i
i
PENGARUH ASAL JURUSAN DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TESIS
Disusun untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
Eva Nurhidayati
S 541208024
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
PENGARUH ASAL JURUSAN DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TESIS
Disusun Oleh:
Eva Nurhidayati
S 541208024
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM. M. Kes, PAK...................... ............
Pembimbing IIDr.Hari Wujoso, dr, Sp. F, MM ...................... ............
Telahdinyatakanmemenuhisyarat
Padatanggal .......Agustus 2014
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
MinatUtamaPendidikanProfesiKesehatan
Program Pascasarjana UNS
Dr. dr. HariWujoso, Sp.F. MM
NIP.196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
PENGARUH ASAL JURUSAN DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TESIS
Oleh:
Eva Nurhidayati
S 541208024
Jabatan
Nama TandaTangan Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Mulyoto, MPd
NIP. –
----------------- Agustus2014
Sekretaris
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP.19661081990032001
-----------------
Agustus 2014
Pembimbing I
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M. Kes, PAK
NIP.194803131976101001
---------------
Agustus 2014
Pembimbing II
Dr. dr. HariWujoso, Sp.F. MM
NIP.196210221995031001
---------------
Agustus 2014
Telahdipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
PadatanggalAgustus 2014
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
MinatUtamaPendidikanProfesiKesehatan
Progam Pascasarjana UNS
Dr. dr. HariWujoso, Sp.F. MM
NIP.196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
v
Eva Nurhidayati, Pengaruh Asal Jurusan Dan Kompetensi DosenTerhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep.
TESIS. Didik Tamtomo, Hari Wujoso. [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang : Permasalahan utama yang dihadapi dunia pendidikan
dewasa ini adalah rendahnya pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Asal
jurusan mahasiswa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar. Selain itu kompetensi dosen juga merupakan
faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian prestasi belajar.
Metode penelitian : desain penelitian yang digunakan adalah analitik
korelasional dengan rancangan cross-sectional. Responden dalam penelitian
ini adalah mahasiswa semester III Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja tahun 2013-2014 sebanyak 52 mahasiswa. Alat pengumpulan data
berupa kuesioner. Analisis data menggunakan uji Regresi linier berganda.
Hasil : hasil dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh asal jurusan
mahasiswa dan kompetensi dosen terhadap prestasi belajar dengan nilai t
hitungnya lebih besar dari t tabel (3,642> 2,920). Terdapat pengaruh antara
asal jurusan mahasiswa terhadap prestasi belajar dengan nilai probability
menunjukkan nilai lebih kecil dari nilai α yang diharapkan (ρ < 0,05).
terdapat pengaruh antara kompetensi dosen terhadap prestasi belajar dengan
nilai probability menunjukkan nilai lebih kecil dari nilai α yang diharapkan
(ρ < 0,05). Ada Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa Dan Kompetensi Dosen
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja Sumenep dengan nilai probability menunjukkan nilai lebih kecil
dari nilai α yang diharapkan ( ρ< 0,05)
Kesimpulan : Ada Pengaruh Asal Jurusan Dan Kompetensi Dosen
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja Sumenep.
Kata Kunci : Asal Jurusan, Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
vi
Eva Nurhidayati, The Influence Of Student’s Origin Majors And Lecturer’s
Competence Toward Education Achievement On University Student In D-Iii
Faculty Of Midwifery Wiraraja University. TESIS. Didik Tamtomo, Hari
Wujoso. [email protected]
ABSTRACTION
BACKGROUND OF STUDY: Main problem faces education world nowadays is
the low level on University Student’s achievement. Origin major of the Student is
one of the factors which influence on the educational achievement beside
lecturer’s competence.
RESEARCH METHODOLOGY: Research design use in this research is Cross
sectional as correlational analytic. While respondents population are 52 taken
from third semester students in D-III Faculty Of Midwifery Wiraraja University
year 2013 – 2014. And instrument use to collect data is in form of Questioner.
Further, the data is analyzed by using Double Linier Regression test.
RESULT OF THE RESEARCH: Result of this research is known that there is
significant influence between student’s origin major and the lecturer’s competence
toward University student’s education achievement by t amount is more than t
table on 3,642 > 2,920. So there is influence between origin major toward student
achievement with the probability less than expectation α on ρ < 0,05. Also there
is influence between lecturer’s competence toward University student’s education
achievement with the probability less than expectation α on ρ < 0,05.
CONCLUSION: From the research it is concluded that there is influence
between student’s origin majors and lecturer’s competence toward education
achievement on university student in D-III Faculty Of Midwifery Wiraraja
University.
KEYWORD : origin majors, lecturer’s competence, educational achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan
judul“Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa Dan Kompetensi Dosen Terhadap
Prestasi Belajar Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep”. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman penuh ilmu dan
teknologi seperti sekarang ini.
Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh ProgramPascasarjana Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Hari Wujoso, dr. Sp.F, M.M selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan dan selaku pembimbing II
yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan kepada penulis
dalampenyusunan tesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
viii
4. Ari Natalia Probandari, dr. M.P.H, Ph.D, selaku Sekretaris Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan.
5. Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
6. dr. S. Susianto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
Sumenep yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.
7. Semuaresponden penelitian di Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep, atas kerjasamanya dan kesediaannya menjadi
responden penelitian.
8. Almarhum Bapak, Ibunda tercinta dan suami tercinta serta semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis
ini, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Sumenep, Agustus 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Kajian Teori .................................................................................. 7
1. Konsep Asal Jurusan Mahasiswa ......................................... 7
a. Konsep IPS .............................................................................. 7
b. Konsep IPA ............................................................................. 9
2. Konsep Prestasi Belajar ....................................................... 11
a. Pengertian Prestasi .................................................................. 11
b. Pengertian Belajar ................................................................... 12
c. Prestasi Belajar ........................................................................ 13
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ................ 14
e. Sistem evaluasi perkuliahan .................................................... 23
3. Konsep Kompetensi ............................................................. 31
a. Karakteristrik dan unsur kompetensi .................................... 32
b. Kompetensi dosen ................................................................ 38
c. Faktor yang mempengaruhi kompetensi Dosen DIII Keidanan 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
x
B. Relevansi Penelitian.................. ................................................... 68
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 69
D. Hipotesis ....................................................................................... 70
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 70
A. Tempat dan Waktu ................................................................................. 70
B. Jenis Penelitian .............................................................................. 70
C. Populasi dan sampel ...................................................................... 70
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 71
E. Tehnik dan Instrumen Untuk Mengumpulkan Data ...................... 72
F. Pengolahan Data ............................................................................ 73
G. Uji Validitas dan Reabilitas........................................................... 74
H. Tehnik Analisa Data ...................................................................... 76
I. Etika Penelitian ............................................................................. 77
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................79
A. Deskripsi Daerah Penelitian ................................................................... 79
B. Deskripsi Hasil Data Penelitian ............................................................. 79
C. Uji Hipotesis ........................................................................................... 82
D. Pembahasan .......................................................................................... 85
BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................90
A. Kesimpulan ............................................................................................ 90
B. Implikasi ................................................................................................. 90
C. Saran ....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
xi
DAFTAR SINGKATAN
IPA : Ilmu Pengetahuan Alam
IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial
IPK : Indeks Prestasi Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan didirikannya negara ini dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kehidupan bangsa yang cerdas hanya bisa dicapai melalui sistem pendidikan
yang baik dengan melakukan upa-upaya pendidikan untuk mencapai tujuan
dan cita-cita yang luhur itu. Untuk lebih mudah mencapai tujuan negara
tersebut, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU No. 20
tahun 2003).
Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melaui
pendidikan menekankan pembentukan sumber daya manusia yang memiliki
etos kerja yang tinggi, produktif, profesional dan manpu menguasai serta
memanfaatkan ilmu pengetahuan.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan utama dalam proses
pembelajaran. Mahasiswa kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep berasal
dari macam-macam jurusan, diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dimana masing-masing
mempunyai kompetensi yang berbeda, Hal ini akan mempengaruhi
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
mahasiswa dalam mendalami materi perkuliahan dan prestasi belajar
(Dokumentasi Wiraraja 2013).
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan dan sikap. Dan belajar juga merupakan aktifitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya
melalui pelatihan-pelatihan atau pengalamanpengalaman. Kemampuan
manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya (Baharuddin, 2008).
Dari data Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) mahasiswa semester II
Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja 2013 ditemukan pencapaian
prestasi belajar pada mahasiswa semester II, dimana dari 60 mahasiswa
angkatan 2012 - 2013, hanya 30 % yang mendapat Indeks Prestasi Mahasiswa
(IPK) 2,76 sampai 3,50 . Sedangkan 66,67% mahasiswa mendapat Indeks
Prestasi Mahasiswa (IPK) 2,00 sampai 2,75 dan 3,33% mahasiswa mendapat
IPK < 2,00. Setelah dilihat lebih jauh, rendahnya Indeks Prestasi Mahasiswa
(IPK) mahasiswa angkatan 2012 dan 2013 ternyata tidak hanya terjadi pada
semester ini saja, namun nilai Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) juga terjadi
pada semester sebelumnya. Kondisi tersebut merupakan sebuah koreksi bagi
seorang dosen sebagai seorang pendidik karena dengan rendahnya pencapaian
prestasi belajar mahasiswa semester III memcerminkan suatu proses
pendidikan dan pembelajaran yang gagal.
Hal yang menimbulkan masalah adalah tentang tingkat penguasaan
teori mahasiswa yang notabene berasal dari beragam reportoar kognitif dan
jurusan pendidikan sebelumnya. Perbedaan tersebut tampak pada input
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Sebagian dari
mereka berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), sebagian lagi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal
itu berdampak pada perbedaan tingkat intelegensi atau daya serap materi dan
motivasi berprestasi mereka sehingga memengaruhi prestasi belajar mereka,
(Fitria, 2009).
Berkaitan dengan pretasi belajar, Imran (1996) menyatakan dalam
bukunya bahwa tingginya motivasi berprestasi berhubungan dengan tingginya
pretasi belajar. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar
peranannya terhadap pretasi belajar. Motivasi dapat menumbuhkan minat
belajar, begitu pula kwalitas dosen pengajar yang kompeten sesuai dengan
bidangnya sangat memberikan konstribusi aktif dalam menumbuhkan
semangat motivasi masiswa untuk menggapai prestasi belajar.
Menurut Surya dalam Ridwan (2006), Dosen berfungsi sebagai
mitivator mahasiswa, harus mampu untuk (1) membangkitkan dorongan
mahasiswa untuk belajar, (2) menjelaskan secara konkrit kepada mahasiswa
tentang tujuan akhir yang harus dicapai setelah pembelajaran, (3)
memberikan reward untuk pretasi yang dapat dicapai dikemudian hari dan (4)
membuat regulasi atau aturan perilaku mahasiswa yang diharapkan. Dalam
proses belajar mengajar di perguruan tinggi sekalipun, motivasi para
mahasiswa sangatlah penting, karena hasil belajar mahasiswa akan menjadi
optimal jika ada motivasi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hawlwy (Ridwan, 2006) yang menyatakan bahwa para mahasiswa yang
memiliki motivasi yang tinggi, belajar lebih baik dibandingkan dengan para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Untuk tetap memelihara motivasi
demi mencapai prestasi mahasiswa perilaku dosen menjadi penting
diperhatikan saat terjadi proses belajar mengajar.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitan tentang “Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa dan Kompetensi
Dosen Terhadap Prestasi belajar Mahasiswa di Prodi Kebidanan Universitas
Wiraraja Sumenep.
B. Rumusan Masalah
Asal jurusam Mahasiswa Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
dan kompetensi dosen merupakan stimulan yang dapat berpengaruh terhadap
prestasi mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Asal Jurusan
Mahasiswa Dan Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Kebidanan
Universitas Wiraraja Sumenep?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk menganalisis Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa dan
Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi belajar Mahasiswa di Prodi
Kebidanan universitas Wiraraja Sumenep.
b. Tujuan Khusus
1. Menganalisis Pengaruh asal jurusan mahasiswa IPA dan IPS
terhadap prestasi belajar mahasiswa kebidanan Universitas Wiraraja
Sumenep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
2. Menganalisis Pengaruh kompetensi dosen terhadap prestasi belajar
mahasiswa Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
3. Menganalisis pengaruh asal jurusan mahasiswa dan kompetensi
dosen terhadap prestasi belajar kebidanan Universitas Wiraraja
Sumenep.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian
tentang Pengaruh asal jurusan mahasiswa Dan Kompetensi Dosen Terhadap
Prestasi Belajar Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Dapat mengetahui ada pengaruh atau tidak ada pengaruh asal jurusan
mahasiswa Dan Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar
Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dosen, Pembantu
Direktur Bidang Akademik, dan Direktur Akademi Kebidanan
Universitas Wiraraja Sumenep guna perbaikan dan peningkatan dalam
seleksi penerimaan Mahasiswa baru, serta kepada dosen tidak hanya
bertugas sebagai pengajar, dalam arti hanya menyampaikan ilmu atau
bahan ajar tanpa memperhatikan kelebihan atau kekurangan yang
dialami oleh Mahasiswa karena ada perbedaan asal jurusan Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
b. Dari hasil penelitian ini hendaknya dosen dipacu untuk menerapkan
tugasnya sebagai pendidik sekaigus pembimbing agar masalah-masalah
yang dihadapi oleh mahasiswa dapat diatasi, dengan atau tanpa bantuan
dosen sehinggan hasil PMB akan menhadi optimal sesuai dengan
kemampuan mahasiswa.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi yayasan atau Manajemen Prodi
Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep dalam proses penerimaan
Mahasiswa baru terutama dalam status asal jurusan calon Mahasiswa
baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Asal Jurusan Mahasiswa
Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati
bahwa penjurusan di SMU telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu
tahun 1945 sampai sekarang, yang dipilah menjadi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Pergantian
kurikulum dari tahun ke tahun, mulai dari kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, 1994, sampai dengan yang terakhir yaitu kurikulum 2004,
tetap memberlakukan penjurusan sebagai bagian integral untuk mencapai
tujuan pendidikan yakni mewujudkan potensi anak sesuai dengan
kemampuannya pada masing- masing gugus ilmu pengetahuan.
a. Pengertian IPS
Rumusan tentang pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) telah
banyak dikemukakan oleh para ahli Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau
social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan
social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies.
Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan
kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan,
dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah
perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan
ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan
materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA). Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan
tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas
menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi
sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan
fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang
studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal
yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga
benarbenar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya
harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah
terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-
sekolah. Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan
tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek
praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang
pendidikan masingmasing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah
atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan
negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.
Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati
masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat
manusia. Dengan bertolak dari uraian di depan, kegiatan belajar mengajar
IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu
sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada
lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan
bagaimana bidang studi IPS itu.
b. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut
Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku
secara universal”.
