PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO
DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR
(Studi Kesenjangan Kepuasaan Mendengarkan Siaran Musik Koes Plus
Radio Mentari FM Dan RRI PRO 2 FM di Kalangan
Koes Plus Fans Surakarta (KPFS))
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
DYAH KUMALASARI
D 1207517
Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini media radio maupun televisi menghadirkan beragam program
acara untuk memikat perhatian khalayak. Program acara yang dihadirkan bervariasi,
ada yang bersifat informasi maupun hiburan. Beberapa tahun yang lalu, program
acara mandarin banyak hadir di media televisi maupun radio. Sajian program acara
mandarin yang ditayangkan media massa mendapat respon baik dari audiens.
Misalnya saja tayangan film Meteor Garden yang cukup menyita perhatian khalayak
dan akhirnya menyusul dengan film-film mandarin yang lain. Tidak hanya dalam
bentuk sajian film, lagu-lagu mandarin juga cukup diminati audiens terbukti radio-
radio menyajikan acara khusus yang memutarkan lagu-lagu mandarin. Melalui
program acara yang ditayangkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens
sehingga mereka menjadi penggemar setia program acara tersebut dan setia pada
media massa yang menghadirkan program tersebut.
Saat ini sudah berbeda lagi, sindrom program acara mandarin telah
memudar dan program acara hiburan dengan memutarkan lagu-lagu dan video klip
terbaru serta menampilkan live music menjadi salah satu pilihan di stasiun televisi
maupun radio. Program acara hiburan dengan segmentasi remaja disuguhkan dengan
variasi dari masing-masing stasiun radio maupun televisi untuk menghibur dan
memikat audiens. Media radio menarik perhatian pendengar dengan sajian program
musik, dimana musik merupakan ujung tombak siaran. Program acara lagu-lagu
2
pilihan pendengar khususnya untuk anak muda, hampir ada dalam jadwal program
acara stasiun-stasiun radio, karena memang acara musik banyak digemari pendengar.
Bukan hanya anak muda yang membutuhkan hiburan, namun orang dewasa
juga membutuhkan hiburan yang sama dengan anak muda. Program acara yang
memutarkan lagu-lagu pilihan pendengar juga menjadi pilihan pendengar dewasa.
Bukan lagu-lagu yang populer saat ini yang menjadi kegemaran mereka, namun
lagu-lagu yang populer pada saat mereka muda atau untuk saat ini bisa dikatakan
lagu kenangan. Selain itu tidak berbeda dengan anak muda jaman sekarang yang
mempunyai penyanyi atau grup musik favorit. Orang-orang dewasa pun juga
mempunyai grup musik favorit. Salah satu grup musik Indonesia yang terkenal pada
dasawarsa 1970-an dan mempunyai banyak penggemar serta dianggap sebagai
pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia, adalah grup musik Koes Plus.
Nama grup musik Koes Plus ini memang sudah tidak asing ditelinga
khalayak pecinta musik. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dan lantunkan menjadi
lagu yang masih tersimpan baik dimemori setiap pencintanya. Hasil karya Koes Plus
selalu dinikmati oleh orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai penggemar grup
musik Koes Plus.
Fans grup musik Koes plus yang cukup banyak menjadi salah satu faktor
pertimbangan hadirnya sejumlah program siaran musik Koes Plus di beberapa radio
di kota Solo. Diantaranya adalah “Mentari Plus” disiarkan Radio Mentari FM, Radio
Swara Slenk FM dengan program “Koes Plus Nyess”, RRI PRO 2 FM dengan “K3
(Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”, Radio Sonora Solo / Ria Fm dengan
program “Koes Plus Holic”, dan masih banyak lagi. Program siaran musik Koes Plus
3
dibuat variatif sehingga dapat memanjakan pendengarnya, dan dari sini muncullah
persaingan antar radio yang mempunyai program siaran musik Koes Plus. Salah
satunya adalah persaingan antar Radio Mentari FM yang mengudarakan “Mentari
Plus” dengan siaran musik Koes Plus milik RRI PRO 2 FM yaitu “K3 (Koes Plus
Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita).”
Sebagai salah satu radio swasta di kota Solo, Radio Mentari FM memikat
pecinta musik Koes Plus untuk dijadikan pendengar setianya dengan menghadirkan
program Koes Plus. Program siaran musik “Mentari Plus” disiarkan setiap satu
minggu sekali pada hari Sabtu, dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Acara ini memutarkan
lagu-lagu Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes yang merupakan
lagu-lagu yang diciptakan dan dimainkan anggota Koes Plus. Program siaran musik
Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang juga didampingi seorang
narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah grup musik Koes
Plus. Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lainnya melalui telepon
dan line sms yang disediakan Radio Mentari FM. Program Mentari Plus termasuk
program siaran musik unggulan kedua di Radio Mentari FM karena mampu
menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah kota Solo dan sekitarnya, dari pra
survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran lebih dari 40 SMS dan 10
penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa program acara ini menjadi
program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes Plus.
Program acara pemutaran lagu-lagu Koes Plus juga menjadi salah satu
program siaran musik RRI PRO 2 FM yang merupakan radio milik pemerintah. K3
(Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) PRO 2 FM mengudara pada jam
4
21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu oleh seorang penyiar serta menghadirkan
lebih dari 1 narasumber. Dalam program acara K3 pendengar juga dapat request lagu
Koes Bersaudara dan Koes Plus serta dapat bertegur sapa dengan pendengar lainnya
melalui line phone dan sms. K3 PRO 2 FM juga memberikan informasi seputar Koes
Bersaudara dan Koes Plus dari sejarahnya, album-albumnya atau informasi terbaru
tentang grup musik Koes Plus.
Dari pra survey yang penulis lakukan pada komunitas pecinta Koes Plus
Surakarta, mereka antusias mendengarkan program siaran musik Koes plus di radio-
radio di wilayah kota Surakarta ini termasuk program “Mentari Plus” di Radio
Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Lagu-lagu yang dihadirkan kedua program
tersebut terdapat perbedaan, Mentari Plus menghadirkan lagu-lagu dari Koes
Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes, sedangkan K3 hanya
memutarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Koes Bersaudara dan Koes Plus mulai
tahun 1962 sampai tahun1987. Ditambah lagi dengan waktu siar Mentari Plus dan
K3 yang berbeda, memungkinkan para pecinta Koes Plus untuk dapat menikmati
kedua program siaran musik Koes Plus tersebut. Berdasarkan pra survey itulah yang
menjadi alasan penulis memilih siaran musik “Mentari Plus” di Radio Mentari FM
dan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” RRI PRO 2 FM sebagai
media untuk penelitian ini.
Dengan adanya kedua progam musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan
Radio PRO 2 FM dapat memberikan pilihan, program mana yang lebih disukai
pendengar. Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM merupakan alternatif pilihan
bagi pendengar guna memenuhi kebutuhan mereka. Keputusan memilih media massa
5
mana yang akan dikonsumsi oleh khalayak tentunya dilakukan berdasarkan tingkat
kepentingan, pengalaman, sikap, tingkat perhatian serta kepercayaan yang dimiliki
masing-masing individu. Tetapi dasar untuk pemilihan media itu berbeda-beda
karena ketidaksamaan latar belakang dan psikologis pada masing-masing individu.
Pengguna media sendiri yang mengetahui media mana yang dianggap dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi pemuasan kebutuhannya. Semua itu
tergantung pada kebutuhan yang mereka ingin dapatkan sehingga berusaha mencari
media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan
(Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh
(Gratifications Obtained: GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta
dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio
Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM ?
2. Apakah terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI
PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan
memberikan kepuasan terhadap responden?
6
C. Tujuan penelitian
Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang
diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang
diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan anggota Koes Plus
Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari
Plus di Radio Mentari FM dan siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM.
2. Untuk mengetahui kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI
PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan
memberikan kepuasan terhadap responden.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1. Memberikan informasi mengenai media mana yang lebih mampu
memberikan kepuasan kepada pendengarnya, Radio Mentari FM
dengan program Mentari Plus atau RRI PRO 2 FM dengan program K3.
2. Mengevaluasi program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM
dan PRO 2 FM agar lebih dapat diterima oleh khalayak pendengar.
E. Kerangka Pemikiran dan Teori
Dalam suatu penelitian, kerangka teori dapat membantu dalam menentukan
arah penelitian. Oleh karena itu pada bagian ini akan dipaparkan tentang teori-teori
7
yang sekiranya dapat mendukung penjelasan selanjutnya mengenai penelitian ini.
1. Komunikasi Massa
Dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan
Kesenjangan Kepuasan Pendengar” menggunakan komunikasi massa melalui media
elektronik yaitu radio. Khalayak pendengar memanfaatkan radio untuk menerima
pesan yang berupa lagu-lagu serta informasi-informasi yang disampaikan oleh
komunikator dalam hal ini adalah penyiar.
Radio merupakan salah satu media massa elektronik. Menurut situs Wikipedia, radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).1
Program siaran musik Koes Plus merupakan bentuk kegiatan komunikasi,
yakni komunikasi massa yang memanfaatkan media radio. Menurut Charles R.
Wright:
Komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan ke arah khalayak yang luas, heterogen dan anonim; pesan-pesannya disampaikan secara umum, seringkali menjangkau khalayak luas secara serempak, dan bersifat selintas; komunikatornya cenderung sebagai, atau beroperasi di dalam suatu organisasi yang kompleks sehingga melibatkan pembiayaan yang besar.2
Menurut Bittner, “Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people.”3 Bittner mendefinisikan
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Radio 2 Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, Remadja Karya, Bandung, 1995, Hal. 6 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 188
8
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang.
Sedangkan ahli komunikasi Gerbner menulis, “Mass communication is the
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continous flow of messages in industrial societies.” 4
Dari beberapa definisi komunikasi massa, Jalaluddin Rakhmat mengartikan
komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.5
Komunikasi massa merupakan bagian dari komunikasi yang merupakan
hal penting dalam kehidupan ini. Manusia membutuhkan komunikasi dalam
beriteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hakikat komunikasi adalah proses
pernyataan antarmanusia. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan.6
Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “communication” yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah Latin “communis” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir Gerald Barry “communicare” yang berarti bercakap-cakap. Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. Informasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain harus sama-sama dimengerti. Percakapan berlangsung apabila hal yang
4 Ibid 5 Ibid, Hal. 189 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal.28
9
dipercakapkan dan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu sama-sama dimengerti.7
Cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi, menurut
Harold Laswell ialah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel
To Whom With What Effect.”
Menurut rumus Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek-efek tertentu.8
Penerapan paradigma Laswell dalam penelitian ini membawa penjelasan
tentang unsur komunikasi yang terdapat dalam program siaran musik Koes Plus,
seperti di bawah ini:
- Komunikator : Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
- Pesan : Program siaran musik Koes Plus
- Media : Radio
- Komunikan : Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)
- Efek : Kepuasan Khalayak terhadap siaran musik Koes Plus
2. Program Siaran Musik Koes Plus di Radio
Lagu-lagu Koes Plus merupakan produk budaya massa. Dalam penciptaan
produk ini melibatkan produsen dan konsumen. Grup musik Koes Plus berperan
sebagai produsen yang menciptakan lagu-lagu kemudian dinyanyikannya. Sedangkan
7 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, Hal.1 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op.Cit. Hal. 10
10
masyarakat berperan sebagai konsumen yang menikmati lagu-lagu Koes Plus dan
mendapatkan kepuasan dari mendengarkan lagu-lagu tersebut. Berdasarkan situs
wikipedia, dari tahun 1969-1987 Koes Plus mempunyai 78 album dengan lebih dari
750 lagu.
Budaya massa tidak dapat dilepaskan dari pola hiburan masyarakat. Hiburan massa berkaitan dengan pola rekreasi masyarakat yang mencakup tiga aspek, pertama media rekreasi yaitu fasilitas yang memungkinkan masyarakat mendapat produk budaya massa (mass culture) yang memiliki fungsi pemuasan (satisfaction); kedua produsen media rekreasi, yaitu individu atau institusi yang menciptakan, atau sebagai fasilitator, atau melakukan pendistribusian produk budaya; dan ketiga konsumen yang menggunakan produk kebudayaan dengan tujuan psikologis atau sosial. Secara sederhana produk budaya massa berfungsi untuk menghibur, dan didukung oleh sistem massal dalam pendistribusiannya.9 Kegiatan pendistribusian produk budaya massa yang dalam hal ini berupa
lagu-lagu Koes Plus menggunakan album-album yang dikeluarkan grup musik Koes
Plus baik dalam bentuk piringan hitam maupun kaset, ini dilakukan saat grup musik
Koes Plus berjaya sekitar tahun 1970-an. Namun saat ini, melihat penggemar grup
musik tersebut masih sangat mencintai Koes Plus, peluang ini dimanfaatkan
pengelola-pengelola media elektronik khususnya radio untuk memberikan kepuasan
terhadap penggemar Koes Plus dengan menyajikan program siaran musik Koes Plus
di radio.
Program siaran musik Koes Plus di radio menghibur penggemar-penggemar
grup musik Koes Plus dengan memutarkan lagu-lagu Koes Plus yang melibatkan
penggemarnya sebagai audiens. Menikmati lagu-lagu Koes Plus sudah menjadi
budaya penggemar grup musik tersebut. Penggemarnya sudah jatuh hati dengan grup
9 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Komunikasi dan Budaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, Hal. 57
11
musik Koes Plus ini. Begitu besar cinta penggemar Koes Plus sehingga mereka
berusaha untuk terus mendengarkan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh grup
musik kesayangannya.
Keberadaan media rekreasi dapat dilihat dari fungsinya dalam masyarakat. Dari fungsi ini, setiap individu memiliki pola rekreasi yang khas, bertolak dari motifasinya. Tiga aspek penting dalam penggunaan produk budaya, yaitu harapan akan keterlibatan secara umum, selera individual dan pengalaman imajinatif sebagai tujuan kesenangan atau satisfaksi. Perbedaan motifasi ini menjadi dasar dalam proses penggunaan produk budaya.10
Radio berperan sebagai media rekreasi yang berusaha memenuhi kebutuhan
pendengar melalui program acaranya. “Kini radio mengkonsentrasikan perhatian
mereka pada khalayak yang lebih terbatas. Radio berusaha melayani kelompok-
kelompok khusus. Sekaligus, radio juga berfungsi sebagai penghibur di kala
beristirahat, bekerja di kantor, atau berkendaraan mobil menuju kantor.”11 Radio
berusaha untuk mengetahui selera pendengar sehingga pendengar mendapatkan
kepuasan dan kesenangan melalui acara yang tersaji. Lagu-lagu Koes Plus yang
merupakan produk budaya massa bisa dinikmati pendengar melalui media radio.
Berdasarkan pra survey yang penulis lakukan pada khalayak pendengar
program siaran musik Koes Plus, mereka tidak hanya sekedar mendengarkan
program siaran Koes Plus saja. Dengan mendengarkan lagu-lagu Koes Plus dapat
memunculkan imajinasi mereka untuk kembali ke masa-masa dimana mereka
mempunyai kenangan terhadap lagu-lagu tersebut, bisa dikatakan dapat bernostalgia.
Lagu-lagu yang juga sesuai dengan selera pendengar dan sekaligus dapat
memunculkan cerita-cerita lama pendengar yang tergambar dalam syair-syair lagu
10 Ibid, Hal. 60-61 11 Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997. Hal. 510.
12
Koes plus. Dengan harapan dapat memberikan kepuasan pada diri mereka sebagai
pendengar sekaligus konsumen produk budaya massa.
Program siaran musik Koes Plus di radio merupakan program yang
memutarkan lagu-lagu serta menyampaikan informasi-informasi grup musik Koes
Plus. Agar siaran program musik Koes Plus dapat berjalan efektif, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yakni:
a. Daya langsung: untuk mencapai sasarannya, yaitu pendengar, isi program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Melalui seorang penyiar yang juga dibantu oleh operator, pesan yang dibaca atau disampaikan penyiar langsung dapat diterima (didengar) oleh pendengar dimanapun berada melalui pesawat radio.
b. Daya tembus: dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah. Bagaimanapun tempat yang dituju, dengan radio siaran dapat dicapai. Sehingga dimanapun komunikan berada dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator kapanpun juga.
c. Daya tarik: radio mempunyai daya tarik dikarenakan memiliki sifat yang serba hidup berkat 3 unsur yaitu kata-kata, efek suara dan musik.12
Salah satu daya tarik radio adalah musik. Unsur musik disini merupakan hal
penting karena “tulang punggung siaran radio adalah musik”13. Stasiun radio dapat
lebih mudah memikat pendengar dengan musik, karena salah satu sifat radio yang
auditif sehingga musik dapat memanjakan pendengar. Pendengar semakin menyukai
radio tertentu karena musik-musik yang diputarkan, sehingga semakin banyak
pendengar yang setia dengan radio tersebut karena mereka merasa kebutuhan akan
musik dapat terpenuhi dan mendapat kepuasan.
12 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Op. Cit. Hal.74-77 13 Ibid, Hal.78
13
Dalam penelitian ini program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio
Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu,
Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” mengandalkan lagu-lagu milik Koes Plus untuk
memikat pendengar. Melalui program ini, kedua radio tersebut berusaha untuk
mendapatkan perhatian dan atensi pendengar dengan menciptakan keunikan-
keunikan atau variasi di masing-masing program acaranya.
