Download pdf - Ribut Kenaikan Harga BBM

Transcript
  • 8/10/2019 Ribut Kenaikan Harga BBM

    1/3

    Ribut kenaikan harga BBM, UU APBN

    2015 digugat ke MKReporter :Ahmad Baiquni| Kamis, 11 Desember 2014 17:29

    0

    Share

    0

    Tweet

    6

    Google+KIRIM

    Ilustrasi Gedung Mahkamah Konstitusi. 2014 Merdeka.com

    Berita Terkait

    Aktivis dan mahasiswa berkumpul, kritisi kenaikan harga BBM

    Kelamaan antre BBM, seorang buruh di Jembrana tewas

    http://www.merdeka.com/reporter/ahmad-baiquni/http://www.merdeka.com/reporter/ahmad-baiquni/http://www.merdeka.com/reporter/ahmad-baiquni/http://www.merdeka.com/peristiwa/ribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://twitter.com/share?text=Ribut%20kenaikan%20harga%20BBM%2C%20UU%20APBN%202015%20digugat%20ke%20MK%20%7C%20merdeka.com&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.html&via=merdekadotcomhttp://twitter.com/share?text=Ribut%20kenaikan%20harga%20BBM%2C%20UU%20APBN%202015%20digugat%20ke%20MK%20%7C%20merdeka.com&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.html&via=merdekadotcomhttp://twitter.com/share?text=Ribut%20kenaikan%20harga%20BBM%2C%20UU%20APBN%202015%20digugat%20ke%20MK%20%7C%20merdeka.com&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.html&via=merdekadotcomhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://www.merdeka.com/tag/b/bbm-naik/aktivis-dan-mahasiswa-berkumpul-kritisi-kenaikan-harga-bbm.htmlhttp://www.merdeka.com/tag/b/bbm-naik/aktivis-dan-mahasiswa-berkumpul-kritisi-kenaikan-harga-bbm.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/kelamaan-antre-bbm-seorang-buruh-di-jembrana-tewas.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/kelamaan-antre-bbm-seorang-buruh-di-jembrana-tewas.htmlhttp://www.merdeka.com/tag/b/bbm-naik/aktivis-dan-mahasiswa-berkumpul-kritisi-kenaikan-harga-bbm.htmlhttp://www.merdeka.com/tag/b/bbm-naik/aktivis-dan-mahasiswa-berkumpul-kritisi-kenaikan-harga-bbm.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/kelamaan-antre-bbm-seorang-buruh-di-jembrana-tewas.htmlhttp://www.merdeka.com/tag/b/bbm-naik/aktivis-dan-mahasiswa-berkumpul-kritisi-kenaikan-harga-bbm.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttps://plus.google.com/share?url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://twitter.com/share?text=Ribut%20kenaikan%20harga%20BBM%2C%20UU%20APBN%202015%20digugat%20ke%20MK%20%7C%20merdeka.com&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.html&via=merdekadotcomhttp://twitter.com/share?text=Ribut%20kenaikan%20harga%20BBM%2C%20UU%20APBN%202015%20digugat%20ke%20MK%20%7C%20merdeka.com&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.html&via=merdekadotcomhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/ribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/ribut-kenaikan-harga-bbm-uu-apbn-2015-digugat-ke-mk.htmlhttp://www.merdeka.com/reporter/ahmad-baiquni/
  • 8/10/2019 Ribut Kenaikan Harga BBM

    2/3

    Korban tindak kekerasan polisi mengadu ke Mabes Polri

    Merdeka.com - Kebijakan pemberian subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tertuang

    dalam Pasal 13 Undang-undang (UU) Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN

    dipermasalahkan oleh tiga orang advokat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka yang

    mengajukan diri sebagai warga negara menilai kebijakan tersebut perlu dibatasi agar

    dapat efektif dalam penyalurannya.

    Ketiga advokat itu adalah Donny Tri Istiqomah, Radian Syam, serta Andhika Dwi

    Cahyanto. Mereka menilai kebijakan subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran

    lantaran hanya dapat dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.

    "Ini bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 yang mengamanatkan APBN

    dilaksanakan secara terbuka, bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran

    rakyat," ujar pemohon Donny Tri Istiqomah dalam sidang uji materi di gedung MK,

    Jakarta, Kamis (11/12).

    Donny mengatakan selama ini pemerintah terlalu sibuk mengurusi subsidi BBM hingga

    akhirnya tidak memperhatikan subsidi sektor lain terutama pangan. Padahal, subsidi ini

    sangat dibutuhkan sebagian besar rakyat Indonesia yang masih berada di garis

    kemiskinan.

    "Kita tidak minta subsidi BBM dihapus, tetapi subsidi dibatasi agar tepat sasaran dan

    tidak mengganggu subsidi sektor lain terutama bahan pokok seperti minyak goreng,

    kedelai yang sudah dihapus. Sementara subsidi BBM setiap tahunnya semakin

    membesar," kata Donny.

    Selanjutnya, Donny menerangkan pembatasan subsidi BBM perlu ditetapkan sebesar

    10 persen dari anggaran belanja pemerintah pusat. Hal ini dimaksudkan untuk

    mencegah adanya polemik seputar pencabutan subsidi BBM.

    Atas hal itu, Donny meminta MK untuk membatalkan tersebut. Setidaknya, MK dapat

    menyatakan pasal tersebut berlaku konstitusional bersyarat.

    "Pasal 13 UU APBN Tahun 2015 konstitusional bersyarat sepanjang dimaknai tidak

    http://www.merdeka.com/peristiwa/korban-tindak-kekerasan-polisi-mengadu-ke-mabes-polri.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/korban-tindak-kekerasan-polisi-mengadu-ke-mabes-polri.htmlhttp://www.merdeka.com/peristiwa/korban-tindak-kekerasan-polisi-mengadu-ke-mabes-polri.html
  • 8/10/2019 Ribut Kenaikan Harga BBM

    3/3

    melebihi 10 persen dari belanja pemerintah pusat," kata dia.

    Menanggapi permohonan ini, Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams memberikan kritik

    terhadap bagian petitum dari pemohon. Dia mempertanyakan dasar pembatasan

    sebesar 10 persen tersebut.

    "Angka 10 persen harus diuraikan rasionalitasnya, ini perlu dilengkapi dalam

    permohonan," kata dia.

    Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi memberikan komentar yang menyatakan

    pemohon tidak menguraikan secara tepat terkait norma yang bertentangan. Dia

    mengatakan pemohon tidak menjelaskan sasaran subsidi untuk kemakmuran rakyat

    secara tepat.

    "Sasaran pengalihan subsidi demi kemakmuran rakyat tidak dijelaskan. Ini harus

    dielaborasi dalam permohonan," terang Fadlil.

    Sementara itu, Hakim Konstitusi Patrialis Akbar justru menyatakan pemohon tidak jelas

    dalam menggambarkan kerugian konstitusionalnya. "Mungkin pemohon ikut menikmati

    subsidi BBM itu kan?" ungkap dia.


Recommended