Download pdf - Proposal Lomba

Transcript

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT SINGKONG DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK DI KALANGAN PENGUSAHA MAKANAN

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PEMARUT SINGKONG A. PENDAHULUAN

A.1. Analisis Situasi

Di Indonesia, tanaman singkong dapat tumbuh dan berproduksi di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi (gambar 1), dari ketinggian 10.000 sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.

Gambar 1. Kebun singkong.Singkong juga sangat cocok dikembangkan di lahan-lahan marjinal, kurang subur, dan kurang sumber air. Oleh karena itu, hasil singkong di Indonesia memiliki kapasitas yang cukup besar. Petani singkong di Indonesia mampu menghasilkan 30-60 ton/ha, ini merupakan jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan padi yang hanya mampu menghasilkan 4-6 ton/ha (Khudori, 1994). Dewasa ini singkong banyak diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa dalam bentuk tapioka. Di negara-negara tersebut, singkong dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka dan tepung gaplek serta bahan pembuatan alkohol, etanol dan gasohol. Sebaliknya, di dalam negeri, singkong biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak dan bahan pangan tradisional nomor tiga setelah beras dan jagung (Suhardi dkk, 2002).

Sebenarnya, selain sebagai pakan ternak dan bahan pangan tradisional seperti gaplek, oyek, krupuk dan masih banyak yang lainnya, singkong juga dapat ditingkatkan nilai jualnya. Salah satu caranya yaitu dengan diolah menjadi berbagai jenis makanan moderen seperti roti. Sebelum diolah menjadi roti, singkong terlebih dahulu diolah menjadi tepung tapioka

Pembuatan tepung tapioka memerlukan proses pemarutan singkong dalam kapasitas yang cukup besar. Sehingga diperlukan mesin pemarut yang ekonomis dalam pengoperasiannya dan mudah dalam perawatannya. Namun pada kenyataannya, mesin pemarut singkong yang beredar di pasaran sebagian besar menggunakan penggerak berupa motor bensin (gambar 2).

Gambar 2. Mesin pemarut singkong dengan penggerak motor bensin.

Permasalahan yang timbul adalah selain harganya yang mahal, pemarutan singkong menggunakan motor bensin juga memerlukan biaya operasi yang cukup mahal. Hal tersebut diketahui dari hasil pengujian pemarutan yang telah dilakukan menggunakan motor bensin dengan daya 3,5 HP dan dengan putaran rol pemarut 1425 rpm. Pengujian pemarutan dilakukan sebanyak enam kali, dan singkong yang diparut setiap satu kali uji seberat 1 kg. Hasil pengujian menunjukan, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memarut singkong seberat 1 kg adalah 1 menit 28 detik dan bahan bakar bensin yang dibutuhkan sebanyak 22 mL. Pengujian tersebut membuktikan bahwa pemarutan menggunakan motor bensin kurang efektif karena waktunya relatif lama dan biaya operasinya mahal, jika harga bensin sekarang Rp.6000/liter maka biaya pemarutan per kg adalah Rp.132. Selain itu, keamanan pemarut pada waktu proses pemarutan kurang terjamin karena elemen mesin yang berputar tidak dilengkapi dengan penutup. Proses pemarutan menggunakan motor bensin pengoperasian dan perawatannya juga tidak mudah. Motor bensin memerlukan perawatan dan penggantian komponen mesin yang rusak pada jangka waktu tertentu (servis) dan tidak semua orang dapat melakukannya

Hal tersebut tidak sesuai dengan keadaan industri pengolahan singkong, karena pada umumnya industri tersebut adalah industri yang bermodal kecil dan berpendidikan rendah. Selain itu, sebagian besar industri kecil berlokasi di wilayah perkampungan yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar yang disebabkan oleh suara bising dari mesin tersebut. Dampak lingkungan lain juga akan timbul karena mesin tersebut menyebabkan polusi udara yang berasal dari gas buang mesin. Hal tersebut tidak sesuai dengan tata cara pengolahan makanan yang benar karena harus benar-benar higienis supaya aman pada saat dikonsumsi.Untuk meninjau secara detail pentingnya mesin pemarut singkong ini ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Bagan alir pentingnya mesin pemarut singkong yang ekonomis.

