Transcript
Page 1: Proposal Yang Telah Diseminarkan

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE

PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN

DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11

PALEMBANG.

Oleh

Nama Mahasiswa : M. Deddy Syafrullah

NIM : 2009 133 120

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Menyetujui :

Palembang, Februari 2013

Pembimbing Utama (I) Pembimbing Pembantu (II)

Warino, M.Pd Kiki Aryaningrum, M.Pd

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Drs. Sukardi, M. Pd Drs. Arif Budi Pramana, M. Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN 2012/2013

1

Page 2: Proposal Yang Telah Diseminarkan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PEMBELAJARAN

INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATA

PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11 PALEMBANG.

1. Latar Belakang

Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkaitan erat dengan

pelaksanaan proses pendidikan, terutama melalui pendidikan formal di sekolah.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung

jawab untuk mendidik perserta didik dan sebagai tempat di selenggarakannya

kegiatan belajar mengajar. untuk mencapai tujuan yang di inginkan, guru harus bisa

memilih metode yang tepat untuk mencapai pokok bahasan yang sedang dibahas

karena metode pembelajaran yang digunakan guru, lebih menekankan dimana guru

lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan siswa.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan

dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta

didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2012: 3)

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu

siswa mencari tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar

mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam

proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-

komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode, sarana dan prasarana

2

Page 3: Proposal Yang Telah Diseminarkan

serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut yang paling berpengaruh

adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelolah komponen-komponen yang

lainnya. Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat menentukan

keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dengan siswa di

sekolah. Sehubungan dengan tugas guru sebagai pendidik, agar siswa benar-benar

mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan, guru harus memikirkan dan

membuat strategi belajar mengajar yang baik. Maka dari itu sangat diperlukan

metode belajar yang sesuai, sehingga diperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu penanganan

dan pemikiran yang serius, agar materi yang disampaikan diterima dan dipahami

dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran yang

dirancang dan diselenggarakan harus mempunyai sumbangan untuk pencapaian

tujuan yang diharapkan. Salah satu dari proses pembelajaran tersebut adalah

pembelajaran IPS Terpadu. Untuk itu, guru IPS Terpadu sebagai tenaga pendidik

sekaligus sebagai pembimbing harus berupaya memotivasi siswa agar terbiasa

berkerja mandiri dan kreatif serta inovatif dalam belajar. Dari hasil pengamatan

dilapangan dalam kegiatan belajar mengajar guru masih cendrung menggunakan

metode yang bersifat konvensional yaitu memberikan/memindahkan informasi atau

pengetahuan kepada siswa sehingga konsep-konsep pada mata pelajaran IPS

Terpadu terkesan tidak bermakna, kata lain guru terlalu mendominasi siswa

sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat berkurang. Semua ini

dapat mengurangi tanggung jawab siswa dalam belajarnya, yang membuat siswa

tidak aktif dalam belajar dan hasil belajar siswa rendah sehingga tidak tercapainya

KKM yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 11 Palembang.

3

Page 4: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran. (Mulyatiningsih, 2012: 233). Dalam sebuah strategi pembelajaran

dapat diterapkan lebih dari satu metode pembelajaran. Macam-macam metode

pembelajaran yaitu : 1) investigation adalah metode ini melibatkan peserta didik

dalam kegiatan penyelidikan/penelitian. 2) inquiry adalah metode yang melibatkan

peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. 3) discovery

adalah strategi pemecahan masalah secara intensif dibawah pengawasan guru. 4)

problem solving adalah metode yang memberikan kasus atau masalah kepada

peserta didik untuk dipecahkan. Maka dari beberapa metode pembelajaran tersebut

peneliti tertarik menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran

inquiry dan metode pembelajaran discovery.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul : “Perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran

Inquiry dengan metode pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPS

Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang’’.

4

Page 5: Proposal Yang Telah Diseminarkan

2. Masalah Penelitian

2.1. Pembatasan Lingkup Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan mempunyai

arah yang pasti dan tidak menyimpang dari sasaran maka peneliti membatasi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu sabagai berikut:

1. Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbadingan

hasil belajar siswa setelah mendapat metode pembelajaran inquiry dan

metode pembelajaran discovery.

