PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN
AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGHER ORDER
THINKING SKILL (HOTS)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
NAILA FAZA LINA
A 420 134 002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
PERSETUJUAN
PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN
AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGH ORDER
THINKING SKILLS (HOTS)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
NAILA FAZA LINA
A 420 134 002
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Dra. Hariyatmi. M.Si)
NIDN. 0016126201
ii
PENGESAHAN
PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL UPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN
AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGH ORDER
THINKING SKILL (HOTS)
Yang dipersiapkan dan disusunoleh :
NAILA FAZA LINA
A 420 134 002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruandan IlmuPendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 23 Oktober 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dra. Hariyatmi, M.Si ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Djumadi M. Kes. ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dra. Suparti, M.Si ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno
NIDN. 0028046501
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti
ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 19 Oktober 2017
Penulis
Naila Faza Lina
A 420 134 002
1
PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN AJARAN
2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGHER ORDER THINKING SKILL
(HOTS)
Abstrak
Ujian nasional adalah untuk mengukur standar kelulusan dengan pencapaian target
nilai yang telah ditetapkan dan berperan sangat penting sebagai quality control terhadap mutu
pendidikan nasional di Indonesia. Aspek kognitif yang diukur pada soal UN mengacu pada
tujuan pendidikan ranah kognitif Taksonomi Bloom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi profil soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-
2016 berdasarkan perspektif HOTS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi menggunakan keabsahan data member check. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa soal Ujian Nasional yang memenuhi persepektif HOTS tahun 2015 sebesar (15%) dan
2016 sebesar (27,5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tergolong masih rendah.
Kata kunci: kemampuan berpikir tingkat tinggi, ujian nasional, taksonomi bloom
Abstract
National Examination is a measurement of passing standard with the achievement of
predetermined value targets and play a very important role as a quality control on the quality
of national education in Indonesia. The cognitive aspect measured in the National
Examination question refers to the educational objectives of Bloom's Taxonomy cognitive
domain. The purpose of this study is to obtain profile information about the National
Examination of science junior high school in 2015-2016 based on HOTS perspective. The
method used in this research is the documentation by using the validity of member data
check. The results of this study indicate that the question of National Examination that meets
the 2015 HOTS perspectives (15%) and 2016 (27.5), so it can be concluded that the problem
is still low.
Keywords: higher order thinking skill, national exam, bloom’s taxonomy
1. PENDAHULUAN
Ujian Nasional adalah salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang diselenggarakan
sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Pasal 58 Ayat (2) dan untuk melakukan penilaian atas standar
kompetensi lulusan (Alawiyah, 2015). Ujian Nasional (UN) sebagai suatu tes formal
yang mesti ditempuh oleh peserta didik untuk lulus guna melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Ramadhan dkk., 2013). Pemerintah dalam menjamin mutu
pendidikan, salah satunya adalah kegiatan evaluasi yang berupa Ujian Nasional (UN).
UN diselenggarakan untuk mengukur dan menilai ketercapaian standar nasional
2
pendidikan terkait dengan pencapaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara
nasional (Syahida dkk., 2015). UN merupakan alat untuk mendongkrak dan
meningkatkan kualitas pendidikan, dengan asumsi penyelenggaraan UN dapat memacu
kinerja sekolah untuk mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pusat. Tes Ujian
Nasional disusun oleh tim Ujian Nasional yang disebut tim Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP). Tes ini disusun dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan
siswa selama mengikuti pelajaran IPA (Aliati dkk., 2013). Pengumpul data pada UN
adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Penggunaan tes jenis ini tidak terlepas
dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sebagai instrumen penilaian (Syahida dkk.,
2015).
Evaluasi yang digunakan haruslah memiliki kualitas yang baik, jika UN yang
digunakan mutunya tidak baik, maka akan mengakibatkan kesalahan pengukuran
kemampuan peserta didik. Salah satu kunci untuk mendapatkan ujian nasional yang baik
adalah melalui proses kegiatan analisis kualitas soal melalui HOTS. Analisis soal
dilakukan untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh sebelum soal
digunakan. Disamping itu, tujuan analisis soal berdasarkan dimensi kognitif juga
membantu meningkatkan kualitas soal (Gentari, 2016). Tujuan dilakukan evaluasi
pendidikan sebenarnya, yaitu: 1) sebagai pertimbangan untuk pemetaan mutu program
dan satuan pendidikan, 2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta 3)
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan, sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan (Alawiyah, 2015). Aspek kognitif yang diukur pada soal
UN mengacu pada tujuan pendidikan ranah kognitif Taksonomi Bloom. Aspek ini
berhubungan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir, seperti
mengingat atau menyelesaikan suatu masalah (Syahida, 2015). Taksonomi Bloom
sebagai standar untuk menilai apakah item tes adalah LOT atau HOT. Kemampuan
berpikir di Taksonomi Bloom dianggap banyak mencakup pengetahuan dan pemahaman,
kemampuan berpikir analisis, sintesis dan evaluasi (Thompson, 2008). Sebagai salah satu
bentuk kegiatan evaluasi yang mengukur kompetensi lulusan peserta didik dari aspek
kognitif, kualitas UN terus ditingkatkan (Syahida dkk., 2015).
