PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI JAKARTA
ISLAMIC INDEKS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ami Lutfiah
NIM 11140530000060
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN
ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ABSTRAK
Ami Lutfiah, 11140530000060, Pengaruh Pengumuman Right
Issue Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Jakarta
Islamic Indeks, dibimbing oleh Drs. Hasanudin, MA
Dalam pengambilan sebuah keputusan tentunya akan
menimbulkan reaksi. Begitupun juga di pasar modal, salah-salah
dalam mengambil keputusan bisa berpengaruh fatal dan rugi.
Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai pengaruh
pengumuman Rigth Issue terhadap Return saham yaitu sebelum
dan sesudah pengumuman penerbitan Right Issue. Selain itu juga
dijelaskan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya
pengumuman kebijakan right issue.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang masuk daftar
Jakarta Islamic Indeks dan perusahaan yang menerbitkan Right
Issue. Data perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah
periode pengumuman dari Juni 2015 hingga periode Mei 2018
yang dilakukan dengan penelitian studi peristiwa dengan
menggunakan market model. Pengujian hipotesis yang digunakan
yaitu uji beda paired sample t-test karena data terdistribusi normal.
Penelitian ini menghasilkan bahwa pengumuman right issue
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return
saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Rata-rata
return saham baik sebelum pengumuman maupun sesudah
pengumuman tidak menentuk. Return saham terbesar terjadi pada
H+1 yaitu sebesar 0,810814317 dan return saham terendah yaitu
sebesar 0,697216916. Pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya
pengumuman kebijakan ini hanya berpengaruh sedikit karena
investor sudah melakukan antisipasi sebelumnya, yaitu dengan
adanya sinyal yang diberikan perusahaan. Sedangkan hasil dari uji
paired sample t-test yaitu nilai mean sebelum pengumuman lebih
rendah yaitu 0,697216916 dibanding sesudah pengumuman yaitu
sebesar 0,810814317. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pengumuman right issue tidak memiliki kandungan informasi
ii
yang cukup untuk mempengaruhi investor atau pasar dalam
pengambilan keputusan investasinya.
Kata Kunci: Right Issue, Return Saham, Market Model, Pengaruh
Pengumuman
iii
KATA PENGANTAR
حيـــــــــم حمن الر بســـــــــم للا الر
Puji syukur kehadirat Allah SWT., Dzat yang memberikan
nikmat, yakni hembusan nafas, pandangan mata, sehingga penulis
dapat memandang indahnya alam semesta dan nikmat-nikmat lain
yang tidak mampu dihitung oleh hamba-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pengumuman Right Issue terhadap Return Saham pada Perusahaan
di Jakarta Islamic Indeks”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada sosok Rahmatan Lil al-Alamin, cahaya di atas
cahaya, manusia paling sempurna, Nabi Muhammad SAW., rasul
penutup para nabi, serta do’a untuk keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya.
Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada orang
tua penulis beserta keluarga yang telah memberikan kasih sayang,
do’a dan semangat yang menjadi motivasi bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan pendidikan di kampus ini.
Alhamdulillah, berkat rahmat dan ‘inayah Allah SWT.,
serta melalui upaya dan usaha yang melelahkan, akhirnya dengan
limpahan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Berbagai kesulitan, cobaan dan
hambatan yang penulis rasakan dalam penyusunan skripsi ini,
Alhamdulillah dapat teratasi berkat tuntunan serta bimbingan, dan
iv
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ungkapan rasa terimakasih. kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D. sebagai
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA.
sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan
Bapak Dr. Suhaimi, M.Si. sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. sebagai Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sugiharto, MA. sebagai Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM. sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
selama menjadi mahasiswa.
6. Drs. Hasanudin, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing
penulis dari awal sampai akhir penelitian skripsi ini selesai.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Dakwah
yang telah memberikan Pengajaran dan Pembelajaran teori
maupun pengalaman hidup yang luar biasa.
v
8. Buat Ibu yang tak akan ada habisnya ucapan terimakasih ini,
terimakasih buat semuanya tanpa terkecuali. I’m nothing
without you Bu, thanks for always support me all of the time.
You make me stronger and inspires me to be better.
9. Serta Kakak-kakakku yang tiada henti memberikan motivasi
moril ataupun materil yang tak terhingga disaat penulis
menuntut ilmu di serta diajarin selalu buat never give up
apapun keadaannya, yang penting usaha dan mau mencoba hal
baru.
10. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Lembaga Keuangan
Islam dan teman-teman terbaik Program Studi Manajemen
Dakwah Angkatan 2014 yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Terimakasih buat pengalaman selama
sekian tahun ini dan semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
Aamiin.
11. Teman-teman di kosan dari jamannya baru masuk kuliah
sampai detik ini yang selalu berubah setiap tahun ajaran baru,
terimakasih banyak buat pengertiannya.
12. Teman-temanku siapapun, dimanapun kalian berada, dan dari
manapun kalian, dan yang selalu ada buat aku, terimakasih
banyak sebanyak-banyaknya untuk dukungan terbaik kalian.
Itu sangat berarti buat aku sehingga mau buru-buru
menyelesaikan skripsi ini, percayalah.
13. Teman-teman di komunitas relawan, di MF, dan delegasi
CIDY di belahan dunia manapun kalian saat ini. Terimakasih
telah memberikan support, motivasi serta berbagi
pengalaman-pengalaman luar biasa kalian, you make me better
vi
dan percayalah ketika berada bareng kalian aku merasa bukan
apa-apa dan belum ada apa-apanya, karena kalian luar biasa.
Tak ada gading yang tak retak, begitupun skripsi ini,
penulis menyadari keterbatasan sebagai manusia biasa, yang
mempunyai kekurangan atau kelemahan yang harus diperbaiki
terus menerus. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis harapkan untuk kelengkapan dan
kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap, semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Billahittaufiq Wal Hidayah.
Jakarta, 11 Oktober 2018
Ami Lutfiah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 12
C. Batasan Masalah ................................................................... 14
D. Rumusan Masalah ................................................................ 14
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 15
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................. 21
A. Pasar Modal ....................................................................... 21
1. Pengertian Pasar Modal .............................................. 21
2. Dasar Hukum Pasar Modal ......................................... 24
3. Fungsi Pasar Modal ..................................................... 25
4. Manfaat Pasar Modal .................................................. 27
5. Instrumen Efek Pasar Modal ....................................... 30
B. Pasar Modal Syariah .......................................................... 35
1. Pengertian Pasar Modal Syariah ................................. 35
2. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah ............................ 38
3. Karakteristik dan ProdukPasar Modal Syariah ........... 42
4. Spekulasi Investasi Saham .......................................... 44
5. Pasar Modal Syariah Internasional ............................. 47
viii
C. Pasar Modal yang Efisien .................................................. 48
1. Alasan Pasar Modal Efisien ........................................ 51
2. Alasan Pasar Modal Tidak Efisien .............................. 52
D. Sekuritas Pasar Modal ........................................................ 52
E. Corporate Action ............................................................... 55
1. Pengertian Corporate Action ...................................... 55
2. Tujuan Corporate Action ............................................ 56
3. Macam-macam Corporate Action ............................... 57
F. Right Issue .......................................................................... 62
1. Pengertian Right Issue ................................................. 62
2. Dampak Right Issue .................................................... 65
3. Manfaat Right Issue .................................................... 66
4. Risiko Memiliki Right Issue ....................................... 66
5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dari Right Issue ...... 67
6. Hal-hal yang Berkaitan dengan Right Issue ................ 67
7. Alasan Perusahaan Mengeluarkan Right Issue ........... 70
8. Right Issue dalam Pandangan Syariah ........................ 70
G. Harga Saham ...................................................................... 77
1. Pengertian Harga Saham ............................................. 77
2. Tingkat Keuntungan Saham ........................................ 79
3. Hal-hal yang Berpengaruh pada Tingkat Pergerakan
Harga Saham ............................................................... 82
H. Pengaruh Right Issue terhadap Return Saham ................... 82
I. Hubungan yang Diharapkan dari Return Saham terhadap
Right Issue .......................................................................... 83
J. Teori yang Berhubungan dengan Informasi ...................... 83
K. Study Peristiwa .................................................................. 86
ix
L. Kerangka Berfikir .............................................................. 88
M. Hipotesis ............................................................................ 90
BAB III METODE PENELITIAN ........................................ 91
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 91
B. Metode Penelitian yang Digunakan ................................... 91
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel .............................. 95
D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 97
E. Metode Pengumpulan Data .............................................. 106
F. Metode Analisis Data ....................................................... 107
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................. 115
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 115
1. Jakarta Islamic Indeks ................................................ 115
2. Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian ............. 119
B. Analisis dan Pembahasan ................................................. 128
1. Analisis Deskriptif .................................................... 128
2. Analisis Pengujian Hipotesis .................................... 137
BAB V PENUTUP ................................................................. 145
A. Kesimpulan ...................................................................... 145
B. Saran ................................................................................ 146
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 149
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Operasional Variabel .................................................... 96
Tabel 3.2: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Right Issue
Periode 2015 ................................................................................ 100
Tabel 3.3: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Right Issue
Periode 2016 ................................................................................ 101
Tabel 3.4: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Right Issue
Periode 2017 ................................................................................ 102
Tabel 3.5: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Right Issue
Periode Januari hingga Mei 2018 ................................................. 104
Tabel 3.6: Daftar Perusahaan yang Dijadikan sampel penelitian 105
Tabel 3.6: Perhitungan Sampel .................................................... 105
Tabel 4.1: Rata-rata Return Saham Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue ............................................................. 129
Tabel 4.2: Rata-rata Return Saham di Sekitar Hari Pengumuman
Right Issue .................................................................................... 131
Tabel 4.3: Statistik Deskriptif Rata-rata Return Saham Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue ............................................... 133
Tabel 4.4: Statistik Deskriptif Actual Return dan Abnormal Return
........................................................................................................ 135
Tabel 4.5: Deskriptif statistik Average Abnormal Return .............. 136
Tabel 4.6 :Analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return
Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman ................................ 137
Tabel 4.7: Paired Sample t-test Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue ..................................................................................... 139
xi
Tabel 4.8: Uji paired sample t-test Average Abnormal Return ... 141
Tabel 4.9: Uji beda Average Trade Volume Activity .................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk
muslim menjadikan bangsa ini memiliki potensi untuk
dipasarkannya sistem ekonomi Islam. Islam sebagai basis
kehidupan masyarakat mengatur praktek tersebut ke dalam
bidang ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah. Di mana
prinsip-prinsip tersebut menjadi tiang untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada dan industri syariah terus
dikembangkan.
Pada bidang perekonomian, pasar modal menjadi
instrumen penting untuk sebuah negara. Di samping sebagai
alternatif, untuk berinvestasi dan pembiayaan. Pasar modal
juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan
perekonomian sebuah negara. Pasar modal mampu menambah
sumber-sumber pengerahan dana masyarakat di luar
perbankan. Juga merupakan dana yang potensial bagi
perusahaan yang membutuhkan dana jangka menengah dan
jangka panjang.
Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank telah
memainkan peran yang cukup signifikan sebagai penggerak
roda perekonomian nasional dalam dekade lalu, khususnya
2
dalam kurun waktu 2005-2009.1 Keseluruhan kegiatan
pasar modal tersebut telah mendorong dan menumbuhkan
berbagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja
dan nilai tambah ekonomi serta meningkatkan pendapatan
masyarakat dan nilai aset lembaga-lembaga keuangan yang
berpartisipasi dalam industri keuangan.2
Dalam perkembangannya di industri keuangan Indonesia
sendiri, pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan
fungsi ekonomi yaitu dengan cara mengalokasikan dana
secara efisien dari pihak yang memiliki kelebihan dana
sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang
terdaftar di pasar modal (emiten). Sedangkan pasar modal
dalam menjalankan fungsi keuangan yaitu dengan adanya
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan (return) bagi
pemilik dana atau investor sesuai dengan investasi yang
dipilih.
UU No. 8 tahun 1995, pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
1Kementerian Keuangan RI, Master Plan Pasar Modal dan Industri
Keuangan Non Bank 2010-2014, (Jakarta: Bapepam LK. 2010 ), 32. 2Kementerian Keuangan RI, Master Plan Pasar Modal dan Industri
Keuangan Non Bank 2010-2014, (Jakarta: Bapepam LK. 2010 ), 32.
3
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.3
Pasar modal mempunyai dua indeks, antara lain, indeks
saham konvensional dan indeks saham syariah. Indeks saham
syariah salah satunya yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII). Dalam
praktiknya pada perusahaan yang masuk daftar saham di JII
diterapkan prinsip-prinsip syariah dengan ketat dan
dimonitoring secara terus menerus. Selain dimonitoring oleh
pihak Bursa di pasar modal, investor juga dapat secara efisien
memantau perusahaan tempat pemilik modal yang telah atau
akan berinvestasi. Mengingat otoritas pasar modal
memberlakukan prinsip transparansi sebagai syarat utama
perusahaan yang akan mendaftar di pasar modal. Dalam
memenuhi tujuannya, perusahaan akan melakukan corporate
action di mana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepentingan pemegang saham (investor).
Corporate action merupakan salah satu contoh informasi
yang dibutuhkan para investor. Umumnya, corporate action
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
harga saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham,
pergerakan harga saham dan lain sebagainya. Sehingga akan
berpengaruh terhadap kepentingan stakeholder dan khususnya
3 Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Jakarta, 1995.
4
shareholders.4 Corporate action berkaitan dengan kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh perusahaan seperti pembagian
deviden baik dalam bentuk saham (stock) maupun tunai
(cash), stock split, hak memesan efek terlebih dahulu (right
issue).5
Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu
(HMETD) adalah pengeluaran saham baru dalam rangka
penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu
ditawarkan kepada pemegang saham saat ini.6 Right issue
dilakukan oleh emiten untuk menghemat biaya emisi,
mendapatkan dana tambahan, dan untuk menambah jumlah
lembar saham yang beredar dengan memberikan hak kepada
pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan oleh emiten.
Investor lama memiliki preemptive right atau hak terlebih
dahulu untuk membeli tambahan saham yang diterbitkan agar
dapat mempertahankan proporsi kepemilikan saham mereka.
Karena merupakan hak, maka para investor tidak terikat harus
membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan. Apabila
investor tidak mau menggunakan haknya, maka investor dapat
4 Beni Suhendra Winarso, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Pada Saat Sebelum dan Setelah Melakukan Right Issue: Study Empiris pada
Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 6 no.1, 2006, h.1. 5 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, h. 123. 6 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
5
dapat menjual right yang dimilikinya.7 Umumnya harga
saham baru tersebut ditawarkan pada tingkat harga yang lebih
rendah daripada harga pasar.
Jadi, dengan adanya right issue, jumlah saham yang
beredar akan bertambah di pasar.8 Sehingga diharapkan dapat
menambah frekuensi perdagangan saham tersebut atau dapat
meningkatkan tingkat likuiditas saham yang tercermin pada
peningkatan volume perdagangan saham. Konsekuensi akibat
kebijakan penerbitan right ini mempengaruhi kepemilikan
pemegang saham lama apabila tidak melakukan konversi
rightnya. Para pemegang saham lama akan mengalami dilusi,
yaitu penurunan kepemilikan saham. Pemegang saham lama
juga dapat mempertahankan pengendalian, disamping itu
dengan melakukan right issue kebutuhan akan tambahan
modal dapat terpenuhi. Jadi, dengan adanya right issue
kapasitas pasar saham akan meningkat dalam presentasi yang
lebih kecil dari pada presentasi jumlah lembar saham yang
beredar.
Dalam Ghozali dan Solichin terdapat beberapa alasan
perusahaan mengeluarkan kebijakan right issue, diantaranya:9
7 Imam Ghozali dan Agus Solichin, “Analisis Dampak Pengumuman
Right Issue Terhadap Reaksi Pasar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi
Perusahaan, Vol 10 No. 1, 2003, h. 101. 8 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), Edisi pertama, Salemba empat, Jakarta,
2001. 9 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), Edisi pertama, Salemba empat, Jakarta,
2001.
6
1. Right issue dapat mengurangi biaya, karena right issue
biasanya tidak menggunakan jasa underwriter.
2. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk
memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang
mudah dan hampir tanpa risiko.
3. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan
lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan
penerbitan surat hutang. Dengan right issue dana masuk
sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama
sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka
perusahaan harus menanggung beban hutang.
4. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh
keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang
dalam tahun-tahun ini berkembang pesat.
5. Dengan adanya right issue menyebabkan jumlah saham
perusahaan yang ada akan bertambah sehingga diharapkan
akan meningkatkan frekuensi perdagangan atau yang
berarti meningkatkan likuiditas saham.
Kinerja keuangan perusahaan yang melakukan right issue
akan mengalami peningkatan dan akan memperkuat struktur
modal perusahaan tersebut. Namun hasil penelitian
menyatakan bawa kinerja perusahan mengalami penurunan
setelah melakukan right issue.10 Pengumuman right issue
yang dikeluarkan oleh emiten secara teoritis dan empiris telah
10 A. Syuhana, pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Perusahaan
Yang Tercatat DI Bursa Efek Indonesia. 2013.
7
menyebabkan harga saham atau nilai pasar emiten bereaksi
secara negatif dan ini kejadian yang diakibatkan oleh
systematic risk. Systematic risk adalah bagian dari risiko yang
tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi atas
portofolio.
Beberapa temuan empiris yang menunjukkan bahwa
pengumuman right issue menyebabkan harga saham atau nilai
pasar emiten beraksi negatif, diantaranya adalah seperti yang
ditemukan oleh Scholes pada tahun 1972, Marsh pada tahun
1979, Myers dan Majluf pada tahun 1979, Asquith dan
Mullins pada tahun 1986, Masulis dan Korwar pada 1986,
Mikkelson dan Partch pada tahun 1986, Kothare pada tahun
1997, Barclay dan Litzenberger pada tahun 1998, dan
penelitian yang dilakukan Yusi pada tahun 2001.11 Namun ada
beberapa penelitian berbeda, seperti penelitian yang dilakukan
Widjaja pada tahun 2000 ditemukan pengumuman right issue
berpengaruh positif terhadap reaksi harga saham, dan
penelitian yang dilakukan Ghozali dkk pada tahun 2003 tidak
menemukan pengaruh apapun dengan adanya right issue.12
Temuan empiris yang bereaksi negatif terhadap harga
saham menunjukkan bahwa nilai perusahaan turun sampai 3%
11 Wenny Dwi Kisworo, Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue
terhadap Expected Return dan Actual Return Saham di Bursa Efek Indonesia,
Skirpsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 4. 12 Ignatius Roni Setyawan, Reaksi Pasar (Investor) Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue Untuk Saham-Saham LQ45 & Non LQ45,
Usahawan, No.04 TH XXXVII, p h. 32 -37, 2008.
8
pada saat pengumuman penambahan saham baru.13 Pada
perusahaan yang melakukan right issue tahun 1994-1999
ditemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap return
saham pada hari pengumuman right issue dan sebelum
pengumuman tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dengan hari sesudah pengumuman.14
Beberapa temuan empiris dengan model signaling theory
seperti penelitian yang dilakukan oleh Husnan Suad pada
tahun 1994 yang mengasumsikan adanya asimetri informasi
diantara berbagai partisipan pasar modal.15 Model ini
menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif dengan
adanya pengumuman penambahan saham baru. Dengan
adanya pengumuman penambahan saham baru
mengindikasikan bahwa adanya informasi yang tidak
menguntungkan (bad news) tentang kondisi laba di masa
mendatang. Dugaan penyebab reaksi negatif adalah dana yang
diperoleh dari right issue tidak dimanfaatkan dengan benar
sehingga menyebabkan turunnya kinerja perusahaan atau
digunakan untuk perluasan investasi yang mempunyai Net
Present Value (NPV) = 0 atau negatif. Namun bila
13 Ghozali dan Solichin, Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Reaksi Pasar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.
10, No. 1, Maret, 100-114, 2003, h. 102. 14 M. Arief Budiarto dan Baridwan Zaki, Pengaruh Pengumuman Right
Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek
Jakarta Periode 1994-1996, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 1999, h. 148. 15 Suryaningsum dan Prasetyo, Analisis Dampak Pengumuman Right
Issue Terhadap Reaksi Pasar pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 2, No. 1, Juli 2005, h. 49.
9
pengharapan investor bahwa NPV positif maka harga saham
akan naik.
Pengumuman right issue mengandung informasi yang
dapat menyebabkan reaksi pasar. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang
bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau
dengan menggunakan abnormal return. Harga saham setelah
right issue secara teoritis akan mengalami penurunan, karena
umumnya harga pelaksanaan right issue lebih rendah dari
harga pasar.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan
adanya kebijakan right issue berpengaruh terhadap perubahan
return saham atau harga saham sebelum dan sesudah
pengumuman. Pengumuman ini bertujuan untuk mengetahui
reaksi pasar terhadap pengumuman kebijakan right issue
dengan menganalisis harga saham di sekitar tanggal
pengumuman. Untuk memberikan bukti empiris apakah
kebijakan publikasi right issue mempengaruhi keputusan
investor untuk membeli saham baru atau tidak.
Menurut Myers dan Maljuf harga saham akan direspon
secara tidak menguntungkan oleh pasar dengan adanya
informasi pengumuman right issue. Karena pasar akan
mengasumsikan bahwa manajer akan mendapatkan insentif
untuk menerbitkan tambahan saham baru yang mereka
percaya over value. Tetapi penurunan harga yang diakibatkan
10
dengan adanya pengumuman right issue berdasarkan bukti-
bukti empiris tersebut di atas tidak signifikan. Sedangkan Arif
Budiarto dan Zaki Baridwan menyatakan bahwa penurunan
harga saham akan berkisar antara 2-3% dan setelah itu terjadi
koreksi kenaikan harga saham kembali pada posisi awal
sebelum adanya pengumuman right issue. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa pengumuman right issue
tidak memiliki kandungan informasi yang dapat
meningkatkan expected return saham maupun actual return
saham secara signifikan.16 Akan tetapi di penelitian lain pada
tahun yang sama yang dilakukan oleh Prima menunjukkan
bahwa pengumuman right issue secara siginifikan
berpengaruh negatif terhadap harga saham, hasil ini
menunjukkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
Untuk mengetahui pengaruh pengumuman right issue
pada reaksi pasar dilakukan dengan pengujian menggunakan
metodologi studi peristiwa (event study). Pengujian ini
digunakan untuk mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi dari suatu pengumuman dan juga dapat
digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat
reaksi pasar dari suatu pengumuman, jika pengumuman
16 Wenny Dwi Kisworo, Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue
terhadap Expected Return dan Actual Return Saham di Bursa Efek Indonesia,
Skirpsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 82.
