THAHARAH
Oleh: Miftahul Jannah
Pengertian Menurut Bahasa: Thaharah berasal dari
bahasa (الطهاة ) yang sama artinya dengan yaitu bersih, kebersihan, atau bersuci( النظافة )
Menurut Istilah: Bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan atau najis yang menghalangi ibadah-ibadah sejenisnya dengan air, atau menghilangkan hukumnya (hadas dan najis) dengan tanah.
Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah / suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria
Dalil Disyariatkannya Thaharah
Dalil Dari Alquran dan Sunnah• : (. البقرة المتطهرين ويحّب9 9ّو9ابين الت يحّب9 الله (٢٢٢اّن9
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222).
• FِقFاف HرHمI ال Hى Fل ِإ IْمM Hُك IِدFي Hي وHَأ IْمM وMُجMّوَهHُك I Mّوا ل FِسIفاْغ FالةVالَّص FلHى ِإ IْمM ُقMمIت FَذHا ِإ I Mّوا آَمHن HينFِذV ال [هHا يH َأ Hا ي
FينH HْعIب Iُك ال Hى Fل ِإ IْمM Hُك ل Mُج IْرH وHَأ IْمM ُك FوِسMُؤ MرF ب I حMّوا HِسIاَمHو
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al-Maidah:6)
• Diriwayatkan juga dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
التسليم وتحليلها التكبير وتحريمها الطهور الصالة مفتاح“Kunci shalat adalah bersuci, tahrim (pembuka)nya adalah takbir dan tahlil (penutup)nya adalah salam.” (diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)
• اإليماّن شطر الطهّوْر“Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman”(HR. Muslim)
• Mة HالHَص MُلH MقIب ُت Hاَل HْمV ل HِسHو FهI Hي َعHل MهV الل َصHلVى FهV الل MّوُلMِس Hْر HاُلHُقHو H HّوHَّضVَأ Hت ي Vى َحHت HَثHِدIَحH َأ FَذHا ِإ IْمM HَحHِدFُك َأ
“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadas sehingga dia berwudhu”. (shahih Bukhari dan Muslim)
Hukum ThaharahDiwajibkannya thaharah, contoh: Berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil sebelum
shalat. Allah tidak akan menerima shalat hambanya yang dalalm keadaan berhadast sehingga ia berwudhu atau bertayamum. Karena, wudhu merupakan hukum pokok di dalam shalat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,...” (al-Maidah:6)Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصالة الى قمت اذا بالوضوء امرت اّن7ما“Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu apabila hendak mengerjakan shalat.”
Mandi wajib saat berhentinya darah haid dan nifasBerdasarkan dalil firman Allah, “Oleh sebab itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita pada waktu haid, dan janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci (mandi).” (Al-Baqarah: 222). Rasulullah saw. bersabda, “Tahanlah selama engkau menahan haidmu, kemudian mandilah.” (HR Muslim).
Mandi setelah junub Mandi junub ini adalah termasuk dari perkara syarat sahnya shalat kita, sehingga bila kita tidak mengerjakannya dengan cara yang benar maka mandi junub kita itu tidak dianggap sah sehingga kita masih belum lepas dari hadats besar.
“...Jika kamu junub (berhadas besar), maka bersucilah …” (al-Maidah:6)
“..(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaanjunub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi...” (an-Nisa:43)
Disunnahkannya (dianjurkannya) thaharah, contoh: Mandi sebelum shalat Jum’at. Mandi sebelum
shalat Jum’at hukumnya sunnah muakkadah. Hadits Samurah bin Jundab radliyallah 'anhu. Rasulullah SAW bersabda:
, MُلHَضIفH َأ Mُل IِسMُغI فHال HُلHِسH FْغIت ا IنHَمHو IْتHمIْعF وHِن FهHا فHب FةHْعMمMُجI Hل ا HَمIّوH يH HّوHَّضVَأ ُت IنHَم
"Barangsiapa yang berwudlu', maka dia telah mengikuti sunnah dan itu yang terbaik. Barangsiapa yang mandi , maka yang demikian itu lebih afdhal." (HR. Abu Dawud no. 354, al-Tirmidzi no. 497, al-Nasai no. 1379, Ibnu Majah no. 1091, Ahmad, no. 22. Imam al-Tirmidzi menghasankannya)“Mandi hari Jum'at itu sunnah mu'akkadah, yang senantiasa harus dijaga seorang muslim dalam rangka keluar dari orang yang mewajibkannya...” (Syaikh ibnu Bazz)
Menjaga wudhu. Misalnya, sebelum bepergian , sebelum tidur, atau setelah mandi kita berwudhu.. Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Dan barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya maka kerjakanlah hal itu”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Mandi sebelum shalat Id. Disunnahkan mandi seperti mandi junub sebelum shalat Id. Ibn ‘Umar, sahabat yang paling kuat mengikuti Nabi mencontohkannya, sebelum berangkat ke tempat shalat Id (Hr. Malik dalam al-Muwattha’).
Sarana ThaharahSarana atau alat untuk thaharah terdiri dari air dan
tanah. Air dapat dipergunakan untuk berwudu’ atau mandi, sedangkan tanah dapat digunakan untuk bertayammum, sebagai ganti air dalam berwudu’ atau mandi. Kedua sarana ini digunakan untuk bersuci dari hadas kecil atau hadas besar.
Air mutlak, yaitu air asli yang tidak tercampuri oleh sesuatu apa pun dari najis, seperti air sumur, air mata air, air lembah, air sungai, air salju, dan air laut, berdasarkan dalil-dalil berikut."Dan Kami turunkan dari langit air yang amat suci." (Al-Furqan: 48). Rasulullah saw. bersabda,"Air itu suci, kecuali bila sudah berubah aromanya, rasanya, atau warnanya karena kotoran yang masuk padanya." (HR Al-Baihaqi. Hadis ini daif, namun mempunyai sumber yang sahih).
Tanah yang suci, atau pasir, atau batu, atau tanah berair. Rasulullah saw. bersabda,"Dijadikan bumi itu sabagai masjid dan suci bagiku." (HR Ahmad). Tanah dijadikan sebagai alat thaharah jika tidak ada air, atau tidak bisa menggunakan air karena sakit, dan Karena sebab lain. Allah berfirman, "…kemudian kalian tidak mendapatkan air, maka bertayammumlah kalian dengan tanah yang suci." (An-Nisa: 43). Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya tanah yang baik (bersih) adalah alat bersuci seorang muslim, kendati ia tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. Jika ia mendapatkan air, maka hendaklah ia menyentuhkannya ke kulitnya." (HR Tirmizi, dan ia menghasankannya)."Rasulullah saw. mengizinkan Amr bin Ash r.a. bertayammum dari jinabat pada malam yang sangat dingin, karena ia menghawatirkan keselamatan dirinya jika ia mandi dengan air yang dingin." (HR Bukhari).
Hikmah dari Thaharah Guna menyucikan diri dari kotoran berupa
hadats dan najis. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah
seorang hamba. Nabi Saw bersabda: “Allh tidak menerima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadats, sampai ia wudhu.”
Karena termasuk hal yang disukai Alloh, bahwasanya Alloh SWT memuji orang-orang yang bersuci, Firman-Nya:“...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Al-Baqarah:222)
Sumber
http://sitiirohmasruroh89.blogspot.com/2009/04/thaharah.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2012/05/ketentuan-thaharah-bersuci.html
http://ussyaqulhurain.multiply.com/journal/item/42?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://keputrian-himafi.blogspot.com/2012/03/thaharah.html
http://kbpauinsyahidjkt.blogspot.com/2010/11/thaharah.html
http://www.fiqihwanita.com/pengertian-thaharah-bersuci-dan-pembagiannya/
http://ummuabdirrahman.wordpress.com/2010/05/08/kitab-thaharah-bab-wudhu-mandi-dan-tayamum/
Recommended