5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 1/26
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar
yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2006:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, kelas sebagai berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Sebagaimana dikemukakan oleh Kusumah dan Dedi
Dwitagama (2009:9) menjelaskan bahwa:
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan,
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 2/26
2
Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu
penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru dimana dia mengajar,
dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik
dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Dari berbagai pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas
dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan
pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan
suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga
mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu
sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Prinsip Dasar PTK
Menurut Kusumah (2009:17), PTK mempunyai beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah, diantaranya:
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang
berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga
hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah adalah masalah pembelajaran di
kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki
komitmen untuk mencari solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan
mengindahkan tata karma organisasi. Masalah yang diteliti
sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat
sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 3/26
3
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan
dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu
kerjasama antara guru dan dosen)
3. Tahap Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya PTK adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan (Kusumah,
2009:25) yaitu:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita
mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan
perencanaan mencakup identifikasi masalah, analisis penyebab
adanya masalah dan pengembangan untuk tindakan atau aksi
sebagai pemecahan masalah.
b. Tindakan (acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau
acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.
c. Pengamatan (observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti
terhadap proses pelaksanaannya.
d. Refleksi (reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi di
dalam kelasnya.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 4/26
4
4. Tujuan PTK dilakukan
Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada
peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam
proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk
mendapatkan ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalammelaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka
mengatasi permasalahan actual yang dihadapi sehari-hari.
e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah
terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses
penelitian itu berlangsung.
5. Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK
Banyak manfaat yang diperoleh dari dilaksanakannya PTK
yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran,
antara lain Susilo (2007:18):
a. Inovasi pembelajaran
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat
kelas
c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik
d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya
tulis bagi guru
e. Karya tulis ilmiah semakin diperlukan guru di masa depan
untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat
rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 5/26
5
6. Model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2006:16) secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Adapun model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar
Tahap Penelitian Tindakan Kelas
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Keterangan gambar :
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan ( planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 6/26
6
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan ( Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak
dibuat-buat.
Tahap 3 : Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan
pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4 : Refleksi ( Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 7/26
7
B. Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif ( Slavin 2005 : 73 ) merupakan
strategi pembelajaran yang mendoromg siswa bekerja sebagai sebuah
tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas
atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mendoronng siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui
kertampilan proses.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok
kecil yang kemampuannya heterogen. Pengelompokan heterogenitas
(Lie 2004 : 41) merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam model
pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas dapat dibentuk
dengan memperhatikan keanekaragaman gender dan kemampuan
akademis.
Pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam
metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling bekerja sama dan saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan
yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing (Slavin 2009 : 4).
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 8/26
8
2. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli
mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai
pada tahun 1970an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang
ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa
(Slavin, 2008: 10). Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini
adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu dan
kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk
mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota
tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam
pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu disini
adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari
semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan
sukses yang sama adalah semua siswa yang memberi kontribusi
kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari
sebelumnya.
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif, diantaranya
yaitu adalah (Slavin, 2008:11):
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
Dalam STAD siswa dikelompokkan secara
heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru
memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi
yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah
menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa
diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut
dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara
individual.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 9/26
9
b. Teams Games Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa
dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-
5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah
pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-
kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis
dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini
siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang
mempunyai kemampuan serupa. Aktivitas belajar dengan
turnamen yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran,kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
c. Tim Ahli ( Jigsaw)
Dalam belajar kooperatif tipe Jigsaw, secara umum
siswa dikelompokkan secara heterogen dalam hal
kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau
pendalaman materi sebelumnya. Masing-masing anggota
kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada
suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca
dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda
berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari
kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep
yang ia pelajari. Kemudian “ahli” kembali ke kelompok
semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai
kepada teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dalam
Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh
topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan
pada peningkatan nilai individu.
d. Group Investigation
Investigasi kelompok merupakan modelpembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan sulit
untuk diterapkan. Siswa terlibat dalam perencanaan baik
topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan
mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur
kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih
berpusat pada guru. Dalam implementasinya, guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan
anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok ini dapat
dibentuk dengan mempertimbangkan persahabatan atau
minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa
memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 10/26
10
yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa
menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan
kelas.
e. Learning Together
Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam
kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok
dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas.
Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan
menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja
kelompok.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang didalam kegiatan pembelajarannya
menggunakan kuis-kuis dan sistem kemajuan skor individu, dimana
para siswa berlomba sebagai wakil dari tim dengan anggota tim lain
yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
TGT terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi, tim,
game, turnamen dan rekognis tim
1. Presentasi Kelas
Materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar
mengajar diperkenalkan kepada siswa melalui presentasi kelas.
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan melalui pengajaran secara
langsung yang dipandu oleh guru. Pada saat guru menyampaikan
materi, siswa diharapkan memperhatikan materi tersebut. Hal ini
dikarenakan akan membantu mereka dalam turnamen akademik,
dan skor yang akan didapat di turnamen akademik akan
menentukan skor tim mereka. Dan selain itu memudahkan mereka
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 11/26
11
dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal pada kegitan
belajar kelompok.
2. Tim
Tim terdiri 4-6 orang siswa yang mewakili seluruh bagian
dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan
etnis. Fungsi utama dari tim adalah memastikan semua anggota
tim benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi adalah
mempersiapkan anggotanya untuk bias mengerjakan tugas dalam
turnamen dengan baik. Selama belajar dalam tim, tugas anggota
tim adalah menguasai materi dan membantu teman sekelasnya
untuk mengusai materi.
Pada hari pertama kerja tim dalam TGT, guru harus
menjelaskan kepada para siswa apa artinya bekerja dalam tim.
Khususnya sebelum memulai kerja tim bahaslah aturan tim
sebagai berikut :
a. Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.
b. Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu
tim menguasai materi pelajaran.
c. Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu
temannya sebelum teman mereka itu bertanya kepada guru.
d. Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan
suara pelan.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 12/26
12
3. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya
relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang
diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa,
yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan
game hanya berupa nomor-nomor pertanyaam yang dituliskan
pada lembar yang sama. Seseorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor
yang tertera pada kartu tersebut.
4. Turnamen
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi
pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan
belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk
mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang
terbaik.
Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar
anggota-anggota kelompok yang berbeda. Pada awal turnamen,
guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen
yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen
dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas
dan hasil dari pretest sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung
sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 13/26
13
bergantian menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor meja
turnamen yaitu meja turnamen 1 akan menjawab soal kode A,
meja turnamen 2 dan 3 akan menjawab soal kode B, dan meja
turnamen 4 akan menjawab soal kode C. Apabila siswa pada meja
turnamen 1 tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan
bisa dilempar ke meja turnamen 2, 3, dan 4. Siswa yang
menjawab dengan benar akan di beri kartu nilai. Kartu yang telah
didapat nantinya yang akan dijadikan skor nilai untuk
penghargaan kelompok.
5. Rekognis Kelompok
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam
turnamen, dan masing – masing tim akan mendapatkan sertifikat
dan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat
ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan
menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan
setiap anggotanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian
penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing
secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut
adalah untuk memotivasi siswa agar menjadi lebih baik.
Pada tahap ini, implementasi model TGT dianggap telah
selesai, maka guru melakukan post test dan membagi kuesioner
motivasi setelah diterapkannya model pembelajaran TGT , untuk
mengetahui adanya tingkat perubahan motivasi belajar siswa
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 14/26
14
sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam
pembelajaran akuntansi di dalam kelas.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
mempunyai motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 75). Oleh karena
itu motivasi sangatlah penting dalam peningkatan hasil belajar.
Menurut Sardiman (1986:82-83) motivasi pada diri seseorang harus
memiliki ciri-ciri yaitu: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi
kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah,
lebih senang bekerja mandiri, senang mencari dan memecahkan
masalah.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, motivasi belajar dapat dikatakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi,
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 15/26
15
maka seseorang siswa akan dapat melahirkan prestasi belajar siswa
yang baik pula.
2. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Imron (1996:99-104) ada beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Cita-cita atau apersepsi belajar
Setiap manusia memiliki cita-cita atau apersepsi tertentu
dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu,
cita-cita sangatlah penting dalam mempengaruhi motivasi belajar.
b. Kemampuan belajar
Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga
motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga.
c. Kondisi pembelajar
Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan
psikologis. Kedua kondisi ini akan mempengaruhi satu sama lain.
d. Kondisi lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik atau sosial.
Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajaran dan
lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya
dengan orang lain.
3. Karakteristik Siswa yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Brown dalam Imron (1996:88) mengemukakan bahwa karakteristik
siswa yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 16/26
16
1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau
bersikap acuh tak acuh.
2. Tertarik kepada mata pelajaran yang dikerjakan.
3. Mempunyai aktivitas yang tinggi serta mengendalikan
perhatian terutama pada guru.
4. Ingin selalu bergabung dalam kelas.
5. Ingin identitas dirinya diakui orang lain.
6. Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol
diri.
7. Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran.
4. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam kegiatan sekolah antara lain:
a. Hadiah
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan
memacu siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Di samping itu
siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar siswa
yang berprestasi.
b. Saingan/ Kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajar dan berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
c. Pujian
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 17/26
17
Pemberian pujian pada murid mengenai hal-hal yang telah
dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.
Pujian memberikan rasa puas dan senang.
d. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat
proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut dapat berubah diri dan memacu motivasi belajarnya.
e. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
Anak didik sungguh memerlukan dorongan dari guru yang dapat
menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Strateginya adalah dengan
memberikan perhatian pada siswa.
Menurut Winkel (1983:27-28) motivasi belajar terbagi atas dua bentuk
yaitu:
1. Motivasi ekstrinsik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
2. Motivasi intrinsik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
D. Keaktifan ( Partisipasi )
1. Pengertian Keaktifan
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 18/26
18
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 :17) aktivitas
diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal
dari bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono,
1998 :13). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,
rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh
supaya mendapat prestasi yang gemilang.
Menurut Sriyono (1994 : 85), aktivitas adalah segala kegiatan
yang dilakukan baik secara rohani atau jasmani. Aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan
atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan
yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar,
seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, mengerjakan tugas-tugas
dan menjawab bertanyaan dari guru dan bisa bekerja sama dengan
siswa yang lain serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perlaku
seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab
pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 19/26
19
Hal yang palng mendasar yang dituntut didalam proses belajar
mengajar adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru
dengan siswa ataupun siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masng
siswa dapat melibatkan kemampuan semaksimal mungkin. Aktivitas
yang timbul dari siswa akan mengakbitkan pula terbentuknya
pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan
prestasi.
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar adalah salah
satu kunci keberhasilan pencapaian peranan pendidikan. Aktivitas
merupakan asas penting dalam asas didaktik karena belajar sendiri
merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja
tetapi juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-
aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupu
bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat hanya pasif.
Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran (Rohani 2004 : 6)
Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan
pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui
proses belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 20/26
20
dimiliki guru kepada siswa. Sedangkan mengajar merupakan upaya
menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan
melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut
Piaget (Pardjono 2001:2006), ada 4 prinsip belajar aktif, yaitu a) siswa
harus membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna, b)
cara belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi
dengan objek yang konkrit, c) belajar harus berpusat pada siswa dan
bersifat pribadi. Jadi dalam proses belajar mengajar, siswalah yang
harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan
menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya
pembelajaran yang bermakna, d) siswa harus mengalami dan
berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata.
Jadi belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru
menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Karena sekolah
merupakan sebuah minoritas dari masyarakat maka dalam proses
pembelajaran harus terjadi saling bekerja sama dan interaksi antar
berbagai komponen yang terbaik. Pendidikan modern lebih
menitiberatkan pada aktivitas sejati, diman siswa belajar dengan
mengalami sendiri pengetahuan yang dia pelajari. Dengan mengalami
sendiri, siswa memperoleh pengetahuan pemahaman dan ketrampilan
serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Hal ini bukan berarti guru pasif atau tidak aktif dalam
pembelajaran langsung, tetapi guru berperan sebagai pembimbing dan
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 21/26
21
fasilitator agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar. Herman
Handoyo (Rias, 1988 : 121-123) mengklasifikasikan aktivitas belajar
atau yang menurutnya disebut aktivitas intelektual siswa seperti pada
uraian di bawah ini :
1. Menguji
Pada waktu guru memberi materi, guru hendaknya melibatkan
intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraki dan
menemukan. Mengabstraki berarti mengidentifikasi esensi dari
bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan
menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru
dengan mengunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.
2. Mengungkapkan
Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata,
kalimat, bagan, atau tabel menggunakan simbol sesuai dengan
situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk
mengkonstruksi model-model dari situasi masalah yang dihadapi.
3. Membuktikan
Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu
membuktikan berdasarkan argument atau alas an yang terstruktur.
4. Mengaplikasikan Masalah
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 22/26
22
Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke
situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat
mengabstraksikan.
5. Menyelesaikan Masalah
Dari suatu masalah yang komplek yang dihadapi namun belum
pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan
konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.
6. Mengkomunikasikan
Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing-
masing dengan menggunakan symbol yang sama. Para siswa
harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara
verbal dan tertulis, mengkomprehensikan menginterpretasikan
gagasan-gagasan yang nyatakan siswa lain.
Klasifikasi aktivitas belajar di atas menunjukkan bahwa
aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi.
Aktivitas ini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang
dapat secara langsung diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani
E. Hakekat Akuntansi
1. Pengertian akuntansi
Akuntansi merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 23/26
23
yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan
penginterpretasian hasil proses tersebut (Suwardjono, 2002:5). Dalam
akuntansi diperlukan buku-buku catatan seperti buku jurnal dan buku
besar. Buku jurnal adalah buku yang digunakan untuk pencatatan dan
penggolongan transaksi keuangan secara kronologis sedangkan buku
besar adalah buku yang dipergunakan untuk peringkasan transaksi
keuangan yang berupa kumpulan dari rekening-rekening.
F. Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan
kerjasama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok
memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik.
Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus menyumbangkan
nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif,
keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai
anggota kelompok. Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan
dalam kelompok. Untuk dapat memahami materi dan mengerjakan soal-
soal dengan baik, mereka harus terlibat secara aktif dalam kelompok.
Adanya penghargaan kepada kelompok terbaik diharapkan dapat memicu
masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat
sehingga prestasi belajar siswa di sekolah dapat meningkat.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 24/26
24
Bertolak dari pemikiran di atas peneliti menduga bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi dan
pretasi belajar di kelas.
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 25/26
25
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks
Lie, Anita.2002. Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative
Learning di ruang-ruang Kelas.Jakarta: PT Grasindo.
Septilya, Irene. 2010. “Penerapan Mod el Pembelajaran Kooperarif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) Dalam Pembelajaran Ekonomi
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi. FKIP:
USD
Slavin, R. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Boston:
Alllyn and Bacon
Slavin.E.Robert.2009. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan
Praktik).Bandung : Nusa Media
Sri, Margaretha. 2011. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Terhadap Materi Jurnal Penyesuaian”. Skripsi.
FKIP: USD
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher
Suwardjono, 2002. Akuntansi Pengantar . Yogyakarta. BPFE
Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat . Jakarta: Gramedia
Http://keaktifan hemow.Wordpress.com/2007/06/27
5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 26/26
26