Beauty of
Surabaya
PENGARUH KETERLIBATAN DAN KETERSEDIAAN DANA TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION MELALUI EMOSI
POSITIF KONSUMEN DI PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI KOTA SURABAYA
EKA ADIPUTRA040941020 MSM
LATAR BELAKANG
“… 85% pembelian merupakan impulse buying”
Sumber: AC Nielsen dalam Marketing 2007
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan jumlah pusat perbelanjaan modern di kota surabaya (18 mall menjadi 30 mall)
Kota Surabaya termasuk sebagai kota dengan pendapatan tinggi (SUSENAS)
Kenaikan konsumsi terjadi seiring dengan kenaikan jumlah pendapatan, namun tidak sebesar kenaikan jumlah pendapatan (Keynes, 1936)
Kenaikan pendapatan disposable dan ketersediaan layanan pembayaran membuat impulse buying menjadi perilaku umum bagi konsumen (Dittmar dan Drury, 2000)
LATAR BELAKANG
Perilaku impulse buying dapat dipengaruhi beberapa faktor
• Keterlibatan produk• Ketersediaan dana• Emosi (affect)
Produk fashion dapat menyebabkan perilaku fashion-oriented impulse buying• Produk konsumen yang memungkinkan
dibeli secara impulse • Produk fashion untuk semua gender
dan umur • Produk fashion memberikan utility dan
nilai hedonis sebagai identifikasi konsumen
Cinjarevic (2011) dan Dittmar et al., (1995)
SETTING PENELITIAN
Kategori produk yang diteliti adalah produk fashion
Emosi yang diteliti adalah emosi positif, yaitu affect yang ditimbulkan oleh in-store stimuli
Penelitian dilakukan di outlet-outlet fashion yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota Surabaya
RUMUSAN MASALAH
Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen?
Apakah emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen?
Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
PENELITIAN TERDAHULU (1)
A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying Behavior (Park et al., 2006)
Sampel penelitian: 217 mahasiswa di Metropolitan University di USA
Metode SEM Produk fashion general
Hasil penelitian dan implikasinya: Keterlibatan konsumen pada fsahion dan emosi positif berpengaruh positif
terhadap fashion-oriented impulse buying Retail seharusnya fokus pada perhatian terhadap emosi positif konsumen
dan in-store stimuli Future research: cakupan penelitian yang lebih luas dan menambahkan
variabel situasional
Impulse Buying: Modeling Its Precursors(Beatty dan Ferrell, 1998)
Hasil penelitian dan implikasinya: Ketersediaan dana berpengaruh
positif terhadap impulse buying Retail dapat menyediakan
kemudahan kredit atau penerapan diskon untuk memanfaatkan ketersediaan dana konsumen
Menciptakan lingkungan belanja yang positif (display, aroma, lighting, dan salesperson) sehingga konsumen berbelanja lebih lama Sampel penelitian: para pengunjung mall
terbesar yang ada di Southwestern City USA Metode SEM
PENELITIAN TERDAHULU (2)
PENELITIAN TERDAHULU (3)
An Empirical Study of Consumer Impulse Behavior in Local Markets (Tirmizi et al., 2009)
Sampel penelitian: 165 responden dari konsumen toko, mall, dll.
