REFERAT DEFISIENSI VITAMIN
OLEH : MIFTAHULHAQ H. ALI (10542018210)
Pembimbing : dr. Andi Indriaty Syaiful Sp.A
PENDAHULUAN
Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan esensial yang diperlukan oleh tubuh, terapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Vitamin yang dapat di sintesis oleh tubuh memang ada, namun laju sintesisnya kurang dari yang di butuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Meskipun di dalam tubuh vitamin tidak dipergunakan untuk mendapatkan tenaga seperti lemak atau karbohidrat dan juga tidak dapat di pakai sebagai zat pembangun seperti protein, vitamin tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan melalui perannya sebagai enzim pembantu dalam proses metabolism.
Istilah vitamin merupakan singkatan dari kata vitalamine. Istilah ini di gunakan pertama kali oleh Casimir funk pada tahun 1911. Istilah ini di gunakan oleh Casimir funk saat mencegah dan mengobati penyakit beri-beri.
KLASIFIKASI
• Vitamin A• Vitamin D• Vitamin E• Vitamin K
VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK
• Kompleks Vitamin B• Vitamin C
VITAMIN YANG LARUT
DALAM AIR
VITAMIN AFungsi Vitamin A
Integritas epitel
Pertumbuhan
Permeabilitas membran
Pertumbuhan Gigi
Produksi Hormon Steroid
Penglihatan pada Cahaya Remang
Etiologi Defisiensi
Asupan makanan kaya vitamin A yang kurang memadai,
Infeksi berulang, khususnya campak, diare, dan infeksi pernapasan akut
Pemberian ASI yang tidak memadai dalam jangka lama
Pemberian makanan pelengkap yang tidak sesuai waktunya (seperti pengenalan makanan padat yang rendah nilai gizinya)
Tingkat pendidikan keluarga yang rendah
Kurangnya kewaspadaan dan pengetahuan tentang peran penting vitamin A terhadap kesehatan anak
DEFISIENSI VITAMIN A
Buta Senja
Kelainan membran mukosa
Xeropthalmia
X1A
X1B
X2
X3A
X3BXN
XF
XS
XB
Xerosis Konjungtiva
Bercak Bitot
Xerosis Kornea
Ulserasi Kornea/ keratomalasia < 1/3 permukaan kornea
Ulserasi Kornea/ keratomalasia > 1/3 permukaan kornea
Buta Senja
Xeropthalmia fundus
Jaringan parut kornea
Bercak Bitot
PENATALAKSANAAN DEFISIENSI VITAMIN A
Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU)
Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg (setara dengan vitamin A 100.000 IU)
Pencegahan bayi umur 6 bulan – 11 bulan : 1 kapsul
Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia : Saat ditemukan segera beri 1 kapsul
Hari berikutnya 1 kapsul
4 minggu berikutnya 1 kapsul
Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul.
Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU) tiap kapsul vitamin A mengandung palmitat 1,7 juta IU 129.5298 mg (setara dengan vitamin A 200.000 IU) dengan dosis:
Pencegahan bayi umur 1 tahun – 3 tahun : 1 kapsul
Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia : Saat ditemukan segera beri 1 kapsul
Hari berikutnya 1 kapsul
4 minggu berikutnya 1 kapsul
Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul.
VITAMIN D
Fungsi
Vitamin D merupakan vitamin yang diketahui berfungsi sebagai prohormone.
Etiologi Defisiensi
Kurangnya paparan sinar matahari
Malabsorpsi
Kurangnya masukan vitamin D
Obat-obatan seperti dilantin, fenobarbital, rifampisin.4
DEFISIENSI
Pada anak-anak, kekurangan vitamin D menyebabkan rakhitis(Rickets. Rickets adalah suatu istilah untuk suatu keadaan di mana terjadi gangguan mineralisasi pada epifisis pertumbuhan yang mengakibatkan deformitas dan gangguan pertumbuhan dari tulang panjang. Gambaran klinis dari rickets tergantung dari penyebabnya. Dapat diklasifikasikan sebagai rickets yang berhubungan dengan vitamin D, sekunder karena rendahnya diet kalsium dan rickets yang berhubungan dengan hipofosfatemia.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan untuk rakhitis dapat diberikan secara bertahap selama beberapa bulan atau di hari dosis tunggal 15.000 mcg (600.000 U) vitamin D. Jika metode bertahap dipilih, 125-250 mcg (5000-10,000 U) diberikan harian 2-3 bulan sampai penyembuhan mapan dan konsentrasi alkali fosfatase mendekati kisaran referensi. Karena metode ini membutuhkan perawatan harian, kesuksesan tergantung pada kepatuhan.
VITAMIN E
Fungsi
Berhubungan dengan sifatnya sebagai aintioksidan alamiah,
Berhubungan dengan metabolism selenium
Etiologi
Defisiensi vitamin E terjadi bila asupan kurang atau absorbsi terganggu. Malabsorbsi lemak juga dapat menimbulkan defisiensi vitamin E, karena pembawa vitamin ini adalah lemak.
DEFISIENSI VITAMIN E Kelainan yang timbul pada sistem neuromuskuler adalah ataksia,
kelemahan otot, penurunan refleks-refleks, neuropati perifer, serta degenerasi saraf dan otot. Defisiensi berat yang terjadi lama dapat berakibat kebutaan, irama jantung abnormal, dan penyakit jantung.
PENATALAKSANAAN
Vitamin E terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, α-tokoferol asetat, α-tokoferol suksinat. Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30 - 1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200 IU/ml. Indikasi pemberian vitamin E pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak). Asupan 10 - 30 mg cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam darah.
