Download docx - Proposal Isk New

Transcript

91

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInfeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Infeksi Saluran Kemih Infeksi adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK dimasyarakat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%. Sedangkan pada usia sama atau 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISk sebesar 20%. ( Muttaqin, 2008 )Infeksi saluran kemih merupakan suatu gangguan system perkemihan yang menyebabkan terjadinya infeksi karena bakteri bernamaEscherichia coli (E. coli)yang sering ditemukan dalam tinja manusia dan dapat hidup di kolon. Selain karena infeksi bakteri, penyebab lain yang dapat mempengaruhi terjadinya ISK ini karena sering menahan untuk melakukan kencing, kurang minum, metabolisme tubuh yang menurun sehingga bakteri mudah menyerang tubuh yang metabolismenya turun. Dalam hal makanan pun ada yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi saluran kemih ini yaitu dengan mengkonsumsi kopi serta susu secara berlebihan yang menjadi penyebabnya karena air seni yang melewati saluran kemih mengandung asam urat yang membuat terjadinya batu ginjal di saluran kemih, dan satu lagi yaitu karena terlalu berlebihan mengkonsumsi vitamin C dengan dosis yang tinggi. ( Suharyanto, 2009 )Berdasarkan data WHO (World Health Organization), 2012, jumlah penderita infeksi saluran kemih di dunia mencapai 8,3 juta orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 9,7 juta orang pada tahun 2007. Di dunia, penyakit infeksi saluran kemih termasuk 6 besar penyebab kematian, diperkirakan 10,000 orang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran kemih. Tingginya angka ini banyak disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri. ( WHO, 2012)Tabel 1.1. Data kasus Infeksi Saluran Kemih di RSUP NTB.2010- 2012. No.TahunJumlah kasus (orang)Laki-lakiPerempuan

1. 20101104367

2. 2011964937

3. 20121025052

Jumlah 308142156

(Sumber : Rekam Medik RSUP NTB, 2014) Faktor-faktor yang berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita dapat ditemukan.Mikroorganisme yang paling sering di temukan adalah jenis bakteri aerob. Selain bakteri aerob, ISK dapat di sebabkan oleh virus dan jamur. Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antar mikroorganisme infeksi sebagai agentdan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh darihostyang menurun atau karena virulensiagentmeningkat, kemampuanhostuntuk menahan, mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah : pertahanan lokal dari host, peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan humoral maupun imunitas seluler. Adapun cara untuk mencegah atau menghindari infeksi saluran kemih antara lain, di anjurkan untuk sering minum air dan bak sesuai kebutuhan, untuk membilas mikro organisme yang naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feses dan terapi antibiotic untuk membunuh bakteri gram positif dan gram negatif. ( Margareth, 2008 )Dengan demikian, disinilah peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan langsung secara mandiri dan sebagai pendidik untuk memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, sehingga penderita dapat menerapkan pola hidup yang sehat dan untuk menghindari atau mencegah yang menyebabkan penderita harus mengalami perawatan yang lama dapat dihindari, karena banyak masyarakat yang kurang mengenal dengan baik dan benar tentang penyakit infeksi saluran kemih.Berdasarkan kenyataan di atas, penulis tertarik menyusun proposal karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Pada Kasus infeksi saluran kemih, di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tanggara Barat.

1.2 Rumusan Masalah Bila penderita ISK tidak di obati dan di berikan perawatan dengan baik, maka dapat menimbulkan komplikasi dan sering kali memerlukan pertolongan darurat dan perawatan di rumah sakit yang lama. Tingginya angka prevalensi penyakit ISK dan belum optimal perawatan dalam menerapkan peran fungsinya secara profesional baik dalam memberikan informasi atau penyuluhan secara berkesinambungan mengakibatkan angka kematian dan kesakitan pada kasus ISK terus meningkat. ( Suharyanto, 2009) Berdasarkan upaya tersebut maka penulis dapat merumuskan masalah Bagaimana cara melaksanakan asuhan keperawatan yang baik dan benar dengan gangguan sistem perkemihan pada kasus infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB?1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan UmumPenulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih melalui pendekatan dan penerapan proses keperawatan secara benar tepat dan sesuai standar keperawatan secara profesional.1.3.2 Tujuan Khusus Di harapkan penulis mampu:1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.2. Mengidentifikasi data diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan dengan gangguan sistem perkemihan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.3. Menyusun dan menetapkan rencanaasuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.4. Melakukan tindakan asuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.6. Melakukan pendokumentasi asuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.1.4 Manfaaat Penulisan1.4.1 Institusi pendidikanMerupakan bahan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan asuhan keperawatan pada gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih. Sebagai bahan acuan di bidang pengetahuan dan pengembangan riset.

1.4.2 Rumah sakit Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam menentukan kebijakan pada masa yang akan datang dan memberi masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan khususnya bagi penderita infeksi saluran kemih.1.4.3 PerawatUntuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan sebagai bahan pengembangan pengetahuan yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kekambuhan pada kasus infeksi saluran kemih1.4.4 PenulisDapat menambah pengalaman dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama di pendidikan, khususnya dalam penanganan asuhan keperawatan pada gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih.1.5 Metode Pengumpulan Data1.5.1 WawancaraMengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa langsung kepada klien (auto anamnesa) dan wawancara dengan keluarga atau orang lain yang mengetahui informasi tentang klien allo anamnesa. ( Nursalam, 2008 )1.5.2 ObservasiObservasi ini di lakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengamatan langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik di lakukan melalui panca indera yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.( Nursalam, 2008 )1.5.3 Studi DokumentasiStudi dokumentasi dilakukan dengan pancaindera dengan cara mempelajari status klien, dokumen perawatan medik dan dokumen yang sah. ( Nursalam, 2008 )1.5.4 Studi KepustakaanDalam kepustakaan ini penulis menggunakan literatur atau sumber buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang telah dibahas. (Nursalam, 2008)1.6 Sistematika PenulisanProposal Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari :PENDAHULUAN1.6.1 BAB 1 : PendahuluanBab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data, dan sistimatika penulisan.TINJAUAN PUSTAKA1.6.2 BAB 2 : Tinjauan PustakaBab ini merupakan penguraian dan pembahasan yang secara garis besar berisi :1. Konsep Dasar PenyakitMenguraikan dan membahas tentang pengertian infeksi saluran kemih, anatomi dan fisiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, dan pemeriksaan penunjang.2. Konsep Asuhan KeperawatanYaitu membahas dan menguraikan tentang kasus yang di jadikan sebagai latihan atau ilustrasi yang terdiri dari:a. Pengkajianb. Diagnosa keperawatanc. Rencana asuhan keperawatand. Tindakan asuhan keperawatane. EvaluasiDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1. Konsep Dasar Penyakit infeksi saluran kemih2.1.1. DefinisiInfeksi saluran kemih (ISK) adalah berkembang biaknya microorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/ microorganisme lain, tempat yang sering mengalami ISK adalah kandung kemih (sititis), uretra (uretritis), dan ginjal (fielonefritis), ( Suharyanto, 2009 ).Infeksi saluran kemih sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari bakteri (M. Clevo Rendy, Margareth, 2012)Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri,virus atau mikro organisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi di pria maupun di wanita dari semua umur,dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria.(Sudoyo 2009)Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa infeksi saluran kemih berkembang biaknya Mikroorganisme dalam saluran kemih yang menyebabkan bakteri yang masuk dalam saluran kemih berkembang biak dapat menimbulkan terjadinya pyelonefritis, gagal ginjal.2.1.2. Anatomi dan Fisiologi1. Anatomi

