PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN
KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus menerus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak
kemajuan di berbagai bidang kehidupan agar dapat mengikuti dan
meningkatkan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui
pendidikan. Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
secara formal, sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.
Keberhasilan pendidikan akan tercapai jika ada usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan tersebut mempunyai fungsi dan
tujuan yang harus diperhatikan, fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada
UU No 2 Tahun 2003 pasal 4 yang menyatakan:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, maka untuk tercapainya
keberhasilan pembelajaran harus ditingkatkannya prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran. Setiap orang yang melakukan kegiatan tentu akan memperoleh hasil ataupun prestasi. Demikian dengan kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi, tentu akan memperoleh hasil yang berupa prestasi belajar. Belajar
1
2
sebagai suatu proses akan mengahasilkan perubahan yang berupa pengetahuan, sikap atau nilai dan ketrampilan. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang dihasilkannya.
Manurut Sardiman A. M. (2005: 125), “Guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan”. Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di
bidang pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang. Guru harus memahami dan menghayati para siswa yang
dibinanya, karena wujud setiap siswa tidak sama, ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berhasil tidaknya suatu
proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar mengajar yang
diperoleh siswa. Keberhasilan belajar tersebut pada umumnya dikaitkan
dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa serta
prestasi yang berupa ulangan harian.
Pada saat ini, salah satu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah untuk
mengejar ketertinggalan dalam pendidikan, khususnya mata pelajaran
akuntansi ialah kurikulum baru yang dikenal dengan “Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)” yang hampir sama dengan kurikulum berbasis
kompetensi. KTSP ditunjukkan untuk menciptakan tamatan kompeten dan
cerdas dalam mengemban identitas budaya dan bangsa.
Penyempurnaan kurikulum selanjutnya dilakukan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP):
Penyempurnaan dilakukan berdasarkan hasil kajian para pakar pendidikan yang tergabung di BSNP dan juga masukan dari masyarakat yang berfokus terhadap dua hal: (1) pengurangan beban belajar kurang lebih 10%, (2) penyederhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum. Penyempurnaan tersebut mencakup sinkronisasi kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar dan jumlah mata pelajaran serta validasi empirik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar (Mulyasa, 2006: 10).
3
Berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan, pemerintah telah
menetapkan 8 aspek pendidikan yang harus di standarkan, yang pada saat ini
telah dirampingkan dua standar, dan siap dilaksanakan dalam pembelajaran
sekolah. Standar yang sudah siap dan sudah disahkan serta siap dilaksanakan
tersebut adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL).
Menurut Sukmadinata (2003: 162), “prestasi belajar dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri
siswa”. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi,
minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan. Sedangkan yang termasuk
faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah keadaan sosial ekonomi,
lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan
sebagainya.
Menurut Jeanne Rini P (2003: 2), “prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru”.
Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut tes hasil belajar.
Kedua test ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran dan untuk mengatahui hingga sejauh mana siswa telah
mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Keberhasilan proses belajar
mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperolehnya hasil
optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para
peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan.
Keberhasilan maupun kegagalan belajar tersebut ditandai dengan prestasi
belajar yang dicapai seseorang dalam suatu usaha belajar. Proses belajar
mengajar harus terjalin interaktif edukatif yang aktif antar kedua faktor
tersebut, terutama adalah faktor guru dan cara mengajarnya atau kompetensi
guru serta faktor kreativitas belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar siswa
akan memberikan apresiasi terhadap segala sikap dan perilaku mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru. Masing-masing siswa memilki persepsi yang
4
berbeda dalam memandang sejauh mana seorang guru memiliki kemampuan
mengajar.
Berdasarkan nilai kognitif dari hasil observasi diketahui bahwa prestasi
belajar siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran
2010/2011 untuk pelajaran akuntansi kurang memuaskan. Dengan demikian
diperlukan usaha peningkatkan prestasi belajar untuk pelajaran tersebut. Agar
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura angkatan 2011/2012 untuk
pelajaran akuntansi mendapatkan prestasi yang memuaskan. Hal ini menjadi
sebuah indikator bahwa para siswa belum memahami pelajaran dengan baik.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kompetensi guru. Kompetensi
guru merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
Menurut Sabri (2005: www. Jurnal. pdii. lipi. go. id), ”Kompetensi
merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan
upaya meningkatkan prestasi belajar siswa”.