Program Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM mengudara setiap
Sabtu pukul 21.00 – 24.00 WIB. Mentari Plus merupakan program acara hiburan
yang memutarkan lagu-lagu permintaan pendengar koleksi Koes Bersaudara, Koes
Plus, No Koes dan Murry’s Group. Acara ini dipandu oleh seorang penyiar dan
seorang narasumber yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Koes Plus.14
RRI PRO 2 FM menyiarkan program siaran musik K3 pada pukul 21.15 –
24.00 WIB. Program ini memutarkan lagu Koes Bersaudara dan lagu Koes Plus
tahun 1962-1987 request-an pendengar serta menyajikan informasi-informasi seputar
Koes Plus. Dipandu oleh seorang penyiar dan juga menghadirkan lebih dari satu
narasumber, program K3 ini mengudara setiap hari Selasa.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi memang dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Pendengar-
pendengar dalam sajian acara tertentu, dalam hal ini pendengar sajian program siaran
musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM secara tidak langsung
14 Blocking acara Radio Mentari FM, 2009.
14
merupakan kelompok penggemar grup musik Koes Plus. Dalam suatu kelompok
pastinya mereka membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi.
Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi
secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-
anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara
tepat.15
Menurut Deddy Mulyana, komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang
yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut.16
Kepuasan yang diperoleh melalui musik dapat membentuk suatu kelompok-
kelompok penggemar grup musik. Kelompok penggemar grup musik tersebut
antusias untuk mendengarkan lagu-lagu, aksi panggung serta informasi seputar grup
musik kesayangannya, dan akhirnya mereka membentuk suatu kelompok untuk
orang-orang yang mempunyai kesamaan misalnya sama-sama mencintai grup musik
tertentu. Sebagai contoh penggemar grup musik Slank menamakan diri mereka
sebagai Slankers, fans grup musik Ungu menamakan diri sebagai Cliquers, d’Masive
dengan Masiver, dll.
Kalau tadi penulis menyebutkan penggemar grup musik yang saat ini
memang banyak dikagumi remaja, namun grup musik Koes Plus yang merajai
industri musik di Indonesia pada tahun 1970-an juga mempunyai penggemar yang
15 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005 16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal. 74
15
cukup banyak dan tersebar di beberapa kota seperti Surakarta, Jakarta, Yogyakarta,
dll. Penggemar grup musik Koes Plus ini bisa dikatakan penggemar berat karena
mereka masih sangat antusias untuk menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan grup
musik kesayangannya dari dulu sampai sekarang, sehingga terbentuklah kelompok-
kelompok penggemar dan pecinta Koes Plus. Di kota Surakarta ini, pecinta grup
musik Koes Plus menamakan diri mereka sebagai Koes Plus Fans Surakarta (KPFS).
Kelompok penggemar grup musik Koes Plus mempunyai kesamaan yaitu
mencintai grup musik Koes Plus. Mereka sama-sama berusaha untuk mencari
kepuasan dengan mendengarkan siaran radio program Mentari Plus dan K3. Dari pra
survey yang penulis lakukan mengetahui bahwa anggota KPFS ini juga sering
berkomunikasi untuk berbagi informasi serta pengetahuan seputar lagu-lagu dan
informasi-informasi Koes Plus. Komunikasi yang mereka lakukan tidak terlepas jauh
dari bahasan mengenai Koes Plus.
Berdasar tipologi formasi audiens menurut Denis McQuail, pecinta grup
musik Koes plus merupakan tipe audiens yang merupakan kelompok penggemar atau
budaya cita rasa.
Kelompok penggemar budaya cita rasa terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya, tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategorisasi sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensi seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau membarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti dengan klub penggemar) atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok sosial.17
17 Denis McQuail, Op.Cit. Hal. 207
16
Siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
merupakan program siaran musik yang melibatkan pendengar untuk berinteraksi
langsung dengan penyiar dan narasumber di studio siaran menggunakan line-phone
maupun sms. Keaktifan audiens dalam menggunakan media massa berdasar pada
kebutuhan mereka terhadap media. Kebutuhan muncul karena adanya motif-motif
tertentu yang melatar belakanginya. Motivasi dapat diartikan sebagai “usaha-usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan dari
perbuatannya.”18
Motivasi yang ada pada diri seseorang muncul karena adanya berbagai
kebutuhan. Berbagai kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan
media. Kebutuhan individual (indiviual’s needs) dikategorikan sebagai berikut:
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Berdasar pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita.
2. Affective needs (kebutuhan afektif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual.
4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan): kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.19
18 Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1995, Hal. 666 19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op. Cit. Hal. 294
17
Pemilihan media massa yang dikonsumsi ditentukan oleh motif-motif yang
dimiliki khalayak. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Denis McQuail membagi
motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Motif Informasi - Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia - Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat,
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan - Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum - Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Motif Identitas pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi - Menemukan model perilaku - Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan interaksi sosial - Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial - Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki - Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial - Menemukan teman selain dari manusia - Membantu menjalankan peran social - Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga,
teman, dan masyarakat 4. Motif Hiburan
- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan - Bersantai - Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika - Mengisi waktu - Penyaluran emosi - Membangkitkan gairah seks.20
Individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-
motif yang dicarikan pemuasannya. Dari motif-motif tersebut muncul harapan-
harapan yang dapat terpenuhi dengan memanfaatkan media, kemudian tumbuh pola
penggunaan media untuk merealisasikan motif-motif yang ada. Seseorang
mendengarkan program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO
20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 72
18
2 FM dengan harapan dapat memperoleh hiburan, maka apabila program siaran
musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dapat memenuhi
kebutuhan akan hiburan, maka orang tersebut akan memanfaatkan Radio Mentari FM
dan RRI PRO 2 FM untuk mendapatkan hiburan dan menjadi pendengar setia
program acara dan radio tersebut.
Menurut penjelasan tersebut, radio digunakan khalayak sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi,
maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan
kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam
penelitian komunikasi yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-
pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan yang disebut Uses and
Gratifications.
4. Uses And Gratifications
Efek media massa pada khalayak merupakan salah satu bidang kajian ilmu
komunikasi yang selalu menarik untuk dibicarakan. Namun bukanlah soal mudah
untuk mengkuantitatifkan pikiran dan aktifitas manusia atau untuk mengetahui secara
tepat bagaimana media mempengaruhi khalayak mereka.21
Ditengah-tengah studi dampak, kecaman-kecaman kritis dan partisipasi masyarakat dalam televisi dan media massa lain, selama dasawarsa 70-an muncul sebuah aliran baru dan penting dari teori komunikasi yang amat mempengaruhi agenda riset internasional. Penyimpangan dari tradisi riset efek media ini –yang terutama berfokus pada dampak negatif media- kemudian dikenal dengan perspektif “kegunaan dan kepuasan” (Uses and Gratifications). Menurut teori ini, khalayak ramai bukanlah dianggap
21 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1998, Hal. 103
19
sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para pendukung perspektif ini secara blak-blakan menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikkan. Jadi, perspektif baru ini menjadi suatu imbangan yang penting dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang media lakukan terhadap orang-orang (what do people do to people), para peneliti “kegunaan dan kepuasan” justru membalikkan pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media (what do people do to media)? (Katz, 1977)22
Adanya harapan dan kebutuhan yang didorong oleh motif-motif, serta
banyaknya media membuat audiens menjadi aktif dan selektif dalam menggunakan
media massa. Berdasar kenyataan tersebut dalam penelitian “Program Siaran Musik
Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” ini menggunakan
pendekatan Uses and Gratifications.
The Uses and Gratifications theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members' motivations and associated behaviors. A basic assumption of Uses And Gratifications theory is that users are actively involved in media usage and interact highly with the communication media.23
Teori Uses and Gratifications berasal dari perspektif fungsionalis pada
komunikasi media massa. Pertama kali dikembangkan dalam penelitian tentang
efektivitas media radio di tahun 1940-an. Asumsi dasar teori Uses and Gratifications
adalah khalayak secara aktif terlibat dalam penggunaan media dan sangat
berinteraksi dengan media komunikasi.
22 Ibid, Hal. 107 23 Xueming Luo. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A Structural Equation Modeling Study, Journal of Interactive Advertising, 2002, Vol 2 No 2, pp. 34‐41
20
Model Uses and Gratifications digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.24
Pendekatan Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan
media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap
media. Bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi,
intinya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk
mencapai tujuan khusus.
Konsep dasar pendekatan Uses and Gratifications diringkas oleh pendirinya (Katz, Blumler, dan Gurevitch). Dalam model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media massa (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.25
Asumsi-asumsi dasar teori Uses and Gratifications yang dirumuskan Katz,
Blumler, dan Gurevitch adalah:
1. Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk 24 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 65. 25 Ibid
21
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.26
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Uses and Gratifications versi
Palmgreen. Model ini melihat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan akan
diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa (Gratifications Sought:
GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media
tersebut (Gratifications Obtained: GO).
Some researchers argue that such an approach is too simplistic to accurately account for audiences’ gratification sought (GS) or gratification obtained (GO) from the media (Littlejohn, 1996). In response to this criticism of ‘Uses and Gratification’ approach, Expectancy-value theory is invoked, in this study, to extend and add detail to the basic tenets of ‘uses and gratifications’ idea (Littlejohn, 1996). Expectancy-value theory links individual’s needs or expectations to their individual goal satisfaction (Palmgreen, 1984; Vroom, 1995).27 Pendekatan Uses and Gratifications terlalu sederhana untuk secara akurat
mengetahui kepuasan yang diharapkan (GS) atau kepuasan yang diperoleh khalayak
(GO) dari media. Sebagai respon kritik terhadap pendekatan Uses and Gratifications,
Expectancy-value theory digunakan untuk memperluas dan menambahkan detail
pada dasar prinsip-prinsip Uses and Gratifications. Expectancy value theory
menghubungan kebutuhan individu atau harapan untuk kepuasan tujuan individual
mereka.
26 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Op. Cit. Hal. 205 27 Mondi, M., Woods, P., & Rafi, A. (2008). A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242.
22
Acknowledging the lack of theoretical coherence in early uses and
gratifications work, Palmgreen created a theory based on his own work, that of Karl
Rosengren, and others. The theory is based on expectancy-value theory.28 Model GS
dan GO Palmgreen didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value
theory) individu yang memiliki harapan-harapan dari evaluasi yang mereka lakukan.
Konsumsi media massa dipengaruhi oleh hasil dari kepuasan. Sedangkan kepuasan
itu sendiri dipengaruhi oleh kepercayaan (believe) dan penilaian (evaluations). Jadi
sikap seseorang terhadap media bergantung pada kepercayaan sekaligus penilaian
terhadap media.
The value-expectancy theory of media use is an interesting approach to finding out what content will be sought in order to obtain a gratification. It is based on a social psychological theory by Fishbein and Ajzen that depicts behavior and behavioral intentions and/or attitudes as a function of two factors: expectancy and evaluation. Expectancy is the belief or perception that an object possesses a certain attribute or that a behavior will have a certain consequence. Evaluation is the negative or positive value attached to the expected attribute or consequence.29
Kombinasi antara kepercayaan penilaian terhadap semua segmen media
bisa jadi bersifat positif dan negatif. Seseorang akan memiliki orientasi positif
terhadap media tertentu apabila media tersebut dapat memenuhi kebutuhanya.
Namun sebaliknya orientasi menjadi negatif apabila seseorang tidak percaya dan
menilai jelek suatu media. Kepercayaan dan penilaian demikian menentukan perilaku
penggunaan media oleh seseorang. Dan dari pola penggunaan media akan tumbuh
semacam kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing anggota khalayak ,
28 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, Belmont California, 1999, Pages 350 29 Sven Windahl and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson, Using Communication Theory, Sage Publications London-Thousand Oaks-new Delhi, 1992, Hal. 160
23
yang semuanya itu pada akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap
kepercayaan seseorang terhadap media.
Penggambaran dari teori Expectancy-value model of gratifications
sought and gratifications obtained dapat dilihat dari skema berikut: 30
Belief
Gratifications Media Perceived Sought Consumption Gratifications Obtained
Evaluations
Kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap suatu hal menimbulkan
harapan-harapan, harapan-harapan inilah yang mendorong khalayak untuk
menggunakan media dengan tujuan mendapatkan kepuasan. Dari penggunaan media
tersebut akan diperoleh hasil apakah media mampu memenuhi kebutuhan khalayak
atau tidak. Kepuasan yang diperoleh juga akan memperngaruhi kepercayaan dan
penilaian terhadap media.
Dalam kepuasan yang diharapkan (GS) audiens tidak membedakan bentuk
dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi
dengan harapan-harapan audiens yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan
berbagai jenis dan bentuk media massa. Sedangkan GO merupakan suatu kepuasan
yang diperoleh setelah menggunakan media. Tingkat GO bersifat sangat khusus dan
berbeda pada masing-masing media.
Dengan perbedaan GO (Gratifications Obtained) yang diterima audiens
setelah menggunakan beberapa media massa, sehingga dapat mengetahui
kesenjangan kepuasan, dengan membandingkan kepuasan-kepuasan nyata yang
30 Stephen W. Littlejohn, Op. Cit. Pages 351.
24
diperoleh (Gratifications Obtained: GO) dari masing-masing media dengan
kepuasan yang diharapkan audiens (Gratifications Sought: GS). Dengan model
kesenjangan kepuasan ini juga dapat diketahui media mana yang menjadi pilihan
audiens untuk memenuhi kebutuhannya.
W. Daniels Handoyo Sunyoto menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi audiens dalam memilih media yang disukainya:
1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka hati terhadap program yang disukainya.
2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk memberikan suatu penafsiran pada program radio dan TV yang menyetujui pendapat mereka sendiri.
3. Boomerang effect artinya hasil dari pada program itu bertentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh program itu.31
Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi khalayak akan
memilih program yang disukainya serta akan menyukai media yang dapat memenuhi
keinginan mereka.
Apabila program siaran musik “Mentari Plus” dari Radio Mentari FM lebih
memuaskan kebutuhan kalangan Koes Plus Mania Surakarta sebagai audiens, maka
mereka akan memilih Radio Mentari FM dan menganggap paling baik dari pada
radio lainnya. Dan sebaliknya, bila audiens lebih puas dengan sajian program siaran
musik “K3” RRI PRO 2 FM, sehingga pilihan mereka jatuh pada RRI PRO 2 FM
sebagai radio yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan model Uses and
Gratifications yang mengacu pada konsep penelitian Palmgreen yang didasarkan
pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory), bertitik tolak pada
31 W. Daniels Handoyo Sunyoto, Seluk Beluk Programa Radio, Mandar Maju, Bandung, 1989, Hal. 205
25
kesenjangan kepuasan yang diperoleh terhadap siaran musik Koes Plus di Radio
Mentari FM dan RRI PRO 2 FM di kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS).
Kerangka pemikiran yang dipakai penulis, sebagai berikut:
Gratifications Sought Gratifications Obtained
Media Consumptions
Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan akan
mendorong khalayak responden dalam menggunakan media. Selanjutnya pola
penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh
(Gratifications Obtained) responden setelah mendengarkan program siaran musik
Mentari Plus dan K3.
F. Hipotesis
Beberapa hipotesis dalam penelitian ini, antara lain:
1. Terdapat kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan
(Gratifications Sought : GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh
(Gratifications Obtained : GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta
dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio
Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM.
2. Terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2
FM dengan Mentari Plus di Radio Mentari FM dalam kemampuan
memberikan kepuasan terhadap responden.
26
G. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional
1. Definisi Konsepsional
Konsep dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio
dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” antara lain:
a. Media
Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki ciri-
ciri khusus, yaitu mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian
khalayak secara serempa (simultaneous) dan serentak
(instantaneous).32
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat
(sarana) untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio,
televisi.33 Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
radio. Audiens mengunakan media radio untuk mendengarkan
program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM
dan RRI PRO 2 FM.
b. Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan secara maksimal
oleh seseorang karena terpenuhinya segala kebutuhan yang dirasakan
perlu. Kepuasan dalam bahasa Inggris disebut satisfaction yang berarti
suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan disebabkan karena orang
32 Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, Hal. 2 33 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007.
27
telah mencapai satu tujuan atau sasaran.34
Kepuasan disini adalah kepuasan pendengar mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya setelah mendengarkan program siaran musik
Mentari Plus dan K3. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul ini karena
adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya.
c. Kesenjangan
Kesenjangan mempunyai kata dasar senjang yaitu keadaan
yang tidak simetris atau tidak sama bagian dengan yang kiri dengan
yang di kanan, berlawanan sekali, berbeda.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenjangan adalah
perihal (yang bersifat berciri) senjang, ketidak seimbangan,
ketidaksimetrisan.35
Dalam penelitian ini kesenjangan yang dimaksud adalah
kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan audiens sebelum
mendengarkan program siaran musik di radio dengan kepuasan yang
diperoleh setelah mendengarkan program siaran musik tersebut, serta
kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan
Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan
kepuasan terhadap responden.
34 James P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, Hal. 443 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, Hal.915
28
d. Program
Program adalah acara.36 Acara yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah program siaran musik Mentari Plus yang
disiarkan Radio Mentari FM setiap Sabtu pukul 21.00-24.00 WIB,
dan program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM setiap Selasa pukul
21.15-24.00 WIB.
e. Musik
Musik adalah susunan nada yang indah yang dimainkan
dengan alat-alat musik yang enak didengar karena berirama
harmonis.37
f. Pendengar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendengar adalah
orang yang mendengarkan (pidato, musik, dsb)38
g. Fans
Menurut Eko Endarmoko dalam Tesaurus Bahasa Indonesia,
fans adalah peminat, pemuja, pengagum, penggemar.39 Penelitian
“Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan
Kepuasan” ini melibatkan fans grup musik Koes Plus yang
mempunyai wadah bernama KPFS (Koes Plus Fans Surakarta).