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan evaluasi
ke luar dengancara mengikuti berbagai jenis program penilaian Internasional antara lain
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for
International Student Assessment (PISA) (Ramadhan dkk, 2013). Berikut ini adalah hasil
PISA dan TIMSS:
3
Gambar 1. Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015
Sumber: Kemendikbud (2017)
Pendidikan Indonesia telah berkembang cukup pesat diseluruh aspek keterampilan
yang diujikan dalam PISA (sains, matematika, dan membaca) terutama peningkatan
2012-2015. Indonesia menjadi negara tercepat ke-4 dalam hal kenaikan pencapaian
murid secara menyeluruh dan bukan parsial yaitu sebesar 22,1 point yang mencerminkan
perbaikan sistem pendidikan, di antara 71 negara yang termasuk dalam uji PISA.
Tabel 1. Perbandingan Skor Median dan Rata-rata Sains Antar Negara
Sumber: Kemendikbud (2017)
Berdasarkan studi PISA pada tahun 2012 Indonesia memperoleh median yaitu 327
dengan rata-rata 382 dan tahun 2015 Indonesia meningkat yaitu median sebanyak 32 dan
rata-rata sebanyak 21. Namun, Indonesia masih sangat jauh dengan negara tetangga yaitu
4
Vietnam dan Thailand. Hasil studi PISA ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah.
Gambar 2. Partisipasi Indonesia di TIMMS
Sumber: Kemendikbud (2017)
TIMSS pada tahun 1999-2011 dilakukan pada peserta didik kelas 8 Tingkat SMP
dan pada tahun 2015 dilakukan terhadap peserta didik kelas 4 tingkat SD.
Tabel 2. Prestasi Peserta Didik Indonesia Dalam TIMMS 1999-2015
Tahun Peringkat
Indonesia
Jumlah Negara
Peserta
Skor Indonesia Rata-rata Skor
Internasional
1999 34 38 403 487
2003 35 46 411 467
2007 36 49 397 500
2011 38 42 386 500
2015 45 48 397 500
Sumber: Sari (2015)
Hasil studi TIMSS 2015 peringkat peserta didik untuk bidang studi sains Indonesia
berada di bawah rata-rata Internasional. Berdasarkan hasil studi ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang
judul “Analisis Soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs Tahun Ajaran 2015-2016
Terhadap Perspektif Higher Order Thinking Skill (HOTS)”.
5
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif jenis
dokumen. Dokumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah naskah soal UN IPA
SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016 yang merupakan dokumen negara. Namun demikian,
dibatasi hanya 1 paket soal pada tiap tahun ajaran yang diidentifikasi. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode dokumentasi. Kemudian, data
tersebut ditabulasi dalam bentuk tabel menggunakan instrument yang telah dibuat. Hasil
data tabulasi tersebut disajikan dan diidentifikasi dalam bentuk kalimat deskriptif.
Keabsahan dalam penelitian ini adalah menggunakan member check oleh Putri Agustina,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen Pendidikan Biologi UMS.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini berupa mengukur ranah kognitif pada soal Ujian Nasional
IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016. Pada masing-masing soal UN diambil 1
paket sebagai sampel tiap tahunnya. Berikut persebaran proses kognitif pada soal UN
IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016.