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Perkemihan (Scanlon, 2007)Sistem perkemihan terdiri dari :a. UreterUreter merupakan saluran retroperitoneum yang menghubungkan ginjal dengn kndung kemih. Pada awalnya, ureter berjalan melalui fasia gerota dan kemudian menyilang muskulus psoas dan pembuluh darah iliaka komunis. Ureter berjlan sepanjang sisi posterior pelvis, di bawah vas deferen, dan memasuki basis vesika pada trigonum. Pasokan darah ureter berasal dari pembuluh darah renalis, gonad, aorta, iliaka komunis, dan iliaka enterna. Susunan saraf otonom pada dinding ureter memberikan aktivitas peristaltik, di mana kontraksi berirama berasal dari pemacu proksimal yang mengendalikan transport halus dan efisien bagi urine dan pelvis renalis ke kandung kemih. ( Suharyanto, 2009 )b. UretraUretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang luar, di lapisi oleh membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung kemih. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot melingkar, membentuk sfingter uretra. Panjang uretra pada wanita sekitar 2,5-3,5 cm sedangkan pada pria 17-22,5 cm. ( Suharyanto, 2009 )c. Kandung kemihKandung kemih (vesika urinaria- VU) berfungsi sbagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir atau kendi. Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang simpisis pubis. Pada banyi letaknya lebih tinggi. Bagian bawah adalah basis sedangkan bagian atas adalah fundus penegaknya mengarah ke depan bawah dan ada di belakang simpisis. Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan berotot, lapisan sub mukosa, dan lapisan mukosa dari epithelium transisional. Tiga saluran bersambung dengan kndung kemih. Dua ureter bermuara secara oblik sebelah basis, letak oblik menghindar urine mengalir kembali kedalam ureter. Uretra keluar dari kandung kemih sebelah depan. Daerah segitiga antara lubang ureter dan uretra di sebut segitiga kandung kemih (trigonum vesica urinarius). Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simpisis pubis, utrus, dan vagina. Dari uterus, kandung kemih di pisahkan oleh lipatan peritoneum ruang utero- vesikal atau ruang douglas. ( Suharyanto, 2009 )d. Bladder training Bladder training adalah latihan kandung kemih yang bertujuan untuk mengembangkan tonus otot dan spingter kandung kemih agar berfungsi optimal. Bladder training adalah latihan kandung kemih setelah kateter terpasang dalam waktu lama. Bladder training biasanya di gunakan untuk stress inkontinensia, desakan inkontinensia, atau kombinasi keduanya yang di sebut inkontinensia campuran.e. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, terletak di kedua sisikolumna vertebralis. Ginjal terlindungi dengan baik dari trauma langsung karna di sebelah posterior di lindungi oleh tulang kosta dan otot- otot yang meliputi kosta, sedangkan di bagian anterior di lindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kanan sedikit lebih rendah di bandingkan dengan ginjal kiri karna tertekan ke bawah oleh hati. Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12- 13 cm, tebalnya 6 cm dan beratnya 120-150 gram,Ginjal melakukan fungsi vital sebagai pengaturan volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal di lakukan dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus di ikuti dengan reabsobsi sejumlah solute dan air dalam jumlah yang tepat di sepanjang tubulus ginjal, kelebihan solute dan air akan di ekskresikan ke luar tubuh sbagai air kemih sebagai system pengumpul.

