Transcript
Page 1: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

TUMOR JINAK PADA KULIT

PENDAHULUAN

DEFINISI

Tumor adalah sebutan atau istilah umum untuk lesi solid yang ditandai dengan

pertumbuhan abnormal sel maupun jaringan yang terlihat sebagai pembengkakan.1

Tumor berbeda dengan kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak, dan maligna

(ganas), dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna atau keganasan. 1

Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak

berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya

lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit

dapat berkembang dari struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis,

jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf. 2

Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa didapatkan

pada manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit dapat dilihat dan diraba sejak

permulaan, tumor jinak yang berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan

fungsi, karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari

terjadinya keganasan. 2

Tumor jinak di muka yang paling sering ditemukan ialah nevus pigmentosus

(tahi lalat). Tahi lalat yang memerlukan perhatian untuk dianjurkan lebih cepat

pengangkatannya ialah bila ditemukan di mukosa (bibir, mata) dan daerah-daerah

tertentu misalnya ujung hidung, lipatan nasolabial atau batas antara kulit dan mukosa. 2

Tumor jinak yang lain ialah xantelasma, siringoma, adenoma sebaseum,

trikoepitelioma, keratosis seboroik, skin tag, kista, limfangioma, keratoakantoma,

dermatofibroma, keloid, granuloma piogenikum dan hemangioma. Tumor jinak ini

umumnya dengan tindakan bedah skalpel akan menghasilkan sikatriks yang secara

kosmetik memuaskan.2,3

Page 2: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

ETIOLOGI

Tumor kulit dapat terjadi karena:

1. Faktor eksternal

Sering terpapar sinar matahari

Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama

Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium,

merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya

Adanya jaringan parut yang luas dan lama. Misalnya jaringan parut

akibat luka bakar.4

2. Faktor internal

Imunitas rendah

Genetik

Hormonal

Ras, banyak terjadi pada kulit putih. 4

PERTUMBUHAN SEL TUMOR

Neoplasma jinak tumbuh hanya lokal saja terbatas pada organ tempat asal

timbul, tidak mengadakan metastasis. Tumbuh secara ekspansif, dengan mendesak

jaringan normal disekitarnya. Sel-sel jaringan sekitarnya yang terdesak itu menjadi

pipih dan membentuk kapsul yang membungkus tumor. Batas antara tumor dan

jaringan sekitarnya tegas. Pertumbuhan umumnya pelan dalam waktu  tahunan dan

tidak mengalami regresi atau pengecilan. 4

Tumor disebabkan  oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-

mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel memiliki mekanisme

perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel

merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA berat. Apoptosis adalah

proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom,

kondensasi kromatin, serta fragmentasi nucleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang

menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker. 4

Page 3: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi DNA. Ini berarti angka kejadian

tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Hal ini bermakna orang tua yang

menderita tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. 4

GEJALA KLINIS

Tumor jinak yang sangat beragam, dan mungkin tanpa gejala atau dapat

menyebabkan gejala tertentu, tergantung pada lokasi anatomi atau jenis jaringan. 4

Gejala atau efek patologis dari beberapa tumor jinak meliputi:

Perdarahan atau kehilangan darah menyebabkan anemia

Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi

Perubahan kosmetik

Gatal

Gangguan hormon

Obstruksi saluran tubuh

Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital. 4

Tumor jinak jarang mengganggu keadaan umum pasien dan jarang

menimbulkan kematian kecuali tumor itu sendiri timbul pada organ vital atau

endokrin. 4

Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada umumnya

baik. Ciri-ciri fisik tumor jinak pada kulit secara umum menunjukkan gambaran

sebagai berikut:

Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid

Batas tegas

Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya

Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar

Vaskularisasi normal. 4

Pada referat ini, adapun jenis tumor jinak yang akan dibahas terbatas pada : nevus

pigmentosus, xanthelasma, siringoma, keratosis seboroik, skin tag, limfangioma,

hemangioma, keloid, granuloma piogenikum, fibroma molle dan neurofibromatosis.

Page 4: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

JENIS TUMOR JINAK KULIT

1. NEVUS PIGMENTOSUS

Sinonim :

Nevus sebasea, nevus sebaseus linearis, hyperplasia kelenjar sebasea congenital,

hamartoma kelenjar sebasea, adenoma sebasea sirkumskripta, pilo syringe

sebaseus nevi, nevus organois dan nevus epiteliomatosus sebaseus kapitis.

Definisi :

Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dan sel-sel nevus.4

Kelainan kulit yang disertai dengan pigmentasi merupakan masalah yang banyak

ditemukan di klinik, salah satunya adalah nevus pigmentosus. Hampir setiap

orang mempunyai nevus, sedangkan nevus yang mengalami perubahan

mempunyai risiko 400 kali lebih tinggi untuk menjadi ganas. 5

Etiologi :

Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk sarang-sarang

kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada zona taut dermoepidermal. Sel-sel

ini membelah dan masuk dermis dan membentuk sarang-sarang pada dermis. 4

Manifestasi Klinik :

Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk

membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler. atau

papilomatosa, biasanya berukuran 24 mm. namun dapat bervariasi dari sebesar

peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna

kulit sampai coklat kehitaman. 4

Nevus pigmentosus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau

timbul beberapa bulan setelah kelahiran. Menurut ukurannya dapat dibagi

Page 5: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

menjadi 3 kelompok : lesi kecil bila diameter nevus lebih kecil dari 1,5 cm

sampai dengan 20 cm, dan lesi luas (giant) bila bergaris tengah lebih dari 20 cm. 4

Gambar 1. Nevus Pigmentosus (gambar diambil dari dermis.org)

SINDROM NEVUS EPIDERMAL

Sindrom nevus epidermal (SNE) atau disebut juga organois nevus

phakomatosis, Schimmelpenning, sindrom Feuerstein dan Mini serta sindrom

Solomon merupakan suatu sindrom kongenital didapat yang diturunkan secara

autosomal dominan. Penyakit ini ditandai adanya kelainan kulit berupa nevus

epidermal yang berhubungan dengan berbagai kelainan pada sistem organ lain

yaitu susunan saraf pusat, skeletal, kardiovaskular, mata dan urogenital. 4

Penyebab SNE belum diketahui dengan pasti, namun diduga karena

adanya kesalahan migrasi dan perkembangan jaringan embrionik atau terjadinya

kesalahan pada proses pemisahan ektoderin dari neural tube. 4

Penyakit ini lebih sering disertai dengan kelainan skeletal, saraf dan mata.

