LAPORAN
TUGAS PERANCANGAN & PENGEMBANGAN PRODUK
MEJA LAPTOP BERCHARGER
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Perancangan dan Aplikasi Sistem Teknik Industri II
Pada Program Studi Teknik Industri
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Rudini Mulya (41610010035)
Paulus Fortunatus P. (41610010004)
Andy Irawan (41610010029)
Herman Santoso P. (41610010001)
Ikhya Maulana (41610010011)
Aditya Anugrah S. (41610010031)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2011
Diperiksa dan disetujui oleh :
Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang sekarang
ini, tentunya akan membuat banyak orang untuk berlomba-lomba menciptakan
suatu benda atau produk yang lebih bermanfaat atau mempunyai kegunaan yang
lebih banyak dari pada produk yang sudah ada di pasaran. Tentunya produk yang
bagus adalah produk yang bisa digunakan secara maksimal dalam beraktifitas
sehari-hari tanpa mengganggu dari aktifitas yang sudah ada.
Di zaman sekarang banyak sekali orang yang menginginkan untuk bisa
mengerjakan pekerjaannya dengan cara simpel dan tanpa perlu terganggu dengan
minimnya kegunaan dari suatu produk yang sudah ada di pasaran, tidak terkecuali
produk yang digunakan sebagai meja laptop portable. Kebanyakan di pasaran
sekarang ini meja laptop yang digunakan masih mempunyai beberapa kekurangan
antara lain:
a. Desainnya kurang ergonomis karena hanya bisa digunakan untuk laptop
dengan rata-rata ukuran 12 inch sehingga hanya menopang sebagian dari
laptop saja, bahannya terbuat dari kaca mika dan rentan akan pecah,
bentuknya kaku dan sulit untuk diputar ke segala arah mengikuti keinginan
pengguna.
Untuk itu maka dibuatlah suatu produk yang nantinya bisa digunakan dengan
praktis dan membantu kegunaan dalam beraktifitas belajar dan bekerja
menggunakan laptop Produk ini kami namakan sebagai Meja Laptop Portable.
Awal munculnya ide ini sangat sederhana, karena menurut pengalaman
sebagai mahasiswa terkadang sering mahasiswa dalam kerja kelompok, sedikit
yang terkendala akan minimnya laptop yang dipunyai, sehingga saat kita bekerja
dengan 1 laptop, rekan sekelompok yang lain akan mengalami kesulitan
untuk melihat apakah data yang sudah kita buat tadi sudah sesuai apa belum, dan
akhirnya laptop pun harus diangkat-angkat agar rekan sekelompok tersebut dapat
melihat dari sisi yang lain juga.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 2
Dengan pengalaman tersebut maka dibuatlah satu produk meja mserba
guna dan juga dilengkapi dengan satu kipas laptop yang nantinya tetap bisa untuk
mendinginkan laptop tersebut agar pengguna laptop tetap merasa nyaman dan
ergonomis dalam menggunakannya. Sehingga para pengguna akan lebih
dimudahkan dalam penggunaan laptop baik dalam belajar atau bekerja.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang
dihadapi, yaitu:
a. Bagaimana merancang produk meja laptop portable yang ergonomis?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian hanya membahas desain produk meja laptop putar berkipas.
b. Data pengukuran Anthropometri didapatkan dari ukuran masyarakat
Indonesia terutama di Meruya Selatan dengan usia telah di tentukan.
c. Pengukuran Antropometri yang didapatkan hanya digunakan pada
panjang, lebar dan tebal meja laptop.
1.3.1. Asumsi-asumsi
Dalam penelitian ini asumsi asumsi yang digunakan adalah :
a. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan baik (tidak cacat) dan dalam
kondisi sehat.
b. Semua pengguna laptop yang diukur mampu menggunakan laptop dan
meja laptop.
c. Hasil rancangan meja laptop yang didesain bisa digunakan untuk semua
ukuran laptop.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Melakukan perancangan produk meja laptop Portable serba guna yang ergonomis.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 3
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah:
a. Bagi Peneliti
Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang sudah didapatkan di bangku
kuliah dalam permasalahan pembuatan produk.
b. Bagi Pengguna (pemakai laptop)
Memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan khususnyadalam
penggunaan laptop.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan
masalah pembuatan produk sehingga dapat dikembangkan dalam
penelitianpenelitian selanjutnya.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan
panduan yang ada untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian tersebut,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
asumsiasumsi, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori dan konsep yang dijadikan dasar atau landasan teori didalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisi langkahlangkah pemecahan yang diperlukan dalam penelitian ini,
yang meliputi tempat dan waktu penelitian, identifikasi dan definisi variabel,
langkahlangkah pemecahan masalah, metode pengambilan data dan analisis data.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 4
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi pengumpulan data, pengolahan data dan pembahasan datadata
hasil penelitian.
BAB V ANALISA DAN EVALUASI
Bab ini berisi pembahasan tentang keterkaitan antar factor-faktor dari data yang
diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut
menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dari pembahasan serta beberapa saran
untuk perbaikan.
Tugas herman Cuma di bab 1
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 5
BAB II
PENGUMPULAN DATA
2.1. Data Izin Usaha Industri
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan
kegiatan usaha industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang
berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan
industri/kawasan berikat.
Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada
perusahaan industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan
usaha pembangunan, pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang
diperlukan. Izin Usaha Industri ini diberikan kepada perusahaan industri yang
jenis industri dan proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan
lingkungan, serta tidak menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan
atau perusahaan industri yang tidak berlokasi di kawasan industri.
2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada
perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang
memiliki izin dan jenis industri atau proses produksinya tidak merusak
ataupun membahayakan lingkungan.
2.1.1. Dasar Hukum Izin Usaha Industri
Dasar hukum yang mengatur tentang Izin Usaha Industri, yaitu :
1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. SK. Memperindag No. 590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Usaha Industri dan Izin Perluasan.
3. Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 6
2.1.2. Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri
2.1.2.1.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan
Prinsip
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan
prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan persetujuan prinsip menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip
menggunakan formulir.
3. Permintaan persetujuan prinsip diajukan oleh pemohon kepada Kepala Dinas
Perindag dengan menggunakan formulir.
4. Setelah formulir diterima secara lengkap dan benar, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja Kepala Dinas Perindag wajib memberikan persetujuan
prinsip dengan menggunakan formulir.
2.1.2.2.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Tanpa Persetujuan Prinsip
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri tanpa persetujuan prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip
menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan izin perluasan usaha menggunakan formulir.