A.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada pada industri makanan yang berbahan utama singkong dan tapioka berdasarkan hasil pengujian menggunakan pemarut motor bensin yang umum beredar di pasaran (daya 3,5 HP dan putaran 1425 rpm) adalah :

a. biaya operasinya relatif mahal, karena untuk memarut singkong seberat 1 kg membutuhkan bahan bakar bensin sebanyak 22 mL (jika harga bensin Rp.6000/liter, maka biaya operasinya sama dengan Rp.132 rupiah/kg).

b. waktu pemarutan relatif lama, karena untuk memarut singkong seberat 1 kg membutuhkan waktu 1 menit 28 detik.

c. suara bising dan dampak lingkungan dari gas pembuangan motor bensin sebagai penggerak mesin pemarut mengurangi kenyamanan lingkungan sekitar.

d. keamanan pemarut pada waktu proses pemarutan kurang terjamin karena elemen mesin yang berputar tidak dilengkapi dengan penutup.

e. pengoperasian dan perawatannya memerlukan keahlian khusus, karena tidak semua orang mengerti cara perlakuan terhadap motor bensin.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah perlu dirancang ulang dan dibuat mesin pemarut singkong untuk meningkatkan efisiensi proses pemarutan. Terlaksananya kegiatan ini secara khusus akan meningkatkan keefektifan, keekonomisan, keamanan dan kenyamanan dalam proses pemarutan singkong

B. TUJUAN

Tujuan utama dari program ini adalah :

1. Terciptanya desain mesin pemarut singkong. 2. Terciptanya mesin pemarut singkong yang mampu bekerja efektif, ekonomis, aman dan nyaman pada proses pemarutan.C. LUARAN DAN MANFAAT

C.1. Luaran

Luaran produk peralatan tepat guna yang akan dihasilkan adalah prototype mesin pemarut singkong, yang dapat digunakan untuk memarut singkong dengan efektif. Sumber energi yang digunakan adalah energi listrik 200 Watt. Mesin ini juga dilengkapi dengan penutup untuk komponen mesin yang sangat berbahaya jika tersentuh, sehingga keamanan operator dapat terjamin.C.2. Manfaat

a. Potensi Ekonomi Produk

Secara umum potensi ekonomi produk yang diperoleh antara lain: biaya pembuatan mesin murah (harga mesin murah), proses pemarutan cepat, biaya operasional mesin murah sehingga dapat menekan biaya produksi. Biaya perawatan mesin menjadi berkurang karena tidak perlu mengganti komponen dari motor bensin secara periodik, seperti busi, service karburator dan lain sebagainya.. Mesin ini dapat dimanfaatkan oleh produsen kelas menengah dan keluarga. Nilai ekonomis bahan makanan yang dihasilkan juga akan meningkat, dimana dengan menggunakan mesin ini diharapkan bahwa kebersihan dari hasil parutan akan tejamin, sehingga aman sewaktu dikonsumsi.

b. Nilai Tambah dari sisi Iptek

Ditinjau dari sisi iptek yaitu pemanfaatan teknologi tepat guna. Desain mesin sederhana, namun mempunyai manfaat yang tinggi. Pembuatan alat ini cukup hanya menggunakan mesin perkakas konvensional, sehingga dapat dilakukan di bengkel kecil. Melalui program ini, akan dilakukan pembinaan bengkel untuk membuat mesin pemarut singkong.

c. Dampak Ikutan

Setelah prototype mesin pemarut singkong ini sudah teruji dan dapat diterima oleh kalangan pengusaha makanan berbahan dasar parutan singkong atau tepung tapioka, maka produk ini akan dipaparkan di hadapan instansi terkait di DIY. Dengan demikian, pengusaha memperoleh informasi tersebut melalui instansi terkait. Keberhasilan dan dampak ikutan pengusaha lain dalam kegiatan ini menjadi salah satu tolak ukur terwujudnya cita-cita DEPERINDAG Prop. DIY untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan UKM mandiri dengan teknologi tepat guna. Meningkatnya perekonomian rakyat ini akan meningkatkan pula income perkapita daerah.

