1
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
Program Reformasi Birokrasi
Triwulan I Tahun 2020
2
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
BAB I
20
20
TRIWULAN I
PENDAHULUAN
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
1
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
TRIWULAN I TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business
prosess) dan sumber daya manusia aparatur.
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan
pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata
ulang atau diperharui. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi
adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.
Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan
komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk
direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus
segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik,
sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan
efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang
bersifat radikal dan revolusioner.
Adapun visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam lembaran Grand Design
Reformasi Birokrasi Indonesia adalah terwujudnya pemerintahan kelas dunia. Visi tersebut
menjadi acuan dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang
profesional dan berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima
kepada masyarakat dan manajemen pemerintahan yang demokratis agar mampu
2
menghadapi tantangan pada abad ke 21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun
2025.
Sedangkan Misi Reformasi Birokrasi Indonesia adalah :
1. Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-undangan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;
2. Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, manajemen sumber
daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan publik,
mindset, dan cultural set;
3. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif;
4. Mengelola sengketa administrasi secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan dari reformasi birokrasi tersebut maka
ditetapkan 8 (delapan) area perubahan dan hasil yang diharapkan meliputi seluruh aspek
manajemen pemerintahan, seperti yang dikemukanan pada table dibawah ini :
3
Dan dalam rangka mempercepat pencapaian hasil area perubahan refomasi
birokrasi tersebut maka ditetapkanlah 9 (sembilan) Program Percepatan Reformasi
Birokrasi. Program percepatan digunakan oleh seluruh instansi pemerintah untuk
mendukung pelaksanaan refomasi birokrasi di instansi masing-masing baik Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah. 9(sembilan) program percepatan reformasi birokrasi
adalah sebagai berikut :
1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah;
2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS;
3. Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka;
4. Peningkatan Profesionalisasi PNS;
5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi;
6. Peningkatan Pelayanan Publik;
7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur;
8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri;
9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur.
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang terencana dengan baik serta
pelaksanaannya yang tertib, kontinyu dan konsisten, telah diperoleh gambaran yang
obyektif dan lengkap tentang pencapaian target dari keseluruhan 8 (delapan) program
area perubahan reformasi birokrasi di Setjen Wantannas selama triwulan I tahun 2020.
B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Laporan Monitoring dan Evaluasi ini meliputi hasil pemantauan dan
analisisnya terhadap pelaksanaan 8 (delapan) program area perubahan reformasi
birokrasi Setjen Wantannas selama triwulan I tahun 2020. Penyajian hasil pemantauan
dan evaluasi dalam laporan ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian
sesuai rencana masing-masing bidang yang telah ditetapkan dalam road map program
reformasi birokrasi Setjen Wantannas. Laporan monitoring dan evaluasi ini disusun
dengan tata urut sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan;
Bab II Perencanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
Bab III Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
Bab IV Penutup.
4
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan monitoring dan evaluasi triwulan I tahun 2020 ini
adalah untuk melaporkan perkembangan kemajuan 8 (delapan) program area perubahan
reformasi birokrasi di lingkungan Setjen Wantannas, agar dapat dijadikan bahan masukan
dan pertimbangan selanjutnya, baik bagi masing-masing unit kerja di lingkungan Setjen
Wantannas dalam melanjutkan pelaksanaan program reformasi, maupun bagi pimpinan
nasional dalam menentukan kebijakan tekait program reformasi nasional.
D. Dasar Hukum
Untuk mengetahui bagaimana kemajuan perkembangan pelaksanaan 8 (delapan)
program area perubahan reformasi birokrasi tersebut di atas dihadapkan pada target-
target yang telah ditetapkan, kelompok program monitoring dan evaluasi Setjen
Wantannas menggunakan dasar aturan sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
2. Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 1999 Tanggal 31 Agustus 1999 tentang
Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/15/M.
PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PermenPANRB) Nomor 30 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014
tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah;
5. Surat Keputusan Sesjen Wantannas Nomor : Kep-37/I/2012 Tanggal 2 Januari 2012
tentang Reformasi Birokrasi;
6. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 1.1101.30013101
Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional;
7. Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 1.1101.30013101
Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional;
5
8. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 28 Tahun 2020
Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas
di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
9. Instruksi Sesjen Wantannas Nomor: 01 Tahun 2020 tentang Aksi Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2020 dan Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2019 Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional.