3. Permintaan Izin Usaha Industri bagi jenis usaha industri yang pemberian Izin
Usaha Industri tanpa melalui tahap persetujuan prinsip dilakukan dengan
menggunakan formulir dan mengisi daftar isian untuk permintaan Izin Usaha
Industri dengan menggunakan formulir.
4. Formulir diajukan langsung oleh Perusahaan Industri kepada Kepala Dinas
Perindag yang bersangkutan.
5. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
formulir secara lengkap dan benar, Kepala Dinas Perindag yang bersangkutan
wajib memberikan Izin Usaha Industri dengan menggunakan formulir.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 7
2.1.2.3.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Kecil
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu :
1. Setiap pendirian perusahaan industri yang nilai investasi perusahaan
seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
2. Perusahaan industri untuk memperoleh Izin Usaha Industri tidak diperlukan
tahap persetujuan prinsip.
3. Permintaan Izin Usaha Industri kecil diajukan langsung oleh pemohon kepada
Kepala Dinas Perindag dengan menggunakan formulir.
4. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
Permintaan Izin Usaha Industri kecil secara lengkap dan benar, Kepala Dinas
Perindag setempat wajib memberikan Izin Usaha Industri Kecil dengan
menggunakan formulir.
2.1.3. Persyaratan untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri
2.1.3.1.Persyaratan Permintaan Persetujuan Prinsip
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan persetujuan prinsip,
yaitu :
1. Formulir Permintaan Persetujuan Prinsip.
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
2.1.3.2.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Melalui Tahap
Persetujuan Prinsip
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri
melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri (Baru/Hilang/Rusak).
2. Formulir Permintaan Izin Perluasan.
3. Formulir Permintaan Persetujuan Pemindahan Lokasi Pabrik.
4. Fotokopi Persetujuan Prinsip.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 8
5. Informasi Kemajuan Pembangunan Pabrik.
6. Fotokopi NPWP.
7. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
9. Fotokopi Nama Direksi dan Dewan Komisaris.
10. Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL.
11. Fotokopi Izin Lokasi.
12. Fotokopi Undang-Undang Gangguan atau AMDAL.
2.1.3.4.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Tanpa Melalui Tahap
Persetujuan Prinsip
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri
tanpa melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri.
2. Informasi Pembangunan Pabrik dan Sarana Produksi (Proyek).
3. Fotokopi NPWP.
4. Fotokopi Akta Pendirian atau Akta Perubahan.
5. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2.1.3.5.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Kecil
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri
kecil, yaitu formulir Permintaan Izin Usaha Industri Kecil.
2.1.4. Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri
Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :
1. Usaha Kecil : 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00
2. Usaha Menengah : 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00
3. Usaha Besar : 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 9
2.1.5. Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin
Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau
kewajiban pemegang Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan
informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan
Izin Usaha Industri.
2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.
2.1.6. Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin
Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :
1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin
Usaha Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum
dalam Pasal 24 dan Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan
Keuangan Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No.
29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.
2.2. Data Tanda Daftar Perusahaan
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang
diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah
melakukan pendaftaran perusahaan.
2.2.1. Tata Cara Pendaftaran Perusahaan
Tata cara pendaftaran perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan No. 37/M-DAG/PER/9/2007 pasal 9 yaitu :
1. Pendaftaran perusahaan dilakukan oleh pemilik, pengurus, penanggungjawab,
atau kuasa perusahaan yang sah pada Kantor Pembantu Perusahaan (KPP)
Kabupaten/Kota/Kotamadya di tempat kedudukan perusahaan.
2. Kuasa perusahaan tidak termasuk kuasa untuk menandatangani formulir
pendaftaran perusahaan.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 10
3. Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran
perusahaan yang disampaikan langsung kepada Kepala
Kabupaten/Kota/Kotamadya dengan melampirkan dokumen-dokumen
persyaratan.
4. Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku
ketentuan sesuai dengan bentuk perusahaannya.
5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Perseroan Terbatas (PT)
ditandatangani oleh pengurus atau penanggungjawab perusahaan.
6. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Koperasi, Persekutuan Komanditer
(CV), Firma (Fa), Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL)
ditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau penanggungjawab perusahaan.
7. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya mengesahkan pendaftaran
perusahaan dan menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak formulir pendaftaran dan dokumen persyaratan diterima secara benar
dan lengkap.
8. Pendaftaran dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 0,00 (nol rupiah).
9. TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko
warna.
10. Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP di tempat yang
mudah dibaca dan dilihat oleh umum, dan nomor TDP harus dicantumkan
pada papan nama dan dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan
dalam kegiatan usahanya.
11. TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal
diterbitkan dan wajib diperbaharui paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir.
12. Penolakan Pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran
perusahaan belum benar dan/atau dokumen belum lengkap.
13. Penolakan Pendaftaran disampaikan oleh KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya
secara tertulis kepada perusahaan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak diterimanya isian formulir pendaftaran perusahaan disertai alasan
penolakan dengan menggunakan format surat penolakan.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 11
14. Apabila perusahaan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan
dan/atau melengkapi dokumen persyaratan, wajib melakukan pendaftaran
ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.
15. Pembaharuan TDP dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dengan
melampirkan dokumen asli TDP yang akan diperbaharui, tanpa melampirkan
dokumen persyaratan yang telah disampaikan pada waktu pendaftaran
sebelumnya.
16. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya menerbitkan TDP paling lambat 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara
benar dan lengkap.
17. Pembaharuan TDP dikenakan biaya administrasi.
2.2.2. Persyaratan Pendaftaran Perusahaan
2.2.2.1.Persyaratan Pendaftaran Persekutuan Komanditer (CV)/Firma
(Fa)/Koperasi
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan.
3. Pengesahaan Akta dari Pengadilan Negeri (PN).
4. Fotokopi Domisili Perusahaan.
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
7. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab dan Sekutu
Komanditer lainnya.
8. Akta Pendirian dan Pengesahan dari Kanwik/Kandep Koperasi (khusus
Koperasi).
9. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Koperasi (khusus Koperasi).
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 12
2.2.2.2.Persyaratan Pendaftaran Perusahaan Perseorangan (PO)/Badan
Usaha Lainnya (BUL)
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor
apabila Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2.2.2.3.Persyaratan Pendaftaran Perseroan Terbatas (PT)
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
3. Fotokopi dan asli Pengesahan Akta Pendirian/Perubahan dari Departemen
Kehakiman (sesuai dengan UU PT No. 1 Tahun 1995).