11
tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar.
Mengingat peristiwa right issue merupakan salah satu
informasi yang mungkin dibutuhkan oleh investor sebagai
dasar untuk membuat keputusan investasinya. Maka
penelitian ini akan menguji apakah dengan adanya
pengumuman kebijakan right issue akan cukup berpengaruh
untuk membuat pasar bereaksi atas pengumuman tersebut atau
tidak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya reaksi pasar yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan harga volume
perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan
pengumuman right issue.
Namun kelemahan dalam penelitian ini hanya
membandingkan temuan-temuan empiris yang sudah ada yaitu
dengan pengaruh pengumuman right issue pada perusahaan di
pasar modal konvensional. Seharusnya temuan empiris pada
penilitian ini dibandingkan juga dengan temuan empiris yang
sesuai yaitu dengan perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Indeks. Namun karena keterbatasan data penelitian,
hanya bisa membandingkan temuan data empiris dengan
perusahaan di pasar modal konvensional.
Berkenaan dengan latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian tentang
pengaruh yang ditimbulkan dengan judul penelitian
“PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE
12
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
DI JAKARTA ISLAMIC INDEKS (JII)”.
B. Identifikasi Masalah
Seiring semakin berkembangnya pasar modal di
Indonesia, indeks saham syariah pun ikut ditawarkan oleh
Bursa Efek Indonesia, indeks saham syariah terapat dua jenis,
yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta
Islamic Indeks (JII). Perbedaan antara saham yang berada di
bawah naungan ISSI dan JII adalah kedua indeks saham
tersebut menerapkan prinsip syariah pada perusahaan yang
terdaftar di dalamnya, namun dalam daftar perusahaan yang
masuk di JII prinsip syariahnya lebih ditekankan lagi. Maka
dari itu, perusahaan yang berada di dalam daftar JII akan terus
menerus dimonitoring jenis-jenis usaha yang dijalankan
sehingga terhindar dari unsur maghrib (maysir, gharar, dan
riba). Dalam pelaksanaan pasar modal baik syariah maupun
konvensional memberikan kemungkinan return saham
(capital loss dan capital gain) bagi para pemilik dana.
Pada dasarnya pasar modal adalah tempat diperjual
belikannya instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang,
ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
atau instansi lainnya. Perusahaan yang ingin mendapatkan
dana dari masyarakat harus menerbitkan saham dan
menjualnya di pasar modal. Untuk itu, perusahaan tersebut
13
melakukan Initial Public Offering (IPO) atau yang biasa
dikenal perusahaan go public. Namun dalam
perkembangannya perusahaan masih membutuhkan dana
untuk membiayai kegiatan usahanya.
Apabila perusahaan ingin mendapatkan dana lagi,
perusahaan harus melakukan penawaran saham baru ke
investor, baik melalui penawaran umum maupun terbatas.
Penawaran umum yaitu saham ditawarkan kepada investor
secara keseluruhan, sedangkan penawaran terbatas adalah
saham hanya ditawarkan pada investor pemegang saham lama
degan harga yang umumnya lebih rendah dari harga pasar,
sehingga investor lebih tertarik untuk membelinya. Penawaran
tersebut sering disebut dengan right issue atau hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD).
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas
analisis pengaruh pengumuman right issue terhadap return
saham terutama harga saham pada perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Indeks (JII). Karena harga saham
merupakan indikator penting untuk mempelajari tingkah laku
pasar, salah satunya investor. Dengan adanya pengumuman
right issue sendiri akan memunculkan berbagai reaksi dari
para pemegang saham, baik itu yang bersifat publik maupun
pribadi. Bisa jadi hal tersebut mampu berpengaruh pada return
saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue
dilakukan. Karena return saham dapat menunjukkan kinerja
14
saham perusahaan seperti pengukuran prestasi dan kondisi
kesehatan perusahaan.
C. Batasan Masalah
Melihat aspek yang begitu luas, agar penelitian ini lebih
terarah kepada spesifikasi permasalahan yang di maksud
penulis dalam penelitian ini, dan hanya memfokuskan pada
sisi pembahasan: analisis pengaruh right issue terhadap harga
saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indeks (JII) pada periode Juni 2015 hingga Mei 2018. Karena
dengan adanya right issue bagi perusahaan yang
menerbitkannya, bisa menambah suntikan dana segar untuk
perusahaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini, diantaranya:
1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata return saham
sebelum dan sesudah pengumuman right issue pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks
periode Juni 2015 hingga Mei 2018?
2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya
pengumuman right issue kepada pasar selama periode
pengumuman right issue Juni 2015 hingga Mei 2018?
15
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui perbedaan rata-rata return saham
sebelum dan sesudah pengumuman right issue pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks
periode Juni 2016 hingga Mei 2018.
b. Mengetahui reaksi pasar yang ditimbulkan dengan
adanya pengumuman right issue pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks periode Juni
2016 hingga Mei 2018.
2. Manfaat Penelitian
a. Ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang
lembaga keuangan syariah pada umumnya dan pada
pasar modal syariah pada khususnya.
b. Akademisi
Penelitian ini diharapkan memberikan kajian yang
menarik dan menambah wawasan khazanah
keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa
Manajemen Dakwah terutama konsentrasi
Manajemen Lembaga Keuangan Islam dan dapat
berguna bagi banyak pihak sebagai tambahan
referensi atau perbandingan untuk kajian ilmu yang
akan datang.
16
c. Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para
praktisi terhadap perkembangan ilmu tentang pasar
modal syariah secara konkret.
d. Lembaga terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi Bursa Efek Indonesia terutama
Jakarta Islamic Indeks secara umum dan menjadi
bahan kajian pelaksana mengenai masalah ini secara
khusus, agar mampu mempertahankan eksistensinya
dan memaksimalkan secara optimal. Bagi perusahaan
(emiten) sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputussan dalam menetapkan kebijakan
keuangan di masa mendatang. Bagi investor yaitu
sebagai bahan pertimbangan menetapkan keputusan
investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan
keuntungan dan meminimalkan risiko investasi.
e. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan dan wawasan dalam ekonomi Islam
pada umumnya. Selain itu, dapat menjadi dorongan
masyarakat dalam menumbuh kembangkan pasar
modal syariah untuk kemajuan ekonomi di Indonesia.
17
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat
yang harus diperhatikan dan menjadi bahan perbandingan
selanjutnya. Adapun setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang
membahas skripsi tentang pengaruh pengumuman right issue,
judul-judul skripsi tersebut adalah:
1. Wenny Dwi Kisworo (2012), penelitian yang dilakukan
berjudul “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue
Terhadap Expected Return dan Actual Return Saham di
Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata return sebelum dan rata-rata return sesudah
pengumuman sehingga tidak memiliki kandungan
infomrasi. Expected return dan actual return saham
menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
sehingga menunjukan tidak memiliki kandungan
informasi.
2. Rara Puji Lestari (2015), “Analisis Kebijakan Right Issue
Terhadap Kinerja Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015”. Hasil penelitian ini
menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum
dan sesudah pengumuman serta tidak terdapat perbedaan
yang signifikan abnormal return pada saat sebelum dan
sesudah pengumuman.
18
3. Rakhmad Febriyadi, “Analisis Perbandingan Kinerja
Saham dan Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan
Right Issue”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
pengumuman sehingga tidak memiliki kandungan
informasi. Selanjutnya untuk volume perdagangan
mempunyai pergerakan yang signifikan sehingga
memiliki kandungan informasi. Sedangkan untuk
Earnings per share tidak terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah pengumuman.
4. Syamsul Hadi (2009), meneliti tentang dampak right
issue terhadap return saham. Hasil penelitiannya
menyimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata return sebelum dan sesudah pengumuman
serta sebelum dan sesudah listing, tetapi terdapat
perbedaan yang signifikan antara harapan dan realisasi
baik pada saat pengumuman maupun listing right issue.
5. Eky Wijaksono (2007) meneliti pengaruh right issue
terhadap return saham dan volume perdagangan saham
perusahaan di bursa efek jakarta tahun 2000-2004. Hasil
penelitiannya menyimpulkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara return saham dan trading volume
activity, sebelum maupun sesudah pengumuman right
issue.
Dilihat dari judul-judul di atas, penelitian penulis berbeda
dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini
meneliti lebih jauh dan lebih fokus hanya pada pengaruh
19
pengumuman right issue bagi perusahaan-perusahan yang
terdaftar di indeks saham Jakarta Islamic Indeks (JII) pada
periode Juni 2015 hingga periode Mei 2018. Dimana
perusahaan yang terdaftar menawarkan saham-saham yang
diterapkan dengan prinsip syariah. Pada indeks saham JII
terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang
sesuai dengan prinsip syariah Islam.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pengertian-
pengertian dan mempelajari penulisan skripsi, penulisan ini
disusun secara sistematis menjadi sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi mengenai
latar belakang, identifikasi, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini berisi
tentang pengertian dan penjelasan objek kajian penelitian,
teori yang digunakan, studi peristiwa, kerangka berfikir, serta
hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini
berisi gambaran umum mengenai ruang lingkup penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data,
metode analisis data, dan operasional variabel penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN. Pada bab ini berisi
mengenai gambaran umum objek penelitian serta hasil
20
penelitian dari pengumuman right issue sampai dengan
pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
BAB V : PENUTUP. Pada bab ini berisi mengenai
kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisa yang dilakukan.
Bab ini juga berisi saran yang bermanfaat untuk lembaga yang
telah diteliti sesuai dengan hasil pembahasan dan analisa.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat untuk memobilisasi dana,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut UU
Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Secara formal
pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
yang diperjualbelikan dalam bentuk hutang ataupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun
perusahaan swasta.
Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar
dimana dana jangka panjang baik hutang maupun modal
sendiri diperdagangkan.1 Dana jangka panjang yang
diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat
berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di
1 Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Yogyakarta,
Ekonisia, 2014, h. 383.
22
pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun
dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka
panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya
obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang
merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock).
Pasar modal juga didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal yang
diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, maupun swasta.2
Sedangkan menurut Marzuki Usman, pasar modal adalah
pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga
lainnya, yaitu bank dan lembaga pembiayaan, pasar modal
memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara
pemilik dana dengan perusahaan yang go public.3
Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat para
penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi
dalam suatu tempat yang disebut dengan pasar. Menurut
aliran baru, pasar modal adalah wahana untuk menghimpun
dana guna pembiayaan pembangunan yang merupakan
wujud nyata peran serta masyarakat.4 Sedangkan pasar
modal dalam arti luas adalah pasar merupakan tempat
2 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Edisi pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994, h. 3. 3 Usman Marzuki, ABC Pasar Modal Indonesia, Edisi ke-4, 1990, h.
125. 4 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE-
Yogyakarta, 1998, h. 27.
23
melakukan transaksi dengan pembeli. Dalam
pengertian ini, antara penjual dan pembeli tidak harus
bertemu dalam suatu tempat secara langsung.5
Secara umum pasar modal adalah suatu tempat
bertemunya para penjual dan pembeli saham untuk
melakukan suatu transaksi dalam rangka memperoleh
modal. Penjual dalam pasar modal adalah perusahaan yang
membutuhkan modal (emiten). Sedangkan pembeli dalam
pasar modal adalah pihak yang ingin membeli modal pada
perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan
keuntungan (investor). Pasar modal juga dikenal dengan
nama bursa efek (stock exchange).6
Macam-macam pasar modal, antara lain:
1) Pasar primer atau pasar perdana (primary market)
adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru
diterbitkan. Pada pasar ini, dana berasal dari arus
penjualan surat berharga atau sekuritas (security)
baru dari pembeli sekuritas (investor) kepada
perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut
(emiten).
2) Pasar sekunder (secondary market) adalah psar
perdagangan surat berharga yang sudah ada
(sekuritas lama) di bursa efek.
5 Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, h. 193. 6 Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, h. 193.
24
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
tempat bertemunya para penjual (emiten) dengan pembeli
(investor) untuk memperjualbelikan berbagai instrumen
keuangan jangka panjang dalam bentuk modal ataupun
hutang.
2. Dasar Hukum Pasar Modal
Dasar hukum yang mengatur industri pasar modal di
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar
Modal.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang
Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
d. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
645/KMK.010/ 1995, tentang Pencabutan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal.
e. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
646/KMK.010/ 1995, tentang Pemilikan Saham atau
Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing.
f. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KM
K.010/ 1995, tentang Pembatasan Pemilikan Saham
Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing.
g. Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang
Perubahan atas Keppres Nomor 97/ 1993 tentang Tata
25
cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 115/1998.
3. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal adalah alternatif sumber pendanaan bagi
pihak yang membutuhkan modal di luar sektor perbankan
untuk melakukan usahanya. Di sisi lain, pasar modal
merupakan sarana investasi bagi pihak yang kelebihan
dana. Dimana bagi investor, pasar modal merupakan sarana
yang dimanfaatkan untuk menginvestasikan dananya
dalam suatu aset finansial.
Menurut Keppres nomor 52 tahun 1976 adanya pasar
modal bertujuan untuk mempercepat proses perluasan
pengikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham
perusahaan swasta guna menuju pemerataan pendapatan
masyarakat, dan untuk lebih menggairahkan partisipasi
masyarakat dalam mengerahkan dan menghimpun dana
untuk digunakan secara produktif dalam pembiayaan
pembangunan nasional.
Dalam kegiatannya, pasar modal menjalankan dua
fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
ekonomi pasar modal adalah untuk menyediakan fasilitas
dalam memindahkan dana investor (lenders) kepada
emiten (borrowers) di pasar modal. Sedangkan fungsi
keuangan pasar modal merupakan sarana bagi pihak
lenders yang menyediakan dana tanpa harus terlibat
langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan
26
untuk investasi serta sarana menyediakan dana yang
diperlukan oleh borrowers.7
Sedangkan menurut Sri Yulianty fungsi pasar modal
dibagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi dari sudut pandang
makro dan mikro. Fungsi dari sudut pandang makro adalah
pasar modal sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan
investasi atau pembangunan nasional (di samping yang
berasal dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank).
Baik yang dilakukan oleh sektor pemerintah maupun sektor
swasta, sebagai suatu instrumen moneter melalui
pelaksanaan open market policy dan sebagai sarana untuk
mengikut sertakan kalangan pemodal kecil dalam kegiatan
pembangunan di sektor pemerintah maupun swasta.
Sedangkan fungsi pasar modal dari sudut pandang mikro
adalah untuk memperbaiki struktur permodalan emiten,
merupakan sarana bagi perusahaan untuk mewujudkan dan
menunjukkan kemampuannya dalam membangun usaha
dan wahana go public dijadikan salah satu cara untuk
menaikkan nilai perusahaan.
Jika dilihat dari sudut ekonomi makro, peranan pasar
modal adalah sebagai piranti untuk melakukan alokasi
sumber daya ekonomi secara optimal. Akibat lebih jauh
dari berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal
adalah naiknya pendapatan nasional, terciptanya
7 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Edisi ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998, 4.
27
kesempatan kerja, dan semakin meningkatnya pemerataan
hasil-hasil pembangunan.8
Menurut Marzuki Usman, fungsi pasar modal adalah
sebagai berikut:9
a. Memberikan likuiditas pada efek yang menjadi
instrumen perdagangan.
b. Memungkinkan pembentukan harga yang wajar.
c. Memungkinkan investor melakukan diversifikasi
investasi dalam jumlah dana yang terbatas.
d. Secara makro dapat mengurangi country risk dari
penanaman modal asing yang bersifat langsung.
e. Secara makro pula dapat dijadikan salah satu leading
indikator dalam memahami arah perkembangan
perekonomian.
4. Manfaat pasar modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Perkembangan ekonomi modern membuat
pasar modal memiliki peranan dan fungsi yang penting.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang. Hal ini dapat
dilihat dalam berbagai aspek, dalam pembahasan ini akan
8 Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Yogyakarta,
Ekonisia, 2014, h. 384. 9 Usman Marzuki, ABC Pasar Modal Indonesia, Edisi ke-4, 1990, h.
129.
28
dibahas mengenai fungsi dan manfaat pasar modal baik
bagi investor, perusahaan, emiten, masyarakat serta bagi
perekonomian dan pemerintahan.
a. Manfaat pasar modal bagi investor
1) Mempunyai dividen atas obligasi yang dimiliki.
2) Dapat melakukan investasi dalam beberapa
perusahaan sekaligus untuk mengurangi risiko.
3) Mempunyai hak suara dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS).
4) Dapat mengganti alat investasi dengan mudah.
b. Manfaat pasar modal bagi emiten
1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah
besar.
2) Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat
lebih bebas dalam pengelolaan dana dan
perusahaan.
3) Dana dapat diterima sekaligus pada saat pasar
perdana selesai.
4) Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi
kecil.
5) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga
memperbaiki citra perusahaan.
c. Manfaat pasar modal bagi perusahaan
1) Nilai investasi berkembang mengikuti
pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat pada
meningkatnya harga saham yang mencapai capital
gain.
29
2) Meningkatkan produktivitas perusahaan karena
adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar
modal.
3) Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki
saham.
4) Dapat lebih bebas mengelola dana.
d. Manfaat pasar modal bagi masyarakat
1) Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
2) Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
menjadi investor.
3) Menambah lapangan kerja bagi masyarakat.
4) Masyarakat dapat menikmati produk dari suatu
perusahaan.
5) Masyarakat pemegang saham dan obligasi
memperoleh kuntungan baik berupa deviden
maupun bunga.
6) Mempengaruhi harga jual barang konsumsi
masyarakat.
7) Mempermudah masyarakat memperoleh barang
konsumsi yang diinginkan.
e. Manfaat pasar modal bagi perekonomian dan
pemerintah
1) Meningkatkan pendapatan negara karena adanya
tambahan pemasukan melalui pajak dari pasar
modal.
30
2) Mendorong muncul dan berkembangnya industri
lain yang berdampak pada terciptanya lapangan
kerja baru.
3) Menjadi indikator perekonomian pemerintahan
dengan melihat efektivitas dan volume
penjualan/pembelian di pasar modal.
4) Mengurangi pengangguran karena munculnya
lapangan kerja baru.
5) Meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi
pemerintahan suatu negara.
5. Instrumen Efek Pasar Modal di Indonesia
Pengertian efek menurut Undang-undang RI nomor 8
tahun 1995 adalah surat berharga yaitu surat pengakuan
hutang, surat berharga komersial, daham obligasi, tanda
bukti hutang, unit penyertaan hutang, unit penyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan
setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang
ditetapkan sebagai efek.
a. Saham (instrumen penyertaan)
Instrumen pasar keuangan yang paling populer di
pasar modal adalah saham (stock).10 Penerbitan saham
merupakan salah satu pilihan bagi perusahaan yang
membutuhkan pendanaan. Namun di sisi lain, saham
dijadikan instrumen investasi yang banyak dipilih
10 Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan , Vol. 17, Nomor 1 Januari –
Juni 2014, Investasi Pasar Modal Syariah dalam Kajian Islam, h. 2.
31
perusahaan investor karena saham dinilai mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham termasuk dalam efek yang bersifat
ekuisitas yaitu efek yang menggambarkan bagian
penyertaan dari seorang investor dalam suatu harta
bersama, baik yang berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum.11 Saham bisa dianggap sebagai efek
yang paling populer di masyarakat.
b. Obligasi (instrumen utang)
Obligasi berasal dari bahasa latin obligare yang
berarti ikatan kewajiban.12 Dalam UU No.8 tahun
1995 tentang Pasar Modal tidak rterdapat definisi dari
obligasi. Definisi obligasi terdapat dalam keputusan
Menteri Keuangan No. 1548 (yang merupakan
gabungan dari keputusan Kementerian Keuangan
Republik Indonesia No. 154/KMK.013/1990 dan
diubah dalam keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 1199/KMK.010/1991) pasal 1 butir
34 yaitu; “Obligasi adalah bukti hutang emiten yang
mengandung janji pembayaran bunga atau janji lain
serta pelunasan pokok pinjamannya dilakukan pada
tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya 3 tahun
sejak tanggal emisi.
11 Gunawan Widjaja, SHB: Efek Sebagai Benda, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005, h. 49. 12 Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Vol. 46 Nomor 1 Januari – Juni 2012
tentang Obligasi dan Sukuk dalam Perspektif Keuangan Islam (Suatu Kajian
Perbandingan), h. 273.
32
c. Instrumen efek Derivatif
1) Right, adalah penerbitan surat hak kepada
pemegang saham lama perusahaan publik untuk
membeli saham baru yang hendak diterbitkan.13
Dengan right maka pemegang saham lama
memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru
perusahaan secara proporsional pada harga yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk waktu jangka
pendek, dengan menukarkan right yang
dimilikinya.
2) Option, adalah hak untuk menjual atau membeli
suatu efek yang diperdagangkan di bursa.
Menurut penjelasan Pasar 1 angka 5 UUPM,
option adalah hak yang dimiliki oleh piahk untuk
membeli atau menjual kepada pihak lain sejumlah
efek pada harga dan dalam waktu tertentu.
3) Warrant (surat saham), adalah suatu pilihan
dimana pemilik warran mempunyai pilihan untuk
menukarkan atau tidak warrannya pada saat jatuh
tempo. Waran dapat diperdagangkan secara
terpisah di bursa. Periode perdagangan waran
lebih lama dari right, yaitu 3 tahun sampau 5
tahun.
13 Badan Pengawas Pasar Modal bekerjasama dengan Japan
International Coorporation Agency, Panduan Investasi di Pasar Modal
Indonesia, 2003.
33
d. Instrumen efek lainnya
1) Indonesian Depository Receipt (IDR) atau
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI).
Depository receipt diperdagangkan di bursa efek
layaknya suatu saham. Investor yang membeli
depository receipt akan mendapatkan manfaat
layaknya seorang pemegang saham dari
perusahaan asing yang sahamnya dijadikan dasar
penerbitan depository receipt. Efek jenis ini diatur
dalam peraturan bapepam nomor IX.A.10.SPEI
diperuntukan bagi emiten asing yang telah
melakukan penawaran umum di negaranya dan
peraturan padar modal Indonesia.
