Case Hidung
RHINITIS ALERGIKAOleh:Claudia I. 1015003Cindy CPP 1015011Shannon C.M 1015104Edwin Nirwana 1015147Nugraheni M. 1015159Pembimbing: dr. Fari, Sp. THTBagian Ilmu Penyakit THTRS ImmanuelBandung2014
Identitas PasienNama: Ny. RRUmur: 37 tahunPekerjaan: Guru SMPAlamat: Pasirkoja, Bdg Tgl Pemeriksaan : 23 Juli 2014
AnamnesisKU : keluar ingus dari hidung
Sejak 2 hari sebelum datang ke poliklinik THT RS Immanuel pasien mengeluh keluar ingus dari hidung. Cairan yang keluar jernih, encer dalam jumlah cukup banyak dari kedua lubang hidung. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata merah dan berair terus menerus, terasa gatal. Sebelum keluhan muncul, pasien mengeluh hidungnya terasa gatal dan sering bersin-bersin. Keluhan disertai kemerahan yang timbul pada kulit lengan dan terasa gatal.
Sekitar 1 jam sebelum keluhan muncul, os membersihkan kamarnya yang kosong seminggu. Debu terhirup, os menjadi bersin-bersin dan keluar ingus.
Disangkal : sekret berbau, demam, sakit kepala, memiliki hewan peliharaan, atau menggunakan semprot hidung sebelumnya.
RPD : pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil. Pasien sejak kecil sering mengalami keluhan yang sama jika cuaca dingin atau terkena debu. Dan pernah diberi obat Incidal oleh dokter keluhan berkurang.RPK : ibu pasien memiliki riwayat asma
UB : 2 hari yg lalu pasien minum obat Incidal (keluhan berkurang), tapi 1 jam yang lalu pasien tidak minum obat.
ResumeSeorang wanita 37 tahun, keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, datang ke Poliklinik THT dengan keluhan utama rhinorrhea.Pada anamnesis lebih lanjut, didapatkan:
Resume2 hari SMRS:
Sneezing (+) Pruritus palpebra & mata (+)Kongesti nasal (+)Pruritus nasal (+)Rhinorrhea serrous (+), odor (-)Lakrimasi (+)Eritema pada lengan1 jam sebelum keluhan muncul :
membersihkan kamarnya, os menghirup debu
Poli THTRiwayat Penyakit Sekarang
ResumeRiwayat Penyakit Sekarang
Febris (-)Menggunakan nasal spray (-)Mata merah dan gatal (+)Cephalgia (-)Memiliki hewan peliharaan (-)
ResumeRiwayat Penyakit Dahulu
Sejak kecil memiliki riwayat penyakit asma sering mengalami seperti ini, terutama bila terkena debu obat Incidal dari dokter keluhan berkurang
ResumeRiwayat Penyakit KeluargaAsma (+), ibu pasien.
Usaha berobat2 hari yg lalu pasien minum obat Incidal (keluhan berkurang), tapi 1 jam yang lalu pasien tidak minum obat.