d. Nilai Tambah bagi Perguruan Tinggi dan Pemerintah

Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini merupakan wujud nyata dari tri dharma perguruan tinggi yang ketiga. Kepercayaan dan keyakinan masyarakat akan kemampuan kinerja institusi UMY pada rekayasa teknologi juga menjadi semakin kuat. Kedekatan perguruan tinggi (UMY) dengan masyarakat sekitarnya juga semakin rekat

Nilai tambah bagi pemerintah adalah meningkatnya perekonomian masyarakat pengusaha makanan dari singkong dan tapioka serta pemilik bengkel, dengan rincian sebagai berikut; peningkatan pendapatan para pengusaha dan peningkatan order bagi pemilik bengkel teknologi tepat guna. Secara umum, terlaksananya program ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para pengusaha makanan dari singkong dan tapioka serta perbengkelan.

Pelaksanaan program ini juga sekaligus akan menjadi jembatan kerjasama antara perguruan tinggi dan beberapa industri kecil, Industri Perbengkelan Tepat Guna dan industri makanan dari singkong dan tapioka. Program ini diharapkan terus berlanjut untuk intensifikasi usaha makanan di daerah lain, sehingga dalam skala nasional program ini akan menaikkan pendapatan perkapita daerah.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan elemen-elemen pada perancangan dan pembuatan mesin pemarut singkong ini juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Elemen mesin tersebut adalah motor elektrik, poros, puli, bantalan duduk, mur dan baut.

D.1. Motor elektrik

Motor elektrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga penggerak yang disesuaikan dengan kebutuhan daya mesin dengan menggunakan energi listrik. Jika (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk menggerakkan sistem adalah (Sularso, 2004) :

Dengan : P = Daya motor listrik (kW)

T = Torsi (kg.mm)

D.2. Poros

Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran. Umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai, dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur. Putaran poros biasa ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk meredam gesekan yang ditimbulkan.a. Daya rencana

Dengan :

= Daya rencana (HP)

= Faktor koreksi

= Daya nominal output dari motor penggerak (HP)

T = 9,74.10

Dengan :T = Momen puntir (N.mm)

n = putaran motor penggerak (rpm)

b. Tegangan geser :

Maka diameter poros untuk beban puntir dan lentur :

d

Dengan :d= Diameter poros (mm)

= Tegangan geser (kg/mm)

k= Faktor korelasi

k = Faktor koreksic. Tegangan geser maksimum :

D.3. Puli V-belt

Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros. Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada pula yang terbuat dari baja.Rumus perhitungan tersebut adalah sebagai berikut (Sularso, 1994):

a. Perbandingan transmisi

Dengan :

= putaran poros pertama (rpm)

= Putaran poros kedua (rpm)

= diameter puli penggerak (mm)

= diameter puli yang digerakan (mm)

b. Kecepatan sabuk

(m/s)

Dengan : V = kecepatan sabuk (m/s)

d = diameter puli motor (mm)

n = putaran motor listrik (rpm)

c. Panjang sabuk

L = 2.C + (dp + Dp) + (Dp - dp)

Dengan : L = panjang sabuk (mm)

C = jarak sumbu poros (mm)

D = diameter puli penggerak (mm)

D= diameter puli poros (mm)D.4. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerak bolak-balik dapat bekerja dengan aman, halus dan panjang umur. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros atau elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik.

Rumus perhitungan bantalan gelinding antara lain (Sularso, 2004) :

a. Beban ekuivalen dinamis

P = x.v. Fr + Fa.Y

Dengan : x = 0,56

v = 1

y = 1,45

Fr = beban radial

Fa = beban aksial

b. Faktor kecepatan

c. Faktor umur

d. Umur bantalan

LK = 500

D.5. Mur dan baut

Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu rangkaian mesin. Jenis mur dan baut beraneka ragam, sehingga penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya sebagai usaha untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin.