2) Efek Beragun Aset, adalah efek yang
disekuritisasi dimana aset tersebut dinilai
memiliki efek yang kemudian diperjualbelikan di
pasar modal. Sekuritisasi aset merupakan suatu
proses dimana suatu piutang atau tagihan
ditransformasikan ke dalam efek yang dijaminkan
dengan aset tersebut. Kumpulan piutang atau
tagihan tersebut diubah sehingga menjadi alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal.14
Dasar hukum EBA adalah peraturan Bapepam
nomor IX.K.1. menyebutkan “Efek Beragun Aset
14 M. Irsan Nasarudin – Indra Surya, Ivan Yustiavanda, dan Arman
Nevi Adiwarman, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana,
2010, h. 196.
34
adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak
investasi kolektif efek beragun aset yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa
tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,
tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di
kemudian hari (future receivable), pemberian
kredit termasuk kredit kepemilikan rumah dan
apartemen, efek yang bersifat utang yang dijamin
pemerintah.
3) Indeks Saham, kontrak berjangka atas indeks
saham (indeks future) adalah kontrak atau
perjanjian antara dua pihak yang mengharuskan
mereka menjual atau membeli produk yang
menjadi variabel pokok di masa yang akan datang
dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut bapepam melalui Surat Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-07/PM/2003 tentang
penetapan kontrak berjangka atas indeks efek
menetapkan bahwa indeks efek termasuk indeks
efek luar negeri merupakan efek. Tujuan dari
lahirnya indeks saham adalah melayani investor
yang tidak mampu membeli saham secara
beragam atau yang serinf disebut portofolio.
Dengan demikian investor yang hanya membeli
indeks saja berarti sama halnya dengan membeli
35
banyak saham yang tergabung dalam indeks
tersebut.15
B. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Investasi dalam Islam pada dasarnya adalah bentuk
aktif dari ekonomi syariah.16 Jika harta tersebut didiamkan
maka lambat laun harta tersebut akan termakan oleh
zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah
mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan
hartanya agar bertambah. Jadi, investasi bukan semata-
mata bercerita tentang berapa keuntungan materi yang bisa
didapatkan melalui aktivitas investasi, tapi ada beberapa
faktor yang mendominasi motivasi investasi dalam Islam.
Pertama, motivasi investasi dalam Islam merupakan akibat
implementasi dari mekanisme zakat yang mengenakan
zakat kepada aset produktif seseorang. Kedua, aktivitas
investasi lebih didasarkan pada motivasi sosial yaitu
membantu sebagian masyarakat yang tidak memiliki modal
namun memiliki keahlian dalam menjalankan usaha.
Berdasarkan UUPM, kegiatan pasar modal di
Indonesia dapat dilakukan sesuai prinsip syariah atau tidak
15 M. Irsan Nasarudin – Indra Surya, Ivan Yustiavanda, dan Arman
Nevi Adiwarman, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana,
2010, h. 212. 16 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, Bandung, Alfabeta,
2010, h. 31.
36
sesuai prinsip syariah (konvensional), karena UUM tidak
membedakan. Perkembangan instrumen syariah di pasar
modal sudah terjadi sejak 1997 diawali lahirnya reksadana
syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya PT Bursa
Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa
Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Islamic Indeks yang mencakup 30 jenis emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukun
syariah.17
Fatwa DSN – MUI No. 40/DSN/MUI/X/2003 tentang
pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah
di bidang pasar modal pasal dua angka satu dan dua
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pasar modal
syariah adalah:18
a. Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah
memenuhi prinsip-prinsip syariah.
b. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip
syariah apabila telah memperoleh pernyataan
kesesuaian syariah.
17 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar
Modal Syariah, Jakarta: Kencana, 2008, Ed Revisi. Cet. 2, h. 55. 18 DSN-MUI. 2003. Fatwa DSN – MUI No.40/DSN-MUI/X/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal. Sekretarian DSN-MUI, Jakarta.
37
Menurut ekonom muslim Metwally, pasar modal
syariah mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:19
a. Memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan bisnis dengan cara membeli saham
yang diterbitkan oleh perusahaan. Investor saham akan
berpeluang mendapatkan keuntungan melalui
pembagian dividen dan capital gain serta menanggung
risiko yang melekat pada obek investasi.
b. Keberadaan pasar modal syariah juga memungkinkan
pemegang saham menjual saham guna mendapatkan
likuiditas atau dana di saat ada keperluan.
c. Memungkinkan perusahaan mendapatkan alternatif
sumber pendanaan guna mengembangkan bisnisnya,
di luar sumber pendanaan dari sektor perbankan atau
dana milik sendiri.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi
jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri
umum pada pasar modal konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada kegiatan ekonomi yang
ditentukan berdasarkan kinerja kegiatan bisnisnya
sebagaimana tercermin pada harga saham.
f. Mendorong pergerakan investasi dan aktivitas sekor
riil dalam mengatasi kelangkaan lapangan kerja.
19 Bhirawa Rendragraha, Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Return Saham pada Emiten Jakarta Islamic Index tahun 2005-2011. Skripsi
Sarjana Program Studi IslamFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga Surabaya, 2012, h. 16. Tidak diterbitkan.
38
Pasar modal syariah pada prinsipnya berbeda dengan
pasar modal konvensional. Saham yang diperdagangkan
pada pasar modal syariah harus dari emiten yang memenuhi
kriteria syariah. Menurut Soemitra, saham syariah
merupakan surat berharga yang mempresentasikan
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah. Akad yang berlangsung dalam
saham syariah dapat dilakukan dengan akad mudharabah
dan musyarakah.20 Menurut Kurniawan, saham syariah
adalah saham-saham yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang memiliki karakteristik sesuai dengan
syariah Islam.21
Jadi, saham syariah atau pasar modal syariah adalah
saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai syariah
(sharia compliant).
2. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah
Dalam ajaran Islam, kegiatan investasi dapat
dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk ke
dalam kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan yang
mengatur hubungan antar manusia dengan manusia
lainnya. Sementara itu dalam kaidah fiqhiyah disebutkan
bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah
20 Jurnal HIKAMUNA, Ahmad Nazir, Pasar Modal Syariah di
Indonesia. Desember 2016, Vol. 1, No. 2, h. 109. 21 Adi Kurniawan, Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Return Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta, Skripi UII,
2008
39
(boleh), kecuali yang jelas ada larangannya dalam al-
Qur’an dan Hadits. Ini berarti bahwa ketika suatu kegiatan
muamalah baru muncul dan belum dikenal, maka kegiatan
tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat indikasi
dari al Qur’an dan hadits yang melarangnya secara implisit
maupun eksplisit. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar
modal syariah di Indonesia.
Salah satu aktivitas bermuamalah tersebut adalah
melakukan investasi. Investasi sangat dianjurkan dalam
rangka mengembangkan karunia Allah SWT. Islam tidak
memperbolehkan harta kekayaan ditumpuk dan ditimbun.
Karena hal-hal demikian adalah menyia-nyiakan ciptaan
Allah SWT dari fungsi sebenarnya harta dan secara
ekonomi akan membahayakan karena akan terjadi
pemusatan kekayaan pada golongan tertentu saja. Landasan
lainnya yang mendorong setiap muslim melakukan
investasi yaitu perintah zakat yang akan dikenakan
terhadap semua bentuk aset yang kurang/tidak produktif
(iddle asset). Kondisi demikian akan menyebabkan
terkikisnya kekayaan tersebut.
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek
Syariah adalah Efek sebagaimana di maksud dalam UUPM
dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan
kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar
Modal.
40
Adapun dasar yang melandasi diperbolehkannya
transaksi jual beli efek secara syariah adalah:
a. Standard AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution) nomor
21.
b. Surat Al-Baqarah ayat 275
وأحل هللا البيع وحرم الربوا ج
Artinya: “…dan Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…”
Potongan ayat di atas menjelaskan mengenai kehalalan
dari kegiatan jual beli, termasuk dalam hal ini jual beli
saham. Namun ada pula beberapa jual beli yang
diharamkan oleh Allah SWT, yaitu jual beli yang
merugikan salah satu atau kedua pihak yang sedang
melakukan jual beli.
Berbeda dengan efek lainnya, selain landasan hukum,
baik berupa peraturan maupun Undang-undang, perlu
terdapat landasan fatwa yang dapat dijadikan sebagai
rujukan ditetapkannya efek syariah. Landasan fatwa
diperlukan sebagai dasar untuk menetapkan prinsip-prinsip
syariah yang dapat diterapkan di pasar modal. Sampai
dengan saat ini, pasar modal syariah di Indonesia telah
memiliki landasan fatwa dan landasan hukum. Terdapat 14
fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang
41
berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia sejak
tahun 2001, yang meliputi antara lain:
a. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.
b. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah.
c. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah.
d. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal.
e. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi
Syariah Ijarah.
f. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah Konversi.
g. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah.
h. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran
Syariah.
i. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
j. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode
Penerbitan SBSN.
k. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and
Lease Back.
l. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN
Ijarah Sale and Lease Back.
42
m. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN
Ijarah Asset To Be Leased.
n. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan
Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
Terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang
mengatur tentang efek syariah sejak tahun 2006, yaitu:
a. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah.
b. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-
akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal.
c. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria
dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Terdapat 1 Undang-undang yang mengatur tentang
SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) yaitu: UU No. 19
Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
3. Karakteristik dan Produk Pasar Modal Syariah di Indonesia
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat
berharga atau efek. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Efek adalah
surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Sejalan dengan
definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek
43
harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh
karena itu efek tersebut dikatakan sebagai Efek Syariah.
Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah
diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi, sebagai
berikut:
a. Obligasi Syariah
Obligasi syariah (Islamic bonds) di dunia
internasional dikenal dengan Sukuk. Sukuk secara
terminologi merupakan bentuk jamak dari kata ”sakk”
dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau note
atau bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan
definisi Sukuk sebagai “Efek Syariah berupa sertifikat
atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan
atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share)).
Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan
bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek.
Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset
yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset).
Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada
aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk
harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan,
bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang
digunakan dalam penerbitan sukuk.
44
b. Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor
IX.A.13 Reksa Dana syariah didefinisikan sebagai
reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar
Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana
pada umumnya merupakan salah satu alternatif
investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko
atas investasi mereka.
Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Reksa Dana Syariah
dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997.
4. Spekulasi Investasi Saham
Salah satu faktor utama yang menyebabkan gerakan
yang tidak stabil dalam harga saham adalah spekulasi
dalam pembayaran uang muka atau obral saham dengan
harga marginal. Para spekulan (blind speculation) mencari
keuntungan dari perbedaan harga dalam transaksi jangka
pendek.
45
Spekulan berbeda kontras dengan Investor. Tujuan
investor yang sungguh-sungguh adalah mencari jalan
keluar dari tabungan saham yang meraka miliki jika mereka
benar-benar mau menjual di kemudian hari. Investor yang
sesungguhnya tidak tertarik pada transaksi berjangka
pendek dan tujuan mereka, setidaknya saat pembelian
adalah memegang saham dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, ada tiga hal yang mencirikan suatu investasi di
pasar modal: mengambil saham yang telah dibeli,
melakukan pembayaran penuh, dan keinginan pada saat
membeli untuk memegang saham dalam jangka waktu
yang tidak tentu.
Kegiatan spekulatif di bursa saham atas dasar margin
tidak memberikan fungsi ekonomi yang bermanfaat dan
justru membahayakan investor yaitu melahirkan fluktuasi
yang tidak dapat diterima dalam harga saham dan
menyuntikkan elemen ketidakpastian dan ketidakstabilan
ke dalam investasi mereka.22
Di pasar modal, larangan syariah di atas mesti
diimplementasikan dalam bentuk aturan main yang
mencegah praktek spekulasi, riba, gharar, dan maysir.
Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum
holding period atau jangka waktu memegang saham
minimum. Dengan aturan ini, saham tidak bisa
diperjualbelikan setiap saat, sehingga meredam motivasi
22 Firdaus, dkk, 2015, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah:
Sistem Keuangan dan Investasi Syariah, Jakarta: Enaisan, h. 35-36.
46
mencari untung dari pergerakan harga saham semata.
Pembatasan ini memang meredam spekulasi tetapi juga
membuat investasi di pasar modal menjadi tidak liquid.
Padahal tidak mungkin seorang investor yang rasional
betul-betul membutuhkan likuiditas mendadak sehingga
harus mencairkan sahamnya yang dipegangnya, sedangkan
ia terhalang belum lewat masa minimum holding period-
nya.
Metwally mengusulkan minimum holding period
setidaknya satu pekan. Selain itu, Ia juga memandang perlu
adanya celling price berdasarkan nilai pasar perusahaan.
Lebih lanjut Akram Khan melengkapi, untuk mencegah
spekulasi di pasar modal maka jual beli saham harus diikuti
dengan serah terima bukti kepemilikan saham yang
diperjualbelikan.23
Mekanisme pasar modal masih terus disempurnakan
untuk mencegah terbukanya pintu praktik riba, maysir, dan
gharar. Kendala-kendala untuk mengembangkan pasar
modal:24
a. Belum ada ketentuan yang melegitiminasi pasar modal
syariah dari bapepam atau pemerintah yaitu Undang-
undang.
23 Nurul Huda dan Edwin Mustofa Nasution, 2008, Investasi pada
Pasar Modal Syariah, Jakarta, Kencana, h. 78-82. 24 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, Yogyakarta, Ekonosia, 2007.
47
b. Pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah
wacana dimana banyak bicara tentang bagaimana
pasar modal disyariahkan.
c. Sosialisi instrumen pasar modal perlu dukungan dari
berbagai pihak.
Strategi yang perlu dikembangkan antara lain:25
a. Mendukung UU No. 8 tahun 1995 untuk mendorong
perkembaangan pasar modal syariah.
b. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha muslim)
untuk membentuk kehidupan ekonomi yang Islami.
c. Diperlukan rencana jangka panjang dan jangka pendek
oleh bapepam untuk mengakomodir perkembangan
instrumen-instrumen syariah dalam pasar modal.
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal
syariah dari para akademisi.
5. Pasar Modal Syariah Internasional
Kepopuleran efek syariah dan keunggulannya
mendorong munculnya berbagai indeks ekuitas. Beberapa
tahun sebelum kemunculan Jakarta Islamic Indeks, telah
ada indeks syariah bermunculan. Dow Jones & Company
meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI)
pada Februari 1999. Diikuti kemunculan Kuala Lumpur
Shariah Index (KLSI) oleh bursa Malaysia pada April
25 Ahmad Nazir, Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jurnal
HIKAMUNA, Desember 2016, Vol. 1, No. 2, h. 115.
48
1999, dan FTSE Global Islamic Index Series (FTSE-GII)
oleh kelompok Financial Times Stock Exchange (FTSE)
pada Oktober 1999.26 Pada pasar modal syariah ini
dilakukan proses screening untuk menyaring saham yang
sesuai prinsip syariah yang ketentuannya dibuat oleh
Shariah Supervisory Board atau kosultan hukum Islam.
C. Pasar Modal yang Efisien
Bentuk efisiensi pasa dapat ditinjau dari segi ketersediaan
informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari
ketersediaan informasi, tetapi juga diliat dari kecanggihan
pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan
analisis dari informasi yang tersedia. Efisiensi pasar dapat
dilihat dari bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu
informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk
mencapai harga keseimbangan yang baru yang sepenuhnya
mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar
seperti ini disebut pasar efisien. Secara formal, pasar modal
yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar yang harga
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang
relevan.27 Informasi-informasi yang relevan tersebut dpat
diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu informasi dalam
26 Zamir Iqbal dan Abas Mirakhor, 2008, Pengantar Keungan Islam:
Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, h. 246. 27 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
di Pasar Modal, Edisi ketiga, UPP AMP YPKN, Yogyakarta, 1998, h. 264.
49
bentuk perubahan harga di waktu lalu, informasi yang
tersedia untuk publik (public information), dan informasi
yang tersedia baik untuk publik maupun tidak (public and
private information). Terdapat tiga bentuk tingkatan untuk
menyatakan efisiensi pasar modal, yaitu:28
1. Bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency)
Bentuk ini menunjukkan suatu keadaan dimana
harga-harga mencerminkan secara indormasi yang ada
pada catatan harga di waktu yang lalu.
2. Bentuk efisiensi yang setengah kuat (semi strong
efficiency)
Suatu keadaan dimana harga-harga bukan hanya
mencerminkan harga-harga di waktu lalu, tetapi juga
mencerminkan seluruh informasi yang terdapat dalam
laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Para
pemodal tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan
diatas normal dengan memanfaatkan informasi yang
tersedia untuk publik (public information), adapun
informasi yang dapat diberikan berupa:
a. Informasi yang diberikan hanya mempengaruhi
harga sekuritas dari perusahaan yang
mempublikasikan informasi tersebut. Informasi
yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam
bentuk pengumuman dari perusahaan emiten.
28 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Edisi pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998.
50
b. Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi
harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan.
Informasi yang diberikan dapat berupa peraturan
pemerintah atau peraturan dari regulator yang
hanya berdampak pada harga-harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi atau
peraturan.
c. Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi
harga-harga sekuritas seluruh perusahaan yang
terdaftar di pasar modal. Informasi yang diberikan
dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan
dari regulator yang berdampak ke semua
perusahaan emiten.
3. Bentuk efisiensi kuat (strong form efficiency)
Menurut bentuk ini, harga tidak hanya
mencerminkan semua informasi yang bisa diperoleh
dari analisa fundamental tentang perusahaan dan
perekonomian. Keadaan ini akan membuat pasar modal
seperti rumah lelang yang ideal, dimana harga selalu
wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh
perkiraan yang lebih baik tentang saham.
51
1. Alasan Pasar Modal Efisien
Pasar menjadi efisien karena terjadinya beberapa
peristiwa berikut ini:29
a. Investor adalah penerima harga (price takers), yang
berarti bahwa selaku pasar, investor seorang diri tidak
dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
Harga dari sekuritas ditentukan oleh banyak investor
yang menentukan demand dan supply.
b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku
pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk
memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya
pelaku pasar menerima informasi tersebut lewat radio,
koran, atau media massa lainnya, sehingga informasi
tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan.
c. Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap
pengumuman informasi sifatnya acak satu dengan
yang lainnya. Secara acak artinya bahwa investor
tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi yang baru.
d. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi
secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas
berubah dengan semestinya mencerminkan informasi
tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.
Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan
individu-individu yang canggih (sophisticated) yang
29 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketiga,
BPFE, Yogyakarta, 2003, h. 375.
52
mampu memahami dan menginterpretasikan
informasi dengan cepat dan baik.
2. Alasan Pasar Modal Tidak Efisien
Pasar dapat dikatakan efisien jika kondisi-kondisi berikut
terjadi:30
a. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat
mempengaruhi harga dari sekuritas.
b. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses
yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu
dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang
sama.
c. Informasi yang disebarkan dapat doprediksi dengan
baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
d. Investor adalah individual-individual yang lugas
(native investors) dan tidak canggih (unsophisticated
investors).
D. Sekuritas Pasar Modal
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan
hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari kekayaan organisasi yang
menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.31
Apabila sekuritas ini bisa diperjualbelikan, dan merupakan
30 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi kedua,
BPFE, Yogyakarta, 2000, h. 376. 31 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
di Pasar Modal, Edisi keiga, UPP AMP YPKN, Yogyakarta, 1998, h. 27.
53
instrumen keuangan yang berjangka panjang, maka
penerbitannya dilakukan di pasar yang disebut pasar modal.
Jenis-jenis sekuritas atau instrumen pasar modal dilihat dari
segi manfaat saham, umumnya saham dibagi menjadi saham
biasa dan saham preferen, berikut penjelasannya:32
1. Saham biasa (Common Stock) adalah suatu sertifikat atau
piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti kepemilikan
suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk
menerima sebagian pendapatan tetap/deviden dari
perusahaan, serta kewajiban menanggung risiko kerugian
yang diderita perusahaan. Saham biasa mewakili klaim
kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban
terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian
maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham
adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
2. Saham preferen (preferred stock) adalah saham yang
pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak
pemilik saham biasa. Saham preferen mempunyai
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil,
seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen
32 M. Irsan Nasarudin – Indra Surya, Ivan Yustiavanda, dan Arman
Nevi Adiwarman, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana,
2010, h. 190-193.
54
terdapat bebepara jenis, antara lain adalah saham preferen
partisipasi (saham preferen yang membagikan deviden
kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah
menerima deviden tetap mempunyai hak untuk
membagikan keuntungan yang dinyatakan sebagai
deviden kepada pemegang saham biasa), saham preferen
non komulatif (saham preferen yang tidak mempunyai
hak untuk mendapatkan deciden yang belum dibayarkan
pada tahun-tahun sebelumnya secara kumulatif),
convertible preferred stock (saham preferen dimana
pemegangnya memiliki opsi untuk menukar saham
preferen tersebut dengan sejumlah saham biasa dan
sebagainya.
3. Saham istimewa yaitu saham yang memberikan hak lebih
kepada pemegangnya dibanding pemegang saham lain
(golden share). Di dalam hukum pasar modal Indonesia,
saham istimewa dikenal dengan saham dwiwarna. Saham
ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan hanya
berjumlah satu buah. Merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paing junior jika terdapat
pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
55
E. Corporate Action
1. Pengertian Corporate Action
Corporate action merupakan aktifitas emiten yang
dapat mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar
ataupun harga yang bergerak di pasar.33 Corporate action
harus disetujui dalam suatu rapat umum, baik Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal ini penting
karena kebijakan yang akan diambil disamping akan
mempengaruhi jumlah saham yang ada di pasar juga akan
mempengaruhi struktur pemegang sahamnya, sehingga
persetujuan pemegang saham mutlak, agar suatu aksi
dapat berjalan efektif.34 Corporate action berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
perusahaan seperti pembagian deviden baik dalam bentuk
saham (stock) maupun tunai (cash), stock split, hak
memesan efek terlebih dahulu (right issue).35
Di samping itu terdapat jenis lain dari corporate
action yaitu, initial public offering dan additional listing
seperti private placement konversi saham baik dari
warrant, right ataupun obligasi.36 Perbedaannya dari
corporate action jenis ini yaitu tidak berpengaruh pada
33 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2011, h. 123. 34 www.e-bursa.com 35 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2011, h. 123. 36 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2011, h. 123.
