Download ppt - Presentasi Seminar Hasil

Transcript
Page 1: Presentasi Seminar Hasil

OLEH :

VICDY THELESSY (06 34 003)VERDY (06 34 004)

Page 2: Presentasi Seminar Hasil

Latar Belakang Penulisan

Seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya dalam bidang rekayasa konstruksi, banyak ditemukan inovasi penggunaan material yang mempunyaiberat jenis lebih ringan, salah satunya adalah Beton Ringan Aerasi (Aerated Lightweight Concrete / ACL) atau dikenal juga dengan Autoclaved Aerated Concrete (AAC).

Salah satu keunggulan dari material tersebut adalah berat jenisnya yang ringan dengan kekuatan material yang memadai. Material ini jika digunakan sebagai elemen nonstruktural seperti dinding/partisi maupun sebagai elemen struktural seperti pelat maka dapat mengurangi total massa struktur sehingga menjadi lebih ringan.

Page 3: Presentasi Seminar Hasil

Konstruksi gedung yang menggunakan panel lantai AAC.

Besarnya pengurangan material pada balok dan kolom akibat penggunaan panel lantai AAC.

Page 4: Presentasi Seminar Hasil

MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Maksud Penulisan :• untuk memberikan gambaran mengenai

perbandingan antara pelat lantai konvensional dengan panel lantai beton ringan aerasi dari segi struktur dan anggaran biaya.

Tujuan Penulisan :• Memperoleh dimensi elemen struktur balok dan

kolom setelah menggunakan panel lantai AAC sebagai elemen struktur pelat yang dibandingkan dengan pelat konvensional.

• Mengetahui tingkat ekonomis yang terjadi dengan menggunakan panel lantai beton ringan aerasi sebagai struktur lantai pada gedung.

Page 5: Presentasi Seminar Hasil

BATASAN MASALAH PENULISAN

• Perbandingan elemen struktur berdasarkan hasil rencana balok dan kolom;

• Batasan terhadap tinjauan untuk penggunaan bentangan maksimum panel lantai beton ringan aerasi (AAC);

• Standar perencanaan yang digunakan adalah SNI 03 – 2847 – 2002 untuk struktur beton dan peraturan-peraturan lainnya yang mendukung;

• Metode analisis penulangan pelat konvensional menggunakan direct design method;

Page 6: Presentasi Seminar Hasil

BATASAN MASALAH PENULISAN

• Data beton ringan aerasi berdasarkan pabrikasi PT. Hebel.

• Mutu beton dan baja pada kedua perencanaan adalah sama.

• Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperhitungkan.

• Metode perhitungan struktur dibantu oleh program SAP v.11.

• Analisis tulangan torsi tidak diperhitungkan.

Page 7: Presentasi Seminar Hasil

Konstruksi Gedung

Panel Lantai Konvensional Panel Lantai AAC

Analisis & Desain Struktur

Perbandingan

Intepretasi

Dimensi PembesianBiaya Material &

Upah Tenaga Kerja

Page 8: Presentasi Seminar Hasil

Menurut Dradjat Hoedajanto dan Iswandi Imran melalui karya ilmiahnya yang berjudul kajian eksperimental kinerja panel lantai dan panel dinding hebel mengatakan bahwa dengan berat jenis yang ringan jika AAC digunakan sebagai elemen non struktural seperti dinding/partisi maka beban yang diterima oleh elemen struktur menjadi lebih ringan.

Begitupun jika digunakan sebagai elemen sruktural seperti pelat maka dapat mengurangi total massa struktur yang mengakibatkan beban gempa menjadi lebih kecil sehingga desain akan menjadi lebih ringan.

Page 9: Presentasi Seminar Hasil

Perbandingan pelat sistem konvensional dengan sistem pracetak menurut M.Ali Affandi

ITEM KONVENSIONAL PRACETAKDesain Sederhana Membutuhkan wawasan yang

luas terutama yang ada kaitannya dengan sistem fabrikasi, transportasi serta pelaksanaan atau pemasangan komponen, sistem sambungan dan sebagainya.

