PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PENGAMATAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANGPADA PT. ARUTMIN INDONESIA
KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN
Oleh:
MUHAMMAD ARIFIN H1C110065
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU
2013
LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL KERJA PRAKTIK
PENGAMATAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANGPADA PT. ARUTMIN INDONESIA
KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ARIFIN SAID ADI FIRDAUS H1C110065 H1C110073
Mengetahui :
Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan
RISWAN, MT
NIP. 197312312 008 121 008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi
ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik,
industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain.
Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat.
Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga ahli.
Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-kegiatan
pertambangan.
Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan
persiapan (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, pengolahan dan
pemurnian, dan tahapan penutupan tambang (mine closure). Tiap-tiap tahapan
memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak
negatif dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir.
Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan maksimal
yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem penambangan yaitu
karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan hidrogeologi, sifat-sifat
geoteknik, faktor ekonomi, serta faktor lingkungan. Objektif dasar dari
pemilihan metode penambangan adalah sistem ekploitasi yang saling berikatan
dengan kegiatan survey dalam tahap awal pada proses perencanaan pemilihan
metode penambangan.
Salah satu kegiatan yang paling mendasar pada proses penambangan
adalah kegiatan survey. Pada kegiatan pertambangan, survey memiliki berbagai
macam kegunaan, salah satunya adalah untuk mengetahui kemajuan tambang
pada satu satuan waktu tertentu. Kemajuan tambang adalah keadaan tambang
pada tiap akhir satuan waktu, yang diukur dengan menggunakan alat dan
software tertentu yang hasil pengukurannya digunakan sebagai dasar
pembayaran jasa kepada pihak kontraktor.
Pada kesempatan ini, penyusun mengajukan Judul “Pengamatan Survey
Kemajuan Tambang Pada PT. Arutmin Indonesia Kecamatan Jorong
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan“.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan tentang teknologi survey dan pemetaan kemajuan tambang
yang pada PT. Arutmin Indonesia serta mengaplikasikan secara langsung teori
yang didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil survey di lapangan.
Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengenal metode survey dan pemetaan kemajuan tambang yang dilakukan
pada PT. Arutmin Indonesia.
2. Mengetahui alat-alat survey dan metode pemetaan yang dipakai oleh
PT. Arutmin Indonesia.
3. Mengetahui tugas-tugas surveyor di PT. Arutmin Indonesia selaku
pemegang izin PKP2B (Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan
Batubara).
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pada hasil survey kemajuan
tambang pada PT. Arutmin Indonesia.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada tiga, yaitu :
Metode penulisan dalam penyusunan laporan ini terdiri dari :
1. Pengumpulan data
a. Primer, data primer berasal dari pengamatan, pengambilan data
langsung di lapangan, dan dokumentasi berupa foto yang diambil
langsung di lapangan.
b. Sekunder, data sekunder berasal dari berbagai sumber literatur seperti
diktat mata kuliah, buku-buku manual handbook alat, internet, serta
interview terhadap karyawan yang bersangkutan.
2. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software tambang.
3. Pelaporan.
Pelaporan dari kegiatan kerja praktek ini berisi hasil pengamatan dan
perhitungan dari data primer yang dapat dipertanggungjawabkan.
1.4. Batasan Masalah
Secara umum, penyusun mengamati seluruh kegiatan penambangan
pada PT. Arutmin Indonesia namun secara khusus penyusun membahas
mengenai kegiatan survey dan pemetaan kemajuan tambang serta pengolahan
data maupun aspek-aspek yang bersifat pengukuran lainnya.
BAB II
DASAR TEORI
Peta topografi merupakan gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas
bidang datar (atau bidang yang didatarkan) yang dibuat dalam skala tertentu, serta
dilakukan dengan metode tertentu pula. Karena banyaknya data topografi yang dapat
disajikan di atas suatu peta, maka perlu dilakukan pemilihan data-data yang akan
disajikan sehingga kerumitan isi peta dapat dihindari. Dalam pemilihan peta tersebut,
perlu dipertimbangkan beberapa hal, seperti skala peta yang akan dibuat, sumber
data pemetaan, serta jenis data yang disajikan (tujuan pemetaan). Berdasarkan ketiga
pertimbangan tersebut, suatu peta dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis
peta.