56
harga yang terjadi di pasar kecuali berupa pencatatan
penambahan saham baru. Pada umumnya, corporate
action berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga
saham, jumlah saham yang beredar, serta komposisi
kepemilikan saham. Dengan demikian para pemegang
saham harus mencermati dampak akibat corporate action
tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari
pengambilan keputusan yang tepat. Secara ringkah
Darmadji dan Fakhruddin (2001) mengungkapkan
corporate action merupakan berita yang pada umumnya
menyedot perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar
modal khususnya para pemegang saham.37
2. Tujuan Corporate Action
Keputusan emiten untuk melaksanakan corporate
action dalam rangka untuk memenuhi tujaun-tujuan
tertentu seperti meningkatkan modal kerja perusahaan,
ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas saham,
pembayaran hutang, serta tujuan lainnya. Corporate
action pada umumnya mengacu pada kebijakan right
issue, stock split, stock/cash devident, IPO, private
placement, warrant, atau penerbit obligasi.
Corporate action berkaitan dengan kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh perusahaan seperti
pembagian deviden baik dalam bentuk saham maupun
37 Didik Supranyoto, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta, Universitas
Brawijaya, 2006, h. 22.
57
deviden tunai, stock split serta right issue. 38 Di samping
jenis tersebut, terdapat jenis corporate action lainnya
yaitu initial public offering dan additional listing seperti
private placement, konversi saham baik dari warrant,
right, maupun obligasi. Menurut Darmadji dan
Fakhruddin perbedaannya dengan kelompok sebelumnya
yaitu pada kelompok kedua corporate action jenis ini
tidak berpengaruh terhadap harga yang terjadi di pasar
kecuali berupa pencatatan penambahan saham baru.39
3. Macam-macam Corporate Action
a. Aliansi Strategis
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara
dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan
yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis
kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing
organisasi secara independen.
Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada
rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang
melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun
memiliki kesamaan produk atau layanan yang
ditujukan untuk target yang sama.
Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak
yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih
38 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2001, h. 123. 39 Didik Supranyoto, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta, Universitas
Brawijaya, 2006, h. 22.
58
baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi
dapat memberikan peran dalam aliansi strategis
dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi,
kapabilitas manufaktur, pendanaan projek,
pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual.
Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau
kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan
aliansi, perusahaan dapat saling berbagi kemampuan
transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi
strategis terkait pula dengan konsep seperti koalisi
internasional, jaringan strategis, joint venture.
b. Divestasi
Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah
pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk
finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari
bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah
kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
c. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh
perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi
sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh
pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza
Hut oleh Coca-cola, dan lain-lain.
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Inggris acquisition yang berarti pengambil alihan.
Kata akuisisi aslinya berasal dari bahasa Latin,
59
acquisitio, dari kata kerja acquirere. Kata ini sering
digunakan dalam konteks bisnis.
d. Merger
Penggabungan 2 perusahaan dimana perusahaan
yang memerger mengambil aset perusahaan yang
demerger (paling tidak 50% saham yang demerger
oleh perusahaan).
e. Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan
yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi
untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu
atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan)
seakan – akan entitas – entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau perusahaan satu
perusahaan.
Dari definisi umum di atas, dapat kita tarik suatu
pemahaman bahwa; Laporan Keuangan Konsolidasi
diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain.
Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak
diperlukan.
Artinya jika tidak memiliki hak kendali (control)
yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity)
mandiri, artinya mereka masing-masing akan
membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan
tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau
yang sejenisnya.
60
f. Right Issue
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa
Inggris: Rights Issue) atau disingkat HMETD dalam
pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para
pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam
daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk
menerima penawaran terlebih dahulu apabila
perusahaan sedang menjalani proses emisi atau
pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau
saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka
waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran
dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang
dengan jumlah saham yang mereka miliki secara
proporsional.
g. Reverse Stock
Reverse stock artinya ada penggabungan beberapa
saham menjadi satu saham. Contohnya jika Reverse
stock 1:100, dari 100 saham yang Anda miliki akan
dijadikan menjadi 1 saham dengan nilai yang tidak
berubah. Sebelum reverese stock harga per saham Rp
100, maka setelah reverse stock harganya menjadi Rp
10.000 per saham (100 x 100). Tujuannya biasanya
untuk meningkatkan nilai saham tersebut di mata
investor sehingga kelihatan perusahaan yang mahal.
Dan bisa juga ada ancaman pencopotan dari bursa
efek. Jadi akan ada hal-hal negatif yang terjadi seperti
61
akan banyak orang menjual sahamnya sehingga
membuat harganya akan jatuh.
h. Stock Split
Stock split merupakan salah satu bentuk corporate
action yang dilakukan emiten, dengan cara memecah
jumlah sahamnya (split) menjadi lebih banyak dengan
mengurai harga nominal per lembar. Hal ini akan
secara otomatis juga memecah harga saham, baik
harga nominal dan harga pasar. Perbandingan stock
split pada umumnya, 1 : 2, 1 : 5, 1 : 3 dan sebagainya.
Ilustrasi dari stock split seperti ini, misalkan ;
sebelum split: perusahaan A memiliki 5 juta lembar
saham dengan harga nominal Rp 1.000. Pada saat
perusahaan mengumumkan akan melakukan stock
split 1 : 2, harga saham di market menunjukkan harga
Rp 2.000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki
10 juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga
nominal Rp 500 (Rp 1.000/2) sedangkan harga pasar
menjadi Rp 1.000 (Rp 2.000/2).
i. Private Placement
Putaran pendanaan surat berharga yang dijual
tanpa penawaran umum perdana, biasanya untuk
sejumlah kecil investor swasta yang dipilih.
j. Tender Offer
Tender offer adalah pembelian saham yang
dilakukan oleh satu pihak dengan cara menawarkan
kepada pemegang saham publik yang ada untuk
62
menjual sahamnya pada harga dimana investor
tersebut bersedia membeli saham tersebut. Oleh
karenanya tender offer ini harus diumumkan melalui
media massa terlebih dahulu.
k. Dilusi
Dilusi saham adalah kepemilikan saham di suatu
perusahaan menyusut atau menjadi lebih kecil karena
perusahaan tersebut menerbitkan saham baru.
F. Right Issue
1. Pengertian Right Issue
Right issue adalah penerbitan saham baru perusahaan
yang dijual kepada pemegang saham yang sudah ada
(pemegang saham lama) melalui penawaran umum
terbatas. Right issue adalah suatu bentuk upaya oleh emiten
untuk menambah biaya emisi saham. Penambahan modal
ini dilakukan pasca penawaran umum perdana (IPO). Jika
seorang investor tidak ingin menggunakan hak tersebut,
maka dia dapat menjual hak tersebut, atau dengan kata lain
hak tersebut dapat diperjual belikan, sehingga muncul
periode perdagangan right.40
Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk
memperkuat permodalan suatu perusahaan. Dana dari hasil
right issue dapat digunakan untuk berbagai tujuan misalnya
40 Fakhruddin, Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan,
Edisi 1, Jakarta, Gramedia, 2008, h. 219.
63
retrukturisasi dan lainnya. Bagi pemegang saham, right
issue membuat mereka lebih mudah mempertahankan
proporsi kepemilikan sahamnya dan untuk melindungi dari
nilai saham yang merosot (dilusi). Menurut Husnan (1996)
right issue merupakan kebijakan yang diambil oleh emiten
untuk menghemat biaya emisi serta untuk menambah
jumlah saham yang beredar, sehingga dengan adanya right
issue kapitalisasi pasar saham akan dapat meningkat dalam
presentase yang lebih kecil daripada presentase jumlah
lembar saham yang beredar.41 Right issue merupakan
produk turunan (derivatif) dari saham.
Definisi lain dari right issue yaitu merupakan kegiatan
penawaran umum kepada pemegang saham lama dalam
rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu.
Penawaran umum berarti memberikan tawaran kepada
publik untuk membeli saham, sedangkan makna terbatas
adalah bahwa penawaran umum ditujukan kepada
pemegang saham lama.42
Beberapa tujuan perusahaan mengeluarkan right issue
yaitu untuk menambah modal dari perusahaan, perluasan
investasi atau untuk pembayaran hutang. Saham baru yang
diterbitkan, terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang
41 Widaryanti, Perbedaan antara Sebelum dan Sesuah Pengumuman
Right Issue Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada
Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Fokus Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Juni:
38-46 2006, h. 40. 42 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP AMP
YPKN, Yogyakarta, 2003, h. 103.
64
saham sekarang (existing shareholder) dengan harga yang
biasanya lebih rendah dari harga yang ditawarkan di pasar
dikarenakan para pemegang saham memiliki preemptive
right atau hak memesan efek terlebih dahulu atas saham-
saham barus tersebut.
Harga saham merupakan indikator yang penting untuk
menarik minat pemegang saham lama agar membeli saham
baru, maka harga saham pasca emisi right issue akan lebih
rendah dari harga pasar. Penetapan harga dibawah harga
pasar digunakan untuk menarik minat pemegang saham
lama untuk menggunakan haknya, karena dengan harga
yang rendah kemampuan untuk membeli saham baru
tersebut lebih mudah tercapai. Hal tersebut akan
mendorong meningkatnya permintaan dan harga akan
meningkat. Dengan demikian maka tambahan dana bagi
perusahaan dapat terpenuhi, kemudian dana tersebut
digunakan untuk ekspansi atau perbaikan struktur modal
sehingga kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik di
masa yang akan datang.43
Pada saat perusahaan menawarkan sekuritasnya untuk
dijual kepada para pemegang saham yang sudah ada atau
pada saat terbitnya right issue, perusahaan akan
mengirimkan satu hak untuk setiap lembar saham yang
dipegang oleh investor. Hak tersebut memberikan para
pemegang saham satu pilihan untuk membeli tambahan
43 Syamsul Hadi, Dampak Right Issue Terhadap Return Saham, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbisi, Vol. 3, No. 3, Juni 2009, h. 171.
65
sesuai dengan aturan yang disyaratkan untuk membeli
tambahan saham baru tersebut.44
Alasan biasanya digunakan untuk membenarkan emisi
right adalah agar pemegang saham memiliki hak untuk
mempertahankan presentase haknya atas laba dan hak suara
dalam perusahaan. Jika sejumlah saham baru langsung
dijual kepada para pemegang saham baru makin banyak
hak suara dan laba dalam perusahaan akan beralih kepada
mereka. Juga dikatakan bahwa setiap pemegang saham
yang ada mempunyai hak untuk mempertahankan
presentase kepemilikan kekayaan bersih perusahaan.
Dikarenakan sifatnya sebagai hak dan bukan
kewajiban maka jika investor tidak ingin melaksanakan
haknya, ia dapat menjual hak tersebut. Dengan demikian
terjadilah perdagangan atas right. Right issue
diperdagangkan seperti halnya saham namun perdagangan
right issue mempunyai masa berlaku tertentu.
2. Dampak Right Issue
a. Bagi perusahaan, akan meningkatkan jumlah modal
perusahaan yang nantinya digunakan untuk melakukan
ekspansi usaha, bisa dalam bentuk pembangunan
pabrik, mengakuisisi dan lain sebagainya. Namun ada
perusahaan yang menggunakan aksi ini untuk
membayar hutang perusahaan.
44 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Penerbit Fakultas
Ekonomi, Edisi keempat, 2005, h. 509.
66
b. Bagi investor, pemegang saham yang tidak
melaksanakan haknya untuk membeli saham baru
tersebut, maka kepemilikan saham terhadap
perusahaan akan terdilusi.
3. Manfaat Right Issue
a. Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham
baru pada harga yang telah ditetapkan dengan
menukarkan right yang dimilikinya. Hal ini
memungkinkan investor untuk memperoleh
keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga
yang lebih murah.
b. Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder
sehingga investor dapat menikmati capital gain ketika
harga jual right lebih besar daripada harga belinya.
4. Risiko Memiliki Right Issue
a. Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan
menjadi lebih rendah daripada harga pelaksanaan
maka investor tidak akan mengkonversikan right
tersebut, sementara itu investor akan mengalami
kerugian atas harga beli right.
b. Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder,
sehingga investor dapat mengalami kerugian (capital
loss) ketika harga jual dari right tersebut lebih rendah
daripada harga belinya.
67
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan adanya Right Issue
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu
penerbitan right issue antara lain, waktu, harga, dan rasio.
Bagi para investor informasi waktu penerbitan sangat
penting untuk mengambil suatu keputusan apakah dia akan
melaksanakan haknya membeli right issue atau tidak, sebab
right issue memiliki masa berlaku relatif singkat.45
6. Hal-hal yang berkaitan dengan Right Issue
Faktor yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan
right issue antara lain, waktu, harga, dan rasio. Bagi
investor informasi penerbitan sangat penting untuk
mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan
haknya membeli right atau tidak membelinya. Beberapa hal
penting yang berkaitan dengan right issue.
a. Cum-date adalah tanggal terakhir seorang investor
dapat meregistrasikan sahamnya untuk mendapatkan
hak corporate action.
b. Ex-date adalah tanggal dimana investor sudah tidak
mempunyai hak atas suatu corporate action.
c. DPS-date adalah tanggal dimana daftar pemegang
saham yang berhak akan suatu corporate action.
45 Eky Wijaksono, Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham dan
Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Skripsi UII,
2007, h. 25.
68
d. Tanggal pelaksanaan dan akhir right issue, tanggal
periode right issue tersebut dicatat di bursa dan kapan
berakhirnya.
e. Allotment-date adalah tanggal menentukan jatah
investor yang mendapatkan right issue dan berapa
besar tambahan saham baru akibat right issue.
f. Listing date adalah tanggal dimana penambahan
saham akibat right issue tersebut didaftarkan di bursa
efek.
Harga pelaksanaan, merupakan harga pelaksanaan
yang harus dibayar investor untuk mengkonversi haknya ke
dalam bentuk saham. Umumnya harga pelaksanaan right
issue di bawah harga saham yang berlaku. Hal ini
dimungkinkan sebagai suatu tarikan agar investor mau
membelinya.46
Dengan adanya right issue maka jumlah saham yang
beredar akan bertambah. Konsekuensi penambahan saham
akibat kebijakan penerbitan right issue ini mempengaruhi
kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak
melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini
akan mengalami apa yang dikenal dengan dilusi (dilution)
yaitu penurunan presentase kepemilikan saham.
Menurunnya presentase kepemilikan tersebut
sebanding dengan besarnya perbandingan saham baru
dengan saham lama. Agar dapat mempertahankan
46 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi pertama,
BPFE, Yogyakarta, 1998, h. 75.
69
presentase kepemilikannya, pemegang saham lama
dihadapkan pada suatu keputusan untuk mengexcercise
rightnya atau membeli saham dengan jumlah yang tetap
pada saham biasa, mereka dapat menjual bagian dari saham
biasanya atau melepas beberapa right di pasar sekunder.
Sedang bagi pemegang saham lama itu sendiri, right
issue membuat mereka lebih mudah mempertahankan
proporsi kepemilikan sahamnya dan untuk melindungi dari
nilai saham yang merosot. Jika kebutuhan dana dipenuhi
dengan right issue, maka perubahan presentase hak suara
dalam perusahaan tidak terjadi.
Umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya
right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang
timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan
rasio penerbitan right issue tersebut. Harga saham
perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan
mengalami penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena
harga pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah daripada
harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan
naik dalam presentase yang lebih kecil daripada naiknya
presentase jumlah saham yang beredar.47
47 Syamsul Hadi, Dampak Right Issue Terhadap Return Saham, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbisi, Vol. 3, No. 3, Juni 2009, h. 170.
70
7. Alasan Perusahaan Mengeluarkan Right Issue
Menurut Ghozali dan Solichin, alasan perusahaan
untuk mengeluarkan right issue, antara lain:48
a. Dapat mengurangi biaya karena right issue biasanya
tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter).
b. Right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan
yang ada akan bertambah sehingga diharapkan akan
meningkatkan frekuensi perdagangan atau yang
berarti menginkatkan likuiditas saham.
8. Right Issue dalam Pandangan Syariah
Praktik perdagangan saham saat ini telah bergeser jauh
dari ide awalnya yang mulia. Bermain saham saat ini dapat
dikatakan mirip dengan penjudian. Alasannya karena
adanya saham syariah yang disetujui oleh kalangan MUI
atau mengajukan argumen bahwa dalam saham kita harus
menggunakan rasio dan sejumlah analisis yang sistematis
berdasarkan faktor-faktor riil seperti: financial statement
(pemberitahuan keuangan), public expose (pemberitahuan
kepada umum), rumors (isu), news (berita), dan lainnya.
Salah satu praktek jual beli atau perdagangan saham
yang dapat dilakukan adalah melalui right issue. Right
issue merupakan turunan (derivatif) dari saham berbentuk
surat berharga selain warrant dan convertible bonds. Right
48 Ghozali dan Solichin, Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Reaksi Pasar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.
10, No.1 Maret, 100-114, 2003.
71
issue (penawaran umum terbatas) yaitu suatu hak memesan
efek terlebih dahulu yang diberikan kepada pemegang
saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
oleh emiten. Penawaran umum artinya memberikan
tawaran kepada publik untuk membeli saham, sedangkan
terbatas penawaran umumnya ditujukan kepada pemegang
saham yang ada di Bursa Efek Indonesia hanya saja
penawaran difokuskan kepada pemegang saham lama
tersebut, melalui penerbitan right issue di Bursa Efek
Indonesia.
Penawaran ini dimaksudkan untuk menghemat biaya
emisi, perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru
ditawarkan kepada publik tapi umumnya perusahaan harus
menggunakan jasa lembaga penjamin atau underwriter
(yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku
terjual semua, atau menawarkan saham baru dengan harga
yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Namun hal ini
akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya dan
kerugian yaitu harus membayar fee kepada pihak penjamin,
distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.
Untuk itu alternatifnya agar perusahaan tidak mengalami
kerugian adalah dengan melakukan penawaran umum
terbatas kepada pemegang saham lama untuk memesan
efek.
Karena merupakan hak, maka pemodal tidak harus
menggunakan hak tersebut, pemodal dapat menjualnya
kepada pihak lain. Dengan akibat, pemodal akan
72
mengalami penurunan presentase kepemilikan atas saham
di perusahaan. Namun dia tidak akan merasa rugi karena
nilai saham lama akan tetap jumlahnya yang berkurang
hanya persentase dari 100 % menjadi 90 %.
Hak penawaran pertama yang diberikan emiten kepada
pemegang saham lama menurut hukum Islam disebut
dengan hak presemption atau hak syuf’ah yaitu hak untuk
menawar pertama kali. Di right issue hak menawar pertama
kali diberikan kepada pemegang saham lama dari emiten
untuk memesan efek, jika penawaran pertama ini ditolak
atau diabaikan maka emiten akan menawarkan kepada
pihak lain setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang
saham lama. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kecurangan atau kesalahpahaman nantinya. Namun apabila
emiten tidak melakukan penawaran pertama kali kepada
pemegang saham lama, maka dia berhak menuntut.
Secara bahasa syuf’ah terambil dari kata asy-syaf’u
yaitu sepasang antara syafi (pemilik hak beli yang pertama)
dengan syuf’ah, menggabungkan sesuatu yang ia beli
dengan miliknya yang sebelumnya hanya satu. Syuf’ah
disyariatkan berdasarkan hadis-hadis sahih. Syuf’ah
disyariatkan Allah SWT untuk mencegah terjadinya
kerugian yang berkaitan dengan kepemilikan bersama.49
Dalam istilah para ahli fiqih, syuf’ah adalah berhaknya
seseorang untuk mengambil bagian mitra kongsinya dari
49 Saleh Al-Fauzan, Fiqh Sehari-hari, Jakarta, Gema Insani, 2005, h.
459
73
orang yang telah membelinya dengan ganti harta. Maka,
pemilik hak membeli pertama (syafi’) mengambil bagian
mitra kongsinya yang telah terjual, dengan harga yang
ditetapkan dalam akad.
Ibnu Qayyim berkata, “Seseorang yang berkongsi
dengan orang lain diharamkan menjual bagiannya sebelum
diberi izin oleh mitra kongsinya. Jika ia menjual bagiannya
tanpa seizin mitra kongsinya, maka mitra kongsinya
tersebut lebih berhak terhadap barang tersebut. Dan jika ia
diizinkan untuk menjualnya kepada orang lain dan berkata,
’Saya tidak punya keperluan terhadap bagian itu’, maka ia
tidak bisa menuntutnya setelah dijual”. Inilah yang
ditetapkan oleh hukum syara’, dan sama sekali tidak ada
perbedaan di antara ulama tentang hal ini. Dan, inilah
kebenaran yang disepakati.50 Jadi dapat disimpulkan
bahwa seseorang tidak boleh menjual sesuatu yang ia
kongsikan sebelum ia menawarkan terlebih dahulu kepada
mitra kongsinya.
Hukum dari syuf’ah adalah boleh atau mubah. Dasar
hukum dari kebolehannya terdapat dalam beberapa hadits
Nabi diantaranya ahli dari Jabir dalam periwayatan yang
muttafaq’alaih:
50 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
Jakarta, Kencana, 2012, h. 460.
74
ل فعة فى آ
م بالش
يه و سل
ى هللا عل
ى رسول هللا صل
ض عن جابر ق
فعة
ش
ال
رق ف
ت الط
ف حدود وصر
عت ال
وق
إذا
م يقسم ,ف
ل ما
Rasulullah SAW, telah menetapkan syuf’ah dalam
setiap yang belum terbagi. Bila telah terdapat batas atau
terbentang jalan, tidak ada lagi syuf’ah.
Ketentuan yang berlaku dalam syuf’ah ialah:
a. Obyek syuf’ah itu adalah dalam bentuk harta tak
bergerak seperti rumah, tanah dan lainya.
b. Obyek syuf’ah dengan adanya hak syuf’ah itu telah
keluar dari kepemilikan yang punya dengan
penggantian.
c. Orang yang diberi hak syuf’ah mitra terhadap obyek
syuf’ah.
d. Orang yang diberi hak syuf’ah harus menuntut haknya
untuk syuf’ah segera mengetahui bahwa obyek syuf’ah
akan di jual.
Berdasarkan pengertian dan penjelasan tentang hak
syuf’ah mempunyai persamaan dengan aplikasi right issue
dalam jual beli saham yaitu melakukan penawaran pertama
kali. Ditinjau dari hukum Islam aplikasi right issue sudah
sesuai dengan syara’ dengan diterapkannya hak syuf’ah
dalam praktek jual beli saham tersebut. Dengan tujuan
untuk menghilangkan kerugian diantara kedua belah pihak
dalam kongsian (syirkah). Dan hak syuf’ah ini merupakan
75
salah satu wujud dari besarnya keadilan dan agungnya
kebaikan dari hukum-hukum yang sesuai dengan akal,
fitrah, dan maslahat umat Islam.
