Kata PengantarPuji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya
kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
Rangkuman Modul Teknik Pengelasan ini.
Saya tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga
sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan
pengerjaan sudah mengetahui teorinya.Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi
lebih baik dan dapat disegani oleh Negara lainnya. Karena kami tahu teori tanpa praktek itu
adalah tidak akan bisa, dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh.
Dalam proses pembuatan makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu. Dan pada kesempatan ini
juga saya memohon maaf apabila dalam makalah ini ada sebuah kesalahan ataupun hal
yang menyinggung, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan itu tidak
kami rencanakan
Makalh ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar –mengajar para insane yang
berkecimpung di dunia pendidikan. Bila ada saran dalam makalah ini bisa menghubungi
kami.Sekian,terima kasih.
Cimahi, 20 November 2013Penyusun
Asep Dadang MaulanaTM 121013
Teknik Pengelasan Page 1
Daftar isi..........................................................................................Hal
Kata Pengantar.........................................................................................1
BAB IPENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Masalah..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5
A.Las Gas dan Pengelasan Oxsi-asetilen................................................................4
B. Zat Asam............................................................................................................6
C. Proses pembuatan Asetilen..............................................................................7
D.Las Listrik dan dasar-dasarnya...........................................................................9
E. Elektroda............................................................................................................9
F. Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda........................................................10
G.Arus Listrik Las.................................................................................................14
BAB IIIPENUTUP................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran dan Kritik.............................................................................................16
Teknik Pengelasan Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan
padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan
disambung, beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam
pengisi. Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan/atau
tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa penambahan logam
pengisi.Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Pengelasan busur (arc welding, AW)
Pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW)
Pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW)
Proses pengelasan lebur yang lain.
B. Rumusan Masalah
Las Gas dan Pengelasan Oxsi-asetilen? Zat Asam? Proses pembuatan Asetilen? Las Listrik dan dasar-dasarnya? Elektroda? Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda? Arus Listrik Las?
C. Tujuan
Mengetahui apa itu Las Gas dan pengelasan Oxsi-asetilen Mengetahui apa itu Zat Asam Mengetahui proses pembuatan Asetilen Mengetahui Las Listrik Dan Dasar-Dasarnya Mengenal Elektroda? Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda? Arus Listrik Las?
BAB II
Teknik Pengelasan Page 3
PEMBAHASAN
A. LAS GAS
Dalam proses pengelasan gas, panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan oksigen
sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam dasar dan
logam pengisi. Pengelasan gas juga sering digunakan untuk proses pemotongan logam.
Gas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen. Di antara ketiga gas ini
yang paling sering dipakai adalah gas asetilen, sehingga pengelasan gas pada umumnya
diartikan sebagai pengelasan oksi-asetilen (oxyasetylene welding, OAW).
Pengelasan oksi-asetilen merupakan proses pengelasan lebur dengan menggunakan nyala
api temperatur tinggi yang diperoleh dari hasil pembakaran gas asetilen dengan oksigen.
Nyala api diarahkan oleh ujung pembakar (welding torch tip). Pengelasan dapat dilakukan
dengan atau tanpa logam pengisi, dan tekanan kadang-kadang digunakan untuk
menyatukan kedua permukaan benda kerja yang akan disambung.
Bila digunakan logam pengisi, maka komposisi logam pengisi harus sama dengan komposisi
logam dasar. Logam pengisi sering dilapisi dengan fluks, untuk membantu membersihkan
permukaan dan melindungi las-an agar tidak terjadi oksidasi.
Nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen dihasilkan oleh reaksi kimia asetilen (C2H2) dan
oksigen (O2) dalam dua tahapan.