D.6. Pengelasan

Berdasarkan definisi dari Deutche Indusrtries Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Perhitungan kekuatan las seperti pada rumus di bawah ini (Zainul Achmad, 1999) : Tegangan Total :

Dengan : F = Gaya yang bekerja (N)

= Tegangan total (N/mm)

H = Tinggi plat (mm)

A = Luas penampang (A = 2.a.)

a = Lebar pengelasan (mm)

= Panjang las

E. METODOLOGI

Secara umum tahapan langkah pelaksanaan pembuatan mesin pemarut singkong dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu penerapan teknologi tepat guna bagi kalangan industri kecil, ditunjukkan pada diagram alir pelaksanaan seperti gambar 4. Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin pemarut adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Diagram alir pembuatan mesin pemarut singkong.Perhitungan program ini diawali dengan penentuan kapasitas pemarutan. Data kapasitas ini digunakan sebagai data utama dalam perancangan mesin, khususnya besarnya daya yang digunakan.

Daya pemarutan ditentukan dengan cara menghitung putaran rol pemarut yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas yang diinginkan dan perbandingan diameter puli yang digunakan. Untuk menentukan diameter poros terlebih dahulu diasumsikan gaya yang digunakan untuk mendorong singkong pada bidang parut. Gaya yang diasumsikan digunakan untuk menghitung torsi sebagai dasar dalam penghitungan diameter poros kerja. Setelah diameter poros ditentukan, maka bantalan yang akan digunakan mengikuti besarnya diameter poros tersebut. Dari perhitungan yang telah disebutkan di atas maka daya motor dapat dihitung dan ditentukan.Desain mesin pemarut singkong ini lebih portable dan sangat simple. Desain mesin seperti tidak membutuhkan tempat yang luas seperti terlihat pada gambar 5.

Gambar 5. Desain mesin pemarut singkongF. KELAYAKAN MITRA

F.1. Sumber Daya Manusia

Industri/pengusaha kecil rekanan yang terkait secara langsung adalah UD.Makmur di jalan Godean pengusaha makanan dengan bahan dasar hasil parutan singkong dan tepung tapioka, sedangkan industri yang terkait secara tidak langsung adalah industri perbengkelan teknologi tepat guna. Tingkat kualitas sumber daya manusia (industri/pengusaha kecil) tersebut dapat dikatakan mempunyai keterampilan yang cukup baik. Namun, keterampilan ini tidak diikuti oleh perkembangan teknologi, sehingga mereka masih menggunakan sistem-sistem yang kurang efektif, ekonomis, aman dan nyaman. Penyebab tersebut di atas salah satunya adalah rendahnya tingkat pendidikan pekerja.

F.2. Kondisi Manajemen dan Investasi

Kebanyakan para pengusaha tingkat rumah tangga masih menggunakan pola manajemen keluarga. Berapa besar biaya yang dikeluarkan dan besar keuntungannya tidak terdata secara jelas. Hal ini sulit ditelusuri karena biaya kerja yang dikeluarkan biasanya tidak diperhitungkan. Bahkan pembukuan keuangannya pun tidak ada. Mereka mengalami kesulitan pemodalan. Modal usaha yang digunakan merupakan modal miliknya pribadi. Uluran kerja sama antara pemodal dengan pengusaha masih sangat diharapkan. Namun karena pengelolaan usaha yang masih kurang efektif menyebabkan kurangnya kepercayaan pemodal.

Di sisi lain, untuk pengusaha kalangan menengah sudah menggunakan pola manajemen yang sudah cukup baik. Pembukuan keuangan pemasukan dan pengeluaran sudah ada, meskipun masih sederhana. Hal ini masih dilakukan secara otoritas oleh pemilik usaha. Pengelolaan usahanya masih konvensional dan mereka belum berfikir pengembangan usaha ke depan, misalnya pemanfaatan teknologi.

Hal ini memerlukan peran aktif pihak terkait untuk meningkatkan pengelolaan usaha makanan berbahan baku singkong. Salah satu hal yang diperlukan adalah pengenalan peralatan untuk meningkatkan efisiensi kerja pengusaha dalam melakukan proses pemarutan singkong, seperti yang dilakukan dalam program ini.F.3. Kondisi Produksi