4. Fotokopi dan asli Data Akta Pendirian.
5. Fotokopi dan asli Data Akta Perubahan.
6. Fotokopi dan asli Laporan Data Akta Perubahan.
7. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
8. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus dan Komisaris serta
Pemegang Saham.
2.2.3. Prosedur Pendaftaran Perusahaan
Prosedur yang dilakukan untuk mendaftarkan perusahaan, yaitu :
1. Pemohon datang langsung ke Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan dengan membawa persyaratan yang telah disebutkan.
2. Bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan, diberikan blanko pendaftaran
perusahaan sesuai dengan bentuk usaha, yakni :
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 13
3. Blanko pendaftaran tersebut pada poin 2 di atas harus diisi oleh
pemilik/pengurus perusahaan dalam rangkap 3 (tiga) dengan tinta hitam dan
huruf kapital.
4. Apabila pengisiannya benar, diterbitkan Surat Perintah Membayar dan apabila
pengisian salah, dikembalikan untuk diperbaiki.
2.2.4. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
Rincian biaya pengurusan TDP dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
No. Status Biaya (Rp.) Proses Biaya Sudah Termasuk
1. BUL 2.500.000,00 14 Hari Kerja Pengambilan Formulir dan Persyaratannya
Persiapan dan Pemeriksaan
Pengajuan Permohonan TDP
Biaya Administrasi dan Jasa
Legalisir Fotokopi TDP oleh Notaris
2. PT 2.500.000,00 14 Hari Kerja
3. KOPERASI 2.000.000,00 14 Hari Kerja
4. CV 1.500.000,00 14 Hari Kerja
5. PO 1.000.000,00 14 Hari Kerja
2.3. Data AMDAL
Dalam UU No. 32 Tahun 2009, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen
lingkungan lainnya, dari 127 pasal yang ada, 23 pasal di antaranya mengatur
tentang AMDAL. Pengertian AMDAL pada UU No. 32 Tahun 2009 berbeda
dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnya dampak besar. Jika dalam UU
No. 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan, pada UU No. 32 Tahun 2009
disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Daru ke-23 pasal tersebut, terdapat pasal-pasal penting yang sebelumnya
tidak termuat dalam UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No. 27 Tahun 1999 dan
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 14
memberikan implikasi yang besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk pejabat
pemberi ijin.
Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam
UU No. 32 Tahun 2009, antara lain :
1. AMDAL dan RKL/RPL merupakan salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun
dokumen AMDAL.
3. Komisi penilai AMDAL pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota wajib
memiliki lisensi AMDAL.
4. AMDAL dan RKL/RPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin
lingkungan.
5. Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
kewenangannya.
Selain kelima hal tersebut, terdapat pengaturan yang tegas yang
diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana
dan perdata terkait pelanggaran bidang AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur
tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu :
1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin
lingkungan.
2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki
sertifikat kompetensi.
3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan tanpa dilengkapi
dengan dokumen AMDAL atau RKL/RPL.
2.3.1. Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(KA-AMDAL).
2. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
3. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL).
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 15
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
2.3.2. Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk :
1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
2.3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses AMDAL
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL yaitu :
1. Komisi penilai AMDAL, yaitu komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL.
2. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Masyarakat yang berkepentingan, yaitu masyarakat yang terpengaruh atas
segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
2.3.4. Persyaratan Kompetensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL
Syarat-syarat dalam penyusunan dokumen AMDAL berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2010, yaitu :
1. Dokumen AMDAL yang diajukan kepada Komisi Penilai AMDAL wajib
disusun oleh pemrakarsa.
2. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat meminta bantuan
kepada lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL yang telah
mendapatkan tanda registrasi kompetensi.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 16
3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi.
4. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, penyusun dokumen AMDAL wajib
menggunakan data dan/atau informasi yang sahih dan sesuai dengan kaidah
ilmiah.
5. Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang
penyusunannya tidak memenuhi ketentuan.
2.4. Tingkat Suku Bunga Bank
Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia
(BI) pada tanggal 4 Maret 2010 yaitu sebesar 6,50% (berdasarkan hasil dari Rapat
Dewan Gubernur).
2.5. Data Upah Minimum Regional
Upah Minimum Regional (UMR) adalah suatu standar minimum yang
digunakan para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada
pegawai, karyawan, atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.
Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Data upah minimum
regional untuk tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Data Upah Minimum Regional Tahun 2010
No. Provinsi UMR (Rp.)
1. Bangka Belitung 813.000,00
2. Banten 537.000,00
3. Bengkulu 683.528,00
4. DKI Jakarta 972.604,80
5. Gorontalo 710.000,00
6. Jambi 900.000,00
7. Jawa Barat 568.193,39
8. Jawa Tengah 547.000,00
9. Kalimantan Barat 645.000,00
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 17
10. Kalimantan Tengah 765.868,00
11. Kalimantan Timur 1.002.000,00
12. Kalimantan Selatan 1.024.500,00
13. Lampung 678.900,00
14. Maluku 840.000,00
15. Nanggroe Aceh Darussalam 1.300.000,00
Tabel 2.2. Data Upah Minimum Regional Tahun 2010 (Lanjutan)
No. Provinsi UMR (Rp.)
16. Nusa Tenggara Barat 730.000,00
17. Nusa Tenggara Timur 650.000,00
18. Papua 1.105.500,00
19. Riau 800.000,00
20. Sulawesi Barat 944.500,00
21. Sulawesi Tengah 777.500,00
22. Sulawesi Tenggara 860.000,00
23. Sulawesi Selatan 1.000.000,00
24. Sulawesi Utara 1.000.000,00
25. Sumatera Barat 700.000,00
26. Sumatera Selatan 743.000,00
27. Sumatera Utara 965.000,00
28. Yogyakarta 547.000,00
2.6. Data Peluang Pasar
Peluang pasar (market share) menunjukkan seberapa besar peluang yang
dimiliki oleh perusahaan untuk masuk ke dalam pasar. Peluang pasar ditentukan
setelah dilakukan strategi pemasaran (Segmentation, Targetting, Positioning)
untuk produk perusahaan tersebut.
