REDUCE , REUSE, & RECYCLE
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Anastasia Prisilla1200985331
06 PARARSITEKTUR
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Tanpa kita sadari, setiap hari kita melakukan sejumlah rutinitas aktitifitas yang menghasilkan sampah
ataupun limbah. Dimulai dari awal kita bangun tidur dan mulai membuat sarapan ataupun sekedar mandi dan
menggosok gigi, kita menghasilkan sejumlah sampah dan limbah. Dan berdasarkan suatu penelitian, terbukti
bahwa masyarakat perkotaan menghasilkan sampah yang lebih banyak dibandingkan masyarakat pedesaan.
Hal ini diperkuat dengan adanya fakta bahwa saat ini hampir semua Pemerintah kota besar di Indonesia sedang
mengalami kesulitan dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh warga kotanya. Setiap hari, Jakarta
menghasilkan sampah ( rumah tangga dan industri) sebanyak 25.687 m³. Namun terkadang tidak ada tindakan
dari kita untuk menanggapi permasalahan sosial ini.
Pada kenyataannya, setiap anggota masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam upaya menurunkan
jumlah dari sampah dengan metode 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE). Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan 3R berikut: Reduce ( Mengurangi ), dengan mengurangi pemakaian energi yang berlebihan dengan
menggunakan angkutan umum, dengan menggunakan sepeda atau jalan kaki dalam mencapai suatu tujuan
yang dekat, kita sudah mencoba mengurangi energi yang dihasilkan dari sebuah aktifitas. Dengan melakukan
hal-hal tersebut kita sudah mencoba untuk mengurangi besarnya energi yang dihasilkan oleh kendaraan. Selain
itu, kita dapat melakukan penghematan dengan tidak menggunakan banyak kantong plastik.
Beda halnya lagi dengan Reuse ( Menggunakan Kembali ), dengan menerapkan Reuse yakni
menngunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai, kita sudah berupaya dalam proses pengurangan
sampah yang terbentuk setiap harinya. Reuse dapat kita terapkan dengan cara tidak membuang barang-barang
yang masih layak pakai atau jual kembali atau memberikan kepada orang lain barang-barang yang masih layak
pakai. Hal tersebut selain menekan jumlah sampah yang terbentuk, juga dapat menjadikan suatu pola keuangan
yang jauh dari kata “ Konsumtif ”.
Selain Reduce dan Reuse, ada juga Recycle. Recycle ( Daur Ulang ) merupakan suatu proses yang
lebih rumit dibanding dengan yang lainnya. Kita dapat berperan aktif dalam proses recycle yakni dengan
menggunakan barang-barang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan. Selain itu, kita dapat mengumpulkan
sampah-sampah organik (misalnya daun-saun kering) dan diolah menjadi suatu pupuk kompos. Kita dapat
membuat barang yang tidak berguna didaur ulang menjadi suatu barang lain yang lebih berguna untuk
kehidupan manusia.
Konsep 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) ini bukan semata-mata teori ataupun tanpa diterapkan
dalam ilmu lain. Di bidang arsitektur, konsep ini sangat erat kaitannya dengan konsep bangunan hijau yang
sedang menjadi topik hangat untuk diperbincangkan dalam masyarakat. Ketiga hal tersebut terbukti dapat
menjadi suatu pendekatan dalam penciptaan suatu bangunan hijau. Dalam Reduce, penggunaan material lokal
yang dibiarkan secara alamai atau dipoles dengan material ramah lingkungan dapat menjadi fokus utama untuk
penciptaan suatu bangunan hijau. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan mengutamakan efisiensi dari
utilitas dan pemipaan, penghematan pemakaian air, terutama air tanah, dengan membuat banyak penghijauan
dan memanfaatkan air hujan sebagai salah satu sumber air.
Beda halnya lagi dengan Reuse, Reuse yang bermakna menggunakan ulang ini dimaksudkan dengan
memakai kembali dan memperpanjang usia manfaat dari berbagai benda yang sudah dipakai. Dalam kasus –
kasus renovasi, bangunan hijau akan memakai kembali secara optimal material dari bangunan lama seperti
kusen, genteng, penutup lantai, dan teralis. Kriteria reuse yakni dengan sifat teknis yang masih baik (ukuran,
bentuk, dan karakteristik mekaniknya) misal: bata merah dimensi lebih 50 %, kayu (PKKI) dan Logam, besi,
baja.
