Transcript
Page 1: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

DAMPAK KENAIKAN BBM BAGI KEHIDUPAN

DAMPAK KEBIJAKAN KENAIKAN BBM BAGI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Ekonomi Akuntansi

Dosen Pengampu: Drs. Budi Sutrisno, M.Pd

Disusun oleh:

1.      MUDHIHATURROHMAH      A 210090192

2.      YENNY AGUNG PRIYATI     A 210090193

3.      AGIAN ENGGAR N                 A 210090220

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

 

A.    JUDUL

DAMPAK KEBIJAKAN KENAIKAN BBM BAGI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

B.     LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi, akan tetapi lumbung minyak di tanah air ini banyak dikelola oleh perusahaan asing. Pertamina sebagai jargon BUMN dalam pengelolaan minyak bumi hanya sebagai pajangan dan

Page 2: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Pemerintah lebih bernafsu memberikan izin pengelolaan kepada perusahaan asing. Kondisi ini jelas berseberangan dengan konsep welfarestate (negara kesejahteraan). Jadi wajar penolakan di berbagai daerah bukti peringatan keberlangsungan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Demontrasi dan kecaman menjelang kenaikan harga BBM wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang tidak populis.

Dalam KBBI kata “anomali” berarti ketidaknormalan; penyimpangan dari normal; kelainan. Terkait kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, melihat adanya ketidaknormalan dalam mengeluarkan kebijakan a quo. Apapun hasil voting DPR tadi malam, setidaknya ada empat ketidaknormalan seputar kebijakan yang tidak populis yang hanya berfikir instan tanpa melihat penderitaan yang akan dialami oleh masyarakat.

Pertama, jika kenaikan harga minyak dunia menjadi alasan pemerintah tidak sanggup membayar subsidi BBM yang telah dicanangkan APBN merupakan suatu pemikiran sesat. Apabila harga BBM tidak dinaikan sebenarnya dana subsidi yang ada di APBN tidak akan jebol karena pendapatan negara dari sektor minyak dan gas (migas), seperti pajak penghasilan (PPh) migas dan penerimaan negara dari sumber daya alam (SDA) minyak bumi masih mencukupi. Ditambah dengan penerimaan lain seperti pajak perdagangan internasional sebesar Rp 4 triliun dan hasil penghematan anggaran kementerian/lembaga sebesar Rp 18 triliun dan penerimaan lainnya (kompas.com). Jika penerimaan negara benar-benar masuk ke kas negara tanpa “dibelokan” ke kas pejabat dan elit-elit politik, sudah lebih dari cukup untuk membiayai subsidi BBM sehingga kenaikan harga BBM tidak perlu terjadi.

Kedua kekeliruan penghitungan subsidi BBM. Berdasarkan kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) ditemukan ketidakwajaran dalam perhitungan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah sebagai basic argument untuk menaikkan harga BBM. Berdasarkan harga patokan MOPS (Mean Oil Platt Singapore) yang didapat dari publikasi harga rerata tahun sebelumnya, jika harga BBM premium dan solar tidak naik (tetap Rp 4.500 per liter), total beban subsidi BBM dan LPG adalah sebesar Rp 148,034. Akan tetapi penghitungan pemerintah cenderung naik sehingga ada alasan untuk menaikkan harga BMM yaitu beban subsidi BBM dan LPG mencapai Rp 178 triliun. Artinya ada selisih Rp 30 triliun dari asumsi pemerintah. Begitu juga jika BBM premium dan solar dinaikkan menjadi Rp 6.000 per liter, total subsidi pemerintah hanya sebesar Rp 68,104 triliun. Sementara pemerintah mengatakan (RAPBN Perubahan 2012) beban subsidi menjadi Rp 111,74 triliun. Menjadi tanda tanya bagi masyarakat adalah dengan parameter asumsi dan metode yang sama kenapa hasil perhitungannya berbeda? Mungkin ada udang dibalik batu terkait ketidakwajaran kebijakan menaikkan harga BBM.

Ketiga kenaikan harga BBM justru semakin mensengsarakan rakyat. Belajar dari kenaikan BBM tahun 2005 dan 2008 justru menimbulkan polemik dan kesengsaraan dalam masyarakat. Akan tetapi Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan hal yang kontaradiktif dengan kondisi yang dialami masyarakat bahwa harga kebutuhan pokok stabil bahkan beberapa bahan pokok mengalami penurunan terutama beras, gula naik sedikit begitu pula dengan minyak goreng dan harga-harga lainya masih dalam batas wajar (republika.co.id 28/3/2012). Aneh bin ajaib, pernyataan ini sungguh jauh dari normal dan hanya mementingkan kepentingan pejabat saja tanpa melihat rakyatnya menjerit akibat kebijakan sesat ini. Kenaikan

Page 3: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

BBM juga akan meningkatkan laju inflasi. Berdasarkan keterangan Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Djamal bahwa Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp1.500 per liter bakal menyumbang inflasi hingga 3%. Memandang kenaikan harga BBM justru berdampak pada peningkatan harga-harga sehingga mendorong laju inflasi pada level yang cukup tinggi yang dapat memicu gejolak sosial di masyarakat serta meningkatkan jumlah masyarakat miskin akibat daya beli masyarakat makin merosot.

Jumlah masyarakat miskin yang diakui pemerintah per maret 2011 sebanyak 30,2 juta jiwa, jika kita menggunakan data penerima Raskin berjumlah diatas 70 juta apalagi kita gunakan data Worl Bank masih diatas 100 juta. Berkaitan dengan program instan pemerintah dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hanya sebagai “pelepas dahaga sesat” karena nilai, cakupan dan masa pemberiannya sangat terbatas sehingga tidak dapat meredam dampak kenaikan harga BBM. Belajar dari kisruh Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pernah direalisasikan SBY disamping menimbulkan chaos ditengah-tengah masyarakat juga tidak dapat mengurangi angka kemiskinan dan beban hidup masyarakat. Contoh saja kenaikan harga BBM tahun 2005 mengakibatkan menambah 16% orang miskin. Jika regulasi ini tetap dimuluskan maka kejadian serupa akan terjadi dan angka kemiskinan semakin melonjak.

Keempat kenaikan harga BBM akan menguntungkan perusahaan asing. Dalam pradigma neoliberalisme, subsidi BBM harus segera dihapuskan karena akan menjadi beban negara. Pada pertemuan anggota G20 di Gyeongju, Korea Selatan terus mendorong negara-negara anggota untuk menghilangkan subsidi karena dinilai tidak efisien. Langkah-langkah neoliberalisme ini seakan-akan di patuhi oleh Pemerintah untuk membukan “kran” seluas-luasnya untuk perusahan asing. Sebut saja UU 22 Tahun 2001 Tentang Migas, UU 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan kebijakan lainya. Begitu juga pengelolaan SDA yang diprioritaskan kepada perusahaan asing. Regulasi kenaikan harga BBM ini tentunya akan dinikmati oleh perusahaan asing.

C.    RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang terjadi akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Diantaranya adalah:

1. Apakah yang menjadi acuan pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di Indonesia?

2. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian rakyat Indonesia?

3.  Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi sosial rakyat Indonesia?

4. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi politik rakyat Indonesia?

5. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi pendidikan rakyat Indonesia?

Page 4: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

6. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi kesehatan rakyat Indonesia?

7. Kebijakan apa yang harus diambil pemerintah agar kenaikan BBM tidak menjadikan rakyatnya semakin miskin/ menderita?

D.    PEMBAHASAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat di paparkan melalui jawaban dibawah ini:

1. Apakah yang menjadi acuan pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di Indonesia?

Duduk permasalahan terkait rencana kenaikan harga BBM ini sudah cukup jelas, yaitu terus meningkatnya harga minyak internasional. Asumsi harga minyak pada UU APBN 2012 adalah USD 90/barel, sementara harga WTIcrude oil per 27 Maret kemarin sudah melonjak hingga sekitar USD 107/barel. Hal ini berdampak pada peningkatan beban untuk subsidi pada fostur APBN, yang menurut pemerintah, dapat meningkatkan defisit anggaran sebesar 1% dari 2.2% menjadi 3.2%. Tentunya hal ini akan berdampak pada peningkatan dana tambahan untuk menambal defisit tersebut, yang pastinya akan dibiayai oleh utang. Terkait kenaikan harga minyak dunia tersebut, pada pembahasan APBN-P 2012 pemerintah juga hendak menaikkan asumsi harga minyak menjadi USD 105/barel.

2. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian rakyat Indonesia?

Ketika kebijakan sudah diambil, maka akan mempengarui beberapa aspek di dalamnya, meskipun hanya sedikit. Akan tetapi perekonomian rakyat Indonesia yang tergolong di dominasi menengah kebawah, akan merasakan pengaruh yang sangat tinngi. Dimana BBM merupakan salah satu banah utama untuk mata pencaharian mereka, jika BBM naik maka sejumlah barang- barang kebutuhan pokok pun juga akan meningkat.

Dari sektor ekonomi masyarakat, akan berdampak pada menurunya daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM maka akan dibarengi dengan kenaikan tarif listrik, transportasi dan berbagai jenis produk. Golongan masyarakat yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat miskin. Kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan langsung tunai sangat bermanfaat bagi golongan ini. Setidaknya dalam  jangka pendek ekonomi mereka dapat terbantu. Selanjutnya anggaran tersebut harus mampu dipergunakan dalam meningkatkan ekonomi mikro. Kegiatan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri perlu ditingkatkan dan dipenuhi sehingga mengurangi impor, kemudian jika bisa produk kita di ekspor ke negara lain. Janganlah kita menjadi ketergantungan dengan barang impor terus.

3.  Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi sosial rakyat Indonesia?

Kemudian terkait dengan dampak sosial adalah adanya anggapan bahwa Pemerintah hanya mementingkan kepentingan kelompok asing dan golongan kaya

Page 5: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

yang hanya mencari keuntungan bahkan aspek sosial yang selama ini terabaikan seperti fasilitas jalan raya yang banyak berlubang, bangunan sekolah banyak yang rusak, belum lagi persoalan sampah yang menumpuk tidak dikelola mengancam kesehatan. Lambannya peran Pemerintah mengatasi aspek sosial ini akan menyulitkan pengambilan keputusan terkait kebijakan yang akan dibuat sehingga nantinya akan menjadi tidak optimal secara keseluruhannya. Ditinjau secara menyeluruh bahwa kehidupan masyarakat di kota dan daerah berbeda sehingga peran Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat bersinergi dengan kondisi sosial yang nampak saat ini.

4. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi politik rakyat Indonesia?

Dalam kehidupan politik yang sedang berkembang di masyarakat saat ini dilihat sebagai proses berjalannya demokrasi yang pluralis dengan beragamnya budaya dan suku telah membuat proses demokrasi di Indonesia dinilai sebagai suatu keberhasilan, namun masih terkendala dengan akses informasi yang memadai dan transparansi kinerja Pemerintah Pusat dan Daerah masih kurang memuaskan karena begitu banyaknya pejabat di Pemerintahan yang terjerat perkara hukum seperti korupsi, suap, dan kasus pidana lainnya. Pendapat publik terhadap kebijakan Pemerintah di DPR juga masih kurang memuaskan dengan masih banyaknya skandal anggota dewan yang terkait dengan korupsi, suap, bahkan opini publik banyak juga yang memberikan anggapan bahwa lembaga ini seolah tidak mewakili kepentingan rakyat tetapi telah menjadi mesin politik partai untuk meraih simpati rakyat guna pemilu selanjutnya namun tidak sedikit pula anggapan yang menilai bahwa anggota DPR adalah orang-orang yang cerdas, berintegritas dan akuntabel yang akan menjadi ‘pioneer’ untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara Indonesia.

5. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi pendidikan rakyat Indonesia?

Biaya pendidikan terutama pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi akan semakin meningkat. Jangkauan masyarakat ekonomi rendah akan sulit untuk melanjutkan pendidikan karena terbatasnya pendapatan dan harga yang semakin tidak terjangkau. Fasilitas sekolah yang terbatas dan bangunan yang rusak juga masih banyak. Belum lagi di beberapa daerah jumlah sekolah tidak sebanding dengan jumlah penduduknya. Kebijakan pemerintah dengan memberikan dana BOS adalah sudah tepat. Subsidi BBM dapat juga perlu diprioritaskan pada pembangunan sekolah, fasilitas sekolah dan beasiswa pendidikan tinggi bagi anak yang berprestasi. SDM berpendidikan adalah investasi bangsa Indonesia kedepannya.

Pemerintah semestinya menyiapkan perencanaan jangka panjang dalam menyiapkan sumber daya manusia sehingga bisa di latih mencapai tujuan tertentu. Seperti contohnya kalau ingin membuat mobil maka kirimlah orang dalam jumlah tertentu untuk belajar ke Negara maju. Selanjutnya setelah selesai pendidikan mereka diberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuanya hingga mampu membuat pabrik sendiri. Dengan demikian maka tidak akan rugi mengirim orang belajar. Kenyataanya dari tahun 1970, program beasiswa seperti ini tidak jelas alurnya sehingga tenaga ahli yang sudah datang tidak diberdayakan dengan baik.

Page 6: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

6. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi kesehatan rakyat Indonesia?

Sektor kesehatan akan terkena dampaknya dimana biaya kesehatan yang meningkat menyebabkan jangkauan layanan kesehatan menjadi sulit. Ekonomi masyarakat yang rendah biasanya berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang tidak sehat. Meningkatnya kejadian gizi kurang dan gizi buruk akibat terbatasnya pendapatan. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah selain hanya memberikan jaminan kesehatan masyarakat juga memberikan pembinaan kesehatan pada masyarakat. Peranan puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat harus dikembalikan peranan utamanya dala upaya pencegahan penyakit. Merevitalisasi program posyandu dalam membina kesehatan masyarakat dan mendeteksi secara dini tumbuh kembang anak.

7. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi pendidikan rakyat Indonesia?

Dampak dari kenaikan BBM melalui kebijakan Pemerintah yang telah diantisipasi lebih dulu selain aspek sosial dan ekonomi juga dalam aspek politik yang dinilai akan menjadi pemicu aksi demonstrasi dari kalangan Mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat, bahkan dari kalangan pengamat ekonomi dan politik di berbagai tingkat masyarakat juga di lembaga dewan wakil rakyat. Dalam hal ini Pemerintah telah lebih dulu memberikan perhatiannya dengan penjelasan beserta alasan mengenai rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012 nanti, bahwa kenaikan BBM ini terkait dengan situasi global tepatnya kian memanasnya konflik politik di Timur Tengah antara Amerika Serikat, Israel dan sekutunya terhadap Republik Islam Iran sehingga lalu lintas perdagangan minyak dikawasan tersebut tepatnya selat Hormuz ditutup telah membuat harga minyak dunia naik. Pemerintah telah mensinyalir akan adanya penolakan dari berbagai lapisan masyarakat perihal kenaikan BBM ini dan mempersilahkan melakukan aksi penolakan namun himbauan Pemerintah agar tetap menjaga ketertiban dan tidak mengganggu kepentingan umum seperti perusakan bahkan tindakan anarkis lainnya yang dapat menciderai kehidupan demokrasi.

Partai Demokrat yang saat ini sedang menjadi partai Pemerintah mengkhawatirkan adanya aksi unjuk rasa terkait masalah kenaikan BBM ini akan menjadi pemicu untuk menggulingkan SBY-Boediono dengan cara-cara inkonstitusional namun begitu berbagai kalangan nampaknya tidak akan menggunakan isu kenaikan BBM ini sebagai isu politik yang justru eskalasi penolakannya akan lebih berbahaya dibandingkan isu kenaikan BBM. Padahal seharusnya Pemerintah dapat lebih mengedapankan opsi-opsi bagi kepentingan rakyat secara luas sehingga tidak menimbulkan pro-kontra diberbagai tingkatan masyarakat, karena kebutuhan hidup masyarakat saat ini saja sudah sulit ditambah akan naiknya harga BBM maka rakyat yang miskin akan tambah miskin dan rakyat yang kaya akan tetap kaya.

Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan bahan bakar seharusnya Pemerintah fokus pada bagaimana mengembangkan potensi sumber daya alam tersebut sehingga persediaan energi dapat terbarukan dan dapat menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas. Selama ini Pemerintah hanya fokus pada politik ditingkat pusat dengan isu demokrasi berkeadilan tetapi selama itu pula proses hukum di negeri ini banyak yang terabaikan dan pembangunan infrastruktur yang tidak optimal. Seolah kebijakan yang dibuat hanya untuk formalitas

Page 7: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

sebagai pembuat kebijakan yang hasil akhirnya justru soal berapa banyak perolehan hasil pemilu mendatang untuk mempertahankan suara pemilihan atau mungkin juga soal kebijakan ekonomi yang pro kepada pihak asing sehingga aspek sosial dan ekonomi rakyat menjadi terabaikan, terakhir ini terkait isu paham neo-liberal yang telah banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak sebagai kapitalisme gaya baru dengan pasar bebasnya yang masih tetap mengabaikan kemiskinan dan pengangguran juga krisis ekonomi yang hanya dinilai sebagai komplemen dalam paham ekonomi kapitalisme.

