1
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
UJI RESISTENSI ANTIBIOTIK AKIBAT PAPARAN BAHAN PENGAWET MAKANAN
dr. Erna Sulistyowati, M.Kes
Yoyon Arif Martino, S.Si, M.Kes dr. R. Hardadi Airlangga, Sp.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG APRIL, 2012
2
3
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .......................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan .................................................................................................... 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3
Abstrak ......................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 6
1.2 Permasalahan Penelitian ............................................................................ 6
1.3 Tujuan Khusus ........................................................................................... 7
1.4 Urgensi Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9
2.1 Salmonella Typhi Bakteri Penyebab Demam Typhoid dan Escherichia coli
Bakteri Penyebab Diare ................................................................................... 9
2.2 Pengolahan Makanan dan Kemungkinan Berkembangnya Resistensi
Antibiotik ........................................................................................................ 11
2.2.1.Klasifikasi Resistensi Antibiotik .................................................... 12
2.2.2. Mekanisme Multidrug Resistance ................................................. 13
2.2.3. Penggunaan Antibiotik sebagai Bahan Pengawet Makanan ........ 15
2.3 Diagram Road Map Penelitian ................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 19
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 19
3.2 Tempat Penelitian .................................................................................... 19
3.3.Sampel Penelitian....................................................................................19
3.4 Metode Kultur dan Perlakuan .................................................................. 20
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 23
3.6 Bagan Alur Penelitian .............................................................................. 25
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN .............................................. 27
4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun Berjalan ....................................... 27
4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun Kedua .......................................... 28
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 29
4
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN ....................................................... 29
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian...... ......................................................... 31
Lampiran 2.Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas...............................33
Lampiran 3 Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian ............................................ 34
Lampiran 4 Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti .................................................. 35
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................................... 40
5
ABSTRAK
Tujuan jangka panjang penelitian ini yakni menemukan desain obat (drug design) yang
mampu menghambat resistensi antibiotik Salmonella Typhy (S Typhy) dan Escherichia
coli (E coli) akibat paparan bahan pengawet makanan yakni sodium benzoate, acetic
acid, dan sodium nitrite. Tujuan jangka pendek penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakter fenotip dan proteomik efek paparan sejumlah bahan pengawet makanan yang
menyebabkan resistensi sejumlah antibiotik S Typhy dan E coli sehingga penderita
demam typhoid dan diare tidak sembuh dengan terapi antibiotik tersebut. Antibiotik
yang diuji resistensinya yakni golongan -lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan
tetracycline. Metode penelitian yakni eksperimental in vitro kultur bakteri S Typhy dan
E coli yang dipapar sejumlah bahan pengawet makanan yang banyak digunakan oleh
masyarakat yakni sodium benzoate, acetic acid, dan sodium nitrite. Tahun pertama
mengukur fenotip KIM (Konsentrasi Inhibisi Minimal) antibiotik golongan -lactam,
cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline baik pada bakteri S Typhy dan E coli
mutan. (sebutan bakteri yang dipapar bahan pengawet). Tahun kedua dilakukan
karakterisasi proteomik (jenis protein) penyebab bakteri S Typhy dan E coli mutan
resisten terhadap antibiotik. Dengan demikian luaran penelitian ini yakni model
karakterisasi fenotip dan protein yang memperantarai mutasi bakteri S Typhy dan E coli
mutan yang kemudian dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui model (desain)
obat untuk menghentikan aktivitas protein penyebab resistensi antibiotik S Typhy dan E
coli mutan yang dikaitkan dengan pajanan/paparan bahan pengawet makanan.
Keyword: resistensi antibiotik, pengawet makanan
6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit demam typhoid dan diare yang disebabkan oleh Salmonella Typhy dan
E coli merupakan penyebab infeksi usus yang banyak diderita oleh masyarakat
Indonesia (Riskesdas, 2010). Penyakit ini ditularkan melalui makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Masalah resistensi antibiotik menjadi masalah
kesehatan yang penting saat ini, karena banyak ditemukan pasien yang tidak sembuh
dengan antibiotik yang ada atau resisten antibiotik. Penggunaan bahan pengawet
makanan diduga memberikan pengaruh pada resistensi antibiotik. Penelitian di Eropa
menunjukkan bahwa beberapa isolat bakteri resisten terhadap beberapa antibiotik.
Mekanisme resistensi diperankan oleh protein tertentu yang ditransfer oleh bakteri
mutan karena paparan beberapa bahan desinfektan seperti chlorine. (Potenski, Gandhi,
and Matthew, 2003)
Bahan pengawet makanan adalah senyawa yang digunakan untuk melindungi
makanan supaya tidak rusak karena mikroorganisme (bakteri, jamur dan sebagainya).
Senyawa ini ditambahkan pada makanan dengan ketentuan jenis dan dosis yang
ditentukan oleh BPOM (Badan Pengelolaan Obat dan Makanan), sehingga aman
dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek bagi kesehatan manusia. Namun beberapa data
penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa penggunaan desinfektan yang bekerja
hampir mirip dengan bahan pengawet makanan yakni biostatika (menghambat daya
hidup mikroba) dan dapat menyebabkan perubahan ultrastruktur bakteri sehingga kebal
terhadap antibiotik.
Data-data mengenai resistensi antibiotik terhadap S Typhy dan E coli karena
paparan bahan pengewet makanan masih belum ada. Sedangkan data epidemiologi
menunjukkan sudah terdapat resistensi obat antibiotik pada beberapa pasien demam
typhoid dan diare.
Permasalahan Penelitian
7
a. Apakah isolat bakteri S Typhy dan E coli yang dipapar paparan bahan pengawet
makanan (sodium benzoate, acetic acid, dan sodium nitrite) menyebabkan
resistensi terhadap antibiotik golongan -lactam, cephalosporin,
chloramphenicol dan tetracycline.
b. Adakah protein yang memperantarai mutasi bakteri S Typhy dan E coli
yang dipapar paparan bahan pengawet makanan (sodium benzoate, acetic acid,
dan sodium nitrite)
Tujuan Khusus Penelitian
Tahun pertama penelitian ini bertujuan untuk mengetahui KIM (Konsentrasi
Inhibisi Minimal) antibiotik golongan -lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan
tetracycline terhadap S Typhy dan E coli mutan (karena paparan bahan pengawet
sodium benzoate, acetic acid, dan sodium nitrite).
Tahun kedua bertujuan untuk karakterisasi jenis protein pada Salmonella Typhy
dan E coli mutan dengan metode SDS-PAGE dan zymography. Protein tersebut menjadi
perantara proses mutasi bakteri S Typhy dan E coli sehingga resisten terhadap antibiotik
golongan -lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline.
Tahap lanjut penelitian ini yakni karakterisasi struktur dengan metode elusidasi
protein agen resisten pada S Typhy dan E coli mutan terhadap antibiotik golongan -
lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline melalui pengajuan proposal
lanjutan.
Urgensi Penelitian
Indonesia, seperti beberapa negara berkembang lainnya, adalah negara dengan
prevalensi penyakit infeksi yang tinggi. Salah satu penyakit yang umum ditemukan
adalah demam typhoid (WHO, 2008). Demam typhoid merupakan penyakit yang
ditransmisikan melalui jalur fekal-oral, yaitu melalui makanan (food-borne) yang
terkontaminasi oleh materi fekal dan urin yang mengadung bakteri tersebut. Oleh karena
itu, demam typhoid lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang dengan
tingkat sanitasi yang rendah dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, (Parry et al,
2002).
Saat ini pemerintah melalui Dinas Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk
menjaga kebersihan dengan mencegah kontaminasi makanan dari bakteri penyebab
penyakit (foodborne illness). Salah satu cara yang dipakai untuk melindungi makanan
8
dari kontaminasi bakteri yakni melalui penambahan bahan pengawet makanan seperti
sodium benzoate, acetic acid, dan sodium nitrite yang banyak digunakan secara luas
pada produk makanan dan minuman. Selain itu, maraknya penyalahgunaan penggunaan
zat tambahan makanan berupa bahan pengawet makanan yang dikonsumsi oleh
masyarakat memperburuk keadaan ini. Akibat dari hal tersebut yakni munculnya
masalah resistensi antibiotik. Dengan demikian menimbulkan permasalahan lain yakni
pasien yang terinfeksi bakteri tidak sembuh dengan antibiotika yang sering digunakan
dalam penggunaan klinik, (Beumer, et.al, 2003).
Rendahnya pemantauan jenis maupun dosis penggunaan bahan pengawet
makanan dan pemakaian dalam jangka waktu yang lama menimbulkan permasalahan
berupa mutasi bakteri. Sehingga beberapa bakteri termasuk yang komensal pada tubuh
manusia resisten (kebal) terhadap antibiotik. Sebagaimana bakteri S Typhy, penyebab
demam tifus dan E coli, penyebab diare diduga resisten terhadap antibiotik golongan -
lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline yang secara luas digunakan di
klinik maupun Rumah Sakit. Resistensi ini muncul diduga karena peran bahan pengawet
makanan yang biasa digunakan. Bakteri ini mengalami mutasi dengan mensintesa agen
resisten sehingga kebal terhadap antibiotik. Data-data mengenai mekanisme resistensi
bakteri yang dihubungkan dengan penggunaan bahan pengawet makanan masih belum
jelas terutama pada bakteri Salmonella Typhy dan E coli. Lebih spesifik dikaitkan
dengan bahan pengawet makanan seperti sodium benzoate, acetic acid, dan sodium
nitrite, ((Schmidt, 2004; Karatkaz et. al, 2008).
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental in vitro untuk menguji
aktivitas agen resisten pada bakteri S Typhy dan E coli mutan terhadap beberapa
antibiotik yang digunakan di klinik. Hasil akhir rangkaian penelitian ini adalah suatu
protein yang diduga sebagai agen resisten antibiotik. Bilamana agen resisten ini
diketahui, maka desain obat penghambat resisten ini bisa dibuat. Selanjutnya dilakukan
penelitian uji in vivo untuk mengetahui efek obat tersebut. Dengan demikian pasien
demam typhoid dan diare akibat infeksi bakteri S Typhy dan E coli bisa sembuh dengan
antibiotik yang ada.
Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa infeksi akut
yang disebabkan oleh bakteri menyebabkan kematian pada 25% penduduk dunia dan
bahkan 45% penduduk di negara berkembang. Tercatat 13 hingga 17 juta penduduk
9
dunia meninggal tiap tahun selama kurun waktu tahun 1996-2001. Himbauan bagi
masyarakat dunia mengenai bahaya MDR (Multiple Drug Resistance) oleh WHO yakni
bila resistensi obat tidak dikendalikan, maka akan kembali pada keadaan dimana belum
ditemukan antibiotika. Ini menjadi permasalahan kesehatan global melawan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang banyak digunakan
di klinik, (Schmidt, 2004). Data pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
resistensi menyebabkan upregulation protein acrAB dalam jumlah besar yang tidak
dikendalikan oleh regulator MarA. Dengan demikian karakteristik fenotip resistensi
ditunjukkan oleh gen ini, (Beumer, et.al, 2003). Namun mekanisme yang jelas masih
menjadi perdebatan, dan data mengenai karakteristik bakteri yang spesifik di Indonesia
belum ada. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas resistensi
bakteri E coli yang dipapar bahan pengawet makanan seperti sodium benzoate, acetic
acid, dan sodium nitrite. Kemudian diuji mekanisme resistensinya terhadap antibiotik
golongan -lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline. Luaran akhir
penelitian ini hingga tahap yang akan datang yakni didapatkannya suatu biosintetik
desain obat yang menghentikan aktivitas resistensi antibiotik. Selain itu juga didapatkan
suatu metode diagnostik semacam biochips yang digunakan untuk skrining resistensi
antibiotik pada bakteri yang bisa digunakan secara luas di laboratorium klinik maupun
rumah sakit.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ROADMAP PENELITIAN
2.1. Salmonella Typhi Bakteri Penyebab Demam Typhoid dan Escherichia coli
Bakteri Penyebab Diare
Demam typhoid merupakan penyakit akibat infeksi bakteri dari genus
Salmonella. Salmonella, beserta beberapa genus bakteri lain seperti, Escherichia,
Shigella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus dan lain-lain, digolongkan ke
dalam famili Enterobacteriaceae Sesuai dengan namanya, bakteri dari famili ini
memiliki habitat pada saluran cerna hewan dan manusia. Namun, tidak semua anggota
famili tersebut bersifat patogen. Beberapa, seperti E coli, merupakan normal flora,
sedangkan bakteri lainnya, termasuk Salmonella, bersifat patogen terhadap tubuh.
Bakteri pada famili Enterobacteriaciae memiliki bentuk morfologi basil pendek dan
bersifat Gram negatif (Brooks et al, 2004).
Seperti bakteri basil Gram negatif pada umumnya, komponen penyusun bakteri
pada famili ini merupakan prokariota dengan membran sel yang penyusun utamanya
dari outer membrane protein (OMP) dan lipopolisakarida. Beberapa jenis bakteri pada
famili ini memiliki kapsul (pada galur Salmonella, hanya S. Typhi yang memiliki
kapsul), dan flagella atau fimbriae, (Brooks et al, 2004). Gambaran struktur bakteri
dapat dilihat pada Gambar 1. Bakteri tersebut ditemukan beberapa antigen yang dapat
penting untuk uji taksonomi dan epidemiologi. Antigen-antigen tersebut antara lain
antigen O yang ditemukan pada dinding sel, antigen H pada flagela, dan antigen Vi pada
kapsul. Antigen flagella yang unik, yaitu antigen Hj, ditemukan pada spesies-spesies
Salmonella yang ditemukan di Indonesia (Joklik et al, 1992;Levinson et al, 2006;Parry
et al, 2002). Antigen O yang dimiliki mirip dengan antigen O pada bakteri enterik
lainnya, namun antigen H pada Salmonella bersifat diphasic, yang berarti dapat
ditemukan pada dua fase antigenik mayor (Fase 1 atau fase spesifik dan Fase 2 atau fase
non spesifik). Fase 1 hanya dimiliki oleh beberapa organisme dan akan bereaksi dengan
antisera yang homolog, namun fase 2 dimiliki oleh organisme yang lebih banyak dan
akan bereaksi dengan antisera yang heterolog (Joklik et al, 1992).
11
Gambar 1. a).Gambar skematis susunan antigenik bakteri pada famili
Enterobactericiae (Brooks et al, 2004), b). Gambar elektron
mikroskop Salmonella Typhi (Roumagnac et al, 2006).
Klasifikasi Salmonellae awalnya dikelompokkan berdasarkan epidemiologi, host
dari bakteri tersebut, reaksi biokimiawi dan apabila ada, struktur dari antigen O, H dan
Vi. Hibridisasi DNA menunjukkan terdapat tujuh kelompok evolusi. Serotipe yang
ditemukan paling sering menginfeksi manusia adalah dari kelompok I, meski infeksi
oleh kelompok IIIa dan IIIb juga pernah ditemukan. Anggota dari kelompok I adalah
Salmonella enterica subspecies enterica; kelompok lain berupa subspecies lain pula.
Oleh karena itu, penamaan yang benar adalah sebagai berikut: Salmonella enterica
subspecies enterica serotype Typhi (Brooks et al, 2004).
Hampir seluruh spesies Salmonella (kecuali beberapa isolat yang langka), tidak
dapat memfermentasikan laktosa, bersifat motil, dan menghasilkan H2S dari thiosulfat.
Serotipe Typhi, berbeda dengan serotipe-serotipe lain, tidak dapat menghasilkan gas
dari glukosa. Selain itu, dibandingkan dengan bakteri enterik lainnya, Salmonella lebih
mampu bertahan terhadap asam lambung. Salmonella merupakan organisme kompleks
yang mampu memproduksi berbagai macam faktor virulensi, termasuk antigen
permukaan, faktor-faktor yang berperan dalam proses invasi, endotoksin, sitotoksin, dan
enterotoksin (Joklik et al, 1992).
Proses pengolahan makanan memerlukan tindakan yang menghambat
pertumbuhan bakteri patogen tertentu. Beberapa bakteri yang sering ditemukan pada
makanan antara lain Listeria sp, Shigella sp, E coli dan S Typhi. Bakteri ini masuk ke
dalam tubuh manusia makanan (foodborne) yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
12
Bakteri tersebut merupakan bakteri komensal atau disebut juga Enterobacteriaceae,
yakni bakteri yang habitat alaminya di dalam saluran cerna (enterik).
Enterobacteriaceae merupakan bakteri Gram negative dan merupakan normal flora usus
manusia. Dengan demikian orang sehat pun dapat ditemukan jenis bakteri ini (misalnya
E coli), sedangkan bakteri Enterobacteriaceae lain merupakan bakteri yang patogen (S.
Typhi), (Brooks et al, 2006). Bila terjadi peningkatan normal flora ini akan
menyebabkan suatu penyakit. Manifestasi klinik infeksi E. coli adalah diare atau infeksi
pada saluran kemih (Brooks et al, 2006).
2.2. Pengolahan Makanan dan Kemungkinan Berkembangnya Resistensi
Antibiotik
Sejak ditemukannya antibiotik Penicillin pada tahun 1940 menimbulkan
pengaruh yang baik pada tingkat kesehatan manusia. Tahun 1970-an menjadi masa
kejayaan antibiotik, atau yang kita kenal sebagai antibiotik, dimana ditemukan beberapa
senyawa baru dengan efektivitas obat yang sangat bagus dan penyakit infeksi menjadi
penyakit yang mudah diatasi dengan antibiotik. Namun sejak masa tahun 1980 dan tepat
diketahui pada tahun 1990-an terjadi resistensi antibiotik dan menyebabkan penyakit
infeksi tidak lagi sembuh dengan antibiotik. Resistensi bisa muncul akibat peresepan
obat yang tidak rasional, pasien yang tidak memerlukan antibiotik tetapi diterapi
dengannya. Kepatuhan pasien dalam meminum obat juga memicu resistensi ini.
Beberapa tahun terakhir diketahui pula bahwa resistensi muncul akibat penggunaan
desinfektan dan beberapa bahan yang dipakai dalam pengolahan makanan, (Doyle, et.
al, 2006).
2.2.1. Klasifikasi Resistensi Antibiotik
Resistensi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kemampuan suatu strain
mikroorganisme untuk tetap hidup dan atau berkembang biak pada lingkungan yang
normalnya mikroorganisme tersebut tidak bisa hidup maupun berkembang biak.
Keadaan ini bisa bersifat menetap atau dalam periode waktu tertentu. Resistensi
antibiotik bisa terjadi baik innate (intrinsik), acquired (ekstrinsik) maupun adaptasi.
Resistensi Innate (intrinsik)
Resistensi ini muncul sebagai proses fisiologi dan anatomi yang normal terjadi
pada suatu mikroorganisme. Jenis resistensi ini berbeda baik pada tipe, genera, spesies
maupun strain mikroorganisme dan terjadi pada baik keadaan, lingkungan, maupun
13
konsentrasi tertentu. Pada resistensi ini, mikroorganisme kebal terhadap antibiotik
karena perubahan pada dinding sel, mekanisme effluks (bakteri memompa ion antibiotik
keluar dari sel) maupun inaktivasi enzim (menghambat kerja enzim antibiotik). Suatu
contoh yakni bakteri gram negatif lebih mudah resisten dibanding gram positif karena
sruktur dinding sel bakteri menjadi ganda (doubled), (Doyle, et. al, 2006).
Resistensi acquired (ekstrinsik)
Jenis resistensi ini muncul akibat mutasi genetik pada tempat dimana antibiotik
bekerja (antimicrobials target) yang menimbulkan perubahan pada struktur bakteri
maupun penempatan materi kode genetik. Jenis ini adalah yang paling banyak
ditemukan. Suatu contoh yakni lactamase, yakni enzim yang dihasilkan oleh bakteri,
yang mampu menghambat kerja antibiotik golongan lactam seperti penisilin dan
sefalosporin.
Resistensi Adaptasi
Jenis ini muncul bilamana konsentrasi antibiotik ditingkatkan secara bertahap
sehingga bakteri melakukan proses adaptasi. Jenis resistensi ini sering tidak stabil.
Bilamana bakteri berada pada media yang bebas antibiotik, bakteri kembali pada serotip
yang sensitif. Namun bila dalam media yang menghambat pertumbuhannya, bakteri
akan bermutasi menjadi tipe wild agar tetap bisa bertahan hidup dan berkembang biak.
Bilamana bakteri kembali pada keadaan bebas antibiotik, maka kembali pada serotipe
semula (sebelum mutasi). Keadaan ini disebut dengan back-mutation, (Doyle, et. al,
2006).
2.2.2. Mekanisme Multidrug Resistance (MDR)
Tanpa diragukan lagi, penemuan agen antibiotik (yang pertama ditemukan
adalah Penisillin) merupakan salah satu penemuan yang mengubah sejarah dunia
kesehatan. Pada tahun 1940, Alexander Flemming berhasil menghasilkan senyawa
Penisilin pertama dari kultur Penicillium notatum (Katzung, 2003). Senyawa tersebut,
yang dihasilkan oleh suatu jamur, seolah menggambarkan adanya persaingan antara
jamur dan bakteri untuk bertahan hidup. Untuk alasan itu juga, bakteri mendapatkan
resistensi terhadap efek toksik agen-agen antibiotik; baik melalui mutasi pada gen-gen
bakteri tersebut atau melalui transfer gen resistensi dari bakteri lain yang telah resisten
terhadap obat (WHO, 2010). Kemunculan bakteri resisten menyebabkan kegagalan
14
dalam upaya pengobatan, bahkan, peningkatan dan penyebaran bakteri resisten dapat
mengembalikan dunia kesehatan ke era sebelum antibiotika.
Saat ini, jumlah bakteri yang resisten terhadap agen antibakterial mengalami
peningkatan dan dapat ditemukan di seluruh dunia, (SCENIHR, 2008). Peningkatan
tersebut diduga bukan hanya disebabkan oleh mutasi baru, namun juga diakibatkan
kebiasaan pemakaian dan sifat dari antibiotika itu sendiri, (WHO, 2010). Peningkatan
penggunaan antibiotika diketahui diikuti suatu peningkatan jumlah bakteri resisten.
Beberapa antibiotika bersifat broad-spectrum yang menyebabkan kematian bakteri
secara non-spesifik, sehingga berbagai bakteri flora normal (yang salah satu fungsinya
menekan pertumbuhan bakteri patogen) juga akan mati. Ketiadaan bakteri flora normal
akan menyebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika yang digunakan
berkembang biak dengan pesat. Transmisi bakteri resisten dari satu manusia ke manusia
yang lain juga dapat terjadi, baik melalui kontak langsung (misalnya antara pasien
dengan dokter, atau pasien dengan perawat), melalui berbagai permukaan benda-benda
di sekitar penderita, ataupun melalui air dan makanan (SCENIHR, 2008; WHO, 2010).
Pemakaian disinfektan di rumah sakit dan biocide pada makanan ditemukan
dapat juga menginduksi resistensi pada bakteri. Sejak tahun 1974, bakteri yang resisten
terhadap biocide yang memiliki zat aktif klorheksidin, senyawa quaternary ammonium,
iodofor, paraben, glutaraldehid, dan peroksigen telah dilaporkan (SCENIHR, 2008).
Penelitian juga menemukan pemaparan bakteri dengan agen-agen biocide yang
digunakan sebagai pengawet makanan seperti sodium nitrit, sodium benzoaet, dan acetic
acid dapat menginduksi resistensi terhadap antibiotika yang sering digunakan untuk
terapi, seperti tetracyline, chloramphenicol, nalidixic acid, dan ciprofloxacine. Hal ini
merupakan masalah, karena pemakaian bahan pengawet dan agen-agen biocide pada
makanan umum dilakukan (Potenski et al, 2003). Pada makanan sering ditemukan
berbagai bakteri Enterobactericiae yang merupakan patogen terhadap manusia, seperti
Shigella, Salmonella dan E coli (Brooks et al, 2004). Sehingga, dicurigai pemakaian
bahan-bahan tersebut dalam pengolahan pangan dapat memunculkan mekanisme
resistensi pada bakteri-bakteri patogen yang ditransmisikan melalui makanan (Potenski
et al, 2003).
Mekanisme resistensi yang terjadi berhubungan dengan cara kerja antibiotika
dalam membunuh suatu bakteri. Secara sederhana, antibiotika akan berinteraksi dengan
15
permukaan sel dan diikuti dengan penetrasi agen tersebut ke dalam sel dan bekerja di
target site. Interaksi beberapa jenis antibiotika dengan permukaan sel dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada dinding sel sehingga menurunkan viabilitas sel
bakteri (McDonell et al, 1999). Penisilin dengan senyawa aktif -lactam, misalnya,
adalah antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel bakteri. Sebagian besar
antibiotika bekerja secara intraseluler. Kloramfenikol, Tetrasiklin, dan beberapa
antibiotika lain menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotika lain menyebabkan
hambatan terjadinya sintesis DNA dan mencegah pembelahan sel bakteri, (Rang et al,
2007). Sehingga, beberapa mekanisme resistensi dari bakteri bertujuan untuk
menghambat mekanisme obat antibiotik itu sendiri.
Berbagai bakteri resisten terhadap lebih dari satu kelas antibiotik maupun karena
paparan bahan kimia tertentu melalui beberapa mekanisme. Bakteri tersebut dikatakan
memiliki sifat multi-drug resistance (MDR), (SCENIHR, 2008). Klasifikasi mekanisme
MDR dibagi menjadi menjadi genetik dan non genetik. Contoh pertahanan yang non-
genetik adalah dinding sel, endospora, maupun pembentukan biofilm pada beberapa
bakteri. Mekanisme genetik diartikan sebagai mekanisme yang memiliki dasar di
genetik bakteri, baik DNA ekstranuklear maupun nuklear (Dzen et al, 2003). Pada
dasarnya terdapat tiga cara utama bakteri mempertahankan diri dari efek toksik
antibiotik:
1) Melalui pertahanan mekanis yang mengubah konsentrai intraseluler dari antibiotika.
Termasuk dalam mekanisme ini adalah penghambatan influx dari antibiotika,
dengan mengubah permeabilitas membran, atau dengan membuat suatu pompa
efflux yang akan mengeluarkan antibiotik yang telah masuk ke dalam sel.
2) Melalui pertahanan enzimatis yaitu dengan menghasilkan berbagai enzim
detoksifikasi yang mengubah antibiotika. Bakteri dapat menghasilkan enzim yang
mampu memotong agen antibakterial sebelum memberikan efek, atau memodifikasi
antibiotika sehingga inaktif, contohnya dengan asetiltransferase atau
fosfotransferase.
3) Melalui pertahanan target, dengan memutasi atau mengekspresi molekul yang
menghambat aktivitas antibiotika terhadap targetnya. Bakteri dapat memutasi target
antibiotika sehingga afinitas target tersebut terhadap antibiotika berkurang, atau
16
dengan menghasilkan target yang mirip dengan target sesungguhnya yang mengikat
antibiotika dan menurunkan affinitasnya. Selain itu, bakteri dapat mensintesa
molekul protektif yang menghambat akses antibiotika ke target, (Dzen et al, 2003;
SCENIHR, 2008).
2.2.3. Penggunaan Antibiotik sebagai Bahan Pengawet Makanan
Tujuan dari proses pengolahan makanan yakni menghasilkan produk yang aman
bagi kesehatan dan kualitas makanan yang bagus. Supaya tujuan tersebut tercapai,
pengolahan makanan memerlukan suatu antibiotik yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Bahan-bahan tersebut ditambahkan sebagai bahan pengawet
makanan. Keadaan ini merupakan stressor bagi bakteri untuk mengadakan perubahan
supaya tetap bisa bertahan hidup dan kemudian berkembang biak. Akibatnya timbul
resistensi terhadap antibiotik. Beberapa bahan yang digunakan sebagai pengawet
makanan antara lain garam, nitrite dan sulfites. Bahan-bahan ini digunakan untuk
mencegah kerusakan makanan karena pertumbuhan bakteri sehingga disebut juga food
antimicrobial agent, (Doyle, et. al, 2006, Pages, 2009).
Dengan demikian penggunaan antibiotika dalam kehidupan manusia sehari-hari menjadi
tidak terkontrol. Paparan terhadap bahan-bahan antibiotik ini tentu akan berdampak
pada resistensi antibiotik itu sendiri, (Doyle, et. al, 2006).
2.3. Roadmap Penelitian
Seiring era kemajuan teknologi dan globalisasi, masyarakat (manusia) akan lebih
banyak terpapar dengan produk-produk dari kemajuan tersebut, seperti limbah produksi
pabrik, polusi udara seperti asap knalpot kendaraan bermotor, kebakaran hutan dan asap
pabrik. Selain itu juga akan dipaparkan dengan bahan-bahan yang digunakan untuk
meningkatkan rasa, warna dan daya tahan makanan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan-bahan tersebut akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, inflamasi
kronis serta mempengaruhi sistem imunitas seseorang. Keberadaan berbagai macam
polutan ini, akan sulit dihindari karena tidak diterapkannya regulasi yang benar.
Upaya yang bisa dilakukan oleh manusia untuk mencegah dampak negatif dari
polutan adalah melalui pemanfaatan bahan-bahan yang tersedia di keanekaragaman
hayati kita, baik di darat maupun di laut, yang dapat digunakan untuk mencegah,
mengobati dan merehabilitasi berbagai macam penyakit-penyakit degeneratif vaskuler
dan neuron, kanker, imunitas, infeksi dan endocrine disruptor.
17
Sesuai visi misi Fak Kedokteran Unisma yakni memanfaatkan keanekaragaman hayati
sebagai penunjang pengobatan, maka tujuan akhir dan target induk penelitian adalah
menemukan obat yang berasal dari herbal guna mengatasi dampat negatif polutan.
Target penelitian Fakultas Kedokteran Unisma pada lima tahun yang akan datang yakni:
1. Menemukan hubungan antara penyakit degeneratif vaskuler dan neuron, kanker,
imunitas, infeksi, endocrine disruptor dengan status kesehatan komunitas
masyarakat yang terpapar secara langsung pada polutan :
Hubungan insiden penyakit di atas terhadap paparan polusi udara pada
suatu komunitas
Hubungan insiden penyakit di atas pada masyarakat (anak-anak, remaja,
dewasa) terhadap tingkat konsumsi food additive
2. Menjelaskan patogenesa penyakit degenerative vaskuler (mis: aterosklerosis,
hipertensi, DM) dan neuron (mis: Dementia, Alzheimer, Agresifitas), kanker,
imunitas, infeksi, endocrine disruptor akibat berbagai polutan :
Pengaruh logam berat terhadap patogenesis penyakit di atas
Pengaruh particulate matter terhadap patogenesis penyakit di atas
Pengaruh asap knalpot kendaraan bermotor terhadap patogenesis
penyakit di atas
Pengaruh zat pengawet, perasa, dan pewarna terhadap patogenesis
penyakit di atas
3. Menghasilkan temuan bahan nutrisi (functional food), obat alami (indigenous
species of plant, animal and bacteria) dan pola hidup indogenous yang
bermanfaat untuk mencegah, mengobati dan merehabilitasi penyakit di atas.
Termasuk menemukan cocktail (kombinasi herbal medicine) yang memiliki
efektivitas lebih tinggi :
Bahan bersifat antibiotik
Bahan bersifat antioksidan
Bahan bersifat antiinflamasi
Bahan imunostimulan, imunosupresan, dan imunomodulator
Bahan aktif lain
Penelitian ini merupakan satu dari polutan makanan yakni pengawet makanan
dan efek yang dipengaruhi yakni penurunan fungsi antibiotik akibat menurunnya
18
sensitivitas akibat paparan bahan pengawet makanan tersebut. Sedangkan bakteri yang
diteliti menyebabkan penyakit demam Typhoid dan diare yang disebabkan oleh
Salmonela sp dan E coli.
Secara ringkas tentang roadmap penelitian dapat dilihat pada Bagan 1 berikut.
19
Bagan 1. Roadmap penelitian
Penyakit degeneratif vaskuler
Penyakit degeneratif neuron
Kanker
Imunitas
Infeksi
Endocrine disruptor
Polutan
Udara
Air
Makanan
Patomekanisme
penyakit
Pencegahan Terapi Rehabilitasi
HERBAL
Antibiotik Imunomodulator Antioksidan Bahan Aktif lain
Karakterisasi
Fenotip
Pengawet makanan
1. -lactam,
2. cephalosporin,
3. chloramphenicol dan
4. tetracycline
1. sodium benzoate,
2. acetic acid, dan
3. sodium nitrite
Resistensi Antibiotik
Kultur S typhy Kultur E coli
DRUG DESIGN
BIOCHIPS
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi secara eksperimental laboratoris
In Vitro.
3.2.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang dan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
3.3. Sampel Penelitian
Sampel pemeriksaan adalah kultur bakteri E. coli dan S. Typhi
3.4. Metode kultur
a. Metode kultur bakteri E.coli dan S.Typhi
Starter bakteri E. coli dan S. Typhi didapatkan dari laboratorium Mikrobiologi
Universitas Brawijaya dalam media agar LB. Perbanyakan bakteri kedua spesies bakteri
tersebut dilakukan dengan penumbuhan pada media LB cair yang komposisinya adalah
(per liter), 10g Tripton, 5g ekstrak yeast, 10g NaCl, dan 1 L dH2O. Bakteri E.coli dan S.
Typhi ditumbuhkan pada media tersebut dengan pH 7-7.2, diinkubasi pada 37C selama
24 jam untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Identifikasi bakteri S. Typhi
Pewarnaan Gram, bentuk basil, Gram negatif.
c. Exposure S. Typhi dengan Preservatives (bahan pengawet makanan)
Untuk melihat apakah bahan pengawet yang sering digunakan dalam bahan
makanan dapat mengakibatkan resistensi, maka S. Typhi dipaparkan dengan
suplementasi LB menggunakan asam asetat, asam benzoate, maupun sodium nitrit.
Bakteri yang dikultur selama semalam dalam LB broth, suhu 37oC,
disentrifugasi, didekantir supernatannya dan dikoleksi pellet bakterinya. Pellet bakteri
kemudian disuspensi dalam PBS (pH 6) hingga didapatkan konsentrasi akhir suspensi
sebesar 109
sel/mL. Selanjutnya dilakukan suplementasi LB menggunakan asam asetat
(0,05% w/v), asam benzoate (1.0% w/v), maupun sodium nitrit (1,0% w/v). Kemudian
media LB tersuplementasi tersebut diinokulasikan selama semalam. Selanjutnya media
tersebut diberikan kultur bakteri S. Typhi sebanyak 100 L merata diseluruh plate dan
21
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. Bakteri yang masih dapat tumbuh setelah
berkali-kali pemaparan preservatives disebut sebagai bakteri preservative-induced
mutan
Tetracyclin ditambahkan ke dalam media agar LB yang telah diset suhunya
mencapai 50C untuk mendapatkan konsentrasi akhir 8 g mL-1
dan dituangkan ke
dalam plate. S. Typhi yang telah ditumbuhkan dalam 5 mL media broth LB pada 30C,
disebarkan merata ke dalam plate tersuplementasi tetracycline. Plate tersebut
selanjutnya diinkubasi selama 36 jam 30C dan diambil koloninya secara random.
Proses tersebut diulangi menggunakan plate yang mengandung tetracycline 20 g mL-1
.
Koloni-koloni yang diambil dari plate-plate tersebut disebut sebagai antibiotic-induced
mutans.
Pemberian antibiotik lain dilakukan untuk membandingkan resistensi bakteri
preservative-induced mutan terhadap resistensi beberapa antibiotik yang sering
digunakan, yaitu Chloramphenicol, Penicillin dan Ciprofloxacin.
Pemberian antibiotik dilakukan sebagaimana penentuan terhadap resistensi
Tetracyclin, dengan konsentrasi yang diberikan Chloramphenicol 16 g/mL, Penicillin
100 g/mL dan Ciprofloxacin 4 g/mL.
Pemberian kode terhadap kultur bakteri yang telah dipapar zat kimia dilakukan
untuk membedakan satu dengan lainnya, misalnya, paparan bakteri dengan Tetracycline
diberi kode T, Ch untuk Chloramphenicol, P untuk Penicillin, Ci untuk
Ciprofloxacin, SB untuk sodium benzoate, AA untuk asam asetat, dan SN untuk
sodium nitrite.
d. Penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) atau (Konsentrasi Inhibisi
Minimal) KIM
Setiap mutan yang diperoleh dari tiap-tiap zat pengawet dan antibiotik dilakukan
pengujian terhadap resistensi pada antibiotik tetracycline, ciprofloxacin,
chloramphenicol dan Penicillin. Pengujian microbroth dilution dilakukan mengacu pada
prosedur dari National Committee for Clinical Laboratory Standards.
e. Subkultur Isolat Mutan
Isolat mutan yang diperoleh dari pemaparan bahan pengawet makanan
disubkultur dalam LB broth tanpa agen penginduksi pada 37C selama 10 hari berturut-
turut. Setelah serial kultur tersebut, koleksi sel MIC yang berasal dari subkultur pertama
22
dan terakhir dari tetracycline dilakukan pengujian menggunakan microbroth dilution
assay.
Metode Penelitian tahap II
a. Profiling (monitoring) berat molekul protein bakteri galur murni dan
mutan
Adanya perubahan profil protein pada S. Typhi setelah terpapar zat
pengawet dan resisten terhadap antibiotik dijadikan acuan awal mengenai
mekanisme pengaruh zat pengawet tersebut terhadap terjadinya resistensi.
Metode profiling yang digunakan menggunakan Sodium dodecyl sulfate
polyacrilamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) berdasarkan metode
Laemmli (1970).
Sampel protein dipanaskan 100C selama 5 menit dalam larutan penyangga
yang mengandung 5 mM Tris HCl pH 6,8, 2-mercapto ethanol 5%, w/v
sodium dodecyl sulfate 2,5%, v/v glyserol 10% dengan warna pelacak
bromophenol blue. Dipilih mini slab gel 12,5% dengan tracking gel 4%.
Voltase yang digunakan 120 mV. Bahan pewarna yang digunakan adalah
coomassie brilliant blue. Marker protein yang dipakai adalah prestained
protein ladder.
b. Pengujian adanya aktivitas enzimatik oleh bakteri mutan
Zymografi gelatin digunakan untuk menilai aktifitas enzimatik. Secara
singkat, disiapkan 7.5% gel poliakrilamid yang mengandung 2 % gelatin
dan substrat yang digunakan untuk mendetekasi enzim yang diinginkan.
Filtrat dari kultur dielektroforesis. Sampel-sampel tersebut tidak dididihkan
sebelumnya. Setelah migrasi pada 120 V, nilai Ampere yang konstan,
selama 90 menit, gel tersebut dicuci dengan larutan yang berisi 25% Triton-
X selama 30 menit untuk menghilangkan SDS. Gel tersebut kemudian
diinkubasikan dalam larutan 50 mM Tris-Cl pH 7,6, 0,2 mM NacL, 5 mM
CaCl2, 0,2 (v/v) brij 35, pada 37 C selama 1 malam. Gel tersebut kemudian
diwarnai menggunakan commassie brillian blue R-250.
23
c. Produksi dan Purifikasi Protein Penanda Resistensi (Protein R)
Petunjuk penelitian seperti dilakukan oleh Ehara dengan modifikasi
(Sumarno et al, 1991 dan Winarsih, et al, 1998). Bakteri mutan (resisten
terhadap antibiotik akibat ekspos pengawet) tersebut dilakukan SDS-PAGE. Gel
separasi protein tersebut diproduksi sebanyak 20 slab. Selanjutnya gel dipotong
lurus pada bobot molekul yang dicurigai/ diinginkan dan potongan pita tersebut
dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabung membran dialisa memakai cairan
penyangga elektroforesis running buffer. Selanjutnya dilakukan elektroelusi
menggunakan electroforesis horizontal apparatus voltase 125 mV selama 25
menit. Hasil elektroforesis dilakukan proses dialisa. 24 jam pertama digunakan
dH2O dan dilanjutkan menggunakan PBS pH 7,4 pada 2x24 jam berikutnya.
Cairan dialisat berupa protein hasil potongan pita SDS-PAGE tersebut
dipresipitasi menggunakan etanol absolut dingin. Presipitat selanjutnya disimpan
pada freezer -20oC dan disebut sebagai protein R.
d. Pengukuran Konsentrasi protein R
Pengukuran konsentrasi protein R dilakukan menggunakan instrumentasi
spektroskopi Visibel dengan larutan standar bovine serum albumin (BSA)
konsentrasi bertingkat.
Bagan mengenai tahapan penelitian dapat dilihat pada Bagan 1 dan Bagan 2 berikut.
3.5. Teknik Analisis Data
Data koloni bakteri yang tumbuh dikalkulasi dimasukkan pada tabel
menyesuaikan kolom kelompok variabel. Kolom variabel dipisahkan pada masing-
masing dosis antibiotik dan dosis bahan pengawet makanan. Dengan demikian variabel
penelitian ini adalah:
Variabel bebas:
1. Dosis antibiotik: -lactam, cephalosporin, chloramphenicol dan tetracycline
2. Dosis bahan pengawet makanan: sodium benzoate, acetic acid, dan sodium nitrite
Varibel terikat:
Jumlah koloni bakteri (tahun pertama penelitian)
Karakterisasi Fenotip Protein (tahun kedua penelitian)
Uraian tabulasi data dapat dilihat pada dummy table berikut ini (Tabel 3.1).
24
Selanjutnya data dianalisa dengan ANOVA dan untuk mengetahui signifikansi perbandingannya dilanjutkan dengan uji LSD (Least
Significance Different).
TABEL 3.1. PENGARUH ZAT PENGAWET A TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli
NO NAMA
PENGHITUNG
PERLAKUAN KONTROL
KET
POSITIF
NEGATIF DOSIS I (....)
DOSIS II ()
DOSIS III () DOSIS I ()
DOSIS II
(.)
DOSIS III
() A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C
1
2
3
4
5
6.
25
Bagan 2. Alur penelitian Tahun Berjalan
Kultur Starter S. Typhi
dan E. coli
Dibiakkan di
media cair
)(LBBroth)
2 tabung
reaksi, S. Typhi
dan E. coli
Dibiakkan di media
padat (LB Agar)
Hitung Minimum
Inhibitory
Concentration
(MIC)
Dibuat media padat
LB tersupplementasi:
As.Benzoat (0,5%, 1%, 2%)
As.Asetat (0,025%, 0,05%, 0,1%)
Sodium Nitrit (0,5%, 1%, 2%)
Media Padat LB broth
3 variasi dosis,
3 pengulangan.
27 plate/bakteri
Untuk 2 bakteri = 54
plate
Dibiakkan di
media cair
kembali
Turunkan dosis
hingga
setengahnya
Count:
3
Dibiakkan di
media padat
tersupplementasi
antibiotika
Dibuat media padat
LB tersupplementasi:
Tetrasiklin (8 g/mL dan 20g/ml)
Chloramphenicol (16 g/ml)
Penisillin (100 g/ml)
Ciprofloxacin (4 g/ml)
Media Padat LB broth
5 variasi dosis,
0 pengulangan.
5 x 18 = 90 plate
Resisten?
Resisten?
Hitung Minimum
Inhibitory
Concentration
(MIC)
Dibiakkan di
media cair
kembali
Count
: 1
Hasil
Hasil
tidak
tidak
ya
ya
26
ALUR PENELITIAN TAHUN KEDUA
Bagan 3. Alur penelitian Tahun Kedua
Pewarnaan
CoomasieBrilliant
Blue
Hasil
dibandingkan
dan Intepretasi
Produksi Protein
Hasil dugaan
Mekanisme
Resistensi
Keterangan:
Zymography
Protein Profiling
(SDS- PAGE)
SDS-PAGE = 18 Slab
Zymography = 18 Slab
Produksi = 18 bakteri x 10
slab = 180 slab
Jumlah Total: 216 Slab.
18 Sampel Bakteri
[9 bakteri E. coli
dan 9 bakteri S.
Typhi (Bakteri
Mutan)] dan 2
bakteri Non-Mutan
Poliakrilamid Gel
disiapkan sebagai stok Gel
Masukkan
sampel dalam 10
sumur/ slab
dengan 1x SDS
Running Buffer
Masukkan sampel
dalam 10 sumur/
slab 7,5% gel
poliakrilamid
dengan 2% substrat
Gel di Running
dengan voltase
120 mV
Gel di Running
dengan voltase
120 mV
Ulangan 3x
Pewarnaan
Coomasie
Brilliant Blue
Substrat:
-Tetrasiklin
-Chloramphenicol
-Penisilin
-Ciprofloxacin
27
BAB IV. JADWAL PELAKSANAAN
4.1.Penelitian Tahun Berjalan
Penelitian akan dilaksanakan selama delapan bulan. Seluruh kegiatan penelitian direncanakan sebagai berikut :
Jenis Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan alat dan bahan
2. Eksplorasi kultur bakteri S typhy dan E coli
3. Eksplorasi paparan bahan pengawet makanan
4. Pemeriksaan kultur bakteri S typhy dan E coli mutan
5. Eksplorasi paparan antibiotik
6. Pemeriksaan KIM (Konsentrasi Inhibisi Minimum)
7. Tabulasi dan analisis data
8. Penulisan draf laporan
9. Seminar dan diskusi
10. Perbanyakan laporan
28
4.1.Penelitian Tahun Kedua
Penelitian akan dilaksanakan selama delapan bulan. Seluruh kegiatan penelitian direncanakan sebagai berikut :
Jenis Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan alat dan bahan
2. Preparasi kultur bakteri S typhy dan E coli
3. Preparasi Antibiotik Tetrasiklin, Kloramfenikol, Penisilin dan
Siprofloksasin
4. Preparasi Gel poliakrilamide
5. Running SDS PAGE
6. Running proses zymography
7. Proses produksi dan purifikasi protein penanda
8. Pengukuran Konsentrasi protein R
9. Tabulasi dan analisis data
10. Penulisan draf laporan
11. Seminar dan diskusi
10. Perbanyakan laporan
29
DAFTAR PUSTAKA
Brooks G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2004. Jawetz, Melnick & Adelbergs Medical
Microbiology 23rd
edition. McGraw Hill, New York, USA.
Dzen, S.M., Roekistiningsih, Santoso, S., Winarsih, S. 2003. Bakteriologi Medik.
Bayumedia Publishing, Malang.
Potenski, C.J., Gandhi, M., Matthews, K.R. 2003. Exposure of Salmonella Enteritidis to
chlorine or food preservatives increases susceptibility to antibiotics. FEMS
Microbiology Letters 220: 181-186
Katzung, B.G. 2003. Basic and Clinical Pharmacology 8th
ed. McGraw Hill, New York,
USA.
Potenski, J. Catherine; Gandhi M; Matthews. 2003. Exposure of Salmonella Enteridis ti
Chlorine or Food Preservatives Increases Susceptibility to Antibiotics. FEMS
Microbiology Letters 220 : 181-186.
NCCLS. 1999. Performance Standards for antimicrobial Disk and Dilution
Susceptibility for Bacteria Isolated from Animals; Approced Standard. NCCLS
document M31-A. ISBN 1-56238-377-9.
Scientific Committee on Emerging and Newly Identified Health Risks (SCENIHR).
2008. Effects of the Active Substances in Biocidal Products on Antibiotic
Resistance. European Commission.
World Health Organization (WHO). 2010. Emergence and Spread of Antimicrobial
Resistance.http://www.who.int/drugresistance/AMR_Emergence_Spread/en/index
.html. Diakses pada: 5 April 2010.
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rpx1000)
Tahun Pertama Tahun Kedua
1. Gaji dan Upah 9.440 10.600
2. Bahan habis pakai dan peralatan 22.060 30.600
3. Perjalanan lokal dan perjalanan
antar kota untuk seminar
2.000 3200
4. Pelaporan, publikasi dan seminar 2.500 3000
Jumlah 36.000 47.400
Keterangan: uraian rekapitulasi dana dapat dilihat pada lampiran
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi anggaran penelitian
Lampiran 1.1. Justifikasi anggaran penelitian (untuk tahun berjalan)
1.1. Anggaran untuk Pelaksana (rupiahx1000)
Jumlah Jam per Minggu
per Bulan Tarif per
Sub Total orang minggu bulan kerja jam
Ketua 1 15 4 8 9 4,320
Anggota 2 10 4 8 7 4.120
Sub Total 9.440
1.2.Anggaran Bahan Habis Pakai , Peralatan dan Jasa Teknisi (rupiahx1000)
No. Alat/ Bahan Jumlah Satuan Harga Satuan
(Rp) Jumlah
1. Media LB Padat 8640 ml 1 2640
2. Media LB Cair 900 ml 1 700
3. Kultur Starter 2 bakteri 500 1000
4. As. Benzoat 250 gram 860
5. As. Asetat 250 gram 875
6. Sodium Nitrat 250 gram 925
7. Tetrasiklin 250 gram 720
8. Chloramphenicol 250 gram 980
9. Penisillin 250 gram 900
10. Ciprofloxacin 250 gram 900
11. Plate 144 buah 10 1040
12. Tabung Reaksi 10 buah 10 100
13. Erlenmeyer 10 buah 50 400
14. Blue Tip 400
15. White Tip 400
16. Yellow Tip 400
17. PBS 100 ml 1 100
18. Jasa Teknisi 4 bulan 1500 6000
Sewa Alat:
19.. Spektrofotometri 40 sampel 60 120
20. Sentrifus 200 putaran 10 2000
21. LAF 20 kali 12 240
22. Freezer 5 bulan 80 400
Jumlah 22.060
31
1.3. Perjalanan lokal dan interlokal (rupiahx1000)
No. Uraian Beaya
1. Perjalanan lokal untuk persiapan penelitian 350
2.
Perjalanan lokal selama pelaksanaan
penelitian 700
3.
Perjalanan interlokal untuk pembelian
bahan dan peralatan 500
4.
Perjalanan lokal untuk pelaporan dan
seminar 450
Jumlah 2000
1.4. Pelaporan, Publikasi dan seminar (rupiahx1000)
No. Uraian Beaya
1 Alat Tulis Kantor 850
2 Fotokopi dan Penjilidan 750
3 Penelusuran pustaka 375
4. Sosialisasi dan Dokumentasi 525
Jumlah 2500
1.5. Rincian Anggaran Penelitian Tahun Berjalan (rupiahx1000)
No.
PERINCIAN PENGELUARAN
UANG JUMLAH
1 Gaji dan Upah 10.560
2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan 30.000
3 Biaya Perjalanan 2.000
4.
Biaya kelengkapan dokumen, pelaporan,
publikasi dan seminar penelitian 2.500
Jumlah 45.100
Lampiran 1.2. Justifikasi anggaran penelitian (untuk tahun kedua)
1.1. Anggaran untuk Pelaksana (rupiahx1000)
Jumlah Jam per Minggu
per Bulan Tarif per
Sub Total orang minggu bulan kerja jam
Ketua 1 15 4 8 10 4,800
Anggota 2 10 4 8 9 6.400
Sub Total 10.560
32
1.2.Anggaran Bahan Habis Pakai ,Peralatan dan Jasa Teknisi
No. Uraian Volume Beaya
1. SDS PAGE 1 paket 3.000
2. Zymogram 1 paket 6.000
3. SDS PAGE slab untuk
produksi 1 paket 21.600
Jumlah 30.600
1.3. Perjalanan lokal dan interlokal (rupiahx1000)
No. Uraian Beaya
1. Perjalanan lokal untuk persiapan penelitian 650
2. Perjalanan lokal selama pelaksanaan penelitian 1000
3.
Perjalanan interlokal untuk pembelian bahan
dan peralatan 800
4. Perjalanan lokal untuk pelaporan dan seminar 750
Jumlah 3.200
1.4. Pelaporan, Publikasi dan seminar (rupiahx1000)
No. Uraian Beaya
1 Alat Tulis Kantor 975
2 Fotokopi dan Penjilidan 875
3 Penelusuran pustaka 500
4. Sosialisasi dan Dokumentasi 650
Jumlah 3.000
1.5. Rincian Anggaran Penelitian Tahun Kedua (rupiahx1000)
No.
PERINCIAN PENGELUARAN
UANG JUMLAH
1 Gaji dan Upah 10.560
2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan 30.600
3 Biaya Perjalanan 3.200
4.
Biaya kelengkapan dokumen, pelaporan,
publikasi dan seminar penelitian 3.000
Jumlah 47.400
33
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
No. Nama dan Gelar Akademik NIDN Bidang
Ilmu
Alokasi
waktu
(jam per
minggu)
Uraian Tugas
1. dr. Erna Sulistyowati, M.Kes 0713087
501 Patologi 15 jam
Membuat konsep penelitian
dan mengkoordinasi tahapan
penelitian dari persiapan
hingga pelaporan.
Bertanggung jawab penuh
terhadap konten penelitian
2. Yoyon Arif Martino, S.Si.,
M.Kes
0718117
601
Mikrobiolo
gi 10 jam
Keahlian dalam ilmu
mikrobiologi yang berkaitan
dengan topik penelitian
tentang perubahan
karakteristik bakteri akibat
paparan bahan pengawet.
3. dr. R. Hardadi Airlangga,
SpPD
Ilmu
Penyakit
Dalam
10 jam
Keahlian dalam bidang
penyakit yang berkaitan
derngn penanganan infeksi
di saluran pencernaan.
Berkontribusi menjadi
sumber referensi penyakit
yang sesuai dengan topik
penelitian..
Lampiran 3. Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang mempunyai sarana dan prasarana laboratorium yang berupa 3 (tiga) unit
terpadu. Laboratorium terpadu I yang mempunyai luas 36 m2 dan laboratorium terpadu
II luas 36 m2. Laboratorium terpadu I adalah laboratorium yang digunakan secara
bersama-sama untuk kegiatan praktikum mata kuliah Histologi dan Patologi Anatomi,
Parasitologi Kedokteran dan Biologi Kedokteran. sedangkan laboratorium terpadu II
adalah laboratorium yang digunakan secara bersama-sama untuk kegiatan praktikum
Mikrobiologi, Patologi Klinik, Biokimia dan Keragaman Hayati, Kimia Kedokteran,
Fisika Kedokteran dan Fisiologi. Ketersediaan sarana prasarana di kedua laboratorium
tersebut mendukung kegiatan penelitian ini terutama pada tahap kultur bakteri.
34
Sedangkan pemeriksaan SDS PAGE dan Zymography dilakukan di laboratorium
Biomedik Fak Kedokteran Univ Brawijaya Malang yang kebetulan menjadi pembina
pada Program Hibah PHK-PKPD (HPEQ) Unisma.
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
4.a.Biodata Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap ( dengan
gelar ) dr Erna Sulistyowati., M.Kes (P)
2. Jabatan Fungsional Lektor/III-C
3. Jabatan Struktural Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fak Kedokteran Unisma
4. NPP 205.02.00004
5. NIDN 0713087501
6. Tempat lahir/Tanggal Lahir Nganjuk/13 Agustus 1975
7. Alamat Rumah Bukit Cemara Tidar A59B Malang
8. Nomor handphne 081333859975
9. Alamat Kantor Jl. MT Haryono 193 Malang
10. Nomor Telpon/Fax (0341)578920/(0341)558958
11. Alamat e mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1=86 orang
13. Mata Kuliah yang Diampu
1.Patologi Anatomi
2.Pertumbuhan Perkembangan Manusia
3.Sistem Kardiovaskuler
4.Sistem Muskuloskeletal
5. Sistem Perkemihan
35
5.a.Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Biomedik
Tahun Masuk-Lulus 1995-2001 2002-2006
JudulSkripsi/Thesis Promosi Penggunaan ASI dan
MP-ASI yang Benar pada Bayi
Usia 0-2 tahun sebagai Upaya
Menekan Tingginya Jumlah
Morbiditas dan Mortalitas
Diare
Efek Shear Stress
terhadap Perubahan
Morfologi, Struktur
Vascular Endothelial
Cadherin (VE-
Cadherin) dan Densitas
Sel Endotel pada kultur
sel Endotel Umbilikus
(HUVECs) yang
dengan paparan
Glukosa Tinggi
Nama Pembimbing dr.Nurtjahjo Budi Santoso,SpA Prof.dr.H.M.Aris
Widodo,MS., SpF.,
PhD
5.a.Pengalaman Penelitian 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2006
Peran VE-Cadherin pada lepasnya
sel endotel dalam Kultur Sel
Endotel Umbilikus Bayi
(HUVECs) yang diekspos Fluid Shear Stress
Penelitian Dosen
Muda
DITLITABMAS
DIKTI
10
2. 2007
Lepasnya Sel Endotel dan
Vascular Endothelial Cadherin
(VE-Cadherin) dalam Kultur Sel
Endotel Umbilikus Bayi
(HUVECs) yang diekspos Glukosa dan Fluid Shear Stress
Penelitian Dosen
Muda
DITLITABMAS
DIKTI
10
3. 2008
Pemanfaatan Ekstrak Daun Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea
batatas(L)Lam) sebagai bahan
Tabir Surya untuk Sediaan
Kosmetika
Penelitian Dosen
Muda
DITLITABMAS
DIKTI
10
4. 2009
Peran Gingipain terhadap
Ekspresi TLR-4, IL-6 dan TNF- dari kultur jaringan adipose
subkutan dan pengaruhnya
terhadap disfungsi jaringan
adipose subkutan (Studi
Adiposopati in vitro Kultur
Risbin Iptekdok
Balitbang
DEPKES
125
36
Adiposit Subkutan)
5. 2010
Kemandirian Masyarakat Miskin
Bantaran Sungai Brantas Kota
Malang Melalui Metode
Partisipatory Urban
Empowerement yang Berbasis
Edukasi Guna Mencapai
Kesejahteraan masyarakat
Penelitian
Education for
Sustainable
(ESD)
DITLITABMAS
DIKTI
150
6. 2010
Efek Ekstrak Etanolik Daun Ubi
Jalar Ungu [Ipomoea batatas (L.)
Lam] Terhadap Kadar MDA dan
Kadar SOD Jaringan Otot Skelet
Mencit dengan Aktivitas Fisik
Maksimal
Insentif Penelitian
Fak Kedokteran
Unisma
10
6. a.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2009
Kemandirian Perawatan Kesehatan
Santri Pada Pesantren Dhuafa An-Nur
III Bululawang Melalui Teknologi
Budidaya TOGA dan Ramuan Obat
Pencegah Penyakit
Penerapan
Ipteks
DITLITABMAS
DIKTI
7,5
2. 2009 Advokasi dan Penguatan Kuasa (Kelola
dan Manfaat) DEPAG 2
3 2010
IbM (Ipteks bagi Masyarakat) bagi
Ponpes An Nur Bululawang Kab
Malang
IbM
DITLITABMAS
DIKTI
50
4. 2010
Program ESD (Education for
Sustainable Development),
Kemandirian Masyarakat Miskin
Bantaran Sungai Brantas Kota Malang
melalui metode Partisipatory Urban
Empowerement yang berbasis edukasi
guna mencapai kesejahteraan
Masyarakat
Penelitian
Education for
Sustainable
(ESD)
DITLITABMAS
DIKTI
150
5. 2011
Bakti sosial Masyarakat dalam rangka
kegiatan Malang Health Community
Bekerjasama dengan GP Ansho, Fatayat
NU se- Malang Raya dan Radar Malang
Jawa Pos
Fak Kedokteran
Unisma dan
Jawa Pos Group
25
37
7.a.Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam lima tahun terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nomor/volume/tahun Nama Jurnal
1.
Peran VE-Cadherin pada lepasnya
sel endotel dalam Kultur Sel
Endotel Umbilikus Bayi
(HUVECs) yang diekspos Fluid Shear Stress
2012 (in press)
MKI (Majalah
Kedokteran
Indonesia)
8.a.Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1.
Seminar Hasil Penelitian Dosen
Muda dan Kajian Wanita, Hibah
DP2M Dikti Kemdikbud,
Unisma, Malang
Lepasnya Sel Endotel
dan Vascular
Endothelial Cadherin
(VE-Cadherin) dalam
Kultur Sel Endotel
Umbilikus Bayi
(HUVECs) yang diekspos Glukosa dan
Fluid Shear Stress
Malang
2.
Seminar Hasil Penelitian Hibah
Risbin Iptekdokkes Departemen
Kesehatan
Peran Gingipain
terhadap Ekspresi TLR-
4, IL-6 dan TNF- dari kultur jaringan adipose
subkutan dan
pengaruhnya terhadap
disfungsi jaringan
adipose subkutan (Studi
Adiposopati in vitro
Kultur Adiposit
Subkutan)
Yogyakarta
3.
Presentasi Poster Abstrak
Penelitian pada The 9th
International Congress on AIDS
in Asia and the Pacific (ICAAP)
The role phychological
inhibitation and CD4 T-
Cell levels in HIV-
Seropositive
Nusa Dua, Bali
4.
Seminar Hasil Penelitian Hibah
Penelitian Internal Fakultas
Kedokteran Unisma
Efek Ekstrak Etanolik
Daun Ubi Jalar Ungu
[Ipomoea batatas (L.)
Lam] Terhadap Kadar
MDA dan Kadar SOD
Jaringan Otot Skelet
Mencit dengan Aktivitas
Fisik Maksimal
Unisma
5.
Seminar Hasil Pengabdian pada
Short ourse Dirjen Pendis Depag
RI
Advokasi dan Penguatan
Kuasa (Kelola dan
Manfaat)
Unisma
38
6. Seminar Hasil Pengabdian IbM
Ditlitabmas Dikti
IbM (Ipteks bagi
Masyarakat) bagi Ponpes
An Nur Bululawang Kab
Malang
Surabaya
7.a.Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Tingkat Tahun
1. Pembimbing Pendamping Skripsi Terbaik Fakultas Kedokteran
Unisma 2012
2. Pemenang Kompetisi Tingkat Nasional
Bidang Pengabdian Masyarakat ESD Unisma 2010
3.
Pemenang Kompetisi Tingkat Nasional
Bidang Pengabdian Masyarakat
Ipteksbagi Masyarakat
Unisma 2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing.
Malang, 9 April 2012
Pengusul,
dr. Erna Sulistyowati,M.Kes
39
4.b.Biodata Anggota Peneliti Pertama
1. Nama Lengkap ( dengan gelar ) Yoyon Arif Martino, S.Si., M.Kes (L)
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli/III-B
3. Jabatan Struktural Wakil Unit Lab Keterampilan Klinik FK
Unisma
4. NPP 205.02.00002
5. NIDN 0718117601
6. Tempat lahir/Tanggal Lahir Malang/18 Nopember 1976
7. Alamat Rumah Jl.Bantaran Gang VA/6C Malang
8. Nomor handphne 081334484187
9. Alamat Kantor Jl. MT Haryono 193 Malang
10. Nomor Telpon/Fax (0341)578920/(0341)558958
11. Alamat e mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1=86 orang
13. Mata Kuliah yang Diampu
1.Biologi Kedokteran
2.Mikrobiologi
3.Patofisiologi Penyakit Genetik
4.Biologi Molekuler Sel
5.b.Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan
Tinggi Universitas Islam Malang Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam/ Biologi
Biomedik
Tahun Masuk-
Lulus 1996-2000 2000-2003
JudulSkripsi/Tesis Pemeriksaan Kualitas Air Sumur dan
Indeks Adhesi Isolat Eschericia coli
Asal Sumur Penduduk Keluraha
Rampal Celaket Pada Ephitelium
Usus Kelinci (Lepus sp)
Deteksi Protein
Adhesin Outer
Membrane Protein
(OMP) Pseudomonas
aeroginosa 9064 pada
40
Sel Epitelium Vesika
Urinaria Kelinci
Nama
Pembimbing/ Prof.Dr.dr.H.Soemarno,
MS., SpMK
6.b.Pengalaman Penelitian 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2010
Potensi Larvasida Minyak Atsiri
Serai Wangi (Cymbopogin nardus
L) Terhadap Larva Nyamuk Culex
sp
Insentif
Penelitian
Fak Kedokteran
Unisma
10
6. 2010
Efek Ekstrak Etanolik Daun Ubi
Jalar Ungu [Ipomoea batatas
(L.) Lam] Terhadap Kadar MDA
dan Kadar SOD Jaringan Otot
Skelet Mencit dengan Aktivitas
Fisik Maksimal
Insentif
Penelitian
Fak Kedokteran
Unisma
10
7.b.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2009 Pemberdayaan Masyarakat Bantul pasca
Gempa
Fak Kedokteran
Unisma 15
2. 2010 Pemberdayaan Masyarakat Lereng Gunung
Merapi Sleman pasca letusan
Fak Kedokteran
Unisma 15
3. 2011
Bakti sosial Masyarakat dalam rangka
kegiatan Malang Health Community
Bekerjasama dengan GP Ansho, Fatayat
NU se- Malang Raya dan Radar Malang
Jawa Pos
Fak Kedokteran
Unisma dan
Jawa Pos Group
25
8.b. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. Seminar Hasil Penelitian Internal
Fak KedokteranUnisma
Potensi Larvasida Minyak
Atsiri Serai Wangi
(Cymbopogin nardus L)
Terhadap Larva Nyamuk
Culex sp
Malang
41
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing.
Malang, 9 April 2012
Pengusul,
Yoyon Arif Martino, S.Si.,,M.Kes
42
4.c.Biodata Anggota Peneliti Kedua
1. Nama Lengkap ( dengan gelar ) Dr. H.R.M.Hardadi Airlangga,SpPD
(L)
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli/III-B
3. Jabatan Struktural Dekan Fak Kedokteran
4. NPP 208.02.00001
5. NIDN 0707116401
6. Tempat lahir/Tanggal Lahir Malang/7 Nopember 1964
7. Alamat Rumah Jl.Ronggolawe Singosari Kab Malang
8. Nomor handphne 0341-7768404, 08125243868
9. Alamat Kantor Jl. MT Haryono 193 Malang
10. Nomor Telpon/Fax (0341)578920/(0341)558958
11. Alamat e mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1=86 orang
13. Mata Kuliah yang Diampu
1.Ilmu Penyakit Dalam
2.Sistem Gastroenterohepatologi
3. Sistem Endokrinologi
4. Sistem Kegawatdaruratan Medik
5.c.Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas YARSI Universitas Airlangga
Bidang Ilmu Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam/ Biologi
Spesialisasi Penyakit Dalam
Tahun Masuk-Lulus 1985-1991 2000-2005
JudulSkripsi/Thesis
Nama Pembimbing/ Prof.Dr.dr.H.Soemarno,MS.,
SpMK
43
6.c.Pengalaman Penelitian 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2001
Perbedaan Perubahan Klinis dan
Laboratoris penderita Demam
Typhoid Pada Pemberian Nutrisi
Tinggi Kalori Tinggi Protein,
Viitamin dan Mineral dibanding
kelompok kontrol di Ruang
Tropik Infeksi SMF Penyakit
Dalam RSUD Dr Soetomo- Lab
Penyakit Dalam FK Universitas
Airlangga Surabaya
CV. Otsuka dan
Lab IPD RSUD
dr. Soetomo
50
2. 2009
Manfaat Ekstrak Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas (L) Lam untuk
Mengurangi Kerusakan Jaringan
Paru karena Asap Rokok
Insentif
Penelitian
Fak Kedokteran
Unisma
10
3. 2010
Efek Ekstrak Etanol Daun
Seledri (Apium Graviolense L)
Terhadap Kadar Ldl Dan
Trigliserida Tikus Tua Strain
Wistar
Insentif
Penelitian
Fak Kedokteran
Unisma
10
7.c.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 (lima) tahun terakhir
No. Tahun Kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2009 Pemberdayaan Masyarakat Bantul pasca
Gempa
Fak
Kedokteran
Unisma
15
2. 2010 Pemberdayaan Masyarakat Lereng
Gunung Merapi Sleman pasca letusan
Fak
Kedokteran
Unisma
15
3. 2011
Bakti sosial Masyarakat dalam rangka
kegiatan Malang Health Community
Bekerjasama dengan GP Ansho, Fatayat
NU se- Malang Raya dan Radar Malang
Jawa Pos
Fak
Kedokteran
Unisma dan
Jawa Pos
Group
25
44
8.b. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1.
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu
Penyakit Dalam, Asosiasi Dokter
Spesialis Penyakit Dalam tahun
2002
Perbedaan Perubahan
Klinis dan Laboratoris
penderita Demam
Typhoid Pada
Pemberian Nutrisi
Tinggi Kalori Tinggi
Protein, Viitamin dan
Mineral dibanding
kelompok kontrol di
Ruang Tropik Infeksi
SMF Penyakit Dalam
RSUD Dr Soetomo-
Lab Penyakit Dalam
FK Universitas
Airlangga Surabaya
Surabaya
2. Seminar Hasil Penelitian Internal
Fak KedokteranUnisma
Efek Ekstrak Etanol
Daun Seledri (Apium
Graviolense L)
Terhadap Kadar Ldl
Dan Trigliserida Tikus
Tua Strain Wistar
Malang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing.
Malang, 9 April 2012
Pengusul,
45
dr. H.R.M.Hardadi Airlangga,Sp.PD
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : dr. Erna Sulistyowati, M.Kes
NPP / NIDN : 205.02.00004/0713087501
Pangkat / Golongan : Penata/III-C
Jabatan Fungsional : Lektor
Alamat : Bukit Cemara Tidar A59B Malang
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul Uji Resistensi
Antibiotik Akibat Paparan Bahan Pengawet Makanan yang diusulkan dalam skim
Penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2013-2014 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Malang, 8 April 2012
Mengetahui, Yang menyatakan,
Ketua Lembaga Penelitian
Dr.Ir.H.Masyhuri M.,MP dr. Erna Sulistyowati, M.Kes
NIDN. 07.25.066.501 NPP. 205.02.00004
46