Survey tambang merupakan kegiatan pendukung yang sangat penting dalam
pertambangan, baik pada tahap persiapan (eksplorasi), selama kegiatan operasional,
maupun penutupan tambang (pasca operasi). Pada kegiatan persiapan seperti
pemetaan topografi, perencanaan desain tambang dan pembangunan fasilitas
tambang. Pengukuran tambang selama kegiatan tambang berlangsung (operasional)
misalnya pada pengukuran volume penggalian, volume disposal, dan volume
stockpile. Sedangkan pada penutupan tambang, data survey tambang digunakan
untuk pembuatan dasar rencana reklamasi.
Pekerjaan survey atau pemetaan sendiri adalah suatu teknik dan ilmu untuk
menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan sudut diantara
titik-titik tersebut dengan teliti. Orang yang melakukan survey dan pemetaan disebut
surveyor. Dalam rangka memenuhi sasaran dan maksud dari pekerjaan survey,
seorang surveyor harus tahu prinsip geometri (ilmu ukur) dan matematika.
Kelengkapan untuk pembuatan dan penyajian peta topografi adalah sebagai berikut :
1. Judul Peta
Judul peta merupakan nama suatu daerah yang digambar. Judul mencerminkan
isi dan tipe peta. Penulisan judul peta hendaknya menggunakan huruf cetak
tegak, semua menggunakan huruf besar dan simetris
2. Skala Peta
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan
jarak sebenarnya dipermukaan bumi
3. Arah Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur,
selatan atau arah daerah yang digambar
4. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada
permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.
5. Tipe Huruf (Lettering)
Penggambar uruf berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada.
Setiap nama simbol menggunakan huruf-huruf standar.
6. Gratikul (Posisi Geografis)
Posisi gografis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah
7. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di
dalam peta. Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak
tergamabr pada peta, sehubungan dengan terbatasnya media gambar.
8. Garis Tepi
Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta merupakan garis untuk
membatasi ruang peta.
9. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta
mudah dimengerti oleh pembaca.
10. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu
dicantumkan untuk kebenaran peta yang dibuat.
Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan ke dalam dua golongan
peta, yaitu :
1. Peta induk, adalah peta yang dihasilkan dari survey langsung di lapangan dan
dilakukan secara sistematis
2. Peta turunan, adalah peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang
sudah ada, sehingga survey langsung ke lapangan tidak diperlukan di sini. Peta
turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi.
Berdasarkan data yang disajikan. Peta dapat digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu :
1. Peta topografi (topographic map), adalah peta yang menggambarkan semua
unsur topografi yang nampak di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur
buatan manusia, serta menggambarkan pula keadaan relief permukaan bumi.
Dengan demikian, di samping data planimetris berupa unsur-unsur topografi di
atas, ditampilkan pula data-data ketinggian seperti data titik tinggi dan data
kontur topografi. Contoh peta topografi yaitu peta rupa bumi terbitan
Bakosurtanal, peta teknik untuk perencanaan teknik sipil, dan lain-lain.
2. Peta tematik (tematic map), adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau
informasi dari suatu konsep/ tema yang tertentu saja, baik itu berupa data
kualitatif, maupun data kuantitatif, dalam hubungannya dengan detail topografi
yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tematik tersebut. Contoh
peta tematik yaitu peta geologi, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet,
peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, dan lain-lain.
Berdasarkan besarnya gambar yang disajikan, maka skala peta dapat
dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu :
1. Skala besar, merupakan skala peta yang dapat menyajikan gambar dalam ukuran
besar sehingga data-data topografi dapat digambarkan secara rinci. Termasuk ke
dalam skala ini adalah skala 1 : 10.000, 1 : 5.000, 1 : 1.000, 1 : 500, dan skala
yang lebih besar lagi.