Kelainan skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan neurologik ditemukan

pada 15-50% pasien dan kelainan mata ditemukan pada 9-30% pasien. Sindrom

nevus epidermal merupakan suatu kasus yang jarang ditemukan. Angka

kejadiannya hanya 16% dari seluruh kasus nevus epidermal. Penyakit ini dapat

ditemukan sejak lahir hingga usia 40 tahun dengan perbandingan yang sama

antara laki-laki dan perempuan. 4

Page 6: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Secara histopatologi dikenal nevus junctional, nevus compound dan

nevus dermal. Seperempat sampai sepertiga kasus melanoma maligna dikatakan

berasal dari nevus pigmentosus. Tipe nevus penting diketahui untuk menentukan

prognosis. Dari ketiga tipe nevus, dikatakan bahwa nevus junctional lebih

mempunyai potensi untuk menjadi ganas. 4

Gambar 2 dan 3. Nevus junctional dan nevus compound (gambar diambil dari

dermaamin.com dan dermpedia.org)

Pemeriksaan histopatologi selain memerlukan waktu, juga tidak semua

pasien setuju untuk dibiopsi. Pada keadaan biopsi tidak dapat dilaksanakan,

diperlukan suatu cara untuk lebih mendekati diagnosis histopatologi berdasarkan

hal tersebut maka dikembangkan alat yang disebut surface microscopy dengan

menggunakan tehnik mikroskop epiluminesen. Tehnik ini non invasive yang

memungkinkan untuk melihat secara in vivo gambar histomorfologi kulit dan

memberikan harapan bagi para klinis untuk membuat diagnosis kelainan

pigmentasi kulit secara lebih akurat. Apabila gambaran klinis nevus bisa

dipertajam dengan tehnik epiluminesen, maka banyak manfaat yang akan

didapat.4

Page 7: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gambar 4. Gambaran histopatologis nevus pigmentosus

Diagnosis Banding :

Melanoma maligma, nevus biru, nevus sel epiteloid dan atau nevus spindel. KSB

berpigmen, Histiositoma, Keratosis seboroik berpigmen. 2,4

Pengobatan :

Pada umumnya tidak diperlukan pengobatan. Namun bila menimbulkan masalah

secara kosmetik, atau sering terjadi iritasi karena gesekan pakaian, dapat

dilakukan bedah eksisi. Bila ada kecurigaan ke arah keganasan dapat dilakukan

eksisi dengan pemeriksaan histopatologi. 2,4

Prognosis:

Pada umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound harus

mendapat perhatian karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas. 2,4

2. XANTHELASMA

Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma,

terdapat pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang

berwarna kuning-oranye, biasanya pada kantus bagian dalam. Khas juga,

panjang lesi 2-3 cm dan biasanya simetris, yang condong menetap, berlanjut,

multiple dan bersatu. Seringkali xantelasma disertai dengan tipe xantoma

Page 8: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

yang lain, tetapi umumnya berdiri sendiri. 6,7

Kelainan ini terlihat pada umur pertengahan. Biasa ditemukan pada wanita yang

menderita penyakit hati dan bilier. Xantelasma juga dapat terlihat pada

bermacam hiperlipoproteinemia familier, teristimewa pada hiperkolesterolemia.

Juga biasa ditemukan pada xantoma planum generalisata, penyakit obstruksi

hepar miksedema, diabetes fitosterolemia. 6,7

Gambar 5 dan 6. Xanthelasma (gambar diambil dari dermatlas.med.jhmi.edu)

Diagnosis :

Diagnosis klinik xantoma primer sangat khas. Pada pemeriksaan ditemukan

makula, papula, plak atau nodula yang berwarna kekuning-kuningan dan pada

anamnesa ditemukan adanya anggota keluarga menderita penyakit yang sama

atau familier. 6,7

Disamping tanda dan gejala klinis yang khas, untuk pengobatan perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan total kolesterol, trigliserida, HDL

dan LDL kolesterol dan total lipid untuk menetapkan diagnosis berdasarkan

pembagian Frederickson dan Parker. 6,7

Pengobatan :

Pengobatan yang berhasil pada xantelasma hanya pembedahan. Pengobatan juga

berhasil dengan fulgurasi, kauter dengan asam triklorasetik, laser CO2 dan cara

Page 9: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

lainnya. Semua pengobatan ini tidak menjamin bahwa tidak akan timbulnya lesi

yang baru. Pada xantoma yang lain dapat diobati secara simptomatis, jika

xantomanya terlalu besar dan mengganggu dapat dilakukan operasi ekstirpasi.6

Terapi obat dan makanan juga dilakukan, untuk menjaga agar penyakit jangan

sampai berlanjut ke tingkat yang lebih parah atau fatal. Terapi yang ideal adalah

terapi genetik. Terapi makanan dan obat disesuaikan dengan klasifikasi

hiperlipoproteinemia yang dikemukakan oleh Frederickson dan Parker yaitu :