Aspek hukum yang saat ini menjadi kontroversi mengenai soal Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No 2 Tahun 2012 tentang Penyelesaian Batasan Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan Jumlah Denda dalam KUHP khususnya kenaikan nilai denda yang tercantum dalam Pasal 364 (pencurian ringan), 373 (penipuan ringan), 379 (penggelapan ringan), 384, 407, dan 482 KUHP yakni sebesar Rp250 menjadi Rp2,5 juta atau mengalami kenaikan sebesar 10.000 kali lipat. Tetapi ini tidak terkait dengan perihal kenaikan BBM namun cukup menjadi perhatian di kalangan praktisi hukum yang menilai Perma ini terlalu terburu-buru sehingga dikuatirkan akan menimbulkan masalah baru.

Selain hal diatas, pemerintah juga dapat melakukan perbaikan- perbaikan seperti: Pertama memperbaiki fasilitas transportasi umum. Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan pribadi dalam melaksanakan aktivitasnya. Hal ini tak pelak mengakibatkan konsumsi BBM melonjak. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. Namun, sayangnya hingga saat ini tidak ada transportasi umum yang cukup nyaman sehingga masyarakat beralih ke kendaraan pribadi. Mudahnya memperoleh kendaraan dan pajak barah mewah yang murah menjadikan para pejabat atau masyarakat menengah ke atas untuk memiliki kendaraan pribadi. Perlunya pengaturan kendaraan pribadi seperti di Jepang dapat mengurangi pemakaian BBM dan sarana angkutan umum dapat menjadi pilihan masyarakat.

Kedua Pemerintah harus melakukan efisiensi pada berbagai lini/pos pengguna APBN terutama biaya operasional dan belanja negara serta sarana prasarana pejabat yang dinilai terlalu mewah.

Ketiga menekan penguasaan migas oleh asing dan mengembalikannya ke dalam pengelolaan negara sesuai dengan amanatkan pasal 3 ayat (3) UUD 1945. Saat ini pihak asing sudah mengendalikan produksi dan penjualan minyak dari hulu hingga hilir, setidaknya 89% migas dikuasai oleh asing (Tribun Jabar, 24/3/2012). Kondisi ini diperparah dengan izin pengelolaan sumur-sumur minyak seperti  Blok cepu yang dikendalikan oleh Exxon Mobil selama 30 tahun kedepan. Begitu juga sumur minyak yang tersebar di tanah air hampir semuanya dikendalikan oleh asing. Walupun dulu mantan Dirut Pertamina Wydia Purnama pernah menentang kepemilikan asing dan mengatakan pertamina sanggup untuk mengelolanya namun naluri pemerintah untuk menggadaikan asset negara ini pada asing semakin kuat alhasil Wydia Purnama “disingkirkan” dari posisinya karena dinilai tidak mendukung kebijakan pemerintah.

Jika minyak bumi dikelola oleh BUMN maka keuntungan akan lebih dirasakan oleh masyarakat. Pengelolaan yang dominan oleh asing menandakan negara gagal

Page 8: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

dalam memanfaatkan SDA yang ada. Kenaikan harga BMM jelas tidak mensejahterakan rakyat, seharusnya pemerintah memikirkan solusi cerdas seperti negara penghasil minyak lainnya yang mengelola minyaknya dengan baik dan menjualnya lebih murah di dalam negeri. Sebut saja harga bensin di Arab Saudi  Rp 1.068,Bahrain Rp 2.403, Kuwait Rp 1.689, Iran Rp 979, Mesir Rp 2.848, Nigeria Rp 890, Qatar Rp. 1.958, Turmekistan Rp 750, bahkan Venezuela menjual hanya Rp 495. Bayangkan negara penghasil minyak sendiri tapi harga BBM melambung tidak sesuai dengan ekonomi masyarakat,

Keempat hal penting yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan upaya pemberantasan KKN. Praktek KKN sudah menjadi penyakit yang akut. Survei TII tahun 2011 menempatkan Indonesia negara terkorup ke 4 di dunia. Sungguh prestasi yang menyakitkan, oleh karena itu sudah saatnya hukuman mati dan pemiskinan bagi koruptor tanpa tanpa tebang pilih. Jika KKN di negeri yang kaya akan SDA ini teratasi penulis yakin masyakat akan sejahtera dan tidak akan ada gelombang penolakan terhadap kebijakan pemerintah.

8.      SIMPULAN DAN SARAN

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang positif, karena dapat meningkatkan infrastuktur, perekonomian rakyat, penjaminan kesehatan, pendidikan rakyat. Inilah yang menjadi PR penting bagi pemerintah dalam upaya peningkatan kesejah teraan rakyat Indonesia, melalui pengawasan-pengawasan yang ketat terhadap oknum-oknum yang dipilih rakyat untuk duduk dikursi pemerintahan.

Akan tetapi hal ini bisa menjadi negative minimnya informassi masyarakat terkait  tujuan pemerintah mengambil kebijakan tersebut, dan masih banyaknya ppihak yang pro dan kontra terhadap pengambilan keputusan tersebut. Hal ini yang akan menjadikan kerusuhan dan kekacauan di lingkungan social, politik bahkan dari pendidikanpun juga akan berpengaruh.

Dalam mengatasi kenaikan harga BBM pemerintah pasti memiliki tujuan yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka sebagai masyarakat harus mendukung penuh terhadap rencana-rencana yang dilakukan oleh pemerintah. Dan pemerintah juga harus lebih tanggap dalam menghadapi masalah yang ada di dalam negeri khususnya, sehingga masyarakat aman, tenteram, makmur dan berbhineka tunggal ika.

DAFTAR PUSTAKA

 

http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=1731

http://www.yousaytoo.com/dampak-kebijakan-pemerintah-terkait-dengan-kenaikan-bbm/1999195

http://purnamabagus.blogspot.co.nz/2012/03/pengaruh-kenaikan-bbm-pada-ekonomi.html

Page 9: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

23 Mar 2012INDONESIA merupakan negara kaya. Baik kaya dari segi sumber daya, pulau, laut dan daratan yang sangat luas, budaya, dan kekayaan lainnya. Tapi pernyataan ini bertolak belakang dengan keadaan Indonesia saat ini. Jika dilihat dari kekayaan tersebut, sangat tidak layak lagi jika masyarakat Indonesia masih banyak yang miskin. Kondisi ini pun mungkin menjadi tanda tanya di benak banyak orang. 

Dari segi angka, jumlah kemiskinan di Indonesia ini memang kadang naik dan kadang turun. Tetapi apakah kita tahu bahwa penurunan jumlah angka kemiskinan itu dikarenakan masyarakat yang miskin telah banyak yang meninggal dunia, baik karena kelaparan, penyakit, dan kekurangan gizi? Tak heran, jumlah angka kemiskinan di Indonesia memang menurun, tetapi jumlah angka kematian meningkat. Faktanya, kemiskinan di Indonesia tidaklah menurun, tetapi justru meningkat. 

Kenyataan tersebut tampaknya tidak cukup menggugah jiwa nasionalisme pemerintah. Mereka telah dirasuki kapitalisme, sehingga tidak mempedulikan bagaimana keadaan masyarakatnya sendiri. Buktinya, pemerintah masih saja merencanakan kebijakan yang tidak pro-rakyat. 

Per 1 April nanti, pemerintah menjadwalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sangat tidak pantas jika kebijakan itu dilanjutkan dengan menaikkan harga listrik pada bulan berikutnya. Apabila kebijakan ini tetap dilakukan, maka jumlah kemiskinan di Indonesia akan bertambah.

Pemerintah berdalih, kenaikan harga BBM hingga 33 persen adalah upaya efisiensi anggaran. Sangat tidak rasional jika pemerintah lebih berpikiran mengenai kepentingan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan ketimbang untuk menyejahterakan masyarakatnya sendiri.

Jika falshback sejenak, kita bisa ingat kembali janji yang pernah disampaikan oleh pemerintahan SBY pada 2005. Ketika itu, SBY berjanji tidak akan menaikkan harga BBM. Tetapi nyatanya, pemerintah tidak sekali saja menaikkan harga BBM. 

Sejak SBY dilantik sebagai presiden pada Oktober 2004, pemerintahannya telah menaikkan harga BBM  pada Maret 2005 (22-27 persen), dan Oktober 2005 (126 persen). Pada kenaikan harga kedua inilah pemerintahan SBY berjanji tidak akan menaikkan harga BBM lagi. Tetapi, janji tersebut luntur seiring rencana kenaikan harga BBM hingga 33 persen pada April mendatang.

Janji presiden pun sekarang mulai digugat. Sejumlah kalangan mencoba mengingatkan kembali publik soal itu dan semakin menambah keruh polemik kenaikan harga BBM. Apalagi, setiap kali pemerintah berencana menaikkan harga BBM, asumsi dan logika yang mereka sampaikan tetap sama. Alasan kenaikan selalu bersandar pada naiknya harga minyak dunia melebihi angka USD100 per barel dan peningkatan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, sementara asumsi harga minyak di APBN 2011 berada pada angka USD80 per barel. 

Janji harga BBM tidak lagi naik ternyata cuma pepesan kosong. Ini bukti bahwa sebenarnya pemerintah bekerja dengan tidak sungguh-sungguh, dan tidak punya perencanaan yang baik. Pemerintah juga belum menempatkan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan terdepan, tetapi kepentingan kapitalislah yang mereka kedepankan. Ironisnya, masyarakat terlanjur berharap banyak kepada pemerintahan SBY untuk dapat mengurangi beban berat yang mereka pikul. Harapan tersebut pun diwujudkan dalam dukungan masyarakat secara politik terhadap pemerintahan SBY.

Page 10: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Namun ternyata balasannya tidak seperti yang diharapkan. Pemerintah memilih untuk menjadi safety player dan kurang peduli dengan keadaan masyarakatnya.

Sangatlah wajar jika masyarakat Indonesia marah, kecewa atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan tidak berazaskan demokrasi dan rasa nasionalisme. Kekecewaan itu pun diwujudkan dengan melakukan demonstrasi di mana-mana untuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Kegusaran publik atas kenaikan harga BBM terus meningkat karena ekspektasi tidak bertemu dengan kenyataan yang ada.

Mengapa kebijakan untuk melakukan program kerja pemerintah menjadikan masyarakat sebagai tumbal? Dengan menaikkan harga BBM apakah pemerintah yakin semua alasan bisa terjamin terealisasikan dengan benar? Kenaikan harga BBM ini hanya menjadikan penderitaan masyarakat Indonesia semakin parah. Naiknya harga BBM secara otomatis akan menaikkan harga semua kebutuhan masyarakat; padahal, pendapatan mereka tetap. 

Seharusnya upaya pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan mengatasi APBN yang semakin meningkat, pemerintah bisa memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di negara ini. Selain itu, upaya peningkatan produksi minyak dalam negeri juga harus dilakukan. Jika kita lihat, baru 50 persen produksi minyak yang bisa diolah dalam negeri, sementara 35 persen lainnya diserahkan kepada kontraktor untuk membayar cost recovery pengolahan minyak di luar negeri, dan 15 persen produksi sisanya untuk bagi hasil dengan kontraktor. Untuk ke depannya, pemerintah harus melakukan kebijakan dengan mengolah semua minyak di kilang dalam negri. Dengan kata lain, pemerintah harus mengambil langkah untuk men-takeover 35 persen untuk membayar cost recovery. Apabila 85 persen produksi minyak dalam negeri diolah, maka itu sudah mencukupi kebutuhan BBM untuk dalam negeri dan membantu efisiensi anggaran.

Selain itu pemerintah perlu melakukan beberapa hal lainnya yaitu meningkatkan windfall profit tax atau pajak tambahan atas keuntungan perusahaan minyak akibat lonjakan harga minyak mentah dunia, memangkas alur perdagangan minyak dalam rangka ekspor-impor, dan menerapkan pajak tambahan kepada kendaraan roda empat pribadi atas penggunaannya terhadap BBM bersubsidi. Dengan hal itu masalah kenaikan harga minyak dunia akan teratasi dan APBN akan terealisasikan dengan baik.

Page 11: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

MAKALAH DAMPAK KENAIKAN BBMBAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sejarah   ekonomi   Indonesia   adalah   kisah   pertarungan   gagasan   atas   dua   pokok   soal   penting: kepantasan subsidi dan nasib kemakmuran ekonomi. Kerap kali kedua ide tersebut bertemu dalan satu komoditas utama: minyak. Pada awal 1980-an Indonesia pernah mendapatkan rezeki minyak (oil boom) akibat harga minyak melesat menjadi US$ 30/barrel, dari harga sebelumnya dikisaran US$ 10/barrel. Bonanza minyak itu diperoleh karena Indonesia menjadi eksportir minyak, sehingga tiap kenaikan   harga   minyak   internasional   merupakan   berita   gembira   karena   penerimaan   negara meningkat. Tapi, sejak 2003 Indonesia telah menjadi importir neto minyak sehingga kenaikan harga minyak   internasional   menimbulkan   petaka   yang   panjang.   Pengalaman   2005   dan   2008   lalu merupakan cerita pahit betapa menderitanya masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Pemerintah tidak   mampu   melindungi   rakyatnya   dari   situasi   tersebut,   meskipun   dana   kompensasi   sudah diberikan (BLT)

Rencana  pemerintah  untuk  membatasi   subsidi  BBM,  walaupun   terkesan   terlambat,   layak  untuk diapresiasi.   Pertanyaannya,   apakah   pemerintah   benar-benar   mempunyai   keberanian   untuk merealisasikannya.

Pandangan   tersebut   sangat   beralasan,  mengingat   ketidaksolidan   pendapat   para  menteri   dalam berbagai   kesempatan,serta   pengalaman   2011   di   mana   pemerintah   beberapa   kali   berencana mengurangi subsidi BBM tetapi rencana tersebut dibatalkan salah satunya akibat tidak tahan kritik pengamat.

Kenaikan BBM yang cukup drastis merupakan konsekuensi yang harus dihadapi akibat ruang fiskal yang  semakin   sempit   serta  ketidakberanian  pemerintah  menaikkan  harga  BBM dalam beberapa tahun terakhir.

Tantangan utama saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan rakyat terkait dengan rencana   pembatasan   subsidi   serta   bagaimana  mengalokasikan   dana   hasil   penghematan   secara optimal.

Dengan bahasa yang mudah dimengerti, masyarakat perlu diedukasi  melalui  berbagai forum dan media.  Rakyat perlu dipahamkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak,  gas alam dan batu bara seperti yang dipersepsikan selama ini. Fakta bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih murah dari pada harga di banyak negara berkembang perlu dipaparkan dengan jernih.

Pemerintah perlu membuat program yang menyentuh langsung kepentingan rakyat. Program seperti pengembangan infrastruktur dan transportasi publik, serta penyediaan tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit murah bagi kalangan berpenghasilan rendah akan sangat mengena. Pemberian dana bantuan   tunai   perlu   dilanjutkan  dengan  nilai   yang  disesuaikan  untuk  mengakomodasi   kenaikan harga kebutuhan akibat inflasi. Semua rencana tersebut harus dikomunikasikan dengan baik, sekali 

Page 12: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

lagi   melalui   bahasa   yang   mudah   dimengerti   rakyat.

Di negeri mana pun, menaikkan harga BBM bukanlah kebijakan populer, tetapi apabila pemerintah tidak   menerapkan   rencana   tersebut,   mereka   tidak   saja   akan   kehilangan   kesempatan   untuk memperbaiki   profil   dan   efektivitas   APBN,   tetapi   juga   akan   kehilangan   kredibilitas.   Impaknya, efektivitas   pemerintah   SBY   pada   masa   mendatang   akan   semakin   menurun   dan   berpotensi menjadi lame duck,   jauh   sebelum   Pemilu   2014   dilaksanakan.

Para pemimpin tidak boleh takut kepada pengamat tetapi harus takut kepada sejarawan; karena sejarawan   akan   mencatat   karya   mereka   sedangkan   pengamat   akan   selalu   mengkritik   setiap kebijakan pemerintah. Bagi seorang pemimpin sejati, tidak ada yang lebih membanggakan daripada menghasilkan karya besar yang memakmurkan rakyat dan dicatat oleh sejarah dengan tinta emas.

1.2 Perumusan Masalah

Makalah   ini  dibuat  untuk  mengkritisi   dampak  dari   kenaikan  BBM  terutama  pada  masyarakat     terhadap kredibilitas pemerintah

  1.Apa Dampak Kenaikan BBM ?

  2.Bagaimana Tindakan Pemerintah?

  3.Bagaimana Tindakan Masyrakat ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Aspek Kenaikan BBM

Kenaikan BBM akan meninggalkan luka mendalam dihati warga masyarakat, perhitungan ekonomis dengan menggunakan berbagai macam indikator menginsyaratkan bahwa kenaikan BBM dianggap harga   mati,   sedangkan   aspek   dampak   bagi   40   juta   masyarakat   miskin   tidak   benar   -   benar diperhitungkan, semua dihitung dengan matematik, dengan statistik, dengan rasio dan persentase. Padahal aspek - aspek yang ditimbulkan dampaknya tidak selalu matematis, Jika BLT diluncurkan setiap  3  bulan  dengan   jumlah  Rp.  150.000,00   /KK  atau  Rp.  150.000,00/Anggota  Keluarga  maka berapa pemasukan dari BLT, bandingkan dengan kenaikan transportasi, kesulitan pelaku transportasi karena   penumpang   akan   lebih  memilih   kredit  motor   dibandingkan   naik   angkutan   umum   yang notabene memiliki  dampak pengeluaran yang sama tetapi  memiliki  nilai   investasi  yang berbeda. Kenaikan   harga   kebutuhan   pokok,   kenaikan   harga   -   harga   lain   yang   secara   tidak   langsung berhubungan dengan kenaikan BBM.