2. Siswa yang diteliti adalah kelas siswa VII di SMP Negeri 11 Palembang.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes

yang diperoleh siswa pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha

manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, Kompetensi

dasar 4.1 menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan

informasi keruangan, materi pembelajaran : jenis peta dan bentuk peta di

semester genap tahun ajaran 2012/2013.

2.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan

metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP

Negeri 11 Palembang ?”.

5

Page 6: Proposal Yang Telah Diseminarkan

3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode

pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS Terpadu.

2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode

pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu.

3) Untuk mengetahui apakah ada perbandingan hasil belajar siswa yang

menggunakan metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran

discovery pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Palembang.

4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, siswa, guru, sekolah

dan kalangan akademis:

a. Bagi penulis

diharapkan menambah wawasan dan pemahaman baru mengenai penerapan

metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery pada mata

pelajaran IPS Terpadu, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.

b. Bagi siswa

Bagi siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajran IPS Terpadu dengan

menggunakan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajran discovery.

6

Page 7: Proposal Yang Telah Diseminarkan

c. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran IPS

Terpadu dan sebagai pertimbangan untuk menerapkan Metode Pembelajaran

Inquiry dan metode pembelajaran discovery dalam pembelajaran IPS Terpadu.

d. Bagi sekolah

Agar dapat bermanfaat dalam mendapatkan masukan yang membangun untuk

kemajuan proses belajar mengajar guna memberikan pelayanan pendidikan

kepada anak didik untuk berpartisifasi secara optimal.

e. Kalangan akademis

Bagi kalangan akademis hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

5. Kajian teori /Literatur

5.1. Hasil Belajar

Menurut (Hamalik, 2012: 159) hasil belajar adalah keseluruhan

kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,

penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil

belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam

upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan

menurut (Sudjana, 2005: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar bukan hanya dalam bentuk nilai tertulis saja, akan tetapi lebih dari pada

itu bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang didapat oleh peserta

7

Page 8: Proposal Yang Telah Diseminarkan

didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik dari segi pengetahuan,

perubahan sikap serta tingkah laku dalam interaksinya.

5.2. Pengertian metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran. (Mulyatiningtias, 2012: 233). Sedangkan

menurut (Wina sanjaya, 2008) metode pembelajaran adalah sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata atau praktis untuk mkencapai tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

5.3. Metode Pembelajaran Inquiry

Inquiry merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa

menemukan, menggunakan variasi sumber informasi dan ide untuk lebih

memahami, suatu permasalahan, topik, atau isu. Hal ini tidak hanya sekedar

menjawab pertanyaan tetapi juga melalui investigasi, eksplorasi, mencari,

bertanya, meneliti, dan mempelajari. (Kuhlthau, 2007 yang dikutip dalam

Sumarmi, 2012: 17).

Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 235) Inquiry adalah

metode yang melibatakan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan

pengujian hipotesis, guru membimbing peserta didik untuk menemukan

pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh

pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri.

8

Page 9: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis dan

analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan rasa

percaya diri.

5.4. Langkah-langkah metode pembelajaran Inquiry

1. Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni

kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan

merumuskan masalah.

2. Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang dituntut

dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data

yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara

logis, dan merumuskan hipotesis.

3. Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut

antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi

peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data, dan

mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan,

mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasi trend, sekuensi,

dan keteraturan.

4. Menarik kesimpulan. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni (a)

mencari pola dan makna hubungan; sekaligus (b) merumuskan kesimpulan

9

Page 10: Proposal Yang Telah Diseminarkan

5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi (Sumarmi, 2012: 18)

Dari langkah-langkah metode pembelajaran inquiry diatas maka

peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran inquiry

dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi

jenis-jenis peta dan bentuk peta.

2. Membentuk kelompok-kelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok

diberi tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:

Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe

Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas

Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya

Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya

3. Menugaskan setiap kelompok untuk mengumpulkan data, mengevaluasi

data, menklasifikasi data, mencari persmaan dan perbedaan yang dibuat

dalam bentuk laporan hasil pengamatan.

4. Setiap kelompok mempresentasikan didepan kelas hasil pengamatannya

dan kelompok lain memberikan tanggapan.

5. Bersama-sama menarik kesimpulan dari setiap kelompok dan merumuskan

kesimpulan dari topic yang telah diteliti oleh masing-masing kelompok.