Pada tipe I Frederickson, makanan yang diberikan rendah lemak dan obat asam

nikotinar. Tipe 2a dan 2b dan tipe 3, makanan yang diberikan harus rendah

kalori, rendah karbohidrat, rendah alkohol, rendah kolesterol, lemak tidak

jenuh dan rendah lemak jenuh. Obat yang diberikan klofibrat, kholestiramin,

kolestipol, klofibrat, gemfibrosil. Pada tipe 4 dan 5 makanan yang diberikan

rendah kalori, rendah karbohidrat, rendah lemak dan rendah alkohol. Obat

yang diberikan gemfibrosil dan klofibrat. Pada tipe campunan dianjurkan

makanan rendah kolesterol, lemak tak jenuh, rendah kalori. Obat yang

tersebut di atas dapat diberikan. 6

3. SIRINGOMA

Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis

dan digolongkan dalam less mature tumors. Terdapat 2 bentuk klinis, namun

ada sumber lain yang membaginya menjadi 3 kelompok yaitu :

- Siringoma periorbital (Periorbital Syrigoma)

- Siringoma eruptif (Eruptive syringoma, Eruptive hidradenoma, Disseminated

syringoma)

- Varian lain : bentuk linear unilateral atau distribusi nevoid, terbatas linear,

terbatas pada scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada ekstremitas distal,

lichen-planus like, tipe milia (milia like). 2,8

Page 10: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gejala Klinis :

Bentuk klinis tersering atau pada umumnya ialah bentuk periorbital, dan tempat

predileksi tersering timbul di periorbita inferior, kelopak mata bagian bawah.

Lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pria, dengan awitan usia tersering

ialah pubertas, namun pendapat lain menyebutkan dapat timbul pada kelompok

usia manapun dan dekade 2 dan 3 adalah kelompok usia yang paling umum

dijumpai. Gambaran klinis lesi adalah papul-paul datar lunak/padat lunak,

diameter 1-2mm/2-3mm, dengan warna umumnya seperti warna kulit (skin

colored) atau sedikit kekuningan tapi dapat pula agak merah muda atau bahkan

kecoklatan, yang tersebar khususnya didaerah kelopak mata, leher, serta dapat

pula dalam bentuk generalisata yaitu pada dada, daerah epigastrik atau abdomen

dan bahkan pula di daerah penis, vulva serta jari-jari tangan. 2,7,8,9

Gambar 7. Siringoma (diambil dari mrcophth.com)

Diagnosis Banding :

Diagnosis banding klinis yang tersering ialah milia, kemudian dapat juga

angiofibroma atau hyperplasia sebasea, xanthoma eruptif, hidrostoma dan akne

vulgaris. 2,8

Page 11: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Histopatologi :

Gambaran histopatologis siringoma ialah ditemukannya sejumlah besar duktus

kecil dalam stroma fibrosa dengan dinding terdiri dari 2 baris sel epitel yang

pada banyak kasus sel-sel tersebut pipih atau gepeng, Kadang-kadang sel-sel

epitel pada baris dalam tampak berongga (vacuolated). Lumen duktus

mengandung debris amorfik. Juga ditemukan adanya epitel strand yang solid

dan basofilik diluar duktus. Kadang-kadang dekat epidermis dijumpai kista

duktus yang didalam luminanya dipenuhi dengan keratin dan dibatasi dengan

sel-sel yang mengandung granula keratohialin. Kista keratin ini menyerupai

milia dan terkadang mengalami ruptur sehingga menimbulkan reaksi benda

asing. Dalam keadaan jarang, sel-sel tumor tampak seperti clear cells sebagai

akibat akumulasi glikogen. Untuk memastikan asal tumor yaitu diferensiasi

ekrin dapat dibuktikan dengan pemeriksaan imunohistokimiawi.2,8

Gambar 8. Histopatologi siringoma (diambil dari Dermnet.com)

Pengobatan :

Pengobatan pilihan adalah destruksi tumor, antara lain dengan cara kuretase,

dapat pula dilakukan kauterisasi kimiawi, elektrodesikasi dan laser CO2

defocused beam. Beberapa teknik pengobatan siringoma belakangan ini banyak

dikembangkan antara lain elektrodesikasi dengan menggunakan short burst high

frequency low voltage intralesional dengan memakai elektroda jarum halus atau

Page 12: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

jarum epilasi, atau scanned CO2 laser dan kombinasi laser CO2 vaporisasi

dengan aplikasi asam trikloroasetat 50 memberikan hasil yang cukup

memuaskan, tanpa jaringan parut dan bebas lesi 24 bulan hingga 4 tahun. Yang

utama dalam pengobatan siringoma ini adalah memberi keyakinan pada

penderita bahwa kelainan ini tidak membahayakan sehingga tidak diperlukan

tindakan agresif bila kelainannya masih sedikit. 8

4. KERATOSIS SEBOROIKA

Keratosis seboroika adalah tumor jinak kulit yang berasal dari proliferasi

epidermis dan keratin yang menumpuk di atas permukaan kulit sehingga

memberikan gambaran yang menempel dan sering dijumpai pada orang tua

berusia 40-50 tahun keatas, terutama yang berkulit putih. 2,4

Etiologi :

Etiologi tidak diketahui pasti, diduga ada kecenderungan familial dan diturunkan

secara autosomal dominan. Beberapa pendapat mengklasifikasikannya seperti

nevus epidermal stadium lanjut karena memiliki gambaran klinis dan histologist

yang sama. Keratosis seboroika dapat merupakan komponen dari sindroma Leser-

Trelat yang banyak dan cepat berkembang, disertai gatal, keganasan pada saluran

cerna, leukemia dan limfoma. 4,9

Gejala Klinis :