Aplikasi right Issue termasuk dalam transaksi jual beli
berdasarkan hukum Islam. Dalam hukum Islam jual beli
harus terpenuhi rukun dan syarat sah jual beli. Adapun
rukun jual beli yang pertama adalah adanya pelaku
transaksi yaitu penjual dan pembeli. Penjual dalam hal ini
adalah pihak emiten yang menerbitkan saham, dan itu
terjadi di pasar perdana. Sedangkan pada pasar sekunder
penjual adalah investor yang telah membeli hak atau saham
tersebut di pasar perdana.
Pada pasar perdana pembeli adalah investor yang
mengeluarkan uangnya untuk membeli sertifikat bukti
right issue dari emiten. Sedangkan dalam pasar sekunder
pembeli adalah investor yang melakukan jual beli dengan
investor lain. Setelah surat berharga atau efek (saham)
dijual di pasar perdana maka tahap selanjutnya akan terjadi
transaksi jual beli di pasar sekunder. Sebab apabila ditinjau
dari sudut investor pasar sekunder dapat menjamin
likuiditas efek (saham dan sertifikat bukti right issue)
karena investor dapat membeli kembali sekuritas untuk
mendapatkan uang tunai.
Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, pasar
sekunder merupakan wadah untuk menghimpun para
investor tidak akan membeli efek-efek di pasar perdana.
Hal ini berarti bahwa pasar perdana membutuhkan pasar
76
sekuritas di dalam menambah sekuritas untuk
diperdagangkan. Jika diperdagangkan dengan seksama
baik dari penjual dan pembeli yang dilakukan tidak ada
penyimpangan sama sekali.
Rukun jual beli yang kedua obyek transaksi, di sini
sudah jelas bahwa yang diperjualbelikan adalah sertifikat
bukti right issue dan saham. Syarat obyek yang akan
diperjual belikan harus jelas dan terukur terkait dengan
modal atau harga, berapa harga barangnya, berapa uang
mukanya dan berapa lama sampai pembayaran terakhir.
Syarat yang berhubungan dengan barang (obyeknya) harus
jelas jenis, cirinya, kualitas dan kuantitas barang.
Berdasarkan harga saham, harga yang ditawarkan melalui
right issue lebih rendah dari harga pasar modal. Ini akan
berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham di
pasaran. Hal ini dimaksudkan untuk menarik para investor
untuk mau membeli.
Rukun yang ketiga yaitu sighat atau ijab qabul dari
right issue adalah akad jual beli yang berbentuk as-salam
(pesanan). Apabila dilihat dari kinerjanya yaitu
perkongsian maka akad yang digunakan adalah syirkah
atau al-musyarakah yang berbentuk syirkah ’inan karena
konsep perdagangan saham menurut prinsip ekonomi Islam
memiliki persamaan dengan konsep syirkah yaitu akad
kerja sama antar kedua belah pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan. Menurut hukum
77
Islam tidak ada yang salah mengenai obyek transaksi, harga
barang, waktu pembayaran, penyerahan barang dan untung
ruginya.
Rukun yang keempat yaitu alat tukar pembayaran, alat
tukar yang digunakan adalah uang untuk pembeli dan
penjualan. Dengan demikian, maka aplikasi right issue
dalam jual beli saham maupun sertifikat bukti right issue
sudah sesuai dengan syara’ karena sudah terpenuhinya
rukun dan syarat dalam jual beli ditambah lagi dalam
aplikasi right issue juga sudah menerapkan hak syuf’ah.
Jadi, ditinjau dari hukum Islam aplikasi right issue
sudah dapat diterapkan dalam perdagangan saham di Bursa
Efek Indonesia. Hanya saja bagi para pelaku investor harus
lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi.
G. Harga Saham
1. Pengertian Harga Saham
Menurut Buku Paduan Investasi di Pasar Modal
Indonesia, saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham
memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.51 Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
51 Badan Pengawas Pasar Modal, 2003, Buku Paduan Investasi di
Pasar Modal Indonesia, PT UFJ Institute Jakarta, h. 57.
78
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan dipasar modal.52
Menurut Maurice Kendall, harga saham tidak bisa
diprediksi atau mempunyai pola tidak tentu, ia bergerak
mengikuti random walk sehingga pemodal harus puas
dengan normal return dengan tingkat keuntungan yang
diberikan oleh mekanisme pasar.53 Abnormal return hanya
mungkin terjadi bila ada sesuatu yang salah dalam efisiensi
pasar, keuntungan abnormal hanya bisa diperoleh dari
permainan yang tidak fair.
Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk
menentukan harga saham, yaitu:54
a. Analisis teknikal (technical analysis), yaitu
menentukan harga saham dengan menggunakan data
pasar dari saham, misalnya harga saham, volume
transaksi saham, dan indeks pasar.
b. Analisis fundamental (fundamental analysis) atau
analisis perusahaan (company analysis), yaitu
menentukan harga saham dengan menggunakan data
fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan
perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar,
52 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi kedua,
BPFE, Yogyakarta, 2000, h. 8. 53 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
di Pasar Modal, Edisi pertama, UPP AMP YKPN Yoryakarta, 1994. 54 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketiga,
BPFE, Yogyakarta, 2003, h. 325.
79
penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan serta
kondisi industri perusahaan.
Jika terjadi perbaikan prestasi kondisi fundamental
perusahaan (kinerja keuangan dan operasional
perusahaan), biasanya diikuti dengan kenaikan harga
saham di lantai bursa. Hal ini disebabkan karena investor
mempunyai ekspektasi yang lebih besar dalam jangka
panjang. Informasi tentang perbaikan atau penurunan
prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan
dikeluarkan.
Aksi korporasi seperti pembagian deviden, stock split,
right issue, dan lain-lain akan mempengaruhi juga
pergerakan harga saham. Di samping itu, faktor lain yang
mempengaruhi pergerakan harga saham adalah faktor
makro ekonomi, politik, keamanan, sentimen pasar,
pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau kejadian
lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten
tersebut.55
2. Tingkat Keuntungan Saham (return saham)
Return saham merupakan kelebihan harga jual saham
di atas harga belinya. Semakin tinggi harga jual saham di
atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang
diperoleh investor. Apabila seorang investor menginginkan
return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung
55 Sugeng Wahyudi, Pengukuran Return Saham, Jurnal Ekonomi,
Suara Merdeka, 2003, h. 27.
80
risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya bila
menginginkan return rendah maka risiko yang akan
ditanggung juga rendah.56
Para pemodal tentunya termotivasi untuk melakukan
investasi pada suatu instrumen yang diinginkan dengan
harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang
sesuai. Return saham (tingkat keuntungan) adalah tingkat
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan yang dapat
dinikmati dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak mau
repot-repot melakukan investasi yang pada akhirnya tidak
ada hasilnya. Jadi, jelas setiap investasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang punya tujuan utama yaitu
mendapatkan keuntungan yang disebut return baik secara
langsung maupun tidak langsung.57
Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor
dari investasi. Return dapat berupa return realisasi ataupun
return ekspektasi. Return realisasi (realized return)
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
56 Desi Arista, 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Return Saham (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI
periode tahun 2005-2009), Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, vol.
3 No. 1 Mei 2012 57 Ang 1997, dalam Widaryanti, Perbedaan Antara Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue terhadap Abnormal Return dan Trading
Volume Activity pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Fokus
Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Juni: 38-46, 2006, h, 40.
81
perusahaan serta sebagai dasar penentu return ekspektasi
(expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan
datang.
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa yang akan datang, jadi
sifatnya belum terjadi. Perhitungan return ekspektasi
dengan model pasar dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a. Dengan membentuk model ekspektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi.
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk
mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan
menggunakan teknik regresi dengan persamaan regresi
antara return realisasi dengan IHSG.58
Kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah
satu cara untuk alat pengukur efisinesi perusahaan. Jika
harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai
perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang,
maka kenaikan harga saham dapat dianggap sebagai
indikasi perusahaan yang efisien.59
58 Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan, Edisi kedua, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2008, h. 69. 59 D.B. Adenso dan Fernando Gascon, Linking and weighting
Efficiency Estimates with Stock Performance in Banking Firms, Financial
Institutions Center, The Wharton School, University of Pennsylvania, 1997.
82
3. Hal-hal yang berpengaruh pada tingkat pergerakan harga
saham
a. Proyeksi laba per lembar saham.
b. Tingkat risiko dari proyeksi laba.
c. Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas.
d. Kebijakan pembagian deviden.
e. Kendala eksternal, seperti kegiatan perekonomian
pada umumnya.
f. Pajak dan keadaan bursa.
g. Kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar.
h. Kemampuan investor dalam menganalisis investasi
saham.
H. Pengaruh Right Issue terhadap Return Saham
Penerbitan right issue adalah untuk menarik minat
investor lama untuk membeli saham yang ditawarkan.
Pengumuman right issue akan menimbulkan perubahan harga
saham turun. Penurunan harga ini utamanya disebabkan oleh
harga saham baru ditawarkan lebih rendah dari pada harga
pasar. Reaksi pasar biasanya diukur dengan menggunakan
return sebagai nilai perubahan harga saham atau dengan
menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang
mengandung kandungan informasi akan memberikan
pengaruh terhadap return.60
60 Syamsul Hadi, Dampak Right Issue Terhadap Return Saham, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbisi, Vol. 3, No. 2, Juni 2009, h. 172.
83
I. Hubungan yang diharapkan dari Return saham terhadap
Right Issue
Tujuan pengumuman right issue adalah untuk menarik
minat investor untuk membeli saham yang ditawarkan.
Pengumuman right issue tentu saja akan menimbulkan
perubahan harga naik maupun turun. Investor dalam
melakukan investasinya mengharapkan return yang tinggi,
akan tetapi realisasinya belum tentu sesuai dengan harapan
investor tersebut. Dengan adanya right issue maka harga
saham menjadi lebih rendah (murah), sehingga investor akan
memanfaatkan peristiwa tersebut untuk membeli saham guna
meningkatkan investasinya. Secara tidak langsung investor
berharap besar terhadap saham yang dibelinya untuk
mendapatkan return yang besar pula.61
J. Teori yang berhubungan dengan Informasi
Terdapat beberapa teori yang relevan untuk menjelaskan
hubungan antara kandungan informasi dari berbagai corporate
action dengan perkembagan harga dan risiko saham di pasar
modal.62 Diantaranya sebagai berikut:
1. Signaling theory
Asumsi utama dalam teori ini adalah bahwa manajer
memiliki informasi yang akurat tentang nilai perusahaan
61 Syamsul Hadi, Dampak Right Issue Terhadap Return Saham, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbisi, Vol. 3, No. 2, Juni 2009, h. 175. 62 Brigham, Gapenski, Daves, 1996 dalam Rahayu, Analisis Dampak
Pengumuman Right Issue Terhadap Return dan Risiko Saham Berdasarkan
Tujuan Penggunaan Dana, Skripsi USM, 2010, h. 36.
84
yang tidak diketahui oleh investor luar dan manajer adalah
orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang
diharapkannya. Maksudnya adalah manajer umumnya
memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat
daripada pihak luar perusahaan (investor) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Teori sinyal mengindikasikan bahwa pengumuman
dalam hal ini adalah right issue dianggap sebagai suatu
sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi nilai saham
mereka. Dengan adanya sinyal perusahaan menyebabkan
investor melakukan antisipasi untuk menentukan investasi
yang tepat.
Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak
secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang
diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi
perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan
suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya
kejadian tertentu yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan
risiko saham yang terjadi sebagai implikasinya.
Pengumuman perusahaan untuk menambah jumlah lembar
sahan baru yang beredar (right issue) akan direspon oleh
pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya
informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer
selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan.
85
2. Asimetri informasi
Asimetri informasi sebagai informasi privat hanya
dimiliki investor yang memperoleh informasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada investor mempunyai
informasi dan ada investor yang tidak mempunyai
informasi. Asimetri informasi dapat berada di pasar modal
yang mungkin akan mengakibatkan kerugian peruahaan
yang menerbitkan saham (emiten). Agar asimetri
informasi ini berkurang, perusahaan emiten harus bersedia
memberikan informasi yang dimiliki. Informasi privat ini
dapat dipublikasikan kepada masyarakat dengan
pengumuman dan bagi investor yang memiliki informasi
privat akan memanfaatkannya.
Bagi investor yang memiliki informasi privat akan
berspekulasi, sedangkan yang tidak memiliki informasi
privat akan berusaha memperoleh dengan cara melakukan
pegamatan melalui perubahan harga saham yang terjadi
karena adanya refleksi atas informasi dari investor yang
mempunyai privat.
Insider trading merupakan perdagangan sekuritas
yang dilakukan oleh corporate insider dan berkaitan erat
dengan asimetri informasi. Corporate insider merupakan
pejabat perusahaan, pihak manajemen, para direksi
maupun pemegang saham mayoritas yang mempunyai
informasi privat.
86
K. Studi Peristiwa
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi dari suatu pengumuman dalam hal ini
right issue yang berupa reaksi dan dapat digunakan untuk
menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengumuman right issue mengandung informasi bila
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan
harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga
atau dengan abnormal return. Jika suatu pengumuman
mengandung informasi maka akan terjadi perubahan yang
berarti sesudah tanggal pengumuman pada return atau
abnormal return. Hal ini juga terjadi sebaliknya, yaitu jika
suatu pengumuman tidak mengandung informasi maka tidak
akan terjadi perubahan setelah tanggal pengumuman return
pada return atau abnormal return.63 Tiga hipotesis yang
muncul dari perilaku return atau harga saham di sekitar
tanggal pengumuman right issue.64
63 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi ke-6, BPFE,
Yogyakarta, 2009, 536-537. 64 Arif Budiarto dan Zaki Baridwan (1999) Pengaruh Pengumuman
Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek
Jakarta Periode 1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. dalam Hadri
Kusuma dan Fitri Wulandari, 2003, h. 398.
87
1. Hipotesis Price Pressure
Dalam hipotesis ini diasumsikan bahwa dengan
adanya sinyal informasi right issue, harga saham akan
jatuh secara permanen untuk jangka waktu tertentu setelah
pengumuman, karena investor menyerap informasi yang
buruk dari sinyal tersebut. Setelah jangka waktu tertentu,
harga saham akan cenderung naik ke posisi semula.
2. Hipotesis Kandungan Informasi
Dalam hipotesis ini diasumsikan bahwa informasi
right issue mempunyai kandungan informasi yang dapat
mempengaruhi preferensi investor dalam pengambilan
keputusan investasi, maka semestinya terjadi perbedaan
dalam harga saham sebelum dan sesudah pengumuman.
Jika kandungan informasi right issue direspon negatif
maka akan menyebabkan perbedaan dalam harga atau
return saham sebelum dan sesudah pengumuman yang
menunjukkan perbedaan negatif dan juga sebaliknya.
3. Hipotesis Short Telling
Hipotesis ini mengasumsikan bahwa harga saham
akan turun dengan segera sebelum hari pengumuman
karena para spekulator berusaha untuk menaikkan
penjualan saham secara besar-besaran karena mereka
percaya bahwa harga saham setelah pengumuman akan
turun, sehingga reaki mereka akan menekan harga saham
untuk turun sebelum pengumuman. Di samping itu juga
diasumsikan bahwa penurunan harga tersebut temporer.
88
L. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh
pengumuman right issue terhadap return saham pada
perusahaan yang terdapat di Jakarta Islamic Indeks periode
Juni 2015 hingga Mei 2018 yang mana digunakan uji beda dua
rata-rata sebelum dan sesudah pengumuman right issue,
apakah terdapat perbedaan yang lebih baik atau sebelumnya.
Dan untuk melihat bagaimana reaksi pasar atau reaksi investor
dianalisis melihat hasil perbedaan rata-rata sebelum dan
sesudah pengumuman. Dimana right issue merupakan salah
satu alternatif perusahaan untuk mendapatkan dana segar yaitu
dengan menawarkan saham baru pada investor melalui pasar
modal.
Pada penelitian ini, data yang diperoleh diuji normalitas
terlebih dahulu pada setiap variabelnya apabila datanya
normal digunakan uji paired t sample, dan apabila datanya
tidak normal maka digunakan uji wilcoxon rank. Untuk lebih
jelasnya akan digambarkan berupa kerangka pemikiran pada
tabel di bawah ini.
89
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir
Reaksi Pasar
Average Abnormal return
Data tidak normal
Uji wilcoxon signed rank
test
Data normal
Uji paired sample t-test
Kesimpulan
Return saham sebelum dan
sesudah pengumuman Right Issue
Uji Normalitas
Pengumuman daftar
Perusahaan Jakarta Islamic
Indeks (JII)
Pengumuman Right Issue
periode 2015 hingga Mei 2018
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Uji wilcoxon signed
rank test
Uji Paired sample t-test
90
M. Hipotesis
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka
hipotesis yang diajukan untuk menganalisis pengaruh right
issue, yaitu:
1. Hipotesis untuk menganalisis right issue terhadap return
saham
Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata return saham sebelum pengumuman right issue
dan rata-rata return saham sesudah pengumuman
right issue.
Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
return saham sebelum pengumuman right issue dan
rata-rata return saham sesudah pengumuman right
issue.
2. Hipotesis untuk menganalisis reaksi pasar terhadap
pengumuman right issue
Ho: tidak terdapat reaksi pasar yang signifikan sebelum
dan sesudah pengumuman right issue
Ha: terdapat reaksi pasar yang signifikan sebelum dan
sesudah pengumuman right issue
91
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini lebih terfokus pada pengumuman right
issue yang dikeluarkan oleh perusahaan (emiten) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode terutama pengaruhnya
terhadap return saham pada perusahaan perusahaan go
public yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks. Penelitian
ini dilakukan karena pengumuman right issue merupakan
salah satu informasi yang mempunyai kandungan nilai
ekonomis bagi pasar. Penelitian ini dilakukan selama 10
hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman right issue dan 5
hari setelah pengumuman right issue. Jangka waktu ini
dipilih karena untuk mendapatkan informasi yang lebih
lengkap.
B. Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian dirancang melalui langkah-langkah
penelitian dari mulai operasional variabel, penentuan jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data atau survei,
model penelitian diakhiri dengan merancang analisis data
dan pengujian hipotesis.
Dalam melakukan penelitian dibutuhkan adanya suatu
metode, cara atau taktik sebagai langkah-langkah yang
92
harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam memecahkan
suatu permasalahan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun
metode yang penulis gunakan dalam penelitian adalah
deskripti kuantitatif. Metode penelitian dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.1
Dengan metode ini penulis bermaksud mengumpulkan
data historis dan mengamati secara saksama mengenai
aspek aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti oleh penulis sehingga akan memperoleh
data-data yang dapat mendukung penyusunan laporan
penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian
diproses dan dianalisi lebih lanjut dengan dasar teori yang
telah dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai
objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan mengenai
masalah yang diteliti.
1. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu
sesutu yang merupakan inti dari problematika
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2012, h.5.
93
penelitian.2 Subjek penelitian adalah benda, hal,
atau orang tempat data untuk variabel penelitian.3
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah
pengaruh right issue terhadap return saham pada
perusahaan di Jakarta Islamic Indeks. Sedangkan
untuk subjek penelitiannya adalah harga saham pada
perusahaan yang masuk Jakarta Islamic Indeks dalam
periode penelitian yang telah ditentukan yaitu dari
periode Juni 2015 hingga Mei 2018.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis
dalam penyusunan skripsi ini adalah pendekatan
deskriptif dan pendekatan komparatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
lainnya (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri
sendiri, bukan variabel independen, karena kalau
variabel independen selalu dipasangkan dengan
variabel dependen).4
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta, Rineka Cipta, 2005, h. 29. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta, Rineka Cipta, 2005, h. 116. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2015, h. 53.
94
Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif akan
digunakan menggunakan ukuran kuantitatif yang
berbentuk deskripsi statistik dari rata-rata return
saham dan pengaruhnya bagi investor serta dari teori-
teori yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Sedangkan pendekatan komparatif adalah
penelitian yang bersifat memabndingkan. Pendekatan
komparatif dalam penelitian ini yaitu dengan
membandingkan suatu variabel dalam hal ini studi
peristiwa, yaitu penelitian return saham dengan
menghitung harga saham sebelum dan sesudah
pengumuman kebijakan right issue selama periode
penelitian untuk mendapatkan rata-rata return saham.
3. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah
penelitian. Penelitian ini pada dasarnya adalah
melakukan pengukuran terhadap fenomena-fenomena
sosial, maka dalam penelitian ini harus ada alat yang
tepat. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Instrumen yang digunakan adalah dengan
menggunakan pengumpulan data atau indikator
yang dibutuhkan yaitu dengan pengumpulan dari
perusahaan-perusahaan yang menjadi objek
penelitian.
95
b. Indikator-indikator untuk variabel tersebut
kemudian dijabarkan oleh penulis menjadi
sejumlah pernyataan sehingga diperoleh data
deskriptif.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.5 Dalam
penelitian ini, penulis melakukan pengukuran terhadap
keberadaan suatu variabel dengan menggunakan
instrumen peneltian. Setelah itu penulis melanjutkan
analisis untuk mencari suatu pengaruh suatu variabel
dengan variabel lain. berdasarkan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:6
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predicator, antecedent. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2012, h. 59. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2010, h. 30.
96
ini yang menjadi variabel bebas (independent
variable) adalah pengumuman right issue (X1) dan
harga saham (X2).
b. Variabel Terikat ( Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas sesuai
dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan
menjadi variabel terikat (dependent variable)
adalah return saham (Y).
2. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk
menjabarkan variabel penelitian menjadi konsep,
dimensi, indikator, dan ukuran yang diarahkan untuk
memperoleh nilai variabel lainnya. Di samping itu,
tujuannya adalah untuk memudahkan pengertian dan
menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian ini.
Tabel 3.1: Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator
Skala
Pengukuran
Pengumuman
Right Issue
(X1)
Pengumuman
right issue
adalah salah
satu jenis
corporate
action yang
menyebabkan
investor
mengambil
suatu
keputusan.
Pengumuman
right issue
pada periode
penelitian,
yaitu periode
Juni 2015 –
periode Mei
2018.
Announcement
date
pengumuman
right issue.
Nominal
97
Harga saham
(X2)
Harga saham
adalah nilai
saham yang
telah
ditentukan,
baik untuk
nilai jual
maupun nilai
beli.
Historical
data harga
saham
selama
periode
penelitian
yaitu periode
Juni 2015 –
periode Mei
2018
Harga saham
lima hari
sebelum dan
lima hari
sesudah
pengumuman
right issue.
Rasio
Return
Saham
(Y)
Return
Saham adalah
kelebihan
harga jual
saham di atas
harga
belinya.
Semakin
tinggi harga
jual saham di
atas harga
belinya, maka
semakin
tinggi pula
return yang
diperoleh
Semakin
tinggil return
saham jadi
pengumuman
right issue
berpengaruh
positif.
Pengaruh right
issue untuk
investor
Rasio
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
masuk daftar Jakarta Islamic Indeks dan menerbitkan right
issue selama periode penelitian selama Juni 2015 hingga
Mei 2018. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian,
98
digunakan sebagai sumber data yang mewakili
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.7
Metode penentuan sampel menggunakan perwakilan
dari suatu populasi dimana sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik dari suatu populasi. Metode yang
digunakan untuk menentukan sampel adalah Purposive
Sampling. Purposive Sampling adalah pemilihan sampel
yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
tertentu atau tidak dipilih secara acak (non-probabilitas)
dan dapat dianggap mewakili populasinya. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang mengeluarkan
kebijakan right issue dan terdaftar di Jakarta Islamic Indeks
pada periode Juni 2013 hingga periode Mei 2018.
Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengambil
sampel adalah:
1. Perusahaan yang menerbitkan right issue dan terdaftar
di Jakarta Islamic Indeks pada periode Juni 2015
hingga Mei 2018.
2. Tanggal pengumuman right issue dilaporkan dan
tercatat di JSX Statistic dan Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI).
3. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data
lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini.
Perusahaan yang melakukan right issue selama periode
Juni 2015 hingga periode Mei 2018 sebanyak 94
7 Subana dkk, Statistik Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia, 2000, h.
24.
99
perusahaan dan yang masuk daftar Perusahaan Jakarta
Islamic Indeks sebangak 41 perusahaan. Tahap
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu:
1. Melakukan penyeleksian pada perusahaan yang
menerbitkan right issue di Bursa Efek Indonesia pada
periode Juni 2015 hingga periode Mei 2018 yaitu
sebanyak 94 perusahaan yang menerbitkan right issue.
2. Melakukan penyeleksian terutama perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Indeks selama periode Juni
2015 hingga periode Mei 2018 terdapat 41 perusahaan
yang masuk daftar JII.
3. Terdapat 7 perusahaan yang menerbitkan right issue
dan pada periode penerbitan tersebut masuk juga
dalam daftar perusahaan JII sehingga perusahaan
tersebut yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Data yang menyajikan perusahaan yang masuk daftar
Jakarta Islamic Indeks selama periode penelitian yaitu pada
periode Juni 2015 hingga Mei 2018 terlampir.
Data yang menyajikan jumlah perusahaan yang
melakukan kebijakan right issue selama periode penelitian
Juni 2015 hingga periode Mei 2018, sebagai berikut:
100
Tabel 3.2: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan
Right Issue Periode 2015
No Kode Nama Perusahaan Announcement
Date
1 MAYA PT Bank Mayapada Internasional
Tbk 2 Januari 2015
2 RELI PT Reliance Securities Tbk 28 April 2015
3 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk 11 Mei 2015
4 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 15 Juni 2015
5 CENT PT Centratama Telekomunikasi
Indonesia Tbk 16 Juni 2015
6 INPP PT Indonesian Paradise Property
Tbk 16 Juni 2015
7 AHAP PT Asuransi Harta Aman Pratama
Tbk 17 Juni 2015
8 AGRO PT Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk 22 Juni 2015
9 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai
Tbk 30 Juni 2015
10 HDFA PR Radana Bhaskara Finance Tbk 2 Juli 2015
12 MAYA PT Bank Mayapada Internasional
Tbk
14 September
2015
13 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk 25 September
2015
14 BABP PT Bank MNC Internasional 29 September
2015
15 BCAP PT MNC Kapital Indonesia Tbk 29 September
2015
16 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 12 Oktober 2015
17 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk 12 Oktober 2015
18 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk 3 November
2015
19 AGRS PT Bank Agris Tbk 11 Desember
2015
20 BACA PT Bank Capital Indonesia Tbk 22 Desember
2015
Sumber: KSEI Pengumuman periode Januari 2015 hingga
periode Desember 2015
101
Tabel 3.3: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan
Right Issue Periode 2016
No Kode Nama Perusahaan Announcement
Date
1 GSMF PT Equity Development
Investment Tbk
2 Februari
2016
2 SIPD PT Sierad Produce Tbk 1 April 2016
3 BSIM PT Bank Sinarmas Tbk 2 Mei 2016
4 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 9 Mei 2016
5 EXCL PT XL Axiata Tbk 20 Mei 2016
6 BNLI PT Bank Permata Tbk 24 Mei 2016
7 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana
Tbk 31 Mei 2016
8 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 Juni 2016
9 ACST PT Acset Indonusa 7 Juni 2016
10 RMBA PT Bentoel Internasional
Investama Tbk 8 Juni 2016
11 MCOR PT Bank Windu Kentjana
Internasional Tbk 28 Juni 2016
12 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 29 Juni 2016
13 BHIT PT MNC Investama Tbk 30 Juni 2016
14 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk 1 Juli 2016
15 BEKS PT Bank Pundi Indonesia Tbk 3 Agustus 2016
16 POOL PT POOL Advista Indonesia
Tbk 9 Agustus 2016
17 BTEK PT Bumi Teknokultura
Unggul Tbk
7 September
2016
18 BRNA PT Berlina Tbk 19 September
2016
19 BABP PT Bank MNC Internasional
Tbk
28 September
2016
20 BMAS PT Bank Maspion Indonesia
Tbk 4 Oktober 2016
21 APIC PT Pacific Strategic Financial
Tbk 6 Oktober 2016
22 SRAJ PT Sejahteraraya Anugrahjaya
Tbk
28 Oktober
2016
102
23 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 3 November
2016
24 MAYA PT Bank Mayapada
Intenasional Tbk
9 November
2016
25 KRAS PT Krakatau Steel Tbk 15 November
2016
26 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk 23 November
2016
27 SILO PT Siloam Internasional
Hospitals Tbk
24 November
2016
28 INPC PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk
28 November
2016
29 BEKS PT Bank Pundi Indonesia Tbk 29 November
2016
30 PTPP PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk
29 November
2016
31 AGRO PT Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk
30 November
2016
32 CENT
PT Centratama
Telekomunikasi Indonesia
Tbk
29 Desember
2016
Sumber: KSEI Pengumuman periode Januari 2016 hingga
periode Desember 2016
Tabel 3.4: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan
Right Issue Periode 2017
No Kode Nama Perusahaan Announcement
Date
1 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 4 Januari 2017
2 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 8 Februari
2017
3 PSKT PT Red Planet Indonesia Tbk 8 Februari
2017
4 BULL PT Buana Listya Tama Tbk 23 Februari
2017
5 POOL PT Pool Advista Indonesia
Tbk 3 Maret 2017
103
6 RIMO PT Rimo International Lestari
Tbk 6 Maret 2017
7 BPFI PT Batavia Prosperindo
Finance Tbk 8 Maret 2017
8 PPRO PT PP Properti Tbk 29 Maret 2017
9 BKSL PT Sentul City Tbk 29 Maret 2017
10 BNLI PT Bank Permata Tbk 12 Mei 2017
11 INTA PT Intraco Penta Tbk 31 Mei 2017
12 SDRA PT Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 Tbk 9 Juni 2017
13 AGRO PT Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk 16 Juni 2017
14 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk 4 Juli 2017
15 LEAD PT Logindo Samudramakmur
Tbk 4 Juli 2017
16 BUMI PT Bumi Resources Tbk 5 Juli 2017
17 MSKY PT MNC Sky Vision Tbk 6 Juli 2017
18 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk
29 September
2017
19 SILO PT Siloam International
Hospitals Tbk 4 Oktober 2017
20 MAYA PT Bank Mayapada
Internasional Tbk 4 Oktober 2017
21 MMLP PT Mega Manunggal
Property Tbk
3 November
2017
22 MREI PT Maskapai Reasuransi Tbk 8 November
2017
23 SDPC PT Millenium Pharmacon
Internasional Tbk
22 November
2017
24 MEDC PT Medco Energi
Internasional Tbk
5 Desember
2017
25 CMPP PT Rimau Multi Putra
Pratama Tbk
5 Desember
2017
26 TRAM PT Trada Alam Miner Tbk 5 Desember
2017
27 IMJS PT Indomobil Multi Jasa Tbk 7 Desember
2017
28 DAYA PT Duta Intidaya Tbk 8 Desember
2017
104
29 YULE PT Yulie Sekuritas Indonesia
Tbk
8 Desember
2018
30 MABA PT Marga Abhinaya Abadi
Tbk
13 Desember
2017
31 BSWD PT Bank of India Indonesia
Tbk
18 Desember
2017
Sumber: KSEI Pengumuman periode Januari 2017 hingga
periode Desember 2017
Tabel 3.5: Daftar Perusahaan yang Melakukan Kebijakan
Right Issue Periode Januari hingga Mei 2018
No Kode Nama Perusahaan Announcement
Date
1 CASA PT Capital Finance
Indonesia Tbk 2 Januari 2018
2 IKAI PT Intikeramik Alam Sri
Industri Tbk 3 Januari 2018
3 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk 4 Januari 2018
4 ESSA PT Surya Eka Perkasa Tbk 24 Januari
2018
5 BPFI PT Batavia Prosperindo
Finance Tbk 14 Maret 2018
6 RBMS PT Ristia Bintang Mahkota
Sejati Tbk 22 Maret 2018
7 BBNP PT Bank Nusantara
Parahyangan Tbk 3 Mei 2018
8 PNBS PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk 17 Mei 2018
9 BRPT PT Barito Pacific Tbk 24 Mei 2018
10 BNII PT Bank Maybank
Indonesia Tbk 25 Mei 2018
11 BKSW PT Bank QNB Indonesia
Tbk 25 Mei 2018
Sumber: KSEI Pengumuman periode Januari 2018 hingga
periode Mei 2018
105
Tabel 3.6: Daftar Perusahaan yang melakukan Right Issue an
masuk daftar Perusahaan Jakarta Islamic Indeks sehingga
dijadikan sampel penelitian.
No Kode Nama Perusahaan Announcement
Date
1 WSKT PT Waskita Karya (Persero)
Tbk 12 Juni 2015
2 WIKA PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk 8 Mei 2016
3 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 Juni 2016
4 SILO PT Siloam International
Hospitals Tbk
24 November
2016
5 PTPP PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk
29 November
2016
6 TPIA PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk
18 Agustus
2017
7 BRPT PT Barito Pacific Tbk 24 Mei 2016
Berikut ringkasan tabel perhitungan jumlah perusahaan
yang telah terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan menerbitkan
kebijakan right issue:
Tabel 3.7: Perhitungan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang melakukan kebijakan Right
Issue dari selama periode penelitian yaitu 2015 –
2018
94
Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indeks periode Juni 2015 hingga Mei 2018 41
106
Perusahaan yang melakukan kebijakan Right
Issue dan masuk daftar JII sehingga dijadikan
sampel penelitian
7
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dan informasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
data sekunder atau data historis. Langkah-langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data sekunder yang mencakup data
saham perusahaan yang melakukan kebijakan right
issue dan harga perdagangan saham selama periode
Juni 2015 hingga Mei 2018. Data ini diperoleh dari:
a. Indonesian Capital Market Directory (Kustodian
Sentral Efek Indonesia – KSEI) selama periode
penelitian.
b. Bursa Efek Indonesia (BEI).
c. Harga saham harian yang diperoleh melalui situs
www.yahoofinance.com.
2. Pengumpulan data dilengkapi dengan membaca dan
mempelajari serta menganalisis literatur yang sumber-
sumbernya dari buku-buku, jurnal, dan internet yang
berkaitan dengan penelitian ini.
107
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya:
1. Metode analisis return saham
a. Metode analisis return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Untuk menganalisis data
dalam penelitian ini dilakukan perhitungan sebagai
berikut:8
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1
Keterangan:
Pt = Harga saham periode ke-t
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya (t-1)
b. Untuk menghitung return saham yang diharapkan
(expected return) menggunakan market model, yang
dihitung dengan meregresikan actual return masing-
masing saham pada periode estimasi yang digunakan
adalah 100 hari, dengan return indeks pasar (IHSG)
yang dihitung dengan menggunakan rumus:9
𝑅𝑀𝑡 =𝐼𝐻𝑆𝐺𝑖𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Persamaan regresinya adalah:
𝑅𝑖𝑗 = ∝𝑖+ 𝛽𝑖 . 𝑅𝑚𝑗 + 𝜀𝑖𝑗
8 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke-6, BPFE,
Yogyakarta, 2009. 9 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke-6, BPFE,
Yogyakarta, 2009.
108
Keterangan:
RMt = Return indeks pasar (market return) pada
periode stimasi t.
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada
periode estimasi ke t
IHSTt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada
periode estimasi sebelum t.
Rij = Return sesungguhnya sekuritas ke-i pada
periode estimasi ke-i
αi = Intersep/konstanta untuk sekuritas ke-i
βi = Koefisien Slope yang merupakan beta dari
sekuritas ke-i
εi = Std. error
c. Untuk Menghitung Abnormal Return
Abnormal return adalah selisih positif atau negatif dari
return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan
return ekspektasi (Rmt).10
Rumus Abnormal Return:11
𝐴𝑅𝑖𝑡 = 𝑅𝑖𝑡 − 𝑅𝑚𝑡
Keterangan:
ARit : abnormal return sekuritas i pada periode t
Rit : actual return pada periode t
Rmt : expected return pada periode t
10 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta, Kanisius, 2010, h. 571. 11 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
Yoyakarta, BPFE, 2015, h. 648.
109
d. Menghitung perbandingan secara statistik rata-rata
return saham sebelum tanggal pengumuman kebijakan
right issue dan rata-rata return saham setelah tanggal
pengumuman kebijakan right issue. Hal ini dilakukan
untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan diantara dua periode tersebut.
e. Membuat perbandingan secara statistik rata-rata return
yang diharapkan (expected return) dan rata-rata return
realisasi (actual return) setelah tanggal pengumuman
untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan setelah tanggal pengumuman right issue.
f. Untuk menghitung Trading Volume Activity (TVA)
Reaksi pasar dapat dilihat melalui parameter
pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di
pasar modal (trading volume activity). Perubahan
volume perdagangan saham menunjukkan aktivitas
perdagangan saham di bursa dan mencerminkan
keputusan investasi para investor. Perhitungan trading
volume activity, sebagai berikut:
1) Menghitung trading volume activity
𝑇𝑉𝐴 =Ʃ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑚 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
Ʃ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
2) Menghitung average trading volume activity
𝐴 =Ʃ𝑖,𝑡
𝑘 𝑇𝑉𝐴, 𝑡
𝑘
Keterangan:
A TVA : Rata-rata TVA pada hari ke t
110
TVAi,t : TVA saham i pada hari ke-t
K : Jumlah Perusahaan
2. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model mempunyai distribusi data normal
atau tidak. Jika data berditribusi normal maka digunakan
paired sample t-test untuk menguji hipotesis, namun jika
data tidak berdistribusi normal maka digunakan wilcoxon
test untuk menguji hipotesis.12
Uji satu sampel Kolmogorov – Sminov digunakan
untuk data berlanjut (continue), sebab uji ini digunakan
pada data dengan skala ordinal. Pengujian ini lebih sering
dilakukan untuk membandingkan dua buah fungsi
distribusi kumulatif, yaitu fungsi distribusi kumulatif yang
teramati dan fungsi kumulatif yang dihipotesiskan.
H0: Data tidak berdistribusi normal
Ha: Data berdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak
atau tidak menolak H0 berdasarkan P-Value adalah
sebagai berikut:
Jika P-value < 0,05 H0 diterima
Jika P-value > 0,05 H0 ditolak
3. Uji Beda
12 Singgih Santoso, 2002, h. 212, dalam Kusrini, Analisis Dampak
Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity,
Skripsi UIN, 2008, h. 42.
111
Untuk mengetahui pengumuman right issue terhadap
return saham dilakukan pengujian paired sample t-test
dengan asumsi data terdistribusi normal dan wilcoxon
signed-rank test jika data tidak terdistribusi normal. Alat
uji ini digunakan karena data sebelum dan sesudah adanya
peristiwa right issue adalah data yang berpasangan.
a. Paired Sample T-Test
Uji T berpasangan adalah prosedur yang
digunakan untuk membandingkan rata-rata dua
variabel untuk suatu kelompok sampel tunggal dengan
asumsi data terdistribusi normal. Perbandingan itu
untuk mencari atau menghitung nilai selisih antara
nilai dua variabel untuk tiap kasus. Selain itu, uji ini
juga berasal dari subjek yang sama aau satu ukuran
dari pasangan subjek.
Adapun rumus t untuk paired sample t-test yaitu:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =d
Sd√n
⁄
d = Xi- Xd
d = Ʃ d
n
Sd = √Ʃ d2 −
(∑ d)2
nn − 1
Dimana Sb = standart error 2 rata-rata yang
berhubungan
t = (B−O)
Sb=
AB
Sb
112
Dimana:
B : Beda antara pengamatan tiap pasangan
AB: Rata-rata dari beda pengamatan
Sb : Standart error 2 rata-rata yang berhubungan
Hipotesis:
Ho : µ1 = µ2 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Ha : µ1 ≠ µ2 : terdapat perbedaan yang signifikan
Kriteria pengambilan keputusan
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak
b. Uji Wilcoxon Sign Rank Test
Wilcoxon signed-rank test adalah, metode
statistika non-parametik yang digunakan untuk
membandingkan perbedaan dua media dan merupakan
metode statistik non-parametik alternatif untuk paired
t-test jika populasi tidak terdistribusi normal. Wilcoxon
signed rank test merupakan uji non-parametik yang
digunakan karena pemilihan dilakukan terhadap dua
sampel yang berhubungan satu sama lain (dependen),
karena subjek mendapatkan pengukuran yang sama
yaitu diukur sebelum dan sesudah.13
Adapun berdasar pengambilan keputusan dalam
pengujian wilcoxon signed rank test dengan
13 Alhusin, 2003, h. 278, dalam Nasridin, 200, dalam Kusrini, Analisis
Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of
Equity, Skripsi UIN, 2008, h. 44.
113
membandingkan angka Zhitung dengan Ztabel. Kriteria
pengujian:
Ho diterima jika Zhitung < Ztabel
Ho ditolak jika Zhitung > Ztabel
Bentuk pengambilan keputusan dengan α 0,05
untuk tingkat kepercayaan 95% dari pengujian dua
sisi. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika P.Value > 0,05 artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.
Ho ditolak jika P.Value < 0.05 artinya terdapat
perbedaan yang signifikan.
Rumus untuk menghitung:14
Z =T − E (T)
σt
E (T) =n (1 + n)
4
σt = √n (n + 1)(2n + 1)
24
Dimana:
T = Jumlah urutan tanda (+) atau (-) terkecil
N = Jumlah sampel dalam kelompok
14 Cornelius, 2004, h. 149, dalam Nasrudin, 2006, h. 54, dalam Kusrini,
Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap
Cost of Equity, Skripsi UIN, 2008, h. 45.
115
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Jakarta Islamic Indeks
Jakarta Islamic Indeks atau biasa disebut JII adalah
salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang
menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis
saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.
Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar
Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta)
dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM).
JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Dimulai
dengan diterbitkannya Reksadana Syariah pada 25 Juni
1997, diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada
akhir 2002. Pembentukan instrumen syariah ini untuk
mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang
kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret
2003. Instrumen-instrumen investasi syariah tersebut
kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan
maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang
membuka “window” syariah.
Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa
di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional
seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap
periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga
116
puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII
menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan
nilai dasar 100.
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan
kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada
saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi
pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk
melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan
dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas
saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban
atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi
investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah
tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII
menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih
portofolio saham yang halal.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi
syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran
obligasi syariah PT.Indosat Tbk. Pada awal september
2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama
dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya.
Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah,
PT.Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan
PT.Danareksa Invesment Manajemen (DIM) telah
meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan
syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII). JII terdiri
117
atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham
yang sesuai dengan syariah Islam.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara
syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah
maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan
indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta
Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30 saham yang
memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah
Nasional (DSN). Indeks JII di persiapkan oleh PT.Bursa
Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT. Danareksa
Invesment Manajemen (DIM).
JII (Jakarta Islamic Indeks) merupakan
pengelompokan saham-saham 30 emiten yang dipandang
memiliki kriteria syariah. Mulai diluncurkannya pada tahun
2000, seleksi yang dilakukan terhadap saham-saham yang
dimasukkan dalam kelompok JII (Jakarta Islamic Indeks)
melalui beberapa seleksi.
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII
melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-
saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah
terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas
Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar
saham-saham tersebut dapat masuk ke JII:
118
a. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan
permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b. Bukan lembaga keuangan konvensional yang
menerapkan sistem riba, termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi,
mendistribusikan, dan memperdagangkan
makanan/minuman yang haram.
d. Tidak menjalankan usaha memproduksi,
mendistribusikan, dan menyediakan barang/jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat.
Selain filter syariah, saham yang yang masuk ke dalam
JII harus melalui beberapa proses penyaringan (filter)
terhadap saham yang listing, yaitu:
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar.
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan
tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki
rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar
90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas
berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market
capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir.
119
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama 1
(satu) tahun terakhir.
2. Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian
a. PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Waskita Karya didirikan dengan nama perusahaan
negara Waskita Karya pada 01 Januari 1961 dari
perusahaan asing bernama “Volker Aanemings
Maatschappij NV” yang dinasionalisasi Pemerintah.
Kantor pusat Waskita Karya beralammat di Gedung
Waskita Jl. M.T. Haryono Kav. 10 Cawang, Jakarta Timur
13340 – Indonesia. Karena termasuk perusahaan negara,
pemegang saham mayoritas Waskita Karya adalah Negara
Republik Indonesia, dengan presentase kepemilikan
sebesar 66,4%.
Ruang lingkup kegiatan Waskita Karya adalah turut
melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, khususnya industri konstruksi, industri
pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro
industri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa
peningkatan kemampuan di bidang jasa rekonstruksi,
teknologi informasi serta kepariwisataan dan
pemgembang. Saat ini kegiatan usaha yang dijalankan
Waskita Karya adalah pelaksanaan konstruksi dan
pekerjaan terintegrasi Engineering, Procurement and
Construction (EPC).