5.5. Kelebihan metode pembelajaran inquiry

1. Mengembangkan keteramapilan sosial, bahasa, dan membaca.

2. Mengonstruksi pemahaman mereka.

10

Page 11: Proposal Yang Telah Diseminarkan

3. Membuat siswa mandiri dalam riset dan pembelajaran.

4. Termotivasi untuk membentuk pengalaman tingkat tinggi.

5. Memiliki strategi belajar dan terampil mentransfer pada proyek inquiry

yang lain (Kuhlthau, 2007)

5.6. Kekurangan metode pembelajaran inquiry

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima

informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri

dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.

Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan

yang telah bertahun-tahun dilakukan.

2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai

pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa

dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya

guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi

(ceramah).

3. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak

berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan

terarah.

4. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang

lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas,

agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.

11

Page 12: Proposal Yang Telah Diseminarkan

5.7. Metode pembelajaran Discovery

Menurut Sund (Roestiyah, 2008:20) Discovery adalah proses mental

dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.

Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk

memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru

(Mulyatiningsih, 2012:235).

Sedangkan menurut Burner dalam (Mulyatiningsih, 2012: 235)

mengemukakan bahwa Discovey learning merupakan metode pembelajaran

kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat

membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru

memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang

secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

5.8. Langkah-langkah metode pembelajaran discovery

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Membagi petunujuk praktikum/eksperimen.

3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.

4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.

12

Page 13: Proposal Yang Telah Diseminarkan

5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen (Mulyatiningsih, 2012:

236).

Dari langkah-langkah metode pembelajaran discovery diatas maka

peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran

inquiry dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi

jenis-jenis peta dan bentuk peta.

2. Membagikan petunjuk praktikum berupan cara-cara membuat laporan

hasil penemuan.

3. Membagi peserta didik kedalam 4 kelompok setiap kelompok diberi

tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:

Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe

Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas

Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya

Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya

4. Guru melakukan pangawasan terhadap penelitian yang dilakukan oleh

masing-masing kelompok.

5. Peserta didik mempresentasikan laporan penelitian kelompoknya

masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan

6. Guru melakukan evaluasi pada setiap kelompok dengan berbagai cara

untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang telah dicapai.

13

Page 14: Proposal Yang Telah Diseminarkan

5.9. Kelebihan metode pembelajaran discovery

1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan;

memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses

kognitif/pengenalan siswa.

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual

sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.

4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada

diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai

teman belajar saja: membantu bila diperlukan. (Roestiyah, 2008: 21)

5.10. Kelemahan metode pembelajaran discovery

1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara

belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui

sekitarnya dengan baik.

2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti

dengan teknik penemuan.

14

Page 15: Proposal Yang Telah Diseminarkan

4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa

5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir

secara kreatif. (Roestiyah, 2008: 21)

5.11. Kurikulum IPS TERPADU

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional (2006: 98)

menyatakan bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran

yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian

geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.

Substansi mata pelajaran IPS di SMP adalah merupakan IPS terpadu, siswa

diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis

dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS Terpadu

merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu

sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni

sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu

politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan

instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah

dipelajari.

15

Page 16: Proposal Yang Telah Diseminarkan

5.12. Kajian Terdahulu Yang Relevan.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tentang perbandingan

metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery

terhadap hasil belajar siswa diantaranya dilakukan oleh Novri Karlina

(2011), Linda Sartika (2011) dan Kansina (2011).

Penelitian Novri Karlina (2011) dengan judul pengaruh

pembelajaran inquiry berorientasi discovery terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 11 Palembang. Kesimpulan

yang diperoleh yaitu metode inquiry berorientasi discovery lebih baik dari

pada metode konvensional karna metode inquiry berorientasi discovery

adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta

didik mendapat sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas topik-topik

inquiry.

Penelitian Linda Sartika (2011) perbandingan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan metode inkuiri dan

metode resitasi siswa kelas X SMA Sriguna Palembang tahun ajaran

2011/2012. Menyimpulkan bahwa respon siswa dalam penerapan metode

pembelajaran inkuiri mampu menggiring peserta didik untuk menyadari

apa yang telah didapatkan.