Page 13: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Kenaikan BBM bisa menjadi alasan politis, bisa menjadi alasan ekonomis, bisa juga tanpa beralasan, penulis  tidak  melihat  aspek  kenaikan   ini   tetapi  melihat  dampak  dari   kenaikan   ini,   setelah  BBM dinaikkan maka semua peneliti sosial wajib melakukan penyebaran kuesioner terkait dengan daya beli, apakah daya beli masyarakat cenderung turun atau cenderung tetap, jika daya beli menurun maka akankah mereka merasa sejahtera jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, berapa bisnis yang akan gulung tikar,   jika banyak perusahaan gulung tikar berapa banyak kejadian PHK,  jika banyak kejadian PHK maka daya beli masyarakat akan semakin turun.

Jika  memenuhi   kebutuhan   dasar   saja   gagal,   kriminalitas   akan   naik   atau   turun,   jika   kemudian kriminalitas menjadi naik, akankah masyarakat merasa aman, masyarakat merasa nyaman, jika jalan - jalan saja harus menyimpan kekhawatiran pencurian, perampokan, penjambretan dll. apakah aspek ini   sudah  benar   -   benar  dikaji   oleh  pemerintah,   apakah  aspek   -   aspek   sosial,   psikologis   sudah diantisipasi?   jika  kenaikan BBM justru  menjadi  sebuah bahan bakar   terjadinya ketidakpercayaan kepada   pemerintah,   jika   kenaikan   BBM  menjadi   sebuah   pemicu  munculnya   kerusuhan   secara massal, masihkah menaikkan BBM menjadi satu - satunya pilihan?

Salah satu bahaya yang paling ditakuti dari sebuah rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan adalah rasa frustasi, rasa kecewa, jika akumulasi kekecewaan ini mencapai puncak yang tidak dapat ditahan oleh koping  manusia  maka kerusuhan,  penjarahan,  kriminalitas,  kejahatan akan menjadi  sebuah berita rutin yang didengar paska kenaikan harga BBM, tidak semua bisa dimatematis, tetapi tidak ada sebuah kejadian pun yang tidak menimbulkan dampak maupun akibat.

2.2 Kredibilitas Pemerintahan

Tahun 1993, James Kouzes dan Barry Posner meluncurkan edisi pertama buku ini. Pada era tersebut, para pemimpin belum dibekali teknologi informasi yang canggih ataupun bantuan dari para konsultan yang marak ditemui saat ini. Saat itu, kedua pemikir kepemimpinan terkemuka ini menemukan bahwa inti kepemimpinan yang   efektif   terletak   pada   kredibilitas   individu   yang   terdiri   atas   kejujuran,   kompetensi   dan   kemampuan menginspirasi.

Setelah hampir dua dekade berlalu, dunia berubah total. Berbagai krisis  mulai dari krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis kepercayaan  melanda dunia. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, Kouzes dan Posner merasa  perlu  kembali  mengingatkan  pentingnya  kredibilitas  bagi  para  pemimpin.  Karena  alasan   tersebut, mereka merevisi total edisi pertama buku ini dan menulis ulang peran kredibilitas berdasarkan riset global yang telah mereka lakukan sepanjang 30 tahun terakhir.

Dalam riset yang melibatkan lebih dari 100 ribu responden dari seluruh dunia itu, mereka juga mewawancarai ratusan  pemimpin  dunia  dari  berbagai   latar  belakang,  mulai  dari  dunia  bisnis,  pemerintahan,  pendidikan, agama hingga sektor nonprofit. Hasil riset tersebut ternyata konsisten dengan temuan mereka dua dasawarsa 

Page 14: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

yang   lampau.   Fondasi   utama   kepemimpinan   masa   kini   adalah   kredibilitas,   yang   terdiri   dari   kejujuran, kompetensi, kemampuan menginspirasi, ditambah satu karakteristik baru: berpandangan ke depan.

Mengapa kredibilitas sangat penting? Seorang pemimpin yang kredibel akan membuat anggotanya merasa bangga menjadi  bagian dari  organisasi,  menjadi  bersemangat,  memiliki  komitmen serta   loyalitas  dan rasa saling   memiliki   terhadap   organisasi.   Sebaliknya,   pemimpin   yang   memiliki   kredibilitas   rendah   membuat anggotanya bekerja hanya pada saat diawasi, termotivasi hanya oleh uang dan materi semata, serta merasa tidak betah berlama-lama menjadi anggota organisasi tersebut (halaman 29).

Jenderal David Petraeus, komandan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan yang kini Direktur CIA, mengamini vitalnya peran kredibilitas seorang pemimpin ini. Jenderal bintang empat yang juga doktor lulusan Princeton ini berkisah  bahwa  suatu   saat,  di   tengah  kekacauan  dan   situasi   genting  yang  dihadapi  pasukannya,   seorang prajurit datang menghadap. Prajurit itu berkata bahwa satu-satunya yang dapat diandalkan oleh pasukannya saat itu hanyalah kredibilitas sang jenderal, and they took that pretty seriously!

Bagaimana   cara   seorang   pemimpin   membangun   dan   menjaga   kredibilitasnya?   Kouzes   dan   Posner merumuskannya dalam 6 poin disiplin. Disebut sebagai disiplin karena kredibilitas adalah sesuatu yang diraih dengan kerja keras dan komitmen tinggi.

Disiplin  pertama adalah discover  yourself.  Seorang pemimpin harus mampu memahami dirinya  lebih dulu sebelum memahami orang lain. Artinya, pemimpin harus memiliki sikap dan nilai-nilai yang selalu ia pegang teguh dalam mengambil keputusan. Di sini pemimpin juga dituntut memiliki kompetensi yang memadai dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.

Disiplin kedua, menghargai bawahan. Proses ini berupa menyelaraskan nilai yang dianut pemimpin dengan nilai yang dipegang teguh bawahannya. Dalam proses  ini,  pemimpin dituntut  lebih banyak mendengarkan, membangun dialog dan menghargai perbedaan pendapat dalam organisasi (halaman 75). Di era media sosial saat ini, salah satu cara efektifnya adalah berpartisipasi aktif dalam blog korporasi.

Disiplin ketiga, menegaskan nilai-nilai bersama. Nilai-nilai bersama adalah dasar dalam membangun hubungan kerja yang produktif dan tulus. Ketika organisasi mulai menjadi besar, bahkan melintasi batas antarnegara, nilai-nilai   bersama   ini   diperlukan  untuk  menegaskan   identitas  dan  budaya  organisasi.   Salah   satu   caranya dengan   selalu  menanamkan  nilai-nilai   bersama  ke  dalam proses  organisasi,  mulai   dari   proses   rekrutmen anggota baru, pelatihan hingga proses promosi.

Disiplin keempat, membangun kapasitas bawahan. Lima kapasitas yang harus dibangun adalah kompetensi, kebebasan   memilih,   rasa   percaya   diri,   iklim   organisasi,   dan   komunikasi.   Yang   menarik,   dalam   upaya membangun kompetensi,  peran pemimpin hanyalah educate,  educate,  and educate (halaman 114).  Survei yang dilakukan McKinsey pada 2010 mengungkap, 58% eksekutif berpendapat bahwa membangun kompetensi 

Page 15: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

ada dalam tiga besar prioritas organisasi, sementara 90% eksekutif menganggap hal tersebut ada dalam 10 besar prioritas organisasi mereka. Dalam survei yang sama disebutkan bahwa fungsi utama kepemimpinan adalah membangun kompetensi bawahan.

Disiplin kelima, melayani. Kepemimpinan pada dasarnya memberikan pelayanan ke seluruh organisasi. Konsep ini telah banyak dibahas dalam topik-topik mengenai servant leadership. Salah satu cara termudah mengukur keseriusan   seorang   pemimpin   adalah   dengan   mengamati   berapa   banyak   waktu   yang   dicurahkan   oleh pemimpin untuk bawahan dan organisasinya. Bagi seorang pemimpin, time is the only true resource. Selain itu, pemimpin yang kredibel termasuk yang pertama kali mengetahui adanya masalah dalam organisasi, dan yang pertama kali pula bertindak menyelesaikan masalah itu.

Disiplin yang terakhir adalah senantiasa menjaga harapan dan semangat bawahan. Pemimpin adalah orang yang   senantiasa  menyebarkan   antusiasme   dan   rasa   percaya   yang   tulus,  mendorong   kemauan   bawahan, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, serta menyiratkan optimisme untuk masa depan yang lebih baik. Seburuk apa pun kondisi yang tengah dihadapi, pemimpin adalah figur yang selalu tampil penuh percaya diri, berpikir positif, dan memiliki can-do attitude.

Sebagai seorang manusia, pemimpin bisa jadi melakukan kesalahan yang mengakibatkan hilangnya kredibilitas. Untuk mendapatkan kembali kredibiltas, ada 6 langkah yang harus dilakukan. Kouzes dan Posner menyebutnya sebagai  Six  A’s  of   Leadership  Accountability,  yang   terdiri  dari  Accept,  Admit,  Apologize,  Act,  Amend,  and Attend. Langkah pertama untuk mendapatkan kembali kredibilitas adalah menerima (accept) konsekuensi yang diakibatkan kesalahan tersebut. Kemudian secara terbuka mengakui (admit) kesalahan, dan meminta maaf (apologize)   kepada   pihak   yang   dirugikan   atas   kesalahan   yang   telah   dibuat.   Tahap   berikutnya,   bertindak langsung   (act)   untuk  memperbaiki   (amend)   kesalahan   yang   telah   terjadi.   Terakhir,   hadir   (attend)   secara langsung   dalam   setiap   langkah   perbaikan,   bersedia  menerima   kritik   dan   saran   atas   aksi   perbaikan   yang dilakuan (halaman 149).

Kesuksesan sebuah organisasi  dalam menyikapi perubahan lingkungan sangat bergantung pada bagaimana kredibilitas sang pemimpin. Namun tentu saja pemimpin tidak dapat melakukannya sendirian. Setiap orang patut berbagi tanggung jawab dan membangun rasa saling percaya untuk sebuah kerja besar yang hendak dicapai. Dengan demikian, pada akhirnya kredibilitas adalah milik setiap individu.

2.3 Sudut Kenaikan BBM

Sikap Kami Terhadap Kenaikan BBM

Seperti yang kita ketahui, Indonesia lagi “panas” tentang isu kenaikan BBM. Bagaimana sikap kita? Bagaimana sikap kami? Supaya adil, kami akan mencoba objektif menjelaskan dari beberapa sudut pandang untuk dianalisis kemudian disimpulkan.

“Berpikir   objektif   sangat   penting   untuk   pengambilan   sikap   yang   tepat.   Dinginkan   kepala,   lalu berpikir.”

Page 16: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

1.      Sudut Pandang Pemerintah

Alasan pemerintah adalah untuk menyelamatkan negara dari anggaran yang membengkak. Hal ini disebabkan karena harga minyak dunia naik sehingga beban subsidi BBM akan bertambah besar. Mau tidak mau harga harus naik!

2.      Sudut Pandang Pengusaha

BBM naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan naikin harga barang yang diproduksi.

3.      Sudut Pandang Akademisi

BBM naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!

4.      Sudut Pandang Masyarakat

Pasrah, cuma bisa terima.

5.      Sudut Pandang Parpol Oposisi

BBM naik, rakyat merasa susah! Ayo tolak ramai-ramai !

Analisis kami.

Benarkah sudut pandang pemerintah?

Adalah hal yang benar jika harga minyak dunia naik, maka subsidi BBM akan bertambah. Ada yang tidak   setuju,   katanya  harga  minyak   jangan  ngikutin  harga  minyak  dunia.   Penjelasannya   simpel, Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan minyaknya sendiri. Masih harus impor makanya harga BBM kita masih bergantung sama harga minyak dunia.

Lalu muncul  analisis  ekonom Pak Kwik yang menjelaskan bahwa harga minyak naik,  pemerintah masih untung,   jadi  tidak perlu naik.  Hal   ini  memang benar  jika dilihat  dari  satu sisi  saja.  Secara ekonomi memang dari  hasil   jual  beli  BBM meskipun pemerintah memberikan subsidi  Pertamina tetap memberikan keuntungan! Lantas mengapa harus naik?

Disini kami menjelaskan alasan yang paling tepat mengapa BBM harus naik. “Meningkatkan Efisiensi Anggaran”. Seperti yang kita ketahui, subsidi BBM ini banyak yang salah sasaran. Contohnya, Entah sudah berapa banyak BBM subsidi  yang habis kebakar karena macet.  Habis kebakar buat  lomba balapan liar. Habis kebakar cuma karena gengsi ingin ke kampus menggunakan mobil, dan banyak contoh lainnya. Apakah tepat sasaran?

Jadi   subsidi   BBM   yang   berhasil   dihemat   bisa   digunakan   untuk   pembangunan   infrastruktur, pendidikan   dan   kesehatan   buat  masyarakat  miskin   yang   jelas   lebih   tepat   sasaran. Tapi   apakah berarti  pemerintah  benar?   Tidak   seluruhnya!  Ada   celahnya.   Benar   bahwa  peningkatan  efisiensi 

Page 17: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

anggaran bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM yang salah sasaran, tetapi peningkatan efisiensi juga harus dilakukan di bidang yang lain!

FYI salah satu penyebab APBN membengkak adalah reformasi birokrasi, dimana gaji PNS dinaikkan dengan tujuan mengurangi korupsi dan meningkatkan performa kinerja pemerintah. Hasilnya? Gaji naik   tapi  korupsi   jalan  terus!  Pemerintah   juga  terlihat  tidak ada upaya serius  untuk  memerangi korupsi bahkan KPK ingin dikebiri lagi oleh DPR tercinta. Belum lagi isu Banggar DPR yang boros! Renovasi ruang rapat dan toilet yang menghabiskan uang milyaran, dan banyak kasus lainnya.

Jadi  sampai disini  kesannya,  peningkatan efisiensi  anggaran dibebankan kepada masyarakat saja. Kita disuruh bayar BBM lebih mahal, tapi pemerintah masih korupsi. Tidak meningkatkan efisiensi birokrasi yang justru penghematannya bisa jadi lebih besar daripada menaikkan harga BBM.

Inilah yang menyebabkan penolakan dari  orang-orang yang cerdas.  Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dapat menggunakan subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak. “Paling dikorupsi lagi”, ujar masyarakat. Selain itu solusi yang ditawarkan adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Selain rawan diselewengkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, ini merupakan solusi sementara saja untuk memanjangkan umur masyarakat miskin.

2.4 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga   BBM  akan  menimbulkan   kemarahan  massal,   sehingga   ketidakstabilan   dimasyarakat   akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.

Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.

A ) Dampak Positif

1)      Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative.

Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di  kenal  oleh masyarakat  luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas).  Harganya juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal  sulit  untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat   Indonesia  adalah Negara   yang   kaya   akan   Sumber  Daya   Alam.   Selain   itu,   akan  muncul   juga   berbagai   kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.

2)      Pembangunan Nasional akan lebih pesat

Page 18: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Pembangunan   nasional   akan   lebih   pesat   karena   dana   APBN   yang   awalnya   digunakan   untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.

3)      Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

4)      Mengurangi Pencemaran Udara

Jika   harga   BBM  mengalami   kenaikan,   masyarakat   akan   mengurangi   pemakaian   bahan   bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.

B ) Dampak negatif

1)      Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi  lebih mahal.  Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.

2)      Apabila   harga   BBM  memang   dinaikkan,  maka   akan   berdampak   bagi   perekonomian   khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).

3)      Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.

4)      Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.

5)       Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.

6)       Inflasi.   Inflasi   akan   terjadi   jika   harga   BBM   mengalami   kenaikan.   Inflasi   yang   terjadi   karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.

2.4.1 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan Perekonomian

Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat dihindari karena  bahan  bakar,  dalam hal   ini   premium,  merupakan  kebutuhan  vital  bagi  masyarakat,  dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

Inflasi   akan   terjadi   karena   apabila   subsidi   BBM   dicabut,   harga   BBM   akan   naik.   Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini   terjadi   karena   adanya   kenaikan   dalam   biaya   produksi.   Ini   jika   inflasi   dilihat   berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.

Kenaikan harga  BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan  iklim berinvestasi.  Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan 

Page 19: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

juga   inflasi.   Harga   barang-barang  menjadi   lebih  mahal,   daya   beli  merosot,   karena   penghasilan masyarakat yang tetap.  Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.

Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.

Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM akan  semakin  meningkat   juga.  Meskipun  negara  kita  merupakan  penghasil  minyak,  dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.

Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga semakin besar. Untuk   menutupi   sumber   subsidi,   salah   satunya   adalah   kenaikan   pendapatan   ekspor.   Karena kenaikan harga minyak dunia  juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu.  Seperti kelapa  sawit,  karena  minyak   sawit  mentah   (CPO)  merupakan  subsidi  minyak  bumi.   Income dari naiknya  harga  CPO  tidak  akan   sebanding  dengan  besarnya  biaya   yang  harus  dikeluarkan  untuk subsidi minyak.