36 Eko Endarmoko. Tesaurus Bahasa Indonesia.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, Hal . 488 37 JS.Badudu, Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Hal.923 38Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, Hal.196 39 Eko Endarmoko, Op.Cit, Hal. 178
29
2. Definisi Operasional
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, konsep harus
dioperasionalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel, berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai.40 Menurut Sumadi Surya Brata dalam bukunya
Metodologi Penelitian, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan
atas sifat-sifat dan hal-hal yang didefinisikan dan diamati.41 Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:
2.1 Gratification Sought
Gratification Sought atau kepuasan yang diharapkan merupakan
variabel dari konsep kepuasan. Gratification Sought (GS) adalah kepuasan
yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis
media tertentu.42
Gratification Sought dioperasionalkan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari mendengarkan
siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan
RRI PRO 2 FM dengan “K3”. Kepuasan yang diharapkan berkaitan
dengan jenis-jenis kebutuhan yang menjadi motif seseorang dalam
menggunakan media massa. Kategori motif pengkonsumsian media
menurut Denis McQuail, dioperasionalisasikan dalam 12 item pertanyaan
sebagai berikut:
40 Masri Singarimbun, Op.Cit, Hal 41-42 41 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1983, Hal. 83. 42 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group, Surabaya, 2006, Hal.206
30
1. Motif Informasi
a) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengetahui
lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus.
b) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin menambah
wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup
musik Koes Plus.
2. Motif Identitas Pribadi
c) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin
meningkatkan rasa percaya diri.
d) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengingat
kenangan-kenangan di masa lampau (bernostalgia).
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
e) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mendapatkan
bahan perbincangan mengenai Koes Plus dengan orang lain.
f) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin
bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui
udara.
g) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh
teman sesama pecinta grup musik koes Plus.
4. Motif Hiburan
h) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh
suasana santai.
31
i) Mendengarkan siaran musik Koes Plus untuk menyalurkan emosi.
j) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh
hiburan dan kesenangan.
k) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengurangi
ketegangan setelah bekerja seharian.
l) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengisi
waktu luang.
Pada masing-masing item pertanyaan mengenai kebutuhan
diberikan tiga alternatif jawaban dengan 3 skala yang dapat dipilih
responden yang menyatakan kuatnya keinginan responden memuaskan
kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. Ketiga skala tersebut
adalah sangat penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan
pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; penting
(skor 2), bila responden merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan
melalui program siaran musik Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila
responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program
siaran musik Koes Plus.
2.2 Media Consumption (Pola Penggunaan Media)
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah radio. Pola
penggunaan media dioperasionalkan sebagai perilaku responden dalam
menggunakan media radio, yaitu Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM.
Menurut Rosengren dalam buku Metode Penelitian Komunikasi,
“penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam
32
berbagai media, jenis, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan
antar individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau
dengan media secara keseluruhan.”43
Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan tingkat perhatian,
frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada program siaran
musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi,
yaitu pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada
jawaban positif yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang
(skor 2), bila jawaban responden berbanding lurus yang ditandai dengan
jawaban kadang-kadang; pola penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban
responden mengarah pada jawaban negatif yang ditandai dengan jawaban
tidak pernah.
Indikator yang digunakan dalam mengukur pola peggunaan media
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Perhatian
a) Preactivity (sebelum terpaan media)
Menunjukkan aktifitas responden sebelum terpaan media
mempengaruhi. Digambarkan dengan aktifitas pencarian
informasi program Mentari Plus dan K3, apakah responden
sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkannya atau tidak.
43 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 66
33
b) Duractivity (saat terpaan media)
Menunjukkan aktifitas responden saat menggunakan media.
Digambarkan oleh perilaku responden saat menikmati program
Mentari Plus dan K3, pemahaman terhadap siaran tersebut dan
apakah mengikuti program Mentari Plus dan K3 sampai selesai
atau tidak.
c) Postactivity (setelah terpaan media)
Menunjukkan aktifitas responden setelah terpaan media, apakah
responden memperbincangkan atau mendiskusikannya setelah
mendengarkan program Mentari Plus dan K3 diradio.
2. Frekuensi
Frekuensi dalam penelitian ini yaitu tingkat keseringan responden
mendengarkan program siaran musik Koes Plus. Dalam penelitian
ini adalah berapa kali responden mendengarkan Mentari Plus dan K3
dalam rentang waktu 2 bulan?
a) Frekuensi mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di
Radio Mentari FM:
Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan
Sedang : jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan
Rendah : jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan
2 kali dalam 2 bulan
34
b) Frekuensi mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2
FM:
Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan
Sedang: jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan
Rendah: jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan
2 kali dalam 2 bulan
3. Curahan Waktu
Dalam penelitian ini curahan waktu adalah waktu rata-rata yang
digunakan responden untuk mendengarkan program siaran Mentari
Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya.
a) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus
di Radio Mentari FM:
Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit
Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit
Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit
b) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI
PRO 2 FM:
Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit
Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit
Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit
Selanjutnya dalam penelitian ini juga akan dilihat tanggapan
responden terhadap program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM
dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3” pada masing-
35
masing medium yang dioperasionalkan dengan beberapa pertanyaan yang
meliputi: suka – tidak suka, lengkap – tidak lengkap, tepat – tidaknya
waktu penyiaran dan efektivitas penyampaian pesan.
2.3 Gratification Obtained (GO)
Gratification Obtained (GO) merupakan bentuk operasional dari
konsep kepuasan. “Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang
diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.”44
GO merupakan evaluasi kemampuan media dalam memuaskan responden
setelah mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM
dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu,
Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”.
GO diukur dengan mengajukan kembali pertayaan-pertanyaan yang
dioperasionalkan dalam gratification sought (GS) tetapi lebih dikhususkan
lagi dengan menunjuk pada bentuk program acaranya dan media yang
menyiarkan, yaitu Radio Mentari FM mengudarakan program Mentari
Plus dan K3 disiarkan RRI PRO 2 FM. Hal ini untuk mengetahui besar
nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik
Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM).
Kemampuan kedua media tersebut dalam memberikan kepuasan
untuk memenuhi kebutuhan responden diukur dengan tiga skala yaitu
sangat puas (skor 3), puas (skor 2) dan tidak puas (skor 1) terhadap sajian
program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari
44 Rahmat Kriyantono, Loc.Cit.
36
Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3”.
2.4 Kesenjangan Kepuasan
Merupakan kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS)
dan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) khalayak pendengar setelah
mendengarkan program siaran musik Koes Plus “Mentari Plus” di Radio
Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Perbedaan ini menunjukkan
adanya kesenjangan kepuasan diantara kedua program tersebut yang
dibuktikan dengan analisa discrepancy, sehingga dapat dilihat bentuk
acara mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan responden.
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku
c. Membuat perbandingan atau evaluasi d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan waktu yang akan datang.45
Metode kuantitatif adalah metode dimana data dikonversi menjadi
angka dan ditujukan untuk analisis statistik.46 Tipe ini dipilih karena penulis
ingin memperoleh gambaran tentang bagaimana kepuasan yang diharapkan
45 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 25 46 Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6, Salemba Humanika, Jakarta, 2008, Hal. 77
37
dan diperoleh responden, pola penggunaan media, serta seberapa besar
kesenjangan kepuasan yang terjadi.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode survey, yaitu data yang
diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kuisioner. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Masri Singarimbun bahwa “dalam penelitian yang
menggunakan metode survey, data dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuisioner”.47
3. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih THR Sriwedari Solo sebagai
lokasi penelitian dengan responden pecinta grup musik Koes Plus yang
menjadi anggota Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Alasan memilih THR
Sriwedari Solo karena THR Sriwedari merupakan salah satu tempat
berkumpulnya anggota KPFS. Peneliti berasumsi bahwa anggota KPFS yang
merupakan pecinta Koes Plus antusias mengikuti segala hal-hal yang berbau
Koes Plus termasuk mendengarkan program-program Koes Plus yang
diudarakan oleh beberapa radio di kota Solo, termasuk juga mendengarkan
program Mentari Plus dan K3 pada bulan Februari-Maret 2010.
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah individu-individu atau obyek secara keseluruhan yang
akan menjadi sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan,
47 Kartini Kartono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, CV.Mandar Maju, Bandung. 1980. Hal.8
38
tempat dan sebagainya.48 Populasi dalam penelitian ini adalah kalangan Koes
Plus Fans Surakarta (KPFS) yang berdasarkan draft keanggotaan berjumlah
100 orang.
Mengingat faktor biaya, tenaga dan waktu, maka dalam penelitian ini
populasi tidak diambil menjadi obyek penelitian, namun hanya sebagian dari
keseluruhan populasi. Dalam pemilihan sampel penelitian, menggunakan
simple random sampling yaitu “proses pemilihan sampel dimana setiap unit
analisis dalam populasi dijamin mempunyai peluang dan kebebasan yang
sama untuk terambil kedalam sampel. Dalam hal ini ada asumsi bahwa
populasi mempunyai keadaan yang homogen (setiap unit diduga mempunyai
karakter yang sama)“.49
Menurut Ida Bagoes dan Kasto, beberapa penelitian menyatakan
bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10% dan ada pula peneliti
lain menyatakan bahwa besarnya sampel minimum 5% dari jumlah satuan-
satuan elementer dari populasi.50
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan rumus
Yamane dengan mengambil presisi 10% yaitu:
N n = Nd2 + 1
Dimana:
n = sampel d = presisi yang diinginkan
N = populasi 48 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, Hal. 72. 49 Endang S. Sari, Audience Research , Andi Offset Yogyakarta, Hal. 12-13. 50 Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1987, Hal.155
39
Jadi:
100 100 n = = 100 (10%)2 + 1 100 (0.01) + 1
n = 50 orang
Jadi dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 50 anggota Koes Plus Fans
Surakarta (KPFS) yang dijadikan sampel penelitian.
Pemilihan sampel yang berjumlah 50 orang dari suatu populasi
sebanyak 100 orang, dilakukan dengan cara undian sehingga setiap unit
mempunyai peluang yang sama untuk dapat dipilih. Nomor subyek ditulis
pada kertas kecil-kecil, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas
digulung. Dengan tanpa prasangka, di ambil 50 gulungan kertas, sehingga
nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambi itulah yang
merupakan nomor subjek sampel penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data meliputi:
a. Observasi : Mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan
langsung di lokasi penelitian.
b. Kuisioner : Mengumpulkan data dengan menyebar daftar
pertanyaan yang harus diisi responden.
c. Kepustakaan : Mengumpulkan data melalui buku-buku referensi dan
literature yang relevan.
40
6. Jenis Data
a. Data primer : Data yang diperoleh dari jawaban kuisioner yang
disebarkan pada responden.
b. Data sekunder : data yang diperoleh dai hasil observasi, studi
kepustakaan, data-data administrasi dan literature-literature yang
mendukung untuk melengkapi data primer.
7. Analisa Data
Data yang berhasil dikumpulkan dari kuisioner yang telah diisi
jawaban oleh responden diteliti kembali, proses ini dinamakan proses editing.
Setelah proses editing data tersebut disederhanakan ke dalam bentuk kode.
“Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam
skor numerik atau karakter simbol-simbol tertentu.”51 Penyederhanaan ini
dilakukan secara manual dengan menggunakan coding sheet.
Untuk menguji kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS)
dengan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) responden pada masing-masing
item kebutuhan dalam mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio
Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3”
menggunakan uji analisa Discrepancy. Penghitungan data statistiknya
menggunakan rumus discrepancy, sebagai berikut:
51 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hal. 166
41
S n.i.j i≠j D = S S n.i.j i j dimana:
D = Kesenjangan (discrepancy)
n = Jumlah sampel
i = Kepuasan yang diharapkan (gratifications sought)
j = Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained)
dimana i≠j 52
Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasionalkan dengan
perhitungan cross tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS
disilangkan dengan item-item dalam GO. Dari hasil perhitungan tersebut
akan dapat diketahui persentase kesenjangan kepuasan dari responden
berdasar item-item yang sudah ditentukan dalam mendengarkan program
siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI
PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus mu, Koes Plus ku, Koes Plus kita)”.
Semakin kecil persentase kesenjangan yang diperoleh, berarti media tersebut
semakin memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan responden.
Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentase kesenjangan berarti media
tersebut semakin tidak mampu untuk memuaskan responden.
52 Palmgreen, et.al., Uses and Gratifications Exposure to Public Television a Descrepancy Approuch, in Communication Research, Volume 6, No.2, Beverly Hills, Sage Publication, 1979, Pg. 159, dalam skripsi Santi Wirastuti, “Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications)”, FISIP, UNS, 2002, Hal.36
42
Untuk memperkuat kesimpulan dari suatu tabel yang menghubungkan
dua variabel atau lebih dilakukan penghitungan uji signifikansi menggunakan
rumus Chi Kuadarat dengan tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa
peneliti mempunyai 5% kesempatan untuk membuat keputusan yang salah
mengenai penolakan Ho (menerima Ha). “Tes signifikansi dengan x2
bermaksud menguji apakah frekuensi yang diobservasi fo berbeda dengan
signifikan dari frekuensi yang diharapkan fh.”53 Berikut adalah rumus Chi
Kuadarat:
Dimana:
(fo – fh)2 x2 = Chi Kuadarat
x2 = S fo = Frekuensi yang diperoleh
fh fh = Frekuensi yang diharapkan
Untuk rumus Chi Kuadrat, derajat kebebasan/ degree of freedom (df)
dihitung dengan rumus:
df = ( k-1 )( b-1 )
Dimana : k = jumlah kolom
b = Jumlah baris
53 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000, Hal.347
43
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Radio Mentari FM
a. Profil Dan Sejarah Berdirinya Radio Mentari FM
Setelah Muktamar Muhammadiyah ke 44 di Jakarta, salah satu
rekomendasinya adalah bagaimana Muhammadiyah mempunyai media dakwah yang
efektif dan efisien yang berupa radio, maka majelis tabligh dan dakwah khusus
pimpinan daerah Muhammadiyah Surakarta merespon rekomendasi tersebut dengan
merencanakan mendirikan radio Muhammadiyah.
Rencana pendirian radio ini terus bergulir dan pada awal tahun 2002
rencana tersebut dimatangkan dan mulai direalisasikan. Ketua Pimipinan Daerah
Muhammadiyah Kota Surakarta yang saat itu dijabat oleh Drs. H. Subari dan Ketua
Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus dijabat oleh Drs. H. Soekirjono serta para
pemimpin PDM Kota Surakarta terus melakukan koordinasi dan akhirnya disepakati
untuk mendirikan sebuah media dakwah elektronika berupa radio.
Tempat yang pertama kali dipakai sebagai studio adalah salah satu ruangan
yang disetting khusus di Balai Muhammadiyah Jl. Teuku Umar No.5 Surakarta.
Format siaran pada saat itu adalah Radio Dakwah dengan nama radio Gema Mentari
mengudara pada frekuensi 89.3 FM dan Drs. H. Teguh ditunjuk sebagai Direktur.
Kemudian seiring dengan perjalanan waktu serta profesionalisasi format siaran, oleh
pengelola Radio Gema Mentari, studio Radio dipindahkan dari balai Muhammadiyah
44
ke gedung dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Amanat Nasioanl (PAN) di Jl.
Slamet Riyadi kompleks SPK Muhammadiiyah Kerten Surakarta. Pada saat itu,
pemancar Radio Gema Mentari berkekuatan 500 watt dengan didukung oleh 4
penyiar.
Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Surakarta mengadakan analisa dan evaluasi perjalanan Radio Gema Mentari berjalan
stagnan dan format siaran belum bisa maksimal. Oleh karena itu, pada awal 2004
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta menggulirkan persoalan Radio
Gema Mentari ke Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) dan
Drs. H. Abdul Rozaq Rais, MM. Menyambut baik lontaran PDM dan
melanjutkannya kepada jajaran Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta. Akhirnya, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
membentuk Panitia Alih Kelola yang mempunyai tugas mengurus perijinan Radio
serta memindahkan lokasi studio Radio Gema Mentari ke kompleks Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta.
Panitia Alih Kelola yang diketuai oleh DR. Dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS,
mengusulkan bahwa pengelolaan Radio tidak bisa setengah-setengah, harus serius
dan profesional. Panitia Alih Kelola pada saat itu mengusulkan pembangunan studio
yang reprensentatif serta didukung oleh peralatan elektronik dan audio sesuai dengan
standard Radio FM. Usulan tersebut disambut baik oleh pengurus MKKM PDM
Kota Surakarta dan Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sehingga
dibangunlah studio di salah satu gedung di bagian belakang Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah menghadap ke jalan Yosodipuro. Untuk mendukung kekuatan
45
siaran, didatangkan alat pemancar yang mempunyai daya maksimal sampai 6000
watt.
Pada akhir September 2004, semua peralatan dan gedung studio siap untuk
siaran. Panitia Alih Kelola manawarkan beberapa alternatif format siaran ke PDM
Kota Surakarta. Pada akhirnya disepakati, nama Radio Gema Mentari berubah
menjadi Mentari FM, dengan positioning Radio Kesehatan Solo dengan tanpa
meninggalkan ciri utamanya yakni sebagai radio Dakwah.
Segala sesuatunya telah siap, maka pada hari Jumat tanggal 18 November
2004, Mentari FM resmi mengudara dengan siaran percobaan perdana berkekuatan
daya 1000 watt pada frekuensi 98.00 MHz ( sesuai ijin sementara dari Dinas
Perhubungan Jawa Tengah). Program acara pada saat itu masih sangat sederhana,
yakni longplay lagu-lagu Indonesia dan Mancanegara. Setelah mengudara selama 1
bulan, pada bulan Desember 2004 program acara mulai dimantapkan dan disesuaikan
dengan format siaran informasi kesehatan dan dakwah Islam. Akhirnya, setelah
dievaluasi berjalan dengan baik, pada hari Senin tanggal 9 Januari 2005, Radio
Mentari FM sebagai Radio Kesehatan Solo (satu-satunya di Indonesia) diresmikan
penggunaan studio dan siarannya oleh Prof. DR. H. M Amien Rais, MA).
b. Filosofi Radio Mentari FM
Visi : Menjadikan Radio Mentari FM sebagai media syiar, Islam, dan Kesehatan
dambaan umat masyarakat sehat, sejahtera, dan Islami.