Berbeda lagi dengan Recycle (mendaur ulang), yakni dengan usaha penggunaaan ulang barang atau
bahan yang sudah digunakan dengan menambahkan bahan lain dengan menggunakan teknologi sehingga
menghasilkan suatu benda atau bahan yang baru untuk digunakan kembali. Misalnya dengan daur ulang pada
komponen beton/beton bertulang, komponen kayu (Kayu olahan : Papan wool kayu, papan partikel (Particle
board), papan chip (chip board), KOMPONEN DINDING (Pasangan bata merah, Conblock, plesteran, acian).
Berikut ini adalah material daur ulang dan aplikasinya.
Isu tentang 3R memang sudah semakin dieksplorasi di berbagai bidang, khususnya di bidang arsitektur.
Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang memang mengaplikasikan ketiga hal tersebut dalam perancangan
bangunanya. Sebagi contohnya, Massive Plastic Bottle Building Unveiled in Taiwan.
Sebuah bangunan yang telah dinobatkan sebagai bangunan dengan "Struktur botol plastik pertama dan
tertinggi di dunia" di perkenalkan di Taiwan. Bangunan yang dinamakan EcoArk ini dibangun dari 1,5 juta botol
plastik yang bertujuan mengingatkan kita akan pentingnya daur ulang
dan global warming. Terdapat screen waterfall pada bangunan ini
yang bertujuan untuk mengumpulkan air hujan sebagai penyejuk
udara alami. Bangunan ini dinobatkan sebagai bangunan teringan di
dunia dan moveable atau
bisa dipindah-pindah
serta tahan terhadap
topan dan gempa.
Bangunan ini memiliki 2 ruang utama di bangunan ini yaitu
Amphithertre dan Exibition yang digunakan sebagai ruang pameran
untuk Taipei International Flora Expo. Bangunan ini menghabiskan
biaya tidak kurang dari 3jt US Dollar. Arthur Huang sebagai seorang
arsiteknya mendapat ide yang berasal dari di tempat sampah. Pada
Awalnya, arsiteknya berfikir mengenai sampah jenis apa yang bisa
menciptakan low-carbon
pada bangunan dan
ternyata tim melihat
bahwa sebagian besar
sampah di kantor
merupakan botol PET
bekas. Dan dari botol-
botol bekas itulah, disulap menjadi bahan bangunan yang memiliki
kekhasan estetikanya.
Hal ini sungguh berbeda dengan Indonesia yang menjual barang-barang sampah tersebut dan mendaur
ulangnya menjadi sampah kembali secara terus menerus dan tidak menjadi barang yang bernilai estetikanya.
Bangunan ini berdimensi panjang 130 m dan tinggi 26 m dan dibangun dalam tempo 3 tahun. Bangunan yang
pada awalnya merupakan milik group perusahaan Taiwan, Far Eastern Group , yang bergerak di bidang
konstruksi dan keuangan, pada bulan Mei 2010, bangunan ini diserahkan kepada pemerintah.
Penerapan 3 R pun tidak terjadi hanya pada bangunan.
Sebuah ide yang berasal dari arsitek nusantara pun juga
berlomba-lomba membuat suatu bangunan bahkan suatu
pemukiman yang menerapkan prinsip ini. Sebuah biro arsitektur
yakni, SUB-Studio memenangkan suatu sayembara dalam
memecahkan permasalahan Warga Stren Kali di Surabaya.
Daerah pemukiman kumuh yang bearda di Stren kali memang
merupakan suatu masalah bagi pemerintahan Surabaya. Mereka
membangun banyak bangunan yang memang seharusnya tidak
diletakkan di bibir kali. Hal ini memang mengganggu dan akan berakibat pada meluapnya air dari kali. Oleh
karena itu, bangunan-bangunan tersebut memang harus dibuat mengikuti peraturan pemerintah sesuai dengan
Garis Sepadan Sungai. Dengan menggunakan pendekat desain dan tema yang berupa Koridor sirkulasi
sepanjang kali diibaratkan sebagai
sebuah selasar seni, Deretan hunian yang
memanjang menghadap kali
dapat dianalogikan sebagai objek seni
layaknya sebuah deretan lukisan.