Menurut Abdullah (2007:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait
antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus di sempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan
objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup,
energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan
sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada
apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada
sapek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari
gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak
hidup yang ada di alam.
Dari uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka
pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk
tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari (2008), merupakan “usaha untuk
menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses
IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi
materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.
Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu
pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis
melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat
produktif”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
IPA merupakan suatu usha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap
gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk
membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat
memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
2. Pretasi Belajar Siswa
a. Pengertian Prestasi
Menurut pendapat (Syaiful Bahri Djamarah: 2012) tentang
pengertian prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan.
Aadesanjaya (2012), “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun
secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu”.
Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang
dapat dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu. Prestasi didapat dari kerja keras dan keuletan.
b. Pengertian Belajar
M. Dalyono (2005: 49) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam
diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”. Menurut W. S.
Winkel (2004: 59) “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas”.
Santrock dan Yussen (dalam Sugihartono, dkk., 2007: 74)
mendefinisikan belajar “sebagai perubahan yang relatif permanen
karena adanya pengalaman”. Pengertian belajar dikemukakan oleh
Slameto (2010: 2) yakni “belajar adalah suatu proses usaha yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2007: 84)
“belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu perintah”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang relatif bersifat
permanen yang berasal dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
c. Prestasi Belajar
Muhibbin Syah (2011: 141), ”prestasi belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program”. Prestasi belajar yang dicapai siswa adalah sesuai kriteria
yang telah ditetapkan. Prestasi belajar ini digunakan untuk menilai hasil
pembelajaran para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu.
“Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik” (Nana Syaodih
2003: 102-103). Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam
mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka
atau huruf. Sedangkan Oemar Hamalik (2005: 159) mengartikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
“prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan
tingkah laku siswa”.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum, menurut Toto Ruhimat, dkk (2011), hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal yaitu
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor
internal adalah:
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan meliputi:
a) Faktor intelektual terdiri atas:
1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
2) Fakor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian
diri, emosional, dan sebagainya.
c) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal adalah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Faktor lingkungan keluarga
b) Faktor lingkungan sekolah.
c) Faktor lingkungan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
d) Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan danteknologi,
kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,iklim, dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Menurut Nana Sudjana (2005: 39), “hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor
yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor
dari luar diri siswa adalah lingkungan belajar, yang paling dominan
salah satunya adalah kualitas pengajaran.
Menurut Djaali H (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu:
1. Faktor Dari Dalam Diri
a. Kesehatan, apabila kesehatan sering terganggu dengan sering sakit
kepala, pilek, demam dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat tidak
bergairah untuk mau belajar, secara psikologi, gangguan pikirandan
perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar
b. Intlegensi, faktor intlegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence,
intlegensi memiliki tuju dimensi yang semiotonom, yaitulinguistik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
musik, matematik logis, visual spesial, kinestik fisik, sosial interpersonal
dan intrapersonal
c. Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam
belajar akan mengakibatkan proses berlajar lebih mudah dilakukan,
motivasi merupakan dorongan agar mau melakukan sesuatu, motivasi
bisa berasal dari dalam diri ataupun daluar lingkungan.
d. Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar,
bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajarm tempat sert
fasilitas belajar.
2. Faktor Dari Lingkungan
a. Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak.
Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orang
tua dan suadara, bimbingan orang tua, dukungan orang tua, sengat
mempengaruhi prestasi belajar.
b. Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi
teman sejolah, rasio jumlah murid perkelas, juga mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar.
c. Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyrakat yang
berpendidikan dan moran yang baik, hal ini dapat esbagai pemicu untuk
lebih giat belajar.
d. Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas
daniklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2007), faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Faktor psikis (jasmani), kondisi umum jasmani dan tegangan otot
yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak
dalam mengikuti pelajaran, begitu pula sebaliknya.
b. Faktor psikologis (kejiwaan), faktor yang termasuk aspek
psikologi yang dapat mempengaruhi hasil belajar : intlegensi,
sikap, bakat, minat dan motivasi.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti guru atau
dosen, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi belajar seseorang.
b. Lingkungan non-sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan
non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu bwlajar yang digunakan.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal sebagai mana
dijelaskan diatas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh
terhadap taraf keberhasilan peroses belajar tersebut. Cara guru dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
orang tua dalam mendidik anak juga berpengaruh besar terhadap
minat belajar seseorang.
Menurut Muhibbin Syah (2008), faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah:
1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa/pelajar) yaitu keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa atau pelajar.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa/pelajar) yaitu lingkungan
siswa.
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa atau pelajar
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.
Menurut Sumadi Suryabrata (2000), secara garis besar faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar dan prestasi dapat digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :
1. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa/pelajar
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan panca indera:
1). Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa/pelajar perlu memperhatikan
dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
menjadi penghalang bagi pelajar dalam menyelesaikan studinya. Dalam
upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa/pelajar perlu memperhatikan
pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam
tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat
meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2). Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu
berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini diantara
panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata
dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari
oleh manusia dipelajri melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan
demikian, seorang pelajar yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat
mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran sehingga
pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya disekolah atau
akademik.
b. Faktor Psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa, antara lain adalah :
1. Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan
yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Hakikat
inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan
sesuai tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
intelensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang siswa, dimana
siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang
memiliki taraf inteligensi yang rendah diprkirakan juga akan memiliki
prestasi yang rendah. Namun bukanlah sustu suatu yang tidak mungkin jika
siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi,
juga sebaliknya.
2. Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan
faktor yang dapat menghambat siswa dalam menampilkan prestasi
belajarnya.
3. Motivasi
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas ialah dalam gairah atau semangat belajar, siswa yang
termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.
2. Faktor Ekternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa/ pelajar, ada
hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
yang akan diraih, antara lain adalah:
a. Faktor lingkungan keluarga
1). Sosial Ekonomi Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan
mendapatkan fasilitas belajar lebih baik, mulai dari buku, alat tulis
hingga pemilihan sekolah
2). Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung
lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-
anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan
yang lebih rendah.
3). Perhatian Orang tua dan suasana hubungan antara anggota
keluarga.
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemicu semangat berprestasi
bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa
pujian atau nasihat; namun secara tidak langsung, seperti hubungan
keluarga yang harmonis.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
1). Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP, LCD akan
membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk
ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar.
2). Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi,
kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari
para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang siswa merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik disekolah terpenuhi,
misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang
berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingintahunya, hubungan dengan
guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan
memperoleh iklim belajar yang menyenagkan, dengan demikian, ia akan
terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
3). Kurikulum dan metode mengajarnya
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut.
Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk
menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
1). Sosial Budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguahan pendidik dan peserta didik. Masyarakat
yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan
anaknya kes ekolah dan denderung memandang rendah pekerjaan guru
dan atau pengajar.
2). Partisipasi Terhadap Pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan
pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyrakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan
berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengatahuan.
d. Pengukuran Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
Dalam dunia oendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang
tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar
dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai prestasi belajar bidang
akademik disekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang
disebut dengan rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauhmana prestasi
belajar seseorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam
suatu mata pelajaran. Didukung oleh pendapat Sumadi Suryabrata,
bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru
mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridny selama masa
tertentu.
e. Sistem Evaluasi Perkuliahan
a. Jenis Evaluasi
Evaluasi mata kuliah dilakukan melalui Ujian Tengah Semester,
Ujian Akhir Semester dan Penulisan Tugas Akademik.
1). Ujian Tengah Semester
Pelaksanaan Ujian Tengah Semester diadakan pada pertemuan minggu
ke VIII.
2). Ujian Akhir Semester
Pelaksanaan Ujian Akhir Semester diadakan pada pertemuan minggu
XVI.
3). Penulisan Tugas Akademik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
Penulisan tugas akademik dapat berupa Kajian Kepustakaan, Komentar,
Kritik, Resensi Buku, Laporan Studi Lapangan, Studi Kasus, dan
Makalah. Setiap mahasiswa diwajibkan menulis tugas akademik
sebanyak dua atau tiga sesuai dengan ketentuan mata kuliah masing-
masing.
b. Persyaratan Mengikuti Ujian
1). Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian adalah mereka yang
mengikuti perkuliahan minimal 70 % dari jumlah tatap muka yang
terselenggarakan.
2). Pada saat pelaksanaan Ujian, mahasiswa harus dapat menunjukkan
Kartu Mahasiswa dan KSM.
c. Penilaian
1). Komponen dan Pembobotan
Komponen nilai akhir, terdiri dari:
1. Makalah atau tugas harian 60-70 %
2. UAS bobot 30 – 40 %
2). Pemberian Nilai
Nilai final dinyatakan dengan angka dan huruf yang merupakan jumlah
nilai dibagi seluruh komponen seperti tersebut di atas.
d. Penyerahan Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
Dosen diharapkan menyerahkan nilai ujian paling lambat sepuluh hari
setelah mata kuliah tersbut diujikan.
e. Pemberitahuan Nilai
Nilai Ujian Akhir Semester diumumkan dua minggu setelah
pelaksanaan ujian mata kuliah yang bersangkutan.
f. Kartu Hasil Studi (KHS)
KHS adalah hasil evaluasi belajar mahasiswa dalam satu
semester dan menunjukkan Indeks Prestasi Mahasiswa yang
bersangkutan dan sebagai dasar pengambilan jumlah SKS pada semester
berikutnya. Penyerahan KHS dilaksanakan tiga minggu setelah Ujian
Akhir Semester dilaksanakan.
g. Transkrip Nilai
Transkrip nilai adalah hasil evaluasi belajar mahasiswa untuk
keseluruhan mata kuliah yang telah ditempuh dan menunjukkan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK). Mata kuliah dengan nilai D dan E boleh tidak
diperhitungkan pada transkrip nilai sejauh bukan termasuk mata kuliah
yang diwajibkan dan sisa kreditnya masih di atas 154 SKS. Transkrip
nilai diberikan kepada mahasiswa untuk keperluan pengajuan judul dan
ujian skripsi.
h. Indeks Prestasi (IP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh
mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi
dibedakan menjadi IP semester dan IP Kumulatif.
IP semester adalah IP yang perhitungannya berdasarkan mata kuliah-
mata kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah IP yang perhitungannya
berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh.
Cara Menghitung IP dan IPK
Perhitungan IP :
Maksud dari rumus tersebut adalah bahwa Indeks Prestasi (IP)
merupakan angka rata-rata yang diperoleh dari perhitungan yaitu :
"Jumlah perkalian nilai mata kuliah yang dicapai (N) dengan SKS yang
ditempuh (K) dibagi dengan jumlah SKS yang diambil (K)". (Alimudin,
2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
3. Sistem Evaluasi di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep.
a. Penyelenggaraan Tekhnis Pendidikan di di Prodi D III Kebidanan
fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.
Kurikulum di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Wiraraja Sumenep.disusun berdasarkan kajian kompetensi yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan, industri dan
masyarakat pada saat ini dan masa mendatang serta memperhatikan
standar yang dituntut oleh profesi.
b. Proses Belajar Mengajar
Penyelenggaraan program pendidikan di Prodi D III Kebidanan
fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep mengacu pada
Sistem Kredit Semester (SKS) yang dimodifikasi dengan sistem paket
dan mewajibkan semua mahasiswa menempuh seluruh mata kuliah
yang disajikan pada semester itu atau yang diprogramkan. Sistem
Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk
menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman
belajar, dan beban penyelenggaraan program.
c. Beban dan Masa Studi
Beban studi Program DIII Kesehatan sekurang- kurangnya 110
sks dan sebanyak- banyaknya 120 sks dengan masa pendidikan sekurang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
kurangnya 6 semester atau 3 tahun, selambat- lambatnya 10 semester
atau 5 tahun. Pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester
melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2
jam praktikum atau 4 jam kerja lapangan, yang masing- masing diiringi
oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan
mandiri. Yang dimaksud 1 jam adalah 50 menit. Jadwal kuliah diatur
oleh masing- masing jurusan atau prodi berdasarkan kalender akademik
yang berlaku.
d. Evaluasi Hasil Belajar
Untuk menilai kemampuan akademik mahasiswa dilakukan
evaluasi meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
1). Jenis Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa jenis
evaluasi dibawah ini:
a). Ujian tulis, ujian praktek.
b). Tugas
d). Makalah
e). Seminar
f). Ujian tahap dilaksanakan setiap akhir semester genap yaitu Ujian
Tahap I, II, dan III
2). Sistem Penilaian Hasil Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
Cara penilaian yang digunakan adalah PAP (Penilaian Acuan Patokan)
dan nilai hasil belajar berupa nilai absolut atau nilai angka. Nilai absolut
adalah nilai angka untuk masing- masing mata kuliah hasil dari beberapa
evaluasi mata kuliah yang bersangkutan.
Nilai absolut ditentukan dengan rumus:
NA =
i
i
f
xf .
Keterangan :
NA = Nilai akhir
fxi = bobot ke i
fi = nilai ke i
Nilai absolut/ nilai angka dari suatu mata kuliah ini dikonversikan ke skala
nilai, kemudian kenilai mutu (AM) dan selanjutnya diberi huruf mutu (HM)
dengan peringkat sebagai berikut:
Tabel: Konversi Nilai
Angka Absolut Angka Mutu Huruf Mutu
80< x ≤100 4 A
75< x ≤80 3,5 B+
68< x ≤75 3 B
59< x ≤68 2,5 C+
50< x ≤59 2 C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
40< x ≤50 1 D
0< x ≤40 0 E
Sumber : Buku Panduan Akademik FIK Universitas Wirarja Sumenep
3). Pencapaian Prestasi Semester
Indek Prestasi atau IP semester pada sistem SKS adalah nilai dari
gabungan mata kuliah yang dicapai oleh mahasiswa pada semester yang
bersangkutan, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
IPs=
semesterdalamSKS
MKSKSxAM
1
Keterangan :
AM = Jumlah sks mata kuliah pada semester x angka mutu
SKS = Jumlah sks pada semester tersebut
b). Evaluasi Akhir Studi (Indeks Prestasi Kumulatif/ IPK)
Evaluasi akhir studi merupakan evaluasi dari nilai semester I sampai
semester IV atau Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yaitu prestasi yang dicapai
mahasiswa dari seluruh program kuliah yang telah ditempuh. Mahasiswa
dinyatakan lulus pada akhir studi bila mencapai nilai IPK minimal 2,00.
c). Evaluasi Akhir Program dan Predikat Kelulusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
Untuk menentukan predikat kelulusan didasarkan pada nilai IPK dan
IPK Ujian Akhir diperoleh dari IP Semester 1 sampai dengan semester 6/
total SKS. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat, yaitu: memuaskan,
sangat memuaskan dan dengan pujian. Dasar penentuan predikat kelulusan
sesuai dengan SK. Mendiknas nomor 232/U/2000 adalah sebagai berikut:
a). IPap 2,00 - < 2,76 : Memuaskan
b). IPap 2,76 - <3,51 : Sangat Memuaskan
c). IPap 3,51- 4,00 : Dengan Pujian.
