Oleh :
Ayuthia Firdanianty
1106130803
Kelompok : 2 (dua)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2012
RESPONS RADANG DAN PEMULIHAN JARINGAN
Radang
Radang adalah reaksi setempat dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau
injury (cedera atau jejas). Terbagi dalam 2 golongan yaitu:
1. Benda mati:
Rangsang fisis mis: trauma, benda asing, rangsang panas/dingin yg berlebihan,
tekanan, listrik sinar matahari, sinar rontgen dan radiasi
Rangsang kimia mis: asam/basa kuat, keracunan obat.
2. Benda hidup: mis kuman patogen, bakteri, parasit, virus, reaksi imunologi,
gangguan vaskular, hormonal yg menimbulkan kerusakan jaringan
Benda hidup, kuman, bakteri, virus dan parasit mengiritasi jaringan melalui zat kimia
yang dilepaskan atau berupa toksin, rangsang mekanis akibat dari benda tersebut dalam
sel/jaringan . Reaksi tubuh terhadap rangsang dari:
• Rangsang hidup/mati
• Intensitas rangsang
• Lamanya rangsang
• Keadaan tubuh, mis gizi: jika gizi baik, individu menjadi sehat dan jika terdapat rangsang
à reaksi radang akan ringan à tubuh dapat mengatasi sendiri.
Tanda utama radang:
• Merah, hiperemia aktif (peningkatan vol darah setempat pada jaringan tertenu),
vaskularisasi » di daerah cedera tersebut
• Panas, hiperemia aktif
• Bengkak, hiperemia aktif, edema setempat, stasis darah
• Sakit, terangsangnya serabut saraf pada daerah radang
• Berkurangnya fungsi à adanya rasa sakit akibat saraf yg terangsang à bagian
organ tubuh tidak berfungsi, dan edema
Radang merupakan proses yg kompleks à perubahan di dalam jaringan tubuh:
• proses penghancuran rangsang disertai dg kerusakan jaringan
• proses perbaikan jaringan
• Setiap ada luka atau penghancuran sel atau jaringan, akan melepaskan substansi
zat kimia ttu yg bekerja langsung/tidak langsung à menimbulkan efek pada arteriol,
kapiler, serta venula à perubahan jar vaskular à vasodilatasi dan permeabilitas dinding
sel
Perubahan vaskular pada radang krn pelepasan subs vasoaktif adalah sebagai berikut:
1. Dilatasi arteriol kadang2 didahului vasokonstriksi singkat
2. Aliran darah menjadi cepat dalam arteriol, kapiler, venula
3. Dilatasi kapiler dan peningkatan permeabilitas kapiler
4. Eksudasi /keluarnya cairan radang melalui membran luka (albumin, globulin,
fibrinogen)
5. Konsentrasi sel darah merah dalam kapiler
6. Stasis/aliran darah lambat kadang2 berhenti
7. Orientasi periferal dr sel darah putih pada dinding kapiler
8. Eksudat dr sel darah putih dr dalam pembuluh darah ke radang à polimorfo
nuklear, monosit, limfosit, sel plasma
Eksudasi cairan pada radang dalam keadaan normal, permeabilitas dinding kapiler
terbatas sehingga dapat dilalui oleh bermacam zat tertentu, air, garam, asam amino, glukosa dan
molekul lain yang kecil. Sedangkan protein dilepas dlm jumlah kecil.
Eksudasi selular pada radang, adanya perubahan pada endotel kapiler juga menyebabkan
keluarnya sel darah ke daerah cedera. Pavementing dari sel darah putih terjadi karena aliran
darah lambat, sebagian besar berupa sel neutrofil granulosit. Sel ini melekat krn bertambah
kentalnya darah dan karena perubahan muatan listrik dr endotel à menempel pd dd kapiler,
leukosit akan keluarkan pseudopodia à bergerak amuboid menembus dd kapiler keluar ke
jaringan à proses emigrasi.
Pemulihan Jaringan
Pemulihan jaringan merupakan proses akhir dari suatu radang menuju penyembuhan,
sedangkan penyembuhan merupakan proses atau cara untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Regenerasi oleh sel parenkim àpemulihan jaringan / mengganti sel rusak dg sel baru yg sama
à fungsi tubuh/jaringan pulih sempurna. penggantian oleh jaringan ikat (fibrosis) menimbulkan
jar parut.