2. Skala sedang, merupakan skala yang dapat menyajikan gambar dalam ukuran
yang semi rinci, sehingga sudah ada pengelompokan data-data rinci dan sejenis
ke dalam satu kelompok data. Misalnya lebar jalan sudah mengalami
penyederhanaan menjadi garis. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah skala
1 : 250.000, 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000. Skala sedang biasanya digunakan
untuk pemetaan dasar topografi nasional oleh Bakosurtanal.
3. Skala kecil, merupakan skala peta yang hanya dapat menyajikan data dalam
ukuran kecil pula, sehingga tingkat penyederhanaan data sudah semakin
membesar. Yang termasuk skala kecil adalah skala 1 : 500.000 dan atau skala
yang lebih kecil.
4. Skala numerik, adalah keterangan tentang skala peta yang disajikan dalam
bentuk huruf atau angka.
5. Skala grafis, adalah keterangan tentangg skala peta yang disajikan dalam bentuk
garis lurus dengan panjang tertentu bias dalam satuan cm ataupun meter diatas
tercantum satuan karena menunjukan perbandingan yang menyatakan skala. sk
Secara garis besarnya, metode pemetaan topografi dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu metode teristris dan metode fotogrametris.
1. Metode teristris
Dalam metode ini, semua pekerjaan pengukuran topografi dilaksanakan
di lapangan dengan menggunakan peralatan ukur, seperti teodolit, waterpas, alat
ukur jarak, serta peralatan ukur modern lainnya (GPS, total station, dan lain-
lain). Pengukuran topografi adalah pengukuran posisi dan ketinggian titik
kerangka pemetaan serta pengukuran detail topografi (semua objek yang terdapat
di permukaan bumi). Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan adalah jaringan
titik kontrol tanah (X,Y) dan (h) yang akan digunakan sebagai referensi/acuan
pengukuran dan titik kontrol pengukuran.
Setelah semua data lapangan terukur secara akurat, maka data-data
tersebut kemudian diolah di kantor. Pengolahan data ini terdiri atas perhitungan
data kerangka pemetaan dan data detail topografi, penggambaran detail topografi,
serta proses kartografi. Hasil akhir dari pengolahan data ini adalah berupa peta
topografi.
Secara garis besar, langkah-langkah pemetaan secara terestris adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan, yang meliputi peralatan, perlengkapan dan personil.
b. Survey pendahuluan (reconaisance survey), maksudnya peninjauan lapangan
lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara menyeluruh, sehingga dari
hasil ini akan dapat ditentukan :
1) Teknik pelaksanaan pengukurannya.
2) Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representatif dalam arti
distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan, mudah
didirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran
detail, saling terlihat dengan titik sebelum dan setelah detail.
c. Survei pengukuran, meliputi :
1) Pengukuran kerangka peta (misal poligon) meliputi sudut, jarak, beda
tinggi
2) Pengukuran detil (misal dengan takhimetri)
3) Pengukuran khusus (bila diperlukan)
d. Pengolahan data (perhitungan)
1) Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z);
2) Perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah/azimthnya, jarak
datar, dan beda tinggi, dari titik ikat.
e. Plotting atau penggambaran, meliputi:
1) plotting kerangka peta;
2) plotting detil;
3) penarikan garis kontur;
4) editing.
2. Metode fotogrametris
Pengukuran detail topografi (disebut pengukuran situasi) selain dapat
langsung dikerjakan di lapangan, dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan
dari udara, sehingga dalam waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret
daerah yang seluas mungkin. Dalam metode fotogrametri ini, pengukuran
lapangan masih diperlukan dalam proses fotogrametris selanjutnya.
Pada dasarnya, metode fotogrametri ini mencakup fotogrametris metrik dan
interpretasi citra. Fotogrametris metrik merupakan pengenalan serta identifikasi
suatu objek pada foto. Dengan metode ini, pengukuran tidak perlu dilakukan
langsung di lapangan, tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui
pengukuran pada citra foto. Untuk melaksanakan pengukuran tersebut,
diperlukan beberapa titik kontrol pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat
dihasilkan dari proses fotogrametris selanjutnya, yaitu proses triangulasi udara
yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto berdasarkan titik kontrol yang
ada.