Keratosis seboroika biasanya dimulai dengan lesi datar berwarna coklat muda

sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan licin seperti lilin atau hiperkeratotik

dan bisa mengelupas berulangkali. Diameter lesi bervariasi biasanya antara

beberapa millimeter sampai 3 cm. lama kelamaan lesi akan menebal dan member

gambaran yang khas yaitu menempel (stuck on) pada permukaan kulit. Lesi yang

telah berkembang penuh sering tampak mengalami pigmentasi yang gelap dan

tertutup oleh skuama berminyak. Bentuk klinis yang lain berupa nodul soliter

Page 13: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

berwarna coklat kehitaman dengan tumpukan keratin. Bentuk seperti papul kecil

bertangkai biasanya pada leher dan daerah aksila. Predileksi pada daerah

seboroika yaitu dada, punggung, perut, wajah dan leher. 4,9

Makna klinis dari penyakit ini adalah bersifat kosmetik (gangguan penampilan)

dan juga mungkin mengacaukan dengan lesi yang mungkin membahayakan /

keganasan. 4,9

Histopatologis :

Epidermis mengalami hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis dengan batas

bawah tumor terletak segaris dengan epidermis normal. Epidermis yang

mengalami akantosis memperlihatkan pola seluler yang terorganisasi dengan baik,

terutama proliferasi sel basal dengan keratin. Pada lembaran akantotik juga

dijumpai peningkatan melanosit dan pigmen yang bervariasi. 4,9

Gambar 9 dan 10. Keratosis Seboroik dan histopatologisnya (diambil dari

fromyourdoctor.com dan biomedcentral.com)

Diagnosis Banding :

Melanoma maligna, epitelioma sel basal berpigmen dan nevus pigmentosus.

Gambaran pembeda utama adalah bahwa keratosis seboroika hampir selalu

ditutupi oleh suatu penutup keratin yang dapat dilepaskan dengan kuku tangan. 4,9

Page 14: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Pengobatan :

Karena letaknya yang superfisial, keratosis seboroika mudah dihilangkan dengan

kuretase, elektrodesikasi, eksisi, dermabrasi, bedah beku dengan nitrogen selama

15-25 detik dan laser. 4,9

Prognosis : umumnya baik, lesi tidak pernah berubah menjadi ganas. 4

5. SKIN TAG

Sinonim : acrochordon, cutaneous papilloma, soft warts, fibroma durum, fibroma

molle, cutis pendula, fibroepitelial polip, fibroma pendularis, soft fibroma. 4

Diantara sekian banyak tumor jinak kulit, salah satu tumor jinak kulit yang sering

ditemukan adalah skin tag. Skin tag adalah tumor jinak kulit yang berasal dari

jaringan ikat. Banyak didapatkan pada usia pertengahan dan orang tua, umumnya

pada wanita. Faktor penyebab yang pasti dari kelainan ini belum diketahui. Factor

predisposisi antara lain obesitas dan kehamilan. Kelainan ini sering pada daerah

intertriginosa (aksila, inframammae, lipat paha) tetapi pada umumnya di daerah

leher. 4

Gambar 11. Skin Tag (diambil dari medicinenet.com)

Page 15: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gejala Klinis :

Pada gambaran klinis didapatkan bentuk lesi bulat/oval, bertangkai, biasanya

melekat pada dasar kulit, lunak tidak elastis dengan ukuran <1,0mm sampai

>10mm, berwarna kuning kecoklatan atau merah daging. 4

Histopatologi :

Ditemukan epidermis tipis, lapisan sel basal rata dan kadang mengalami

hiperpigmentasi. 4

Diagnosis Banding :

Keratosis seboroik, nevus melanosit, moluskum kontagiosum, colored dermal

nevocyric nevi. 4

Pengobatan :

Pengobatan yang paling mudah dan tanpa anestesi adalah dengan scissor snip

excision. Lesi kecil dapat diterapi dengan elektrodesikasi atau cryotherapy. Untuk

lesi yang >. 2cm, harus dieksisi. Kadang-kadang dapat terjadi resolusi spontan,

tetapi biasanya menetap dalam waktu lama kecuali jika mendapat pengobatan. 4

6. LIMFANGIOMA

Definisi :

Limfangioma merupakan maltransformasi pembuluh limfatik yang biasanya

terjadi setelah lahir, secara klinis dan histopatologi diklasifikasikan menjadi 3

bentuk :

Limfangioma sirkumskripta lokalisata (limfangioma simpleks)

Limfangioma sirkumskripta (tipe klasik)

Limfangioma kavernosa10

Page 16: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Epidemiologi :

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Tidak dijumpai adanya predileksi jenis

kelamin. Biasanya berhubungan dengan kelainan kongenital lainnya. Kebanyakan

lesi timbul saat lahir atau dalam tahun pertama kehidupan, namun awitannya

dapat juga lambat. 10

Etiologi :

Penyebab yang pasti tidak diketahui, dianggap sebagai kelainan perkembangan. 10

LIMFANGIOMA SIRKUMSKRIPTA LOKALISATA

Manifestasi Klinik :

Lesi timbul saat bayi, berupa bercak soliter, kecil dengan diameter kurang dari

1cm, terdiri dari vesikel-vesikel berdinding tebal, berisi cairan limfa, dan

menyerupai telur katak. Bila tercampur darah, lesi dapat berwarna keunguan. 10

Gambar 12. Limfangioma Sirkumskripta Lokalisata dan histopatologinya

(diambil dari dermpedia.org)

Histopatologi :

Tampak adanya dilatasi kistik dari pembuluh limfe yang dindingnya dibatasi oleh

selapis endotel yang terdapat pada dermis bagian atas. Ketebalan epidermis

Page 17: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

bervariasi, pada beberapa kista limfe, epidermisnya menipis, sedangkan yang lain

dapat menunjukkan akantosis, papilomatosis, hiperkeratosis, dan pertumbuhan ke

bawah yang ireguler. 10

LIMFANGIOMA SIRKUMSKRIPTA (TIPE KLASIK)

Manifestasi Klinik :

Lesi timbul saat lahir atau pada awal kehidupan, ditandai oleh satu atau beberapa

bercak besar dengan vesikel-vesikel jernih, dapat dalam jumlah yang sangat

banyak. Dinding vesikel tampak lebih tipis dan sering disertai edema difus pada

jaringan subkutis dibawahnya, bahkan kadang-kadang edema seluruh ekstremitas

yang terkena. Lokasi lesi sering pada daerah aksila, lengan, dada lateral, sekitar

mulut dan lidah. Beberapa vesikel dapat berisi darah dan kadang-kadang

permukaan lesi dapat verukosa. 10

Histopatologis :

Tampak gambaran yang mirip dengan limfangioma sirkumskripta lokalisata.

Hanya derajat hiperkeratosis dan papilomatosisnya lebih nyata, juga dilatasi

pembuluh limfenya lebih luas sampai dermis bagian bawah dan lemak subkutan.

Pembuluh limfe pada lemak subkutan sering berukuran besar dan dindingnya

dilapisi otot. 10

LIMFANGIOMA KAVERNOSA

Manifestasi Klinik :

Lesi berupa suatu pembengkakan jaringan subkutan yang sirkumskripta atau

difus, dengan konsistensi lunak seperti lipoma atau kista. Paling sering dijumpai

di sekitar dan di dalam mulut. Limfangioma kavernosa sering terdapat bersama-

sama dengan limfangioma sirkumskripta. Bila mengenai pipi, lidah biasanya

murni merupakan limfangioma kavernosa, tapi bila terletak pada leher, aksila,

dasar mulut, mediastinum biasanya kombinasi dan disebut higroma kistik. 10

Page 18: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gambar 13 dan 14. Limfangioma Kavernosa dan histopatologinya (diambil dari

dermatlas.org)

Histopatologis :

Ditandai dengan adanya kista-kista yang besar dengan bentuk ireguler,

dindingnya terdiri atas selapis sel endotel dan terletak pada jaringan subkuran.

Periendotel jaringan konektif dapat tersusun oleh stroma yang longgar, atau padat,

bahkan dapat fibrosa. 10

Diagnosa Banding:

Limfangioma simpleks : erupsi herpetik, nevus verukosa linier.

Limfangioma sirkumskripta : hipertrofi congenital

Higroma kistik : kista brachiogenik, lipoma, kista duktus tiroglossus. 10

Pengobatan :

Pengobatan pilihan adalah secara pembedahan. Pada limfangioma simpleks dan

kistik dapat dieksisi dengan mudah, sedangkan pada limfangioma sirkumskripta

sering rekuren, karena adanya kecenderungan batasnya yang tidak tegas serta

adanya abnormalitas sistem limfatik di bawah lesi. 10

Prognosis : Jarang terjadi involusi spontan. 10

Page 19: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

7. KELOID

Sinonim : Cheloid

Definisi :

Keloid merupakan pertumbuhan berlebihan dari jaringan fibrosa, padat, biasanya

terbentuk setelah penyembuhan luka kulit. Jaringan ini meluas melampaui batas-

batas luka asli, tidak mengalami regresi spontan, dan cenderung tumbuh kembali

sesudah eksisi. 8,11

Epidemiologi :

Terutama terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, puncaknya antara usia 10-30

tahun. Mengenai pria dan wanita dengan perbandingan yang sama. Lebih sering

terjadi pada individu berkulit hitam. 8,11

Etiologi :

Masih diperdebatkan, namun diduga trauma dan proses peradangan pada dermis

merupakan faktor terpenting yang berperan pada timbulnya keloid. Beberapa

faktor lain yang diketahui berpengaruh pada timbulnya keloid adalah :

Herediter dan ras. Pada bangsa Negro dan ras berkulit gelap, keloid lebih

sering terjadi dibandingkan bangsa berkulit putih.

Umur dan faktor endokrin. Keloid sering timbul pada usia muda dan sering

pada kaum wanita.

Jenis luka. Keloid lebih sering terjadi setelah adanya luka trauma karena

panas atau bahan kimia, misalnya terbakar, juga proses peradangan yang lama

sembuhnya.

Lokasi trauma. Luka dan peradangan yang terjadi pada daerah presternal,

kepala, leher, bahu dan tungkai bawah lebih mudah terkena keloid.

Diperkirakan karena besarnya regangan kulit. 11

Manifestasi Klinik :

Page 20: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Lesi berupa papul, nodul, tumor keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal,

padat, berwarna coklat, merah muda dan merah. Lesi yang masih awal biasanya

kenyal, permukaannya licin, seperti karet dan sering disertai rasa gatal.

Sedangkan pada lesi yang lanjut biasanya sudah mengeras, hiperpigmentasi, dan

asimptomatik. 11

Gambar 15. Keloid (diambil dari hellenicdematlas.com)

Histopatologis :

Menunjukkan adanya hialinisasi serabut kolagen yang tersusun melingkar. 11

Diagnosis Banding :

Parut hipertrofi, dermatofibroma, dermatofibrosarkoma protuberans. 11

Pengobatan :

Ada beberapa cara yang dapat digunakan pada pengobatan keloid antara lain :

Kortikosteroid intralesi. Dosis 10mg/ml dengan interval 4 minggu, bila tidak

berespon dapat diberikan 40mg/ml.

Bedah eksisi. Angka rekurensi yang ditimbulkan dengan bedah eksisi saja

cukup tinggi. Namun bila bedah eksisi diikuti dengan perban tekan dan

kombinasi kortikosteroid intralesi akan memberikan hasil yang lebih baik.

Tekanan. Bermacam-macam tekanan dapat digunakan, termasuk pakaian yang

mempunyai gradasi tekan, yang penting ringan dan berpori, dipakai selama

Page 21: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

12-24 jam sehari selama 12-24 bulan, atau sampai jaringan parut tidak merah

lagi.