Misi : Memberikan informasi dan komunikasi berbasis Islam dan kesehatan dan
profesional.
Tujuan : Terbentuknya umat yang sehat, sejahtera, dan Islami.
46
Motto : Syiar – Sehat – Santun
c. Data Media
Nama Perusahaan : PT. Radio Gema Mentari
Pemilik : Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota
Surakarta
Pengelola : Majelis Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat
PDM Kota Surakarta
No. Ijin Operasional : 482.2/1167/2004
Call Station : Mentari FM
Positioning : Radio Kesehatan Solo
Panggilan Pendengar : Sahabat Sehat
Frekuensi : 98.00 MHz
Lokasi Studio : Jl. Yosodipuro 67 Surakarta
No. Telephone & Faksimile : (0271) 739077
Bank : Bank Syariah Mandiri Kantor Kas RS. PKU
Muhammadiyah Surakarta a/n: DR. dr. H. Suradi,
Sp.P(K) MARS. Q.Q Radio, No. Rek. 0127010253
Direktur Eksekutif : Prof. DR. dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS MARS
PJ. Produksi & Redaksi : Itong Widjanto, S. Psi
PJ. Administrasi & Keuangan : Dra. Liestyawati
d. Daerah Jangkauan
Utara : Kabupaten Sragen - Purwodadi
Barat : Kabupaten Salatiga - Temanggung
47
Selatan : Kabupaten Wonogiri -Yogyakarta
Timur : Kabupaten Karanganyar – Ngawi
e. Konsep Siaran
Waktu Siar : Jam 05.00 –24.00 WIB
Penggolongan Dan Prosentase Mata Acara
Program mata acara yang disiarkan oleh Mentari FM sangat beragam antara
lain adalah berita, penerangan/informasi kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
agama, olah raga, hiburan/musik, dan acara penunjang lain seperti layanan
masyarakat. Pembagian prosentase tiap jenis mata acara dibagi sebagai berikut:
a) Berita : 5 %
b) Penerangan / Informasi Kesehatan : 30 %
c) Pendidikan dan Kebudayaan : 10 %
d) Agama : 20 %
e) Olah raga : 5 %
f) Hiburan dan Musik : 25 %
g) Acara Penunjang/Layanan Masyarakat : 5 %
TOTAL : 100%
f. Khalayak Sasaran
a) Dibawah 15 tahun : 5%
b) 15 s/d 19 tahun : 10%
c) 20 s/d 24 tahun : 10%
d) 25 s/d 29 tahun : 25%
e) 30 s/d 34 tahun : 25%
48
f) 35 s/d 39 tahun : 10%
g) 40 s/d 50 tahun : 10%
h) Diatas 50 tahun : 5%
g. Deskripsi Program Siaran Musik Mentari Plus
Program Mentari Plus adalah sebuah program acara hiburan dengan
menyajikan informasi tentang perjalanan Koes Plus dan pemutaran lagu-lagu
permintaan pendengar koleksi Koes Plus.54 Mentari Plus mengudara setiap hari Sabtu
pukul 21.00 – 24.00 WIB. Tidak hanya memutarkan lagu-lagu Koes Plus, program
Mentari Plus juga memutarkan koleksi lagu Koes Bersaudara, Murry’s group dan No
Koes.
Program siaran musik Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang
didampingi seorang narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah
grup musik Koes Plus. Narasumber disini membantu penyiar untuk menyampaikan
informasi-informasi seputar Koes Plus. Saat mengudara penyiar dan narasumber
selalu mengajak pendengar untuk bergabung melalui line phone ataupun sms.
Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lain.
Program Mentari Plus terbagi menjadi beberapa segmen. Disetiap
segmennya, penyiar menerima 3 penelpon dan membaca sms kemudian memutarkan
3 lagu yang di-request oleh pendengar. Suatu waktu narasumber memberikan
informasi seputar lagu-lagu Koes Plus yang diputar, baik itu sejarah mengenai lagu
tersebut ataupun latar belakang Koes Plus membuat lagu tersebut.
54 Blocking acara Radio Mentari FM
49
Program Mentari Plus termasuk program siaran musik unggulan kedua di
Radio Mentari FM karena mampu menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah
kota Solo dan sekitarnya, dari survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran
lebih dari 40 SMS dan 10 penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa
program acara ini menjadi program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes
Plus.
B. RRI PRO 2 FM
a. Sejarah Radio Republik Indonesia Surakarta
Pada zaman penjajahan Belanda, sejarah perkembangan radio di Surakarta
tidak terlepas dari Pergerakan Bangsa Indonesia pada umumnya. Tiap langkah yang
berlandaskan pada perjuangan bangsa Indonesia merupakan segi yang terkait.
Demikian pula pejuang-pejuang radio, merupakan mata rantai yang menjadi salah
satu penggerak dalam menanam kesadaran nasional yang membawa kemungkinan
hidup langgeng sebagai pembawa obor perjuangan. Siaran-siaran radio yang
berkumandang di Indonesia membuka pemikiran baru bagi bangsa Indonesia, sebab
secara tidak langsung segala pemeliharaan seni budaya Indonesia merupakan
penanam kesadaran bangsa.
Melalui pemancar PK2MN yang diusahakan oleh perkumpulan “Javaanse
Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran” asuhan Sri Paduka Mangkunegoro VII
almarhum, seorang bangsawan anggota “Budi Utomo” yang terkenal sebagai
penggemar seni siaran-siaran gamelan Jawa, ketoprak dan siaran-siaran lain dapat
dipancarkan kepada penggemarnya. Pemancar tadi mengirimkan siaran-siaran
gamelan Jawa dari perkumpulan Javaanse Kunstkring tersebut dan Siaran Ketoprak
50
dan Wayang Orang dari Taman Balekambang Manahan (dulu Partinituin). Atas
inisiatif Ir. Arsito Mangunkusumo, lalu diadakan rapat tanggal 1 April 1933 dengan
anggota dan tokoh terkemukan kota Solo untuk mendirikan perkumpulan yang
mengusahakan penyiaran radio di Solo, hasilnya lahirlah “Solose Radio Vereniging”
(SRV)”. Melalui propaganda Sdr. Sutarto Hardjowahono didirikan pula konsul-
konsul yang menjelma menjadi perkumpulan penyiaran radio itu sendiri. Pada
tanggal 8 April 1934 berdiri “Kring Betawi” yang dipimpin oleh Sdr. Gunari
Wiriodinoyo, yang menjelma menjadi V.O.R.L. (Vereniging Oorterse Radio
Luisteraars) dan akhirnya berdiri sendiri. Disusul lahirnya V.O.R.S di Surabaya
dibawah pimpinan Sdr. Djadi, dan menjelma menjadi CIRVO (Chineesse en
Inheemse Radioluisteraars Vereniging Oost Java). Di Madiun berdiri E.M.R.O
(Eerste Madiunse Radio Omroep) dipimpin Sdr. Partalegawa tetapi perkumpulan ini
tidak langgeng. Pada tahun 1936 di Semarang muncul Konsul dan S.R.V yang
bernama Radio Semarang dipimpin Sdr. Sujudi. Pada tahun 1934 di Solo berdiri
laggi S.R.I (Siaran Radio Indonesia) dibawah asuhan Pangeran Surjohamidjojo,
Mulyadi Djojomartono dkk. S.R.V pernah mencapai jumlah anggota 4000 orang
sehingga dapat mendirikan gedung studio sendiri yang megah atas bantuan Sri
Paduka Mangkunegoro VII.
Konggres tanggal 15 Januari 1935 di Solo, memutuskan bahwa SRV harus
mempunyai gedung yang megah dan untuk keperluan tersebut direncanakan biayan
FI. 7000,- (tujuh ribu golden). Pada waktu itu dana yang didapat dari para dermawan
baru FI. 2000,-. Sri Paduka Mangkunegoro VII sendiri telah menghadiahkan
sebidang tanah yang luasnya 5000 meter persegi yang letaknya di jalan markoni
51
(tepatnya di lokasi RRI Surakarta sekarang). Proyek studio inidiselenggarakan oleh
Ir. FCL Van Olden pada tanggal 15 September 1935 dengan ditandai peletakan batu
pertama dan pada tanggal 29 September 1936. Tanggal 8 Maret 1942, H.Funabiki
komandan pasukan Jepang di Solo dating ke studio dan bertemu Sdr.Maladi salah
seorang anggota pengurus program komisi SRV, Sdr. Oetojo dan Sdr. Soegoto.
Ketiga orang tadi mendapat perintah dari Sdr. Funabiki supaya segera
menghidupkan kembali pemancar SRV, sehingga dalam beberapa hari saja
pemancar sudah dapat digunakan dan pimpinan dijabat Sdr. Maladi.
Setelah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, maka para pemimpin
radio menghimpun tenaga-tenaga untuk melancarkan jalannya revolusi. Hingga
akhirnya lahir RRI pada tanggal 11 September 1945 yang berdiri dengan delapan
anggota studio, yakni di Jakarta, bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta,
Malang, Surabaya dan Semarang. Untuk Surakarta, menempatkan pemancarnya di
tawangmangu. Berdasarkan keputusan Menteri Penerangan moh.Natsir tanggal 1
April 1946 RRI ditetapkan sebagai Jawatan Pemerintah. Adanya reformasi pada
tahun 1998 membuahkan perubahan tatanan termasuk dalam bidang jaringan
informasi radio. Dilikuidasinya Departemen Penerangan oleh presiden Gus Dur
tahun 1999, RRI beralih dari radio pemerintah menjadi radio public dengan satus
Perjan (PP No.37/VI/2000).
b. Visi dan Misi
Visi : Menjadikan Radio Republik Indonesia sebagai lembaga penyiaran public
yang independen, netral, mandiri dan profesional.
52
Misi :
· Memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan kepada semua
lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
· Mendukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan negara-
negara sahabat khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
· Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong terwujudnya
masyarakat informasi.
· Meningkatkan kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara yang
demokratis dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum dan
Hak Asasi Manusia
· Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa
· Melaksanakan kontrol sosial
· Mengembangkan jati diri dan budaya bangsa.
Motto : Sekali di udara tetap di udara
c. Data Media
Nama Badan Hukum : Radio Republik Indonesia Surakarta
Call Station PRO 2 : Radio Republik Indonesia PRO 2
Alamat : Jl. Abdurrahman Saleh No.51 Surakarta
Kodya / Provinsi : Kodya Surakarta / Provinsi Jawa Tengah
No. Telephone & Faksimile : (0271) 639230, 642208 & (0271) 668200
Email : rri_ska@rri_online.com
NPWP : 0.004.172.3.526
Frekuensi PRO 2 : FM 97.00 MHz
53
d. Daerah Jangkauan RRI PRO 2 FM
Memilik 1 pemancar yaitu FM 97 MHz. Jangkauan utamanya adalah kota
Surakarta, namun juga dapat menjangkau kabupaten Sukoharjo, Klaten, Sragen,
Karanganyar, Wonogiri.
e. Format Station PRO 2 FM 97 MHz
Format station : Informasi dan Musik
Usia Pendengar : 12 – 45 tahun
f. Deskripsi Program Siaran Musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes
Plus Kita)
Program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)
merupakan program siaran musik yang khusus memutarkan lagu-lagu milik Koes
Bersaudara dan Koes Plus tahun 1962-1987 sehingga berbeda dengan lagu yang
diputar dalam program Mentari Plus di Radio Mentari FM. Menurut penggagas
pertama program K3 RRI PRO 2 FM yaitu Bpk. Oni, Murry’s group dan No Koes
sudah jauh sekali ikatannya dengan Koes Plus, meskipun Murry’s group merupakan
grup yang dimotori oleh Murry, dan No Koes adalah grup musik yang dipimpin oleh
No Koes, tetap saja program K3 tidak memutarkan lagu-lagu dari Murry’s group dan
No Koes.
K3 PRO 2 FM mengudara pukul 21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu
oleh seorang penyiar serta menghadirkan narasumber yang jumlahnya lebih dari 1
orang. Setiap mengudara, penyiar dan narasumber mempunyai tema tertentu
misalnya tahun baru, namun pendengar masih dibebaskan me-request lagu Koes
Bersaudara dan Koes Plus meskipun tidak sesuai tema siaran pada saat itu. Dalam
54
program K3 pendengar dapat request lagu, berkirim salam dengan pendengar
lainnya melalui line phone dan sms serta bertanya tentang grup musik Koes Plus
langsung pada narasumber.
Program K3 dibagi menjadi beberapa segmen. Segmen pertama penyiar dan
narasumber membuka program K3 dan memutarkan 2 lagu sebagai pembuka. Di
setiap segmennya, penyiar menerima 5 penelpon kemudian memutarkan 5 lagu yang
di-request oleh pendengar. Bila belum ada yang bergabung di line phone, penyiar
membaca sms dari pendengar. Berdasarkan pengamatan penulis, program K3 lebih
mengutamakan pendengar yang bergabung di line phone karena sms dari pendengar
dibaca bila belum ada yang bergabung di line phone. Tidak hanya penyiar yang
berinteraksi langsung dengan pendengar, narasumber program K3 juga bisa langsung
menyapa pendengar dan menjawab pertanyaan-petanyaan pendengar serta
menyampaikan informasi-nformasi mengenai Koes Plus.
C. Deskripsi Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)
a. Sejarah KPFS
KPFS merupakan singkatan dari Koes Plus Fans Surakarta yang berdiri pada
tanggal 11 Maret 2004. Diresmikan oleh Yon Koeswoyo dan Murry saat
mengadakan konser Koes Plus di THR Sriwedari Solo pada 22 April 2004. KPFS ini
diprakarsai Edi Kuncoro, Sunu Pribadi, Heri dan Moch. Rahardjo. Alasan berdirinya
KPFS, menurut Edi Kuncoro dan Sunu Pribadi saat diwawancarai oleh penulis,
pendirian KPFS diperlukan karena pada waktu itu penggemar Koes Plus di Surakarta
semakin banyak, yang diketahui dari pengunjung acara Koes Plus di THR dan
55
banyaknya siaran radio yang menyiarkan lagu-lagu Koes Plus. Di luar Solo sendiri
sudah banyak komunitas-komunitas Koes Plus yang telah berdiri, seperti FKPK
(Fans Koes Plus Kudus), FKPS Semarang, dll. Maka di Solo perlu dibentuk suatu
wadah untuk penggemar Koes Plus serta untuk menunjukkan eksistensi Fans Koes
Plus di kota Solo ini.
Pada awalnya anggota KPFS berkisar puluhan orang dan sampai tahun 2006
jumlah tersebut meningkat mencapai 200 orang yang terdaftar dalam kesekretariatan
KPFS yang beralamat di Rumah Bapak Heri Jl. Prenjak V Rt 7 RW 10 Solo 57144.
Pada saat itu untuk menjadi anggota, pecinta Koes Plus harus mendaftarkan diri
kepada pengurus dengan mengisi formulir pendaftaran, fotokopi KTP, pas foto 3x4 2
lembar dan biaya administrasi Rp. 10.000,- (sebagai simpanan pokok, pembutan
kartu anggota dan sebagai uang konsumsi untuk pertemuan anggota.
Sampai tahun 2009 jumlah anggota KPFS yang aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan KPFS menurun. Berdasarkan wawancara dengan Edi
Kuncoro dan Sunu Pribadi, jumlah anggota KPFS yang aktif sampai tahun 2009
berkisar 100 orang yang dibuktikan dari pantauan dan daftar hadir disetiap
pertemuan-pertemuan yang diadakan KPFS. Agar KPFS tetap berdiri, pengurus
KPFS berusaha semaksimal mungkin untuk tetap mengembangkan KPFS dan
akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2009, KPFS melalukan reorganisasi dengan
menyusun pengurus baru dan mulai rutin mengadakan kegiatan-kegiatan.
b. Visi Misi
Visi : Pelestarian lagu-lagu Koes Plus
56
Misi : Mendirikan pusat informasi Koes Plus (museum) yang sampai saat ini
belum terlaksana karena personil Koes Plus masih ada yang hidup.
c. Kegiatan KPFS
Kegiatan KPFS adalah melestarikan lagu-lagu Koes Plus yang bekerjasama
dengan komunitas Koes Plus pusat di Jakarata (Jiwa Nusantara), yaitu berupa
pendokumentasian album-album Koes Bersaudara dan Koes Plus dari album awal
(1962) sampai tahun 2008. Pendokumentasian lagu-lagu tersebut dari bentuk
piringan hitam, kaset, dan CD. Tidak mudah mencari album-album Koes Plus yang
asli karena sudah tidak diproduksi lagi, namun dengan menjadi anggota KPFS akan
mudah untuk mendapatkan album-album Koes Plus.
Kegiatan rutin:
1. Menentukan jadwal panggung Band pelestari Koes Plus setiap Senin dan
Kamis di THR Sriwedari dan di Televisi lokal Solo
2. Menjadi narasumber acara Koes Plus di radio
3. Mengkoordinasi band-band pelestari Koes Plus
4. Mengadakan kerjasama dengan radio-radio dan televisi di kota Solo yang
menyiarkan lagu-lagu Koes Plus.
5. Mengadakan kerjasama dengan komunitas-komunitas Koes Plus di daerah
lain.
6. Mengkoordinasi dancer Koes Plus yang berjumlah 4 kelompok (Dancer
PLus, Dancer 88, Solo Dancer, Dancer Combo yang keanggotaannya remaja
putri) untuk tampil di THR Sriwedari dan televisi mengiringi band pelestari
Koes Plus yang tampil.