Penelitian Kansina (2011) dengan judul Perbedaan hasil belajar

siswa yang menggunakan metode pembelajaran discovery dan metode

ceramah pada mata pelajaran ekonomi di SMA Nurul Amal Palembang

Tahun Ajaran 2011/2012. hasil studynya menyimpulkan bahwa terdapat

16

Page 17: Proposal Yang Telah Diseminarkan

perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode discovery yang lebih

baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.

Dari ketiga penelitian yang dilakukan sebelumnya persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Novri Karlina, Linda

Sartika dan Kansina ialah sama-sama mengkaji metode pembelajaran

inquiry dan metode pembelajaran discovery selain itu juga sama-sama

meneliti hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya terdapat pada tujuan

penelitian, pokok bahasan dan lokasi yang digunakan dalam penelitian.

Dari uraian diatas jelas bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu.

6. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus

di rumuskan secara jelas (Arikunto, 2006: 68). Anggapan dasar dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses

pembelajaran

2. Hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai siswa bervariasi

3. Metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery dapat

melatih siswa kreatif dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS

Terpadu.

4. Dalam memberikan pengajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang

berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

17

Page 18: Proposal Yang Telah Diseminarkan

7. Hipotesis penelitian

Hipotesis adalah suatu yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalaui data terkumpul (Arikunto, 2010:110). Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, (Sugiyono, 2007:

64).

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan

belajar IPS Terpadu siswa yang mendapat metode pembelajaran inquiry dan yang

mendapat metode pembelajaran discovery di SMP Negeri 11 Palembang”.

8. Kriteria pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis diatas diperlukan Hipotesis Nol ( Ho ) dan

Hipotesis kerja ( Ha ).

Ho : µ1 = µ 2 : Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara

metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran

discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11

Palembang.

Ha : µ1 ≠ µ 2 : Terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara metode

pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery

pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11 Palembang.

18

Page 19: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Dengan Kriteria pengujian hipotesis yaitu terima H0 jika – t1-1/2a < t < t1-1/2a ,

dimana t1-1/2a di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2). Untuk harga

lain H0 ditolak (Sudjana, 2005:239-240).

9. Prosedur Penelitian

9.1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segalah seseuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di cari kesimpulan

(sugiyono, 2007: 38). Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 02). Variabel

adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang

menunjukan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki.

Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang menjadi perhatian dalam

penelitian ini adalah pengalaman siswa setelah diajarkan mengunakan metode

pembelajaran inquiry pada kelas eksperimen pertama dan metode pembelajaran

discovery pada kelas eksperimen kedua di SMP Negeri 11 Palembang.

Berdasarkan batasan variabel tersebut maka yang menjadi variabel

penelitian ini adalah:

Variabel bebas (X1) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran Inquiry

Variabel bebas (X2) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery.

Variabel terikat (Y) = Hasil belajar siswa.

19

Page 20: Proposal Yang Telah Diseminarkan

9.2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel merupakan suatu pengertian atau definisi

dari variabel-variabel yang akan di teliti dalam suatu penelitian, agar penelitian

variabel dalam penelitian ini lebih jelas maka perlu didefenisikan sebagai

berikut:

1. Metode pembelajaran inquiry adalah metode pembelajaran yang menjadi

alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru

dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.4

pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali

perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta,

atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi

pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini

merupakan kegiatan pembelajaran yang secara maksimal melibatkan

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidik sesuatu (benda, manusia,

atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis, dan analistis sehingga siswa

dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri.

2. Metode pembelajaran discovery adalah metode pembelajaran yang menjadi

alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru

dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.5

pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali

perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta,

atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi

pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini

merupakan metode pembelajaran yang mementingkan pembelajaran

20

Page 21: Proposal Yang Telah Diseminarkan

perseorangan, manipulasi obyek, melakukan percobaan, sehingga

menjadikan siswa aktif.

3. Hasil belajar yang dimaksud merupakan suatu nilai hasil tes yang diperoleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry

dan metode pembelajaran discovery pada Standar kompetensi 4. Memahami

usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi

dasar 4.1. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan

informasi keruangan, materi pembelajaran jenis peta dan bentuk peta.