Bedah beku. Bedah beku dengan nitrogen cair saja tidak efektif, namun bila

dikombinasi dengan kortikosteroid intralesi dapat sangat efektif.11

Prognosis :

Keloid tidak dapat mengalami resolusi spontan, tetapi dengan pengobatan yang

sesuai, progresinya dapat dihambat. 11

8. HEMANGIOMA

Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh darah yang terdiri dari proliferasi sel-

sel endotel, yang dapat terjadi pada kulit membrane mukosa, dan organ-organ

lain. 2,12

Histopatologis :

Secara histopatologi dapat dibedakan menjadi hemangioma kapiler, hemangioma

kavernosa dan campuran. Hemangioma kapiler terdiri dari pembuluh darah kecil

dan superficial, lunak serta hilang pada penekanan. Termasuk dalam kategori ini

adalah nevus flameus, hemangioma strawberry. Sedangkan hemangioma

kavernosa mengenai pembuluh darah yang lebih besar dan lebih dalam, serta

warnanya lebih gelap dibandingkan hemangioma kapiler. 12

HEMANGIOMA STRAWBERRY

Definisi :

Hemangioma strawberi merupakan tumor vaskuler jinak yang terdiri dari kapiler-

kapiler dengan proliferasi endotel yang membatasi ruang vaskuler. 12

Epidemiologi :

Insiden pada bayi kulit putih sebesar 8-12%. Wanita lebih banyak daripada pria. 12

Page 22: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Etiologi :

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Malformasi vaskulernya diduga berasal dari

sisa-sisa mesodermal jaringan vasoformatif yang tidak berhasil membentuk

hubungan normal dengan system vaskuler. 12

Manifestasi Klinik :

Hemangioma strawberi dapat timbul saat lahir, tetapi lebih sering timbul dalam 2

minggu pertama kehidupan, sebagai makula merah muda yang dikelilingi oleh

halo berwarna putih. Dapat terjadi pada semua tempat, tetapi paling sering

mengenai kepala dan leher, kadang-kadang dapat terjadi pada membrane mukosa.

Lesi biasanya tunggal, namun pada 15-20% bayi terjadi lesi multipel. Lesi

awalnya berupa papula sebesar ujung jarum, yang tumbuh cepat selama 3-6 bulan,

kemudian stabil atau pertumbuhannya melambat. Papula berkembang menjadi

bentuk lobuler, berbatas tegas, berwarna merah muda cerah dengan konsistensi

lunak. Involusi spontan biasanya mulai terjadi pada usia 12-18 bulan, dengan

ditandai adanya bintik atau garis putih keabuan pada bagian tengah, warna

memudar, lesi makin melunak dan mendatar. Biasanya terjadi regresi spontan

pada usia 5-7 tahun, secara sempurna atau meninggalkan parut, pengerutan kulit

atau distorsi jaringan. 12

Gambar 16. Hemangioma strawberry (diambil dari mayoclinic.com)

Histopatologis :

Pada fase pertumbuhan tampak dilatasi kapiler yang berkelok-kelok pada dermis

atas, dengan banyak proliferasi sel-sel endotel. Pada fase involusi tampak

Page 23: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

penyempitan dan oklusi lumen kapiler, yang kemudian diikuti involusi kapiler

dan terjadi peningkatan stroma jaringan ikat. 12

Pengobatan :

Observasi yang cermat dan jaminan pada keluarga penderita oleh dokter

merupakan bagian yang terpenting dari pengobatan, karena regresi alamiah terjadi

pada sebagian besar hemangioma jenis ini. Sedapatnya terapi aktif dihindari,

karena resolusi spontan memberikan hasil kosmetik yang terbaik. Terapi aktif

baru diberikan bila melibatkan organ-organ vital, pertumbuhan cepat yang tidak

lazim, dan disertai destruktif yang fisiologis dan kosmetik, perdarahan dengan

atau tanpa trombositopenia, infeksi dan ancaman gagal jantung.

Terapi aktif dapat berupa :

Intervensi bedah : gelombang kontinu/pulse dry laser, bedah beku, bedah

eksisi, skleroterapi.

Intervensi medis : kortikosteroid sistemik dengan dosis 2-4mg/kg/hari (4

minggu), kemudian, dilanjutkan dengan selang sehari selama 4-6 minggu, dan

kemudian diturunkan secara bertahap, kortikosteroid intralesi 1-3mg/kg 2-3

kali dengan interval 3 minggu.

Bila terjadi ulserasi dan infeksi dapat diberikan kompres basah dan antibiotic

topikal. 12

HEMANGIOMA KAVERNOSA

Sinonim : polip vaskuler.

Definisi :

Hemangioma kavernosa merupakan tumor jinak vaskuler yang terutama terdiri

dari pembuluh darah vena yang melebar pada dermis dalam dan jaringan

subkutan. 12

Page 24: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Epidemiologi :

Mengenai 1-2% bayi, wanita lebih banyak daripada pria. 12

Etiologi :

Sama seperti pada hemangioma strawberi. 12

Manifestasi Klinis :

Sebagian besar lesi tidak timbul saat lahir, namun cenderung timbul beberapa saat

kemudian. Lesi dapat berupa plak, nodul, atau tumor dengan tepi berbatas tidak

jelas, ukurannya bervariasi. Pada palpasi akan mengempis bila ditekan dan

mengembung kembali bila tekanan dilepas. Warna dan konfigurasi lesi tergantung

pada letak kedalamannya. Lesi yang superfisial berwarna merah tua dengan

permukaan ireguler, sedangkan lesi yang lebih dalam berwarna kebiruan dengan

permukaan lebih halus. 12

Histopatologis :