Regresi berganda
Hasil penelitian dan implikasinya: fashion involvement berhubungan negatif terhadap perilaku impulse buying Konsumen memiliki perhatian terhadap fashion sehingga membeli produk yang branded dengan style dan high quality
Hubungan negatif tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan antara fashion involvement (produk fashion) dengan perilaku impulse buying (general product) sehingga hasil kurang relevan
LANDASAN TEORI
Tipe pembelian konsumen (Cobb dan Hoyer, (1986)1. Fully planned purchase2. Partially planned purchase3. Unplanned purchase (impulse buying)
Pengklasifikasian tipe perilaku impulse buying (Han et al., (1991)A. Pure impulse buyingB. Reminder impulse buyingC. Planned impulse buyingD. Fashion-oriented impulse buying
LANDASAN TEORI
“Pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion terjadi saat konsumen melihat produk dengan mode atau tren terbaru dan konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut (Han et al., 1991)”
“Keterlibatan konsumen pada fashion merupakan tingkat perhatian konsumen terhadap kategori produk fashion (Park et al., 2006)”
LANDASAN TEORI
“Emosi Positif adalah perasaan emosional yang timbul maupun respon emosional seseorang yang terjadi disebabkan oleh pengaruh faktor individu dan rangsangan eksternal atau kekuatan stimulus (Sherman et al., 1997)”
“Ketersediaan dana merupakan persepsi konsumen terhadap anggaran atau financial resources yang dimiliki, yaitu jumlah anggaran atau extra money yang dapat dibenjakan saat itu (Beatty dan Ferrell, 1998)”
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashhion Konsumen dengan fashion involvement yang tinggi memungkingkan untuk berusaha
mendapatkan fashion dengan mode atau tren terbaru dengan melakukan browsing ke outlet-outlet fashion
Perilaku tersebut dapat menyebabkan fashion-oriented impulse buying
Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen Keterlibatan konsumen mengandung aspek cognitive dan affective. Secara
affective, keterlibatan menghasilkan evaluasi terhadap produk Interaksi antara konsumen dengan in-store stimuli akan menimbulkan perasaan
senang dan emosi positif yang kuat sebagai respon terhadap produk fashion yang dihasilkan dari keterlibatan konsumen (Bloch, 1989; Rook dan Gardner, 1993)
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion Konsumen dalam keadaan emosi positif cenderung mengurangi kompleksitas
pengambilan keputusan dan waktu (Isen, 1984) Impulse buying pada produk pakaian dapat memenuhi kebutuhan emosional
konsumen yang berasal dari interaksi konsumen saat berbelanja (Cha, 2001)
Ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen Konsumen yang memiliki kekuatan finansial mempunyai kebebasan untuk
membuat keputusan pembelian Maka, konsumen yang memiliki sumber dana cenderung bersifat emosional saat
berbelanja karena pembelian tersebut karena emosi (affect) positif
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Ketersediaan dana terhadap terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion Pemenuhan terhadap keinginan mendadak terhadap suatu produk dan diikuti
dengan kemampuan keuangan konsumen akan memperbesar terjadinya impulse buying
Penelitian menemukan adanya hubungan marginal antara extra money dengan impulse buying (Jeon, 1990 dalam Beatty dan Ferrell, 1998)
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
X1.1
Y1.2 Y1.1 Fashion
Involvement
(X1)
X1.2
X1.3
Y2.1 X1.4 Positive
Emotion (Y1)
Fashion-Oriented
Impulse Buying
(Y2)
Y2.2
Y2.3 X2.1 Money
Available (X2) X2.2
X2.3
Y1.3
Y1.3 Y1.3 Y1.3
HIPOTESIS PENELITIAN
H1 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
H2 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif kosnumen
H3 = Emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang beroreintasi pada fashion
H4 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen
H5 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
SAMPEL, LOKASI PENELITIAN, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel: Konsumen pria dan wanita yang melakukan shopping trip dan telah melakukan pembelian produk pakaian di outlet fashion
Lokasi penelitian: Surabaya Town Square, Tunjungan Plaza, Grand City Mall, dan Galaxy Mall
Teknik pengambilan sampel: Accidental sampling
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
KETERLIBATAN KONSUMEN PADA FASHION
