Download pdf - PSAK Perbankan Syariah

Transcript
Page 1: PSAK Perbankan Syariah

KERA

NGKA

DASA

R PEN

YUSU

NAN D

AN PE

NYAJ

IAN L

APOR

AN KE

UANG

AN KDPPLK 27 Juni 2007

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DANPENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Page 2: PSAK Perbankan Syariah

KDPPLK

Hak cipta © 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

KERANGKA DASAR PENYUSUNANDAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGANSYARIAH

Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIAii

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentangPerubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982tentang Hak Cipta1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-

perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana denganpidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran HakCipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara palinglama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah).

Diterbitkan olehDewan Standar Akuntansi KeuanganIkatan Akuntan IndonesiaGraha AkuntanJl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta 10310Telp. : (021) 3190-4232Fax. : (021) 724-5078email: [email protected]: http://www.iaiglobal.or.id

Cetakan PertamaJuni 2007

Page 3: PSAK Perbankan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan KeuanganSyariah (KDPPLKS) telah disahkan oleh Dewan StandarAkuntansi Keuangan pada tanggal 27 Juni 2007.

Jakarta, 27 Juni 2007Dewan Standar Akuntansi Keuangan

M. Jusuf Wibisana KetuaJan Hoesada AnggotaDudi M. Kurniawan AnggotaSiddharta Utama AnggotaHekinus Manao AnggotaAgus Edy Siregar AnggotaEtty Retno W AnggotaJumadi AnggotaRoy Iman Wirahardja AnggotaJogiyanto Hartono AnggotaRiza Noor Karim AnggotaMerliyana Syamsul AnggotaMeidyah Indreswari Anggota

Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Page 4: PSAK Perbankan Syariah

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN ................................................... 01 – 29Tujuan dan Peranan ........................................................ 01 – 04Ruang Lingkup ................................................................ 05 – 08Pemakai dan Kebutuhan Informasi ................................ 09 – 11Paradigma Transaksi Syariah ......................................... 12 – 14Asas Transaksi Syariah .................................................. 15 – 26Karakteristik Transaksi Syariah ...................................... 27 – 29

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN......................... 30 - 40Posisi Keuangan, Kinerja dan Perubahan

Posisi Keuangan ........................................................ 33 – 39Catatan dan Skedul Tambahan ....................................... 40

ASUMSI DASAR ......................................................... 41 - 43Dasar Akrual ................................................................... 41 – 42Kelangsungan Usaha ...................................................... 43

KARAKTERISTIK KUALITATIFLAPORAN KEUANGAN ..................................... 44 – 67

Dapat Dipahami .............................................................. 45Relevan ........................................................................... 46 – 51

Materialitas ................................................................ 49 – 51Keandalan .................................................................. 52 – 59Penyajian Jujur ........................................................... 54 – 55Substansi Mengungguli Bentuk .................................. 56Netralitas ................................................................... 57Pertimbangan Sehat ................................................... 58Kelengkapan .............................................................. 59

Dapat Dibandingkan ....................................................... 60 – 63

Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIAiv

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Page 5: PSAK Perbankan Syariah

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal .................. 64-66Tepat Waktu............................................................... 64Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat ............... 65Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif ....... 66

Penyajian Wajar .............................................................. 67

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN ............ 68 - 108Posisi Keuangan ............................................................. 71 – 74Aset .............................................................................. 75 - 81Kewajiban ....................................................................... 82 – 86Dana Syirkah Temporer .................................................. 87 – 91Ekuitas ............................................................................ 92 – 95Kinerja ............................................................................ 96 – 100Penghasilan ..................................................................... 101 – 104Beban .............................................................................. 105 – 107Hak Pilih Ketiga atas Bagi Hasil .................................... 108

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN 109 - 126Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan .................. 112Keandalan Pengukuran ................................................... 113 – 115Pengakuan Aset .............................................................. 116 – 117Pengakuan Kewajiban .................................................... 118Pengakuan Dana Syirkah Temporer ............................... 119Pengakuan Penghasilan .................................................. 120 – 121Pengakuan Beban ........................................................... 122 – 126

PENGUKURAN UNSURLAPORAN KEUANGAN ..................................... 127 - 131

Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA v

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Page 6: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 1Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIANLAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PENDAHULUAN

Tujuan dan Peranan

1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasaripenyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi parapenggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakansebagai acuan bagi:(a) penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam

pelaksanaan tugasnya;(b) penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah

akuntansi syariah yang belum diatur dalam standarakuntansi keuangan syariah;

(c) auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakahlaporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansisyariah yang berlaku umum; dan

(d) para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkaninformasi yang disajikan dalam laporan keuangan yangdisusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

2. Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalamkerangka dasar ini adalah transaksi yang dilakukan berdasarkanprinsip syariah.

3. Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangandan karenanya tidak mendefinisikan standar untukpermasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.

4. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktuke waktu sesuai dengan pengalaman badan penyusun standarakuntansi keuangan syariah dalam penggunaan kerangka dasartersebut.

Page 7: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

2 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Ruang Lingkup

5. Kerangka dasar ini membahas:(a) tujuan laporan keuangan;(b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi

dalam laporan keuangan; dan(c) definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang

membentuk laporan keuangan.

6. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuktujuan umum (general purpose financial statements, yangselanjutnya hanya disebut “laporan keuangan”), termasuklaporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dandisajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhikebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antarapemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperolehinformasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporankeuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangattergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utamainformasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebutseharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkankebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khususseperti prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuanperpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini.

7. Laporan keuangan merupakan bagian dari prosespelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputilaporan keuangan atas kegiatan komersial dan atau sosial.Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporanlaba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapatdisajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporanarus kas, atau laporan perubahan ekuitas), catatan dan laporanlain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integraldari laporan keuangan. Laporan keuangan atas kegiatan sosialmeliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat, danlaporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. Di sampingitu juga termasuk, skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

Page 8: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 3Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmenindustri dan geografis.