6
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
BAB II
20
20
TRIWULAN I
PERENCANAAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
6
BAB II
PERENCANAAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
A. Profil Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 101 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999
tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional,
dijelaskan bahwa Setjen Wantanas adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian
(LPNK) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden selaku Ketua
Wantannas, dan berperan dalam pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin
pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Dalam menjalankan peran
tersebut, Setjen Wantannas mempunyai tugas merumuskan rancangan kebijakan dan
strategi nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia.
Dalam menyelenggarakan tugas, Setjen Wantannas mempunyai fungsi: (a) perumusan
rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan
nasional; (b) perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam
rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan,
persatuan-kesatuan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara; (c) penyusunan
perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu dan
rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat
risiko pembangunan.
1. Visi dan Misi Dewan Ketahanan Nasional
a. Visi
Dalam rangka mewujudkan Indonesia maju, Presiden menetapkan Visi:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berdasarkan Gotong Royong”
Untuk mendukung Visi tersebut presiden menetapkan Misi:
1) Meningkatkan kualitas manusia Indonesia;
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing;
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
7
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman bagi seluruh
warga;
8) Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif dan terpercaya;
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 24 Oktober
2019 bahwa tidak ada Visi dan Misi Menteri/Pimpinan Lembaga dan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya wajib mengacu pada Visi dan Misi Presiden.
Untuk itu perumusan Visi dan Misi Dewan Ketahanan Nasional disusun dengan
menyelaraskan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut:
“Dewan Ketahanan Nasional yang andal, profesional, inovatif, dan
berintegritas dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk
mewujudkan Indonesia maju yang Berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan Gotong-Royong”
b. Misi
Dewan Ketahanan Nasional melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden,
dengan uraian sebagai berikut:
1) Memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis yang cepat, akurat
dan responsif, kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pengambilan
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan negara; dan
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Lembaga Dewan
Ketahanan Nasional.
2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dan Sumber
Daya Manusia
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di atas, telah disusun struktur organisasi
Setjen Wantannas berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: 1.1101.30013101 tanggal 31 Januari
2000 tentang Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan
8
Ketahanan Nasional. Secara garis besar struktur organisasi Setjen Wantannas,
sebagai berikut:
Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 9 unit kerja eselon I, yaitu: Kedeputian Bidang
Sistem Nasional; Kedeputian Bidang Pengkajian dan Penginderaan; Kedeputian
Bidang Politik dan Strategi; Kedeputian Bidang Pengembangan; Staf Ahli Bidang
Sosial Budaya; Staf Ahli Bidang Ekonomi; Staf Ahli Bidang Pertahanan Keamanan;
Staf Ahli Bidang Hukum; dan Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam
pelaksanaan tugas kesekretariatan, Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 3 unit
kerja eselon II, yaitu Biro Umum; Biro Perencanaan, Organisasi, dan Keuangan; dan
Biro Persidangan, Sistem Informasi dan Pengawasan.
Berdasarkan data kepegawaian sampai dengan bulan Agustus 2019, kekuatan
sumber daya manusia Setjen Wantannas adalah sebanyak 211 orang, terdiri atas 90
pegawai organik, 56 pegawai perbantuan, 9 pegawai diperbantukan dan 47 Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri. Dari sejumlah itu 7 orang (3.4%) di antaranya
berpendidikan doktor; 41 orang (19.4%) master; 57 orang (27%) sarjana; 106 orang
(50.2%) sarjana muda/D3, SLTA, dan SLTP/SD (cari data terbaru) sebagaimana
Gambar 2 dan Tabel 1. Dari pegawai tersebut 101 orang pegawai yang menduduki
jabatan struktural dan sisanya sebanyak 63 orang sebagai tenaga fungsional.
9
Dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pegawai Setjen
Wantannas diikutkan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) sesuai dengan
kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Diklat tersebut berupa diklat penjenjangan, baik struktural
dan diklat fungsional teknis maupun diklat substansi yaitu diklat yang dirancang untuk
menunjang keahlian dan menambah wawasan di bidang yang terkait dengan sektor
bidang tugasnya.
Perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis menuntut Setjen Wantannas
untuk meningkatkan kompetensi SDM dan memprediksikan kebutuhan SDM dalam
menghadapi lingkungan strategis tersebut.