9.3. Populasi dan Sampel

9.3.1. Populasi

Menurut (Sugiyono 2007). Populasi adalah wilayah generasi

yang terdiri atas: obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteritas

tertentu yang diciptakan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Sedangkan menurut (Mulyatiningsih 2012: 9) Populasi adalah

sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai

karakteristik tertentu yang akan diteliti.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan subjek dalam suatu

penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII SMP Negeri 11 Palembang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

21

Page 22: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Tabel. 1

Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII.1 40

2 VII.2 40

3 VII.3 40

4 VII.4 40

5 VII.5 40

6 VII.6 40

7 VII.7 40

8 VII.8 40

9 VII.9 40

Jumlah 360

Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang tahun Ajaran 2012 /2013.

9.3.2. Sampel

Sampel Penelitian adalah cuplikan atau bagian dari populasi

(Mulyatiningsih, 2012: 10). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2007: 81)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Dalam pengambilan sampel penelitian manggunakan teknik

purposive sampling yaitu apabila sasaran sample yang diteliti telah

memiliki karakteristik tertentu sehingga tidak mungkin diambil sampel

lain yang tidak memenuhi karakteristik yang telah ditetapkan

(Mulyatiningsih, 2012: 11). Dalam penelitian ini kelas terpilih atau yang

menjadi sampel adalah kelas VII.4 yang berjumlah 40 siswa sebagai

22

Page 23: Proposal Yang Telah Diseminarkan

kelas eksperimen I dan VII.5 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas

eksperimen II.

Adapun yang menjadi pertimbangan penelitian dalam menggunakan

sampel purposive sampling yaitu:

1. Untuk memudahkan menganalisis data, maka penelitian hanya

mengambil jumlah sampel yang sama dalam penelitian ini.

2. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka dalam penelitian ini

hanya mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel.

Tabel. 2

Sampel Penelitian

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan

1 VII.4 17 23 40 Eksperimen I

2 VII.5 18 22 40 Eksperimen II

Jumlah 80

Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang

9.4. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 02).

Sedangkan Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 233). Metode adalah sebuah cara

yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

kuasi. Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 86) Penelitian eksperimen kuasi dipilih

23

Page 24: Proposal Yang Telah Diseminarkan

apabila peneliti ingin menerapkan sesuatu tindakan atau perlakuan. Tindakan

dapat berupa model, strategi, metode, atau prosedur kerja baru untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan agar hasilnya menjadi lebih

optimal. Dalam penelitian ini peneliti bereksperimen pada dua kelompok

eksperimen yaitu kelas VII.4 sebagai kelompok eksperimen pertama yang

diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry, dan kelas VII.5

sebagai kelompok eksperimen kedua yang diajarkan dengan menggunakan

metode pembelajaran discovery.

TABEL 3

PERLAKUAN PEMBELAJARAN

Kelas Pretest Treatmen Post-test

VII.4 Pretest Metode Pembelajaran Inquiry Post-test

VII.5 pretest Metode Pembelajaran Discovery Post-test

Ada beberapa prosedur dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kelas dipilih dengan menetapkan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas

VII.4 sebagai kelas eksprimen I dan kelas VII.5 sebagi kelas eksperimen II.

2. Kedua kelas sama-sama diberi pretest untuk mendapatkan data hasil belajar

siswa sebelum penelitian.

3. Kelas VII.4 diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Inquiry,

sedangkan kelas VII.5 menggunakan metode pembelajaran Discovery.

4. Pada akhir bab materi pembelajaran siswa diberikan post-test untuk melihat

kemampuan siswa dan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara

kelas VII.4 dan kelas VII.5, Setelah semua data hasil belajar didapatkan

24

Page 25: Proposal Yang Telah Diseminarkan

maka untuk mendapatkan perbedaan hasil belajar antara kedua itu signifikan

atau tidak, maka data diuji dengan uji-t.

9.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1). Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Teknik

dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang

jumlah siswa dan data mengenai sekolah.

Sedangkan (Ridwan, 2010: 17) Mengemukakan bahwa dokumentasi

adalah tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data

yang relevan dari peneliti. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh

berbagai data siswa serta data-data lainnya yang berguna dalam penelitian ini.

Jadi dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan

data berupa arsip nama-nama siswa, jumlah siswa dan foto-foto dokumentasi

penelitian di kelas VII SMP Negeri 11 Palembang.