2.4.2 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional

Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

1.      Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,

2.      Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,

3.      Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi   itu   ringan,   justru   mempunyai   pengaruh   yang   positif   dalam   arti   dapat   mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,  menabung dan mengadakan investasi.  Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian   dirasakan   lesu.   Orang   menjadi   tidak   bersemangat kerja,   menabung,   atau mengadakaninvestasi dan produksi karena   harga   meningkat   dengan   cepat.   Para   penerima pendapatan   tetap   seperti   pegawai   negeri   atau karyawan swasta   serta   kaum buruhjuga   akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara   dampak   inflasi   bagi   masyarakat,   ada   yang   merasa   dirugikan   dan   ada   juga   yang diuntungkan.   Golongan   masyarakat   yang   dirugikan   adalah   golongan   masyarakat   yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara   golongan  masyarakat   yang  diuntungkan   adalah   kaum   spekulan,   para   pedagang   dan industriawan, dan para debitur.

Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.

Page 20: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

2.4.3 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi

Beberapa   kebijakan   yang   dapat   diambil   pemerintah   untuk  mengatasi   terjadinya   inflasi   adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan Moneter

1.      Politik Diskonto

Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar dengan   cara   bank   sentral   akan  menaikan   tingkat   suku   bunga   pinjaman   kepada   bank   umum. Kebijakan ini juga disebut dengan Rediscount Policy atau kebijakan suku bunga.

2.      Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika terjadi inflasi) atau membeli (jika terjadi deflasi)   surat-surat   berharga   kepada   masyarakat,   sehingga   ada   arus   uang   yang   masuk   dari masyarakat ke bank sentral.

3.      Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)

Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank dengan kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikan cadangan kas bank-bank umum sehingga jumlah uang yang bisa diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan berkurang.

4.      Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)

Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka diambil kebijakan memperketat kredit atau pinjaman bagi masyarakat.

5.      Margin Requirements

Kebijakan   ini   digunakan   untuk   membatasi   penggunaan   untuk   tujuan-tujuan   pembelian   surat berharga.

b. Kebijakan Fiskal

Dalam   kebijakan   fiskal,   untuk   mengatasi   inflasi   pemerintah   harus   mengatur   penerimaan   dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah.  Dalam hal penerimaan, pemerintah bisa menaikan tarif pajak,   sehingga   jumlah   penerimaan   pemerintah   meningkat.   Kebijakan   yang   kedua adalah Expenditure Reducing,   yakni   mengurangi   pengeluaran   yang   konsumtif,   sehingga   akan mempengaruhi terhadap permintaan (Demand Full Inflation).

Page 21: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Isu kenaikan harga BBM subsidi sudah muncul sejak setahun lalu. Isu ini terus berkembang hingga muncul  rencana membatasi  pemakaian BBM subsidi.  Sejak  itu banyak spekulan yang bermain di bisnis ini mencoba mengambil untung. Caranya BBM ditimbun, dan harga pun melambung tinggi.

Kenaikan harga BBM memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan berbagai faktor-faktor baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian negara. Meroketnya hutang akibat peningkatan ABPN yang harus dialokasikan untuk subsidi BBM. Selain itu, demi mewujudkan peningkatan daya beli  masyarakat dan kemandirian perlu adanya upaya untuk terus merangsang masyarakat   demi   tidak   berpangkunya   pada   subsidi   yang   diberikan   oleh   pemerintah.   Dengan mempertimbangkan  berbagai  aspek   tersebut,  menerima kebijakan pemerintah  untuk  melakukan pengurangan   subsidi   BBM   diharapkan   dapat   menjadi   jawaban   atas   berbagai   persoalan   ini. Pemerintah harus berani bersikap bahwa, beban anggaran akan semakin berat kalau tidak dinaikkan. Namun,  ada beberapa  hal  yang  perlu  menjadi  catatan  untuk  diperhatikan  pemerintah.  Rencana kenaikan   harga   BBM   subsidi   telah   disambut   dengan   berbagai   aksi   demonstrasi,   mulai   dari mahasiswa hingga buruh.

Pada akhirnya kebijakan pun di buat oleh pemerintah dengan dilaksanakannya Sidang Paripurna  melalui   voting   anggota  DPR.  Meski   sidang   paripurna  pada   hari   Jum’at,   30  Maret   2012  malam kemarin   sangat   lama   dan   diwarnai   dengan   kealotan   serta   kericuhan,   akhirnya   dapat   diambil kesimpulan yakni “opsi kenaikan BBM bersyarat di sepakati DPR. Kabar gembira, kenaikan BBM 1 April  tidak  mungkin  di   lakukan   .   Karena  dengan  alasan  harga   ICP   sekarang   tak  memungkinkan dinaikannya BBM. Tapi, bila harga minyak mentah Indonesia mencapai US$ 120,75 per barel maka kemungkinan besar BBM akan tetap segera dinaikan. Jalan sidang cukup alot tapi telah disepakati bahwa BBM tidak jadi dinaikan hingga menunggu perkembangan sampai 6 bulan berjalan akan di naikan kembali atau tidak.

3.2 SARAN DAN SOLUSI

Page 22: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Terlambatnya respons pemerintah untuk mengelola ekspektasi inflasi akan membuat tingkat inflasi tahun   ini   bergerak   liar   dan   memberikan   dampak   yang   tidak   terlalu   menggembirakan   bagi perekonomian Indonesia. Karena itu, beberapa langkah harus mendapat prioritas pemerintah dan BI untuk meredam ekspektasi inflasi.

Pertama, pemerintah harus lebih fokus dan inovatif untuk menjaga dan memperbaiki manajemen stok sebagai   jaminan bahwa barang (juga  jasa),  khususnya barang kebutuhan pokok,   tersedia di pasaran   pada   tingkat   harga  wajar.   Selain  memperbaiki   jalur   distribusi,   pemerintah   juga   harus mempersiapkan diri secara matang untuk melakukan operasi pasar.

Kedua, penegakan hukum untuk meredam munculnya motif-motif spekulatif, seperti penimbunan BBM dan barang kebutuhan pokok lainnya, perlu lebih diintensifkan. Dalam kaitan ini, pemerintah perlu  lebih serius melakukan penataan sistem monitoring dan evaluasi agar tindakan bisa segera dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan spekulatif. Aktivasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu menjadi bagian dari penataan sistem monitoring dan evaluasi ini.

Ketiga, menekan biaya produksi  yang selama ini  membebani baik sektor pertanian atau industri. Dalam   kaitan   dengan   sektor   pertanian,ada   baiknya   pemerintah  menjamin   stabilitas   harga   dan ketersediaan beberapa saprodi   (sarana produksi  pertanian),  seperti pupuk,  pestisida,  dan benih. Dalam kaitan dengan sektor  industri,  fokus perhatian harus lebih diarahkan untuk mengeliminasi faktor-faktor yang mendorong munculnya fenomena ekonomi biaya tinggi (seperti biaya birokrasi dan pungutan liar).

Keempat, untuk menjaga persepsi pasar bahwa inflasi terkendali, ada baiknya BI tidak terlalu sensitif untuk menaikkan BI Rate. Artinya, BI rate sebaiknya tetap dipatok pada level 5,75 persen dan BI bisa menggunakan instrumen moneter lainnya, seperti giro wajib minimum (GWM), untuk menstabilkan likuiditas.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

   Jakarta: Balai Pustaka.

Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan

Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.

Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka

Page 23: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

   Mandiri.

Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.

Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.

   Jakarta: Erlangga.

Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap

Kondisi Ekonomi Indonesia.

Page 24: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mengatakan, jumlah orang

miskin akan bertambah jika pemerintah jadi menaikkan harga bahan

bakar minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan dilakukan pada

pertengahan Juni mendatang.

Menteri Perencaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida

Alisjahbana mengatakan, jumlah orang miskin pada tahun ini akan naik

dari 10,5 persen menjadi 12,1 persen. "Ada kenaikan angka kemiskinan

sebesar 1,6 persen atas dampak kenaikan harga BBM bersubsidi ini," kata

Armida saat Rapat Kerja Pembahasan RAPBN 2013 di Komisi XI Jakarta,

Senin (27/5/2013).

Armida menambahkan, jika saat ini jumlah penduduk mencapai 250 juta,

maka jumlah orang miskin setelah kenaikan BBM menjadi 30,250 juta

orang. Padahal sebelumnya, dengan asumsi harga bensin tetap Rp 4.500

per liter, tahun 2013 ini diprediksi angka kemiskinan hanya 26,250 juta.

Dengan demikian, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut, maka

jumlah orang miskin baru mencapai 4 juta jiwa.

Di sisi lain, kenaikan harga BBM bersubsidi memang akan berdampak

terhadap daya beli masyarakat. Daya beli akan terpukul akibat kenaikan

sejumlah harga yang dipicu oleh meningkatnya biaya transportasi.

Masalahnya, saat pembahasan angka kemiskinan ini, pemerintah sempat

bingung menjelaskan jumlah angka kemiskinan akibat menaikkan harga

BBM bersubsidi ini.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Anna

Muawanah mengatakan, data angka kemiskinan akibat kenaikan harga

BBM bersubsidi ini belum jelas. Sebab, pemerintah hanya menjelaskan

hasil akhirnya.

"Data itu diperoleh dari mana. Itu tentu saja akan mempengaruhi daftar

penerima dana kompensasi kenaikan BBM bersubsidi ini," kata Anna.

Senada dengan Anna, Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar Harry

Azhar Aziz juga menjelaskan bahwa data angka kemiskinan tersebut

belum jelas.

Apalagi, jumlah penerima dana kompensasi ini sekitar 15,5 juta orang.

"Data itu yang mengeluarkan siapa, survei dari mana, apakah Badan

Pusat Statistik (BPS) atau dari mana," kata Harry.

Page 25: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM PADA KONDISI MASYARAKAT KECIL DI INDONESIA

KELOMPOK II

NAMA ANGGOTA :Annisa Silva Ulum         20211976Cindy Cinthya M.S       29211134Nursella S.                     25211377Theresia Natalia            27211083

BAB IPENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun

berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor

penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas

cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di

sisi lain terdapat kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan

produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan

bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi.

Hal ini kemudian direspon oleh pemerintah di beberapa negara di dunia dengan menaikkan

harga BBM. Demikian juga dengan Indonesia, DPR akhirnya menyetujui rencana pemerintah untuk

menaikkan harga bahan bakar minyak pada hari Selasa 27 September 2005 sebesar minimal 50%.

Kebijakan kenaikan harga BBM dengan angka yang menakjubkan ini tentu saja menimbulkan

dampak yang signifikan terhadap perekonomian sehingga kebijakan ini menimbulkan banyak protes

dari berbagai kalangan. Keputusan pemerintah menaikkan harga bensin, solar, dan minyak tanah

sejak 1 Oktober 2005 akibat kenaikan harga minyak mentah dunia hingga lebih dari 60 Dolar AS per

barel dan terbatasnya keuangan pemerintah ini direspon oleh pasar dengan naiknya harga barang

kebutuhan masyarakat yang lain. Biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan masyarakat

semakin mahal sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Secara makro cadangan devisa

negara banyak dihabiskan oleh Pertamina untuk mengimpor minyak mentah. Tingginya permintaan

valas Pertamina ini, juga menjadi salah satu penyebab terdepresinya nilai tukar rupiah terhadap dolar

AS

Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli

masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi

ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar,

khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi.

Page 26: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk

menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian

Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan

BBM tetap dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2005. Akibatnya, perilaku investasi di Indonesia

sangat memungkinkan mengalami perubahan. Setiap peristiwa berskala nasional apalagi yang terkait

langsung dengan permasalahan ekonomi dan bisnis menimbulkan reaksi para pelaku pasar modal

yang dapat berupa respon positif atau respon negatif tergantung pada apakah peristiwa tersebut

memberikan stimulus positif atau negatif terhadap iklim investasi. Berdasarkan pada argumentasi di

atas, maka dimungkinkan akan terjadi reaksi negatif para pelaku pasar modal setelah pengumuman

tersebut. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya bahwa kenaikan harga BBM ini direaksi positif oleh

pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana dari dampak peristiwa pengumuman tersebut adalah

bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus positif pada perekonomian Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengulas lebih dalam lagi dengan makalah

yang berjudul, “Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Masyarakat Kecil”.

2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1.      Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi masyarakat kecil di Indonesia sebelum

dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM ?

2.      Bagaimana menanggulangi dampak kenaikan harga BBM pada kondisi masyarakat kecil di Indonesia

?

3.      Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan adalah sebagai

berikut :

1.      Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi masyarakat kecil di

Indonesia sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.

2.      Untuk mengetahui bagaimana menanggulangi dampak kenaikan harga BBM pada kondisi

masyarakat kecil di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

1.      Kenaikan BBM

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital

dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-

perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung

terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui

maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio

yang efisien dan relatif aman.

Page 27: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya

tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos

biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga

pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini

antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut

ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan

perusahaan menjadi semakin kecil. Di lain pihak dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak

tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli

masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya

semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan

yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.

B. Politik Harga BBM

Pada masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, telah terjadi dua kali pencabutan

subsidi BBM. Yang pertama adalah tanggal 1 Maret 2006 dan yang kedua dilakukan pada 1 Oktober

2006. Kebijakan pencabutan Subsidi BBM ini sebenarnya merupakan kebijakan yng bersifat

inkramental. Sudah dilakukan sejak tahun 1998, dalam rangka memperbaiki kinerja anggaran,

efisiensi dan menyesuaikan dengan harga minyak dunia, pencabutan subsidi BBM dilakukan.

Dalam hal ini Pembangunan Pemerintah memakai strategi efficiency oriented policies of market

competition, yaitu strategi yang menekankan pada pentingnya efisiensi, pro pasar bebas, pro

globalisasi, dan peran negara yang kecil. Tunduk pada kekuatan pasar energi global yang memiliki

kecenderungan harga yang terus meningkat. Hal ini menjadi berbeda dengan orientasi pembangunan

yang dinyatakan oleh Pemeritah SBY-JK pada masa kampanyenya yang pro poor atau menurut

Susan Stoke security oriented policies of state intervention, dimana pemerintah seharusnya

melakukan proteksi harga untuk kepentingan nasional.

Saat pencabutan BBM terjadi, pemerintah dihadapkan pada situasi krisis anggaran di satu sisi

dan di sisi lain naiknya harga minyak dunia. Sehingga benar apa yang dinyatakan oleh Meriless S.

Gridle dan John W. Thomas, Dalam situasi krisis, persoalan kerapkali berasal dari luar pengambil

kebijakan (nasional dan internasional), dalam sistuasi nasional dihadapkan pada keterbatasan

anggaran, serta prioritas pemerintah untuk program pengentasan kemiskinan dan program

pembangunan lain . Sedang persoalan internasional terkait dengan harga pasar energi global yang

naik dan memiliki kecendrungan untuk tetap naik serta terikatnya dengan LOI IMF sebagai negara

yang menggunakan utang luar negeri untuk pembangunan negara. Salah satu butir perjanjian

mengharuskan pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga minyak nasional dengan harga

minyak dunia

Kebijakan Pencabutan Subsidi BBM era Yudhoyono menjadi fenomenal karena baru pertama

kalinya sebuah kebijakan didukung oleh sejumlah intelektual, profesional, dan aktivis serta

mengiklankannya pada media cetak satu halaman penuh. Hal ini juga menjadi baru ketika pemerintah

mengaitkan langsung penarikan subsidi BBM dengan program pengentasan kemiskinan secara

terang-terangan. Iklan yang dibuat oleh Freedom Institute atas penelitian yang dilakukan oleh LPEM-

FEUI bahwa subsidi BBM lebih menguntungkan mereka yang relatif mampu, dan yang paling miskin

justru kurang menikamatinya sehingga dengan pencabutan subsidi dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Pemerintah dalam hal ini, sejalan dengan kebijakan penghapusan subsidi,

karena pemerintah melihat bahwa selama ini hanya menguntungkan mereka yang relatif kaya

daripada kaum miskin.

Pemerintah membuat kebijakan dengan melakukan subsidi terarah, yang salah satunya adalah

BLT (Bantuan Langsung Tunai) untukjangka pendek, P3 (Program Pengembangan Prasarana) untuk

Page 28: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

jangka menengah, dan PAP (Peningkatan Anggaran Pemerintah) untuk pembangunan ekonomi

jangka panjang.

Dengan skenario ini Pemerintah mengaitkan pencabutan subsidi BBM dalam rangka pengentasan

kemiskinan. Sehingga kondisi ini adalah kondisi yang paling optimal untuk pendapatan kaum miskin

menurut perhitungan yang juga dinyatakan oleh Kepala Bappenas Sri Mulyani dan disertasi Djoko

Harianto. Perlu diakui argumen yang dilakukan pemerintah dengan perhitungan ekonomi ini sangat

logis (masuk akal) . Dalam kenyataannya, kebijakan ini menimbulkann polemik di masyarakat dan

kaum intelektual. Sebagian kalangan seperti Ekonom TIB (Tim Indonesia Bangkit), Ahli

pertambangan dari Pertamina Kurtubi, Effendi Gazali, hingga Prof. Sri Edi menentang kebijakan

kenaikan BBM yang dilakukan Pemerintah. Kebijakan ini dinilai oleh mereka justru menciptakan

kemiskinan baru. Kenaikan harga BBM secara psikologis membawa dampak kenaikan pada barang-

barang dan jasa akibatnya daya beli masyarakat menjadi rendah, serta menciptakan pengangguran

baru.