NO NAMA JABATAN TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH S3 S2 S1 Non S1
1 Pejabat Negara - 1 - - 1
2 Eselon Ia 2 1 1 - 4
3 Eselon Ib 1 3 - 1 5
4 Eselon IIa 3 25 14 8 50
5 Eselon IIb 1 4 - - 5
6 Eselon III - 4 3 2 9
7 Eselon IV 1 1 9 16 27
8 Fungsional Umum - - 33 30 63
9 Pengemudi - - - 9 9
10 Pengamanan Dalam - - - 6 6
11 Tenaga Kebersihan - - - 11 11
12 Pramubakti - - 12 9 21
Jumlah Total 6 41 72 92 211
10
Untuk mewujudkan sasaran strategis diperlukan peningkatan fungsi dan struktur
organisasi, tata laksana antar unit organisasi baik internal maupun eksternal dalam
pengelolaan sumber daya manusia dari segi kualitas maupun kuantitas, oleh karena
itu Dewan Ketahanan Nasional merumuskan dalam sebuah kerangka kelembagaan
sebagai berikut:
3. Budaya Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 37
tahun 2017 tentang Penunjukan Role Model Pengembangan Budaya Kerja Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dijelaskan bahwa nilai – nilai organisasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional adalah :
a. Profesionalisme dan Integritas
b. Akuntabilitas dan Transparasi
c. Efisiensi dan Efektivitas
d. Daya Tanggap (Responsiveness)
4. Tujuan Dewan Ketahanan Nasional
Dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi Presiden dan Wakil Presiden,
Wantannas telah menetapkan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun
kedepan. Adapun tujuannya sebagai berikut:
a. Memberikan analisis kebijakan dan strategi pembinaan ketahanan nasional yang
cepat, akurat dan responsif kepada Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan
Nasional dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan negara;
b. Terselenggaranya kapasitas pelayanan kelembagaan Wantannas yang efektif
dan efisien; dan
Sasaran Strategis Kelembagaan Terkait
yang Sudah Ada
Kerangka Kelembagaan
Terbinanya kondisi
ketahanan nasional
dalam rangka menjamin
keselamatan,
kelangsungan hidup
bangsa dan negara dari
ancaman kedaulatan,
persatuan dan kesatuan.
Dewan Ketahanan
Nasional dan
Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan
Nasional.
a. Pembentukan Dewan
Keamanan Nasional.
b. Penguatan Organisasi dan
ketatalaksanaan Wantannas dan
Setjen Wantannas.
c. Penguatan Fungsi Pengawasan
Internal.
d. Peningkatan kualitas SDM.
11
c. Terwujudnya Aksi Bela Negara yang terstandar, terstruktur, sistematis, dan
masif.
Ukuran keberhasilan atau indikator kinerja untuk kelima tujuan tersebut di atas,
dijelaskan dalam Sasaran Strategis di Rencana Startegis Setjen Wantannas Tahun
2020 – 2024.
B. Perencanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tahun 2020
1. Saran Penyempurnaan (Area of Improvement) Hasil Evaluasi
Dalam rangka mengetahui capaian pelaksanaan reformasi birokrasi Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang sesuai dengan rencana, secara berkala
dilakukan monev internal dan eksternal. Hasil (nilai) monev eksternal disampaikan
Kementerian PANRB kepada Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional dengan
surat nomor: B/257/RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019, Sekretariat Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional mendapat nilai indeks reformasi birokrasi yakni
68,74 dengan predikat “B”.
Dari monev eksternal dihasilkan nilai dan saran penyempurnaan pada Area of
Improvement (AoI) yang dijadikan acuan dalam penyusunan rencana aksi kerja
pelaksanaan reformasi birokrasi tahap berikutnya. Adapun AoI hasil pelaksanaan
evaluasi, sebagai berikut:
Area Peruabahan Saran Perubahan Tindak Lanjut
Manajemen
Perubahan
rencana aksi dan laporan
tindak lanjut dari agen
perubahan di tingkat pusat
dan unit
Monev kinerja agen perubahan
bukti nyata media informasi
reformasi birokrasi (tigkat
keaktifan pegawai, media
sosialisasi yang digunakan,
outcome dari pernggunaan
media)
Penyediaan media komunikasi
quick wins (perencanaan
pasti, monitoring dan
evaluasi, hasil akhir apakah
sesuai atau tidak)
Penyusunan dan pemutakhiran roadmap &
rencana aksi roadmap tahun 2020-2024
melakukan monev untuk
meninjau kembali kinerja
Monev keterlibatan pegawai dalam pelaksanaan
rencana kerja RB
12
dari tim RB di unit kerja,
bahwa implementasi RB
tidak hanya sebatas
pengumpulan dan
pemenuhan dokumen saja
tetapi lebih ke substansi 8
area perubahan.