Tahapan pertama ditentukan oleh reaksi :
_ C2H2 + O2 2CO + H2 + panas
Hasil reaksi tersebut mudah terbakar, sehingga menyebabkan reaksi yang tahapan kedua :
_ 2CO + H2 + 1,5O2 2CO2 + H2O + panas
Dua tahapan pembakaran dapat dilihat dalam emisi nyala api oksi-asetilen yang keluar dari
ujung pembakar. Bila campuran oksigen dan asetilen 1 : 1, seperti yang dijelaskan pada
formula reaksi kimia di atas, nyala api yang dihasilkan dikenal sebagai nyala netral.
Reaksi kimia tahap pertama terlihat sebagai kerucut dalam nyala api (berwarna putih
bersinar), sedang reaksi tahap kedua terlihat sebagai kerucut luar yang membungkus
kerucut dalam (hampir tanpa warna tetapi sedikit warna antara biru dan jingga). Suhu
tertinggi dicapai pada nyala api ujung kerucut dalam, dan suhu tahap kedua suhunya di
bawah ujung dalam tersebut. Selama pengelasan berlangsung, kerucut luar menyebar dan
menutup permukaan benda kerja yang akan disambung, dan melindungi las-an dari
pengaruh atmosfer sekelilingnya.
Teknik Pengelasan Page 4
Panas total yang dilepaskan selama dua tahapan pembakaran asetilen adalah 1470 Btu/ft3
(55 x 106 J/m3). Tetapi karena suhu yang terdistribusi dalam nyala api, maka nyala api akan
menyebar di atas permukaan benda kerja, dan hilang di udara, densitas daya dan efisiensi
dalam pengelasan oksi-asetilen relatif rendah : f1 = 0,10 hingga 0,30
PEMBAGIAN MACAM GAS UNTUK PENGELASAN
Acetylen (C2 H2)
Propan (C3 H8 )
Gas Bumi
GAS BAKAR
Adalah gas yang mana bila gas tersebut bercampur dengan Oxigen (O2) akan mudah
terbakar dan menghasilkan energi panas misalnya pada las gas, las potong dll.
ZAT ASAM OXIGEN
Adalah gas yang mana gas tersebut harus ada (syarat uatama) pada setiap proses
pembakaran.
Spesifikasi yang harus ada pada LAS GAS
Botol Oxigen dengan regulator
Botol Asetylen dengan regulatro
Slang Oxigen
Slang Asetylen
Pembakar
Bahan tambah
Ujung pembakar
Benda kerja
Teknik Pengelasan Page 5
GAS LAS
GAS BAKAR
ZAT ASAM OXIGEN
Nyala api
B. ZAT ASAM
Untuk Zat Asam di tandai dengan warna BIRU, pada nyal las diperlukan zat asam yang harus
bersih (kebersihan 98% atau lebih). Zat asam didapat dengan memproses udara biasa
didinginkan hingga -200° C (minimaln -140° C).
Diudara bebas terdapat sebagian besar zat lemas dan zat asam denagn cara pendinginan,
udara tersebut mengalami perubahan. Sehingga zat lemes lebih dulu menguap, dan zat
asamnya mengendap. Dengan tekanan 150-200 atm. Zat asam ini diisikan kedalam botol
baja. Pada umumnya botol mempunyai volume 40 liter dan diisi dengan tekanan 150 atm.
Juga ada botol dengan volume 50 liter dan diisi dengan tekanan 200 atm.
Perhitungan isi zat asam : ISI = tekanan x volume = P x V
= 150 x 40 = 6000 liter
Jumlah pemakain gas dapat hitung; tek. Awal – tek, akhir x volume.
Misal tek awal = 150 atm, dan tek akhir = 100 atm
Pemakaian = (150-100) x 40 = 2000 liter.
Pelayanan / perawatan
Botol harus dilengkapi dengan tutp pengaman
Jauhkan botol dari panas, sinar matahari dan jangan dibanting
Pada pemakaian botol harus tegak, jangan diletakan datar, agar keran terhindar dari
karat. (sebab zat asam tersebut kering benar).
Keran ( Ventil) jangan sampai terkena minyak Olie.