120
Pada 10 Desember 2012, Waskita Karya memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham Waskita (IPO) dengan
kode perusahaan WSKT kepada masyarakat sebanyak
3.082.315.000 lembar dengan nilai nominal Rp 100,- per
saham, dengan harga penawaran Rp 380,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 19 Desember 2012.
b. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk didirikan tanggal 29
Maret 1961 dengan nama perusahaan negara “Widjaja
Karja” dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1961. Kantor pusat Wijaya Karya beralamat di Jl. DI
Panjaitan Kav. 9 Jakarta Timur 13340 dengan lokasi
kegiatan utama di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Berdasarkan PP no. 64, perusahaan bangunan bekas
milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap
Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en
Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam
PN Widjaja Karja. Kemudian pada 22 Juli 1971, PN
Widjaja Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya
menjadi perusahaan Perseroan (Persero). Selanjutnya pada
20 Desember 1972 perusahaan ini dinamakan PT WIjaya
Karya. Pemegang saham pengendali Wijaya Karya adalah
pemerintah Republik Indonesia dengan memiliki satu
saham preferen (Saham seri A Dwiwarna) dan 65,05% di
saham seri B.
121
Ruang lingkup kegiatan Wijaya Karya adalah dalam
bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, industri
konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro
industri, energi terbarukan dan energi konversi,
perdagangan, engineering procurement, contruction,
pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan di
bidang jasa konstruksi, teknologi informasi jasa
engineering dan perencanaan.
Pada 11 Oktober 2007, Wijaya Karya memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham (IPO) Wijaya Karya
dengan kode perusahaan WIKA kepada masyarakat atas
1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai
nominal Rp 100,- per saham dan harga penawaran Rp 420,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada 29 Oktober 2007.
c. PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT
Suryaraya Cakrawala pada 3 Oktober 1988, yang kemudian
berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga pada 4
Agustus 1989. Perusahaan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1995. Kantor pusat Astra Agro Lestai dan anak
usaha (Grup) belokasi di Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR – I,
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 –
Indonesia. Sedangkan perkebunan kelapa sawit Astra Agro
Lestari saat ini berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik
minyak goreng berlokasi di Sumatera Utara. Perkebunan
122
dan pabrik pengolahan entitas anak berlokasi di pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada 30 Juni 1997, perusahaan melakukan
penggabungan usaha dengan PT Sryaraya Bahtera.
Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan
usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro
Lestari dan meningkatkan modal dasar Rp 250 Miliar
menjadi Rp 2 Triliun yang terdiri dari 4.000.000.000
lembar saham dengan nominal Rp 500,-. Pemegang saham
yang memiliki 5% atau lebih saham PT Astra Agro Lestari
Tbk adalah Astra International Tbk (induk usaha) 76,68%.
Ruang lingkup kegiatan Astra Agro Lestari adalah
perkebunan, perdagangan umum, perindustrian,
pengangkutan, konsultan dan jasa. Kegiatan utama Astra
Agro Lestari adalah bergerak di bidang usaha kelapa sawit.
Pada 21 November 1997, Astra Agro Lestari memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham (IPO) PT Astra Agro
Lestari Tbk dengan kode perusahaan AALI kepada
masyarakat sebanyak 125.800.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 500,- per saham dan harga perdana
sebesar Rp 1.550,- per saham. Pada 9 Desember 1997,
saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI).
123
d. PT Siloam International Hospitals Tbk
PT Siloam International Hospitals Tbk (Siloam
Hospitals) didirikan pada 3 Agustus 1996 dengan nama PT
Sentralindo Wirasta dan memulai kegiatan komersial pada
tahun 2010 setelah restrukturisasi unit-unit rumah sakit dari
Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Kantor pusat Siloam
Hospitals beralamat di Gedung Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan Lt. 32 Jl. Boulevard Jenderal
Sudirman No. 15 Tangerang 15810, Banten – Indonesia.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Siloam International Hospitals Tbk, yaitu PT Megapratama
Karya Persada (induk usaha) (51,53%) dan Prime Health
Company Limited (15,00%). Adapaun induk terakhir
Siloam Hospitals adalah Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Ruang lingkup kegiatan Siloam Hospitals adalah
dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk
mendirikan dan mengelola rumah sakit, poliklinik, sarana
dan prasarana penunjang kesehatan serta
menyelenggarakan pelayanan dan penyelengaraan
kesehatan serta menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat. Kegiatan utama Siloam Hospitals
(2015) adalah bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat dengan mendirikan dan mengelola rumah sakit
yang telah memiliki kapasitas 4.800 tempat tidur dengan
1.700 dokter spesialis dan 2.100 dokter serta 8.200
perawat, rekanan teknisi kesehatan, dan staff pendukung.
124
Pada 2 September 2013, Siloam Hospitals memperoleh
pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) PT
Siloam International Hospitals Tbk dengan kode
perusahaan SILO kepada masyarakat sebanyak
156.100.000 lembar saham dengan nilai nominal RP 100,-
per saham dengan harga penawaran Rp 9.000,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 12 September 2013.
e. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau
dikenal dengan nama PP (Persero) Tbk didirikan pada 26
Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan,
yang merupakan hasil peleburan suatu Perusahaan
Bangunan bekas milik Bank Industri Negara ke dalam
Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke
dalam PN Pembangunan Perumahan. Suatu perusahaan
negara yang didirikan pada 29 Maret 1961. Kantor pusat
Pembangunan Perumahan beralamat di Jl. Letjend TB
Simatupang No. 57, Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760 –
Indonesia. Pemegang saham pengendali PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik
Indonesia dengan memiliki 1 saham preferen (saham seri
A dwiwarna) dan 51,00% di saham seri B.
Maksud dan tujuan PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk adalah turut serta melakukan usaha di bidang
industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa
125
keagenan, investasi, agro industri, engineering
procurement dan contruction (EPC) perdagangan,
pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan
kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi,
kepariwisataan, perhotelan, jassa engineering dan
perencanaan, pengembangan untuk menghasilkan barang
dan/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah jasa
konstruksi, realti (pengembangan), properti dan investasi di
bidang insfrastruktur dan Energi.
Pada 29 Januari 2010, PT Perumahan Pembagunan
(Persero) Tbk memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penwaran umum perdana
saham (IPO) dengan kode perusahaan PTPP seri B kepada
masyarakat sebanyak 1.038.976.500 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga penawaran
Rp 560,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Februari 2010.
f. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk
PT Chandra Asri Pertochemical Tbk didirikan pada 2
November 1984 dengan nama PT Tri Polyta Indonesia dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993.
Chandra Asri beralamat di Jakarta dengan pabrik berlokasi
di Desa Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kodya
Cilegon, Banten. Kantor pusat beralamat di Wisma Barito
Pacific Tower A, Lt. 7 Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 62-63,
Jakarta. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
126
saham Chandra Asri antara lain: PT barito Pacific Tbk
(pengendali) (45,04%), SCG Chemical Company Limited
(30,57), Magna Resources Corporation pte Ltd (15,02%)
dan Marigold Resources Pte Ltd (5,15%).
Ruang lingkupa kegiatan Chandra Asri adalah
bergerak di bidang usaha industri petrokimia, perdagangan,
angkutan dan jasa. Saat ini menjalankan usaha petrokimia
yang terintegrasi secara vertikal di Indonesia dengan
fasilitas-fasilitasnya yang terletak di Ciwandan, Cilegon
dan Puloampel, Serang – Banten. Produk utama Chandra
Asri, antara lain: Alefins (ethylene, propylene, Py-Gas dan
Mixed C4), Polyolefins (polypropylene dipasarkan dengan
merek Trilene dan polyethylene dipasarkan dengan merek
Asrene dan Grene), Styrene Monomer, dan Butadiene.
Pada 14 Juni 1996, PT Chandra Asri Petrochemical
memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk
melakukan pencatatan (IPO) pada Bursa Efek Jakarta
(sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode perusahaan
TPIA atas seluruh sahamnya, yang telah ditempatkan dan
disetor penuh, sejumlah 257.500.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 1.000,- per lembar. Perdagangan saham
di Bursa Efek Indonesia ini dihentikan (delisting) mulai
tanggal 3 Februari 2003. Kemudian pada 22 Mei 2008
TPIA melakukan pencatatan kembali (relisting) atas
seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh sejumlah 728.401.000 lembar saham dengan nilai
127
nominal Rp 1.000,- per lembar dan harga perdana Rp
2.200,- per saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
g. PT Barito Pacific Tbk
PT Barito Pacific Tbk (dahulu PT Barito Pacific
Timber Tbk) didirikan pada 6 April 1979 dengan nama PT
Bumi Raya Pura Mas Kalimantan dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1983. Barito Pacific beralamat
di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat
Banjarmasin. Kantor Barito Pacific di Jakarta beralamat di
Wisma Barito Pacific Tower B, Lt. 8, Jl. Letjen S. Parman
Kav. 62-63, Jakarta 11410 – Indonesia. Pemegang shaam
yang memiliki 5% atau lebih saham Barito Pacific Tbk
Yaitu: Prajogo Pangestu dengan presentase kepemilikan
sebesar 69,21%.
Ruang lingkup kegiatan Barito Pacific yaitu bergerak
dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan,
industri, properti, perdagangan, energi terbarukan dan
transportasi. Saat ini, Barito Pacific dan anak usahanya
berusaha di bidang kehutanan, petrokimia, properti,
perkebunan dan sedang mengembangkan sejumlah lini
usaha tambang dan energi ke dalam sebuah perusahaan
sumber daya yang terdiversifikasi. Produk dan jasa yang
dihasilkan anak usaha Barito Pacific meliputi bahan baku
industri plastik di sektor hilir (etilena, propilena, py-gas,
serta mixed C4), komoditas perkebunan (kelapa sawit,
serta produk turunannya), kayu olahan (particle board),
128
penyewaan gedung (perkantoran dan perhotelan), dan lain
sebagainya.
Pada 11 Agustus 1993, Barito Pacific Tbk memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
penawaran umum perdana saham (IPO) dengan kode
perusahaan BRPT kepada masyarakat sebanyak
85.000.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp 7.200,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada 1 Oktober 1993.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang sudah memenuhi kriteria-kriteria
yang ditentukan, yaitu perusahaan yang menerbitkan right
issue dari periode Januari 2015 hingga periode Mei 2018.
Perusahaan tersebut masuk dalam daftar perusahaan
Jakarta Islamic Indeks. Data dalam penelitian ini diperoleh
dari Pusat Referensi Pasar Modal BEI dan internet yaitu
situs www.yahoo.finance.com.
Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian
ini telah terkumpul dari berbagai sumber, maka selanjutnya
akan dianalisis. Deskripsi analisis lebih lanjut adalah
sebagai berikut:
a. Return Saham
Return saham untuk masing-masing sekuritas
dihitung dari selisih antara harga penutupan hari ini
129
dengan harga penutupan hari sebelumnya, dibagi
dengan harga penutupan sebelumnya. Rata-rata return
saham perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman
penerbitan right issue dapat dilihat di tabel sebagati
berikut:
Tabel 4.1: Rata-rata return saham Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue
No Kode Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 WSKT PT Waskita Karya
(Persero) Tbk -0,00289 0,0003377
2 WIKA PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk -0,0088 -0,01471
3 BRPT PT Barito Pacific Tbk -0,00728 0,007237
4 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk -0,00309 0,012562
5 SILO PT Siloan International
Hospitals Tbk -0,003086 0,012829
6 PTPP PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk -0,00038 0,008605
7 TPIA PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk -0,0144 0,199364
Rata-rata -0,004822 0,03231781
Sumber: Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2013
Untuk rata-rata return saham sebelum
pengumuman right issue adalah -0,004822 atau -
0,48% dan nilai rata-rata return saham sesudah
pengumuman right issue adalah 0,03231781 atau
3,23%. Terdapat 4 perusahaan yang berada di atas rata-
rata return saham sebelum pengumuman right issue
yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar -
0,00289 atau -0,29%, PT Astra Agro Lestari Tbk
130
sebesar -0,00309 atau -0,31%, PT Siloam International
Hospitals sebesar 0,003086 atau 0,31%, dan PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebesar -
0,00038 atau -0,04%.
Sedangkan untuk perusahaan yang diatas rata-rata
return saham sesudah pengumuman right issue hanya
terdapat satu perusahaanyaitu PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk 0,199364 atau 19,9%.
Perusahaan yang memiliki nilai tertinggi rata-rata
return saham sebelum pengumuman right issue adalah
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yaitu
sebesar -0,00038% atau -0,04% sedangkan perusahaan
yang memiliki nilai tertinggi rata-rata return saham
sesudah pengumuman right issue adalah PT Chandra
Asri Petrochemical yaitu sebesar 0,199364 atau
19,9%.
Perusahaan yang memiliki nilai terendah rata-rata
return saham sebelum pengumuman right issue adalah
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yaitu sebesar -
0,0144% atau -1,44% sedangkan perusahaan yang
memiliki nilai terendah rata-rata return saham sesudah
pengumuman right issue adalah PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk yaitu sebesar -0,01471 atau -1,47%.
Return saham yang dianggap baik adalah harga yang
berada di atas rata-rata perusahaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.1
yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
131
return saham sebelum dan sesudah pengumuman right
issue dimana pada saat sebelum pengumuman
besarnya rata-rata return saham sebesar -0,004822
atau -0,48% dan nilai rata-rata return saham sesudah
pengumuman right issue adalah 0,03231781 atau
3,23%. Dengan adanya perbedaan nilai return tersebut
berarti dapat dikatakan bahwa corporate action yang
dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini berupa right
issue memberikan informasi atau sinyal positif kepada
para investor mengenai prospek perusahaan yang akan
datang. Hal ini sesuai dengan signaling theory yang
mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini
right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh investor
yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka.
Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan
investor melakukan antisipasi sebelumnya terhadap
informasi right issue yang akan dipublikasikan.
Berikut ini hasil rata-rata return saham di sekitar
pengumuman right issue seluruh perusahaan yang
dijadikan sampel penelitian, sebagai berikut:
Tabel 4.2: Rata-rata return saham di sekitar hari
Pengumuman Right Issue
Hari ke Rata-rata
Return Saham
H-5 0,012093
H-4 -0,002091
H-3 -0,008352
H-2 -0,011946
H-1 -0,013888
H+1 0,007189
132
H+2 0,009263
H+3 0,008347
H+4 -0,000842
H+5 0,157419
Sumber: Data diolah menggunakan Microsoft Excel
2013
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengolahan data
pada periode Juni - November 2015 hingga periode
Desember - Mei 2018 pada masa pengamatan 5 hari
sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue
adalah sebagai berikut: rata-rata return saham tertinggi
didapatkan di hari kelima (H+5) sesudah pengumuman
right issue yaitu sebesar 0,157419 sedangkan rata-rata
return saham terendah terjadi pada saat 1 hari sebelum
pengumuman right issue (H-1) yaitu sebesar -
0,013888.
Dengan adanya perbedaan nilai return tersebut
berarti dapat dikatakan bahwa corporate action yang
dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini berupa right
issue memberikan informasi atau sinyal positif kepada
para investor mengenai prospek perusahaan yang akan
datang. Hal ini sesuai dengan signaling theory yang
mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini
adalah right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh
investor yang dapat mempengaruhi nilai saham
mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan
menyebabkan investor melakukan antisipasi
133
sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan
dipublikasikan.
Berikut ini hasil statistik deskriptif rata-rata return
saham sebelum dan sesudah serta rata-rata expected
return sesudah pengumuman right issue adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3: Statistik Deskriptif rata-rata return saham
sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Sebelum 5 0.697216916 0.715607235 ,70 ,007
Sesudah 5 0.706510641 0.810814317 ,73 ,045
Valid N (listwise) 5
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai
mean rata-rata return saham untuk emiten yang
melakukan right issue sesudah pengumuman ternyata
lebih besar, yaitu sebesar 0,73 daripada tanggal
sebelum pengumuman right issue yaitu sebesar 0,70.
Nilai return saham tertinggi juga terjadi sesudah
tanggal pengumuman yaitu sebesar 0,810814317 yang
terjadi pada H+1. Sedangkan nilai saham terendah
terjadi sebelum tanggal pengumuman yaitu sebesar
0,697216916.
Hal ini berarti investor mendapat keuntungan
terbesar pada saat 1 hari sesudah pengumuman right
134
issue. Sedangkan investor mengalami kerugian
terbesar pada saat satu hari sebelum pengumuman
right issue. Pada pengamatan 5 hari sebelum
pengumuman right issue dan 5 hari sesudah
pengumuman right issue, rata-rata return saham tidak
menentu, baik pada sebelum maupun sesudah
pengumuman right issue. Hal ini berarti bahwa
pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan
informasi.
b. Reaksi pasar terhadap pengumuman right issue
Setiap kejadian yang terjadi di suatu pasar akan
sangat berpengaruh bagi perkembangan sesuatu di
sekitarnya, begitupun di pasar modal. Sedikit peristiwa
ekonomi maupun non ekonomi akan mempengaruhi
tinggi rendahnya harga saham. Salah satu peristiwa
ekonomi sendiri yang mempengaruhi harga saham
yaitu corporate action. Pada penelitian ini mengkaji
dampak dari adanya pengumuman right issue terhadap
reaksi pasar. Hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya
selisih antara actual return dan abnormal return serta
arah pergerakannya. Berikut ini adalah deskripsi
statistik abnormal return dan actual return:
135
Tabel 4.4: Statistik Deskriptif Actual Return dan
Abnormal Return
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Abnormal_
Return 10 0.609493 0.95257 ,80 ,039 ,122
Actual_Retu
rn 10 0.697216916
0.8108143
17 ,72 ,011 ,033
Valid N
(listwise) 10
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan variabel
rata-rata abnormal return dan rata-rata actual return
memiliki presentase nilai maksimal masing-masing
sebesar 0,95257 dan 0,810814317. Sedangkan
presentase nilai minimal untuk masing-masing
variabel sebesar 0,609493 dan 0,697216916. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa komponen return
bervariasi. Untuk rata-rata abnormal return dan rata-
rata actual return sesungguhnya memiliki presentase
nilai rata-rata masing-masing 0,80 dan 0,72 dengan
presentase nilai standar deviasi masing-masing 0,122
dan 0,033. Nilai standar deviasi ini digunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh nilai yang diperoleh
menyimpang dari nilai yang diharapkan.
136
Tabel 4.5: Deskriptif statistik Average Abnormal
Return
Sumber: Data dihitung menggunakan SPSS 22
Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata, standar
deviasi, maksimal, dan minimal average abnormal
return sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Nilai rata-rata sebelum dan sesudah pengumuman
masing-masing 0,69 dan 0,91. Hal ini menunjukkan
indikasi positif. Sedangkan untuk presentase nilai
maksimal average abnormal return sebelum dan
sesudah masing-masing adalah 0,711949 dan
0,957257 dan presentase nilai maksimalnya masing-
masing 0,609493 dan 0,895413.
Sedangkan penyimpangan antara nilai yang
diperoleh dengan nilai yang diharapkan yang lebih
jauh menyimpang terjadi pada average abnormal
return sebelum daripada sesudah pengumuman.
Penyimpangan ini dapat dilihat dari standar
deviasinya, dimana presentase nilai standar deviasi
untuk average abnormal return sebelum pengumuman
adalah 0,43 dan sesudah pengumuman adalah 0,25.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengumuman
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AAR_Sebelum 5 0.609493 0.711949 ,69 ,043
AAR_Sesudah 5 0.895413 0.95257 ,91 ,025
Valid N (listwise) 5
137
right issue belum mampu mempengaruhi pasar secara
signifikan.
2. Analisis Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas return saham sebelum dan return
saham sesudah right issue
Penelitian ini digunakan untuk menguji
normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan
uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas
ini dilakukan untuk mengetahui jenis alat statistik yang
akan digunakan dalam melakukan uji beda. Jika data
yang akan diuji memiliki distribusi yang normal amak
akan dilakukan uji beda statistik parametrik dengan
menggunakan paired sample t-test. Namun jika data
yang akan diuji memiliki distribusi yang tidak normal
akan dilakukan uji beda statistik non parametrik
dengan menggunakan Wilcoxon Test. Berikut hasil uji
normalitas data yang telah dilakukan, sebagai berikut:
Tabel 4.6: Analisis One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test Return saham Sebelum dan Sesudah
Pengumuman
Sebelum Sesudah
N 5 5
Normal
Parametersa,b
Mean ,70 ,73
Std. Deviation ,007 ,045
Most Extreme
Differences
Absolute ,231 ,453
Positive ,231 ,453
Negative -,193 -,290
Test Statistic ,231 ,453
138
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,001c
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.4, hasil pengujian normalitas
data di atas dapat diperoleh hasil bahwa data return
saham sebelum right issue memiliki asymp.sig.(2-
tailed) sebesar 0,200c.d. Karena nilai signifikannya
0,200 > 0,05 maka Ho ditolak dengan arti bahwa data
return saham sebelum right issue berdistribusi normal.
Sedangkan untuk data return saham setelah right issue
memiliki asymp.sig.(2-tailed) sebesar 0,001c. Karena
nilai signifikannya 0,001 < 0,05 maka 0,001 maka
ditransformasikan menggunakan rumus SQRT. Jadi,
untuk return saham setelah right issue setelah
ditransformasi adalah 0,707814. Nilai signifikannya
adalah 0,707814 > 0,05 maka Ho ditolak. Dengan
begitu, baik data return saham sebelum right issue
maupun data return saham sesudah right issue
berdistribusi normal.
Untuk melakukan uji beda return saham
sebelum pengumuman right issue dan sesudah
pengumuman right issue yaitu menggunakan uji
statistik parametrik paired sample t-test.
b. Uji beda rata-rata return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat
diketahui bahwa data rata-rata return saham
139
berdistribusi normal. Untuk itu dalam melakukan uji
beda data harus menggunakan statistik parametrik
paired sample t-test.
Tabel 4.7: Paired Sample T-test Sebelum dan sesudah
Pengumuman Right Issue
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Sebelum –
Sesudah -,028 ,048 ,022 -,088 ,033
-
1,273 4 ,272
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas nilai sig.(2-
tailed) = 0,272 atau 27,2%. Dengan tingkat signifikansi
α = 5% maka nilai sig 0,272 > 0,05 dan nilai t hitung >
t tabel yaitu -1,273 > -2,12, sehingga Ho diterima dan
Ha ditolak. Kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis
dengan tingkat signifikansi 5% tersebut membuktikan
bahwa return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Sedangkan secara statistik nilai mean
sebelum right issue 0,697216916 dan nilai mean
sesudah right issue sebesar 0,810814317 yang artinya
140
dari segi return sebelum pengumuman right issue lebih
rendah daripada sesudah pengumuman right issue.