Peralatan proses pemarutan singkong yang dilakukan saat ini masih kurang efektif, dimana biaya operasionalnya mahal sehingga mengurangi nilai keekonomisannya. Kondisi mesin yang terlalu terbuka kurang menjamin keamanan operator. Penggerak mesin yang berupa motor bensin dalam pengoperasian dan perawatannya juga kurang efektif karena tidak semua orang bias melakukannya. Selain itu, gas buang dari mesin juga akan mengurangi kebersihan hasil parutan dan menyebabkan polusi udara di sekitarnya. Aspek keamanan juga akan berkurang yang disebabkan oleh suara bising dari motor bensin tersebut. Melalui program pengabdian ini, maka diharapkan akan dihasilkan mesin pemarut singkong yang sangat bermanfaat bagi kalangan pengusaha menengah ke bawah. Pola kerja mesin pemarut singkong motor bensin yang kurang efisien dapat digantikan dengan mesin pemarut singkong yang efisien dan ekonomis. Dengan berhasilnya program intensifikasi usaha makanan ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat ekonomi menengah ke bawah menjadi meningkat, khususnya bagi para pengusaha makanan yang berbahan dasar hasil parutan singkong dan tapioka.

G. KELAYAKAN PENGUSUL

Anggota tim pelaksana program ini terdiri dari 1 orang S2 Teknik Mesin bidang dinamika dan kinematika teknik dan 1 orang S1 Teknik Mesin bidang konversi energi dan 1 orang mahasiswa Teknik Mesin UMY sebagai pelaksana serta 1 orang juru bengkel unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin UMY. Bidang rekayasa akan menangani rekayasa pembuatan mesin, dan elemen mesin akan membantu bidang rekayasa dengan memberikan masukan mengenai komponen mesin pemarut. Pengusaha makanan dilibatkan untuk memberikan kriteria langsung baik-tidaknya alat yang direkayasa. Hal ini sangat diperlukan untuk langkah modifikasi, sehingga alat ini dapat diterima oleh mereka. Keberhasilan program ini juga didukung oleh SDM yang ada di unit produksi Jurusan Teknik Mesin UMY, dan peran aktif 1 orang produsen makanan berbahan dasar singkong yang dilibatkan secara langsung dalam proses rekayasa. Selama proses rekayasa diharapkan banyak ide-ide dari para praktisi di lapangan untuk menyempurnakan rancangan ini. Kompetensi SDM program ini secara terperinci ditunjukkan pada tabel.Tabel 1. Kompetensi SDM pelaksana program TTGNAMAJABATANPENDIDIKANKEAHLIAN

Wahyudi, S.T., M.T.Ketua PelaksanaS2 Teknik MesinDinamika dan kinematika teknik

Novi Caroko, S.T.Anggota 1S1 Teknik MesinKonversi Energi

Wawan NoviantoAnggota 2Mahasiswa S1 Teknik Mesin UMY

MujiartoPraktisi Bengkel (1 orang)STMJuru bengkel unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMY

H. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan

NoKegiatanMinggu ke-

1234

1.Observasi lapangan

2.Desain dan perancangan mesin di unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMY.

3.Pembuatan komponen mesin di unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMY.

4.Perakitan komponen mesin di unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMY.

5.Pengujian mesin di unit produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMY.

6.Penyerahan ke DEPERINDAG Provinsi DIY.

Pemantauan dilakukan langsung oleh ketua pelaksana, karena lokasi berdekatan. Setiap minggu dilakukan koordinasi dan evaluasi kerja (ketua, anggota, teknisi). Kontrol di lapangan dilaksanakan secara bersama-sama oleh pelaksana. Berdasarkan kesepakatan pelaksana dengan industri/pengusaha kecil, masukan ide-ide dari praktisi (pengusaha makanan dan juru bengkel unit produksi unit produksi Jurusan Teknik Fakultas Teknik UMY) dilakukan dengan mengadakan forum pertemuan bersama.