Guru yang berkompeten pada umumnya dilihat dari seberapa jauh guru
menguasai materi dan guru tersebut dapat menerapkan model pembelajaran
yang tepat untuk materi yang dipelajari. Menurut Djamarah (2000: 99),
“Pendidik yang berkompeten adalah pendidik yang memiliki keterampilan
memberi penguatan, ketrampilan bertanya, ketrampilan mengadakan variasi,
ketrampilan menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.” Menurut peraturan pemerintah no 14 tahun 2005 tentang standar
pendidikan nasional bahwa “Tenaga kependidikan harus mempunyai
kompetensi pedagogik, pribadi, professional, dan sosial”. Keempat
kompetensi tersebut yang dimiliki seorang guru akan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Jika guru itu mempunyai kompetensi yang baik, maka prestasi
belajar siswa juga akan baik. Sebaliknya jika seorang guru tidak mempunyai
kompetensi yang baik dalam mengajar, otomatis siswa tidak akan
mendapatkan prestasi belajar yang baik karena siswa tidak dapat memahami
materi yang disampaikan guru.
5
Guru yang berkompeten sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
saat ini. Hal ini diperlukan karena masih adanya pendidik atau guru didalam
memberikan materi kepada siswa lebih bersifat teoritis, kurang memberikan
contoh-contoh beserta jawaban yang sistematis. Dengan demikian usaha yang
dilakukan sekolah antara lain melakukan seleksi dan menaikkan standar
pendidikan guru. Misalnya guru minimal berpendidikan strata-1. Dengan
usaha ini, Sekolah didukung oleh pendidik yang berkompeten dibidang
masing-masing. Oleh sebab itu, seorang guru akuntansi diharapkan mampu
menyajikan materi-materi dengan jelas, salah satunya dengan
mengembangkan kompetensi mengajar sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal dan agar anggapan siswa yang
keliru tersebut dapat ditepis.
Faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa
adalah kreativitas belajar siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai
siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar siswa yang
dicapai rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimiliki tidak atau kurang
berfungsi secara optimal. salah satu faktor pendukung agar kemampuan
intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya
kreativitas belajar siswa yang tinggi dalam dirinya. Menurut Suharnan (2005:
375), “Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang
pekerjaannya menuntut pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi), tetapi juga
dapat dilakukan oleh orang-orang biasa di dalam menyelesaikan tugas-tugas
dan mengatasi masalah”.
Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena tidak dapat
menggunakan kekreativitasannya dalam belajar dengan sebaik mungkin. Ada
siswa yang belajar hanya saat ada tugas dari guru. Terkadang waktu di rumah
lebih banyak digunakan untuk tidur dan bermain. Hal ini akan berakibat
terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa SMA Negeri 1 Kartasura
khususnya jurusan IPS. Semakin sering siswa belajar maka prestasi belajar
yang diperoleh akan memuaskan. Sebaliknya semakin malas siswa belajar
maka prestasi belajar yang diperoleh tidak akan memuaskan. Untuk mencapai
6
prestasi belajar yang memuaskan, siswa harus mampu menggunakan akal
kreatifnya dengan sebaik mungkin serta didukung adanya sumber belajar
yang memadai seperti buku paket.
Kreativitas mencerminkan pemikir yang divergen yaitu kemampuan
yang dapat memberikan bermacam-macam alternatif jawaban. Kreativitas
dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar. Namun sebenarnya
setiap orang adalah kreatif. Untuk mendapatkan orang yang demikian perlu
adanya latihan dan bimbingan dari orang tua ataupun guru. Dalam kegiatan
belajar kreativitas belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat
dicapai. Kreativitas belajar merupakan perubahan tenaga didalam diri
seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa, apabila
memiliki kreativitas yang tinggi diharapkan akan mencapai prestasi yang
tinggi pula. Adanya kreativitas belajar yang tinggi dalam diri siswa
merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk
mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dihadapinya dan lebih lanjut siswa
akan sanggup untuk belajar sendiri.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengungkap masalah ini
dengan alasan persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar
merupakan modal penting dalam proses belajar, agar siswa mendapat prestasi
belajar yang lebih baik khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Mengacu
dari latar belakang di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang
“PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN
KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
7
Prestasi belajar siswa pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh faktor yang
saling berkaitan baik berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar
diri siswa (eksternal). Siswa sebagai faktor utama dalam proses pembelajaran
memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain dalam hal tingkat
kecerdasan, kreativitas, minat, motivasi dan sebagainya yang semuanya
mempengaruhi prestasi belajar siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Demikian pula peran guru yang secara langsung berhubungan
dengan siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan sosial ikut
mempengaruhi prestasi belajar.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh persepsi
siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi
belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun
Ajaran 2011/2012.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka
diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan
masalahnya sebagai berikut:
1. Kompetensi guru dibatasi pada seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru.
2. Kreativitas belajar dibatasi pada sikap, dorongan, dan rasa ingin tahu siswa
untuk mengembangkan materi pelajaran akuntansi.
3. Prestasi belajar akuntansi dibatasi pada nilai rata-rata ulangan harian
siswa.
4. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
D. Perumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2008: 55), “Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan latar belakang masalah,
8
identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru
terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura?
2. Adakah pengaruh yang signifikan kreativitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura?
3. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru
dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura?
E. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu aktivitas manusia pasti mempunyai tujuan, hal
ini dimaksudkan supaya aktivitasnya dapat terlaksana dengan baik, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang
kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kreativitas belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang
kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian adalah untuk menjawab masalah yang
disajikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi teoritis
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
luas secara khusus perkembangan dunia pendidikan dalam perubahan
pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi di sekolah.
2. Dilihat dari segi praktis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dari segi praktis antara
lain:
a. Memberikan informasi kepada siswa bahwa persepsi siswa tentang
kompetensi guru dan kreativitas belajar yang tinggi dapat membantu
meningkatkan prestasi belajar.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai calon
pendidik dan orang tua.
c. Memberi gambaran kepada peneliti selanjutnya yang ada hubungannya
dengan permasalahan di dalam penelitian.
d. Diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik tentang pentingnya
belajar guna meningkatkan prestasi belajar.
G. Landasan Teori
1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap, kecakapan, dan lain-
lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama
keadaannya bila dibandingkan dengan keadaan pada saat sebelum
belajar, individu akan lebih sanggup menghadapi kesulitan,
memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi yang dihadapinya.
Menurut Witherington dalam bukunya Ngalim Purwanto (2003:
84), “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
10
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Menurut Skinner dalam bukunya Muhibbin Syah (2008:83), “Belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif”.
Menurut Hilgard yang diterjemahkan oleh Nana Syaodih
Sukmadinata (2003: 156), “Belajar adalah suatu proses di mana suatu
perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu
situasi”. Menurut Muhibbin Syah (2008: 68), “Belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif”.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengaruh pada
penguasaan keterampilan, kecakapan, kemahiran, kepandaian,
pengetahuan baru dan sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi Belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah
kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-
masing. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatic”
yang berarti hasil usaha. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi
belajar didefinisikan sebagai hasil penilaian yang diperoleh dari
kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 101), “Prestasi
belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil
belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun
keterampilan motorik.
11
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah belajar baik berupa
angka, huruf, dan tindakan dalam periode tertentu.
c. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
Menurut American Institut of Certified Public Accountants yang
diterjemahkan oleh Zaki Baridwan (2004: 1):
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam mengambil alternatif-alternatif dari suatu keadaan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai seorang siswa yang telah
belajar akuntansi sehingga siswa dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan, baik berupa angka, huruf dan tindakan dalam periode
tertentu.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Sukmadinata (2003: 162) mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
1) Faktor-faktor dalam diri individu.
a) Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani
b) Aspek rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta kondisi afektif
dan kognitif dari individu.
c) Kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat,
baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan.
d) Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain,
baik guru, teman, orang tuanya maupun orang-orang lainnya.
2) Faktor-faktor lingkungan.
a) Keluarga, meliputi keadaan rumah dan ruang tempat belajar,
sarana, dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah
12
apakah tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan
disekitar rumah.
b) Sekolah meliputi lingkungan sekolah, sarana, dan prasarana
belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar.
c) Masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-
sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang
positif terdapat semangat dan perkembangan belajar generasi
muda.
e. Indikator Prestasi Belajar Akuntansi
Indikator prestasi belajar dapat dilihat dari:
1) Hasil belajar kognitif yang meliputi:
a) Hafalan
b) Pemahaman
c) Analisis
d) Penerapan
e) Sintesis
f) Evaluasi
2) Hasil belajar efektif yang meliputi:
a) Receiving/ kepekaan dalam menerima rangsangan
b) Responding/ jawaban
c) Valuing
d) Organisasi
e) Karakteristik
3) Hasil belajar psikomotor yang meliputi:
a) Gerakan reflek
b) Kemampuan perceptual
c) Keterampilan pada gerakan dasar
d) Kemampuan bidang fisik
e) Gerakan skill
2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru.
13
a. Pengertian Persepsi
Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris perception yang
artinya pengamatan. Setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda
beda terhadap suatu masalah yang mereka hadapi, sehingga hal tersebut
akan berakibat pula dalam menanggapi berbagai masalah yang timbul.
Di dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan persepsi
siswa yang berbeda-beda terkait dengan penglihatannya terhadap
seorang guru, karena masing-masing siswa akan mempunyai persepsi
yang berbeda dalam memandang sejauh mana seorang guru mempunyai
kemampuan dalam mengajar.
Menurut Robbin Stephen (2001: 88), “persepsi dapat
didefinisikan sebagai proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra mereka agar dapat
memberikan makna pada lingkungan mereka. Persepsi orang timbul
disebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya, misalnya pengamatan
terhadap suatu kejadian tertentu oleh alat indera”.
Sedangkan menurut Bimo Walgito (2003: 53), “persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu
merupakan proses yang berwujud di terimanya stimulus oleh individu-
individu melalui alat reseptornya”.
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar individu dapat
mengadakan persepsi menurut Bimo Walgito (2003: 53):
1) Adanya obyek yang dipersepsiObyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera dan dapat datang dari dalam langsung mengenai syaraf penerima (sensorik) yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera atau reseptorMerupakan alat untuk menerima stimulus, selain itu harus ada syaraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima oleh reseptor.
