Transcript
  • 1. MUHAMMAD IDRUS RAMLI Dalam Halaqah Nasional KIAI PONDOK PESANTREN AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH Di Pondok Pesantren al-Quran al-Falah Nagreg Bandung, 15 Desember 2012 SALAFI DAN SALAFIYAH BAGIAN DARI SEBUAH PROPAGANDA

2. DEFINISI SALAF Secara kebahasaan, salaf adalah suatu masa yang mendahului masa-masa yang berikutnya. Secara terminologis, salaf adalah tiga kurun atau tiga abad pertama dalam Islam. 3. GENERASI TERBAIK ( ) Sebaik-baik manusia adalah generasi yang sekurun denganku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya. Kemudian datang suatu generasi, dimana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. 4. SALAFI SEBUAH PROPAGANDA Akhir-akhir ini, mengapa term Salaf, Salafi dan gerakan Salafiyah menjadi propaganda kelompok tertentu? Pertarungan ideologi, antara gerakan Wahabi melawan mayoritas umat Islam, telah menggunakan berbagai pendekatan 5. PENDEKATAN DALAM DAKWAH KAUM WAHABI Politik dan Militer Serangan kaum Wahabi terhadap umat Islam di Jazirah Arab Berdirinya kerajaan Saudi Arabia Ekonomi Pemberian santunan kepada yang tidak mampu Bea siswa kepada mahasiswa Wahabi Propaganda Media, website dan penerbitan yang melimpah Jargon dan slogan (Salaf, Ahli Hadits, Ahlul Atsar dll) 6. PENDEKATAN GERAKAN WAHABI DI INDONESIA NO METODE PENDEKATAN POSISI WAHABI POSISI NU 1 POLITIK KUAT LEMAH 2 EKONOMI KUAT LEMAH 3 MEDIA KUAT LEMAH 4 SLOGAN DAN JARGON KUAT LEMAH 7. PROPAGANDA GERAKAN WAHABI Mengapa gerakan Wahabi menggunakan propaganda nama Salafi dan Salafiyah? Setelah berbagai propaganda gagal menaikkan reputasi kaum Wahabi di mata dunia Islam, kaum Wahabi menggunakan beberapa jargon dan slogan sebagai simbol pergerakan mereka; seperti al-Muwahhidun, Ahlussunnah Wal-Jamaah, Salafi dan Salafiyah, Ahli Hadits, dan ahlul-atsar 8. KLAIM MENGIKUTI AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH PROPAGANDA PERTAMA GERAKAN KAUM WAHABI 9. AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH Pada awalnya, gerakan Wahabi membawa nama Ahlussunnah Wal- Jamaah sebagai label pergerakan mereka, dengan bernaung di bawah madzhab Hanbali. Akan tetapi, kaum Wahabi gagal membawa label Ahlussunnah Wal- Jamaah sebagai simbol gerakan mereka, karena dua hal: 10. AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH Pertama, Ahlussunnah Wal-Jamaah di dunia Islam, terutama di luar negara Saudi Arabia telah identik dengan pengikut Asyari-Maturidi Kedua, seluruh ulama di luar kaum Wahabi, seperti ulama Hanafi, Maliki, Syafii, Maliki, Hanbali, dan bahkan ulama Syiah, Zaidiyah dan Ibadhiyah sepakat menganggap Wahabi sebagai bagian dari kaum Khawarij. 11. Pengikut Ibnu Abdil Wahhab (kaum Wahabi), Khawarij masa sekarang. (6/ 413). WAHABI MENURUT ULAMA HANAFIYAH, KHAWARIJ 12. Kaum Khawarij, mereka yang mendistori penafsiran al- Quran dan Sunnah, karenanya mereka halalkan darah dan harta kaum Muslimin, mereka adalah satu golongan di tanah Hijaz yang bernama Wahabi (3/307) WAHABI MENURUT ULAMA MALIKIYAH, KHAWARIJ 13. Sekian banyak hadits yang menjelaskan tentang Khawarij menegaskan bahwa sesungguhnya Ibnu Abdil Wahhab dan pengikutnya termasuk Khawarij, ciri-ciri mereka; dari Najd, dari arah Timur Kota Madinah dan mencukur rambut WAHABI MENURUT ULAMA SYAFIIYAH, KHAWARIJ 14. Hadits-hadits tentang Khawarij diberlakukan oleh para ulama terhadap mereka yang melawan Khalifah Ali dan kelompoknya, tetapi Khawarij masa sekarang (Wahabi), sama dengan Khawarij masa lalu dalam sifat-sifat-nya. WAHABI MENURUT ULAMA HANABILAH, KHAWARIJ 15. MEMBANGUN PENCITRAAN DENGAN NAMA SALAFI DAN SALAFIYAH PROPAGANDA KEDUA GERAKAN KAUM WAHABI 16. SALAFI DAN SALAFIYAH Kapan propaganda nama Salafi dan Salafiyah lahir? Pada tiga kurun pertama dalam Islam, dan kurun-kurun berikutnya, tidak dikenal jargon, slogan atau madzhab yang bernama Salafi dan Salafiyah. Mayoritas umat Islam, cukup dengan nama Ahlussunnah Wal-Jamaah, dengan berbagai madzhabnya. 