8. Kerangka dasar ini berlaku untuk semua jenis transaksisyariah yang dilaporkan dalam laporan keuangan entitas syariahmaupun entitas konvensional, baik sektor publik maupun sektorswasta. Entitas syariah pelapor adalah entitas syariah yanglaporan keuangannya digunakan oleh pemakai yangmengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumberutama informasi keuangan entitas syariah. Entitas konvensionalyang melakukan transaksi syariah tidak perlu menyiapkanlaporan keuangan syariah secara lengkap melainkan hanyamelaporkan transaksi syariah sesuai dengan ketentuan standarakuntansi syariah dalam laporan keuangan konvensional.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi

9. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarangdan investor potensial; pemilik dana qardh; pemilik danainvestasi syirkah temporer; pemilik dana titipan; pembayar danpenerima zakat, infak, sedekah dan wakaf; pengawas syariah;karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan;pemerintah serta lembaga-lembaganya; dan masyarakat.Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhibeberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapakebutuhan ini meliputi:(a) Investor. Investor dan penasehat berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasiyang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasiuntuk membantu menentukan apakah harus membeli,menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegangsaham juga tertarik pada informasi yang memungkinkanmereka untuk menilai kemampuan entitas syariah untukmembayar dividen.

(b) Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarik denganinformasi keuangan yang memungkinkan mereka untukmemutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saatjatuh tempo.

Page 9: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

4 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

(c) Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkahtemporer yang berkepentingan akan informasi keuanganyang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusaninvestasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing danaman.

(d) Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik denganinformasi keuangan yang memungkinkan mereka untukmemutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat.

(e) Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah danwakaf. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah danwakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasimengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.

(f) Pengawas syariah. Pengawas syariah yangberkepentingan dengan informasi tentang kepatuhanpengelola entitas syariah akan prinsip syariah.

(g) Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yangmewakili mereka tertarik pada informasi mengenaistabilitas dan profitabilitas entitas syariah. Mereka jugatertarik dengan informasi yang memungkinkan merekauntuk menilai kemampuan entitas syariah dalammemberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatankerja.

(h) Pemasok dan mitra usaha lainnya. Pemasok dan mitrausaha lainnya tertarik dengan informasi yangmemungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlahyang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mitrausaha berkepentingan pada entitas syariah dalam tenggangwaktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman qardhkecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantungpada kelangsungan hidup entitas syariah.

(i) Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan denganinformasi mengenai kelangsungan hidup entitas syariah,terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangkapanjang dengan, atau tergantung pada, entitas syariah.

(j) Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yangberada di bawah kekuasaannya berkepentingan denganalokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan denganaktivitas entitas syariah. Mereka juga membutuhkan

Page 10: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 5Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

informasi untuk mengatur aktivitas entitas syariah,menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untukmenyusun statistik pendapatan nasional dan statistiklainnya.

(k) Masyarakat. Entitas syariah mempengaruhi anggotamasyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, entitas syariahdapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomiannasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan danperlindungan kepada penanam modal domestik. Laporankeuangan dapat membantu masyarakat denganmenyediakan informasi kecenderungan (trend) danperkembangan terakhir kemakmuran entitas syariah sertarangkaian aktivitasnya.

10. Informasi yang disajikan dalam laporan keuanganbersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapatmemenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung parainvestor saham dan pemilik dana syirkah temporer merupakanpenanam modal/dana berisiko ke entitas syariah, makaketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan merekajuga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain.

11. Manajemen entitas syariah memikul tanggung jawabutama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuanganentitas syariah. Manajemen juga berkepentingan denganinformasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipunmemiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangantambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawabperencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentukdan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhikebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan informasisemacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka dasar ini.Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang diterbitkandidasarkan pada informasi yang digunakan manajemen tentangposisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

Page 11: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

6 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Paradigma Transaksi Syariah

12. Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasarbahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah(kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruhumat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secaramaterial dan spiritual (al-falah).

13. Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umatmanusia memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yangmenempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameterbaik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigmaini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknyakarakter tata kelola yang baik (good governance) dan disiplinpasar (market discipline) yang baik.

14. Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yangmengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah danlarangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikaldengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesamamakhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatanmuamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagisemua pelaku dan stakeholder entitas yang melakukantransaksi syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yangberisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agarhubungan tersebut menjadi saling menguntungkan, sinergis danharmonis.

Asas Transaksi Syariah

15. Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:(a) persaudaraan (ukhuwah);(b) keadilan (‘adalah);(c) kemaslahatan (maslahah);(d) keseimbangan (tawazun); dan(e) universalisme (syumuliyah).

Page 12: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 7Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

16. Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinyamerupakan nilai universal yang menata interaksi sosial danharmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secaraumum dengan semangat saling tolong menolong. Transaksisyariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperolehmanfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak bolehmendapat keuntungan di atas kerugian orang lain. Ukhuwahdalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal(ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi danberaliansi (tahaluf).

17. Prinsip keadilan (‘adalah) esensinya menempatkansesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanyapada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuaiposisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupaaturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur:(a) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik

riba nasiah maupun fadhl);(b) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan);(c) maysir (unsur judi dan sikap spekulatif);(d) gharar (unsur ketidakjelasan); dan(e) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta

aktivitas operasional yang terkait).

18. Esensi riba adalah setiap tambahan pada jumlah piutangyang dipersyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam uangserta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya, sepertimurabahah tangguh; dan setiap tambahan yang dipersyaratkandalam transaksi pertukaran antar barang-barang ribawitermasuk pertukaran uang (money exchange) yang sejenissecara tunai maupun tangguh dan yang tidak sejenis secaratidak tunai.

19. Esensi kezaliman (dzulm) adalah menempatkan sesuatutidak pada tempatnya, memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran,kualitas dan temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya

Page 13: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

8 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

dan memperlakukan sesuatu tidak sesuai posisinya. Kezalimandapat menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat secarakeseluruhan, bukan hanya sebagian; atau membawakemudharatan bagi salah satu pihak atau pihak-pihak yangmelakukan transaksi.

20. Esensi maysir adalah setiap transaksi yang bersifatspekulatif dan tidak berkaitan dengan produktivitas sertabersifat perjudian (gambling).

21. Esensi gharar adalah setiap transaksi yang berpotensimerugikan salah satu pihak karena mengandung unsurketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidakadanya kepastian pelaksanaan akad. Bentuk-bentuk ghararantara lain:(a) tidak adanya kepastian penjual untuk menyerahkan obyek

akad pada waktu terjadi akad, baik obyek akad itu sudahada maupun belum ada;

(b) menjual sesuatu yang belum berada di bawah penguasaanpenjual;

(c) tidak adanya kepastian kriteria kualitas dan kuantitasbarang/jasa;

(d) tidak adanya kepastian jumlah harga yang harus dibayardan alat pembayaran;

(e) tidak adanya ketegasan jenis dan obyek akad;(f) kondisi obyek akad tidak dapat dijamin kesesuaiannya

dengan yang ditentukan dalam transaksi;(g) adanya unsur eksploitasi salah satu pihak karena informasi

yang kurang atau dimanipulasi dan ketidaktahuan atauketidakpahaman yang ditransaksikan.