Keterangan :
IPap : Indeks Prestasi Akhir Program
3. Konsep Kompetensi
"Kompetensi" merupakan istilah kunci dalam penelitian ini. Kata
"kompetensi" berasal dari bahasa Inggris competence, yang berarti kemampuan,
keahlian, wewenang dan kekuasaan. Hornby (1982 : 172) mengartikan
competence sebagai person having ability, power, authority, skill, knowledge to
do what is needed.. Bertolak dari pengertian ini maka kompetensi dapat diberi
makna, orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewenangan, keterampilan,
pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu.
Hari Suderadjat (2004) memberikan rambu-rambu tentang makna
kompetensi. Secara umum, kompetensi diartikan sebagai pemilikan pengetahuan
(konsep dasar keilmuan), ketrampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan di lapangan, dan nilai-nilai serta sikap. Lebih spesifik lagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
menurut Kepmendiknas 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu.
1. Karakteristik dan Unsur Kompetensi
Dengan menyimak makna kompetensi tersebut di atas, maka dapat
dimaklumi jika kompetensi itu dipandang sebagai pilarnya kinerja dari suatu
profesi. Hal itu mengandung implikasi bahwa seorang professional yang
kompeten itu harus dapat menunjukkan karakteristik utamanya, antara lain:
a. Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional. Dalam arti,
ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang
dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam
membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang
dikerjakannya.
b. Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah,
hipotesis dan generalisasi, data dan informasi, dan sebagainya) tentang
seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya.
c. Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik,
prosedur dan mekanisme, sarana dan instrumen, dan sebagainya) tentang
cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjaannya.
d. Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standars) tentang
ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yang dapat
ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang
dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
e. Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan
tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan
minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin
(profesiencies).
f. Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan
perangkat kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat
didemonstrasikan (observable) dan teruji (measurable), sehingga
memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang (certifiable).
(Syahidin, 2008 :5-6)
Menurut Johnson (1974) pada setiap kompetensi itu pada dasarnya
terdapat enam unsur, yaitu:
a. Performance component, yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang
nampak sesuai dengan bidang keprofesiannya (dalam hal ini teaching),
b. Subject component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/substansi
pengetahuan yang relevan dengan bidang keprofesiannya sebagai prasyarat
(enabling competencies) bagi penampilan komponen kinerjanya,
c. Professional component, yaitu unsur kemampuan penguasaan substansi
pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang keprofesiannya
sebagai prasyarat bagi penampilan kinerjanya,
d. Process component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses
mental (intelectual) mencakup proses berfikir (logis, kritis, rasional, aktif)
dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan sebagainya, sebagai
prasyarat bagi penampilan kinerjanya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
e. Adjustment component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan
penyesuaian diri berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dengan tugas
penampilan kinerjanya,
f. Attitudes component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian
pelaku sebagai prasyarat yang fundamental bagi keseluruhan perangkat
komponen kompetensi lainnya bagi terwujudnya komponen penampilan
kinerja keprofesiannya.
Titik Sumarti (2008), menyebutkan bahwa berdasarkan Kepmendiknas
no. 232/U/2000, kompetensi dibangun berdasarkan empat pilar pendidikan
yaitu :
a. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian (to know),
b. Kemampuan penguasaan ilmu dan keterampilan ( know how and know
why), dan kemampuan berkarya ( know to do)
c. Kemampuan mensikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat
mandiri, menilai dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab (To
be).
d. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling menghormati dan
menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live together).
Dalam memahami standar kompetensi guru, menurut Udin Saud dkk
(2008), perlu diperhatikan sosok dari core competency yang ditelusuri dari dua
sisi. Sisi pertama adalah pengupayaan beranjaknya profil kompetensi guru dari
nuansa content transmission di satu pihak menjadi kepada yang lebih
berorientasi kepada pembentukan profil kompetensi secara utuh sehingga lebih
berpeluang memfasilitasi pembentukan profil kompetensi yang dituntut untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
menggelar berbagai kegiatan pembelajaran yang mendidik di pihak lain.
Dengan kata lain, sepintas penggunaan label knowledge (pengetahuan) untuk
ketiga pilahan ini memang mengesankan kesejajaran sehingga cukup
ditansmisikan saja sebagai informasi yang merupakan ciri khas pendekatan
content transmission. Namun apabila didalami lebih jauh akan menjadi jelas
bahwa kandungan maknanya berbeda-beda tingkatannya. Sedangkan sisi kedua
yang perlu diperhatikan adalah profil kemampuannya sendiri termasuk tingkat
ke-umum-an (level of generality) yang dapat disepakati. Artinya profil
kemampuan tersebut hendaknya cukup utuh namun cukup ringkas rinciannya
sehingga menampilkan sosok yang menyeluruh (holistic) namun cukup luwes
sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menyesuaikannya ke dalam
berbagai konteks terapan. Dalam membicarakan standar kompetensi guru,
perlu diperhatikan alur pikir berikut. Pertama-tama, apabila pekerjaan guru
memang dikehendaki menjadi pekerjaan professional dalam arti layanan
ahlinya itu mengemban missi sosial - budaya yang teramat penting, maka
penunaian tugas-tugas professional guru itu perlu bertumpu pada 3 pilar yang
sama kokohnya: pilihan nilai (baca: manusia dan masyarakat masa depan yang
dikehendaki), temuan penelitian (baca: berbagai asas dan praktek kependidikan
yang teruji) yang diramu melalui interaksi pendapat ahli (baca: berbagai pra-
kiraan mengenai tujuan dan asas-asas pendidikan beserta berbagai seluk beluk
penyelenggaraannya yang didasarkan atas pertimbangan ahli). Dari berbagai
asumsi landasan program itu, maka pertama, terproyeksikanlah peranan yang
diharapkan (expected role) dari jajaran guru di masyarakat umumnya dan
dalam konteks pelaksanaan tugasnya di sekolah khususnya, dalam melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
dirinya, dalam melihat dunianya. Kerangka pikir inilah yang dinamakan
wawasan kependidikan guru. Dari peranan guru yang diharapkan itu dapat
dijabarkan profil kemampuan guru yang dipersyaratkan, mulai dari sosok yang
lebih bersifat umum (core competency profile) sampai dengan yang lebih rinci
dan operasional.
Beberapa kompetensi yang termasuk ke dalam profil standar kompetensi
guru antara lain:
a. Penguasaan Bidang Studi, menyangkut kemampuan guru dalam menguasai
kurikulum yang berlaku serta pendalaman terhadap disiplin ilmu yang menjadi
tugas pokoknya mengajar dengan memperhatikan karakteristik ilmu yang
dikuasainya untuk kemudian mampu memilih bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum serta bagaimana pemilihan strategi pembelajarannya agar siswa
dapat menyerap ilmu yang diajarkannya.
b. Pemahaman Peserta Didik, menyangkut kemampuan guru dalam memahami
aspek fisik dan psikologis peserta didik sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Hal ini merupakan salah satu hal yang tidak dapat
diabaikan, karena dalam perkembangan pembelajaran peserta didik tidak
diletakkan sebagai obyek didik, tetapi sudah mengarah kepada subyek didik
yang dituntut untuk lebih aktif dan proaktif dalam proses belajarnya. Dengan
memahami peserta didik, guru dapat membantu dalam memilihkan tugas
belajar para peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya, dalam arti
guru dapat melakukan tindakan remedial bagi peserta didik yang perlu
mendapat bantuan dan juga mampu memberikan penguatan kepada peserta
didik yang lebih dari temannya. Lebih jauh guru dapat mengetahui kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
sosial ekonomi peserta didik yang dianggap dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.
c. Penguasaan Pembelajaran yang Mendidik, menyangkut upaya guru dalam
melakukan proses belajar mengajar yang mengarah kepada pendewasaan
peserta didik secara proporsional. Dalam banyak kasus ditemukan bahwa
proses dan hasil belajar ternyata tidak mampu membuat siswa lebih mandiri
akan tetapi membuat mereka tergantung terhadap apa yang diajarkan guru dan
hal ini tentu bukan merupakan model pembelajaran yang mendidik yang telah
dilakukan guru, untuk itu guru dituntut untuk menguasai bagaimana suatu
proses pembelajaran dapat menciptakan kondisi belajar siswa yang lebih
mandiri, aktif dan inovatif.
d. Pengembangan Kepribadian dan Profesionalitas menyangkut upaya guru dalam
meningkatkan kapasitas diri (capacity building) untuk mampu berkompetisi
dengan yang lain di era persaingan yang demikian ketat. Kemampuan guru
dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan untuk terus menempa diri
baik secara pribadi dalam hal mengembangkan nilai-nilai luhur yang agung
sebagai seorang pribadi dengan jati diri seorang guru (suri tauladan), maupun
secara professional dengan terus belajar dari segala sumber sesuai dengan
kapasitasnya serta berusaha mengembangkan kemampuan berpikir aktif, kritis,
dan reflektif sebagai seorang pendidik. Dalam hubungannya dengan tenaga
profesional kependidikan, menurut Raka Joni (1980), kompetensi menunjuk
kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi
spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas- tugas kependidikan. Dikatakan
"perbuatan" karena ia merupakan tingkah laku yang dapat diamati, meskipun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
sebenarnya seringkali terlibat pula proses yang tidak nampak, seperti
klasifikasi dan penilaian informasi atau pengambilan keputusan yang dilakukan
sebelum perbuatan yang menampak dilaksanakan. Ini pulalah yang
menyebabkan bahwa kompetensi profesional itu selalu ditandai oleh
"rasionalitas" karena perbuatan profesional selalu dilakukan dengan kesadaran
penuh akan "mengapa" di samping "bagaimana" perbuatan yang dimaksud
dilaksanakan. Dengan demikian, masih menurut Raka Joni, dapatlah
disimpulkan bahwa istilah kompetensi dipergunakan di dalam dua konteks,
yaitu: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjuk kepada
perbuatan yang bisa diamati, dan kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-
aspek kognitif, afektif dan perbuatan (performance) serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh.
2. Kompetensi Dosen
Dosen dan guru sama-sama sebagai tenaga kependidikan. Dalam
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menjelaskan bahwa kompetensi guru atau dosen adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Di
dalam Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan di
Indonesia disebutkan adanya tiga dimensi kompetensi yang secara tunjang-
menunjang membentuk profil kompetensi profesional tenaga kependidikan,
yaitu: 1) kompetensi pribadi, 2) kompetensi profesional, dan 3) kompetensi
kemasyarakatan. (Raka Joni, 1980 : 11). Ketiga dimensi profesional guru ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
terdapat pula dalam Suharsimi Arikunto (1996). Hanya Suharsimi Arikunto
mengganti istilah kemasyarakatan dengan "sosial".
Menurut Atwi Suparman (2005), seorang dosen hendaknya memiliki
tiga kompetensi yaitu penguasaan bidang ilmu, ketrampilan kurikulum dan
ketrampilan pedagodis (pembelajaran dan pengembangan cara mensikapi
pemahaman materi ajar). Menurut Raka Joni (1980) cara-cara pengelompokan
kompetensi yang lain masih bisa dilakukan. Akan tetapi yang jelas,
pembentukan dan perwujudannya di dalam perbuatan-perbuatan pelaksanaan
tugas terjadi secara kait- mengait dan saling menunjang. Sekarang dimensi
kompetensi guru dan dosen dapat dikatakan sudah tuntas karena Undang-
undang Guru dan Dosen 2005 menyebutkan adanya 4 dimensi kompetensi,
yakni: kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, dan
kompetensi sosial.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik berhubungan dengan tugas-tugas dosen
sebagai tenaga kependidikan. Menurut Depdiknas (2014), pada pokoknya
kompetensi pedagogik ini terlihat dari bagusnya mengajar dan
terkuasainya bahan kuliah oleh mahasiswa. Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi ini berhubungan dengan: (1) kesiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
memberikan kuliah dan/atau praktek/praktikum, (2) keteraturan dan
ketertiban penyelenggaraan perkuliahan, (3) kemampuan menghidupkan
suasana kelas, (4) kejelasan penyampaian materi dan jawaban terhadap
pertanyaan di kelas, (5) pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran,
(6) keanekaragaman cara pengukuran hasil belajar, (7) pemberian umpan
balik terhadap tugas, (8) kesesuaian nilai yang diberikan dengan hasil
belajar. Lebih lanjut Mulyasa (2008: 75) mengemukakan bahwa
kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru atau dosen dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1) Landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/ silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru
dan dosen, secara umum kompetensi pedagogik dosen dapat disarikan
sebagai berikut; 1) Latar belakang pendidikan dan pelatihan pedagogik, 2)
Persiapan perkuliahan, 3) Kedisiplinan dosen menyelenggarakan
perkuliahan, 4) Pengelolaan kelas, 5) Penggunaan media dan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
pembelajaran, 6). Bimbingan mahasiswa, dan 7) Persepsi terhadap
kemampuan mahasiswa dan penilaian prestasi belajar mahasiswa.
1) Latar belakang pendidikan dan pelatihan pedagogik
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang tugas
utamanya mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan-teknologi dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kedudukan dosen
sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat dan
perannya sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta pengabdian kepada masyarakat
dalam kerangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Upaya peningkatan kompetensi dosen dalam hal pembelajaran
selalu menjadi perhatian dari Ditjen Dikti. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa dosen merupakan salah satu komponen yang sangat
berperan dalamproses pembelajaran, dan secara langsung
mempengaruhi peningkatan kualitas belajar mahasiswa.
Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Pengajaran
(PEKERTI) dan Appied Approach (AA) merupakan program pelatihan
yang yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi
profesional dosen dalam memangku jabatan fungsional, terutama
dalam peningkatan ketrampilan pedagogis. Program PEKERTI
ditujukan untuk dosen pemula, agar menguasai konsep-konsep dasar
dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan mengajar yang
memadai. Sementara itu, program AA ditujukan untuk dosen senior
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
agar memiliki wawasan dan ketrampilan untuk mengembangkan
profesinya sebagai dosen, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
kualitas proses belajar dan hasil belajar mahasiswa. Program AA
merupakan kelanjutan dari program PEKERTI.
Pelatihan PEKERTI dan AA yang diikuti oleh dosen
diharapkan mampu memberikan alternatif jalan keluar dalam
pemecahan masalah yang dialami dosen perguruan tinggi berkenaan
dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (Pusposutarjo, 2001).
