ANEMIA
- AKBAR MUITAN
- ALSUNA NORMAN SATRIANTO
- AMELIA R. PATANDIANAN
- ANRY GUSTAP MANO
- ANYSA WIRANA
- BERTH S H TUKAYO
- BRILLIANTINE CH LIBORANG
- CHRISTINA WONDA
- DANIEL P H LEBUAN
NAMA-NAMA KELOMPOK A1 :
- DEWI RESMAWATI
- DANIEL P H LEBUAN
- DEWI RESMAWATI
- DEWI YANTI SOLIKHAN
- FIFI Y V ADUARI
- FITRIANI RIYANTO
- FRANSISKA APOMFIRES
- FREDY TAMAELA
SKENARIO A:
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke
RS dengan keluhan pusing, badan lemas dan
mudah lelah. Dari pemeriksaan fisik diperoleh
conjungtiva anemis, papil lidah atrofi dan telapak
tangan pucat. Dari pemeriksaan laboratorium
diperoleh Hb= 6 g%, LED = 60 mm/jam, ADT =
normokromik makrositik.
Kata kunci :
Anemia
KATA KUNCI DAN KATA SULIT
Kata sulit :
Normokromik
makrositik adalah
adalah sel darah
merah yang
berukuran lebih besar
dari normal tetapi
konsentrasi
hemoglobin normal
(MCV meningkat;
MCHC normal)
MASALAH UTAMA
1. Mengapa pada pemeriksaan fisik
pasien diperoleh congjungtiva
anemis, papil lidah atrofi dan telapak
tangan pucat ?
HIPOTESA
1. Pada pemeriksaan fisik pasien
diperoleh congjungtiva anemis,
papil lidah atrofi dan telapak
tangan pucat kemungkinan pasien
mengalami anemia.
KRITERIA ANEMIA MENURUT WHO
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil
< 12 g/dl
Wanita hamil < 11 g/dl
J E N I S - J E N I S A N E M I A D A N PAT O F I S I O L O G I
Anemia dapat diklasifikasikan menurut:
Morfologi • Anemia normositik normokrom, dimana ukuran dan
bentuk sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC normal atau normal rendah)
• Anemia makrositik normokrom. Makrositik adalah ukuran sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemogoblinnya normal (MCV meningkat, MCHC normal)
• Anemia mikrositik hipokrom. Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal (MCV kurang; MCHC kurang)
Etiologi1.Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat
disebabkan oleh perdarahan atau oleh penghancuran sel.
• Perdarahan disebabkan oleh trauma atau tukak, atau akibat perdarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit-penyakit keganasan, hemoroid atau menstruasi.
• Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi (hemolisis), terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah.
• Keadaan dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah seperti hemoglobinopati, gangguan sintesis globin, gangguan membran SDM, defisiensi enzim.
2. Menurunnya/gangguan pembentukan sel darah merah Contohnya pada anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat.
• Vitamin B12 penting untuk sintesis DNA SDM dan untuk fungsi saraf. Sumber vitamin B12 dari makanan dan diserap melalui lambung ke dalam darah. Faktor intrinsik yang disekresi oleh sel parietal mukosa lambung, penting untuk penyerapan vitamin B12.
• Sebagian besar penyebab anemia pernisiosa adalah
akibat defisiensi faktor intrinsik ataupun juga akibat
defisiensi vitamin B12 dalam makanan. Biasanya
defisiensi vitamin B12 menyebabkan proses penyakit
yang lambat, dan sering tidak dikenali sampai gejala
menjadi parah. Umumnya, pasien yang sakit adalah
individu lanjut usia; jarang sekali terjadi pada individu
yang lebih muda dari 30 tahun mengalami anemia
pernisiosa.
• Defisiensi asam folat disebabkan kekurangan
vitamin asam folat. Asam folat juga berperan
penting dalam sintesis DNA dan RNA dan untuk
fungsi beberapa enzim pengkoreksi DNA. Asam
folat berasal dari makanan, tetapi defisiensi
relatif terjadi, terutama pada wanita muda,
individu yang mengalami malnutrisi dan
penyalahgunaan alkohol.
PAT O F I S I O L O G I A N E M I A M E G A L O B L A S T I K
Timbulnya megaloblas akibat gangguan maturasi inti sel karena
gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblas. Defisiensi asam folat dan
vitamin B12 akan mengganggu sintesis DNA hingga terjadi
gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel
megaloblas.
Defisiensi ini mungkin karena malnutrisi, malabsorpsi, kekurangan
faktor intrinsik (seperti terlihat pada anemia pernisiosa dan
postgastrektomi)
ANAMNESIS
1. Identitas pasien
Saat bertemu pasien, dapatkan identitasnya tanpa ragu-
ragu (tanyakan nama lengkap dan cocokkan dengan label
nama, tanyakan tanggal lahir, alamat, dan sebagainya) dan
pastikan bahwa setiap rekam medis, catatan, hasil tes, dan
sebagainya memang milik pasien tersebut. Anda harus
selalu bersikap sopan, penuh hormat, dan tegas.
