BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan belajar yang
mengajar mencoba memberikan yang terbaik bagi muridnya untuk kemudian
dapat menghasilkan output yang memuaskan sesuai dengan tujuan institusi. Di
lain pihak, murid itu sendiri juga mengharapkan mendapat prestasi yang
maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru, orang tua, masyarakat sekitar
juga turut serta dalam peningkatan kegiatan pembelajaran melalui lembaga formal
yang telah diatur oleh pemerintah. Guru merupakan salah satu peran sentral dalam
peningkatan prestasi murid karena gurulah yang lebih banyak bertatap muka
memberikan pelajaran di dalam kelas.
Dalam menyampaikan mata pelajaran, hendaknya guru menggunakan
metode atau model dan media pembelajaran yang menarik. Hal ini dilakukan agar
murid lebih mudah dalam menangkap pelajaran tersebut. Metode yang digunakan
harus sesuai dengan situasi dan lingkungan tempat tinggal murid tersebut. Selain
itu juga dapat menarik minat murid dan tidak menjemukan dalam penyampaian.
Model yang digunakan oleh guru yang bersangkutan juga dapat dikombinasikan
dengan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih juga harus bersifat
baru, unik dan menarik untuk belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar murid
1
Pendekatan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan salah
satu model / pendekatan pembelajaran yang menekankan agar dalam
pembelajaran peserta didik sebagai subjek yang aktif, sementara guru sebagai
fasilitator. Dalam pendekatan ini, peserta didik diharapkan mampu
mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan / pengalaman awal yang telah
dimiliki oleh peserta didik. Dengan belajar aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, murid diharapkan mampu membangun fenomena / makna yang
berbeda.
Dalam pendekatan ini, murid berperan aktif mengembangkan
keterampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar,
termasuk pemanfaatan lingkunga. Akan tetapi, pada perkembangan saat ini
banyak menimbulkan masalah, karena ternyata pelajaran di kelas satu sekolah
dasar sulit untuk diikuti oleh murid-murid dari lulusan TK yang belum
mendapatkan pelajaran membaca. Karena tuntutan itulah, akhirnya banyak
sekolah yang secara mandiri mengupayakan pelajaran membaca bagi murid-
muridnya. Berbagai metode mengajar dipraktikkan, dengan harapan bisa
membantu anak-anak untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis.
Beberapa anak mungkin berhasil menguasai keterampilan tersebut, namun banyak
pula di antaranya yang masih mengalami kesulitan. supaya pembelajaran lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan efektif.
2
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya penulis
bermaksud membahas tentang pelaksanaan metode PAKEM dapat dilaksanakan
dengan baik dan berguna untuk meningkatkan kemampuan membaca .Untuk
maksud tersebut penulis mengambil objek penelitian pada SD Negri 16
Meulaboh dengan judul : Penerapan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Dan Menyenangkan (Pakem) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Murid
Kelas 1 Sd Negeri 16 Kec. Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat
.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi pokok pembahasan dalam
penelitian ini adalah:
a. Apakah Metode Pakem dapat meningkatkan kemampuan membaca
murid kelas 1 (satu) SD N 16 Meulaboh?
b. Bagaimanakah cara guru meningkatkan kemampuan membaca murid kelas
1 (satu) SD N 16 Meulaboh?
1.3 Manfaat Penelitian
Untuk meninngkatkan kompetensi dasar bagi guru-guru khusus nya di SD
Negri 16 Meulaboh kabupaten Aceh Barat. Dapat dijadikan sebagai referensi
untuk perkembangan metode PAKEM.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.
Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan
adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
4
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
2.2 Yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah
satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua
sifat. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
5
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM, perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua
anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang
lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat
membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut
menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
6
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan
untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa
hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang
dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-
gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh
7
indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,
membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya.
8. Membedakan antara aktifitas fisik dan aktifitas mental
Aktifitas mental lebih diinginkan daripada aktifitas fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut
disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru
hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang
dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
2.3 Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Nur’aini,
2006), bahwa media adalah sumber belajar yang secara luas dapat diartikan
8
dengan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang
menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah
dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Association for
Educational and Comunication Technology (AECT) memberikan pengertian
tentang media yaitu segala bentuk yang digunakan untuk proses pengaturan
informasi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.Gerlach & Ely
(dalam) Nur’aini,2006.
Media pembelajaran adalah alat atau komponen yang digunakan guru
untuk menjelaskan mata pelajaran kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami
materi yang diberikan. Terdapat bermacam-macam media pembelajaran yang
dapat digunakan, seperti media visual, audio dan audio visual. Guru dalam
pembelajaran akuntansi selama ini lebih banyak dengan metode ceramah dan
hanya memakai buku sebagai media pembelajaran. Apabila hanya memakai buku,
tentu sangat membosankan. Siswa tidak tertarik untuk membaca bahkan tidak
jarang banyak yang mengantuk. Gerlach & Ely (dalam) Nur’aini,2006
9
2.4 Ciri-ciri Umum Media Pembelajaran
Adapun ciri-ciri umum media pembelajaran yaitu:
1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
siswa.