1. Konsumen memiliki satu atau lebih pakaian dengan style terbaru2. Berbusana keren/rapi menjadi hal penting dalam kehidupan dan
aktivitas konsumen3. Konsumen cenderung berbelanja pada outlet fashion khusus
daripada di toserba4. Timbul perasaan bingung saat diharuskan memilih diantara dua atau
lebih pakaian yang akan dipakai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
EMOSI POSITIF KONSUMEN
1. Tertarik (attractive)2. Terkesan (proud)3. Nyaman (contended)4. Semangat (excited)5. Puas (satisfied)6. Senang (pleased)
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
KETERSEDIAAN DANA
1. Konsumen mampu melakukan pembelian tidak terencana saat berbelanja
2. Konsumen menerapkan anggaran ketat saat berbelanja3. Konsumen merasa memiliki dana tambahan saat berbelanja
sehingga dapat berbelanja (kadang sampai royal) apabila menemukan sesuatu yang benar-benar disukai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION
1. Konsumen akan membeli pakaian dengan style terbaru jika melihatnya
2. Konsumen akan membeli pakaian untuk mencoba pakaian dengan fitur baru
3. Konsumen suka membeli pakaian yang new release atau new entry
TEKNIK ANALISIS DATA
SEM
Jumlah sampel: 218(indikator + variabel) x 10
UJI MODEL PENGUKURAN
Estimasi Probabilitas Keterangan
X1.1 0.727 0.000 Valid
X1.2 0.678 0.000 Valid
X1.3 0.450 0.000 Valid
X1.4 0.204 0.016 Valid
X2.1 0.766 0.000 Valid
X2.2 0.377 0.016 Valid
X2.3 0.425 0.015 Valid
Y1.1 0.665 0.000 Valid
Y1.2 0.751 0.000 Valid
Y1.3 0.547 0.000 Valid
Y1.4 0.718 0.000 Valid
Y1.5 0.541 0.000 Valid
Y1.6 0.813 0.000 Valid
Y2.1 0.707 0.000 Valid
Y2.2 0.829 0.000 Valid
Y2.3 0.700 0.000 Valid
IndikatorUji Validitas
Hasil CFA Variabel Penelitian
VALIDITAS
UJI MODEL PENGUKURAN
Estimasi Probabilitas Keterangan
X1.1 0.740 0.000 Valid
X1.2 0.676 0.000 Valid
X1.3 0.433 0.000 Valid
X2.1 0.766 0.000 Valid
X2.2 0.377 0.016 Valid
X2.3 0.425 0.015 Valid
Y1.1 0.665 0.000 Valid
Y1.2 0.751 0.000 Valid
Y1.3 0.547 0.000 Valid
Y1.4 0.718 0.000 Valid
Y1.5 0.541 0.000 Valid
Y1.6 0.813 0.000 Valid
Y2.1 0.707 0.000 Valid
Y2.2 0.829 0.000 Valid
Y2.3 0.700 0.000 Valid
IndikatorUji Validitas
CFA Variabel Penelitian Baru
VALIDITAS
UJI MODEL PENGUKURAN
CONSTRUCT REALIBILITYVARIABEL CONSTRUCT RELIABILITY
X1 0.939
X2 0.888
Y1 0.985
Y2 0.972
“Nilai batas yang digunakan untuk menilai tingkat reliabilitas konstruk yang baik adalah 0.7 (Hair et al., 2010)”
UJI MODEL STRUKTURAL
Goodness of FitGoodness of Fit Cut-off Value Hasil Model
Absolute Fit Indices
107.521 ( tabel) 246.834
Probability ≥ 0.05 0.000
GFI Mendekati 1 0.858
AGFI Mendekati 1 0.800
RMR Mendekati 0 0.068
CMIN 0.000 – 1190.555 246.834
Incremental Fit Indices
NFI Mendekati 1 0.793
RFI Mendekati 1 0.744
IFI Mendekati 1 0.854
CFI Mendekati 1 0.851
Parsimony Fit Indices
RMSEA ≤ 0.05 0.094
HOETLER ≥ 200 95
Perkembangan penelitian terbaru berkaitan dengan tingkat kelayakan menuntun pada penetapan fit (cut-off) yang semakin rendah (Hair et al., 2010)
UJI MODEL STRUKTURAL
Hubungan Model Struktural
Fashion
Involvement (X1)
Money available
(X2)
Positive
Emotion (Y1)
Fashion-Oriented
Impulse Buying
(Y2)
0.446*
0.301*
0.276*
0.656*
N/S
Hipotesis Koefisien Probabilitas KeteranganH1 0.656 0 Signifikan
H2 0.446 0 Signifikan
H3 0.276 0.002 Signifikan
H4 0.301 0.007 Signifikan
H5 N/S 0.058 Tidak Signifikan
PEMBAHASAN
Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion• Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen
pada fashion terhadap pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 1 diterima dengan arah hubungan positif
Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Emosi Positif Konsumen
• Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen
• Maka, hipotesis 2 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Emosi Positif Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion
• Terdapat hubungan yang signifikan antara emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 3 diterima dengan arah hubungan positif
Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Emosi Positif Konsumen
• Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen
• Maka, hipotesis 4 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion
• Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 5 ditolak • Ketidaksignifikan hubungan tersebut dapat disebabkan oleh alasan
pembelian konsumen tersebut adalah karena diskon dan kebutuhan, bukan karena pembelian tidak terencana
TERIMA KASIH