1
RANCANG BANGUNpembangunan pertanian perdesaan
Balai Pengkajian Teknolgi Pertanian Provinsi Jawa Tengah Departemen Pertanian
2
Pendahuluan ± 54 % penduduk Indonesia bermukim di perdesaan
(sensus penduduk 2006) Perdesaan menjadi tempat tumpuan mata
pencaharian tempat produksi pangan (beras, jagung, kedele, ubikayu dst),ternak, buah-buahan dst
Perdesaan adalah andalan konservasi lingkungan dan sumber daya alam (mata air, bio energy, keanekaragaman hayati)
Sumberdaya perdesaan merupakan aset yang sangat berharga dan strategis untuk menjamin, menyediakan tenaga kerja, mata pencaharian, sumber pangan, kelestarian lingkungan, pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan (pendapatan, lingkungan nyaman)
3
Perencanaan pembangunan pertanian
Kebijakan pembangunan berorientasi pada kepentingan masyarakat banyak
Pola top down dan sentralistik menjadi pola bottom up dan desentralistik
Partisipasi masyarakat, peranannya lebih dominan
4
Tiga komponen pembangunan
Sedikitnya terdapat 3 komponen penting yang selalu terlibat dalam perencanaan dan pembinaan perdesaan, yaitu :
perencana (policy maker) agent masyarakat sasaran (adopters)
5
Tiga macam pendekatan perencanaan pembangunan desa
Mobilisasi Partisipatif Akulturatif Rancang bangun dibuat
dengan pendekatan partisipatif
6
Pengertian
Rancang bangun = design; arsitektur; bentuk; formasi; komposisi; konstruksi
Rancangan = konsep; coret-coret, planing, rencana, design draft, sketsa
Merancang = merencanakan, memolakan, mendesain, mengkonsep
7
Programa Penyuluhan Pertanian
Rencana kerja kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi petani nelayan dan masyarakat pertanian dengan mempertimbangkan potensi wilayah dan program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun
8
Manfaat Rancang Bangun
Sebagai Acuan dan arahan atau pegangan dalam membangun Agribisnis
Memberikan gambaran komprehensif ttg program/ kegiatan yang akan dilaksanakan
Sebagai bahan advokasi utk mendapatkan program yang dibutuhkan
Memudahkan & acuan dalam Monev untuk perbaikan
9
TAHAPAN MEMBUAT RANCANG BANGUN
Membentuk Tim Penyusun (multi disiplin) Identifikasi wilayah/ desa dengan metode PRA
- melibatkan seluruh kelompok masyarakat yg mrpk representasi masyarakat desa - masyarakat setempat mrpk pelaku utama dalam pengenalan situasi,
memilih jenis inovasi yang dikembangkan, dan merumuskan pentahapan
kegiatan inovasi, sebagai nara sumber dalam memahami potensi dan
permasalahan mereka
- tim penyusun berperan sebagai pembantu masyarakat dalam memahami
situasi, menganalisis situasi, dan mengambil keputusan atau kebijakan
yang akan dilaksanakan
Menyusun roadmap dan tahapan pelaksanaan kegiatan
Menyusun dokumen rancang bangun
10
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang- Gambaran/latar belakang - Posisi strategis desa
1.2. Tujuan
1.3. Ruang lingkup
OUTLINE RANCANG BANGUN
11
II. KONDISI AWAL DESA 2.1. Lokasi
- Posisi geografis dan administrasi
- Luasan wilayah, elevasi
2.2. Potensi SDL dan Iklim (dilengkapi peta )
- Bentuk wilayah
- Penggunaan lahan
- Tanah
- Iklim
- Kesesuaian lahan
2.3. Kondisi Sosial Ekonomi
- Jumlah penduduk - Tenaga kerja
- Mata pencaharian, - Pendapatan RT
- Aksesibilitas
2.4. Simpul kritis : masalah utama dalam kaitannya
dg perekonomian masy. dan pembangunan daerah
12
III. KONDISI DESA YANG DIHARAPKAN - Peta arahan dan rekomendasi hasil PRA, baseline
survey, dan evaluasi SDL (sistem usahatani dan komoditas)
- Model Sistem usaha yang akan dibangun/dikembangkan
- Kelembagaan agribisnis
13
IV. INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Komoditas dan teknologi inovasi :
