Pendahuluan
Wacana pemikiran yang muncul dalam terminologi kitab Wahyu
memunculkan ”kebingungan,” karena kitab sulit ini dipahami.” R.H Charles
mengeluarkan pernyataan ”sejak masa yang paling dini dari gereja secara universal
kitab ini diakui sebagai kitab yang paling sulit dipahami dalam Alkitab. G. Campbell
Morgan juga mengatakan hal yang sama mengenai kitab ini ia berkata ”tidak ada
kitab dalam Alkitab yang pernah saya baca begitu sering, tidak ada kitab yang
terhadapnya saya lebih sabar dan terus menerus memberikan perhatian ... tidak ada
kitab lain dalam Alkitab yang lebih ingin saya baca pada saat-saat saya tertekan
dibandingkan degan kitab ini dengan rahasia dan rincian-rincian yang tidak saya
pahami.”1 Menangapi dua pernyataan di atas memang diakui sulitnya dalam
memahami kitab ini. Bagi seorang teologpun mengakuinya sehingga tidak menjadi
heran jikalau seorang awam juga mengalami pergumulan ini. Akan tetapi sekalipun
kitab wahyu ini diakui sulit untuk di pahami namun hal itu tidak membuat seorang
teolog lain tertarik untuk menyelidikinya rasa ketertarikan akan kitab ini dapat
dipahami oleh karena kitab ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
kitab-kitab lain dalam Alkitab. Keunikan kitab ini adalah ”kitab wahyu merupakan
satu-satunya kitab Perjanjian Baru yang bergantung sepenuhnya pada nubuatan yang
menyangkut masa depan. Kitab ini juga menyajikan masa depan eskatologi yang
spesifik termasuk adanya masa kesusahan yang luar biasa dan juga dicatat adanya
kedatangan Kristus kedua kalinya. Secara harafiah suatu langit dan bumi yang baru
1Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, vol., 3 Perjanjian Baru,(Malang: Gandum Mas, 2001), 1085-1086.
1
sebagai tempat akhir orang – orang kudus.”2 Dalam pembahasan penulisan skripsi ini
penulis mencoba mengamati isu syang muncul dari keunikan kitab ini yaitu adanya
pembahasan yang berbicara mengenai masa kesusahan besar yang disebut sebagai
masa tribulasi. Hal ini banyak menimbulkan kontroversi di antara para teolog dalam
menterjemahkan pemahaman tribulasi itu sendiri yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut mempengaruhi pemahaman orang Kristen lain dalam menjelaskan pokok
masalah ini. Perbedaan tersebut menimbul kesimpangsiuran pemahaman dan akhirnya
membuat binggung. Oleh karena itu dalam bab penulisan berikutnya, dalam
pembahasan skripsi ini penulis akan menguraikan dan memberikan gambaran
mengenai isu pokok dan pembahasan inti.
Latar Belakang Masalah
Menurut Kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dalam wahyu
13-14 dan implikasinya dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja, dipilih oleh
penulis sebagai judul karya ilmiah yang dirasa sangat penting untuk dibahas. Pertama,
bermula dari ketertarikan penulis terhadap mata kuliah teologi Perjanjian Baru yang
membuat penulis banyak termotifasi dan berfikir maju dalam menatap masa depan.
Secara khusus penulis memilih kitab Wahyu karena kitab ini jarang dibaca oleh orang
percaya pada umumnya. Kedua, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru banyak sekali
berbicara tentang periode siksaan (tribulasi). Masa tribulasi juga disebut sebagai hari
Tuhan hal itu disebut juga sebagai masa yang unik keunikan tersebut dinyatakan oleh
Tuhan Yesus sendiri, seperti yang tercatat oleh Matius ”sebab pada masa iu akan
terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia
2Jhon F. Walfoord Pedoman Lengkap Nubuatan Alkitab, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), 673
2
sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi Matius 24:21.”3 Berdasarkan
pembicaraan tersebut penulis pernah melakukan wawancara dengan beberapa orang
Kristen mengenai apakah tribulasi itu? Jawabanya adalah apa itu dan saya tidak tahu.