Bentuk dan ukurannya

Efisien untuk bentuk yang tidak teratur dan bentang yang tidak mengulang.

Efisien untuk bentuk yang teratur/relatif besar dengan jumlah bentangyang berulang

Waktu pelaksanaan

Lebih lama. Lebih cepat, karena dapat dilaksanakan secara pararel sehingga hemat waktu 20-25%

Page 10: Presentasi Seminar Hasil

Teknologi pelaksanaan

Konvensional Butuh tenaga yang mempunyai keahlian

Koordinasi pelaksanaan

Kompleks Lebih sederhana, karena semua pengecoran elemen struktur pracetak telah dilakukan di pabrik.

Pengawasan/ kontrol kerja

Bersifat kompleks, serta dilakukan dengan cara terus menerus.

Sifatnya lebih mudah karena telah dilakukan pengawasan oleh kualitas kontrol di pabrik.

Kondisi lahan Butuh area yang relatif luas karena butuh adanya penimbunan material dan ruang gerak.

Tidak memerlukan lahan yang luas untuk penyimpanan material selama proses pengerjaan konstruksi berlangsung, sehingga lebih bersih terhadap lingkungan.

Page 11: Presentasi Seminar Hasil

Kondisi cuaca Banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca.

Tidak dipengaruhi cuaca karena dibuat di pabrik.

Ketepatan/akurasi ukuran

Sangat tergantung keahlian pelaksana.

Karena dilaksanakan di pabrik, maka ketepatan ukuran lebih terjamin.

Kualitas Sangat tergantung banyak faktor, terutama keahlian pekerja dan pengawasan.

Lebih terjamin kualitasnya karena di kerjakan di pabrik dengan menggunakan sistem pengawasan pabrik.

Page 12: Presentasi Seminar Hasil

Berbagai bentuk pelat yang dikerjakan secara konvensional, yaitu:

• Flat plate•Waffle slab•Flat slab•pelat lantai dengan balok

Pelat Sistem konvensional

Kuat perlu ditentukan berdasarkan SNI_03-2847-2002 Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung.

•Untuk menahan beban mati D:

U = 1,4D

•Untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan beban atap A atau beban hujan R:

U = 1,2D + 1,6L + 0,5(A atau R)

Perencanaan awal

Page 13: Presentasi Seminar Hasil

• Apabila beban angin W harus diperhitungkan:

U = 1,2D + 1,0L ± 1,6W + 0,5(A atau R) AtauU = 1,2D ± 1,6W

• Apabila ketahanan struktur terhadap beban gempa (E) harus diperhatikan:

U = 1,2D + 1,0L ± 1,0EatauU = 0,9D ± 1,0E

Pelat Sistem konvensional

Perencanaan tebal Pelat

Syarat pelat 1 arah: dengan 5,2x

y

L

L

Untuk tebal minimum pelat 2 arah direncanakan berdasarkan SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 11.5.3.3 sedangkan untuk tebal minimum pelat 1 arah dapat dilihat pada tabel berikut

Page 14: Presentasi Seminar Hasil

Berdasarkan SNI 03-2847-2002, tebal pelat minimum pelat 1 arah dan tinggi balok minimum

Komponen struktur

Tebal minimum, hDua tumpuan

sederhanaSatu ujung menerus

Kedua ujung menerus

Kantilever

Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar

Pelat masif satu arah

L/20 L/24 L/28 L/10

Balok atau pelat rusuk satu arah

L/16 L/18,5 L/21 L/8

CATATANPanjang bentang dalam mm.Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton

normal (Wc = 2400 kg/m3) dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai harus

dimodifikasikan sebagai berikut:a)Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1500 kg/m3 sampain 2000

kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan [1,65 – (0,0003)Wc] tetapi tidak kurang dari 1,09,

dimana Wc adalah berat jenis dalam kg/m3.

b)Untuk Fy selain 400MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).

Pelat Sistem konvensional

Page 15: Presentasi Seminar Hasil

Ada dua jenis pelat sistem pracetak menurut

penggunaaan material yaitu beton ( = 2400 kg/m3) dan

beton ringan aerasi atau Autoclaved Aerated Concrete ( =

780 kg/m3).

