan homologi yang ditarik antara cinctans dan ctenocystoids, fosil ini mengungkapkan dua segi/ciri penting tentang sejarah evolusi deuterostoma awal. Pertama, baik hemichordates dan echinodermata digolongkan sangat awal dalam sejarah mereka menimbulkan Klad kerabat (kedekatan kekerabatan dalam klad) dengan strategi makan konvergen, baik menggunakan tentakel untuk suspension feeding (Pterobranchs, echinodermata ambulacral-bantalan) atau faring penyaring untuk deposit feeding (Enteropneusts, cinctans / ctenocystoids), deposit feeding menjadi primitif seperti hipotesis sebelumnya. Kedua, bahwa pilihan dan penyimpangan yang mencolok dari bilateralitas telah terjadi secara independen pada echinodermata
KESIMPULAN
Ancestor Echinodermata adalah bilateral simetri.
Echinodermata pada awalnya adalah deposit feeding menjadi suspension feeding.
Echinodermata mempunyai kedekatan klad dengan hemichordates yaitu berdasarkan body plan bilateral simetri dan feeeding habits.
Telah terjadi penyimpangan body plan pada echinodermata yang awalnya adalah bilateral simetri menjadi radial simetri.
Terima Kasih