3) Perhatian Untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu pencapaian dalam mengadakan persepsi.
14
Berdasarkan pengertian tersebut, maka persepsi seseorang bisa
timbul apabila seseorang tersebut mengamati suatu obyek
menggunakan perantara alat inderanya dengan penuh perhatian dan
diteruskan ke syaraf.
b. Pengertian Kompetensi Guru.
Menurut Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen menyataan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Sedangkan
menurut Muhibbin Syah (2004: 30), “kompetensi adalah kemampuan,
kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut
ketentuan hukum”.
Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional (2003: 9) pasal 1 menyatakan bahwa pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa
pendidik adalah tenaga kependidikan yang membantu perkembangan
kepribadian peserta didik dan mengarahkan pada tujuan pendidikan.
Pendekatan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai
seperangkat elemen itu yang membedakan dari pekerjaan lainnya.
Kompetensi dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian
(skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang atau kelompok (team
work) serta potensi diri yang dimiliki seseorang terhadap kapasitas
kecakapan (ability) dalam melaksanakan pekerjaan yang bervariasi
dengan keberhasilan atau kesuksesannya ketika bekerja.
c. Macam-macam Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan gabungan dari kompetensi individu
yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu
15
kinerja. Kompetensi yang dimiliki secara individual harus mampu
mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mencapai
tujuan dari pendidikan tersebut.
Menurut Muhibbin (2004: 30), “Kompetensi adalah kemampuan,
kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut
ketentuan hukum”. Pengertian lain terdapat pada Undang-Undang No.
14 Tahun 2005 menyatakan bahwa, “Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”
Menurut Undang-Undang No 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1,
kompetensi guru meliputi:
1) Kompetensi PedagogikKompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dan berwibawa serta dapat menjadi teladan peserta didik.
3) Kompetensi SosialKompetensi sosial merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakay sekitar.
4) Kompetensi ProfesionalKompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materi serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
d. Indikator Kompetensi Guru
Menurut peraturan pemerintah no 14 tahun 2005 tentang standar
pendidikan nasional bahwa “Tenaga kependidikan harus mempunyai
kompetensi pedagogik, pribadi, professional, dan sosial”.
Uraian dari kompetensi yang harus dikuasai guru yaitu:
16
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman dosen terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi-kan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan sebagai berikut:
a) Memahami peserta didik secara mendalam mempunyai indikator:
i. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif
ii. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian
iii.Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b) Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan untuk
kepentingan pembelajaran mempunyai indikator sebagai berikut:
i. Memahami landasan kependidikan
ii. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
iii.Menentukan strategi pembelajaran berdasar karakteristik
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar
iv. Menyusun rancangan pembelajaran berdasar strategi yang
dipilih
c) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran mempunyai
indikator sebagai berikut:
i. Merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai
metode
ii. Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning)
iii.Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum
d) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya mempunyai indikator:
17
i. Memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan potensi
akademik
ii. Memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan potensi
nonakademik
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, aktif,
dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a) Kepribadian yang mantab dan stabil mempunyai indikator :
i. Bertindak sesuai dengan norma hokum
ii. Bertindak sesuai dengan norma sosial
iii.Bangga sebagai pendidik
iv. Mempunyai konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
b) Kepribadian yang dewasa mempunyai indikator:
i. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
ii. Mempunyai etos kerja sebagai pendidik
c) Kepribadian yang arif mempunyai indikator;
i. Menampilkan tindakan yang didassrkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat
ii. Menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
d) Kepribadian yang berwibawa mempunyai indikator:
i. Mempunyai perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik
ii. Mempunyai perilaku yang segani
e) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan mempunyai indikator:
i. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur,
ikhlas, dan suka menolong)
18
ii. Mempunyai perilaku yang diteladani peserta didik
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini mempunyai subkompetensi dengan indikator
sebagai berikut:
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik mempunyai indikator berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar
4) Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan
yang menaungi materinya serta penguasaan materi terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya.
Setiap subkompetensi tersebut memilliki indikator sebagai
berikut:
a) Menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
mempunyai indikator:
i. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
ii. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar
iii.Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan
menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
19
b) Menguasai struktur dan metode keilmuan mempunyai indikator
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan
Seluruh kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Aktivitas atau kinerja guru sangat terkait dengan
tugas dan tanggung jawab professionalnya. Tugas dan tanggung jawab
guru adalah sebagai pengajar, pembimbing, dan administrator. Selain
itu tugas dan tanggung jawab guru mencakup bidang pengajaran,
bimbingan, pembinaan hubungan dengan masyarakat, pengambangan
kurikulum, dan pengembangan profesi.