Pelat Sistem Pracetak

Supercrete Hebel adalah beton aerasi diautoklaf, atau

AAC. Ini adalah mineral bahan kepadatan rendah terbuat

dari pasir silika dihancurkan, air, Semen Portland, gipsum

dan kapur. campuran aerasi ini dengan penambahan

sejumlah kecil pasta aluminium, yang memicu reaksi

asam-alkali dengan kapur dan semen, melepaskan jutaan

gelembung kecil

Page 16: Presentasi Seminar Hasil

Karakteristik Material AAC Hebel

Panel Lantai Hebel Supercrete Struktural memiliki kadar air

antara 20% dan 30% yang memberikan kerapatan maksimum kerja

sekitar 790 kg/m3 (hanya sekitar sepertiga dari berat beton padat

konvensional)

Kuat tekan karakteristik dari AAC yang digunakan untuk membuat

Supercrete Struktural Lantai Hebel Panel adalah 4,0 MPa. Kuat tekan

rata-rata panel lantai adalah 6,2MPa. Kapasitas geser dari Hebel

Supercrete adalah sekitar 1/8 dari kekuatan tekan, yaitu sebesar 0,5

Mpa dengan Modulus elastisitas(E) 1875Mpa

Pelat Autoclaved Aerated Concrete

Page 17: Presentasi Seminar Hasil

Pemilihan Tebal Panel Lantai AAC

Kode panel L t Berat Beban imposed*

Jumlah per m3

(mm) (mm) (kg) (kg/m2) BuahPF.150.A 1.470 125 86,00 355 9,07PF.175.A 1.720 125 100,62 355 7,75PF.200.A 1.970 125 115,25 355 6,77PF.225.A 2.220 125 129,87 355 6,01PF.250.A 2.470 125 144,50 355 5,40PF.275.A 2.720 125 159,12 355 4,90PF.300.A 2.970 125 173,75 355 4,49PF.325.A 3.220 125 188,37 355 4,14PF.300.B 2.970 150 208,49 355 3,74PF.325.B 3.220 150 226,04 355 3,45PF.350.B 3.470 150 243,59 355 3,20PF.375.B 3.720 150 261,14 355 2,99

Pelat Autoclaved Aerated Concrete

Page 18: Presentasi Seminar Hasil

METODE ANALISIS

Sehubungan dengan maksud dan tujuan penulisan, metode

analisis dilakukan dengan Merencanakan konstruksi gedung yang

menggunakan pelat sistem konvensional Sebagai alternatif 1 terlebih

dahulu untuk memperoleh penampang elemen struktur (balok dan

kolom) dan anggaran biaya kemudian menganalisa dan

membandingkannya dengan hasil yang diperoleh dari perencanaan

konstruksi gedung yang menggunakan panel lantai beton ringan aerasi

sebagai alternatif 2.

Page 19: Presentasi Seminar Hasil

METODE ANALISIS

Urutan perencanaan untuk konstruksi gedung yang menggunakan pelat sistem

konvensional

1.Menentukan dimensi minimum balok

2.Menentukan tebal pelat

3.Menentukan dimensi kolom

4.Merencanakan penulangan pelat menggunakan metode Direct Design

Method (DDM)

5.Analisa pembebanan pada portal

6.Mencari Luas tulangan balok dan kolom dengan menginput data

perencanaan pada Program SAP v.11

Page 20: Presentasi Seminar Hasil

METODE ANALISIS

Secara garis besar urutan perencanaan antara alternatif 1 dan 2 sama,

yang membedakan keduanya adalah

a.Pada alternatif 1 menggunakan panjang bentang bersih dan jenis

perletakan sebagai data awal untuk menentukan tebal pelat sedangkan pada

alternatif 2 menggunakan besarnya nilai super imposed death load dan beban

hidup lantai gedung data awal untuk menentukan tebal pelat

b.Pada alternatif 2 tidak menganalisa penulangan pada panel lantai beton

ringan aerasi, karena tulangan dan pelat telah dipabrikasi menjadi satu

Page 21: Presentasi Seminar Hasil

Sistem struktur gedung adalah sistem rangka gedung (sistem yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap).