Hal tersebut bertujuan agar
seluruh anggota di unit kerja
tersebut terinternalisasi
terhadap RB secara
keseluruhan
Peraturan perundangan
indentifikasi aturan (aturan yang dikeluarkan apakah masih berlaku, tidak berlaku, atau dicabut; identifikasi aturan bersinggungan atau tumpang tindih dengan instansi lain)
Monitoring jumlah peraturan yang sedang berlaku
sistem penyusunan PerUU Penyusunan rancangan naskah Persesjen tentang
Pembentukan Persesjen dan Kepsesjen
media informasi aturan - aturan apa yang sedang disusun dan kebijakan yang digunakan
Menyusun daftar peraturan yang sedang dibentuk (program pembentukan peraturan harus menunggu persesjennya)
membuat JDIH sebagai portal hukum Setjen Wantannas dan diintergrasikan dengan JDIHN
Rapat Konsultasi dan Rapat perencanaan bersama BPHN
Organisasi jenis evaluasi organisasi yang dilaksanakan
Evaluasi kesesuaian struktur organisasi/ unit kerja dengan mandat
kesesuaian organisasi dengan kinerja organisasi yang seharusnya
Evaluasi kesesuaian struktur organisasi/ unit kerja dengan kinerja
restruksisasi organsasi berserta alasan
Restrukturisasi organisasi berdasarkan hasil
evalusi mandat dan kinerja
Tatalaksana proses bisnis instansi dan unit kerja
Dokumen Proses Bisnis Setjen Wantannas yang
telah disahkan
SOP (penyusunan berdasarkan peta proses bisnis dan monev berkala)
Setiap Kegiatan di Setjen Wantannas memiliki SOP
kebijakan keterbukaan informasi publik
Keterbukaan dan Kemudahan akses untuk memperoleh informasi tentang seluruh Kegiatan Setjen Wantannas serta adanya respon 2 arah dari pembaca informasi
Indeks SPBE 1. inovasi e-government yang terintegrasi
13
2. sosialisasi cara peng-gunaan e-government kepada seluruh pegawai 3. pengembangan, pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi terhadap e-government
SDM agar menyelesaikan penyusunan Standar Kompetensi Jabatan sebagaimana diatur dalam Permen PANRB Nomor 38 Tahun 2017
Pokja Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
untuk mempercepat terlaksananya merit sistem, agar menerapkan seluruh ketentuan sebagaimana ditetapkannya dalam Permen PANRB Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit dalam manajemen aparatur sipil negara
1. Lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama/ Madya
2. Pokja Penyusunan Persesjen Manajemen Karier
melakukan pengembangan kompetensi pegawai didasarkan pada gap kompetensi. Kemudian melakukan monitorig dan evaluasi pengembangan kompetensi pegawai berbasis kompetensi secara berkala kepada seluruh pegawai
Pelaksanaan Pemetaan kompetensi pegawai
agar dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan kode etik
1.Pokja Penyusunan Persesjen Kode Etik dan Majelis Kode Etik 2.Lembar pengamatan
meningkatkan penilaian kinerja pegawai secara berkala (setiap bulan/ triwulan), kemudian me-manfaatkan hasil penilaian kinerja tersebut untuk menjadi bagian dari dasar perhitungan pemberian tunjangan kinerja
Pengisian formulir pengukuran kinerja individu
menindaklajuti kebijakan tentang penyederhanaan Eselon III dan IV ke dalam jabatan fungsional
Bersurat kepada Menpan RB tentang Pemetaan
jabatan struktural ke jabatan fungional
Akuntabilitas Menyusun pohon kinerja untuk memperbaiki kualitas perjajian kinerja
Penyusunan Pohon Kinerja Setjen Wantannas
Melakukan revisi terhadap perjanjian kinerja yang
Revisi Perjanjian Kinerja berorientasi outcome
14
masih berorientasi output terutama di level eselon II misal perjanjian kinerja 2019 Biro Perencanaan, Organisasi dan Keuangan masih memasukkan ukuran keberhasilannya sebatas jumlah sosialisasi dan jumlah dokumen
Partisipasi aktif atasan dalam monev kinerja
Pemantauan pimpinan secara berkala dalam pencapaian kinerja pegawai
Reward and punishment kinerja
Penyusunan peraturan terkait Reward dan Punishment Setjen Wantannas
Pengawasan kebijakan pengawasan dan implementasi (implementasi pada level unit, monev implementasi, bentuk nyata pada setiap unit apakah ada kreativitas dalam melaksanakan implementasi)