Solusi desain dalam
rekonstruksi pemukiman tersebut,
dapat diaplikasikan dalam beberapa
solusi yakni: Peremajaan tampak Rumah yang terpotong, maksudnya dengan mengajak warga membongkar
bagian rumah yang terpotong garis sepadan sungai dan mengumpulkan bahan material bongkaran seperti bata,
gedek, kusen pintu, dan jendela (Reuse). Dengan Demikian warga akan memiliki tampak rumah yang baru
secara instan yang sesuai dengan karakter rumahnya yang dulu.
Solusi desain lainnya adalah Rumah Dusun Deret - Susun, hal ini
diperuntukkan masyarakat yang bagian rumahnya habis terpotong
garis sepadan sungai, yakni dengan mengumpulkan Warga
mengumpulkan bahan material bongkaran seperti bata, seng, gedek,
kusen pintu dan jendela. Termasuk atap, wc dan bahan lantai. Semua
rumah tersebut akan
dipindahkan Semua rumah
warga akan dipindah ke
lantai 2 dan 3, agar lantai dasar dapat digunakan sebagi ruang publik
bersama, dengan kegiatan seperti; hajatan warga, syukuran, rapat
warga, tempat olahraga, sekolah les, kursus dll. Warga mendapatkan
jatah rumah Dusun sesuai dengan Luasan dan lokasi rumah
semula. Untuk warga yang rumahnya tergusur oleh garis sepadan
sungai akan dipindah ke lantai 3 dengan lokasi yang berdekatan
dengan rumah semula.
Dengan menggunakan material bongkaran tersebut, berarti kita juga mengurangi (Reduce) peggunaan
bahan-bahan material baru yang memang membutuhkan alat transportasi dalam distribusinya yang
mengeluarkan energi juga. Dan bahan-bahan bekas bongkaran tersebut juga tetap dapat di daur ulang (Recycle)
untuk menjadi bahan-bahan lain seperti pada penjelasan diatas.
Dari beberapa contoh diatas, tercerminlah sebuah contoh nyata penerapan 3R dalam arsitektur.
Semuanya butuh sebuah kreatifitas untuk menghasilkan suatu barang baru yang bernilai estetika tinggi yang
berasal dari barang bekas yang sudah tidak bermanfaat lagi. Prinsip 3R ini memang sangat perlu diterapkan
mengingat dari dampaknya yang dapt menjawab problema dari peningkatan sampah yang dihasilkan dari suatu
rumah tangga. Dalam tahap pengembangannya prinsip 3R tersebut, muncullah sebuah teori ZEROWASTE yang
membuat suatu bangunan yang tidak menghasilkan sampah bahkan mengolah smapah tersebut menjadi
sesuatu yang lebih berguna. Namun pada kenyataannya kondisi ZEROWASTE ini tidak mungkin terjadi
mengingat kebutuhan energi saat melakukan suatu kegiatan distribusi bahan material. Drai hal tersebutlah, kita
dapat memulai suatu langkah penerapan 3R dalam kehidupan sehari-hari kita demi kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA:
http://www.pu.go.id/2nd_index_produk.asp?site_id=01020100&noid=4
http://tangantanganbumi.wordpress.com/2007/06/15/3r-reuse-reduce-recycle/
http://books.google.co.id/books?
id=hRIKKmhHpLwC&pg=PA7&lpg=PA7&dq=reduce+reuse+recycle+in+arsitektur&source=bl&ots=uS
W1EZMWZ1&sig=srSlWozN-
WU3CgBTu0Lj0dQXpjI&hl=id&sa=X&ei=KdBMT72WIIjSrQfGx_WiDw&ved=0CEYQ6AEwBg#v=onepag
e&q=reduce%20reuse%20recycle%20in%20arsitektur&f=false
http://arsitektur2008.blogspot.com/2011/02/ecoark-bangunan-botol-plastik-di-taiwan.html
http://www.treehugger.com/sustainable-product-design/massive-plastic-bottle-building-unveiled-
in-taiwan.html
http://unik247.blogspot.com/2012/02/ecoark-bangunan-dari-15-juta-botol.html
http://ruang17.wordpress.com/2010/11/18/juara-pertama-sayembara-terbatas-penataan-kawasan-stren-kali-surabaya/