2.6.1. Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi yang dilakukan terdiri atas tiga jenis, yaitu :
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 18
1. Segmentasi Geografis
Bangsa : Indonesia
Propinsi : Sumatera Utara
Kota : Medan
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Fakultas Teknik
Departemen Teknik Industri
2. Segmentasi Demografis
Umur : 19 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa/i
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Agama : (Tidak Dibatasi)
Ras : (Tidak Dibatasi)
Kebangsaan : Indonesia
Program Studi : S-1 Reguler
Stambuk : 2005 - 2009
3. Segmentasi Psikografis
Kelas Sosial : Bawah, Menengah, dan Atas
Gaya Hidup : Sederhana dan Mewah
2.6.2. Penargetan (Targetting)
Dari segmentasi-segmentasi yang dilakukan sebelumnya, terdapat segmen
yang dianggap potensial untuk dijadikan target pasar (targetting) penjualan
gantungan kunci, yaitu :
1. Daerah sasaran : Universitas Sumatera Utara
Fakultas Teknik
Departemen Teknik Industri
2. Konsumen : Mahasiswa/i S-1 Reguler Stambuk 2006
3. Kelas Sosial : Bawah, Menengah, dan Atas
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 19
2.6.3. Pemosisian (Positioning)
Dalam memposisikan produk gantungan kunci ke dalam benak konsumen,
maka terdapat 3 tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Identifikasi Target
Target pasar pada penjualan gantungan kunci ini adalah mahasiswa/i
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
dengan Program Studi S-1 Reguler dan Stambuk 2006 yang berjumlah 78
orang.
2. Merumuskan Point of Differentiation
Pada tahap ini, diuraikan keunggulan produk gantungan kunci sehingga
berbeda dari produk para pesaing (terdapat 3 pesaing). Keunggulan produk
gantungan kunci antara lain :
Bentuk Cendera Mata Padang Sidempuan dalam bentuk candi, yaitu Candi
Bahal.
Bentuk yang sederhana dan menarik.
3. Melakukan Strategi Pemasaran (Marketing Mix)
Strategi yang digunakan yaitu :
Strategi Produk (Product)
Pada strategi ini, keunggulan gantungan kunci yang membuatnya berbeda
dengan gantungan kunci pesaing dijabarkan kepada konsumen. Point of
Differentation nya dapat dilihat pada tahap kedua (tahap sebelumnya).
Strategi Harga (Price)
Strategi yang digunakan adalah competitive pricing, dimana harga
gantungan kunci bersaing dengan harga yang ditetapkan pesaing.
Strategi Promosi (Promotion)
Promosi yang dilakukan yaitu promosi penjualan dengan pemberian
diskon sebesar 5% untuk pembelian gantungan kunci di atas 10 buah.
Strategi Tempat / Distribusi (Place)
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 20
Distribusi yang dilakukan adalah one level distribution, dimana produsen
langsung bertemu dengan konsumen. Tempat penjualan dilakukan di
sekitar gedung kampus Departemen Teknik Industri, terutama di beberapa
titik yang biasanya merupakan tempat berkumpul target pasar, seperti
koridor, halaman teknik, di bawah pohon rindang (dpr), bahkan di ruangan
kuliah.
Jumlah mahasiswa Departemen Teknik Industri stambuk 2006 dengan
program studi reguler berjumlah 78 orang (Demand). Dalam penjualan produk
gantungan kunci ini terdapat 3 pesaing. Supply untuk gantungan kunci hasil
brainstorming adalah (78 : [3 + 1]) = 19,5. Supply untuk pasar (market) menjadi
(78 19,5) = 58,5. Dari data di atas, dapat dihitung peluang pasar (market share),
yaitu :
%25
%10078
5,5878
%100)(PasarPeluang
Demand
SupplyDemandShareMarket
2.7. Data Peraturan Perpajakan
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 21
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan dan
kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan
usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat
kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan.
2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha
yang sebenarnya.
3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan.
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 22
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib
Pajak, alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan
usaha Wajib Pajak.
2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak
secara nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak,
penerimaan pajak per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau
Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register permohonan Wajib Pajak, tunggakan
pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh),
terdapat beberapa poin penting yaitu :
1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35%
menjadi 30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4
lapisan, namun memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak,
yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp.
500.000.000,00.
2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan
(10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25%
tahun 2010.
3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan
pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011,
semua masyarakat yang wajib memiliki NPWP telah memiliki NPWP
sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 23
4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal
21 yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari
tarif normal.
5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal
23 yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari
tarif normal.
6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak
mempunyai NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif
normal.
Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Tabel 2.3 menunjukkan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Tabel 2.4
menunjukkan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.
Tabel 2.3. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
1 < Rp. 50.000.000,00 5%
2 Rp. 50.000.000,00 Rp. 250.000.000,00 15%
3 Rp. 250.000.000,00 Rp. 500.000.000,00 25%
4 > Rp 500.000.000,00 30%
Tabel 2.4. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
No Keterangan Tarif Pajak
1 Tahun 2009 28%
2 Tahun 2010 dan selanjutnya 25%
3 PT yang 40% sahamnya diperdagangkan
di bursa efek
5% lebih rendah dari
yang seharusnya
4 Peredaran bruto sampai dengan Pengurangan 50% dari
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 24
Rp. 50.000.000.000,00 yang seharusnya
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (PDRD), tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan
perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar perhitungan PBB
adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai jual
sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya
100%.
3. Penyusutan
Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat
pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Tarif Penyusutan
No Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat
(tahun)
Metode
Garis Lurus
Metode
Saldo Menurun
1 Bukan
Bangunan
Kelompok I 2 50% 100%
Kelompok II 4 25% 50%
Kelompok III 8 12,5% 25%
Kelompok IV 10 10% 20%
2 Bangunan Permanen 10 10% -
Tidak Permanen 5 20% 40%
2.8. Data Mesin dan Peralatan
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 25
Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam
proses pembuatan gantungan kunci. Untuk data mesin, dapat dilihat pada Tabel
2.6, sedangkan untuk data peralatan dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.6. Mesin yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci
No Mesin Pemakaian
Listrik (KWh)
Lama
Pemakaian
(jam/hari)
Harga
per Unit (Rp.)
Jumlah Yang
Dibutuhkan
Total
Harga (Rp.)
1 Mixer 1 2 3.000.000 1 3.000.000
2 Mesin Gerinda 0,54 5 400.000 1 400.000
3 Mesin Bor 0,50 2 300.000 1 300.000
Total 3.700.000
Tabel 2.7. Peralatan yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci
No Peralatan Harga per Unit
(Rp.)
Jumlah yang
Dibutuhkan
Total Harga
(Rp.)
1 Mal Kayu 50.000 1 50.000
2 Sekop 50.000 1 50.000
3 Ayakan Pasir 35.000 1 35.000
4 Kupola/Tanur 1.500.000 1 1.500.000
5 Gayung Penuang 40.000 1 40.000
6 Selang 20.000 1 20.000
7 Timbangan 60.000 1 60.000
8 Sendok Jaring 30.000 1 30.000
9 Drum Minyak 20.000 1 20.000
10 Gergaji Kayu 50.000 1 50.000
11 Ember 10.000 1 10.000
12 Kuas 5.000 1 5.000
13 Beko 200.000 1 200.000
14 Drag 15.000 4 60.000
15 Ragum/Penjepit 350.000 1 350.000
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 26
Tabel 2.7. Peralatan yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci
(Lanjutan)
No Peralatan Harga per Unit
(Rp.)
Jumlah yang
Dibutuhkan
Total Harga
(Rp.)
16 Pulpen 1.000 10 10.000
17 Meteran 10.000 1 10.000
18 Kikir 10.000 1 10.000
Total 2.510.000
2.9. Data Harga Komponen
Komponen yang digunakan dalam pembuatan gantungan kunci dengan
pengecoran logam yang menggunakan cetakan pasir terdiri atas 3, yaitu
komponen biaya tetap (fixed cost), komponen biaya berubah (variable cost), dan
investasi.
2.9.1. Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)
Dalam pembuatan gantungan kunci, yang termasuk ke dalam komponen
biaya tetap yaitu :
1. Biaya tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 5 orang dengan upah masing-masing
sebesar Rp. 970.000,00/bulan, sehingga total biaya tenaga kerja adalah Rp.
4.850.000,00/bulan.
2. Biaya listrik
Biaya listrik per KWh adalah Rp. 600,00. Listrik digunakan untuk mesin dan
penerangan.
Mixer menggunakan listrik sebesar (1 x 2 x 22) = 44 KWh/bulan
Mesin Gerinda menggunakan listrik sebesar (0,54 x 5 x 22) = 59,4
KWh/bulan
Mesin Bor menggunakan listrik sebesar (0,50 x 2 x 22) = 22 KWh/bulan
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 27
Total penggunaan listrik untuk mesin adalah 125,4 KWh/bulan, sehingga
biayanya (125,4 x 600) = Rp75.240/bulan. Biaya penerangan diperkirakan
sebesar Rp. 50.000/bulan. Total biaya listrik adalah sebesar Rp. 125.240/bulan.
3. Biaya air
Air yang digunakan adalah untuk perusahaan dan kegiatan produksi. Biaya air
untuk perusahaan diperkirakan Rp. 30.000/bulan dan untuk kegiatan produksi
Rp. 900/bulan, sehingga total biaya air adalah sebesar Rp. 30.900/bulan.
4. Biaya perawatan
Biaya perawatan untuk mesin dan peralatan diperkirakan Rp. 60.000/bulan.
5. Biaya administrasi
Biaya administrasi diperkirakan sebesar Rp. 80.000/bulan.
6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Investasi untuk tanah dan bangunan sebesar Rp. 200.000.000 dengan Nilai
Jual Kena Pajak sebesar 20% (dari pengumpulan data) dan tarif pajak yang
dikenakan pada Nilai Objek Kena Pajak sebesar 0,3% (dari pengumpulan
data). Maka, PBB yang dikenakan sebesar (Rp.2300.000.000 x 20% x 0,3%) =
Rp. 120.000/tahun.
2.9.2. Komponen Biaya Berubah (Variable Cost)
Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen produk
dan komponen di luar produk. Untuk komponen produk dapat dilihat pada Tabel
2.8 dan untuk komponen di luar produk dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.8. Komponen Produk Pembuatan Gantungan Kunci
No Komponen Banyak Satuan Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
1 Aluminium 0,075 kg 20.000 1.500,00
2 Dempul 1/50 Kaleng (250 gr) 8.000 160,00
Total 1.660,00
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 28
Tabel 2.9. Komponen di Luar Produk yang Mendukung Pembuatan
Gantungan Kunci
No Komponen Banyak Satuan Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
1 Cooper 0,01 kg 18.000 180,00
2 Bentonit 0,011 kg 1.000 11,00
Tabel 2.9. Komponen di Luar Produk yang Mendukung Pembuatan
Gantungan Kunci (Lanjutan)
No Komponen Banyak Satuan Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
3 Cat Minyak 1/50 Kaleng (100 cc) 6.000 120,00
4 Minyak Lampu 0,7 Liter 4.000 2.800,00
5 Pengait Kunci 1 buah 1.000 1.000,00
6 Air 0,3 Liter (1m3 10m3) 1 0,30
7 Pasir Silika 0,5 kg 13 6,50
8 Kayu 0,03 kg 8.500 255,00
Total 4.372,80
2.9.3. Investasi
Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah,
mesin dan peralatan, alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi
ini dapat dilihat Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Data Investasi
No Keterangan Harga (Rp.)
1 Pra Operasi Ijin 1.150.000
Konsultan 1.000.000
2 Bangunan dan Tanah 200.000.000
3 Mesin 3.700.000
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 29
4 Peralatan 2.510.000
5 Alat Transportasi Pick-Up Mitsubishi L-300 80.000.000
6 Inventaris Kantor
Kursi (8 unit) 400.000
Meja (2 unit) 180.000
Rak (4 unit) 1.000.000
Komputer (1 unit) 3.000.000
Printer Canon IP 1980 (1 unit) 450.000
AC (1 unit) 2.500.000
Telepon (2 unit) 90.000
Kipas Angin (2 unit) 160.000
Dispenser (1 unit) 300.000
Total 296.440.000
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data
adalah sebagai berikut :
1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 2200 unit.
2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 22 hari kerja.
3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.
4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi
terjual seluruhnya.
5. Laba yang diperoleh sebesar 18%.
2.10. Data Bahan Baku
Data bahan baku yang digunakan dalam pembuatan gantungan kunci dapat
dilihat pada Tabel 2.11. Bahan baku ini digunakan untuk memproduksi 1 buah
gantungan kunci.
Tabel 2.11. Bahan Baku yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan Gantungan
Kunci
No Komponen Banyak Satuan Harga Total Harga
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 30
Satuan (Rp) (Rp)
1 Aluminium 0,075 kg 20.000,00 1.500,00
2 Cooper 0,01 kg 18.000,00 180,00
3 Bentonit 0,011 kg 1.000,00 11,00
4 Cat Minyak 1/50 Kaleng (100 cc) 6.000,00 120,00
5 Minyak Lampu 0,7 Liter 4.000,00 2.800,00
6 Dempul 1/50 Kaleng (250 gr) 8.000,00 160,00
7 Pengait Kunci 1 buah 1.000,00 1.000,00
8 Air 0,3 Liter (1m3 10m3) 1,00 0,30
9 Pasir Silika 0,5 kg 13,00 6,50
10 Kayu 0,03 kg 8.500,00 255,00
Total 6.032,80
BAB III
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 31
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan
masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa
beberapa tahapan yang meliputi persiapan, desain produk, analisa kebutuhan, dan
laporan penulisan. Semua tahapan tersebut merupakan suatu kesatuan proses yang
tidak dapat dipisahkan.
3.2 Objek Penelitian
Di dalam penelitian ini obyek pengamatan dan penelitian ini adalah menganalisa
tingkat keefektifan dan tingkat ergonomi dalam menggunakan payung, sedangkan
objek penelitian ini adalah perancangan produk alat pemegang payung yang
merupakan alat tambahan atau alat pendukung dari produk payung yang berfungsi
sebagai alat pemegang payung, sehingga pengguna payung tidak perlu lagi
memegang payung saat payung digunakan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Observasi
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 32
Melakukan pengamatan langsung dilapangan artinya mengamati secara langsung
terhadap pengguna dan desain alat yang digunakan.
2. Data kebutuhan akan produk
Memberikan kuisioner kepada masyarakat tentang seberapa pentingnya
permasalahan dan pemecahannya melalui produk ini dengan metode QFD.
3. Simulasi uji coba
Dalam pengujian produk ini akan di uji kekuatan mengenai tingkat ke efektifan
dalam pemakaian alat tersebut.
4. Studi Pustaka
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan melalui
literatur, bahan kuliah, dan media cetak lainnya sebagai pelengkap.
3.4 Identifikasi Responden
Identifikasi responden merupakan langkah awal dalam penelitian, yang bertujuan
untuk menentukan siapa yang menjadi responden guna keperluan pengambilan
data melalui penyebaran kuesioner. Dan itu dari awal kita sudah menentukan
bahwa yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah pengguna
payung.
3.5 Mendesain Konsep Alat
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 33
Memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana alat tersebut bekerja dan
merupakan bentuk yang didasari pada terjemahan dari kebutuhan pengguna
melalui data kuesioner, antara lain:
1. Tingkat Ergonomi
Memberikan uraian mengenai kenyamanan dari produk tersebut yang
menyebabab kepuasan dalam penggunaan.
2. Tingkat Keamanan
Memberikan uraian megenai tingkat keamanan yang dihasilkan oleh produk
tersebut.
3. Tingkat Ekonomis
Memberi uraian mengenai tingkat biaya ekonomi dengan tambahan fungsi yang
optimal.
4. Respon Pasar
Melakukan pendesainan konsep alat dengan didasari pada kemungkinan
respon pasar, apakah akan memakai atau tidak.
3.6 Perancangan / Desain
Melakukan perancangan/desain dengan mempertimbangkan segi ergonomis yang
diketahui dari pengolahan data kuisioner dan menentukan bagian-bagian yang
perlu ditambah atau diganti, serta dengan melihat syarat-syarat perancangan
produk yang baik.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 34
3.7 Pengujian kekuatan alat
Masing-masing bagian dirakit dalam suatu gambaran untuk memperlihatkan detail
bagian dan proses penggabungan atau penyusunan dengan part lain. Selanjutnya
tinggal menganalisa kekuatan dari kerangka dan material.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 35
3.8 Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai
Studi Pustaka Survey Lapangan
Identifikasi kebutuhan
konsumen
Perancangan / desain
Pengembangan konsep
Arsitektur produk
Pemilihan konsep
Seleksi terhadap konsep
Rancangan produk
sesuai
Analisa dan ujicoba produk
Kesimpulan dan saran
Selesai
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 36
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
3.1. Perhitungan Break Even Point
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah
yang terdapat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2. dan Tabel 3.3.
Tabel 3.1. Perincian Investasi
Keterangan Perkiraan Biaya (Rp) Jumlah yang
Dibutuhkan Total Harga (Rp.)
Harta Berwujud
1. Bangunan Rp 2,000,000 1 Rp 2,000,000
2. Mesin dan
Peralatan
Mesin Gerinda Rp 450,000 4 Rp 1,800,000
Mesin Bor/Drill Rp 280,000 3 Rp 840,000
Mesin Serut/Plener Rp 900,000 2 Rp 1,800,000
Mesin Spay/Cat Rp 215,000 3 Rp 645,000
Mesin Compressor Rp 1,000,000 2 Rp 2,000,000
Amplas Kayu Rp 5,000 4 Rp 20,000
Palu Rp 10,000 2 Rp 20,000
Pahat Rp 12,000 2 Rp 24,000
Obeng Rp 7,000 3 Rp 21,000
Siku Rp 15,000 2 Rp 30,000
Jidar/Mistar Rp 10,000 2 Rp 20,000
Gergaji Kayu Rp 25,000 3 Rp 75,000
Kuas Rp 5,000 2 Rp 10,000
Baut/Bur Rp 2,000 8 Rp 16,000
Pulpen/Pensil Rp 1,000 5 Rp 5,000
Meteran Rp 10,000 2 Rp 20,000
Cat Minyak Rp 10,000 2 Rp 20,000
Vernis Rp 7,000 1 RP 7,000
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 37
Kikir Rp 10,000 2 Rp 20,000
Total Rp 9,393,000
Tabel 3.2. Perhitungan TFC (Total Fix Cost) per Tahun
Perincian Perkiraan Biaya (Rp)
1. Upah tenaga kerja langsung 7 orang @ Rp.
1.200.000/bulan Rp 8,400,000
2. Biaya Listrik Mesin
Mesin Gerinda (247,68 KWh/bulan) Rp 198,144
Mesin Bor/Drill (97,2 KWh/bulan) Rp 77,760
Mesin Serut/Plener (164,16 KWh/bulan) Rp 131,328
Mesin Spray/Cat (48 KWh/bulan) Rp 38,400
Biaya Penerangan Rp 60,000
3. Biaya Air Rp 100,000
4. Biaya Perawatan Rp 100,000
5. Biaya Administrasi Rp 100,000
6. Pajak Bumi dan Bangunan Rp 10,000
Total Rp 9,215,632
Total TFC per tahun = Rp.9,215,632 x 12 bulan = Rp.110,587,584
Tabel 3.3. Perhitungan TVC (Total Varible Cost) per Unit
Nama Perkiraan Biaya (Rp)
Engsel 4.000.
Vernis 7.000
Cat 20.000
Fan 30.000
Kayu 37.500
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 38
Triplek/papan 12.000
Total Rp 113.500
Jika kapasitas produksi per bulan adalah 100 unit maka biaya variabel per
tahun menjadi = Rp.113.500 x 100 x 12 = Rp. 136.200.000
Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :
1. Apabila TR > TC maka memperoleh laba
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point
3. Apabila TR
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 39
= Rp. 219.581,86
Rp. 220.000
Diperoleh harga jual produk adalah sebesar Rp. 220.000
Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun
TC = Total Cost (total biaya) per tahun
TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun
TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun
Q = Quantity (total unit produksi) per tahun
P = Price (harga jual) per unit
Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:
NBEP = VP
TFC
NBEP = 113.500 -220.000
9.215.632
NBEP = 86,531
NBEP 86,53 unit/Bulan
NBEP =87 unit/Bulan
Untuk grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 40
62.875.200 TFC
TVC = Rp.6.023,8
(x)
TR = Rp 10.000 (x)TC = TFC +
TVC
BEP
15.849x (unit)
Y
(Rp).
Rugi
Laba
158.490.000
Gambar 3.1. Titik Impas (Break Even Point)
3.2. Perhitungan Internal Rate of Return
Tingkat pengembalian internal merupakan suatu nilai yang menunjukkan
tingkat pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha
produksi meja laptop portable dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini
digunakan untuk menentukan kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan
dengan nilai MARR (Minimum Attractive Rate of Return). Dalam hal ini, nilai
MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yaitu
sebesar 6,50%.
Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus
dilakukan untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:
3.2.1. Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik
seperti bangunan dan mesin peralatan.
a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
220.000
110.587.584
220.000.000 .000
220.000.00
0
Rp. 1304,6
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 41
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya
mencapai 10 tahun adalah sebesar 12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.
Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan
pada Tabel 3.4.
Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:
Tahun 1: 0,125 x 7.393.000 = 924.125
Tahun 2: 0,125 x (7.393.000 924.125) = 0.125 x 6.468.875 = 808.609,375
Tahun 3: 0,125x(6.468.875808.609,375)= 0.125 x 5.660.265,625 = 707.533,203
Perhitungan Depresiasi Bangunan:
Tahun 1: 0,05 x 2.000.000 = 100.000
Tahun 2: 0,05 x (2.000.000-100.000) = 0,05 x 1.900.000 = 95.000
Tahun 3: 0,05 x (1.900.000-95.000) = 0,05 x 1.805.000 = 90.250
Total Depresiasi = Depresiasi Non Bangunan + Depresiasi Bangunan
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Depresiasi
Tahun Depresiasi Non
Bangunan (Rp)
Depresiasi
Bangunan (Rp)
Total Depresiasi
(Rp)
1 924.125 100.000 1.024.125
2
808.609 95.000
903.609
3 707.533 90.250 797.783
4 619.091 85.500 704.591
5 6.116.705 81.225 6.197.930
6 5.352.117 77.164 5.429.281
7 4.683.102 81.022 4.764.124
8 4.097.714 76.971 4.174.685
9 3.585.500 73.122 3.658.622
10 4.033.688 69.466 4.103.154
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 42
3.2.2. Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets),
misalnya nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode
garis lurus ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.000.000/10 = Rp. 100.000/tahun
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Amortisasi
Tahun Amortisasi (Rp)
1 100.000
2 100.000
3 100.000
4 100.000
5 100.000
6 100.000
7 100.000
8 100.000
9 100.000
10 100.000
Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan
depresiasi tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Total Penyusutan
Tahun Total Depresiasi
(Rp) Amortisasi (Rp) Total (Rp)
1 1.024.125 100.000 1.124.125
2 903.609 100.000 1.003.609
3 797.783 100.000 897.783
4 704.591 100.000 804.591
5 6.197.930 100.000 6.297.930
6 5.429.281 100.000
5.529.281
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 43
7 4.764.124 100.000 4.864.124
8 4.174.685 100.000 4.274.685
9 3.658.622 100.000 3.758.622
10 4.103.154 100.000 4.203.154
3.2.3. Aliran Tunai Bersih
Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun. Besar aliran tunai
bersih adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran
tunai bersih ditunjukkan pada Tabel 3.6.
TR = Rp. 220.000 x 2200 = Rp. 484.000.000
TC = TFC +TVC
= Rp. 62.875.200 + Rp. 159.265.920 = Rp. Perhitungan aliran
tunai bersih adalah sebagai berikut:
Untuk tahun 1 : Total depresiasi = Rp. 10.891.250
Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi
= 264.000.000 222.141.120 10.891.250
= Rp. 30.967.630
Pajak = 5% x Rp. 30.967.630 = Rp. 1.548.382
Laba Bersih = Laba kotor Pajak
= 30.967.630 1.548.382
= Rp. 29.419.248
Untuk tahun 2 : Total depresiasi = Rp. 10.294.219
Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi
= 264.000.000 222.141.120 10.294.219
= Rp. 31.564.661
Pajak = 5% x Rp. 31.564.661 = Rp. 1.578.233
Laba Bersih = Laba kotor Pajak
= 31.564.661 1.578.233
= Rp. 29.986.428
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 44
Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya
maka diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun
Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih
1 10.891.250 30.967.630 1.548.382 29.419.248
2 10.294.219 31.564.661 1.578.233 29.986.428
3 9.734.316 32.124.564 1.606.228 30.518.336
4 9.208.777 32.650.103 1.632.505 31.017.598
5 8.715.086 33.143.794 1.657.190 31.486.604
6 8.250.955 33.607.925 1.680.396 31.927.529
Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun (Lanjutan)
Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih
7 7.814.296 34.044.584 1.702.229 32.342.355
8 7.403.203 34.455.677 1.722.784 32.732.893
9 7.015.930 34.842.950 1.742.148 33.100.802
10 6.650.880 35.208.000 1.760.400 33.447.600
Total 315.979.393
Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk
memperkirakan letak IRR, maka dicari harga Annualnya.
A = 10
bersihTunaiAliran
A = 10
3315.979.39
A = Rp. 31.597.939,3
A/P = 31.597.939,3 / 206.210.000 = 0,1532
Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 7%
dan 9%. Dengan metode Trial dan Error dicari nilai IRR yang diperoleh jika :
0 NCFPV
PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai
bersih Jika digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 45
3.2.
Gambar 3.2. Cash Flow Diagram
Keterangan:
Untuk i = 7%
NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 7%, 1) + 29.986.428 (P/F, 7%, 2) +
30.518.336 (P/F, 7%, 3) + 31.017.598 (P/F, 7%, 4) + 31.486.604
(P/F, 7%, 5) + 31.927.529 (P/F, 7%, 6) + 32.342.355 (P/F, 7%, 7) +
32.732.893 (P/F, 7%, 8) + 33.100.802 (P/F, 7%, 9) + 33.447.600
(P/F, 7%, 10)
= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9346) + 29.986.428 (0,8734) +
30.518.336 (0,8163) + 31.017.598 (0,7629) + 31.486.604 (0,7130) +
31.927.529 (0,6663) + 32.342.355 (0,6227) + 32.732.893 (0,5820) +
33.100.802 (0,5439) + 33.447.600 (0,5083)
= 5.817.061
Untuk i = 9%
NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 9%, 1) + 29.986.428 (P/F, 9%, 2) +
30.518.336 (P/F, 9%, 3) + 31.017.598 (P/F, 9%, 4) + 31.486.604
(P/F, 9%, 5) + 31.927.529 (P/F, 9%, 6) + 32.342.355 (P/F, 9%, 7) +
32.732.893 (P/F, 9%, 8) + 33.100.802 (P/F, 9%, 9) + 33.447.600
(P/F, 9%, 10)
= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9174) + 29.986.428 (0,8417) +
30.518.336 (0,7722) + 31.017.598 (0,7084) + 31.486.604 (0,6499) +
Investasi
(Out Cash Flow) Laba Bersih
(In Cash Flow)
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 46
31.927.529 (0,5963) + 32.342.355 (0,5470) + 32.732.893 (0,5019) +
33.100.802 (0,4604) + 33.447.600 (0,4224)
= -5.452.769
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan IRR
Persen (P/F) Out Cash Flow (Rp) NPV (Rp)
7% 206.210.000 5.817.061
9% 206.210.000 -5.452.769
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama
dengan nol. Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada diantara 7 % dan 9 %, maka
dengan interpolasi didapatkan:
IRR=
%95.452.769
)5.452.769(5.817.061
%9%7x 8,03%
Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 8,03% lebih besar daripada
suku bank yang sebesar 6,50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan
ditinjau dari perhitungan IRR tersebut.
3.2.4. Perhitungan Pay Back Period
Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari investasi.
Perhitungan pay back period dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Perhitungan Pay Back Period
Tahun Laba
Bersih Depresiasi Amortisasi
Cash
Proceeds
Cash
Outflow
Saldo
Cash
0 - - - - 206.210.000 (206.210.000)
1 29.419.248 10.776.250 115.000 40.310.498 0 -165.899.502
2 29.986.428 10.179.219 115.000 40.280.647 0 -125.618.855
3 30.518.336 9.619.316 115.000 40.252.652 0 -85.366.203
4 31.017.598 9.093.777 115.000 40.226.375 0 -45.139.828
5 31.486.604 8.600.086 115.000 40.201.690 0 -4.938.138
6 31.927.529 8.135.955 115.000 40.178.484 0 35.240.346
7 32.342.355 7.699.296 115.000 40.156.651 0 75.396.997
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 47
8 32.732.893 7.288.203 115.000 40.136.096 0 115.533.093
9 33.100.802 6.900.930 115.000 40.116.732 0 155.649.825
10 33.447.600 6.535.880 115.000 40.098.480 0 195.748.305
12,5
5)346.240.35138.938.4(
138.938.4
PeriodBackPay
Pay Back Period = 5 tahun 1 bulan
4.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan metode Level Strategic dan Chase Strategic dapat
dirangkum data sebagai berikut :
Variables Dalam 1 Periode
Level S. Chase L.
Demand 168275 168275
Hari Kerja 261 261
Jam Efektif 1892.25 1892.25
Beg. Inventory 23500 23500
Net Requirement 147470.61 144775
Requrements Workers per
Month
50 55
Fired - 115
Hired - 17
Production 132140.36 144775.00
Ending Inventory - 10375.00
Ending Inventory ($) - Rp 6,484,375
Surplus 1270 -
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 48
Dari data pada table halaman sebelumnya terdapat point point penting yang dapat kita amati sebagai rujukan dalam memilih jenis strategi mana yang
akan kita laksanakan dalam perencanaan produksi Tamiya Car Corp. yakni :
Melalui penerapan Level Strategic diprediksi akan terdapat surplus sebanyak
1270 unit dan 16.788 unit storage.
Dalam kurun satu periode diprediksi terjadi 115 kali pemecatan dan 17 kali
perekrutan tanaga kerja pada penerapan Chase Strategic.
Total biaya pemecatan dan perekrutan pada Chase Strategic lebih rendah
sebesar Rp 40.602.898 ,- dibandingkan dengan total biaya lembur dan
inventory yang terjadi pada Level Strategic.
Total biaya keseluruhan pada Chase Strategic lebih rendah sebesar Rp
7.818.523,-dibanding dengan menggunakan Level Strategic.
4.2 Saran
Merujuk pada kesimpulan di table di atas, kami menyarankan agar Tamiya
Car Corp. memilih Chase Strategic dalam Perencanaan Produksi mobil mainan
tersebut karena memiliki total biaya yang lebih rendah sebesar Rp 7.818.523,-
yang akan berdampak terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan.
Storage 16788 -
Biaya tenaga kerja Rp 261,000,000 Rp 287,300,000.00
Biaya Pemecatan - Rp 17,250,000
Biaya Rekrut - Rp 1,700,000
Biaya Lembur Rp 58,759,427 -
Biaya Inventory Rp 793,471 -
Total Biaya Rp 320,552,898 Rp 312,734,375
Proposal Tugas Akhir
Rancangan Usaha 49
DAFTAR PUSTAKA
Arlys Ika Kharisma, 2008, Tingkat Kepuasan Pengguna Sepeda Motor Yamaha
Mio dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
Cohen, Lou,1995, Quality Function Deployment : How To Make QFD Work For
You, Addison-Wesley Publishing Company, Singapore.
Gaspersz, Vincent, 1997, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
J. Suprapto, 1997 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan
Pangsa Pasar ,Rinekha Cipta, Jakarta.
Ulrich Karl T dan Eppinger, Steven 2001, Perancangan Dan Pengembangan
Produk, Salemba Teknik, Jakarta.
Wahyu, 1999, Manajemen Kualitas Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Yamit, Zulian, 2002, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Ekonisia,
Yogyakarta.