VITAMIN K
Vitamin k dikenal sebagai vitamin anti-perdarahan karena peranannya dalam mempertahankan kada prothrombin yang normal dalam darah dan faktor-faktor lain yang diperlukan bagi pembekuan darah.
DEFISIENSI VITAMIN K
Pada bayi baru lahir terjadi penurunan faktor-faktor pembekuan darah yang tergantung pada vitamin K, di mana prothrombin adalah salah satu di antaranya, ketika bayi baru berumur beberapa hari.
DEFISIENSI VITAMIN C
Fungsi
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.
Etiologi Defisiensi
Bayi yang hanya mendapatkan susu buatan dan bukan ASI dalam 1 tahun pertama.
Kebiasaan mengkonsumsi makanan junk food
Ketidakmampuan ekonomi untuk menyediakan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C.
DEFISIENSI VITAMIN C
Defisiensi Vitamin C menyebabkan terjadinya penyakit scurvy. Defisiensi asam askorbat menyebabkan disfungsi osteoblast hal ini sebagaimana digambarkan oleh FOLLIS terhadap adanya asam nukleat ribose (RNA) yang hilang dan tidak munculnya phospatase dan aktivitas sitokrom oksidase dalam sitoplasma osteoblas. Hasilnya adalah kegagalan untuk menghasilkan jaringan osteoid dan membentuk tulang baru, namun kondroblast melanjutkan diri untuk berproliferasi secara normal, dan membentuk jaringan kondroid. Pada keadaan ini tidak terdapat gangguan dalam mineralisasi dengan degenerasi kartilago yang mengalami klasifikasi secara normal, tapi tidak diubah menjadi tulang. Suatu wilayah luas dari kondroid terkalsifikasi dihasilkan oleh sel-sel kartilago persisten yang terkontaminasi dalam jumlah yang besar dan menekan kearah metafisis.
PENATALAKSANAAN
Pada bayi dan anak-anak 0- 6 bulan: 40 mg/hr, 7- 12 bulan: 50 mg/hr, 1-3 tahun: 15 mg/hr, 4-8 tahun: 25 mg/hr, 9-13 tahun: 45 mg/hr. Anak remaja perempuan 14-18 tahun: 65 mg/hr, Anak laki- laki: 14 - 18 tahun: 75 mg/hr
VITAMIN B1 (Thiamin)
Fungsi Vitamin B1 (Thiamin)
Thiamin merupakan bagian dari system enzim yang terlibat dalam metabolism hidrat arang. Vitamin ini diperlukan untuk metabolism asam piruvat, yaitu zat yang dihasilkan pada pemecahan glikogen dalam otot untuk menghasilkan energy.
Etiologi
Ibu dengan ASI yang kekurangan Thiamin
PENATALAKSANAAN
Jika beri-beri terjadi pada bayi yang minum ASI, baik ibu ataupun bayi diobati dengan pemberian thiamin tambahan.
Dosis orang dewasa dan anak >10 tahun 50 mg
Anak dengan gagal jantung, kejang atau koma diberikan 10 mg thiamin secara injeksi intramuskular atau untravena, setiap hari selama 1 minggu, dilanjutkan dengan 3-5 mg thiamin per oral setiap hari minimal selama 6 minggu.
Riboflavin (Vitamin B2)
Defisiensi riboflavin jarang terjadi tanpa defisiensi vitamin B kompleks yang lain. Riboflavin tahan terhadap panas dan asam namun rusak oleh sinar.
Defisiensi Vitamin
Manifestasi klinis yang timbul ialah cheliosis (perleche), glositis, keratitis, konjungtivitis, fotofobia, lakrimasi, vaskularisasi kornea, dan dermatitis seboroik. Kheilois berawal dengan pucat pada sudut bibir, disertai penipisan dan perlunakan (maserasi) epitelium.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terdiri atas pemberian oral 3-10 mg riboflavin setiap hari. Jika tidak respon dalam bebrapa hari, pengobatan dilanjutkan dengan riboflavin injeksi intramuskular 2 mg tiga kali per hari.
VITAMIN B6Fungsi
Piridoksin berperan serta dalam transport aktif asam amino melewati membrane sel, dan berperan serta dalam sintesis asam arakidonat dari asam linoleat.
Etiologi
Penyakit dengan malabsorbsi seperti sindrom celiac, dapat turut menyebabkan defisiensi vitamin B6
DEFISIENSI VITAMIN B6
Resiko defisiensi meningkat pada seseorang yang menkonsumsi obat yang menghambat aktivitas vitamin B6 (isoniazid, penisilamin, kortikosteroid, antikonvulsan), pengguna kontrasepsi oral progesterone-estrogen, dan pasien dialisis rutin
PENATALAKSANAAN
Kejang karena defisiensi piridoksin diberikan 100 mg piridoksin secara intramuskular. Untuk anak “tergantung pirdoksin”, diberikan 2-10 mg intramuskular atau 10-100
DEFISIENSI VITAMIN B12
Vitamin B12 adalah vitamin yang larut dalam air yang secara alami ada di beberapa makanan. Vitamin B12 disebut juga kobalamin karena mengandung mineral kobalt
Defisiensi
Defisiensi vitamin B12 berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perannya sebagai kofaktor dalam beberapa reaksi enzim. . Peran vitamin B12 dalam perkembangan anak termasuk perkembangan kognitif diduga melalui fungsinya sebagai kofaktor dalam sistem syaraf pusat.
PENATALAKSANAAN
Pemberian dosis oral vitamin B12 1000 μg akan memberikan 5-40 μg, bahkan saat diberikan bersamaan dengan makanan.
TERIMA KASIH
Recommended