3. Kreativitas Belajar
a. Definisi Kreativitas
Kata kreativitas berasal dari “create” yang berarti pandai
mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu
proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan
originalitas berfikir. Menurut Hurlock (2005: 4), “Kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa
saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal
pembuatannya”. Menurut Munandar yang diterjemahkan Sukmadinata
(2003: 104):
“Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Menurut Komite Penasehat Nasional Bidang Pendidikan Kreatif
dan Pendidikan Budaya yang diterjemahkan oleh Craft (2005: 291),
“Menggambarkan kreativitas sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang
mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat original, murni, asli, dan
memiliki nilai”. Menurut Suharnan (2005: 373), “Kreativitas dapat
20
didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berfikir untuk
menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas
and useful”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar
adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkah
laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan mencari
pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar.
b. Ciri-ciri Kreativitas
Menurut Wycoff (2002: 49) beberapa ciri orang kreatif yaitu:
1) Keberanian. Berani menghadapi tantangan baru dan bersedia menghadap risiko kegagalan.
2) Ekspresif. Tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaannya.3) Humor. Humor berkaitan dengan kreativitas menggabungkan hal-hal
sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tidak terduga dan tidak lazim.
4) Intuisi. Menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya.
Menurut Utami Munandar (2004: 37):
Beberapa ciri pribadi yang kreatif yaitu: imajinatif, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, mandiri dalam berpikir, senang berpetualang, penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil risiko, dan berani dalam berpendirian dan berkeyakinan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
kreativitas antara lain:
1) Bebas dalam berpikir dan bertindak
2) Adanya inisiatif menumbuhkan rasa ingin tahu
3) Percaya pada diri sendiri
4) Mempunyai daya imajinasi yang baik
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas
Kreativitas tidak hanya tergantung pada potensi bawaan yang
khusus, tetapi juga pada perbedaan mekanisme mental atau sikap
mental yang menjadi sarana untuk mengungkapkan sifat bawaan
tersebut. Menurut Hurlock (2005: 11), beberapa kegiatan untuk
meningkatkan kreativitas adalah:
21
1) Waktu. Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep yang dipahaminya.
2) Kesempatan. Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak menyendiri, maka ia menjadi lebih kreatif.
3) Dorongan. Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik yang sering kali memojokkan anak.
4) Sarana. Harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreativitas.
5) Lingkungan. Keadaan lingkungan yang merangsang kreativitas anak.6) Hubungan dengan orang tua. Orang tua yang terlalu melindungi atau
terlalu posesif terhadap anak dapat menghambat proses kreativitas.7) Cara mendidik anak. Mendidik secara demokratis dan permisif di
rumah dan di sekolah akan meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas.
8) Pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin banyak dasar untuk mencapai peningkatan kreativitas.
d. Indikator Kreativitas Belajar
1) kemandirian belajar
a) Cara berkreasi dalam belajar akuntansi
b) Usaha siswa dalam mengerjakan soal akuntansi
2) Keaktifan dalam belajar
a) Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
b) Kelancaran dalam memberikan gagasan atau pendapat
c) Kelancaran dalam menemukan alternatif jawaban
4. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Kreativitas
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Persepsi siswa tentang kompetensi guru merupakan suatu hal yang
penting dalam peningkatan prestasi. Dalam proses belajar, tanpa adanya
persepsi siswa tentang kompetensi guru maka pembelajaran tidak akan
mencapai hasil yang maksimal. Dengan adanya persepsi siswa tentang
kompetensi guru, siswa dapat mengetahui kompetensi apa saja yang
dimiliki oleh seorang guru akuntansi.
Sedangkan Kreativitas belajar pada individu tumbuh dengan adanya
minat yang luas terhadap bidang yang digelutinya. Dengan minat yang
22
luas ini, akan mendorong individu untuk mencapai tingkatan yang terbaik
dari apa yang diusahakannya, sehingga hal ini akan mendorong
keberhasilan di dalam belajarnya, yang kemudian akan dapat
meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
H. Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian sekaligus untuk
mempermudah dalam penelitian agar tidak menyimpang dari inti
permasalahan maka perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai
landasan dalam pembahasan.
Adapun kerangka pemikiran digambarkan bagan sebagai berikut:
H1
H3
H2
Keterangan:
H1 = Hubungan X1 dengan Y
H2 = Hubungan X2 dengan Y
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
X1
Kreativitas BelajarX2
Prestasi Belajar Akuntansi
Y
23
H3 = Hubungan X1 dan X2 dengan Y
Menurut Sugiyono (2003: 47) “Kerangka berfikir dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan
dua variable atau lebih”. Kerangka pemikiran pada hakikatnya bersumber dari
kajian teoritis dan sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar.
