Transcript
Page 1: Presentasi post modernisme

Post-modernism Condition

&

New Sciences

Presented by:

Agung Ponco Utomo

David Hutapea

Page 2: Presentasi post modernisme

Sejarah:

Arnold Toynbee (Study of History) adalah yang pertama kali yang menggunakan istilah postmodernist pada tahun 1939. Pada tahun 1960, istilah itu masuk keEropa dan banyak pemikir di sana yang tertarik akan pemikiran itu.

Jean Francois Lyotard adalah salah satu yang tertarik untuk mengembangkan konsep itu. Dia menuliskaryanya yang berjudul “The Post-Modern Condition”(1979) sebagai kritikan atas karya “The Grand Narrative” yang dianggap sebagai dongeng khayalan hasil karya masa Modernitas.

Page 3: Presentasi post modernisme

Arti:

Beberapa versi arti istilah post-modernisme:

Post Modernisme adalah lawan dari modernisme yang

dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia

modern (Lyotard)

Post Modernisme adalah pengembangan dari

modernitas (Bryan S Turner, Theories of Modernity and

Post-Modernity).

Page 4: Presentasi post modernisme

Pendapat ketiga, menurut Zygmunt Bauman Post-Modern

Ethics:

Kata “Post” dalam Post Modernisme bukan berartikan

“setelah” (masa berikutnya). Postmodernisme adalah

usaha keras sebagai reaksi dari kesia-siaan zaman

modernis. Adapun penyebab dari hal tersebut adalah

akibat dari tekanan yang bersumber dari

prasangka/insting belaka.

Page 5: Presentasi post modernisme

Tujuan:

Para pemikir postmodernisme bertujuan untuk

mengaburkan batas-batas yang telah ditetapkan oleh

Pencerahan Barat. Mereka hendak menempatkan segala

bentuk universalisme ke dalam salah satu jenis permainan

bahasa saja, serta menurunkan sains dan positivisme serta

metafisika dari tahktanya.

Page 6: Presentasi post modernisme

Latar Belakang:

Pauline Rosenau, Post-Modernism & the Social

Sciences:

Postmodernisme menganggap modernisme telah

gagal dalam beberapa hal penting antara lain:

Pertama, modernisme gagal mewujudkan

perbaikan-perbaikan dramatis sebagaimana

diinginkan para pedukung fanatiknya.

Page 7: Presentasi post modernisme

Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu

melepaskan diri dari kesewenangan dan

penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada

pilihan yang seringkali mendahului hasil penelitian.

Ketiga, ada semacam kontradiksi antara teori dan

fakta dalam perkembangan ilmu-ilmu modern.

Page 8: Presentasi post modernisme

Keempat, ada semacam keyakinan (yang sesungguhnya tidak berdasar) bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya; ternyata keyakinan ini keliru ketika kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu menekankan pada atribut fisik individu.

Page 9: Presentasi post modernisme

CIRI-CIRI POSTMODERNISME

Delapan karakter sosiologis post-modernisme yang menonjol, yaitu:

Satu, timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek modernitas; memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden dan diterimanya pandangan pluralisme relativisme kebenaran.

Page 10: Presentasi post modernisme

Dua, meledaknya industri media massa, sehingga menjadi perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama” atau “tuhan” sekuler, dalam arti perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh agama-agama tradisional, tetapi tanpa disadari telah diatur oleh media massa, seperti program televisi.

Tiga, munculnya radikalisme etnis dan keagamaan sebagai reaksi/alternatif ketika orang semakin meragukan kebenaran sains, teknologi dan filsafat yang dinilai gagal memenuhi janjinya untuk membebaskan manusia, tetapi sebaliknya adalah penindasan.

Page 11: Presentasi post modernisme

Empat, munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan rasionalisme dengan masa lalu.

Lima, semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban) sebagai pusat kebudayaan, dan wilayah pedesaan sebagai daerah pinggiran.

Enam, semakin terbukanya peluang bagi kelas/kelompok sosial untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas. Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses demokratisasi.

Page 12: Presentasi post modernisme

Tujuh, era postmodernisme juga ditandai dengan munculnya kecenderungan bagi tumbuhnya eklektisisme dan pencampuradukan dari berbagai wacana, potret serpihan-serpihan realitas, sehingga seseorang sulit untuk ditempatkan secara ketat pada kelompok budaya secara eksklusif.

Delapan, bahasa yang digunakan dalam konsep postmodernisme seringkali mencerminkan ketidakjelasan makna dan inkonsistensi sehingga apa yang disebut “era postmodernisme” banyak mengandung paradoks.

Page 13: Presentasi post modernisme

New Sciences Dalam Era Postmodernism

Sains Baru adalah perkembangan dari Sains Modern. Sains

Modern dibangun di atas paradigma Newton yang memiliki 3

pilar utama:

Reduksionisme: melihat segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian;

pemahaman terhadap setiap bagian akan memberikan gambaran

lengkap tentang sesuatu.

Determinisme: semesta bekerja menurut hukum sebab-akibat

yang pasti.

Obyektivisme: kebenaran bersifat obyektif, tidak bergantung pada

pengamat dan cara mengamati.

Page 14: Presentasi post modernisme

3 Jenis Mekanika:

Mekanika Newtonian – Newton mengembang-

kan pemikiran Galileo Galilei tentang gerak

benda serta pemikiran Copernicus tentang

gerak revolusi planet-planet terhadap matahari.

Mekanika Relativistik - dikembangkan oleh Einstein (Teori Relativitas Khusus dan Umum), terutama berdasarkan Relativitas Khusus. Intinya besaran fisis seperti waktu, panjang, dan massa adalah besaran relatif tergantung kecepatan pengamat dan obyek yang diamati.

Page 15: Presentasi post modernisme

Mekanika Kuantum

(Pendukung: Schrodinger, Planck, Heisenberg,

Bohr, dan Broglie)

1. Tak ada realitas selama hal itu belum diukur.

2. Tidak ada pengukuran yang dapat menghasilkan

nilai yang pasti kerena dilarang oleh hukum fisika

(Asas ketidakpastian Heisenberg).

3. Segala-galanya adalah fungsi probabilitas.

Seseorang boleh menyatakan sebuah obyek

sebagai apa saja tetapi harus bertanggung jawab

terhadap tingkat kemungkinan obyek tersebut

(Fungsi gelombang Schrodinger).

Page 16: Presentasi post modernisme

4. Bahasa telah menipu manusia dalam mempelajari hukum

alam. Definisi tentang partikel, gelombang, massa, dan

energi misalnya ternyata bukanlah besaran fisis sebenarnya

melainkan hanyalah kamuflase fisis. Intinya massa dan

energi adalah kamuflase terhadap besaran fisis yang lebih

fundamental.

5. Ada kemungkinan besaran-besaran fisis adalah besaran

diskrit bukan kontinu. Fungsi gelombang Schrodinger

memungkinkan kita memandang alam semesta sebagai

parameter ruang-waktu diskrit.

Page 17: Presentasi post modernisme

Dunia tidak lagi seperti yang dipikirkan oleh

Newton, yaitu dunia yang mekanis dan dapat

diramalkan. Teori Kuantum berpendapat bahwa

kita tidak bisa memprediksi gerakan ataupun

relasi partikel-partikel atom ataupun sub atom

yang kita amati. Paling-paling, kita hanya dapat

memprediksinya sampai tahap probabilitas.

Page 18: Presentasi post modernisme

Teori Chaos, Teori Fraktal dan

Relativisme

Page 19: Presentasi post modernisme

Teori Chaos ditemukan oleh seorang meteorologis yang bernama Edward Lorentz. Dalam usahanya untuk melakukan peramalan cuaca, ia menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear dengan komputer. Hasil perhitungannya itu kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak di atas sehelai kertas. Sejam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil yang mengejutkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berhimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “efek kupu-kupu” (butterfly effect). Efek ini mengibaratkan kepakan sayap kupu-kupu di Brasil (setara dengan pengabaian angka sekecil 0.000127) akhirnya mampu memicu terjadinya tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Page 20: Presentasi post modernisme

Figure 1: Lorenz's experiment: the difference between the

starting values of these curves is only .000127. (Ian Stewart,

Does God Play Dice? The Mathematics of Chaos, pg. 141)

Page 21: Presentasi post modernisme

Figure 2: The Lorenz Attractor (James Gleick, Chaos -

Making a New Science, pg. 29)

Page 22: Presentasi post modernisme

Pada dasarnya Teori Chaos adalah berkaitan dengan sistem yang tidak teratur. Sistem semacam ini bisa kita temui pada objek-objek seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dsb. Sekilas, sistem-sistem tersebut nampak acak, tidak teratur dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar dan tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik bisa dinyatakan bahwa Chaos adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik (sederhana, satu solusi) bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik (rumit, solusi banyak).

Page 23: Presentasi post modernisme

Mandelbrot dan Helge von Koch, ahli komputer dan matematika, yang memperagakan hal ini sehingga muncullah cabang ilmu baru yang disebut fraktal (fractal). Fraktal bukanlah chaos. Fraktal adalah suatu struktur yang memiliki substruktur yang masing-masing substruktur memiliki substruktur lagi dan seterusnya. Setiap substruktur adalah replika kecil dari struktur besar yang memuatnya.

Fraktal adalah benda geometris yang kasar pada segala skala, dan terlihat dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Beberapa fraktal bisa dipecah menjadi beberapa bagian yang semuanya mirip dengan fraktal aslinya. Fraktal dikatakan memiliki detil yang tak terhingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda. Pada banyak kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses rekursif atau iteratif.

Page 27: Presentasi post modernisme

Contoh lainnya dari fraktal dapat kita lihat pada tumpukan bangun segitiga sama sisi. Segitiga sama sisi adalah sistem deterministik (sederhana). Bila banyak segitiga sama sisi ditumpuk-tumpuk dan dilakukan perbesaran pada salah satu pinggir tumpukannya akan menghasilkan suatu permukaan pinggiran yang sangat ruwet (stokastik). Keadaan akhir (yang dilihat dengan mata) tumpukan akhir pada salah satu pinggir adalah sistem chaos sedangkan segitiga-segitiga pembentuknya adalah unsur pembentuk fraktal.

Page 28: Presentasi post modernisme

Chaos - Figure 4: The Koch curve (James Gleick, Chaos -

Making a New Science, pg. 99)

Page 29: Presentasi post modernisme

RELATIVISME

Gugatan Postmodernisme atas Modernisme

Gugatan pertama diajukan kepada pentotalan ilmu pengetahuan terhadap kekayaan dimensi manusia dan perkembangan masyarakat. Sifat kepastian dan universalitas baik dari ilmu pengetahuan ataupun ideologi modern itu dipertanyakan. Sementara kultur non-ilmu seperti tradisi lama

yang banyak mengajari kearifan hidup dibangkitkan kembali.

Page 30: Presentasi post modernisme

Terhadap kepastian modernitas, postmodernisme mengajukan berlakunya sifat misteri di dalam psikologis manusia ataupun pertumbuhan peradaban yang tak dapat dikontrol sepenuhnya oleh ilmu pengetahuan dan karenanya menjadi bahaya jika ilmu mencoba mengkontrolnya. Di tingkat kosmologi, postmodernisme menujukan bahwa semesta tidaklah bersifat mekanik dan deterministik tapi evolusionis yang tak dapat ditebak arah perkembangannya. Di tingkat sosial, postmodernisme menyatakan bubarnya Uni Soviet yang tak pernah diduga oleh analis manapun dan kebangkitan kembali agama yang tak pernah dibayangkan sebelumya, menjadi tanda bahwa sifat misteri itu memang melingkupi kita.

Page 31: Presentasi post modernisme

Terhadap sifat universal ilmu dan ideologi sosial, postmodernisme mengajukan relativisme dan pluralisme. Masyarakat barat sudah berkembang sedemikian kompleks dan detail. Demassifikasi (anti massal) dan heteregonisasi tidak saja melanda corak produksi namun juga gaya hidup dan cara berpikir. Maka tak mungkin lagi ada sebuah grand narrative yang dapat menjelaskan ataupun memberi arah kompleksitas ini. Berbagai ideologi besar pun diturunkan dari singgasana dengan ditunjukkan sifat relative-nya baik berdasarkan bahasa yang digunakan ataupun asumsi yang dilandasinya,

Page 32: Presentasi post modernisme

Anthroposentrisme pun menjadi dipertanyakan

kembali. Dengan menjadikan manusia sebagai ukuran

segala sesuatu, manusia memandang alam sebagai

wilayah yang dapat dimanipulasi dan pada gilirannya

didominasi. Akibatnya terjadi eksploitasi dan

degradasi lingkungan hidup.

Pada puncaknya, posisi akal budi itu sendiri yang digugat. Akal budi tidak lagi dipandang setinggi di era Renaissance. Pernyataan Postmodernisme yang terkenal: "Akal budi bukanlah cermin dimana kebenaran dapat memantulkan diri sepenuh-penuhnya". Akal budi selalu bersifat menyeleksi dan mendistorsikan karena itu apapun yang berpangkal dari akal budi menjadi relatif. Sesuatu yang relatif tidak layak

diberhalakan.

Page 33: Presentasi post modernisme

“Semua adalah relatif” (All is relative) merupakan slogan generasi zaman postmodern di Barat. Slogan “Semua adalah relatif” kemudian diarahkan menjadi kesimpulan “Disana tidak ada kebenaran mutlak” (There exists no Absolute Truth)”. Kebenaran, moralitas, nilai dan lain-lain adalah relatif belaka. Tapi karena asalnya adalah kebencian maka ia menjadi tidak logis. Kalau anda mengatakan “Tidak ada kebenaran mutlak” maka kata-kata anda itu sendiri sudah mutlak, padahal anda mengatakan semua relatif. Kalau anda mengatakan “semua adalah relatif” atau “Semua kebenaran adalah relatif” maka pernyataan anda itu juga relatif alias tidak absolut. Kalau “semua adalah relatif” maka yang mengatakan “disana ada kebenaran mutlak” sama benarnya dengan yang menyatakan “disana tidak ada kebenaran mutlak”. Tapi ini self-contradictory yang absurd.

Page 34: Presentasi post modernisme

Epistemologi dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Era Posmodern

Penolakan terhadap nilai-nilai modern dalam ilmu pengetahuan, terlihat pada perbedaan antara paradigma positivis yang diinterpretasikan memiliki kecenderungan reduksi pada ‘aspek kemanusiaan’ dan realitas karena didasari struktur ideologi yang tidak dapat mengikuti dinamika interaksi dalam masyarakat. Postmodern menyadari itu dan menuntut perubahan dalam aktivitas keilmuan, di mana salah satu yang dapat ditelaah adalah karakteristik sudut pandang peneliti dan aktivitas penelitian dengan cara: (1) dari seorang peneliti sebagai observer (penonton pasif) menjadi observer yang berpartisipasi. (2) Dari model (gaya) penelitian satu arah menjadi gaya penelitian interaktif.

Page 35: Presentasi post modernisme

Karakteristik sudut pandang peneliti di atas berkaitan dengan pandangan epistemolog posmodernis yang menolak penyamaan manusia dengan alam seperti pada paradigma positivisme. Ada beberapa prinsip epistemologi/metodologi modern yang ditolak oleh epistemologi posmodernisme, antara lain:

1. Metode ilmiah adalah metode yang baku.2. Pertanyaan manusia dan sosial-budaya dapat dijawab

dengan metode ilmiah yang baku.3. Eksistensi manusia (human being) itu seperti mesin.4. Obyektifitas total itu dapat dicapai.5. Kuesioner itu selalu mengemukakan kebenaran.6. Proses penelitian benar-benar bebas dari bias personal.7. Semua yang ada hanya merupakan sebuah teka-teki

sosial yang akan terpecahkan melalui metode eksperimen.