22. Esensi haram adalah segala unsur yang dilarang secarategas dalam Al Quran dan As Sunah.

23. Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinyamerupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yangberdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, sertaindividual dan kolektif. Kemaslahatan yang diakui harus

Page 14: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 9Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) sertabermanfaat dan membawa kebaikan (thayib) dalam semuaaspek secara keseluruhan yang tidak menimbulkankemudharatan. Transaksi syariah yang dianggap bermaslahatharus memenuhi secara keseluruhan unsur-unsur yang menjaditujuan ketetapan syariah (maqasid syariah) yaitu berupapemeliharaan terhadap:(a) akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);(b) akal (‘aql);(c) keturunan (nasl);(d) jiwa dan keselamatan (nafs); dan(e) harta benda (mal).

24. Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputikeseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat danpublik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dankeseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksisyariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasikeuntungan perusahaan semata untuk kepentingan pemilik(shareholder). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak hanyadifokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semuapihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatanekonomi.

25. Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapatdilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yangberkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku,agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatansemesta (rahmatan lil alamin).

26. Transaksi syariah terikat dengan nilai-nilai etis meliputiaktivitas sektor keuangan dan sektor riil yang dilakukan secarakoheren tanpa dikotomi sehingga keberadaan dan nilai uangmerupakan cerminan aktivitas investasi dan perdagangan.

Page 15: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

10 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Karakteristik Transaksi Syariah

27. Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigmadan asas transaksi syariah harus memenuhi karakteristik danpersyaratan sebagai berikut:(a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling

paham dan saling ridha;(b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya

halal dan baik (thayib);(c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan

pengukur nilai, bukan sebagai komoditas;(d) tidak mengandung unsur riba;(e) tidak mengandung unsur kezaliman;(f) tidak mengandung unsur maysir;(g) tidak mengandung unsur gharar;(h) tidak mengandung unsur haram;(i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value

of money) karena keuntungan yang didapat dalam kegiatanusaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatanusaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bilghurmi (no gain without accompanying risk);

(j) transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelasdan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpamerugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankanmenggunakan standar ganda harga untuk satu akad sertatidak menggunakan dua transaksi bersamaan yangberkaitan (ta’alluq) dalam satu akad;

(k) tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan(najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);dan

(l) tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah).

28. Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yangbersifat komersial maupun aktivitas sosial yang bersifatnonkomersial. Transaksi syariah komersial dilakukan antaralain berupa: investasi untuk mendapatkan bagi hasil; jual beli

Page 16: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 11Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

barang untuk mendapatkan laba; dan atau pemberian layananjasa untuk mendapatkan imbalan.

29. Transaksi syariah nonkomersial dilakukan antara lainberupa: pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh);penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak,sedekah, wakaf dan hibah.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

30. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja sertaperubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan ekonomi. Di samping itu, tujuan lainnya adalah:(a) meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam

semua transaksi dan kegiatan usaha;(b) informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip

syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan danbeban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada,dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;

(c) informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhantanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalammengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkatkeuntungan yang layak; dan

(d) informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yangdiperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkahtemporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasukpengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, danwakaf.

31. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan inimemenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namundemikian, laporan keuangan tidak menyediakan semuainformasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi karena secara umummenggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu,

Page 17: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

12 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasinonkeuangan.

32. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telahdilakukan manajemen (stewardship), ataupertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yangdipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yangtelah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuatdemikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi;keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untukmenahan atau menjual investasi mereka dalam entitas syariahatau keputusan untuk mengangkat kembali atau menggantimanajemen.

Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan PosisiKeuangan

33. Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporankeuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan entitas syariahdalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu sertakepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnyamenentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada parakaryawan dan para pemasok, pembayaran kewajiban danpembagian penghasilan kepada para pemilik. Para pemakaidapat mengevaluasi kemampuan entitas syariah dalammenghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik kalaumereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan entitassyariah.

34. Posisi keuangan entitas syariah dipengaruhi oleh sumberdaya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dansolvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahanlingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikandan kemampuan entitas syariah dalam memodifikasi sumberdaya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuanentitas syariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dimasa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk

Page 18: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 13Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimanapenghasilan bersih (laba) dan arus kas di masa depan akandidistribusikan kepada mereka yang memiliki hak di dalamentitas syariah; informasi tersebut juga berguna untukmemprediksi seberapa jauh entitas syariah akan berhasilmeningkatkan lebih lanjut sumber keuangannya. Informasilikuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksikemampuan entitas syariah dalam pemenuhan komitmenkeuangannya pada saat jatuh tempo. Likuiditas merupakanketersediaan kas jangka pendek di masa depan setelahmemperhitungkan komitmen yang ada. Solvabilitas merupakanketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmenpada saat jatuh tempo.

35. Informasi kinerja entitas syariah, terutama profitabilitas,diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber dayaekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasifluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasikinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas syariahdalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalamperumusan pertimbangan tentang efektivitas entitas syariahdalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

36. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariahbermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan danoperasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagipemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitassyariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas) sertakebutuhan entitas syariah untuk memanfaatkan arus kastersebut. Dalam penyusunan laporan perubahan posisikeuangan, dana dapat didefinisikan dalam berbagai cara, seperti,seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, aktiva likuid ataukas. Kerangka dasar ini tidak mendefinisikan dana secaraspesifik.

37. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalamneraca. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan

Page 19: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

14 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

laba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi perubahan posisikeuangan dan laporan yang menjelaskan pemenuhan fungsisosial entitas syariah disajikan dalam laporan tersendiri.

38. Informasi lain yang tidak diatur secara khusus tetapirelevan bagi pengambilan keputusan sebagian besar penggunalaporan keuangan hendaknya disajikan dalam laporankeuangan.

39. Komponen-komponen laporan keuangan saling terkaitkarena mencerminkan aspek-aspek yang berbeda dari transaksitransaksi atau peristiwa lain yang sama. Meskipun setiaplaporan menyediakan informasi yang berbeda satu sama lain,tidak ada yang hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuantunggal atau menyediakan semua informasi yang diperlukanuntuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai. Misalnya, laporanlaba rugi menyediakan gambaran yang tidak lengkap tentangkinerja kecuali kalau digunakan dalam hubungannya denganneraca dan laporan arus kas.