Berdasar kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan dimuka, maka
dalam penelitian ini penulis mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru (X1) tinggi maka prestasi
belajar akuntansi (Y) tinggi artinya apabila siswa mempunyai persepsi bahwa
guru berkompeten maka siswa akan prestasi belajar akuntansi (Y) tinggi
karena siswa merasa nyaman dan beranggapan guru dapat dijadikan tempat
mendalami ilmu ketika mereka belum paham terhadap suatu materi. Begitu
juga kreativitas belajar (X2) mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
akuntansi (Y) siswa. Karena dengan kreativitas belajar yang ada dalam diri
siswa untuk kreatif, siswa semakin mudah dalam menyelesaikan soal atau
masalah belajar sehingga prestasi belajar akuntansi (Y) siswa menjadi tinggi.
Dengan demikian, apabila dalam belajar siswa mempunyai guru yang
berkompeten (X1) dan kreativitas (X2) yang tinggi maka siswa akan
mendapatkan prestasi yang tinggi (Y).
I. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006: 51), “hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan landasan teori, kerangka
pemikiran, dan permasalahan yang diajukan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru
terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura.
2. Ada pengaruh yang signifikan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar
akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
24
3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru dan
kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
J. Metode Penelitian
1. Jenis dan rancangan penelitian
a. Jenis penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Penelitian diskriptifPenelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2) Penelitian komparatifPenelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3) Penelitian asosiatifPenelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif berbentuk hubungan
kausal. Penelitian asosiatif berbentuk kausal merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih.
Hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat, bila X maka Y artinya
jika persepsi siswa tentang kompetensi guru positif dan kreativitas
belajar tinggi maka siswa akan meningkatkan prestasinya dengan
belajar yang lebih maksimal.
b. Rancangan penelitian
25
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Metode Survei. Menurut Sugiyono (2003: 7), Metode Survei adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kartasura.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura angkatan 2011/2012.
b. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah persepsi siswa tentang kompetensi
guru, kreativitas belajar dan prestasi belajar akuntansi.
4. Populasi, Sampel dan Sampling
a. Populasi
Menurut Hadi Sutrisno (2007: 77) “Populasi adalah semua
individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel
itu hendak digeneralisasi.” Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura yang berjumlah 175
siswa.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2005: 57) “Sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, apabila
populasi 175 dengan taraf signifikasi 5% maka sampelnya 114”. Maka
dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah 114 siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Kartasura.
c. Sampling
Menurut Sutrisno Hadi (2007: 77), “Sampling adalah cara yang
digunakan untuk mengambil sampel”. Penelitian ini menggunakan
probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik yang digunakan simple random sampling.
26
Dikatakan simple karena cara pengambilannya dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Dalam
penelitian ini, populasi bersifat homogen.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Sumber Data
1) Data primer
Menurut Marzuki (2002: 55), “Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk
pertama kalinya”. Dalam penelitian ini data primer adalah persepsi
siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar siswa pada
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2011/2012
yang diperoleh dari sebaran angket.
2) Data Sekunder
Menurut Marzuki (2002: 56), “Data sekunder adalah data yang
bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya
dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi
lainnya”. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah prestasi
belajar akuntansi.
b. Variabel penelitian
1) Variabel independen atau variabel bebas (X)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi
variabel lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen
adalah:
(X1) Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru
(X2) Kreativitas Belajar
2) Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
Yaitu suatu jawaban atas hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam
hal ini yang menjadi variabel dependen adalah:
(Y) Prestasi Belajar Akuntansi.
c. Instrumen Penelitian
27
Sugiyono (2005: 119) mengemukakan “Instrumen penelitian
adalah suatu alat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang sesuai dengan permasalahan penelitian.” Instrumen dalam
penelitian ini adalah dengan angket tentang persepsi siswa tentang
kompetensi guru dan kreativitas belajar.
6. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 120), “Teknik pengumpulan
data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data”. Adapun metode atau teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
a. Metode angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 120), “Angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti tentang laporan pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan
untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa tentang kompetensi
guru dan kreativitas belajar siswa.
Angket dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung dari sudut
pandangnya:
1) Dipandang dari cara menjawab, diantaranya:
a) Angket terbuka, yaitu memberikan kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Angket tertutup, sudah disediakan jawabannya responden tinggal
memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan:
a) Angket langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Angket tidak langsung, jika responden menjawab tentang orang
lain.
3) Dipandang dari bentuknya:
a) Angket pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan angket
tertutup.
28
b) Angket isian, yang dimaksud adalah angket terbuka.
c) Check list ( √ ), merupakan sebuah daftar dimana responden
tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai.
d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti
kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan, misalnya
mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Dari penjelasan tentang beberapa jenis angket diatas dalam
penelitian ini penulis memilih angket yang digunakan adalah angket
yang berbentuk check list.