3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
4. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas.
5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Selain itu Nur’aini
(2006:42), mengemukakan salah satu ciri media pembelajaran adalah
bahwa media membawa dan mengandung pesan atau informasi dari
guru si pengirim pesan pada siswa yang menerima pesan. Pesan yang
10
dibawa media bersifat sederhana, atau bersifat kompleks, yang penting
adalah bagaimana menyiapkan media agar dapat memenuhi kebutuhan
belajar dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi
dalam pembelajaran.( Nur’ aini, 2006)
2.5 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai fungsi utama sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2002: 15).
Fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yang dikemukakan
Levied dan Lentz dalam Arsyad (2002) yaitu:
a. Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran.
b. Fungsi afektif yaitu media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar teks yang bergambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif yaitu bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris yaitu bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
11
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks aatau disajikan secara
verbal. (Livied & Lentz, Arsyad 2002
Nur’aini (2006:43) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi verbalisme. Penggunaan kata-kata lisan
seringkali menimbulkan ketidakjelasan, dengan menggunakan media
akan memperjelas.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
c. Dengan menggunakan media secara tepat dan variasi dapat mengatasi
sifat pasif siswa.
d. Dapat menghindari kekacauan dan salah tafsir. Dengan digunakan
media maka akan lebih jelas permasalahannya sehingga siswa
mempunyai persepsi sama.
e. Dapat menarik perhatian dan kurang tanggap. Media dapat
memusatkan perhatian siswa dan merangsang untuk bereaksi sehingga
akan lebih aktif
2.6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Media
Dalam Nur’aini (2006:85), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Penggunaan media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik
12
b. Tingkat kemampuan siswa
Pemilihan media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa,
misalnya untuk tingkat TK, SD, SMP, SMA maupun SMK.
c. Praktik, luwes dan bertahan. Media yang dipilih hendaknya dapat
digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya sehingga mudah dioperasikan dan mudah pemilihannya.
d. Ketersediaan
Tidak semua sekolah dapat menyediakan media yang cukup dan tidak
semua sekolah dilengkapi dengan listrik. Oleh karena itu, dalam memilih
media hendaknya dipetimbangkan sesuai dengan kondisi dan situasi
lingkungan.
e. Biaya
Dalam memilih media harus mengingat efisiensi biaya baik untuk
pembuatan atau yang lain, memilih media tidak perlu yang mahal.
f. Mutu teknik
Apabila guru akan mengajar dengan media, hendaknya melihat dulu
apakah media tersebut masih baik, bisa digunakan atau tidak.
Selain hal di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan juga dalam pemilihan
media pembelajaran diantaranya kemampuan guru dalam menggunakan
media dan kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. (Nur’aini 2006)
13
2.7 Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik beberapa media pembelajaran antara lain:
a. Media grafis.
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan
penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual dan melibatkan
rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat
kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas
suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa
saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,
terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan
ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbol-simbol
verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
b. Media audio.
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan
yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal
dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran.
Secara umum media audio memiliki karakteristik mampu mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya
luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat
mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif
pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat
komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan
14
bahasa, pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada
jenis media radio)
c. Media proyeksi diam.
Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu
(misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya
disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio.
Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan
ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru,
cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada
media dengan penampilan visual saja), menggunakan teknik-teknik warna,
animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu
(terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat
diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
d. Media permainan dan simulasi.
Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pembelajar secara
aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi
yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat
memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-
konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki
sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran
dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu
meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi
15
keterbatasan pembelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan
dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak. (Kemp 1975)
2.8. Klasifikasi Media Pembelajaran
Kemp dan Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis
yaitu :
1. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas
untuk pengajaran dan informasi. Bentuk lain dari media cetakan
adalah brosur dan newsletter. Selain itu, teks terprogram adalah salah
satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Dalam buku teks
terprogram , informasi disajikan secara terkendali. Kelebihan media
ini diantaranya:
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-
masing.
b. Di samping dapat mengulang materi dalam media cetakan, siswa
akan mengikuti urutan pikiran secara logis
2. Media Pajang
Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
di depan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, flip chart,
papan magnet, papan kain, papan bulletin dan pameran. Kelebihan
media ini diantaranya
a. Bermanfaat di ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian
khusus.
16
b. Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan
sementara.
c. Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
d. Fasilitas papan tulis atau white board selalu tersedia di ruang-
ruang kelas.
3. Proyektor transparansi (OHP)
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf,
lambang, gambar maupun grafik. Ohp mempunyai kelebihan yaitu:
a. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang
terang.
b. Dapat menjangkau kelompok besar.
c. Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru.
d. Peralatannnya dapat dengan mudah dioperasikan.
e. Dapat disimpan dan digunakan berulang kali
4. Rekaman audio tape
Materi rekaman audiotape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi
pelajaran atau jenis informaasi tertentu. Media ini mempunyai
kelebihan diantaranya melatih daya analisis siswa, rekaman dapat
digandakan dan rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu
meningkatkan ketrampilan mengucapkan.
17
5. Slide
Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm
denganbingkai 2 x 2 inci. Film bingkai diproyeksikan melalui slide
proyektor. Beberapa kelebihan slide (film bingkai):
a. Urutan gambar apat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
b. Isi pelajaran yang sama yang terdapat dalam gambar-gambar
film bingkai dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat
secara bersamaan.
c. Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama
dan dengan demikian dapat menarik perhatian dan membangun
persepsi siswa terhadap konsep atau pesan yang ingin di
sampaikan.
6. Film atau video
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di
mana fame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambr hidup. Media ini mempunyai
beberapa kelebihan yaitu:
a. Film atau video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman
dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik
dan lain-lain.
b. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang.
c. Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa.
18
7. Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan
gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program
televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran
tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap
muka dengan guru kelas. Kelebihan televisi sebagai media
pembelajaran adalah:
a. Elevisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio visual
b. Dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi
siswa.
c. Dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan
mendengar diri sendiri.
8. Komputer
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi
informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis.
Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering
dinamakan dengan pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI).
Beberapa kelebihan diantaranya yaitu:
a. Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lamban
menerima pelajaran.
b. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan.
c. Komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Sebagai lokasi dalam melakukan penelitian unutk mendukung data-data
dalam skripsi ini, penulis memilih pada murid kelas 1 SD Negeri 18 Meulaboh di
Kabupaten Aceh Barat
3.2 Populasi dan sampel
Dalam penelitian ini yang akan di buat menjadi populasi adalah seluruh
murid kelas 1 SD Negeri 16 Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat sekitar 38
siswa/i
.
3.3 Sumber Data
Untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian, penulis melakukan pengumpulan data melalui
1. Field research
Yaitu memperoleh data dengan melakukan tatap muka langsung dengan
murid kelas 1 SD Negeri 16 Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat
2. Library research ,
Yaitu memproleh data dari kajan pustaka tentang Metode PAKEM.
3.4 Metode Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menempuh dua cara, yaitu :
1. Field Reserch
20
a. Observasi
Yaitu merupakan kegiatan dalam rangka mengumpulkan data
daripengamatan murid kelas 1 SD Negeri 16 Meulaboh diKabupaten
Aceh Barat
b. Test
Yaitu dengan melakukan tes langsung dengan wali kelas satu SD
Negeri 16 Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat.
2. Library Reserch
Yaitu memproleh data dari kajian pustaka tentang Metode PAKEM
3.5 Metode Analisis Data
Guna menganalisa data, penulis lakukan dengan mengumpulkan dan
menyusun semua data hasil penelitian murid kelas 1 SD Negeri 16 Meulaboh di
Kabupaten Aceh Barat untuk kemudian dibahas dengan menggunakan analisis
kualitatif, dimana data hasil penelitian dilapangan akan diolah dan dijelaskan
secara deskriptif dengan menggunakan Persentase seperti yang dirumuskan oleh
Sudjana, 2004:151 yaitu:
FP = X 100%
N
Dimana;
P = Angka Persentase
F = Ferekuensi Aktivitas Yang Dilakukan
N = Banyak Aktivitas Yang Dilakukan
21
PTK.Kemampuan minat membaca murid kelas 1 SD 16 Meulaboh.
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia
informasi. Mengingat alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Pengembangan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci
keberhasilan
peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia informasi.
Mengingat alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran bahasa indoneesia
di sekolah dasar dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas II, Kelas III ),
sepuluh jam perminggu, sedangkan untuk kelas IV, V ,VI delapan jam perminggu
( Depdikbud, 1994 ).
Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran bahasa
indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama
tampak pada penggunaan metode pakem dalam kemampuan minat
baca.Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat
dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran
bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi
pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada
pendekatan komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak
ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran ( GBPP ) akan
memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran. Hal
ini di dukung oleh keterampilan berbahasa.
22
Karakteristik lain kurikulum 1994, mata pelajaran bahasa Indonesia juga tampak
pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan murid dalam membaca berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
2. Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil
berbahasa (siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3. Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya
( Sukarman, 1997 :78).
di sekolah dasar dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas II, Kelas III )
sepuluh jam perminggu, sedangkan untuk kelas IV, V ,VI delapan jam permingg
( Depdikbud, 1994 ).
Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran bahasa
indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut
terutama tampak pada penggunaan metode pakem dalam kemampuan minat
baca.Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat
dilihat dari dua segi, yaitu :keterpaduan antara materi bahasa dalam
pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa
dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya
tampak pada pendekatan komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat
pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang
tidak ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran ( GBPP ) akan
memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran. Hal
23
ini di dukung oleh keterampilan berbahasa.
Karakteristik lain kurikulum 1994, mata pelajaran bahasa Indonesia juga tampak
pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :1. Meningkatkan kemampuan murid dalam membaca berkomunikasi dengan
2. menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar
3. Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil
berbahasa (siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
4. Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya
( Sukarman, 1997 :78).
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 1994 mengandung komponen terpadu
yaitu :
Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan wacana),
pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa berbicara dan
menulis)
Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal murid hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat murid senang mengikuti pelajaran, tetapi murid menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar
Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip pendapat psikolog murid yang hanya belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “ Tidak “ dapat menyerap dan memahami pengetahuan dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “ serba tahu “ di dalam kelas
Waktu belajar murid yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya dikembalikan pada murid agar mereka dapat belajar aktif, kreatif. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar murid gemar belajar
24
Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya
Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu murid untuk aktif belajar. Pada akhirnya murid memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatifitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri ( refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada murid. Kemampuan membaca pada murid merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah murid memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri
Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya. (Supriadi, dkk, 1995)
Dalam hal ini murid dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca murid hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat murid dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “ reading to learn”. Sehingga murid kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992)Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah )
Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang berjudul:
“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN MINAT MEMBACA MURID KELAS 1 SD NEGERI 16 KEC. JOHAN PAHLAWAN KAB. ACEH BARATMEULABOH
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui bahwa dengan menimbulkan “kemampuan dan minat
membaca”, dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.
25
2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan kemampuan dan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia murid meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan disadari sebagai berikut :1. Kemampuan dan Minat membaca murid kelas I Sekolah Dasar dapat
diukur dengan menggunakan alat pengumpul data pengamatan langsung ( observasi) atau observasi buku raport.
2. Prestasi belajar keterampilan bahasa Indonesia murid , sebagaimana dalam buku raport merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik valid dan variable, sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis.
1.8 Definisi Operasional
Dengan berdasarkan permasalahan atau pernyataan penelitian diatas beberapa istilah yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, serta menghindari salah penafsiran, salah pengertian dalam mengimplementasikan masalah penelitian.
1. Menumbuhkan kemampuan dan Minat Membaca : Menumbuhkan adalah mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada pada diri siswa yang terkait dengan minat ditingkatkan agar motivasi intrinsiknya meningkat.
2. Yang dimaksud “ minat “ adalah kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima pengaruh dari dunia luar dirinya. Minat yang bersifat tetap merupakan motivasi intrinsik.
3. Yang dimaksud membaca adalah membaca lanjutan.4. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.
Adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar secara proporsional antara guru, murid dan lingkungan satu sama lain yang saling terkait.
Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau melihat raport murid. Mengetahui kondisi murid seutuhnya sangat perlu untuk mengetahui strategi pembelajaran seperti “ falsafah pisau” semakinsering diasah semakin tajam. Kondisi murid yang bervariasi perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan ketertiban di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya kedisplinan soal waktu. murid dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung jawab, baik di sekolah maupun di rumah. Guru harus biasa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengadakan evaluasi secara konsisten dengan alat evaluasi yang valid sehingga prestasi keterampilan berbahasa Indonesia murid meningkat.
26
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Afiati, Zahrida Nur. 2010. “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) Dengan Bantuan Media Cd Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Akuntasi Pokok Bahasan Jurnal Umum Kelas XI IPS Di
SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2009/2010”.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Azhar, Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ena, Ouda T. 2007. Membuat Media Pembelajaran Interaktif Dengan Piranti
Lunak Presentasi (online) (http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTeda
Ena.doc) (27 Maret 2011)
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/27/pembelajaran-pakem/
(18 April 2011)
http://sunartombs.wordpress.com/2008/12/25/pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-
efektif-dan-menyenangkan/ (18 April 2011)
http://wyw1d.wordpress.com/2010/01/13/11-indikator-pembelajaran-pakem-
pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/ (18 April 2011)
Nurcahyati, Tri Indah. “Penerapan Macromedia Flash Untuk Meningkatan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Jurnal Penutup Dan Jurnal
Pembalik Mata Pelajaran Akuntansi Di Sma Islam Sudirman Ambarawa”.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Nv-multimedia.blogspot.com/p/perkembangan-multimedia-cd-interaktif.html (31
Maret 2011)
Juliana, Ketut. 2009. Arti, Posisi dan Fungsi Media Pembelajaran.
27