Catatan dan Skedul Tambahan

40. Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedultambahan serta informasi lainnya. Misalnya, laporan tersebutmungkin menampung informasi tambahan yang relevan dengankebutuhan pemakai neraca dan laporan laba rugi. Mungkin pulamencakupi pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastianyang mempengaruhi entitas syariah dan setiap sumber dayadan kewajiban (obligation) yang tidak dicantumkan dalamneraca (seperti cadangan mineral). Informasi segmen-segmenindustri dan geografi serta pengaruhnya pada entitas syariahakibat perubahan harga dapat juga disediakan dalam bentukinformasi tambahan.

Page 20: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 15Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

ASUMSI DASAR

Dasar Akrual

41. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusunatas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi danperistiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saatkas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkandalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporankeuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuanganyang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepadapemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkanpenerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajibanpembayaran kas di masa depan serta sumber daya yangmerepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Olehkarena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasitransaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling bergunabagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

42. Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasilusaha menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagianhasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yangdimaksud adalah keuntungan bruto (gross profit).

Kelangsungan Usaha

43. Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsikelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkanusahanya di masa depan. Karena itu, entitas syariah diasumsikantidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangisecara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginantersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusundengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harusdiungkapkan.

Page 21: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

16 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORANKEUANGAN

44. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yangmembuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagipemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu:dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

Dapat Dipahami

45. Kualitas penting informasi yang ditampung dalamlaporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapatdipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikanmemiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomidan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajariinformasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporankeuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasarpertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapatdipahami oleh pemakai tertentu.

Relevan

46. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untukmemenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilankeputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapatmempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantumereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masadepan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi merekadi masa lalu.

47. Peran informasi dalam peramalan (predictive) danpenegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya,informasi struktur dan besarnya aset-aset yang dimilikibermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkankemampuan entitas syariah dalam memanfaatkan peluang danbereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang samajuga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory

Page 22: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 17Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimanastruktur keuangan entitas syariah diharapkan tersusun atautentang hasil dari operasi yang direncanakan.

48. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa laluseringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisikeuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsungmenarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen danupah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan entitassyariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalambentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporankeuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan denganmenampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masalalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkankalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa,abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

Materialitas

49. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat danmaterialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakekat informasi sajasudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya,pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaianrisiko dan peluang yang dihadapi entitas syariah tanpamempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmenbaru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baikhakekat maupun materialitas dipandang penting, misalnyajumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhanentitas syariah.

50. Informasi dipandang material kalau kelalaian untukmencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasitersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yangdiambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantungpada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengansituasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission)atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya,

Page 23: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

18 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titikpemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yangharus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

51. Dalam hal bagi hasil, dasar yang dibagihasilkan harusmencerminkan jumlah yang sebenarnya tanpamempertimbangkan pelaksanaan konsep materialitas.

Keandalan

52. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertianyang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkanpemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfulrepresentation) dari yang seharusnya disajikan atau yangsecara wajar diharapkan dapat disajikan.

53. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat ataupenyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaaninformasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugiandalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkintidak tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah seluruhtuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untukmengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

Penyajian Jujur

54. Agar dapat diandalkan, informasi harusmenggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnyayang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapatdiharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harusmenggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnyadalam bentuk aset, kewajiban, dana syirkah temporer, danekuitas entitas syariah pada tanggal pelaporan yang memenuhikriteria pengakuan.

Page 24: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 19Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

55. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput daririsiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yangseharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkankarena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakankesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksiserta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusunatau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuaidengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasustertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangattidak pasti sehingga entitas syariah pada umumnya tidakmengakuinya dalam laporan keuangan. Misalnya, meskipundalam kegiatan usahanya entitas syariah dapat menghasilkangoodwill, tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi ataumengukur goodwill secara andal. Namun, dalam kasus lain,pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan denganmengungkapkan risiko kesalahan sehubungan denganpengakuan dan pengukurannya.

Substansi Mengungguli Bentuk

56. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan denganjujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan,maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuaidengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentukhukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalukonsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.

Netralitas

57. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umumpemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginanpihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikaninformasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara haltersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyaikepentingan yang berlawanan.

Page 25: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

20 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Pertimbangan Sehat

58. Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapiketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, sepertiketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaatpabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yangmungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui denganmengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan denganmenggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalampenyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehatmengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukanprakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset ataupenghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban ataubeban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikianpenggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan(provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aset ataupenghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban ataubeban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjaditak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.

Kelengkapan

59. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporankeuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkandan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurnaditinjau dari segi relevansi.

Dapat Dibandingkan

60. Pemakai harus dapat memperbandingkan laporankeuangan entitas syariah antar periode untuk mengidentifikasikecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakaijuga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antarentitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerjaserta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena

Page 26: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 21Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksidan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsistenuntuk entitas syariah tersebut, antar periode entitas syariahyang sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun denganentitas lain.

61. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapatdiperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapatinformasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalampenyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan sertapengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harusdimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaankebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi sertaperistiwa lain yang sama dalam sebuah entitas syariah darisatu periode ke periode dan dalam entitas syariah yang berbeda.Ketaatan pada standar akuntansi keuangan syariah, termasukpengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitassyariah, membantu pencapaian daya banding.

62. Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukandengan keseragaman semata-mata dan tidak seharusnyamenjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansikeuangan syariah yang lebih baik. Entitas syariah tidak perlumeneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengankarakteristik kualitatif relevansi dan keandalan. Entitas syariahjuga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansikalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.

63. Berhubung pemakai ingin membandingkan posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antarperiode, maka entitas syariah perlu menyajikan informasi periodesebelumnya dalam laporan keuangan.

Page 27: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

22 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Tepat Waktu

64. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalampelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilanganrelevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkanmanfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuaninformasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu,seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksiatau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangikeandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampaiseluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkinsangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambilkeputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antararelevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusanmerupakan pertimbangan yang menentukan.

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

65. Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebihmerupakan suatu kendala yang dapat terjadi (pervasive)daripada suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkaninformasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namundemikian, secara substansi evaluasi biaya dan manfaatmerupakan suatu proses pertimbangan (judgement process).Biaya tidak harus dipikul oleh mereka yang menikmati manfaat.Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pemakai lain disampingmereka yang menjadi tujuan penyampaian informasi. Karenaalasan inilah maka sulit untuk mengaplikasikan uji biaya-manfaatpada kasus tertentu. Namun demikian, dewan penyusun standarakuntansi syariah, seperti juga para penyusun dan pemakailaporan keuangan, harus menyadari kendala ini.

Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif

66. Dalam praktek, keseimbangan atau trade-off di antaraberbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada

Page 28: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 23Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatukeseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik untukmemenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dariberbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbedamerupakan masalah pertimbangan profesional.

Penyajian Wajar

67. Laporan keuangan sering dianggap menggambarkanpandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar,posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatuentitas syariah. Meskipun kerangka dasar ini tidak menanganisecara langsung konsep tersebut, penerapan karakteristikkualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuaibiasanya menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkanapa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandanganyang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasisemacam itu.

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

68. Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitassyariah antara lain meliputi:(a) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan

komersial:(i) laporan posisi keuangan;(ii) laporan laba rugi;(iii) laporan arus kas; dan(iv) laporan perubahan ekuitas.

(b) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatansosial:(i) laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan(ii) laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

(c) komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkankegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariahtersebut.

Page 29: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

24 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

69. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangandari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalambeberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsuryang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisikeuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer, danekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukurankinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkanberbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagaiunsur neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidakmengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangansecara khusus.

70. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporanlaba rugi memerlukan proses subklasifikasi. Misalnya, aset dankewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat ataufungsinya dalam bisnis entitas syariah dengan maksud untukmenyajikan informasi dengan cara yang paling berguna bagipemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.

Posisi Keuangan

71. Unsur yang berkaitan secara langsung denganpengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, danasyirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagaiberikut:(a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manamanfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperolehentitas syariah.

(b) Kewajiban merupakan hutang entitas syariah masa kiniyang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannyadiharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber dayaentitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.

(c) Dana syirkah temporer adalah dana yang diterimasebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dariindividu dan pihak lainnya dimana entitas syariah

Page 30: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 25Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikandana tersebut dengan pembagian hasil investasiberdasarkan kesepakatan.

(d) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariahsetelah dikurangi semua kewajiban dan dana syirkahtemporer.

72. Definisi aset dan kewajiban mengidentifikasikan ciriesensialnya tetapi tidak mencoba untuk menspesifikasikankriteria yang perlu dipenuhi sebelum diakui di dalam neraca.Jadi, definisi tersebut mencakup pos-pos yang tidak diakuisebagai aset atau kewajiban di dalam neraca karena tidakmemenuhi kriteria untuk diakui seperti yang dibahas dalamparagraf 109 sampai 126. Khususnya, harapan bahwa manfaatekonomi di masa depan akan mengalir dari atau ke dalam entitassyariah harus cukup pasti untuk memenuhi kriteria probabilitasdalam paragraf 112 sebelum suatu aset atau kewajiban diakui.

73. Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisiaset, kewajiban, dana syirkah temporer atau ekuitas, perhatianperlu ditujukan pada substansi yang mendasari, serta realitasekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

74. Neraca yang disusun menurut standar akuntansikeuangan syariah yang berlaku dapat meliputi pos yang tidakmemenuhi definisi aset atau kewajiban dan tidak disajikansebagai bagian dari dana syirkah temporer atau ekuitas. Namundemikian, definisi yang dirumuskan dalam paragraf 71 akanmendasari peninjauan kembali terhadap standar akuntansikeuangan syariah yang berlaku di masa depan dan perumusanstandar selanjutnya.

Aset

75. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalamaset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikansumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kasdan setara kas kepada entitas syariah. Potensi tersebut dapat

Page 31: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

26 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dariaktivitas operasional entitas syariah. Mungkin pula berbentuksesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atauberbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas,seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksialternatif.

76. Entitas syariah biasanya menggunakan aset untukmemproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskankebutuhan dan keperluan pelanggan; berhubung barang ataujasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini,pelanggan bersedia membayar sehingga memberikansumbangan kepada arus kas entitas syariah. Kas sendirimemberikan jasa kepada entitas syariah karena kekuasaannyaterhadap sumber daya yang lain.

77. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalamaset dapat mengalir ke dalam entitas syariah dengan beberapacara. Misalnya, aset dapat:(a) digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam

produksi barang dan jasa yang dijual oleh entitas syariah;(b) dipertukarkan dengan aset lain;(c) digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau(d) dibagikan kepada para pemilik entitas syariah.

78. Banyak aset, misalnya, aset tetap memiliki bentuk fisik.Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untukmenentukan eksistensi aset; karena itu, paten dan hak cipta,misalnya, merupakan aset kalau manfaat ekonomi yangdiperoleh entitas syariah di masa depan dan kalau masing-masing aset tersebut dikuasai entitas syariah.

79. Banyak aset, misalnya, piutang dan properti,dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik.Dalam menentukan eksistensi aset, hak milik tidak esensial;jadi, misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa adalah asetjika entitas syariah mengendalikan manfaat yang diharapkandari properti tersebut. Meskipun kemampuan entitas syariah

Page 32: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 27Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

untuk mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hakmenurut hukum suatu barang atau jasa dapat memenuhi definisiaset meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya,pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas pengembangandapat memenuhi definisi aset jika, dengan merahasiakanpengetahuan tersebut, entitas syariah menikmati manfaat yangdiharapkan dari pengetahuan tersebut.

80. Aset entitas syariah berasal dari transaksi atau peristiwalain yang terjadi di masa lalu. Entitas syariah biasanyamemperoleh aset melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapitransaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aset;misalnya properti yang diterima entitas syariah dari pemerintahsebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhanekonomi dalam suatu wilayah. Transaksi atau peristiwa yangdiharapkan terjadi di masa depan tidak dengan sendirinyamemunculkan aset; oleh karena itu, misalnya, maksud untukmembeli persediaan tidak dengan sendirinya memenuhi definisiaset.

81. Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dantimbulnya aset, tetapi kedua peristiwa ini tidak perlu harus terjadibersamaan. Oleh karena itu, kalau entitas syariah melakukanpengeluaran, peristiwa ini memberikan bukti bahwa entitassyariah tersebut mengejar manfaat ekonomi tetapi belummerupakan bukti konklusif bahwa suatu barang atau jasa yangmemenuhi definisi aset telah diperoleh. Sama halnya dengantidak adanya pengeluaran yang bersangkutan tidakmengecualikan suatu barang atau jasa memenuhi definisi asetdan dengan demikian terdapat kemungkinan untuk diakuipencantumannya dalam neraca; misalnya, barang atau jasa yangtelah didonasikan kepada entitas syariah memenuhi definisi aset.

Kewajiban

82. Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalahbahwa entitas syariah mempunyai kewajiban (obligation) masakini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk

Page 33: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

28 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan caratertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagaikonsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.Ini biasanya memang demikian, misalnya, dengan disertai jumlahyang terhutang dari barang dan jasa yang telah diterima. Namun,kewajiban juga timbul dari praktek bisnis yang lazim, kebiasaandan keinginan untuk memelihara hubungan bisnis yang baikatau bertindak dengan cara yang adil. Kalau, misalnya, sebagaisuatu kebijakan, entitas syariah memutuskan untuk menarikkembali produknya yang cacat meskipun masa garansisebenarnya telah lewat, jumlah yang diharapkan akandibayarkan tersebut merupakan kewajiban.

83. Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajibansekarang dan komitmen di masa depan. Keputusan manajemenentitas syariah untuk membeli aset di masa depan tidak dengansendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajibanbiasanya timbul hanya kalau aset telah diserahkan atau entitassyariah telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkanuntuk membeli aset. Pada kasus yang terakhir, hakekatperjanjian yang tak dapat dibatalkan berarti bahwa konsekuensiekonomi dari kegagalan untuk memenuhi kewajiban, misalnya,karena adanya hukuman yang substansial, membuat entitassyariah memiliki sedikit pilihan, itu pun kalau ada, untukmencegah pengeluaran sumber daya kepada pihak lain.

84. Penyelesaian kewajiban masa kini biasanyamelibatkan entitas syariah untuk mengorbankan sumber dayayang memiliki manfaat masa depan demi untuk memenuhituntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarangdapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan:(a) pembayaran kas;(b) penyerahan aset lain;(c) pemberian jasa;(d) penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;

atau(e) konversi kewajiban menjadi ekuitas.

Page 34: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 29Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, sepertikreditur membebaskan atau membatalkan haknya.

85. Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masalalu. Jadi, misalnya, pembelian barang atau penggunaan jasamenimbulkan hutang usaha (kecuali kalau dibayar di muka ataupada saat penyerahan) dan penerimaan pinjaman menimbulkankewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Entitassyariah juga dapat mengakui sebagai kewajiban jumlah rabatmasa depan yang didasarkan pada jumlah pembelian tahunanpara pelanggan; dalam kasus ini, penjualan barang masa lalumerupakan transaksi yang menimbulkan kewajiban.

86. Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur denganmenggunakan estimasi dalam derajat yang substansial.Beberapa entitas syariah menyebut kewajiban ini sebagaipenyisihan (provision). Dalam pengertian sempit, penyisihansemacam itu tidak dipandang sebagai kewajiban karena hanyamencakupi jumlah yang dapat ditentukan tanpa perlu membuatestimasi. Definisi kewajiban dalam paragraf 71 mengikutipendekatan luas. Jadi, kalau penyisihan menyangkut kewajibanmasa kini dan memenuhi ketentuan lain dalam definisi tersebut,maka pos yang bersangkutan merupakan kewajiban meskipunjumlahnya harus diestimasi. Contohnya adalah penyisihan untukpembayaran yang akan dilakukan terhadap garansi berjalandan penyisihan untuk menutup kewajiban manfaat pensiun.

Dana Syirkah Temporer

87. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima olehentitas syariah dimana entitas syariah mempunyai hak untukmengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengankebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan daripemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengankesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah temporerberkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dariunsur kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggarankesepakatan, entitas syariah tidak berkewajiban

Page 35: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

30 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan danatersebut. Contoh dari dana syirkah temporer adalahpenerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah,mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yangsejenis.

88. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkansebagai kewajiban. Hal ini karena entitas syariah tidakberkewajiban, ketika mengalami kerugian, untukmengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecualiakibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah. Di sisi lain,dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitaskarena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidakmempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegangsaham, seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntunganyang berasal dari aset lancar dan aset noninvestasi (currentand other non investment accounts).

89. Hubungan antara entitas syariah dan pemilik danasyirkah temporer merupakan hubungan kemitraan berdasarkanakad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadahatau musyarakah. Entitas syariah mempunyai hak untukmengelola dan menginvestasikan dana yang diterima denganatau tanpa batasan seperti mengenai tempat, cara, atau obyekinvestasi.

90. Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsurneraca dimana hal tersebut sesuai dengan prinsip syariah yangmemberikan hak kepada entitas syariah untuk mengelola danmenginvestasikan dana, termasuk untuk mencampur danadimaksud dengan dana lainnya.

91. Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagianatas keuntungan sesuai kesepakatan dan menerima kerugianberdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagianhasil dana syirkah temporer dapat dengan konsep bagi hasilatau bagi untung.

Page 36: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 31Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Ekuitas

92. Meskipun dalam paragraf 71, didefinisikan sebagairesidual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca.Misalnya, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh parapemegang saham, saldo laba (retained earnings), penyisihansaldo laba dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modalmasing-masing disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacamitu dapat menjadi relevan untuk kebutuhan pengambilankeputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebutmengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnyaterhadap kemampuan entitas syariah untuk membagikan ataumenggunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga dapatmerefleksikan fakta bahwa pihak-pihak dengan hakkepemilikannya masing-masing dalam entitas syariahmempunyai hak yang berbeda dalam hubungannya denganpenerimaan dividen atau pembayaran kembali modal.

93. Pembentukan cadangan kadang-kadang diharuskanoleh suatu peraturan perundangan yang berlaku untukmemberikan perlindungan tambahan kepada entitas syariah danpara krediturnya terhadap kerugian yang ditimbulkan.Cadangan yang lain dapat dibentuk kalau hukum pajakmemberikan pembebasan dari, atau pengurangan dalamkewajiban pajak pada waktu dilakukan pemindahan kecadangan semacam itu. Eksistensi serta besarnya cadanganmenurut peraturan perundangan yang berlaku ini merupakaninformasi yang relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusanbagi para pemakai laporan keuangan. Pemindahan ke cadangantersebut lebih merupakan penyisihan saldo laba daripada beban.

94. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neracatergantung pada pengukuran aset, kewajiban dan dana syirkahtemporer. Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlahekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan(aggregate market value) dari saham entitas syariah ataujumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh asetbersih entitas syariah baik satu persatu (liquidating value)

Page 37: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

32 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha(going concern value).

95. Aktivitas bisnis sering dilakukan melalui beberapabentuk entitas syariah seperti entitas perseorangan, persekutuandan trust, serta badan usaha milik negara. Kerangka hukumbagi berbagai entitas syariah semacam itu seringkali berbedadengan yang berlaku bagi perseroan terbatas. Misalnya,mungkin hanya sedikit saja, kalaupun ada, pembatasan-pembatasan terhadap pembagian jumlah yang tergolong dalamekuitas kepada para pemilik atau pihak iain. Namun demikian,definisi ekuitas dan aspek-aspek lain dalam kerangka dasaryang mengatur ekuitas berlaku untuk entitas syariah semacamitu.

Kinerja

96. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagaiukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain sepertiimbalan investasi (return on investment) atau penghasilan persaham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitandengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalahpenghasilan dan beban.

97. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagaiberikut:(a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi

selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukanatau penambahan aset atau penurunan kewajiban yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanam modal.

(b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomiselama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluaratau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yangmengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkutpembagian kepada penanam modal.

Page 38: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 33Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

98. Definisi penghasilan dan beban mengidentifikasikanciri-ciri esensial namun tidak mencoba untukmengidentifikasikan kriteria yang perlu dipenuhi sebelum diakuidalam laporan laba rugi. Kriteria pengakuan penghasilan danbeban dibahas dalam paragraf 109 sampai dengan 126.

99. Penghasilan dan beban dapat disajikan dalam laporanlaba rugi dengan beberapa cara yang berbeda demi untukmenyediakan informasi yang relevan untuk pengambilankeputusan ekonomi. Misalnya, pembedaan antara pospenghasilan dan beban yang berasal dan tidak berasal daripelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa (ordinary)merupakan praktek yang lazim. Pembedaan ini dilakukanberdasarkan argumentasi bahwa sumber suatu pos adalahrelevan dalam mengevaluasi kemampuan entitas syariah untukmenghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan; misalnya,aktivitas insidental seperti pengalihan investasi jangka panjangtampaknya tidak akan terjadi secara reguler. Pada waktumembedakan pos dengan cara ini perlu dipertimbangkanhakekat entitas syariah dan operasinya. Pos yang timbul dariaktivitas yang biasa bagi suatu entitas syariah mungkin tidakbiasa bagi entitas syariah dan entitas lain.

100. Pembedaan antara pos penghasilan dan beban danpenggabungan pos tersebut dengan cara berbeda jugamemungkinkan penyajian beberapa ukuran kinerja entitassyariah, masing-masing dengan derajat cakupan yang berbeda.Misalnya, laporan laba rugi dapat menyajikan laba kotor, lababersih dari aktivitas biasa sebelum pajak, laba bersih dariaktivitas biasa setelah pajak, dan laba bersih.

Penghasilan

101. Definisi penghasilan (income) meliputi baikpendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariahyang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti

Page 39: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

34 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

penjualan, penghasilan jasa (fees), bagi hasil, dividen, royaltidan sewa.

102. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yangmemenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkintidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yangbiasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomidan dengan demikian pada hakekatnya tidak berbeda denganpendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandangsebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini.

103. Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalampengalihan aset tak lancar. Definisi penghasilan juga mencakupikeuntungan yang belum direalisasi; misalnya, yang timbul darirevaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable) dandari kenaikan jumlah aset jangka panjang. Kalau diakui dalamlaporan laba rugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisahkarena informasi mengenai pos tersebut berguna dalampengambilan keputusan ekonomi. Keuntungan biasanyadilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan bebanyang bersangkutan.

104. Berbagai jenis aset dapat diterima atau bertambahkarena penghasilan; misalnya kas, piutang serta barang danjasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa yangdipasok. Penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaiankewajiban. Misalnya, entitas syariah dapat memberikan barangdan jasa kepada kreditur untuk melunasi pinjaman.

Beban

105. Definisi beban mencakupi baik kerugian maupunbeban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariahyang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitasentitas syariah yang biasa meliputi, misalnya, beban pokokpenjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanyaberbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dansetara kas), persediaan dan aset tetap.

Page 40: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 35Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

106. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhidefinisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbuldari aktivitas entitas syariah yang biasa. Kerugian tersebutmencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan padahakekatnya tidak berbeda dari beban lain. Oleh karena itu,kerugian tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangkadasar ini.

107. Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencanakebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan asettidak lancar. Definisi beban juga mencakupi kerugian yangbelum direalisasi, misalnya, kerugian yang timbul dari pengaruhpeningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya denganpinjaman entitas syariah dalam mata uang tersebut. Kalaukerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikansecara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebutberguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelahdikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.

Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

108. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkahtemporer adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungandan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatuperiode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasiltidak bisa dikelompokan sebagai beban (ketika untung) ataupendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagihasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepadapemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama denganentitas syariah.

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

109. Pengakuan (recognition) merupakan prosespembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur sertakriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf 110 dalamneraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan

Page 41: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

36 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalamjumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca ataulaporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harusdiakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untukmengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melaluipengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupunmelalui catatan atau materi penjelasan.

110. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakuikalau:(a) ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalamentitas syariah; dan

(b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukurdengan andal.

111. Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteriaini dan karenanya memenuhi syarat untuk diakui dalam laporanlaba rugi, perhatian perlu ditujukan pada pertimbanganmaterialitas yang dibahas dalam paragraf 49 sampai dengan51. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos yangmemenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tertentu,misalnya, suatu aset, secara otomatis memerlukan pengakuanunsur lain, misalnya, penghasilan atau kewajiban.

Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

112. Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsepprobabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastianbahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan denganpos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas syariah.Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastianlingkungan operasi entitas syariah. Pengkajian derajatketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masadepan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saatpenyusunan laporan keuangan. Misalnya, kalau pembayaransuatu piutang besar kemungkinan terjadi (probable) dan tidakada bukti lain yang bertentangan, maka dapat dibenarkan untuk

Page 42: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 37Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

mengakui piutang tersebut sebagai aset. Namun demikian, jikapopulasi piutang banyak jumlahnya, maka besar kemungkinanada yang tidak tertagih; karena itu suatu beban yangmerepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yangdiharapkan harus diakui.

Keandalan Pengukuran

113. Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah adatidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkatkeandalan tertentu (reliable) seperti yang dibahas padaparagraf 52 sampai dengan paragraf 59 kerangka dasar ini.Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi;penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian esensialdalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkatkeandalan. Namun demikian, kalau estimasi yang layak takmungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam neraca ataulaporan laba rugi. Misalnya, hasil yang diharapkan dari suatutuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aset danpenghasilan maupun kriteria probabilitas untuk dapat diakui;namun demikian, kalau tidak mungkin diukur dengan tingkatkeandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagaiaset atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensituntutan harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasanatau skedul tambahan.

114. Suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapatmemenuhi kriteria pengakuan dalam paragraf 110 dapatmemenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibatdari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.

115. Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial suatuunsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan tetapperlu diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedultambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan kalaupengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untukmengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisikeuangan suatu entitas syariah oleh pemakai laporan keuangan.

Page 43: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

38 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Pengakuan Aset

116. Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinanbahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitassyariah dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yangdapat diukur dengan andal.

117. Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluarantelah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkinmengalir ke dalam entitas syariah setelah periode akuntansiberjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkanpengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuanini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemenmempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaatekonomi bagi entitas syariah di masa depan atau bahwamanajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwatingkat kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima entitassyariah setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untukmembenarkan pengakuan aset.

Pengakuan Kewajiban

118. Kewajiban diakui dalam neraca kalau besarkemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yangmengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untukmenyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlahyang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalampraktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belumdilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban ataspesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidakdiakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namundemikian, kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhidefinisi kewajiban dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteriapengakuan terpenuhi, maka kewajiban (obligation) tersebutdapat dianggap memenuhi syarat pengakuan. Dalam kasus ini,pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aset ataubeban yang bersangkutan.

Page 44: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 39Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

Pengakuan Dana Syirkah Temporer

119. Pengakuan dana syirkah temporer dalam neracahanya dapat dilakukan jika entitas syariah memiliki kewajibanuntuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaransumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlahyang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Jumlahdana syirkah temporer dapat berubah sesuai dengan hasil dariinvestasinya.

Pengakuan Penghasilan

120. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalaukenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitandengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadidan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuanpenghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan asetatau penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aset yangtimbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajibanyang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harusdibayar).

121. Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untukmengakui penghasilan, seperti misalnya ketentuan bahwapenghasilan telah diperoleh, merupakan penerapan kriteriapengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam inipada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuanpenghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal danmemiliki derajat kepastian yang cukup.

Pengakuan Beban

122. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunanmanfaat ekonomi masa depan yang berkaitan denganpenurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dandapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadibersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau

Page 45: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

40 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

penurunan aset (misalnya, akrual hak karyawan ataupenyusutan aset tetap).

123. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasarhubungan langsung antara biaya yang timbul dan pospenghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanyadisebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costswith revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan danbeban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secaralangsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lainyang sama; misalnya, berbagai komponen beban yangmembentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goodssold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yangdiperoleh dari penjualan barang. Namun demikian, penerapankonsep matching dalam kerangka dasar ini tidakmemperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidakmemenuhi definisi aset atau kewajiban.

124. Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selamabeberapa periode akuntansi dan hubungannya denganpenghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau taklangsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasarprosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini seringdiperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan denganpenggunaan aset, seperti aset tetap, goodwill, paten dan merekdagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebutpenyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkanuntuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmatimanfaat ekonomi aset yang bersangkutan.

125. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalaupengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depanatau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidakmemenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakuidalam neraca sebagai aset.

Page 46: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 41Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

126. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saattimbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabilatimbul kewajiban akibat garansi produk.

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

127. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uanguntuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporankeuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses inimenyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.

128. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakandalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporankeuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagaiberikut:(a) Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau

setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dariimbalan (consideration) yang diberikan untukmemperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajibandicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar darikewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu(misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atausetara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untukmemenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yangnormal.

(b) Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas(atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset yangsama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajibandinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidakdidiskontokan (undiscounted) yang mungkin akandiperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation)sekarang.

(c) Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yangdapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalampele-pasan normal (orderly disposal). Kewajibandinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas(atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang

Page 47: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

42 KDPPLK Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajibandalam pelaksanaan usaha normal.

129. Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan entitassyariah dalam penyusunan laporan keuangan adalah biayahistoris. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuranyang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan sebesarnilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih (lowerof cost or net realizable value), atau akuntansi dana pensiunmenilai aset tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).

130. Penggunaan pengukuran nilai realisasi/penyelesaianuntuk menghasilkan nilai kas (atau setara kas) memerlukanrevaluasi secara periodik atas aset, kewajiban dan dana syirkahtemporer. Untuk itu, maka informasi yang dihasilkan harus andaldan dapat dibandingkan. Untuk menjamin keandalan serta dapatdibandingkan, manajemen harus menggunakan seluruh prinsip-prinsip berikut selama merevaluasi aset, kewajiban dan danasyirkah temporer:(a) Adanya indikator eksternal, seperti harga pasar, yang

tersedia secara luas.(b) Utilisasi seluruh informasi yang relevan baik positif atau

negatif.(c) Utilisasi metode-metode penilaian yang logis dan relevan.(d) Konsistensi penggunaan metode-metode penilaian yang

digunakan.(e) Utilisasi penggunaan ahli-ahli penilai yang tersedia secara

luas.(f) Konservatisme dalam proses penilaian sesuai objektivitas

dan netralitas dalam pemilihan nilai-nilai.

131. Meskipun relevan untuk merevaluasi nilai aset,kewajiban dan dana syirkah temporer, namun penggunaankonsep pengukuran nilai realisasi/penyelesaian tidak mudahditerapkan dalam kondisi sekarang. Penggunaan konsep nilairealisasi/penyelesaian dapat diterapkan untuk tujuan penyajianinformasi tambahan yang relevan dengan suatu pos investasiyang telah ada atau yang prospektif. Namun, penyajian informasi

Page 48: PSAK Perbankan Syariah

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

KDPPLK 43Hak Cipta © 2007 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLK

tambahan tersebut tidak mewajibkan entitas syariah untukmendistribusikan hasil investasi yang belum terealisasi.


Recommended