Penyusunan PKPT dan laporan Monev Implementasi kebijakan pengawasan pada unit
SPIP dan kapabilitas APIP -Distribusi survey internal penyelenggaraan SPIP
- Diklat auditor serta analis laporan hasil
pengawasan
-Pemenuhan syarat kapabilitas APIP level 3
LHKASN dan LHKPN Surat Edaran LHKASN dan LHKPN Setjen Wantannas terbit 17 Maret 2020
Pembangunan ZI pemenuhan komponen pengungkit dan hasil dalam rangka pembangunan zona integritas pada 2 unit kerja ZI sesuai LKE 2020
Menindaklajuti pengaduan masyarakat (Data pengaduan selain dari instansi juga melalui media lain dan instansi, data peanganan pengaduan)
penyusunan pedoman kebijakan pengaduan masyarakat dan implementasi pada unit
Pelayanan Publik Standar Pelayanan Penyusunan dan penetapan standar pelayanan
Kemudahan pelayanan dan media informasi
Penyusunan cetak biru media informasi pelayanan publik secara elektronik
Reward and punishment Penyusunan dan penetapan sistem reward & punishment bagi pelaksana layanan Setjen Wantannas
Monev atas pelaksanaan pelayanan terutama pelayanan langsung dan koordinasi
Monev survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Setjen Wantannas
Daftar inovasi yang wajib dikawal pelaksanaan
Penyusunan dan penetapan inovasi pelayanan di Setjen Wantannas
15
2. Rencana Kerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Tahun 2020
No. AREA PERUBAHAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
PENGUNGKIT (PROSES)
I Manajemen Perubahan
A.
Meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai instansi pemerintah
dalam melakukan reformasi birokrasi
B.
Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja instansi
pemerintah
C.
Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan
timbulnya resistensi terhadap perubahan
Kegiatan
1. Tim Reformasi Birokrasi telah dibentuk
2. Pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi Road Map Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
3. Pemantauan dan evaluasi Reformasi Birokrasi (PMPRB)
4. Perubahan pola pikir dan budaya kerja
II Penataan Peraturan Perundang – undangan
A.
Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh istansi pemerintah
B.
meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan instansi
pemerintah
Kegiatan
1. Pengharmonisasian peraturan internal yang ada
2. Pembentukan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang – undangan
III Penataan dan Penguatan Organisasi
A.
Menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal
instansi pemerintah
B.
Meningkatnya kapasitas instansi pemerintah dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi
Kegiatan
1. Pelaksanaan evaluasi jabatan satuan kerja dan unit kerja yang ada
2.
Pemantauan dan evaluasi Kelembagaan Pemerintah Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional
16
IV Penataan Tatalaksana
A.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan
manajemen pemerintahan di instansi pemerintah
B.
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di
instansi pemerintah
C. Meningkatnya kinerja di instansi pemerintah
Kegiatan
1.
Penyusunan, penjabaran, dan pelaksanaan evaluasi peta proses bisnis dan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Implementasi dan penyusunan sistem dan prosedur kerja
3. Penyusunan dan pengembangan E-Government
4. Penyempurnaan keterbukaan Informasi Publik (PPID)
V Pentaan Sistem Manajemen SDM Aparatur
A.
Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada masing –
masing instansi pemerintah
B.
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada
masing – masing instansi pemerintah
C. Meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing – masing instansi pemerintah
D.
Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masing – masing
instansi pemerintah
E.
Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing – masing instansi
pemerintah
Kegiatan
1.
Penyusunan perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan
organisasi
2.