I. PERINCIAN BIAYA

Perincian biaya pembuatan mesin adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Perincian biaya pembuatan mesin

NoNama BarangJumlahHarga/unitHarga Total

1Rol pemarut 4 x 20 cm1Rp.100.000,00Rp. 100.000,00

2Puli 3 A 19 mm2Rp. 30.000,00Rp. 60.000,00

3Besi siku 50x50x52Rp.175.000,00Rp. 250.000,00

4Elektroda las1 kgRp. 20.000,00Rp. 20.000,00

54x6 BSH1Rp. 8000,00Rp. 8000,00

6UCP 204 R4Rp. 50.000,00Rp. 200.000,00

7Sepi balok4Rp. 40.000,00Rp. 160.000,00

8Gergaji besi1Rp. 15.000,00Rp. 15.000,00

9Bos laker1Rp. 30.000,00Rp. 30.000,00

10As1Rp. 50.000,00Rp. 50.000,00

11Karet otomatis1Rp. 45.000,00Rp. 45.000,00

12Plat besi4 lembarRp. 50.000,00Rp. 200.000,00

13Puli 5 A 19 mm2Rp. 40.000,00Rp. 80.000,00

14Bubut flens 140x252xRp. 50.000,00Rp. 100.000,00

15Bearing kecil4RP. 40.000,00Rp. 160.000,00

16Motor listrik 0,25 HP1Rp 750.000,00Rp. 750.000,00

17Cat & tiner1Rp. 50.000,00Rp. 50.000,00

18Plat besi5Rp. 25.000,00Rp. 125.000,00

19Amplas4 lembarRp. 60.000,00Rp. 240.000,00

20Dempul2Rp. 27.500,00Rp. 55.000,00

21Mur & bautRp. 65.000,00

22Biaya pengujianRp. 75.000,00

23TransportRp. 100.000,00

24Biaya pembuatanRp. 979.000,00

JumlahRp.4.017.000,00

J. GAMBAR TEKNIKGambar teknik dari mesin pemarut singkong terlampir.Pengolahan singkong menjadi makan moderen sangat menjanjikan , sehingga memerlukan alat pengolah yang mudah, murah, cepat, aman dan nyaman

Program TTG DEPERINDAG DIY untuk Rekayasa Mesin Pemarut Singkong

SMART SOLUTION

Alat pemarut dengan motor bensin pengoperasiannya kurang praktis dan perawatannya memerlukan keahlian khusus

PENGUSAHA

Produsen makanan berbahan singkong masih melakukan pemarutan singkong dengan alat berpenggerak motor bensin,sehingga biaya produksi mahal

SDM UMY

Ada institusi (UMY)

yang mampu melakukan rekayasa peralatan tepat guna

Mesin Pemarut Singkong Guna Meningkatkan Keefektifan Pada Proses Pemarutan Singkong

MUTLAK DIPERLUKAN

Ada kerjasama Tim Pengabdi - Produsen

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Keterangan gambar :

penutup rol atas

rol pemarut

kerangka penumpu

puli 2

penutup sabuk dan puli

sabuk-V

puli 1

motor elektrik

penutup rol bawah

penutup flywheel

flywheel

karet rol pendorong

bantalan rol pemarut

Mesin Produksi

Rekayasa Mesin Pengering

Di Bengkel Work Shop UMY

EVALUASI

Uji Coba Pengeringan Pakaian

Pengadaan Material

Plat besi, Plat Siku, motor listrik, Bantalan, Puli, Mur & baut, Rol pemarut, V-belt

Kajian Pustaka dan Studi Lapangan

Desain Komponen Mesin

Rol pemarut, Puli, V-belt, rangka, Penutup mesin, Flywheel

Persiapan

Observasi lapangan, koordinasi dengan pengusaha makanan berbahan parutan singkong

PAGE 4

_65379188.unknown

_65382328.unknown

_65430208.unknown

_65598152.unknown

_1278784927.unknown

_1278960100.unknown

_1278002721.unknown

_65430528.unknown

_65383928.unknown

_65429568.unknown

_65382648.unknown

_65380728.unknown

_65381688.unknown

_65382008.unknown

_65381048.unknown

_65379828.unknown

_65380408.unknown

_65379508.unknown

_65376308.unknown

_65377908.unknown

_65378548.unknown

_65378868.unknown

_65378228.unknown

_65377268.unknown

_65377588.unknown

_65376948.unknown

_65370672.unknown

_65371312.unknown

_65371632.unknown

_65370992.unknown

_45087916.unknown

_65368112.unknown

_65369072.unknown

_45088236.unknown

_45085676.unknown

_45085996.unknown

_45085356.unknown

_45085036.unknown


Recommended