Struktur gedung portal beton bertulang yang direncanakan sebagai gedung perhotelan, di mana lokasinya berada sekitar pantai.

Kondisi tanah di bawah bangunan adalah jenis tanah keras. Modulus elastisitas (E) = 4700 = 25742,9602 MPa.

Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa = 3.106 kgf/m2

Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa = 4.107 kgf/m2

Berat jenis beton bertulang = 2400 kgf/m3

Berat jenis beton ringan aerasi = 790 kgf/m3

Kuat tekan beton ringan aerasi (f’AAC) = 6,2 MPa

Modulus elastisitas beton ringan aerasi (EAAC) = 1875 MPa

CONTOH PERHITUNGAN

Suatu gedung bertingkat lima (lihat gambar), dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Page 22: Presentasi Seminar Hasil

DENAH BANGUNAN

Page 23: Presentasi Seminar Hasil

Tampak Samping dan Depan

Tk. 1

Tk. 2

Tk. 3

Tk. 4

Tk. 5

5 m 5 m 5 m

4 m

4 m

4 m

4 m

5 m

TAMPAK SAMPING

Tk. 1

Tk. 2

Tk. 3

Tk. 4

Tk. 5 4 m

4 m

4 m

4 m

5 m

TAMPAK DEPAN

Page 24: Presentasi Seminar Hasil

Beban-Beban Yang Bekerja Pada Struktur

Berat jenis beton (beton) = 2400 kg/m3

Berat jenis beton ringan aerasi (AAC) = 790 kg/m3

Berat jenis air = 1000 kg/m3

Beban mati untuk :Tembok bata ½ batu = 250 kg/m2

Tembok bata 1 batu = 450 kg/m2

Spesi dari adukan semen per cm tebal = 21 kg/m2

Tegel/penutup lantai = 24 kg/m2

Plafon + penggantung = 20 kg/m2

Lapisan kedap air = 15 kg/m2

Berat volume air hujan = 20 kg/m2

Beban hidup untuk :Lantai atap = 100 kg/m2

Lantai gedung perhotelan = 250 kg/m2

Beban angin menurut SKBI – 1.3.53.1987 pasal 2.1.3.2.(2) tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m2.Beban angin = 80 kgf/m2 (diasumsikan

Page 25: Presentasi Seminar Hasil

Perencanaan Alternatif 1

Dimensi BalokTebal pelindung/selimut beton menurut SNI 2003 Pasal 9.7.1,untuk balok = 40 mm

Sedangkan untuk perencanaan tinggi balok (hmin) berpatokan

menurut SNI 2003 Pasal 11.5.(2(3)), untuk perhitungan lebar balok berdasarkan hubungannya dengan dmin yang ekonomis

adalah

Bd .0,25,1min

betonselimut – hminmin d

Page 26: Presentasi Seminar Hasil

b1 dan b2 merupakan balok arah x, b3 dan b4 merupakan

balok arah y, sedangkan b7 adalah balok anak arah y.

Hasil perencanaan dimensi balok pada alternatif 1

b

(cm)

b1 700 38 34 23 23 x 38 30 x 60

b2 700 33 29 20 20 x 33 30 x 60

b3 500 27 23 15 15 x 27 25 x 50

b4 500 24 20 13 13 x 24 25 x 50

b7 500 27 23 15 15 x 27 20 x 35

No.Panjang

(cm)hmin

(cm)

dmin

(cm)( b x h ) ( b x h )rekap

Page 27: Presentasi Seminar Hasil

Tebal PelatA. Terhadap lendutan

Pelat pada contoh soal termasuk dalam jenis pelat 2 arah. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus dari SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 11.5.3.3 mengenai tebal plat 2 arah diperoleh tebal plat 12 cm.

B. Kontrol Terhadap Geser Beban-beban yang bekerja pada lantai :Beban mati (Berat sendiri, Tegel + spesi, Plafon + penggantung) qDL = 384,5 kg/m2

Beban hidup (untuk hotel) qLL = 250 kg/m2

qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 861,4 kg/m2

Berdasarkan (SNI 03-2847-2002 pasal 13.3.1.1)

KN 23,2793

rencanageser Gaya

1ln uq2

1x1,15uV kN 61,61975,0)

betonnominalgeserKuat

dbwf'6

1(V cc

Karena Vu < ΦVc, maka tebal pelat 120 mm aman terhadap geser.