2. Keluhan utama pasien
Merupakan bagian paling penting dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. mencangkup
sebagian besar waktu konsultasi.
3. Riwayat penyakit dahulu
Penting untuk mencatat secara rinci semua
masalah medis yang pernah timbul sebelumnya
dan terapi yang pernah diberikan
4. Riwayat pengobatan
• Riwayat keluarga
Penting untuk mencari penyakit yang pernah
diderita oleh kerabat pasien karena terdapat
konstribusi genetik yang kuat pada berbagai
penyakit.
• Riwayat sosial
Penting untuk memahami latar belakang
pasien, pengaruh penyakit yang mereka derita
terhadap hidup dan keluarga mereka.
• Riwayat Bepergian
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSIS ANEMIA
PEMERIKSAAN LAB ORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium merupakan
penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis
anemia.
Pemeriksaan ini terdiri dari :
1) pemeriksaan penyaring (screening test)
2) pemeriksaan darah seri anemia
3) pemeriksaan sumsum tulang ;
4) pemeriksaan khusus.
1. Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia
terdiri dari pengukuran kadar hemoglobin,
indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari
sini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis
dari morfologi anemia tersebut, sangat berguna
untuk pengarahan diagnosis lebih lanjut.
2. Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi
hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit,
dan laju endap darah.
3. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsum tulang memberikan informasi yang
sangat berharga mengenai keadaan sistem hematopoiesis.
Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk diagnosis definitif pada
beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsum tulang
mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastic,
anemia megaoblastik, serta pada kelainan hematologic
yang dapat mensupresi system eritroid.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas
indikasi khusus, misalnya pada :
- Anemia megaloblastik : Folat serum,
vitamin B12 serum,test supresi
deoksiuridin dan test schilling.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
• Diagnosis anemia megaloblastik mudah ditegakkan
dengan memeriksa apusan darah tepi dan sumsum tulang.
Pembedaan antara anemia defisiensi folat dan defisiensi
vitamin B12 paling baik ditentukan dengan melakukan
pemeriksaan folat dan vitamin B12 serum serta penentuan
kadar folat SDM.
• Pada anemia defisiensi folat, analisis darah memperlihatkan anemia dengan sel-sel makrositik dan hemoglobin normal (peningkatan MCV 98, MCHC normal). Umumnya, peningkatan MCHC tidak lebih besar dari anemia pernisiosa, dan tidak terjadi defisiensi vitamin B
• Pada anemia pernisiosa adalah:
1.Kadar vitamin B12 serum yang rendah
2.Kadar folat serum yang normal atau meningkat
3.Akhlorhidria lambung yang tahan-histamin (akibat
hilangnya sel parietal lambung)
4.Antibodi anti-IF dalam serum
5. Ketidakmampuan menyerap kobalamin dosis oral (Uji
Schiling)
6. anemia megaloblatik sedang sampai berat
7. leukopenia dengan granulosit hipersegmentasi
8. respons retikulosit yang drastis (dalam 2 atau 3 hari)
PENATALAKSANAAN
Terapi umum• Istirahat• Diet• Disesuaikan dengan penyebabnya• Bila tidak diketahui diberi saja makanan
bergizi dan mengandung cukup Fe (ekstrakhepar)
Medikamentosa• Obat pertama• Sesuai penyebabnya• Sulfas ferosus 3x1 tablet• Anemi berat dan akut atau HB rendah
(<7 gr%) sebaiknya diberi transufi darah• PRC = BB x 4 x (HB normal – HB
sekarang)
Obat alternative
Terapi diagnose Anemia defisiensi
B12 / As. Folat• Vitamin B12 diberikan dalam bentuk
Hidroksikobalamin 1 mg (1000 µg) 5 kali dalam interval 2 hari dan kemudian tiap 3 bulan sekali seumur hidup.
PEMBAHASAN
Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan
dengan anemia adalah pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh
berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan
vasokonstriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-
organ vital dan memperkecil aliran darah yang membawa O2
perifer sehingga timbul tanda anemis seperti conjungtiva
anemis dan telapak tangan pucat, serta atrofi papil lidah.
Cepat lelah waktu melakukan aktifitas merupakan
manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Pusing dan
kelemahan merupakan salah satu keadaan yang
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan
saraf pusat.
KESIMPULAN
• Penurunan aliran oksigen ke daerah perifer
menyebabkan conjungtiva anemis, telapak
tangan pucat, dan papil lidah atrofi serta
lemah dan pusing pada penurunan
oksigenasi ke susunan saraf pusat