17. SALAFI DAN SALAFIYAH Pada paruh kedua abad ke-19 Masehi, pasca pendudukan Inggris di Mesir, lahir gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh tokoh-tokoh modernis seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al- Afghani, Rasyid Ridha, Adurrahman al- Kawakibi dll. Sebagai sebuah gerakan pembaharuan, kaum modernis merasa perlu untuk mengeksploitasi jargon atau slogan propaganda untuk menarik simpati masa 18. SALAFI DAN SALAFIYAH Jargon Salafi dan Salafiyah, adalah alternatif terbaik mereka, dalam menerjemahkan gerakan kembali kepada ajaran kaum Salaf, dan membersihkan ajaran Islam dari berbagai bidah, waham dan khurafat. Hanya saja, kaum modernis tersebut terjebak dalam slogan murni, dan justru terjerumus dalam bidah-bidah baru dalam pandangan dan ajaran mereka. 19. SALAFI DAN SALAFIYAH Pada masa tersebut, kaum Wahabi merasa jenuh dengan label Wahabi yang terkesan negatif dalam pandangan dunia Islam Mereka pun akhirnya tertarik dengan nama Salafi dan Salafiyah, sebagai label baru bagi pergerakan mereka, yang dipertemukan oleh isu dan propaganda yang sama dengan kaum modernis, yaitu sama-sama memerangi bidah, waham dan khurafat. 20. SALAFI DAN SALAFIYAH Strategi ini menemukan banyak kendala yang cukup serius, seperti: Nama gerakan Salafi dan Salafiyah tidak dikenal pada masa-masa sebelumnya Nama al-firqah al-najiyah dalam hadits-hadits Nabi saw, justru bernama al-Jamaah, al-sawad al- azham, ma ana alaihi wa ashhabi dan lain-lain. 21. KLAIM WAHABI SEBAGAI REPRESENTASI AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR PROPAGANDA KETIGA GERAKAN KAUM WAHABI 22. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Hadits adalah: apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw, meliputi perbuatan, ucapan maupun pengakuan Atsar adalah: apa saja yang dinisbatkan kepada kaum salaf (sahabat, tabiin dan penerusnya), meliputi ucapan, perbuatan maupun pengakuan. Kaum Wahabi, mengklaim sebagai representasi ahli hadits dan ahlul atsar, karena mereka merasa paling konsisten dengan hadits Nabi saw dan atsar salaf 23. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Klaim kaum Wahabi, bahwa hanya mereka sebagai representasi ahli hadits dan ahli atsar, menghadapi dua kendala yang sangat serius: 24. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Pertama, Ahli hadits tidak memiliki paradigma tertentu yang menyatukan mereka dalam satu madzhab, baik dalam hal fiqih, maupun akidah. Pembacaan terhadap kitab-kitab rijal al- hadits akan menyimpulkan bahwa Ahli hadits, ada yang mengikuti aliran Ahlussunnah, Khawarij, Syiah, Mutazilah, dan lain-lain dalam bidang akidah; dan ada yang mengikuti madzhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali dan lain-lain dalam bidang fiqih. 25. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Kedua, pembacaan yang mendalam terhadap kitab-kitab biografi ahli hadits, seperti Tadzkirah al-Huffazh karya al-Dzahabi dan Thabaqat al- Huffazh karya al-Suyuthi, akan menyimpulkan, bahwa mayoritas ahli hadits, dalam bidang akidah mengikuti madzhab al-Asyari (90 %), dan dalam bidang fiqih mengikuti madzhab al- Syafii (85 %). 26. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Sebagai solusi dari kedua kendala serius tersebut, ada beberapa strategi yang dilakukan oleh kaum Wahabi, untuk membangun reputasi bahwa mereka benar-benar representasi ahli hadits dan ahlul atsar; 27. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Pertama, menetralisir ke-Asyari-yan para ulama ahli hadits yang mengikuti madzhab al-Asyari. Seperti mengatakan bahwa al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibnu Hajar dan lain-lain, bukan pengikut madzhab al-Asyari, hanya saja sebagian pendapat mereka sama dengan al-Asyari Strategi ini selain ditolak oleh internal Wahabi sendiri, juga bertentangan dengan fakta dan realita sejarah. 28. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Kedua, menolak peran hadits dhaif dalam segala hal, baik ahkam maupun fadhail al-amal. Strategi ini dipelopori oleh Syaikh al- Albani dan murid-muridnya Strategi ini sangat lemah, karena para ulama ahli hadits sejak generasi salaf menerima peran hadits dhaif dalam fadhail al-amal, dan bahkan dalam ahkam. 29. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Para ulama panutan kaum Wahabi, sebelum generasi Syaikh al-Albani, seperti para cucu pendiri Wahabi, menerima peran hadits-hadits dhaif dalam kitab-kitab mereka Syaikh Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyimil Jauziyyah dan pengikutnya, banyak menyebarkan hadits dhaif dan palsu dalam kitab- kitab mereka 30. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Ketiga, mengacaukan kitab-kitab akidah yang ditulis oleh para ulama ahli hadits pengikut madzhab al-Asyari, seperti kitab- kitab al-Baihaqi, al-Dani, Ibnu Hajar dan lain-lain Dengan cara menerbitkan dan memberi catatan kaki yang justru berlawanan dengan akidah penulis kitab tersebut. Akan tetapi ketika penulis kitab tersebut, memaparkan dalil-dalil akidah Ahlussunnah, sang pen-tahqiq tidak memberinya komentar 31. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR Keempat, menyebarkan riwayat dan kitab palsu tentang akidah mereka (hasyawiyah dan mujassimah) dan dinisbatkan kepada para ulama salaf dan ahli hadits, seperti: Akidah al-Imam al-Syafii Al-Radd ala al-Jahamiyyah, Ahmad bin Hanbal Kitab al-Ruyah dan Akhbar al-Shifat, al-Imam al-Daraquthni 32. BENARKAH, KAUM WAHABI SEBAGAI REPRESENTASI AJARAN KAUM SALAF? KORELASI PEMIKIRAN KAUM WAHABI DENGAN SALAF 33. POSISI AL-IMAM AHMAD BIN HANBAL (PENDIRI MADZHAB HANBALI) Al-Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri madzhab Hanbali, adalah tokoh fenomenal yang diklaim oleh semua aliran kaum Ahlussunnah Semua kelompok Ahlussunnah, Asyari-Maturidi di satu pihak, dan ghulat al-hanabilah (mujassimah, hasyawiyah) di pihak lain, sama- sama mengklaim mengikuti akidah Ahmad bin Hanbal 34. POSISI AL-IMAM AHMAD BIN HANBAL (PENDIRI MADZHAB HANBALI) : Dua tokoh yang shaleh, reputasinya dirusak oleh para pengikut yang buruk, yaitu Jafar bin Muhammad dan Ahmad bin Hanbal. 35. AHMAD BIN HANBAL MUNAZZIHAH MUJASSIMAH Ibnu Aqil Rizqullah al- Tamimi Ibnul Jauzi Al-Barbahari Abu Yala al- Farra Ibnu Baththah 36. AHMAD BIN HANBAL MUJASSIMAH (GHULAT AL- HANABILAH) MUNAZZIHAH (FUDHALA AL- HANABILAH) 37. DUA SAYAP MADZHAB HANBALI PERBEDAAN KESAMAAN Berbeda dalam hal akidah, seperti tentang tawil ayat-ayat dan hadits-hadits mutasyabihat, menetapkan sifat khabariyah dan tema akidah lainnya Sama-sama mengikuti ajaran tashawuf, mengakui dan melakukan ziarah kubur, istighatsah, tawasul dan tabaruk dengan orang shaleh yang sudah wafat 38. IBNU TAIMIYAH MERADIKALISASI AKIDAH MADZHAB HANBALI Ibnu Taimiyah adalah satu-satunya tokoh yang merubah haluan madzhab Hanbali menjadi lebih ekstrim, terutama dalam: Pertama, mendukung sayap ghulat al- hanabilah yang cenderung tajsim dan mengikuti aliran Karramiyah Kedua, membunuh suara sayap fudhala al- hanabilah yang diwakili oleh kelompok Ibnu al-Jauzi, yang beraliran munazzihah Ketiga, mengharamkan ziarah makam Nabi saw dan wali, istighatsah, tawasul dan tabaruk dengan orang shaleh yang sudah wafat dan lain- lain, dan fatwa-fatwa yang keluar dari madzhab 39. IBNU TAIMIYAH MERADIKALISASI AKIDAH MADZHAB HANBALI Tapi meski demikian, Ibnu Taimiyah tidak sepenuhnya melarang semua tradisi kaum shufi Ibnu Taimiyah masih membolehkan membaca al-Quran di kuburan, menghadiahkan pahala bacaan al- Quran dan ibadah lainnya kepada orang mati, dzikir bersama, tahlilan, maulid Nabi saw dan lain-lain 40. RADIKALISASI MADZHAB HANBALI DI TANGAN PENDIRI WAHABI Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri Wahabi, melakukan radikalisasi ajaran madzhab Hanbali versi Ibnu Taimiyah dengan beberapa langkah Pertama, persoalan hukum kuburan seperti ziarah, istighatsah, tawasul dan tabaruk yang diharamkan oleh Ibnu Taimiyah, dinaikkan status hukumnya menjadi syirik akbar dan murtad Kedua, beragam tradisi Islami yang dibolehkan oleh Ibnu Taimiyah seperti membaca al-Quran di kuburan, tahlilan, dzikir bersama, maulid Nabi saw, dan semacamnya, dinaikkan status hukumnya menjadi bidah dan haram 41.