Gambar 2.2 Anatomi Ginjal (Scanlon,2007)b. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.1) Korteks : bagian luar dari ginjal2) Medulla: bagian dalam dari ginjal3) Pyramid : medulla yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga4) Kolumna bertini: bagian korteks yang mengelilingi pyramid5) Papilaris berlini: papilla dari tiap pyramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul6) Pelvis : reservoir utama system pengumpul ginjal7) Kaliks minor : bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis ginjal.8) Kaliks mayor: kumpulan dari beberapa kaliks minor Bagian korteks merupakan bagian luar yang berhubungan langsung dengan kapsul, sedang medulla merupakan bagian dalam yang berada dibawah korteks. Medulla ginjal terbagi menjadi beberapa massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal, terdapat 12 sampai 18 piramida tiap ginjal. Kolumna dari bertin merupakan tonjolan korteks kedalam medulla dan memisahkan medulla. Ujung atau akhir piramida disebut papilla yang menyalurkan urine yang terbentuk kedalam collectim system dan berhubungan dengan kaliks minor. Beberapa kaliks minor bergabung membentuk kaliks mayor, dimana kaliks mayor akan bergabung lagi membentuk pelvis renal yang terletak diatas ureter. Aliran darah ke ginjal berasal dari arteri renal, merupakan arteri tunggal (end artery) cabang dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena cava inferior. Saluran getah bening (limfe) dari ginjal mengalir ke kelenjar limfe di hilus renalis selanjutnya ke kelenjar limfe paraaorta. Persyaratan dari ginjal dilaksanakan oleh system otonom, yaitu simpatis dan parasimpatis. Bila diperiksa secara hitologik maka ginjal terdiri dari satuan unit fungsional yang disebut nefron, masing-masing ginjal terdapat 1 juta sampai 1,25 juta nefron, semua berfungsi sama dan independen. Tiap nefron terbentuk dari dua komponen utama : Glomerulus dan kapsula Bowmans tempat air dan larutan difiltrasi dari darah dan, tubulus yang mereabsorpsi material penting dari filtrate dan memungkinkan bahan-bahan sampah dan material yang tidak dibutuhkan untuk tetap dalam filtrate (material hasil filtrasi glomerulus) dan mengalir ke pelvis renalis sebagai urine. Glomerulus terdiri atas sekumpulan kapiler-kapiler yang mendapat suplai nutrisi dari arteriole afferent dan diperdarahi oleh arteriole afferent. Glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowmans arteriole afferent mensuplai darah ke kapiler peritubuler. Cairan filtrate dari kapiler masuk ke kapsula kemudian mengalir kedalam system tubular, yang terdiri atas empat bagian:1) Tubulus proksimus2) Ansa henle3) Tubulus distalis4) Tubulus kolegentesBerdasarkan letak nefron pada massa ginjal, ada dua tipe nefron:a) Nefron kortikalb) Nefron jukstamedularNefron yang meiliki glomerulus dan terletak diluar korteks disebut nefron kortikal, nefron tersebut mempunyai ansa henle pendek yang menembus kedalam medulla dengan jarak dekat. Nefron jukstamedular kira-kira 20% sampai 30% mempunyai glomerulus dan terletak di korteks renal sebelah dalam dekat medulla, nefron ini mempunyai ansa henle yang dan masuk sangat dalam ke medulla, pada beberapa tempat semua berjalan ke ujung papilla renal. Struktur vaskuler yang menyuplai nefron jukstamedular juga berbeda dengan yang menyuplai nefron kortikal. Pada nefron kortikal, seluruh system tubulus dikelilingi oleh jaringan kapiler peritubular yang luas, sedangkan pada nefron jukstamedular, arteriol afferent panjang akan meluas dari glomerulus turun ke bawah menuju medulla bagian luar dan kemudian membagi diri menjadi kapiler-kapiler peritubular khusus yang disebut vasa rekta, meluas ke bawah menuju medulla dan terletak berdampingan dengan ansa henle. Seperti ansa henle, vasa rekta kembali menuju korteks dan mengalirkan isinya kedalam vena kortikal, jaringan kapiler khusus dalam medulla ini memegang peranan penting pembentukan urine pekat. 2. Fisiologi Ginjal melakukan fungsi yamg paling penting dengan menyaring plasma dan memindahkan zat dari fitrat dengan kecepatan yang berfariasi bergantung pada kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal membuang zat yang tidak di inginkan dengan filtasi darah dan menyekresi ke dalam urin. Sementara zat yang di butuhkan masuk kembali dalam darah. Untuk mempertahankan homeostasis ekskresi air dan elektrolit sesuai dengan asupan, bila mlebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikatnya. Jika asupan dari ekskresi, jumlah zat dalam tubuh akan berkurang.Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi naturium sebagai respon terhadap perubahan asuhan naturium sangat besar, menunjukan bahwa pada manusia normal naturium dapat di tingkatkan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hydrogen, magnesium dan fosfat fungsi system homeo stasis urinaria : a. Mengatur folume dan tekanan darah dengan mengatur banyaknya air yang hilang dalam urin, melepaskan eritropoietin dan melepaskan renninb. Mengatur kosentrasi plasma dengan mengontrol jumlah naturium, kalium, klorida, dan ion lain yang hilang dalam urin dan mengontrol kadar ion kalsium. c. Membantu menstabilkan pH darah, dengn mengontrol kehilangan ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urin.d. Menyimpan nutrien dengn mencegah pengeluaran dalam urin, mengeluarkan produk sampah nitrogen seperti urea dan asam urat.e. Membantu dalam mendeteksi racun.Zat yang di butuhkan tubuh akan beredar kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal darah masuk ke dalam pembuluh darah beredar ke seluruh tubuh.Ginjal berperan dalam homeostasis ( Pemeliharaan konsentrasi) secaara lebih ekstensif di bandingkan dengan organ organ lain. Ginjal mengatur komposisi elektrolit, volume, dan pH lingkungan internal dan meng eleminasi semua zat sisa metabolism tubuh, kecuali Co2 yang di keluarkan oleh system pernafasan. Ginjal melaksanakan fungsi pernafasan ini dengan mengiliminasi zat zat tidaak di butuhkan oleh tubuh melalui urin, misalnya zat sisa metabolisme dan kelebihan garam atau air. Sementara menahan zat yang bermanfaat bagi tubuh. Organ ini juga mampu mempertahankan konstituen konstituen plasma yang konsentrasinya di jaga dalam rentang sempit agar tidak mengganggu kehidupan walaupun pemasukan dan pengeluaran kontituen tersebut dari jalan lain sangat bervariasi. Sebagai gambaran seberapa besar tugas ginjal , kira- kira seperempat dari seluruh darah di pompa ke dalam sirkulasi sistemik ke ginjal, kira- kira seper empat dari seluruh daarah di pompakan ke dalam sirkulasi sistemik ke ginjal, untuk di sesuaikan atau di murnikan dengan hanya tiga perempatnya yang di gunakan untuk pemasok seluruh jaringan lain. Menurut Syaifuddin, 2011 Cara spesifik yang di lakukan ginjal untuk membantu homeostatis meliputi: a. Fungsi regulasi 1) Ginjal mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar elektrolit CES termasuk elektrolit- elektrolit yang penting untuk ekstibilitas muskulus.2) Ginjal berperan memperthankan pH yang sesuai dengan meng eliminasi kebersihan H+ (Asam) atau HCO3 (Basa) dalam urin3) Ginjal membantu mempertahankan volume plasma yang sesuai, yang penting untuk pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri dengan mengontrol keseimbangan garam dalam tubuh. volume CES termasuk volume plasma, adalah cerminan dari beban garam total dalam CES, karna Na+ dan anion penyertanya CI- menentukan lebih dari 90% aktivitas osmotic (menahan air) CES4) Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, yang penting untuk memeperthankan osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) CES yang sesuai. Peran ini penting untuk mempertahankan stabilitas volume sel darah mencegah sel membengkak atau menciut akibat masuk dan keluarnya air secara osmosis berturut- turut.b. Fungsi ekskresi1) Ginjal meng ekskresi produk produk akhir metabolism dalam urin. Zat- zat sisa ini bersifat tosik bagi tubuh apabila tertimbun. 2) Ginjal juga meng ekskresi banyak senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh.c. Fungsi hormonal 1) Ginjal menyekresi eritropoitin, hormone yang merangsang fungsi sel darah merah oleh sum- sum tulang. Fungsi ini berperan dalam homeostatis dengan membantu mempertahankan kandungan O2 dalam darah terkait ke hemoglobin di dalam sel darah merah.2) Ginjal menyekresi renin, hormone yang mengawali jalur renin- angiotensin - aldosteron untuk mengatur reabsorbsi Na+ oleh tubulus, yang penting dalam pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.3) Fungsi metabolisme. Ginjal membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Vitamin D penting penyerapan Ca++ dari daluran pencernaan. Kalsium sebaiknya memiliki banyak fungsi homeostatik.2.1.3. EtiologiMenurut (Liamidar, 2002) Etiologi infeksi saluran kemih meliputi:1) Jenis jenis mikro organism yang menyebabkan ISK,antara lain :a. Escherichia Coli:90% penyebab ISK uncomplicated (simple)b. Pseudomonas ,proteus, klebsiella :penyebab ISK complicatedc. Entrobacter,staphylococcus epidemidis,entrococci, dan lain-lain 2) Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut,antara lain:a. Sisa urin dalam kndung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektifb. Mobilitas menurun c. Nutrisi yang sering kurang baikd. Sistem imunitas menurun ,baik seluler maupun humorale. Adanya hambatan dalam aliran urin 2.1.4. Patofisiologi Menurut ( Syaifuddin, 2011 ) patofisiologi infeksi saluran kemih sebagai brikut :1) Infeksi saluran kemih atas ( Pielonefritis)Pielonefritis adalah radang saluran kemih disertai paling sedikit 2 kelainan dalam kaliks ginjal. Pielonefritis merupakan penjalaran dari infeksi di tempat lain ( sepsis/bakteriemia)a. Penjalaran LimfogenTerutama dari tractus Gastroinstestinalis (ada hubungan langsung antara KGB kolon dan ginjal).b. Penjalaran AscendingYaitu melalui Lumen Tractus Uranius (dengan adanya refluks/radang mikroskopik sepanjang ureter).Pielonefritis dapat timbul dalam bentuk akut maupun kronis. Dimana pielonefritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri terjadi karena bakteri menjalar ke saluran kemih dari aliran darah. Walaupun pielonefritis akut secara temporer dapat mempengaruhi fungsi renal, jarang sekali menjadi suatu kegagalan ginjal. Pielonefritis kronis juga berasal dari infeksi bakteri, namun juga factor-faktor lain seperti refluks, urin, dan obstruksi saluran kemih turut berperan fielonefritis kronis merusak jaringan ginjal untuk selamanya (irreversible) akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya jaringan parut. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dan infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat. Diduga bahwa fielonefritis menjadi diagnose yang sungguh-sungguh dari satu per tiga orang yang menderita kegagalan ginjal kronis.2) Infeksi saluran kemih bawah (sistitis, uretritis)Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah iyalah oleh organisme geram negative seperti E. Colli, Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum orang itu sendiri dan turun melalui urethra ke kandung kencing. Pada waktu mikturisi, air kemih bias mengalir kembali ke ureter (vesicouretral refluks) dan membawa bakteri dari kantong kemih keatas ke ureter dank epelvis renalis. Kapan saja terjadi urin statis seperti maka bakteri mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk bertumbuh dan menjadi media yang lebih alkalis sehingga menyuburkan pertumbuhannya.Infleksi saluran kemih dapat terjadi jika resistansi dari orang itu terganggu. Factor-faktor utama dalam pencegahan infleksi saluran kemih adalah integritas jaringan dan suflai darah. Letak dari permukaan lapisan jaringan mukosa memungkinkan bakteri masuk menyerang jaringan dan menyebabkan infeksi. Pada kandung kemih suflai darah ke jaringan bias kompromi bila tekanan didalam kandung kemih meningkat sangat tinggi