Sadar atau tidak ternyata banyak orang Kristen sendiri tidak mengetahui hal ini yang
sebenarnya pemahaman tribulasi ini seharusnya diketahui dan dipahami oleh setiap
orang Kristen karna pemahaman akan hal ini akan mempengaruhi pemahaman
terhadap masa depan. Rasa keprihatinan inilah yang mendorong penulis untuk
membahas skripsi ini. Ketiga, gagasan mengenai kitab Wahyu memang diakui sukar
untuk dipahami. Pengamatan penulis selama dalam pelayanan di beberapa gereja
tidak pernah penulis menemukan pembahasan dalam khotbah maupun pendalaman
Alkitab yang mengambil pokok tentang kitab Wahyu. Terlebih lagi berbicara
mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa mendatang, yang berhubungan dengan
tribulasi. Hal ini membuat penulis berfikir mengapa gereja sulit dalam memberikan
pengajaran mengenai hal ini. Hal ini juga menjadi pemicu penulis memilih judul
skripsi ini. Keempat, munculnya berbagai pandangan dari para teolog mengenai
tribulasi yang berbeda pertama pandangan pretribulasi. Pandangan ini mengajarkan
bahwa pengangkatan gereja baik orang-orang kudus yang sudah meninggal maupun
yang masih hidup akan terjadi sebelum tujuh tahun masa kesusahan yaitu sebelum
permulaan minggu ketujuh puluh dari Daniel 9:24-27. Yang artinya bahwa
pengangkatan gereja terjadi sebelum masa kesusahan.” Jhon Nelson Darby (1800-
1882) berpendapat bahwa gereja akan diangkat sebelum masa kesusahan pada saat
Allah akan kembali memperlakukan Israel secara khusus.”4 Berdasarkan pandangan
tersebut berarti gereja tidak menemui bahkan tidak mengalami masa – masa itu.
3Crist Marantika, Masa Depan Dunia Ditinjau Dari Sudut Pandang Alkitab –Eskatologi (Jogja: Iman Pres, 2007), 75.
4Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Jogja: ANDI, 1991), 308.
3
Berdasarkan pandangan ini maka dapat dikatakan bahwa tribulasi tidak dialami oleh
orang percaya karena sudah terangkat. Kedua, pandangan midtribulasi yaitu
pandangan yang berkata bahwa masa pengangkatan gereja terjadi dipertengahan masa
kesusahan. Berdasarkan pandangan ini maka dapat dikatakan bahwa gereja
mengalami, yakni masuk dalam paruh pertama masa tribulasi tetapi tidak masuk
dalam tribulasi besar kemudian baru mengalami pengangkatan.”5 Ketiga, pandangan
post tribulasi yang mengatakan bahwa pengangkatan gereja terjadi sesudah krisis
dunia 7x satu masa daniel yang artinya bahwa gereja masuk dalam masa tribulasi.
Keempat, pandangan partial tribulasi. Partial artinya sebagian, yang berkata bahwa
pengangkatan gereja terjadi secara bertahap, bagian perbagian, sesuai dengan kondisi
rohani tertentu, seperti kesucian hidup barulah kemudian ia dapat diangkat. Hal itu
berarti bahwa pengangkatan bersifat kondisional tergantung pada kesucian masing-
masing orang percaya.”6 Berdasarkan pengamatan dari teks dan komparasi berbagai
pandangan dan sumber-sumber, penulis berpendapat bahwa pengangkatan gereja
terjadi sebelum tribulasi dan semua orang percaya tidak bertahap.
Munculnya berbagai macam pandangan yang berbeda – beda secara tidak
langsung menimbulkan kebingungan gereja dalam memahami mengenai tribulasi,
sehingga mengalami kebingungan. Hal ini diakibatkan karena tidak adanya
keseragaman pandangan dalam memahami hal ini. Inilah yang mendorosng penulis
untuk mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan ini. Keenam, bila mengkaji
posisi pasal 13-14 tentang tiga pernyataan penting dalam pembahasan skripsi ini,
maka pasal mengenai pokok masalah ini termasuk dalam lingkaran pembahasan
tribulasi hal ini menimbulkan dugaan yang belum jelas kebenaranya. Bahwa tiga
5Ibid. 6Ibid.
4
pernyataan penting yang tercatat merupakan syarat agar dapat lolos dari masa tribulasi
berdasarkan dugaan itu maka penulis terdorong untuk membahas judul skripsi lebih
lanjut.
Tujuan dan Sasaran Penulis
Berdasarkan judul yang penulis pilih dalam karya ilmiah ini maka penulis
memiliki tujuan yang hendak dicapai dari karya ilmiah ini adapun tujuan penulis
memaparkan kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dalam wahyu 13-14
dan implikasinya dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja. Dalam karya ilmiah ini
tentunya ada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penulis ialah memaparkan
tentang kajian terhadap tiga pernyataan penting dalam Wahyu 13-14 ini adalah
sebagai berikut: pertama, untuk menunjukkan bukti data Alkitab dari kitab Wahyu
mengenai konsepsi teologis tribulasi. Kedua, untuk membuktikan secara induktif dari
wahyu 13-14 yaitu tiga pernyataan penting mengenai tribulasi. Ketiga, untuk
memberikan kontribusi bagi gereja dan jemaat Tuhan (orang percaya) masa kini.
Rumusan Masalah
Adanya perbedaan pandangan yang jelas dari para teolog mengenai
tribulasi yang membuat banyak orang kristen menjadi binggung. Berdasarkan
pernyataan tersebut maka penulis mengajukan rumusa masalah sebagai berikut
pertama, bagaimana caranya kitab wahyu menyajikan tentang konsepsi teologis
tribulasi. Kedua, bagaimana menunjukkan data Alkitab yang akurat mengenai
konsepsi teologis kitab Wahyu. Ketiga, mengapa hal itu penting untuk gereja dan
jemaat Tuhan masa kini. Rumusan masalah ini akan menjadi acuan dalam
pembahasan skripsi ini.
5
Ruang Lingkup
Skripsi ini membatasi ruang lingkupnya pada kitab wahyu 13-14
mengenai tiga pernyataan penting. Adapun yang menjadi fokus pembahasan ialah:
ketabahan dan iman orang-orang kudus (13:10), yang penting disini ialah hikmat:
barang siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena
bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam
puluh enam puluh enam (13:18), yang penting disini ialah ketekunan orang-orang
kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Selanjutnya,
berhubungan dengan pengaruh yang ditimbulkanya pada gereja dan jemaat Tuhan.
Metode penulisan
Berdasarkan judul yang dipilih penulis dalam penulisan karya ilmiah ini
maka untuk dapat memperoleh penjelasan yang akurat maka penulis mengunakan
metode deskripsi induktif. Kata deskipsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai pemaparan atau pengambaran dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci. Sedangkan kata induktif adalah metode pemikiran yang bertolak dari
hal-hal yang khusus untuk menentukan kaidah atau hal yang umum.”7 Berdasarkan
penjelasan kamus tersebut dapat dijelaskan bahwa metode ini adalah metode yang
memaparkan secara jelas dan terperinci dari pembahasan dalam skripsi ini untuk
menghasilkan penarikan kesimpulan yang akurat .
Proposisi
Pada penulisan karya ilmiah ini penulis akan membuktikan dari wahyu 13-
14 mengenai kajian konsepsi teologis tiga pernyataan penting dan implikasinya
7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1996), 309 .
6
dalam pemahaman tribulasi terhadap gereja bahwa hal itu akan mempengaruhi
kondisi jemaat dan pengajaran gereja pada masa kini. Dalam hal ini, sistem
penafsiran kitab apokalipsis harus ditafsirkan secara literal.
Pentingnya Penulisan
Penulisan dalam karya ilmiah ini penting dilakukan karena adanya
perbedaan pengajaran mengenai tribulasi dalam gereja yang menyebabkan jemaat
atau orang percaya tidak mengalami atau termotifasi untuk mengalami pengalaman
teologi itu sendiri. Secara edukatif pemahaman teologis yang benar adalah hal yang
sangat penting. Selanjutnya karena adanya perbedaan sistem penafsiran yang jelas
mengenai cara penulisan bentuk sastra apokalipsis.
Penegasan Istilah
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka penulis
memberikan penjelasan beberapa penegasan istilah yang sifatnya dalam penegasan
ini ialah bersifat informasi bagi pembaca skripsi, oleh karena itu penulis hanya
menjelaskan definisi kamus dari istilah – istilah yang penulis gunakan sebagaimana
terdapat dalam judul skripsi ini, yaitu kajian konsepsi teologis tiga pernyataan
penting dan implikasinya bagi pemahaman tibulasi bagi gereja. Ada beberapa istilah
yang perlu ditegaskan dalam judul skripsi ini. Pertama, istilah kajian. Kata ini
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua arti. Arti pertama pengertian,
pendapat (paham atau rancangan atau cita-cita) yang telah ada dalam pikiran. Arti
kedua dari kata ini yaitu hasil dari mengkaji. Sedang kata mengkaji adalah belajar,
mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan, (mempertimbangkan), menguji,
menelaah baik buruknya suatu perkara. Kedua, istilah konsepsi memiliki arti
pengertian, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah ada dalam pikiran.
7
Ketiga, pernyataan memiliki dua arti. Pertama, hal menyatakan tindakan. Kedua,
permakluman, pemberitahuan.”8 Istilah ketiga, tribulasi kata tribulasi diterjemahkan
sebagai ”masa penyiksaan atau kesusahan besar yang akan terjadi nanti.” Masa
tribulasi juga disebut sebagai hari Tuhan di mana Allah menuangkan hukuman
(murka) yang akan dilakukan di masa yang akan datang.”9
Pemahaman Judul
Sesuai dengan judul skripsi ini: Kajian konsepsi teologis Tiga Pernyataan
Penting dalam Wahyu 13-14 dan Implikasinya dalam Pemahaman Tribulasi terhadap
gereja secara keseluruhan judul skripsi ini dapat dipahami sebagai suatu penyelidikan
terhadap tiga kata penting yang tertulis dalam wahyu 13-14. Kata itu dipahami dalam
pengertian mengenai keadaaan umat Tuhan dalam menghadapi kesusahan yang
ditimbulkan akibat iman kepada Yesus Kristus. Dalam hal ini, hal yang dipelajari
mengenai pemahaman tribulasi yaitu kesusahan besar yang akan terjadi sesudah ini,
konsep yang benar mengenai tribulasi, sehingga akan membawa pemahaman yang
benar terhadap tiga kata penting dalam kitab ini.
Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam karya ilmiah ini dimulai dengan bab pendahuluan yang
membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pentingnya penulisan,
rumusan masalah, proposisi, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, pemahaman
judul, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab ini akan memberikan
gambaran tentang apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini sekaligus prosedur-
prosedur yang ditempuh dari sistematisnya penulisan studi ini. Pada bab dua penulis
8Ibid.
9Ibid.
8
akan menulis secara deskriptif mengenai konsepsi kitab Wahyu terhadap tribulasi
yang mencakup latar belakang kitab Wahyu, penulis kitab Wahyu, tempat dan tahun
penulisan kitab Wahyu, tujuan penulisan kitab Wahyu, penerima kitab Wahyu, ciri
khas kitab Wahyu, situasi penerima kitab Wahyu, sruktur kitab Wahyu, dan
pembahasan mengenai asumsi kitab Wahyu terhadap tribulasi. Selanjutnya pada bab
tiga, penulis akan menulis secara induktif mengenai kajian konsepsi tiga pernyataan
penting dalam wahyu 13-14 terhadap tribulasi. Yang membahas isu teologis
mengenai tribulasi, argumentasi teologis dan penegasan konsepsi teologis terhadap
gereja. Selanjutnya pada bab empat, penulis akan mendeskripsikan mengenai dampak
dari pengajaran tribulasi yang konsisten kepada gereja dan jemaat Tuhan masa kini
dan selanjutnya penulis akan menutup kesimpulan pada bab lima yang merupakan
kesimpulan dari hasil atau argumentasi secara menyeluruh dari pembahasan karya
tulis ini.
9
Recommended