Page 28: Presentasi Seminar Hasil

Dimensi Kolom

3,5 m 3,5 m

2,5 m

2,5 m

5 m

5 m

7 m 7 m

Direncanakan Kolom tengah (50 x 50) cm

Page 29: Presentasi Seminar Hasil

Dimensi Kolom

Karena dimensi kolom didesain sama dari tingkat 1 sampai tingkat 5 adalah sama, maka perencanaan didasarkan pada kolom yang menerima beban yang paling besar yaitu pada tingkat 1.Kolom 50x50cmBeban hidup (LL) terdiri dari:•Beban hidup atap•Beban air hujan pada atap•Beban hidup lt. 5+4+3+2)Maka berat total beban hidup(LL)=38.600kg

Untuk lantai dasar memikul beban lantai (2+3+4+5+atap) dengan koefisien reduksi beban hidup komulatif = 0,7 (memikul 5 lantai).

Beban hidup total (LL) = 0,7 x 38.600 = 27.020 kg

Page 30: Presentasi Seminar Hasil

Beban mati (DL) terdiri dari:

•Beban kolom (lt. 5 + 4 + 3 + 2 + 1)•Beban pelat (atap + lt. 5+4+3+2)•Beban balok (atap + lt. 5+4+3+2)Arah x (memanjang)Arah y (memendek)Balok indukBalok anak•Lapisan kedap air atap•Tegel + spesi = 2,5cm (atap + lt. 5+4+3+2)•Plafon + penggantungan (atap + lt. 5+4+3+2)•Dinding bata

Maka berat total beban mati (DL) = 142.611 kg

Berdasarkan SNI 2002 Pasal 11.2 kuat perlu (U) yang menahan beban mati (DL) dan beban hidup (LL) paling tidak harus sama dengan :

U = 1,2DL + 1,6LL = 214.365,2 kg

Pu = 2.102.922,6 N

Page 31: Presentasi Seminar Hasil

Berdasarkan SNI 2002 Pasal 12.3.(5.(2)) diperoleh

Pn max = 3.485.397,5 N

Syarat : Pn max > Pu

3.485.398 N >2.102.923 N …….(ok)

Hasil Perencanaan Dimensi Kolom Pada

Alternatif 1Posisi

Dimensi (cm2)

Pn max (N) Pu (N)

Tengah 50 x 50 3.485.398 2.102.923Tepi 40 x 40 2.230.654 759.512Tepi tengah 40 x 40 2.230.654 1.293.409

Page 32: Presentasi Seminar Hasil

PENULANGAN PELAT

Untuk perencanaan penulangan pelat perhitungan momen-momen pada pelat menggunakan direct design method atau metode perencanaan langsung

Momen design (L1 = 500 cm; L2 = 350 cm)

Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi

M (-) Kiri 1123,46 Kg.m 171,41 Kg.mM (+) Lapangan 3874,90 Kg.m 738,08 Kg.m

M (-) Kanan 4768,65 Kg.m 906,41 Kg.mBentang Tengah

M (-) Kiri 4418,75 Kg.m 841,67 Kg.mM (+) Lapangan 2378,33 Kg.m 453,21 Kg.m

M (-) Kanan 4418,75 Kg.m 841,67 Kg.m

Page 33: Presentasi Seminar Hasil

PENULANGAN PELAT

Momen design (L1 = 350 cm; L2 = 500 cm)

Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi

M (-) Kiri 779,27 Kg.m 118,90 Kg.mM (+) Lapangan 2687,76 Kg.m 511,95 Kg.m

M (-) Kanan 3300,75 Kg.m 628,71 Kg.mBentang Tengah

M (-) Kiri 3064,98 Kg.m 583,81 Kg.mM (+) Lapangan 1650,38 Kg.m 314,36 Kg.m

M (-) Kanan 3064,98 Kg.m 583,81 Kg.m

Dari hasil momen-momen dapat direncanakan penulangan pelat lantai dengan menggunakan persamaan 23