Survey merupakan pengukuran yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah
peta yang mangambarkan suatu permukaan datar dari seluruh atau bagian dari
permukaan bumi, untuk memperlihatkan kenampakan fisik, politik, atau lainnya tiap
titik pada diagram dihubungkan dengan posisi geografi menurut skala dan proyeksi
tertentu.
Pemetaan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain Pengukurann
sifat datar pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih
secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan serentak atau dibagi dalam
beberapa seksi. Pengukuran polygon yakni pengukuran jumlah sudut yang diukur
dilapangan dimana sudut tersebut dihubungkan menjadi beberapa garis lurus dari
suatu titik ketitik yang lain untuk menentukan titik koordinat.
Poligon adalah serangkaian garis lurus dipermukaan tanah yang
menghubungkan antara titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut
dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari poligon adalah untuk
memperbanyak koordinat antara titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk
pembuatan peta.
Pengukuran polygon terbagi dua jenis yaitu polygon terbuka dan polygon
tertutup.
1. Polygon terbuka yaitu polygon yang titik akhirnya dan titik awalnya pada titik
yang berbeda/ tidak menutup.
Gambar 2.1. Polygon Terbuka
2. Polygon tertutup yaitu polygon yang titik awalnya dan titik akhirnya pada titik
yang sama atau tertutup.
Gambar 2.2. Polygon Tertutup
Peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan survey umumnya adalah
sebagai berikut :
1. Total Station, alat utama dalam pengukuran tambang, yang dapat mengeluarkan
gelombang kemudian dipantulkan kembali oleh reflektor atau prisma. Alat ini
dapat membaca sudut horizontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak
miringnya (slope distance).
Gambar 2.3. Total Station NPL 632
2. Prisma target (APS), digunakan sebagai alat pemantul gelombang yang dipasang
pada backsight sebagai titik ikat. Alat ini diletakkan pada titik yang telah
diketahui koordinatnya.
Gambar 2.4. Prisma target (APS)
3. Tongkat dan prisma, digunakan untuk memantulkan gelombang yang
dipancarkan oleh Total Station dan diletakkan pada objek-objek yang akan
diukur. Panjang dari tongkat dapat diubah-ubah, dari 1,5 m hingga 3 m.
Gambar 2.5. Tongkat dan prisma
4. Tripod, digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun APS. Tripod terbuat
dari aluminium maupun besi stainless.
Gambar 2.6. Tripod
5. Meteran, digunakan untuk mengukur tinggi total station dan APS, yang
selanjutnya diinput ke dalam Total Station.
6. Hand GPS, digunakan untuk melakukan land pembebasan lahan, membuat
boundary daerah yang ingin diambil titik detail, dan menentukan stake out.
Gambar 2.7. Hand GPS
7. Handy talky, digunakan sebagai alat komunikasi para kru survey.
Gambar 2.8. Handy Talky
Kesalahan yang dapat terjadi dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi
3 jenis, yaitu :
1. Kesalahan kasar (mistake/blunders), kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati
(sembrono), kurang pengalaman, atau kurang perhatian. Dalam pengukuran, jenis
kesalahan ini tidak boleh terjadi, sehingga dianjurkan untuk mengadakan self
checking dari pengamatan yang dilakukan. Apabila diketahui ada kesalahan kasar
maka dianjurkan untuk mengulang seluruh atau sebagian pengukuran tersebut.
Contoh kesalahannya adalah salah baca (6 dibaca 9, 3 dibaca 8), salah mencatat
data ukuran, dan salah dengar dari si pencatat. Untuk menghindari terjadinya
kesalahan kasar, dapat dilakukan pengukuran lebih dari satu kali.
