ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan modul Praktik
Akuntansi Manajemen. Modul ini membantu bagi mahasiswa dan pembaca pada
umumnya untuk memahami dan mendapatkan gambaran yang lebih konkrit berkaitan
dengan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan
atau organisasi dengan menggunakan data akuntansi keuangan dan akuntansi biaya.
Modul ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan penjelasan
mendasar berkaitan dengan konsep akuntansi manajemen dan fungsinya bagi
manajemen perusahaan atau organisasi, khususnya untuk pengendalian biaya dan
pengambilan keputusan manajemen. Bagian kedua merupakan soal-soal kasus pada
perusahaan PT Solo Mandiri yang berkaitan dengan analisis data akuntansi keuangan
dan akuntansi biaya untuk kepentingan manajemen, khususnya untuk pengendalian
biaya dan pengambilan keputusan. Bagian ketiga merupakan kertas kerja yang
digunakan untuk mengerjakan soal-soal kasus manajerial dari perusahaan PT Solo
Mandiri.
Modul ini dirancang untuk pengguna yang berkepentingan terhadap
pengendalian biaya dan pengambilan keputusan dengan menggunakan data akuntansi
keuangan dan akuntansi biaya. Namun demikian, modul ini tidak lepas dari
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, besar harapan kami atas kritik dan saran dari
semua pihak untuk kesempurnaan modul ini. Kiranya, semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, September 2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
INFORMASI UMUM ………………………………………………………… v
BAGIAN I
BAB I KONSEP BIAYA DAN PERILAKU BIAYA
Akuntansi Manajemen vs Akuntansi Keuangan …………………….. 1
Pengertian Biaya ………………………………………………….….. 2
Klasifikasi Biaya……………………………………………………... 2
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Biaya ……………………… 3
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya ……………………… 7
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pembebanan Biaya ………………… 15
Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan …………………… 12
BAB II METODE PENENTUAN BIAYA DAN CVP ANALYSIS
Metode Penentuan Biaya……………………………………………... 17
Absorption Costing …………………………………………………... 17
Variable Costing ……………………………………………………………. 17
Klasifikasi Biaya berdasarkan Variable dan Absorption Costing……. 18
Perbandingan Biaya Produk Per unit ………………………………… 18
Perbandingan Laporan Laba Rugi……………………………………. 18
Dampak Laba Komparatif ………………………………….……….. 22
JIT dan Absorprtion costing……………………………………………….. 24
Analisis Biaya Volume Laba..………………………………………... 24
Pendekatan Marjin Kontribusi ……………………………………...... 22
Risiko dan Ketidakpastian …………………………………………… 32
BAB III BIAYA STANDAR DAN ANGGARAN FLEXIBLE
Biaya Standar ……………………………………………………….. 35
Anggaran Fleksibel dan Analisis Kinerja..…………………………... 42
Laporan Kinerja BOP ………………………………………………... 35
Analisis Selisih BOP ………………………………………………… 38
BAB IV BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Pendahuluan……………………………………………………….… 50
Model Activity-based Costing …………………………………………….. 50
Perbedaan antara Tradisional Costing dan ABC Costing ……………. 50 Hirarki Biaya ………………………………………………………… 50
Langkah Implementasi.............................................................………. 51
Dampak Kos Produk atas Implementasi ABC...................................... 57
iv
BAB V RELEVANT COSTS DAN CAPITAL BUDGETING
Biaya Relevan ………………………………………………………. 60
Keputusan Menghentikan atau Mempertahankan Segmen………… 60
Keputusan Membuat atau Membeli ………………………………… 62
Keputusan Pesanan Khusus ………………………………………… 63
Keputusan adanya Sumberdaya Terbatas ………………………….. 64
Keputusan Menjual Langsung atau Memproses Lanjut ……………. 66
Keputusan Penganggaran Modal ……………………………………. 67
Penganggaran Modal………………………………………………… 70
Metode Capital Budgeting yang Lain……...…………………………. 75
BAB VI INFORMASI UMUM DAN KASUS-KASUS MANAJERIAL
PADA PT SOLO MANDIRI
Profil Perusahaan …………………………………………………….. 78
Kebijakan Akuntansi ………………………………………………… 78
Daftar Akun/Rekening ………………………………………………. 79
Transaksi selama bulan Desember 2007 ……………………………. 82
Kasus 1 ………………………………………………………………. 83
Kasus 2 ………………………………………………………………. 83
Kasus 3 ………………………………………………………………. 84
Kasus 4 ………………………………………………………………. 85
Kasus 5 ………………………………………………………………. 86
Kasus 6 ………………………………………………………………. 88
Kasus 7 ………………………………………………………………. 88
Kasus 8 ………………………………………………………………. 89
Kasus 9 ………………………………………………………………. 89
Kasus 10 ……………………………………………………………. 90
Kasus 11 ……………………………………………………………. 90
Kasus 12 ……………………………………………………………. 91
Kasus 13 ……………………………………………………………. 91
v
INFORMASI UMUM
Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan latihan secara praktis kepada mahasiswa, khususnya dan umumnya
kepada praktisi agar dapat melakukan pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan manajemen. Dengan Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini, mahasiswa
tidak hanya mengerjakan kasus secara parsial tetapi juga dapat mengerjakan kasus
yang mendekati kenyataan yang sesungguhnya terjadi dalam operasi perusahaan atau
organisasi.
Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini disusun untuk kepentingan praktik
mahasiswa yang memerlukan waktu pengerjaan minimal 16 kali tatap muka, masing-
masing 150 menit untuk setiap tatap muka. Mahasiswa diharapkan dapat
menyelesaikan kasus ini tepat waktu sesuai dengan jadwal seperti berikut:
PERTEMUAN
KE- MATERI
1 Penjelasan Silabus
2 Bab I: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya
3 Bab II: Variable Costing dan CVP Analysis
4 Bab III: Standard Costs dan Flexible Budget
5 Kasus 1: Klasifikasi Biaya dan Perilaku Biaya
6 Kasus 2: Variable Costing dan CVP Analysis
7 Kasus 3: Standard Costs dan Flexible Budget
8 Bab IV: Activity-based Costing
9 Bab V: Relevant Cost dan Capital Budgeting
10 Kasus 4: ABC Systems
11 Kasus 5: Keputusan Menghentikan/Mempertahankan Divisi
12 Kasus 6: Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli
Kasus 7: Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
13 Kasus 8: Keputusan Menjual atau Memproses Lanjut
Kasus 9: Menerima atau Menolak Proyek Baru
14 Kasus 10: Membeli Mesin Baru atau Memperbaiki Mesin Lama
15 Kasus 11: Peringkatan Proyek Investasi
16 Kasus 12: Keputusan Investasi dengan Payback Method
Kasus 13: Keputusan Investasi dengan Simple Rate of Return
BAB I
KONSEP BIAYA DAN PERILAKU BIAYA
1. AKUNTANSI MANAJEMEN VS AKUNTANSI KEUANGAN
Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen selalu dihadapkan dalam
pengambilan keputusan. Keputusan dalam bisnis membutuhkan informasi salah
satunya informasi keuangan. Penggunadari informasi keuangan adalah pihak internal
dan pihak eksternal. Informasi untuk pihak internal sering disebut dengan akuntansi
manajemen sedangkan untuk pihak eksternal adalah akuntansi keuangan.
Bedasarkan Garison (2011) perbedaan utama dari akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan diantaranya terletak pada pihak pengguna dari informasi yang
dihasilkan dan keharusan suatu perusahaan untuk menerapkannya. Akuntansi
Keuangan mengolah data untuk menghasilkan informasi keuangan yang ditujukan
kepada pihak eksternal perusahaan. Misalnya investor, kreditor, regulator, konsumen,
serikat pekerja, dan lain lain. Akuntansi keuangan bersifat mandatory, yang berarti
harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan peraturan dan regulasi yang dibuat untuk
diberlakukan pada suatu negara, misalnya di Indonesia terdapat Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang dijadikan acuan.
Akuntansi manajemen mengolah data untuk menghasilkan informasi
keuangan yang ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Misalnya untuk
manajemen perusahaan, divisi pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.
Akuntansi manajemen tidak bersifat mandatory. Tidak ada badan pengatur atau
lembaga luar lainnya yang menyatakan secara spesifik terkait keharusan untuk
menerapkan akuntansi manajemen pada suatu perusahaan, karena penerapan
akuntansi manajemen bersifat optional. Hal ini digunakan untuk mendukung
keputusan-keputusan seperti berapa penentuan harga jual suatu produk, keputusan
peningkatan gaji dan upah, keputusan meneruskan atau memberhentikan suatu
produk, dan lain-lain.
Berikut ini merupakan tabel perbandingan antara akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan,
Unsur Pembeda Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Pemakai utama
informasi Pihak internal perusahaan Pihak eksternal perusahaan
Restriksi
Tidak ada aturan yang
mengikat (mandatory);
justifikasi berdasarkan
manfaat-biaya
Prinsip akuntansi yang
berlaku umum adalah aturan
yang bersifat mandatory
Jenis Informasi Informasi keuangan dan non
keuangan
Informasi keuangan
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 2
Orientasi waktu Berorientasi masa depan Berorientasi masa lalu
Lingkup
Informasi
Informasi yang disajikan
terperinci
Informasi yang disajikan
ringkas
Bidang
pengetahuan
Terkait dengan berbagai
bidang pengetahuan
Terkait dengan bidang
pengetahuan akuntansi
Akuntansi manajemen berfokus pada perencanaan (planning) dan
pengawasan (control). Perencanaan mencakup penetapan tujuan dan menguraikan
bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengendalian mencakup
langkah-langkah yang diambil untuk memastikan bahwa tujuan tersebut tercapai.
Manajer membutuhkan informasi tentang perusahaan agar dapat mejalankan dengan
baik tanggung jawab dari tugas perencanaan dan pengawasan. Peran akuntansi dalam
kondisi ini sering berkaitan dengan aktivitas penentuan biaya-biaya pada suatu
perusahaan.
2. PENGERTIAN BIAYA
Konsep kos dalam akuntansi manajemen sangat penting, sehingga diperlukan
pemahaman yang lebih mengenai arti kos. Kos diartikan sebagai pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat masa sekarang atau masa yang akan datang. Biaya adalah kos barang atau
jasa yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Saat barang dan jasa
dimanfaatkan, kos akan menjadi biaya. Selisih antara pendapatan dan biaya akan
menjadi laba atau rugi.
3. KLASIFIKASI BIAYA
Penggunaan istilah biaya diartikan secara berbeda-beda pada manajemen
akuntansi, alasannya karena terdapat banyak tipe dari biaya-biaya. Biaya-biaya
tersebut diklasifikasikan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan manajemen,
seperti kebutuhan data mengenai biaya untuk pembuatan laporan keuangan eksternal,
menyediakan perencanaan anggaran, atau untuk membuat keputusan. Masing-masing
penggunaan data mengenai biaya mungkin menuntut jenis biaya yang berbeda pula,
contohnya data biaya historis, biasanya digunakan untuk menyediakan laporan
keuangan eksternal, sedangkan untuk pembuatan keputusan mungkin dibutuhkan
data biaya saat ini. (Garrison, Noreen, and Brewer, 2006:35-36).
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 3
Tujuan Klasifikasi Dan Klasifikasi Biaya
NO Tujuan Klasifikasi Klasifikasi Biaya
1 Penyajian Laporan Keuangan:
Laporan Laba Rugi dan Neraca
Biaya Produksi
• Bahan Baku Langsung
• Tenaga Kerja Langsung
• Biaya Overhead Pabrik
Biaya Nonproduksi (Biaya Periodik)
• Biaya Penjualan dan Pemasaran
• Biaya Administrasi
2 Prediksi Kos berkaitan dengan
perubahan aktivitas
• Biaya Variabel
• Biaya Tetap
• Mixed Cost / Semi-Variable Cost
3 Pembebanan Biaya
• Biaya Langsung (Direct costs)
• Biaya Tidak Langsung (Indirect
costs)
4 Pembuatan/Pengambilan Keputusan
• Biaya Diferensial
• Biaya Tertanam (Sunk costs)
• Biaya Peluang (Opportunity costs)
3.1 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI BIAYA
Aliran Biaya Pada Perusahaan “Manufaktur”
Perusahaan manufaktur terlibat dalam banyak aktivitas dibandingkan
dengan perusahaan tipe lainnya, karena melakukan kegiatan dari memperoleh
bahan baku, memproduksi barang jadi, pemasaran, distribusi, penagihan dan
seluruh kegiatan bisnis lain pada umumnya. Oleh karena itu, pemahaman
tentang klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur dapat sangat berguna
untuk menentukan biaya-biaya yang termasuk dalam kegiatan operasional
berupa produksi, dan biaya apa saja yang termasuk dalam biaya non produksi
(periodik). Misalnya, Unilever, Indofood, Samsung, BMW, dan Adidas
Biaya produksi pada perusahaan manufaktur dibagi dalam tiga kategori,
yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Sedangkan, biaya non produksi (periodik) terbagi ke dalam
dua kategori, yaitu biaya penjualan dan pemasaran, serta biaya administrasi.
Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan mengenai biaya produksi
dan biaya non produksi (periodik).
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 4
Sumber: Garrison, Noreen, and Brewer, 2006.
1. Biaya Produksi
Semua biaya yang terlibat dalam membuat suatu produk, yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
• Biaya Bahan Baku, nilai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
untuk diubah menjadi produk jadi. Contoh, kertas sebagai bahan untuk
pembuatan buku.
• Biaya Tenaga Kerja Langsung, besarnya nilai gaji dan upah tenaga kerja yang
yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk. Contoh, upah buruh pabrik.
• Biaya Overhead Pabrik, semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Contoh, depresiasi peralatan, bangunan pabrik,
bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung.
2. Biaya Nonproduksi
Biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelanggan, dan adminstrasi umum. Biaya nonproduksi meliputi
biaya penjualan dan pemasaran serta biaya administrasi.
• Biaya Penjualan dan Pemasaran, biaya yang terjadi untuk memasarkan
produk atau jasa. Contoh, biaya iklan di tv, biaya pengiriman produk ke
konsumen.
• Biaya Administrasi, biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan,
menjalankan dan mengendalikan perusahaan. Contoh, biaya perlengkapan
Barang
dijual
Biaya-biaya
Pembelian
bahan baku
Tenaga Kerja
Langsung
Overhead
Pabrik
Penjualan
dan
administrasi
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Persediaan bahan baku
Bahan langsung yang
digunakan dalam
produksi
Persediaan barang
dalam proses
Barang jadi (harga
pokok produksi
Persediaan Barang jadi
Laporan Laba Rugi
Harga pokok
penjualan
Beban penjualan
dan administrasi
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 5
kantor, biaya gaji karyawan kantor, biaya listrik kantor, dan lain-lain.
3.1.1 CONTOH ALIRAN BIAYA
Berikut data dan informasi pada perusahaan Manufaktur “ABC” bulan lalu:
Pembelian Bahan Baku ................................. $ 200.000
Tenaga Kerja Langsung ................................ 270.000
Biaya Overhead Pabrik:
Bahan Pembantu ........................................ 5.000
Tenaga Kerja Tidak Langsung .................. 100.000
Biaya Lain-lain .......................................... 80.000
PBB Pabrik ................................................ 36.000
Asuransi Pabrik ......................................... 9.000
Sewa Peralatan ........................................... 70.000
Depresiasi Pabrik ....................................... 120.000
Total Biaya Overhead Pabrik ........................ $ 420.000
Data tambahan pada perusahaan Manufaktur “ABC” :
Persediaan Bahan Baku:
Persediaan Awal Bahan Baku .......................................... $ 10.000
Pembelian Bahan Baku .................................................... 200.000
Persediaan Akhir Bahan Baku ......................................... 30.000
Bahan Baku yang digunakan untuk produksi .................. ?
Persediaan Barang dalam Proses:
Persediaan Awal Barang dalam Proses ............................ $ 40.000
Total Biaya Produksi ........................................................ ?
Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........................... 60.000
Harga Pokok Produksi ..................................................... ?
Persediaan Barang Jadi:
Persediaan Awal Barang Jadi ........................................... $ 130.000
Harga Pokok Produksi ..................................................... ?
Persediaan Akhir Barang Jadi .......................................... 80.000
Harga Pokok Penjualan .................................................... ?
Penghitungan Bahan Baku yang digunakan untuk produksi:
Persediaan Awal Bahan Baku ......................................... $ 10.000
+ Pembelian Bahan Baku ................................................... 200.000
– Persediaan Akhir Bahan Baku......................................... 30.000
= Bahan Baku yang digunakan untuk produksi .................. $ 180.000
Penghitungan Total Biaya Produksi:
Bahan Baku yang digunakan untuk produksi ........................ $ 180.000
+ Tenaga Kerja Langsung…………………………………... 270.000
+ Biaya Overhead Pabrik ........................................................ 420.000
= Total Biaya Produksi............................................................ $ 870.000
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 6
Penghitungan Harga Pokok Produksi:
Persediaan Awal Barang dalam Proses ............................ $ 40.000
+ Total Biaya Produksi........................................................ 870.000
– Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........................... 60.000
= Harga Pokok Produksi ..................................................... $ 850.000
Penghitungan Harga Pokok Barang Terjual:
Persediaan Awal Barang Jadi........................................... $ 130.000
+ Harga Pokok Produksi ..................................................... 850.000
– Persediaan Akhir Barang Jadi .......................................... 80.000
= Harga Pokok Barang Terjual ........................................... $ 900.000
3.1.2 SKEDUL HARGA POKOK PRODUKSI
Perusahaan Manufaktur “ABC”
Laporan Harga Pokok Produksi
Bahan Baku:
Persediaan Awal Bahan Baku .................................... 10.000
Ditambah: Pembelian Bahan Baku ............................. 200.000
Bahan Baku tersedia untuk produksi .......................... 210.000
Dikurangi: Persediaan Akhir Bahan Baku ................. 30.000
Bahan Baku yang digunakan untuk produksi ............. 180.000
Tenaga Kerja Langsung ................................................. 270.000
Biaya Overhead Pabrik:
Bahan Pembantu ......................................................... 5.000
Tenaga Kerja Tidak Langsung ................................... 100.000
Biaya Lain-lain Pabrik................................................ 80.000
PBB Pabrik ................................................................. 36.000
Asuransi Pabrik .......................................................... 9.000
Sewa Peralatan ........................................................... 70.000
Depresiasi Pabrik ........................................................ 120.000
Total Biaya Overhead Pabrik ......................................... 420.000
Total Biaya Produksi...................................................... 870.000
Lanjutan:
Total Biaya Produksi...................................................... 870.000
Ditambah: Persediaan Awal Barang dalam Proses ........ 40.000
910,000
Dikurangi Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........ 60,000
Harga Pokok Produksi ................................................ 850.000
Harga Pokok Barang Terjual
Persediaan Awal Barang Jadi......................................... 130.000
Ditambah: Harga Pokok Produksi ................................. 850.000
Barang tersedia dijual .................................................... 980.000
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 7
Dikurangi: Persediaan Akhir Barang Jadi...................... 80.000
Harga Pokok Barang Terjual ..................................... 900.000
3.2 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN PERILAKU BIAYA
3.2.1 BIAYA VARIABEL
Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
aktivitas. Perilaku biaya variabel dapat diringkas berikut ini:
Perilaku Biaya Variabel
Dalam Total Per Unit
Total biaya variabel meningkat dan
menurun dalam proporsi perubahan
aktivitas.
Biaya variabel per unit konstan.
Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” membuat microwave oven. Setiap oven
memerlukan alat penghitung waktu seharga $ 30. Harga per unit dan harga total dari
alat tersebut pada beberapa level aktivitas adalah berikut:
Harga per Unit Jumlah Produksi Total Biaya Variabel
$ 30 1 unit $ 30
$ 30 10 unit $ 300
$ 30 100 unit $ 3.000
$ 30 200 unit $ 6.000
Contoh biaya yang umumnya bersifat variabel terhadap perubahan volume adalah
berikut ini :
• Perusahaan Dagang:
Harga Pokok Barang Terjual (Cost of Good Sold)
Biaya Penjualan dan Administrasi Umum :
Komisi
Biaya klerikal, misalnya invoicing
Biaya pengiriman
• Perusahaan Manufaktur:
Biaya Produksi :
Biaya Pokok (prime cost):
Bahan Baku Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik :
Bahan Pembantu
Pelumas
Perlengkapan
Listrik
Biaya Penjualan dan Administrasi Umum:
Komisi
Biaya klerikal, misalnya invoicing
Biaya pengiriman
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 8
• Organisasi Jasa
Perlengkapan, travel, klerikal
GRAFIK PERILAKU BIAYA VARIABLE
100 200 0
$3,000
$6,000
Microwaves produced
Total Variable Cost
3.2.2 BIAYA TETAP
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas
pada rentang yang relevan. Perilaku biaya tetap dapat diringkas berikut ini:
Perilaku Biaya Tetap
Dalam Total Per Unit
Total biaya tetap tidak berubah terhadap
perubahan level aktivitas pada rentang
relevan (relevant range).
Biaya tetap per unit menurun bila
aktivitas meningkat dan sebaliknya
biaya tetap akan meningkat bila
aktivitas menurun.
Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” membayar sewa pabrik sebesar $ 9.000 per
bulan. Biaya sewa total dan per unit pada level aktivitas adalah berikut:
Biaya Sewa per bulan Jumlah Produksi Per unit
$ 9.000 1 unit $ 9.000
$ 9.000 10 unit $ 900
$ 9.000 100 unit $ 90
$ 9.000 200 unit $ 45
1. TIPE BIAYA TETAP
• Biaya Tetap Komitmen (committed fixed costs), biaya yang berkaitan dengan
investasi aset tetap yang tidak dapat diubah secara signifikan dalam jangka waktu
pendek tanpa melakukan perubahan fundamental. Contoh:
• Depresiasi aset tetap
• Gaji manajemen puncak.
• Biaya Tetap Kebijakan (discretionary fixed costs), biaya ini muncul dari
keputusan tahunan manajemen untuk pengeluaran dalam jumlah tertentu tanpa
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 9
dipengaruhi besar kecilnya aktivitas perusahaan. Biaya ini dapat dikurangi dalam
jangka pendek. Contoh:
• Periklanan
• Riset
• Humas
• Program Pengembangan Manajemen.
2. GRAFIK PERILAKU BIAYA TETAP
100 200 0
$9,000
Microwaves produced
Total Fixed Cost
3.2.3 BIAYA CAMPURAN (MIXED COST/SEMI-VARIABLE COST)
Biaya Campuran mengandung dua elemen biaya, yaitu biaya variabel dan biaya
tetap.
Contoh: PT ABC mengeluarkan biaya listrik untuk membuat microwave $2.500 per
tahun, ditambah biaya sebesar $0.02 per produksi microwave untuk biaya
penerangan pabrik.
.
Penambahan Photo
10,000 0 $0
$2,800 Elemen
Biaya
Variabel
Elemen
Biaya
Tetap
$2,500
15,000 5,000
Biaya Listrik
Intercept = a
Slope = b
X
Y
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 10
Persamaan garis lurus: Y = a + bX
Y = $2,500 + $0.02X
3.2.3.1 METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA SEMI VARIABEL
(BIAYA CAMPURAN)
Biaya semivariabel mengandung unsur biaya variabel dan biaya tetap. Agar
analisis dan estimasi biaya lebih maka biaya semi variabel harus dipisahkan menjadi
biaya tetap dan biaya variabel. Estimasi pemisahan biaya semi variabel dapat
menggunakan salah satu metode berikut :
a. Metode Highest and Lowest Point method (Metode Titik Tertinggi dan
Terendah)
b. Metode Scatterplot (Metode Grafik)
c. Metode Least Squares Regression Method (Regresi Kuadrat Terkecil)
A. Metode Highest and Lowest Point method (Metode Titik Tertinggi dan
Terendah)
Metode titik tertinggi dan terendah adalah metode estimasi unsur variabel dan
tetap dari biaya semivariabel dengan mengidentifikasi biaya yang berubah dan biaya
yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas antara aktivitas tertinggi dan
aktivitas terendah.
Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” mengeluarkan biaya pengiriman selama 8
(delapan) bulan berikut ini.
Unit Dijual Biaya Pengiriman
Januari ........... 6.000 66.000
Februari ......... 5.000 65.000
Maret ............. 7.000 70.000
April .............. 9.000 80.000
Mei ................ 8.000 76.000
Juni ................ 10.000 85.000
Juli ................. 12.000 100.000
Agustus.......... 11.000 87.000
Dengan menggunakan high-low method, hanya untuk periode yang memiliki
aktivitas terendah dan tertinggi yang digunakan untuk mengestimasi komponen biaya
campuran menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Unit
dijual
Biaya
Pengiriman
Aktivitas tinggi, Juli ......................... 12.000 100.000
Aktivitas rendah, Februari ................ 5.000 65.000
Perubahan ......................................... 7.000 35.000
unitperunitaktivitasPerubahan
biayaPerubahanVariabelBiaya 5$
000.7
000.35$===
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 11
= $ 100.000 – (12.000 unit x $5 per unit)
= $ 40.000
Formula biaya pengiriman adalah:
Y = 40.000 + $5X
.
$0
$20,000
$40,000
$60,000
$80,000
$100,000
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000
Units Sold
Sh
ipp
ing
Co
sts
Y
X
VariableCost
$5/unit
FixedCost
$40,000
low levelof
activity
highlevel ofactivity
Metode ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu:
1. Hanya menganalisis dua data, yaitu titik tertinggi dan titik terendah.
2. Volume tertinggi dan terendah untuk tiap periode biasanya tidak sama
3. Aktivitas tertinggi tidak selalu diikuti biaya tertinggi dan sebaliknya
Selain kelemahan terdapat kelebihan apabila menggunakan metode ini, yaitu :
1. Sederhana, hanya diperlukan data historis aktivitas dan biaya unsur
variabel serta unsur biaya tetap
2. Mudah diterapkan, formula dan tahapan dari metode ini tidak rumit.
B. Metode Scatterplot (Metode Grafik)
Metode Scatterplot atau dapat disebut sebagai metode grafik adalah suatu
metode penetuan persamaan suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu
garis. Grafik biaya mencerminkan sebaran biaya untuk berbagai tingkat aktivitas.
iabelbiayaelemenbiayaTotaltetapBiaya var−=
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 12
Contoh: Berikut data transaksi perusahaan manufaktur “ABC” pada beberapa kuartal
tahun terakhir.
Kuartal
Jumlah
Order
Biaya
Tahun 1—1 1.500 $ 42.000
2 1.900 $ 46.000
3 1.000 $ 37.000
4 1.300 $ 43.000
Tahun 2—1 2.800 $ 54.000
2 1.700 $ 47.000
3 2.100 $ 51.000
4 1.100 $ 42.000
Tahun 3—1 2.000 $ 48.000
2 2.400 $ 53.000
3 2.300 $ 49.000
Berdasarkan data di atas, plot pada grafik akan nampak berikut ini.
$0
$10,000
$20,000
$30,000
$40,000
$50,000
$60,000
0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000
$48,000
Number of Orders
Bill
ing
Co
sts
X
Y
Regression Line
Garis lurus yang digambarkan pada grafik diatas digunakan untuk mengestimasi
elemen biaya tetap dan biaya variabel.
Estimasi untuk biaya tetap, a, dan biaya variabel per unit, b, dalam persamaan linier
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 13
Y= a + bX.
• Intersepsi vertikal, kira-kira $30.000 untuk mengestimasi biaya tetap.
• Slop garis lurus merupakan estimasi biaya variabel per unit.
Bila dipilih data untuk 2.000 pesanan:
Total biaya……………………………………….. $48.000
Dikurangi biaya tetap ............................................ $30.000
Biaya variabel ........................................................ $18.000
Biaya variabel per unit = $18.000 ÷ $2.000 = $9 per pesanan.
Oleh karena itu, formula biaya adalah $30.000 per kuartal ditambah $9 per pesanan
atau:
Y = 30.000 + 9X
dimana X adalah jumlah pesanan.
Kelemahan metode ini adalah kurang akurat. Hal tersebut disebabkan grafik dari
pola biaya yang digambarkan dianggap kasar, karena pada saat menggambar grafik
hanya garis lurus tanpa menghubungkn semua titik-titik yang ada.
Sedangkan, kelebihan menggunakan metode ini adalah,
1. Visualisasi garis persamaan estimasi
2. Visualisasi ketepatan pemilihan pemicu biaya
C. LEAST-SQUARES REGRESSION METHOD
Least-squares regression method adalah metode estimasi unsur variabel dan tetap
biaya semivariabel dengan meregresi aktivitas terhadap biaya aktivitas tersebut.
Metode ini digunakan untuk menganalisis biaya campuran dengan menggunakan
formula matematis untuk menentukan garis regresi yang meminimumkan jumlah
kuadrat “errors.”
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 14
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” mengoperasikan kafe untuk karyawannya.
Manajemen menginginkan untuk mengetahui bagaimana biaya kafe dipengaruhi oleh
jumlah makanan yang disediakan.
Makanan yang disediakan
(X)
Total Biaya
(Y)
April ................. 4000 9.500
Mei ................... 1.000 4.000
Juni ................... 3.000 8.000
Juli .................... 5.000 10.000
Agustus............. 10.000 19.500
September......... 7.000 14.000
Dengan menggunakan program statistik atau spreadsheet penghitungan dapat
dilakukan dengan least-squares method. Hasilnya adalah berikut ini:
Intersepsi (biaya tetap) …………… 2.433
Slop (biaya variabel) ……………… 1,68
R2 ………………………………….. 0,99
Biaya tetap sebesar $2.433 per bulan dan biaya variabel sebesar $1,68 per sajian,
atau:
Y = 2.433 + 1,68X,
dimana X adalah makanan yang disajikan.
R2 merupakan ukuran kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. Hal ini
mengindikasikan bahwa 99% variasi biaya kafe tergantung atas jumlah makanan
yang disajikan.
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 15
Kelemahan metode least-squares regression adalah
1. Tingkat Kerumitan
2. Sumber daya manusia harus memadai untuk mengoperasikan software
Sedangkan kelebihan yang ada di metode ini adalah, Setiap titik data aktivitas dan
biaya aktivitas diepertimbangkan dalam menentukan biaya variabel dan biaya tetap.
3.3 KLASIFIKASI BIAYA UNTUK PEMBEBANAN BIAYA
3.3.1 Biaya Langsung (Direct Costs)
Biaya langsung adalah biaya yang merupakan bagian dari produksi dan dapat dengan
mudah ditelusur pada objek.
Contoh:
• Biaya langsung Departemen Produksi Perusahaan Manufaktur “ABC”
meliputi upah buruh pabrik.
• Biaya langsung meliputi pembelian baja untuk kerangka saat memproduksi
microwave Perusahaan Manufaktur “ABC”.
3.3.2 Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang merupakan bagian dari sutau produk teapi
tidak mudah ditelusur pada objek tertentu.
Contoh:
• Biaya gaji security merupakan biaya tidak langsung pada Perusahaan
Manufaktur “ABC”.
• Biaya tidak langsung meliputi biaya desain microwave untuk setiap produk
baru yang diluncurkan oleh Perusahaan Manufaktur “ABC”.
3.4 KLASIFIKASI BIAYA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3.4.1 Biaya Diferensial (Differential Cost)
Setiap keputusan meliputi pemilihan paling tidak dua alternatif. Setiap biaya
yang berbeda diantara beberapa alternatif disebut dengan biaya diferensial. Biaya ini
merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Contoh: Bill sekarang bekerja menjadi sekuriti, kemudian dia ditawari bekerja di
pusat jasa. Berikut pendapatan dan biaya dari dua alternatif tersebut:
Diferensial
Sekuriti Pusat Jasa Pendapatan dan
Biaya
Gaji Bulanan ...................................... $ 1.200 $ 1.500 $ 300
Biaya Bulanan:
Transport 30 90 60
Makan ............................................ 150 150 0
Sewa Apartemen ............................ 450 450 0
Sewa Seragam ................................ 0 50 50
Iuran Serikat Kerja ......................... 10 0 (10)
Total Biaya Bulanan .......................... 640 740 100
Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya 16
Pendapatn Bersih ............................... $ 560 $ 760 $ 200
3.4.2 Kos Peluang (Opportunity Cost)
Kos Peluang adalah manfaat yang hilang karena aktivitas yang satu dipilih atas
aktivitas yang lain.
Contoh: Linda bekerja di toko buku RST dengan gaji $ 250 per hari. Pada suatu hari
dia mendapat undangan wawancara beasiswa di UI. Bila dia mendatangi
wawancara beasiswa tersebut maka akan kehilangan gaji sebesar $ 250
sebagai opportunity cost.
3.4.3 Biaya Tertanam (Sunk Cost)
Biaya tertanam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan
keputusan yang dibuat sekarang atau di masa yang akan datang. Biaya tertanam
merupakan biaya yang tidak relevan untuk pengambilan keputusan.
Contoh: Linda telah membeli tiket untuk melihat pameran pendidikan kampus
terbaik se-Eropa seharga $ 350. Saat mendekati hari pameran pendidikan
tersebut, ternyata hari itu bersamaan dengan hari dimana Linda mendapat
undangan untuk wawancara beasiswa di UI. Bila dia mendatangi undangan
wawancara beasiswa tersebut, maka dia tidak bisa menghadiri pameran
pendidikan. Biaya sebesar $ 350 merupakan biaya tertanam yang akan
diabaikan, apakah dia mau memutuskan mendatangi wawancara beasiswa
atau tidak. Namun, bila tiket tersebut bisa dijual lagi, maka biaya sebesar $
350 bukan biaya tertanam.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 17
BAB II
METODE PENENTUAN BIAYA DAN CVP ANALYSIS
1.1 METODE PENENTUAN BIAYA
Informasi profitabilitas setiap produk merupakan hal yang penting bagi perusahaan
manufaktur. Hal ini dikarenakan setiap produk memiliki profitabilitas yang beragam.
Oleh karena itu, manajemen perlu untuk memiliki informasi yang relevan agar dapat
mengendalikan biaya. Maka akuntan harus dapat menyajikan informasi yang
menunjukkan pemisahan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat
dikendalikan.
Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara
memadai oleh seorang manajer. Apabila seorang manajer tidak mempunyai wewenang
yang cukup terhadap timbulnya suatu biaya, maka manajer tersebut seharusnya tidak
bertanggung jawab terhadap timbulnya biaya tersebut. Biaya yang tidak dapat
dikendalikan adalah ketika manajer divisi tidak memiliki wewenang untuk
mengotorisasi biaya R&D yang muncul di kantor pusat, sedangkan salah satu contoh
dari biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya produk.
Terdapat 2 metode penentuan biaya produk yaitu metode penentuan biaya variabel
(variable costing) dan metode penentuan biaya penuh (full costing atau absorption
costing). Perbedaan utama dari kedua metode penentuan biaya tersebut adalah terletak
pada perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap. Perbedaan metode penentuan
biaya produk juga akan memengaruhi nilai persediaan.
1.2 ABSORPTION COSTING
• Absorption costing diperlukan untuk laporan keuangan eksternal dan untuk
pelaporan perpajakan.
• Dengan menggunakan absorption costing, biaya produk meliputi semua biaya
produksi:
▪ Bahan Baku.
▪ Tenaga Kerja Langsung.
▪ Biaya Overhead Pabrik Variabel.
▪ Biaya Overhead Pabrik Tetap.
• Biaya selain biaya di atas dimasukkan ke dalam biaya nonproduksi dan dikeluarkan
dari biaya produk, yaitu:
▪ Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel.
▪ Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap.
• Biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke produk melalui penggunaan tarif biaya
overhead pabrik tetap dan tidak diakui sebagai biaya sampai dengan produk dijual, Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap dipandang melekat pada persediaan.
1.3 VARIABLE COSTING
• Variable costing merupakan alternatif pelaporan untuk manajemen internal.
• Berdasarkan variable costing, biaya produk hanya memasukkan biaya produksi
variabel saja, yaitu:
▪ Bahan Baku.
▪ Tenaga Kerja Langsung.
▪ Biaya Overhead Pabrik Variabel.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 18
• Dengan variable costing, biaya berikut diperlakukan sebagai biaya nonproduksi dan
dikeluarkan dari biaya produk:
▪ Biaya Overhead Pabrik Tetap.
▪ Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel.
▪ Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap.
• Biaya overhead pabrik tetap tidak dimasukkan sebagai biaya produk dan
diperlakukan sebagai biaya periodik, alasannya karena biaya tersebut adalah biaya
kapasitas (ketika suatu periode berlalu, maka manfaat yang disediakan oleh
kapasitas juga berlalu atau hilang dan seharusnya tidak melekat pada persediaan).
• Biaya overhead pabrik tetap pada suatu periode dipandang hilang manfaatnya
sejalan dengan berlalunya periode yang bersangkutan, dan semua dibebankan ke
pendapatan dalam periode yang sama.
• Manfaat/keuntungan variable costing :
▪ Variable costing mudah untuk digunakan dalam analisis biaya volume laba
(Cost Volume Profit (CVP).
▪ Dengan variable costing, perubahan pada persediaan tidak mempengaruhi laba
operasi bersih.
▪ Variable costing lebih mudah dipahami daripada absorption costing.
▪ Variable costing lebih mudah digunakan untuk pengendalian biaya.
▪ Laba operasi bersih variable costing lebih mendekati net cash flow dibanding
laba operasi bersih absorption costing.
▪ Namun, variable costing tidak dipertimbangkan untuk laporan keuangan
eksternal dan pelaporan pajak karena tidak sesuai dengan PABU (Prinsip
Akuntansi Berterima Umum).
1.4 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN VARIABLE DAN ABSORPTION
COSTING
Perhitungan
Absorption Costing
Perhitungan
Variable Costing
Biaya
Produk
Bahan Langsung Biaya
Produk Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik Variabel
Overhead Pabrik Tetap Biaya
Periodik Biaya
Periodik
Beban Penjualan dan Administrasi Variabel
Beban Penjualan dan Administrasi Tetap
1.5 PERBANDINGAN BIAYA PRODUK PER UNIT
• Perbedaan pembebanan biaya produk per unit memengaruhi nilai persediaan yang
disajikan dalam neraca atau laporan posisi keuangan dan laba pada laporan laba
rugi.
• Penyebab utama dari perbedaan laba yang dihasilkan pada kedua metode ini adalah
pembebanan biaya overhead pabrik tetap yang berbeda. Berdasarkan metode
variable costing, biaya overhead pabrik tetap tergolong dalam biaya periodik,
sedangkan metode absorption costing membebankan biaya overhead pabrik tetap
ke dalam biaya produk.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 19
Contoh: Perusahaan Manufaktur “DEF” menghasilkan produk tunggal.
Jumlah produk yang dihasilkan per tahun ............................................. 25.000 unit
Biaya variabel per unit:
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik
Variabel .......................................................................................... $ 10
Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel ....................................... $ 3
Biaya tetap per tahun:
Biaya Overhead Pabrik Tetap............................................................. $ 150.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap ........................................... $ 100.000
Biaya produk per unit dapat dihitung berikut ini:
Absorption
Costing
Variable
Costing
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Biaya
Overhead Pabrik Variabel .................................... $ 10 $ 10
Biaya Overhead Pabrik Tetap ($ 150.000 ÷ 25.000
unit) ..................................................................... $ 6 -
Total biaya produk per unit ...................................... $ 16 $ 10
• Biaya Administrasi dan Penjualan selalu diperlakukan biaya periodik dan
dibiayakan pada periode sekarang. Biaya tersebut tidak diperlakukan sebagai biaya
produk pada kedua metode.
• Variable costing tidak memasukkan komponen biaya overhead pabrik tetap, maka
biaya persediaan akhir dalam metode ini selalu lebih rendah daripada metode
absorption costing.
1.6 PERBANDINGAN LAPORAN LABA RUGI
Perusahaan Manufaktur “DEF” tidak memiliki persediaan awal, unit yang
diproduksi selama setahun sebanyak 25.000 unit, dan unit yang terjual sebanyak 20.000
unit.
Absorption Costing
Penjualan (20.000 unit × $ 30 per unit) ................................ $ 600.000
Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual:
Persediaan Awal ................................................................ -
Ditambah Harga Pokok Produksi (25.000 unit × $ 16 per
unit) ................................................................................ $ 400.000
Barang tersedia dijual ........................................................ $ 400.000
Dikurangi Persediaan Akhir ..............................................
(5.000 unit × $ 16 per unit) ............................................ $ 80.000 $ 320.000
Laba Kotor ............................................................................ $ 280.000
Dikurangi Biaya Administrasi dan Penjualan
(20.000 unit × $ 3 per unit + $ 100.000) ........................... $ 160.000
Laba Bersih Operasi .............................................................. $ 120.000
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 20
Variable Costing
Penjualan (20.000 unit × $ 30 per unit) ................................ $ 600.000
Dikurangi Biaya Variabel:
Harga Pokok Barang Terjual Variabel:
Persediaan Awal ........................................................... -
Ditambah Biaya Produksi Variabel
(25.000 unit × $ 10 per unit) ..................................... $ 250.000
Barang tersedia dijual ................................................... $ 250.000
Dikurangi Persediaan Akhir
(5.000 × $ 10 per unit)............................................... $ 50.000
Harga Pokok Barang Terjual Variabel .............................. $ 200.000
Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel
(20.000 unit × $ 3 per unit) ............................................ $ 60.000 $ 260.000
Marjin Kontribusi ................................................................. $ 340.000
Dikurangi Biaya Tetap:
Biaya Overhead Pabrik Tetap............................................ $ 150.000
Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap .......................... $ 100.000 $ 250.000
Laba Bersih Operasi .............................................................. $ 90.000
Berdasarkan informasi pada laporan laba rugi Perusahaan Manufaktur “DEF”, laba yang
diperoleh dengan metode absorption costing sebesar $120.000 dan variable costing
sebesar $90.000. Selisih $30.000 berasal dari biaya overhead pabrik tetap sebesar
$30.000 (5000 unit x $ 6 per unit) tidak diakui sebagai beban pada metode absorption
costing, melainkan diakui sebagai nilai persediaan pada Laporan Posisi Keuangan
(Neraca). Ketika barang yang terjual lebih sedikit dari yang diproduksi, maka laba pada
variable costing menunjukkan angka yang lebih rendah.
Harga Pokok
Barang Terjual
Persediaan
Akhir
Absorption costing
Biaya Produksi Variabel
(20.000 unit × $ 10 per unit) ..................... $ 200.000
(5.000 unit × $ 10 per unit) ....................... $ 50.000
Biaya Overhead Pabrik Tetap
(20.000 unit × $ 6 per unit) ....................... $ 120.000
(5.000 unit × $ 6 per unit) ......................... $ 30.000
Total ............................................................ $ 320.000 $ 80.000
Variable costing
Biaya Overhead Pabrik Variabel
(20.000 unit × $ 10 per unit) ..................... $ 200.000
(5.000 unit × $ 10 per unit) ....................... $ 50.000
Total ............................................................. $ 200.000 $ 50.000
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 21
Rekonsiliasi Laba Bersih Operasi
Laba Bersih variable costing ............................................. $ 90.000
Ditambah: BOP Tetap yang ditangguhkan di persediaan
pada absorption costing (5.000 unit × $ 6 per unit) ....... $ 30.000
Laba Bersih absorption costing ......................................... $ 120.000
Contoh Diperluas—Fluktuasi Penjualan
Perusahaan Manufaktur “DEF” memproduksi produk tunggal untuk penjualan selama 3
tahun, selama periode tersebut kondisinya berbeda-beda. Tahun 1, menunjukkan unit
yang diproduksi sama dengan unit yang dijual. Tahun 2, menunjukkan unit yang
diproduksi lebih besar daripada unit yang dijual. Kemudian di tahun 3, kondisinya
perusahaan memiliki persediaan awal dan unit yang diproduksi di tahun tersebut lebih
rendah dari unit yang terjual.