- Komoditas unggulan - Inovasi teknologi yang akan diintroduksikan - Rencana/ tahapan4.2. Inovasi kelembagaan :
- Kelembagaan yang ada - Kelembagaan yang akan ditumbuhkan sesuai kebutuhan, - Rencana/tahapan
14
V. ROADMAP Persentase (%) target capaianTahapan kegiatan per tahun dan output antara dari
masing-masing kegiatan
VI. KEBUTUHAN PROGRAM PEMBANGUNAN
VII. JARINGAN KERJASAMA
VIII. ORGANISASI PELAKSANA
IX. PENDANAAN
X. EVALUASI DAN PELAPORAN
XI. PENUTUP
15
POTENSI DESA
Potensi SD Lahan : - Lahan kering (tegalan) : 201 ha - Sawah irigasi teknis : 50 ha - Sawah tadah hujan : 24 ha
Sumberdaya air: - Sungai : 1 buah
- Mata air : 22 Buah Demografi : - Penduduk : 3690 orang - Petani : 2644 orang - Buruh tani : 64 orang - Jumlah KK : 945 KK
16
Belukar (77 ha)
K. campuran (565 ha)
Sawah (177 ha)
Tegalan(98 ha)
Penggunaan Lahan
17
POTENSI PERTANIAN
Tanaman hortikultura• Jambu biji, pisang• mangga,
Tanaman pangan• Jagung, padi gogo, • Ubi kayu• Kacang tanah
Tanaman perkebunan & industri
• Kelapa• Bambu
Ternak• Kambing• Ayam buras
18
Komoditas Utama Pilihan Petani
hortikultura• Jambu biji• Pisang
pangan• Jagung • Padi gogo • Kacang tanah
perkebunan• Kelapa
Ternak• Kambing
19
PERMASALAHAN PETANI
Permasalahan Alternatif Inovasi
kualitas hasil beragam populasi masih rendah hama lalat buah harga jual rendah
penanganan panen, pasca panen sortasi
grading perbaikan kultur teknis introduksi varietas pengendalian OPT ramah lingkungan
(perankap lalat buah) teknologi pengolahan hasil sirup, juice
Jambu Biji Merah
20
Lanjutan :Komoditas Permasalahan Alternatif Inovasi
Pisang
Produktivitas rendah Jenis beragam
Perbaikan budidaya (pemupukan, penjarangan anakan) Introduksi varietas pisang olahan
Kelapa produktivitas nira rendah produktivitas tenaga kerja
rendah
Perbaikan kultur teknis (pemupukan) penumbuhan kelompok
pengolahan
21
Lanjutan :Komoditas Permasalahan Alternatif Inovasi
Jagung produktivitas rendah (var.lokal, hama/ penyakit) pemodalan
Introduksi jagung unggul komposite. Optimasi populasi
tanaman
Padi gogo produktivitas rendah hama dan penyakit
Perbaikan kultur teknis
(PTT padi gogo) Introduksi var. unggul
22
Komoditas Permasalahan Alternatif Inovasi
Ternak kambing
ketersediaan HPT pd MK kurang dan manajemen pemberian buruk skala usaha rendah,
sambilan tdk intensif produktivitas rendah,
kualitas induk kurang baik
teknologi pakan (silase,fermentasi) teknologi perbibitan (introduksi pejanta unggul) perbaikan manajemen pemeliharaan pengelolaan pupuk kandang
23
Komoditas Permasalahan Alternatif Inovasi
Pengolahan hasil dan pasca panen
harga produk yang rendah
pasokan bahan baku tdk terjamin
peningkatan kualitas, packing promosi, peningkatan akses pasar fasilitasi temu usaha
24
Kelembagaan Permasalahan Alternatif Inovasi kelompoktani tidak berfungsi optimal belum ada kelembagaan penyedia input produksi KUD tdk berfungsi sbgmn mestinya
pemberdayaan kelompok (fasilitasi), penumbuhan Gapoktan/
KUAT
25
TUJUAN Masyarakat sejahtera, pertanian berkelanjutan, lingkungan lestariPendapatan petani 100 % 115 % 125 % 160 % 175 %
Indikator Agribisnis Kondisi Awal Peningkatan kegiatan
agribisnis
Agribisnis industrial terbatas
Agribisnis industrial
menyeluruh
Agibisnis berkelanjutan
Penyerahan ke daerah
Pengembangan
Pemantapan agribisnis
Pembinaan
Kegiatan - Sosialisasi program di daerah
- PRA, dan Baseline survei
- Perencanaan (rancang bangun, roadmap)
- Implementasi inovasi (buah2an, peternakan, tan. pangan)
- Pembentukan/penguatan kelembagaan agribisnis
- Pembinaan kelompok tani dan lembaga input serta output.
- Peningkatan kapasitas SDM (pelatihan, studi banding)
- Pembentukan klinik agribisnis
- Pengembangan model kerjasama kelembagaan agribisnis
- Rintisan industri pengolahan jambu biji merah
- Aplikasi introduksi teknologi (Budidaya dan pasca panen)
- Rintisan integrasi agribisnis (kambing, tanaman pangan, tanaman buah).
- Pemantapan model kerjasama kelembagaan agribisnis
- Pengembangan indstri pengolahan teknologi(Budidaya dan pascapanen)
- Pemantapan diversifikasi usaha komoditas
- Pengembangan integrasi agribisnis (kambing, pangan, buah,).
- Inisiasi kerjasama pengolahan produk pertanian dan promosi
- Pengmbangan industri pengolahan produk pertanian
- Pemantapan kerjasama industri pengolahan produk pertanian
- Pemantapan manajemen produksi ternak kambing (Village Breeding Center)
- Model agribisnis usahatani berbasis jambu biji merah dan kambing potong secara terintegrasi.
Persiapan
Tahapan Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
ROAD MAP PRIMA TANI KAB. BANJARNEGARA TAHUN 2005-2009
26
KEGIATAN LABORATORIUM AGRIBISNIS PRIMA TANI KAB. BANJARNEGARATAHUN 2005-2009
KEGIATANTAHUN KEGIATAN
2005 2006 2007 2008 2009
Pembangunan kelembagaan
Pembentukan Klinik Agribisnis
Pembentukan KUAT
Operasionalisasi Klinik Agribisnis
Operasionalisasi KUAT
Operasionalisasi Klinik Agribisnis
Penyempurnaan manajemen KUAT
Operasionalisasi Klinik Agribisnis
Rintisan KUAT PERUSDA
Klinik Agrbisnis Mandiri
PERUSDA
Pengembangan kapasitas SDM petani
Studi banding perbibitan kambing PE di Kaligesing, Purworejo
Studi banding ke Industri Pengolahan Jambu Biji Merah di Cirebon
Sekolah Lapang (SL) pengembangan jambu biji merah
Sekolah lapang (SL) manajemen usaha ternak kambing
Pelatihan manajemen Organisasi KUAT
Pendampingan penerapan hasil SL pengembangan jambu biji
Pendampingan penerapan hasil SL manajemen usaha ternak kambing
Pendampingan manajemen Organisasi KUAT
Pembinaan dan pengembangan kewirausahaan.
Pengembangan model agribisnis terpadu berbasis jambu biji merah
Promosi dan penyerahan kegiatan kepada PEMDA
Unit percontohan Inovasi Teknologi
Unit percontohan usaha ternak kambing PE skala rumah tangga (8:1)
Introduksi kandang panggung
Introduksi padi gogo varietas Situ Patenggang dan Limboto
Introduksi jagung komposit varietas Srikandi Kuning
Introduksi jambu biji merah varietas Getas
Penambahan unit percontohan usaha ternak kambing
Manajemen pakan, reproduksi, dan pengolahan limbah ternak kambing
Penambahan populasi jambu biji merah dan pemeliharaannya.
Inisiasi unit usaha pengolahan jambu biji merah (termasuk alat prosesing)
Pengembangan usaha criping pisang
Inovasi teknologi budidaya padi gogo, jagung, dan pisang
Pemantapan manajemen usaha agribisnis ternak kambing
Pemantapan usaha pengolahan jambu biji merah (termasuk bangunan pabriknya).
Pengembangan usaha ceriping pisang
Pengembangan manajemen usaha agribisnis ternak kambing.
Pengembangan usaha pengolahan jambu biji merah.
Pendukung Pengembangan kacang tanah varietas unggul Perbenihan padi gogo varietas unggul Peningkatan produktivitas padi melalui pendekatan PTT
27
KEGIATANKEGIATANTAHUN KEGIATANTAHUN KEGIATAN
20052005 20062006 20072007 20082008 20092009
Pembangunan KELEMBAGAAN
Pembentuk-an Klinik Agribisnis
Operasio-nalisasi Klinik Agribisnis
Operasio-nalisasi Klinik Agribisnis
Operasio-nalisasi Klinik Agribisnis
Klinik Agrbisnis Mandiri
Pembentuk-an KUAT
Operasio-nalisasi KUAT
Penyempur-naan manajemen KUAT
Rintisan KUAT PERUSDA
PERUSDA
Road MapRoad Map
28
KEGIATANKEGIATANTAHUN KEGIATANTAHUN KEGIATAN
20052005 20062006 20072007 20082008 20092009
Pengembangan kapasitas SDM petani
Studi banding perbibitan kambing PE di Kaligesing, Purworejo
Sekolah Lapang pengem-bangan jambu biji merah
Pendam-pingan penerapan hasil sekolah lapang pengem-bangan jambu biji
Pembina-an dan pengem-bangan kewira usahaan
Pengem-bangan model agribisnis terpadu berbasis jambu biji merah
Studi banding ke Industri Pengolahan Jambu Biji Merah di Cirebon
Sekolah lapang manajemen usaha ternak kambing
Pelatihan manajemen Organisasi KUAT
Pendampingan penerap-an hasil SL manajemen usaha ternak kambing
Pndmpingan manajemen Org. KUAT
Promosi & penyrahan kegiatan kepada PEMDA
29
KEGIATANKEGIATANTAHUN KEGIATANTAHUN KEGIATAN
20052005 20062006 20072007 20082008 20092009
Unit percontohan Inovasi Teknologi
Unit percontohan usaha ternak kambing PE skala rumah tangga (8:1)
Introduksi kandang panggungIntroduksi padi gogo varietas Situ Patenggang dan Limboto
Penambahan unit percontohan usaha ternak kambing
Manajemen pakan, reproduksi, dan pengolahan limbah ternak kambing
Pemantapan manajemen usaha agribisnis ternak kambing
Pemantapan usaha pengolahan jambu biji merah (termasuk bangunan pabriknya)
Pengembangan usaha pengolahan gula kelapa
Pengembangan manajemen usaha agribisnis ternak kambing
Pengembangan usaha pengolahan jambu biji merah
30
KEGIATANKEGIATANTAHUN KEGIATANTAHUN KEGIATAN
20052005 20062006 20072007 20082008 20020099
Unit percontohan Inovasi Teknologi
Introduksi jagung komposit varietas Srikandi Kuning
Introduksi jambu biji merah varietas Getas
Penambahan populasi jambu biji merah dan pemeliharaannya
Inisiasi unit usaha pengolahan jambu biji merah (termasuk alat prosesing)
Pengembangan usaha pengolahan pisang (seriping)Inovasi teknologi budidaya padi gogo, jagung, dan pisang
Pengem-bangan usaha pengolahan gula kelapa
Pengem-bangan manajemen usaha agribisnis ternak kambing
Pengembangan usaha pengolahan jambu biji merah.
31
Rancang BangunRancang BangunPrima Tani Kab. BanjarnegaraPrima Tani Kab. Banjarnegara
Kelompok
Usaha
Agribisnis
Terpadu
Pengolahan jambu biji merahPengolahan jambu biji merah
PerbibitaPerbibitann
USAHAUSAHATERNAK SKALA RTTERNAK SKALA RT
USAHAUSAHATERNAK SKALA RTTERNAK SKALA RT
Budidaya
KAWASAN KAWASAN JAMBU BIJIJAMBU BIJI
HPTHPT
PerbibitanPerbibitan
kandang kandang panggungpanggungKambing Kambing
potongpotong
Skala rumah tangga
8 : 1
Pupuk organik
Tanaman Tanaman PanganPangan/horti/horti
A
K
U
GAPOKTAN
32
KINERJA INOVASI TEKNOLOGIPrita Banjarnegara
Introduksi pisang Rajalawe ± 2500phn, berbuah ± 1800 phn. Pengrajin 8 org @ 30 – 60 kg/org/hr
Populasi kambing meningkat 372 ekor, (monografi desa th 2004), menjadi 1021 ekor, th 2008
Peningkatan pop. jambu biji merah Getas 11.970 ph.Hasil 4000 btl Puree (@ 250 gram) dan 20.000 cup (@ 200 cc) sari buah
33