2). Tes

Tes adalah serentean pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

25

Page 26: Proposal Yang Telah Diseminarkan

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,

2006: 150). Tes adalah seperangkat (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka (Haryono, 2005: 139).

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap

materi pelajaran setelah dilakukan eksperimen menggunakan metode

pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery.

Dalam penelitian ini diberikan tes, dimana tes yang digunakan

berbentuk pilihan ganda terdiri dari 20 soal yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu

dalam menguasai materi pembelajaran.

9.6. Teknik Uji Coba instrumen

Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes dianalisis dengan

menggunakan statistic uji t dengan rumus

t=x1−x2

s √ 1n1

+1n2

..............................(Sudjana, 2005:239)

Dengan:

26

Page 27: Proposal Yang Telah Diseminarkan

S2=(n1−1)S1

2+(n2−1)S22

n1+ n2−2 ………................. (Sudjana, 2005:239)

keterangan:

t = Uji s- t

x1 = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry

x2 = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran discovery

n1= Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry

n2

= Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran discovery

S = Simpangan baku

S12 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran

inquiry

S22 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran

discovery

Dengan demikian, kriteria pengujian diterima HO jika thitung < ttabel (1-α)

dimana t(1-α) adalah t yang terdapat di dalam tabel distribusi t dengan dk =

n1+n2 -l d, dengan taraf signifikan α = 0.05

9.6.1. Uji Validitas

27

Page 28: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalitan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211).

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan. Pengukuran validitas menggunakan rumus korelasi

product moment dengan rumus sebagai berikut:

r xy=n(∑ XY )−(∑ X )(∑ Y )

√ [n(∑ X2 )−(∑ X )2|n (∑ Y 2 )−(∑Y )2] …. (Arikunto, 2011:72)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total keseluruhan

9.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221).

Untuk menghitung reliabilitas atau tingkat konsisten informasi

penelitian ini, menggunakan rumus Product moment sebagai berikut.

rb=N ∑ XY −(∑ X ) (∑Y )

√{N ∑ X2−(∑ X2 ) }{N ∑Y 2−(∑Y 2 )}

Keterangan:

28

Page 29: Proposal Yang Telah Diseminarkan

rb = validitas instrumen

∑ XY = jumlah perkalian X dengan Y

X2 = kuadrat X

Y2 = kuadrat Y

Untuk menghitung realibilitas dari tes dalam penelitian ini menggunakan

rumus Spearman Brown sebagai berikut:

r11=2 . rb

(1+ rb )

Dengan keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh intem

rb = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-

akhir). (Ridwan, 2012:102)

9.6.3 Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran atau kita singkat TK adalah proporsi peserta tes

menjawab benar butir soal tersebut Aprianto (2008). Dalam penelitian ini

menggunakan rumus indeks kesukaran (P) adalah:

P= BJS (Arikunto, 2010: 208)

Dimana:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

29

Page 30: Proposal Yang Telah Diseminarkan

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel 4

berikut:

Tabel 4

Interprestasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK

TK < 0,30 Sukar

0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

TK > 0,70 Mudah

9.6.4 Daya beda soal

Menurut (Arikunto, 2010: 211) daya pembeda soal adalah

kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemamapuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).

Dalam penelitian ini menggunakan rumus untuk menentukan indeks

diskriminasi adalah:

DP=

B A

J A

−BB

J B

=P A−PB

Dimana:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

30

Page 31: Proposal Yang Telah Diseminarkan

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

PA=BA

J A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB=BB

J B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Klasifikasi Daya Beda Soal:

1. D = 0,00 Sampai dengan 0,20 = Jelek

2. D = 0,20 Sampai dengan 0,40 = Cukup

3. D = 0,40 Samapi dengan 0,70 = Baik

4. D = 0,70 Sampai dengan 1,00 = Baik sekali

5. Negatif, semuanya tidak baik jika semua soal mempunyai D negatif

sebaiknya dibuang (Arikunto, 2010: 218).