Tampak lumen pembuluh darah yang lebar dan berdinding tipis, bentuknya

ireguler, dan terletak pada dermis bagian bawah dan subkutis, dibatasi oleh

selapis endotel, serta dikelilingi oleh jaringan fibrosa yang tebal. 12

Page 25: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gambar 17 dan 18. Hemangioma Kavernosa dan histopatologinya (diambil dari

doctorhangout.com)

Pengobatan :

Tidak ada yang memuaskan, tapi walaupun demikian perlu dilakukan usaha yang

aktif untuk hemangioma kavernosa karena kemungkinan untuk regresi adalah

kecil. Kortikosteroid parenteral merupakan pengobatan pilihan selama periode

pertumbuhan yang cepat. Tehnik embolisasi dan kompresi dapat mempercepat

resolusi. Eksisi bedah terutama untuk lesi di daerah periorbital dan ekstremitas. 12

9. NEUROFIBROMATOSIS

Definisi :

Neurofibromatosis (NF) adalah kelainan neurologis genetik autosomal dominan

yang dapat mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, saraf dan kulit. Tumor,

atau neurofibroma, tumbuh sepanjang saraf tubuh atau pada atau di bawah kulit.

Ada 3 tipe neurofibromatosis :

Tipe 1 (NF1) / von Recklinghausen neurofibromatosis / neurofibromatosis

perifer menyebabkan perubahan kulit dan deformasi pada tulang dan

biasanya muncul saat lahir.

Tipe 2 (NF2) / neurofibromatosis sentral menyebabkan tuli, telinga

berdenging dan gangguan keseimbangan. Biasanya muncul saat usia

remaja.

Schwannomatosis menyebabkan nyeri yang hebat. Ini adalah tipe yang

paling langka. 13

Pada referat ini yang akan dibahas hanya NF1 karena memiliki manifestasi ke

kulit.

Manifestasi Klinik :

Page 26: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gejala untuk neurofibromatosis tipe 1 meliputi :

Adanya bintik-bintik coklat muda (café-au-lait) pada kulit.

Munculnya dua atau lebih neurofibroma (ukuran sebesar kacang) yang

dapat tumbuh baik pada satu jaringan saraf, dibawah kulit maupun pada

banyak jaringan saraf.

Adanya freckles di bawah ketiak atau pada daerah betis.

Tumor sepanjang nervus optikus pada mata (optic glioma).

Kelengkungan tulang belakang (skoliosis) yang parah

Pembesaran / malformasi pada tulang-tulang lain pada sistem skeletal. 13

Gejala pada NF1 bervariasi pada setiap individu. Gejala-gejala yang berkaitan

denga kulit sering timbul saat lahir, selama bayi dan saat berumur 10 tahun. Dari

umur 10-15 tahun, neurofibroma menjadi lebih jelas. Gejala-gejala seperti bercak

café-au-lait, freckles, dan nodul Lisch tampak minimal atau tidak menimbulkan

gangguan. Walaupun neurofibroma secara umum merupakan masalah kosmetik

pada penderita NF1, neurofibroma dapat juga timbul akibat stres psikologis.

Neurofibroma dapat tumbuh didalam tubuh dan dapat mempengaruhi system

organ. Perubahan hormone pada masa pubertas atau pada saat hamil dapat

meningkatkan ukuran neurofibroma. Hampir 50% anak-anak dengan NF1

memiliki masalah berbicara, belajar, kejang dan hiperaktivitas. Kurang dari 1%

penderita dengan NF1 dapat memiliki tumor ganas dan membutuhkan terapi. 13

Bercak Café-au-lait

Kebanyakan penderita neurofibromatosis memiliki enam atau lebih bercak café-

au-lait berdiameter 1,5cm atau lebih. Pada anak-anak, lima atau lebih makula

café-au-lait berdiameter lebih besar dari 0,5cm dicurigai merupakan

neurofibromatosis.13

Page 27: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Gambar 19. Makula café-au-lait

Freckles pada ketiak

Freckles pada ketiak dikenal sebagai tanda Crowe, adalah gambaran

neurofibromatosis yang khas yang dapat membantu menegakkan diagnosis.

Freckles pada ketiak dan inguinal sering timbul saat pubertas. Pertumbuhan

freckles sering diikuti dengan pertumbuhan makula café-au-lait, namun

mendahului pertumbuhan neurofibroma. 80% pasien NF1 memiliki freckles pada

ketiak. 13

Gambar 20. Freckles pada ketiak

Neurofibroma

Neurofibroma adalah tumor jinak paling umum pada neurofibromatosis tipe 1.

Tumor ini terdiri dari sel-sel Schwann, fibroblas, sel mast, dan komponen

vaskuler. Tumor ini dapat tumbuh sepanjang saraf. Ada tiga subtipe neurofibroma

yang sudah diketahui : cutaneus, subkutaneus, dan pleksiformis. Lesi kutaneus

Page 28: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

dan subkutaneus sirkumskripta dan tidak spesifik untuk NF1. Nodul-nodul dapat

kecoklatan, pink atau sesuai warna kulit. Tumor ini dapat lunak atau keras pada

perabaan, dan dapat memiliki invaginasi lubang kancing yang patognomonik

ketika ditekan dengan jari. 13

Gambar 21 dan 22 . Neurofibroma

Histopatologis :

Ditemukan adanya sel spindle pada dermis dengan pewarnaan hematoksilin

eosin.13

Gambar 23. Gambaran histopatologi neurofibromatosis

Diagnosis :

Neurofibromatosis didiagnosis dari beberapa temuan. Untuk anak-anak, NF1

didiagnosis bila ada minimal dua dari gejala-gejala yang berkaitan dengan NF1.