Dari sini banyak relawan yang bisa dilihat adalah kebijakan pemerintah yang hanya berdasarkan

perhitungan ekonomi secara teoritis tanpa memperhitungkan dampak psikologi masyarakat serta

daya tahan masyarakat akan membawa akibat kebijakan ini tidak membawa kesejahteraan

masyarakat melainkan menimbulkan dampak yang negatif yakni meningkatnya jumlah kemiskinan di

masyarakat. Target pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan dengan kebijakan ini tidak tercapai.

Efisiensi yang terjadi tidak signifikan, bahkan ketersediaan bahan bakar terutama minyak tanah pada

bulan Desember tidak tercukupi. Kini minyak tanah langka lagi dan rakyat kecil harus membeli

dengan harga yang lebih tinggi dari apa yang ditetapkan.

3.      Kenaikan BBM Menyebabkan Inflasi

Dengan mengacu pada inflasi kumulatif Januari-September 2005 sebesar 9,1 persen, inflasi

bulan Oktober sebesar 8,7 persen tentu saja tergolong luar biasa sehingga membuat inflasi kumulatif

Januari-Oktober menjadi 15,6 persen. Inflasi Oktober berdasarkan perhitungan "tahun ke tahun" (year

on year) lebih tinggi lagi, yakni 17,9 persen. Berdasarkan angka-angka itu, laju inflasi tahun 2005

diperkirakan berkisar 16-18 persen atau titik tengahnya adalah 17 persen.

Di awal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), seorang menteri ekonomi menegaskan

bisa menahan di sekitar 10 persen. Lalu beberapa hari kemudian dikoreksi menjadi kira-kira 12

persen, selanjutnya kembali dikoreksi menjadi 14 persen. Kali ini dan untuk ke sekian kalinya

pemerintah salah langkah. Hitung-hitungan pemerintah jelas keliru dan menyederhanakan masalah.

Memang disadari bahwa besarnya disparitas harga BBM di dalam dan luar negeri

menimbulkan banyak masalah. Namun, sangat tidak realistis untuk menyelesaikan semua masalah

itu sekaligus dengan hanya menggunakan satu jurus pamungkas, yakni kenaikan harga BBM sebesar

114 persen berdasarkan rata-rata tertimbang.

Padahal, kaidah Tinbergen (Tinbergen's rule) mengatakan bahwa satu instrumen kebijakan

hanya bisa secara efektif menyelesaikan satu masalah saja. Memang pemerintah menggulirkan

beberapa obat penawar rasa sakit dalam bentuk paket insentif bagi dunia usaha yang meliputi paket

fiskal, reformasi di bidang tata niaga dan transportasi, serta kebijakan di bidang perberasan.

Pemerintah juga mengucurkan dana bantuan langsung tunai (BLT) bagi setiap keluarga

miskin sebesar Rp 100.000 per bulan yang dibayarkan di muka sekaligus untuk tiga bulan. Dengan

BLT ini bahkan pemerintah sangat yakin bisa menekan jumlah orang miskin—sungguh suatu

perhitungan yang teramat matematik—statik yang seolah-olah menempatkan 220 juta penduduk

Indonesia bagaikan mesin tanpa jiwa dan emosi di dalam laboratorium yang terisolasi.

Dengan mempertimbangkan bahwa paket insentif dan BLT sangat terbatas cakupannya dan

mengingat pula belum semua terwujud, serta masalah-masalah baru yang muncul sehingga

Page 29: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

diragukan efektivitasnya, maka tohokan kenaikan harga BBM berpotensi menambah dan

memperpanjang penderitaan rakyat. Tanda-tanda ke arah sana sudah semakin nyata.

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga BBM pada 1 Oktober

lalu berdampak seketika terhadap peningkatan pengangguran terbuka sebanyak 426.000 pekerja.

Jajaran penganggur ini niscaya akan terus bertambah panjang dalam setahun ke depan karena

gelombang PHK akan terus berlanjut setelah Lebaran dan Tahun Baru nanti.

Tak seperti krisis tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan besar—terutama yang

banyak berutang dalam mata uang asing, memiliki kandungan impor yang besar, dan berorientasi

pada pasar dalam negeri—terempas, sementara usaha kecil dan menengah (UKM) dan atau sektor

informal justru mampu bertahan, dampak kenaikan harga BBM kali ini lebih berat dirasakan oleh UKM

dan bersifat seketika. Padahal, UKM inilah yang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar.

Usaha berskala menengah-besar diperkirakan mulai mengalami tekanan serius pada tahap

selanjutnya. Salah satu penyebab utamanya ialah kenaikan tajam suku bunga pinjaman. Hal ini

merupakan konsekuensi logis dari keniscayaan Bank Indonesia untuk terus-menerus meredam

instabilitas makro-ekonomi. Pada hari yang bersamaan dengan pengumuman angka inflasi oleh BPS,

Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 125 basis poin menjadi 12,25 persen. Inilah kenaikan BI

Rate tertinggi sejak diperkenalkan untuk pertama kalinya pada 5 Juli tahun ini.

Karena negeri kita tergolong sebagai small open-economy yang menerapkan rezim devisa

bebas, sehingga membawa konsekuensi untuk menjaga interest rate differential dengan luar negeri,

maka hampir bisa dipastikan bahwa Bank Indonesia akan terus menaikkan BI Rate.

Jika ekspektasi masyarakat terhadap inflasi "manteng" pada angka 17 persen, maka suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor satu bulan hingga Desember akan bergerak cepat ke

tingkat 15 persen. Jika pada angka ini posisi rupiah terus mengalami tekanan "berat", maka boleh jadi

suku bunga SBI akan terus dinaikkan. Berdasarkan pengalaman dua tahun terakhir saja, serta

dengan mengambil selisih rata-rata suku bunga SBI bertenor satu bulan dan angka inflasi yang amat

konservatif sebesar 1-1,5 persen, maka suku bunga SBI berpotensi terus naik mendekati 20 persen.

Kenaikan suku bunga bisa diredam asalkan pergerakan nilai tukar rupiah agak dibiarkan

fleksibel. Karena, kiranya amat sulit mencapai target suku bunga rendah dan rupiah kuat bersamaan.

Pilihan pahit ini harus dipilih mau yang paling sedikit biayanya bagi perekonomian atau yang mana.

Bagaimana jika kurs yang dibiarkan mengambang akan mengarah pada destabilizing

speculation? Pilihan ekstrem kalau memang suku bunga tinggi lebih memukul perekonomian ialah

mem-peg nilai rupiah. Sekalipun opsi ini sangat ditentang oleh penganut aliran ekonomi mainstream,

tak ada salahnya untuk mulai menghitung-hitung untung-rugi dan prakondisi yang harus terpenuhi.

Paling tidak pemberlakuannya bersifat darurat dan sangat sementara.

Tantangan jangka pendek ini harus dihadapi dengan sangat hati-hati. Segala tindakan

pemerintah harus betul-betul terukur. Kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal. Secara teknis,

kenaikan harga BBM tak mungkin lagi dikoreksi karena dampak terhadap kenaikan harga-harga boleh

dikatakan sudah terjadi penuh.

Akibat kenaikan harga BBM yang tak kepalang, pekerjaan rumah pemerintah bukannya

berkurang, malahan bertambah banyak dan lebih pelik serta lebih berisiko. Investor asing dan

lembaga-lembaga internasional memuji langkah berani pemerintah. Para kreditor mengamini karena

terang saja mereka merasa lebih nyaman jika APBN lebih banyak dialokasikan untuk pembayaran

bunga dan cicilan utang. Jadi, apa bedanya antara memberi subsidi kepada rakyat dan membayar

suku bunga lebih tinggi kepada kreditor asing?

Kita berharap pemerintah lebih peka pada derita rakyatnya sendiri. Kepentingan nasional

harus di atas segala-galanya. Kita harus berdaulat secara politik dan ekonomi. Keadilan harus jadi

acuannya. Banyak pilihan kebijakan yang masih tersedia untuk mewujudkannya asalkan kita mau

Page 30: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

mengubah pola pikir kita yang selama ini terlalu dibelenggu oleh setting perekonomian negara maju

yang kelembagaannya sudah sedemikian sangat lengkap, dan tidak korup.

4.      Dampak Kenaikan BBM Pada Masyarakat Kecil

Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit dihitung dalam gerakan kenaikan

inflasi, tetapi dapat dirasakan dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak ini dapat menimbulkan

suatu ekspektasi inflasi dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kenaikan harga berbagai jenis

barang/jasa. Ekspektasi inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut

terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-barang

dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat terjadi

ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.

Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat setelah terjadi kenaikan harga

beberapa jenis BBM seperti premium (bensin pompa), solar, dan minyak tanah dari waktu ke waktu

relatif sama. Misalnya, dengan naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan

menyebabkan naiknya tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif angkutan tersebut maka akan

mendorong kenaikan harga barang-barang yang banyak menggunakan jasa transportasi tersebut

dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan

juga akan menyebabkan kenaikan harga barang/jasa yang dalam proses produksinya menggunakan

solar sebagai sumber energinya.

Begitu seterusnya, efek menjalar (contagion effect) kenaikan harga BBM terus mendongkrak

biaya produksi dan operasional seluruh jenis barang yang menggunakan BBM sebagai salah satu

input produksinya yang pada akhirnya beban produksi tersebut dialihkan ke harga produk yang

dihasilkannya. Kenaikan harga beberapa jenis BBM ini akan menyebabkan kenaikan harga di

berbagai level harga, seperti harga barang di tingkat produsen, distributor/pedagang besar sampai

pada akhirnya di tingkat pedagang eceran. Gerakan kenaikan harga dari satu level harga ke level

harga berikutnya dalam suatu saluran perdagangan (distribution channel) adakalanya memerlukan

waktu (time lag). Tetapi, yang jelas muara dari akibat kenaikan harga BBM ini adalah konsumen akhir

yang notabene adalah berasal dari kebanyakan masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan

barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan membeli barang-barang kebutuhannya sebagian

besar dari pedagang eceran. Dan biasanya kenaikan harga di tingkat eceran (retail price) ini lebih

besar dibandingkan dengan kenaikan harga di tingkat harga produsen (producer price) maupun di

tingkat pedagang besar (wholesale price).

Kenaikan harga beberapa jenis BBM bulan Mei 1998, terulang kembali di bulan Juni 2001

dengan beberapa skenario kenaikan harga beberapa jenis BBM (premium, solar, minyak tanah).

Menurut salah satu sumber di Badan Pusat Statistik, untuk jenis barang BBM yang harganya

ditentukan pemerintah, hampir 50 persen dari pengaruh kenaikan BBM sudah dihitung dalam

penghitungan inflasi Misalnya bensin naik dari Rp 1.150/liter menjadi Rp 1.450/liter. Karena kenaikan

BBM terjadi di bulan Juni, nilai yang digunakan dalam penghitungan inflasi bulan Juni adalah ((1150 +

1450)/2) = 1300 sehingga perubahan yang digunakan adalah perubahan dari harga Rp 1.150/liter

menjadi Rp 1.300/liter atau naik 13,04 persen. Sementara untuk, perubahan harga yang dihitung

adalah dari harga bensin Rp 1.300/liter menjadi Rp 1.450/ liter atau naik 11,54 persen. Perlakuan ini

juga berlaku untuk jenis barang BBM lainnya.

Dengan demikian, , sumbangan inflasi dari BBM (bensin, solar, dan minyak tanah) akan

mencapai 0,28 persen. Ditambah lagi sumbangan inflasi pelumas/oli yang apabila naik 15 persen

akan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Sumbangan inflasi dari BBM akan

bertambah besar jika komponen BBM lainnya yang tidak ditetapkan pemerintah bergerak sesuai

selera pasar. Tekanan inflasi akan semakin besar apabila pemerintah menaikkan tarif dasar listrik

rata-rata.

Page 31: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Dampak ini hanya sebagian kecil saja yang terjangkau dari pandangan kita. Justru dampak

tak langsung yang merupakan hasil multiplier effect dapat menyeret tingkat inflasi lebih tinggi lagi.

Inflasi bulan Juni 2001 sebesar 1,67 persen dan laju inflasi dari Januari-Juni 2001 sudah

mencapai 5,46 persen, dengan adanya kenaikan harga BBM sepertinya pemerintah harus merevisi

asumsi inflasi APBN tahun 2001 yang hanya berkisar 9,3 persen menjadi inflasi dua digit.

Sebab, setelah bulan Juli tahun ini, masih banyak faktor pemicu inflasi lain seperti peristiwa SI

MPR dan faktor musiman seperti Lebaran dan Natal yang akan mendongkrak tingkat inflasi lebih

tinggi lagi.

Page 32: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

BAB IIIPENYAJIAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH

1.      Penyajian data

Sepertinya rakyat harus menarik napas dalam-dalam menahan impitan kenaikan harga-harga

kebutuhan pokok yang tinggi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM ini

telah menggenjot tingkat inflasi menjadi 1,67 persen. Dampak ini yang akan memberikan sumbangan

inflasi antara 0,3-1 persen. Efek domino yang ditimbulkan pun masih menjadi pemicu kenaikan harga

lainnya. Diperkirakan inflasi tahun ini tembus dua digit. Kebijakan kenaikan harga BBM, menjadi

pemicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Contoh, penjual sayur-sayuran, menaikkan

harga sayur-sayurannya lantaran ongkos transpornya dan harga sayur-sayuran dari petani sayur

sudah naik. Begitu juga, penyedia jasa angkutan, secara serentak menaikkan ongkos transpor

lantaran BBM yang digunakan sehari-harinya naik, bahkan kenaikannya melebihi dari kenaikan BBM

itu sendiri.

Penjual pakaian di pasar-pasar juga ikut menaikkan harga dagangannya dengan alasan

harga pakaian dari industri pakaiannya sudah naik. Tak kalah serunya industri pakaian ini juga secara

otomatis menaikkan harga produknya karena biaya produksi naik lantaran ada sebagian kegiatan

produksinya menggunakan BBM dalam jumlah besar. Belum lagi nanti kalau tarif listrik naik lantaran

PLN dalam memproduksi listriknya juga menggunakan sebagian BBM.

Seluruh fenomena ini merupakan salah satu contoh akibat “air bah” pemicu inflasi yang

merupakan multiplier effect dari kenaikan BBM, karena BBM merupakan salah satu komponen

strategis dalam menggerakkan roda ekonomi seluruh aktivitas perekonomian di negara ini.

Pada awalnya pengurangan subsidi BBM ini dimaksudkan untuk menciptakan keadilan dalam

pemberian subsidi untuk seluruh lapisan masyarakat karena selama ini pemberian subsidi BBM

hanya menguntungkan masyarakat lapisan ekonomi kuat. Tetapi, pada akhirnya akibat kebijakan

pengurangan subsidi BBM tersebut, yang menanggung kenaikan harga BBM adalah masyarakat

lapisan bawah. Program kompensasi yang dijanjikan pemerintah untuk membantu masyarakat

ekonomi lemah akibat kenaikan BBM yang dimulai sejak bulan April 2000 tidak mengenai sasaran

pada masyarakat yang membutuhkan. Bahkan program ini telah dilansir media massa hanya

merupakan proyek bagi-bagi uang yang tidak sampai ke sasarannya. Kurangnya perencanaan dan

pengawasan penyaluran dana kompensasi merupakan salah satu penyebab tidak berhasilnya

program tersebut.

Pemerintah selama tahun 2000 – 2001 telah menaikkan harga BBM sampai tiga kali.

Kenaikan harga BBM terakhir terjadi pada tanggal 15 Juni 2001, seperti kenaikan harga premium dari

harga Rp 1.150/liter di bulan April 2000 menjadi Rp 1.450/liter di bulan Juni (naik 26,1 persen), harga

solar dari Rp 600/liter menjadi Rp 900/liter (naik 50 persen), harga minyak tanah dari Rp 350/liter

menjadi Rp 400/ liter (naik 14,29 persen), minyak diesel dari Rp 550/liter menjadi Rp 1.200/liter (naik

118,18 persen), dan minyak bakar dari Rp 400/liter menjadi Rp 900/liter (naik 125 persen).

Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat

menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses

produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.

Contoh dampak kenaikan harga BBM pada bulan April 1998 tersebut terhadap inflasi masih

terasa sampai bulan Juli 1998 dengan rata-rata inflasi setiap bulannya sebesar 6,77 persen.

Inflasi bulan Mei 1998 mencapai 5,24 persen dan pada bulan tersebut seluruh kelompok

pengeluaran konsumsi mengalami kenaikan indeks. Kelompok pengeluaran bahan makanan

mengalami kenaikan indeks sebesar 3,90 persen; kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau 4,00 persen; kelompok pengeluaran perumahan 4,14 persen; kelompok

Page 33: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

pengeluaran sandang 4,53 persen; kelompok pengeluaran kesehatan 2,40 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,41 persen; dan kelompok pengeluaran transportasi dan

komunikasi 17,25 persen.

Tekanan inflasi masih dirasakan di bulan Juni 1998, mencapai angka 4,64 persen, dan pada

bulan tersebut seluruh kelompok pengeluaran konsumsi juga mengalami kenaikan indeks. Hal ini

masih terjadi pula pada tingkat inflasi bulan april, yaitu sebesar 8,56 persen.

Angka inflasi sebesar 8,56 persen merupakan angka inflasi yang sangat tinggi karena angka

inflasi satu persen saja sudah merupakan cerminan dari gelombang “air bah” dari kenaikan beberapa

jenis barang yang hampir terjadi di seluruh kota yang dihitung angka inflasinya.