2) Persiapan Perkuliahan
Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang dosen
seyogyanya melalui persiapan yang baik. Persiapan perkuliahan yang
dimaksud disini adalah adanya strategi pengajaran berikut bahan
pengajarannya. Persiapan perkuliahan atau pengajaran merupakan
bagian dari perancangan strategi pembelajaran. Adanya penyusunan
program pengajaran merupakan bukti bahwa dosen melakukan
perencanaan strategi pembelajaran yang akan dilakukan.
Salah satu langkah dalam penyusunan program pembelajaran
adalah mengembangkan strategi pengajaran yang didalamnya
terkandung empat komponen yaitu urutan kegiatan pengajaran, metode
pengajaran, media pengajaran, dan waktu. Berdasarkan strategi
tersebut seorang dosen dapat mengembangkan bahan pengajaran.
Dalam praktek di lapangan, para pengajar jarang membuat strategi
pengajaran dengan keempat komponen tersebut di atas. Kebanyakan
dari mereka membuat Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
dan Satuan Acara Pengajaran (SAP). Baik GBPP maupun SAP
merupakan program pengajaran.
GBPP merupakan program pengajaran satu mata kuliah untuk
diajarkan selama satu semester. Sedangkan SAP adalah program
pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk
diajarkan selama satu kali atau beberapa kali pertemuan. GBPP sebagai
Course Outlines yaitu rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata
kuliah. GBPP memberikan petunjuk secara keseluruhan mengenai
tujuan dan ruang lingkup materi yang harus diajarkan (Atwi Suparman,
2005: 3).
SAP sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran pada
hakekatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama
lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk
mencapai tujuan atau membentuk kompetensi tertentu (Mulyasa, 2008:
102). SAP memberikan petunjuk secara rinci, pertemuan demi
pertemuan mengenai kegiatan belajar-mengajar, mengenai tujuan,
ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar-mengajar,
media dan evaluasi yang harus digunakan. Dosen merupakan seorang
manajer dalam pembelajaran, dia bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pembelajaran. Untuk
menjamin efektivitas pembelajaran, dosen harus menjabarkan isi dari
GBPP (kurikulum) secara lebih rinci dan operasional.
3) Kedisiplinan dalam menyelenggaraan Perkuliahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
Kedisiplinan dosen dalam menyelanggarakan perkuliahan
mutlak diperlukan untuk sebuah hasil pembelajaran yang optimal.
Waktulah yang membatasi setiap ruang gerak dosen dalam proses
interaksi belajarmengajar. Oleh karena itu, dosen sebisa mungkin
memperhatikan dan menepati alokasi waktu yang sudah ditentukan.
Alokasi waktu belajar adalah satuan menit yang dibutuhkan guru dan
siswa untuk meyelesaikan setiap langkah urutan kegiatan pembelajaran
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dikelola secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Estimasi waktu
belajar adalah perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan
pengajar untuk mengajarkan materi pelajaran untuk setiap sub pokok
bahasan (Atwi Suparman, 2005: 14).
Estimasi waktu dihitung untuk menentukan jumlah waktu yang
dibutuhkan dosen dalam mengajarkan seluruh materi mata kuliah
tersebut. Estimasi waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan
silabus dan rencana pembelajaran, hal ini untuk memperkirakan jumlah
pertemuan yang diperlukan dalam satu semester berdasarkan kalender
akademik. Dalam penentuan estimasi waktu, prinsip yang perlu
diperhatikan adalah kesukaran materi, ruang lingkup materi atau
cakupan materi, frekuensi penggunaan materi, serta tingkat pentingnya
materi yang dipelajari. Semakin sukar dalam mempelajari atau
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan materi, semakin
banyak digunakan dan semakin penting, maka perlu diberi waktu yang
lebih banyak. Kedisiplinan dosen menyelenggarakan perkuliahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
dengan didasarkan pada alokasi waktu yang telah ditentukan dalam
perancangan pembelajaran mutlak diperlukan untuk pencapaian tujuan
pembelajaran.
4) Pengelolaan Kelas dan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran yang dimaksud disini adalah
pengaturan aktivitas dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
pendahuluan, penyajian materi perkuliahan, penutup. Sedangkan
pengelolaan kelas dilihat dari pengaturan ruang kelas dan mahasiswa
yang dimaksudkan agar kondisi belajar mahasiswa kondusif, betah
tinggal di kelas dengan motivasi tinggi untuk senantiasa belajar di
dalamnya.
a) Pendahuluan
Pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal
sebelum memasuki penyajian materi yang akan diajarkan.
Umumnya tahap pendahuluan meliputi penyampaian salam,
motivasi dan tujuan pembelajaran. Motivasi merupakan pendorong,
pengarah, penggerak tingkah laku dan mempengaruhi keberhasilan
mahasiswa serta menentukan efektivitas pembelajaran. Dalam hal
ini motivasi yang diberikan merupakan dorongan untuk belajar
yang datang dari orang lain yaitu dosen. Motivasi di sini adalah
kekuatan dan daya penggerak psikis yang tersembunyi di dalam
diri mahasiswa, yang mendorong mahasiswa untuk berkelakuan
dan bertindak untuk kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah atau semangat belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi
kuat akan mempunyai energi banyak untuk melakukan kegiatan
belajar. Mahasiswa yang sebenarnya memiliki intelegensia tinggi
bisa jadi gagal karena tidak memiliki motivasi. Mahasiswa akan
belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang
tinggi.
Menurut Sutikno (2007) ada beberapa strategi yang bisa
digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,
sebagai berikut; 1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu
seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin
besar pula motivasi dalam belajar, 2) Berikan hadiah untuk siswa
yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa
belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi
akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi, 3)
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya, 4) Sudah sepantasnya
siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5) Hukuman diberikan
kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6)
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke
peserta didik. 7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik. 8)
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok. 9) Menggunakan metode yang bervariasi, dan 10)
Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Tujuan pengajaran merupakan kompetensi-kompetensi
yang diharapkan dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh
peserta didik atau peserta latihan setelah menyelesaikan suatu mata
kuliah (Atwi Suparman, 2005 :4).
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih
dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional
Khusus yang akan dicapainya kepada mahasiswa. Penyampaian
dan penjelasan tujuan pembelajaran akan memberikan manfaat
yang sangat baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi dosen,
tujuan pembelajaran bermanfaat untuk bisa menentukan arah
proses belajar mengajar, memberi petunjuk yang jelas dalam
pemilihan bahan, penetapan metode, media pembelajaran serta
petunjuk terhadap penilaian. Bagi mahasiswa, dengan mengetahui
tujuan pembelajaran bisa mengetahui dari awal manfaat materi
yang akan dipelajari, hal ini selanjutnya bisa meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
motivasi dan semangatnya dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
b) Penyajian materi perkuliahan
Tahap penyajian merupakan proses belajar mengajar yang
utama dalam suatu pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian-
bagian sebagai berikut :
(1) Uraian, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti
penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya, model, dan
atau demontrasi gerak
(2) Contoh dan non contoh yang bersifat praktis dan konkrit dari
uraian konsep yang masih bersifat abstrak.
(3) Latihan, yang merupakan praktek bagi mahasiswa untuk
menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam
bentuk kegiatan fisik (Atwi Suparman, 2005: 18).
Urutan penyajian materi sangat berguna untuk mahasiswa.
Dengan penyampaian materi yang urut dan sistematis, mahasiswa
akan bisa menentukan urutan materi untuk dipelajari. Tanpa urutan
yang tepat dan sistematis, maka, jika terdapat materi pembelajaran
yang mempunyai hubungan bersifat prasyarat akan membuat
mahasiswa kesulitan dalam mempelajarinya. Urutan materi
pembelajaran mengacu pada teori elaborasi, dimulai dengan
disajikannya materi pembelajaran yang menggambarkan hal yang
paling umum, paling penting, dan paling sederhana (Mulyasa,
2008: 151).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
Penyajian materi yang sistematis bisa dilakukan dengan
menggunakan pendekatan; prosedural, hierarkis, dari sederhana ke
sukar, dari konkrit ke abstrak, spiral, tematis (pengalaman
bermakna), terpadu dan sebagainya (Mardapi, 2003:54).
c) Penutup
Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran.
Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:
(1) Post test hasil belajar, untuk dijawab atau dikerjakan
mahasiswa. Acap kali tes tersebut dilaksanakan secara tidak
formal dan tidak tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk
dijawab atau dikerjakan oleh mahasiswa yang ditunjuk sebagai
sampel. Tetapi mungkin pula tes tersebut harus dijawab atau
dikerjakan oleh semua mahasiswa. Ini berarti post test akan
menyita waktu perkuliahan.
(2) Umpan balik yang berupa informasi hasil tes
(3) Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus
dilakukan atau dipelajari mahasiswa selanjutnya, baik untuk
memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan
tersebut maupun untuk mempersiapkan diri mengikuti
pertemuan yang akan datang. Post test yang dilakukan diakhir
pembelajaran memiliki manfaat untuk melihat keberhasilan
pembelajaran (Atwi Suparman, 2005 : 18-19).
Pengaturan ruang kelas juga merupakan upaya pengelolaan
kelas yang bisa dilakukan dosen. Kelas yang dikelola dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang
tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan
pembelajaran. Mahasiswa tidak mustahil akan merasa bosan untuk
tinggal lebih lama mengikuti pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh dosen
dalam menata lingkungan fisik kelas (Udin Saud, 2008: 9.22) yaitu;
(1) Visibility ( Keleluasaan Pandangan) artinya penempatan dan
penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan mahasiswa, sehingga mahasiswa secara leluasa dapat
memandang dosen, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.
Begitu pula dosen harus dapat memandang semua mahasiswa
kegiatan pembelajaran, (2) Accesibility (mudah dicapai) artinya
penataan ruang harus dapat memudahkan mahasiswa untuk meraih
atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses
pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup
untuk dilalui oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat bergerak
dengan mudah dan tidak mengganggu mahasiswa lain yang sedang
bekerja, (3) Fleksibilitas (Keluwesan) artinya barang-barang di
dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan
tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok, (4)
Kenyamanan yaitu berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya,
suara, dan kepadatan kelas, (5) Keindahan artinya prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
keindahan ini berkenaan dengan usaha menata ruang kelas yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas
yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
5) Penggunaan Metode dan Media Pembelajaran
Metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Media adalah alat yang digunakan untuk
menyalurkan isi pembelajaran agar dapat dilihat, dibaca, atau
didengarkan oleh mahasiswa. Fungsi dari media adalah mengantarkan
isi pelajaran kepada mahasiswa (Suparman, 2005: 20).
Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar
disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional, anti
dialog, proses penjinakan, pewarisan pengetahuan dan tidak bersumber
pada realitas masyarakat (Mulyasa, 2008:102). Untuk itu diperlukan
suatu metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan
keaktifan serta prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran aktif
terdapat metode dan teknik belajar aktif yang pada intinya merupakan
teknik pembelajaran yang berorientasi pada berkembangnya potensi
berfikir aktif mahasiswa. Dalam pendidikan kesehatan, hal ini bisa
dilakukan dengan Problem Based Learning (PBL).
Studi tentang penerapan PBL pada pembelajaran Mata Kuliah
KB – Kesehatan Reproduksi di Akademi Kebidanan Jawa Tengah dan
Akademi Kebidanan di Jawa Timur oleh Fakultas Kedokteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa
mahasiswa yang menggunakan metode konvensional memiliki nilai
skor rata – rata pengetahuan yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan skor pengetahuan mahasiswa yang menggunakan metode PBL
(Emilia at all, 2006).
Mahasiswa merasa nyaman dengan model pembelajaran PBL
ini. Karena mereka belajar dalam kelompok kecil 8 – 12 orang dengan
seorang dosen yang berperan sebagai fasilitator, proses pembelajaran
berbentuk tutorial. Tercapainya tujuan belajar dipengaruhi oleh
pengalaman belajar mahasiswa. Dengan menggunakan PBL,
mahasiswa akan memiliki pengalaman belajar dengan banyak manfaat
yaitu; mempersiapkan mahasiswa untuk mengaplikasikan
pembelajarannya ke dalam situasi nyata dengan lebih baik,
memungkinkan mahasiswa menjadi produser bukan sekedar konsumer
pengetahuan, mereka aktif mencari sumber belajar serta membagi hasil
pencariannya dengan sesama teman/ kelompok belajarnya, dapat
membantu mahasiswa mengembangkan komunikasi, alasan – alasan
serta ketrampilan berfikir kritis.
Setiap materi pembelajaran memerlukan metode pembelajaran
yang berbeda. Sebelum memberikan perkuliahan, dosen terlebih
dahulu mengidentifikasi jenis materi yang akan dipelajari oleh
mahasiswa, dengan demikian, dosen akan mendapat kemudahan dalam
menyampaikan materi tersebut. Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dosen harus
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis. Hal ini berarti, pelaksanaan pembelajaran harus
berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran,
sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikatif.
6) Bimbingan Mahasiswa
Dosen sebagai tenaga pendidik memiliki peran sebagai
pembimbing. Menurut Syaiful Bachri Djamarah (2007: 46), peranan
ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran pendidik adalah untuk
membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
Institusi pendidikan berkewajiban memberikan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial,
belajar dan karier (Mulyasa, 2008: 113).
Bimbingan dan konseling (BK) adalah proses pemberian
bantuan secara sistematis dan intensif yang dilakukan oleh dosen yang
bertugas khusus itu kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan
pribadi, sosial, dan ketrampilan belajar (learning skill) demi karir masa
depannya. Selain bagian Bimbingan dan Konseling, dosen juga
diperkenankan memfungsikan diri sebagai pembimbing akademik
mahasiswa. Pembimbing Akademik (PA) adalah dosen yang
memberikan bantuan berupa nasehat akademik kepada mahasiswa,
sesuai dengan program studinya, untuk meningkatkan kemampuan
akademik mahasiswa, sehingga program studinya selesai dengan baik.
Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diberikan oleh Dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
Pembimbing Akademik kepada mahasiswa dalam bidang akademik
selama mengikuti studinya. Tujuan bimbingan akademik antara lain
untuk memberikan bantuan dan nasehat kepada mahasiswa dalam
menyusun program studinya dan memberikan pengawasan secara terus
menerus demi kelancaran studi mahasiswa. Kegiatan-kegiatan
akademik antara lain berupa konsultasi antara dosen pembimbing
akademik dengan mahasiswa dalam mengisi Kartu Rencana Studi
(KRS), saat mahasiswa menghadapi kesulitan dalam studinya dan hal-
hal lain yang berkaitan dengan kemajuan belajar mahasiswa.