Bercak café-au-lait dapat ditemukan pada saat pemeriksaan kulit dengan bantuan

Page 29: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

lampu khusus. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untuk

menemukan adanya defek pada gen NF1. 13

Pengobatan :

Tidak dapat sembuh. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengendalikan gejala-

gejala yang timbul. Tindakan bedah mungkin berguna untuk membuang tumor,

walaupun ada risiko tumor akan tumbuh kembali. Untuk optic glioma,

pengobatan meliputi bedah dan radiasi. Untuk skoliosis, pengobatan meliputi

bedah atau penguatan tulang belakang. 13

10. GRANULOMA PIOGENIKUM

Definisi :

Granuloma piogenik (GP) atau biasa juga disebut hemangioma kapiler lobular

(lobular capillary hemangioma) atau granuloma telangiektatik (granuloma

telangiectaticum) adalah lesi vaskuler yang berkembang dengan cepat atau

merupakan suatu hemangioma tipe kapiler yang berhubungan dengan trauma

sebelumnya. Penggunaan istilah granuloma piogenik sebenarnya tidak tepat

karena tidak terdapat proses piogenik dan tidak mempunyai tanda karakteristik

dari  suatu granuloma.12

Epidemiologi

Dapat terjadi pada semua umur, tetapi sering terjadi pada umur rata-rata 6.7 tahun

dan dewasa muda. Sering mengenai muka, jari, gingiva dan daerah lain yang

mudah terkena trauma. 12

Etiologi

Penyebab pasti GP sampai sekarang belum diketahui, tetapi biasanya timbul

didahului oleh  trauma. 12

Page 30: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

Manifestasi Klinis

Granuloma piogenik berupa papul atau nodul vaskuler, lunak, warna kemerahan,

terlihat seperti daging mentah, mudah berdarah jika kena trauma ringan.

Permukaan lesi awalnya tipis/halus dengan epidermis yang utuh, tidak ada

pulsasi, tidak sakit dan keluhan utama penderita adalah perdarahan yang berulang.

Pada keadaan lanjut, jika terjadi perdarahan, permukaan lesi ulserasi superfisial

dan krusta. 12

Gambar 24 dan 25. Granuloma piogenikum dan histopatologisnya (diambil dari

medicastore.com dan anagen.ucdavis.edu)

Histopatologis

Pemeriksaan histopatologis menunjukkan adanya tumor yang memanjang,

eksofilik, tererosi dan pedunkulasi yang terdiri dari pembuluh darah kecil yang

berproliferasi didalam stroma yang edematosa. 12

Pengobatan

Bila tidak ditangani maka lesi GP cenderung menetap. Pada GP yang kecil dan

superfisial dapat terjadi regresi spontan. Penanganan GP meliputi bedah eksisi,

kauterisasi dan kuretase, laser. 12

Page 31: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

RINGKASAN

Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak

berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal,

Page 32: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal

disekitarnya. Tumor jinak di muka yang paling sering ditemukan ialah nevus

pigmentosus (tahi lalat). Pada referat ini hanya dibahas 10 jenis tumor jinak yang

paling sering ditemukan. Sebenarnya masih banyak jenis tumor jinak yang lain.

Secara umum, tumor jinak tidaklah berbahaya namun ada beberapa jenis yang

dapat berkembang menjadi tumor ganas. Bila seseorang memiliki tumor jinak

yang ukurannya semakin bertambah, haruslah dicurigai bahwa ada kemungkinan

akan berkembang menjadi tumor ganas.

Bila berbicara tentang penyebab tumor jinak, dapat dibagi menjadi faktor

eksternal dan internal. Secara umum, ciri-ciri tumor jinak adalah berbatas tegas,

vaskularisasi normal, tidak ada infiltrasi, bentuk teratur dan tumbuh lokal saja.

Pengobatan tumor jinak terutama adalah pembedahan. Namun ada juga jenis

pengobatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja U. Morfologi dan Cara Membuat Diagnosis. Dalam :

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 34-42.

Page 33: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

2. Rata IGAK. Tumor Kulit. Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.

2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI. Hal 229-241.

3. Grichnik JM, Rhodes AR, Sober AJ. Benign Neoplasias and

Hyperplasias of Melanocytes. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology

in General Medicine. 7th Edition. New York: McGraw Hill. p 1099-

1121.

4. Thomas VD, Swanson NA, Lee KK. Benign Epithelial Tumors,

Hamartomas, and Hyperplasias. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology

in General Medicine. 7th Edition. New York: McGraw Hill. p 1054-67.

5. Casson P, Colen S. 1993. Dysplastic and Congenital Nevi Clinics in

Plastic Surgery. New York: McGraw Hill. p 105-11.

6. White LE. Xanthomatoses and Lipoprotein Disorders. In : Wolff K,

Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New

York: McGraw Hill. p 1272-81.

7. Benign Neoplasms and Hyperplasias. In : Wolff K, Johnson RA. 2009.

Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th

Edition. New York: McGraw Hill. p 178-231.

8. Taylor RS, Perone JB, Kaddu S, Kerl H. Appendage Tumors and

Hamartomas of The Skin. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology

in General Medicine. 7th Edition. New York: McGraw Hill. p 1076-77.

9. Skin Tumors. In : Hunter J, Savin J, Dahl M. 2003. Clinical

Dermatology. 3rd Edition. Massachusets, USA: Blackwell Science. p

253-282.

Page 34: Referat Tumor Jinak Pada Kulit

10. Boon LM, Vikkula M. Vascular Malformations. In : Wolff K,

Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New

York: McGraw Hill. p 1661-63.

11. Harting M, Hicks MJ, Levy ML. Dermal Hypertrophies. In : Wolff K,

Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New

York: McGraw Hill. p 553-4.

12. Miller T, Frieden IJ. Vascular Tumors. In : Wolff K, Goldsmith LA,

Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008. Fitzpatrick’s

Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New York: McGraw

Hill. p 1164-72.

13. Listernick R, Charrow J. The Neurofibromatoses. In : Wolff K,

Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New

York: McGraw Hill. p 1331-9.