Faktor2 yg menghambat penyembuhan
Faktor umum:
o Umur
o Diet
o Vitamin
Faktor lokal:
o Suplai darah
o Benda asing
o Pergerakan jaringan
o Besarnya kerusakan jaringan
o Jenis jaringan
Proses utama dalam penyembuhan:
1. Migrasi sel
2. Penyusunan kembali (organisasi & reorganisasi) serta remodeling matrik ekstraseluler
3. Poliferasi sel
Migrasi Sel
Leukocyte Migration :
SitokrinKemoaktranProteaseMediator radang
Mediator
Dihasilkan oleh platelet dan basofil
1. Mengontrol penghantaran lewat vascular
2. Mendegradasi jaringan rusak3. Menginisiasi jalur penyembuhan
Leukocyte Rolling to Migration :
Interaksi matriks ekstraseluler dan sel matriks
ECM → kompleks makromolekul yang mengalami remodeling secara dinamis dan
konstan yang disintesis secara local dan menysuusn bagian penting pada setiap jaringan.
Fungsi ECM adalah :
1. Memberi tugor pada jaringan lunak
2. Memberi kekerasan pada tulang
3. Menyediakan sublapisan untuk perlengketan sel
4. Mengatur pertumbuhan, pergerakan, serta diferensiasi sel yang hidup didalamnya
Interaksi antar sel → mempengaruhi pertumbuhan sel dan organisasi jaringan pada
penyembuhan luka. Interaksi sel dan ECM mempengaruhi migrasi, proliferasi, dan diferensiasi
sel. Interaksi dengan protein ekstra sel → perubahan intra sel terjadi interaksi dengan elemen
sitoskeleton → pergerakan sel dan diferensiasi sel. Interaksi antar reseptor sel integrins pada
permukaan trombocyte dan leukocyte. Integrin berikatan sengan protein matriks arginin, glysin,
aspartat acid, dan berperan pada adhesi sel.
Bentuk dasar ECM :
1. Matriks Intertitial
Dalam ruang antar sel jaringan ikat, epitel dan pembuluh darah, serta otot polos
Disintesis oleh sel mesenkim (fibroblas, myofibroblas, adiposit)
Penyusun utama : kolagen fibriler & non fibriler, proteoglikan, glikoprotein,
elastin, firbonektin, hyaluronat, serta sel asal sumsum tulang (sel mast, makrofag,
leukosit)
2. Membrane Basalis
Terletak dibawah epitel
Disintesis oleh epitel diatasnya & sel meneskim di bawahnya,
Unsure utama : kolagen tipe IV non fibril amorf & glikoprotein adhesif, laminin,
entactin/nidogen, perlecan, heparin sulfat
Komponen dasar ECM :
1. Protein structural fibrosa (kolagen & elastin) → memberi kekuatan regang dan recoil
2. Sel yang dihidrasi oleh air (proteogliksn & hyaluronan) → memungkinkan adanya
daya pegas dan pelumasan
3. Glikprotein adhesif → melekatkan unsure matriks satu sama lain serta melekatkannya
pada sel.
Poliferasi Sel
Poliferasi sel di stimulasi oleh :
Stimuli fisiologis : Intrinsic growth factors
Stimuli patologis : Injury, kematian sel, kerusakan mekanik dari jaringan
Sel regenerasi berhenti proliferasi bila proliferasi sel cukup terjadi kontak inhibisi → dikeluarkan
TGF β → sel berhenti proliferasi. Pembagian sel tubuh berdasarkan daya proliferasi :
Sel labil
Sel stabil
Sel permanen
1. Sel labil
Normal → selalu berproliferasi mengganti sel yang rusak, contoh: epitel permukaan kulit,
tract digest, tract resp, tract uniarius, RES, sel sumsum tulang & jaringan hematopoesis. Sel-sel
permukaan selalu dilepaskan dan diganti sererce cell (sel cadangan), contoh: pertumbuhan
endrometrium setelah menstruasi. Sel yang rusak akibat trauma diganti epitel baru melalui
proliferasi sel cadangan.
2. Sel stabil
Daya proliferasi rendah. Penyembuhan jaringan dari sel stabil harus ada jaringan
penyangga/stroma. Contoh regenerasi sel stabil :
Penyembuhan hati setelah hepaktomi,
Hepatitis virus, jaringan penyangga masih baik regenerasi sempurna. Jika
nekrosis berlebihan → sirosis
Abses hati : sel hepar rusak, jaringan ikat stroma rusak → fibrosis
3. Sel permanen
Sel tidak mampu bermitosis setelah lahir. Termasuk sel permanen adalah : sel saraf, sel
otot bergaris, dan sel otot jantung. Sel neuron dan ganglion → rusak → diganti sel glia bila sel
neuron masih baik → regenerasi axon. Myocard Infark → fibrinolisis.
http://www.docstoc.com/docs/72424812/penyembuhan-jaringan