0..'..7,1

22

uMAsdfyAs

bfc

fy

Page 34: Presentasi Seminar Hasil

PENULANGAN PELATRekapitulasi hasil perhitungan tulangan (L1 = 500 cm; L2 = 350 cm)

Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi

M (-) Kiri 10 – 200 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 100 10 – 200

M (-) Kanan 10 – 100 10 – 200Bentang Tengah

M (-) Kiri 10 – 100 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 200 10 – 200

M (-) Kanan 10 – 100 10 – 200

Rekapitulasi hasil perhitungan tulangan (L1 = 350 cm; L2 = 500 cm)

Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi

M (-) Kiri 10 – 200 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 150 10 – 200

M (-) Kanan 10 – 150 10 – 200Bentang Tengah

M (-) Kiri 10 – 150 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 200 10 – 200

M (-) Kanan 10 – 150 10 – 200

Page 35: Presentasi Seminar Hasil

Analisa Pembebanan Portal

I

II

III

IV

A B C DA’ B’ C’

5 m

5 m

5 m

Perhitungan beban gravitasi yang bekerja pada balok :

3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m

Page 36: Presentasi Seminar Hasil

Analisa Pembebanan Portal

Balok induk bentang tengah arah Y (BI-BIV;CI-CIV)

1,75 m 1,75 m 1,75 m 1,75 m1,5 m1,5 m

1,75 m

1,75 m

W

Luas trapesium = 11,375

Berat trapesium = 11,375 W

W = berat persatuan luas

Reaksi tumpuan :

11,375 W / 2 = 5,6875 WMomen maksimum terjadi tepat ditengah bentang, sebesar:

W6,0260

2.41

31. 2

ba

babaQXRM

a

maks

Jika diubah menjadi beban merata, koefisiennya menjadi

WQlQM eqeqmaks 93,18

1 2

Qeq

Page 37: Presentasi Seminar Hasil

Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah y Alternatif 1

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

AtapA = D 310,08 105,6B = C 623,39 212,12

LantaiA = D 1.244,12 240B = C 1.617,085 482,5

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

Atap A’ = B’ = C’ 623,39 212,12

Lantai A’ = B’ = C’ 742,085 482,5

Beban Gravitasi Pada Balok Anak Arah y Alternatif 1

Analisa Pembebanan Portal

Page 38: Presentasi Seminar Hasil

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

AtapI = IV 376,941 128,37II = III 752,59 542,89

LantaiI = IV 1.298,712 291,75II = III 1.745,855 582,5

Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah x Alternatif 1

Analisa Pembebanan Portal

Perhitungan beban angin

Beban angin diasumsikan dari utara ke selatan karena mengingat bahwa

kolom yang ditinjau pada kolom BI yang mewakili kolom luar dan BII yang

mewakili kolom dalam

Page 39: Presentasi Seminar Hasil

Analisa Pembebanan Portal

4872

96

9571

47

23 9470

46

22 9369

45

21 9268

20

44

9167

1943

5 m

4m

4m

4 m

4 m24

7 m 7 m7 m

Beban angin per joint :