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Wenny pada tahun
2011 yang juga tidak menemukan perbedaan antara
rata-rata return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Hal ini menunjukkan bahwa
pengumuman right issue tidak memiliki nilai
kandungan informasi yang cukup untuk
mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan
investasinya. Tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara rata-rata return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue dapat disebabkan beberapa
kemungkinan, antara lain, adalah kondisi perdagangan
di pasar yang sangat sedikit, tipis atau kurus (thin
trading).
Dengan kondisi pasar yang tipis ini, maka reaksi
para investor hanya akan mampu mempengaruhi
sedikit saja volume perdagangan saham, sehingga
harga ataupun return belum terpengaruh secara
signifikan. Alasan lain adalah dengan sempitnya pasar,
maka tidak ada informasi yang baru diketahui setelah
diumumkan, karena para investor sudah melakukan
antisipasi sebelumnya terhadap informasi right issue
yang akan dipublikasikan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan teori
sinyal yang mengindikasikan bahwa pengumuman
141
dalam hal ini adalah right issue dianggap sebagai suatu
sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi nilai
saham mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan
menyebabkan investor melakukan antisipasi
sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan
dipublikasikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa
pasar tidak dalam keadaan efisien artinya pasar tidak
bisa menyerap informasi yang ada dalam hal ini right
issue sehingga harga saham tidak berpengaruh dengan
peristiwa yang ada.
c. Uji hipotesis untuk reaksi pasar
1) Uji paired sample t-test average abnormal return
Tabel 4.8: Uji paired sample t-test Average Abnormal
Return
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 AAR_Sebelum ,69 5 ,043 ,019
AAR_Sesudah ,91 5 ,025 ,011
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
142
Pair
1
AAR_Sebelum
-
AAR_Sesudah
-,223 ,045 ,020 -,278 -,167 -
11,155 4 ,000
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Menurut tabel di atas, hasil pengujian statistik
average abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman right issue tidak menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tabel 4.6
di atas nilai sig.(2-tailed) = 0,000 atau 0%. Dengan
tingkat signifikansi α = 5% maka nilai sig 0,000 < 0,05
dan nilai t hitung > t tabel yaitu -11,155 > -2,12.
Kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis dengan
tingkat signifikansi 5% tersebut membuktikan bahwa
return saham sebelum dan sesudah pengumuman right
issue tidak mempengaruhi reaksi pasar secara
signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini
menunjukkan bahwa informasi dari pengumuman
right issue tersebut tidak mampu membuat investor
bereaksi. Hal ini menunjukkan dan seperti yang sudah
dijelaskan di poin sebelumnya karena para investor
atau pelaku pasar sudah mempunyai antisipasi, karena
sudah diberi sinyal oleh perusahaan sehingga investor
tidak terburu-buru dalam melakukan aktivitas.
143
2) Uji beda average trading volume activity
menggunakan uji Wilcoxon signed rank test
Tabel 4.9: Uji beda Average Trade Volume Activity
Test Statisticsa
AATVA_Sesudah -
AATVA_Sebelum
Z -2,023b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,043
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
Tabel di atas menggunakan wilcoxon signed rank
test karena data pada average trading volume activity
tidak terdistribusi normal dengan Z sebesar -2,023 dan
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,043. Hasil pengujian
ini membuktikan bahwa tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara average trading volume activity
sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini
menunjukkan kesiapan investor atau pelaku pasar
terhadap berita-berita terkait dengan mengantisipasi
terlebih dahulu sehingga tidak buru-buru dalam
bertindak.
145
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul pengaruh right
issue terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian terhadap return saham menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata return sebelum pengumuman right issue dan
rata-rata return sesudah pengumuman right issue, hal ini
berarti pengumuman right issue tidak memiliki
kandungan informasi yang dapat meningkatkan return
saham secara signifikan. Hasil penelitian ini tidak
mendukung dengan signaling theory yang
mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini
adalah right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh
investor yang dapat mempengarui nilai saham mereka.
Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan
investor melakukan antisipasi sebelumnya terhadap
informasi right issue yang dapat dipublikasikan.
2. Menurut hasil penelitian tidak adanya perbedaan rata-rata
return saham yang signifikan sebelum maupun sesudah
pengumuman right issue disebabkan karena beberapa,
diantaranya pasar yang sangat sedikit, tipis atau kurus
(thin trading). Sehingga pengumuman right issue belum
146
mampu mempengaruhi pasar secara signifikan dalam hal
ini tidak menimbulkan reaksi pasar hanya mampu
mempengaruhi sedikit pada volume perdagangan,
sehingga tidak terpengaruh ke return ataupun harga
saham. Hal ini terjadi itu karena pasar (investor) telah
melakukan antisipasi sebelumnya dengan adanya sinyal
yang diberikan oleh perusahaan.
B. Saran
Saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saran untuk Bursa Efek, Emiten dan Investor
Saran untuk Bursa Efek Indonesia kampanye tentang
Pasar Modal lebih digiatkan kembali, terutama tentang
pasar modal syariah. Karena banyak masyarakat belum
tahu akan hal ini. Dengan makin mudahnya informasi
diakses bisa sekaligus mengajak mereka untuk jadi
investor. Sedangkan saran untuk Emiten yaitu, yang
sudah masuk JII terus dipertahankan, yang belum masuk
berlomba-lomba menggunakan prinsip syariah di
perusahaannya. Saran untuk Investor maupun calon
investor, mulai sekarang #YukNabungSaham terutama
saham-saham syariah untuk tabungan masa depan dan
menstabilkan ekonomi. Selain nabung kita juga
berkewajiban ikut mengkampanyekan pasar modal
syariah.
147
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Berkaitan dengan penelitian ini, diharapkan pada
penelitian-penelitian selanjutnya makin banyak yang
meneliti tentang Pasar Modal Syariah. Hingga sekarang
hanya beberapa yang spesifik meneliti tentang pasar
modal syariah. Karena dengan melakukan penelitian
secara tidak langsung kita juga ikut mengkampanyekan
Pasar Modal Syariah. Di pasar modal syariah masih
banyak pembahasan-pembahasan yang menarik untuk
terus dikembangkan dan dikampanyekan ke masyarakat.
149
DAFTAR PUSTAKA
Adenso, D.B. dan Fernando Gascon, Linking and weighting
Efficiency Estimates with Stock Performance in Banking
Firms. Financial Institutions Center, The Wharton
School, University of Pennsylvania. 1997.
Al-Fauzan, Saleh. Fiqh Sehari-hari. Jakarta: Gema Insani. 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2005, h. 29.
Aziz, Abdul. Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta.
2010.
Badan Pengawas Pasar Modal bekerjasama dengan Japan
International Coorporation Agency. Panduan Investasi di
Pasar Modal Indonesia. 2003.
Badan Pengawas Pasar Modal. Buku Paduan Investasi di Pasar
Modal Indonesia. PT UFJ Institute Jakarta. 2003.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab. Jakarta:
Salemba Empat. 2001.
. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat. 2011.
. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat. 2012.
DSN-MUI. Fatwa DSN – MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal. Jakarta: Sekretarian
DSN-MUI. 2003.
Fakhruddin. Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan, Edisi 1. Jakarta: Gramedia. 2008.
150
Firdaus, dkk. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem
Keuangan dan Investasi Syariah. Jakarta: Enaisan. 2015.
Harjito dan Martono. Manajemen Keuangan, Edisi 2. Yogyakarta:
Ekonisia. 2014.
Huda, Nurul dan Edwin Mustofa Nasution. Investasi pada Pasar
Modal Syariah. Jakarta: Kencana. 2008.
Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas di Pasar Modal, Edisi Pertama. Yogyakarta:
UPP AMP YPKN. 1994
. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas di
Pasar Modal, Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP
YPKN. 1998.
Iqbal, Zamir dan Abas Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam:
Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2008.
Jogiyanto, Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi
pertama. Yogyakarta: BPFE. 1998.
. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. 2000.
. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi pertama.
Yogyakarta: BPFE. 2003.
. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. 2009.
. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. 2012.
. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. 2015
Indonesia Stock Exchange. JII Statistik 2015. Jakarta. JII Research
and Development Division. 2015.
151
. JII Statistik 2016. Jakarta. JII Research and
Development Division. 2016.
. JII Statistik 2017. Jakarta. JII Research and
Development Division. 2017.
. JII Statistik 2018. Jakarta. JII Research and
Development Division. 2018.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2004.
Kementerian Keuangan RI. Master Plan Pasar Modal dan Industri
Keuangan Non Bank 2010-2014. Jakarta: Bapepam LK.
2010.
Marzuki, Usman. ABC Pasar Modal Indonesia, Edisi ke-4. 1990.
Nasarudin, M. Irsan dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Kencana. 2010.
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam.
Jakarta: Kencana. 2012.
Republik Indonesia. UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Jakarta: Sekretariat Negara. 1995.
Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE. 1998.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit
Fakultas Ekonomi. Edisi Keempat. 2005.
Sjahrial, Dermawan. Manajemen Keuangan Edisi ke-2. Jakarta:
Mitra Wacana Media. 2008.
Subana dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia. 2007.
152
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2010
. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2012.
. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2015.
Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta
UPP AMP YPKN. 2003.
Supranyoto, Didik. Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek
Jakarta. Universitas Brawijaya. 2006.
Syuhana, A. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Perusahaan
Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. 2013.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius. 2010.
Wahyudi, Sugeng. Pengukuran Return Saham. Jurnal Ekonomi.
Suara Merdeka. 2003.
Widjaja, Gunawan. SHB: Efek Sebagai Benda. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2005.
Jurnal:
Arista, Desi. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return
Saham (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go
Public di BEI periode tahun 2005-2009). Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Terapan. Vol. 3 No. 1 Mei
2012.
Budiarto, Arif dan Zaki Baridwan. Pengaruh Pengumuman Right
Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas
Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. 1999.
153
Ghozali dan Solichin. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Reaksi Pasar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Ekonomi Perusahaan, Vol. 10, No. 1, Maret 2003.
Ghozali, Imam dan Agus Solichin, Analisis Dampak Pengumuman
Right Issue Terhadap Reaksi Pasar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol 10 No. 1. 2003.
Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum. Obligasi dan Sukuk dalam
Perspektif Keuangan Islam (Suatu Kajian
Perbandingan). Vol. 46 Nomor 1 Januari – Juni 2012.
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Investasi Pasar Modal
Syariah dalam Kajian Islam. Vol. 17, Nomor 1 Januari –
Juni 2014.
Nazir, Ahmad. Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jurnal
HIKAMUNA. Desember 2016. Vol. 1. No. 2.
Nazir, Ahmad. Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jurnal
HIKAMUNA. Desember 2016. Vol. 1, No. 2.
Setyawan, Ignatius Roni. Reaksi Pasar (Investor) Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue Untuk Saham-Saham
LQ45 & Non LQ45, Usahawan, No.04 TH XXXVII, p h.
32 -37. 2008.
Suryaningsum dan Prasetyo. Analisis Dampak Pengumuman Right
Issue Terhadap Reaksi Pasar pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 2/ No. 1. Juli 2005.
Widaryanti. Perbedaan Antara Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue terhadap Abnormal Return dan
Trading Volume Activity pada Perusahaan Publik di
Bursa Efek Jakarta. Fokus Ekonomi. Vol. 1. No. 1 Juni:
38-46. 2006.
Winarso, Beni Suhendra. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Pada Saat Sebelum dan Setelah Melakukan Right Issue:
154
Study Empiris pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis Vol. 6 no.1. 2006.
Skripsi:
Hadi, Syamsul. Dampak Right Issue Terhadap Return Saham.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbisi. Vol. 3, No. 3.
Juni 2009.
Kisworo, Wenny Dwi. Analisis Pengaruh Pengumuman Right
Issue terhadap Expected Return dan Actual Return
Saham di Bursa Efek Indonesia. Skirpsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2011.
Kurniawan, Adi. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Return Saham dan Likuiditas Saham di Bursa
Efek Jakarta. Skripsi UII. 2008.
Kusrini. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri
Informasi Terhadap Cost of Equity. Skripsi UIN. 2008.
Rahayu, Eka. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Return dan Risiko Saham Berdasarkan Tujuan
Penggunaan Dana. Skripsi USM. 2010.
Rendragraha, Bhirawa. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Return Saham pada Emiten Jakarta Islamic Index tahun
2005-2011. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga Surabaya. 2012.
Wijaksono, Eky. Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham
dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa
Efek Jakarta. Skripsi UII. 2007.
LAMPIRAN
Lampiran 1:
Lampiran 2:
Lampiran 3:
Lampiran 4: Tabel Pengumuman JII Periode Juni – November
2015
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Juni 2015 - November 2015
Lampiran 5: Tabel Pengumuman JII Periode Desember 2015
– Mei 2016
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Desember 2015 - Mei 2016
Lampiran 6: Tabel Pengumuman JII Periode Juni 2016 –
November 2016
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Juni 2016 - November 2016
Lampiran 7: Tabel Pengumuman JII Periode Desember 2016
– Mei 2017
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Desember 2016 - Mei 2017
Lampiran 8: Tabel Pengumuman JII Periode Juni 2017 –
November 2017
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Juni 2017 - November 2017
Lampiran 9: Tabel Pengumuman JII Periode Desember 2017
– Mei 2018
Sumber: Bursa Efek Indonesia Jakarta Islamic Indeks
Periode Desember 2017 - Mei 2018
Lampiran 10: Tabel Close Price Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue
Hari
Ke Date WSKT Date WIKA Date BRPT Date AALI
04/06/2015 1,642.46 27/04/2016 2.481,88 16/05/2016 239.00 25/05/2016 13,983.10
H-5 05/06/2015 1,642.46 28/04/2016 2.500,40 17/05/2016 246.00 26/05/2016 14,126.00
H-4 08/06/2015 1,647.34 29/04/2016 2.454,09 18/05/2016 243.00 27/05/2016 14,292.00
H-3 09/06/2015 1,603.47 02/05/2016 2.389,27 19/05/2016 243.00 30/05/2016 14,221.30
H-2 10/06/2015 1,627.84 03/05/2016 2.444,83 20/05/2016 230.00 31/05/2016 13,482.80
H-1 11/06/2015 1,618.09 04/05/2016 2.370,75 23/05/2016 230.00 01/06/2016 13,744.90
H 12/06/2015 1,593.72 08/05/2016 Minggu 24/05/2016 230.00 02/06/2016 14,650.10
H+1 15/06/2015 1,535.24 09/05/2016 2.315,18 25/05/2016 235.00 03/06/2016 14,840.70
H+2 16/06/2015 1,549.86 10/05/2016 2.268,88 26/05/2016 247.00 06/06/2016 14,697.70
H+3 17/06/2015 1,559.61 11/05/2016 2.296,66 27/05/2016 248.00 07/06/2016 15,775.00
H+4 18/06/2015 1,580.00 12/05/2016 2.278,14 30/05/2016 245.00 08/06/2016 16,000.00
H+5 19/06/2015 1,595.00 13/05/2016 2.204,05 31/05/2016 238.00 09/06/2016 15.550.00
22/06/2015 1,585.00 16/05/2016 2.148,49 01/06/2016 236.00 10/06/2016 15.550.00
Hari
Ke Date SILO Date PTPP Date TPIA
16/11/2016 9,732.11 21/11/2016 3,716.36 09/08/2017 5,192.89
H-5 17/11/2016 9,952.19 22/11/2016 3,782.89 10/08/2017 5,178.17
H-4 18/11/2016 9,878.83 23/11/2016 3,858.93 11/08/2017 5,119.27
H-3 21/11/2016 10,025.50 24/11/2016 3,792.40 14/08/2017 5,129.09
H-2 22/11/2016 10,001.10 25/11/2016 3,763.88 15/08/2017 5,094.73
H-1 23/11/2016 9,878.83 28/11/2016 3,706.85 16/08/2017 4,824.78
H 24/11/2016 10,025.50 29/11/2016 3,801.90 18/08/2016 4,574.46
H+1 25/11/2016 10,123.40 30/11/2016 4,039.52 21/08/2017 4,574.46
H+2 28/11/2016 10,172.30 01/12/2016 3,992.00 22/08/2017 4,613.72
H+3 29/11/2016 10,270.10 02/12/2016 3,910.00 23/08/2017 4,585.00
H+4 30/11/2016 10,435.70 05/12/2016 3,900.00 24/08/2017 4,575.00
H+5 01/12/2016 10,684.20 06/12/2016 3,960.00 25/08/2017 4,560.00
02/12/2016 10,684.20 07/12/2016 3,970.00 28/08/2017 4,560.00
Lampiran 11: Hasil Output Microsoft Excel 2013 Rata-Rata Return Saham Sebelum Pengumuman
Hari ke Rata-rata
return saham WSKT WIKA BRPT AALI SILO PTPP TPIA
H-5 0,012093714 0 0,00746 0,02929 0,01022 0,02261 0,0179 -0,0028
H-4 -0,002091 0,00297 -0,0185 -0,0122 0,01175 -0,0074 0,0201 -0,0114
H-3 -0,008352143 -0,0266 -0,0264 0 -0,005 0,01485 -0,0172 0,00192
H-2 -0,011946857 0,0152 0,02325 -0,0535 -0,0519 -0,0024 -0,0075 -0,0067
H-1 -0,013888571 -0,006 -0,0303 0 0,01944 -0,0122 -0,0152 -0,053
Rata-rata -0,004836971 -0,0029 -0,0089 -0,0073 -0,0031 0,00309 -0,0004 -0,0144
Lampiran 12: Hasil Output Microsoft Excel 2013 Rata-Rata Return Saham Sesudah Pengumuman
Hari ke Rata-rata
return saham WSKT WIKA BRPT
AALI SILO PTPP TPIA
H+1 0,007189143 -0,0367 -0,02 0,02174 0,01301 0,00977 0,0625 0
H+2 0,009263286 0,00952 0,01224 0,05106 -0,0096 0,00483 -0,0118 0,00858
H+3 0,008347286 0,00629 -0,0081 0,00405 0,0733 0,00961 -0,0205 -0,0062
H+4 -0,000842714 0,01307 -0,0325 -0,0121 0,01426 0,01612 -0,0026 -0,0022
H+5 0,157419857 0,00949 -0,0252 -0,0286 -0,0281 0,02381 0,15385 0,99669
Rata-rata 0,036275371 0,00034 -0,0147 0,00724 0,01256 0,01283 0,0363 0,19938
Lampiran 13: Hasil Output Microsoft Excel Indeks Harga Saham
Gabungan
Lampiran 14: Hasil Ouput Ms. Excel 2013 Actual Return,
Expected Return, dan Abnormal Return
Hari
Ke
Actual
Return
Expected
Return
Abnormal
Return
H-5 0,71560724 0,708736369 0,006871
H-4 0,70562667 0,70461068 0,001016
H-3 0,70117605 0,829694532 -0,12852
H-2 0,698608 0,709203599 -0,0106
H-1 0,69721692 0,709590613 -0,01237
H+1 0,71217213 0,401332 0,31084
H+2 0,71362685 0,40788 0,305747
H+3 0,71298477 0,410918 0,302067
H+4 0,70651064 0,404747 0,301764
H+5 0,81081432 0,403424 0,40739
Hari
Ke
Nama Perusahaan
WSKT WIKA BRPT AALI SILO PTPP TPIA
H-5 5,100.572 4,848.390 4,729.156 4,784.565 5,193.015 5,204.674 5,825.946
H-4 5,014.992 4,838.583 4,734.357 4,814.731 5,170.109 5,211.996 5,766.138
H-3 4,899.882 4,808.319 4,704.217 4,836.033 5,148.319 5,107.623 5,801.488
H-2 4,933.557 4,812.264 4,711.878 4,796.869 5,204.674 5,122.104 5,835.041
H-1 4,928.812 4,822.595 4,734.662 4,839.668 5,211.996 5,114.572 5,891.949
H 4,935.817 Hari Minggu 4,710.785 4,833.225 5,107.623 5,136.667 5,893.841
H+1 4,837.794 4,749.315 4,772.977 4,853.922 5,122.104 5,148.910 5,861.004
H+2 4,872.599 4,763.115 4,784.565 4,896.025 5,114.572 5,198.755 5,880.297
H+3 4,945.753 4,799.964 4,814.731 4,933.989 5,136.667 5,245.956 5,914.024
H+4 4,945.499 4,803.322 4,836.033 4,916.061 5,148.910 5,268.308 5,894.117
H+5 4,985.006 4,761.715 4,796.869 4,876.794 5,198.755 5,272.965 5,915.363
Lampiran 15: Hasil output SPSS 22 Uji One-Sample Kolmogorov Rata-rata Return Saham Sebelum dan Rata-rata
Return Saham Sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Sesudah
N 5 5
Normal Parametersa,b Mean ,70 ,73
Std. Deviation ,007 ,045
Most Extreme Differences Absolute ,231 ,453
Positive ,231 ,453
Negative -,193 -,290
Test Statistic ,231 ,453
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,001c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 16: Hasil output SPSS 22 Uji Beda Paired T-test Rata-rata Return Saham Sebelum dan Rata-rata Return
Saham Sesudah
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Sebelum -
Sesudah -,028 ,048 ,022 -,088 ,033
-
1,273 4 ,272
Lampiran 17: Hasil output SPSS 22 Statistik Deskriptif Actual
Return dan Abnormal Return
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Abnormal_
Return 10 0.609493 0.95257 ,80 ,039 ,122
Actual_Retu
rn 10 0.697216916
0.8108143
17 ,72 ,011 ,033
Valid N
(listwise) 10
Lampiran 18: Hasil Output SPSS 22 Statistik Deskriptif Average
Abnormal Return
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AAR_Sebelum 5 0.609493 0.711949 ,69 ,043
AAR_Sesudah 5 0.895413 0.95257 ,91 ,025
Valid N (listwise) 5
Lampiran 19: Hasil Output SPSS 22 Paired Sample T-Test
Average Abnormal Return
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 AAR_Sebelum ,69 5 ,043 ,019
AAR_Sesudah ,91 5 ,025 ,011
Lampiran 20: Hasil Output SPSS 22 Paired Sampel Test Average
Abnormal Return
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
AAR_Sebelum
-
AAR_Sesudah
-,223 ,045 ,020 -,278 -,167 -
11,155 4 ,000
Lampiran 21: Hasil Output SPSS 22 Average Trade Volume
Activity
Test Statisticsa
AATVA_Sesudah -
AATVA_Sebelum
Z -2,023b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,043
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.