Jumlah unit diproduksi pertahun .............................................. 5.000 unit
Biaya Variabel per unit:
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel ......... $ 5
Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel ......................... $ 1
Biaya Tetap per tahun:
BOP Tetap ............................................................................ $ 15.000
Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap ............................. $ 21.000
Biaya produk per unit dapat dihitung berikut ini:
Absorption Variable
Costing Costing
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel $ 5 $ 5
BOP Tetap ($ 15.000 ÷ 5.000 unit) ............................... $ 3 -
Total biaya produk per unit ............................................ $ 8 $ 5
Fluktuasi Penjualan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Unit persediaan awal ................................................... - - $ 1.000
Unit diproduksi ........................................................... $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000
Unit dijual ................................................................... $ 5.000 $ 4.000 $ 6.000
Unit persediaan akhir .................................................. - $ 1.000 -
Absorption costing
Penjualan ($ 15 per unit) ............................................. $ 75.000 $ 60.000 $ 90.000
Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual:
Persediaan awal ($ 8 per unit) ................................. - - $ 8.000
Ditambah Harga Pokok Produksi ($ 8 per unit) ...... $ 40.000 $ 40.000 $ 40.000
Barang tersedia dijual .............................................. $ 40.000 $ 40.000 $ 48.000
Dikurangi persediaan akhir ($ 8 per unit) ............... - $ 8.000 -
Harga Pokok Barang Terjual ...................................... $ 40.000 $ 32.000 $ 48.000
Laba Kotor .................................................................. $ 35.000 $ 28.000 $ 42.000
Dikurangi biaya administrasi dan penjualan ............... $ 26.000 $ 25.000 $ 27.000
Laba bersih operasi ..................................................... $ 9.000 $ 3.000 $ 15.000
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 22
Variable costing
Penjualan ($ 15 per unit) ............................................. $ 75.000 $ 60.000 $ 90.000
Dikurangi biaya variabel:
Harga Pokok Produksi Variabel ($ 5 per unit) ........ $ 25.000 $ 20.000 $ 30.000
Biaya administrasi dan penjualan variabel ($ 1 per
unit) $ 5.000 $ 4.000 $ 6.000
Total biaya variabel .................................................... $ 30.000 $ 24.000 $ 36.000
Marjin Kontribusi ....................................................... $ 45.000 $ 36.000 $ 54.000
Dikurangi biaya tetap:
BOP Tetap ............................................................... $ 15.000 $ 15.000 $ 15.000
Biaya administrasi dan penjualan tetap ................... $ 21.000 $ 21.000 $ 21.000
Total biaya tetap .......................................................... $ 36.000 $ 36.000 $ 36.000
Laba bersih operasi ..................................................... $ 9.000 - $ 18.000
Rekonsiliasi Laba Bersih Operasi
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Laba bersih operasi variable costing ....................................... $ 9.000 - $ 18.000
Ditambah: BOP tetap yang ditangguhkan di persediaan pada
absorption costing (1.000 unit × $ 3 per unit)...................... $ 3.000
Dikurangi: BOP tetap yang dikeluarkan dari persediaan pada
absorption costing (1.000 unit × $ 3 per unit)...................... $ (3.000)
Laba bersih operasi absorption costing .................................. $ 9.000 $ 3.000 $ 15.000
1.7 DAMPAK LABA KOMPARATIF — VARIABLE DAN ABSORPTION
COSTING
Hubungan antara
Produksi dan Penjualan
Akibat pada
Persediaan
Hubungan antara Laba Bersih
Operasi Variable Costing and
Absorption Costing
Produksi = Penjualan Persediaan tidak
berubah
Laba bersih operasional metode
Absorption costing = Laba bersih
operasional metode Variabel costing
Produksi > Penjualan Persediaan
meningkat
Laba bersih operasional metode
Absorption costing > Laba bersih
operasional metode Variabel costing*
Produksi < Penjualan Persediaan
menurun
Laba bersih operasional metode
Absorption costing < Laba bersih
operasional metode Variabel costing#
* Laba operasi bersih akan lebih tinggi pada absorption costing karena BOP tetap akan
ditangguhkan di persediaan pada absorption costing. # Laba operasi bersih akan lebih rendah pada absorption costing karena BOP tetap akan
dikeluarkan dari persediaan pada absorption costing.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 23
Contoh Diperluas—Fluktuasi Produksi
Contoh: Semua data seperti pada contoh sebelumnya kecuali produksi dan penjualan
adalah berikut ini:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Unit persediaan awal ...................................................... - - $ 1.000
Unit diproduksi .............................................................. $ 5.000 $ 6.000 $ 4.000
Unit dijual ................................................................... $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000
Unit persediaan akhir ..................................................... - $ 1.000 -
Kos produk per unit adalah berikut ini:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Absorption costing
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel $ 5,00 $ 5,00 $ 5,00
BOP Tetap
($ 15.000 ÷ 5.000 unit) ............................................... $ 3,00
($ 15.000 ÷ 6.000 unit) ............................................... $ 2,50
($ 15.000 ÷ 4.000 unit) ............................................... $ 3,75
Kos Produk per unit ....................................................... $ 8,00 $ 7,50 $ 8,75
Variable costing
Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel $ 5,00 $ 5.00 $ 5,00
Kos Produk per unit ............................................... $ 5,00 $ 5,00 $ 5,00
Absorption costing
Penjualan ($ 15 per unit) ................................................ $ 75.000 $ 75.000 $ 75.000
Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual:
Persediaan awal .......................................................... - - $ 7.500
Ditambah Harga Pokok Produksi ............................... $ 40.000 $ 45.000 $ 35.000
Barang tersedia dijual ................................................. $ 40.000 $ 45.000 $ 42.500
Dikurangi persediaan akhir ........................................ - $ 7.500 -
Harga Pokok Barang Terjual ......................................... $ 40.000 $ 37.500 $ 42.500
Laba Kotor ..................................................................... $ 35.000 $ 37.500 $ 32.500
Dikurangi biaya administrasi dan umum ....................... $ 26.000 $ 26.000 $ 26.000
Laba operasi bersih ........................................................ $ 9.000 $ 11.500 $ 6.500
Variable costing
Penjualan ($ 15 per unit) ................................................ $ 75.000 $ 75.000 $ 75.000
Dikurangi biaya variabel:
Harga Pokok Produksi Variabel ($ 5 per unit) ........... $ 25.000 $ 25.000 $ 25.000
Biaya admintrasi dan penjualan variabel ($ 1 per
unit) ......................................................................... $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000
Total biaya variabel ....................................................... $ 30.000 $ 30.000 $ 30.000
Marjin Kontribusi .......................................................... $ 45.000 $ 45.000 $ 45.000 Dikurangi biaya tetap:
BOP tetap ................................................................... $ 15.000 $ 15.000 $ 15.000
Biaya administrasi dan penjualan tetap ...................... $ 21.000 $ 21.000 $ 21.000
Total biaya tetap ............................................................. $ 36.000 $ 36.000 $ 36.000
Laba operasi bersih ........................................................ $ 9.000 $ 9.000 $ 9.000
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 24
Rekonsiliasi Laba Operasi Bersih
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Laba operasi variable costing ........................................... $ 9.000 $ 9.000 $ 9.000
Ditambah: BOP tetap yang ditangguhkan di persediaan
pada absorption costing (1.000 unit × 2.50 per unit) .... $ 2.500
Dikurangi: BOP tetap yang dikeluarkan dari persediaan
pada absorption costing (1.000 unit × 2.50 per unit) .... $ (2.500)
Laba Operasi bersih absorption costing ........................... $ 9.000 $ 11.500 $ 6.500
1.8 JUST IN TIME (JIT) DAN ABSORPTION COSTING
• Perbedaan dalam laba operasi bersih antara absorption costing dan variable costing
terjadi pada saat produksi tidak sama dengan penjualan.
• Dengan Just In Time (JIT), produksi belum dimulai sampai pesanan konsumen
diterima. Oleh karena itu persediaan dapat dikurangi secara drastis dan perubahan
dalam persediaan akan kecil.
• Akibatnya, perbedaan laba operasi bersih antara absorption dan variable costing
dapat dikurangi dengan Just In Time (JIT).
2. ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (COST-VOLUME-PROFIT / CVP)
ANALYSIS)
• Cost-volume-profit (CVP) analysis merupakan analisis pengaruh faktor berikut
atas laba operasi bersih:
▪ Harga jual.
▪ Volume penjualan.
▪ Biaya variabel per unit.
▪ Total biaya tetap.
▪ Campuran produk yang dijual (product mix).
• CVP analysis merupakan alat yang berguna untuk :
▪ Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan
penjualan dan penyelesaiannya.
▪ Memecahkan permasalahan terkait perencanaan jumlah unit produk yang
seharusnya dijual agar mencapai titik impas (break-even point / BEP).
▪ Perhitungan dampak penurunan biaya tetap terhadap BEP.
▪ Perhitungan dampak kenaikan harga jual terhadap laba.
▪ Analisis sensitivitas melalui pengujian atas dampak berbagai tingkat harga
jual dan biaya terhadap laba.
• Asumsi Utama CVP analysis :
▪ Harga jual konstan. Harga jual tidak berubah dengan adanya perubahan
volume.
▪ Biaya bersifat linier dan dapat secara akurat dipisahkan menjadi elemen
biaya tetap dan variabel. Total biaya tetap konstan dan biaya variabel per
unit juga konstan.
▪ Campuran penjualan juga konstan pada perusahaan yang memilki produk
lebih dari satu.
▪ Pada sebuah perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah, dan jumlah
yang diproduksi sama dengan produk yang dijual.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 25
• Apabila manajemen ingin mengetahui CVP Analysis dalam hubungannya dengan
unit penjualan, maka manajemen perlu menentukan komponen biaya tetap dan
biaya variabel (biaya yang dimaksud adalah semua biaya yang terjadi di
perusahaan) serta pendapatan dalam hubungannya dengan unit penjualan.
2.1 PENDEKATAN MARJIN KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN
APPROACH)
• Marjin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel total.
• Pada saat perusahaan berada pada kondisi BEP, besarnya margin kontribusi sama
dengan besarnya biaya tetap.
• Margin kontribusi per unit akan konstan selama harga jual dan biaya tetap per unit
tidak berubah. Contoh: Berikut ini adalah pengembangan data transaksi bulan lalu
dari perusahaan Manufaktur ”GHI” :
Total Per Unit Persentase
Penjualan (500 bikes) ................ $ 250.000 $ 500 100%
Dikurangi biaya variabel ........... $ (150.000) $ 300 60%
Marjin Kontribusi ...................... $ 100.000 $ 200 40%
Dikurangi biaya tetap ................ $ (80.000)
Laba operasi bersih ................... $ 20.000
2.1.1 RASIO MARJIN KONTRIBUSI
• Rasio Marjin kontribusi (Contribution Margin Ratio/CMR) adalah marjin
kontribusi dibagi dengan penjualan:
• Bila perusahaan hanya memiliki satu produk, CM ratio dapat dihitung dengan
cara berikut:
Contoh: Perhitungan perusahaan Manufaktur “GHI” di atas, CM ratio menunjukkan
angka sebesar 40%, dihitung sebagai berikut:
Atau
CM ratio menunjukkan bagaimana marjin kontribusi akan dipengaruhi oleh perubahan
total penjualan.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 26
Berdasarkan perhitungan diatas, CM Ratio dari perusahaan manufaktur “GHI”
mengindikasikan bahwa setiap $1 kenaikan di penjualan, total marjin kontribusi akan
meningkat sebesar $ 0,4 (40 sen)
Contoh: Asumsikan perusahaan manufaktur “GHI” di atas, mengalami kenaikan
menjadi $ 150.000 pada bulan berikutnya. Apakah ada pengaruhnya terhadap (1) marjin
kontribusi dan (2) laba operasi bersih?
(1) Pengaruh pada marjin kontribusi:
Kenaikan penjualan ................................... $ 150.000
Dikalikan dengan CM ratio ....................... × 40%
Kenaikan marjin kontribusi ....................... $ 60.000
(2) Pengaruh pada laba operasi bersih:
Bila biaya tetap tidak berubah, maka laba operasi bersih dari perusahaan manufaktur
“GHI” akan meningkat sebesar $ 60.000.
Present Expected Change
Penjualan (dalam unit)................. 500 unit 800 unit 300 unit
Penjualan (dalam rupiah) ............. $ 250.000 $ 400.000 $ 150.000
Dikurangi biaya variabel ............. $ 150.000 $ 240.000 $ 90.000
Marjin Kontribusi ........................ $ 100.000 $ 160.000 $ 60.000
Dikurangi biaya tetap .................. $ 80.000 $ 80.000 $ -
Laba operasi bersih ...................... $ 20.000 $ 80.000 $ 60.000
2.2 TITIK IMPAS (BREAK-EVEN POINT / BEP)
• BEP adalah keadaan yang menunjukkan atau titik dimana total pendapatan yang
diterima sama dengan total biaya (tetap dan variabel) yang dikeluarkan.
• BEP dapat dirumuskan melalui 2 pendekatan, yaitu BEP dalam jumlah unit
penjualan dan BEP dalam jumlah rupiah penjualan.
• Alasan terdapat 2 pendekatan yaitu yang pertama, rumus pendapatan penjualan
memungkinkan perusahaan untuk secara langsung mencari pendapatan penjualan
apabila hal tersebut memang dikehendaki, dan yang kedua, pendekatan
pendapatan penjualan jauh lebih mudah digunakan dalam situasi multiproduk.
• BEP dapat pula berarti titik dimana marjin kontribusi sama dengan total biaya
tetap.
• Setiap tambahan unit terjual meningkatkan laba operasi bersih dengan
meningkatnya marjin kontribusi per unit.
• Salah satu manfaat BEP apabila perusahaan ingin mengetahui dampak yang akan
terjadi terhadap pendapatan, biaya, dan laba sebagai akibat dari perubahan volume
penjualan, maka manajemen perusahaan perlu mengetahui BEP dalam unit
penjualan.
• Apabila manajemen lebih tertarik menggunakan pendapatan penjualan sebagai
ukuran aktivitas penjualan dibanding unit penjualan, ukuran unit penjualan dapat
dikonversi ke dalam ukuran pendapatan penjualan dengan mengalikan harga jual
per unit dengan jumlah unit penjualan.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 27
• Hubungan antara pendapatan, biaya tetap, biaya variabel, titik impas (BEP),
marjin kontribusi, margin of safety, dan laba dapat digambarkan sebagai berikut
ini :
▪ Apabila terdapat laba/keuntungan
▪ Apabila tidak terdapat laba/keuntungan
2.2.1 ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK-EVEN ANALYSIS)
Ringkasan data perusahaan Manufaktur “GHI” :
Per Unit Persen Per Bulan
Harga jual ........................................... $ 500 100%
Biaya variabel .................................... 300 60
Marjin kontribusi ............................... $ 200 40%
Biaya tetap… ..................................... $ 80.000
• Dalam menghitung BEP dapat menggunakan beberapa cara, yaitu metode
persamaan dan metode marjin kontribusi.
Metode Persamaan (Equation Method)
Q = Break-even Kuantitas
Laba = Penjualan – (Biaya Variabel + Biaya Tetap)
BEP Biaya
Variabel
Margin of
Safety
Biaya
Tetap
Laba
Total
Pendapatan
Margin
Contribution
BEP Biaya
Variabel
Biaya
Tetap
Total
Pendapatan
Margin
Contribution
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 28
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
500Q = 300Q + 80.000 + 0
200Q = 80.000
Q = 80.000 ÷ 200 per unit
Q = 400 unit
X = Break-even point dalam rupiah
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
X = 0.60X + 80.000 + 0
0.40X = 80.000
X = 80.000 ÷ 0.40
X = $ 200.000
Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan manufaktur “GHI” harus
menjual sebanyak 400 unit dengan harga $200.000 agar perusahaan mencapai
titik impas.
Metode Marjin Kontribusi (Contribution Margin Method)
2.2.2 ANALISA TITIK IMPAS MULTI PRODUK (MULTI-PRODUCT BREAK-
EVEN ANALYSIS)
• Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang menghasilkan dan menjual sejumlah
produk atau jasa. Sehingga, bila perusahaan memiliki lebih dari satu produk,
keseluruhan contribution margin (CM) ratio digunakan di dalam break-even analysis.
• Dalam analisis ini, perlu diperhatikan mengenai pemisahan biaya tetap langsung
(direct fixed expenses) dan biaya tetap bersama (common fixed expenses).
• Biaya tetap langung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri kepada masing-
masing segmen produk, dan dapat dihindari apabila segmen tersebut tidak
melakukan aktivitas produksi.
• Biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri kepada
segmen produk, dan akan tetap terjadi meskipun segmen tersebut tidak melakukan
aktivitas produksi.
Produk A Produk B Total
Penjualan….. ...................................... $ 100.000 100% $ 300.000 100% $ 400.000 100.0%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 70.000 70 $ 120.000 40 $ 190.000 47.5
Marjin Kontribusi ............................... $ 30.000 30% $ 180.000 60% $ 210.000 52.5%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 141.750
Laba (rugi) operasi bersih $ 68.250
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 29
• Proporsi relatif atas produk yang dijual disebut bauran penjualan (sales mix). Bila
bauran penjualan berubah, maka overall contribution margin (CM) ratio berubah.
• Contoh: Asumsikan bahwa total penjualan tidak berubah, yaitu $ 400.000.
Namun, campuran penjualan bergeser lebih banyak Produk A terjual dibanding
Produk B. Produk A Produk B Total
Penjualan….. ...................................... $ 300.000 100% $ 100.000 100% $ 400.000 100.0%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 210.000 70 $ 40.000 40 $ 250.000 62.5
Marjin Kontribusi ............................... $ 90.000 30% $ 60.000 60% $ 150.000 37.5%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 141.750
Laba (rugi) operasi bersih $ 8.250
2.4 PERUBAHAN VOLUME DAN LABA OPERASI BERSIH
Berikut marjin kontribusi untuk penjualan dari 1, 2, 400, dan 401 unit.
Total Per Unit Percent
Penjualan (1 unit)............................... $ 500 $ 500 100%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 300 $ 300 60
Marjin Kontribusi ............................... $ 200 $ 200 40%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 80.000
Laba (rugi) operasi bersih $ (79.800)
Total Per Unit Percent
Penjualan (2 unit)............................... $ 1.000 $ 500 100%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 600 $ 300 60
Marjin Kontribusi ............................... $ 400 $ 200 40%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 80.000
Laba (rugi) operasi bersih $ (79.600)
Total Per Unit Percent
Penjualan (400 unit) ........................... $ 200.000 500 100%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 120.000 300 60
Marjin Kontribusi ............................... $ 80.000 200 40%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 80.000
Laba (rugi) operasi bersih $ -
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 30
Total Per Unit Percent
Penjualan (401 unit) ........................... $ 200.500 $ 500 100%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 120.300 $ 300 60
Marjin Kontribusi ............................... $ 80.200 $ 200 40%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 80.000
Laba (rugi) operasi bersih $ 200
Dari contoh di atas dapat dijelaskan berikut:
• Pada saat menjual sebanyak 400 unit, perusahaan dalam posisi titik impas (break
even), yaitu perusahaan tidak laba namun juga tidak rugi.
2.4.1 GRAFIK CVP ANALYSIS
• Grafik CVP Analysis menunjukkan hubungan antara biaya, volume, dan laba.
Untuk memperoleh hubungan yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dua garis
terpisah yaitu garis pendapatan total dan garis biaya total. Persamaannya berupa :
• Untuk menunjukkan dua persamaan tersebut dalam grafik yang sama, sumbu
vertikal diukur dalam rupiah pendapatan dan biaya, serta sumbu horizontal
dalam jumlah unit pernjualan.
3. TARGET PROFIT ANALYSIS
• BEP bermanfaat untuk menjadi dasar bagi perusahaan dalam merencanakan
perolehan laba operasi yang ditargetkan > 0.
• Analisis ini memberikan cara untuk menentukan jumlah unit produk yang harus
dijual agar perusahaan mampu memperoleh sejumlah laba yang ditargetkan.
• Laba operasi yang ditargetkan dapat ditunjukkan sebagai jumlah rupiah atau
sebagai persentase dari pendapatan penjualan.
$80
$200
$300
Biaya
Variabel
Area Laba
Area Rugi
200 400 600
Unit Dijual
Titik Impas:
400 sepeda atau
Penjualan senilai $200.000
Total
Pendapatan
Total Biaya
Biaya
Tetap
Pen
dap
atan
ata
u B
iay
a
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 31
Contoh: Asumsikan sebuah perusahaan manufaktur “VWX” menargetkan laba
sebesar $ 70.000 per bulan. Berapa unit produk yang harus dijual untuk mencapai
target tersebut?
Metode Persamaan (Equation Method)
Q = Jumlah unit yang dijual
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
500Q = 300Q + 80.000 + 70.000
200Q = 150.000
Q = 150.000 ÷ 200
Q = 750 unit
X = jumlah rupiah yang harus diperolah dari penjualan
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
X = 0.60X + 80.000 + 70.000
0.40X = 150.000
X = 150.000 ÷ 0.40
X = 375.000
Metode Kontribusi Marjin (Contribution Margin Method)
• Perusahaan manufaktur “VWX” harus menjual sebanyak 750 unit produknya agar
memperoleh laba sebesar $ 70.000.
• Dengan demikian perusahaan manufaktur “VWX” harus memeroleh pendapatan
penjualan sebesar $ 375.000 agar dapat mencapai target laba sebesar $ 70.000.
• Di atas titik impas, rasio marjin kontribusi merupakan rasio marjin yang
mencerminkan proporsi setiap nominal penjualan yang menghasilkan laba.
• Dalam perusahaan manufaktur “VWX”, setiap nominal penjualan yang diperoleh
di atas titik impas akan meningkatkan laba sebesar $ 0,40 (40 sen).
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 32
4. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN
• Risiko dan ketidakpastian merupakan bagian penting yang harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan bisnis.
• Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh manajer dalam
menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian, konsep atau metode tersebut
adalah margin of safety dan operating leverage.
4.1 MARJIN KEAMANAN (MARGIN OF SAFETY)
• Margin of safety merupakan unit penjualan atau yang diharapkan dapat dijual di
atas volume impas (BEP).
• Margin of safety juga dapat didefinisikan sebagai pendapatan yang diperoleh atau
pendapatan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan di atas volume impas.
• Margin of safety dapat ditunjukkan baik dalam rupiah maupun dalam persentase.
Formula tersebut di bawah ini:
Perusahaan X Perusahaan Y
Penjualan….. ...................................... $ 500.000 100% $ 500.000 100%
Dikurangi biaya variabel .................... $ 350.000 70 $ 100.000 20
Marjin Kontribusi .............................. $ 150.000 30% $ 400.000 80%
Dikurangi biaya tetap ......................... $ 90.000 $ 340.000
Laba (rugi) operasi bersih $ 60.000 $ 60.000
Break-even point:
$ 90.000 ÷ 0.30 ............................... $ 300.000
$ 340.000 ÷ 0.80 ............................. $ 425.000
Margin of safety dalam rupiah:
$ 500.000 – $ 300.000 .................... $ 200.000
$ 500.000 – $ 425.000 .................... $ 75.000
Margin of safety dalam persentase:
$ 200.000 ÷ $ 500.000 .................... 40%
$ 75.000 ÷ $ 500.000 ...................... 15%
• Titik impas perusahaan X adalah sebesar $ 300.000 dan perkiraan pendapatan
penjualan adalah sebesar $ 500.000, maka margin of safety adalah sebesar $
200.000.
• Titik impas perusahaan Y adalah sebesar $ 425.000 dan perkiraan pendapatan
penjualan adalah sebesar $ 500.000, maka margin of safety adalah sebesar $
75.000.
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 33
4.2 OPERATING LEVERAGE
• Pada dasarnya, suatu leverage melipatgandakan usaha yang dilakukan untuk
menciptakan hasil yang lebih banyak. Semakin besar beban yang akan
dipindahkan oleh sejumlah kekuatan, semakin besar manfaat yang akan diperoleh.
• Operating leverage mengukur bagaimana perubahan persentase penjualan
berpengaruh terhadap laba operasi bersih.
• Operating leverage erat kaitannya dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya
variabel dalam suatu perusahaan.
• Pada situasi tertentu terjadi kemungkinan kondisi yang saling berlawanan (trade
off) antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika biaya variabel turun, marjin
kontribusi per unit akan naik dan selanjutnya akan mengakibatkan kontribusi
masing-masing unit yang dijual akan semakin besar.
• Kenaikan penjualan akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas.
Perusahaan dengan biaya variabel lebih rendah, dengan meningkatkan proporsi
biaya tetapnya akan dapat memperoleh manfaat berupa kenaikan laba yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki proporsi biaya tetap lebih
rendah karena biaya tetap dapat digunakan sebagai leverage untuk meningkatkan
laba. Sejalan dengan itu, apabila perusahaan dengan operating leverage yang
tinggi mengalami penurunan penjualan maka sebagai akibatnya perusahaan juga
akan mengalami penurunan laba yang lebih besar pula.
• Semakin tinggi tingkat operating leverage, semakin besar dampak perubahan
tingkat aktivitas penjualan terhadap laba.
• Tingkat operating leverage (degree of operating leverage–DOL) dapat diukur
dengan rumus berikut ini:
• Apabila biaya tetap digunakan untuk menurunkan biaya variabel sehingga marjin
kontribusi akan meningkat dan laba akan turun, maka DOL akan meningkat.
Peningkatan ini merupakan petunjuk terhadap terjadinya peningkatan risiko.
Perusahaan X Perusahaan Y
Penjualan….. ...................................... $ 500.000 100% $ 500.000 100%
Dikurangi biaya variabel..................... $ 350.000 70 $ 100.000 20
Marjin Kontribusi ............................... $ 150.000 30% $ 400.000 80%
Dikurangi biaya tetap .......................... $ 90.000 $ 340.000
Laba (rugi) operasi bersih …………. $ 60.000 $ 60.000
Degree of operating leverage 2.5 6.7
Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis 34
• Bila degree of operating leverage sebesar 2,5, kemudian penjualan diasumsikan
naik 10% maka laba operasi bersih akan naik 25% (2,5 × 10%).
Contoh: Asumsikan kedua perusahaan, Perusahaan X dan Perusahaan Y terjadi
kenaikan sebesar 10% pada penjualan:
Perusahaan X Perusahaan Y
Penjualan….. ...................................... $ 550.000 100% $ 550.000 100%
Dikurangi biaya variabel..................... $ 385.000 70 $ 110.000 20
Marjin Kontribusi ............................... $ 165.000 30% $ 440.000 80%
Dikurangi biaya tetap .......................... $ 90.000 $ 340.000 Laba (rugi) operasi bersih …………. $ 75.000 $ 100.000
Kenaikan dalam laba operasi bersih 25% 67%
• Laba untuk perusahaan Y akan meningkat sebesar $ 40.000 ($ 100.000 - $
60.000) atau naik sebesar 67%. Pada perusahaan X laba hanya meningkat $
15.000 ($ 75.000 - $ 60.000) atau naik sebesar 25%. Perusahaan Y mengalami
kenaikan persentase lebih besar karena sistem tersebut memiliki DOL yang
lebih tinggi.
• Sebagaimana ditunjukkan dalam contoh, bahwa kenaikan persentase penjualan
sebesar 10% memiliki dampak manfaat yang signifikan bagi masing-masing
perusahaan. Namun, dampak tersebut juga berpengaruh apabila terjadi
penurunan aktivitas penjualan. Apabila penjualan turun, maka perusahaan Y
juga akan menujukkan besarnya penurunan persentase yang lebih tinggi.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets
35
BAB III
BIAYA STANDAR (STANDARD COSTS) DAN
ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET)
1. BIAYA STANDAR (STANDARD COSTS)
Biaya yang dapat digunakan sebagai pembanding antara biaya yang
dianggarkan pada tingkat aktivitas sesungguhnya yang dihitung dengan biaya
sesungguhnya yang terjadi.
Penyusunan Biaya Standar (Standard Costs Setting)
• Standar merupakan benchmark atau ‘norma’ untuk pengukuran kinerja.
• Standar Harga: seberapa besar kos untuk suatu input.
• Standar Kuantitas: seberapa banyak input digunakan untuk membuat satu unit
output.
1.1 STANDAR IDEAL DAN STANDAR PRAKTIS
Standar Ideal dapat dicapai bila pekerjaan pada usaha yang maksimal, yaitu
100%. Standar ini tidak memberikan kelonggaran atas kerusakan mesin, idle time,
dan lainnya. Adapun Standar Praktis mempertimbangkan adanya hal-hal tersebut.
1.1.1 Standar Bahan Baku
Standar harga per unit harus mencerminkan:
• Kualitas bahan.
• Diskon kuantitas pembelian.
• Diskon pembelian lebih awal.
• Biaya transportasi.
• Biaya penerimaan dan penanganan.
Contoh: Standar harga untuk bahan baku, meliputi:
Harga pembelian bahan kualitas A .................................. 5.70
Dikurangi: Diskon pembelian ........................................... (0.20)
Pengiriman dengan truk .................................................... 0.40
Penerimaan dan penanganan ............................................. 0.10
Harga standar per unit ....................................................... Rp 6.00
Standar Kuantitas per unit bahan baku adalah jumlah bahan yang digunakan untuk
menyelesaikan setiap unit produk yang selesai. Standar Kuantitas harus
mencerminkan:
• Jumlah permintaan bahan.
• Ekspektasi bahan yang rusak.
• Keusangan bahan yang tidak dapat dihindari ketika proses berlangsung.
• Ekspektasi sisa bahan.
Contoh: Standar Kuantitas satu unit produk harus mencakup:
Permintaan bahan .............................................. 2.8 yard
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 36
Cadangan keusangan ......................................... 0.6 yard
Cadangan dikembalikan .................................... 0.1 yard
Kuantitas Standar .............................................. 3.5 yard
Bila biaya standar bahan telah di-setting, maka Biaya Standar Bahan Baku untuk satu
unit dapat dihitung berikut: 3.5 yard × Rp 6 per yard = Rp 21
1.1.2 Standar Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Standards)
Tarif standar per jam untuk tenaga kerja langsung harus memasukkan semua
biaya tenaga kerja, yaitu:
• Tarif per jam.
• Pajak sosial.
• PPh Pasal 21.
Contoh: Tarif standar per jam ditentukan dengan menggunakan tarif upah rata-rata,
pajak sosial, dan PPh Pasal 21, seperti berikut ini:
Rata-rata tarif perjam ............................................ 13
Rata-rata pajak sosial ............................................ 4
Rata-rata PPh 21 .................................................. 1
Tarif Standar per jam tenaga kerja langsung ....... Rp 18
Jam standar per unit untuk tenaga kerja langsung adalah jumlah jam tenaga kerja
langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk. Jam standar
meliputi:
• Jam pengerjaan per unit.
• Cadangan mesin rusak, dan sejenisnya.
• Cadangan untuk waktu persiapan (set up time), dan sejenisnya.
• Cadangan adanya kembalian pengerjaan produk.
Contoh: Jam standar untuk membuat satu unit produk ditentukan berikut:
Jam pengerjaan per unit ...................................... 1.4 jam
Cadangan mesin rusak ........................................ 0.1 jam
Cadangan untuk set up time ................................ 0.3 jam
Cadangan adanya kembalian pengerjaan produk 0.2 jam
Jam standar per unit ............................................ 2.0 jam
Bila standar tarif dan standar jam per unit telah disusun, maka biaya standar tenaga
kerja untuk satu unit dapat dihitung berikut ini:
2.0 jam per unit × Rp 18 per jam = 36 per unit.
1.2 STANDAR BOP VARIABEL (VARIABLE OVERHEAD STANDARDS)
Standar BOP variabel seperti halnya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Standar ini harus menunjukkan tarif dan jam, sama halnya pada standar tenaga kerja
langsung.
• Tarif merupakan bagian tarip BOP variabel yang ditentukan di muka.
• Jam menunjukkan basis yang digunakan untuk membebankan BOP ke produk.
Biasanya jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 37
Bila perusahaan menggunakan basis jam tenaga kerja langsung, diketahui bahwa tarif
ditentukan di muka sebesar 4 per jam, maka standar BOP variabel dapat dihitung
sebagai berikut:
2.0 jam per unit × Rp 4 per jam = Rp 8 per unit.
1.3 KARTU BIAYA STANDAR (STANDARD COST CARD)
Kartu biaya standar mengindikasikan seberapa besar biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu unit produk.
Contoh: Setelah biaya standar bahan baku, tenaga kerja langsung, dan BOP variabel
ditentukan, maka kartu biaya standar dapat dibuat berikut ini:
Biaya Standar untuk satu unit produk
(1 )
Kuantitas
atau jam
standar
(2)
Harga atau
tarif standar
(1) × (2)
Biaya
standar
Bahan baku ………………………….. 3.5 yard 6 per yard 21
Tenaga kerja langsung……………….. 2.0 jam 18 per jam 36
BOP variabel .......................................... 2.0 jam 4 per jam 8
Total biaya standar per unit ................... 65
1.4 MODEL UMUM SELISIH/VARIAN (GENERAL VARIANCE MODEL)
(1)
Kuantitas aktual input
pada harga aktual
(2)
Kuantitas aktual input
pada harga standar
(3)
Kuantitas standar yang
Diperkenankan untuk
Output Aktual
(AQ × AP) (AQ × SP) (SQ × SP)
Varians Harga
(1) – (2)
Varians harga bahan baku
Varians tarif tenaga kerja
Varians pengeluaran overhead
variabel
Varians Kuantitas
(2) – (3)
Varians kuantitas bahan baku
Varians efisiensi tenaga kerja
Varians efisiensi overhead
variabel
Total Varians
1.4.1 SELISIH BAHAN BAKU (DIRECT MATERIAL VARIANCES)
Sebagai ilustrasi analisis selisih/varian, kartu biaya standar perusahaan “Manufaktur”
menggunakan data bulan lalu dan tambahan data berikut ini:
Jumlah unit yang diselesaikan ......................... 5.000 unit
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 38
Biaya bahan yang dibeli
(20.000 yards × 5.40 per yard) ..................... 108.000
Jumlah bahan yang digunakan ......................... 20.000 yard
Dengan menggunakan data di atas, maka selisih/varian bahan baku dapat dihitung
berikut ini:
Kuantitas aktual dari input
pada harga aktual
Kuantitas aktual dari input
pada harga standar
Kuantitas standar output
pada harga standar
(AQ × AP) (AQ × SP) (SQ × SP)
20.000 yard ×
5.40 per yard
20.000 yard ×
6.00 per yard
17.500 yard* ×
6.00 per yard
= 108.000 = 120.000 = 105.000
Selisih Harga:
12.000 F
Selisih Kuantitas:
15.000 U
Total Selisih:
3.000 U
* 5.000 unit × 3.5 yard per unit = 17.500 yard
F = Favorable/Menguntungkan
U = Unfavorable/Tidak menguntungkan
Selisih bahan baku juga dapat dihitung berikut ini:
1. MATERIAL PRICE VARIANCE (MPV):
• Metode 1:
MPV = (AQ × AP) – (AQ × SP)
= (108. 000) – (20.000 yard × 6.00 per yard)
= 12.000 F
• Metode 2:
MPV = AQ (AP – SP)
= 20.000 yard (5.40 per yard – 6.00 per yard)
= 12.000 F
Selisih harga bahan baku harus dicatat pada saat bahan baku dibeli, hal ini
memungkinkan:
• Pengakuan awal selisih.
• Pencatatan biaya standar bahan baku.
2. MATERIAL QUANTITY VARIANCE (MQV):
• Metode 1:
MQV = (AQ × SP) – (SQ × SP)
= (20.000 yard × 6.00 per yard) –
(17.500 yard* × 6.00 per yard)
= 15.000 U
*5.000 unit × 3.5 yard per unit = 17.500 standar yard
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 39
• Metode 2:
MQV = SP (AQ – SQ)
= 6.00 per yard (20.000 yard – 17.500 yard)
= 15.000 U
1.4.2 SELISIH TENAGA KERJA LANGSUNG (DIRECT LABOR
VARIANCES)
Berikut data produksi bulan lalu:
Jumlah unit diselesaikan ............................................................ 5.000 unit
Biaya tenaga kerja langsung
(10.500 jam @ 20 per jam) ..................................................... 210.000
Dengan menggunakan data dan kartu biaya standar di atas, maka selisih tenaga kerja
langsung dapat dihitung sebagai berikut:
Jam aktual dari input pada
tarif aktual
Jam aktual input pada tarif
standar
Jam standar yang
diperbolehkan untuk
output pada tarif standar
(AH × AR) (AH × SR) (SH × SR)
10.500 jam ×
20 per jam
10.500 jam ×
18 per jam
10.000 jam* ×
18 per jam
= 210.000 = 189.000 = 180.000
Selisih Tarif:
21.000 U
Selisih Efisiensi:
9.000 U
Total Selisih:
30.000 U
* 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam.
F = Favorable
U = Unfavorable
Varian/selisih biaya tenaga kerja langsung juga dapat dihitung sebagai berikut:
1. LABOR RATE VARIANCE (LRV):
• Metode 1:
LRV = (AH × AR) – (AH × SR)
= (210.000) – (10.500 jam × 18 per jam)
= 21.000 U
• Metode 2:
LRV = AH (AR – SR)
= 10.500 jam (20 per jam – 18 per jam)
= 21.000 U
2. LABOR EFFICIENCY VARIANCE (LEV):
• Metode 1:
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 40
LEV = (AH × SR) – (SH × SR)
= (10.500 jam × 18 per jam)
– (10.000 jam* × 18 per jam)
= 9.000 U
*5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam
• Metode 2:
LEV = SR (AH – SH)
= 18 per jam (10.500 jam – 10.000 jam)
= 9.000 U
1.4.3 SELISIH BOP VARIABEL (VARIABLE MANUFACTURING
OVERHEAD VARIANCES)
Berikut data produksi bulan lalu:
Jumlah unit yang diselesaikan………………………... 5.000 unit
Jam tenaga kerja aktual ................................................... 10.500 jam
BOP variabel aktual ........................................................ 40.950
Dengan menggunakan data dan kartu biaya standar di atas, maka selisih BOP
variabel dapat dihitung sebagai berikut:
Jam aktual input pada tarif
aktual
Jam aktual input pada tarif
standar
Jam standar output yang
diperbolahkan pada tarif
standar
(AH × AR) (AH × SR) (SH × SR)
10.500 jam ×
4 per jam
10.000 jam* ×
4 per jam
40.950 = 42.000 = 40.000
Selisih Pengeluaran
(Spending Var.):
1.050 F
Selisih Efisiensi
(Efficiency Var.):
2.000 U
Total Selisih:
950 U
* 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam.
F = Favorable
U = Unfavorable
Selisih BOP variabel juga dapat dihitung sebagai berikut:
1. VARIABLE OVERHEAD SPENDING VARIANCE (VOSV):
• Metode 1:
VOSV = (AH × AR) – (AH × SR)
= (40.950) – (10.500 jam × 4.00 per jam)
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 41
= 1.050 F
• Metode 2:
VOSV = AH (AR – SR)
= 10.500 jam (3.90 per jam* – 4.00 per jam)
= 1.050 F
* 40.950 ÷ 10.500 jam = 3.90 per jam
2.VARIABLE OVERHEAD EFFICIENCY VARIANCE (VOEV):
• Metode 1:
VOEV = (AH × SR) – (SH × SR)
= (10.500 jam × 4.00 per jam)
– (10.000 jam** × 4.00 per jam)
= 2.000 U
** 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam
• Metode 2:
VOEV = SR (AH – SH)
= 4.00 per jam (10.500 jam – 10.000 jam)
= 2.000 U
1.4.4 JURNAL PENCATATAN SELISIH
Bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dicatat kedalam persediaan pada
biaya standar.
Pembelian bahan baku:
Bahan Baku (20.000 yards × 6.00 per yard) ......................................... 120.000
Varian harga bahan baku (20.000 yards × 0.60 per yard/F) ...... 12.000
Utang Dagang (20.000 yards × 5.40 per yard) ......................... 108.000
Pemakaian bahan baku:
Barang dalam proses (17.500 yards × 6 per yard) ................................ 105.000
Varian kuantitas bahan baku (2.500 yards/U × 6 per yard) ............... 15.000
Bahan baku (20.000 yards × 6 per yard) ...................................... 120.000
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses (10.000 jam × 18 per jam) .................................. 180.000
Varian tarif Tenaga Kerja (10.500 jam × 2 per jam/U) ........................ 21.000
Varian efisiensi Tenaga Kerja (500 jam/U × 18 per jam) .................. 9.000
Utang Gaji (10.500 jam × 20 per jam) ......................................... 210.000
Catatan: selisih menguntungkan dicatat di sebelah kredit, sedang selisih tidak
menguntungkan dicatat di sebelah debit.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 42
2. ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET) DAN ANALISIS
KINERJA
Anggaran merupakan alat yang berguna untuk pengendalian. Untuk dapat
diguanakan dalam evaluasi kerja harus mempertimbangkan untuk menentukan
berapa jumlah anggaran yang dibadingkan dengan hasil sesungguhnya dan
mempertimbangkan dampak dari anggaran tersebut terhadap perilaku manusia.
Terdapat 2 jenis anggaran, yaitu Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel.
1. ANGGARAN STATIS (STATIC BUDGET)
Anggaran statis adalah angggaran induk yang diususun bedasarkan tingkat
aktivitas tertentu yang dibuat pada saat awal periode penganggaran. Pendapatan dan
biaya yang disusun untuk anggaran statis tergantung pada tingkat aktivitas yang
jarang sama dengan aktivitas sesungguhnya, sehingga anggaran tersebut tidak
banyak berguna dalam pembuatan laporan kinerja.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memilki produk tunggal, anggaran BOP adalah
berikut ini:
BOP variabel
Biaya Standar
Per Unit
Maintenan/pemeliharaan…. ........................ 0.60
Bahan Pembantu .......................................... 1.40
Utilitas ......................................................... 1.00
Total BOP variabel ...................................... 3.00
BOP tetap
Anggaran Thn
Biaya
Depresiasi …. .............................................. 40.000
Supervisi …. ................................................ 50.000
Asuransi ….. ................................................ 10.000
Total BOP tetap ........................................... 100.000
Perusahaan “Manufaktur” merencanakan memproduksi dan menjual sebanyak
10.000 units selama setahun, namun aktivitas aktualnya sebanyak 8.000 units.
Laporan anggaran untuk tahun yang bersangkutan adalah:
Perusahaan “Manufaktur”
Perbandingan BOP Aktual dengan BOP yang Dianggarkan
Aktual Anggaran Selisih
Unit diproduksi dan dijual............... 8.000 10.000 2.000 U
BOP Variabel:
Maintenan/pemeliharaan…. ...................... 4.500 6.000 1.500 F
Bahan Pembantu ....................................... 12.000 14.000 2.000 F
Utilitas ....................................................... 9.500 10.000 500 F
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 43
Total BOP variabel.................................... 26.000 30.000 4.000 F
BOP tetap:
Depresiasi …. ............................................ 40.000 40.000 0
Supervisi …............................................... 49.000 50.000 1.000 F
Asuransi ….. ............................................. 10.000 10.000 0
Total BOP tetap ......................................... 99.000 100.000 1.000 F
Total BOP … .................................. 125.000 130.000 5.000 F
2. ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET)
Anggaran fleksibel adalah anggaran yang menyediakan perkiraan biaya pada
satu kisaran aktivitas atau pada tingkat aktivitas yang sesungguhnya.Anggaran ini
lebih dinamis dibanding anggaran statis. Penganggaran fleksibel dapat digunakan
dalam perencanaan untuk menunjukkan berapa jumlah biaya yang akan terjadi pada
berbagai tingkat aktivitas.
Contoh: Mengacu pada data di atas, anggaran fleksibel disediakan untuk tiga
tingkat/level aktivitas mulai dari 5.000 sampai 15.000 unit.
Perusahaan “Manufaktur”
Anggaran BOP Fleksibel
Formula
Biaya Unit
Per Unit 5.000 10.000 15.000
BOP Variabel:
Maintenance/pemeliharaan…. .................. 0.60 3.000 6.000 9.000
Bahan Pembantu ....................................... 1.40 7.000 14.000 21.000
Utilitas ...................................................... 1.00 5.000 10.000 15.000
Total BOP variabel ................................... 3.00 15.000 30.000 45.000
BOP tetap:
Depresiasi …. ........................................... 40.000 40.000 40.000
Supervisi …. ............................................. 50.000 50.000 50.000
Asuransi ….. ............................................. 10.000 10.000 10.000
Total BOP tetap ........................................ 100.000 100.000 100.000
Total BOP … ................................... 115.000 130.000 145.000
2.1 LAPORAN KINERJA BOP (OVERHEAD PERFORMANCE REPORT)
Laporan kinerja berfokus pada pengendalian biaya. Biaya aktual dibandingkan dengan anggaran fleksibel pada aktivitas aktual, bukan pada anggaran
yang disusun pada perencanaan tingkat aktivitas.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 44
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memproduksi dan menjual 8.000 unit sedang
direncanakan sebanyak 10.000 unit. Laporan anggaran nampak pada perhitungan di
bawah ini.
Perusahaan “Manufaktur”
Laporan Kinerja BOP
Biaya Anggaran
Aktual Berdasar
Formula Yg terjadi atas Spending
Biaya 8.000 8.000 & Budget
Per Unit Unit Unit Variances
BOP Variabel:
Maintenan/pemeliharaan…. ...................... 0.60 4.500 4.800 300 F
Bahan Pembantu ....................................... 1.40 12.000 11.200 800 U
Utilitas ....................................................... 1.00 9.500 8.000 1.500 U
Total BOP variabel.................................... 3.00 26.000 24.000 2.000 U
BOP tetap:
Depresiasi …. ............................................ 40.000 40.000 0
Supervisi …............................................... 49.000 50.000 1.000 F
Asuransi ….. ............................................. 10.000 10.000 0
Total BOP tetap ......................................... 99.000 100.000 1.000 F
Total BOP … .................................. 125.000 124.000 1.000 U
2.2 UKURAN AKTIVITAS
• Kebanyakan perusahaan menggunakan ukuran aktivitas, misalnya jam tenaga
kerja atau jam mesin. Bagi perusahaan yang memiliki banyak produk, ukuran
aktivitas dalam jam biasanya dijadikan sebagai denominator atas beberapa produk
tersebut.
• Apakah jam aktual atau jam standar pada kapasitas aktual yang digunakan untuk
menyusun anggaran dalam laporan kinerja? Ada dua pendekatan, yaitu:
1. Budget didasarkan pada jam aktual, kemudian hanya selisih pengeluaran
yang dihitung.
2. Budget didasarkan pada baik jam aktual maupun jam standar pada
kapasitas aktual, kemudian selisih pengeluaran dan selisih efisensi dapat
dihitung.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 45
Laporan Kinerja BOP Variabel:
Budget didasarkan pada Jam Aktual
MICRODRIVE CORPORATION
Laporan Kinerja Overhead Variabel Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
Jam mesin yang dianggarkan .......................... 50.000 Jam mesin aktual ............................................. 42.000 Jam mesin standar yang diperkenankan ......... 40.000
Biaya Overhead
Rumus Biaya
(per jam Mesin)
Biaya aktual Yang terjadi
42.000 Jam Mesin (AH x AR)
Anggaran Berdasarkan
42.000 Jam mesin (AH x SR)
Varians Pengeluaran
Biaya overhead variabel: Tenaga kerja tidak langsung ......................... Minyak Pelumas ........................................... Biaya energi .................................................. Total biaya overhead variabel ...........................
$0,80 $0,30 $0,40 $1,50
$36.000 $11.000 $24.000 $71.000
$33.600*
12.600 16.800
$63.000
$2.400 U $1.600 F $7.200 U $8.000 U
*42.000 jam mesin x $o,80 = $33.600. Kelonggaran anggaran lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Laporan Kinerja BOP Variabel:
Budget didasarkan pada Jam Aktual dan Jam Standar
MICRODRIVE CORPORATION
Laporan Kinerja Overhead Variabel Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
Jam mesin yang dianggarkan .... 50.000 Jam mesin aktual ....................... 42.000 Jam mesin standar ..................... 40.000
(1) (2) (3) Perincian Total Varians Biaya Overhead
Rumus Biaya
(per jam Mesin)
Biaya aktual Yang terjadi
42.000 Jam Mesin (AH x AR)
Anggaran Berdasarkan
42.000 Jam mesin (AH x SR)
Anggaran berdasarkan
40.000 Jam Mesin (SH x SR)
Total Varians (1) – (3)
Varians Pengeluaran
(1) – (2)
Varians Efisiensi (2) – (3)
Biaya overhead variabel: Tenaga kerja tidak langsung Minyak Pelumas ........................ Biaya energi .............................. Total biaya overhead variabel .......
$0,80 $0,30 $0,40 $1,50
$36.000 $11.000 $24.000 $71.000
$33.600*
12.600 16.800
$63.000
$32.000 $12.000 $16.000 $60.000
$4.000 U $1.000 F $8.000 U
$11.000 U
$2.400 U $1.600 F $7.200 U $8.000 U
$1.600 U $ 600 U $ 800 U $3.000 U
*42.000 jam mesin x $o,80 = $33.600. Kelonggaran anggaran lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Kelonggaran
anggaran didasarkan
pada 42.000 jam
mesin aktual
Membandingkan anggaran terhadap biaya overhead aktual menghasilkan hanya varians pengeluaran
Kelonggaran anggaran didasarkan pada 40.000 jam mesin aktual—waktu yang seharusnya digunakan untuk memproduksi 20.000 motor tahun tersebut adalah 42.000 jam mesin aktual
Pendekatan ini menghasilkan varians pengeluaran dan efisiensi
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 46
2.3 ANALISIS SELISIH BOP
Flexible budget untuk BOP menyediakan informasi untuk:
• Menghitung tarif ditentukan di muka.
• Menyelesaikan kartu biaya standar.
• Membebankan BOP ke produk.
• Menyajikan laporan selisih BOP.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memproduksi produk tunggal, data biaya standar
adalah berikut ini:
(1) (2)
Kuantitas Harga Biaya
Atau jam Atau tarif Standar
standar Standar (1) × (2)
Bahan baku .. ................. 3.5 feet 12 per feet 42
Tenaga kerja langsung ... 2.0 hours 16 per hour 32
BOP dibebankan ke produk berdasar jam tenaga kerja langsung (JTK). Anggaran
BOP perusahaan adalah berikut ini:
Biaya Jam tenaga kerja langsung
Per JTK 10.000 15.000 20.000
Biaya variabel .......... 5 50.000 75.000 100.000
Biaya Tetap . ............ 300.000 300.000 300.000
Total Biaya .............. 350.000 375.000 400.000
2.4 TARIF DITENTUKAN DI MUKA (PREDETERMINED OVERHEAD
RATE)
• Dalam sistem biaya standar, tarif ditentukan di muka dihitung berikut ini.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memiliki tarif ditentukan di muka pada 2 level
aktivitas berikut:
Denominator aktivitas: 10.000 JTK
Elemen variabel: (50.000 ÷ 10.000 JTK) ................................ 5 per JTK
Elemen tetap: (300.000 ÷ 10.000 JTK) ................................... 30 per JTK
Tarif Ditentukan Di Muka ....................................................... 35 per JTK
Denominator aktivitas: 15.000 JTK
Elemen variabel: (75.000 ÷ 15.000 JTK) ................................ 5 per JTK
Elemen tetap: (300.000 ÷ 15.000 JTK) ................................... 20 per JTK
Tarif Ditentukan Di Muka ....................................................... 25 per JTK
Tarif Biaya Overhead yang ditentukan dimuka
=
Biaya overhead dari anggaran fleksibel pada tingkat aktivitas denominator
Tingkat aktivitas denominator
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 47
2.5 PEMBEBANAN BOP DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
Asumsikan bahwa level aktivitas denominator perusahaan sebesar 15.000
JTK. Berikut data yang dibebankan tahun sekarang.
Denominator level aktivitas ....................................... 15.000 JTK
Jumlah unit diselesaikan ............................................ 8.000 unit
Jam tenaga kerja aktual ............................................. 18.000 JTKs
BOP Aktual:
Variabel .................................................................. 81.000
Tetap ...................................................................... 305.000
Total ........................................................................... 386.000
Dalam sistem biaya standar, BOP dibebankan berdasar jam standar pada kapasitas
aktual daripada basis jam aktual. Hasilnya lebih sederhana karena pembebanan BOP
akan sama pada setiap unit, yaitu sebesar 50 per unit (2.0 JTK per unit × 25 per
JTK). Dengan menggunakan data di atas, BOP perusahaan akan nampak berikut ini:
BOP
BOP Aktual 386.000 400.000* BOP Dibebankan
14.000 Selisih (Lebih) BOP
* 8.000 unit × 2.0 JTK per unit = 16.000 JTK;
16.000 JTK × 25 per JTK = 400.000.
2.6 SELISIH BOP VARIABEL
Selisih BOP sebesar 14.000 dapat dijelaskan dengan empat selisih BOP, yaitu
selisih pengeluaran, selisih efisiensi, selisih anggaran, dan selisih volume. Selisih
BOP tersebut dapat dihitung berikut ini:
Jam aktual pada Tarif
aktual
Jam aktual pada tarif
standar
Jam standar yang diijinkan
untuk output pada tarif
standar
(AH × AR) (AH × SR) (SH × SR)
18.000 JTK ×
5 per JTK
16.000 JTK ×
5 per JTK
81.000 = 90.000 = 80.000
Selisih Pengeluaran:
9.000 F
Selisih Efisiensi:
10.000 U
Spending variance: memuat perbedaan harga akual dan standar serta kuantitas aktual
dan standar.
Efficiency variance: tidak mengukur bagaimana efisiensi sumber daya yang
digunakan, namun mengukur efisiensi basis anggaran fleksibel yang digunakan.
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 48
2.7 SELISIH BOP TETAP (FIXED OVERHEAD VARIANCES)
Data berkaitan pada perusahaan “Manufaktur” ditunjukkan berikut ini:
Denominator aktivitas (jam tenaga kerja) .......................................... 15.000 JTK
Jam tenaga kerja aktual ...................................................................... 18.000 JTK
Jam tenaga kerja standar untuk output .............................................. 16.000 JTK
Jumlah unit yang diselesaikan ............................................................ 8.000 unit
BOP Tetap anggaran ........................................................................... 300.000
BOP Tetap aktual ............................................................................... 305.000
Tarif ditentukan di muka untuk elemen BOP tetap ............................ 20
Dengan menggunakan data di atas, analisis selish BOP tetap adalah berikut ini.
BOP tetap aktual
BOP tetap anggaran
BOP tetap dibebankan
pada proses
16.000 JTK ×
20 per JTK
305.000 300.000 = 320.000
Budget Variance.
5.000 U
Volume Variance.
20.000 F
Selisih BOP tetap juga dapat dihitung sebagai berikut:
Varian anggaran = Biaya overhead tetap aktual – Anggaran biaya overhead tetap
= $305.000 - $300.000
= $5.000 U
Varian
volume =
Bagian tetap dari
tarif overhead yang
ditentukan dimuka
x Jam
denominator -
Jam standar
yang
diperkenankan
= $20 per DLH x (15.000 DLHs – 16.000 DLHs)
= $ 20.000 F
Selisih volume tidak mengukur pengeluaran, selisih ini dipengaruhi oleh level
aktivitas:
• Jam standar pada kapasitas aktual > Denominator level aktivitas Favorable
• Jam standar pada kapasitas aktual < Denominator level aktivitas Unfavorable
Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets 49
GRAFIK ANALISIS SELISIH VOLUME
2.8 RINGKASAN ANALISIS SELISIH
• Dalam sistem biaya standar, selisih yang terjadi merupakan penjumlahan dari:
• Varian pengeluaran overhead variabel (Variable overhead spending variance)
• Varian efisiensi overhead variabel (Variable overhead efficiency variance)
• Varian anggaran overhead tetap (Fixed overhead budget variance)
• Varian pengeluaran overhead tetap (Fixed overhead spending variance)
• Selisih kurang dibebankan (underapplid) ekuivalen dengan selisih tidak
menguntungkan (unfavorable) bersih, sebaliknya selisih lebih dibebankan
(overapplied) sebanding dengan selisih menguntungkan (favorable) bersih.
Jadi, dalam kasus perusahaan “Manufaktur” di atas, selisih lebih dibebankan
(overapplied) sebesar 14.000 dapat dijelaskan berikut ini:
BOP Variabel:
Spending variance………………………………….. 9.000 F
Efficiency variance…………………………………. 10.000 U
BOP Tetap:
Budget variance……………………...…………….. 5.000 U
Volume variance……………………..…………….. 20.000 F
Overapplied (Lebih Dibebankan)………………… 14.000 F
13 14 15 16 17 18
320,000
300,000
Varian volume 20.000 F
Jam Denominator
Jam Standar Yang
diperbolehkan
Biaya Overhead yang dibebankan $20 per jam standar
Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (000)
Overhead Tetap Aktual
Anggaran Overhead
Tetap
Bab 4: Activity-based Costing Systems 50
BAB IV
BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY-BASED COSTING—ABC)
1. PENDAHULUAN
Perhitungan biaya produk dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen
biaya produk (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead). Salah satu komponen biaya produk yang bersifat tidak langsung
adalah biaya overhead pabrik (BOP). Oleh karena itu, BOP sebelum
mendapatkan perhitungan BOP sesungguhnya di akhir periode, maka
perusahaan menggunakan tarif dalam membebankan/mengalokasikan BOP ke
produk. Pendekatan alokasi BOP yang biasa digunakan adalah pendekatan
konvensional (tarif tunggal dan departemental) dan pendekatan kontemporer
(activity based costing). Pendekatan konvensional sudah dibahas dalam mata
kuliah akuntansi biaya sehingga dalam bab ini akan berfokus pada pendekatan
activity based costing.
2. MODEL ACTIVITY-BASED COSTING (ABC)
• Produk atau jasa dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari sekumpulan
aktivitias, dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan
biaya. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya
biaya, manajemen dapat memengaruhi besar-kecilnnya biaya.
• ABC adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya
sumber daya ke dalam objek biaya (seperti produk, jasa, atau konsumen)
berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya.
• ABC menekankan pada pengambilan keputusan dan aktivitas manajemen, tidak
pada pembebanan kos ke produk untuk laporan keuangan eksternal.
• Tujuan dari adanya ABC adalah untuk mengurangi distorsi dalam perhitungan
biaya produk yang sering dijumpai dalam sistem biaya berbasis unit.
• ABC membebankan biaya overhead pabrik ke objek dengan beberapa langkah :
▪ Mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas, dengan menggunakan dasar
pemicu konsumsi biaya sumber daya dapat dihitung tarif biaya per unit
sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas atau pusat aktivitas.
▪ Biaya dibebankan ke dalam produk dengan mengalikan tarif biaya per unit
setiap aktivitas dengan jumlah aktivitas sesungguhnya yang digunakan oleh
setiap objek biaya.
3. PERBEDAAN ANTARA TRADITIONAL COSTING DAN ACTIVITY-
BASED COSTING
• Dalam sistem tradisional:
▪ Semua biaya produksi dibebankan ke produk, baik biaya tersebut disebabkan
oleh produk atau tidak.
▪ Biaya nonproduksi tidak dibebankan ke produk—walaupun biaya tersebut
disebabkan oleh produk.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 51
▪ Hanya memiliki satu pool biaya overhead dan hanya memiliki satu ukuran
aktivitas, misalnya jam tenaga kerja langsung.
▪ Tari BOP ditentukan dimuka didasarkan atas estimasi biaya pada anggaran
atau harapan tingkat aktivitas.
• Dalam activity-based costing:
▪ Biaya nonproduksi seperti halnya biaya produksi, dapat dibebankan ke
produk.
▪ Beberapa biaya produksi mungkin dikeluarkan dari kos produk.
▪ Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool memiliki ukuran aktivitas. ▪ Basis alokasi sering berbeda dengan basis alokasi yang digunakan dalam
traditional costing.
▪ Tarif aktivitas dapat didasarkan atas tingkat aktivitas pada kapasistas
dibanding pada anggaran atau harapan tingkat aktivitas.
Objek Kos (Cost Objects)
(misal:produk, konsumen, pesanan)
Aktivitas
Konsumsi Sumberdaya
Kos
4. HIRARKI BIAYA (COST HIERARCHY)
1. Unit-level activities dilakukan pada setiap unit yang diproduksi. Kos pada
level ini harus proporsional untuk sejumlah unit yang diproduksi.
2. Batch-level activities dilakukan pada setiap batch yang diproses. Kos pada
level ini bergantung pada jumlah unit yang diproduksi, jumlah unit yang
dijual, atau ukuran volume level unit lain.
3. Product-level activities berkaitan dengan produk khusus dan tipe yang harus
diproduksi, baik dalam batch atau unit yang diproduksi maupun unit yang
dijual.
4. Customer-level activities berkaitan dengan konsumen khusus, termasuk
aktvitas, misalnya menelpon, dan surat katalog.
5. Organization-sustaining activities berkaitan dengan produk yang diproduksi,
berapa banyak jumlah batch, atau berapa banyak jumlah unit yang dibuat.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 52
5. LANGKAH IMPLEMENTASI ACTIVITY-BASED COSTING
i. Identifikasi dan menentukan aktivitas dan pool aktivitas.
ii. Sedapat mungkin, menelusur BOP ke aktivitas dan objek kos.
iii. Mengalokasikan biaya ke pool biaya aktivitas.
iv. Menghitung tarif aktivitas.
v. Membebankan biaya ke objek kos dengan menggunakan tarif aktivitas
dan ukuran aktivitas.
6. CONTOH: PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ
(i) Identifikasi dan menentukan aktivitas dan pool aktivitas.
Pool Biaya Aktivitas pada Perusahaan Manufaktur XYZ
Pool Biaya Aktivitas Ukuran Aktivitas
Order Konsumen Jumlah order konsumen
Desain Produk Jumlah desain produk
Ukuran Pesanan Jam mesin
Hubungan Pelanggan Jumlah pelanggan aktif
Lainnya Tidak dapat diterapkan
* Total biaya overhead $1.850.000 dikurangi $40.000 biaya pengiriman yang secara langsung
ditelusuri dari pesanan pelanggan
Bahan
langsung
Tenaga
kerja
langsung
Biaya
pengiriman
Biaya Overhead (Produksi dan Nonproduksi)
$1.810.000*
Pesanan
pelanggan
$315.000
Desain
produk
$257.000
Jumlah
pesanan
$380.000
Hubungan
pelanggan
$357.500
Lain-lain
$490.500
Objek Biaya:
Produk, Pesanan Pelanggan, Pelanggan Tidak
dialokasikan
................................ Alokasi Tahap Pertama ..........................
................................ Alokasi Tahap Kedua ..........................
$315 per
pesanan
$1.285 per
desain
$19 per jam
tenaga kerja $3.675 per
pelanggan
Bab 4: Activity-based Costing Systems 53
(ii) Sedapat mungkin, menelusur BOP ke aktivitas dan objek kos.
Biaya Overhead Pabrik Tahunan
(Biaya Produksi dan Nonproduksi) pada Perusahaan Manufaktur XYZ
Departmen Produksi:
Gaji tenaga tidak langsung pabrik ...................... $ 500.000
Depresiasi peralatan pabrik ................................. $ 300.000
Utilitas pabrik ..................................................... $ 120.000
Sewa gedung pabrik ............................................ $ 80.000 $ 1.000.000
Biaya Pengiriman* .................................................... $ 40.000
Departmen Administrasi Umum:
Gaji administrasi ................................................. $ 400.000
Depresiasi peralatan kantor ................................. $ 50.000
Sewa gedung kantor ............................................ $ 60.000 $ 510.000
Departmen Penjualan:
Gaji pemasaran ................................................... $ 250.000
Biaya penjualan ................................................... $ 50.000 $ 300.000
Total biaya overhead ................................................. $ 1.850.000
*Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 54
(iii) Mengalokasikan biaya ke pool biaya aktivitas.
Hasil Interview
Pool Biaya Aktivitas
Order
Pelanggan
Desain
Produk
Ukuran
Order
Relasi
Pelanggan Lain Total
Departmen Produksi:
Gaji tenaga tidak langsung pabrik ....................... 25% 40% 20% 10% 5% 100%
Depresiasi peralatan pabrik ................................. 20% 0% 60% 0% 20% 100%
Utilitas pabrik ...................................................... 0% 10% 50% 0% 40% 100%
Sewa gedung pabrik ............................................ 0% 0% 0% 0% 100% 100%
Biaya Pengiriman* ....................................................
Departmen Administrasi Umum:
Gaji administrasi ................................................. 15% 5% 10% 30% 40% 100%
Depresiasi peralatan kantor ................................. 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Sewa gedung kantor ............................................ 0% 0% 0% 0% 100% 100%
Departmen Penjualan:
Gaji pemasaran .................................................... 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya penjualan ................................................... 20% 10% 0% 60% 10% 100%
*Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.
Alokasi Tahap Pertama (First-Stage Allocations) ke Pool Biaya Aktivitas
Pool Biaya Aktivitas
Order
Pelanggan
Desain
Produk
Order
Pelanggan
Desain
Produk Lain Total
Departmen Produksi:
Gaji tenaga tidak langsung pabrik .............................. $ 125.000 $ 200.000 $ 100.000 $ 50.000 $ 25.000 $ 500.000
Depresiasi peralatan pabrik ........................................ $ 60.000 - $ 180.000 - $ 60.000 $ 300.000
Utilitas pabrik ............................................................ - $ 12.000 $ 60.000 - $ 48.000 $ 120.000
Sewa gedung pabrik ................................................... - - - - $ 80.000 $ 80.000
Biaya Pengiriman* ...........................................................
Departmen Administrasi Umum:
Gaji administrasi ........................................................ $ 60.000 $ 20.000 $ 40.000 $ 120.000 $ 160.000 $ 400.000
Depresiasi peralatan kantor ........................................ $ 15.000 - - $ 12.500 $ 22.500 $ 50.000
Sewa gedung kantor ................................................... - - - - $ 60.000 $ 60.000
Departmen Penjualan:
Gaji pemasaran .......................................................... $ 50.000 $ 25.000 - $ 150.000 $ 25.000 $ 250.000
Biaya penjualan ......................................................... $ 5.000 - - $ 35.000 $ 10.000 $ 50.000
TTotal .................................................................... $ 315.000 $ 257.000 $ 380.000 $ 367.500 $ 490.500 $ 1.810.000
*Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 55
(iv) Menghitung tarif aktivitas.
Penghitungan Tarif Aktivitas
Pool Biaya Aktivitas
(a)
Total Biaya
(b)
Total Aktivitas
(a) ÷ (b)
Tarif Aktivitas
Order Pelanggan .................... $ 315.000 1.000 order $ 315 per order
Desain Produk ........................ $ 257.000 200 desain $ 1.285 per desain
Ukuran Order ......................... $ 380.000 20.000 jam mesin $ 19 per jam mesin
Hubungan Pelanggan ............. $ 367.500 100 pelanggan $ 3.675 per pelanggan
Lain ........................................ $ 490.500 Tak diterapkan Tak diterapkan
Data berkaitan dengan produk yang dipesan oleh pelanggan
• Pesanan Standar:
1. Produk ini tidak memerlukan desain baru.
2. Pesanan sebanyak 400 unit per tahun, dengan 2 kali pemesanan.
3. Waktu memproduksi 0.5 jam mesin per unit, total 200 jam mesin.
4. Harga jual per unit sebesar $ 34, total $ 13.600.
5. Bahan baku untuk 400 unit sebesar $ 2.110.
6. Tenaga kerja langsung untuk 400 unit sebesar $ 1.850.
7. Biaya pengiriman untuk dua kali pemesanan sebesar $ 180.
• Pesanan Unik
1. Produk ini memerlukan desain baru.
2. Pesanan hanya sekali untuk 1 unit produk yang dipesan selama setahun.
3. Waktu produksi selama 4 jam mesin.
4. Harga jual $ 650.
5. Bahan baku $ 13.
6. Biaya tenaga kerja langsung $ 50.
7. Biaya pengiriman sebesar $ 25.
Penghitungan Biaya Overhead
Pool Biaya Aktivitas
(a)
Tarif Aktivitas
(b)
Aktivitas
(a) × (b)
ABC Cost
Pesanan Standar
Order Pelanggan .................... $ 315 per order 2 orders $ 630
Desain Produk ........................ $ 1.285 per desain 0 desain -
Ukuran Order ......................... $ 19 per jam mesin 200 jam mesin $ 3.800
Hubungan Pelanggan ............. $ 3.675 per pelanggan Tak diterapkan
Pesanan Unik
Order Pelanggan .................... $ 315 per order 1 order $ 315
Desain Produk ........................ $ 1.285 per desain 1 desain $ 1.285
Ukuran Order ......................... $ 19 per jam mesin 4 jam mesin $ 76
Hubungan Pelanggan ............. $ 3.675 per pelanggan Tak diterapkan
Bab 4: Activity-based Costing Systems 56
(v) Membebankan biaya ke objek kos dengan menggunakan tarif
aktivitas dan ukuran aktivitas.
PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ
(METODE ABC)
Analisis Profitabilitas Produk
Pesanan Standar Pesanan Unik
Penjualan ................................................................... . $ 13.600 $ 650
Biaya:
Bahan Baku . ............................................................. $ 2.110 $ 13
Tenaga kerja langsung .............................................. $ 1.850 $ 50
Biaya Pengiriman ...................................................... $ 180 $ 25
Order pelanggan ........................................................ $ 630 $ 315
Desain produk ........................................................... - $ 1.285
Ukuran Order ............................................................ $ 3.800 $ 8.570 $ 76 $ 1.764
Marjin Produk ............................................................ $ 5.030 $ (1.114)
Analisis Profitabilitas Konsumen—Perusahaan Manufaktur
Marjin produk yang dipesan pelanggan:
Pesanan Standar ..................................................................................................... $ 5.030
Pesanan Unik.......................................................................................................... $ (1.114)
Total marjin produk ................................................................................................ $ 3.916
Dikurangi: Relasi Konsumen .................................................................................. $ 3.675
Marjin Konsumen ................................................................................................... $ 241
PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ
(METODE TRADISIONAL)
Pesanan Standar Pesanan Unik
Penjualan …. ......................................................... $ 13.600 $ 650
Biaya:
Bahan baku ........................................................ $ 2.110 $ 13
Tenaga kerja langsung ....................................... $ 1.850 $ 50
BOP (lihat bawah) ............................................. $ 10.000 $ 13.960 $ 200 $ 263
Marjin Produk* ..................................................... $ (360) $ 387
Dalam sistem tradisional, BOP dibebankan berdasar jam mesin, perhitungannya
berikut ini:
Pesanan Standar memerlukan waktu 200 jam mesin, jadi BOP sebesar 200 × $ 50 = $
10.000. Pesanan Unik memerlukan waktu 4 jam, jadi BOP sebesar 4 × $ 50 = $ 200.
*Dalam sistem tradisional, marjin produk tidak memasukkan biaya nonproduksi,
misalnya biaya pengiriman.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 57
PERBANDINGAN ACTIVITY-BASED COSTING
DAN TRADITIONAL COSTING
Pesanan Standar: Traditional ABC
Bahan Baku . ........................................... $ 2.110 $ 2.110
Tenaga kerja langsung ............................ $ 1.850 $ 1.850
Overhead Produksi* ................................ $ 10.000 $ 3.770
Overhead Nonproduksi§ .......................... $ 660
Biaya Pengiriman .................................... $ 180
Total biaya $ 13.960 $ 8.570
Jumlah unit dipesan ................................. ÷ 400 ÷ 400
Kos produk per unit................................. $ 34,90 $ 21,43
Pesanan Unik: Traditional ABC
Bahan Baku . ........................................... $ 13 $ 13
Tenaga kerja langsung ............................ $ 50 $ 50
Overhead Produksi* ................................ $ 200 $ 1.313
Overhead Nonproduksi§ .......................... $ 363
Biaya Pengiriman .................................... $ 25
Total biaya $ 263 1.764
Jumlah unit dipesan ................................. ÷ 1 ÷ 1
Kos rata-rata per unit ............................... $ 263,00 $ 1.764,00
* Gaji tidak langsung pabrik, utilitas pabrik, depresiasi peralatan dan bangunan
pabrik. § Gaji administrasi, depresiasi peralatan kantor, gaji pemasaran, sewa gedung
administrasi.
7. DAMPAK KOS PRODUK ATAS IMPLEMENTASI ABC
• Adopsi ABC biasanya menghasilkan pergeseran biaya overhead dari produk
volume tinggi ke produk volume rendah (produk Pesanan Standar ke produk
Pesanan Unik).
• Kos per unit produk volume rendah akan meningkat, sedang kos per unit untuk
produk volume tinggi akan menurun. Hal ini disebabkan pembebanan yang lebih
baik atas biaya level produk atau level batch.
• Dampak tersebut tidak sistematik—dampak rupiah per unit produk volume
rendah biasanya lebih besar.
• Catatan: Sistem ABC tidak dapat diterima untuk pelaporan keuangan pihak
eksternal, karena:
▪ Tidak memasukkan beberapa biaya produksi (yaitu, biaya kapasitas
menganggur, dan biaya untuk memepertahankan oragnisasi).
▪ Memasukkan beberapa biaya nonproduksi.
▪ Mempercaya data interview.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 58
8. MANFAAT ABC
• Pengukuran profitabilitas yang lebih baik
Profitabilitas menjadi lebih mudah diketahui karena biaya setiap aktivitas dapat
dibebankan dengan lebih akurat dan terperinci ke dalam produk sehingga hasil
penawaran produk dan jasa menjadi mudah ditelusur.
• Pembuatan keputusan yang lebih baik
Informasi penggunaan aktivitas yang lebih detail menjadikan manajemen dapat
menganalisis dampak atau hasil dari suatu aktivitas sehingga dapat memberi
dasar pembuatan keputusan yang lebih akurat.
• Perbaikan proses (process improvement)
Informasi penggunaan aktivitas memudahkan manajemen menelusur dan
menganalisis efektivitas dan efisiensi biaya aktivitas dengan menghilangkan
aktivitas-aktivitas yang dianggap tidak memberi nilai tambah, sementara
aktivitas-aktivitas yang belum optimal dapat dioptimalkan.
• Estimasi biaya
Ketersediaan informasi penggunaan aktivitas dan biaya di masa lalu yang
terperinci dapat memberikan dasar yang akurat dalam penentuan estimasi biaya
di masa depan.
• Penentuan biaya kapasitas tak terpakai
Estimasi biaya yang akurat dapat menjadi dasar penentu nilai biaya dari
kapasitas yang tidak digunakan akibat inefisiensi produksi.
9. KETERBATASAN ABC
• Alokasi
Tidak semua biaya memiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang
sesuai. Beberapa biaya perlu dialokasikan ke departemen dan produk
berdasarkan pengukuran volume arbiter karena mencari aktivitas yang memicu
biaya tidak praktis. Contoh : biaya sistem informasi untuk pemeliharaan fasilitas
pabrik, gaji manajer pabrik, asuransi pabrik, dan pajak properti pabrik.
• Pengabaian biaya (omission of cost)
Biaya produk yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak memasukkan
semua biaya yang terkait dengan produk. Meskipun beberapa biaya dapat
ditelusur langsung ke produk. Biaya produk tidak memasukkan biaya-biaya yang
diabaikan tersebut karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU)
untuk pelaporan keuangan mengharuskan biaya tersebut diperlakukan sebagai
biaya periode. Contoh : biaya untuk aktivitas pemasaran, riset periklanan,
pengembangan dan rekayasa produk.
• Biaya dan waktu
Kendala terbesar dalam penerapan ABC adalah besarnya biaya aplikasi dan
lamanya proses implementasi ABC karena metode ini bukan hanya masalah
menghitung biaya produk semata, tetapi lebih pada cara manajemen
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam produksi, sumber daya yang
dikonsumsi, hal-hal lain yang memicu biaya aktivitas tersebut, dan besarnya
biaya yang terjadi. Tidak menutup kemungkinan terdapat ratusan bahkan ribuan
aktivitas yang harus dilakukan dalam rangka memproduksi satu jenis produk.
Bab 4: Activity-based Costing Systems 59
10. ABC ACTION ANALYSIS
Hijau = Biaya yang menyesuaikan secara otomatis terhadap perubahan aktivitas
tanpa perlu adanya tindakan dari manajemen.
Biaya langsung
Biaya pengiriman
Kuning = Biaya yang pada prinsipnya dapat disesuaikan apabila ada perubahan
aktivitas tetapi diperlukan adanya tindakan dari manajemen.
Tenaga kerja langsung
Upah tenaga kerja tidak langsung
Utilitas pabrik
Gaji dan upah administrasi
Penyusutan peralatan kantor
Upah dan gaji pemasaran
Beban penjualan
Merah = Biaya yang sangat sulit disesuaikan apabila ada perubahan aktivitas
dan dibutuhkan tindakan dari manajemen.
Penyusutan peralatan pabrik
Sewa gedung pabrik
Sewa gedung perkantoran
Analisis Tindakan atas Pesanan Unik
Penjualan … ................................................................................................ $ 650
Biaya Hijau (Green):
Bahan Baku ................................................................................................ $ 13
Biaya pengiriman ....................................................................................... $ 25 $ 38
Marjin hijau (Green margin) ...................................................................... $ 612
Biaya Kuning (Yellow costs):
Tenaga kerja langsung ............................................................................... $ 50
Gaji pabrik tidak langsung ......................................................................... $ 1.145
Utilitas pabrik ............................................................................................. $ 72
Gaji administrasi ....................................................................................... $ 168
Depresiasi peralatan kantor ........................................................................ $ 15
Gaji pemasaran .......................................................................................... $ 175
Biaya penjualan ......................................................................................... $ 5 $ 1.630
Marjin Hijau (Yellow margin) $ (1.018)
Biaya Merah (Red costs):
Depresiasi peralatan pabrik ........................................................................ $ 96
Sewa bangunan pabrik ............................................................................... -
Sewa bangunan administrasi ...................................................................... - $ 96
Marjin Merah (Red margin) ........................................................................ $ (1.114)
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting
60
BAB V
RELEVANT COSTS DAN CAPITAL BUDGETING
1. BIAYA RELEVAN (RELEVANT COSTS)
Biaya atau manfaat relevan adalah biaya atau manfaat yang berbeda diantara
beberapa alternatif. Setiap biaya atau manfaat yang tidak berbeda diantara beberapa
alternatif merupakan biaya atau manfaat yang tidak relevan dan dapat diabaikan dalam
pengambilan keputusan. Biaya atau manfaat relevan biasa disebut sebagai biaya atau
manfaat diferensial.
Biaya dapat dihindari (avoidable costs) merupakan biaya yang dapat dieliminasi
pada saat pemilihan beberapa alternatif diantara alternatif yang lain. Avoidable costs
merupakan biaya relevan. Ada dua kategori besar biaya yang tidak pernah relevan dalam
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Biaya Tertanam (Sunk costs).
2. Biaya akan datang yang tidak berbeda diantara beberapa alternatif.
Langkah/tahap untuk membuat keputusan, adalah:
1. Mengeliminasi biaya dan manfaat yang tidak berbeda diantara beberapa alternatif.
2. Keputusan didasarkan pada biaya dan manfaat yang masih tersisa.
Penetuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai jenis
permasalahan. Terdapat beberapa macam keputusan dalam penerapan biaya relevan,
yaitu :
1. Keputusan menghentikan atau mempertahankan segmen/divisi
2. Keputusan membuat atau membeli
3. Keputusan pesanan khusus
4. Keputusan adanya sumber daya terbatas
5. Keputusan menjual langsung atau memproses lanjut
6. Keputusan penganggaran modal
1.1 KEPUTUSAN MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN
SEGMEN/DIVISI
Contoh: Produk Lini TV Digital perusahaan manufaktur “LGL” mengalami
kemunduran, sehingga tidak dilaporkan kedalam laba perusahaan. Laporan laba rugi lini
tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi Segmen—TV Digital
Penjualan ............................................................... $ 500.000
Dikurangi biaya variabel:
Biaya produksi variabel ..................................... $ 120.000
Biaya pengiriman variabel ................................. $ 5.000
Komisi ............................................................... $ 75.000 $ 200.000
Marjin Kontribusi .................................................. $ 300.000
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 61
Dikurangi biaya tetap:
BOP* ................................................................. 60.000
Gaji manajer lini ................................................ 90.000
Depresiasi peralatan** ....................................... 50.000
Iklan produk lini ................................................ 100.000
Sewa pabrik*** ................................................. 70.000
Biaya administrasi umum* ................................ 30.000 400.000
Rugi operasi bersih................................................ (100.000)
* Alokasi biaya umum (common costs) akan didistribusi ke produk lini lain bila
produk lini TV Digital dihentikan.
** Peralatan tersebut tidak memiliki nilai jual kembali dan tidak dapat dipakai lagi.
*** TV Digital diproduksi dengan menggunakan fasilitas sendiri.
Apakah perusahaan akan menghentikan atau mempertahankan produk lini tersebut?
Pendekatan pertama:
Bila perusahaan menghentikan lini ini, perusahaan dapat menghindari biaya tetap,
namun juga perusahaan akan kehilangan marjin kontribusi.
Penghitungannya adalah:
Marjin kontribusi yang hilang bila lini dihentikan ....... (300.000)
Dikurangi biaya tetap yang dapat dihindari:
Gaji manajer lini ........................................................ 90.000
Iklan produk lini ........................................................ 100.000
Sewa pabrik ............................................................... 70.000 260.000
Rugi bersih bila lini dihentikan ..................................... ( 40.000)
Produk lini TV Digital tidak akan dihentikan, karena bila dihentikan perusahaan akan
mengalami kerugian yang lebih besar, yaitu 40.000 per tahunnya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
• Depresiasi peralatan tidak relevan dalam pengambilan keputusan, karena
merupakan sunk costs.
• Biaya administrasi dan umum merupakan biaya yang tidak dapat dihindari, karena
bila produk lini ini dihentikan, biaya tersebut akan dialokasikan ke produk lini
yang lain.
Pendekatan kedua:
Solusi dari kasus ini juga bisa dilakukan dengan menyajikan laporan laba rugi
komparatif berikut ini:
Mempertahankan Menghentikan Perbedaan:
Produk Lini Produk Lini Kenaikan atau
TV Digital ($) TV Digital ($) (Penurunan) ($)
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 62
Penjualan ..................................................... 500.000 0 (500.000)
Dikurangi biaya variabel:
Biaya produksi variabel ........................... 120.000 0 120.000
Biaya pengiriman variabel....................... 5.000 0 5.000
Komisi….. ............................................... 75.000 0 75.000
Total biaya variabel .................................... 200.000 0 200.000
Marjin kontribusi ........................................ 300.000 0 (300.000)
Dikurangi biaya tetap:
BOP……. ................................................ 60.000 60.000 0
Gaji manajer lini ...................................... 90.000 0 90.000
Depresiasi ................................................ 50.000 50.000 0
Iklan produk lini ...................................... 100.000 0 100.000
Sewa pabrik ............................................. 70.000 0 70.000
Biaya administrasi umum ........................ 30.000 30.000 0
Total biaya tetap .......................................... 400.000 140.000 260.000
Rugi operasi bersih ..................................... (100.000) (140.000) (40.000)
1.2 KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI (MAKE OR BUY DECISION)
Keputusan yang berkaitan dengan apakah sesuatu dibuat sendiri atau membeli
dari pihak eksternal disebut sebagai keputusan membuat sendiri atau membeli.
Contoh: Perusahaan manufaktur “YON” membuat sendiri salah satu spare part yang
digunakan dalam proses produksi. Kos produk per unit adalah berikut:
Bahan baku ………………………………………. $ 9
Tenaga kerja langsung ............................................. $ 5
BOP Variabel ........................................................... $ 1
Depresiasi peralatan khusus* ................................... $ 3
Gaji supervisor ......................................................... $ 2
BOP Umum* ............................................................ $10
Total kos produk per unit ......................................... $ 30
* Termasuk dalam biaya tidak relevan
Dalam kasus ini Perusahaan manufaktur “YON” membagi biaya menjadi dua
yaitu yang relevan dan tidak relevan. Yang termasuk kedalam kategori kos produk
relevan adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, BOP variabel, Gaji supervisor.
Sedangkan, yang termasuk kedalam kategori biaya tidak relevan adalah
depresiasi peralatan khusus dan BOP umum, hal tersebut dikarenakan biaya
tersebut tidak mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan akan
membuat atau membeli.
Biaya di atas berdasar atas 20.000 unit per tahun. Harga yang ditawarkan oleh supplier
eksternal sebesar $ 25 per unit. Apakah tawaran tersebut diterima?
Solusi keputusan tersebut adalah berikut ini.
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 63
Total Biaya Diferensial
(20.000 unit)
Membuat ($) Membeli ($)
Harga beli dari supplier ............................................. 500.000
Bahan baku… ............................................................. 180.000
Tenaga kerja langsung ............................................... 100.000
BOP Variabel ............................................................. 20.000
Depresiasi peralatan (tidak relevan) ...........................
Gaji supervisor ........................................................... 40.000
BOP Umum (tidak relevan) ....................................... _______ _______
Total Biaya .. .............................................................. 340.000 500.000
Bedasarkan perhitungan diatas biaya unit relevan yang dapat dibandingkan adalah
sebesar $ 17 ($ 340.000/20.000 unit) untuk alternatif membuat sendiri dan $ 25 ($
500.000/20.000 unit) untuk alternatif membeli. Analisis menunjukan bahwa biaya
pembuatan produk dapat menghemat biaya sebesar $ 160.000 ($ 500.000 – $ 340.000)
dibandingkan dengan apabila perusahaan membeli produk tersebut. Jadi, tawaran dari
pemasok seharusnya ditolak.
1.3 KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS (SPECIAL ORDERS)
Pesanan khusus merupakan pesanan pada saat tertentu yang tidak mempengaruhi
penjualan normal perusahaan.
Contoh: Perusahaan manufaktur “CANDLE” menerima pesanan dari Perusahaan
“Pabrik” berupa produk lilin sebanyak 800 unit. Pesanan tersebut tidak mempengaruhi
produksi dan penjualan normal perusahaan. Berikut kos produk per unit:
Bahan baku… .................................... $ 1.35
Tenaga kerja langsung ……………. $ 0.15
BOP ……… ..................................... $ 0.80
Kos produk per unit........................... $ 2.30
BOP variabel per unit sebesar $ 0.05, BOP tetap sebesar $ 0.75 dan tidak mempengaruhi
pesanan khusus. Disamping itu ada tambahan biaya untuk membuat cetakan khusus,
sebesar $ 800. Selain itu, setiap produk ada tambahan sumbu khusus sebesar $ 0.20.
Perusahaan “Candle” diminta untuk membayar sebesar $ 2.95 per unitnya.
Bila pesanan tersebut diterima, apa pengaruhnya terhadap laba operasi bersih
perusahaan?
Solusi untuk pesanan khusus dapat dihitung berikut ini:
Hanya tambahan manfaat dan kos relevan yang dipertimbangkan untuk pengambilan
keputusan. BOP tetap yang ada tidak mempengaruhi pesanan, sehingga merupakan
biaya yang tidak relevan.
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 64
Per Unit ($) Total 800 Lilin ($)
Tambahan pendapatan ......................................... 2.95 2.360
Tambahan biaya:
Biaya variabel:
Bahan baku .................................................. 1.35 1.080
Tenaga kerja langsung ................................. 0.15 120
BOP variabel ............................................... 0.05 40
Sumbu khusus ............................................. 0.20 160
Total biaya variabel ......................................... 1.75 1.400
Biaya tetap:
Cetakan/tempat khusus ................................ 800
Total tambahan biaya .......................................... 2.200
Tambahan laba operasi bersih ............................. 160
Berdasarkan perhitungan di atas, apabila perusahaan menerima pesanan khusus maka
dapat menaikan laba sebesar $ 160 (800 unit x $ 0,20). Maka sebaiknya perusahaan
menerima pesanan khusus tersebut.
1.4 KEPUTUSAN ADANYA SUMBER DAYA TERBATAS
• Sesuatu yang menghambat perusahaan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan
(misalnya, profit) adalah kendala. Contoh: mesin tertentu tidak bisa memenuhi
kapasitas permintaan sekarang.
• Bila kendalanya suatu mesin sebagai pusat pengerjaan/produksi, maka kendala ini
sebagai bottleneck.
• Pada saat kapasitas mesin tidak mencukupi permintaan, maka produksi harus dibatasi.
Oleh karena itu perusahaan harus memutuskan produk mana yang akan dikurangi dan
berapa jumlahnya?
• Biaya tetap biasanya tidak dipengaruhi oleh keputusan penekanan produk untuk
memenuhi jangka pendek.
• Pada saat biaya tetap tidak dipengaruhi keputusan, maka memaksimalkan total
marjin kontribusi akan memaksimalkan profit.
• Total marjin kontribusi dimaksimalkan dengan memfokuskan produksi produk
yang memiliki marjin kontribusi per unit terbesar dikarenakan adanya sumber daya
terbatas.
Contoh: Perusahaan manufaktur “YJU” membuat dua produk, yaitu X dan Y. Kendala
sekarang adalah pada mesin N34. Data atas pembuatan produk adalah berikut ini:
X Y
Harga jual per unit ............................................ $ 60 $ 50
Dikurangi biaya variabel per unit ..................... $ 36 $ 35
Marjin kontribusi.............................................. $ 24 $ 15
Rasio marjin kontribusi .................................... 40% 30%
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 65
Permintaan produk per minggu (unit) .............. 2.000 2.200
Waktu proses yang diperlukan mesin N34
per unit ……………………………………… 1.0 menit 0.5 menit
Mesin N34 hanya bisa digunakan selama 2.400 menit per minggu, yang tidak
mencukupi untuk memenuhi permintaan kedua produk X dan produk Y. Manakah fokus
perusahaan terhadap kedua produk tersebut?
X Y
Marjin kontribusi per unit (a) ........................... 24 15
Kendala sumber daya yang diperlukan untk
memproduksi satu unit (b) ............................ 1.0 menit 0.5 menit
Marjin kontribusi atas sumber daya terbatas
(a) ÷ (b) ………….. ...................................... 24 per menit 30 per menit
• Produk Y harus diproduksi lebih banyak karena marjin kontribusi per unitnya lebih
besar dibanding produk X. Waktu satu menit dapat menghasilkan satu unit produk X
dengan marjin kontribusi 24, sedang untuk produk Y dapat menghasilkan dua produk
dengan marjin kontribusi sebesar 30.
1.4.1 ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS
Total waktu yang tersedia untuk mesin N34 (a) ........................ 2.400 menit
Rencana produksi dan penjualan produk Y ............................... 2.200 unit
Waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu unit .............. × 0.5 menit
Total waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk Y (b) ..... 1.100 menit
Waktu yang tersedia untuk memproses produk X (a) – (b) ....... 1.300 menit
Waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk X ..... ÷ 1 menit per
unit
Rencana produksi dan penjualan produk X ............................... 1.300 unit
HASIL ATAS RENCANA PRODUKSI TERSEBUT
X Y Total
Rencana produksi dan penjualan (unit) ..................... 1.300 2.200
Marjin kontribusi per unit ......................................... × 24 × 15
Total marjin kontribusi.............................................. 31.200 33.000 64.200
1.4.2 MENGELOLA KENDALA
Dengan adanya kendala, jika perusahaan menginginkan jumlah produk yang dihasilkan
lebih banyak maka dapat dilakukan cara berikut:
• Memproduksi hanya produk yang dapat dijual.
• Membayar tenaga kerja untuk lembur dalam mengatasi kendala pada mesin yang
terbatas.
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 66
• Memindahkan karyawan dari area yang tidak terjadi bottleneck ke area bottleneck.
• Merekrut karyawan atau membeli mesin pada area bottleneck.
• Men-subkontrakkan beberapa produksi yang mengalami bottleneck.
• Memfokuskan perbaikan bisnis internal pada bottleneck.
• Mengurangi produk cacat.
1.4.3 KOS PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT COSTS)
• Perusahaan yang menghasilkan beberapa produk akhir dari bahan baku tunggal
disebut sebagai produk bersama (joint products).
• Split-off point merupakan titik proses produksi dimana produk dapat diakui sebagai
produk yang terpisah.
• Joint cost digunakan untuk menjelaskan kos yang terjadi sampai produk itu
dipisahkan (split-off point).
• Proses lanjut atas produk bersama akan dilakukan bila setelah produk tersebut
dipisahkan, tambahan pendapatan lebih besar dibanding tambahan biaya.
1.5 KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LANJUT
(SELL OR PROCESSED FURTHER)
Contoh: Perusahaan Manufaktur “JKL” membeli gelondongan kayu untuk
menghasilkan produk setengah jadi lumber dan scrap. Produk lumber dapat dijual
langsung atau diproses lanjut menjadi produk jadi (misalnya mebel kayu), sedang scrap
dapat dijual langsung atau diproses lanjut menjadi produk jadi (misalnya aksesoris
kayu). Data berkaitan dengan produk bersama adalah berikut:
Per Gelondong
Lumber ($) Scraps ($)
Harga jual pada saat split-off point ........................ 140 5
Harga jual setelah proses lanjut ............................. 270 20
Alokasi biaya bersama ........................................... 176 24
Biaya setelah proses lanjut ..................................... 50 4
Analisis penjualan langsung atau diproses lanjut
Per Gelondong
Lumber ($) Scraps ($)
Harga jual setelah proses lanjut ............................. 270 20
Harga jual pada saat split-off point ........................ (140) (5)
Tambahan pendapatan ............................................ 130 15
Biaya proses lanjut ................................................. 50 4
Laba setelah proses lanjut ...................................... 80 11
Berdasarkan tabel di atas untuk produk Lumber, total pendapatan bersih pada titik pisah
(split off point) adalah $ 140, apabila diproses lebih lanjut maka total pendapatan sebesar
$ 270. Oleh karena itu pendapatan tambahan dari proses lebih lanjut adalah $ 130, biaya
pemrosesan tambahan sebesar $ 50. Oleh karena pendapatan naik sebesar $ 130 dan
biaya naik sebesar 50, maka laba bersih setelah proses lanjut adalah sebesar $ 80. Hal
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 67
tersebut berlaku demikian untuk produk Scraps yang akan mendapatkan laba bersih
pemrosesan lebih lanjut sebesar $ 11. Dengan demikian maka Perusahaan Manufaktur
“JKL” harus memproses lebih lanjut Lumber dan Scraps menjadi produk jadi.
1.6 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING
DECISIONS)
Perusahaan/organisasi bisnis sering kali dihadapkan dengan peluang atau
kebutuhan untuk melakukan investasi dalam suatu aset/proyek yang mencerminkan
komitmen jangka panjang. Sebagai contoh, perusahaan mungkin dihadapkan dengan
keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak dalam pabrik baru. Keputusan
untuk melakuan komitmen jangka tersebut merupakan contoh keputusan
penganggaran modal (capital budgeting decision).
1.6.1 KONSEP NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)
Nilai rupiah sekarang lebih tinggi dibanding dengan nilai rupiah dari tahun
sekarang karena rupiah sekarang dapat diinvestasikan yang akan mendapatkan
keuntungan dari hasil investasi tersebut.
• Perhitungan Bunga
Bila nilai rupiah P diinvestasikan sekarang pada bunga tahunan sebesar r,
maka pada tahun ke n akan didapat jumlah rupiah sebesar Fn dengan perhitungan
berikut:
Fn = P(1 + r)n
Contoh: Bila dana sebesar 100 diinvestasikan sekarang pada tingkat bunga 8%.
Berapa besar hasil investasi dua tahun mendatang?
F2 = 100(1 + 0.08)2
F2 = 116.64
Dana sebesar100 akan memperoleh hasil sebesar 16.64 dengan perhitungan berikut:
Deposito awal ...................................................... 100.00
Bunga—tahun pertama (100 × 0.08) ................... 8.00
Jumlah ……......................................................... 108.00
Bunga—tahun kedua (108 × 0.08) ...................... 8.64
Jumlah ……......................................................... 116.64
• Nilai Sekarang dan Nilai Mendatang (Present And Future Values)
Nilai investasi dapat dipandang dalam dua cara, yaitu nilai sekarang maupun
nilai di masa mendatang, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 68
• Nilai Sekarang (Present Value)
Present value adalah jumlah yang akan diterima di masa mendatang dengan
perhitungan berikut:
P = Fn* 1/(1 + r)n
Contoh: Obligasi mempunyai nilai 1000 untuk jangka waktu dua tahun. Berapa nilai
sekarang dari obligasi tersebut bila investor mendapat kembalian bunga sebesar 12%?
P = Fn* 1/(1 + r)n
P = 1000 (0.797)
P = 797
Beberapa hal yang perlu diketahui:
• Proses mendapatkan nilai sekarang dari aliran kas mendatang disebut
pendiskontoan. Kasus di atas dapat dijelaskan bahwa investor memiliki diskonto
sebesar 1000 dalam dua tahun dengan nilai sekarang sebesar 797.
• Bunga sebesar 12% yang digunakan untuk mendapatkan nilai sekarang disebut
dengan tarif diskonto (discount rate).
• Faktor nilai sekarang sebesar 0.797 dapat dihitung dengan menggunakan:
• Rumus (menggunakan kalkulator dengan tanda yx).
• Tabel Present Value.
• Tabel Present Value
Diambil dari tabel 14C-3 (Garrison, Noreen, Brewer, 2006):
( )
$1Present Value of $1; P =
n1+r
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 69
Periode . . . 11% 12% 13% . . .
1 0.901 0.893 0.885
2 0.812 0.797 0.783
3 0.731 0.712 0.693
4 0.659 0.636 0.613
5 0.593 0.567 0.543
Catatan:
• Faktor present value semakin menurun dengan semakin naiknya periode dan
tingkat bunga.
Beberapa investasi meliputi sejumlah aliran kas yang sama pada setiap akhir tahun.
Aliran kas yang sama ini disebut sebagai anuitas (annuity).
Contoh: Perusahaan manufaktur “XCV” membeli sebidang tanah yang akan dibayar
sebesar $ 1.000 selama lima tahun. Berapa nilai sekarang dari tanah tersebut bila
tingkat bunga sebesar 12%?
Tahun
Kas
dibayar\
($)
12% Faktor
(Tabel 14C-3)
Present
Value
1 1.000 0.893 893
2 1.000 0.797 797
3 1.000 0.712 712
4 1.000 0.636 636
5 1.000 0.567 567
3,605 3.605
Bila jumlah aliran kas per tahun sama perusahaan bisa menggunakan tabel present
value anuitas, dengan cara mengalikan proceed (aliran kas) tersebut dengan faktor
present value dari tabel tersebut (1.000 X 3.605= $ 3.605).
Present Value of an Annuity of 1
Periods . . . 11% 12% 13% . . .
1 0.901 0.893 0.885
2 1.713 1.690 1.668
3 2.444 2.402 2.361
4 3.102 3.037 2.974
5 3.696 3.605 3.517
Table 14C-4 dibuat dengan cara menambahkan ke bawah pada kolom tabel 14C-3:
12%
Periods Table 14C-3 Table 14C-4
1 0.893 0.893
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 70
2 + 0.797 1.690
3 + 0.712 2.402
4 + 0.636 3.037
5 + 0.567 3.605
2. PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
Capital budgeting berkaitan dengan perencanaan aliran kas keluar yang
mempunyai implikasi dalam jangka panjang, misalnya pembelian peralatan baru.
Sebelum mengambil keputusan untuk investasi modal, maka perusahaan terlebih dahulu
melakukan penganggaran modal. Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal.
Pertama, adalah proyek yang apabila diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh
terhadap arus kas proyek lainnya. Kedua, penganggaran modal yang mensyaratkan
perusahaan untuk memilih salah satu di antara alternatif yang saling meniadakan yang
menyediakan jasa dasar yang serupa.
2.1 METODE CAPITAL BUDGETING
Metode penganggaran modal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Diskonto aliran kas (discounted cash flow):
Metode ini merupakan metode yang mempertimbangkan nilai waktu uang
secara eksplisit.
a. Net present value method.
Metode ini merupakan selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan
nilai sekarang arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek.
b. Internal rate of return method.
Metode ini merupakan tingkat bunga yang menentukan nilai sekarang
dari arus kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek
tersebut.
2. Metode lain / Nondiskonto (nondiscounted cash flow):
Metode ini merupakan metode yang mengabaikan nilai waktu uang.
a. Payback method.
Metode ini mempertimbangkan waktu yang diperlukan oleh suatu
perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya.
b. Simple rate of return method.
Metode ini mengukur kelayakan suatu proyek dengan menggunakan laba,
bukan arus kas proyek.
Metode diskonto aliran kas meliputi pendiskontoan dari aliran kas, bukan laba operasi
bersih akuntansi. Ada dua tipe aliran kas, yaitu aliran kas keluar (cash outflow) dan
aliran kas masuk (cash inflow):
• Aliran kas keluar:
• Investasi awal.
• Kenaikan modal kerja.
• Perbaikan dan pemeliharaan.
• Tambahan biaya operasi.
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 71
• Aliran kas masuk:
• Tambahan pendapatan.
• Pengurangan biaya.
• Nilai sisa.
• Penarikan kembali modal kerja.
2.1.1 Metode Net Present Value
Net present value suatu investasi merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari
semua aliran kas masuk dengan nilai sekarang semua aliran kas keluar.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” ditawari kontrak selama lima tahun untuk
menyediakan spare part pada suatu perusahaan. Berikut data berkaitan dengan kontrak:
• Biaya dan pendapatan berkaitan dengan kontrak:
Kos peralatan . .............................................................................. 160.000
Modal kerja yang diperlukan ........................................................ 100.000
Perbaikan peralatan pada tahun ketiga ......................................... 30.000
Nilai sisa peralatan pada tahun kelima ......................................... 5.000
Pendapatan dan kos tahunan:
Penjualan spare part .................................................................. 750.000
Kos spare part ........................................................................... 400.000
Biaya operasi ............................................................................. 270.000
• Pada akhir tahun kelima modal kerja ditarik dari penggunaan sebesar 100.000.
• Tingkat bunga sebesar 10%.
Berdasar data tersebut, apakah kontrak diterima?
Pendapatan penjualan ..................................... 750.000
Dikurangi kos spare part ................................. 400.000
Dikurangi biaya operasi .................................. 270.000
Aliran kas masuk bersih tahunan .................... 80.000
Aliran 10% Present
Tahun Kas Faktor Value
Investasi peralatan ............................. Sekarang (160.000) 1.000 (160.000)
Modal kerja diperlukan ..................... Sekarang (100.000) 1.000 (100.000)
Aliran kas masuk .............................. 1-5 80.000 3.791 303.280
Perbaikan peralatan ........................... 3 (30.000) 0.751 (22.530)
Penarikan modal kerja ...................... 5 100.000 0.621 62.100
Nilai sisa peralatan ............................ 5 5.000 0.621 3.105
Net present value .............................. 85.955
\
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 72
2.1.2 Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate Of Return)
Internal rate of return (IRR) adalah tingkat pengembalian dari investasi selama
umur investasi tersebut. IRR dihitung dengan cara menentukan tingkat diskonto yang
memiliki nilai sekarang dari proyek sebesar nol.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” membeli mesin baru seharga 104.320 yang akan
menghemat biaya operasi per tahun sebesar 20.000 selama 10 tahun. Berapa besarnya
IRR?
Faktor dari IRR dapat dihitung berikut ini.
Dengan menggunakan tabel 14C-4, maka dapat ditentukan faktor IRR sebesar 5.216
untuk jangka waktu 10 tahun, maka tingkat bunganya sebesar 14%. Verifikasi tingkat
bunga ini dapat dihitung sebagai berikut:
14 % Present
Tahun Jumlah Faktor Value
Investasi yang diperlukan .. Sekarang (104.320) 1.000 (104.320)
Penghematan biaya per tahun 1-10 20.000 5.216 104.320
Net present value ............... 0
2.1.3 Biaya Modal Sebagai Alat Screening (Cost of Capital as A Screening Tool)
Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya modal sebagai tarif diskonto dalam
keputusan investasi. Biaya Modal (cost of capital) juga dapat digunakan sebagai alat
untuk screening suatu proyek investasi:
• Net present value (NPV) screening method
Biaya modal digunakan sebagai tarif (bunga) diskonto pada saat
menghitung net present value proyek. Bila suatu proyek memiliki NPV
negatif, maka proyek tersebut akan ditolak, kecuali ada faktor yang
menyebabkan proyek itu tetap dikerjakan, misalnya proyek pemerintah
untuk menangani kepentingan publik yang sangat mendesak.
• Internal rate of return (IRR) screening method
Biaya modal dibandingkan dengan IRR proyek. Bila IRR kurang dari
biaya modal, maka proyek tersebut ditolak kecuali adanya faktor lain.
2.1.4 NPV – Pendekatan Biaya Total (Net Present Value: Total-Cost Approach)
Contoh:
= Arus kas masuk bersih
$104,320 = = 5.216
$20,000
Faktor pengembalian internall
(IRR Factor)
Investasi yang disyaratkan
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 73
Perusahaan “Manufaktur” akan memutuskan untuk melakukan model ulang atau
mengganti dengan peralatan mesin cuci yang baru. Perusahaan menggunakan tarif
diskonto sebesar 10%. Data yang berkaitan dengan transaksi tersebut adalah:
Mesin cuci
baru
Mesin
cuci lama
Pendapatan tahunan ................................. 90.000 70.000
Biaya operasi kas tahunan ....................... 30.000 25.000
Aliran kas masuk bersih .......................... 60.000 45.000
10% Present
Tahun Aliran kas Faktor Value
Memasang mesin cuci baru:
Investasi awal .................................. skrg (300.000) 1.000 (300.000)
Nilai sisa peralatan lama.................. skrg 40.000 1.000 40.000
Penggantian sikat ............................. 6 (50.000) 0.564 ( 28.200)
Kas masuk bersih tahunan ............... 1-10 60.000 6.145 368.700
Nilai sisa peralatan baru .................. 10 7.000 0.386 2.702
Net present value ............................. 83.202
Model ulang mesin cuci lama:
Investasi awal .................................. skrg (175.000) 1.000 (175.000)
Penggantian sikat ............................. 6 (80.000) 0.564 ( 45.120)
Kas masuk tahunan .......................... 1-10 45.000 6.145 276.525
Nilai sisa peralatan lama.................. 10 0 0.386 0
Net present value ............................. 56.405
Selisih Net present value …………… 26.797
2.1.5 NPV – Pendekatan Biaya Incremenatal (Net Present Value: Incremental-
Cost Approach)
Pendekatan ini lebih sederhana dibanding pendekatan total. Dalam pendekatan
ini, hanya aliran kas yang berubah saja yang dihitung NPV-nya.
Contoh: Dengan menggunakan data sebelumnya, analisis dengan menggunakan
pendekatan incremental adalah berikut ini:
10% Present
Tahun Aliran kas Faktor Value
Kenaikan investasi dengan
menggunakan mesin baru ............... Skrg (125.000) 1.000 (125.000)
Nilai sisa peralatan lama .................... Skrg 40.000 1.000 40.000
Pengurangann pemasangan sikat ....... 6 30.000 0.564 16.920
Kenaikan aliran kas ............................ 1-10 15.000 6.145 92.175
Nilai sisa peralatan baru .................... 10 7.000 0.386 2.702
Selisih Net present value .................... 26.797
2.1.6 Keputusan Biaya Terendah: Pendekatan Biaya Total
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 74
Bila perusahaan akan memutuskan dua alternatif atau lebih pilihan berkaitan
dengan biaya, maka perusahaan dapat menggunakan NPV pendekatan biaya total.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” akan memutuskan untuk melakukan perbaikan truk
atau membeli truk baru. Tarif diskonto sebesar 10%, dengan menggunakan NPV
pendekatan total, maka analisisnya sebagai berikut:
10% Present
Tahun Aliran kas Faktor Value
Membeli truk baru:
Harga beli ........................................... Skrg (21.000) 1.000 (21.000)
Nilai sisa truk lama ............................. Skrg 9.000 1.000 9.000
Biaya operasi kas tahunan .................. 1-5 (6.000) 3.791 (22.746)
Nilai sisa truk baru ............................. 5 3.000 0.621 1.863
Present value ...................................... (32.883)
Mempertahankan truk lama:
Biaya turun mesin ............................... skrg (4.500) 1.000 (4.500)
Biaya operasi kas tahunan .................. 1-5 (10.000) 3.791 (37.910)
Nilai sisa truk lama ............................. 5 250 0.621 155
Present value ...................................... (42.255)
Selisih NPV atas pembelian truk baru ... 9.372
2.1.7 Keputusan Biaya Terendah: Pendekatan Biaya Incremental
Berdasar data sebelumnya, bila analisis keputusan menggunakan NPV pendekatan biaya
incremental, maka analisisnya berikut ini:
Aliran kas 10% Present
Tahun Faktor Value
Biaya incremental pembelian truk baru . Skrg (16.500) 1.000 (16.500)
Nilai sisa truk lama ................................ Skrg 9.000 1.000 9.000
Penghematan biaya operasi tahunan ...... 1-5 4.000 3.791 15.164
Perbedaan nilai sisa pada tahun ke 5 ..... 5 2.750 0.621 1.708
Selisih lebih NPV atas pembelian truk
baru ..................................................... 9.372
2.1.8 Peringkatan Proyek Investasi
Suatu perusahan kadang tidak memilki dana yang cukup untuk menerima semua
tawaran proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan keputusan preferensi berkaitan dengan
proyek yang akan diterima untuk menentukan proyek mana yang akan didanai.
Perusahaan dapat menggunakan beberapa metode untuk melakukan peringkatan proyek
tersebut, yaitu:
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 75
1. Internal rate or return (IRR). Bila metode ini digunakan, keputusan untuk
melakukan preferensi adalah: proyek akan diterima bila IRR lebih tinggi.
2. Net present value (NPV). Keputusan untuk melakukan preferensi adalah: proyek
akan diterima bila NPV positif atau indeks profitabiltas proyek lebih tinggi, bila
ukuran investasi tidak sama.
Contoh: Perusahaan “Manufaktur” mempertimbangkan dua proyek investasi berikut:
Proyek A Proyek B
Investasi yang diperlukan ............................ (600.000) (300.000)
Present value dari kas masuk ...................... 690.000 380.000
Net present value ......................................... 90.000 80.000
Walaupun NPV proyek investasi A lebih besar dari B, proyek tersebut tidak dapat
dibandingkan karena adanya perbedaan investasi. Oleh karena itu perlu indeks
profitabilitas proyek (project profitability index) untuk membandingkan dua investasi
yang ukurannya berbeda. Formulanya adalah:
$90,000Project A: = 0.15
$600,000
$80,000
Project B: = 0.27$300,000
2.2 METODE CAPITAL BUDGETING YANG LAIN
Selain metode NPV dan IRR, ada dua metode yang sering digunakan dalam
penganggaran modal yang tidak menggunakan diskonto aliran kas, yaitu payback
method dan simple rate of return method.
2.2.1 Metode Pengembalian (The Payback Method)
• Payback period merupakan lamanya waktu yang digunakan untuk menerima kembali
investasi awal dari suatu proyek.
• Semakin cepat biaya atas investasi kembali, maka investasi tersebut semakin baik.
• Metode ini sangat baik digunakan bila suatu proyek memiliki masa jangka pendek
dan tidak pasti.
• Metode ini dinyatakan dalam tahun, formulanya adalah berikut ini.
Contoh: Perusahaan Manufaktur akan memasang alat khusus baru di sebuah toko.
Estimasi tambahan pendapatan dan biaya berkaitan dengan pemasangan alat tersebut
adalah:
= Indeks profitabilitas proyek Investasi yang disyaratkan proyek
Net present value proyek
Periode pengembalian = Arus kas masuk tahunan bersih
Investasi yang disyaratkan
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 76
Penjualan ................................... 100.000
Dikurangi biaya variabel ........... 30.000
Marjin kontribusi ....................... 70.000
Dikurangi biaya tetap:
Asuransi ................................. 9.000
Gaji ......................................... 26.000
Depresiasi ............................... 15.000 50.000
Laba operasi bersih .................... 20.000
Kos alat khusus tersebut sebesar 150.000 dan memilki masa manfaat selama 10 tahun.
Mesin khusus yang lama dijual seharga 10.000. Perusahaan menghendaki payback
period selama 5 tahun atau kurang. Berikut analisis keputusan yang akan dilakukan:
Laba operasi bersih ............................................................ 20.000
Ditambah pengurangan selain kas, depresiasi .................... 15.000
Aliran kas bersih tahunan ................................................... 35.000
Investasi alat baru ............................................................... 150.000
Dikurangi nilai sisa mesin lama ......................................... 10.000
Investasi yang diperlukan ................................................... 140.000
2.2.2 Tingkat Imbal Hasil Sederhana (Simple Rate of Return Method)
Metode ini memfokuskan pada laba bersih akuntansi dan bukan pada aliran kas.
Formula metode ini adalah:
Ca\tatan: Kenaikan pendapatan dan biaya tidak hanya yang berkaitan dengan kas, namun
juga selain kas, misalnya biaya depresiasi. Metode ini mengabaikan nilai waktu uang
(time of money).
Contoh: Berdasar data di atas, maka simple rate of return dapat dihitung sebagai
berikut:
Kenaikan pendapatan tahunan ........................ 100.000
Kenaikan biaya tahunan ................................. 80.000
Payback period = Arus kas masuk tahunan bersih
$140,000 = = 4.0 tahun
$35,000
= Investasi awal
Penghematan biaya tahunan – Depresiasi biaya tahunan
Investasi yang disyaratkan
Tingkat imbal
hasil sederhana
Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting 77
Investasi awal ................................................. 140.000
$100,000 - $80,000Simple rate = = 14.3%
of return $140,000
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
78
BAB VI
INFORMASI UMUM DAN KASUS-KASUS MANAJERIAL
PADA PT SOLO MANDIRI
PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan PT Solo Mandiri didirikan pada tanggal 2 Agustus 1997 dengan
NPPKP: 01.123.456.1.526.001. Alamat perusahaan ini di Jalan Ir. Sutami No. 36 A
Surakarta 57126, nomor telepon dan nomor fax (phone number & fax number): (0271)
667886, dan alamat e-mail (e-mail address): [email protected]. Contact
person: Soloman.
Produk perusahaan ini adalah genting warna. Perusahaan memproses
produknya dengan menggunakan metode proses. Bahan baku yang digunakan untuk
membuat produk tersebut adalah semen dan pasir yang dibeli secara kredit belum
termasuk PPN 10%. Bahan pembantu yang digunakan adalah cat dan tiner yang dibeli
secara tunai dan ditambah PPN 10%.
Penjualan produk dilakukan secara kredit dengan jangka waktu pelunasan 30
hari. Transaksi penjualan dipungut PPN 10%. Penjualan kepada toko bangunan akan
diberikan komisi kepada toko tersebut sebesar 5% dari harga jual genting belum
termasuk PPN. Komisi dibayar oleh perusahaan pada tanggal penjualan.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Siklus akuntansi perusahaan ini seperti perusahaan komersial pada umumnya. Data
dan informasi tambahan terkait proses produksi antara lain:
1. Metode depresiasi yang digunakan adalah metode garis lurus dengan tarip 10% per
tahun. Pembebanan biaya depresiasi adalah sebagai berikut:
❖ Depresiasi mesin produksi dibebankan ke departemen produksi sesuai dengan
jenis mesin produksi yang digunakan oleh departemen yang bersangkutan.
❖ Depresiasi bangunan dialokasikan berikut ini. Bagian Administrasi Umum: 10%,
Bagian Pemasaran: 10%, Departemen Produksi: 80%.
2. Biaya Asuransi dibebankan ke: Bagian Administrasi Umum: 20%, Bagian
Pemasaran: 20%, Departemen Produksi: 60%.
3. Biaya Listrik dibebankan ke: Dept. Produksi: 80%, dan Bagian Administrasi Umum:
20%.
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
79
DAFTAR AKUN/REKENING
Berikut ini daftar akun dan saldo akun pada perusahaan PT Solo Mandiri pada
awal Desember 2007:
Daftar Akun Perusahaan PT Solo Mandiri
NO. KODE
AKUN NAMA AKUN SALDO
1 1-1000 Aktiva
2 1-1100 Aktiva Lancar
3 1-1102 Kas 148.720.000
4 1-1103 Piutang Dagang 33.000.000
5 1-1104 Piutang Karyawan 10.000.000
6 1-1105 Persediaan Bahan Baku 16.500.000
7 1-1106 Persediaan Bahan Pembantu 2.000.000
8 1-1110 Persediaan Barang Dalam Proses 31.700.000
9 1-1111 Persediaan Barang Jadi Genting Warna 25.170.000
10 1-1113 Persekot Asuransi 12.000.000
11 1-1114 Persekot PPN 3.600.000
12 1-1115 Persekot PPh 128.000.000
13 1-1200 Aktiva Tetap
14 1-1201 Tanah 150.000.000
15 1-1202 Bangunan 300.000.000
16 1-1203 Akumulasi Depresiasi Bangunan (72.500.000)
17 1-1204 Mesin Produksi 378.000.000
18 1-1205 Akumulasi Dep. Mesin Produksi (91.350.000)
19 1-1206 Kendaraan 180.000.000
20 1-1207 Akumulasi Depresiasi Kendaraan (43.500.000)
21 1-1208 Peralatan Kantor 12.000.000
22 1-1209 Akumulasi Dep. Perlt. Kantor (2.900.000)
Total Aktiva 1.220.440.000
23 2-2000 Kewajiban
24 2-2100 Kewajiban Lancar
25 2-2101 Utang Dagang 79.500.000
26 2-2102 Utang Wesel 100.000.000
27 2-2103 Utang Bunga 2.500.000
28 2-2104 Utang PPN 22.500.000
29 2-2105 Utang PPh 0
30 3-3000 Modal
31 3-3101 Modal 1.000.000.000
32 3-3102 Laba Ditahan 15.940.000
33 3-3102 Laba Tahun Berjalan 0
Total Kewajiban dan Modal 1.220.440.000
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
80
NO. KODE
AKUN NAMA AKUN
34 4-4000 Pendapatan
35 4-4101 Penjualan
36 5-5000 Harga Pokok Penjualan
37 5-5100 Harga Pokok Penjualan
38 6-5200 Biaya Produksi
39 6-5201 BDP – Bahan Baku
40 6-5202 BDP – Tenaga Kerja Langsung
41 6-5203 BDP – BOP
42 6-5300 Biaya Administrasi dan Umum
43 6-5331 Biaya Telepon
44 6-5332 Biaya Listrik
45 6-5333 Biaya Langganan Surat Kabar
46 6-5334 Biaya Gaji Karyawan
47 6-5335 Biaya Reparasi Alat Kantor
48 6-5336 Biaya Depresiasi Bangunan
49 6-5337 Biaya Depresiasi Alat Kantor
50 6-5338 Biaya Asuransi
51 6-5400 Biaya Pemasaran
52 6-5441 Biaya Iklan
53 6-5442 Biaya Komisi
54 6-5443 Biaya Angkut Penjualan
55 6-5444 Biaya Reparasi Kendaraan
56 6-5445 Biaya Depresiasi Bangunan
57 6-5446 Biaya Depresiasi Kendaraan
58 6-5447 Biaya Asuransi
59 6-5448 Biaya Pemasaran Lain-lain
60 8-6100 Pendapatan Di Luar Usaha
61 8-6101 Pendapatan Bunga
62 8-6102 Pendapatan Jasa Giro
63 8-6103 Pendapatan Lain-lain
64 9-6200 Biaya Di Luar Usaha
65 9-6201 Biaya Bunga
66 9-6202 Biaya Bank
67 9-6203 Biaya Lain-lain
68 9-9999 Laba/Rugi
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
81
Penjelasan Saldo Akun:
1. Piutang Dagang sebesar Rp33.000.000,00, terdiri atas:
NO. N A M A SALDO
1 Tuan Wahyu Widodo 4.950.000,00
2 Tuan Slamet Santoso 4.125.000,00
3 Tuan Budi Lelono 3.300.000,00
4 UD. Gemah Ripah 8.250.000,00
5 Toko Jaring Mas 12.375.000,00
Jumlah 33.000.000,00
2. Piutang Karyawan sebesar Rp10.000.000,00 adalah piutang Bapak Tukijo pada
tanggal 4 Nopember 2007.