2.1.5. PathwayKurangnya pengetahuanMikroorganisme kateterisasiKlainan kongenital

Obstruksi & gangguan

ISK bawah kurang personal hygieneReflek pengaliran tidak lancarKelainan anatomiFungsi katub uretrovesikuler

Peny. Kronis, DM, Peny. Ginjal

Uretra

Urine statis di vesika urinariaUreter sempit

Infeksi (ginjal)Penimbunan cairan & kuman

obstruksi

Aliran balik

Jaringan parut

Distensi, nyeri pinggangPerkembangan kuman meningkat

Reflek renointestin

ISKCemas

Respon peradangan

MualMuntah

Rasa sakit & panas pada simpisis, DysuriaTerjadi peradanagn pada mukosa

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kandung kemih tidak kuat menampung urine

Nyeri akut

Urgency

Gangguan pola Eliminasi Urine

Gambar 2.3 Pathway Infeksi saluran kemih, ( Suharyanto, 2009 )2.1.6. Tanda dan GejalaMenurut ( Mansjoer, 2000) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih meliputi :Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :1. Mukosa memerah dan oedema 2. Terdapat cairan eksudrat yang purulen3. Ada ulserasi pada uretra 4. Adanya rasa gatal yang menggelitik5. Adanya nanah awal miksi6. Nyeri pada saat miksiNyeri di klasifikasikan menjadi beberapa macam : a. Menurut sifat1) Seperti di iris benda tajam2) Seperti di tusuk pisau3) Seperti terbakar 4) Seperti di remas - remas b. Menurut berat ringannya 1) Nyeri ringan 2) Nyeri sedang3) Nyeri beratc. Menurut waktu1) Nyeri akut2) Nyeri kronisd. Skala nyeri Menurut Mc. Gill1) 0 : Tidak nyeri2) 1 : Nyeri ringan 3) 2 : Tidak sedang4) 3 : Nyeri menekan/ distress5) 4 : Sangat nyeri6) 5 : Nyeri yang menyiksaSistitis biasanya memperlihatkan gejala : 1) Disuria ( Nyeri waktu berkemih)2) Peningkatan frekuensi berkemih3) Perasaan ingin berkemih4) Adanya sel sel darah putih dalam urin5) Nyeri punggung bawah atau suprapubik 6) Demam yang di sertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :1) Demam 2) Menggigil3) Nyeri pinggang 4) Disuria

2.1.7. Faktor Resiko Infeksi Saluran KemihMenurut ( Mansjoer, 2000) Faktor resiko infeksi saluran kemih sebagai brikut :1. Wanita cenderung mudah terserang di bandingkan dengan laki-laki. Factor- factor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari uretra dekat kepala rektum dan kurang proteksi sekresi prostat di bandingkan dengan pria. 2. Abnormalitas structural dan fungsional Mekanisme yang berhubungan statis urin yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urin yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostaltik. Contoh : striker, anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vecisalis3. ObstruksiContoh : tumor, hipertrofi prostat4. Gangguan intervasi kandung kemih Contoh : Malformasi sum- sum tulang belakang congenital, multiplesklerosis. 5. Penyakit Kronis Contoh : Gout, DM, Hipertensi, penyakit stickle cell.6. InstrumentasiContoh : Prosedur kateterisasi 7. Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.

2.1.8. KomplikasiMenurut ( Suharyanto, 2009) Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih meliputi :1. PyelonefritisInfeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau ke dua ginjal.2. Gagal ginjalTerjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak di obati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.3. Pembentukan Abses ginjal atau perirenalPeradangan ginjal akibat infeksi. Di tandai denganpembentukan sejumlah bercak kecil ber nanah atau abses yang lebih besar yang di sebabkan oleh infeksi yang menjalar ke jaringan ginjal melalui aliran darah.4. Kolik renalNyeri hebat yang biasanya di daerah antara iga dan panggul, yang menjalar sepanjang abdomen dan dapat berakhir pada area genital dan paha bagian dalam.2.1.9. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan diagnostik menurut (Suharyanto, 2009 ) meliputi :1. Labolatoriuma. Analisa urin : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, puss,bakteri dan Ph meningkatb. Urin kuturUntuk menentukan kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya streptococcus, E coli c. Darah : Terdpat peningkatan leukosit ureum,dan kreatininBlass Nier Ophage- intra venous Pyologram ( BNO-IVP)1) Menunjukan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri Abdominal, panggul2) Menunjukan abnormalitas anatomi saluran perkemihana) Cystocopi: mengetahui kerusakan dari serabut- serabut otot pada kandung kemih2. Pemeriksaan Radiologi a. Pemeriksaan ultra soundUntuk mendeteksi abnormalitas. Organ- organ dalam system urinarius : abnormalitas adanya akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun adanya obstruksi.b. Pemeriksaan dengan sinar-X 1) Kidney, Ureter, dan Bladder (KUB)Untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan meng identifikasi ke lainan seperti : tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas jaringan sekitarnya. 2) Computed Tomography ( CT) dan Magnetic Resonance Imanging (MRI)Merupakan teknik inovatif yang memberikan gambaran penampang ginjal serta saluran kemih ukuran, serta bentuk ginjal : hidronefrosis, kista, tumor3) Urografi Intravena ( Intravenous Pyelogram atau IVP)Memungkinkan visualisasi ginjal, ureter dan kandung kemih.2.10 Penatalaksanaan Menurut (Rendi dan Margareth, 2012 ) Penatalaksanaan pada infeksi saluran kemih meliputi :1. Penatalaksanaan Medisa. Pengobatan nonfarmakologi1) PenyuluhanPenyuluhan ditujukan untuk peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit infeksi saluran kemih sehingga klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, menggunakan obat secara benar, dan berkonsultasi pada tim kesehatan.2) Menghindari faktor pencetus Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus infeksi saluran kemih yaitu menjaga kebersihan diri diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pada wanita, Membersihkan perineum dari depan ke belakang ,Pakaian dalam dari bahan katum Menghindari kopi, alcohol3) Pengobatan farmakologi Antibiotik: Untuk menghilangkan bakteri a) Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1-2 minggub) Anti biotik jangka panjang (baik dengan obat yang sama atau dig anti) dalam jangka waktu 3- 4 minggu.c) Pengobtan profilaktik dengan dosis rendah 1x sehari sebelum tidur dalam waktu 3- 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.d) Analgetik dan Anti spasmodicUntuk mengurangi rasa nyeri yang di rasakan oleh penderitae) Obat golongan venozopyridine : Pydium. Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih.2. Penatalaksanaan Keperawatana. Observasi keadaan pasien, meliputi :1) Tekanan darah2) Suhu tubuh 3) Nadi4) Tingkat kesadaran bila ada penurunan kesadaran segera lapor kepada dokter.Tujuan observasi keadaan ini adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien, sehingga dapat segera dilaporkan kepeda dokter untuk segera di tanggulangi.b. Mengawasi pemberian cairan melalui infusCairan harus cukup diberikan, karena biasanya terjadi kehilangan banyak cairan akibat retensi urin dan lain-lain, dan anjurkan pasien untuk minum secukupnya.c. Selama pasien merasakan nyeri yang sangat sakit harus istirahat di tempat tidur dan kebutuhan pasien sehari-hari dibantu oleh perawat sesuai dengan kemampuannya, seperti : makan, minum, defekasi dan kebersihan umum pasien.d. Mengatur posisi tidur semi fowler.e. Istirahat yang cukup agar nyeri bisa berkurang atau terkontrolf. Pada waktu serangan timbul, berikan makanan yang lunak dan diberikan minum air hangat.g. Ruangan cukup penerangan ventilasi dan fasilitas memadai sehingga suasana nyaman dan pertukaran udara dalam ruangan lancar.h. Menjaga kebersihan klien tempat tidur dan sekitar ruangan sehingga pasien merasa segar dan nyaman.