Berdasarkan pola kenaikan jenis barang selama ini, angka inflasi satu persen saja biasanya

berasal dari kenaikan harga lebih dari 15 jenis barang yang terjadi serentak di hampir seluruh kota

sampel penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Jenis barang yang sering mengalami fluktuasi harga biasanya berasal dari kelompok bahan

makanan seperti beras, daging ayam ras, ikan segar, telur, tomat sayur, minyak goreng, dan cabai

rawit. Ditambah juga dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau seperti rokok, mi

kering instan, nasi lauk, ayam goreng, kue kering, dan berbagai jenis minuman. Semua itu biasanya

ikut mewarnai angka inflasi sebesar satu persen di samping kelompok jenis barang lainnya.

2.      Pemecahan Masalah

1.      Dari sisi konsumen

Daya beli pasti turun. Tapi ini sejenak, mungkin cuma 2 bulan. Karena pelanggan Indonesia

tidak tahan untuk tidak membeli. Yang pasti terjadi pergeseran sementara, mungkin pelanggan kelas

menengah mencari produk lebih murah namun kualitas masih bagus, tetapi pelanggan kelas bawah

mencari yang paling murah. Pelanggan kelas atas yang tidak terpengaruh.

Pelanggan sedang sensitif harga, jadi maunya harga diskon terus. Jangan kaget, sebentar lagi

banyak Promo “Harga Diskon”, “Beli 2 Gratis 1”, “Cuci Gudang”, “Harga Tidak Naik”. Psikologisnya

selalu ingin mendapatkan harga termurah. Makanya biasanya banyak yang membuang barang lama

dengan event diskon. Atau melabel dengan harga baru lalu di-diskon.

Pelanggan tetap maunya barang bagus, desain OK, model terbaru, tetapi harga maunya

murah. Nah, produsen biasanya pandai mensiasasti situasi ini. Kita sebagai pedagang eceran, pasti

masih punya peluang besar mendapatkan model-model terbaru dengan harga terjangkau.

Tidak ada toko yang tidak menaikkan harga, sehingga pelanggan pasti akan mendapatkan

harga naik pada semua pedagang eceran. Artinya, potensi pelanggan pindah toko juga kecil. Jadi

jangan takut kehilangan pelanggan. Membuat hati pelanggan lebih nyaman membeli dari kita lebih

penting saat ini.

Saatnya menambah produk yang terjangkau. Ini hanya sebagai pancingan saja, supaya

pelanggan merasa dapat membeli produk di toko kita. Padahal setelah melihat produk murah,

biasanya tidak puas dengan kualitas produknya, ujung-ujungnya masih ingin beli yang agak mahal

tapi bagus.

Yang kasihan adalah pelanggan yang memang benar-benar tidak mampu beli. Namun

biasanya masih tetap ada peluang beli dengan terpaksa, yaitu pas lebaran. Untuk itu, penjual wajib

menyediakan barang-barang lama atau yang tidak laku dengan harga super murah.

2.      Dari sisi produsen

Dari sisi produsen, yang pasti produksi tidak mungkin tutup. Produsen otomatis juga tidak

langsung menaikkan harga, apalagi mempunyai stok lama bahan produksi. Produsen juga takut

menaikkan harga, takut produksinya tidak terserap pasar. Jadi tidak mungkin semena-mena

menaikkan harga.

Page 34: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Produsen pasti makin kreatif, mencoba memberikan nilai tambah produk dari aspek yang tidak

menjadikan harga naik, seperti aspek desain, model dan aplikasi yang menarik. Karena mereka tahu,

sebisa mungkin masih harus menyajikan produk yang terjangkau.

Produsen juga hati-hati dalam mengkomunikasikan harga ke pengecer. Produsen juga ingin

membangun pengertian bersama, bahwa produsen dan pengecer harus bisa saling memahami

dampak kenaikan harga.

Demikian juga pedagang bahan produksi, selama harga pabrik tidak naik, harga bahan juga

cenderung tetap. Kalaupun naik pasti perlahan dan bertahap. Sektor hulu cenderung menaikkan

harga bertahap.

BAB IVPENUTUP

1.      Kesimpulan

Kenaikan harga BBM selalu disertai dengan kenaikan harga-harga kebutuhan yang lain,

karena BBM merupakan faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri. Sehingga dampak

kenaikan harga BBM pasti akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil.

Untuk menyiasati kenaikan harga BBM bagi para produsen adalah dengan cara makin kreatif,

mencoba memberikan nilai tambah produk dari aspek yang tidak menjadikan harga naik, seperti

aspek desain, model dan aplikasi yang menarik. Hal ini perlu dilakukan agar harga produk tidak ikut

naik terlalu tinggi.

Perkembangan kreatifitas dari setiap individu sangat diperlukan untuk menekan dampak

kenaikan harga BBM. Meminimalisir kebutuhan akan BBM adalah kunci utama yang harus dipegang

oleh setiap individu untuk melakukan suatu usaha.

2.      Saran

Diharapkan agar pemerintah pada saat-saat selanjutnya dapat menjadikan kenaikan harga

BBM sebagai alternatif terakhir untuk menghemat anggaran belanja negara. Karena dampak yang

ditimbulkannya akan sangat luas.

Page 35: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

DAFTAR PUSTAKAEksplorasi Politik Kebijakan Subsidi Harga BBM Pemerintahan SBY-JK. Jakarta: Cipta Raya.

Jawa Pos Online,. Mensiasati Dampak Kenaikan BBM Bagi Pengusaha Kecil.

Majalah Trend Data.

Mulyono, Rubrik Pembaca Menulis, Kompas Cybermedia

Sumber Internet :

http://kolom.pacific.net.id/ind/lain-lain/mohamad_ikhsan/kenaikan_harga_bbm_dan_ kemiskinan:_tanggapan_atas_tanggapan.html

Page 36: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

DAMPAK KENAIKAN BBM BAGI MASYARAKAT 

 DAMPAK KENAIKAN BBM BAGI MASYARAKAT

PENDAHULUAN

                Kenaikan bbm menjadi headline saat ini, dengan alih-alih membantu rakyat mencapai

kesejahteraan, pemerintah justru ingin  menaikan harga bbm, sebagai cara untuk membantu

perekonomian, dengan kedok kebijakan. Banyak rakyat yang mengeluh, kecewa, dan menyayangkan

kinerja pemerintah tidak bisa mengerti rakyat. Banyak pula yang menyalahkan pemerintah tidak

becus mengantisipasi kenaikan bbm.

Gejolak kenaikan bbm sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2000, seiring berjalannya waktu

kenaikan bbm mencapai taraf mengkhawatirkan. Masalah kenaikan ini disebabkan oleh , salah

satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini,

yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terdapat kekhawatiran atas

ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi . Hal ini kemudian direspon

oleh pemerintah di beberapa negara di dunia dengan menaikkan harga BBM

Sepanjang dua periode pemerintahan, tercatat Presiden SBY sudah 3 kali pernah menaikkan harga

BBM. Harga BBM jenis premium yang kini mencapai Rp. 4.500 liter, diperkirakan akan meroket

hingga Rp 6-7 ribu per liter. Dipastikan kalau benar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi,

akan memberikan efek ganda (efek domino) pada kehidupan riil masyarakat.

Pertanyaannya, siapakah sesungguhnya yang diuntungkan dengan langkah pemerintah menaikkan

BBM? Apakah rakyat diuntungkan? Apakah pengusaha juga tidak dirugikan? Yang jelas, pemerintah

sama sekali tidak mendapatkan untung baik secara citra maupun financial. 

Blog kali ini saya akan membahas tentang, bagaimana dampak sosial bagi masyarakat, sektor mana

yang mengalami dampak paling buruk akibat kenaikan bbm ini, dan apa solusi yang seharusnya

dilakukan pemerintah dengan kondisi saat ini.

PEMBAHASAN

Dalam perspektif apa pun, kenaikan harga BBM selalu mendatangkan cerita buruk. Karena, trend

kenaikan BBM selalu memberi effect domino atau mulltiplier effect terhadap berbagai kebutuhan

dasar masyarakat. Dampak turunan yang paling besar adalah naiknya harga kebutuhan pokok, diikuti

oleh kenaikan tarif dasar listrik (TDL), transportasi, dan harga-harga lainnya.

Memilih menaikkan harga BBM, seperti memakan buah kebimbangan. Jika harga BBM tak dinaikkan,

beban negara akan semakin berat, aktivitas pembangunan pun akan terhambat. Rasionalisasi

penyehatan atau penyelamatan APBN pun selalu menjadi tameng yang ampuh untuk menaikkan

harga BBM.

Page 37: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Sebaliknya, jika harga BBM dinaikkan, APBN akan kuat, lewat pendapatan negara yang besar dan

pertumbuhan ekonomi yang sehat. Namun, hal ini tidak akan berarti apa pun, jika mayoritas

masyarakat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan (terancam dibatasi subsidi). Selain

pengangguran menggila, rakyat tidak mendapatkan pelayanan sosial (social service) yang baik,

jaminan sosial (social Insurance) berkualitas, akses pendidikan dan kesehatan yang murah dan

berkualitas, serta proteksi terhadap sandang-pangan-papan yang memadai.

Beras dan BBM menjadi alat pertahanan ekonomi yang paling ampuh dalam memakmurkan

kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekaligus sebaliknya, sebagai alat yang paling ampuh untuk

menghancurkan kehidupan perdaban sebuah bangsa. Sejarah perjalanan bangsa ini sudah “terlalu

kenyang” dengan modus politik yang bersinggungan dengan isu beras dan BBM. Maka jangan

sampai terjadi jatuhnya orde reformasi di masa mendatang, juga gara-gara isu BBM dan beras.

siapakah sesungguhnya yang diuntungkan dengan langkah pemerintah menaikkan BBM? Apakah

rakyat diuntungkan? Apakah pengusaha juga tidak dirugikan? Sesungguhnya pengelolaan BBM di

tanah air masih di monopoli oleh Pertamina, salah satu BUMN yang mengurusi industri BBM. Apakah

tidak mungkin, di masa mendatang, sector swasta diberikan kewenanga yang sama untuk turut

mengelola industry BBM

Adanya kompetisi antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam industry BBM, hemat penulis, akan memberikan alternative harga yang merakyat. Karena ada kompetisi di sana, sehingga Pertamina sebagai pelaksana teknis atas mahal atau murahnya BBM tidak selalu dikambinghitamkan atas berbagai kebijakan yang telah ditempuh pemerintah.

Masih ada jalan pintas lain, agar harga BBM bisa dikendalikan dan tidak mencekik kehidupan masyarakat? Bagaimana caranya? Yaitu dengan memaksimalkan berbagai penelitian dan inovasi yang bisa menginspirasi adanya sumber bahan bakar baru di Indonesia.

Satu hal yang patut kita pertanyakan adalah, mengapa di tengah harga BBM yang mahal, dan akan terus mengalami kenaikan harga, justru permintaan masyarakat akan kendaraan motor dan mobil pribadi terus mengalami peningkatan tajam? Aneh bukan? Lantas mana yang benardan sahih, adanya rencana kenaikan harga BBM memstinya memberikan efek jera kepada para calon pembeli dan pengusaha kendaraan bermotor dalam membatasi jumlah produksinya, tetapi kenapa malah berlaku hokum sebaliknya?

Ataukah ada rencana kenaikan harga BBM itu cumin sebagai strategi (siasat) politik para pejabat Negara (antara pejabat eksekutif dan yudikatif) untuk menaikkan gaji mereka dan memberikan peluang manis bagi mereka melakukan praktik-praktik korupsi dalam bidang per-BBM-an

REAKSI MASYARAKAT

. Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dari yang semula harganya 4500 Rupiah per liter menjadi 6000 Rupiah per liternya lantas menuai banyak protes dari banyak pihak. Kondisi masyarakat yang selama ini jauh dari nilai sejahtera bukannya sedikit tertolong dengan kinerja pemerintah malah semakin merasa terjepit dengan keputusan dinaikkannya harga BBM.

Page 38: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Warga dengan kadar ekonomi yang serba pas-pasan selama ini sudah sangat terbebani denganharga bahan bakar minyak yang mencapai 4500 Rupiah per liternya, sangat disayangkan bukannya ada penurunan harga yang terjadi justru kenaikan yang jauh dari kemampuan masyarakat. Kabar akan dinaikkannya harga BBM membuat masyarakat bawah merasa sangat cemas. Bagaimana tidak, untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka sehari-hari saja mereka sudah kedodoran apalagi ditambah dengan naiknya harga bahan bakar minyak.

Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi dengan alasan naiknya harga minyak dunia. Naiknya harga minyak dunia dijadikan sebagai alasan mengapa harga BBM bersubsidi dalam Negeri ikut dinaikkan. Jika dilihat dari satu sisi, mungkin keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM memang tepat. Tapi, seharusnya pemerintah juga memperhatikan kondisi masyarakat kecil. Mungkin pemerintah belum juga menyadari bahwaIndonesia ini adalah diantara Negara termiskin dengan puluhan juta rakyatnya yang tidak memiliki pekerjaan. Mestinya pemerintah lebih bersikap realistis dan prihatin terhadap kondisi warganya. Pemerintah harusnya bisa mengambil sikap yang lebih tepat dan mempertimbangkan banyak hal.

Demonstrasi menolak kenaikan harga BBM terjadi dimana-mana. Mahasiswa yang merasa terpanggil untuk menyuarakan aspirasi dan hak-hak rakyat kecil terus berupaya melakukan aksi protes dinaikkannya harga BBM. Ternyata mahasiswa jauh lebih mengerti kondisi masyarakat daripada dewan perwakilan rakyat (DPR) yang seharusnya menjadi pengurus dan pensejahtera rakyat.

MEREKA YANG PALING BERPENGARUH, DALAM EFEK KENAIKAN BBM

Kenaikan Harga BBM

dan Jalan Sistematis Miskinkan Petani

Bagi petani, kenaikan harga BBM artinya juga kenaikan biaya produksi. Bagi petani kecil 

atau buruh tani setidaknya biaya produksi selain benih dan pupuk juga meliputi harga sewa tanah,

sewa traktor dan pompa air, demikian juga pengolahan hasil panen seperti usaha penggilingan padi

dan ongkos angkut atau transportasi.

 Misalnya, sebuah traktor tangan berkekuatan 8.5 PK membutuhkan solar ±18 liter/ha sekitar Rp

81.000 untuk pengolahan lahan sampai siap tanam yang memerlukan waktu ± 18 jam. Saat ini rata-

rata sewa traktor antara Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per hektare. Belum lagi bagi petani penyewa

bisa dipastikan sewa tanah akan naik.

Page 39: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

 Pengalaman di tahun 2008, sewa tanah di Cirebon Jawa Barat naik 100 persen, yaitu dari Rp 5

juta/ha/tahun menjadi Rp 10 juta/ha/tahun. Artinya semua kenaikan ini akan dibebankan kepada

petani, seperti yang sudah terjadi sebelumnya di tahun 2008.

 Dampak rencana kenaikan harga BBM saat ini sudah dirasakan di beberapa daerah. Di Ponorogo

bahkan petani yang ingin membeli solar dalam jumlah yang cukup besar tersebut untuk traktor dan

perontok padinya harus mendapatkan surat izin dari kepala desa.

 Hal ini karena dikhawatirkan petani akan menimbun bahan bakar menjelang kenaikan ini, mengingat

solar dan BBM lainnya mulai sulit didapat seperti yang diungkapkan Ruslan, Ketua DPW SPI Jawa

Timur.

 Di tengah situasi saat ini sudah sepatutnya secara luas rakyat menolak kenaikan harga BBM yang

merupakan kebijakan liberalisasi, privatisasi, komersialisasi dan korporatisasi sektor energi di

Indonesia.

 Oleh karena itu, perlunya ada kebijakan keadilan dan penghematan energi dengan pajak tinggi bagi

kalangan yang 

menggunakan energi yang besar, serta memaksimalkan teknologi energi yang merakyat, murah dan

massal seperti tenaga air, angin, matahari, gelombang laut dan biogas.

 Dengan juga kebijakan pertanian haruslah didorong dengan model pertanian keluarga yang

berkelanjutan. Pedesaan adalah sumber penghasil energi, yang kemudian sejak revolusi hijau justru

menjadi konsumen energi.

Dengan pertanian berkelanjutan penggunaan energi sangat sedikit dibandingkan dengan pertanian

berbasis korporasi seperti yang sedang didorong oleh pemerintah saat ini. Selain itu, distribusi hasil

pertanian dan pangan, sebesar-besarnya bagi konsumsi nasional, selain mengurangi pemakaian

energi juga sebagai langkah melawan kelaparan.

SOLUSI

Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menjadi pilihan bagi

pemerintah saat ini lebih rasional dibandingkan rencana sebelumnya yang ingin membatasi

penggunaan BBM bagi masyarakat. Namun, kebijakan tersebut memiliki dampak signifikan.

 Sisi positifnya, pemerintah bisa melakukan penghematan subsidi BBM hingga puluhan triliun setiap

tahunnya. S

ementara dampak negatifnya, jelas dapat menekan tingkat daya beli masyarakat. Untuk itulah,

rencana pemerintah memberikan kompensasi sebagai jaminan perlindungan sosial abagi masyarakat

Page 40: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

kurang mampu harus direalisasikan secara tepat untuk meminimalisasi dampak negatif akibat

kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

Kebijakan kenaikan harga ini cukup rasional dan efektif untuk mengatasi permasalahan jangka

pendek, tetapi tidak untuk jangka panjang karena kebijakan ini bersifat ad hoc. Buktinya, setiap kali

terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia, APBN akan terus tertekan oleh penambahan defisit

karena membengkaknya subsidi BBM dan subsidi energi lainnya (LPG dan listrik).