9.7. Teknik Analis Data

Teknik analisa data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data

yang dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang

sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun

sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai

berikut:

9.7.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang

digunakan untuk menguji normalitas data, maka dibutuhkan data berdistribusi

31

Page 32: Proposal Yang Telah Diseminarkan

frekuensi untuk menentukan rata-rata. Standar definisi dan modus dengan

cara sebagai berikut:

a. Rentang = Nilai tertinggi- Nilai rendah

b. Banyaknya kelas Interval = 1+3,3 Log n

c. Panjang kelas Interval = Rentang : Banyaknya kelas interval

Untuk menguji data tersebut apakah berdistribusi normal, maka

digunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefisien person, yaitu:

km= ( x − moS )

....................................................(Sudjana, 2005: 109)

Keterangan:

Km : Kemiringan Kurva

x : rata-rata

Mo : modus

S : Simpangan Baku

9.7.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data perlu dilakukan untuk membuktikan kesamaan

varian kelompok yang membentuk sampel tersebut, dengan kata lain

kelompok yang di ambil dengan jumlah populasi yang sama.

32

Page 33: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Pengujian sampel dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett

menggunakan rumus chi kuadrat (X2) sebagai berikut:

.......................... (Sudjana, 2005 : 263)

Diamana:

In 10 = 2,3 (konstanta)

B = (Log S2) .∑ (ni.1)

S2 =

(n1S12)+(n2 S

22 )

(n1 )+( n2 )

db = n-1

Dengan rumus In 10 = 2.3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.

Untuk menghitung S2, B, X2 dapat menggunakan tabel persiapan sebagai

berikut:

Tabel 5. Harga yang dipergunakan untuk Uji Homogenitas kelompok

sampai dengan menggunakan Tes Bartlett

SampelDerajat

Kebebasan (dk)1/dk S1

2 Log S1

2 (dk) log S12

1. (n1-1) 1/(n1-1) S12

LogS12

(n1-1) log S12

2. (n2-2) 1/(n2-1) S22

LogS22

(n1-1) log S22

Jumlah (n1-1) 1/(n1-1) (n1-1) log S12

(sumber:Sudjana, 2005:262)

33

Page 34: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Dalam sampel penehitian ini digunakan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk

= k-i dan peluang (1-α) kedua sampel dapat dikatakan berasal dan populasi

yang homogen apabila X2hitung <X2

tabel.

9.7 Langkah kerja dan jadwal kerja penelitian

9.7.1 Langkah kerja

Adapun langkah-langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Yaitu menyelesaikan administrasi, menentukan judul, mengadakan surveil

lapangan unutk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan.

2) Tahap pelaksanaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan data yang dilanjutkan dengan menganalisis

dan mengolah data, membuat proposal penelitian, seminar proposal, perbaikan

proposal, membuat skripsi bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III

prosedur penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan dan bab V

kesimpulan dan saran.

3) Tahap penyelesaian

Yaitu membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitian, ujian skripsi dan

melakukan perbaikan.

9.7.2 Jadwal kerja

34

Page 35: Proposal Yang Telah Diseminarkan

KETERANGANDes Januari Februari Maret April Mei

Juni

4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Usul judul x x x

Proposal skripsi

x x x x x

Seminar x

Bab I x x

Bab II x x

Bab III X x

Penelitian x x x x

Bab IV x x

Bab V x x

Ujian skripsi x

Perbaikan x

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: TARSITO.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarata: Bumi Aksara.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

35

Page 36: Proposal Yang Telah Diseminarkan

Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media

Publishing.

Yusnita, Derli. 2011. “Perbandingan hasil belajar antara menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan tipe Jigsaw pada

mata pelajaran Geografi di kelas x SMA Azharyah Palembang Tahun Ajaran

2010/2011”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP UNIVERSITAS PGRI

PALEMBANG.

Yuliani, Indri. 2011. “Perbandingan hasil belajar geografi antara menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)

dengan tipe team assisted individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA

Bina Jaya Palembang”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.

Kristiyani, Ary. 2010. “Metode pembelajaran inquiry untuk meningkatkan

Keterampilan menulis”. Makalah disampaikan dalam seminar Internasional,

pada tanggal 9-10 November, di Yogyakarta

Kurniaturohima, Dwi. 2010. “Penerapan metode inquiry dalam meningkatkan Keaktifan

dan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran ekonomi Di SMP Shalahuddin

Malang”. Skripsi S 1. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA

MALIK IBRAHIM MALANG.

36

Page 37: Proposal Yang Telah Diseminarkan

37


Recommended