ASETYLEN
Tanda pengenal yang dipaki warna kuning
Asetylen didapat dari bahan karbid (campuran Calcium dengan zat arang) = Cac2 dengan air.
Cac2 + 2 H2O ---- C2H2 + Ca (OH) 2 + panas.
Kalsiumkarbid1kg
+ air0.56kg
˙−−−−¿ Asetylen
0.406kg+ panas400kkal
¿
1m3astylen beratnya = 1,17 kg.
Berat asetylen lebih rendah dari pada udara.
C. PROSES PEMBUATAN ASETILEN
Teknik Pengelasan Page 6
Untuk pembuatan asetilen, peralatan harus mempunyai syarat sbb:
Tidak boleh terjadi percampuran antara asetilen dengan udara luar
Tekanan gas asetilen tidak boleh lebih dari 1,5 atm
Tidak ada panas disekitar alat pembuat asetilen
KESELAMATAN KERJA
Agara jangan terjadi ledakan yang besar jarak alat pembuat asetilen yang satu dengan
yang lain minimal 6 meter
Panjang selang gas minimal 5 meter
jarak ketempat pengelasan 3 meter
BOTOL ASETILEN
warna pengenal botol ini menggunakan warna kuning pada pemakaian posisi botol harus
tegak. Sebab kalau mendatar aseton dalam botol akan tersedot keluar. Akibat
tersedotnya aseton akan menjadikan selang kotor dan hasil las tidak baik. Botol
mempunyai vol 40 liter dan bertekanan 15 1tm.
CARA PEMASANGAN REGULATOR
sebelum dipasang buka lebih dulu kran botol oxsigen agar bersih dari kotoran
dengan kunci pas yang cocok,pasang regulator dengan cukup kuat (baut penyetel tek.
Pada regulator harus bebas
buka keran botol dan periksa kerapatannya dengan air sabun jangan menggunakan
minyak
putar baut menyetel (kekanan). Sampai mencapai tek. Kerja yang diinginkan.
SELANG
untuk mengalirkan gas pada pengelasan di pergunakan selang
Oxsigen mempergunakan warna BIRU
Asetilen mempergunakan warna MERAH
Pada pembuatannya selang biasanya ditest dengan tekanan ± 400 psi ( 27kg/cm2)
CARA MEMASANG
sebelum di pasang bersihkan dulu dengan kompresor
Harap diperhatikan nipple untuk asetilen berulir kiri, untuk oxsigen berulir kanan.
Tiap sambungan selang periksa kerapatannya/kebocorannya dengan air sabun.
MENYALAKAN PEMBAKARNYA
Periksa semua dalam keadaan baik
Teknik Pengelasan Page 7
Buka kran oxsigen ± 1/8 putaran
Buka sedikit kran asetilen dan nyaalakan dengan korek api las
Tambahkan asetilen secukupnya
Tambah oxsigen sesuaikan sampai kita dapatkan nyala api yang netral
Catatan
Tek. Kerja untuk oxsigen = 2,5 atm
Tek. Kerja untuk asetilen = 0,25 atm
Menyetel tek. Kerja dilakukan dengan keadaan kran terbukan sesuaikan tek. Kerja yang
diinginkan dengan jalan memutar baut penyetel pada regulator.
D. LAS LISTRIK
A. Dasar-dasar teknik pengelasan las listrik
Prinsip las listrik
Teknik Pengelasan Page 8
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau
pencarian dengan busur nyala listrik sebagai smber panasnya.penggunaan tenaga listrik
sebagai sumber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu
1. Las tahanan listrik
2. Las busur nyala listrik
Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara mengalirkan arus
listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda kerja yang akan di sambung atau di
las.tahanan yang di timbul akan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuh akan
menimbulkan panas dan berguna mencairkan permukaan sambung. Jadi,tekanan yang
diberikan antara kedua bahan kerja akan menimbulkan paduan antara dua buah yang
disambung. Sedangkan las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang di lakukan dengan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan
benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik melalui elektroda.
Proses terjadinya arus listrik ini diakibatka perbedaan tegangan listrik antara kedua kutub
yaitu kerja dan elektroda.perbedaan tegangan inin disebut tegangan nyala busur. Besar
tengangan ini antara 20 volt dan 40 volt.
B. ElektrodaElektroda merupakn bagian terpenting dalam las busur listrik.selama pengelasan elektroda
akan habis pada saat berlansungnya pengelasan.jenis elektroda akan mempengaruhi
pengelasan, maka itu pemilihan dan jenis elekroda haruslah tepat.berdasrkan selaput
pelindungnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.
Elektroda berselaput ini terdiri dari bangian inti dan pelindung atau fluks.pelapisan fluks
dapt dilakukakn dngan cara di semprot,celup atau destrusi.tujuan di buatnya fluks ini agar
pada saat elektroda terbkar akan menghasilkan gas co2 dengan tujuan melindungi cairan
las,busur listrik dari oksigen yang dapat mengalami bahan las mengalami oksidasi sehingga
akan mempengaruhi sifat mekanisme dari logam las. Jadi selaput elektroda mempunyai
fungsi-fungsi antara lain :
1. Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrad logam sewaktu proses pengelasan
berlansung.
2. Membuat torak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendingin ,dengan
tujuan agar benda kerja yang dilas tidak mengalami getas atau rapuh.
Teknik Pengelasan Page 9
3. Memberikan sifat2 khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara menambah zat-zat
tertentu yang terkandung dalam selaput.
4. Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehingga mudah di control.Oleh karena pemilihan jenis elektroda haruslah tepat dengan memperhatikan sebagai berikut.• Jenis logam yang akan di las • Tebal bahan yang akan di las• Kekuatan mekanis yang di harapkan dari hasil pengelasan • Posisi pengelasan dan • Bentuk kampuh benda kerja
Guna salutan elektroda Membuat busur menjadi stabil Melindungi cairan hasil las dari udara luar Pengatur penggunaan Sumber unsur paduan
Penggolongan Elektroda Elektroda karbon rendah Elektroda karbon tinggi Elektroda karbon paduan Elektroda karbon tuang Elektroda karbon non fero
Memilih Elektroda sesuaikan dgn: Bahan yang mau dilas Posisi pengelasan Jenis listrik polaritas yang digunakan
Pemeliharaan elektroda Jangan membuang elektroda yang masih panjang bisa digunakan Simpan elektroda pada tempat yang kering agar salutan tidak lembab atatu ruksak Salutan jangan ruksak pada saat disimpan .
C.Posisi Pengelasan las listrik dan gerakan elektrodaPosisi Di Bawah Tangan
Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70
derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
Posisi Tegak (vertical)
Teknik Pengelasan Page 10
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan
kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat
terhadap benda kerja.
Posisi Datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja
dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja.
Posisi Di Atas Kepala (Overhead)
Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda
sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis
sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada
satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan
pada material pipa dengan jalan pipa diputar.
Posisi Horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan
dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi sudut electroda pengelasan pipa 2G yaitu 90º
Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektroda. Bila terlalu panjang dapat
mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali
diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan
diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan
seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan
elektrode vertikal.
Posisi Horizontal Pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
-Pengelasan naikBiasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan
panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan
dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan
pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan
dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing
(tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam
6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode
Teknik Pengelasan Page 11
untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali
diameter elektrode.
-Pengelasan turunBiasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi.
Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.
1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir
dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda). Dari kutub positif mengalir partikel positif
(ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda
(benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan
dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion
positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah,
maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada
lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis
tengahelektroda).
kawat inti
selubung elektroda
busur listrik
pemindahan logam
gas pelindung
terak
kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik
yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja
menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja,
dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera
melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Didalam rentetan yang cepat partikel
elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.
Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat
pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
2. Proses penyulutan
Teknik Pengelasan Page 12
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan
sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
3. MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda
dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek,
hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama
dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan
logam induk.Ø
Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah
penampang tadi.Ø
4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan
maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan
dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian
elektroda dijauhkan dengan arah agak miring. Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan
ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit.
Gerakan Elektroda.
Macam-macam gerakan elektroda :
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur
jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan
jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan
kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Teknik Pengelasan Page 13
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada
ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk
memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus
elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka
penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
D. Arus Listrik Las
Gaya penggerak pada arus listrik adalah adanya tegangan dari sumber arus. Tahana
utama pada arus las terletak pada busur nyala listrik. Sedangkan tahanan tahanan yang
lainnya (yang lebih kecil) terletak pada kabel-kabel penghantar, adapun jenis arus listrik
seperti:
Arus Searah DC adalah suatu arus listrik yang selalu dalam arah yang sama dan
umumnya mengalir dengan kuat arus yang sama.
Arus Bolak Balik AC adalah suatu arus listrik yang arah dan kuat arusnya selalu
berganti, dalam satu detik arahnya 100 kali ganti yaitu 50 priode tiap detik atau
disebut 50 Hz (Hertz).
Arus Tiga Fase pada jenis ini digunakan tiga arus AC dengan 50 Hz, dengan pergeseran
waktu tertentu antara satu dengan lainnya. Arus tiga fase ini digunakan terutama pada
alat-alat yang memerlukan arus listrik yang besar dan biasanya mempunyai tegangan
380 Volt.
Untuk pengelasan digunakan suatu mesin las ini menghasilkan arus listrik dari PLN, kita
tidak bisa mengelas, kita harus mengunakan transformator, mesin las searah atau
pengubah mengunakan arus DC sedangkan transformator menghasilkan arus AC.
Transformator arus AC
Mesin las arus searah arus DC
Mesin las pengubah arus DC
PORALITAS adalah bentuk / instalasi sambungan arus listrik dari mesin las ke elektroda
dan benda kerja.
Tuntutan yang harus ada
Teknik Pengelasan Page 14
Tegangan listrik rendah ( 15-100 volt )
Arus listrik tinggi ( 15-400 Ampere )
Tingginya arus listrik bisa distel
perubahan arus selama pengelasan kecil
NO KEUNTUNGAN MESIN AC KERUGIAN MESIN AC1 Harga murah Tidak selalu elektroda bisa
digunakan2 Pemeliharaan muda dan murah Harga mahal
NO KEUNTUNGAN MESIN DC1 Semua jenis elektroda bisa dipakai Lebih mahal
Pemeliharaan mahal & rumit
BAB IIIPENUTUP
Teknik Pengelasan Page 15
A. Kesimpulan
Ilmu teknik pengelasan ini sangat penting buat pengetahuan didunia kerja nyata, apalagi kita
sebagai calon lulusan Ahli Madya, di tuntut untuk menguasai berbagai teknik termasuk teknik
pengelasan ini Modul ini penting buat bekal pengetahuan didunia kerjan yata, sebagai
calon sarjana Teknik Mesin Produksi kita harus bias menguasai materi yang di jelaskan di
atas, dengan pengetahuan itu kita dapat menciptakan kenyamanan bagi
penggunanyadan yang pasti dapat melancarkan prosedur-prosedur unit produksi dengan
lancer dan selamat.
B. Saran
Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Sebaiknyapelajaridankuasaisepenuhnyailmumanajemenbengkelini, sebagai modal
awalbuatterjun di duniakerja
Ikutilahprosedur-prosedur yang yangtelah di jelaskandiatas agar terciptanya unit
produksi yang nyamandanepektif
Perhitungkansemunyadenganmaksimalsesuaiprosedur-prosedur yang telah di bahas
agar bisatertujupadasatutitikpuncak yang adainginkan.
Teknik Pengelasan Page 16