19, 91 = 630 kgf

43, 67 = 1260 kgf

20, 92 = 1134 kgf

44, 68 = 2268 kgf

21, 22, 23, 93, 94, 95 = 1008kgf

45, 46, 47, 69, 70, 71 = 2016kgf

24, 96 = 504 kgf

48, 72 = 1008 kgf

Page 40: Presentasi Seminar Hasil

Rekapitulasi Design SAP 2000 v.11

Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 1

Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

Lantai

AI-DIAIV-DIV

7,92 5,91 8,04 6,03

AII-DIIAIII-DIII

13,86 9,49 14,20 11,36

Atap

AI-DIAIV-DIV

4,93 4,30 5,65 4,52

AII-DIIAIII-DIII

8,82 6,54 10,05 8,04

Lantai

AI-AIVDI-DIV

5,88 2,28 6,03 4,02

BI-BIVCI-CIV

8,60 3,89 10,05 6,03

Page 41: Presentasi Seminar Hasil

Rekapitulasi Design SAP 2000 v.11

Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 1

Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

Atap

AI-AIVDI-DIV

1,86 1,17 2,26 2,26

BI-BIVCI-CIV

2,87 1,92 3,39 2,26

LantaiA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV

4,04 3,10 4,52 4,52

AtapA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV

2,61 2,18 3,39 2,26

Posisi Kolom Luas tulangan (cm2)Tengah 22,72

Tepi 16,08Tepi Tengah 16,08

Perencanaan Pembesian Kolom Alternatif 1

Page 42: Presentasi Seminar Hasil

Perencanaan Alternatif 2

Penentuan Pemilihan Tebal Panel Lantai AAC

Untuk menentukan tebal panel lantai AAC digunakan tabel 7 dengan data sebagai berikut:

•Beban finishing lantai = 105 kg/m2

•Beban hidup lantai gedung = 250 kg/m2

Tebal panel lantai beton ringan AAC sebesar = 150 mm, panjang = 3,47 m dinyatakan sesuai dengan kondisi dari struktur gedung. Maka spesifikasi panel lantai AAC yang digunakan adalah PF350B.

Dimensi balok

Dimensi balok yang direncanakan lebih kecil dibandingkan dengan alternatif 1, yaitu:

b

(cm)

b1 700 38 34 23 23 x 38 30 x 50

b2 700 33 29 20 20 x 33 30 x 50

b3 500 27 23 15 15 x 27 25 x 40

b4 500 24 20 13 13 x 24 25 x 40

b7 500 27 23 15 15 x 27 20 x 35

No.Panjang

(cm)hmin

(cm)

dmin

(cm)( b x h ) ( b x h )rekap

Page 43: Presentasi Seminar Hasil

Perencanaan Alternatif 2

PosisiDimensi

(cm2)Pn max (N) Pu (N)

Tengah 45 x 45 2.823.172 1.700.942Tepi 35 x 35 1.707.845 638.737Tepi tengah 35 x 35 1.707.845 1.076.024

Hasil Perencanaan Dimensi Kolom Pada Alternatif 2

Analisa pembebanan

Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah y Alternatif 2

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

AtapA = D 145,92 105,6

B = C 293,36 212,12

LantaiA = D 1.104,96 240

B = C 1.312,055 482,5

Page 44: Presentasi Seminar Hasil

Perencanaan Alternatif 2

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

Atap A’ = B’ = C’ 293,36 212,12

Lantai A’ = B’ = C’ 412,055 482,5

Beban Gravitasi Pada Balok Anak Arah y Alternatif 2

Posisi balokJenis beban

DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)

AtapI = IV 177,384 128,37II = III 354,16 542,89

LantaiI = IV 1.124,155 291,75II = III 1.372,455 582,5

Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah x Alternatif 2

Page 45: Presentasi Seminar Hasil

Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 2

Rekapitulasi design SAP 2000 v.11

Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

Lantai

AI-DIAIV-DIV

8,44 5,66 8,52 5,68

AII-DIIAIII-DIII

14,08 9,51 14,20 11,36

Atap

AI-DIAIV-DIV

4,28 3,67 4,52 4,52

AII-DIIAIII-DIII

8,03 5,66 8,04 6,03

Lantai

AI-AIVDI-DIV

7,17 3,04 7,70 4,62

BI-BIVCI-CIV

9,98 3,25 10,05 6,03

Atap

AI-AIVDI-DIV

1,83 1,04 2,26 2,26

BI-BIVCI-CIV

2,76 1,69 3,39 2,26

Page 46: Presentasi Seminar Hasil

Rekapitulasi design SAP 2000 v.11

Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

LantaiA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV

3,51 2,66 4,52 3,39

AtapA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV

2,18 1,95 2,26 2,26

Posisi Kolom

Luas tulangan (cm2)

Tengah 22,72

Tepi 16,08

Tepi Tengah 16,08

Luas Tulangan Kolom Alternatif 2

Page 47: Presentasi Seminar Hasil

Rekapitulasi design untuk 2,3 dan 4 lantai

Dimensi dan Penulangan Kolom untuk 2 lt

Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2

Tengah

Dimensi 40 x 40 cm2 30 x 30 cm2

Tulangan 8 – d14 8 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi

Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2

Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi tengah

Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Dari Lampiran B

Dimensi dan Penulangan Balok untuk 2,3 dan 4 lt pada alternatif 1 dan 2 tidak berubah karena pembebanan pada balok tidak berubah.