Penerimaan pegawai dengan proses yang transparan, objektif, akuntabel dan
bebas KKN
3. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
4. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
5. Penetapan Kinerja Individu
6. Penegakkan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
7. Penyempurnaan evaluasi jabatan
8. Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
17
VI Penguatan Akuntabilitas
A. Meningkatnya kinerja instansi pemerintah
B. Meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah
Kegiatan
1. Peningkatan keterlibatan pimpinan
2. Pengelolaan akuntabilitas kinerja
VII Penguatan Pengawasan
A. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara oleh masing-
masing instansi pemerintah
B. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada masing – masing
instansi pemerintah
C.
Meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara pada
masing – masing instansi pemerintah
D.
Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing – masing instansi
pemerintah
Kegiatan
1. Pembangunan zona integritas
2. Penanganan Gratifikasi
3. Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
4. Penanganan pengaduan masyarakat
5. Pelaksanaan Whistle-blowing system
6. Penanganan benturan kepentingan
7. Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
VIII Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
A. Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman,
dan lebih mudah dijangkau) pada instansi pemerintah
B. Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan
internasional pada instansi pemerintah
C. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik oleh masing – masing instansi pemerintah
Kegiatan
1. Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan reviu Standar Pelayanan (SP) dan SOP
2. Pelaksanaan dan pengembangan budaya pelayanan prima
3. Pengelolaan pengaduan pelayanan
4. Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
5. Pemanfaatan teknologi informasi
17
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
BAB III
20
20
TRIWULAN I
CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PELAKSANAAN RB
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
18
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
TRIWULAN I - TAHUN 2020
Berdasarkan hasil Monev Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Triwulan I Tahun 2020,
diperoleh gambaran capaian pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi Triwulan I
Tahun 2020, sebagai berikut:
A. Manajemen Perubahan
1. Pencapaian Hasil
a. Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Nomor 28 Tahun 2020
Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional
b. Sosialisasi dan internalisasi Road Map reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet kepada
anggota organisasi, melalui media Website (kolom menu RB) dan Jam Pimpinan (setiap
hari senin, pukul 08.00 wib)
c. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tahun 2020 – 2024.
d. Perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan terkait PMPRB, Instruksi
Sesjen nomor 1 tahun 2020 Tentang Aksi Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas Tahun
2020 dan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2019
2. Evaluasi
a. Peran agent of change sebagai penggerak perubahan dilingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional perlu dibentuk dan secara berkala diberikan
pelatihan agar melakukan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
b. Melakukan sosialisasi dan internalisasi secara berkala mengenai Reformasi Birokrasi di
seluruh unit organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional melalui televisi
di unit masing–masing.
19
c. Secara bertahap program reformasi birokrasi terus memberikan dampak positif pada
perubahan kinerja organisasi
3. Rencana aksi kedepan
a. Pembentukan agent of change dan rencana kerja agent of change
b. Melakukan sosialisasi dan internalisasi program reformasi birokrasi secara berkala
B. Penataan Peraturan Perundang – undangan
1. Pencapaian Hasil
a. Penyusunan Draft Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 33 Tahun 2016 Tentang
Tata Cara Penyusunan Peraturan
Perundang – Undangan Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
b. Penyusunan Draft Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tentang
kode etik pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
c. Serta Revisi atas peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis / tidak sinkron
lainnya.
2. Evaluasi Melakukan pemutakhiran draft peraturan maupun Keputusan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
3. Rencana aksi kedepan
a. Menyelesaikan draft peraturan maupun Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional
b. Menata sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan (JDIH).
20
C. Penataan dan Penguatan Organisasi
1. Pencapaian Hasil
a. Koordinasi usulan penyederhanaan Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional yang akan diajukan kepada Deputi Kelembagaan dan Tata
Laksana KEMENPANRB
b. Koordinasi revitalisasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No.
13 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Sesjen Wantannas Nomor:
1.1101.3001301 Tahun 2000 Tentang
Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja Setjen Wantannas yang ditindaklanjuti dengan
penyusunan Rancangan Peraturan Presiden.
2. Evaluasi
a. Rancangan Peraturan Presiden terkait Dewan Ketahanan Nasional masih belum
rampung;
b. Perubahan struktur Wantannas sedang dalam proses pengajuan. Perubahan
struktur tersebut dilakukan dalam rangka penyesuaian terhadap rumpun
kelembagaan.
3. Rencana aksi kedepan
Melanjutkan proses penataan kelembagaan agar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
D. Penataan Tatalaksana
1. Pencapaian Hasil
a. Penyusunan Proses Bisnis Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
b. Implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi di lingkungan
internal dalam rangka mendukung proses birokrasi (misal: intranet, sistem
perencanaan dan penganggaran, sistem data base SDM, dll) sudah dilakukan
21
sebagaimana terlihat dalam screenshot
Aplikasi-Aplikasi Setjen Wantannas
dan screenshot e-government Setjen
Wantannas.
c. Implementasi pengembangan e-
government secara terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat (misal: website untuk
penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem pengaduan) sudah dilakukan
sebagaimana terlihat dalam screenshot: www.wantannas.dkn.go.id;
www.perencanaan.dkn.go.id; www.lpse.dkn.go.id; www.ortala.dkn.go.id dan www.
e-government.dkn.go.id. Serta Implementasi pengembangan e-government secara
terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam
tingkatan transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan melalui website,
melakukan pembayaran, dll) sudah dilakukan sebagaimana terlihat dalam
screenshot: lpse. www.dkn.go.id; [email protected]
2. Evaluasi
Mengoptimalkan aplikasi – aplikasi yang ada dalam pekerjaan sehari – hari pegawai
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
3. Rencana aksi kedepan
a. Meningkatkan evaluasi terhadap SOP yang ada sehingga mampu meningkatkan
efektivitas dan mengidentifikasi resiko.
b. Mengintegrasikan dan mengoptimalkan seluruh aplikasi serta sistem yang ada.
c. Membuat dan menetapkan peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi
organisasi serta menjabarkannya ke dalam SOP makro dan mikro
E. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
1. Pencapaian Hasil
a. Tersusunnya Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 15
Tahun 2019 Tentang Kamus Kompetensi Teknis di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional;
b. Penyusunan draft Standar Kompetensi Jabatan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional;
http://www.wantannas.dkn.go.id/http://www.lpse.dkn/
22
c. Penyusunan draft Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tentang Kode Etik Pegawai Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional;
d. Kooridinasi usulan pengalihan Jabatan
Struktural Eselon III dan IV ke
Fungsional yang akan diajukan kepada Deputi Bidang SDM Aparatur
KEMENPANRB
2. Evaluasi
a. Mendapat persetujuan Deputi Bidang SDM Aparatur KEMENPANRB terhadap usulan
pengalihan Jabatan Struktural Eselon III dan IV ke Fungsional;
b. Pemutakhiran draft Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tentang Kode Etik Pegawai Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
c. Pemutakhiran draft Standar Kompetensi Jabatan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional.
3. Rencana aksi kedepan
a. Menyelesaikan draft Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tentang Kode Etik Pegawai Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
b. Menyelesaikan usulan pengalihan Jabatan Struktural Eselon III dan IV ke Fungsional
kepada Deputi Bidang SDM Aparatur KEMENPANRB;
c. Menyelesaikan draft Standar Kompetensi Jabatan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional.
F. Penguatan Pengawasan
1. Pencapaian Hasil
a. Telah terdapat kebijakan penanganan
gratifikasi sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional
23
b. Telah terdapat peraturan Pimpinan organisasi tentang SPIP sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 13 Tahun
2019 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
c. Telah ditetapkan kebijakan tentang penanganan pengaduan sebagaimana tertuang
dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 53 Tahun
2018 Tentang Perubahan Atas Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor 34 Tahun 2018 Tentang
Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional;
d. Whistle Blowing System telah
diimplementasikan sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 05
Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penangan an Pelaporan Dugaan Pelanggaran Melalui
Whistle Blowing System Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional dan Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 50
Tahun 2018 Tentang Pembentukan Tim Whistleblowing System Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional;
e. Terdapat peraturan/kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan sebagaimana
tertuang dalam Persesjen No. 46 Tahun 2016 Tentang Pedoman Benturan
Kepentingan di Lingkungan Setjen Wantannas.
2. Evaluasi
a. Belum maksimalnya kegiatan identifikasi dan pengendalian untuk meminimalisir risiko.
b. Penanganan benturan kepentingan belum tersosialisasikan keseluruh unit karena
belum ada badan yang menangani secara definitif.
3. Rencana aksi kedepan
a. Terus meningkatkan kapabilitas APIP
b. Sosialisasikan penanganan benturan kepentingan keseluruh unit.
c. Melakukan evaluasi atas efektivitas kebijakan yang terkait dengan penguatan
integritas (gratifikasi, benturan kepentingan, WBS, pengaduan masyarakat)
24
G. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
1. Pencapaian Hasil
a. Penyusunan dan penetapan Renstra
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Tahun 2020 – 2024
b. Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020
berbasis outcome
c. Penyusunan Pohon Kinerja
d. Penyusunan Laporan Periodik Triwulan I
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
2. Evaluasi
a. Penetapan Renstra Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2020 –
2024
b. Penyelesaian Perjanjian Kinerja Tahun 2020, Pohon Kinerja, serta Laporan Periodik
Triwulan I Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
3. Rencana aksi kedepan
a. Penetapan Renstra Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2020 –
2024
b. Menyelesaikan Perjanjian Kinerja Tahun 2020, Pohon Kinerja, serta Laporan Periodik
Triwulan I Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
1. Pencapaian Hasil
a. Standar pelayanan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tertuang dalam
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor : Kep-
52/Sesjen/VIII/2013 dan Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan pada
seluruh jenis pelayanan yang ditetapkan melalui Kepsesjen Nomor: Kep-
38/Sesjen/V/2014 Tentang Standar Operasional Prosedur Tata Cara Pelayanan
Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Setjen Wantannas;
b. Ditetapkannya Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor :
Kep-90/Sesjen/IX/2015 Tentang Sistem Penghargaan dan Sanksi (Reward and
25
Punishment) Bagi Pelaksana Layanan dan Kompensasi Bagi Penerima Layanan Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
c. Pengaduan pelayanan tersebut ditindaklanjuti secara komprehensif sesuai dengan
SOP Nomor: 01/SOP/Rodangmas/IV/2014 Tentang Tindak Lanjut Pengaduan
Layanan;
d. Untuk menjamin terlaksananya tindaklanjut pengaduan pelayanan, terdapat unit yang
mengelola pengaduan pelayanan yang ditetapkan melalui Kepsesjen Nomor: Kep-
48/Sesjen/04/2016 Tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Setjen
Wantannas;
e. Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dilakukan secara berkala
sebagaimana tertuang dalam Laporan Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat.
Hasil survey kepuasan masyarakat tersebut dapat diakses secara terbuka melalui
website PPID Setjen Wantannas (screenshot website PPID Setjen Wantannas).
2. Evaluasi
a. Review dan perbaikan atas standar pelayanan telah dilakukan secara berkala, namun
belum optimal.
b. Sudah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar.
c. Sudah terdapat pelayanan yang dilakukan secara terpadu
3. Rencana aksi kedepan
a. Mendorong peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pemberian layanan
b. Meningkatkan kapasitas SDM yang terkait layanan dalam rangka mewujudkan
pelayanan prima
c. Menggunakan hasil survey kepuasan stakeholder sebagai masukan untuk perbaikan
layanan.
25
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
BAB IV
20
20
TRIWULAN I
PENUTUP
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil monitoring dan evaluasi pada triwulan I tahun 2020 yang dilakukan
terhadap pencapaian program reformasi birokrasi Setjen Wantannas menyangkut
pelaksanaan 8 (delapan) program area perubahan reformasi birokrasi sebagaimana telah
diuraikan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan 8 (delapan) program area perubahan reformasi birokrasi telah
berjalan melalui perwujudan dalam rencana aksi kegiatan tahun 2020 dan tindak lanjut
tahun 2019, sehingga target sasaran pertriwulannya telah menjadi cukup jelas.
2. Pencapaian target-target sasaran 8 (delapan) program area perubahan reformasi
birokrasi masih perlu perbaikan mengingat tingkat pencapaian sasaran yang belum
optimal
B. Saran
Dari kesimpulan di atas dapat disampaikan saran, yaitu pengumpulan dokumen
baik harcopy maupun softcopy perlu ditingkatkan sebagai bukti otentik dari pencapaian
target yang telah dilaksanakan dalam 8 (delapan) program area perubahan reformasi
birokrasi.
Jakarta, 31 Maret 2020
Ketua Tim RB dan ZI Tahun 2020
Setjen Wantannas
Dr. Sungkono, SE, M.Si.
Marsekal Muda TNI