4.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien infeksi saluran kemih hendaknya dilakukan secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi atau mengatasi masalah-masalah kesehatan. (Hidayat, 2007 )Proses keperawatan terdiri dari enam tahapan, yaitu: pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. ( Hidayat, 2007)2.2.1 PengkajianPengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien ( Hidayat,)Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu yang meliputi 1. Pengumpulan dataPengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamneses, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.a. Identitas penderita Meliputi nama, umur, jenis kelamin (ISK banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan laki-laki), pada usia 25 - 55 tahun, status, agama/ kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat.b. Keluhan utamaKeluhan utama klien adalah nyeri saat berkemih, nyeri pada suprapubis tanda vital dapat meningkat disertai nyeri, suhu dan nadi meningkat mungkin karna infeksi serta tekanan darah dapat turun apabila nyeri sampai mengakibatkan shok.c. Riwayat kesehatan sekarangPada klien infeksi saluran kemih keluhannya adalah nyeri, dapat pula terjadi nyeri kolik/kolikrenal yang menjalar ke testis pada pria dan kandung kemih pada wanita. Klien juga dapat mengalami gangguan saluran gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi urin.d. Riwayat kesehatan dahuluKeadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita, antara lain batu saluran kemih, hiperparatiroidisme, penyakit inflamasi khusus, gout, keadaan-keadaan yang mengakibatkan, imobilisasi lama dan dehidrasi (Carpenito 2005).e. Riwayat kesehatan keluarga Beberapa penyakit atau kelainan yang sifatnya herediter dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi saluran kemih antara lain riwayat keluarga dengan renal tubular asidosis (RTA) sistimuria, sanxinuria dan dehidroxinadeninoria.Menurut Hidayat ( 2012 ), konsep Bio-Psiko-sosial-spiritual Virginia Handerson terdiri dari 14 komponen dan di modifikasi dengan konsep teori infeksi saluran kemih menurut Somantri (2012) antara lain :1) Respirasi Pada kasus infeksi saluran kemih biasanya tidak dijumpai kelainan pada system respirasi maupun pemenuhan kebutuhan oksigen.2) NutrisiMual/muntah, nyeri tekan abdomen diet tinggi protein, kalsium oksalat, dan fosfat, ketidak cukupan pemasukan cairan, adanya distensi abdomen, penurunan/ tidak adanya bising usus, dan muntah.3) Eliminasi Pada klien infeksi saluran kemih, dapat mengalami rasa nyeri pada saat berkemih, kesulitan untuk memulai miksi, nyeri pada abdomen bagian bawah, sering berkemih dan adanya demam.

4) Aktivitas bekerja Gangguan pada aktivitas bekerja dikarenakan nyeri pada perut bagian bawah. 5) Istirshat tidur Gangguan pola istirahat tidur karna rasa nyeri dan tidak nyaman disekitar perut bagian bawah. 6) Berpakaian Tidak ada masalah dalam aktivitas memakai pakaian.7) Suhu tubuhPada keadaan lanjut terdapat peningkatan suhu tubuh harus dicurigai adanya infeksi. 8) Personal hygieneGangguan kebersihan diri karna ketidak mampuan menahan miksi.9) Integritas egoKecemasan, gelisah, kurang istirahat, peningkatan ketegangan/ peka rangsangan.10) Keamanan dan mencegah kecelakaan Nyeri berat dan nyeri kolik, perilaku distraksi, nyeri tekan pada area sistitis pada saat dipalpasi.

11) KomunikasiTidak ada gangguan pada pola komunikasi.12) IbadahMengkaji hubungan klien sebagai hamba dengan tuhannya, biasanya ada perasaan kurang khusu karna rasa nyeri.13) Rekreasi Respon sensitive karna nyeri, gelisah, kurang bisa istirahat.14) BelajarDi saat sakit adakah ke inginan untuk belajar belajar.f. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada infeksi saluran kemih antara lain Perlu di kaji tentang kesadaran klien, kecemasan, kegelisahan kelemahan suara bicara, denyut nadi,suhu Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yaitu :1) Keadaan umum : Sedang2) Kesadaran : Composmetis3) Vital sign : 120 130 mengalami 4) Nadi : 80 90 mengalami

a) Kepala dan RambutInspeksi : biasanya Pada infeksi saluran kemih kepala tampak simetris, warna rambut hitam, tekstur lurus atau bergelombang.Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan pada daerah kepalab) WajahInspeksi : biasanya bentuk wajah simetris, ekspresi wajah tegang karna masih merasa nyeri Palpasi : tidak adanya nyeri tekanc) MataInspeksi : biasanya bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, lensa jernih, pupil isokor, sklera anikterik.d) HidungInspeksi: biasanya tidak menggunakan alat bantu nafasPalpasi : tidak terdapat nyeri tekane) TelingaInspeksi : biasanya telinga simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran baikf) Mulut dan gigiInspeksi: biasanya bibir kering, lidah kotor tidak ada peradangan pada tonsil dan mukosa mulut kering, tidak terdapat karies pada gigi.g) LeherInspeksi : biasanya pada infeksi salura kemih tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, bendungan vena jugularis, dan strumaPalpasi : biasanya tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.h) DadaInspeksi : biasanya pada infeksi saluran kemih bentuk dada simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada, bernapas dengan normal tanpa alat bantu.Palpasi : biasanya tulang iga lengkapPerkusi : biasanya suara vesikulerAuskultasi : biasanya vesikuler i) AbdomenInspeksi : biasanya tidak ada lesiPalpasi : biasnya nyeri pada daerah perut bagian bawahPerkusi : bunyi timpani pada abdomen Auskultasi : bising usus normal 12 kali/menitj) EkstrimitasInspeksi : biasanya ekstrimitas atas simetris ekstrimitas bawah simetris, tidak terdapat edemaPalpasi : tidak edemaPerkusi : tidak ada edemak) IntegumenInspeksi : biasanya terlihat keringPalpasi : biasanya turgor kulit kering.2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaiian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut. (Hidayat, 2007)1. Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan perawatan klien. Berdasarkan data-data yang telah terkumpul maka dapat di analisa dan mencari kemungkinan penyebab timbulnya masalah dan merumuskan diagnosa yang ada pada pasien baik aktual maupun potensial. (Hidayat, 2007)