3. Persediaan Barang Jadi sebesar Rp25.170.000,00 merupakan persediaan genting
sebanyak 30.000 buah @ Rp839,00.
4. Persekot Asuransi sebesar Rp12.000.000,00 merupakan asuransi kekayaan perusahaan selama 1 tahun terhitung 1 Juni 2007.
5. Persekot PPN sebesar Rp3.600.000,00 merupakan PPN Masukan bulan Desember
2007 yang dapat digunakan sebagai kredit pajak atas utang PPN bulan ini.
6. Persekot PPh sebesar Rp128.000.000,00 merupakan PPh pasal 25 selama 11 bulan
@ Rp32.000.000,00.
7. Utang Dagang sebesar Rp79.500.000,00 adalah utang kepada Pabrik Semen
(Pemasok).
8. Utang Wesel sebesar Rp100.000.000,00 adalah utang kepada Bank BAC jangka
waktu 4 tahun terhitung sejak tanggal 1 April 2007, dengan tingkat bunga 15%.
9. Utang Bunga sebesar Rp2.500.000,00 merupakan utang bunga atas utang wesel
kepada Bank BAC.
10. Utang PPN sebesar Rp22.500.000,00 merupakan PPN yang dipungut perusahaan
pada saat melakukan transaksi penjualan genting (PPN Keluaran).
11. Laporan Harga Produksi pada bulan Desember 2007 adalah berikut ini.
DATA PRODUKSI Unit Jumlah
Produk dalam proses (BDP) awal
Produk masuk proses bulan ini
Produk Jadi ditransfer ke Gudang
Produk akhir dalam proses (BK-70%)
40.000
200.000
218.000
22.000
240.000
240.000
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
82
PRODUK EKUIVALEN (PE) Biaya
Konversi
Produk Jadi ditransfer ke Gudang
Produk dalam proses akhir (70%X22.000)
Jumlah
218.000
15.400
233.400
PEMBEBANAN BIAYA
Keterangan Total Biaya PE Biaya/Unit
Harga Pokok BDP Awal 31.700.000 240.000 132
Biaya ditambahkan bulan ini
Biaya Bahan Baku 99.120.000 240.000 413
Biaya Tenaga Kerja Langsung: 58.885.000 228.000 252
Biaya Overhead Pabrik: 17.345.000 228.000 76
Total Biaya Dibebankan 207.050.000 873
PERHITUNGAN BIAYA
Keterangan Total
Harga Pokok Produk selesai (218.000)
Harga Pokok BDP akhir (22.000 unit)
190.314.000
16.736.000
Total Biaya yang diperhitungkan 207.050.000
TRANSASKI SELAMA BULAN DESEMBER 2007:
1. Penjualan yang dilakukan selama bulan Desember sebesar 195.000 genting @1.500,
= Rp292.500.000,00.
2. Pembelian bahan baku selama bulan ini sebesar Rp95.070.000,00 secara kredit.
3. Pembelian bahan pembantu sebesar Rp6.010.000,00.
4. Pelunasan piutang dari debitur sebesar Rp255.750.000,00.
5. Biaya komisi penjualan sebesar Rp13.500.000,00.
6. Biaya iklan sebesar Rp750.000,00.
7. Biaya langganan koran sebesar Rp100.000,00.
8. Pelunasan utang kepada supplier Rp156.372.000,00
9. PPh 25 selama 11 bulan Rp32.000.000,00.
10. Upah karyawan langsung pabrik Rp58.885.000,00.
11. Biaya listrik sebesar Rp4.000.000,00.
12. Biaya telpon Rp1.200.000,00.
13. Biaya pemeliharaan mesin Rp600.000,00.
14. Biaya angkut penjualan Rp600.000,00.
15. Biaya servis kendaraan kantor Rp125.000,00.
16. Biaya servis komputer Rp400.000,00.
17. Deviden diambil bulan ini sebesar Rp10.000.000,00.
18. Gaji mandor pabrik Rp2.875.000,00.
19. Gaji bagian administrasi dan umum Rp6.000.000,00.
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
83
20. Dipakai bahan baku selama bulan ini Rp99.120.000,00.
21. Dipakai bahan pembantu sebesar Rp4.920.000,00.
22. Biaya depresiasi bangunan, mesin, kendaraan, dan alat kantor.
23. Biaya asuransi.
24. Biaya bunga wesel.
KASUS 1: KLASIFIKASI BIAYA, PERILAKU BIAYA, HARGA POKOK
PRODUKSI, DAN LABA RUGI ASORPTION COSTING
Berdasar informasi dan transaksi di atas, Saudara sebagai asisten akuntan manajemen
internal perusahaan diminta:
1. Pisahkan biaya-biaya tersebut di atas menjadi biaya tetap, biaya variabel, maupun
biaya semi variabel dan manakah biaya-biaya tersebut yang termasuk biaya
produksi dan biaya nonproduksi!
2. Hitung berapa besar alokasi/distribusi biaya depresiasi, biaya asuransi dan biaya
listrik ke masing-masing bagian (bagian produksi, bagian administrasi dan umum,
dan bagian penjualan) dan hitung juga utang bunga wesel untuk bulan Desember
2007!
3. Hitung berapa besar biaya produksi, harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan untuk bulan Desember, bila persediaan akhir barang dalam proses sebesar
Rp16.736.000,00 dan persediaan akhir barang jadi sebesar Rp46.269.000,00!
4. Buatlah penghitungan laba rugi untuk bulan Desember dengan format absorption
(full) costing!
KASUS 2: VARIABLE COSTING DAN CVP ANALYSIS
Mengacu pada informasi PT Solo Mandiri dan penyelesaian kasus 1 di atas, Saudara
diminta:
1. Hitung berapa jumlah biaya variabel dan biaya tetap baik biaya produksi dan biaya
nonproduksi, bila ada jenis biaya semi variabel, dimasukkan kedalam kelompok
biaya variabel!
2. Buatlah penghitungan laba rugi untuk bulan Desember dengan format variable
costing!
3. Berapa rupiah dan berapa unit yang harus dijual perusahaan dalam keadaan BEP
(break-even point)!
4. Berapa besarnya margin of safety dan operating leverage pada bulan Desember!
5. Bila penjualan pada bulan Januari 2008 dapat meningkat sebesar 10%, berapa laba
perusahaan pada bulan Januari 2008!
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
84
KASUS 3: STANDARD COSTS DAN FLEXIBLE BUDGETS
Disamping perusahaan melakukan pembukuan dengan akuntansi komersial seperti pada
umumnya, PT Solo Mandiri pada bulan ini mencoba melakukan pengendalian biaya
dengan membuat biaya standar. Kartu biaya standar yang ditetapkan perusahaan adalah
berikut ini:
Biaya Standar untuk satu unit produk
(1 )
Kuantitas
atau jam
standar
(2)
Harga atau tarif
standar
(1) × (2)
Biaya
standar
Bahan baku ………………………….. 0.8 unit 500 per unit 400
Tenaga kerja langsung……………….. 0.25 jam 1.000 per jam 250
BOP variabel ......................................... 0.25 jam 180 per jam 45
BOP tetap…………….. ......................... 0.25 jam 160 per jam 40
Total biaya standar per unit ................... 735
Pada bulan ini dihasilkan 218.000 unit genting, dengan biaya bahan baku sebesar
Rp99.120.000, tenaga kerja langsung Rp58.885.000, BOP variabel Rp8.720.000, dan BOP tetap
sebesar Rp 8.625.000, dengan jumlah jam tenaga kerja selama 54.400 jam. BOP dibebankan ke
produk berdasar jam tenaga kerja langsung. Jam tenaga kerja normal untuk mengerjakan
sejumlah unit tersebut selama 55.400 jam (denominator).
Pada bulan Januari 2008, perusahaan memproduksi 250.000 unit, tarif BOP dan BOP aktual
yang terjadi adalah berikut ini:
No. Biaya Overhead Pabrik Tarif
BOP BOP Aktual
1 BOP variabel:
Biaya bahan pembantu 25 5.642.200
Biaya listrik 15 3.669.700
Biaya pemeliharaan mesin 5 688.000
Jumlah BOP variabel 45 9.999.900
2 BOP tetap:
Gaji mandor pabrik 2.875.000
Biaya depresiasi bangunan pabrik 2.000.000
Biaya depresiasi mesin 3.150.000
Biaya asuransi 600.000
Jumlah BOP tetap 8.625.000
Total BOP 18.642.900
Berdasar informasi dan data tersebut, diminta:
1. Buatlah analisis varian dari masing-masing biaya produksi!
2. Buatlah Laporan Kinerja BOP, bila pada bulan Januari 2008 diproduksi 250.000
unit!
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
85
KASUS 4: ABC SYSTEMS
Akuntan manajemen PT Solo Mandiri pada bulan ini menghendaki analisis produk
menggunakan sistem ABC. Saudara sebagai asisten akuntan manajemen diminta untuk
menyiapkan perhitungan kos produk dengan menggunakan sistem ABC berdasar data
yang ada sebelumnya, dengan tambahan informasi berikut:
Pool Biaya Aktivitas pada PT Solo Mandiri
Pool Biaya Aktivitas Ukuran Aktivitas Total Aktivitas
Pesanan Konsumen Jumlah pesanan konsumen 10 konsumen
Desain Produk Jumlah desain produk 5 desain
Ukuran Pesanan Jam tenaga kerja langsung 54.400 jam TKL
Hubungan Pelanggan Jumlah pelanggan aktif 100 pelanggan
Lainnya Tidak dapat diterapkan
Jenis Biaya Jumlah Total
Departemen Produksi
Biaya bahan pembantu 4.920.000
Biaya listrik 3.200.000
Biaya pemeliharaan mesin 600.000
Gaji mandor pabrik 2.875.000
Biaya depresiasi bangunan pabrik 2.000.000
Biaya depresiasi mesin 3.150.000
Biaya asuransi pabrik 600.000
Jumlah 17.345.000
Departemen administrasi dan Umum:
Biaya langganan koran 100.000
Biaya telpon 1.200.000
Biaya servis komputer 400.000
Gaji administrasi dan umum 6.000.000
Biaya depresiasi bangunan kantor 250.000
Biaya depresiasi peralatan kantor 100.000
Biaya asuransi 200.000
Biaya bunga wesel 1.250.000
Biaya listrik 800.000
Jumlah 10.300.000
Biaya pengiriman (bisa dilacak langsung ke konsuman) 600.000
Departemen Penjualan (Pemasaran):
Biaya komisi penjualan 13.500.000
Biaya iklan 750.000
Biaya depresiasi kendaraan 1.500.000
Biaya depresiasi bangunan 250.000
Biaya servis kendaraan 125.000
Biaya asuransi 200.000
Jumlah 16.325.000
T o t a l 44.570.000
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
86
Aktivitas
Jenis Biaya Pesanan
Konsumen
Desain
Produk
Ukuran
Pesanan
Hubungan
Pelanggan Lainnya Total
Departemen Produksi:
Biaya bahan pembantu 10% 10% 80% 0% 0% 100%
Biaya listrik 10% 15% 70% 5% 0% 100% Biaya pemeliharaan mesin 0% 10% 80% 0% 10% 100% Gaji mandor pabrik 25% 40% 20% 10% 5% 100%
Biaya depresiasi bangunan pabrik 20% 0% 60% 0% 20% 100%
Biaya depresiasi mesin 20% 0% 60% 0% 20% 100%
Biaya asuransi pabrik 20% 0% 60% 0% 20% 100%
Departemen administrasi dan Umum:
Biaya langganan koran 15% 5% 10% 30% 40% 100%
Biaya telpon 15% 5% 10% 30% 40% 100%
Biaya servis komputer 15% 5% 10% 30% 40% 100%
Gaji administrasi dan umum 15% 5% 10% 30% 40% 100%
Biaya depresiasi bangunan kantor 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Biaya depresiasi peralatan kantor 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Biaya asuransi 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Biaya bunga wesel 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Biaya listrik 30% 0% 0% 25% 45% 100%
Biaya pengiriman (bisa dilacak langsung ke
konsuman)
Departemen Penjualan (Pemasaran):
Biaya komisi penjualan 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya iklan 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya depresiasi kendaraan 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya depresiasi bangunan 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya servis kendaraan 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Biaya asuransi 20% 10% 0% 60% 10% 100%
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
87
Pada bulan ini ada pesanan genting spesial, dengan informasi berikut ini.
1. Produk ini memerlukan 2 (dua) desain baru.
2. Pesanan sebanyak 5.000 unit, dengan 2 kali pemesanan.
3. Waktu memproduksi 0,5 jam tenaga kerja per unit, total 2.500 jam mesin.
4. Harga jual per unit sebesar Rp2.000,00.
5. Bahan baku per unit Rp455.
6. Tenaga kerja langsung per jam sebesar 1.082.
7. Biaya pengiriman untuk dua kali pemesanan sebesar Rp2,5 per unit.
Berdasar informasi tersebut, Saudara diminta menghitung kos produk dengan sistem
ABC dan membandingkan dengan penghitungan tradisional dengan tahap-tahap berikut
ini:
1. Hitung alokasi pertama (first-stage allocation) ke pool biaya aktivitas!
2. Hitung tarif aktivitas!
3. Hitung BOP ke produk dengan berdasar tarif aktivitas tersebut!
4. Lakukan analisis profitabilitas produk (marjin produk) dan analisis profitabilitas
konsumen (marjin konsumen)!
5. Buatlah komparasi penghitungan kos produk per unit , marjin produk baik berdasar
sistem ABC maupun sistem tradisional!
KASUS 5: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGHENTIKAN ATAU
MEMPERTAHANKAN DIVISI/SEGMEN
Pada bulan Desember 2007, ada dua divisi PT Solo Mandiri, yaitu cabang Karanganyar
dan Sragen mengalami kemunduran usaha. Berikut laba rugi bulan Desember 2007 pada
cabang Karanganyar dan Sragen:
Penghitungan Laba Rugi Divisi: Karanganyar Sragen
Penjualan ............................................................... 2.000.000 2.500.000
Dikurangi harga pokok penjualan:
Biaya produksi variabel ..................................... 480.000 500.000
BOP tetap ........................................................... 240.000 250.000
Depresiasi peralatan pabrik ............................... 100.000 150.000
Sewa pabrik ....................................................... 400.000 300.000
Harga pokok penjualan ……………………… 1.220.000 1.200.000
Laba kotor ……………………………………… 780.000 1.300.000
Dikurangi biaya operasi:
Biaya pengiriman variabel ................................. 20.000 100.000
Komisi penjualan (variabel) .............................. 300.000 500.000
Gaji manajer divisi ............................................ 400.000 400.000
Iklan produk divisi ............................................. 500.000 500.000
Biaya administrasi umum .................................. 120.000 200.000
Jumlah biaya operasi ………………………….. 1.340.000 1.700.000
Rugi operasi bersih................................................ (560.000) (400.000)
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
88
Berdasar data di atas, saudara diminta melakukan analisis apakah kedua divisi tersebut
dihentikan atau dipertahankan, dengan analisis sebagai berikut:
1. Untuk divisi Karanganyar, buatlah analisis dengan pendekatan marjin kontribusi!
2. Untuk divisi Sragen, buatlah analisis dengan penghitungan laba rugi komparasi, bila
divisi tersebut dipertahankan dan bila divisi tersebut dihentikan!
KASUS 6: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI
PT Solo Mandiri pada bulan Januari 2008 menghadapi dua pilihan, yaitu membeli spare
part alat cetak genting atau membuat sendiri spare part tersebut. Kebutuhan spare part
tersebut selama setahun kedepan sebanyak 100 unit. Harga spare part apabila
perusahaan membeli dari luar (supplier) seharga Rp45.000. Kos produk per unit, bila
perusahaan membuat sendiri adalah berikut ini:
Bahan baku ………………………………………. 15.000
Tenaga kerja langsung ............................................. 10.000
BOP Variabel ........................................................... 15.000
BOP Tetap … ........................................................... 10.000
Gaji supervisor umum .............................................. 8.000
Total kos produk per unit ......................................... 58.000
Dari data di atas, menurut Saudara apakah kebutuhan spare part tersebut sebaiknya
dibeli dari supplier atau dibuat sendiri?
KASUS 7: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK
PESANAN KHUSUS
Pada bulan Januari 2008, PT Solo Mandiri memproduksi sejumlah 250.000 unit genting
dengan harga jual sebesar Rp2.500,00. Pada bulan ini ada pelanggan yang memesan
diluar produksi reguler sejumlah 50.000 genting dengan harga per unit Rp1.800,00. Kos
produk per unit adalah berikut ini:
Bahan baku Rp455
Tenaga kerja langsung 1.082
BOP variabel 45
BOP tetap per bulan 418
Kos per unit Rp2.000,00
Berdasar data tersebut, Saudara diminta untuk menganalisis dengan pendekatan marjin
kontribusi, apakah pesanan genting sebanyak 50.000 buah tersebut diterima, dengan
memperhitungkan produksi reguler, bila kapasistas produksi belum maksimal?
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
89
KASUS 8: KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LANJUT
Pada bulan Pebruari 2008, PT Solo Mandiri memproduksi genting dan batako. Jumlah
genting yang diproduksi sebanyak 200.000 genting, sedang batako yang diproduksi
sebanyak 300.000 buah. Harga jual genting per unit sebesar Rp2.500,00 sedang harga
jual batako per unit sebesar Rp1.000,00. Biaya produksi bersama (joint cost) selama
bulan Pebruari 2008 adalah sebagai berikut:
Bahan baku Rp15.100.000
Tenaga kerja langsung 324.600.000
BOP 138.000.000
Kos produksi Rp477.700.000,00
Bila genting yang selesai diproduksi, diproses lanjut membutuhkan biaya tambahan
sebesar Rp600,00 per unit dengan harga jual Rp3.000,00, sedang untuk batako
membutuhkan biaya sebesar Rp300,00 per unit dengan harga jual Rp1.500,00. Berdasar
informasi tersebut Saudara diminta:
1. Hitung besar biaya produksi, laba rugi masing-masing produk dan kos produk per
unit pada saat split-off point untuk masing-masing produk, baik genting maupun
batako dengan memperhatikan jumlah yang diproduksi dan harga jual masing-
masing produk!
2. Keputusan apa yang Saudara ambil, apakah kedua produk tersebut dijual langsung
setelah proses produksi selesai atau diproses lanjut untuk mengoptimalkan laba
perusahaan (analisislah masing-masing produk, baik genting maupun batako)!
KASUS 9: KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PROYEK BARU
PT Solo Mandiri pada awal tahun 2008 ditawari proyek baru dari PT Kontraktor untuk
menyediakan genting istimewa selama 5 (lima tahun). Genting tersebut diproduksi setiap
tahun sebanyak 600.000 genting. Untuk memenuhi tawaran tersebut perusahaan
memerlukan investasi mesin cetak khusus seharga Rp10.000.000. Berikut pendapatan
dan biaya yang terjadi apabila proyek itu dikerjakan.
Kos peralatan . .............................................................................. Rp10.000.000
Modal kerja yang diperlukan ........................................................ 20.000.000
Perbaikan peralatan pada tahun ketiga ......................................... 3.000.000
Nilai sisa peralatan pada tahun kelima ......................................... 2.500.000
Pendapatan dan kos tahunan:
Harga jual per unit..................................................................... 3.000
Kos produk per unit .................................................................. 2.500
Biaya operasi per tahun ............................................................. 290.000.000
Pada akhir tahun kelima modal kerja ditarik sebesar 20.000.000, tingkat bunga sebesar
12% per tahun. Berdasar data tersebut, apakah tawaran proyek tersebut diterima bila
digunakan analisis dengan pendekatan net present value (NPV)!
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
90
KASUS 10: KEPUTUSAN MEMBELI MESIN BARU ATAU MEMPERBAIKI
MESIN LAMA
Pada awal tahun 2008, PT Solo Mandiri mempertimbangkan untuk mengganti mesin
cetak dengan mesin baru atau memperbaiki mesin cetak lama untuk mengerjakan proyek
selama 5 tahun, tingkat bunga 12% per tahun. Data dan transaksi berkaitan dengan
keputusan tersebut adalah berikut ini.
Mesin baru Mesin lama
Pendapatan tahunan ................................. 1.800.000.000 1.600.000.000
Biaya operasi kas tahunan ....................... 1.790.000.000 1.592.000.000
Aliran kas masuk bersih .......................... 10.000.000 8.000.000
Investasi awal …………………………. 20.000.000 10.000.000
Nilai sisa peralatan lama skrg ………… 5.000.000
Nilai sisa akhir proyek ……………….. 2.500.000 1.000.000
Perbaikan pada tahun ketiga………….. 2.000.000 3.000.000
Berdasar data tersebut, apakah keputusan Saudara mengganti mesin cetak baru atau
memperbaiki mesin cetak yang lama dengan menggunakan net present value (NPV)
pendekatan biaya total?
KASUS 11: PERINGKATAN PROYEK INVESTASI
PT Solo Mandiri pada bulan Pebruari 2008, ditawari dua proyek untuk mensuplai
genting pada dua developer, yaitu PT Kontraktor dan PT Bangun Terus. Oleh karena
dana perusahaan terbatas, perusahaan harus memilih salah satu dari proyek tersebut.
Tingkat bunga sebesar 12%. Umur proyek bila menerima tawaran dari PT Kontraktor
selama 5 tahun, sedang PT Bangun Terus selama 4 tahun. Berikut data yang dapat
digunakan untuk menentukan keputusan mana yang harus diambil untuk dilakukan
sehubungan dengan dana yang terbatas:
PT Kontraktor PT Bangun Terus
Investasi awal …………………………. 25.000.000 15.000.000
Aliran kas masuk bersih per tahun .......... 10.000.000 6.000.000
Kos peralatan …………………………. 10.000.000 10.000.000
Perbaikan pada tahun ketiga………….. 2.000.000 3.000.000
Nilai sisa akhir proyek ……………….. 2.500.000 4.000.000
Saudara diminta untuk menganalisis kedua tawaran proyek tersebut untuk menentukan
keputusan mana yang harus diambil bila dana perusahaan terbatas (gunakan analisis net
present value (NPV) dan indeks profitabilitas proyek /project profitability index)!
Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri
91
KASUS 12: KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN METODE PAYBACK
Berdasar informasi pada kasus 11, apakah investasi untuk mengerjakan proyek dari PT
Bangun Terus akan dilakukan apabila perusahaan menghendaki payback selama 3
tahun!
KASUS 13: KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN SIMPLE RATE OF RETURN
PT Solo Mandiri pada bulan ini mencoba untuk mempertimbangkan proyek dengan
menggunakan metode simple rate of return. Tingkat bunga sebesar 12%. Berikut data
yang digunakan untuk menganalisis proyek tersebut:
Pendapatan awal tahun tahun ......................... 100.000.000
Pendapatan akhir tahun tahun ......................... 250.000.000
Biaya awal tahun ………………………….. 50.000.000
Biaya akhir tahun ............................................ 150.000.000
Investasi awal ................................................. 700.000.000
Saudara diminta menganalisis proyek tersebut diterima atau tidak dengan menggunakan
metode simple rate of return!