57
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. Identitas Responden
Responden dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio
Dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” adalah kalangan Koes Plus Fans
Surakarta (KPFS) sebanyak 50 orang. Berikut adalah data identitas responden
yang diperoleh dari hasil jawaban di kuisioner:
Tabel III.1
Karakteristik Responden Menurut Umur
Umur F %
21 – 30 Tahun
31 – 40 Tahun
41 – 50 Tahun
51 – 60 Tahun
61 – 70 Tahun
7
10
23
9
1
14
20
46
18
2
Jumlah 50 100
Sumber: Jawaban kuisioner no.2
Berdasarkan tabel III.1 dapat diketahui bahwa yang paling banyak
mendengarkan program Mentari Plus dan K3 berumur 41 – 50 tahun yang
berjumlah 23 orang dengan persentase 46%. Sedangkan yang paling sedikit adalah
umur 61 - 70 tahun yaitu 1 orang. Untuk umur 31 - 40 tahun sebanyak 10 orang
atau 20%. 51 – 60 tahun sebanyak 9 orang, dan yang termuda umur 21 – 30 tahun
berjumlah 7 orang dengan persentase 14%.
58
Tabel III.2
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin F %
Laki-laki
Perempuan
47
3
94
6
Jumlah 50 100
Sumber: Jawaban kuisioner no.2
Berdasarkan tabel diatas, responden dalam penelitian ini yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 47 orang dengan persentase 94%. Sedangkan untuk
responden yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 3 orang atau 6%.
Selanjutnya, data tabel berikutnya adalah data yang diperoleh
berdasarkan hasil jawaban kuesioner untuk masing-masing variabel.
B. Variabel Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan)
Gratifications Sought (GS) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat kepentingan dari kebutuhan-kebutuhan yang
dimiliki responden untuk dicarikan pemuasannya melalui program siaran musik
Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Jenis-jenis
kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, identitas
59
pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta kebutuhan untuk mendapatkan
hiburan.
Pada variabel GS terdapat 12 pertanyaan dan pada masing-masing item
pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan tiga skor berbeda yang dapat
dipilih responden untuk menyatakan seberapa kuat keinginan memuaskan
kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di
Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Ketiga skala tersebut adalah sangat
penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan pemuasan kebutuhan
melalui program siaran musik Koes Plus di radio; penting (skor 2), bila responden
merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik
Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila responden tidak mengharapkan
pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus di radio.
Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 12 x 3 = 36
(sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai batas bawah). Dengan
tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya harapan responden untuk
memuaskan kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus, maka
diperoleh range (jarak interval):
Batas atas – batas bawah
i =
Jumlah kelas
36 - 12
i =
3
60
i = 8
Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden
adalah sebagai berikut:
v Tinggi (29 – 36), artinya responden mengharapkan pemuasan kebutuhan
melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
v Sedang (21 – 28), artinya responden kurang begitu mengharapkan pemuasan
kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
v Rendah (12 – 20), artinya responden tidak mengharapkan pemuasan
kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
Jenis-jenis kebutuhan yang dinggap sangat penting, penting dan tidak
penting oleh responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini:
Tabel III.3 Tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) responden dari media radio
Sangat Penting
Penting Tidak
Penting No. Motif Mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio
F % F % F %
1. Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus
25 50 25 50 - -
2. Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus
24 48 26 52 - -
3. Ingin meningkatkan rasa percaya diri 8 16 29 58 13 26
4. Ingin mengingat kenangan-kenangan di masa lampau 22 44 25 50 3 6
5. Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain 11 22 29 58 10 20
6. Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara 9 18 39 78 2 4
7. Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus 16 32 32 64 2 4
61
8. Ingin memperoleh suasana santai 20 40 30 60 - - 9. Ingin menyalurkan emosi 6 12 24 48 20 40 10. Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan 25 50 25 50 - -
11. Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
22 44 27 54 1 2
12. Untuk mengisi waktu luang 13 26 35 70 2 4 Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19
Berdasarkan rincian pada tabel III.3 diatas, penjelasan dari masing-
masing indikator variabel GS adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan
dipopulerkan Koes Plus
Tabel III.4
Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
25
25
-
50
50
-
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Dari tabel III.4 diketahui bahwa kebutuhan responden untuk mengetahui
lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dianggap sebagai
kebutuhan yang sangat penting untuk dicarikan kepuasannya, terbukti item
kebutuhan ini memiliki persentase 50%. Hal ini wajar karena responden sebagai
anggota KPFS ingin mengetahui lebih banyak lagu yang dipopulerkan Koes Plus.
2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus
62
Tabel III.5 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
24
26
-
48
52
-
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden merasa kebutuhan
untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup
musik Koes Plus dianggap penting dengan bukti 26 orang dari 50 responden atau
sekitar 52% menjawab penting, sedangkan 24 respoden menjawab sangat penting.
Responden yang merupakan Fans grup musik Koes Plus berharap untuk
mengetahui informasi tentang grup musik kesayangannya sehingga dapat
menambah wawasan mereka dan menjadi fans yang mengetahui seluk beluk Koes
Plus.
3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri
Tabel III.6 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
8
29
13
16
58
26
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
63
Berdasar tabel diatas, 29 responden dengan besar persentase 58%
menganggap kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan
mendengarkan program siaran musik Koes Plus dirasa penting untuk dipenuhi.
Rasa percaya diri yang dimilik responden sebagai salah satu cara untuk
menunjukkan eksistensi diri. Dengan mendengarkan program siaran musik Koes
Plus di radio, responden berharap dapat menambah wawasan tentang grup musik
kesayangannya yaitu Koes Plus sehingga saat berbincang dengan orang lain,
responden lebih banyak mengetahui informasi sehingga kepercayaan dirinya
meningkat
4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau
Tabel III.7 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
22
25
3
44
50
6
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Responden yang berjumlah 25 orang menyatakan penting dan 22 orang
responden menyatakan sangat penting terhadap item kebutuhan untuk mengingat
64
kenangan-kenangan di masa lampau untuk dipenuhi kepuasannya. Dalam item
kebutuhan ini responden berharap dengan mendengarkan program siaran musik
Koes Plus di radio dapat menjadi cara untuk bernostalgia dan kembali kemasa-
masa terdahulu yang mempunyai kenangan-kenangan dibalik lagu-lagu Koes Plus.
5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
Tabel III.8
Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
11
29
10
22
58
20
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
29 responden (58%) dari 50 responden menyatakan penting untuk
memenuhi kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain dengan
mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Lagu-lagu, informasi
ataupun penyajian program siaran musik Koes Plus di radio dapat menjadi bahan
perbincangan dengan sesama teman pecinta Koes Plus dan sesama anggota KPFS.
6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar)
melalui udara
Tabel III.9
Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara
65
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
9
39
2
18
78
4
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Kebutuhan untuk bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara
merupakan item kebutuhan yang dianggap penting oleh responden untuk
dipenuhi. 78% merupakan persentase dimana responden menjawab penting atau
39 orang dari 50 responden. Bersilaturrahmi melalui udara adalah hal yang sering
dilakukan pendengar radio yang bergabung melalui line phone atau sms untuk
menyapa sesama pendengar.
7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Tabel III.10
Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
16
32
2
32
64
4
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Responden dalam penelitian ini yang merupakan anggota KPFS adalah
orang-orang yang mengagumi Koes Plus. Melalui program siaran musik Koes
66
Plus, memperoleh teman sesama pecinta Koes Plus merupakan hal yang penting
terbukti 32 responden menjawab penting. Dengan mempunyai teman sesama
pecinta Koes Plus responden berharap dapat menambah wawasannya seputar
Koes Plus dan menambah koleksi lagu-lagu Koes Plus.
8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai
Tabel III.11
Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
20
30
-
40
60
-
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Harapan memperoleh suasana santai dinilai responden penting untuk
dipenuhi dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio.
Sebanyak 30 orang dengan persentase 60% menjawab penting dan 20 orang
dengan persentase 40% menjawab sangat penting. Tidak ada seorang responden
pun yang menganggap bahwa kebutuhan untuk memperoleh suasana santai tidak
penting untuk dipenuhi.
67
9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi
Tabel III.12
Kebutuhan untuk menyalurkan emosi
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
6
24
20
12
48
40
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Kebutuhan untuk menyalurkan emosi merupakan suatu kebutuhan yang
diharapkan responden dapat terpenuhi dengan mendengarkan lagu-lagu pada
program siaran musik Koes Plus diradio. 24 responden menyatakan penting agar
kebutuhan emosinya dapat tersalurkan dengan mendengar lagu-lagu Koes Plus.
Namun dengan persentase 40% atau 20 responden menyatakan bahwa kebutuhan
menyalurkan emosi tidak penting untuk dicarikan pemuasannya.
10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan
Tabel III.13
Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
25
25
-
50
50
-
68
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Bagi pecinta grup musik Koes Plus, hiburan yang menyenangkan salah
satunya adalah mendengarkan lagu-lagu Koes Plus. 25 Responden (50%)
menjawab sangat penting dan 25 responden dengan persentase 50% menjawab
penting untuk memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan
kesenangan melalui program siaran musik Koes Plus di radio.
11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
Tabel III.14
Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
22
27
1
44
54
2
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Responden dalam penelitian ini mempunyai kesibukan pekerjaan
masing-masing. Oleh karena itu untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja
seharian, mereka membutuhkan hiburan. 22 responden menjawab sangat penting
dan 27 responden menjawab penting untuk dicarikan pemuasaan kebutuhan
mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian melalui program siaran musik
Koes Plus di radio.
69
12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang
Tabel III.15
Kebutuhan untuk mengisi waktu luang
Kategori F %
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
13
35
2
26
70
4
Jumlah 50 100
Sumber: Tabel III.3
Item kebutuhan untuk mengisi waktu luang merupakan jenis kebutuhan
yang memiliki persentase 70% atau sekitar 35 responden menyatakan penting
untuk dicarikan pemuasannya. Melalui program siaran musik Koes Plus di radio
responden berharap agar kebutuhan untuk mengisi waktu luang dapat terpenuhi.
Berdasarkan uraian dari masing-masing indikator pada variabel
Gratification Sought diatas, dari 12 indikator yang ada ternyata semua item
kebutuhan berada dalam skala penting untuk dicarikan pemuasannya. Sedangkan
50% dari jumlah responden pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu
yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan untuk memperoleh
hiburan dan kesenangan berada pada skala sangat penting.
Berikut ini disajikan pula tabel yang menggambarkan seberapa besar
tingkat kepuasan yang diharapkan responden dari program siaran musik Koes Plus
di radio.
70
Tabel III.16 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diharapkan (GS) Responden
Kategori F %
Tinggi (29 – 36) 18 36
Sedang (21 -28) 31 62
Rendah (12 – 20) 1 2
Total 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah terbesar tingkat kepuasan
yang diharapkan responden berada pada kategori sedang, artinya sebagian besar
responden (62%) mengharapkan pemuasan kebutuhannya melalui program siaran
musik Koes Plus di radio.
C. Deskripsi Variabel Media Consumptions
Penggunaan media merupakan cara responden untuk memenuhi
kebutuhan yang diharapkannya. Dalam penelitian ini media yang digunakan
adalah media Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus serta RRI PRO 2
FM dengan program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus
Kita).
Pola penggunaan media dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai
berikut:
1) Tingkat perhatian
a. Pre activity (Sebelum terpaan media)
71
Gambaran aktifitas responden sebelum memutuskan untuk
mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 berupa pencarian
informasi acara tersebut dan apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk
mendengarkannya atau tidak dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel III.17 Aktifitas Responden Memperoleh Informasi Tentang Program Mentari Plus dan K3
Mentari Plus K3 Aktifitas Responden F % F %
Memperoleh informasi dari Teman 20 40 24 48 Mendengarkan iklan program (RE) siaran musik Koes Plus
18 36 14 28
Tidak sengaja mendengarkan saat program siaran musik Koes Plus mengudara
12 24 12 24
Jumlah 50 100 50 100 Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.20 dan III.21
Berdasarkan tabel III.17 diketahui bahwa pada tahap pre activity
responden mendapatkan informasi tentang program Mentari Plus dan K3 dari
teman. Mentari Plus sebesar 40% dan 48% untuk K3. Dari hasil jawaban dimana
responden banyak yang memperoleh informasi program Mentari Plus dan K3 dari
teman, karena responden merupakan anggota KPFS dan berusaha untuk saling
berbagi informasi mengenai program siaran musik Koes Plus di radio, termasuk
pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM.
Sedangkan responden yang mendapatkan informasi dengan mendengarkan iklan
program (RE) Mentari Plus lebih banyak dari K3 yaitu sebesar 36%. Untuk
program K3 sendiri hanya memperoleh 28%.
b. Duractivity (Saat terpaan media)
72
Aktifitas responden saat terpaan media yaitu saat mendengarkan program
Mentari Plus dan K3 diukur dari cara responden mengikuti program siaran musik
Koes Plus tersebut disertai aktifitas lain atau tidak. Lebih jelasnya tertera pada
tabel berikut.
Tabel III.18 Aktifitas Responden saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3
Mentari Plus K3 Aktifitas Responden F % F %
Selalu disertai aktifitas lain 8 16 9 18 Kadang-kadang disertai aktifitas lain 28 56 27 54 Tidak pernah disertai aktifitas lain 14 28 14 28
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 dan III.23
Dari tabel III.18 dapat dilihat bahwa saat mendengarkan program
Mentari Plus dan K3 yang sedang mengudara 56% responden Mentari Plus dan
54% responden K3 menjawab dalam mendengarkan program siaran musik Koes
Plus diradio kadang-kadang disertai aktifitas lain. “Hal tersebut merupakan
keuntungan media radio yang memiliki sifat santai. Orang bisa menikmati acara
siaran radio sambil makan, tidur-tiduran, bekerja bahkan sambil mengemudikan
mobil.”55 Responden yang menjawab tidak pernah disertai aktifitas lain saat
mendengarkan Mentari Plus dan K3 sebesar 28%. Responden yang merupakan
Fans Koes Plus tidak mau ketinggalan informasi serta lagu-lagu Koes Plus
sehingga mereka antusias untuk menyimak dari awal hingga akhir program.
Tingkat perhatian responden saat mendengarkan program Mentari Plus
dan K3 juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka bergabung melalui line phone
55 Onong Uchjana, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar maju, Bandung, 1990, Hal. 19
73
atau sms untuk request lagu dan bersilaturrahmi dalam program siaran musik
Koes Plus. Datanya akan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.19 Aktifitas Responden Bergabung Melalui Line Phone Atau SMS Dalam Program
Mentari Plus dan K3 Mentari Plus K3 Aktifitas Responden
F % F %
Selalu bergabung 12 24 16 32 Kadang-kadang bergabung 21 42 24 48 Tidak pernah bergabung 17 34 10 20
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.24 dan III.25
24% responden menyatakan selalu bergabung melalui line phone atau
sms di program Mentari Plus, sedangkan yang selalu bergabung dalam program
K3 sebesar 32%. Responden yang menyatakan kadang-kadang bergabung dalam
program Mentari Plus sebanyak 21 orang dan K3 sebanyak 24 responden.
Berdasar tabel diatas, jumlah responden K3 lebih banyak yang bergabung baik itu
selalu maupun kadang-kadang pada saat program siaran musik Koes Plus
mengudara. Sehingga responden yang mendengarkan program K3 merupakan
responden yang aktif. Kecanggihan teknologi saat ini memudahkan responden
untuk bergabung dalam program Mentari Plus dan K3 misalnya melalui sms.
Saat program siaran musik Mentari Plus dan K3 mengudara, tingkat
perhatian responden juga dapat terlihat dari aktifitas responden mendengarkan
program teersebut sampai selesai atau tidak. Keterangannya terdapat dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.20 Aktifitas Responden Mendengarkan Program Mentari Plus Dan K3 Sampai Selesai
Aktifitas Responden Mentari Plus K3
74
F % F %
Selalu sampai selesai 23 46 28 56 Kadang-kadang sampai selesai 24 48 20 40 Tidak pernah sampai selesai 3 6 2 4
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.26 dan III.27
Dalam tabel III.20 dijelaskan bahwa 46% responden mendengarkan
siaran program Mentari Plus sampai selesai, sedangkan responden yang
mendengarkan siaran program K3 sampai selesai sebesar 56%. Hal tersebut dapat
diterima dimana responden yang merupakan fans grup musik Koes Plus
menginginkan berlama-lama untuk mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan
grup musik favoritnya.
c. Post activity (Setelah terpaan media)
Aktifitas responden pada tahap post activity atau setelah terpaan media
terhadap program siaran musik Mentari Plus yang diudarakan radio Mentari FM
dan program K3 di RRI PRO 2 FM, dapat dicermati pada tabel III.21:
Tabel III.21 Aktifitas Responden Memperbincangkan Lagu-Lagu Serta Informasi Setelah
mendengarkan siaran Program Mentari Plus dan K3 Mentari Plus K3 Aktifitas Responden
F % F %
Selalu memperbincangkannya 7 14 9 18 Kadang-kadang memperbincangkannya 24 48 29 58 Tidak pernah memperbincangkannya 19 38 12 24
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.28 dan III.29
75
Distribusi frekuensi pada tabel diatas menunjukkan tingkat perhatian
responden pada tahap post activity terhadap kedua program siaran musik Koes
Plus termasuk baik. Karena 48% responden Mentari Plus dan 58% responden K3
menyatakan kadang-kadang memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah
mendengarkan siaran kedua program tersebut. Namun responden yang menjawab
tidak pernah memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah mendengarkan
siaran program Mentari Plus lebih banyak dari pada program K3 yaitu sebesar
38%, sedangkan untuk K3 sebesar 24%. Persentase responden yang tidak pernah
memperbincangkan setelah mendengarkan siaran kedua media tersebut
kemungkinan dikarenakan informasi yang disampaikan penyiar dan narasumber
kurang lengkap dan lagu-lagu yang diputar hanya itu-itu saja sehingga responden
tidak tertarik untuk memperbincangkannya.