7) Persepsi positif kemampuan mahasiswa dan penilaian prestasi
mahasiswa
Seorang dosen yang memiliki persepsi positif terhadap
kemampuan mahasiswa berati dia telah memiliki kemampuan untuk
memahami kondisi peserta didik. Dalam proses belajar di Perguruan
Tinggi, diperlukan adanya persepsi dan sikap positif dosen terhadap
kemampuan mahasiswanya. Mahasiswa harus ditempatkan sebagai
pembelajar dewasa, bukan sebagai sapi perah, anak kecil atau botol
yang kosong. Penilaian prestasi belajar dilakukan untuk mengetahui
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi mahasiswa. Menurut
Majid (2007: 188-189), penilaian pembelajaran memiliki fungsi
motivasi, belajar tuntas, indikator efektivitas pembelajaran dan fungsi
umpan balik. Penilaian yang dilakukan dosen berfungsi sebagai:
(1) Pendorong atau pemberi motivasi mahasiswa untuk belajar.
Latihan, tugas dan ujian yang diberikan dosen harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
memungkinkan mahasiswa melakukan proses pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok.
(2) Memantau ketuntasan dan kemajuan belajar mahasiswa. Dengan
adanya penilaian belajar, akan diketahui jika terdapat kemampuan/
kompetensi yang belum dikuasai oleh mahasiswa. Rencana
penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang
harus dikuasai mahasiswa pada setiap semester sesuai dengan
daftar kompetensi yang telah ditatapkan.
(3) Indikator efektifitas pengajaran. Apabila dosen menemukan bahwa
hanya sebagaian mahasiswa saja yang menguasai kompetensi yang
ditargetkan, dosen perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa
hal ini terjadi dan apa tindakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
(4) Sebagai umpan balik. Umpan balik hasil penilaian bermanfaat
untuk mahasiswa agar mereka mengetahui kelemahan yang
dialaminya dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk
dosen, umpan balik bermanfaat untuk melihat hal-hal apa yang
perlu diperhatikan secara serius dalam pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2008: 106), fungsi penilaian hasil belajar
antara lain; (1) mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, (2) untuk mengetahui kompetensi
dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta
kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasainya, (3) untuk
mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial, pengayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
dan untuk mengetahui tingkat kesuliatan belajar, (4) sebagai bahan
acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik
terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional dosen adalah kemampuan dosen dalam
penguasaan bahan ajar secara penuh juga cara-cara mengajarkannya secara
pedagogis dan metodis. Suharsimi Arikunto (1996), mengistilahkannya
dengan pengetahuan yang luas dan mendalam tentang bidang studi yang
akan diajarkannya serta penguasaan metodologis. Yang terakhir ini
sekarang mungkin masuk ke dalam kompetensi pedagogik. Dalam Standar
Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.
Mulyasa (2008:135), mengidentifikasi ruang lingkup kompetensi
profesional sebagai berikut:
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis dan sebagainya.
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembengan
peserta didik.
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Dalam instrumen sertifikasi dosen disebutkan komponen
profesional dosen meliputi; 1) kemampuan menjelaskan pokok bahasan/
topik secara tepat, 2) kemampuan memberi contoh relevan dari konsep
yang diajarkan, 3) kemampuan menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang
diajarkan dengan bidang/topik lain, 3) kemampuan menjelaskan
keterkaitan bidang/topik yang diajarkan dengan konteks kehidupan, 4)
penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam bidang yang diajarkan, 5)
penggunaan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
perkuliahan, 6) pelibatan mahasiswa dalam penelitian/kajian dan atau
pengembangan/ rekayasa/ desain yang dilakukan dosen, 7) kemampuan
menggunakan beragam teknologi komunikasi, 8) Keterlibatan dalam
kegiatan ilmiah organisasi profesi.
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi dosen,
maka kompetensi profesional dosen kebidanan disarikan sebagai berikut;
1) riwayat pendidikan dan pelatihan kebidanan, 2) penguasaan materi, 3)
kemampuan meningkatkan dan memperbarui keilmuannya, 4) penelitian
dan pengabdian masyarakat, 5) keterlibatan dalam organisasi profesi.
1) Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Kebidanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
Dosen selaku ilmuwan harus memiliki kemampuan keilmuwan
yang baik, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya. Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
memberikan acuan bahwa dosen minimal harus memiliki latar belakang
pendidikan S2 yang linier. Dalam aturan pendirian pendidikan D-III
Kebidanan dari Pusdiknakes disebutkan bahwa dosen Kebidanan adalah
mereka yang minimal telah menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan
ditambah pendidikan lanjut berupa D-IV Kebidanan atau S-1
Kesehatan.
Menurut Oemar Hamalik (2007 : 26-30), tingkat profesional
tenaga pendidik terdiri dari : executive, profesional, provisional, cadet
dan special.
a) Dosen eksekutif (Executive) merupakan pimpinan dan penanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengajaran. Berdasarkan
tingkat pendidikannya, jenis staf ini harus memiliki pendidikan
tingkat sarjana, master atau doktor, selain itu harus memiliki
pengalaman mengajar di kelas.
b) Dosen profesional (Profesional) adalah orang yang telah menempuh
pendidikan dan memiliki tingkat sarjana, master atau doktor,
mendapat ijazah negara dan berpengalaman dalam mengajar di
kelas-kelas besar.
c) Dosen provisional (Provisional) merupakan staf yang telah
menempuh pendidikan sarjana dan telah memperoleh ijazah negara
tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
d) Dosen kadet (Cadet) merupakan dosen yang belum menyelesaikan
pendidikan minimal sebagai dosen dan hanya memenuhi kualifikasi
darurat.
e) Dosen khusus (special) merupakan dosen yang ahli dalam bidang
tertentu.
2) Penguasaan Materi
Penguasaan dosen terhadap materi pelajaran dalam bidang ilmu
tertentu haruslah luas dan mendalam. Penguasaan materi secara luas
diartikan sebagai kemampuan dosen untuk memahami tentang asal usul,
perkembangan, hakekat dan tujuan dari ilmu tersebut. Sementara itu
penguasaan yang mendalam diartikan sebagai kemampuan dosen untuk
memahami cara dan menemukan ilmu, teknologi dan atau seni,
khususnya tentang bidang ilmu yang diampunya.
Dosen juga dituntut mempunyai kemampuan memahami nilai,
makna, dan kegunaan ilmu terutama dalam kaitannya dengan
pemanfaatan dalam kehidupan manusia, sehingga mempunyai dampak
kepada kebudayaan dan peradaban. Bersamaan dengan itu dosen perlu
menguasai keterbatasan materi pelajaran dalam kaitannya dengan etika
ilmu, tradisi dan budaya akademis sebagai landasan moral untuk
menghindari kerancuan dan kemudaratan yang mungkin ditimbulkan
(Ditjen Dikti, 2008: 29).
Kemampuan keilmuwan dosen juga terlihat dari ijazah dan
sertifikat kebidanan yang dimiliki oleh dosen. Ijazah dan sertifikat
bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukannya untuk suatu jabatan (Syaiful Bachri Djamarah, 2007:33).
3) Kemampuan meningkatkan dan memperbarui keilmuan (Penguasaan
IT)
Abad 21 merupakan abad pengetahuan, sekaligus merupakan
abad informasi dan teknologi. Karena pengetahuan, informasi dan
teknologi menguasai abad ini maka disebut juga era globalisasi, karena
canggihnya penggunaan pengetahuan, informasi dan teknologi dalam
berbagai aspek kehidupan yang menimbulkan hubungan global
(Mulyasa, 2008: 106).
Persaingan hidup yang sangat ketat, perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, memungkinkan siapa
orang yang menguasai pengetahuan, teknologi dan informasi dialah
yang akan menguasai hidup secara survival. Perubahan prinsip belajar
berbasis komputer memberikan dampak pada profesionalisme dosen,
sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru untuk
memfasilitasi pembelajaran. Dosen dituntut untuk memiliki
kemampuan mengorganisir, menganalisis, dan memilih informasi yang
paling tepat dan berkaitan langsung dengan pembentukan kompetensi
peserta didik serta tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2008: 108).
4) Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi disebutkan bahwa selain
memiliki peran dalam bidang a) pendidikan dan pengajaran, dosen juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
berkewajiban melaksanakan kegiatan b) penelitian dan c) pengabdian
kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu :
a) Pendidikan dan pengajaran
Dosen bukan hanya menguasai materi, namun juga dapat
mengajarkannya pada orang lain dengan metode yang baik. Selain
itu dosen dituntut pula untuk mengajarkan sikap-sikap yang benar
dalam menempuh kehidupan di dunia ini.
b) Penelitian
Dalam hal ini dosen perlu memiliki pemahaman dan
keterampilan tentang metodologi ilmiah, rancangan penelitian dan
atau percobaan, serta kemampuan mengorganisasikan dan
menyelenggarakan penelitian bidang ilmu mulai dari perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, perancangan data, dan alat yang
akan digunakan, serta metode analisis yang mendasarinya.
Selanjutnya dosen mampu menerapkan rancangan, metode, dan
analisis tersebut dalam melaksanakan penelitian, sehingga tujuan
penelitian dapat dicapai. Dosen harus melakukan penelitian untuk
mengembangkan keilmuannya. Bukan hanya untuk diri sendiri,
tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan yang dimilkinya. Sikap haus
belajar dan selalu ingin tahu sangat diperlukan dosen untuk maju dan
berkembang.
c) Pengabdian pada masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
Hasil penelitian yang diperoleh lazimnya tidak dapat
langsung diterapkan, melainkan perlu dikembangkan lagi agar dapat
diterapkan dikalangan masyarakat. Untuk itu seorang dosen yang
profesional perlu mempunyai kemampuan untuk melakukan
pengembangan sebagai bagian kelanjutan dari penelitian. Dalam hal
ini dosen diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan rancangan
penerapan tersebut baik dalam tingkat percobaan maupun dalam
tingkat penyebaran secara masif (Ditjen Dikti, 2008:30-31).
5) Keterlibatan Dalam Organisasi Profesi
Menurut Ikatan Konselor Indonesia (2008), bahwa organisasi
profesi pada umumnya berpegang pada apa yang disebut tridarma
organisasi profesi, yaitu: (1) ikut serta mengembangkan ilmu dan
teknologi profesi; (2) meningkatkan mutu pelayanan kepada sasaran
layanan; dan (3) menjaga kode etik profesi. Merujuk pada pemikiran
IKI tersebut, maka setiap organisasi profesi hendaknya dapat
memberikan dukungan dan kontribusi positif bagi para anggotanya
untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta melahirkan berbagai inovasi untuk kepentingan pengembangan
dan kemajuan dari profesi itu sendiri, baik berdasarkan pemikiran kritis
maupun riset. Dalam hal ini, kerja sama mutualistik antara organisasi
profesi dengan berbagai perguruan tinggi yang melahirkan anggota-
anggota profesi yang bersangkutan tampaknya mutlak diperlukan.
Selain berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
organisasi profesi juga seyogyanya dapat terus-menerus mendorong dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
memotivasi para praktisi profesi di lapangan untuk dapat melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai dengan standar yang disyaratkan, sehingga
kehadirannya dapat memberikan manfaat dan kepuasan bagi para
pengguna jasa layanan maupun masyarakat luas.
Kegiatan pengembangan profesi dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan tampaknya juga mutlak diperlukan, –
misalnya dalam bentuk riset, pelatihan, seminar, simposium,– baik yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi itu sendiri maupun bekerja
sama dengan pihak lain (Akhmad Sudrajat, 2009).
Organisasi profesi secara organisatoris merupakan kekuatan
terbesar untuk meyakinkan pihak luar terhadap pelaksanaan profesi
anggotanya. Organisasi profesi mewadahi anggotanya untuk
memperjuangkan hak-hak profesi.
c. Kompetensi Pribadi
Kompetensi pribadi dosen lebih berhubungan dengan potensi-
potensi psikologis dosen untuk tugas-tugas kependidikan. Dalam
instrumen sertifikasi dosen (2008), kompetensi pribadi dosen dilihat dari
aspek kewibawaan sebagai pribadi dosen, kearifan dalam mengambil
keputusan, menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku, satunya kata
dan tindakan, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan
kondisi serta adil dalam memperlakukan mahasiswa. Dalam Standar
Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi
pribadi adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
Setiap tenaga pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi
kepribadian yang memadai, bahkan menurut Mulyasa (2008:117),
kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi-
kompetensi lainnya. Dari berbagai sumber yang membahas tentang
kompetensi guru dan dosen, maka kompetensi pribadi dosen kebidanan
dapat disarikan sebagai potensi-potensi psikologis dosen yang mantap,
empati-berakhlak mulia, simpatik dan berwibawa, inovatif serta menjadi
teladan mahasiswa dan lingkungannya Setiap dosen memiliki pribadi
masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian
adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat dilihat lewat penampilan,
tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan
(Syaiful Bachri Djamarah, 2007: 39).
Kepribadian sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan
seorang dosen dalam pandangan mahasiswa dan masyarakat. Kepribadian
adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan dosen dengan
mahasiswanya.
Menurut Meikeljohn (1971), dalam Syaiful Bachri Djamarah
(2007:41) tidak seorangpun yang dapat menjadi pendidik sejati kecuali
bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha
untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya.
Agar dapat melakukan tugasnya dengan baik, dosen harus memiliki
kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa. Pribadi seorang dosen adalah
contoh teladan untuk mahasiswa dan lingkungannya. Sebagai figur
teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukannya menjadi sorotan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
Akan tetapi dosen sebagai manusia juga memiliki berbagai kelemahan dan
kekurangan dalam batas-batas tertentu. Menurut Mulyasa (2008: 129),
Pendidik yang baik adalah pendidik yang sadar diri, menyadari kelebihan
dan kekurangannya. Stabilitas dan kematangan emosi dosen akan
berkembang sejalan dengan pengalamannya, selama dia mau
memanfaatkan bertambahnya kemampuan memecahkan masalah atas
dasar pengalaman masa lalunya.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial dosen adalah kemampuan dosen dalam
berhubungan sosial dengan sesama manusia, terutama lagi dengan orang-
orang di sekitarnya (tetangga, kerabat, kolega, dan orang lain). Instrumen
sertifikasi dosen menyatakan bahwa kompetensi sosial dosen bisa dikaji
dari kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik,
saran dan pendapat orang lain, mengenal dengan baik mahasiswa yang
mengikuti kuliahnya, mudah bergaul di kalangan sejawat, karyawan dan
mahasiswa serta toleransi terhadap keberagaman mahasiswa. Dalam
Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi sosial adalah kemampuan guru atau dosen sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
Menurut Mulyasa (2008: 176), sedikitnya ada tujuh kompetensi
sosial yang seharusnya dimiliki tenaga pendidik agar dapat berkomunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
dan bergaul secara efektif, baik di institusi pendidikan maupun di
masyarakat. Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut;
(a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
(b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi
(c) Memiliki pengetahuan tentang inti dan demokrasi
(d) Memiliki pengetahuan tentang estetika
(e) Memiliki apresiasi daan kesadaran sosial
(f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan
(g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru
dan dosen, maka kompetensi sosial dosen dapat disarikan sebagai
kemampuan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
mahasiswa, teman kerja, atasan maupun masyarakat sekitar yang
menunjang pendidikan.
Sub kompetensi dari kompetensi sosial dosen antara lain;
kemampuan menghargai keragaman sosial, kemampuan menyampaikan
pendapat dengan runtut, efisien, dan jelas, Kemampuan menghargai
pendapat orang lain, Kemampuan membina suasana kelas, Kemampuan
membina suasana kerja, dan kemampuan mendorong peran serta
masyarakat.
Dosen sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak bisa
lepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena
itu, dosen dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai,
terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
pembelajaran di kelas tetapi juga pendidikan yang berlangsung di
masyarakat.
Bila dipahami, maka tugas dosen sebenarnya tidak hanya sebatas di
institusi pendidikan melainkan juga sebagai penghubung antara institusi
pendidikan dengan masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut,
dosen harus memiliki ketrampilan dalam melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat. Ketrampilan tersebut antara lain mampu
berkomunikasi dengan masyarakat, mampu bergaul dan melayani
masyarakat dengan baik, mampu mendorong dan menunjang kreativitas
masyarakat dan mampu menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik di
masyarakat.
3. Faktor yang mempengaruhi kompetensi dosen D III kebidanan
Pendidikan yang dilaksanakan dosen dalam proses pembelajaran di
kampus dan di masyarakat memerlukan kompetensi dalam arti luas, yaitu
standar kemampuan yang diperlukan untuk menggambarkan kualifikasi dosen
baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam melandasi pelaksanaan
tugasnya.
Jalal dan Tilaar dalam Mulyasa (2008: 36), menyampaikan beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai tenaga
pendidik antara lain; 1) Kesejahteraan profesi , 2) tunjangan fungsional, 3)
sistem rekrutmen, 4) pendidikan, pembinaan, dan peningkatan karier.
Menurut Oemar Hamalik (2007: 38), unsur yang memegang peranan
sangat penting dalam membentuk kompetensi tenaga pendidik adalah 1) bakat,
2) pengalaman, dan 3) pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
Dosen idealnya memang harus mempunyai banyak pengalaman dan
jauh lebih penting dari itu, dosen harus bisa memanfaatkan pengalaman
tersebut untuk peningkatan kompetensi profesinya. Dosen dengan pendidikan
yang semakin tinggi dan memiliki banyak pengalaman, akan memiliki lebih
banyak pengetahuan yang bisa dia gunakan untuk mengembangkan
kompetensinya.
B. Relevansi Penelitian
No Nama Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 RENNY
YUSNIATI
(2008)
LINGKUNGAN
SOSIAL DAN
MOTIVASI
BELAJAR DALAM
PENCAPAIAN
PRESTASI
AKADEMIK
MAHASISWA
Desain penelitiannya
Kuantitatif.
Hipotesis penelitian
ini diuji secara
statistik dengan
menggunakan Uji
Chi-Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa, tidak ada hubungan yang
nyata antara lingkungan sosial
dengan motivasi belajar
mahasiswa, namun jika dilihat dari
hubungan mahasiswa dengan
dosen, ternyata berhubungan
dengan motivasi belajar mahasiswa
2 TETI
SETIAWATI
(2009)
PENGARUH
KOMPETENSI
KINERJA DOSEN
TERHADAP
KINERJA DOSEN
Metode nalisis data
yang digunakan
adalah menggunakan
sematic differential
yaitu pemberian skor
pada masing-masing
jawaban pertanyaan
alternative yan
kemudian diolah
dengan uji regretion
logistic
Hasil penelitian menunjukkan
kompetensi kerja dosen memiliki
korelasi positif dengan kinerja
dosen
3 ARDIANTHI
SAVITRI
PERDHANA
Analisis Budaya
Organisasi terhadap
persepsi Mahasiswa
Tentang
Metode penelitian
menggunakan
metode deskriptif,
jenis studi kuesioner.
Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa budaya organisasi sangat
mempengaruhi mahasiswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
ADIBRATA
(2007)
Kompetensi dosen
dalam mengajar
Kuesioner
menggunakan skala
likert yang berguna
untuk mengetahui
derajad ketidak
setujuan responden
terhadap pertanyaan
yan ada pada
kuesioner. Teknis
analisisnya
menggunakan
analisis korelasi dan
regresi linier
berganda
dosen,
4 WORO TRI
UTAMI
(2010)
Mengungkap
kompetensi dosen
DIII kebidanan
(studi kompetensi
riil dosen DIII
Kebidanan)
Teknik analisis data
digunakan adalah
teknik analisis
interaktif model
Matthew B. Miles.
Temuan penelitian menggambarkan
bahwa dosen Prodi Kebidanan
belum kompeten dalam
melaksanakan profesinya, sehingga
diperlukan beberap implikasi
5 SHANTI
NATALIA
CHRISTIE
RUATA
(2011)
Kompetensi dosen
dalam motivasi
kerja sebagai
predictor kinerja
dosen
Teknik pengumpulan
data dilakukan
dengan menggunakan
angket dan skala
psikologis. Data yang
terkumpul dianalisis
menggunakan regresi
lier berganda melalui
program SPSS
Penelitian ini memperoleh hasil
bahwa kompetensi dosen dan
motivasi kinerja simultan dapat
dijadikan predictor terhadap kinerja
dosen
6 SUNDARI
(2009)
Hubungan tipe
belajar dengan
prestasi belajar
mahasiswa program
ekstensi fakultas
keperawatan
universitas
sumatera utara
Pengumpulan data
menggunakan
kuesioner yang
meliputi data
demografi, tipe
belajar dan prestasi
belajar mahasiswa
berdasarkan indeks
pretasi kumulatif
(IPK). Uji yang
digunakan adalah
Chi-Square
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyesuaian gaya/strategi
mengajar dosen dengan tipe belajar
mahasiswa berperan penting dalam
meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa
7 RIYADI Peningkatan
prestasi belajar
Pendekatan yang
digunakan dalam
Hasil penelitian adalah ada
peningkatan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
(2011) pendidikan
kewarganegaraan
materi cinta tanah
air dengan model
pembelajaran
cooperative
learning siswa
penelitian adalah
pendekatan
kuantitatif, dengan
jenis penelitian
tindakan. Tahapan
penelitain tindalan
terdiri dari
perencanaan
(planning),
pelaksanaan (acting),
Observasi
(observing), dan
refleksi (relecting).
Analisis yang
digunakan adalah
menggunakan rumus
mean atau rata-rata.
pendidikan kewarganegaraan
(PPKN). Hal ini berdasarkan pada
siklus III menjadi 91,95.
Sedangkan ketuntasan belajar
siklus I 25 %. Siklus II 45 % dan
siklus III 100%
8 MEIDE
YARNI
(2009)
Hubungan peran
dosen pembimbing
akademik dengan
prestasi belajar
mahasiswa akademi
kebidana
Metode pengumpulan
data menggunakan
kuesioner dengan
menggunakan desain
deskriptif dengan
pendekatan korelasi,
uji yang di gunakan
adalah Chi-Square
Hasil yang didapat dalam
penelitian ini adalah tidak ada
hubungan yang bermakna secara
statistic antara peran dosen
pembimbing akademik dengan
prestasi belajar mahasiswa
C. Kerangka Pikir
Kompetensi
Dosen
Sikap Mahasiswa
Asal Jurusan
Mahasiswa
Motivasi
Mahasiswa
Faktor Orang
Tua
Pengetahuan
Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa Dan
Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Kebidanan
Universitas Wiraraja Sumenep
D. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
a. Ada Pengaruh asal jurusan Mahasiswa IPA dan IPS terhadap prestasi
belajar mahasiswa Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep.
b. Ada Pengaruh kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
c. Ada Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa Dan Kompetensi Dosen Terhadap
Prestasi Belajar Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
Prestasi Belajar
Mahasiswa
Kesehatan
Mahasiswa
Kebijakan
Institusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Prodi Kebidanan Universitas
Wiraraja Sumenep, karena prodi ini merupakan akademi yang relatif baru,
dengan dosen bervariasi ada yang senior dan junior sehingga dikhawatirkan
akan menimbulkan pengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 20-28 Juni tahun 2014.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan
pendekatan cross sectional.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
a. Populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan
2012-2013 DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep berjumlah
60 mahasiswa.
b. Sampling
Dalam penelitian ini menggunakan probability sampling.
Teknik yang dipakai untuk menentukan sampel dalam penelitian ini
adalah Simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam anggota populasi.
Besar sampel ditentukan dengan rumus dibawah ini:
2)(1 dN
Nn
Keterangan : n = Besar Sampel
N = Populasi
d = Tingkat Kesalahan yang digunakan 0,05
(Nursalam, 2007).
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 52 mahasiswa.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Bebas)
60
n=
1 + 60 (0,05)²
60
n=
1 + 60 (0,0025)
60
n=
1 + 0,15
n= 52, 17
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asal jurusan
mahasiswa dan Kompetensi Dosen.
2. Variabel Dependen (Tergantung)
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar
b. Definisi Operasional
1. Perbedaan Asal Jurusan
Perbedaan asal jurusan mahasiswa adalah jurusan yang diambil ketika
ada dibangku SMA
Indikator: Jurusan IPA dan Jurusan IPS
Alat Ukur: Kuesioner
Skala: Nominal
Kategori: 1). Asal Jurusan IPA = 2
2). Asal Jurusan IPS = 1
2. Kompetensi Dosen
Kompetensi Dosen adalah orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan,
kewenangan, keterampilan, pengetahuan yang diperlukan untuk
melakukan suatu tugas pendidikan di perguruan tinggi
Indikator: kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
Alat Ukur: Kuesioner
Skala: Ordinal
Kategori:
1). Baik jika menjawab pertanyaan dengan benar, dengan skor
76 – 100 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
2). Cukup jika menjawab pertanyaan dengan benar, dengan
skor 50 – 75 %
3). Kurang jika menjawab pertanyaan dengan benar, dengan
skor <50 %.
3. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah hasil dari belajar mahasiswa yang telah
dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dari
proses belajar di bangku kuliah Universitas Wiraraja Sumenep.
Indikator: IPK Mahasiswa yang dapat dilihat berdasarkan KHS.
Alat Ukur: Dokumentasi
Skala: Ordinal
Kategori:
1). Dengan Pujian jika nilai IPK mahasiswa ≥ 3,51
2). Sangat memuaskan jika nilai IPK mahasiswa antara 2,76 –
3,50.
3). Memuaskan jika nilai IPK mahasiswa 2,00 - 2,75.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, efisiensi dan biaya, peneliti
menggunakan angket/kuesioner dalam bentuk jawaban tertutup. Penggunaan
kuesioner/angket memiliki keuntungan sebabgi berikut: murah, mudah,
memerlukan waktu yang singkat dan rahasia responden dapat dijaga.
1. Dikumpulkan dengan teknik menjawab pertanyaan menggunakan
kuesioner dengan responden Universitas Wiraraja Sumenep untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
mendapatkan data tentang asal jurusan mahasiswa IPA dan IPS dan
kompetensi dosen pengajar.
2. Untuk mendapatkan data prestasi mahasiswa kebidanan digunakan alat
dokumentasi Universitas Wiraraja Sumenep berupa nilai hasil belajar
yang sudah diampu (IPK) oleh mahasiswa selama pembelajarannya.
F. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah memeriksa dan menyesuaikan data dengan
rencana semula seperti yang diinginkan. Langkah dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan dan data yang
terkumpul juga untuk memonitoring jangan sampai terjadi kekosongan
dari data yang dibutuhkan.
Proses editing adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Ini berarti semua
kuesioner harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan
kejelasan penelitiannya.
b. Coding
Coding adalah memberi kode pada data, dengan merubah kata-
kata menjadi angka. Data dari masing-masing responden diberi kode
sesuai dengan jawaban responden. Untuk memudahkan penelitian
sesudah mengedit hasil dari penelitian kemudian dilakukan pengkodean
dengan mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut
penggolongannya dengan kode yang sesuai dengan klasifikasi yan
ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
c. Skoring
Skoring adalah memberi skor terhadap item-item yang perlu
diberi skor. Pemberian scoring dilakukan untuk variabel independen
dan variabel dependen dengan langkah peneliti melakukan observasi.
P= x 100
Keterangan :
P = persentase
f = jumlah jawaban
n = jumlah pertanyaan
kemudian hasil persentase dari pemberian score dan penelitian
untuk sub variabel diinterpretasikan
d. Tabulating
Tabulating adalah mentabulasi hasil data yang diperoleh sesuai
dengan item pertanyaan, data umum dan data khusus dilakukan tabulasi
untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan karakteristik data
umum dan khusus. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan
data dan mengelompokkan data kedalam suatu data tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian dalam bentuk tabel.
G. Uji Validitas dan Reabilitas data
a. Validitas
Instrumen dapat dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang
hendaknya diukur. Pada penelitian ini variabel kompetensi dosen
dilakukan uji validitas dengan metode uji pearson product moment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
dengan ketentuan jika rhitung> rtabel maka item pertanyaan tersebut di
katakan valid. Sedangkan untuk hasil belajar menggunakan KR.20.
Peneliti menguji quisioner tersebut pada 20 mahasiswa semester IV Prodi
DIII Kebidanan Universitas Wiraraja.
Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas digunakan Rumus
product moment, yaitu:
Keterangan :
X : Nilai tiap-tiap item
Y : Nilai tiap-tiap subjek
∑x : Jumlah nilai total tiap-tiap item
∑y : Jumlah nilai total tiap-tiap subjek
∑xy : Jumlah hasil kali tiap item dengan nilai subjek
rxy : koefisien kolerasi antara skor item dengan skor total
N : Jumlah subjek
b. Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach
Alpha. Jika rhitung> 0,6 maka item pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.
Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
menggunakanCronbach Alpha adalah sebagai berikut:
Keterangan :
r : koefisien reliabilitas instrumens (cronbach alpha).
k : banyaknya butir pertanyaan.
: total varians butir.
: total varians
H. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan bagian dari suatu penelitian, dimana tujuan
dari analisis data adalah agar diperoleh suatu kesimpulan masalah yang
diteliti. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa data
Univarite, Bivarite, Multivarite.
1. Analisis Univarite
dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variable, distribusi
frekuensi berbagai variable yang diteliti baik variavel dependen
maupun independen, dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi karakteristik asal jurusan Mahasiswa dan prestasi
belajar mahasiswa angkatan 2012-2013.