 Pilihan untuk menaikkan harga BBM telah diambil pemerintah. Pendapat pro dan kontra pasti akan

tetap muncul. Tetapi, pemerintah perlu memfokuskan diri pada dua hal. Yaitu, meminimalkan dan

mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Selanjutnya

fokus mewujudkan secara nyata manfaat yang diperoleh dari kenaikan harga BBM kepada rakyat.

Pemerintah harus fokus meminimalkan dampak dengan memberikan kompensasi yang pas, berupa

bantuan langsung tunai (BLT) atau bisa dengan instrumen lain yang lebih bagus. Sebagaimana

harapan publik, dibutuhkan program perbaikan transportasi umum yang lebih nyaman bagi

masyarakat dan pembangunan infrastruktur untuk menekan ekonomi biaya tinggi. Tapi, untuk

memberikan bantuan dalam bentuk pangan, saya tidak yakin pemerintah siap, seperti pemberian

kupon sembako.

pemerintah juga harus mengimbangi dampak psikologis masyarakat. Dengan kenaikan harga BBM,

maka pemerintah melalui Kementerian Perhubungan harus bisa memberikan batas maksimal

kenaikan tarif angkutan umum. Atau, Kementerian Perdagangan harus bisa memberikan batas atas

kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras dan lainnya.

Sebab, kenaikan harga BBM pastinya menjadi beban psikologis bagi masyarakat sehingga

pemerintah harus menyikapinya dengan memberikan keringanan terhadap dampak psikologis yang

ada. Sebab, kalau tidak, maka dampak psikologis yang dirasakan masyarakat akan semakin

bertambah. Persoalan besar dari kebijakan menaikkan harga BBM ini berdampak pada daya beli

masyarakat.

Dari sisi pengelolaan energi, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi akan memperkecil

disparitas harga BBM subsidi dengan nonsubsidi. Ini akan mengurangi penyalahgunaan. Sejalan

dengan kebijakan energi nasional, perlu mendorong penggunaan energi alternatif.

Page 41: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Sedangkan dari sisi anggaran negara, penghematan alokasi anggaran dari kenaikan harga premium

dan solar Rp 1.000 per liter menghemat Rp 38,3 triliun. Jika harga BBM naik Rp 1.500 bisa

menghemat subsidi BBM sekitar Rp 57 triliun.

Jadi, penyesuaian harga BBM merupakan salah satu instrumen penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional kita. Selan jutnya, program konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) yang selama ini berjalan sangat lambat harus dipastikan bisa berjalan lebih baik. Dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, perkembangan konversi energi ini masih tertinggal. Ke depan, pemerintah harus punya platform yang jelas dan konsisten terhadap program konversi energi yang perlu dukungan dari seluruh jajaran instansi pemerintahan

PENUTUP

Demikian makalah ini dibuat semoga. Semoga dapat membantu pengetahuan tentang dampak kenaikan bbm baik itu positif dan juga negatif, penulis meminta maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam makalah ini, dikarenakan kekurangan penulis dalam menulis makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.

Kesimpulan:

Kenaikan bbm merupakan hal yg sangat dicemaskan masyarakat, dampak dari kenaikan bbm saja mampu mengubah jalan hidup rakyat menjadi lebih berat. Harapan rakyat adalah ingin mencapai kesejahteraan, dan tugas pemerintah adalah untuk membimbing rakyat mencapai kesejahteraan. Semoga apa yang menjadi kebijakan pemerintah mampu membuat kepuasan rakyat, dan tidak terjadi konflik, untuk kebaikan bersama, dan saling menguntungkan satu sama lain.

Dan bagi penulis, kenaikan BBM bukanlah solusi yg tepat, untuk memperbaiki perekonomian negara.

sumber:

SINAR HARAPAN, 13 Maret 2012

Geosya.blogspot.com

SUARA KARYA

AntaraNews.com

Page 42: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Makalah "Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian Indonesia"

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Kebijakan   pemerintah   untuk   menaikan   harga   bahan   bakar   minyak   (BBM)   dalam   negeri 

menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh naiknya 

harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan 

tingkat   inflasi   di   Indonesia   mengalami   kenaikan   dan   mempersulit   perekonomian   masyarakat 

terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.

Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan 

(demand) dan penawaran (supply).  Permintaan adalah keinginan yang disertai  dengan kesediaan 

serta   kemampuan   untuk   membeli   barang   yang   bersangkutan   (Rosyidi,   2009:291).   Sementara 

penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat 

harga dan waktu tertentu.

Permintaan dari  masyarakat  akan berkurang karena harga  barang  dan  jasa yang ditawarkan 

mengalami   kenaikan.   Begitu   juga   dengan   penawaran,   akan   berkurang   akibat   permintaan   dari 

masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya 

produksi  dari  barang dan jasa.   Ini  adalah imbas dari  kenaikan harga BBM. Hal   ini  sesuai  dengan 

hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, 

dan   sebaliknya  jika   harga   barang   turun,   jumlah   barang   yang   diminta   akan   bertambah”   (Jaka, 

2007:58).

Masalah   lain  yang  akan  muncul  akibat  dari   kenaikan  harga  BBM adalah  kekhawatiran  akan 

terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini  terjadi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa 

yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga 

akan mengalami masalah. Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan 

sebagainya.

Page 43: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Inflasi  yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit  untuk dihindari,  karena 

BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM 

juga tidak dapat dihindari,  karena membebani  APBN. Sehingga Indonesia sulit  untuk mendorong 

pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi,  maupun pembangunan-pembangunan lain yang 

dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.

Dengan   naiknya   tingkat   inflasi,   diperlukan   langkah-langkah   atau   kebijakan-kebijakan   untuk 

mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan pemerintah, 

dalam hal   ini  Bank  Sentral  yakni  Bank   Indonesia  untuk  mengatur   jumlah  uang  yang  beredar  di 

masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang 

terjadi. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga 

BBM.

Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah ini, selain 

pemerintah tentunya,  bertugas  untuk mengatur   jumlah uang yang beredar  di  masyarakat.  Salah 

satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. 

Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto 

yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.

Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai  “Dampak 

Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian Indonesia”.

B.     Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai dampak dari 

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga 

berdampak   pada   tingkat   inflasi.   Masalah   ini   diambil   karena   kenaikan   harga   BBM   dapat 

mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Dalam makalah ini,  penulis merumuskan masalah 

sebagai berikut :

1.      Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?

2.      Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan perekonomian Indonesia?

3.      Bagaimana   langkah   yang   ditempuh   pemerintah   untuk  mengatasi   inflasi   yang   disebabkan   oleh 

kenaikan harga BBM?

Page 44: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

C.    Tujuan Makalah

Dari  masalah   diatas,   secara   garis   besar   tujuan   dari   penyusunan  makalah   ini   adalah   untuk 

menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga BBM. Adapun tujuan dari makalah ini adalah 

agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :

1.      Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun dampak negatifnya.

2.      Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap  inflasi yang akan terjadi.

3.      Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.

D.    Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik secara 

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, 

sesuai  dengan masalah  yang dibahas  dalam makalah  ini.  Secara  praktis,  makalah  ini  diharapkan 

bermanfaat bagi: 

1.      penulis,   seluruh  kegiatan  penyusunan  dan  hasil   dari  penyusunan  makalah   ini  diharapkan  dapat 

menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;

2.      pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi 

dalam menambah wawasan pembaca.

Page 45: Referensi Dampak Kenaikan Bbm
Page 46: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Landasan Teoretis

1.      Pengertian Inflasi

Dalam ilmu   ekonomi, kata inflasi sering  muncul,   terutama   jika   dalam  pembahasan  mengenai 

ilmu ekonomi makro. Begitu juga dalam masalah keuangan dan perbankan. Secara sederhana, inflasi 

dapat diartikan sebagai turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat banyaknya jumlah uang 

yang   beredar   dimasyarakat.   Dalam   kamus   besar   bahasa   Indonesia,   kata   inflasi memiliki   arti 

kemerosotan nilai  uang (kertas)  karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas)  beredar sehingga 

menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas, 2005:423).

Menurut Jaka (2007:113) menyatakan,

Inflasi adalah suatu gejala ekonomi dimana terjadi kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang yang beredar atau suatu keadaan yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan menunjukan suatu proses turunnya nilai uang secara continue.

Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah  proses meningkatnya harga-harga secara umum 

dan   terus-menerus berkaitan   dengan  mekanisme   pasar   yang   disebabkan   oleh   berbagai   faktor, 

antara   lain,   konsumsi  masyarakat   yang  meningkat,  berlebihnya   likuiditas  di  pasar   yang  memicu 

konsumsi  atau bahkan spekulasi,   sampai   termasuk   juga akibat  adanya ketidaklancaran distribusi 

barang (Samuelson,  1986:292). Inflasi   terjadi   apabila  tingkat  harga  dan  biaya  umum naik;  harga 

bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik 

(Samuelson, 1986:293).

Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah 

keadaan  dimana   terjadi   kelebihan  permintaan   (Excess  Demand)   terhadap  barang-barang  dalam 

perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain, yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai 

suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam 

barang saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-

harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja 

tidak   dapat   disebut   inflasi,   kecuali   bila   kenaikan   tersebut  meluas   kepada   atau  mengakibatkan 

kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.

Page 47: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga barang-barang 

dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun. Inflasi 

terjadi   ketika   harga   mengalami   kenaikan,   sementara   nilai   uang   mengalami   penurunan. 

Inflasi juga dapat   diartikan  sebagai proses  menurunnya   nilai mata   uang yang   diakibatkan   karena 

jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang 

tersedia. Berdasarkan   berbagai   definisi   yang   telah   dikemukakan   di   atas,   maka   dapat   diambil 

kesimpulan bahwa secara umum inflasi  adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus 

(berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi 

dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.

2.      Pengertian Perekonomian

Sebelum membahas perekonomian, perlu dibahas mengenai ilmu ekonomi. Menurut Samuelson 

(1986:5) mengatakan,

Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dan menggunakan sumberdaya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya - baik saat ini maupun dimasa depan – kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Sementara secara etimologi, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos, yang berarti 

rumah tangga, danNomos, yang berarti aturan. Jadi ekonomi secara bahasa  adalah aturan rumah 

tangga (Jaka, 2007:96). Secara istilah ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai tindakan 

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan 

yang terbatas.

Dalam   kamus   besar   bahasa   Indonesia,   ekonomi   diartikan   sebagai   ilmu  mengenai   asas-asas 

produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian 

dan   perdagangan)   (Depdiknas,   2005:287).   Sementara   perekonomian   diartikan   sebagai   tindakan 

(aturan atau cara) berekonomi (Depdiknas, 2005:287). Dalam suatu Negara, ekonomi merupakan 

suatu tata kehidupan yang sangat penting. Perekonomian di suatu Negara merupakan suatu system 

yang  digunakan  oleh  pemerintah  untuk  mengalokasikan   sumber  daya  yang  dimilikinya,  baik   itu 

sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

B.     Pembahasan

Page 48: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Pada bagian pembahasan ini, penulis membahas mengenai permasalahan-permasalahan yang 

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Masalah-masalah ini dibahas dan disesuaikan dengan 

teori-teori yang sesuai dengan permasalahan.

1.      Jenis-Jenis Inflasi

a.      Berdasarkan Tingkat Keparahan

1.      Inflasi ringan (creeping inflation)

Besarnya inflasi ini di bawah 10% dalam setahun.

2.      Inflasi sedang

Besarnya inflasi antara 10% - 30% setahun.

3.      Inflasi berat

Besarnya inflasi antara 30% - 100%.

4.      Hiperinflasi

Besarnya inflasi ini diatas 100% dalam setahun.

b.      Berdasarkan Sumbernya

1.      Importer Inflation

Inflasi   ini   berasal   atau   bersumber   dari   luar   negeri,   yang   terjadi   karena   adanya   kecenderungan 

kenaikan barang-barang di luar negeri.

2.      Domestic Inflation

Inflasi ini berasal atau bersumber dari dalam negeri sendiri, yang akan memengaruhi pertumbuhan 

perekonomian dalam negeri.  Domestic  inflation terjadi  akibat   terjadinya defisit  anggaran belanja 

yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga mengalami 

kenaikan.

c.       Berdasarkan Penyebabnya

1.      Demand Full Inflation

Page 49: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Adalah inflasi yang timbul karena adanya kenaikan yang sangat tinggi terhadap permintaan barang 

dan jasa.

2.      Cost Push Inflation

Adalah   inflasi   yang   terjadi   karena  adanya  kenaikan  biaya  produksi  barang-barang  dan  jasa-jasa, 

bukan karena adanya ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran.

Selain demand full inflation dan cost push inflation, ada beberapa jenis inflasi jika dilihat dari 

faktor penyebabnya, yaitu:

1. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi tarikan permintaan terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang 

terlalu   besar   atau   pesat   dibandingkan   dengan   penawaran   atau   produksi   agregat.

2. Inflasi Dorongan Biaya

Inflasi   dorongan   biaya   terjadi   sebagai   akibat   adanya   kenaikan   biaya   produksi   yang   pesat 

dibandingkan   dengan   produktivitas   dan   efisiensi   proses   produksi   dari   suatu   perusahaan. 

3. Inflasi Struktural

Inflasi struktural terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang menyebabkan 

penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.

2.      Penyebab Terjadinya Inflasi

Inflasi   terjadi  apabila  tingkat  harga  dan biaya umum naik;  harga  bahan pokok,  harga bahan 

bakar,   tingkat   upah,   harga   tanah,   sewa  barang-barang  modal   juga   naik.   Selain   itu,   inflasi   juga 

diakibatkan oleh:

a.       Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,

b.      Adanya tuntutan upah yang tinggi,

c.       Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,

d.      Adanya kenaikan dalam biaya produksi.

Page 50: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat 

tukar)   dan   yang   kedua   adalah   desakan (tekanan)   produksi   dan   distribusi   (kurangnya   produksi 

(product or service)  juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi 

dari  peran negara dalam kebijakan moneter  (Bank Sentral),  sedangkan untuk sebab kedua  lebih 

dipengaruhi   dari   peran   negara   dalam   kebijakan   eksekutor   yang   dalam   hal   ini   dipegang   oleh 

Pemerintah   (Government)   sepertikebijakan fiskal   (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), 

kebijakan pembangunan infrastruktur dan regulasi.

Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang 

berlebihan   dimana   biasanya   dipicu   oleh   membanjirnya   likuiditas   di   pasar   sehingga   terjadi 

permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar 

atau   likuiditas   yang   terkait   dengan   permintaan   terhadap   barang   dan   jasa   mengakibatkan 

bertambahnya   permintaan   terhadap faktor-faktor   produksitersebut.   Meningkatnya   permintaan 

terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi 

ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan 

dalam   situasi full employment, dimanana   biasanya   lebih   disebabkan   oleh   rangsangan   volume 

likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar  juga disebabkan oleh banyak 

faktor  selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral  dalam mengatur  peredaran  jumlah 

uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri 

keuangan.

Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan juga 

termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan 

yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini  atau berkurangnya 

produksi   yang   tersedia   dari   rata-rata   permintaan  normal   dapat  memicu   kenaikan  harga   sesuai 

dengan berlakunya hukum permintaan danpenawaran, atau juga karena terbentuknya posisi  nilai 

keekonomian   yang  baru   terhadap  produk   tersebut   akibat   pola   atau   skala   distribusi   yang  baru. 

Berkurangnya produksi   sendiri  bisa   terjadi  akibat  berbagai  hal   seperti adanya masalah teknis  di 

sumber produksi, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi, 

aksi   spekulasi   (penimbunan),   sehingga   memicu   kelangkaan   produksi   yang   terkait   tersebut   di 

pasaran.  Begitu   juga  hal   yang   sama  dapat   terjadi   pada  distribusi,   dimana  dalam  hal   ini   faktor 

infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Page 51: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Jika  dihubungkan  dengan  kenaikan  harga  BBM,   inflasi   yang   terjadi  disebabkan  oleh  adanya 

tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para produsen akan mengurangi jumlah barang yang 

akan diproduksi atas pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses produksi tetap 

lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan harga BBM biaya atau 

ongkos untuk mendistribusikan barang hasil produksi akan mengalami kenaikan.

3.      Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Dalam   situasi   ekonomi   masyarakat   yang   sulit,   maka   kenaikan   BBM   bisa   kontraproduktif. 

Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat 

akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan 

harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.

Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.

a.       Dampak Positif

1)      Munculnya   bahan   bakar   dan   kendaraan   alternatif

Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang 

sudah   di   kenal   oleh  masyarakat   luas   adalah   BBG   (Bahan   Bakar   Gas).   Harga   juga   lebih  murah 

dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. 

Tentunya bukan hal  sulit  untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat   Indonesia  adalah 

Negara   yang   kaya   akan   Sumber  Daya   Alam.   Selain   itu,   akan  muncul   juga   berbagai   kendaraan 

pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, 

dan kendaraan lainnya.

2)      Pembangunan Nasional akan lebih pesat

Pembangunan   nasional   akan   lebih   pesat   karena   dana   APBN  yang   awalnya   digunakan   untuk 

memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan 

dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.