Setelah membahas tingkat perhatian yang diberikan responden sebelum,
sesaat dan setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3,
terlihat bahwa pada tahap pre activity sebagian besar responden kedua program
siaran musik tersebut sama-sama memperoleh informasi tentang program Mentari
Plus dan K3 dari teman. Saat program Mentari Plus dan K3 mengudara 14
responden (28%) menjawab bahwa mereka tidak pernah melakukan aktifitas lain.
Berarti kedua program siaran musik Mentari Plus dan K3 memang telah menarik
perhatian responden sebagai penggemar grup musik Koes Plus.
2) Frekuensi
Yaitu seberapa sering responden mendengarkan program Mentari Plus
dan K3 dalam kurun waktu 2 bulan.
76
Frekuensi mendengarkan program Mentari Plus dan K3:
Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan
Sedang : jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan
Rendah : jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan 2 kali dalam
2 bulan
Distribusi frekuensi responden dalam mendengarkan program Mentari
Plus dan K3 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel III.22 Frekuensi Responden Mendengarkan Program Mentari Plus dan K3
Mentari Plus K3 Frekuensi responden mendengarkan program siaran musik Koes Plus F % F %
Tinggi 24 48 29 58 Sedang 19 38 19 38 Rendah 7 14 2 4
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.30 dan III.31
Dari tabel diatas dapat dilihat frekuensi mendengarkan program siaran
musik Koes Plus yang berada pada skala sedang berjumlah 19 responden atau
dengan persentase 38% untuk program Mentari Plus dan K3. Namun untuk
responden yang mendengarkan program K3 pada skala tinggi yaitu dengan
frekuensi 7-8 kali dalam 2 bulan lebih tinggi dengan besar persentase 58% dari
pada responden yang mendengarkan program Mentari Plus dalam skala tinggi
dengan persentase 48%. Hal ini berarti bahwa frekuensi responden mendengarkan
program K3 lebih tinggi daripada program Mentari Plus.
3) Curahan waktu
Yaitu waktu rata-rata yang digunakan responden untuk mendengarkan
77
program siaran Mentari Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya.
· Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio
Mentari FM:
Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit
Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit
Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit
· Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM:
Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit
Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit
Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit
Tabel III.23 Curahan Waktu Responden Untuk Mendengarkan
Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Curahan waktu mendengarkan program
siaran musik Koes Plus F % F %
Tinggi 19 38 25 50 Sedang 25 50 19 38 Rendah 6 12 6 12
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.32 dan III.33
Tinggi rendahnya tingkat penggunaan media di kalangan responden
berdasarkan curahan waktu yang diberikan dalam mendengarkan program Mentari
Plus dan K3 terlihat pada tabel diatas. Jumlah dan prosentase untuk responden
yang mendengarkan program Mentari Plus dan K3 pada skala rendah sama-sama
berjumlah 6 orang. Program Mentari Plus dalam skala sedang yaitu 61-120 menit
lebih unggul dari pada program K3 karena responden yang mencurahkan waktu
78
untuk mendengarkan program Mentari Plus pada skala sedang sebesar 50% dan
untuk K3 sebesar 38%. Berdasar tabel III.23 jumlah responden yang berada pada
kategori tinggi dan sedang di kedua program siaran musik yaitu Mentari Plus dan
K3 adalah 44 responden (88%), berarti curahan waktu yang diberikan responden
pada kedua program tersebut adalah sama.
4) Penyajian program siaran musik Mentari Plus dan K3
Selanjutnya akan dilihat tanggapan responden terhadap kedua program
siaran musik Koes Plus di radio yaitu Mentari Plus dan K3 pada masing-masing
medium yang dioperasionalkan dengan beberapa pertanyaan meliputi
penyampaian penyiar (gaya siar), kelengkapan koleksi lagu dan tepat tidaknya
waktu penyiaran.
Berikut ini frekuensi tanggapan responden mengenai program siaran
musik Mentari Plus dan K3:
Tabel III.24 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Mentari Plus Dan K3
Mentari Plus K3 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %
Sangat Suka 12 24 11 22 Suka 37 74 39 78 Tidak Suka 1 2 - -
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.34 dan III.35
79
Berdasarkan tabel diatas tanggapan responden mengenai gaya siar atau
penyampaian penyiar dalam Program Mentari Plus dan K3 sama-sama disukai
oleh pendengar. Terbukti perolehan persentase pada kategori suka dengan gaya
siar penyiar program Mentari Plus sebesar 74% sedangkan program K3 sebesar
78%. Mungkin besarnya persentase responden yang sangat suka dan suka
terhadap gaya siar atau penyampaian penyiar dalam kedua program tersebut
dipengaruhi faktor kedekatan. Berdasarkan survey yang dilakukan penulis, pecinta
Koes Plus yang tergabung dalam KPFS sebagian besar sudah kenal dan akrab
dengan penyiar dan narasumber Mentari Plus dan K3, karena disaat kedua
program tersebut mengudara ada pendengar yang sengaja berkunjung atau
mendengarkan program siaran musik Koes Plus langsung datang ke Radio
Mentari FM yang menyiarkan Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang menyiarkan
K3. Namun pada program Mentari Plus terdapat 1 responden yang tidak suka
dengan gaya siar penyiar Mentari Plus.
Tabel III.25
Kelengkapan Koleksi Lagu Dalam Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Kelengkapan Koleksi Lagu
Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %
Sangat Lengkap 18 36 31 62 Cukup Lengkap 26 52 18 36 Tidak Lengkap 6 12 1 2
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.36 dan III.37
80
Berdasarkan tabel diatas, untuk tanggapan responden mengenai
kelengkapan koleksi lagu yang diputarkan, responden lebih memilih program K3
dari pada Mentari Plus. Hal tersebut tampak pada besarnya persentase responden
yang menyatakan koleksi lagu dalam program K3 sangat lengkap yaitu 62% dan
Mentari Plus 36%. Sedangkan persentase responden yang menyatakan koleksi
lagu dalam program Mentari Plus tidak lengkap sebesar 12% dan K3 2%.
Tabel III.26 Ketepatan Waktu Siar Program Mentari Plus Dan K3
Mentari Plus K3 Ketepatan Waktu Siar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %
Sangat Tepat 37 74 16 32 Kurang Tepat 10 20 24 48 Tidak Tepat 3 6 10 20
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.38 dan III.39
Tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar 74% responden
menjawab sangat tepat untuk program Mentari Plus sedangkan 32% untuk
program K3. 24 responden menyatakan program K3 kurang tepat waktu siarnya
dan responden yang menjawab waktu siar program Mentari Plus kurang tepat
sebanyak 10 orang. Untuk responden yang menyatakan kurang tepat waktu siar
kedua program siaran musik Koes Plus tersebut mungkin dikarenakan waktu siar
yang terlampau malam yaitu pukul 21.00-24.00 WIB untuk program Mentari Plus
dan pukul 21.15-24.00 WIB untuk program K3. Namun 10 responden atau sebesar
20% menyatakan waktu siar program K3 tidak tepat dan untuk program Mentari
Plus sebesar 6% responden yang menjawab waktu siarnya tidak tepat. Hal ini
dikarenakan program K3 disiarkan pada hari Selasa sedangkan untuk program
81
Mentari Plus disiarkan hari Sabtu dan anggapan kebayakan orang Sabtu malam
merupakan waktu yang tepat untuk bersantai. Jadi berdasarkan tabel diatas,
tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar, responden menganggap
waktu siar program Mentari Plus Radio Mentari FM lebih tepat dari pada program
K3 RRI PRO 2 FM.
Pada variabel Pola Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan
tingkat perhatian, frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada
program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO
2 FM dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi, yaitu
pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada jawaban positif
yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang (skor 2), bila jawaban
responden berbanding lurus yang ditandai dengan jawaban kadang-kadang; pola
penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban responden mengarah pada jawaban
negatif yang ditandai dengan jawaban tidak pernah.
Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 6 x 3 = 18
(sebagai batas atas) dan nilai terendah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah). Dengan
tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya penggunaan media radio mentari
FM dan RRI PRO 2 FM untuk mendengarkan program siaran musik Koes Plus,
maka diperoleh range (jarak interval):
Batas atas – batas bawah
i =
Jumlah kelas
18 - 6
i =
82
3
i = 4
Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden
adalah sebagai berikut:
v Tinggi (15–18), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan
program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori tinggi, sehingga
responden memanfaatkan media radio untuk memenuhi kebutuhannya dan
memperoleh kepuasan.
v Sedang (11–14), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan
program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori sedang.
v Rendah (6–10), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan
program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori rendah.
Tabel III.27
Kategorisasi Penggunaan Media Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
Mentari Plus K3 Kategori F % F %
Tinggi (skor 15-18) 12 24 16 32 Sedang (skor 11-14) 25 50 31 62 Rendah (skor 6-10) 13 26 3 6
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 - III.33 Berdasarkan tabel diatas pola penggunaan media Radio Mentari FM dan
RRI PRO 2 FM oleh responden Koes Plus Fans Surakarta berada pada kategori
sedang dengan persentase 50% untuk Mentari Plus Radio Mentari FM dan 62%
83
untuk RRI PRO 2 FM dengan K3-nya. Hal ini mengindikasikan bahwa pola
penggunaan media pada penelitian ini dapat dikatakan tinggi, karena persentase
pada kategori tinggi dan sedang jumlahnya lebih besar dari pada kategori sedang
dan rendah. Dan berdasarkan jumlah kategori tinggi dan sedang, RRI PRO 2 FM
dengan program K3 lebih unggul dari pada Radio Mentari FM dengan program
Mentari Plus.
D. Deskripsi Variabel Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)
Variabel Gratifications Obtained (GO) dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui besarnya kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah
mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Gratifications Obtained
diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada Gratifications
Sought (GS) pada responden, tetapi lebih dikhususkan dengan menunjuk pada
media radio dan program acaranya yaitu radio Mentari FM dengan program
Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM dengan program K3. Hal ini untuk mengetahui
besar nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik
Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM).
Pada varaibel GO terdapat 12 pertanyaan. Pada masing-masing item
pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan 3 skor yang berbeda yang
dapat dipilh responden sesuai dengan kepuasan yang diperoleh setelah
mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. Ketiga skala tersebut
adalah sangat puas (skor 3) berarti responden merasa semua kebutuhannya dapat
terpenuhi dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3; puas (skor 2)
84
artinya responden merasa pusa dengan mendengarkan program Mentari Plus dan
K3, namun tidak semua kebutuhannya dapat terpenuhi; tidak puas (skor 1) berarti
responden merasa bahwa program siaran Mentari Plus dan K3 tidak dapat
memuaskan dan memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan ketentuan diatas, maka untuk masing-masing program
Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM akan diperoleh nilai
tertinggi 12 x 3 = 36 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai
batas bawah). Dengan tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya kepuasan
yang diperoleh responden dengan mendengarkan program siaran musik Koes
Plus, maka diperoleh range (jarak interval):
Batas atas – batas bawah
i =
Jumlah kelas
36 - 12
i =
3
i = 8
Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden
adalah sebagai berikut:
v Tinggi (29 – 36), artinya responden merasa kebutuhannya terpuaskan melalui
program siaran musik Mentari Plus dan K3
85
v Sedang (21 – 28), artinya responden merasa kebutuhannya cukup terpuaskan
melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
v Rendah (12 – 20), artinya responden merasa kebutuhannya tidak terpuaskan
melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
Berdasarkan kuisioner yang telah dijawab oleh responden, maka
diperoleh data mengenai kepuasan yang diperoleh (GO) setelah mendengarkan
program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM.
Data tersebut tersaji dalam tabel III.28.
Tabel III.28 Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah Mendengarkan
Program Siaran Musik Mentari Plus di Radio Mentari FM Dan Program Siaran Musik K3 RRI PRO 2 FM
Sangat Puas
Puas Tidak Puas No Item kebutuhan
Program siaran
musik Koes Plus F % F % F %
Mentari Plus
20 40 30 60 - - 40. Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus K3 34 68 13 26 3 6
Mentari Plus
13 26 22 44 15 30 41. Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus K3 21 42 29 58 - -
Mentari Plus 7 14 23 46 20 40 42. Ingin meningkatkan rasa percaya diri
K3 12 24 19 38 19 38 Mentari
Plus 17 34 33 66 - - 43. Ingin mengingat kenangan-kenangan
di masa lampau K3 18 36 32 64 - -
Mentari Plus
5 10 20 40 25 50 44. Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
K3 5 10 32 64 13 26 Mentari
Plus 9 18 29 58 12 24 45.
Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara K3 11 22 30 60 9 18
Mentari Plus
10 20 22 44 18 36 46.
Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus K3 9 18 26 52 15 30
86
Sangat Puas
Puas Tidak Puas No Item kebutuhan
Program siaran
musik Koes Plus F % F % F %
Mentari Plus
9 18 28 56 13 26 47. Ingin memperoleh suasana santai K3 8 16 28 56 14 28
Mentari Plus
5 10 32 64 13 26 48. Ingin menyalurkan emosi K3 8 16 26 52 16 32
Mentari Plus
19 38 31 62 - - 49. Ingin memperoleh hiburan dan
kesenangan K3 17 34 31 62 2 4
Mentari Plus
9 18 28 56 13 26 50.
Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharia K3 5 10 28 56 17 34
Mentari Plus
5 10 40 80 5 10 51. Untuk mengisi waktu luang
K3 10 20 22 44 18 36
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40-IV.51 Berdasarkan rincian pada tabel III.28 diatas, penjelasan dari masing-masing indikator
variabel GO adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan
dipopulerkan Koes Plus
Tabel III.29
Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
20
30
-
40
60
-
34
13
3
68
26
6
87
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.40)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 34 orang dari 50 responden
menyatakan sangat puas terhadap program K3 yang dapat menambah pengetahuan
mereka mengenai lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus.
Responden yang merasa kebutuhannya untuk mengetahui lagu-lagu yang
diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dapat terpenuhi sehingga mereka merasa
puas yaitu sebanyak 30 orang untuk program Mentari Plus dan 13 orang untuk
program K3. Dari tabel diatas juga dapat terlihat bahwa program Mentari Plus
lebih memberikan kepuasan pada responden untuk menambah pengetahuan
mereka seputar lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus daripada
program K3. Terbukti dengan responden yang berada pada kategori sangat puas
dan puas untuk program Mentari Plus sebanyak 50responden atau dengan
persentase 100%, namun untuk program K3 yang berada pada kategori sangat
puas dan puas sebanyak 47 responden (94%) sedangkan 3 responden menyatakan
tidak puas.
2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus
Tabel III.30 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus Mentari Plus K3
Kategori F % F %
88
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
13
22
15
26
44
30
21
29
-
42
58
-
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.41)
21 Responden menyatakan sangat puas terhadap siaran program K3
karena dapat mencukupi kebutuhan mereka untuk menambah wawasan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Berdasar tabel
diatas program Mentari Plus juga dapat memberikan kepuasan kepada responden
namun 30% reponden menyatakan tidak puas dengan siaran program Mentari Plus
karena 15 orang dari 50 responden tersebut merasa tidak dapat menambah
wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus
dengan mendengarkan siaran program Mentari Plus. Berdasarkan tabel III.29
program K3 lebih dapat memberikan kepuasan responden untuk memenuhi
kebutuhan mereka menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan grup musik Koes Plus dari pada program Mentari Plus.
3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri
Tabel III.31 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
7
23
20
14
46
40
12
19
19
24
38
38
89
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.42)
Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri merupakan kebutuhan
yang diperoleh 23 responden untuk program Mentari Plus dan 19 responden untuk
program K3 yang berada pada kategori puas. Namun 20 responden yang
mendengarkan program Mentari Plus dan 19 responden yang mendengarkan
program K3 merasa tidak puas karena kedua program tersebut tidak dapat
meningkatkan rasa percaya diri responden. Berdasar tabel diatas dapat dilihat dari
jumlah responden yang merasa tidak puas terhadap siaran program Mentari Plus
dan K3, program K3 lebih dapat memuaskan kebutuhan responden untuk
meningkatkan rasa percaya diri dari pada program K3.
4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau
Tabel III.32 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
17
33
-
34
66
-
18
32
-
36
64
-
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.43)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa 17 responden setelah
mendengarkan siaran program Mentari Plus menyatakan sangat puas karena dapat
mencukupi kebutuhan mereka mengingat kenangan-kenangan di masa lampau,
sedangkan 18 responden juga menyatakan sangat puas setelah mendengarkan
90
program K3. Jadi pada kategori sangat puas, program K3 lebih unggul dari pada
program Mentari Plus. Sedangkan 66% responden untuk program Mentari Plus
dan 64% untuk program K3 menyatakan puas dengan sajian program siaran musik
Koes Plus karena dapat mengantarkan mereka untuk mengingat kenangan-
kenangan masa lampau. Dan pada kategori puas program Mentari Plus lebih
unggul.
5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
Tabel III.33
Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
5
20
25
10
40
50
5
32
13
10
64
26
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.44)
Pada kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang
lain, 5 responden menyatakan sangat puas setelah mendengarkan program Mentari
Plus dan K3. Namun bila dilihat dari jumlah responden yang tidak puas dengan
sajian program siaran musik Koes Plus yang tertera pada tabel diatas, program K3
lebih unggul dari pada program Mentari Plus karena jumlah responden yang
91
sangat puas dan puas terhadap siaran program K3 lebih banyak dari pada jumlah
responden pada kategori yang sama setelah mendengarkan program Mentari Plus.
6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain melalui udara
Tabel III.34
Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
9
29
12
18
58
24
11
30
9
22
60
18
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.45)
Berdasarkan tabel III.33, 58% responden merasa puas setelah
mendengarkan siaran program Mentari Plus dan 60% responden juga menyatakan
puas setelah mendengarkan program K3. Hal tersebut karena responden merasa
kebutuhannya untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar)
melalui udara dapat terpenuhi. Meskipun lebih dari 50% responden merasa puas
dengan sajian program Mentari Plus dan K3, namun 12 responden menyatakan
tidak puas dengan siaran program Mentari Plus dan 9 responden juga menyatakan
tidak puas dengan program K3 karena kedua program tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan responden untuk bersilaturrahmi dengn orang lain (sesama
pendengar) melalui udara. Berdasarkan jumlah responden yang berada pada
kategori sangat puas dan puas terhadap siaran program Mentari Plus dan K3,
92
program K3 dianggap responden lebih dapat memuaskan responden untuk
bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara.
7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Tabel III.35
Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
10
22
18
20
44
36
9
26
15
18
52
30
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.46)
20% Responden program Mentari Plus dan 18% responden program K3
merasakan sangat puas terhadap program siaran musik Koes Plus karena kedua
program tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk memperoleh teman
sesama pecinta grup musik Koes Plus. 44% responden setelah mendengarkan
program Mentari Plus dan 52% responden setelah mendengarkan program K3
menyatakan puas dengan siaran kedua program tersebut. Namun 36% responden
Mentari Plus dan 30% responden K3 menjawab tidak puas karena mereka
menganggap program Mentari Plus dan K3 tidak dapat membantu mereka untuk
memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus.
8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai
Tabel III.36
93
Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
9
28
13
18
56
26
8
28
14
16
56
28
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.47)
Berdasar tabel III.35, masing-masing program Mentari Plus dan K3
sebanyak 28 orang dari 50 responden merasa bahwa kedua program siaran musik
Koes Plus tersebut mampu memuaskan keinginan responden untuk memperoleh
suasana santai. Dari tabel di atas juga nampak 14 responden menyatakan tidak
puas dengan sajian program K3 untuk memperoleh suasana santai, sedangkan
untuk program Mentari Plus yang menyatakan tidak puas sebanyak 13 responden.
9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi
Tabel III.37
Kebutuhan untuk menyalurkan emosi
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
5
32
13
10
64
26
8
26
16
16
52
32
94
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.48)
Berdasar tabel diatas responden yang merasa puas dengan program
Mentari Plus sebanyak 32 responden dan untuk program K3 sebanyak 26
responden. Untuk yang menyatakan tidak puas untuk sajian program Mentari Plus
sebanyak 13 responden dan K3 sebanyak 16 responden. Berdasarkan jumlah
responden yang sangat puas dan puas karena kebutuhan mereka untuk
menyalurkan emosi melalui program siaran musik Koes Plus, program Mentari
Plus lebih unggul dari pada program K3.
10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan
Tabel III.38
Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
19
31
-
38
62
-
17
31
2
14
62
4
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.49)
19 responden untuk program Mentari Plus dan 17 responden untuk
program K3 merasa sangat puas dengan siaran program siaran musik Koes Plus
sehingga mereka merasa kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan
dapat terpenuhi. 31 responden menyatakan puas untuk program Mentari Plus dan
95
K3. Namun 2 responden menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena
tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan kesenangan.
11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
Tabel III.39
Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
9
28
13
18
56
26
5
28
17
10
56
34
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.50)
Dengan persentase sebesar 56% untuk program Mentari Plus dan
program K3, responden merasakan puas dengan siaran kedua program tersebut
karena dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mengurangi ketegangan setelah
bekerja seharian. Namun untuk program Mentari Plus 13 responden merasakan
tidak puas dan 17 responden tidak puas dengan siaran program K3 karena
dianggap tidak dapat mengurangi ketegangan mereka setelah bekerja seharian.
96
12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang
Tabel III.40
Kebutuhan untuk mengisi waktu luang
Mentari Plus K3 Kategori
F % F %
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
5
40
5
10
80
10
10
22
18
20
44
36
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.51)
Berdasarkan tabel diatas, jumlah responden yang merasakan sangat puas
dan puas terhadap masing-masing siaran musik Koes Plus diradio yaitu 45
responden dengan persentase sebesar 90% untuk program Mentari Plus dan 32
responden dengan persentase 64% untuk program K3. 18 orang dari 50 responden
menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena mereka menganggap
siaran K3 tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk menggisi waktu luang.
Secara keseluruhan tingginya tingkat kepuasan nyata yang diperoleh
(GO) responden setelah mendengarkan siaran program Mentari Plus di Radio
Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM, adalah sebagai berikut:
Tabel III.41 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah
Mendengarkan Program Mentari Plus Dan Program K3 Mentari Plus K3
Kategori F % F %
Tinggi (29-36)
Sedang (21-28)
10
29
20
58
11
30
22
60
97
Rendah (12-20) 11 22 9 18
Jumlah 50 100 50 100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40 – IV.51
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh
responden setelah mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 paling
banyak berada pada skala sedang. Artinya responden cukup terpuaskan
kebutuhannya dengan mendengarkan siaran musik Koes Plus program Mentari
Plus dan program K3. Ada item-item kebutuhan yang bisa memuaskan responden
namun ada juga item-item kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dengan
mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3. Hal ini terjadi
karena kedua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebagian besar responden menyatakan siaran program K3 lebih berkualitas secara
isi siaran yang dapat menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Sedangkan responden merasa puas
dengan sajian program Mentari Plus karena dapat memenuhi kebutuhan mereka
untuk mengetahui lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus.
Bila dilihat dari tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah
mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 sesuai tabel III.40, program
K3 lebih dapat memuaskan responden. Hal ini terbukti karena responden yang
merasa tidak puas setelah mendengarkan program K3 yang berada dalam kategori
rendah dengan persentase 18% lebih sedikit dari pada responden yang tidak puas
setelah mendengarkan program Mentari Plus dengan persentase 22%.
98
Meski responden kebutuhannya terpenuhi bukan berarti tidak terjadi
kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan nyata
yang diperoleh. Ada atau tidaknya kesenjangan ini akan dibahas lebih lanjut pada
bab berikutnya.
BAB IV
ANALISIS DISCREPANCY
Kepuasan yang diperoleh responden tidak semuanya sesuai dengan apa
yang mereka harapkan. Ada responden yang merasa kebutuhannya benar-benar
terpenuhi dan merasa puas dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3,
namun ada juga yang merasa tidak puas dan tidak terpenuhi kebutuhnnya.
Tabel IV.1
Gratifications Sought (GS), Media Consumptions (MC) dan Gratifications Obtained (GO) 50 responden terhadap program Mentari Plus
di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM
MC GO Tingkat Kepuasan
GS Mentari Plus K3 Mentari Plus K3
Tinggi 18 12 16 10 11
Sedang 31 25 31 29 30
Rendah 1 13 3 11 9
Jumlah 50 50 50 50 50
Sumber: tabel III.16, tabel III.26 dan tabel III.40
Dari Tabel IV.1 tampak perbedaan antara kepuasan yang diharapkan
(Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications
Obtained). Perbedaan GS dengan GO menunjukkan adanya kesenjangan kepuasan
99
yang dirasakan responden.
Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan yaitu perbedaan antara
kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh dari penggunaan
suatu media. Dalam penelitian ini, kesenjangan diukur dengan melihat jawaban-
jawaban yang diberikan oleh responden mengenai Gratifications Sought dan
Gratifications Obtained. Perbedaan ini yang akan menunjukkan adanya
kesenjangan kepuasan antara kedua program siaran musik Koes Plus.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, untuk menghitung
kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh
dari mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3, maka
digunakan rumus discrepancy sebagai berikut:
S n.i.j Dimana: D = Discrepancy / kesenjangan i≠j n = Jumlah sampel D = i = Kepuasan yang dicari (GS) S S n.i.j j = Kepuasan yang diperoleh (GO) i j dimana i≠j
Rumus discrepancy yang digunakan dioperasionalkan dengan
penghitungan cros tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item pada
Gratifications Sought (GS) disilangkan dengan item-item pada Gratifications
Obtained (GO). Dengan begitu akan dapat diketahui persentase kesenjangan
kepuasan.
Penghitungan dengan rumus discrepancy akan ditampilkan dalam bentuk
persentase dan persentase tingkat kepuasan maksimal berada pada 100%. Dengan
demikan nilai kepuasan yang dapat dipenuhi oleh media pada responden dapat
diketahui dengan melakukan pengurangan antara persentase kepuasan maksimal
100
(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan.
Dengan jumlah kelas yang telah ditentukan untuk semua variabel
sebanyak 3 kelas, maka akan diperoleh jarak (interval):
Batas atas - batas bawah i = Jumlah kelas 100% - 0% = 3 = 33,3 dibulatkan menjadi 33
Kategorisasi tingkat kemampuan media memenuhi kebutuhan responden
adalah sebagai berikut:
v Rendah : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal
(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 0% - 30%.
Maka media yang diteliti tidak mampu memberikan kepuasan kepada
responden sehingga terdapat kesenjangan kepuasan.
v Sedang : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%)
dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 34% - 66%. Maka
media mampu memenuhi kebutuhan responden namun responden kurang
merasa puas sehingga juga terdapat kesenjangan kepuasan.
v Tinggi : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%)
dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 67% - 100%.
Sehingga dapat diartikan bahwa kepuasan yang diberikan oleh media adalah
tinggi sehingga media mampu memenuhi kebutuhan responden.
101
Besar kecilnya persentase kesenjangan menunjukkan kemampuan media
memberikan kepuasan kepada responden. Jika persentase kesenjangan semakin
besar maka kemampuan media dalam memberikan kepuasan adalah rendah. Dan
sebaliknya, jika persentase kesenjangan semakin kecil maka kemampuan media
untuk memberikan kepuasan kepada respondennya semakin besar.
Besarnya kesenjangan kepuasan yang dialami setelah responden
mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan program K3 dapat dilihat
pada tabel tabulasi silang GS dan GO di bawah ini:
1. Kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan
Koes Plus
Tabel IV.2
Tabulasi Silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program
Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 15 10 0 25
P 5 20 0 25
TP 0 0 0 0
Jumlah 20 30 0 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.8 dan IV.40
10 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0
D = x 100% = 30%
50
102
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 30% = 70%
Tabel IV.3
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 19 5 1 25
P 15 8 2 25
TP 0 0 0 0
Jumlah 34 13 3 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.8 dan IV.40
5 + 1 + 15 + 2 + 0 + 0
D = x 100% = 46%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 46% = 54%
2. Kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan grup musik Koes Plus
Tabel IV.4
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus
(Radio Mentari FM)
103
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 11 6 7 24
P 2 16 8 26
TP 0 0 0 0
Jumlah 13 22 15 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.9 dan IV.41
6 + 7 + 2 + 8 + 0 + 0
D = x 100% = 46%
50
= 46%
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 46% = 54%
Tabel IV.5
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI
PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 13 11 0 24
P 8 18 0 26
TP 0 0 0 0
Jumlah 21 29 0 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.9 dan IV.41
104
11 + 0 + 8 + 0 + 0 + 0
D = x 100% = 38%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 38% = 62%
3. Kebutuhan meningkatkan rasa percaya diri
Tabel IV.6
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan rasa
percaya diri pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 3 4 1 8
P 3 15 11 29
TP 1 4 8 13
Jumlah 7 23 20 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.10 dan IV.42
4 + 1 + 3 + 11 + 1 + 4
D = x 100% = 48%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
105
Tabel IV.7
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan
rasa percaya diri pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 1 4 3 8
P 9 12 8 29
TP 2 3 8 13
Jumlah 12 19 19 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.10 dan IV.42
4 + 3 + 9 + 8 + 2 + 3
D = x 100% = 58%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 58% = 42%
4. Kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau
Tabel IV.8
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 9 13 0 22
P 8 17 0 25
TP 0 3 0 3
106
Jumlah 17 33 0 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43
13 + 0 + 8 + 0 + 0 + 3
D = x 100% = 48%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
Tabel IV.9
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 11 11 0 22
P 6 19 0 25
TP 1 2 0 3
Jumlah 18 32 0 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43
11 + 0 + 6 + 0 + 1 + 2
D = x 100% = 40%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 40% = 60%
5. Kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
107
Tabel IV.10
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program Mentari Plus
(Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 4 5 2 11
P 1 11 17 29
TP 0 4 6 10
Jumlah 5 20 25 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44
5 + 2 + 1 + 17 + 0 + 4
D = x 100% = 58%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 58% = 42%
Tabel IV.11
Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 3 6 2 11
P 1 20 8 29
TP 1 6 3 10
Jumlah 5 32 13 50
108
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44
6 + 2 + 1 + 8 + 1 + 6
D = x 100% = 48%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
6. Kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar)
melalui udara
Tabel IV.12
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program
Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 3 6 0 9
P 6 22 11 39
TP 0 1 1 2
Jumlah 9 29 12 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45
6 + 0 + 6 + 11 + 0 + 1
D = x 100% = 48%
50
109
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
Tabel IV.13
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45
5 + 3 + 10 + 6 + 0 + 2
D = x 100% = 52%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 52% = 48%
7. Kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 1 5 3 9
P 10 23 6 39
TP 0 2 0 2
Jumlah 11 30 9 50
110
Tabel IV.14
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 8 7 1 16
P 2 14 16 32
TP 0 1 1 2
Jumlah 10 22 18 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46
7 + 1 + 2 + 16 + 0 + 1
D = x 100% = 54%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 54% = 46%
Tabel IV.15
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 6 6 4 16
P 3 19 10 32
TP 0 1 1 2
Jumlah 9 26 15 50
111
6 + 4 + 3 + 10 + 0 + 1
D = x 100% = 48%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
8. Kebutuhan memperoleh suasana santai
Tabel IV.16
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47
6 + 7 + 2 + 6 + 0 + 0
D = x 100% = 42%
50
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 7 6 7 20
P 2 22 6 30
TP 0 0 0 0
Jumlah 9 28 13 50
112
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 42% = 58%
Tabel IV.17
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47
6 + 6 + 0 + 8 + 0 + 0
D = x 100% = 40%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 40% = 60%
9. Kebutuhan menyalurkan emosi
Tabel IV.18
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 8 6 6 20
P 0 22 8 30
TP 0 0 0 0
Jumlah 8 28 14 50
113
program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 1 4 1 6
P 2 16 6 24
TP 2 12 6 20
Jumlah 5 32 13 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48
4 + 1 + 2 + 6 + 2 + 12
D = x 100% = 54%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 54% = 46%
Tabel IV.19
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 0 2 4 6
P 4 16 4 24
TP 4 8 8 20
Jumlah 8 26 16 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48
114
2 + 4 + 4 + 4 + 4 + 8
D = x 100% = 52%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 52% = 48%
10. Kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan
Tabel IV.20
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 14 11 0 25
P 5 20 0 25
TP 0 0 0 0
Jumlah 19 31 0 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49
11 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0
D = x 100% = 32%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 32% = 68%
115
Tabel IV.21
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 11 13 1 25
P 6 18 1 25
TP 0 0 0 0
Jumlah 17 31 2 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49
13 + 1 + 6 + 1 + 0 + 0
D = x 100% = 42%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 42% = 58%
11. Kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
Tabel IV.22
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program Mentari Plus
(Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 8 5 9 22
P 1 23 3 27
TP 0 0 1 1
Jumlah 9 28 13 50
116
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50
5 + 9 + 1 + 3 + 0 + 0
D = x 100% = 36%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 36% =64%
Tabel IV.23
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50
6 + 12 + 1 + 5 + 0 + 1
D = x 100% = 50%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 50% = 50%
12. Kebutuhan mengisi waktu luang
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 4 6 12 22
P 1 21 5 27
TP 0 1 0 1
Jumlah 5 28 17 50
117
Tabel IV.24
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 3 9 1 13
P 2 29 4 35
TP 0 2 0 2
Jumlah 5 40 5 50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51
9 + 1 + 2 + 4 + 0 + 2
D = x 100% = 36%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 36% = 64%
Tabel IV.25
Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO
GS SP P TP Jumlah
SP 3 4 6 13
P 7 17 11 35
TP 0 1 1 2
Jumlah 10 22 18 50
118
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51
4 + 6 + 7 + 11 + 0 + 1
D = x 100% = 58%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 58% = 42%
Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui perbedaan antara kepuasan yang
diharapkan responden (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) dari
masing-masing program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan
program K3. Dan berikut adalah tabulasi silang antara GS dan GO pada program
Mentari Plus dan K3:
Tabel IV.26
Tabulasi silang antara GS dan GO pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM GO GS Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Tinggi 7 9 2 18
Sedang 3 19 9 31
Rendah 0 1 0 1
Jumlah 10 29 11 50
Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27
Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program Mentari Plus:
119
9 + 2 + 3 + 9 + 0 + 1
D = x 100% = 48%
50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:
100% - 48% = 52%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara
kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) responden
setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM
yang dihitung sebagai kesenjangan kepuasan. Dari angka kesenjangan sebesar
48%, responden yang mendapat kepuasan lebih dari kepuasan yang mereka
harapkan sebanyak 4 orang atau 8%, sedangkan yang memperoleh kepuasan lebih
rendah dari kepuasan yang diharapkan sebesar 40% atau 20 orang. Responden
yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan harapan mereka sebanyak 26 orang
atau 52%. Dengan demikan program Mentari Plus berada dalam skala sedang
(34% - 66%) dalam kemampuan memenuhi kebutuhan responden meskipun
responden kurang merasa puas dengan siaran program Mentari Plus.
Tabel IV.27 Kesenjangan antara GS dengan GO pada program K3 RRI PRO 2 FM
GO GS
Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Tinggi 3 11 4 18
Sedang 8 18 5 31
Rendah 0 1 0 1
Jumlah 11 30 9 50
Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27
120
Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program K3:
11 + 4 + 8 + 5 + 0 + 1
D = x 100% = 58%
50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 58% = 42%
Kesenjangan kepuasan terhadap program siaran musik K3 adalah 58%.
Sebesar 18% atau 9 responden mendapatkan kepuasan lebih tinggi dari harapan
mereka terhadap program K3, dan 20 responden dengan besar persentase 40%
mendapat kepuasan lebih rendah dari harapan mereka mendengarkan program K3.
Untuk responden yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan yang
mereka harapakan sebesar 42% atau 21 responden. Jadi berdasarkan persentase
kemampuan program K3 memberikan kepuasan kepada responden yaitu 42%,
sehingga program siaran musik K3 berada dalam skala sedang yaitu 34% - 66%.
Sama dengan program Mentari Plus, program K3 kurang dapat memberikan
kepuasan kepada responden.
Melalui uji kesenjangan tersebut, maka akan diperoleh
kesenjangan kepuasan yang terjadi. Selain itu dapat pula diketahui
kepuasan yang diperoleh dari kedua program siaran musik Mentari Plus
dan K3. Selengkapnya tersaji dalam tabel berikut ini:
121
Tabel IV.28
Kesenjangan Kepuasan Dan Kemampuan Media Memberikan Kepuasan Pada Responden Melalui Program Siaran Musik Mentari Plus Radio Mentari FM Dan K3
RRI PRO 2 FM Mentari Plus K3
Item Kebutuhan D (%)
Kemampuan Memberikan
Kepuasan (%)
Kategori D
(%)
Kemampuan Memberikan
Kepuasan (%)
Kategori
Program Yang Lebih
Unggul
Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus
30 70 Tinggi 46 54 Sedang Mentari
Plus
Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus
46 54 Sedang 38 62 Sedang K3
Ingin meningkatkan rasa percaya diri
48 52 Sedang 58 42 Sedang Mentari
Plus
Mengingat kenangan di masa lampau
48 52 Sedang 40 60 Sedang K3
Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
58 42 Sedang 48 52 Sedang K3
Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara
48 52 Sedang 52 48 Sedang Mentari
Plus
Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
54 46 Sedang 48 52 Sedang K3
Ingin memperoleh suasana santai
42 58 Sedang 40 60 Sedang K3
122
Menyalurkan emosi
54 46 Sedang 52 48 Sedang K3
Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan
32 68 Tinggi 42 58 Sedang Mentari
Plus
Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian
36 64 Sedang 50 50 Sedang Mentari
Plus
Untuk mengisi waktu luang
36 64 Sedang 58 42 Sedang Mentari
Plus Sumber : Uji kesenjangan kepuasan (tabulasi silang)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 12 item kebutuhan
responden yang diajukan peneliti terhadap program siaran musik Koes Plus di
radio, program Mentari Plus yang diudarakan Radio Mentari FM mampu
memenuhi item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan
dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan memperoleh hiburan dan
kesenangan dengan kategori tinggi. Dan 10 item kebutuhan yang lain seperti
kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri, mengingat
kenangan di massa lampau, kebutuhan mendapat bahan perbincangan dengan
orang lain, bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara, memperoleh teman
sesama pecinta Koes Plus, memperoleh suasana santai, kebutuhan menyalurkan
emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian, dan kebutuhan mengisi
waktu luang, merupakan item-item kebutuhan yang berada pada kategori sedang,
dimana program Mentari Plus mampu memenuhi kebutuhan responden namun
responden kurang puas.
Berdasarkan tabel IV.28, semua item kebutuhan responden mampu
dipenuhi program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM meskipun responden kurang
123
merasa puas. Dari 12 item kebutuhan yang berada pada kategori sedang, pada
item kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus, program K3 mampu memberikan
kepuasan kepada responden sebesar 62% dimana persentase tersebut paling besar
dibandingkan persentase kemampuan program K3 memenuhi item-item
kebutuhan yang lain. Hal tersebut berarti, program K3 mempunyai kemampuan
untuk menambah wawasan responden tentang Koes Plus dengan informasi-
informasi yang disampaikan oleh narasumber.
Dilihat berdasarkan kolom program yang lebih unggul pada tabel IV.28,
kedua program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan K3
masing-masing unggul dalam 6 item kebutuhan. Untuk program Mentari Plus
lebih dapat memenuhi kebutuhan responden pada item kebutuhan mengetahui
lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri,
kebutuhan bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara,
memperoleh hiburan dan kesenangan, mengurangi ketegangan setelah bekerja
seharian, dan item kebutuhan mengisi waktu luang. Sedangkan program K3 juga
unggul dalam memenuhi 6 item kebutuhan responden dari pada program Mentari
Plus, antara lain kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus, mengingat kenangan-kenangan di
masa lampau, kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain,
kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus, memperoleh
suasana santai, serta item kebutuhan menyalurkan emosi.
Berikut adalah penghitungan uji signifikansi untuk kesenjangan kepuasan
124
yang dialami responden pada masing-masing program siaran musik Mentari Plus
di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM, serta kesenjangan keduanya dalam
memberikan kepuasan kepada responden.
Hasil pengujian dikatakan signifikan jika x2 hasil penghitungan lebih
besar dari x2 tabel.
a. x2 hitung > x2 tabel = hasil penghitungan signifikan
b. x2 hitung < x2 tabel = hasil penghitungan tidak signifikan
A. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program Mentari Plus di
Radio Mentari FM
Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought
(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)
dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus
Tingkat Kepuasan GS GO Total
Tinggi 18 10 28
Sedang 31 29 60
Rendah 1 11 12
Total 50 50 100
Sumber: tabel IV.1
28 x 50 60 x 50
fh 1 = = 14 fh 4 = = 30
125
100 100
28 x 50 12 x 50
fh 2 = = 14 fh 5 = = 6
100 100
60 x 50 12 x 50
fh 3 = = 30 fh 6 = = 6
100 100
(18-14)2 (10-14)2 (31-30)2 (29-30)2 (1-6)2 (11-6)2
x2 = + + + + +
14 14 30 30 6 6
x2 = 1.14 + 1.14 + 0.03 + 0.03 + 4.17 + 4.17 = 10.08
df = (2-1)(3-1) = 2
x2 tabel (5%) = 5.991
x2 hitung > x2 tabel
10.08 > 5.991
Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima
Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan
yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO)
pada program siaran Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM.
126
B. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program K3 di RRI PRO 2
FM
Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought
(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)
dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3
Tingkat Kepuasan GS GO Total
Tinggi 18 11 29
Sedang 31 30 61
Rendah 1 9 10
Total 50 50 100
Sumber: tabel IV.1
29 x 50 61 x 50
fh 1 = = 14.5 fh 4 = = 30.5
100 100
29 x 50 10 x 50
fh 2 = = 14.5 fh 5 = = 5
100 100
127
61 x 50 10 x 50
fh 3 = = 30.5 fh 6 = = 5
100 100
(18-14.5)2 (11-14.5)2 (31-30.5)2 (30-30.5)2 (1-5)2 (9-5)2
x2 = + + + + +
14.5 14.5 30.5 30.5 5 5
x2 = 0.84 + 0.84 + 0.01 + 0.01 + 3.2 + 3.2 = 8.1
df = (2-1)(3-1) = 2
x2 tabel (5%) = 5.991
x2 hitung > x2 tabel
8.1 > 5.991
Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan yang
diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) pada
program siaran K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM.
C. Uji signifikansi kesenjangan kemampuan program Mentari Plus di
Radio Mentari FM dan K3 di RRI PRO 2 FM dalam memberikan
kepuasan responden
Hipotesis pada uji signifikansi ini adalah:
128
Ho : Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara program Mentari
Plus dan program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara program Mentari Plus dan
program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden
Tingkat Kepuasan Mentari Plus K3 Total
Tinggi 10 11 21
Sedang 29 30 59
Rendah 11 9 20
Total 50 50 100
Sumber: tabel IV.1
21 x 50 59 x 50
fh 1 = = 10.5 fh 4 = = 29.5
100 100
21 x 50 20 x 50
fh 2 = = 10.5 fh 5 = = 10
100 100
59 x 50 20 x 50
fh 3 = = 29.5 fh 6 = = 10
100 100
(10-10.5)2 (11-10.5)2 (29-29.5)2 (30-29.5)2 (11-10)2 (9-10)2
129
x2 = + + + + +
10.5 10.5 29.5 29.5 10 10
x2 = 0.02 + 0.02 + 0.01 + 0.01 + 0.1 + 0.1 = 0.26
df = (2-1)(3-1) = 2
x2 tabel (5%) = 5.991
x2 hitung < x2 tabel
0.26 < 5.991
Dengan nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel, maka Ho diterima
dan Hi ditolak yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3
RRI PRO 2 FM dalam kemampuan memberikan kepuasan kepada responden.
Berdasarkan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian “Program
Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” yaitu Uses
and Gratifications versi Palmgreen yang melihat adanya perbedaan antara apa yang
diharapkan akan diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa
(Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah
menggunakan media tersebut (Gratifications Obtained: GO), ternyata hasil analisis
data yang diperoleh terdapat perbedaan antara GS dan GO. Kepuasan yang diperoleh
(GO) pendengar program Mentari Plus dan K3 lebih rendah dari kepuasan yang
diharapkan (GS). Pendengar yang mencari kepuasan dengan mendengarkan program
Mentari Plus dan K3 ternyata tidak mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan
130
yang mereka harapakan (GS), sehingga dengan perbedaan antara GS dan GO
terjadilah kesenjangan kepuasan. Kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program
Mentari Plus sebesar 48% dan kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program K3
sebesar 58%.
Dari 12 item kebutuhan yang peneliti tanyakan pada responden untuk
dicarikan pemuasannya, diperoleh berbagai tingkat kepuasan dari apa yang
responden cari ketika mendengarkan program Mentari Plus dan K3. Ada item
kebutuhan yang dapat memuaskan responden dan ada juga yang tidak dapat
memuaskan responden. Melihat tabel IV.28 perbedaan kemampuan media
memberikan kepuasan pada responden pada masing-masing item kebutuhan dapat
terlihat jelas. Program Mentari Plus lebih unggul dari program K3 untuk memberikan
kepuasan melalui 6 item kebutuhan, begitu pula dengan program K3 yang juga
unggul dari pada program Mentari Plus dalam mencukupi 6 item kebutuhan
responden yang dicarikan pemuasannya. Berdasarkan hasil analisis mengenai
kemampuan media dalam memberikan kepuasan, program Mentari Plus lebih unggul
dari program K3. Program Mentari Plus mampu memberikan kepuasan responden
sebesar 52% sedangkan program K3 mampu memberikan kepuasan 42%.
Pendekatan Uses and Gratifications versi Palmgreen yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value
theory). Responden yang merasa kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi
dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3 tentu akan memiliki orientasi
positif terhadap Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI
PRO 2 FM yang menyiarkan program K3. Namun sebaliknya orientasi menjadi
131
negatif apabila responden tidak percaya dan merasa kebutuhan yang mereka cari
tidak dapat dipenuhi oleh media tersebut. Dengan adanya kesenjangan kepuasan
berarti ada responden yang kurang merasa puas dengan sajian program Mentari Plus
dan program K3.
Responden yang tidak puas dengan program Mentari Plus dan K3 akan
memiliki penilaian yang berbeda dengan responden yang kebutuhannya dapat
terpenuhi melalui kedua program tersebut. Kepercayaan dan penilaian demikian
menentukan perilaku penggunaan media oleh responden. Dan dari pola penggunaan
media akan tumbuh kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing responden
(GO). Berdasarkan tabel IV.1 dapat dilihat responden yang mengunakan media
dalam kategori tinggi untuk program Mentari Plus dan K3 adalah 12 responden dan
16 responden, kategori sedang 25 responden dan 31 responden, serta dalam kategori
rendah 13 responden untuk program Mentari Plus dan 3 responden untuk program
K3. Pola penggunaan media tersebut mempengaruhi kepuasan yang diperoleh
responden. Responden yang penggunaan medianya tinggi juga mendapatkan
kepuasan yang tinggi dan begitu juga sebaliknya, responden yang pola penggunaan
medianya rendah, kepuasan yang diperoleh-pun juga rendah. Semua itu pada
akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap kepercayaan seseorang terhadap
Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang
menyiarkan program K3.
132
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data , maka peneliti menyampaikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kesenjangan (discrepancy)
Pada analisa kesenjangan kepuasan diperoleh kenyataan bahwa responden
mengalami kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratifications sought)
dengan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dalam mendengarkan
program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM.
Hal tersebut ditunjukkan dengan angka kesenjangan kepuasan pada tiap kebutuhan
yang lebih dari 30%. Dari 12 item kebutuhan pada program Mentari Plus dan K3,
hanya 2 item kebutuhan pada program Mentari Plus yang dapat dipenuhi dan
mendapatkan kepuasan dalam skala tinggi yaitu item kebutuhan untuk mengetahui
lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan untuk
memperoleh hiburan dan kesenangan dengan persentase pemenuhan kepuasan
masing-masing sebesar 70% dan 68%.
Dari penghitungan kesenjangan secara keseluruhan , program Mentari Plus
di Radio Mentari Plus mempunyai kesenjangan sebesar 48% dengan kemampuan
memberikan kepuasan kepada responden sebesar 52%. Sedangkan untuk program K3
133
RRI PRO 2 FM memiliki angka kesenjangan 58% dan kemampuan memberikan
kepuasan sebesar 42%.
2. Media yang lebih memuaskan
Kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO
2 FM dalam memberikan kepuasan pada responden sebesar 52% dan 42%, sehingga
kedua program tersebut berada pada skala sedang dengan kemampuan memberikan
kepuasan antara 34% - 66%. Hal tersebut berarti kedua program siaran musik
Mentari Plus dan K3 kurang mampu memenuhi kebutuhan responden sehingga
responden merasa kurang puas dalam mendengarkan kedua program siaran musik
tersebut.
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan dalam kemampuan program siaran musik Mentari Plus dan
program K3 dalam memberikan kepuasan kepada responden, karena berada dalam
kategori kemampuan memberikan kepuasan yang sama, yaitu sedang. Namun bila
dilihat dari besarnya persentase dalam kemampuan memberikan kepuasan maka
program Mentari Plus lebih unggul dari pada program K3.
Secara menyeluruh dari penelitian ini diperoleh kenyataan bahwa responden
merasa kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri,
mengingat kenangan-kenangan di masa lampau, mendapatkan bahan perbincangan
dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara, untuk memperoleh teman
sesama pecinta grup musik Koes plus, memperoleh suasana santai, menyalurkan
134
emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja, dan untuk mengisi waktu luang tidak
terpuaskan dengan mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio
Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM.
Sedangkan responden merasa bahwa kebutuhan mereka untuk mengetahui
lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan memperoleh
hiburan dan kesenangan dapat terpuaskan dengan mendengarkan program Mentari
Plus di Radio Mentari FM.
B. Saran
Berdasarkan asumsi dasar uses and gratifications yang menganggap bahwa
khalayak aktif, peneliti menyadari perlu dilakukan penelitian-penelitian lanjutan di
masa yang akan datang untuk selalu mengetahui kepuasan apa saja yang ingin
diperoleh khalayak dari media-media informasi. Dalam hal ini peneliti ingin
menyampaikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi peneliti selanjutnya:
1. Dalam mencari kesenjangan antara GS dan GO seringkali variabel pola
penggunaan media tidak diperhitungkan. Artinya media consumptions hanya
sebatas dideskripsikan saja. Dalam penelitian ini, penulis sudah
menghubungkan kesenjangan kepuasan yang dialami responden dengan pola
penggunaan medianya, namun bersifat interpretatifnya saja. Penulis
menyarankan agar pada penelitian selanjutnya, hubungan antara kesenjangan
kepuasan (discrepancy) dan media consumptions dapat dijelaskan secara
lebih detail dengan menggunakan metode tertentu, misalnya korelasional.
135
2. Populasi dalam penelitian ini hanya mengambil Komunitas Pecinta Koes Plus
Surakarta. Ke depan penulis menyarankan agar karakteristik responden
penelitian lebih dispesifikkan lagi, misalnya dari status sosial, ekonomi dan
tempat tinggal (geografis). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kepercayaan (believe) dan evaluasi responden terhadap media yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan, semoga
bisa menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk mempelajari lebih dalam
mengenai berbagai penelitian yang berhubungan dengan media massa. Akhirnya
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
136
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS., Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Hadi, Sutrisno.1979. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Handoyo Sunyoto, W. Daniels.1989. Seluk Beluk Programa Radio. Bandung:
Mandar Maju. Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. 1997. Komunikasi dan Budaya. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Kartono, Kartini. 1980. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:
CV.Mandar Maju. Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya: Prenada
Media Group. Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication. Belmont
California: Wadsworth Publishing Company. Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosda Karya. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ruslan, Rosadi. 2004. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada. Sari, Endang S. Audience Research. Yogyakarta: Andi Offset. Singarimbun, Masri. 1987. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Surya Brata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1989. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
137
Uchjana Effendy, Onong. 1990. Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju.
Uchjana Effendy, Onong. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika.
Windahl, Sven and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson. 1992. Using Communication Theory. New Delhi: Sage Publications London-Thousand Oaks.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wright, Charles R. 1995. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Remadja Karya. INTERNET: http://id.wikipedia.org/wiki/Radio (diakses 22 Juli 2009) http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus (diakses 20 Juli 2010) Luo, Xueming. 2002. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A
Structural Equation Modeling Study. Journal of Interactive Advertising. Vol 2 No 2. (http://jiad.org/download?p=22) (diakses 15 Jul 2010)
Mondi, Makingu, Woods, P., & Rafi, A. 2008. A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242. (http://springerlink.com/index/LV708473) (diakses 22 Juni 2010)
UNPUBLISED: Blocking acara Radio Mentari FM. 2009. Wirastuti, Santi. 2002. Skripsi Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi
tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications). Surakarta: FISIP UNS.