Page 48: Presentasi Seminar Hasil

Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2

Tengah

Dimensi 40 x 40 cm2 35 x 35 cm2

Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi

Dimensi 30 x 30 cm2 35 x 35 cm2Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi tengah

Dimensi 30 x 30 cm2 35 x 35 cm2Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Rekapitulasi design untuk 2,3 dan 4 lantaiDimensi dan Penulangan Kolom untuk 2 lt

Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2

Tengah

Dimensi 40 x 40 cm2 30 x 30 cm2

Tulangan 8 – d14 8 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi

Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2

Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Tepi tengah

Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100

Dari Lampiran B

Dimensi dan Penulangan Kolom untuk 3 lt

Page 49: Presentasi Seminar Hasil

NO Uraian Pekerjaan Harga

1 Pengecoran K-300 Rp 262.671.651

2 Pekerjaan bekesting Rp 739.002.721

3 Pekerjaan penulangan Rp 411.690.179

Total Rp 1.413.364.551

NO Uraian Pekerjaan Harga

1 Pengecoran K-300 Rp 111.566.303

2 Pekerjaan bekesting Rp 332.697.803

3 Pekerjaan penulangan Rp 221.142.082

4 Pekerjaan panel lantai AAC Rp 773.140.720

Total Rp 1.438.546.908

Rencana Anggaran Biaya

Page 50: Presentasi Seminar Hasil

Intepretasi

Page 51: Presentasi Seminar Hasil

Intepretasi

Page 52: Presentasi Seminar Hasil

NO Gedung Alternatif 1 Alternatif 2

1 2 lantai Rp 521.927.767 Rp 563.521.846

2 3 lantai Rp 812.410.793 Rp 854.719.135

3 4 lantai Rp 1.102.284.345 Rp 1.147.316.122

4 5 lantai Rp 1.413.364.551 Rp 1.438.546.908

Rencana Anggaran Biaya

Page 53: Presentasi Seminar Hasil

Intepretasi

Page 54: Presentasi Seminar Hasil

Simpulan Dan Saran

• Alternatif 1 lebih ekonomis dibandingkan alternatif 2 namun dari grafik perbandingan selisih biaya alternatif 1 dan 2 dari tingkat 4 ke tingkat 5 terjadi penurunan selisih biaya dari Rp. 45.031.777 menjadi Rp. 25.182.357

• Hasil perhitungan untuk sebuah struktur yang awalnya menggunakan pelat sistem konvensional setelah diganti dengan menggunakan panel lantai beton ringan aerasi menunjukkan adanya pegecilan ukuran penampang

• Kombinasi pembebanan yang berpengaruh besar terhadap perencanaan struktur adalah kombinasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL.

• Kenaikan pekerjaan pelat lantai yang diikuti dengan penurunan pekerjaan kolom dan balok dapat saling menutupi dan bahkan menjadi semakin ekonomis pada konstruksi gedung bertingkat 5 keatas.

Simpulan

Page 55: Presentasi Seminar Hasil

Simpulan Dan Saran

Untuk penelitian lebih lanjut

• Hendaknya perlu dibahas mengenai perbandingan struktur bagian bawah antara kedua alternatif

• Disarankan untuk rencana anggaran biaya membahas mengenai biaya terhadap waktu, seperti penyewaan alat kerja, upah tenaga kerja berdasarkan lama waktu kerja menggunakan network planning

• Untuk penelitian yang sejenis perbandingannya disarankan berdasarkan suatu proyek yang telah ada.

• Sebagai alternatif tambahan Alternatif 2 dapat dikombinasikan dengan penggunaan blok beton ringan aerasi sebagai dinding pada struktur.

Saran

Page 56: Presentasi Seminar Hasil