3)      Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan 

berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

4)      Mengurangi Pencemaran Udara

Page 52: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Jika   harga   BBM  mengalami   kenaikan,   masyarakat   akan   mengurangi   pemakaian   bahan   bakar. 

Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada 

tingkat kebersihan udara.

b.      Dampak negatif

1)      Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.

Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai 

imbas dari naiknya harga bahan bakar.

2)      Apabila   harga   BBM  memang   dinaikkan,  maka   akan   berdampak   bagi   perekonomian   khususnya 

UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)

3)       Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.

4)       Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.

5)      Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.

 Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.

6)      Inflasi

Inflasi  akan terjadi   jika harga BBM menglami  kenaikan.   Inflasi  yang terjadi  karena meningkatnya 

biaya produksi suatu barang atau jasa.

4.      Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan Perekonomian

Jika   terjadi  kenaikan  harga  BBM,  maka  akan  terjadi   inflasi.  Terjadinya   inflasi   ini  tidak dapat 

dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, 

dan   merupakan   jenis   barang   komplementer.   Meskipun   ada   berbagai   cara   untuk   mengganti 

penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

Inflasi   akan   terjadi   karena apabila   subsidi   BBM  dicabut,   harga   BBM  akan   naik.  Masyarakat 

mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di 

masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama 

dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”.Karena inflasi 

Page 53: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

ini   terjadi   karena   adanya   kenaikan   dalam   biaya   produksi.   Ini   jika   inflasi   dilihat   berdasarkan 

penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic

Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.

Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi. Biasanya 

kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan 

juga   inflasi.   Harga   barang-barang  menjadi   lebih  mahal,   daya   beli  merosot,   kerena   penghasilan 

masyarakat yang tetap.  Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.

Di   sisi   lain,   kredit  macet   semakin   kembali   meningkat,   yang   paling   parah   adalah   semakin 

sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan 

harga serta penurunan permintaan barang.

Hal-hal  di   atas   terjadi   jika  harga  BBM dinaikkan,  Bagaimana   jika  tidak?   Subsidi   pemerintah 

terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita merupakan penghasil minyak, 

dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak 

juga.

Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi  yang harus disediakan pemerintah juga semakin 

besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena 

kenaikan harga minyak dunia  juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu.  Seperti 

kelapa  sawit,  karena  minyak   sawit  mentah   (CPO)  merupakan  subsidi  minyak  bumi.   Income dari 

naiknya  harga  CPO  tidak  akan   sebanding  dengan  besarnya  biaya   yang  harus  dikeluarkan  untuk 

subsidi minyak.

5.      Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional

Kenaikan   harga   BBM  berdampak   pada  meningkatnya   inflasi.   Dampak   dari   terjadinya   inflasi 

terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

1.      Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,

2.      Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,

3.      Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.

Inflasi  memiliki   dampak  positif   dan  dampak  negatif, tergantung  parah   atau  tidaknya   inflasi. 

Apabila   inflasi   itu   ringan,   justru  mempunyai  pengaruh yang positif  dalam arti dapat  mendorong 

Page 54: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah 

untuk bekerja,  menabung dan mengadakan investasi.  Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, 

yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan 

perekonomian   dirasakan   lesu.   Orang   menjadi   tidak   bersemangat kerja,   menabung,   atau 

mengadakan investasi dan produksi karena   harga   meningkat   dengan   cepat.   Para   penerima 

pendapatan   tetap   seperti   pegawai   negeri   atau karyawan swasta   serta   kaum buruh juga   akan 

kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot 

dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara  dampak   inflasi   bagi  masyarakat,   ada   yang  merasa   dirugikan   dan   ada   juga   yang 

diuntungkan.   Golongan   masyarakat   yang   dirugikan   adalah   golongan   masyarakat   yang 

berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. 

Sementara   golongan  masyarakat   yang  diuntungkan   adalah   kaum   spekulan,   para   pedagang   dan 

industriawan, dan para debitur.

Inflasi  dapat  dikatakan   sebagai   salah   satu   indikator  untuk  melihat   stabilitas  ekonomi   suatu 

wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga barang 

dan jasa secara umum yang dihitung dari   indeks harga konsumen (IHK).  Dengan demikian angka 

inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga 

mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.

6.      Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi

Beberapa kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi terjadinya inflasi adalah 

sebagai berikut:

a.      Kebijakan Moneter

1.      Politik Diskonto

Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar 

dengan   cara   bank   sentral   akan  menaikan   tingkat   suku   bunga   pinjaman   kepada   bank   umum. 

Kebijakan ini juga disebut denganRediscount Policy atau kebijakan suku bunga.

2.      Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Page 55: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika terjadi inflasi) atau membeli (jika terjadi 

deflasi)   surat-surat   berharga   kepada   masyarakat,   sehingga   ada   arus   uang   yang   masuk   dari 

masyarakat ke bank sentral.

3.      Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)

Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank dengan kewajiban yang harus 

dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikan cadangan kas bank-bank umum 

sehingga jumlah uang yang bisa diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan berkurang.

4.      Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)

Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka diambil 

kebijakan memperketat kredit atau pinjaman bagi masyarakat.

5.      Margin Requirements

Kebijakan   ini   digunakan   untuk   membatasi   penggunaan   untuk   tujuan-tujuan   pembelian   surat 

berharga.

b.      Kebijakan Fiskal

Dalam kebijakan fiskal,  untuk mengatasi   inflasi  pemerintah harus mengatur  penerimaan dan 

pengeluaran yang dilakukan pemerintah.  Dalam hal penerimaan, pemerintah bisa menaikan tarif 

pajak,   sehingga   jumlah   penerimaan   pemerintah   meningkat.  Kebijakan   yang   kedua 

adalah Expenditure Reducing,   yakni   mengurangi   pengeluaran   yang   konsumtif,   sehingga   akan 

mempengaruhi terhadap permintaan (Demand Full Inflation).

Page 56: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan dari masalah 

yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata uang karena banyaknya 

jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-

harga secara umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).

Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat. Baik itu dampak 

positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada 

kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi 

kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, 

dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan 

mengalami   goncangan,   ketidakstabilan   akan   terjadi.   Iklim   investasi   akan   menurun,   sehingga 

berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk 

mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif 

dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.

B.     Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.

1.      Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan harga 

bahan bakar minyak (BBM).

2.      Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah yang tepat 

dalam mengatasi inflasi yang terjadi.

Page 57: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

            Jakarta: Balai Pustaka.

Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan

Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.

Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka

            Mandiri.

Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.

Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.

            Jakarta: Erlangga.

Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap

Kondisi Ekonomi Indonesia.   [Online].   Tersedia:http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-accumulation/dampak-kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-indo.html.      [21    Oktober 2012]

Page 58: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

JAKARTA - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengizinkan tarif transportasi naik sebagai konsekuensi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, kenaikan tariff itu dibatasi maksimal 20 persen. Pemerintah menolak rencana Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang akan menaikkan tarif hingga 35 persen. 

"Kalau BBM naik akan berimbas kepada naiknya biaya moda transportasi dan penyeberangan laut. Untuk batas bawahnya sekitar 10 persen, sedangkan batas atasnya mencapai 20 persen," ujar Mangindaan di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kemarin (13/6). 

Dia meminta Organda tidak menaikkan tarif dengan sangat tinggi. Sebab, kenaikan harga BBM tahun ini tidak terlampau besar. Menhub meminta kenaikan tarif transportasi dilakukan bertahap, tidak bersamaan dengan kenaikan harga BBM. Pihaknya dapat memahami jika operator transportasi menaikkan tariff akibat biaya operasional yang meningkat. 

Mangindaan mengatakan, kenaikan harga BBM tidak akan berpengaruh pada moda transportasi udara yang menggunakan avtur sebagai bahan bakar. Artinya, maskapai dipastikan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga BBM yang dalam waktu dekat akan diputuskan pemerintah. "Avtur tidak naik. Maka dari itu penerbangan tidak akan terpengaruh," katanya. 

Menurut dia, para pengusaha memiliki hak untuk menaikkan tarif karena mereka harus terus menghidupkan usahanya. Menhub tidak akan menghalangi. "Jangan sampai pengusaha-pengusaha ini tidak boleh menaikan harga tarif sama sekali, karena beban bisnis mereka juga harus dijaga," katanya. 

Untuk menekan kenaikan tarif transportasi yang tinggi, Kemenhub mengajukan tambahan subsidi atau Public Service Obligation (PSO) angkutan sebesar Rp 300 miliar pada tahun ini. Menhub akan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) transportasi darat dan laut untuk membicarakan mengenai kenaikan tarif tersebut. "Kita ingin dengar bagaimana usulan mereka (operator) soal kenaikan tarif ini," lanjutnya. 

Tambahan subsidi, terutama ditujukan untuk sektor transportasi laut dan kereta api, diharapkan bisa meredam dampak kenaikan harga BBM. Kedua sektor tersebut selama ini mendapatkan subsidi tarif bagi penumpang kelas ekonomi dalam bentuk dana PSO. "Kita usahakan agar mereka tidak menaikkan tarif dengan adanya PSO itu," kata Mangindaan. 

Dia berharap, dengan tambahan subsidi, kenaikan tarif angkutan laut dan kereta api di kelas ekonomi tidak terlalu tinggi. Dalam waktu dekat pengajuan tambahan PSO sebesar Rp 300 miliar ini akan disampaikan kepada Kementerian Keuangan. 

Menhub menegaskan bahwa kenaikan harga BBM sudah pasti akan dilaksanakan karena subsidi yang diberikan terlampau besar. Harga yang rendah juga memicu disparitas harga yang tinggi dengan harga keekonomian BBM yang berkisar Rp 9.000-10.000 per liter. 

Kenaikan harga BBM dilakukan dalam rangka untuk menghemat dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). "Nantinya dana tersebut bisa dikembalikan untuk membantu masyarakat dalam bentuk lain," jelasnya. 

Page 59: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM PADA OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM

Oleh :

Gita Rachmawati132100242EA17

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKebijakan pemerintah siap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada April 2012, hal ini dipastikan akan menuai pro-kontra di masyarakat. Pasalnya, kenaikan BBM ini membawa dampak beruntun pada kenaikan harga sembako dan biaya transportasi. Namun suka tidak suka, faktor dominan penyebabnya adalah kenaikan harga minyak mentah dunia yang berpengaruh pada asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBN 2012. Ini karena perkembangan perekonomian global penuh dengan ketidakpastian. Salah satunya krisis ekonomi Eropa yang belum dapat diatasi hingga gejolak politik di sejumlah negara Timur Tengah yang terus memanas. Semua ini pada akhirnya memunculkan sentimen negatif. Kenaikan harga BBM ini akan berdampak juga pada naiknya tarif ongkos angkutan sebesar 40 persen sampai 60 persen. Apabila kenaikan BBM terjadi, maka hal ini akan semakin memberatkan para pengusaha angkutan umum dan juga pengguna angkutan umum tersebut. 

1.2 Pembatasan MasalahRuang lingkup pembahasan pada makalah ini adalah tentang “pengaruh kenaikan harga bbm pada operasional angkutan umum”

1.3 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang batasan masalah di atas, rumusan permasalahan ini adalah sebagai berikut : a. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM pada operasional angkutan umum?b. Bagaimana pendapat para pengusaha angkutan umum terhadap kenaikan harga BBM?c. Apa solusi pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga BBM pada angkutan umum?

1.4 Tujuan PenulisanMembahas pengaruh kenaikan harga BBM pada kegiatan operasional angkutan umum dan solusi yang akan diberikan dari pemerintah terhadap para penguha angkutan umum

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Dampak dari Kenaikan Harga BBM pada Operasional Angkutan UmumJika BBM dipastikan naik, pengusaha angkutan umum pasti akan menaikan biaya angkot sekitar 30 sampai 40 persen, dari harga sebelumnya. Sebab, kalau tidak akan mematikan usaha mereka. Kenaikan tarif angkot antara 30 sampai 40 persen diseimbangkan dengan naiknya harga BBM. Meski untuk kepastiannya, pihak pengusaha angkutan umum harus menunggu kepastian dari pemerintah. Organda tidak bisa

Page 60: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

menekan harga tarif angkot, meski pemerintah dan masyarakat menolaknya. Sebab, jika kenaikan BBM ditetapkan, secara signifikan berpengaruh kepada moda transportasi angkutan umum, baik operarional dan biaya perawatan. Faktor kenaikan BBM ini akan ikut berimbas pada kenaikan harga barang lainnya. Seperti, harga onderdil angkot akan melambung. Atas asas rasional inilah, ada keinginan dari pengusaha angkutan untuk menaikan tarif angkot, jika nanti BBM naik. Adapun kenaikan BBM nantinya akan sangat berdampak kepada penurunan penumpang dan pendapatan sopir angkot, jika tarif angkot naik. Sebab, penumpang lebih memilih membeli kendaraan roda dua ketimbang mengunakan angkot yang tarifnya dinaikan.

2.2 Pendapat Para Pengusaha Angkutan Umum Terhadap Kenaikan Harga BBMKetua Organda mengatakan, kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak bijaksana dan ‘membunuh’ operasional angkutan umum. Selain itu, jika pemerintah pusat tetap memaksakan kenaikan BBM, maka pengusaha angkutan umum mengancam akan melakukan mogok besar-besaran. Apalagi, kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada naiknya tarif ongkos angkutan sebesar 40 persen sampai 60 persen. Jika pemerintah memikirkan angkutan umum, seharusnya pemerintah berupaya mengalihkan ketersediaan bahan bakar beralih ke gas. Jika langkah itu yang dilakukan, pihak pengusaha angkutan umum mengaku siap walaupun harga BBM dinaikkan. Pemerintah seharusnya tetap memberikan subisidi bagi angkutan umum. Kalau BBM naik, lebih baik pengusaha dan sopir angkutan umum istirahat saja, konsentrasi memperbaiki kendaraan di bengkel daripada beroperasi.

2.3 Solusi Pemerintah dalam Mengatasi Kenaikan Harga BBM pada Angkutan UmumPemerintah meredam tuntutan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) yang akan menaikkan tarif angkutan umum sekitar 30-35 persen jika harga bahan bakar minyak (BBM) naik 1 April nanti. Salah satunya dengan mengembalikan (reimburstment) pajak kendaraan bermotor (PKB) angkutan umum. Mangindaan mengaku berusaha memberikan insentif berupa kredit nol persen untuk peremajaan armada serta penurunan bea masuk (BM) suku cadang untuk kendaraan angkutan umum. Kegiatan peremajaan kendaraan dalam satu armada bus. Nantinya, bisa berikan PSO (Public Service Obligation) kredit tanpa bunga, atau bisa keringanan bea masuk impor sparepart angkutan umum. Kalau bisa bea masuknya nol rupiah. Pemerintah akan membantu meringankan beban para pengusaha angkutan umum atas dampak kenaikan harga BBM melalui beberapa skema. Yang sudah disetujui dari rapat lalu adalah Pajak Kendaraan Bermotor untuk Angkutan Umum tahun ini akan dikembalikan (reimbursement) kepada pengusaha angkutan umum. Dengan skema itu, Pajak Kendaraan Bermotor Angkutan Umum yang telah dibayarkan sebelum April 2012, akan dikembalikan ke rekening pengusaha. Atas rencana pemerintah tersebut, dia meminta kepada seluruh Dinas Provinsi seluruh Indonesia untuk mempersiapkan data kendaraan umum di masing-masing wilayahnya dengan jelas, melalui koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten atau Kota. Di samping rencana pengembalian Pajak Kendaraan Bermotor Angkutan Umum kepada pengusaha angkutan umum, disampaikan pada pertemuan tersebut rencana Pemerintah untuk melakukan konversi bahan bakar ke gas (Gasifikasi). Dalam program ini, Pemerintah akan menyediakan sekitar 300 ribu converter kit untuk mengganti bahan bakar bensin menjadi gas angkutan umum. "Itu (converter kit) nantinya akan digratiskan untuk angkutan umum.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 61: Referensi Dampak Kenaikan Bbm

Setelah mengetahui latar belakang tentang Pengaruh Kenaikan Harga BBM pada Operasional Angkutan Umum, maka dapat disimpulkan bahwa timbul pro dan kontra di antara masyarakat. Terutama para pengusaha angkutan umum merasa keberatan apabila kenaikan harga BBM tidak bersubsidi untuk angkutan umum ataupun bila pemerintah tidak memberikan solusi yang lebih baik untuk para pengusaha angkutan umum maupun supir dan penumpang.

3.2 SaranSebaiknya pemerintah lebih mengkaji lebih dalam tentang kenaikan harga BBM terutama untuk masalah angkutan umum, karena apabila harga BBM naik secara umum, maka tarif ongkos angkutan umum juga akan naik dan para penumpang pasti lebih memilih kendaraan pribadi disbanding ongkos angkutan umum yang semakin tinggi. Menaikkan harga seharusnya alternatif terakhir dari sekian banyak alternatif.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jpnn.com/read/2012/03/08/119918/Pajak-Angkutan-Umum-Dikembalikan-http://www.tribunnews.com/2012/03/08/pete-pete-terancam-tak-beroperasihttp://www.hariansumutpos.com/2012/03/27876/bbm-naik-angkutan-mogok.htmhttp://tangerangnews.com/baca/2012/03/01/6573/kenaikan-bbm-bikin-organda-gusarhttp://www.neraca.co.id/2012/03/06/opsi-realistis-harga-bbm-dinaikkan/


Recommended