2. Kesalahan sistematik (sistematic error), disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri
seperti panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang tidak teratur
pada pita ukur, dan pembagian skala yang tidak teratur pada pita ukur dan
pembagian teodolit yang tidak seragam. Kesalahan ini juga dapat terjadi karena
cara-cara pengukuran yang tidak benar. Sifat kesalahan ini dapat dihilangkan
antara lain dengan cara
a. Sebelum digunakan untuk pengukuran, alat dikalibrasi terlebbih dahulu
b. Dengan cara-cara tertentu, misalnya pengamatan biasa dan luar biasa dan
hasilnya dirata-rata
c. Dengan memberikan koreksi pada data ukuran yang didapat
d. Koreksi pada pengolahan peta
3. Kesalahan random (accidental error), terjadi karena hal-hal yang tak terduga.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang juru ukur tambang memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap profesinya, antara lain sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang (responsibility)
Tanggung jawab juru ukur tambang adalah menjamin dan bertanggung jawab
atas tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam bidang pengukuran dan
harus dilaksanakan sesuai dengan aturan/ketentuan dari instansi/perusahaan yang
memberi tugas. Kewajiban disini belum terperinci.
2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang (accountability)
Tanggung gugat juru ukur tambang adalah pertanggungan jawab juru ukur atas
pelaksanaan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya dalam bidang pengukuran
dan harus dilaksanakan sesuai dengan tata urutan/frekuensi pelaksanaan
pekerjaannya yang sudah ditetapkan dan dapat dihitung atau dinilai/diaudit pada
waktu tertentu.
Perincian pelaksanaan responsibility dan accountability seorang juru ukur
tambang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Tanggung Jawab Juru Ukur Tambang
Sebagai seorang yang membantu Kepala Teknik Tambang dalam menjalankan
kewajibannya, seorang juru ukur tambang memiliki responsibility sebagai
berikut:
a. Menyiapkan peta situasi
b. Menyiapkan peta rencana tambang
c. Menyiapkan peta geologi
d. Menyiapkan peta tambang
e. Menyiapkan peta perencanaan tambang.
2. Tanggung Gugat Juru Ukur Tambang
Agar pekerjaan seorang juru ukur tambang dapat dikatakan accountable, maka
perlu dilaksanakan hal–hal sebagai berikut :
a. Membuat rincian tahapan pekerjaan pengukuran yang akan dilaksanakan
b. Menyusun jadwal pengukuran yang berkesinambungan dengan baik
c. Membantu supervisor dalam menentukan waktu/lamanya dan frekuensi
pengukuran setiap minggu/bulan/tahun
d. Membantu supervisor dalam menyusun petunjuk pelaksanaan pengukuran
(SOP) yang berorientasi dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
e. Membuat proritas lokasi–lokasi pengukuran yang urgent
f. Menyusun tim pengukuran yang kompak dan solid
g. Membuat kerangka acuan pelaporan hasil pengukuran yang baik dan baku.
IV.
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1. Diagram Alir
PENGOLAHAN DATA- Pembuatan Peta Tofografi
Analisa Hasil Pengolahan Data :
- Volume Keseluruhan
DIAGRAM ALIR RENCANA KEGIATAN KERJA PRAKTIK
Hasil yang dicapai :
- Volume Overburden yang Terbongkar- Volume Batubara yang Terbongkar
FINISH
Data sekunder :- Peta Wilayah Tambang- Peta Kesampaian Daerah- Peta Geologi- Data Curah Hujan- Laporan Survey Kemajuan
Tambang- SOP Alat- Truck Count
Data primer :- Koordinat Titik Ukur
pada rona akhir tambang seperti : crest, ramp, strip overburden, dan roof and floor batubara
- Studi literatur- Pengamatan
dan Pengukuran di lapangan
- Wawancara
START
3.2. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini di usulkan selama x bulan (xx hari) yaitu
pada tanggal xxx 2013 sampai dengan tanggal xxx 2013 di PT. Arutmin
Indonesia dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan
Kerja
Praktek
minggu ke -
1 2 3 4
Orientasi
Lapangan
Pengambila
n Data
Pembuatan
Laporan
Presentasi
Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah PT. Arutmin Indonesia,
Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak
perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktik (KP)
nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak terdapat
kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran konstruktif untuk
perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kerja praktik ini.
LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE
A. IDENTITAS
Nama : Muhammad Arifin
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 28 Juli 1992
Alamat : Ds. Asri Mulya RT 04 RW 02 Kec. Jorong
Kab. Tanah Laut
Telepon : 085248156512
Email : [email protected]
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD : SDN Aasam-Asam 7
- SLTP : SMPN 2 Jorong
- SMA : SMAN 1 Jorong
- Perguruan tinggi : Sedang menempuh S1 Teknik Pertambangan
UNLAM
CURRICULUM VITAE
B. IDENTITAS
Nama : Said Adi Firdaus
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarbaru, 29 Januari 1992
Alamat : Jl. Panglima Batur Barat Gg. Kancil No. 85
RT 02 RW 02 Banjarbaru
Telepon : 081348226657
Email : [email protected]
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
B. Riwayat Pendidikan
- SD : SDN Loktabat 7 Banjarbaru
- SLTP : SMPN 1 Banjarbaru
- SMA : SMAN 1 Banjarbaru
- Perguruan tinggi : Sedang menempuh S1 Teknik Pertambangan
UNLAM
LAMPIRAN 4
RENCANA JADWAL HARIAN PELAKSANAAN
KERJA PRAKTIK MAHASISWA
Nama : Muhammad Arifin
NIM : H1C110065
Minggu Hari Kegiatan Kerja PraktikParaf
pembimbing
1 Senin Kunjungan ke Drilling dan Blasting Area
Selasa Kunjungan ke Disposal Area
Rabu Kunjungan ke ROM
Kamis Kunjungan ke Crushing Plant
Jumat Kunjungan ke Stockpile Area
Sabtu Kunjungan ke Catchment Area
Minggu Kunjungan ke Pengapalan
2 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
3 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
4 Senin Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Selasa Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Rabu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Kamis Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Jumat Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Sabtu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
Minggu Pengamatan Survey Kemajuan Tambang
LAMPIRAN 5
KOP PERUSAHAAN
Form Penilaian Kegiatan Praktek Kerja Mahasiswa
Nama : ______________________________
NIM : ______________________________
Topik : ______________________________
No Parameter Penilaian Nilai *)
1 Kedisiplinan
2 Tanggung jawab
3 Penguasaan terhadap teori
4 Keaktifan
5 Inisiatif dan kreativitas
6 Laporan
7 Presentasi
Total
Rata-rata
*) Nilai 0-100
Pembimbing Lapangan,
( )
LAMPIRAN 1
RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN
Laporan Kerja Praktek (KP) akan saya rangkum secara rinci dan sistematik
dengan rencana daftar isi sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Maksud dan tujuan
1.3. Metode Penulisan
1.4. Sifat Dari Kegiatan Kerja Praktek
1.5. Batasan Masalah
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Sejarah dan perkembangan PT. Arutmin Indonesia, Provinsi Kalimantan Selatan.
2.2. Lokasi dan kesampaian daerah
2.3. Iklim dan Cuaca
2.4. Keadaan Geologi
2.5. Sumberdaya, kualitas dan produksi batubara
BAB III DASAR TEORI
3.1. Peta dan Jenis-Jenis Peta
3.2. Metode Pemetaan Topografi
3.3. Kesalahan dalam Pengukuran
3.4. Survey dan Pemetaan Tambang
3.5. Penentuan Luas dan Volume
3.5.1. Penentuan
3.5.2. Penentuan Volume
3.6. Perkembangan Pengukuran dengan menggunakan Total Station
BAB IV KEGIATAN PENGAMATAN LAPANGAN
4.1. Survey Section
4.2. Geologi dan Geoteknik
4.3. Production, Operation and Port
4.3.1. Production Section
4.3.2. Operation Section
4.3.3. Port
4.4 Perencanaan Tambang
BAB V SURVEY KEMAJUAN TAMBANG PT. ARUTMIN INDONESIA
5.1. Pengambilan Data
5.2. Pengolahan Data
5.3. Perhitungan Data
5.4. Pembahasan
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN