I. IDENTITAS PASIEN.
Nama : An. DCW
Umur : 16 bulan.
Jenis kelamin : Laki- laki.
Alamat rumah : Cawang III RT1/ RW6 Makassar, Jakarta.
Agama : Islam.
Tanggal lahir : 22 Februari 2011.
Tempat Lahir : Rumah Bersalin Cipinang Besar Jakarta Selatan.
Orang Tua/ Wali
Ayah
Nama : Tn. I
Agama : Islam.
Alamat : Idem.
Pekerjaan : Buruh.
Penghasilan : 1,350 000.
Ibu
Nama : Ny. AR
Agama : Islam
Alamat : Idem.
Pekerjaan : Ibu rumahtangga.
Penghasilan : -
II. ANAMNESIS.
(autoanamnesis dilakukan di lantai 5 timur RSUD Budi Asih)
Keluhan utama:
1
Sulit makan sejak 18 hari SMRS.
Keluhan Tambahan:
Demam.
Riwayat penyakit sekarang.
Pasien dibawa ibunya datang ke RSUD Budi Asih karena sulit makan sejak 18 hari SMRS.
Dari kecil, pasien makannya sedikit dan 18 hari kebelakangan nafsu makan pasien makin menurun.
Berat badan pasien dirasakan berkurang namun tidak ditimbang oleh ibu pasien. Pasien makan bubur
hanya beberapa senduk makan dan minum susu lebih sering dari biasanya. Pasien minum susu 3
hingga 5 kali sebanyak 120 ml dengan susunya berjumlah 4 takaran. Menurut ibu pasien, nafsu makan
pasien berkurang sejak pasien demam 18 hari ini. Demam dirasakan hangat dengan perabaan tangan.
Demam dirasakan turun naik, naik terutama pada sore hari. Demam tidak disertai dengan keringat
pada waktu malam dan tidak disertai kejang. Selain itu pasien juga turut batuk dengan dahak tetapi
dahak pasien tidak dapat dikeluarkan, dan tidak ada darah. Pasien turut pilek encer bewarna putih
kekuningan. Pasien tidak mengalami masalah pada BAB, namun menurut ibu pasien, pasien sering
mencret dengan frekuensi kurang lebih 2 bulan sekali. Pasien juga tidak mengalami masalah BAK,
pasien tidak menangis saat BAK tetapi kemaluan pasien seperti bengkok ke bawah tiap kali pasien
buang air kecil, kelainan itu menurut ibunya sejak dari lahir. Menurut ibu pasien juga selama 18 hari
pasien sakit, pasien terlihat rewel, lemas dan kurang bermain. Ibu pasien menolak adanya keringat
malam, kejang, mual, muntah, dan keluarnya cairan dari telinga pasien.
Riwayat penyakit dahulu:
PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
Alergi X Difteria X Jantung X
Cacingan X Diare Sering, lebih 5
kali setahun.
Ginjal X
Demam X Kejang 1 kali,sewaktu Darah X
2
berdarah umur 6 bulan
Demam tifoid X Kecelakaan X Paru X
Otitis X Morbili 1 kali, usia 1
tahun.
Tuberkulosis X
Parotitis X Operasi X Lainnya X
Riwayat penyakit keluarga.
Ibu pasien menolak adanya keluarga yang mengalami sakit seperti pasien. Batuk lama,
diabetes mellitus, darah tinggi, dan sakit jantung.
Riwayat kehamilan dan kelahiran:
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan. Saat hamil ibu pasien tidak memiliki
darah tinggi, kencing manis.
Perawatan antenatal. Rutin kontrol ke bidan tiap bulan
sekali, waktu kandungan usia 9 bulan,
kontrol 2 minggu sekali.
KELAHIRAN Tempat Kelahiran. Rumah bersalin.
Penolong Persalinan. Bidan.
Cara Bersalin. Spontan/ normal.
Penyulit kelahiran: tidak ada.
Masa Gestasi Cukup bulan (aterm)
Keadaan Bayi. Berat lahir: 2600 gram.
Panjang lahir:50cm
Lingkar kepala: tidak tahu.
Langsung menangis: iya.
Pucat (-) biru (-) kuning (-) kejang (-)
3
Nilai APGAR: tidak tahu.
Kelainan bawaan: tidak ada.
Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik.
Riwayat perkembangan.
Pertumbuhan gigi pertama : 12 bulan.
Psikomotor
Tengkurap : 6 bulan.
Duduk : 9 bulan.
Berdiri : 10 bulan.
Berjalan : -
Berbicara : Perkataan yang biasa dibicarakan “mama”
Membaca dan menulis : -
Kesan: terdapat keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan pasien (delayed motorik)
Riwayat makanan.
Umur (bulan) ASI/ PASI Buah/ biskuit Bubur susu Nasi tim
0-2 + (ASI – 2 hari) - - -
2-4 PASI - - -
4-6 PASI - + -
6-8 PASI + + +
10-12 PASI + - +
4
Umur diatas 1 tahun.
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/ pengganti 3 kali sehari, 1 mangkuk kecil/kali.
Sayur 3 kali sehari dicampur.
Daging 1 kali seminggu, 1 potong/kali.
Telur Jarang .
Ikan Tidak pernah.
Tahu 3 kali sehari, 1 potong/kali.
Tempe 3 kali sehari, 1 potong/kali.
Susu (merk/ takaran) Susu bendera, 5x120ml (1 takar=30ml)
Lain-lain -
Analisa status gizi:
Jumlah kebutuhan kalori per hari= BB ideal x kebutuhan energi
= 10.2 x 100 kkal
=1020kkal/hari (60% KH, 20%protein,20%lemak)
= 612kkal KH, 204kkal protein, 204 kkal lemak.
Jumlah kalori pasien per hari= 1 ½ porsi (150g)
1. Bubur nasi wortel 150g= 187.5kkal.
2. 3 potong tempe ukuran sedang (3x25g)= 149.3 kkal
3. Susu bendera 5kali perhari 120ml/kali.
= 5x120ml (30ml/takar) * 1 takar susu= 4.67g ~ 5g
=5 x (4x5)=100g
=464kkal.
5
Kesimpulan jumlah kalori pasien/hari= (187.5+ 149.3 + 464)kkal
= 751.5 kkal.
Jumlah karbohidrat, protein dan lemak dalam porsi/ hari= (90.6 (48%), 40.5 (22%), 26.4 (36%))
Kesan: tidak baik kualitas dan kuantitasnya.
Riwayat Imunisasi.
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG 2 bulan
DPT/ PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
POLIO 0,2 bulan 4 bulan 6 bulan
CAMPAK 9 bulan
HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesan: imunisasi dasar untuk anak lengkap mengikut IDAI.
Riwayat keluarga (corak reproduksi).
No Tanggal lahir Jenis
Kelamin
Hidup Lahir
mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
Kesehatan
1. 6 Mei 2008 Perempuan √
2. 22 Februari 2011 Laki-laki √
Riwayat keluarga ibu pasien:
Kedua orang tua pasien tidak mengalami masalah seperti pasien.
Anggota lain yang serumah:
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami masalah yang sama seperti pasien.
Kesan: riwayat keluarga baik.
6
Perumahan:
Kedua orang tua termasuk pasien menumpang di rumah kakek pasien di mana kawasan ,
perumahan padat. Rumah 1 lantai dengan jumlaah kamar 2 terbuat dari batu bata. Jumlah jendela 1,
dengan pencahayaan yang tidak adekuat.
Kesan: keadaan lingkungan kurang baik.
Riwayat pernikahan:
Ayah Ibu
Nama Tn I Ny. AR
Perkahwinan ke Pertama Pertama
Umur saat menikah 28 tahun 26 tahun.
Pendidikan terakhir SMA SMK
Agama Islam Islam.
Suku bangsa Betawi Betawi
Keadaan kesehatan Baik Baik.
Kosanguinitas - -
Penyakit, bila ada - -
III. PEMERIKSAAN FISIK.
(Dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012, di lantai 5 timur)
Keadaan umum : tampak sakit sedang.
Kesadaran : compos mentis.
Data antoprometri
7
Berat badan : 6.5 kg (berat badan tertinggi 6.8 kg, usia 9 bulan)
Tinggi badan : 75.5 cm
Lingkar kepala : 41cm
Lingkar dada : 39cm
Lingkar lengan atas : 12.5cm
Status Gizi
BB/U : (6.5/ 11.2) x 100% = 58%
TB/U : (75.5/ 80) x 100% = 94%
BB/TB : (6.5/ 10.2) x 100% = 63.3 %
Skor Z : (6.5- 10.1) / (10.1-9.1) = -3.6 SD
Kesan gizi : Gizi buruk.
Tanda vital
Frekuensi Nadi : 132kali permenit, cepat, isi cukup, sama kanan dan kiri.
Tekanan Darah : -
Frekuensi Napas : 36 kali permenit
Suhu Tubuh :38.4’C
Status Generalis
Kepala : mikrosefali, muka seperti orang tua.
Rambut : warna hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut.
Mata : konjungtiva anemis (-/-) skela ikterik (-/-), bercak bitot (-/-), cekung (+/+)
Telinga : normotia, serumen (+/+), secret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), membran
timpani intak (-/-)
Hidung : deforrmitas (-), secret (+/+).
Bibir : pucat (-), kering (-), sianosis (-).
Mulut : candidiasis oral (-), oral hygiene baik, karies gigi (-)
Lidah : normoglossia, coated tounge (-)
8
Tonsil :T1- T1, tenang, hiperemis (-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-)
Leher : kelenjar tiroid dan kelenjar limfe tidak teraba membesar
Thoraks : Bentuk : iga tambang (+) sedikit, retaksi iga (-)
Pergerakan : simetris pada saat statis dan dinamis.
Pernapasan : abdominotorakal.
Jantung : Inspeksi : ictus cordis terlihat pada sela iga 4 dari medial garis
midklavikularis kiri.
Palpasi : teraba iktus kordis pada sela iga ke 4 dari medial garis
midklavikularis kiri, thrill (-).
Perkusi : sulit ditentukan
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tiada murmur dan gallop.
Paru :Inspeksi : simetris pada saat statis dan dinamis.
Palpasi : vocal fremitus tidak dapat ditentukan.
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru.
Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, ronkhi (-/-) wheezing (-/-).
Abdomen :Inspeksi : perut cekung
Palpasi : supel, tiada nyeri tekan dan nyeri lepas, hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballottement (-) kiri dan kanan.
Perkusi : rata- rata bunyi timpani, shifting dullness (-), undulasi (-).
Auskultasi : bising usus (+) 2 dalam 1 menit.
Ekstremitas : akral hangat, tonus otot (normotonus), sendi (aktif), kekuatan (+5),
oedema (-), petechiae (-)
Genitalia : chordee penile, sedikit baggy pants.
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
9
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hematologic lengkap
Darah lengkap:
Lekosit
Eritrosit
Haemoglobin
Hematokrit
Trombosit
LED
Hitung jenis:
Basofil
Eosinofil
Netrofil batang
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
14.5
4.2
9.9
30
250
25
2
1
0
57
31
9
Ribu/uL
Juta/ uL
g/ dL
%
Ribu/uL
mm/jam
%
%
%
%
%
%
6-17
3.6- 5.2
10.7-13.1
35-43
217-497
0-10
0-1
1-5
0-8
17-60
20-70
1-11
Kimia klinik:
Mekanisme karbohidrat:
Glukosa darah sewaktu 97 mg/dl 33-111
Elektrolit:
Natrium
Kalium
141
4.4
mmol/L
mmol/L
135-155
3.6-5.5
10
Klorida 108 mmol/L 98-109
Imunoserologi:
Anti HIV
Screening/ rapid test Non reaktif - Non- reaktif
V. RESUME.
Anak D, laki- laki, datang ke RSUD Budi Asih bersama ibunya dengan
keluhan sulit makan sejak 18 hari SMRS. berat badan pasien berkurang. Tiap kali
makan hanya habis beberapa senduk. Menurut ibu pasien sehari pasien makan ½ porsi
sebanyk 3 kali dengan komposisi didalamnya bubur nasi dicampur sayur dan
ditambah tahu atau tempe. Pasien juga minum susu bendera sebanyak 5 kali perhari
dengan jumlah 120ml per kali. Pasien turut demam 18 hari SMRS disertai batuk pilek.
BAB normal kali ini namun pasien sering diare kurang lebih 2 bulan sekali. BAK
normal tetapi penis pasien melengkung ke bawah tiap kali BAK.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan berat
badan 6.5kg dan panjang badan 75.5 cm. selain itu didapatkan muka seperti orang tua,
iga agak tambang, baggy pants. Menurut kriteria WHO-NCHS mengikut BB/TB
pasien termasuk dalam gizi buruk. Setelah dilakukan analisa gizi menurut nutrisurvey
didapatkan jumlah kalori yang dikonsumsi anak ini 751.5 kkal, sedangkan kebutuhan
energy anak ini adalah 1020 kkal. Didapatkan takikardia pada pasien, takipnoe, dan
febris. Selain itu pasien turut mengalami chordee penile.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan (9.9 g/dl) dan LED
yang meningkat (25mm/jam).
11
VI. DIAGNOSIS BANDING.
1. Malnutrisi tipe marasmus-kwashiorkor.
2. Anemia e.c penyakit kronik.
3. Suspek TB paru.
VII. DIAGNOSIS KERJA.
1. Malnutrisi tipe marasmus.
2. Anemia mikrositik hipokrom e.c malnutrisi.
3. Suspek TB paru
4. Chordee penile.
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes mantoux.
2. Foto rontgen lateral kanan.
3. Pemeriksaan urin lengkap.
4. Pemeriksaan TIBC dan total iron serum.
5. Konsul gizi.
6. Konsul bedah.
IX. PENATALAKSANAAN.
1. Non medikamentosa:
- Energy: 100 kcal/kgBB ideal (100x 10.2= 1020 kcal)
- Makanan cair FF2= 8x100cc =800kkal.
2. Medikamentosa.
12
- Vitamin A 1x 200 000 IU
- As. Folat 1x1mg
- Paracetamol 70mg (>38’C)
X. PROGNOSIS.
Ad vitam: Ad bonam.
Ad functionam : dubia ad bonam.
Ad sanationam: dubia ad bonam.
XI. FOLLOW- UP.
Perawatan hari pertama (20 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (+)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.6kg
Nadi: 132 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 32 kali
permenit.
Suhu : 38.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: cekung (+/+)
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: bibir agak
kering (+/+).
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
-gizi buruk
-observasi febris
hari ke 20.
-batuk pilek ec
ISPA.
-anemia mikrositik
hipokrom.
-chordee penile
Paracetamol
1x70mg
Vitamin A
1x200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 8x 100ml
Ulang UL
13
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur (-), gallop
(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Urin: 600g.
Minum:720ml.
Perawatan hari kedua (21 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.5kg
Nadi: 132 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 30 kali
permenit.
Suhu : 37.4’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),cekung
(+/+)
-gizi buruk
-observasi febris
hari ke 21.
-batuk pilek ec
ISPA
-anemia
mikrositik
hipokrom.
Pasang venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg
3x 1bks
Vitamin A
1x 200000IU
As. Folat 1x 1mg
14
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: bibir agak
kering (+/+).
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur (-)
gallop (-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum: 930cc
Urin: 760cc
BAB: 100g
-chordee penile MC FF2 8x 120ml
Ulang Mantoux
test (hasil baca
24/6/12)
Perawatan hari ketiga (22 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.5kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Pasang venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
15
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+)
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: bibir agak
kering (-).
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur (-)
gallop (-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum: 560cc
campur: 200g
BAK: 480g
Hasil lab 21/6/12:
Urinalisa
Nitrit +ve
Darah 1+
Esterase lekosit 3+
Sedimen urin
200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 8x120ml
Ulang UL
16
Lekosit 60-70/LPB
Eritrosit 2- 3/LPB.
Perawatan hari keempat, (23 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
Pilek (+)
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.5kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.3’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+)
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: bibir agak
kering (-).
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur (-)
-gizi buruk
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-anemia
mikrositik
hipokrom
-Chordee penile
Venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 6x150ml
Bubur saring 1x ½
porsi.
Konsul gizi.
17
gallop (-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum: 900cc
BAB,BAK: 400g
BAK: 100g
Hasil lab (22/6/12)
Kejernihan: agak
keruh.
Nitrit –ve
Darah –ve
Esterase lekosit –ve
Sedimen urin
Lekosit: 1-2/LPB
Eritrosit 0-1/LPB
Perawatan hari kelima, (24 Juni 2012).
18
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.5kg
Nadi: 128 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.5’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-) SI(-/-)
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur (-)
gallop (-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 6x150ml
Bubur saring 1x ½
porsi.
Konsul gizi.
19
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum: 900cc
BAB,BAK: 400g
BAK: 100g
Perawatan hari keenam (25 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
Muntah 1kali
Nafsu makan
bertambah
Intake makanan
cukup baik
BB dirasakan
bertambah.
KU: TSS/CM
BB: 6.7kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 3x150ml
Bubur breda 5x ½
porsi.
20
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur (-)
gallop (-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:790ml
BAK:300ml
Campur:440g
Hasil MT= negative
(0 mm).
Perawatan hari ketujuh (26 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
KU: TSS/CM
BB: 6.7kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 32 kali
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
Venflon
Ampisilin i.v
4x250mg
Ambroxol 3mg 3x
21
normal.
Muntah (-)
Mencret 2 kali (+)
Nafsu makan
bertambah.
Makanan habis.
permenit.
Suhu : 35.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata:CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur (-) gallop
(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:740ml
ISPA
-gizi buruk
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
MC FF2 4x125ml
Bubur breda 4x ¾
porsi.
22
BAK: 250g
BAB: 120ml
Campur:220g
Perawatan hari kelapan (27 Juni 2012)
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
Muntah (-)
Makan habis,
nafsu makan baik.
BAB dan BAK
normal.
KU: TSS/CM
BB: 6.7kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.4’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur(-)
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 1x200mg
(29.8mg/kgBB/x)
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
23
gallop(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:600ml
BAK: 600g
Perawatan hari kesembilan (28 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
Nafsu makan
bertambah.
Makanan habis.
KU: TSS/CM
BB: 6.6kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 37.2’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 1x200mg
(29.8mg/kgBB/x)
24
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1 dan
2 regular, murmur(-)
gallop(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:500ml
BAK: 710g
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
Perawatan hari kesepuluh (29 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
KU: TSS/CM
BB: 6.7kg
Nadi: 112 kali per
-chordee penile
-observasi febris
Venflon
Ambroxol 3mg 3x
25
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
Nafsu makan
bertambah.
Makanan habis.
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata:CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur(-) gallop(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 2x90mg
(29.8mg/kgBB/x)
Curliv syrup
1x1cth
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
26
Minum:500ml
BAK: 1200g
Perawatan hari kesebelas (30 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
Makan habis.
KU: TSS/CM
BB: 6.6kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur(-) gallop(-).
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
NGT
Ambroxol 3mg 3x
1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 2x90mg
(29.8mg/kgBB/x)
Curliv syrup
1x1cth
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
27
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:375ml
BAK: 800g
Perawatan hari kedua belas (1 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikeluarkan.
BAB dan BAK
normal.
Makan habis.
KU: TSS/CM
BB: 6.8kg
Nadi: 120 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
NGT
Ambroxol 3mg
CTM 0.65mg
Terbutalin 0.3mg
3x1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
28
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur(-) gallop(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:375ml
BAK: 800g
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 2x90mg
(29.8mg/kgBB/x)
Curliv syrup
1x1cth
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
Perawatan hari ketiga belas (2 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikelurkan.
BAB dan BAK
KU: TSS/CM
BB: 6.9kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 3 kali
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
Venflon
NGT
Ambroxol 3mg
CTM 0.65mg
29
normal.
Makan habis.
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: dbn.
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur(-) gallop(-).
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:750ml
BAK: 900g
ISPA
-gizi buruk
Terbutalin 0.3mg
3x1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 2x90mg
(29.8mg/kgBB/x)
Curliv syrup
1x1cth
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
30
Perawatan hari keempat belas (3 Juni 2012).
Subjektif Objektif Analisis Planning
Demam (-)
Batuk berdahak
tidak dapat
dikelurkan.
BAB dan BAK
normal.
Makan habis.
KU: TSS/CM
BB: 7.0kg
Nadi: 112 kali per
menit, isi cukup.
Pernafasan: 28 kali
permenit.
Suhu : 36.7’C
Kepala: mikrosefali
Mata: CA (-/-),
cekung (+/+).
Hidung: secret (+/+)
Telinga: secret (-/-)
Mulut: bibir agak
kering (+/+).
Leher: KGB ttm
Toraks: gerak dada
simetris kanan kiri.
Suara nafas
vesikuler,ronkhi (-)
wheezing (-) BJ 1
dan 2 regular,
murmur(-) gallop(-).
-chordee penile
-observasi febris
hari ke 22.
-batuk pilek ec
ISPA
-gizi buruk
Venflon
NGT
Ambroxol 3mg
CTM 0.65mg
Terbutalin 0.3mg
3x1bks
Vitamin A 1x
200000IU
As. Folat 1x 1mg
INH 1x 50mg
(7.4mg/kgBB/x)
Rif 1x 75mg
(11.2mg/kgBB/x)
PZA 2x90mg
(29.8mg/kgBB/x)
Curliv syrup
1x1cth
MC FF2 4x125ml
Bubur breda
4x1porsi.
Edukasi ortu.
31
Abdomen: supel,
datar, bising usus 2
kali per menit, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien ttm.
Ekstremitas: akral
hangat (+)
Minum:750ml
BAK: 900g
Pasien boleh pulang
Control poli anak.
XII. TINJAUAN PUSTAKA.
1. MALNUTRISI
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam
penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapat
32
disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi,
pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh.
Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi
penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan
penyebab dasar (basic cause).
Kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit merupakan penyebab langsung
malnutrisi yang paling penting. Penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah
asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh. Kurangnya asupan makanan sendiri
dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas
makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.
Di Indonesia, angka kebutuhan energi untuk kelompok umur 0-6 bulan adalah 550
kkal/hari, kelompok umur 7-12 bulan 650 kkal/hari, kelompok umur 1-3 tahun 1000
kkal/hari, dan kelompok umur 4-6 tahun 1550 kkal/hari.
Pemberian makanan tambahan sebagai pendamping ASI dimulai saat anak berusia 6
bulan dengan tetap memberikan ASI. Pemberian makanan tambahan ASI dinaikkan bertahap
dari segi jumlah, frekuensi pemberian, dan jenis dan konsistensi makanan yang diberikan.
Untuk anak yang mendapatkan ASI, rata-rata makanan tambahan yang harus diberikan 2-3
kali/hari untuk usia 6-8 bulan, 3-4 kali/hari untuk usia 9-11 bulan dan 4-5 kali/hari usia 12-24
bulan. Jika densitas dalam makanan rendah atau anak tidak lagi mendapatkan ASI mungkin
diperlukan frekuensi makan yang lebih sering. Variasi makanan diberikan untuk memenuhi
kebutuhan nutrien. Daging, ayam, ikan atau telur harus diberikan setiap hari atau sesering
mungkin. Demikian pula buah dan sayuran, sebaiknya diberikan setiap hari. Kegagalan untuk
menyediakan asupan makanan sesuai angka kebutuhan ini secara terus-menerus akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
33
Cara pemberian makanan yang salah dapat dapat disebabkan karena ibu tidak
memiliki pengetahuan yang cukup, misalnya mengenai pemberian ASI eksklusif maupun
cara pemberian makanan pendamping ASI. Ibu seharusnya mendapatkan informasi yang
lengkap dan obyektif mengenai cara pemberian makanan yang bebas dari pengaruh
komersial. Mereka perlu mengetahui masa pemberian ASI yang dianjurkan; waktu
dimulainya pemberian makanan tambahan; jenis makanan apa yang harus diberikan, berapa
banyak dan berapa sering makanan diberikan, dan bagaimana cara memberikan makanan
dengan aman.
Kematian akibat penyakit dapat disebabkan salah satu atau kombinasi dari berbagai
penyebab lain seperti rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan, kurangnya suplai air
bersih dan fasilitas sanitasi, kurangnya kebersihan makanan serta pengasuhan anak yang tidak
memadai. Pengasuhan anak yang tidak memadai sendiri dapat dikarenakan ibu bekerja
sehingga ibu juga memiliki lebih sedikit waktu untuk memberi makan anaknya.
Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi adalah kurangnya
ketahanan pangan keluarga, kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta
sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pengaruh
produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu dan distribusi makanan untuk
anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi serta
persiapan makanan untuk dikonsumsi serta kebersihan. Pelayanan kesehatan bukan hanya
harus tersedia, namun juga harus dapat diakses dengan mudah oleh ibu dan anak. Status
pendidikan dan ekonomi perempuan yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan
untuk memperbaiki status gizi keluarga. Adapun penyebab dasar berupa kondisi sosial,
politik dan ekonomi negara. Malnutrisi, yang dapat berupa gizi kurang atau gizi buruk, dapat
bermanifestasi bukan hanya di tingkat individual namun juga di tingkat rumah tangga,
34
masyarakat, nasional dan internasional sehingga upaya untuk mengatasinya perlu
dilaksanakan secara berkesinambungan di berbagai tingkatan dengan melibatkan berbagai
sector.
2. KURANG ENERGI PROTEIN (KEP).
Kurang energy protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari- hari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi (AKG). KEP merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di
Indonesia. Pada KEP ditemukan berbagai keadaan patologis, tergantung pada berat ringannya
kelainan, berdasarkan lama dan jumlah kekurangan energy protein, kurang energy protein
diklasifikasikan menjadi KEP derajat ringan (gizi sedang) KEP derajat sedang (gizi kurang),
KEP derajat berat (gizi buruk). Pada gizi buruk, ditemukan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor,
marasmus- kwashiorkor, dan kwashiorkor.
35
3. ETIOLOGI KEP.
4. PATOFISIOLOGI KEP.
KEP adalah manifestasi dari kurang asupan protein dan energy, dalam makanaan sehari-
hari yang tidak memenuhi angka kebutuhan gizi dan biasanya juga disertai adanya
kekurangan dari nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP adalah
disebabkan kekurangan nutrisi yang pada umumnya didasari oleh masalah sosioekonomi,
pendidikan, serta rendahnya pengetahuan di bidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi
masalah nutrisi seperti di atas disebabkan adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan,
infeksi kronis, ataupon kelainan pencernaan dan metabolic yang mengakibatkan kebutuhan
nutrisi meningkat.
36
5. KLASIFIKASI
Penentuan prevalensi KEP diperlukan klasifikasi menurut derajat beratnya KEP. Tingkat
KEP I dan KEP II disebut tingkat KEP ringan dan sedang dan KEP III disebut KEP berat.
KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya. Maksud utama
penggolongan ini adalah untuk keperluan perawatan dan pengobatan. Untuk menentukan
klasifikasi diperlukan batasan-batasan yang disebut dengan ambang batas. Batasan ini di
setiap negara relatif berbeda, hal ini tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di negara
tersebut, berdasarkan hasil penelitian empiris dan keadaan klinis.2
Klasifikasi KEP menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Tahun 1999 dapat
diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu Overweight, normal, KEP I(ringan), KEP II
(sedang) dan KEP III (berat). Baku rujukan yang digunakan adalah WHO-NCHS, dengan
indeks berat badan menurut umur.2
Klasifikasi KEP menurut Depkes RI :
Kategori Status BB/U (%Baku WHO-NCHS, 1983)
Overweight Gizi lebih > 120 % Median BB/U
Normal Gizi Baik 80 % – 120 % Median BB/U
KEP I Gizi Sedang 70 % – 79,9 % Median BB/U
KEP II Gizi Kurang 60 % – 69,9 % Median BB/U
KEP III Gizi Buruk < 60 % Median BB/U
Sumber: Depkes RI(1999:26)
37
Sedangkan klasifikasi kurang Energi Protein menurut standar WHO:
Klasifikasi
Malnutrisi sedang Malnutrisi Berat
Edema Tanpa edema Dengan edema
BB/TB -3SD s/d -2 SD atau 80% < -3 SD atau 70%
TB/U -3SD s/d -2 SD atau 80% < -3 SD atau 70%
6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK.
Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan tidak didasarkan pada berat badan per
umur (BB/U). BB/U biasanya digunakan untuk memantau berat badan anak seterusnya
mendeteksi dini anak yang kurang gizi. Pemantauan berat badan anak dilakukan di
masyarakat dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS).
Anak didiagnosa gizi buruk apabila secara klinis anak tampak kurus dan atau tanpa
oedem atau BB/TB <-3SD atau < 70% median. Sedangkan gizi kurang jika BB/TB <-2SD
atau <80% median.
Klasifikasi.
1. Klasifikasi berdasarkan baku median WHO-NCHS.
Klasifikasi BB/U BB/TB
Ringan 70-80% 80-90%
Sedang 60-70% 70-80%
Berat <60% <70%
2. Klasifikasi menurut Gomez (1956).
38
- Klasifikasi ini berdasarkan berat badan individu dibandingkan dengan berat
badan yang diharapkan pada anak sehat seumur.
Derajat Berat badan % dari baku
0 (normal) ≥ 90%
1 (ringan) 89-75%
2 (sedang) 74-60%
3 (berat) <60%
Gejala klinis/ laboratorium Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum/ protein total serum (g %)
<1.00 <3.25 7
1.00-1.49 3.25-3.99 6
1.50-1.99 4.00-4.74 5
2.00-2.49 4.75-5.49 4
2.50-2.99 5.50-6.24 3
3.00-3.49 6.25-6.99 2
3.50-3.99 7.00-7.74 1
>4.00 >7.75 0
4-8= kwashiorkor- marasmus
9-15= kwashiorkor
39
7. MANIFESTASI KLINIS.
Manifestasi klinis KEP berbeda-beda tergantung derajat dan lama deplesi protein, energi,
dan umur penderita juga tergantung oleh hal lain seperti adanya kekurangan vitamin dan
mineral yang menyertainya. Pada KEP ringan dan sedang yang ditemukan hanya
pertumbuhan yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang
sehat.2
KEP ringan dan sedang sering ditemukan pada anak–anak dari 9 bulan sampai usia 2
tahun, tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar.
Berikut tanda–tanda KEP ringan dan sedang dilihat dari pertumbuhan yang terganggu
dapat diketahui melalui :
1. Pertumbuhan linier berkurang atau berhenti,
2. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, ada kalanya berat badan kadang menurun,
3. Ukuran lingkar lengan atas menurun,
4. Maturasi tulang terlambat,
5. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun,
6. Tebal lipat kulit normal atau mengurang,
40
7. Anemia ringan, diet yang menyebabkan KEP sering tidak mengandung cukup zat besi dan
vitamin–vitamin lainnya,
8. Aktivitas dan perhatian mereka berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat,
9. Kelainan kulit maupun rambut jarang ditemukan pada KEP ringan dan sedang,akan tetapi
adakalanya dapat ditemukan.2
Pada KEP Berat gejala klinisnya khas sesuai dengan defisiensi zat tersebut. KEP berat ini
terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya marasmic kwasiokor.
Secara klinis terdapat dalam 3 tipe KEP berat yaitu :
1. Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab
dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan
rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah
ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai
penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
2. Marasmus, ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti
orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada,
perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
3.Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
8. PENATALAKSANAAN.
Penatalaksanaan dari Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit.
1. Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan):
a) Penanganan hipoglikemi
b) Penanganan hipotermi
41
c) Penanganan dehidrasi
d) Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
e) Pengobatan infeksi
f) Pemberian makanan
g) Fasilitasi tumbuh kejar (catch up growth)
h) Koreksi defisiensi nutrisi mikro
i) Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental
j) Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh
2. Pengobatan penyakit penyerta.
a) Defisiensi vitamin A
Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau
sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan
vit. A dengan dosis :
* umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali
* umur 6 – 12 bulan : 100.000 SI/kali
* umur 0 – 5 bulan : 50.000 SI/kali
Bila ada ulkus dimata diberikan :
• Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-
10 hari
• Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari
• Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali
b) Dermatosis
42
Dermatosis ditandai adanya : hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit
mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi
sekunder, antara lain oleh Candida.
Tatalaksana :
a. kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K-permanganat)
1% selama 10 menit
b. beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor)
c. usahakan agar daerah perineum tetap kering
d. umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral
c) Parasit/cacing
Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat
antihelmintik lain.
d) Diare melanjut
Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum.
Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan
Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin,
lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8
jam selama 7 hari.
e) Tuberkulosis
Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali
alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai
pedoman pengobatan TB.
3. Kegawatdaruratan.
a) Syok (renjatan)
43
Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit
membedakan keduanya secara klinis saja.Syok karena dehidrasi akan membaik
dengan cepat pada pemberian cairan intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi
tidak. Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi.
Pedoman pemberian cairan :
Berikan larutan Dekstrosa 5% : NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan
kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama.
Evaluasi setelah 1 jam :
Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan
status hidrasi ® syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas
untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti,
per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan
formula khusus (F-75/pengganti).
Bila tidak ada perbaikan klinis ® anak menderita syok septik. Dalam hal ini,
berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak
10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian
formula (F-75/pengganti)
b) Anemia berat
Transfusi darah diperlukan bila :
• Hb < 4 g/dl
• Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung
Transfusi darah :
Ø Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan ’packed red cells’ untuk transfusi dengan
jumlah yang sama.
44
Ø Beri furosemid 1 mg/kgBB secara i.v pada saat transfusi dimulai.
Perhatikan adanya reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok). Bila pada anak
dengan distres napas setelah transfusi Hb tetap < 4 g/dl atau antara 4-6 g/dl, jangan
diulangi pemberian darah.
9. PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT.
Bila telah tercapai berat badan BB/TB >-2SD (setara dengan lebih 80%) dapat
dianggap anak telah sembuh. Anak mungkin mempunyai berat BB/U rendah karena
anak berperawakan pendek. Pola makan dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di
rumah.
Berikan contoh kepada orang tua:
1. Menu dan cara membuat makanan kaya energy dan padat gizi serta frekuensi
pemberian makanan yang sering.
2. Terapi bermain yang structural.
Sarankan:
1. Melengkapi imunisasi dasar dan / atau ulangan.
2. Mengikuti pemberian program vitamin A.
XIII. KESIMPULAN.
Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari- hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Menurut klasifikasi KEP dibagi menjadi
marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor. Walaupon kondisi klinis
berbeda tetapi tatalaksananya masih sama.
45
Kondisi klinis yang menyertai gizi buruk dapat berupa hipoglikemia,
hipotermi, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, infeksi, defisiensi zat gizi
mikro. Maka tatalaksana umum gizi buruk berdasarkan ada atau tidaknya kelainan
seperti di atas.
Diperlukan penanganan khusus pada anak dengan gizi buruk bukan hanya
mengobati gejala gizi buruk tetapi harus juga mengetahui factor- factor yang
menyertai gizi buruk seperti factor ekonomi keluarga, factor social anak, dan factor
kasih saying.
XIV. DAFTAR PUSTAKA
1. Kodyat, BA, 1995. Masalah Gizi masyarakat dan program penanggulangannya.
Dalam : Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, ed. Masalah gizi ganda dan tumbuh
kembang anak. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Kesehatan Anak FKUI XXXV; 11-12 Agustus 1995; Balai Penerbit FKUI Jakarta,
12-31.
2. Soedarmo P., Sediaoetama, A.D., 1977. Penyakit-penyakit gizi salah (Malnutrition).
Dalam : Ilmu gizi : Masalah gizi Indonesia dan perbaikannya. Dian Rakyat Jakarta,
225-248
3. Barness L.A., Curran J.S., 1996. Nutrition. Dalam : Berhman R.E., Kligman R.M.,
Jenson H.B., eds. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke lima belas. Philadelphia :
W.B. Saunders Co, 141-161.
46
4. World Health Organization, 1983. Measuring in nutritional status : guidelines for
assessing the nutritional impact of supplementary feeding programmes for vulnerable
groups. Geneva.
5. World Health Organization, 2005. Hospital Care for Children: guidelines for the
management of common ilnessess with limited resources.
47