Tabel 2.2 Analisa Data Infeksi Saluran KemihNoSymptomEtiologiProblem

1DS:1. Klien biasanya mengeluh nyeri dan panas seperti terbakar pada saat berkemih

2. Klien biasanya mengeluh nyeri di daerah kemaluanDO:1. Klien tampak tidak tenang

2. Tampak meringis

3. Kesadaran compass metis

Respon peradangan

Rasa sakit & panas pada simpisis

Dysuria

Nyeri Akut

2DS:1. pada saat berkemih air kencingnya keluar sedikit- sedikit

2. Pada saat berkemih air kencingnya langsung keluar tapi terputus- putusDO:1. Klien tampak lemah

2. Klien tampak kesulitan saat berkemih

Terjadi peradanagn pada mukosa

Kandung kemih tidak kuat menampung urine

UrgencyGangguan pola eliminasi urin

3DS: 1. Nafsu makan klien berkurang

2. Klien mengatakan merasa mual

DO:1. BB berkurang

2. Makanan yang di sediakan di rumah sakit hanya dapat di habiskan 1/2 dari porsi yang di sediakan

3. Biasanya mukosa mulut keringReflek renointestin

Mual Muntahperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4DS:1. Biasanya klien merasa cemas dengan kondisinya DO:1. Biasanya klien tampak gelisah

2. Biasanya klien tampak tidak tenang berada di rumah sakit

Kurangnya pengetahuanCemas

5DS:1. Biasanyaklien mengatakan tidak tau tentang penyakitnya saat ini.DO:1. Biasanya klien tmpak bingung

2. Biasanya klien tmpak tidak mengerti tentang penyakit yang di deritanya saat ini.

3. Biasanya klien menanyakan tentang penyakitnya saat ini

Kurangan ilmu pengetahuan tentang penyakiynyaKurang pengetahuan

Diagnosa keperawatan menurut (Donges, 2000)2. Rumusan diagnose keperawatana. Rumusan diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan infasi bakteri pada mukosa kandungan kemih (sistitis) mengakibatka nyeri panggul atau nyeri supra pubik.b. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksiac. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan trauma mekanik dari infeksi mengakibatkan disuria dan urgensi d. Cemas berhubungn dengan kurangnya pengetahuan e. Kurangnya pengetahuan di tandai dengan kurangnya informasi2.2.3 PerencanaanSetelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu di tetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahap ini di sebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan saran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan. (Hidayat, 2007)Tabel 2.3 Rencana keperawatan untuk pasien infeksi saluran kemihNoDiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilRencana keperawatanRasional

1Nyeri akut bd infasi bakteri pada mukosa kandung kemih

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan keriteria hasil:

1. Pasien mengatakan bahwa nyeri berkurang saat istirahat

2. aktivitas atau berkemih, klien tidak meringis

3. Penurunan kebutuhan terhadap analgetika. 1. Kaji Tingkat, frekuensi, episode nyeri pada area panggul, apakah bersifat unilateral atu bilateral.2. Ajarkan teknik relaksasi, perubahan posisi

3. Berikan kompres hangat pada daerah yang nyeri

4. Pantau tanda vital

5. KolaborasiBeri analgetik dan evaluasi eveknya selama 30 menitn, 1 jam dan tiga jam untuk menentukan responyeri (aspirin, oxycodone, meperidine)

6. Perawat atau pemeliharaan a. Lakukan rendaman duduk atau kompres hangat pada perut 3x sehari b. Istirahatkan pasien selama perawata1. Penting untuk menentukan intervensi yang cocok dan meng evaluasi ke efektivan dari terapi yang di lakukan2. Untuk menghilangkan ketegangan dan meningkatkan relaksasi otot

3. Akan meningkatkan sirkulasi pada otot dan mengurangi ketegangan 4. Karena respon otonomi pada nyeri akut yaitu tekanan darah meningkat, nadi meningkat

5. Untuk menurunkan atau mengontrol rasa nyeri

6. Mencegah timbulnya nyeri

2Perubahan Nutrisi kurrang dari kebutuhan tubuh

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:

1. Nafsu makan baik

2. Berat badan stabil

3. Makan 3x sehari dengan porsi yang di sediakan di rumah sakit dapat di habiskan1. Kaji adanya mual dan muntah

2. Berikan makanan sedikit tapi sering

3. Berikan makanan dalam keadaan hangat 4. Jaga oral hygiene, lakukan perawatan mulut setelah munta

5. Timbang berat badan setelah 2 hari

1. Salah satu penyebab intake dan output tidak seimbang adalah mual muntah

2. Membantu mencegah distensi gastr dan ketidak nyamanan serta meningkatkan pemasukan

3. Meningkatkan nafsu makan klien

4. Agar mulut bersih membantu nafsu makan agar baik

5. Untuk mengawasi penurunan BB ketidak efektifan program diet

3Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan trauma mekanik

Pola eliminasi kembali normal frekuensi dan urgensi dengan kriteria hasil:

1. Klien tidak mengalami disuria

2. Frekuensi dan urgensi eliminasi normal1) Kaji rasa panas, frekuensi, urgensi, bau busuk urin, urin bercampur darah, nanah dan lender

2) Amati, nilai, laporan ulangi pemeriksaan urin: peningkatan RBC,WBC. Urin kultur bakteri >_ 100.000/ml

3) Kolaboratif pemberian anti biotic atau sulfonamide (amoksilin, sulfisoxazole)4) Perawatan atau pemeliharaan tempat pasien dekat kamar kecil atau kamar mandi

5) Pendidikan pada pasien atau keluargaa. Laporan perubahan gejala

b. Tampung urin untuk pemeriksaan

c. Bagi pasien wanita, anjurkan untuk membersihkan area genitalia dan rectal setelah berkemih, defikasi, dan intercourse: dari depan ke belakang

d. Kosongkan kndung kemih setiap 4 jam, gunakan tampol atau popok danganti setiap 3-4 jam, gunakan pakaian dalam yang terbuiat dari katum, hindari celana ketat.

1. Menandakan adanya infeksi yang mengakibatkan iritasi kandungan kemih

2. Menentukan penanganan jika hasil lab.> dari batas normal

3. Pengobatan infeksi akan mengalami gejal dengan menghambat sintesis bakteri

4. Urgensi di sebabkan oleh inkontinensia dan rasa malu

5. Untuk mengetahui efktif dan tidak efektifnya pengobatan dan mengetahui kambuhnya infeksi

6. Mendapatkan bahan kultur urin untuk pemeriksaan adanya bakteri

7. Mencegah kontaminasi dari genital

8. Mencegah stasis urin termedia pertumbuhan bakteri: kontaminasi dan iritasi genital

4Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi

Tujuan klien mendemostrasikan ansietas berkurang criteria hasil:

1. Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan dignostik dan rencana terapeutik2. Keluhan berkurang tentang cemas atau gugup

3. Ekspresi wajah rileks

1. Berikan kesempatan kepada klien dan orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan dan harapannya.

2. Perbaiki konsep yang salah Berikan informasi tentang

1) Sifat penyakit2) Tujuan tindakan yang di programkan

3. Pemeriksaan diagnostic termasuk:a. Tujuan b. Depskripsi singkat tentang prosedurc. Pemeriksaan setelah perawatan d. Beri informasi selama episode nyeri

4. Pertahankan instruksi dan penjelasan singkat dan sederhana.

5. Berikan informasi lebih detail bila nyeri terkontrol.1. Memberikan dukungn emosional dan dorongn pada klien untuk berbagi memungkinkan klien untuk meng klarifikasi rasa takutnya dan member kesempatan pada perawat untuk memberikan umpan positif dan penenang

2.Faktor penunjang ansietas yang dapat di ubah termasuk ketidak lengkapan dan ketidak akurat informasi.yang akurat dan kesalahan konsep dapat membantu menghilangkan rasa takut dan mengurangi ansietas.