2. Analisis Bivarite
Untuk mengetagui pengaruh variable antara variable independen dan
variable dependen. Uji statistik yang digunakan dapat dilihat
berdasarkan skala dari masing-masing variable, pada penelitian ini
variable independen dengan skala nominal sedangkan variable
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
dependen skala ordinal sehingga uji yang digunakan yaitu Mann-
Whitney. Dan variable independen dengan skala ordinal sedangkan
variable dependen skala ordinal sehingga uji yang digunakan yaitu
Sparman’s dalam perhitungannya dapat menggunakan bantuan SPSS
versi 17.00.
3. Analisis Multivarite
digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh diantara dua
variable independen terhadap variable dependen, dimana pada penelitian ini
dua variable independen dengan skala nominal dan ordinal sedangkan
variable dependen skala ordinal sehingga uji yang digunakan yaitu Uji
Regresi logistic ganda dalam perhitungannya dapat menggunakan bantuan
SPSS versi 17.00.
I. Etika Penelitian
Responden yang memenuhi syarat akan di lindungi hak-haknya untuk
menjamin kerahasianya. Sebelum proses penelitian di lakukan, responden
terlebih dahulu di berikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian.
Bila setuju di persilahkan menandatangani surat persetujuan untuk menjadi
responden. Masalah etika yang harus di jadikan perhatian:
1. Informed consent ( lembar persetujuan menjadi responden )
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat yang akan di lakukan dan di
tandatangani bila bersedia menjadi responden.
2. Confidentality
Kerahasian informasi responden akan di jamin oleh peneliti.
3. Anonitmity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
Peneliti tidak mencantumkan nama obyek untuk menjaga kerahasian
identitas subyek dan hanya di beri inisial atau nomer kode.
J. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini keterbatasan yang di hadapi adalah:
1. Pengumpulan data melalui kosioner memiliki jawaban yang cendrung
subjektif sehingga kurang dapat mewakili data kualitatif.
2. Waktu penelitian yang terbatas sehingga sampel yang di dapatkan terbatas
pula jumlahnya, sehingga hasil akhir kurang sempurna dan kurang
memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep. Universitas Wiraraja Sumenep merupakan salah
satu Perguruan Tinggi Swasta di Sumenep yang terletak di Jl. Raya Sumenep-
Pamekasan KM.05, Sumenep.
Universitas Wiraraja Sumenep memiliki 7 fakultas dimana salah satunya
yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan sendiri terdiri dari 3
Prodi yaitu : Prodi DIII Kebidanan, Prodi S1 Keperawatan dan Prodi Profesi
(Ners). Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep terdiri
dari 3 tingkat dengan jumlah seluruh mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja yaitu 193 mahasiswa dengan rincian 52 mahasiswa tingkat I, 60
mahasiswa tingkat II dan 81 mahasiswa tingkat III.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Data Umum
Pada data umum akan disajikan tentang distribusi frekuensi
karakteristik responden.
a. Distribusi Umur
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur mahasiswa semester
IV di Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
angkatan tahun 2012/2013.
Umur Frekuensi Prosentase (%)
17-20 Tahun 30 57,7
21-25 tahun 22 42,3
Total 52 100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
83
Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa
kebidanan Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep
angkatan tahun 2012/2013 berumur antara 17 – 20 tahun yaitu
sebanyak 30 mahasiswa (57,7%).
2. Data Khusus
Pada data khusus ini akan disajikan hasil pengumpulan data untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh asal jurusan terhadap prestasi belajar
mahasiswa, ada tidaknya pengaruh kompetensi dosen terhadap prestasi
belajar mahasiswa, serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh asal
jurusan mahasiswa dan kompetensi dosen terhadap prestasi kebidanan di
Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiararaja Sumenep.
a. Analisis Univariat
1). Deskripsi Data Berdasarkan Asal Jurusan Mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi mahasiswa tentang Asal Jurusan
Mahasiswa di Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja.
Asal Jurusan Frekuensi Prosentase (%)
IPA 32 61,5
IPS 20 38,5
Total 52 100
Sumber: Sumber: Data Primer, Juli 2014
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar
mahasiswa kebidanan Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja
Sumenep angkatan tahun 2012/2013 berasal dari jurusan IPA
yaitu sebanyak 32 mahasiswa (61,5%).
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
84
2). Deskripsi Data Berdasarkan Kompetensi Dosen Prodi DIII
Kebidanan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan kompetensi dosen
pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja.
Kompetensi Dosen Frekuensi Prosentase (%)
Baik 7 13,5
Cukup 20 38,5
Kurang 25 48
Total 52 100
Sumber: Sumber: Data Primer, Juli 2014
Dari tabel di atas didapatkan bahwa hampir setengah
kompetensi dosen pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas
Wiraraja Sumenep angkatan tahun 2012/2013 berkompetensi
kurang yaitu sebanyak 25 dosen pengajar (48%).
3). Deskripsi Data Berdasarkan Prestasi Mahasiswa Semester IV
Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Prestasi Mahasiswa
Semester IV Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Universitas Wiraraja. Prestasi Mahasiswa Frekuensi Prosentase (%)
Pujian 6 11,5
Sangat Memuaskan 9 17,3
Memuaskan 37 71,2
Total 52 100
Sumber: Sumber: Data Primer, Juli 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
85
Dari tabel di atas didapatkan bahwa hampir seluruhnya
prestasi mahasiswa semester IV Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Universitas Wiraraja Sumenep angkatan tahun 2012/2013
berprestasi memuaskan yaitu sebanyak 37 mahasiswa (71,2%).
C. Uji Hipotesis
a. Analisis Bivariat
1. Desikripsi Pengaruh Antara Asal Jurusan Mahasiswa Kebidanan
Terhadap Prestasi Belajar
Tabel 4.5 Tabulasi Silang antara Asal Jurusan Mahasiswa Kebidanan
dan Prestasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Prodi DIII
Kebidanan Universitas Wiraraja.
Asal Jurusan
Prestasi Memuaskan
Sangat
Memuaskan Pujian Total
IPS 30 (57,7 %) 2 (3,8 %) 0 (0 %) 32 (61,5 %)
IPA 7 (13,5 %) 7 (13,5 %) 6 (11,5 %) 20 (38,5 %)
Total 37 (71,2 %) 9 (17,3 %) 6 (11,5 %) 52 (100 %)
Uji Statistik
Regresi Ganda
t hitung = 3,642 df = 2 α = 0,001
α = 0,05
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa 30
(57,7%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan prestasi
memuaskan, 2 (3,8 %) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan
prestasi sangat memuaskan. 7 (13,5 %) mahasiswa dengan jurusan
IPA mempunyai prestasi memuaskan dan 6 (11,5 %) mahasiswa
jurusan IPA mempunyai prestasi Pujian. Dari data tersebut sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
86
dapat menjelaskan adanya Pengaruh positif dari variabel asal jurusan
dan prestasi belajar.
Setelah dilakukan uji statistik regresi linier ganda diperoleh
nilai t hitungnya 3,642 serta nilai probability menunjukkan nilainya
lebih kecil dari nilai α yang diharapkan ( 0,001<0,05).
2. Deskripsi Pengaruh Antara Kompetensi Dosen Mahasiswa Kebidanan
Terhadap Prestasi Belajar
Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara Kompetensi Dosen dan Prestasi
Belajar Mahasiswa Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Universitas Wiraraja.
Kompetensi
Dosen
Prestasi
Memuaskan Sangat
Memuaskan Pujian Total
Kurang 22 (42,3 %) 3 (5,8 %) 0 (0 %) 25 (48,1 %)
Cukup 14 (26,9 %) 6 (11,5 %) 0 (0 %) 20 (38,5 %)
Baik 1 (1,9 %) 0 (0 %) 6 (11,5 %) 7 (13,5 %)
Total 37 (71,2 %) 9 (17,3 %) 6 (11,5 %) 52 (100 %)
Uji Statistik
Regresi Ganda
t hitung = 3,973 df = 2 α = 0,000
α = 0,05
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa 22
(42,3%) kompetensi dosen kurang dengan prestasi memuaskan, 1
(1,9%) kompetensi dosen baik dengan prestasi memuaskan. Dari data
tersebut sudah dapat menjelaskan adanya Pengaruh positif dari
variabel kompetensi dosen dan prestasi belajar. Setelah dilakukan uji
statistik regresi linier ganda diperoleh nilai t hitungnya 3,973 serta
nilai probability menunjukkan nilainya lebih kecil dari nilai α yang
diharapkan ( 0,000<0,05).
b. Analisis Multivariat
1) Analisis antara Asal Jurusan, Kompetensi Dosen dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
87
Tabel 4.7 Analisis Multivariat Regresi Ganda Tentang Asal Jurusan,
Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar
Tabel 4.7 di atas menjelaskan tentang hasil analisis regresi
ganda pengaruh antara asal jurusan, kompetensi dosen, dan prestasi
belajar. Terdapat pengaruh positif dan secara statistik signifikan antara
asal jurusan dengan prestasi belajar, dimana setiap peningkatan 1 poin
skor asan jurusan akan meningkatkan 0,574 poin hasil belajar. Hal
inipun juga terjadi pada kompetensi dosen dengan prestasi belajar,
dimana terdapat pengaruh positif dan secara statistik signifikan antara
kompetensi dosen dengan prestasi belajar. Jika ada penambahan 1
poin skor pada kompetensi dosen, akan meningkatkan 0,433 poin skor
pada prestasi belajar.
Dengan melihat nilai probability yang kurang dari nilai α yang
diharapkan (0,000 < 0,05) memberikan arti adanya pengaruh antara
asal jurusan, kompetensi dosen dengan prestasi belajar.
2) Sumbangan Efektif dan Relatif
Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variasi dari variabel independen dapat menjelaskan
pengaruh dengan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini,
berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin mendekati angka 1 dapat
dikatakan bahwa model yang digunakan semakin baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
88
Hasil analisis regresi linier ganda dapat dilihat dari nilai R
square yaitu sebesar 0,543 yang mempunyai arti sebesar 54,3%
variabel asal jurusan, kompetensi dosen dapat mempengaruhi prestasi
belajar, sedangkan sisanya yaitu 45,7% diterangkan oleh variabel lain
yang belum diteliti dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk sumbangan efektif dari masing-masing
variable dengan menggunakan rumus :
%100Re
.. 2
xgression
RuctcrosssprodbxiSExi
%29%100307,13
3,54.308,12.574,0
xsanSEasalJuru
43%100307,13
3,54.519,24.433,0
xsiDosenSEKompeten
Jadi dari kedua variabel (asal jurusan dan kompetensi dosen)
yang paling besar pengaruhnya yaitu pada variabel Kompetensi Dosen
dengan besar pengaruh 43%, sedangkan varibel Asal Jurusan hanya
29% .
D. Pembahasan
1. Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa 30 (57,7 %)
mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan prestasi memuaskan, 2
(3,8%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan prestasi sangat
memuaskan. 7 (13,5 %) mahasiswa dengan jurusan IPA mempunyai
prestasi memuaskan dan 6 (11,5 %) mahasiswa jurusan IPA mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
89
prestasi Pujian. Dari data tersebut sudah dapat menjelaskan adanya
pengaruh positif dari variabel asal jurusan dan prestasi belajar.
Setelah dilakukan uji statistik regresi linier ganda diperoleh nilai t
hitungnya 3,642 serta nilai probability menunjukkan nilainya lebih kecil
dari nilai α yang diharapkan ( 0,001<0,05).
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut
Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku
secara universal”. Dimana jurusan Kebidanan merupakan bagian dari ilmu
science, Asal jurusan IPA merupakan jurusan yang sesuai untuk
mendapatkan besik yang kulat dalam menempuh ilmu Kebidanan.
2. Pengaruh Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa 22 (42,3%)
kompetensi dosen kurang dengan prestasi memuaskan, 1 (1,9%)
kompetensi dosen baik dengan prestasi memuaskan. Dari data tersebut
sudah dapat menjelaskan adanya pengaruh positif dari variabel kompetensi
dosen dan prestasi belajar. Setelah dilakukan uji statistik regresi linier
ganda diperoleh nilai t hitungnya 3,973 serta nilai probability
menunjukkan nilainya lebih kecil dari nilai α yang diharapkan (
0,000<0,05).
Menurut Atwi Suparman (2005), seorang dosen hendaknya
memiliki tiga kompetensi yaitu penguasaan bidang ilmu, ketrampilan
kurikulum dan ketrampilan pedagodis (pembelajaran dan pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
90
cara mensikapi pemahaman materi ajar). Menurut Raka Joni (1980) cara-
cara pengelompokan kompetensi yang lain masih bisa dilakukan. Akan
tetapi yang jelas, pembentukan dan perwujudannya di dalam perbuatan-
perbuatan pelaksanaan tugas terjadi secara kait- mengait dan saling
menunjang.
Keterikaan antara kompetensi seorang dosen terhadap prestasi
mahasiswa sangat erat sekali. Dimana dalam proses kegiatan belajar dalam
perkuliahan tidak lepas dari sebuah strategi pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan mahasiswa. Untuk mendapatkan strategi pembelajaran
dosen yang baik itu disebut dengan kompetensi, dimana kompetensi dosen
itu memberikan sebuah dukungan atau pengaruh yang kuat dalam
keberhasilan murid atau mahasiswa.
3. Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa dan Kompetensi Dosen Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Prodi DIII Kebidanan
Universitas Wiraraja.
Hasil analisis regresi ganda pengaruh antara asal jurusan,
kompetensi dosen, dan prestasi belajar. Terdapat pengaruh positif dan
secara statistik signifikan antara asal jurusan dengan prestasi belajar,
dimana setiap peningkatan 1 poin skor asan jurusan akan meningkatkan
0,574 poin hasil belajar. Hal inipun juga terjadi pada kompetensi dosen
dengan prestasi belajar, dimana terdapat pengaruh positif dan secara
statistik signifikan antara kompetensi dosen dengan prestasi belajar. Jika
ada penambahan 1 poin skor pada kompetensi dosen, akan meningkatkan
0,433 poin skor pada prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
91
Hasil analisis regresi linier ganda dapat dilihat dari nilai R square
yaitu sebesar 0,543 yang mempunyai arti sebesar 54,3% variabel asal
jurusan, kompetensi dosen dapat mempengaruhi prestasi belajar,
sedangkan sisanya yaitu 45,7% diterangkan oleh variabel lain yang belum
diteliti dalam penelitian ini.
Dengan melihat nilai probability yang kurang dari nilai α yang
diharapkan (0,000 < 0,05) memberikan arti adanya pengaruh antara asal
jurusan, kompetensi dosen dengan prestasi belajar.