Tabel 10. Rekapitulasi Dimensi Proses Kognitif pada Soal Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Tahun
Ajaran 2015-2016
Tahun
Ajaran
Jumlah
Soal
Jenjang Dimensi Proses Kognitif (%)
LOTS HOTS
C1 C2 C3 C4 C5 C6
2014/2015 40 15% 45% 25% 10% 2,5% 2,5%
∑ (%) 85% 15%
2015/2016 40 15% 30% 27,5% 15% 5% 7,5%
∑ (%) 72,5% 27,5%
∑ LOTS/HOTS (%) 78,75% 21,25%
Keterangan kriteria interpretasi skor (Riduan, 2010):
Sangat tidak baik (STB) : 0%-20%
Tidak baik (TB) : 21%-40%
Cukup (C) : 41%-60%
Baik (B) : 61%-80%
Sangat baik (SB) :81%-100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa soal UN yang termasuk dalam kategori
HOTS masih sangat rendah. Pada tahun 2015 soal LOTS sebanyak 85% sangat baik
dibandingkan soal HOTS yang hanya 15% dan tahun 2016 terdapat soal LOTS sebanyak
6
72,5% baik dan soal HOTS mengalami peningkatan menjadi 27,5% walaupun masih
dianggap soal UN tersebut belum baik. Untuk mempermudah pembacaan hasil data
dalam penelitian ini dibuatlah grafik batang sebagai berikut:
Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengukuran Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional
Tahun Ajaran 2015-2016
Berdasarkan Gambar 4.1 jumlah presentase butir soal yang memenuhi kategori dari
dimensi kognitif taksonomi bloom dari C1-C6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
soal yang memenuhi kategori dimensi kognitif taksonomi bloom C1 pada tahun 2015 dan
2016 berjumlah sama yakni (15%). Persentase kategori C2 berdasarkan tahun 2015
adalah (45%) dan hasil presentase dari tahun 2016 sebanyak (30%) mengalami
penurunan (15%). Kategori taksonomi bloom C3 pada tahun 2015 berjumlah (25%) dan
pada tahun 2016 berjumlah (27,5%) meningkat (2,5%). Kategori presentase C4 pada
2015 yaitu (10%) dan tahun 2016 sebesar (15%) naik sebanyak (5%). Pada kategori C5
didapat yaitu (2,5%) pada tahun 2015 dan 2016 berjumlah 5% (mengalami kenaikakan
2,5%), Persentase pada kategori C6 pada tahun 2015 (2,5%) dan tahun 2016 sebesar
(7,5%) mengalami kenaikan (5%).
Penelitian yang menggunakan taksonomi bloom seebagai acuan dalam penetepan
kategori C1-C6 menunjukkan bahwa persentase soal yang memenuhi perspektif Higher
15
%
45
%
25
%
10
%
2,5
%
2,5
%
15
%
30
%
27
,5%
15
%
5%
7,5
%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pe
rse
nta
se
L OTS HOTS
Kategori
Hasil Pengukuran Dimensi Kognitif Soal Ujian
Nasional Tahun Ajaran 2015-20I6
2015
2016
7
Order Thinking (HOTS) terdapat pada tahun ajaran 2015 diperoleh data sebesar (15%),
sedangkan persentasi tahun 2016 yaitu (27,5%). Berdasarkan presentase jumlah soal
yang sesuai kriteria soal baik terdapat 50% soal mudah yang meliputi C1 dan C2, 30%
soal sedang yaitu tingkat kognitif C3 dan C4, sementara untuk presentase soal sukar
yaitu 20% terdiri dari C5 dan C6 (Arti, 2015). Pada tahun ajaran 2015-2016 diperoleh
(52,5) soal mudah, (38,75) soal sedang dan (8,8%) soal sukar. Data tersebut
menunjukkan bahwa kriteria soal belum baik. Hal ini memperlihatkan soal HOTS pada
UN tahun 2015-2016 masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Dempster, 2012) yang menyatakan bahwa pertanyaan yang menuntut kategori
proses kognitif menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta pada ujian dibeberapa negara
(Kenya, Zambia, Ghana, dan Afrika Selatan) juga jumlahnya sangat sedikit, sedangkan
pada PISA terjadi peningkatan pencapaian yang didasari adanya peningkatan akses dan
kualitas pendidikan yang inklusif, walaupun dikategorikan masih rendah dibandingkan
Vietnam dan Thailand, padahal negara tersebut mengalami penurunan skor dalam survei
PISA. Pada TIMMS hasil skor IPA menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari rata-
rata TIMMS yang berjumlah skor 397 dengan TIMMS scale centerpoint yaitu 500.
Negara tetangga seperti Singapore menjadi peringkat pertama dalam TIMMS disusul
dengan negara Korea, Japan, Rusia, Hongkong, China dan Finlandia yang merupakan
negara dengan sistem terbaik didunia.
Penyebab jarang munculnya aspek kognitif menganalisis, mengevaluasi dan mencipta
pada soal ujian khususnya UN dipengaruhi oleh jenis tes yang digunakan berupa tes
obyektif berbentuk pilihan ganda yang sulit diujikan dalam soal UN karena termasuk
dalam keterampilan produktif (Lan et al., 2010). Singapore dan Jepang sudah membuat
soal UN berbentuk pertanyaan dengan jawaban uraian, sedangkan di Jepang ditambah
dengan pilihan ganda seperti di Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan peserta
didik Indonesia belum terbiasa menyelesaikan soal berkategori tinggi HOTS, sehingga
dalam berbagai pelaksanaan survei internasional dan evaluasi pemerintah melalui UN
masih sangat rendah (Bakry, 2013). Pada tahun 2018 mendatang pemerintah akan
membuat inovasi tebaru dalam pembuatan soal UN dengan menggunakan soal yang lebih
bervariasi berupa mengisi jawaban, pilihan yang tidak tunggal, esai, atau bentuk lainnya.
Bentuk soal UN yang variatif itu bertujuan untuk mengukur level kognitif siswa lebih
dalam dan diharapkan bisa mendorong siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau High Order Thinking Skill (Kemendikbud, 2017). Upaya untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi sangat penting, tidak hanya meningkatkan
8
nilai kemampuan mata pelajaran siswa Indonesia di tingkat global, tetapi lebih pada
mempersiapkan siswa ketika telah lulus dari sekolah dan menjadi bagian dari masyarakat
baik lokal maupun global (Facione, 2015).
4. PENUTUP
4.1. Simpulan
Profil soal ujian nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016
berdasarkan perspektif Higher Order Thinking Skill (HOTS) menunjukkan soal
masih rendah.
4.2. Saran
1) Masih rendahnya soal tingkat Higher Order Thingking Skill (HOTS) yang
terdapat pada soal UN IPA SMP tahun ajaran 2015-2016 yang diteliti dan
diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan untuk
memperbaiki mutu pendidikan nasional pada masa yang akan datang
2) Perbaikan mutu pendidikan nasional dapat ditinjau dari pengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa dalam proses pembelajaran
maupun evaluasi yang perlu dijadikan perhatian penting bagi seluruh aspek yang
bersangkutan.
PERSANTUNAN
Terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga, dosen pembimbing, dosen FKIP
biologi, dan teman- teman semua yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta
doa untuk penelitian dan penulisan artikel ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, F. 2015. Perubahan Kebijakan Ujian Nasional (Studi Pelaksanaan Ujian Nasional
2015). Aspirasi 6 (2) :189-202.
Aliati, dan M. Ibrahim. 2013. Kualitas Tes Ujian Nasional Matematika Siswa SMP Negeri
DiKabupaten Buton Utara Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika1 (1) : 1-10.
Arti, E. P. N. 2015. Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS
(Higher Order Thinking) Di Sma Negeri 1 Wonosari Klaten. Skripsi. Surakarta:
FKIP Biologi UMS.
9
Bakry, Md. Nor Bakar, Firdaus. 2013. Kemahiran Berpikir Aras Tinggi di Kalangan Guru
Matematik Sekolah Menengah Pertama di Kota Makassar. International Seminar
on Quality and Affordable Education (ISQAE 2013). Universiti Teknologi
Malaysia : 172-175.
Dempster, E. R. 2012. Comparison Of Exit-Level Examinations In Four African Countries. J
Soc Scie 33 (1) : 55-77.
Facione, P.A. (2015). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Hermosa Beach:
Measured Reasons LLC.
Gentari, F. A. 2016. Identifikasi Soal Tes UTS Dan UAS Mata Pelajaran Biologi
Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Anderson. Skripsi. Universitas Lampung.
Lampung.
Kemendikbud. 2017. Mengenai TIMMS. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan
Pengembangan. http://www.acdpindonesia.org/wpconten /uploads/2017/01/TIMSS-
infographic.pdf. 12 April 2017 (10.:32).
Kemendikbud. 2017. Apa Itu PISA. Pusat Penilaian Badan Penelitian Dan Pengembangan.
http://www.acdp-indonesia.org/wpcontent/uploads/2016 /12/Pisa-infographic5.
pdf. 12 April 2017 (11:13).
Kemendikbud. 2017. Ujian Berbasis Komputer (UBK) 2016/2017. http://ubk.
kemdikbud.go.id/. 4 Mei 2017 (13.40).
Kemendikbud. 2017. Soal UN 2018 Sebagian Besar Masih Berupa Pilihan Ganda.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/soal-un-2018sebagian-besar-
masih-berupa-pilihan-ganda. 5 Oktober 2017 (19.30).
Lailly, N. Rochmah, dan A. Widi Wisudawati. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013.
Kaunia XI (1) : 27-39.
Lan, W. H., C. L. Chern. 2010. Using Revised Bloom’s Taxonomy to Analyze Reading
Comprehension Questions on the SAET and DRET. Contemporary Education
Research Quarterly 18 (3): 165-206
Ramadhan, D. dan Wasis. 2013. Analisis Perbandingan Level Kognitif dan Keterampilan
Proses Sains dalam Standar Isi (SI), Soal Ujian Nasional (UN), Soal (Trends In
International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Soal Programme For
International Student Assessment (PISA). Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02 (1)
: 20 -25.
Ramos, J. L. S., Bretel B. D., & Brenda B. V. 2013. Higher Order Thinking Skills and
Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis.
International Journal Of Innovative Interdisciplinary Research (4): 48-60.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
10
Syahida, A., dan D. Irwandi. 2015. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal
Ujian Nasional Kimia. Edusains VII (01): 78-87.
Thompson, T. 2008. Mathematics Teachers’ Interpretation of Higher-Order Thinking in
Bloom’s Taxonomy. International Electronic Journal of Mathematics Education
3(2) : 96-109.