3. Banyak klien memerlukan dukungn spiritual untuk meningkatkan kemampuan kopong

4. Penelitian menunjukan bahwa anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan mengakibatkan peningkatan kerja sama klien dan penyelesaian positif pada pengalamn 5. Strategi keperawatan akan berada tergantung pada tingkatan ansietas

5Kurang pengetahuan bd kurangnya informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x24 jam diharapkan pengetahuan klien bertambah dengan keriteria hasil:

1.Menyatakan pemahaman proses penyakit atau prognosis

2.Mengidentifikasi tanda dan gejala proses penyakit

3.Melakukan perubahan pola hidup atau perilaku yang perlu 1. Kaji ulang proses penyakit, pengalaman pasien

2. Dorong menyatakan rasa takut atau perasaan dan perhatian

3. Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi alcohol,pemasukan cairan cepat (terutama alcohol)

4. Kaji ulang tanda atau gejala memerlukan evaluasi medi, contoh urin keruh dan berbau

5. Diskusikan perlunya pemberitahuan pada perawat kesehatan lain tentang diagnosa.1. Memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi

2. Membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitas vital

3. Dapat menyebabkan iritasi prostat dengan masalah kongesti, peningkatan tiba- tiba aliran urin dapat menyebabkan distensi kandung kemih

4. Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi lebih serius

5. Menurunkan resiko terapi tak tepat, contoh penggunaan kongenstan antikolinergik dan anti depresen meningkatkan retensi urin

Intervensi keperawatan menurut (donges, 2000)

2.2.4 Implementasi KeperawatanImplementasi / tindakan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah di rencanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Jenis tindakan keperawatan yang tercantum dalam langkah atau tahap pelaksanaan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan keperawatan mandiri atau dikenal dengan tindakan independent dan tindakan kolaborasi atau dikenal dengan tindakan interdependent.1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang di dasarkan hasil keputusan bersama seperti dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya. (Hidayat, 2007).2.2.5 Evaluasi KeperawatanEvaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.Ada 2 jenis evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu :1. Evaluasi formatif2. Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera.

3. Evaluasi sumatifMerupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Di samping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan itu tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai. (Hidayat, 2007).2.2.6 Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan adalah kegiatan pendokumentasian keperawatan mencakup rencana sistematis kegiatan kontrak perawat/pasien dalam kurun waktu tertentu secara jelas, lengkap dan obyektif. Ini bertujuan untuk kemudahan asuhan keperawatan dan jaminan mutu, juga pencatatan dan dokumentasi pada anggota sesama tim kesehatan untuk kepentingan pengelolaan klien serta kepada aparat penegak hukum bila diperlukan untuk pembuktian. ( Hendra, 2003)

BAB 3TINJAUAN KASUS3.1 Pengkajian3.1.1 Biodata1. Identitas KlienNama: Ny SUmur:56 TahunJenis kelamin:PerempuanAgama :IslamSuku:SasakPendidikan:SDStatus Perkawinan:Sudah menikahAlamat :Loang make, Jane prieTanggal Masuk RS:21 juni 2014Jam Masuk RS:14.30 witaRuang Atau Kelas :Kenanga No. RM :102704Tanggal Pengkajian:26 juni 2014Jam Pengkajian :08.40 wita2. Identitas Penanggung JawabNama:TnKUmur:33Jenis Kelamin:Laki-lakiPendidikan: SarjanaPekerjaan:DosenAgama:IslamSuku:SasakAlamat:Loang make, Jane prieHubungan dengan Klien: Anak klien

3.1.2 Riwayat Kesehatan1. Keluhan UtamaNyeri seperti terbakar2. Riwayat Penyakit Saat iniKlien datang ke RSUP NTB hari sabtu 21 juni 2014 jam 14.30 wita, klien rujukan PKM jane prie di antar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 5 hari yang lalu, klien mengatakan badannya terasa panas, di pkm sudah di berikan terapi inj ketorolak kemudian pada saat pengkajian klien mengeluh nyeri dan panas seperti terbakar saat berkemih, nyeri di rasakan di daerah kemaluan, klien mengatakan air kencingnya keluar sedikit- sedikit setiap klien berkemihklien mengeluh tidak ada nafsu makan, Pada saat di IGD RSUP NTB Klien langsung di berikan RL 15 tpm, Cefotaxim inj 1 gr/12 jam, Ranitidin inj 1amp/12 jam, keadaan umum klien lemah, kesadaran Composmetis dengan GCS (E4 V5 M6), TTV klien TD: 110/70 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,90C, RR: 22x/menit, setelah mendapat tindakan dan obat-obatan di IGD, klien di pindahkan ke ruang kenanga kelas 1, kamar no: 227 untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.3. Riwayat Penyakit DahuluKlien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama pada tahun 2004 kemudian di rawat di RSUP NTB selama 6 hari sampai sembuh sampai klien pulang namun sakit yang di rasakannya saat ini lebih sakit dari pada yang dulu klien rasakan.4. Riwayat Penyakit keluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang di alaminya saat ini.3.1.3 Pemenuhan Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Virginia Handerson)1. PernafasanSebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah kesulitan dalam bernafasSaat sakit : Klien mengatakan Klien tidak ada masalah saat bernafas, frekuensi 20x/menit, irama vesikuler.2. Kebutuhan nutrisiSebelum sakit : klien mengatakan biasanya makan 3 kali sehari dengan komposisi 1 piring nasi berserta sayur mayur, lauk pauk dan kadang-kadang daging, BB: 55kg. klien minum 6-7 gelas/hari, 1 gelas = 200ccSaat sakit : klien mengatakan tidak ada nafsu makan, klien mengatakan merasa mual tetapi hilang timbul, klien hanya makan 1/2 porsi dari porsi yang di berikan rumah sakit dengan BB : 53kg. Minum 7-8 gelas/hari, klien dapat terapi cairan infuse RL 15 tetes/menit3. Kebutuhan EliminasiSebelum sakit : klien mengatakan biasanya BAB 1-2 kali/hari dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan dan bau khas feses, dan BAK 5-6 kali/hari dengan bau khas dan warna kuningSaat sakit : klien mengatakan selama di rumah sakit tidak pernah BAB selama 2 hari dan BAK 7-8 kali/hari, tetapi air kencing keluar sedikit-sedikit dengan bau khas, warna kemerahan, hasil labolatorium, BJ:1010, Ph: 6.5, Darah: +2, Bakteri:+ Bakteri E. Colli, dan pada saat memulai berkemih air kencing langsung keluar tetapi air kencingnya terputus-putus, saat berkemih klien mengatakan terasa panas seperti terbakar, dan tampak tidak terpasang kateter4. Pola aktivitasSebelum sakit : Klien mengatakan klien dapat melakukan aktivitasnya tanpa ada gangguan, seperti bekerja di rumahSaat sakit : klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya berbaring di tempat tidur. Klien tidak bisa melakukan aktivitasnya karna kondisinya masih lemah klien di bantu ber aktivitas oleh keluarga dan perawat.5. Pola istirahat dan tidurSebelum sakit : Klien mengatakan klien bisa tidur 7-8 jam/hari dan klien tidak pernah mengalami gangguan istirahat tidur. Dengan pola tidur malam dari jam 22.00-05.00 wita, klien tidur siang pukul 14.00-15.30 wita.Saat sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan istirahat tidur, klien dapat tidur 7-8 jam/hari, dengan pola tidur dari jam 22.00-05.00 wita, dan siang klien dapat tidur sekitar 1-2 jam.

6. Kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeriSebelum sakit : klien mengatakan klien tidak pernah mengeluh Sakit seperti sekarang ini, terutama nyeri yang di rasakan pada saat berkemih, dan klien selalu merasa aman serta nyaman tinggal bersama keluarganya.Saat sakit : klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya yang sekarang, terutama nyeri dan rasa panas seperti terbakar yang di rasakan di daerah kemaluan setiap berkemih.P: Nyeri pada saat berkemihQ: Nyeri di rasakan seperti terbakarR: Nyeri di rasakan di daerah kemaluanS: Skala nyeri 4 (sakala 0-5)T: Nyeri di rasakan hilang timbul7. Pola personal hygieneSebelum sakit : klien mengatakan klien mandi 2 kali/hari dengan menggunakan sabun dan menggosok gigi 2 kali/hari setiap mandi, klien biasanya pakai sampo 1-2 kali seminggu.Saat sakit : klien mengatakan selama klien di rumah sakit klien di mandikan dengan cara di lap dengan air hangat oleh keluarga dan perawat dengan waslap 1 kali sehari.8. Mempertahankan temperature suhu tubuhSebelum sakit : Klien mengatakan bisa mempertahankan temperature tubuhnya, apabila klien kepanasan klien memakai kipas atau memakai baju yang tipisSaat sakit : Klien mengatakan merasa tubuhnya panas dan klien di kompres menggunakan air hangat pada area blakang leher.9. Berkomunikasi dengan orang lainSebelum sakit : klien mengatakan hubungan komunikasi klien dengan keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya baikSaat sakit : klien mengatakan hubungan komunikasi klien dengan keluarga dan orang sekitarnya di rumah sakit baik.10. Kebutuhan bekerjaSebelum sakit : klien mengatakan klien bekerja sebagai ibu rumah tangga mengerjakanapa yang bisa di kerjakan di rumah.Saat sakit : Klien mengatakan selama berada di rumah sakit tidak dapat melakukan aktivitasnya karna keadaan klien yang lemah dank lien masih membutuhkan perawatan di rumah sakit11. Kebutuhan rekreasiSebelum sakit : Klien mengatakan biasanya rekreasi ketika merayakan hari besar dengan keluarganya dan pada hari senggang klien selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga di rumahSaat sakit : klien mengataka semenjak berada di rumah sakit klien hanya berbaring di tempat tidur

12. Kebutuhan berpakaianSebelum sakit : klien mengatakan bisa berpakaian sendiri tanpa bnatuan orang lainSaat sakit : Klien mengatakan tidak bisa menggunakan pakaian sendiri karna kondisi klien masih lemah dan di bantu oleh keluarga dan perawat.13. Kebutuhan belajarSebelum sakit : klien mengatakan biasanya membaca Koran dan menonton TV untuk mendapatkan informasiSaat sakit : klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur14. Kebutuhan spiritualSebelum sakit : klien mengatakan selalu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu di masjid atau di rumahSaat sakit : klien mengatakan selama sakit klien dapat menjalankan sahalat 5 waktu dengan cara tidur dan ber doa di tempat tidur.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum : Lemah2. Kesadaran : Composmetis3. GCS : E4 V5 M64. Tanda-tanda vitalTekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 84x/menitSuhu : 37,90CRespirasi : 20x/menit

5. Pemeriksaan head to toea. Pemeriksaan kepala dan leher1) KepalaInspeksi : Rambut panjang berwarna hitam dan kusam, kulit kepala tidak kotor,tidak ada ketombe, tidak ada lesiPalpasi : Rambut tebal dan merata, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan2) WajahInspeksi: simetris, tidak ada oedema pada periorbital Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada wajah3) MataInspeksi : bola mata simetris, konjungtiva anemis, sclera agak keruh, tidak terdapat oedema periorbital4) HidungInspeksi : simetris, tidak tampak adanya secret, tidak ada lesiPalpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada hidung5) MulutInspeksi : mulut bersih, mukosa mulut kering, tidak ada sariawan, tidak ada lesi6) LeherInspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan tidak tampak pembesaran vena jugularisPalpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba benjolan

b. Pemeriksaan dadaInspeksi : dada tampak simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada pada saat bernafasPalpasi : tidak ada nyeri tekan pada dadaPerkusi : terdengar suara pekakAuskultasi : tidak terdengar suara ronchi maupun wheezing, suara nafas Bronkovaskuler dengan frekuensi 20x/menitc. Pemeriksaan abdomenInspeksi :tidak ada lesi, tidak ada bekas operasiPalpasi : terdapat nyeri tekan pada area simpisis pubis, tidak teraba adanya massa,terdapat obstruksi sumbatanPerkusi : tidak terdapat distensiAuskultasi : terdengar peristaltic usus 12x/menitd. Pemeriksaan genetaliaInspeksi : Tidak terpasang kateter, tidak ada lesi, tidak ada peradangan di area genetaliae. Pemeriksaan ekstreminitasEkstreminitas atas : tidak ada oedema pada tangan kiri dan kanan, tidak ada lesi, terpasang infuse RL 15 tetes/menit pada tangan kiriEkstreminitas bawah : tidak ada oedema pada kaki kiri dan kaki kanan, tidak ada lesi4 4

4 4

f. Pemeriksaan integument1) KulitInspeksi : warna kulit sao matang, kulit tampak kriput, tidak ada oedema, tidak ada lesiPalpasi : turgor kulit baik kembali dalam waktu 3 detik, tidak terdapat oedema2) KukuInspeksi : warna kuku merah muda, kuku pendek dan bersih.3.1.5 Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan urinTabel 2.1 Hasil LabolatoriumTgl Pemeriksaan : 21 juni 2014Nama pemeriksaanHasilNilai normal

a. kimiaBerat jenisPhDarahb. sedimenbakteriLeukositEritrositEpitel1,0106,5+2

+5-10/lpb3-5/lpb3-5/lpb1,003-1,0304,5-8Negatif

Negative

c.Pemeriksaan kultur urinBakteri

E. Coli

Positif

2. Pemeriksaan darahTabel 3.2 Hasil LabolatoriumTgl Pemeriksaan : 27 juni 2014Jenis pemeriksaanHasilNilai normalSatuan

HGB

RBC

HCT

MCVMCHRDW-SDRDW-CV

WBCPLTRDWMPVP-LCRPCT

GDSKreatinin

UreumSGOTSGPT12.2

453

39,1

86,328,138,612,6

4.822411.410.323.20.23

1250.8

322124L:13.0-18.0P:11.5-16.5L:4.5-5.5P:4.0-5.0L:40.0-50.0P:37.0-45.082.0-92.027.0-31.035.0-45.011.5-14.5

4.0-11.0150-4009.0-13.072.-11.015.0-25.00.150-0.400