Menurut Surya dalam Ridwan (2006), Dosen berfungsi sebagai
mitivator mahasiswa, harus mampu untuk (1) membangkitkan dorongan
mahasiswa untuk belajar, (2) menjelaskan secara konkrit kepada
mahasiswa tentang tujuan akhir yang harus dicapai setelah pembelajaran,
(3) memberikan reward untuk pretasi yang dapat dicapai dikemudian hari
dan (4) membuat regulasi atau aturan perilaku mahasiswa yang
diharapkan. Dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi sekalipun,
motivasi para mahasiswa sangatlah penting, karena hasil belajar
mahasiswa akan menjadi optimal jika ada motivasi yang tinggi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hawlwy (Ridwan, 2006) yang menyatakan
bahwa para mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajar lebih
baik dibandingkan dengan para mahasiswa yang memiliki motivasi
rendah. Untuk tetap memelihara motivasi demi mencapai prestasi
mahasiswa perilaku dosen menjadi penting diperhatikan saat terjadi proses
belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
92
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa untuk
mendapatkan mahasiswa yang berprestasi salah satu faktor utamanya adalah
dipengaruhi olrh dosen pengajarnya. Prestasi belajar mahasiswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.
Namun hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari proses belajar itu
sendiri, dimana untuk mencapai hasil belajar yang baik kita juga harus
menciptakan proses belajar yang baik pula. Persepsi, motivasi dan minat
inilah yang berperan dalam proses belajar. Adanya persepsi dalam proses
belajar adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga
dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas, karenapersepsi seseorang
akan mempengaruhi dalam proses belajar dan mendorong siswa untuk
melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito
(2002), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu
keberhasilan. Begitupun dengan motivasi dan minat belajar. Tanpa adanya
motivasi dan minat yang tinggi dalam diri mahasiswa untuk belajar maka
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan sempurna.
Hasil analisis regresi linier ganda dapat dilihat dari nilai R square
yaitu sebesar 0,543 yang mempunyai arti sebesar 54,3% variabel asal
jurusan, kompetensi dosen dapat mempengaruhi prestasi belajar, sedangkan
sisanya yaitu 45,7% diterangkan oleh variabel lain yang belum diteliti dalam
penelitian ini. Pada penelitian yang memberikan sumbangan yang terbanyak
adalah Kompetensi Dosen dengan besar pengaruh 43%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
93
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap mahasiswa
Prodi DIII Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep tahun ajaran 2012/2013
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat Pengaruh Positif dan secara signifikan antara asal jurusan
mahasiswa dengan prestasi belajar. Mahasiswa dengan persepsi positif
berpontensi memiliki hasil belajar 0,5 kali lebih tinggi daripada mahasiswa
dengan persepsi negatif (b = 0,574).
2. Terdapat Pengaruh Positif dan secara signifikan antara kompetensi dosen
dengan prestasi belajar. Dengan kompetensi dosen yang baik berpontensi
memiliki menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan yaitu “pujian”.
Terdapat 0,4 kali lebih berprestasi daripada dosen yang mempunyai
kompetesni kurang (b = 0,433).
3. Terdapat Pengaruh Positif dan secara signifikan antara asal jurusan dan
kompetensi dosen dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dengan uji regretion logistic ganda dimana nilai probability kurang
dari nilai α yang diharapkan (0,000 < 0,05). Juga didapat asal jurusan
mahasiswa, kompetensi dosen dapat memberikan konstribusi prestasi belajar
sebesar 54,3%, sedangkan 45,7% diterangkan oleh variabel lain yang belum
diteliti dalam penelitian ini.
B. Implikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
94
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara
asal jurusan mahasiswa, kompetensi dosen dengan hasil belajar. Oleh karena
itu penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan perekrutan mahasiswa
baru serta memberikan kesempatan kepada para dosen supaya bisa
meningkatkan kompetensinya demi tercapainya mahasiwa yang berprestasi
baik atau dengan pujian.
C. Saran
1. Bagi Dosen Pengajar
Bagi dosen pengajar khususnya dosen di Universitas Wiraraja
Sumenep Madura supaya lebih semangat lagi dalam memberikan
perkulihan, tentunya dengan modal kompetensi yang baik. Dengan
kemampuan kompetesnsi dosen yang baik tentunya akan mudah membaca
reaksi serta respon yang datangnya dari mahasiswa, tentunya nanti metode
yang akan digunakan oleh dosen akan menyesuaikan dengan keadaan yang
ada dalam perkulihan sehingga akan menimbulkan sebuah motivasi dalam
diri mahasiswa untuk mengikuti perkulihan dengan seksama, alhasil
terkhir bagi mahasiswa akan mendapatkan nilai yang baik dan
mendapatkan sebuah prestasi dalam belajarnya.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa, belajar bukan hanya dibangku kuliah, jangan
hanya menitik beratkan kepada materi yang disampaikan oleh dosen,
karena sebenarnya materi tersebut hanyalah pengantar awal untuk
mendalami kembali di luar bangku kuliah. Motivasi yang timbul karena
faktor individu akan menanamkan sebuah kenyakinan bahwasanya belajar
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
95
dengan mandiri itu adalah bagian dari proses penggapaian prestasi,
sehingga apa bila terdapat sebagian dosen yang kurang kompetensi dalam
mengajar di kelas, maka hal itu bukanlah sebuah halangan mahasiswa
dalam mencapai prestasi dengan predikat pujian. Karena masih banyak
faktor lain yang dapat memberikan semangat untuk mencapai tujuan dan
prestasi dalam perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
96
DAFTAR PUSTAKA
Aadesanjaya. 2011. Prestasi Belajar. Diakses dari
http://aadesanjaya.blogspot.com tml, pada tanggal 26 Mei 2014.
Pukul 09.30 WIB
Abdullah, M. 2007. IPA Fisika SMP dan MTS Untuk Kelas VII. Esis, Jakarta
Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Salemba Medika. Jakarta
Annas, dan Mursidin. 2008. Pemeanfaatan teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Pembelajaran di Propinsi Sulawesi Tengah dan se-
Kabupaten Kolaka, Simposium Pendidikan Nasional. Kediri.
Arikunto. S. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cip
Bahri Djamarah, S. 2012. Pengertian Tentang Prestasi Belajar.
http://id.shvoong.com, pada tanggal 26 Mei 2014.Pukul 09.00 WIB
Baharuddin. 2008. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz
Dalyono, M .2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dokumentasi Universitas Wiraraja (2013)
Fitria, L. 2009. Hasil Observasi Sipenmaru Akbid Citra Medika Surakarta.
Surakarta
Hamalik, A. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Heriyanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Praktek. Surabaya
Ikatan Konselor Indonesia (2008)
Imran. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Raya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
97
Joni, R. T. 1980. Pengembangan Kurikulum IKIP/ FIP/Fkg: Studi
KasusPendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta : P3G
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Komptensi. Guru). Bandung: PT Remaja Rodakarya
Mardapi,D, dkk. 2003. Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Hasil
Belajar Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP). Yogyakarta:: Pascasarjana UNY
Mulyasa. E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda
Karya
Norlita W dan Ova, E. W. A. S. 2006. Efektifivas metode simulasi dan metode
Brainstorming untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja. Berita Kedokteran Masyarakat, BKM/XXI/03, 108–1016.
Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta. CV. Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.2007. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta
Purwanto, N. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rakhmat, R. 2007. Persepsi Dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Ridwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Ridwan. 2008. “Pengaruh Kegiatan Belajar Terhadap Prestasi yang Dicapai”
(dalam http://ridwan202.wordpress.com, diakses pada 26 Mei 2014
Ruhimat, T, dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. UU
No. 20 tahun 2003
Sobur, A 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Suderadjat, H. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) :
Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas 2003.
Bandung : CV Cipta Cekas Grafika
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
98
Sudrajat, A. 2009. Menanti Peran Aktif Organisasi Profesi Guru Konselordan
Pengawas Sekolah. Tersedia dalam http://.Wordpress.Com. (14 Juni
2014)
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumaji, dkk 1998. Pendidikan Sains Yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisus
Sumarti, T. 2008. Meningkatkan Kualitas Kompetensi melalui Kuliah Kerja
profesi: Sebuah tantangan Enterprenuership bagi Perguruan
Tinggi.[Online]. Tersedia di: http://www.fema.ipb.ac.id [14 Juni 2014]
Suparman, A. 2005. Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta : PAU-PPAIUT
Suryabrata, S. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Suyoso, A. 1998. Pengembangan Pendidikan IPA SD. Jakarta: Dirjendikti
Depdiknas
Syah, M. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syahidin . 2002, Pengembangan Perkuliah Pendidikan Agama Islam diPerguruan
Tinggi Umum, Disertasi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Syaodih, N. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Thoha, M. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta:
Grafindo Perseda
Thohari (dalam Oedien, 2008). IPA Online. Dalam http://pusjar.didikjatim.net,
diaksen tanggal 28 Mei 2014
Udin S. Winataputra. 2008. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka Departemen Pendidikan Nasional
Wahyudi. 2009. Pengetian Persepsi. Diakses 31 Januari 2014, dari
:www.infoskripsi.com
Wales, J. Persepsi. Diakses 31 Januari 2014,dari :www.wikipedia.com
Wibisono, S. 2009. Biostatistik penelitian kesehatan (SPSS 16 for window).
Surabaya: Dua Tujuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
99
Widayatun T.R. 2005. Ilmu Perilaku. Jakarta: CV Sagung Seto.
Winardi. J. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja
Grafindo Perseda
Lampiran 1
Biodata
Nama : Eva Nurhidayati
Tempat, tanggallahir : Sumenep, 06 November 1987
Profesi / jabatan : Bidan/ Dosen
Alamat kantor : Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep
Jl. Raya Pamekasan-sumenep, KM5
Tlp : -
Alamat rumah : Jl. Trunojoyo No. 28, RT. 02 RW. 03 Desa Gedungan
Kecamatan Batuan Kabupaten Sumenep.
Tlp : 081934998986
e-mail : [email protected]
Riwayat pendidikan di PerguruanTinggi
1. Universitas Kadiri, DIV Kebidanan ( 2010 ), S.ST.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
100
2. POLTEKES Majapahit Mojokerto, DIII Kebidanan (2009), Amd.Keb.
Surakarta, 09 Juni 2014
EVA NURHIDAYATI
Jadwal penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
101
Lampiran 3: HALAMAN INFORM CONSENT
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Kepada
Yth.Saudari Mahasiswi DIII Kebidanan UNIJA
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa dan Kompetensi Dosen Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Di FakultasI lmu
Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep”, saya mohon saudari memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
102
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tersebut di atas. Apabila
Saudari terlibat dalam penelitian dimohon menandatangani lembar persetujuan
yang telah disediakan (informed consent)
Sumenep, Juni 2014
Peneliti
Eva Nurhidayati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
103
Lampiran 4: HALAMAN PERSETUJUAN
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Saya yang bertandatangan di bawahini:
Nama :
Umur :
Jeniskelamin :
Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Asal Jurusan Mahasiswa dan Kompetensi
Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Di
FakultasI lmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep”, menyatakan setuju/
tidak setuju*) diikut sertakan dalam penelitian dengan catatan apabila sewaktu-
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan
persetujuanini. Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya.
Sumenep, Juni 2014
Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
104
KUESIONER PENELITIAN
(Diisi oleh mahasiswa pada kelas bersangkutan)
DATA UMUM
Program Studi :
Nama Dosen :
Semester :
Kelas :
Umur :
ASAL JURUSAN MAHASISWA
Jurusan ketika SMA : IPA / IPS
PRESTASI MAHASISWA
Jumlah IPK semester IV:
KOMPETENSI PROFESIONAL DOSEN
Pendidikan Dosen :
Gunakan skala penilaian (skor) berikut ini untuk menjawab setiap pertanyaan;
dengan menuliskan nilai skor pada kolom yang sesuai. Sangat Setuju = 5, Setuju
= 4, Tidak Tahu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1.
Berilah tanda centrang ( √ ) pada kolom yang sesuai
No Uraian Kinerja Dosen Skor
KOMPETENSI PEDAGOGIK 1 2 3 4 5
1 Dosen sangat siap mengajar di kelas
2 Dosen menyediakan bahan ajar tambahan selain diktat dan buku teks
3 Dosen mudah ditemui di luar kelas
4 Dosen menyediakan diktat kuliah selain buku teks
5 Isi SAP sangat jelas dan membantu anda memahami matakuliah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
105
6 Dosen memperlihatkan penguasaan materi matakuliah
7 Dosen mengajarkan materi dengan metode yang efektif
8 Dosen selalu memberi contoh konkrit setiap menjelaskan suatu hal
9 Dosen tidak banyak bercerita tentang hal di luar materi matakuliah yang
bersangkutan
10 Buku teks untuk matakuliah tersebut mudah didapat
11 Diktat dari Dosen telah tersedia dan mudah diperoleh
12 Dosen mengajar tidak terlalu cepat/lambat, sehingga mudah dimengerti
mahasiswa
13 Dosen selalu memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya
14 Materi dari matakuliah telah menambah / memperluas pengetahuan dan
wawasan anda
15 Mahasiswa puas setelah mengikuti perkuliahan matakuliah dosen tersebut
16 Matakuliah tersebut sangat mudah dipahami mahasiswa
17 Dosen memperlihatkan sikap menghormati mahasiswa dan mendorong /
memotivasi mahasiswa
18 Dosen terampil menggunakan sarana teknologi modern dalam memberi
kuliah
19 Dosen sangat komunikatif
20 Bahasa dan intonasi dosen dalam mengajar mudah dipahamai
21 Dosen berwibawa di mata mahasiswa
22 Materi matakuliah selalu diperbaharui dengan contoh atau perkembangan
terakhir
23 Isi buku teks/diktat mudah dipahami
24 Dosen selalu hadir memberi kuliah setiap pertemuan
25 Dosen hadir di kelas tepat waktu
26 Dosen tidak pernah meniadakan kuliah tanpa alasan
27 Dosen meninggalkan kelas tepat waktu
28 Materi tugas, tes, dan ujian sesuai dengan materi Matakuliah dan selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
106
dengan isi SAP
29 Dosen menyelesaikan seluruh materi sesuai isi SAP
30 Nilai yang diberikan pada KHS sesuai dengan hasil ujian dan penugasan
31 Dosen selalu memberi penjelasan tentang cara menilai
32 Dosen memberi penilaian yang obyektif
33 Dosen memberi pendidikan tentang nilai (values), moral, etika selain
tentang materi matakuliah dan disampaikan sebelumnya.
34 Dosen menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
35 Dosen menciptakan suasana kelas yang kondusif/termotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
107
Validitas Kompetensi Dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
108
Reliabilitas Kompetensi Dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
109
Tabulasi Silang
1. Asal Jurusan dengan prestasi
2. Kompetensi dosen dengan prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
110
Uji Regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
111
TABULASI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
112
SURAT IJIN PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user