Kisi-Kisi Angket:
Variabel Indikator DeskriptorNo
Item
Persepsi
Mengenai
Kompeten
si Guru
(X1)
1. Kompetensi
Pedagogik
a. Memahami
Peserta
Didik
Mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik
1
Memahami karakteristik
peserta didik
2
b. Merancang
Pembelajar
an
Mengulas materi sebelumnya 3
Menetukan strategi
pembelajaran
4
Ketepatan waktu
penyampaian materi
5
c. Evaluasi
Pembelajar
an
Melaksanakan evaluasi pada
saat proses pembelajaran
6
Melaksanakan evaluasi pada
akhir pembelajaran
7
d. Mengemba
ngkan
potensi
peserta
Memfasilitasi peserta didik
untuk membantu
mengembangkan potensi
8
29
didik akademik dan nonakademik
2. Kompetensi
Kepribadian
Kepribadian
yang mantab,
stabil, dewasa,
berwibawa,
dan berakhlak
mulia
Bertindak sesuai dengan
norma
9
Mempunyai perilaku yang
dapat diteladani peserta didik
10
3. Kompetensi
Sosial
Mampu
berkomunikasi
dan bergaul
secara efektif
dengan peserta
didik,
pendidik,
tenaga
kependidikan,
dan
masyarakat.
Kemampuan berkomunikasi
dan bergaul
11
Kemampuan menghargai
pendapat
12
4. Kompetensi
Professional
a. Menguasai
subtansi
keilmuan
yang terkait
dengan
bidang
Memahami materi ajar 13
Menerapkan konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari
14
30
studi
b. Menguasai
struktur dan
metode
keilmuan
Menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis
untuk memperdalam
pengetahuan
15
Kreativitas
Belajar
(X2)
Kemandirian
belajar
a. Cara berkreasi dalam
belajar akuntansi
b. Usaha siswa dalam
mengerjakan soal
akuntansi
1-3
4-6
Keaktifan dalam
belajar
a. Kemampuan untuk
memecahkan suatu
masalah
b. Kelancaran dalam
menemukan alternatif
jawaban
c. Kelancaran dalam
memberikan gagasan atau
pendapat
7-9
10-
12
13-
15
Adapun dalam penelitian ini scoring atas jawaban item dari
masing-masing responden ditentukan sebagai berikut:
1) Jika memilih jawaban selalu diberi skor 4
2) Jika memilih jawaban sering diberi skor 3
3) Jika memilih jawaban jarang diberi skor 2
4) Jika memilih jawaban tidak pernah diberi skor 1
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Menurut Arikunto (2006: 140), “Dokumentasi adalah
materi data mengenai hal atau variabel yang berupa: catatan, transkip,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda-agenda dan sebagainya”.
31
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen rapat dan
lain-lain.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan dengan hasil ulangan
harian bidang studi akuntansi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Kartasura.
7. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu
test melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir
pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut.
Metode yang digunakan adalah Product Momen Person menggunakan
SPSS 17.0.
Rumus rxy =
N .∑ XY −(∑ X )(∑Y )
√ {(N .∑ X2 )−(∑ X )2} {( N .∑ Y 2 )−(∑ Y )2 }Dimana :
rxy = korelasi product moment pearson item dengan soalσx = total nilai keseluruhan subjek per item
σy = total nilai per subjek
N = jumlah subjek
Nilai korelasi (r) dapat dilihat dari tabel correlation kolom skor
total baris pearson correlation. Untuk menguji koefisien korelasi ini
digunakan level of significant = 5%. Menurut Ghozali (2001: 143),
”Jika koefisien korelasi tiap-tiap item lebih besar dari 0.05, maka
instrumen tersebut adalah valid”.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten yang mana jika dilakukan pengukuran dua kali
32
atau lebih terhadap gejala yang sama, maka uji reliabilitas yang dilakukan
sama. Pengujian reliabilitas hanya memperhitungkan butir pertanyaan
yang valid. Reliabilitas diukur dengan menghitung korelasi skor butir
pertanyaan dengan komposit totalnya.
Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas internal
dengan bantuan program SPSS 17.0. Rumusnya adalah:
r 11=2 xr 1
21
2
[1+r 12
12]
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
r ½ ½ = rxy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
Menurut Ghozali (2001: 140) ”SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
konstruk/variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha
> 0.60”.
8. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain
sampel dari populasi yang berbentuk data berdistribusi normal atau
tidak. Pada penelitian ini pengujian normalitas digunakan untuk
menguji data persepsi siswa tentang kompetensi guru (X1), kreativitas
belajar (X2), dan prestasi belajar akuntansi (Y).
Uji normalitas menggunakan alat uji satu sampel kolmogorov
smirnov (K-S), yaitu suatu alat uji Goodness Of Fit yang dilaksanakan
dengan membandingkan skor observation dengan satu sebaran teoritis
tertentu. Uji (K-S) ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel
dapat dianggap berasal dari populasi yang sama dengan distribusi
teoritis tertentu.