Pemeriksaan FisikMata: injeksi konjungtiva +/+ allergic shiners +/+Lain-lain dalam batas normal
Status lokalis:A. Telinga: tidak ada kelainan
B. Mulut dan Tenggorok: tidak ada kelainan
C. Hidung: bentuk dan ukuran normal
Pemeriksaan Fisik
HidungKananKiriRinoskopi Anterior Mukosa Sekret / krusta Septum Konka inferior Konka media Meatus inferior Meatus media Tumor/ Polyp
Rinoskopi posterior
Transilluminasi
Os Maxillaris Palpasi PerkusiPucat, kongesti+ serousTidak ada deviasiPucat, hipertrofiSulit dinilaiSekret +Sulit dinilaiTidak ada
Normal
Sinus Maksilaris : terangSinus Frontalis : terangNyeri -Nyeri -Pucat, kongesti+ serousTidak ada deviasiPucat, hipertrofiSulit dinilaiSekret +Sulit dinilaiTidak ada
Normal
Sinus Maksilaris : terangSinus Frontalis : terang
Nyeri -Nyeri -
DiagnosisUsul Pemeriksaan
Tes Alergi Clinical Rhinitis Alergika
TerapiNon medikamentosa : Edukasi : hindari faktor pencetus
Medikamentosa :Loratadin tab 1 x 10 mgPseudoephedrine HCl tab 3 x 60 mg
PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam: ad bonam
Rinitis AlergikaDefinisi
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986)
Menurut WHO ARIA tahun 2001: kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
EtiologiDipicu oleh alergen, berdasarkan cara masuknya dibagi menjadi:Alergen inhalan; masuk bersama udara pernapasan (debu, rerumputan, serpihan epitel binatang, jamur)Alergen ingestan; masuk ke saluran cerna (makanan, susu sapi)Alergen injektan; masuk lewat suntikan/tusukan (penisilin, sengatan lebah)Alergen kontaktan; masuk lewat kontak kulit/jar.mukosa (kosmetik, bahan perhiasan)
Satu macam alergen bisa merangsang lebih dari satu organ sasaran
KlasifikasiSebelumnya, rinitis alergi menggunakan kriteria waktu pajanan menjadi :Rinitis musiman (seasonal allergic rhinitis)Sepanjang tahun (parennial allergic rhinitis)Akibat kerja (occupational allergic rhinitis)
Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi WHO Initiative ARIA tahun 2001 yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi:Intermitten/kadang-kadang : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 mingguPersisten/menetap : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu
Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, dibagi menjadi :Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang menggangguSedang-berat : bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas
EpidemiologiUS: prevalensi 20%40 juta warga US menderita rinitis alergikaScandinavia: 15% pria, 14% wanitaSecara internasional, prevalensi bervariasi di tiap negara, berkaitan dgn perbedaan geografis mengenai tipe dan potensi jenis alergenTerdapat pada semua ras, namun bervariasi karena adanya perbedaan genetik, geografis dan lingkungan.Pada anak-anak: laki-laki lebih banyak terkena dibanding perempuanPada dewasa: laki-laki = perempuanOnset dapat pada usia anak-anak, remaja, atau dewasa muda, dengan rata-rata usia 8-11 tahunNamun, bisa pada usia berapa saja, 80% kasus terjadi pada usia 20 tahunPada anak-anak, prevalensi dapat mencapai 40%
Faktor RisikoRiwayat alergi pada pasien (eczema, alergi makanan, asma, konjungtivitis alergika)Genetik/riwayat alergi keluargaUsia (onset usia anak-anak, dewasa 20 tahun)Negara-negara BaratLingkungan atau pekerjaan (bahan kimia, debu kayu, benih tanaman, tekstil, epitel hewan, gas, makanan tertentu)Penggunaan susu formula terlalu dini
Pemeriksaan PenunjangIn vitroHitung eosinofil darah tepiIgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) dan ELISA(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test)Sitologi hidung
In vivoUji cek kulit (Skin Prick Test)Uji intra kutan/intra dermal (Skin End Point Titration) IPDFT (Intracutaneus Dilutional Food Test)Diet eliminasi dan uji provokasi (challenge test) Rhinoskopi anteriorNasoendoskopi
PenatalaksanaanMenghindari kontak alergenMedikamentosaAntihistamin lokalContoh : Azelastine 5-11 tahun : 1 semprotan, 2x/hari , >12 tahun : 2 semprotan, 2x/hariSimpatomimetik/dekongestan localContoh : Oxymetazoline, Xylometazoline, NaphazolineKortikosteroid lokalContoh : Fluticasone intranasal : > 4 th 1-2 semprot/dosis 1x/hari, Budesonide intranasal : >6th 1-2 semprot/dosis 1x/hari (bioavaibilitas rendah, keamanan baik)
Antihistamin oral
SimpatomimetikContoh : Pseudoefedrin 60mg/hari 4x/hari, Ipratropium Bromide 0.03% : 2 semprotan, 2-3x/hariKortikosteroidContoh : kortison, hidrokortison, prednisone, metilprednisolon, triamsinolon, dexametason & betametasonAntagonis reseptor LeukotrienZafrilukast peroral 20mg/dosis 2x/24 jam
OperatifKonkotomi: tindakan memotong konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat.
KomplikasiDisfungsi tuba eustachii dan Otitis mediaSinusitis (akut dan kronis) Polip Hidung
TERIMA KASIH