33
Pengujian satu sampel kolmogorov smirnov ini menggunakan
pengujian dua sisi yaitu dengan cara membandingkan probabilitas (P)
yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Nilai probabilitas
dapat dilihat pada tabel test of normality kolom sig. Kriteria yang
digunakan adalah pengujian dua arah. Menurut Heni (2008: 80)
”Kriteria yang digunakan yaitu terima H0 apabila nilai sig lebih dari
tingkatan alpha yang digunakan”
Deteksi kenormalan dapat dilakukan dengan kriteria berikut :
1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) < 0.05, maka
data tidak berdistribusi normal.
2) Apabila nilai signifikansi atau probabilitas (P) > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linieritas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah
antara setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau
tidak. Uji ini biasa digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linier. Uji linieritas dihitung dengan bantuan SPSS 17.0
dengan dasar pengambilan keputusan dilihat dari tabel Anova kolom sig
baris deviation from linearity untuk mengetahui nilai probabilitas.
Menurut Widiyanto (2009: 53) dasar pengambilan keputusan yaitu :
1. Apabila nilai probabilitas > 0.05 maka dapat dikatakan hubungan
antar variabel adalah linier.
2. Apabila nilai probabilitas < 0.05 maka dapat dikatakan hubungan
antar variabel tidak linier.
9. Teknik Analisis Data
a. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan perubahan
variabel Y disebabkan oleh variabel X. Sugiyono (2005: 211)
menjelaskan analisis regresi ganda dua prediktor menggunakan rumus
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
34
Untuk menghitung nilai a, b1, dan b2 dapat menggunakan:
∑Y =a . n+b1∑ X1+b2∑ X2
∑ X1Y=a∑ X1+b∑ X1+b2∑ X1 X2
∑ X2 Y=a∑ X1+b∑ X1+b2∑ X22
Dimana :
Y = Prestasi belajar
X1 = Kompetensi guru
X2 = kreativitas belajar
a = konstanta
b = koefisien korelasi
b. Uji secara Serempak ( Uji F )
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara
variabel X secara bersama-sama terhadap variabel Y sehingga bisa
diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak.
Nilai F menunjukkan bahwa pengujian variabel-variabel
independen secara keseluruhan dan serentak (yang dilakukan untuk
melihat apakah variabel independen secara keseluruhan dan serentak)
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Uji F dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0. Menurut
Ghozali (2001: 50) ”Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi”. Dari kalimat tersebut
dapat disimpulkan kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) < 0.05, maka Ho
ditolak (signifikan).
2. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) > 0.05 maka Ho
diterima (tidak signifikan).
c. Uji Parsial ( Uji t )
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-
masing variabel bebas ( persepsi siswa tentang kompetensi guru dan
35
kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi) secara sendiri-
sendiri. Langkah-langkah pengujian:
1) Hipotesis yang akan di uji adalah:
Ho : Tidak ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru
dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.
Hi : Ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru
dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.
2) Mencari formulasi hitung:
t=
β i
Se ( βi )
keterangan :
βi = koefisien regresi
Se(βi) = standar error koefisien regresi
3) Menentukan kriteria pengujian
Nilai t dihitung dengan menggunakan uji dua sisi, karena
hipotesis yang diuji untuk mengetahui hubungannya. Berarti
hubungannya ada dua kemungkinan yaitu positif dan negatif.
Kriteria pengujian menurut Ghozali (2001: 46) adalah sebagai
berikut:
a) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0.05, maka
uji t signifikan dan Ho di tolak.
b) Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas (p) < 0.05, maka uji
t tidak signifikan dan Ho diterima.
d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif X1, X2 terhadap Y
1) Sumbangan Relatif
Menurut Hadi (2000: 41), “Sumbangan relatif adalah untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel
prediktor terhadap kriterium Y”. Maksudnya kemampuan X dalam
mempengaruhi Y yang dipengaruhi pula oleh X yang lain. Untuk
36
menentukan sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y
menggunakan rumus :
X1=α 1∑ X1 Y
JK (reg )x 100 %
X2=α 2∑ X2 Y
JK (reg )x 100 %
2) Sumbangan Efektif
Menurut Hadi (2000: 42), “Sumbangan efektif yaitu untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-
masing prediktor terhadap kriterium Y. Untuk menentukan
sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y menggunakan rumus:
R2=SE=JK (reg )JK (T )
x100%
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y
SE%X 1=SR %X1 XR2
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y
SE%X 2=SR %X 2 XR2
Dimana R2
= efektifitas garis regresi
K. Sistematika Skripsi
Penyusunan sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian antara lain:
Bagian awal meliputi: halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,
prakata, daftar isi, daftar tabel, abstrak.
Bagian Utama:
BAB I PENDAHULUAN
37
Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai pengertian prestasi belajar
akuntansi, kompetensi guru, kreativitas belajar, kerangka pemikiran
dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan pengertian metode penelitian, tempat
penelitian, populasi, sample, dan sampling, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data, uji prasyarat analisis, teknik analisis
data.
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum dari objek penelitian, penyajian data, analisis
data, pengujian hipotesis, dan pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Meliputi kesimpulan dan saran-saran dari penelitian.
Bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran